Menurut sumber dari berbagai literatur Public Relations yang ada, biro konsultan
Public Relations pertama dibentuk oleh Ivy Ledbetter Lee. Ia merintis perumusan
prinsip-prinsip dasar untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dengan lembaga pers.
Kumpulan prinsip pokok itu dimuat dalam pernyataannya yang termashsyur pada tahun
1906. Pada saat itu ia berjanji akan “menyediakan berbagai macam informasi yang cepat
serta akurat, khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut
kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat”viii. Pernyataan inilah yang kemudian menjadi salah satu pedoman utama
mengenai fungsi Public Relations, dan menobatkannya menjadi bapak Public Relations
modern.
Publik
Public sentiment is everything, with public sentiment nothing can fail, without it nothing
can succeed.
Abraham Lincoln
Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan
yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan.
Hal yang sama terjadi pada Aris Indonesian Idol, kemenangannya menjadi
Indonesian Idol, lebih kurang karena ia mendapat simpati publik, latar belakang sebagai
pengamen jalanan, hidup kekurangan dengan istri dan satu orang anak yang masih kecil
menjadi dukungan luar biasa dalam menjaring sms. Ditengah sebuah kompetisi yang
pemenangnya ditentukan dari sms, tentu tidak mungkin bagi aris dan keluarga untuk
mengirim sms sebanyak-banyaknya. Persepsi publik ditentukan oleh rasionalitas dan
belaskasihan yang kadang bermetamorfosis menjadi simpati dan dukungan yang luar
biasa. Kualitas menjadi nomor dua. Itulah publik dengan segala logikanya yang berubah-
ubah. Mengutip kembali Abraham Lincoln, ”Public sentiment is everything, with public
sentiment nothing can fail, without it nothing can succeed.
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu,
kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga
bersangkutan. Kegiatan Public Relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan
opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Dalam hal ini, tugas seorang Public Relations berkaitan dengan Kode Etik
Asosiasi PerPublic Relationsan Internasional (International Public Relations Association
Code of Conduct) yang menegaskan bahwa setiap Public Relations tidak dibenarkan
untuk mengangkat suatu konflik yang terjadi atau hal yang sengaja dipaparkan kepada
publik tanpa seijin dari mereka yang bersangkutan atau berkepentingan. Sebaliknya,
pihak Public Relations tidak dibenarkan pula dengan sengaja untuk menutupi masalah
atau krisis yang sedang terjadi di lembaga yang bersangkutan dengan cara mengelabui
publik sehingga perlu diingat kunci kerja seorang Public Relations jika menghadapi
situasi yang genting (crucial) seperti timbul masalah, konflik, pertikaian hingga terjadi
suatu krisis maka fungsi dan tugas seorang Public Relations adalah wajib untuk
menjelaskan secara jujur dan terbuka (open communication). Hal tersebut dikarenakan di
satu pihak Public Relations bertindak sebagai perantara (mediator) sedangkan di lain
pihak mempunyai tanggung jawab sosial (social responsibility) dan dalam menjalankan
perannya harus berdasarkan kejujuran dan etika yang dipegang teguh.
Hal senada juga diungkapkan dalam penelitian yang diadakan oleh International
Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 yang mengemukakan bahwa pada
umumnya fungsi Public Relations masa kini meliputi 15 pokok yaitu :
1. Memberikan konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia
2. Membuat analisis ”trend” masa depan dan ramalan akan akibat – akibatnya bagi
insitusi
3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi dan
memberi saran tindakan – tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya
4. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan
informasi yang utuh
5. Mencegah konflik dan salah pengertian
14 | D e f i n i n g P u b l i c R e l a t i o n s
Tujuan Kegiatan PR
Tujuan utama kegiatan PR adalah untuk membangun kredibilitas dan
membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan untuk meminimalkan biaya
pengeluaran proses transfer komunikasi.xi
Dari sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang Public Relations, tujuan
yang ingin dicapai dalam bidang Public Relations yaitu :
a. Komunikasi Internal (Personil / Anggota Institusi)
- Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi
- Menciptakan kesadaran anggota / personil mengenai peran institusi dalam
masyarakat
- Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya
b. Komunikasi Eksternal (Masyarakat)
- Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi
- Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya
- Motivasi untuk menyampaikan citra baik
Sebagai fungsi manajemen, fungsi Public Relations melekat dan tidak lepas dari
manajemen organisasi. Tujuannya adalah membentuk goodwill, toleransi (tolerance),
saling kerja sama (mutual symbiosis), saling mempercayai (mutual confidence), saling
pengertian (mutual understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation), serta
untuk memperoleh opini publik yang favorable, serta image yang tepat berdasarkan
prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations),
maupun ke luar (external relations). xii
Hasil dari proses public relations tidak terlihat secara cepat, namun diperlukan
waktu untuk dapat melihat perubahan yang ditimbulkannya, seperti image yang baik,
penjualan yang meningkat, hubungan yang saling menguntungkan dan investasi sosial
lainnya.
1
Denny Griswold, Public Relations News, 127 East 80th Street, New York, NY 10021
2
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, New Jersey:
Prentice Hall. Inc, 2000, hal. 4
3
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, New Jersey:
Prentice Hall. Inc, 2000, hal. 6
4
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi KePublic Relationsan Serta Aplikasinya di Indonesia, Cetakan
Keempat, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 2
5
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, New Jersey:
Prentice Hall. Inc, 2000, hal. 4
6
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001, hal. 34
7
Frank Jefkins, Daniel Yadin, Public Relations, Fifth Edition, Erlangga, Jakarta, 2004, hal. 2
viii
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi KePublic Relationsan Serta Aplikasinya di Indonesia, Cetakan
Keempat, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 32
ix
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001,
hal. 135
x
F. Rachmadi, PR dalam Teori dan Aplikasi, Jakarta, Ibid, 1996, Hal. 21
xi
Chris Fill, Marketing Communication – Content and Strategies, Prentice Hall, 1999, Hal. 403
xii
Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Seri 1,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hal. 31
xiii
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Dasar-Dara Public Relations, Cetakan Keempat, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. v