1
Penulisan buku ini merupakan sebuah usaha yang melibatkan banyak
orang sepanjang 3 tahun lamanya. Pertama, kami berterimakasih kepada
teman-teman kami, penulis dari setiap bab, untuk kerja keras, kreatifitas,
dan kesabaran mereka dengan permintaan perubahan dari kami yang
tidak sedikit. Kami juga berutang budi pada peneliti-peneliti dan pembuat
pola yang daripadanya bermula pola-pola dan strategi yang kami jelaskan.
Amat banyak dari mereka yang membantu kami dengan memberikan
pandangan lewat telepon atau e-mail dan dengan menelaah draft dari
setiap bab. Artis grafis kami, Sterling Spangler, yang dengan dermawan
menyumbangkan gambar-gambar di dalam dan sampul buku ini. Di ISPI,
Matthew Davis, adalah orang yang kami persembahkan ucapan selamat
karena telah memercayai buku kami, dan pada April Davis, kami
mengucapkan beribu terimakasih karena telah menyelesaikan alur proses
publikasi yang panjang.
2
Pendahuluan
Karen L. Medsker
3
Apakah HPT itu?
HPT memiliki filosofi yang jelas. Sebuah doktrin dasar filosofi HPT adalah
bahwa sebuah pendekatan sistemik untuk meningkatkan kinerja manusia
adalah yang paling efektif. Orang harus mempertimbangkan keseluruhan
sistem di mana kinerja manusia muncul: aspek dari tugas, kinerjanya, dan
lingkungan di mana tugas tersebut dikerjakan. HPT juga mengasumsikan
bahwa kinerja individual, kelompok/tim, dan organisasi dapat ditingkatkan
dengan cara paling baik melalui metoda-metoda sistemik, mengikuti
langkah-langkah garis besar di bawah ini:
1. Mengidentifikasi dan mengukur kesenjangan kinerja (yang
diinginkan versus hasil actual).
2. Menguji penyebab terjadinya kesenjangan kinerja.
3. Memberikan formula intervensi kinerja (yakni, solusi, strategi, dan
inisiatif) yang secara jelas ditujukan pada sebab-sebabnya.
4. Merancang dan mengimplementasikan intervensi.
5. Mengevaluasi pengaruh intervensi pada kinerja.
HPT adalah sebuah bidang interdisiplin, yang terbentuk dari teori dan riset
dalam psikologi, terutama psikologi pembelajaran, psikologi
industri/organisasi, faktor-faktor manusia dan ergonomis, riset
operasional, pendidikan, perilaku organisasi dan manajemen, dan
perkembangan organisasi. Penelitian-penelitian eksperimental dan semi-
eksperimental dilakukan dalam HPT untuk menentukan intervensi mana
yang efektif dan dalam kondisi seperti apa.
4
Sebuah adaptasi model tersebut nampak dalam Tabel 0.1. Tiga set
faktor di bagian kiri berhubungan dengan orangnya, dan tiga faktor di
bagian kanan adalah mengenai lingkungan di mana orang tersebut
berkinerja.
Tabel 0.1
Behavior Engineering Model
(Pola Rekayasa Perilaku)
5
emosional untuk berkinerja, solusi seperti perancangan ulang pekerjaan,
dukungan kinerja, seleksi dari performer yang berbeda-beda, konseling
karir, atau intervensi medikal mungkin lebih cocok. Jika alat atau
lingkungan fisik tidak memadai, maka solusi ergonomik disarankan.
Solusi-solusi motivasional termasuk menyeleksi dan menempatkan orang-
orang dalam pekerjaan yang telah termotivasi untuk dilaksanakan,
merancang pekerjaan-pekerjaan yang secara intrinsik memotivasi, dan
meyakinkan kesempatan-kesempatan peningkatan karir. Terhubung ke
motivasa merupakan sebuah insentif, baik terasa maupun tak terasa.
Sistem insentif dapat terstruktur secara formal, di mana paket reward
dapat diberikan pada pencapaian kinerja tertentu, atau dapat pula
informal dan hanya berlaku atas pengamatan cermat para pengawas
individual.
Berdasarkan ide-ide dari model Gilbert dan lainnya (e.g., Harless, 1989;
Rummler & Brache 1995 ), Tabel 0.2 mengilustrasikan bagaimana HPT
dapat digunakan untuk menganalisa sebuah kesenjangan kinerja
hipotetikal dan mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan intervensi.
Kolom Kategori Penyebab memuat daftar macam-macam faktor yang
dapat mendukung atau mencegah kinerja yang diinginkan. Kemungkinan
Penyebab memberikan contoh kekurangan yang berhubungan pada
kesenjangan kinerja hipotetikal dalam laboratorium medis, dan
Kemunginan Intervensi memuat daftar sejumlah cara untuk menjembatani
kesenjangan kinerja dengan menggarisbawahi penyebabnya.
Kemajuan HPT
6
dengan investasi minimum. Bahkan beberapa gagasan yang secara
substansi amat bagus, yang selama ini datang dan pergi bisa lebih
bertahan lama jika saja merupakan bagian dari sebuah pendekatan
sistemik daripada berupa intervensi tersendiri. HPT bukanlah sebuah
gairah sesaat, namun sebuah pendekatan komprehensif yang berbasis
riset yang menuju pada hasil yang terukur. Walau HPT dapat membuah
kan hasil dengan segera, namun kebanyakan analisa, penerapan, dan
evaluasinya memerlukan kerja keras dan investasi jangka panjang untuk
mencapai imbalan yang terus menerus dan meluas. Untungnya,
organisasi mulai nampak lebih beritikad baik untuk membut komitmen
smacam ini daripada di masa lalu. Untuk memajukan bidang HPT dan
membuatnya semakin bermanfaat, diperlukan lebih banyak riset, dan
perlu juga adanya keterkaitan lebih erat antara riset dan paktik
(Stolovitch,2000). Program akademis yang mempersiapkan periset dan
praktisi HPT juga selayaknya ditambah jumlah dan kekuatannya
(Medsker, et al., 1995).
7
untuk dipelajari tentang bisnis multinasional dan budaya-budaya lainnya.
Fakta bahwa kini orang lebih sering berganti pekerjaan dan karir,
berimplikasi pada kesadaran bahwa mereka harus selalu balajar
keterapilan baru. Pasar pendidikan dan pelatihan tumbuh pesat, terbukti
dengan tren berdirinya universitas-universitas milik perusahaan/corporate.
Namun ISD juga telah dikritisi sebagai terlau kaku, lambat, tidak ilmiah,
mahal, serta menghasilkan produk pelatihan yang membosankan, statis
8
dan tidak memenuhi kebutuhan bisnis. (Gordon&Zemke,2000).
Pendekatan tradisional ’air terjun’ ISD , terutama untuk multimedia dan
pelatihan yang berbasis web (dimana masing-masing langkah telah
lengkap dan pada saatnya dapat menjadi masukan bagi langkah
selanjutnya) telah diletakkan oleh pendekatan –pendekatan di mana 4
dari kelima ADDIE tersebut diselesaikan hampir secara bersamaan.
Tennyson (1999) menjelaskan model ISD generasi ke 4 (ISD4), di mana 6
fungsi atau domain dilakukan secara interaktif melalui interaksi yang
dinamis: evaluasi situasional, dasar, rancangan, produksi, implementasi
dan maintenance. Secara khas, sebuah ’prototipe cepat’ dikemas untuk
dievaluasi klien. Berdasarkan reaksi klien, penggagasnya akan
menghaluskan rancangan prototipenya, atau membuangnya begitu saja
dan mengulanginya kembali dari permulaan. Dalam proses ini, fase-fase
ADDIE atau domain-domain ISD4 semuanya terlihat muncul lebih
bersamaan daripada nampak sebagai langkah-lankah yang terpisah. Hal
ini masuk akal, terutama saat klien telah dengan susah payah
membayangkan penampakan dan rasa dari produk berbasis teknologi
tanpa melihat prototipenya.
Baik pada pendekatan lama air terjun ataupun ISD4 yang lebih baru,
fungsi perancangan pastilah muncul. Rancangan meliputi pemilihan
kandungan khusus; dan spesifikasi mendetail tentang bagaimana
aktivitas-aktivitas tersebut akan tercadi. Dengan atau tanpa masukan dari
klien, si pengembang pasti akan memutuskan akan seperti apa
pengalaman pembelajaran aktualnya. Orang mewakili perilaku, kognitif,
sisi manusiawi, dan filosofi sosial proses belajarnya mendukung cara yang
berbeda pada pendekatan tugas-tugas rancangan.
Tesis buku ini adalah model dan rancangan yang telah terplih dengan
teliti diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik pada efektivitas dan
9
daya tarik pengalaman pembelajaran.
10