Anda di halaman 1dari 77

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN

KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING


BOLA PADA SISWA LEMBAGA PENDIDIKAN
SEPAKBOLA (LPSB) UNDIP SEMARANG
TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh,

Nama : MULYONO
NIM : 6301401040
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005
SARI

Mulyono, 2005. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelincahan


dengan Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa Lembaga Pendidikan Sepak
Bola (LPSB) UNDIP Semarang. Skripsi UNNES.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan antara
kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola, 2) untuk mengetahui
hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola, 3) untuk
mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan
kecepatan menggiring bola. Permasalahan penelitian ini untuk mengetahui:1)
Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring
bola, 2) Apakah ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring
bola, 3) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
dengan kecepatan menggiring bola.
Metode penelitian menggunakan survei dengan teknik tes. Hipotesis
penilitian adalah: 1) Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan
kecepatan menggiring bola, 2) Ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan
menggiring bola, 3) Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
dengan kecepatan menggiring bola. Variabel penelitian meliputi variabel bebas
(prediktor) terdiri dari 1) Kekuatan otot tungkai (X1), 2) Kelincahan (X2) dan
variabel terikat (kriterium) atau Y adalah Kecepatan menggiring bola.
Populasi penelitian sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik total
sampling diperoleh sampel sebanyak 20 orang. Data kemampuan penelitian diolah
menggunakan teknik regresi tunggal dan regresi ganda menggunakan program
SPSS versi 11, menggunakan taraf signifikansi 5%.
Hasil analisis data penelitian dengan uji F untuk rX1-Y= 5,712 atau
signifikansi 0,028; uji F untuk rX2-Y= 22,612 atau signifikansi 0,000; dan rX12-
Y= 10,903 atau signifikansi 0,001. Berdasarkan uji F tersebut dapat disimpulkan :
1) Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola,
2) Ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola, 3) Ada
hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan kecepatan
menggiring bola.
Berdasarkan pada simpulan kemampuan penelitian ini, disarankan kepada
para pelatih LPSB UNDIP Semarang, bahwa dalam proses latihan aspek kekuatan
otot tungkai dan kelincahan dapat disajikan sebagai materi pendukung dalam
penyusunan program latihan pada siswa LPSB UNDIP, agar proses pelatihan
menggiring bola yang dilakukan dapat berhasil guna dan berdaya guna, dengan
harapan untuk mencapai prestasi maksimal.
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan untuk diajukan kepada panitia ujian

skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES Semarang:

Semarang, Oktober 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wahadi, M.Pd Drs. M. Nasution, M.Kes


NIP. 131571551 NIP. 131875219

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

FIK Universitas Negeri Semarang

Drs. Wahadi, M.Pd


NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Uji Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari : Senin
Tanggal : 5 Desember 2005

Panitia Ujian

Ketua panitia, Sekretaris,

Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd


NIP. 130523506 NIP. 131571551

1. Drs. Kriswantoro, M.Pd


NIP. 131671212

2. Drs. Wahadi, M.Pd


NIP. 131571551

3. Drs. M. Nasution, M.Kes


NIP. 131875219
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Hai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan dengan sabar dan

shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (QS. AL

Baqarah: 153).

PERSEMBAHAN

Bapak Kasnadi, Ibu Turah, Kakakku

Chasanudin dan Tri Tomo dan kekasihku

Teza tercinta yang tidak pernah lelah

mendoakanku, serta Almamater FIK

UNNES Semarang
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melanjutkan studi di Jurusan Kepelatihan Olahraga

UNNES Semarang.

2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian

ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan

pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Wahadi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk

dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

5. Drs. M. Nasution, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES Semarang yang telah membimbing saya

selama kuliah.
7. Sumardi Widodo, S.Pd selaku pelatih LPSB UNDIP Semarang yang telah

memberikan ijin untuk mempergunakan siswa LPSB UNDIP sebagai sampel

dalam penelitian ini.

8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahgara FIK UNNES, dan

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang

ada pada diri penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari semua pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

pada semua pihak. Amien.

Semarang, Oktober 2005

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI................................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Alasan Pemilihan Judul.................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Penegasan istilah ............................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 9
A. Pengertian Sepakbola ................................................................... 9
B. Teknik Dasar Bermain Sepakbola................................................. 10
C. Kekuatan Otot Tungkai ................................................................. 11
D. Kelincahan .................................................................................... 14
E. Kecepatan Menggiring Bola ......................................................... 19
F. Kerangka Berfikir ......................................................................... 25
G. Hipotesis........................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 30
A............................................................................................. Popul
asi ............................................................................................... 30
B. ............................................................................................ Samp
el ................................................................................................. 31
C. ............................................................................................ Varia
bel Penelitian .............................................................................. 31
D............................................................................................. Meto
de Pengumpulan Data................................................................. 32
E. ............................................................................................ Instru
men Penelitian ............................................................................ 36
F. ............................................................................................ Fakto
r-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian................................... 37
G............................................................................................. Meto
de Analisis Data. ........................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44
A. ........................................................................................... Hasil
Penelitian .................................................................................. 44
1. Deskriptif Data ..................................................................... 44
2. Analisis Data......................................................................... 45
a................................................................................... Uji
Persyaratan Data .............................................................. 45
b. ................................................................................. Uji
Homogenitas Varian ........................................................ 46
c................................................................................... Uji
Linieritas Garis Regresi ................................................... 46
d. Uji Keberartian Model ..................................................... 47
B. ........................................................................................... Uji
Hipotesis................................................................................... 48
C. ........................................................................................... Pemb
ahasan ....................................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 53
A. Simpulan.................................................................................... 53
B. Saran ......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrumen Yang Digunakan Dalam Penelitian............................................ 37


2. Deskriptif Data Variabel Penelitian ........................................................... 44
3. Rangkuman Uji Nornalitas Data Dengan Kolmogrof-Smirnof................... 45
4. Rangkuman Uji Homogenitas Varian Data Menggunakan Uji
Chi Kuadrat ................................................................................................ 46
5. Rangkuman Uji Linier Variabel Dengan Menggunakan Anova ................. 47
6. Rangkuman Hasil Keberartian Model Garis Regresi Variabel Penelitian .. 58
7. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Antara Kekuatan Otot Tungkai dan
Kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.......................................... 49
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. .......................................................................................................... Meng
giring bola berputar kearah kiri dengan kura-kura kaki sebela dalam kaki
kanan.......................................................................................................... 22
2. .......................................................................................................... Meng
giring bola berputar kearah kanan dengan kura-kura kaki sebelah luar kaki
kanan ......................................................................................................... 22
3. .......................................................................................................... Meng
giring bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam..................................... 23
4. .......................................................................................................... Meng
giring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar ........................................ 24
5. .......................................................................................................... Otot
tungkai ....................................................................................................... 26
6. .......................................................................................................... Alat
Leg Dynamometer ..................................................................................... 34
7. .......................................................................................................... Diagr
am tes kelincahan ..................................................................................... 35
8. .......................................................................................................... Diagr
am tes menggiring bola ............................................................................. 36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Nama dan Hasil Penelitian................................................................. 57


2. Data Hasil Penelitian Setelah Satuan (dt) Diubah Menjadi (m/dt) ............ 58
3. Data Hasil Penelitian Setelah Distandarkan Dengan skor T ...................... 59
4. Deskriptif Data Penelitian .......................................................................... 60
5. Uji Linieritas Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kecepatan
Menggiring Bola........................................................................................ 61
6. Uji Linieritas Kelincahan Dengan Kecepatan Menggiring Bola................ 62
7. Analisis Regresi Ganda Kekuatan Otot Tungkai dan Kelincahan Dengan
Kecepatran Menggiring Bola ..................................................................... 63
8. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif .............................................. 65
9. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment dan tabel F ....................................... 66
10. Surat Pembimbing Skripsi.......................................................................... 68
11. Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................................... 69
12. Surat Ijin Pinjam Alat................................................................................. 70
13. Surat Keterangan Bukti Telah Mengadakan Penelitian/Pengambilan Data Di
LPSB UNDIP Semarang ............................................................................ 71
14. Surat Keterangan Hasil Pengujian Stop Watch ......................................... 72
15. Surat Keterangan Hasil Pengujian Back & Leg Dynanometer .................. 73
16. Foto-Foto Penelitian ................................................................................... 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh

semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-

desa. Bahkan sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita.

Didalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,


sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk

dibina, maka untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah baiknya

jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pendidikan olahraga dan

khususnya sepakbola secara benar, teratur, dan terarah.

Dewasa ini, permainan sepakbola bukan hanya sekedar hiburan atau

pengisi waktu senggang, akan tetapi sudah dituntut untuk berprestasi

setinggi-tingginya. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-

latihan yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus

menerus dibawah pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional.

Mengingat kesenangan dan kecintaan masyarakat terhadap sepakbola,

maka wajarlah bila para pembina sepakbola dituntut untuk terus membenahi

diri dengan ilmu dan mencari pengalaman demi kemajuan sepakbola, apalagi

sekarang ini sepakbola bisa digunakan sebagai bisnis, mencari pekerjaan, dan

juga digunakan sebagai propaganda bagi perusahaan atau instansi yang

membutuhkan popularitas dari masyarakat sehingga selalu ingin memenuhi

kehendak dan kegemaran masyarakat melalui olahraga sepakbola.

Menyadari akan keperluan itu berbagai usaha yang telah dan sedang

dilakukan dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan, diantaranya

adalah membuat atau menumbuhkan klub-klub persepakbolaan pada usia

dini, atau sekolah sepakbola yang sekarang dikenal dengan Lembaga

Pendidikan Sepak Bola (LPSB), salah satunya adalah berdirinya LPSB

UNDIP Semarang di Tembalang, LPSB UNDIP Semarang berdiri pada

tanggal 9 September 1999 dari pengembangan LPSB UNDIP yang berada di


Peleburan karena mengikuti pengembangan kampus UNDIP ke Tembalang.

Pada awalnya LPSB UNDIP hanya memiliki 2 tenaga pelatih yaitu Sumardi

Widodo S.Pd dan Suyatno dengan siswa 50 anak. Ruang lingkup LPSB

UNDIP awalnya hanya di daerah kelurahan Tembalang dan Bulusan akan

tetapi sekarang telah berkembang sampai ke Banyumanik.

LPSB UNDIP Semarang dewasa ini telah terbentuk suatu organisasi

dimana sebagai ketua komisi Marijo S.Pd. M.Pd, ketua BP3 Ir. Heru Isnawan

M.M, dengan 7 orang tenaga pelatih, 1 orang seksi administrasi, dan 1 orang

seksi pembangunan umum.

Siswa LPSB UNDIP Semarang dibagi menjadi 4 kelompok umur yaitu

kelompok umur 10 tahun kebawah, kelompok umur 11-12 tahun, kelompok

umur 13-14 tahun, dan kelompok umur 15 keatas.

Prestasi yang pernah diraih LPSB UNDIP Semarang diantaranya

adalah pada tahun 2002 mewakili Jawa Tengah bersama LPSB Tugu Muda

pada Liga Campina di Jakarta, pada tahun 2003 menjadi Finalis bersama

LPSB Bonanza Solo pada kejuaraan Lifebuoy. Tidak hanya itu prestasi

LPSB yang telah diraih, pada tahun 2005 ini 2 siswanya berhasil masuk di

PSIS yunior dan 1 siswanya lagi masuk Diklat Ragunan.

LPSB UNDIP Semarang adalah suatu lembaga yang memiliki tujuan

untuk pengajaran dan latihan sepakbola. Siswa LPSB adalah pemain yang

mengikuti pendidikan sepakbola berusia dibawah 16 tahun.


LPSB ini mengajarkan bagaimana sepakbola yang benar dengan

menekankan teknik dasar, taktik dan strategi bermain sepakbola sehingga

dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Untuk meningkatkan dan mencapai pretasi yang setinggi-tingginya

olahragawan menurut Sukatamsi (1984: 11) haruslah memiliki 4

kelengkapan pokok yaitu: 1) pembinaan teknik, 2) pembinaan fisik, 3)

pembinaan taktik, dan 4) kematangan juara.

Permainan sepakbola adalah cabang permainan beregu atau permainan

team, untuk mencapai kerja sama team yang baik diperlukan pemain-pemain

yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar

dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat memainkan bola dalam

segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat, dan cermat, artinya tidak

membuang-buang energi dan waktu (Sukatamsi, 1984: 12).

Teknik dasar merupakan fundasi bagi seseorang untuk bermain

sepakbola. Sedangkan pengertian teknik dasar itu sendiri adalah semua

kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat

bermain sepakbola (A. Sarumpaet, 1992: 17).

Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik dasar bermain sepakbola

terdiri dari: 1) teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari, b) melompat, c)

gerak tipu tanpa bola , d) gerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan

bola, diantaranya adalah: a) menendang bola, b) menerima bola, c)

menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan


bola, g) merampas atau merebut bola, dan h) teknik-teknik khusus penjaga

gawang.

Dalam permainan sepakbola bila kita amati , menggiring bola

merupakan gerakan yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola. Menurut

A. Sarumpaet (1992: 24) menyatakan bahwa menggiring bola merupakan

teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada

saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1)

memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing

lawan, 4) untuk memperlambat permainan (A. Sarumpaet, 1992: 24-25).

Seorang pemain sepakbola selain harus menguasai teknik dasar yang

benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, komponen kondisi fisik

yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan, daya tahan, daya ledak,

kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan

reaksi (M. Sajoto, 1988: 56).

Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan

lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan

rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan

menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa bola

dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi

umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaan.

Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung dari

unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan
daya penggerak bagi setiap aktivitas fisik. Kelincahan dan kecepatan disini

memberikan kemampuan garak lebih cepat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis sangat tertarik sehingga ingin

meneliti mengenai “Hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan

dengan kecepatan menggiring bola”.

Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul tersebut adalah:

1. Penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal utama

untuk dapat bermain sepakbola.

2. Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang sering digunakan

dalam permainan sepakbola.

3. Komponen kondisi fisik yang sangat mendukung dan menentukan

dalam pencapaian kecepatan menggiring bola adalah kekuatan otot

tungkai dan kelincahan.

B. Permasalahan

Sesuai dengan alasan pemilihan judul bahwa untuk mendapatkan hasil

menggiring bola dengan kecepatan yang tinggi dibutuhkan unsur kondisi

fisik yang terdiri dari daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan

keseimbangan dan koordinasi. Diantara kondisi fisik yang dipilih dari

beberapa unsur dan hubungan dengan kecepatan menggiring bola adalah

kekuatan otot tungkai dan kelincahan, sehingga disini muncul permasalahan

yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu:


1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan

menggiring bola?

2. Apakah ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring

bola?

3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan

kecepatan menggiring bola?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan

menggiring bola.

2. Mengetahui hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring

bola.

3. Mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan

dengan kecepatan menggiring bola.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan

kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola.

D. Penegasan Istilah

Agar tidak timbul persepsi yang berbeda berkaitan dengan penulisan

ini, maka ada beberapa hal yang hendak penulis tegaskan antara lain:
1. Hubungan

Hubungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “keadaan

berhubungan” (Depdikbud, 1989: 313).

Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan hubungan adalah

keadaan berhubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan

lari dengan kecepatan menggiring bola.

2. Kekuatan otot tungkai

Menurut M. Sajoto (1988: 58 ) komponen kondisi fisik yang

menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat

mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja

tertentu.

Tungkai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaki

(seluruh kaki dari pangkal paha kebawah) (Depdikbud, 1989: 973).

Jadi yang dimaksud kekuatan otot tungkai disini adalah kemampuan

otot tungkai seseorang dalam menggunakan sekelompok otot untuk

melakukan gerakan menggiring bola.

3. Kelincahan

Kelincahan menurut M. Sajoto (1995: 9) kemampuan seseorang

mengubah posisi diarea tertentu.

4. Kecepatan menggiring bola


Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-

singkatnya (M. Sajoto, 1995:9).

Menggiring bola adalah teknik dalam usaha memindahkan bola dari

satu daerah ke daerah lain pada saat permainan ( A. Sarumpat, 1992:

24).

5. LPSB

LPSB adalah suatu lembaga yang memiliki tujuan untuk pengajaran

dan latihan sepakbola. Siswa LPSB adalah pemain yang mengikuti

pendidikan sepakbola di LPSB pada umumnya berusia dibawah 16

tahun.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut

kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola

sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan

gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (A. Sarumpaet, 1992: 5).

Agar peraturan-peraturan permainan ditaati oleh pemain pada saat

permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasit dan hakim garis

yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran

yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya), oleh karena itu

kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara

sportifitas (A. Sarumpaet.1992: 5).

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau

permainan team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah

kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan

permainan yang kompak, artinya mempunyai kerja sama team yang baik.

Untuk mencapai kerja sama team yang baik diperlukan pemain-pemain yang

dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan

keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat memainkan bola dalam

segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat dan cermat, artinya tidak

membuang-buang energi atau waktu (Sukatamsi, 1984: 12).


B. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Teknik dasar merupakan salah satu fundasi bagi seseorang pemain

untuk dapat bermain sepakbola. Menurut A. Sarumpaet (1992: 17) bahwa

teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal

sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola.

Untuk meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka masalah

teknik dasar merupakan persyaratan yang menentukan. Dengan demikian

seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar dan

keterampilan bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain

yang baik dan terkemuka. Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik

dasar dan keterampilan bermain sepakbola karena orang akan menilai sampai

dimana teknik dan keterampilan para pemain. Oleh karena itu tanpa

menguasai dasar-dasar teknik dan keterampilan sepakbola dengan baik untuk

selanjutnya tidak akan dapat melakukan prinsip-prinsip bermain sepakbola,

tidak dapat melakukan pola-pola permainan atau pengembangan taktik

modern dan tidak akan dapat pula membaca permainan.

Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik dasar bermain sepakbola

terdiri dari: 1) teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari, b) melompat, c)

gerak tipu tanpa bola , d) gerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan

bola, diantaranya adalah: a) menendang bola, b) menerima bola, c)

menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan


bola, g) merampas atau merebut bola, dan h) teknik-teknik khusus penjaga

gawang.

C. Kekuatan Otot Tungkai

Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepakbola juga harus

mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka

perlu dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum

meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan.

Sedangkan unsur kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi,

koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan (Suharno HP, 1985: 24).

Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk

kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat

dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan

dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam

menjalankan aktivitasnya ( Suharno HP, 1985: 24).

Harsono (1988: 176) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen

yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal

ini disebabkan karena: 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktivitas, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi

atlet/orang dari kemungkinan cidera, dan 3) kekuatan dapat mendukung

kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas

olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya


ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan

dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik.

Menurut Suharno HP (1985: 25) kekuatan ada 3 macam yaitu: kekuatan

maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama).

1. Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal

serta dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula.

2. Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan

otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu

gerakan yang utuh.

3. Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan

lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi

intensitasnya.

Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kecepatan

menggiring bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan

kata lain untuk mencapai kecepatan menggiring bola harus ada unsur kondisi

fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha

dan menolak pada saat lari menggiring bola.

Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan

frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah adalah perkalian

antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan

otot tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola. Seorang pemain

sepakbola harus memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut

yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat.
Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kelincahan dan kekuatan

otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung

kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki.

Faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan secara seksama melalui

pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang meliputi: a)

ukuran tinggi badan dan panjang tubuh, b) ukuran besar, lebar dan berat

tubuh, c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan

ectomorphy ) (M. Sajoto 1988: 11-13).

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot.

Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh

bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-

serabut otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut. (M.Sajoto, 1988: 111).

Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58). Menurut

Harsono (1988: 176) kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 973) tungkai adalah “kaki

(seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah)”. Kekuatan otot yang dimaksud

penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-ototnya

menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot tungkai disini

yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot untuk

melakukan gerakan menggiring bola.


Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan

pelatih adalah weight training, circuit training, dan interval training,

disamping bentuk-bentuk latihan yang lain. Weight training adalah bentuk

latihan yang bertujuan mengembangkan dan memperkuat. Ini berarti otot yang

mempunyai volume besar kekuatannya juga besar. “umumnya diketahui suatu

otot dipengaruhi oleh unsur struktural otot itu, khususnya volume. Telah

diketahui bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot”

(Straoss, 1988: 7).

Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus akan

diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan dapat memanfaatkan sesuai

dengan gerakan teknik yang dikehendaki.

D. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah

posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang

berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti

kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995: 9). Sedangkan menurut Dangsina

Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8) kelincahan adalah kemampuan

mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada

keseimbangan.

Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi

kelincahan yang dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya


semakin baik pula. Tanpa gerakan kaki yang lincah dan teratur, jangan

mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan

teratur berarti altet pada saat menggiring bola dapat merubah-ubah arah dan

menghindari lawan dengan cepat. kelincahan diperlukan sekali dalam

melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola. Gerak tipu dapat kita

kerjakan dengan mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan.

Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari

bolak-balik memerlukan konsentrasi secara bergantian pada kelompok otot

tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi

kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut

pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris

(penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak

kedepan. Kemudian otot ini memacu tubuh kearah posisi yang baru. Gerakan

kelincahan menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan pemacuan

momentum secara bergantian.

Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh

seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui

program latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama

(massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam kelincahan akan

lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199). Dari beberapa pendapat tersebut

tentang kelincahan dapat ditarik pengertian bahwa kelincahan adalah

kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara cepat
dan efektif diarea tertentu tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat

meningkatkan kelincahan dengan meningkakan kekuatan otot-ototnya.

Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan

cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan

kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak

mengubah arah dan posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi

dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.

Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat

berlatih maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan

mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan

kondisi yang dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan reaksi,

kemampuan untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan gerakan

secara tiba-tiba.

Suharno HP (1985: 32) menyatakan kelincahan adalah kemampuan dari

seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan

situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Harsono (1988: 172) berpendapat

kelincahan merupakan kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh

dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan

dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat

diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang

dimaksudkan dengan kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak

mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan
kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan

dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.

Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan

memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1985: 33)

mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-

gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik

tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif, dan ekonomis serta mempermudah

orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut

Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8-9) adalah:

a. Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa

gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan

pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan

massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka

orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari

sektomorf dan endomorf.

b. Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun

(memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun)

kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa


pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai

anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.

c. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari

pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas

perbedaan tampak lebik mencolok.

d. Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi

kelincahan.

e. Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena

menurunkan koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk

memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak

mudah timbul.

2. Bentuk Latihan Kelincahan

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: a) Lari

bolak-balik (Shuttle Run), b) Lari zig-zag (Zig-zag Run), c) Squat trust

dan modifikasinya, d) lari rintangan (Harsono, 1988: 173).

Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat

seperti anaerobic seperti: 1)Dot drill, 2) Tree Coner dril, 3) Down the-line

drill (Harsono, 1988: 173).


Dari contoh diatas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan

kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk

menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang

dilakukan dalam cabang olahraganya.

E. Kecepatan Menggiring Bola

Unsur gerak kecepatan merupakan unsur dasar setelah kekuatan dan

daya tahan yang berguna untuk mencapai prestasi maksimal, banyak cabang

olahraga kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang mendasar,

sehingga kecepatan merupakan faktor penentu dalam cabang olahraga seperti

nomer-nomer lari jarak pendek, renang, olahraga beladiri, dan cabang olah

raga permainan. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalm waktu yang sesingkat-

singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak yang sesingkat-

singkatnya (Harsono, 1988: 21).

Kecepatan dalam hal ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Kecepatan sprint

Kecepatan sprint adalah kemampuan organisme atlet bergerak ke depan

dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang

sebaik-baiknya.
2. Kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab

suatu rangsang secepat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik-

baiknya.

3. Kecepatan bergerak

Kecepatan bergerak adalah kemampuan organisme atlet untuk bergerak

secepat mungkin dalam satu gerakan yang tidak terputus (Suharno HP,

1985: 31).

Diantara tipe kecepatan tersebut diatas 2 tipe kecepatan yaitu kecepatan

reaksi dan kecepatan bergerak sangat diperlukan dalam kegiatan olahraga

sepak bola, misalnya seorang pemain sepak bola pada saat menggiring bola

lalu mengoper kepada kawan dan sesaat kemudian dikembalikan lagi

kedepanya dan bola harus dikejar, artinya pemain tersebut sudah malakukan

gerakan dengan gerakan secara cepat, karena harus mendahului lawan yang

akan datang. Dalam permainan sepakbola kedua tipe kecepatan diatas banyak

digunakan mulai dari menggiring bola, memberi umpan kepada kawan, saat

menendang bola bahkan saat melakukan gerakan tanpa bolapun seorang

pemain harus sesering mungkin melakukan gerakan.

Menggiring bola merupakan teknik dasar dengan bola yang sering

digunakan dalam permainan sepakbola. Menggiring bola merupakan teknik

dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat

permainan berlangsung (A. Sarumpaet, 1992: 24). Sedangkan menurut

Sukatamsi (1984: 158) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari


menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus diatas

tanah.

Dari batasan yang diberikan oleh para ahli diatas menunjukkan tidak

adanya perbedaan pengertian, sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa

menggiring bila adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki oleh

pemain sambil lari untuk melewati lawan atau membuka daerah pertahanan

lawan.

Kegunaan menggiring bola sangat besar untuk membantu penyerangan,

untuk menembus pertahanan lawan. Tujuan dari menggiring bola adalah: 1)

untuk memindahkan permainan,2) untuk melewati lawan,3) memancing lawan

untuk mendekati bola sehingga daerah penyerangan terbuka, dan 4) untuk

memperlambat permainan (A. Sarumpat, 1992: 24-25).

Berorientasi dari tujuan menggiring bola, maka dapat dibedakan

beberapa cara menggiring bola yaitu: 1) menggiring bola dengan kura-kura

kaki bagian dalam, 1) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, 3)

menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas (A. Sarumpat, 1992: 25).

Dari ketiga cara menggiring bola tersebut, penulis memilih menggiring bola

dengan kura-kura kaki bagian dalam dan dengan kura-kura kaki bagian luar.

Hal ini dikarenakan untuk menggiring bola berputar ke arah kiri

digunakan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan.sesuai dengan irama lari,

setiap langkah kaki kanan bola didorong dengan kaki bagian dalam. Cara ini

hanya digunakan untuk membelok, berputar atau merubah arah (Sukatamsi,

1984: 160).
Gambar 1
Menggiring bola berputar kerarah kiri
dengan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan
(Suharsimi, 1984: 160)
Untuk menggiring bola ke arah kanan digunakan kura-kura kaki

sebelah luar kaki kanan. Cara menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah

luar ini paling banyak digunakan dalam bermain karena: bagian dari kaki yang

bersentuhan dengan bola cukup banyak, pemain mudah bergerak ke depan

atau untuk membelok, berputar, merubah arah,. Hal ini sesuai dengan arah

sikap kaki pada waktu lari, pemain dapat mengontrol bola atau menguasai

bola dengan baik, dan pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada

teman (Sukatamsi, 1984: 162).

Gambar 2
Menggiring bola berputar kerarah kanan
dengan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan
(Suharsimi, 1984: 162)
Menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam berarti

posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola

dengan kura-kura kaki sebelah dalam, kaki yang digunakan untuk menggiring

bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah

secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola

harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan

tidak mudah direbut lawan. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus

selalu sedikit ditekuk, pada saat waktu kaki menyentuh bola mata melihat

pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan (Sukatamsi,1984: 159).

Gambar 3
Menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam
(Sukatamsi, 1984: 159)

Menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar adalah posisi kaki

mengiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-

kura sebelah luar. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki sebelah

luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola

harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua lutut harus
selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan

selanjutnya melihat situasi lapangan (Sukatamsi, 1984: 161).

Gambar 4
Menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar
(Sukatamsi, 1984: 161)

Menurut A. Sarumpaet (1992: 24) untuk dapat menggiring bola dengan

baik perlu diketahui prinsip-prinsip menggiring bola diantaranya adalah: 1)

bola harus dikuasai sepenuhnya berarti tidak mungkin dirampas lawan, 2)

dapat menggunakan bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang ingin dicapai,

3) dapat mengawasi situasi permainan pada waktu menggiring bola.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke

depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal

ini menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola

dengan baik. Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan

tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan

dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaannya. Menggiring bola

memerlukan kecepatan dan juga kelincahan sehingga dapat memberikan


gerakan lebih cepat. Dengan metode ulangan latihan yang banyak maka

kemampuan menggiring bola yang lincah dan cepat dapat dicapai.

F. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Kecepatan Menggiring

Bola

Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).

Menusia bergerak karena adanya kekuatan sedangkan otot tungkai

adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik.

Mengapa? Pertama, karena otot tungkai merupakan daya penggerak

aktivitas fisik, kedua adalah karena kekuatan otot tungkai memegang

peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, ketiga,

oleh karena dengan kekuatan otot tungkai atlet akan dapat lari dengan

cepat, demikian pula dapat membantu memperkuat sendi-sendi.

Seorang pemain sepakbola harus memiliki tungkai yang kuat,

pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat, agar dapat memikul badan

yang berat, tungkai merupakan anggota gerak bagian bawah, secara

keseluruhan tulang-tulang yang menjadi anggota gerak bagian bawah

berjumlah 31 tulang, adapun tulang-tulang tersebut adalah sebagai berikut:

tulang pangkal paha (koxa), tulang paha (femur), tulang kering (tibia),

tulang betis (fibula), tempurung lutut (patela), tulang pangkal kaki


(tarsal), tulang telapak kaki (metatarsal), ruas jari kaki (falanx) (Evelyn, C

Pearce 2000: 75).

Otot tungkai terdiri dari beberapa otot besar. Berdasarkan Evelyn C.

Pearce (2000: 113-115), otot tungkai terdiri dari: Tendon rectus femoris,

otot gluteus maximus, otot adduktor, otot paha medial, otot tensor

fasialata, iliakus, otot sartorius, vastus, medialis, otot vastus lateral san

otot hamstring, otot gastroknemius,otot tibialis, otot peroneus lengus,otot

soleus, otot extensor digitorum lengus atas, maleoulus medialis,

retinakula bawah, dan tendon akhiles. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini

adalah gambar dari otot tungkai.

Gambar 5
Otot tungkai
(Evelyn C. Pearce,2000: 113-115)
2. Hubungan Kelincahan dengan Kecepatan Menggiring Bola

Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang

banyak dipergunakan dalam olahraga, kelincahan merupakan unsur

kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain sepakbola, sebab

dengan kelincahan yang tinggi pemain dapat menghemat tenaga dalam

waktu permainan. Kelincahan juga diperlukan dalam membebaskan diri

dari kawalan lawan dengan menggiring bola, melewati lawan dengan

menyerang untuk menciptakan suatu gol yang akan membawa pada

kemenangan. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan suatu

gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan perseorangan

yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan.

Kelincahan dapat dilihat dari sejumlah kegiatan dalam olahraga

meliputi kerja kaki (foot work) yang efisien dan perubahan tubuh dengan

cepat. Seseorang yang mampu merubah posisi yang berbeda dalam

kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya

cukup baik.

Individu yang mampu merubah posisi yang satu ke posisi yang lain

dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi memiliki kesegaran yang

baik dalam komponen kelincahan. Dalam beberapa hal, kelincahan

menyatu dengan tenaga daya tahan, kelincahan diperlukan sekali dalam

melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola. Gerak tipu dapat kita

kerjakan dengan mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan.


3. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan Kelincahan dengan

Kecepatan Menggirirng Bola

Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M.Sajoto, 1988: 58).

Tungkai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kaki

(seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah) (Depdikbud, 1989: 973).

Kekuatan otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot atau

kelompok otot tungkai untuk melakukan kinerja tertentu. Dalam hal ini

yaitu kemampuan untuk menggiring bola. Disamping itu kelincahan juga

merupakan unsur kemampuan gerak yang harus dimiliki seorang pemain

sepak bola. Kelincahan juga diperlukan dalam membebaskan diri dari

kawalan lawan dengan menggiring bola, melewati lawan dengan

menyerang untuk menciptakan suatu gol yang akan membawa pada

kemenangan. Menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri

tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya

cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki

kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah

membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari

kesempatan memberi umpan kepada kawan dan untuk menahan bola tetap

ada dalam penguasaannya. Menggiring bola memerlukan kecepatan dan

juga kelincahan sehingga dapat memberikan gerakan lebih cepat. Dengan


metode ulangan latihan yang banyak maka kemampuan menggiring bola

yang lincah dan cepat dapat dicapai.

G. Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (1978: 257) hipotesis adalah pernyataan yang

masih lemah kebenarannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1997:

64) hipotasis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan diatas penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring

bola pada siswa lembaga pendidikan sepakbola (LPSB) UNDIP Semarang

tahun 2005.

2. Ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola pada

siswa lembaga pendidikan sepakbola (LPSB) UNDIP Semarang tahun

2005.

3. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan

kecepatan menggiring bola pada siswa lembaga pendidikan sepakbola

(LPSB) UNDIP Semarang tahun 2005.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian,

berbobot tidaknya penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metode

penelitian, maka harapan dalam metode penelitian harus tepat dan mengaruh pada

tujuan penelitian.

Bab ini akan menguraikan pertanggungjawaban metode penelitian, untuk

memperoleh hasil tersebut ditempuh langkah-langkah secara sistematis dan

kerangkan kerja yang logis, antara lain adalah sebagai berikut:

A. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki

(Sutrisno Hadi, 1978:220). Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi dalam

penilitian ini adalah siswa Lembaga Pendidikan Sepakbola (LPSB) UNDIP

Semarang berjumlah 20 siswa.

Adapun ciri yang sama dari populasi tersebut adalah:

1. Mereka adalah siswa LPSB UNDIP Semarang.

2. Mereka adalah dalam satu jenis kelamin yang sama yaitu putra.

3. Mereka memiliki kemampuan teknik dasar menggiring bola.

4. Seluruh siswa rata-rata memiliki usia yang sama 14-16 tahun.


B. Sampel

Sebelum penelitian ini menentukan sampel, terlebih dahulu menjelaskan

pengertian sampel tersebut. Yang disebut sampel menurut Suharsimi Arikunto

(1997: 109) adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti Suharsimi

Arikunto (1997: 112) menegaskan “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila

subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi”. Selanjutnya sampel yang jumlahnya sama

dengan populasi disebut sampel total.

Penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa lembaga pendidikan

sepakbola (LPSB) UNDIP Semarang usia 14-16 tahun sebanyak 20 orang.

Teknik pengambilan menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh

populasi dijadikan sampel.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997: 96).

Penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan

Kelincahan Dengan Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa Lembaga

Pendidikan Sepak Bola (LPSB) UNDIP Semarang Tahun 2005”.

Jadi variabel dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:

1. Variabel bebas atau X

a. Variabel bebas 1 atau X1 yaitu kekuatan otot tungkai.


b. Variabel bebas 2 atau X2 yaitu kelincahan

2. Variabel terikat atau Y yaitu kecepatan menggiring bola

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei, dengan teknik tes dan pengukuran. Dalam kegiatan

pengumpulan data ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

Sebelum data diperoleh, terlebih dahulu mempersiapkan faktor-faktor

yang menunjang untuk memperoleh data, sebelum memperoleh sampel

penulis mengadakan observasi dan meminta informasi dari pelatih

mengenai jumlah siswa LPSB UNDIP Semarang yang akan diteliti dan

fasilitas yang ada. Setelah mendapat informasi dan melakukan observasi

kemudian penulis konsultasi ke dosen pembimbing dan meminta surat

pengantar untuk ijin penelitian yang ditujukan kepada kepala LPSB

UNDIP Semarang dan diijinkan mengadakan penelitian.

2. Tempat penelitian

Tempat tes dan pengukuran adalah di stadion sepakbola LPSB UNDIP

Semarang.

3. Objek penelitian

Sebagai objek penelitian adalah siswa LPSB UNDIP Semarang.


4. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 21 Agustus 2005,

dari pukul 07.00 s.d 09.00 WIB.

5. Persiapan alat dan perlengkapan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Leg

dynamometer, 2) Stop watch, 3) Meteran, 4) Bola, 5) Cone 6) Kapur

penanda, 7) Formulir data dan alat tulis.

6. Tahap pengambilan data

Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan tenaga pembantu yang

berasal dari rekan-rekan mahasiswa FIK UNNES Semarang. Sebelum

dilaksanakan pengambilan data terlebih dahulu diadakan pengarahan

kepada siswa mengenai tata laksana pengambilan data. Tahap pelaksanaan

pengambilan data adalah sebagai berikut:

1). Pengambilan data untuk tes kekuatan otot tungkai (Leg Dynamometer).

Tujuan : untuk mengukur kekuatan otot tungkai

Alat : alat yang digunakan dalam tes ini adalah Leg

dynamometer.

Petugas : 1) pemandu tes, 2) pencatat skor

Pelaksanaan : peserta tes berdiri pada alat Leg dynamometer dengan

lutut ditekuk membentuk sudut 1300-1400 dan tubuh

tegak lurus, panjang rantai dymanometer diatur

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi berdiri.

Tongkat pemegang digenggam dengan posisi tangan


pronasi (menghadap kebelakang). Tarik tongkat

pemegang sekuat mungkin dengan meluruskan sendi

lutut berlahan-lahan. Baca skala saat maksimum

tercapai, ulangi tiga kali dengan selang 1 menit

Penilaian : Skor terbaik sari tiga kali percobaan dicatat dalam

satuan Kg.pemegpronasiang sekuat mungkin dengan

meluruskan sendi lutut berlahan-lahan. Baca skala saat

maksimum tercapai, ulangi tiga kali dengan selang

waktu 1 menit.

Penilaian : skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat dalam

satuan Kg.

Gambar 6
Alat Leg Dynamometer tes kekuatan otot tungkai

2). Pengambilan data untuk tes kelincahan lari (Dodging Run)

Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari seseorang.

Alat : 1) Stop watch, 2) cone, 3) kapur penanda, 4) formulir

dan alat tulis, 5) lapangan atau lintasan.

Petugas : 1) pemandu tes, 2) pengambil waktu

Pelaksanaan : 1) start dilakukan dengan start berdiri, 2) pada ujung

kakinya sedekat mungkin dengan garis start, 3) pada


aba-aba “siap” testee siap berlari, 4) pada saat “ya”

testee berlari secepat-cepatnya melewati cone dan

sesuai arah sampai garis finish, 5) bersama-sama aba-

aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada

saat testee mencapai garis finish, 6) setiap testee diberi

kesempatan melakukan 2 kali.

Penilaian : diambil hasilnya yang terbaik.

16′

10′

Gambar 7
Diagram lapangan tes kelincahan lari
(M Sajoto, 1988: 78)

3). Pengambilan data untuk tes kecepatan mengiring bola.

Tujuan : untuk mengukur keterampilan, menggiring bola

dengan kaki dengan cepat disertai perubahan arah

Alat : 1) bola, 2) stop watch, 3) 6 buah rintangan (cone), 4)

kapur penanda, 5) formulir dan alat tulis.

Petugas : 1) pemandu tes, 2) pengambil waktu


Pelaksanaan : 1) pada aba-aba “siap” testee berdiri dibelakang garis

start dengan bola dalam penguasaan, 2) pada aba-aba

“ya” testee mulai menggiring bola kearah kiri

melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju

rintangan, 3) berikutnya sesuai dengan arah panah

yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish,

4) bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan

dan dihentikan pada saat testee mencapai garis finish.

Gambar 8
Diagram lapangan tes menggiring bola
(Nurhasan, 2001: 161)

E. Instrumen Penelitian

Peran instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan kualitas dari

data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian


hendaknya disesuaikan dengan permasalahan, tujuan penelitian dan oleh

karena itu instrumen harus valid dan telah diterakan.

Untuk lebih jelasnya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
No Alat Ukur Yang diukur Keterangan
1 Leg Dynamometer Kekuatan otot tungkai Telah diterakan
2 Stop Watch • Kelincahan Telah diterakan
• Kecepatan menggiring bola

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam suatu penelitian banyak faktor yang mempengaruhi hasil

penelitian. Demikian pula halnya dengan penelitian ini faktor-faktor itu

adalah:

1. Faktor alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini harus

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sedangkan alat-alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari peminjaman dari

FIK UNNES Semarang dan dalam keadaan baru atau sempurna, sehingga

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk digunakan dalam

penelitian.

2. Faktor pengukur

Faktor pengukuran sangat mempengaruhi hasil penelitian yang

dilakukan, dan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul dari hasil


pengambilan data maka disarankan untuk petugas pengambilan data agar

teliti dalam membaca dan mencatat hasil-hasil dari melakukan tes. Dan

dalam pelaksanaan penelitian ini petugas yang ditunjuk adalah rekan

mahasiswa FIK UNNES Semarang sehingga dianggap mampu dan

mengerti dan terlatih dalam tata cara pengambilan data untuk masing-

masing tes.

3. Faktor tempat

Faktor tempat kadangkala dapat mempengaruhi hasil penelitian

karena dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya testee dalam melakukan

tes. Untuk itu dipilih lapangan yang memenuhi persyaratan.

4. Faktor kesungguhan hati

Faktor kesungguhan hati sangat berpengaruh terhadap hasil

penelitian dari testee yang diteliti. Maka untuk mengatasi hambatan ini

peneliti membuat motivasi para testee untuk melakukan tes dengan

sungguh-sungguh.

G. Metode Analisis Data

Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis

analisis data, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Analisis statistik

adalah cara ilmiah yang diterapkan untuk menganalisa, mengumpulkan,

menyusun, dan menyajikan data penyelidikan yang berwujud angka-angka

(Sutrisno Hadi, 1986: 221).


Sebelum melakukan uji analisis terlebih dahulu dilakukan sejumlah uji

persyaratan untuk mengetahui kelayakan data serta sumbangan X dan Y. Uji

persyaratan tersebut meliputi beberapa tahap uji dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data

yang akan dianalisis. Adapun uji normalitas menggunakan Chi Kuadrat

(X2). Kriteria uji jika X2hitung ≤ X2tabel dapat dinyatakan normal, sebaiknya

jika X2hitung ≥ X2tabel dinyatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya

variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama dalam

penelitian. Uji homogenitas varians dihitung dengan menggunakan uji

barlett. Langkah-langkah uji barlett adalah sebagai berikut:

1. mencari variasi dari masing-masing gologngan dengan rumus :

∑ Xi − X
∑12 =
n −1

2. mencari varians gabungan dengan rumus sebagai berikut:

S2 = { ∑ (n1-1)Si2/ ∑ (n1-1)}

3. mencari harga B dengan rumus:

B = (log S2) ∑ (n1-1)

4. mencari harga Chi Kuadrat dengan rumus:

X2 = (log 10){B- ∑ (n1-1)log S12


Harga X2hitung dikonsultasikan dengan harga X2tabel dengan dk = n-1.

dimana n = banyaknya golongan atau variabel pada taraf signifikansi

5%. Jika harga X2hitung ≤ X2tabel berarti distribusi data homogen,

sebaliknya jika harga X2hitung ≥ X2tabel berarti distribusi data tidak

homogen.

3. Uji Liniearitas Garis Regresi

Uji kelinieran adalah uji untuk mengetahui apakah antara prediktior (X1

dan X2) memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji dilakukan dengan

korelasi produk moment, kriteria uji dinyatakan linier jika hasil rhitung X1

dan X2 ≥ rtabel pada taraf signifikansi 5%. Sebaliknya jika hasil rhitung X1

dan X2 ≤ rtabel dinyatakan tidak linier.

4. Uji Keberartian Model Garis Regresi

Uji keberartian model garis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah

persamaan garis regresi yang diperoleh berarti (bermakna) atau tidak

untuk digunakan sebagai prediksi harga kritenum, jika diketahui bahwa

baik thitung maupun fhitung memiliki hasil lebih besar dari ttabel maupun ftabel

menunjukkan bahwa garis regresi berarti dan dapat digunakan untuk

persamaan.

Bila data penelitian telah diperoleh maka dilanjutkan dengan tabulasi data

dan dihitung dengan statistik deskriptif. Selanjutnya dianalisa dengan

menggunakan perhitungan korelasi ganda (Sutrisno Hadi, 1986: 56).

Sebelum, dianalisa perlu mengadakan berupa tabel persiapan-persiapan

yang berupa tabel persiapan. Adapun tabel persiapan tersebut adalah:


No X1 X2 Y X12 X22 Y2 X1Y X2Y X1X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel pengolahan terdiri dari 10 kolom dan nilai X1, X2 dan Y yang telah

diubah menjadi skor deviasi yang isinya adalah sebagai berikut:

1. No : nomor urut

2. X1 : hasil pengukuran kekuatan otot tungkai

3. X2 : hasil pengukuran kelincahan lari

4. Y : hasil pengukuran kecepatan menggiring bola

5. X12 : hasil X1 yang dikuadratkan

6. X22 : hasil X2 yang dikuadratkan

7. Y2 : hasil Y yang dikuadratkan

8. X1Y : hasil kali antara X1 dengan Y

9. X2Y : hasil kali antara X2 dengan Y

10. X1X2 : hasil kali antara X1 dengan X2

(Sudjana, 1996: 384).

Setelah data-data terkumpul dalam bentuk tabel, maka dilanjutkan dengan

pengolahan data. Ada beberapa tahapan untuk melaksanakan pengolahan

data ini, yaitu:

1. Menentukan Koefisien Korelasi Ganda

a. Analisis yang pertama adalah mencari hubungan antara kekuatan

otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola dengan

menggunakan rumus:
∑ X 1Y
ry1 = (Sutrisno Hadi, 1986: 295)
(∑ X )(∑ y )
1
2 2

b. Analisis yang kedua adalah mencari hubungan antara kelincahan

dengan kecepatan menggiring bola dengan menggunakan rumus:

∑ X 2Y
ry 2 = (Sutrisno Hadi, 1986: 295)
(∑ X )(∑ y )
2
2 2

c. Analisis yang ketiga adalah mencari hubungan antara kekuatan

otot tungkai dan kelincahan.

∑ X1 X 2
ry12 = (Sutrisno Hadi, 1986: 295)
(∑ X )(∑ X )
1
2
2
2

d. Analisis yang keempat adalah mencari hubungan antara kekuatan

otot tungkai dan kelincahan dengan menggiring bola ke dalam

rumus:

2 2
ry 1 + ry 2 − 2ry1 .ry 2 .ry12
RY 12 = 2
(Sutrisno Hadi, 1980: 17)
1 − r12

2. Menentukan Persamaan Garis Regresi Ganda

Y = a1X1+a2X2

Nilai a dan a dicari dengan menyelesaikan persamaan berikut

∑Y =a1 ∑ X 1 +a2 ∑ X 2

∑ X 1Y =a1 ∑ X 12 + a2 ∑ X 1 X 2

∑ X 2Y =a1 ∑ X 1 X 2 + a2 ∑ X 2 2

3. Menentukan Analisis Varian


Untuk mengetahui keberartian korelasi dan regresi ganda tersebut

digunakan rumus:

R 2 ( N − m − 1) RK reg
Freg = atauF =
m(1 − R )2
RK res

Dimana hubungan korelasi tersebut akan berarti bila F hitung > dari F

tabel dengan dk pembilang k (banyaknya variabel bebas) dan dk

penyebut = (n-k-1) pada taraf signifikansi 5%.

4. Mencari Sumbangan Relatif dan Efektif

Adapun rumus yang digunakan:

a1 ∑ x1 y
Prediktor X1 = SR% = .100%
JK reg

a 2 ∑ x2 y
Prediktor X2 = SR% = .100% (Sutrisno Hadi, 1980: 33)
JK reg

Atau dengan rumus lain:

Prediktor = SE% = SR% X1.R2

Prediktor = SE% = SR% X2.R2

Dimana:

SR% = sumbangan relatif dalam %

SE% = sumbangan efektif dalam %

Berdasar pada penggunaan rumus-rumus diatas, analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program statistik

SPSS versi 11.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Data

Data dari hasil tes dan pengukuran yaitu tes dan pengukuran

kekuatan otot tungkai dengan satuan kilogram (Kg), kelincahan dalam satuan

meter/detik (m/dt), dan kecepatan menggiring bola dalam satuan meter/detik

(m/dt). Karena masing-masing variabel penelitian memiliki satuan yang

berbeda , maka untuk pengolahan data terlebih dulu diubah menjadi skor T

dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar deviasi kali 10 ditambah

50. untuk waktu karena satuan waktu yang lebih cepat lebih baik, maka

pengolahan skor T dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar

deviasi dikali 10 ditambah 50.

Diskripsi data kekuatan, kelincahan dan kecepatan menggiring bola

berdasar hasil skor T tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 2
Deskriptif Data Variabel Penelitian
Variabel N Rata-rata SD
Kekuatan otot tungkai 20 50.00 9.99
Kelincahan 20 50.00 9.99
Kecepatan menggiring bola 20 50.00 10.00

Tabel 2 menyajikan deskipsi data hasil pengukuran berdasar skor T

hasil pengukuran variabel kekuatan otot tungkai dengan satuan Kg, memiliki
rata-rata sebesar 50.00/Kg; SD sebesar 9.99; kelincahan dengan satuan m/dt,

memiliki rata-rata sebesar 50.00 m/dt; SD sebesar 9.99; adapun kecepatan

menggiring bola dengan satuan m/s memiliki rata-rata sebesar 50.00 m/dt; SD

sebesar 10.00.

2. Analisis Data

Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis

panelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi: uji

normalitas distribusi data, uji homogenitas varians, data, uji linieritas dan uji

keberartian model garis regresi. Adapun hasilnya dirangkum dalam tabel-tabel

dibawah ini:

a. Uji Persyaratan Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya

data yang akan dianalisis. Adapun uji normalitas menggunakan

kolmogorov-smirnof. Uji normalitas distribusi data masing-masing

variabel meliputi kekuatan otot tungkai, kelincahan lari dan kecepatan

menggiring bola dengan anggota sampel sejumlah 20 orang siswa berdasar

pada hasil pengukuran atau tes, hasilnya seperti tersaji pada tabel 3

dibawah ini:

Tabel 3
Rangkuman Uji Normalitas Data dengan Kolmogrof -Smirnof
Variabel Kol- Smir Sig. Keterangan
Kekuatan otot tungkai 0.140 0.200 Normal
Kelincahan 0.134 0.200 Normal
Kecepatan menggiring bola 0.144 0.200 Normal
Berdasar pada hasil analisis tersebut tercantum pada tabel 3 terlihat

bahwa data masing-masing variabel yaitu kekuatan otot tungkai,

kelincahan dan kecepatan menggiring bola, subyek penelitian penyebaran

distribusi datanya dalam keadaan normal sehingga dapat dilanjutkan

dengan uji parametrik.

b. Uji Homogenitas Varian Data

Prasyarat berikutnya untuk mengetahui analisis yaitu melakukan

uji homogenitas varian data. Uji homogenitas varians data untuk menguji

kesamaan beberapa buah populasi. Adapun hasil uji homogenitas

menggunakan uji Chi Kuadrat seperti tercantum pada tabel 4 berikut:

Tabel 4
Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Menggunakan
Uji Chi Kuadrat
Variabel X2hitung Sig. Keterangan
Kekuatan otot tungkai 1.452 0.285 Homogen
Kelincahan 0.657 0.578 Homogen
Kecepatan menggiring bola 0.827 0.401 Homogen

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4 terlihat bahwa varians data

variabel penelitian dalam keadaan homogen, sehingga dapat dilanjutkan

dengan uji parametrik.

c. Uji Linieritas Garis Regresi

Uji kelinieran adalah uji untuk mengetahui apakah antara prediktor

(x1, dan x2) memiliki hubungan yang linier atau tidak terhadap kriterium.

Uji dilakukan dengan teknik analisis varians. Kriteria uji dinyatakan linier,
jika hasil Fhitung x1 dan x2 ≥ dari Ftabel pada taraf signifikan 5%. Sebaliknya

jika f hitung x1 dan x2 ≤ dari Ftabel dinyatakan tidak linier. Hasil perhitungan

dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5
Rangkuman Uji Linier Variabel dengan Menggunakan Anova
Variabel Fhitung Sig. Keterangan
Kekuatan otot tungkai 5.712 0.028 Linier
Kelincahan 22.612 0.000 Linier

Hasil uji linieritas antara x1 dengan y diperoleh Fhitung sebesar

5.712; x2 dengan y diperoleh Fhitung sebesar 22.612. Berdasar hasil

perhitungan, maka variabel prediktor penelitian yaitu variabel kecepatan

menggiring bola dinyatakan linier.

d. Uji Keberartian Model

Uji keberartian model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah

persamaan garis regresi yang diperoleh berarti (bermakna) atau tidak

untuk digunakan sebagai prediktor harga kriterium. Uji dilakukan dengan

uji t. Kriteria uji dinyatakan berarti, jika hasil thitung x1,dan x2 ≥ ttabel pada

taraf signifikan 5%. Sebaliknya jika hasil thitung x1,dan x2 ≤ ttabel

dinyatakan tidak linier. Hasil analisis regresi untuk keberartian model

regresi hasil perhitungan tersaji pada tabel 6 sebagai berikut:


Tabel 6
Rangkuman Hasil Keberartian Model Garis Regresi
Variabel Penelitian Menggunakan Uji t
Variabel t hitung Sig. Keterangan
Kekuatan otot tungkai 2.390 0.028 Berarti
Kelincahan 4.755 0.000 Berarti

Hasil uji keberartian model garis regresi x1 dengan y diperoleh

thitung sebesar 2.390; x2 dengan y diperoleh thitung sebesar 4.755. berdasar

hasil perhitungan, maka variabel prediktor penelitian yaitu variabel

kekuatan otot tungkai dan kelincahan dinyatakan berarti dan dapat

digunakan untuk memprediksi keberhasilan pelaksanaan kecepatan

menggiring bola dalam olah raga permainan sepak bola.

B. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang mengkaji hubungan antara kekuatan otot tungkai dan

kelincahan dengan kecepatan menggiring bola dilakukan dengan

menggunakan teknik regresi tunggal dan regresi ganda. Perhitungan statistik

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11. adapun hasil

perhitungan analisis data tersaji pada tabel 7 berikut ini:


Tabel 7
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Antara Kekuatan Otot Tungkai
dan Kelincahan dengan Kecepatan Menggiring Bola
Sumber variasi R quare Sum of df Mean F hitung sig
square square
x1dengan y 0.241 457.754 1 457.745 5.712 0.028
X2 dengan y 0.577 1057.979 1 1057.979 22.612 0.000
x12dengan y 0.562 1067.760 2 533.880 10.903 0.001
Sumber : Hasil Analisis Data penelitian
1. Uji hipotesis ke 1 yaitu ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan

kecepatan menggiring bola (x1 dengan y).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa F hitung ≥ F tabel

(signifikansi 0.028) sehingga hipotesis nihil yang berbunyi ”tidak ada

hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola

pada siswa LPSB UNDIP Semarang ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut

maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan

otot tungkai dengan kecepatan menggiring bola pada siswa LPSB UNDIP

Semarang tahun 2005/2006.

2. Uji hipotesis ke 2 yaitu ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan

menggiring bola (x2 dengan y).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa F hitung ≥ F tabel

(signifikansi 0.000) sehingga hipotesis nihil yang berbunyi ”tidak ada

hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring bola pada siswa

LPSB UNDIP Semarang ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut maka dapat

dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelincahan lari dengan
kecepatan menggiring bola pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun

2005/2006.

3. Uji hipotesis ke 3 yaitu ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan

kelincahan dengan kecepatan menggiring bola (x1,x2 dengan y).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa F hitung ≥ F tabel

(signifikansi 0.001) sehingga hipotesis nihil yang berbunyi ”tidak ada

hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan lari dengan kecepatan

menggiring bola pada siswa LPSB UNDIP Semarang ditolak”. Berdasar pada

hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan kecepatan menggiring

bola pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2005/2006.

Selanjutnya, diperoleh Sumbangan Relatif atau SR% X1 = sebesar

7.69% dan Sumbangan Relatif SR% X2 = sebesar 92.31%. Efektifitas garis

regresi ganda (R2) yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 56.19%.

Sedangkan Sumbangan Efektif atau SE% X1 sebesar 4.323% dan sumbangan

Efektif atau SE% X2 sebesar 51.87%. hal ini menunjukkan bahwa kedua

prediktor memberi sumbangan Efektif terhadap kecepatan menggiring bola

sebesar 56.19%, sedangkan 43.81% dari faktor lain.


C. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis penelitian dan didukung oleh

landasan teori yang telah dinyatakan dalam Bab II menandakan adanya

hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan kecepatan

menggiring bola. Dapat dikatakan bahwa semakin besar kekuatan otot tungkai

makin besar pula kelincahan larinya maka akan menambah kecepatan

menggiring bola, dari perhitungan kooefisien korelasi ganda dari uraian diatas

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Semakin besar kekuatan otot tungkai maka semakin tinggi pula kecepatan

menggiring bola.

2. Semakin lincah dalam berlari maka semakin tinggi pula kecepatan

menggiring bola.

Dari kesimpulan tersebut peneliti akan membahas tentang hasil

penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kekuatan otot tungkai

dan kelincahan dengan kecepatan menggiring bola.

Kekuatan otot dan kelincahan merupakan unsur-unsur kondisi fisik

yang dapat digunakan dalam peningkatan kecakapan bermain sepakbola.

Sebagai unsur kondisi fisik ternyata kekuatan otot tungkai dan kelincahan lari

sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan menguasai situasi dalam

permainan sepakbola. Begitu kompleknya gerakan-gerakan yang terjadi

selama latihan dan dalam pertandingan yang sebenarnya, maka kelincahan

perlu untuk dimasukkan dalam perencanaan latihan dengan porsi latihan yang

cukup bersama-sama unsur-unsur fisik lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Suharno HP dan Harsono. Oleh karena itu kelincahan harus

diberikan selama proses latihan, dan menjadi perhatian bagi guru olahraga dan

pelatih sepak bola pada khususnya.

Salah satu teknik sepakbola yang sering digunakan bila kodisi pemain

sangat terbatas untuk menghadapi situasi pertandingan dalam permainan,

adalah menggiring bola atau dribbling. Dengan terujinya kekuatan otot

tungkai dan kelincahan lari memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan

menggiring bola dalam permainan sepak bola, maka perlu diperhatikan teknik-

teknik yang perlu mendapat porsi yang cukup dalam perencanaan latihan

sepakbola.
DAFTAR PUSTAKA

A. Sarumpat. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Baley, James A. 1986. Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan


Stamina. Semarang: Dahara Prise

Bompa, Tudor O. 1983. Theory and Methodology Of Training. Dubud:


Kendall/Hunt Phubhising Compani
Dangsina Moeloek dan ArjadinoTjokro. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK
UI Jakarta

Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Evelyn C. Pearce. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Choaching. Jakarta:


Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK

M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Semarang:


Dahara Prize

-----------. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Semarang:


Dahara Prize

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip


dan Penerapannya. Jakarta: Depdiknas

R. Soeyono. 2001. Kumpulan Alat-Alat Tes dan Pengukuran Ketrampilan


Olahraga. Semarang: FIK UNNES Semarang

Strauss. R.H. 1988. Sport Medicine. Philadelpia. Sounders Company

Suharno Hp. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP


Yogyakarta

Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Sukatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo: Tiga Serangkai

Sutrisno Hadi. 1978. Satatistik Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi


Yogyakarta

----------------- 1980. Dasar Methodology Riset Fild Study Masalah Konsisten


Eksperimental Design and Analisis. Surabaya: Universitas Airlangga
HASIL PENELITIAN

No Nama Kekuatan Otot Kelincahan Lari Kecepatan


Tungkai (Kg) (dt) Menggiring Bola
(dt)
1 Dwi S 163.5 13.87 18.81
2 Ichan 149.0 14.18 20.18
3 Dhanu 231.0 14.29 22.01
4 Rio 237.5 13.72 18.10
5 Wijayanto 105.5 15.52 21.18
6 Vidiana 270.0 13.36 16.38
7 Danang 211.0 14.84 17.54
8 Taufik 212.0 13.84 17.16
9 Dendi 258.0 12.82 16.93
10 Sungkar 155.5 13.65 16.30
11 Ismawan 246.5 14.79 19.55
12 Riky 264.0 13.60 16.07
13 Yuli I 238.5 13.36 18.28
14 Irawan 186.5 14.05 17.24
15 Tomy 118.5 14.09 18.22
16 Midya 186.0 14.84 20.76
17 Luky 221.5 13.26 16.15
18 Dian 262.5 13.45 16.33
19 Adi 162.5 15.46 20.56
20 Eko 245.5 13.54 16.31

DATA HASIL PENELITIAN


SETELAH SATUAN (dt) DIUBAH MENJADI (m/dt)
No X1 X2 Y

1 163.5 4.13 2.36


2 149.0 4.07 2.20
3 231.0 4.04 2.02
4 237.5 4.21 2.46
5 105.5 3.73 2.10
6 270.0 4.32 2.72
7 211.0 3.89 2.54
8 212.0 4.17 2.59
9 258.0 4.50 2.63
10 155.5 4.23 2.73
11 246.5 3.90 2.27
12 264.0 4.25 2.77
13 238.5 4.32 2.43
14 186.5 4.11 2.58
15 118.5 4.10 2.44
16 186.0 3.89 2.14
17 221.5 4.35 2.75
18 262.5 4.29 2.72
19 162.5 3.73 2.16
20 245.5 4.26 2.73
Jumlah 4125.0 82.53 49.34
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, seperti yang diuraikan dalam Bab IV,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang berarti antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan
menggiring bola pada siswa lembaga pendidikan sepakbola (LPSB)

UNDIP Semarang Tahun 2005”.

2. Ada hubungan yang berarti antara kelincahan dengan kecepatan


menggiring bola pada siswa lembaga pendidikan sepakbola (LPSB)

UNDIP Semarang Tahun 2005”.

3. Ada hubungan yang berarti antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
dengan kecepatan menggiring bola pada siswa lembaga pendidikan

sepakbola (LPSB) UNDIP Semarang Tahun 2005”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis mengajukan beberapa saran

kepada rekan-rekan guru olahraga, pelatih sepakbola khususnya pelatih LPSB

undip Semarang, serta para peneliti yang berkepentingan dengan bidang

olahraga.

Pertama, disarankan agar para peneliti meneliti kembali permasalahan

penelitian ini dengan sampel yang lebih besar.


Kedua, untuk para pelatih khususnya pelatih LPSB UNDIP Semarang

agar dalam proses latihan aspek kekuatan otot tungkai dan kelincahan dapat

disajikan sebagai materi pendukung dalam penyusunan program latihan pada

siswa LPSB UNDIP, agar proses pelatihan menggiring bola yang dilakukan

dapat berhasil guna dan berdaya guna, dengan harapan untuk mencapai

prestasi maksimal.
FOTO-FOTO PENELITIAN

PERSIAPAN PENELITIAN

PELAKSANAAN TES KEKUATAN OTOT TUNGKAI


PELAKSANAAN TES KELINCAHAN

PELAKSANAAN TES KECEPATAN MENGGIRING BOLA

Anda mungkin juga menyukai

  • 1200
    1200
    Dokumen75 halaman
    1200
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2612
    2612
    Dokumen82 halaman
    2612
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2614
    2614
    Dokumen76 halaman
    2614
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Media Kartu - Menulis Jawa
    Media Kartu - Menulis Jawa
    Dokumen111 halaman
    Media Kartu - Menulis Jawa
    CahMulyoagung
    100% (1)
  • 2643
    2643
    Dokumen85 halaman
    2643
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2642
    2642
    Dokumen82 halaman
    2642
    iain-su
    100% (1)
  • 2617
    2617
    Dokumen85 halaman
    2617
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2622
    2622
    Dokumen60 halaman
    2622
    iain-su
    100% (1)
  • 2621
    2621
    Dokumen96 halaman
    2621
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen111 halaman
    2
    Arif Saefurrohman
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Hiperbolik Dan Inversnya
    Fungsi Hiperbolik Dan Inversnya
    Dokumen83 halaman
    Fungsi Hiperbolik Dan Inversnya
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2626
    2626
    Dokumen127 halaman
    2626
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2638
    2638
    Dokumen301 halaman
    2638
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Matematika
    Skripsi Matematika
    Dokumen88 halaman
    Skripsi Matematika
    kaka_afie
    100% (2)
  • Skripsi Bahasa PDF
    Skripsi Bahasa PDF
    Dokumen94 halaman
    Skripsi Bahasa PDF
    Jj Okto
    Belum ada peringkat
  • 2639
    2639
    Dokumen125 halaman
    2639
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Who Am I
    Who Am I
    Dokumen12 halaman
    Who Am I
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2623
    2623
    Dokumen107 halaman
    2623
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Dan Filosofi Gerakan KAMMI
    Sejarah Dan Filosofi Gerakan KAMMI
    Dokumen37 halaman
    Sejarah Dan Filosofi Gerakan KAMMI
    iain-su
    100% (1)
  • Doc
    Doc
    Dokumen140 halaman
    Doc
    Yujie Yusoff
    Belum ada peringkat
  • 2636
    2636
    Dokumen151 halaman
    2636
    lbeloq
    Belum ada peringkat
  • Shalat Ternyata Penormal Otak
    Shalat Ternyata Penormal Otak
    Dokumen5 halaman
    Shalat Ternyata Penormal Otak
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • 2634
    2634
    Dokumen93 halaman
    2634
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Sketsa Wajah
    Sketsa Wajah
    Dokumen19 halaman
    Sketsa Wajah
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Shalat Dhuha
    Shalat Dhuha
    Dokumen22 halaman
    Shalat Dhuha
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Tanda-Tanda Kiamat Besar
    Tanda-Tanda Kiamat Besar
    Dokumen20 halaman
    Tanda-Tanda Kiamat Besar
    kualasamping
    Belum ada peringkat
  • Serdos Sosialisasi
    Serdos Sosialisasi
    Dokumen22 halaman
    Serdos Sosialisasi
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Ya Al-Quran Bisa Berbicara
    Ya Al-Quran Bisa Berbicara
    Dokumen14 halaman
    Ya Al-Quran Bisa Berbicara
    iain-su
    Belum ada peringkat
  • Renungan
    Renungan
    Dokumen11 halaman
    Renungan
    al_arawi83
    Belum ada peringkat
  • At Menengok Orang Sakit Dan Adab-Adabnya
    At Menengok Orang Sakit Dan Adab-Adabnya
    Dokumen27 halaman
    At Menengok Orang Sakit Dan Adab-Adabnya
    iain-su
    Belum ada peringkat