Anda di halaman 1dari 60

PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER

SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)


150 KV TRANSMISI UNGARAN – KRAPYAK

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma III


untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Oleh:
Nama : Margi Setiyono
NIM : 5351303007
Prodi : Teknik Elektro Diploma III
Jurusan : Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV adalah bagian dari
sistem pendistribusian tenaga listrik, saluran ini sangatlah mungkin terjadi
gangguan akibat adanya sambaran petir yang dapat mengakibatkan kenaikan
tegangan yang dapat merusak peralatan listrik yang digunakan sebagai
pendukung penyaluran tenaga listrik. Apalagi di Indonesia sebagai negara di
wilayah tropis yang mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk
menghindari/ meminimalisir hal tersebut, maka harus ada media untuk
melindungi penghantar tersebut, yaitu dengan kawat tanah yang dipasang
sepanjang SUTT 150 KV, dan terhubung langsung dengan tower yang
digrounding (diketanahkan).
Oleh karena itu, pentanahan adalah suatu hal yang penting pada tower
SUTT 150 KV. Besarnya harga tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV
harus sesuai dengan ketentuan yang diperbolehkan untuk menjamin
keterandalan sistem bila terjadi tegangan lebih akibat petir tadi. Pada
pemasangan pentanahan tower SUTT 150 KV, pasti memiliki standar
pentanahan yang sesuai dengan ketentuan, baik kedalaman maupun jarak antar
elektrode yang digunakan dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui, pentanahan ditanam dalam tanah, dalam kurun
waktu yang tertentu kemungkinan terjadi perubahan dalam besarnya
tahanannya sangatlah besar. Proses pengukuran secara berkala tahanan
pentanahannya, harus dilakukan dengan teliti dan tidak boleh asal – asalan
yang dapat berakibat fatal nantinya.

B. Permasalahan
Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana karakter tahanan pentanahan
tower SUTT 150 KV.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji secara mendalam dalam penelitian ini
adalah pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi
Ungaran sampai Krapyak pada bulan Februari tahun 2007.

D. Penegasan Istilah
Pengukuran berarti proses, cara, perbuatan mengukur (Balai Pustaka,
2002:1239)

Tahanan berarti hambatan listrik.

Pentanahan berarti untuk dialirkan masuk ke tanah. (Soepartono & A. Rida


Ismu,1980:101)

Tower berarti tiang konstruksi baja yang digunakan sebagai penyangga pada
saluran transmisi.

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana di atas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau
dari GI ke GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan
antara tiang – tiang melalui isolator – isolator dengan sistem tegangan tinggi
(30 KV, 70 KV, dan 150 KV). (PLN,1981)

Transmisi Ungaran – Krapyak berarti wilayah penyaluran dari GI Ungaran


sampai dengan GI Krapyak.

Berdasar penegasan istilah tersebut, Pengukuran Tahanan Pentanahan Tower


SUTT 150 KV Transmisi Ungaran – Krapyak mengandung pengertian yaitu
mengukur tahanan pentanahan dari tower Saluran Udara Tegangan Tinggi 150
KV transmisi Ungaran sampai Krapyak, sebagai wilayah kerja dari PT. PLN
(Persero) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Semarang.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi
Ungaran sampai Krapyak pada bulan Februari tahun 2007.
2. Mengetahui hasil pengukuran tahunan tahanan pentanahan tower SUTT
150 KV transmisi Ungaran sampai Krapyak pada bulan Februari tahun
2006 dan bulan Februari tahun 2007.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan tentang hasil
pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran
sampai Krapyak kepada pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi
(UPT) Semarang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sistem Transmisi
Pusat listrik atau sentral umumnya terletak jauh dari pemakai tenaga
listrik. Karena itu tenaga listrik disalurkan melalui kawat transmisi ke pemakai
tenaga listrik. Bagian dari sistem tenaga listrik adalah:
1. Pembangkit Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibangkitkan oleh generator pada pusat listrik tenaga
(PLT). Macam – macam PLT yang ada dan dikembangkan di Indonesia
seperti:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
b. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
c. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
d. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG),
e. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU),
f. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
2. Transformator Daya
Tegangan listrik yang dibangkitkan pada pusat pembangkit pada
umumnya antara 6 KV sampai 24 KV (T.S. Hutauruk, 1985:1). Untuk
menaikkan tegangan tersebut menjadi 30 KV sampai dengan 500 KV,
dibutuhkan transformator daya yaitu transformator penaik tegangan (step
up). Tujuan dari penggunaan tegangan yang lebih tinggi ini adalah untuk
memperkecil rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran.
3. Jaring/Saluran Transmisi
Ada dua kategori saluran transmisi, yaitu: saluran udara (overhead
lines) dan saluran kabel tanah (underground cable). Saluran udara
menyalurkan tenaga listrik melalui kawat telanjang yang digantung pada
menara atau tiang transmisi dengan perantara isolator, sedangkan kabel
tanah menyalurkan tenaga listrik melalui kabel yang ditanam di bawah
permukaan tanah.
4. Gardu Induk
Gardu induk digunakan sebagai transformasi tenaga listrik tegangan
tinggi 500 KV menjadi tegangan tinggi 150 KV atau dari tegangan tinggi
150 KV menjadi tegangan menengah 20 KV. Proses transformasi ini
menggunakan transformator penurun tegangan (step down).
5. Jaring Distribusi Primer
Digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dengan tegangan
menengah 20 KV.
6. Transformator Distribusi
Transformator distribusi menggunakan transformator jenis step down
untuk menurunkan tegangan menengah 20 KV menjadi tegangan rendah
220 V. Transformator distribusi ini terpasang sepanjang jaring distribusi
primer.
7. Jaring Distribusi Skunder
Berfungsi menyalurkan tegangan rendah 220 V untuk digunakan
oleh konsumen (masyarakat perumahan).
Yang termasuk dalam sistem transmisi adalah nomor 2, 3, dan 4,
sedangkan yang termasuk dalam sistem distribusi adalah nomor 5, 6, dan 7.
Tugas sistem transmisi adalah menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah
besar ke pusat beban atau perusahaan – perusahaan pemakai tenaga listrik
dalam jumlah besar. Sedangkan sistem distribusi adalah menyalurkan tenaga
listrik dari gardu induk ke pemakai tenaga listrik dalam jumlah yang lebih
kecil dari sistem transmisi.
Sistem transmisi yang biasa dipakai untuk menyalurkan tenaga listrik
dalam jumlah besar adalah sistem transmisi arus bolak – balik 3 fasa, saluran
udara. Pada sistem transmisi saluran udara, kawat – kawat digantung pada
suatu tiang atau menara. Tegangan sistem transmisi adalah 30 KV sampai 700
KV. Adapun tegangan transmisi yang banyak digunakan di Indonesia adalah
dengan tegangan tinggi 150 KV dan dan tegangan ekstra tinggi 500 KV.
Dalam membuat rencana penyaluran tenaga listrik, harus diperhatikan:
1. pemilihan tegangan
2. pemilihan jenis kawat dan penampang kawat
3. pemilihan sistem perlindungan terhadap gangguan – gangguan
4. kontinuitas penyaluran tenaga listrik
5. pembebasan tanah yang dilalui
Namun, dari semua faktor tersebut, masih ada faktor yang menentukan
yaitu faktor ekonomis. (Soepartono & A. Rida Ismu, 1980:2)

B. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana di atas tanah
untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI)
atau dari GI ke GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang
direntangkan antara tiang – tiang melalui isolator – isolator dengan sistem
tegangan tinggi (30 KV, 70 KV, dan 150 KV). (PLN, 1981)

Gambar 2.1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Bagian – bagian utama dari SUTT adalah terdiri dari: menara/tiang


transmisi, isolator, kawat penghantar, dan kawat tanah.
1. Menara atau Tiang Transmisi
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran
transmisi. Tiang menurut bentuk atau konstruksinya dibagi menjadi empat
macam, yaitu: (PLN, 1981)
a. Tiang konstruksi baja, terbuat dari baja profil, disusun sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu menara yang telah diperhitungkan
kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhannya. Tiang jenis ini yang
sering disebut dengan tower karena bentuk kontruksinya.
b. Tiang manesman, terbuat dari pipa baja, dimana ukuran – ukuran
panjang, diameter, dan ketebalan dari pipa baja yang akan digunakan
disesuaikan dengan keperluan.
c. Tiang beton bertulang, terbuat dari beton.
d. Tiang kayu, terbuat dari kayu ulin dan kayu besi yang tidak perlu
diawetkan, sedangkan jenis rasamala, kruing, dan damar laut, sebelum
dipergunakan, harus dilakukan pengawetan terlebih dahulu agar umur
tiang kayu tersebut dapat lebih lama.
Sedangkan tiang menurut fungsinya, terdiri atas: (PLN, 1981)
a. Tiang penegang (tension/aspan tower)
Tiang penegang, di samping menahan gaya berat juga menahan
gaya tarik dari kawat – kawat SUTT.
b. Tiang penyangga (suspension/dragh tower)
Tiang penyangga untuk mendukung atau menyangga dan harus
kuat terhadap gaya berat dari peralatan listrik yang ada pada tiang
tersebut.
c. Tiang sudut (angle tower)
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima
gaya tarik akibat dari perubahan arah SUTT.
d. Tiang akhir (dead end tower)
Tiang akhir adalah tiang penegang yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga kuat untuk menahan gaya tarik kawat –
kawat dari satu arah saja. Tiang akhir ditempatkan di ujung SUTT
yang akan masuk ke Gardu Induk.
e. Tiang transposisi
Adalah tiang penegang yang berfungsi sebagai tempat
perpindahan letak susunan phasa kawat – kawat SUTT.
Pemilihan macam tiang yang akan dipakai, tergantung pada beberapa
faktor, antara lain:
a. Lokasi atau keadaan medan yang akan dilewati saluran
b. Biaya pembangunan tiang
c. Biaya perawatan tiang
d. Bahan tiang yang diperoleh
e. Perkiraan lama pemakaian saluran
Jenis tiang yang banyak dipergunakan dalam penyaluran transmisi
150 KV adalah bangunan menara baja atau yang biasa disebut dengan
tower SUTT 150 KV. Hal ini disebabkan karena jenis tower kurang
memerlukan pengawasan, biaya perawatan kecil, dan dapat tahan lama.

Gambar 2.2. Jenis tiang menara baja/tower SUTT 150 KV

2. Isolator - isolator
Isolator yang digunakan pada SUTT adalah dari bahan porselen atau
gelas dan berfungsi sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat
penghantar dengan tiang. Jenis isolatornya adalah jenis isolator piring,
yang digunakan sebagai isolator penegang dan isolator gantung, dimana
jumlah piringan isolator disesuaikan dengan tegangan sistem SUTT
tersebut. Satu piring isolator untuk isolasi sebesar 15 KV, jika tegangan
yang digunakan adalah 150 KV, maka jumlah piring isolatornya adalah 10
piringan.

Gambar 2.3. Isolator piring

3. Kawat Penghantar
Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu
tempat tempat ke tempat lainnya. (PLN, 1981)
Jenis – jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran
transmisi adalah tembaga dengan konduktivitas 100% (CU 100%),
tembaga dengan konduktivitas 97,5% (CU 97,5%) atau aluminium dengan
konduktivitas 61% (Al 61%). Kawat penghantar aluminium terdiri dari
berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut:
AAC = ”All-Aluminium Conductor”, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari aluminium.
AAAC = ”All-Aluminium-Alloy Conductor”, yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
ACSR = ”Aluminium Conductor, Steel-Reinforced”, yaitu kawat
panghantar aluminium berinti kawat baja.
ACAR = ”Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced”, yaitu kawat
penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas
dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar
tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari aluminium, dan juga lebih
mahal. Oleh karena itu, kawat penghantar aluminium telah menggantikan
kedudukan tembaga. Penghantar dengan campuran aluminium (aluminium
alloy) digunakan karena dapat memperbesar kuat tarik dari kawat
aluminium. Sebagaimana diketahui bahwa letak antar tiang/menara saluran
transmisi yang jauh (ratusan meter), maka dibutuhkan kuat tarik yang
tinggi. Penghantar aluminium alloy yang digunakan adalah dari jenis
ACSR. (T.S. Hutauruk, 1985:4)
4. Kawat tanah
Kawat tanah atau ground wires juga disebut sebagai kawat
pelindung, gunanya untuk melindungi kawat – kawat penghantar atau
kawat – kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tersebut dipasang
di atas kawat fasa. Sebagai kawat tanah umumnya dipakai kawat baja
(steel wires) yang lebih murah, tetapi tidaklah jarang digunakan ACSR.
(T.S. Hutauruk, 1985: 4)
Pada SUTT, jumlah kawat tanah yang digunakan ada yang
menggunakan satu kawat tanah dan ada yang menggunakan dua kawat
tanah. Agar dapat memenuhi fungsi kawat tanah sebagai pelindung
terhadap sambaran langsung (direct stroke), kawat tanah tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Harus cukup tinggi di atas fasa konduktor dan agar dapat menangkap
(intercept) pukulan langsung.
b. Harus mempunyai jarak aman (clearance) yang cukup terhadap
konduktor pada tengah – tengah rentangan.
c. Tahanan kaki tower harus cukup rendah untuk memperkecil tegangan
yang melintas pada isolator.
Gambar 2.4. SUTT dengan dua kawat tanah

C. Gangguan – gangguan pada SUTT 150 KV


1. Definisi Gangguan
Menurut Djiteng Marsudi (1990:v-18), gangguan didefinisikan
sebagai kejadian yang menyebabkan bekerjanya relay dan menjatuhkan
Pemutus Tenaga (PMT) di luar kehendak operator, sehingga menyebabkan
putusnya aliran daya yang melalui PMT tersebut.
Bagian SUTT yang paling sering terkena gangguan ada pada kawat
transmisi (70% s.d. 80% dari seluruh gangguan). Hal ini disebabkan
karena luas dan panjang kawat transmisi yang terbentang dan beroperasi
pada kondisi udara yang berbeda – beda. (T.S. Hutauruk, 1985: 3)
Ditinjau dari sifatnya, gangguan pada SUTT 150 KV terdiri dari
gangguan yang bersifat temporer dan bersifat permanen. (PLN: Pusdiklat)
a. Gangguan yang bersifat temporer
Gangguan temporer yaitu gangguan yang berlangsung singkat
dan dapat hilang dengan sendirinya. Sebab gangguan ini dapat terjadi
karena petir, burung, atau dahan pohon yang menyentuh kawat fasa
SUTT dalam waktu singkat yang dapat menyebabkan terjadinya
loncatan api yang dapat mengakibatkan hubung singkat.
b. Gangguan yang bersifat permanen
Gangguan permanen yaitu gangguan yang berlangsung lama dan
tidak dapat hilang dengan sendirinya. Gangguan ini baru bisa diatasi
setelah gangguannya dihilangkan. Gangguan ini bisa disebabkan
karena ada kerusakan peralatan, sehingga gangguan ini baru hilang
setelah kerusakan ini diperbaiki atau karena ada sesuatu yang
mengganggu secara permanen, misalnya kawat putus atau dahan yang
menimpa kawat fasa SUTT. Gangguan temporer yang terjadi berkali –
kali dapat menyebabkan timbulnya kerusakan peralatan yang akhirnya
dapat menyebabkan gangguan yang bersifat permanen.
2. Penyebab Gangguan pada SUTT 150 KV
Menurut T.S. Hutauruk (1991:4), faktor – faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada SUTT adalah:
a. Petir
Berdasar pengalaman diperoleh bahwa sambaran petir sering
mengakibatkan gangguan pada sistem tegangan tinggi.
b. Burung atau dedaunan
Burung atau dedaunan yang terbang dan menyentuh dua kawat
penghantar SUTT baik antar fasa atau fasa dengan tower, maka dapat
memungkinkan terjadinya loncatan bunga api listrik.
c. Polusi (debu)
Debu yang menempel pada isolator bisa bersifat konduktif,
sehingga dapat menyebabkan loncatan bunga api listrik pada isolator
tersebut.
d. Pohon yang tumbuh di dekat SUTT
Pohon yang tumbuh dekat dengan SUTT dapat menyebabkan
jarak aman (clearance) berkurang. Jarak aman yang berkurang dapat
berakibat timbulnya gangguan pada SUTT.
e. Keretakan pada isolator
Bila terjadi keretakan pada isolator, maka secara mekanis,
apabila ada petir yang menyambar akan terjadi arus yang tembus
(breakdown) pada isolator.
Ditinjau dari asalnya, penyebab gangguan dapat dibedakan menjadi:
a. Gangguan dari dalam, adalah gangguan yang terjadi oleh sebab
kelainan pada peralatan itu sendiri.
b. Gangguan dari luar, adalah yang terjadi oleh sebab benda atau
makhluk atau alam yang menimpa pada peralatan.
Ditinjau dari jenisnya, penyebab gangguan dibedakan menjadi:
a. Gangguan hubung singkat antar fasa
b. Gangguan hubung singkat fasa dengan tanah
c. Putus rangkaian
d. Penurunan nilai isolasi
Menurut Djiteng Marsudi (1990:v-18), di pulau jawa, sebab
gangguan yang paling utama pada SUTT adalah petir. Hal ini disebabkan
karena memang jumlah petir di Indonesia tergolong banyak. Hal ini
biasanya dinyatakan dengan Isokraunic Level (IKL), yaitu angka yang
menunjukkan jumlah hari guruh pertahun. Angka IKL di pulau Jawa
berkisar antara 20 sampai dengan 135.
Parameter – parameter yang mempengaruhi jumlah gangguan karena
petir adalah:
a. Isokraunic Level (IKL)
b. Konfigurasi kawat tanah
c. Konstruksi tiang
d. Tahanan pentanahan
e. Andongan penghantar
Petir yang menyambar SUTT menimbulkan gelombang berjalan
yang merambat ke berbagai arah dan menghasilkan pula gelombang –
gelombang pantul yang berinterferensi satu dengan yang lain. Gelombang
berjalan ini beserta hasil interferensi dengan pantulannya, apabila telah
mencapai nilai yang lebih besar daripada nilai isolasi dasar (Basic
Isulation Level) dari peralatan SUTT maupun peralatan lainnya yang
terhubung secara langsung dengan SUTT, dapat menimbulkan lompatan
api yang menyangkut permukaan (flashover) pada peralatan tersebut yang
mungkin menimbulkan gangguan dan kerusakan pada peralatan, terutama
flashover ini tidak berhenti setelah tegangan kembali mencapai tegangan
nominal dari SUTT.
Petir juga dapat menyambar kawat kawat tanah pada SUTT 150 KV,
dan jika nilai tahanan pentanahan dari kaki tower tinggi maka dapat terjadi
flashover pada isolator yang dapat merusak isolator tersebut dan mengenai
kawat fasa.

D. Proteksi SUTT 150 KV


Proteksi yang digunakan pada SUTT 150 KV adalah menggunakan relay
– relay yang berfungsi untuk: (PLN: Pusdiklat)
1. Mengamankan peralatan terhadap kerusakan akibat gangguan
2. Melokalisir gangguan sehingga pemadaman bagi konsumen diusahakan
sekecil dan sesingkat mungkin
3. Mencegah runtuhnya sistem, sehingga pemadaman total dapat dihindari
Macam - macam relay pada SUTT 150 KV adalah: (PLN: Pusdiklat)
1. Relay untuk mengatasi gangguan
a. Relay jarak (distance relay)
Berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar
fasa maupun gangguan hubung tanah. Relay ini dilengkapi dengan
penunjuk tempat terjadinya gangguan.
b. Relay arus lebih (over current relay )
Berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan antar
fasa maupun gangguan hubung tanah.
c. Relay gangguan tanah (ground fault relay)
Berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap gangguan hubung
tanah.
d. Relay tegangan lebih (over voltage relay)
Berfungsi untuk memproteksi SUTT terhadap tegangan lebih.
2. Relay untuk keandalan sistem
a. Relay penutup balik (recloser)
Berfungsi untuk menormalkan kembali SUTT akibat gangguan
hubung singkat yang temporer.
b. Relay frekuensi kurang
Berfungsi untuk melepas SUTT bila terjadi penurunan frekuensi
sistem.

E. Pentanahan Tower SUTT 150 KV


Untuk mereduksi adanya tegangan sentuh dan tegangan lebih akibat
sambaran petir pada konstruksi tower SUTT yang tidak bertegangan, dipasang
beberapa batang pentanahan (ground rod) yang dihubungkan satu sama lain
dengan kawat/plat tembaga dan dihubungkan ke tower dari dua sisi yang
berlawanan. Tahanan pentanahan setiap tower diisyaratkan maksimum 10
Ohm, diukur tanpa menggunakan kawat tanah. (PLN,1997)
Menurut A.S. Pabla (1994:154), agar pentanahan dapat bekerja efektif,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Membuat jalur impedansi yang rendah ke tanah dan menggunakan
rangkaian efektif
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan yang berulang
3. Menggunakan bahan tahan korosi teradap berbagai kondisi kimiawi tanah,
hal ini untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur
peralatan yang dilindungi
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanan.
Bagian – bagian dari pentanahan tower SUTT 150 KV terdiri dari lima
macam, sebagai berikut: (PLN: Pusdiklat)
1. Elektrode pentanahan (grounding electrode), merupakan logam seperti
pipa/plat tembaga, pipa galvanis, atau yang sejenis yang ditanam cukup
dalam di bawah tanah (sebaiknya mencapai air tanah).
2. Rel pentanahan (ground bus), merupakan suatu rel jaringan pentanahan
tempat dimana elektrode – elektrode dihubungkan, sehingga seluruh
elektrode menjadi satu. Rel pentanahan ini bisa berbentuk jaring/jala –
jala. Rel pentanahan ini hanya digunakan pada tempat yang sulit untuk
mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang baik setelah menggunakan
ground rod. Bahan yang digunakan untuk ground bus adalah jenis kawat
tembaga atau kawat baja GSW (Ground Steel Wires).
3. Penghantar pentanahan (grounding conduktor), merupakan kawat yang
menghubungkan ground rod dan atau ground bus dengan kaki tower
SUTT. Bahan Grounding conduktor menggunakan kawat tembaga atau
kawat baja GSW (Ground Steel Wires).
4. Klem pentanahan, merupakan klem dari plat untuk kontak antara ground
rod dengan grounding conductor atau ground bus. Klem pentanahan
menggunakan plat bimetal, yaitu baja yang dilapisi dengan lapisan
tembaga.
5. Baut, digunakan sebagai kontak antara grounding conductor dengan kaki
tower. Baut yang digunakan antara lain nomor 16, 17, 19, atau 21.

Gambar 2.5. Pentanahan/arde tower SUTT 150 KV secara umum


Macam dan bentuk elektrode pentanahan dapat berupa:
1. Elektrode pita/strip, ialah elektrode yang dibuat dari penghantar berbentuk
pita atau berpenampang bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya
ditanam secara dangkal. Elektrode ini dapat ditanam pada sebagai pita
lurus, radial, melingkar, jala – jala, atau kombinasi dari bentuk tersebut
2. Elektrode batang, ialah elektrode dari pipa besi, baja profil, atau batang
logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektrode bentuk
batang ini yang biasa dikenal sebagai batang pentanahan (ground rod)
3. Elektrode pelat, adalah elektrode dari bahan logam utuh atau berlubang.
Pada umumnya elektrode pelat ditanam secara dalam
Faktor – faktor yang mempengaruhi tahanan pentanahan tower SUTT
150 KV yang menggunakan ground rod adalah sesuai dengan persamaan
untuk menghitung tahanan pentanahan menurut T.S. Hutauruk (1991:157)
adalah sebagai beikut:

R= ρ
2πL
( d)
ln 2 L (2.1)

dimana:
R = tahanan pentanahan tower, Ohm
ρ = tahanan jenis tanah, Ohm-m
L = panjang ground rod, m
d = diameter ground rod, m
Berdasarkan persamaan tersebut, tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV tergantung dari:
1. Tahanan jenis tanah
Tahanan pentanahan sangat tergantung pada tahanan jenis tanah
yaitu tahanan pentanahan berbanding lurus dengan tahanan jenis tanah.
Tahanan jenis tanah bervariasi dari 10 sampai dengan 10.000 Ohm per-m3,
kadang – kadang harga ini dinyatakan dalam Ohm-m. Pernyataan Ohm-m
merepresentasikan tahanan di antara dua permukaan yang berlawanan dari
suatu volume tanah yang berisi 1 m3.
Faktor – faktor yang menentukan besarnya tahanan jenis tanah
adalah sebagai berikut:
a. Jenis tanah
Jenis tanah dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah. Kesulitan
yang biasa dijumpai dalam mengukur tahanan jenis tanah adalah
bahwa dalam kenyataannya komposisi tanah tidaklah homogen pada
seluruh volume tanah, yang bervariasi secara vertikal maupun
horizontal, sehingga pada lapisan tertentu mungkin terdapat dua atau
lebih jenis tanah dengan tahanan jenis yang berbeda. Untuk
memperoleh harga yang sebenarnya dari tahanan jenis tanah, harus
dilakukan pengukuran langsung di tempat dengan memperbanyak titik
pengukuran.
Besarnya tahanan jenis tanah berdasarkan jenis tanah dapat dilihat
dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tahanan jenis tanah pada jenis tanah yang berbeda
(www.elektroindonesia.com/elektro/ener24b.html)
Tahanan Jenis
No. Jenis Tanah
(Ohm-m)
1. Tanah rawa 10 s.d. 40
2. Tanah liat dan ladang 20 s.d. 100
3. Pasir basah 50 s.d. 200
4. Kerikil basah 200 s.d. 3.000
5. Pasir dan kerikil kering <10.000
6. Tanah berbatu 2.000 s.d. 3.000
7. Air laut dn tawar 10 s.d. 100

b. Lapisan/komposisi kimia tanah


Lapisan tanah yang dimaksud adalah dapat berlapis – lapis
dengan komposisi kimia tanah yang berbeda. Perbedaan lapisan tanah
menimbulkan besarnya tahanan jenis menjadi berlainan. Sering dicoba
untuk mengubah komposisi kimia tanah dengan memberikan garam
pada tanah dekat ground rod dengan maksud memperoleh tahanan
jenis tanah yang rendah. Cara ini hanya baik untuk sementara, sebab
proses penggaraman harus dilakukan secara periodik, setidaknya enam
bulan sekali.
c. Iklim dan kelembaban tanah
Tahanan jenis tanah dapat berubah tergantung kondisi
iklim/cuaca, karena terkait dengan kandungan air (kelembaban) dalam
tanah. Semakin banyak air yang dikandung dalam tanah, maka tanah
tersebut menjadi lembab, dan memiliki tahanan jenis yang baik. Untuk
mengurangi variasi tahanan jenis akibat pengaruh iklim, pentanahan
dapat dilakukan dengan menanam ground rod sampai mencapai
kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan.
d. Temperatur
Temperatur tanah di sekitar ground rod juga dapat berpengaruh
pada besarnya tahanan jenis tanah. Bila temperatur dalam tanah yang
rendah atau bahkan mencapai di bawah 00C, maka air dalam tanah
akan membeku dan molekul air dalam tanah akan sulit bergerak
sehingga daya hantar listrik dalam tanah rendah sekali. Bila temperatur
tanah naik, air akan berubah menjadi fase cair, molekul – molekul dan
ion – ion bebas bergerak sehingga daya hantar listrik tanah menjadi
besar dan tahanan jenis tanah menjadi turun.
2. Panjang ground rod
Tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV dapat berkurang dengan
menambah panjang ground rod. Tapi hubungan ini tidak langsung akan
mencapai satu titik di mana penambahan panjang ground rod hanya akan
mengurangi tahanan pentanahan dalam jumlah sedikit, dalam hal ini
ground rod paralel digunakan.
Penggunaan ground rod paralel, persamaan 2.1 tetap dapat digunakan
untuk menghitung tahanan pentanahan tower, bila variabel d dirubah
menjadi A dan jari – jari tiap ground rod sama. Harga A adalah kelipatan
ground rod yang tergantung dari penempatan masing – masing ground rod
sebagai berikut:
Penempatan:
2 ground rod diletakkan di mana saja A= ar (2.2)

3 ground rod diletakkan membentuk segitiga A= 3


a2r (2.3)

4 ground rod diletakkan membentuk segi empat A= 4 2 1 a 3r (2.4)


2
di mana:
r = jari – jari dari masing – masing ground roud (harus sama)
a = jarak antara ground roud
3. Diameter ground rod
Berdasarkan persamaan 2.1, semakin besar diameter ground rod,
maka semakin besar tahanan pentanahannya. Hal ini disebabkan karena
luas kontak antara ground rod dengan tanah sekitar menjadi besar. Jika
diameter ground rod terlalu besar, maka akan menimbulkan masalah
dalam pemasangan. Cara mengurangi nilai tahanan pentanahan dengan
menambah diameter ground rod ini agak ditinggalkan.

Usaha – usaha yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UPT Semarang
untuk dapat memperbaiki nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV yaitu
dengan cara:
1. Menambah jumlah arde baru, pada kaki lain tetapi tetap berlawanan
2. Menambah jumlah arde baru dan menghubungkan secara paralel dengan
arde yang lama

F. Metoda/Cara Pentanahan Tower SUTT 150 KV


1. Pentanahan dengan Elektrode Tancap (Driven Ground)
Pentanahan dengan driven ground adalah pentanahan yang dilakukan
dengan cara menancapkan batang elektrode ke tanah (PLN,1997).
Besarnya tahanan pentanahan dapat dihitung dengan persamaan dengan
metode ini dihitung dengan persamaan 2.1.
Gambar 2.6. Pentanahan dengan Driven Ground

2. Pentanahan dengan Counterpoise


Pentanahan dengan counterpoise adalah pentanahan yang dilakukan
dengan cara menanam kawat elektrode sejajar atau radial beberapa cm di
bawah tanah (30 s.d. 90 cm). (PLN,1997)
Digunakan pada daerah yang mempunyai lapisan tanah yang keras
dan berbatu – batu atau daerah yang tahanan jenis tanahnya tinggi.

Kawat Counterpoise

Arah saluran

Radial Paralel
Dasar menara

Gambar 2.7. Pentanahan dengan Counterpoise


Menurut T.S. Hutauruk, tahanan pentanahan tower dengan metode ini
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

R = rρ .Coth L r Ohm (2.5)


ρ

di mana:
R = tahanan pentanahan tower, Ohm
r = tahanan kawat, Ohm/meter
ρ = tahanan jenis tanah, Ohm-meter
L = panjang kawat, meter
Tujuan desain counterpoise adalah mancapai tahanan yang tetap dari
counterpiose sebelum tegangan pada puncak tower mencapai pada tingkat
loncatan api dari isolator. Panjang minimum counterpoise, dapat dihitung
menggunakan rumus:

L= ρ Coth −1 ( R ) (2.6)
r rρ

Bila counterpoise terlalu panjang, 2 atau lebih kawat dapat digunakan


dalam counterpoise, sampai tahanan 10 Ohm yang diinginkan diperoleh.
3. Pentanahan untuk tiang manesman

Tembaga

Klem
terminal
pentanahan
Pelat tembaga

Tiang

Ground rod
Pondasi

Gambar 2.8. Pentanahan untuk tiang manesman tampak atas


Klem Tiang
Pentanahan
Permukaan tanah

Pelat Tembaga
500 s.d. 600 mm

Pondasi

Ground rod

Gambar 2.9. Pentanahan untuk tiang manesman tampak samping

Metoda pentanahan untuk tower SUTT 150 KV yang biasa digunakan


adalah dengan metode driven ground atau driven ground yang
dikombinasikan dengan kawat pentanahan membentuk ground bus, untuk
memperoleh tahanan pentanahan di bawah 10 Ohm. Panjang ground rod
sudah ditentukan yaitu 240 cm berbahan tembaga atau baja dengan diameter
5/8 inchi. Kawat penghubung tiang dengan ground rod yang digunakan adalah
jenis kawat baja atau GSW (Ground Steel Wires) berdiameter 55 mm.
Penanaman ground rod sedalam 1,8 m di dalam tanah, dan penanaman ground
bus sedalam 60 cm di bawah permukaan tanah.
80 cm
Tanah urug
ke kaki tower

150 cm
Kawat GSW 55 mm

Klem penjepit
150 cm

Urug camp. garam


dan arang (1:2)

120 cm
Ground rod 5/8” X 240

20 cm

Gambar 2.10. Konstruksi pentanahan SUTT 150 KV dengan ground rod yang
biasa digunakan

1350 cm

Ground rod D C Pondasi tower

Ground Bus
(Kawat GSW)

Tower SUTT
900 cm

Gambar 2.11. Pentanahan SUTT 150 KV dengan driven ground dan ground bus
G. Pengukuran Tahanan Pentanahan Tower SUTT 150 KV
1. Aspek Pengukuran
Pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV merupakan
bagian dari pemeliharaan tahunan tower SUTT 150 KV yang dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Semarang.
Pengukuran ini terdiri dari berbagai aspek, yaitu meliputi: tahanan
pentanahan kaki tower bersama dengan pentanahan (arde), tahanan
pentanahan kaki tower sendiri (tanpa arde), dan tahanan pentanahan arde
masing – masing sisi kaki tower (sisi AB dan sisi CD). Alat yang
digunakan adalah earth-meter/earth resistance test, dengan dua elektrode
bantu.

Gambar 2.12. Earth Resistance Test dengan merk Yokogawa

Keterangan:
1. Terminal E untuk kaki tower atau arde yang akan diukur
2. Terminal P untuk elektrode bantu 1
3. Terminal C untuk elektrode bantu 2
4. Jarum penunjuk kondisi batere dan besarnya tegangan yang timbul
5. Saklar Batere, Tegangan, dan Hambatan (R)
6. Push-button
7. Penunjuk besarnya hambatan (R) pentanahan
P C
Earth Resistance Test E

l l
Arde/kaki l = 5 s.d. 10 m
tower
Gambar 2.13. Rangkaian pengukuran tahanan pentanahan

2. Nama Tower SUTT 150 KV


Pemberian nama tower sendiri terdiri dari jenis tower dan diikuti
dengan nomor urut tower, dan kebanyakan sudah ada tertulis pada tower
SUTT 150 KV. Jenis tower yang paling banyak dijumpai adalah jenis
penegang (aspan) dan penyangga (dragh). Sebagai contoh pada tower
pertama SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak dengan jenis aspan,
maka diberi nama dengan A01, di mana A sebagai jenis tower dan 01
adalah nomor tower dari GI yang disebut pertama pada saluran transmisi.

Gambar 2.14. Tower SUTT 150 KV jenis aspan


Gambar 2.15. Tower SUTT 150 KV jenis dragh

Penamaan kaki tower SUTT 150 KV adalah dengan menggunakan


huruf abjad sebagaimana pada gambar 2.16.

Gambar 2.16. Nama kaki tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian guna menyusun Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT.
PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Semarang yang beralamat di
jalan Ngesrep Timur V No. 41 Semarang dan pada tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak sebanyak 69 buah tower dengan jenis konstruksi
baja. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2007.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pengukuran harga tahanan pentanahan
tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak pada bulan Februari 2007.

C. Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, metode penelitian diartikan sebagai cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Metode yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Wawancara atau sering disebut juga dengan interviu adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.
2. Observasi
Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut juga
pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Termasuk dalam proses observasi
ini adalah dengan cara mengukur langsung objek yang diteliti dengan
menggunakan alat ukur.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah dengan menggunakan tulisan sebagai
sumber penelitian, misalnya buku – buku penunjang, dokumen, dan
sebagainya.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen diartikan sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
mudah diolah. Dalam hal ini instrumen yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Earth-meter/Earth Resistance Test sebanyak satu buah
2. Elektrode Bantu sebanyak dua buah
3. Kabel penghubung (20 s.d. 30 m) sebanyak tiga buah
4. Kunci pas/ring nomor 17 sebanyak dua buah
5. Kunci pas/ring nomor 19 sebanyak dua buah
6. Kunci pas/ring nomor 21 sebanyak dua buah
7. Kunci Inggris sebanyak satu buah
8. High grade panatrating oil sebanyak satu buah
9. Tabel hasil pengukuran
Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan
Tahanan Pentanahan Tower (Ohm)
Kaki Arde Kaki
No. Gabungan
No. Tower A B C D
Tower
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007
1
2
3
4
5
6
7
8
9
E. Langkah Pengukuran
Cara pengukuran tahanan pentanahan kaki tower SUTT 150 KV dengan
Earth-meter/Earth Resistace Test, merk Yokogawa,
1. Mempersiapkan alat ukur earth-meter/earth resistance test
2. Menanam 2 buah elektrode bantu dengan jarak antar elektrode maupun
dengan kaki tower yang akan diukur masing – masing 5 s.d. 10 m dan
mengusahakan membentuk sudut 600
3. Memasang/menghubungkan elektrode tersebut dengan kabel ke earth-
meter sesuai gambar 2.12 dan 2.13
4. Cara mengukur tahanan pentanahan adalah dengan menempatkan posisi
saklar pada bagian Ω , menekan push-button, bersamaan dengan memutar
penunjuk besaran sampai didapat posisi jarum penunjuk tegangan pada
angka nol (0).
5. Mengecek batere dari earth-meter, agar diketahui kondisinya baik atau
tidak, dengan cara menempatkan saklar pada posisi B, kondisi batere dapat
diketahaui baik jika menekan push-button dan posisi jarum penunjuk ke
arah kiri (Batt)
6. Memasang/menghubungkan kaki tower dan arde yang akan diukur dengan
kabel ke earth-meter sesuai gambar 2.12 dan 2.13
7. Mengukur tahanan pentanahan tower yaitu gabungan antara kaki dan
semua arde
8. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengukuran
9. Melepas arde dari kaki tower dengan kunci yang diperlukan
10. Memasang/menghubungkan kaki tower dengan kabel ke earth-meter
sesuai gambar 2.12 dan 2.13
11. Mengukur tahanan pentanahan dari kaki tower sendiri tanpa arde
12. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengukuran
13. Memasang/menghubungkan arde kaki dengan kabel ke earth-meter sesuai
gambar 2.12 dan 2.13
14. Mengukur tahanan pentanahan dari arde kaki dari masing – masing sisi
secara berlawanan dan atau keseluruhan dan mencatat hasil pengukuran
dalam tabel hasil pengukuran

F. Analisis Data
Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian komparasi non-
hipotesis yaitu mengadakan komparasi status fenomena dengan standarnya.
Adapun langkah analisis data yang dilakukan terhadap hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui standar PLN tentang tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV maksimum 10 Ohm.
2. Analisis tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran –
Krapyak pada bulan Februari 2006 dan pada bulan Februari 2007.

Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Tower SUTT 150 KV


Transmisi Ungaran – Krapyak

Tahanan Pentanahan Tower (Ohm)


Kaki Arde Kaki
No. Gabungan
No. Tower A B C D
Tower
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007
1 A01 0,8 0,6 0,8 1,2 0,9 1,8 1,1 2
2 D02 1,1 1,1 - - - 1,4 las las
3 D03 0,6 0,8 0,7 1,2 0,5 9,2 0,8 0,9
4 D04 0,5 0,6 0,6 1,2 1,2 25 1,2 2,1
5 D05 0,6 0,6 0,8 0,8 2,2 3,4 2,2 2,9
6 D06 0,6 0,7 0,6 0,8 1,8 1,2 1,8 1,2
7 D07 0,5 0,5 0,5 0,8 1,4 2,1 1,6 2,1
8 D08 0,7 0,6 0,7 0,9 0,8 2,5 0,8 3,2
9 A09 0,7 0,6 0,9 0,7 2,6 3,2 2,8 0,9
10 A10 0,8 0,8 1 0,8 7 3,4 6,2 rsk
11 A11 0,6 1 0,8 2,4 1,9 2,5 1,9 2,5
12 D12 0,6 0,7 1,3 0,8 1 1,5 10 1,5
13 D13 0,8 0,9 1,2 1,5 1,6 20 1,6 1,9
14 D14 0,5 0,7 - - 0,6 0,8 las las
15 D15 1 0,9 1,5 1,8 1,7 1,4 1,7 1,4
16 D16 0,8 1,2 1 2 3 1,2 3 3,5
17 D17 0,9 0,9 1 1,1 2,3 1,8 1 1,9
Tahanan Pentanahan Tower (Ohm)
Kaki Arde Kaki
No. Gabungan
No.
Tower
Tower A B C D
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007
18 D18 1,2 1,7 2 1,9 3,5 5 3,5 5
19 D19 0,7 1 1,2 2 1,2 1 1,2 1,4
20 D20 0,9 0,8 1 0,9 1,9 1,9 1,9 1,1
21 A21 0,8 0,5 1,2 1,3 1,4 4,4 4,2 4,3
22 A22 1,1 1,3 1,4 1,5 4,2 5,8 4,5 5,5
23 D23 0,5 0,8 0,8 1,1 1,4 2 8,5 9,5
24 D24 1,1 0,9 1,7 1,1 5,6 1 5,5 1
25 D25 0,7 1,2 1,2 1,3 2,8 1,5 2,6 1,5
26 D26 0,9 0,8 1,4 2 2,2 2,8 3,4 2,8
27 D27 0,9 0,8 1,1 1,2 4,8 5 4,8 5
28 D28 0,7 1,1 0,9 1,3 3,5 5 3,8 1,2
29 D29 0,8 1,2 1,2 1,3 5,5 2,5 5,2 3
30 D30 0,8 1 1,4 1,1 7,5 30 12 13,5
31 A31 1 0,9 - - 3 3,8 3 3,8
32 D32 0,8 0,9 0,9 1,1 2,5 2,8 2,5 2,6
33 D33 0,5 0,7 - - 0,7 0,9 0,7 0,9
34 D34 0,9 0,9 1 1,2 4 4,5 4 4,5
35 D35 0,6 0,8 - - 2 2,5 0,6 2,8
36 D36 0,9 0,8 1,2 1,2 2,7 2,8 2,7 3
37 D37 0,6 0,7 0,8 0,9 3 3,4 3 2,8
38 D38 0,8 0,6 1 0,8 2 2,6 2 2,6
39 D39 0,7 0,8 0,9 1 4 5 4 17
40 D40 1,2 1 1,5 1,2 5 5,5 9 5,5
41 D41 0,8 0,9 0,9 1,2 4 4 4,2 4
42 D42 1 0,9 1,5 1,2 4 3,5 3,5 3,5
43 D43 0,9 1 1,3 1,1 1,5 7 2 1,9
44 D44 0,8 0,5 1 0,7 2,3 1,3 2,5 1,3
45 D45 0,9 0,5 1,1 0,8 1,6 2 1,2 2
46 A46 0,8 0,8 0,9 1,2 2 0,6 1,8 0,6
47 A47 0,3 0,4 0,5 0,5 0,9 0,9 2 0,9
48 A48 0,5 0,6 0,7 0,8 0,8 0,6 1,2 12,5
49 A49 0,6 0,6 0,8 1,3 3 1,1 2,5 1,2
50 D50 1,6 0,6 6 0,8 1,7 1,9 2 1,9
51 D51 0,8 0,7 0,6 0,9 1,5 2,8 1 2,8
52 D52 0,8 0,6 0,7 0,7 2,4 1,1 2 1,1
53 A53 0,7 0,8 0,6 0,9 1,1 13 2,2 1,1
54 D54 1 0,7 0,9 0,9 1,2 2,8 1,6 2,8
55 D55 0,8 0,5 0,7 0,7 1,8 5 1,4 1,5
56 D56 0,6 0,8 0,8 0,9 0,6 2,5 0,9 2,5
57 A57 0,7 0,5 0,9 0,6 3,1 2,6 3,8 2,6
58 A58 0,4 0,2 0,7 - 2,8 - 2 -
59 A59 0,3 0,2 0,6 0,3 - - 0,8 3,5
60 D60 0,7 0,2 0,9 - 2,4 - 3,8 -
Tahanan Pentanahan Tower (Ohm)
Kaki Arde Kaki
No. Gabungan
No. Tower A B C D
Tower
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007 2006 2007
61 D61 0,7 0,6 - - las las 15 19
62 A62 0,5 0,8 0,5 0,8 5,5 6,3 3,5 3,5
63 A63 0,6 0,6 - - 0,6 5,5 0,6 0,7
64 D64 0,5 0,7 0,9 0,7 15 17,5 4,5 4,5
65 A65 0,4 0,5 0,5 0,7 0,6 0,9 0,7 0,9
66 A66 0,3 0,5 0,5 0,5 - 0,5 7,5 13
67 A67 0,8 0,6 1,2 0,9 1,2 0,7 1,5 0,8
68 D68 0,5 1,3 0,7 1 1,2 1 1,1 1
69 A69 0,8 0,3 - - 0,8 - 0,8 -

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.2., dapat diketahui


bahwa nilai tahanan pentanahan pada pengukuran bulan Februari tahun
2007 adalah sebagai berikut:
a. Kondisi baik
Kondisi ini terjadi bila tahanan pentanahannya kurang dari 10
Ohm dan bahkan sampai mendekati angka nol (0).
b. Kondisi awas
Kondisi ini terjadi bila tahanan pentanahannya mencapai 8 s.d.
10 Ohm. Kondisi ini masih baik, tapi dalam keadaan pengawasan.
c. Kondisi buruk
Kondisi ini terjadi bila tahanan pentanahannya melebihi standar
10 Ohm.
d. Kondisi tidak diketahui
Kondisi ini terjadi bila tahanan pentanahannya tidak dapat diukur
karena sesuatu hal.

Berdasarkan tabel 3.2. dapat dilihat juga bahwa jika dibandingkan


dua periode pengukuran nilai tahanan pentanahan tersebut (tahun 2006 dan
tahun 2007), ada empat kemungkinan yang terjadi, yaitu:
a. Nilai tahanan pentanahannya tetap/sama
Besarnya nilai tahanan pentanahan dari tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak tidak mengalami perubahan atau tetap
nilainya.
b. Nilai tahanan pentanahannya mengalami kenaikan
Besarnya nilai tahanan pentanahan dari tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak mengalami perubahan berupa kenaikan
nilai tahanan pentanahannya. Kenaikan nilai tahanan pentanahan ini
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1). Kenaikan yang signifikan
2). Kenaikan yang tidak signifikan
c. Nilai tahanan pentanahannya mengalami penurunan
Besarnya nilai tahanan pentanahan dari tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak mengalami perubahan berupa penurunan
nilai tahanan pentanahannya. Penurunan nilai tahanan pentanahan ini
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1). Penurunan yang signifikan
2). Penurunan yang tidak signifikan
d. Nilai tahanan pentanahannya tidak dapat dibandingkan.
Besarnya nilai tahanan pentanahan dari tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak yang tidak dapat dibandingkan karena
tidak dapat diketahuinya kondisi tahanan pentanahan pada pengukuran
tahun 2006 dan atau pada pengukuran tahun 2007.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data
Besarnya tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV sebagaimana
diketahui semakin kecil semakin baik, namun ada batas maksimum yang
diperbolehkan oleh PLN, sebagai pihak yang mengelola SUTT 150 KV yaitu
sebesar 10 Ohm. Kecilnya tahanan pentanahan ini berguna untuk
mempercepat mengalirnya arus akibat potensial tegangan yang besar ke bumi
bila terjadi sambaran petir pada kawat tanah, sehingga tidak membahayakan
SUTT 150 KV. Sebagaimana diketahui, ground rod pentanahan tower
tertanam dalam tanah, sehingga kondisi ground rod tidak dapat diketahui
secara visual, tapi hanya kondisi tahanan pentanahannya yang bisa diketahui.
Berdasarkan tabel 3.2. dapat diperoleh hasil bahwa besarnya tahanan
pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak sebagai
wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Semarang
pada bulan Februari 2007 hampir keseluruhan masih dalam kondisi baik,
walaupun terdapat beberapa tower yang mengalami kenaikan tahanan
pentanahan sampai melebihi batas yang diperbolehkan.
Analisis kondisi tahanan pentanahan dari tower SUTT 150 KV transmisi
Ungaran – Krapyak yang terbagi dalam tiga macam pengukuran adalah
sebagai berikut:
1. Pengukuran tahanan pentanahan keseluruhan (gabungan) antara kaki tower
dan semua arde.
Berdasar tabel 3.2. pada pengukuran tahun 2007, kondisi tahanan
pentanahannya masih baik karena masih di bawah standar maksimum yang
diperbolehkan oleh PLN dengan persentase mencapai 100 %. Jika
dibandingkan antara periode pengukuran tahun 2006 dan tahun 2007,
karakteristik tahanan pentanahannya mengalami kenaikan dengan
persentase 46,38 %, penurunan dengan persentase 40,58 %, dan tetap
dengan persentase 13,04 %.
2. Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde.
Berdasar tabel 3.2. pada pengukuran tahun 2007, kondisinya masih
baik karena masih di bawah standar maksimum yang diperbolehkan oleh
PLN dengan persentase 85,51 % dan tidak bisa diukur dengan persentase
14,49 %. Jika dibandingkan antara periode pengukuran tahun 2006 dan
tahun 2007, karakteristik tahanan pentanahannya mengalami kenaikan
dengan persentase 49,28 %, penurunan dengan persentase 26,09 %, dan
nilainya tetap dengan persentase 10,14 %, serta tidak bisa dibandingkan
dengan persentase 14,49 %.
3. Pengukuran tahanan pentanahan arde kaki tower dari dua sisi yang
berlawanan.
Berdasar tabel 3.2. kondisi tahanan pentanahan arde kaki tower yang
masih baik memiliki persentase 84,78 %, kondisi awas dengan persentase
1,45 %, kondisi buruk dengan persentase 7,97 %, dan kondisi tidak dapat
diukur dengan persentase 7,25 %. Apabila dibandingkan antara hasil
pengukuran tahun 2006 dan hasil pengukuran tahun 2007, mengalami
kenaikan sebanyak 59,42 %, penurunan sebanyak 24,64 %, dan tetap
sebanyak 4,35 %, serta tidak bisa dibandingkan sebanyak 11,59 %.

B. Pembahasan
1. Karakteristik tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran
– Krapyak pada bulan Februari 2007
Karakteristik tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi
Ungaran – Krapyak pada bulan Februari 2007 adalah sebagai berikut:
1. Kondisi baik
Kondisi tahanan pentanahan yang masih baik terjadi pada ketiga
macam pengukuran, yaitu:
a. Pengukuran tahanan pentanahan gabungan
Kondisi tahanan pentanahan gabungan masih baik semua,
tidak ada yang buruk atau melebihi standar yang diperbolehkan.
Faktor yang menyebabkan adalah karena banyak sistem
pentanahan yang terhubung dengan tower SUTT, antara lain dari
arde kaki tower dan kawat tanah yang terhubung dengan
pentanahan pada semua SUTT dan juga digabung dengan
pentanahan Gardu Induk yang terhubung. Jika kedua faktor ini
digabungkan untuk sistem pentanahan tower SUTT, maka akan
diperoleh hasil tahanan pentanahan yang baik.
b. Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Kondisi tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde masih
baik semua, tidak ada yang buruk atau melebihi standar yang
diperbolehkan Faktor yang menyebabkan adalah karena pada
waktu pengukuran tower masih terhubung dengan kawat tanah
yang terhubung dengan sistem pentanahan Gardu Induk. Padahal
ketentuannya, pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa
arde seharusnya tanpa kawat tanah. Pada prakteknya kawat tanah
tidak dilepas karena dikhawatirkan membahayakan jaringan SUTT
150 KV, yaitu dapat menyebabkan gangguan hubung tanah antara
kawat fasa yang bersentuhan dengan kawat tanah.
c. Pengukuran tahanan pentanahan arde masing - masing sisi yang
berlawanan
Kondisi tahanan pentanahan arde kaki tower tidak semuanya
baik. Kondisi tahanan pentanahan arde yang baik dapat terjadi
dimungkinkan karena:
1). Kondisi ground rod dan kontak pada klem masih baik
Kondisi ini disebabkan karena ground rod belum terkena
korosi setelah lama terpendam dalam tanah, sehingga kontak
dengan tanah masih tetap baik. Sebab lain yang mungkin
terjadi karena kontak antara ground rod dan penghantar
pentanahan yang terdapat dalam klem juga masih baik
2). Kondisi kelembaban tanah masih tinggi
Kelembaban tanah yang masih tinggi merupakan salah
satu faktor penentu besarnya tahanan pentanahan. Semakin
lembab tanah, maka tahanan jenisnya semakin baik dan tentu
semakin baik pula nilai tahanan pentanahan pada tanah
tersebut.
3). Kondisi air tanah tetap
Sebagaimana diketahui, pentanahan yang baik mencapai
air tanah. Bila kondisi air tanah tetap, yang dimungkinkan
karena faktor turunnya hujan yang tinggi pada saat pengukuran,
maka nilai tahanan pentanahannya cenderung stabil.
2. Kondisi awas
Kondisi tahanan pentanahan pada posisi awas ini tidak terjadi
pada tahanan pentanahan gabungan dan tahanan pentanahan kaki tower
tanpa arde, namun hanya terjadi pada pengukuran tahanan pentanahan
untuk arde masing – masing sisi yang berlawanan. Tower dengan
tahanan pentanahan arde yang berada dalam kondisi ini ada 2 buah
tower.
Tabel 4.1. Tahanan Pentanahan Arde Kaki Tower SUTT 150 KV
Transmisi Ungaran – Krapyak tahun 2007 dengan Kondisi Awas
No. Nama Tower Arde Kaki Tower Tahanan Pentanahan
1. D03 A 9,2 Ohm
2. D23 C 9,5 Ohm

Faktor – faktor yang menyebabkan kondisi tahanan pentanahan


menjadi mendekati 10 Ohm dimungkinkan karena:
a. Kondisi ground rod mulai menurun
Kondisi ini dikarenakan ground rod mulai mengalami korosi
akibat terpendam dalam tanah dalam waktu yang lama dan akibat
faktor kimiawi tanah, sehingga kontak ground rod dengan tanah
berkurang dan tahanan jenisnya juga mengalami kenaikan.
b. Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan
mulai terkena korosi
Tahanan kontak antara ground rod dengan penghantar
pentanahan yang terdapat pada klem pentanahan dapat bertambah
disebabkan karena kontak ground rod dan tahanan pentanahan
mulai terkena korosi akibat terpendam dalam tanah dan
terpengaruh faktor kimiawi tanah. Tahanan kontak yang bertambah
ini dapat menyebabkan nilai tahanan pentanahannya meningkat.
c. Kondisi kelembaban dan air tanah yang berubah
Kondisi kelembaban dan air tanah dapat berubah tergantung
curah hujan atau cuaca yang terjadi pada daerah setempat. Pada
saat pengukuran, dimungkinkan curah hujan pada daerah tersebut
cenderung sedikit, seingga nilai tahanan pentanahannya menjadi
meningkat.
3. Kondisi buruk
Kondisi tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV yang buruk,
seperti halnya pada kondisi awas, kondisi ini hanya terjadi pada
pengukuran tahanan pentanahan untuk arde masing – masing sisi yang
berlawanan. Tower dengan tahanan pentanahan arde yang berada
dalam kondisi buruk ada sepuluh buah tower dengan rincian sembilan
buah tower karena tahanan pentanahan arde melebihi standar dan satu
buah tower penghantar pentanahannya telah putus dalam tanah.
Tabel 4.2. Tahanan Pentanahan Arde Kaki Tower SUTT 150 KV
Transmisi Ungaran – Krapyak tahun 2007 dengan Kondisi Buruk
No. Nomor Tower Arde Kaki Tower Tahanan Pentanahan
1. D04 A 25 Ohm
2. A10 D rusak/putus
3. D13 B 20 Ohm
4. D30 B dan C 30 Ohm dan 13,5 Ohm
5. D39 C 17 Ohm
6. A48 D 12,5 Ohm
7. A53 B 13 Ohm
8. D61 C 19 Ohm
9. D64 B 17,5 Ohm
10. A66 C 13 Ohm

Kondisi tahanan pentanahan yang sudah buruk dapat terjadi


dimungkinkan karena:
1). Kondisi ground rod yang buruk
Nilai tahanan pentanahan dapat menjadi buruk jika ground
rod mengalami kenaikan tahanan jenis atau penurunan kontak
dengan tanah. Hal ini disebabkan antara lain karena bahan yang
digunakan tergolong tidak tahan lama dan mudah terkena korosi.
Tingkat korosi ini sangat tinggi, sehingga dapat menjadi tahanan
yang mengurangi kontak antara ground rod dengan tanah sekitar.
2). Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan
terkena korosi
Tahanan kontak antara ground rod dengan penghantar
pentanahan akan meningkat atau sangat besar, dikarenakan adanya
korosi pada kontak antara ground rod dan pengantar pentanahan
yang terdapat dalam klem pentanahan. Bahkan bisa mengakibatkan
putusnya penghantar pentanahan dari ground rod bila korosi yang
sudah sangat tinggi. Tahanan kontak yang meningkat ini adalah hal
yang menjadi penyebab utama tahanan pentanahan tower SUTT
150 KV menjadi melebihi standarnya.
3). Kondisi kelembaban dan air tanah yang menurun
Kelembaban dan air tanah dapat berubah turun karena curah
hujan yang terjadi pada daerah tersebut sedang rendah, sehingga
tanah menjadi cenderung kering atau tandus.
4. Kondisi tidak diketahui
Berdasar tabel 3.2, kondisi tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV tahun 2007 yang tidak dapat diketahui terjadi pada:
a. Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Kondisi tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde yang tidak
dapat diketahui dan penyebabnya adalah sebagai berikut:
a) Tower nomor D02, D14, D61
Kondisi tower nomor D02, D14, dan D61, penyambungan
arde pada kaki tower menggunakan las, dan tidak bisa dilepas
dengan menggunakan kunci pas pada saat pengukuran,
sehingga tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde tidak dapat
diukur.
b) Tower nomor A31, D33, D35, A63, A69
Kondisi tower nomor A31, D33, D35, A63, dan A69,
menggunakan penangkal petir tambahan, dan penghantar
pentanahan penangkal/pengurai petirnya menempel pada badan
tower, sehingga tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
tidak dapat diukur, walaupun arde tower SUTT sudah dilepas.
c) Tower nomor A58
Kondisi tower nomor A58, penyambungan arde pada
tower agak di atas, kurang lebih 2 meter dari permukaan tanah,
dan penghantar pentanahannya masih menempel pada badan
tower, walaupun sambungan arde pada tower sudah dilepas,
sehingga tahanan pentanahan tower tanpa arde tidak dapat
diukur.
d) Tower nomor D60
Kondisi tower nomor D60, pada bagian sambungan
antara arde dan kaki tower semuanya sudah terpendam dalam
tanah, sehingga tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
tidak dapat diukur.
b. Pengukuran tahanan pentanahan arde masing – masing sisi yang
berlawanan
Kondisi tahanan pentanahan arde masing – masing sisi yang
berlawanan yang tidak dapat diketahui dan penyebabnya adalah
sebagai berikut:
a) Tower nomor D02 (arde kaki C), D14 (arde kaki C), dan D61
(arde kaki B)
Kondisi tower nomor D02, D14, dan D61, penyambungan
arde pada kaki tower menggunakan las, dan tidak bisa dilepas
dengan menggunakan kunci pas pada saat pengukuran,
sehingga tahanan pentanahan arde untuk kaki tersebut tidak
dapat diukur.
b) Tower nomor A58 (semua arde kaki tower)
Kondisi tower nomor A58, penyambungan arde pada
tower agak di atas, kurang lebih 2 meter dari permukaan tanah,
dan penghantar pentanahannya masih menempel pada badan
tower, walaupun sambungan arde pada tower sudah dilepas,
sehingga tahanan pentanahan arde masing – masing sisi yang
berlawanan tidak dapat diukur.
c) Tower nomor A59 (arde kaki B)
Kondisi tower ini, sambungan antara arde dan kaki tower
pada kaki B terpendam dalam tanah, sehingga pengukuran
tahanan pentanahan arde pada bagian kaki B tidak dapat
dilaksanakan.
d) Tower nomor D60 (semua arde kaki tower)
Kondisi tower nomor D60, pada bagian sambungan
antara arde dan kaki tower semuanya sudah terpendam dalam
tanah, sehingga tahanan pentanahan arde masing – masing sisi
yang berlawanan tidak dapat diukur.
e) Tower nomor A69 (semua arde kaki tower)
Kondisi tower nomor A69, kedua arde kaki masih
terhubung dengan penghantar pentanahan pengurai petir yang
diklem dalam tanah, dan penghantar pentanahan ini menempel
dengan tower, sehingga pengukuran tahanan pentanahan arde
masing – masing sisi yang berlawanan tidak dilaksanakan.

2. Karakteristik perbandingan tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV


transmisi Ungaran – Krapyak pada bulan Februari 2006 dan bulan
Februari 2007
Karakteristik perbandingan tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak pada bulan Februari 2006 dan bulan
Februari 2007 secara garis besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Nilai tahanan pentanahannya tetap/sama
Berdasar tabel 3.2. nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV yang tetap atau tidak mengalami perubahan terjadi pada ketiga
macam pengukuran, yaitu sebagai berikut:
1). Pengukuran tahanan pentanahan gabungan
Besarnya nilai tahanan pentanahannya dalam dua waktu
pengukuran tersebut masih baik. Hal ini disebabkan karena sistem
pentanahan yang terhubung dengan tower SUTT yaitu adanya
kawat tanah dan arde kaki tower tidak mengalami perubahan yang
berarti pada dua periode pengukuran.
2). Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Kondisi tahanan pentanahannya masih baik. Hal ini karena
kawat tanah yang terhubung dengan tower SUTT juga tidak
mengalami perubahan yang berarti, sehingga tahanan kaki tower
juga masih tetap dalam dua periode pengukuran tersebut.
3). Pengukuran tahanan pentanahan arde masing - masing sisi.
Tahanan pentanahan arde yang nilainya tetap dimungkinkan
karena:
a) Kondisi ground rod masih baik
Kondisi tahanan jenis ground rod dan kontak dengan
tanah masih tetap sama antara tahun 2006 dan tahun 2007, hal
ini dimungkinkan karena ground rod cukup tahan dari korosi
walaupun terpendam dalam tanah dalam jangka waktu satu
tahun.
b) Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan
masih baik
Kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan
masih baik dan belum berubah, sehingga tahanan kontaknya
tetap kecil dan nilai tahanan pentanahannya juga sama.
c) Kondisi kelembaban dan air tanah sama
Kelembaban dan air tanah yang cenderung sama pada dua
periode pengukuran karena waktu pengukurannya adalah sama
pada bulan Februari, berarti cenderung sama dari cuaca/curah
hujan yang terjadi pada daerah tersebut pada tahun 2006 dan
tahun 2007.
b. Nilai tahanan pentanahannya mengalami kenaikan
Berdasar tabel 3.2. nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV transmisi Ungaran – Krapyak ada yang mengalami kenaikan.
Kenaikan nilai tahanan pentanahan ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1). Kenaikan yang signifikan
Kenaikan tahanan pentanahan yang signifikan terjadi hanya
pada pengukuran tahanan pentanahan arde masing – masing sisi.
Tower yang yang mengalami kenaikan tahanan pentanahan pada
arde-nya dalam kurun waktu satu tahun ada sebanyak 8 buah.

Tabel 4.3. Tahanan Pentanahan Arde Kaki Tower SUTT 150 KV


Transmisi Ungaran – Krapyak yang Mengalami Kenaikan Signifikan
Arde Kaki Tahanan Pentanahan
No. Nama Tower
Tower Tahun 2006 Tahun 2007
1. D03 A 0,5 Ohm 9,2 Ohm
2. D04 A 1,2 Ohm 25 Ohm
3. D13 B 1,6 Ohm 20 Ohm
4. D30 B 7,5 Ohm 30 Ohm
5. D39 C 4 Ohm 17 Ohm
6. A48 D 1,2 Ohm 12,5 Ohm
7. A53 B 1,1 Ohm 13 Ohm
8. A66 C 7,5 Ohm 13 Ohm

Faktor – faktor yang menyebabkan kenaikan yang signifikan


ini, antara lain dimungkinkan karena:
a) Kondisi ground rod yang menurun
Dalam waktu satu tahun, ground rod telah mengalami
korosi yang tinggi, sehingga tahanan jenis ground rod naik dan
kontak antara ground rod dengan tanah mengalami penurunan.
Sudah diketahui bahwa korosi dapat menghambat kontak
antara ground rod dengan tanah sekitar.
b) Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan
sudah menurun
Dalam waktu satu tahun, kontak ground rod dan
penghantar pentanahan yang terdapat dalam klem pentanahan
telah mengalami penurunan akibat korosi yang tinggi. Bahkan
mungkin telah terjadi putusnya penghantar pentanahan yang
berada dalam tanah dari ground rod bila penghantar tersebut
juga terkena korosi yang sudah sangat tinggi.
c) Kondisi kelembaban dan air tanah yang menurun
Pada dua periode pengukuran tersebut, terjadi perbedaan
kelembaban dan kondisi air tanah yaitu penurunan keduanya
pada tahun 2007 karena curah hujan yang terjadi pada daerah
setempat telah jauh berkurang dibanding pada waktu
pengukuran satu tahun sebelumnya.
2). Kanaikan yang tidak signifikan
Kenaikan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
terjadi pada semua jenis pengukuran, yaitu:
a) Pengukuran tahanan pentanahan gabungan
Kenaikan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
dimungkinkan karena terjadi perubahan sedikit pada salah satu
komponen sistem pentanahan yang terhubung dengan tower
SUTT. Perubahan dapat terjadi pada tahanan pentanahan arde-
nya atau pada tahanan pentanahan pada kawat tanah.
b) Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Kenaikan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
pada pengukuran ini dimungkinkan karena kondisi tahanan
pentanahan kawat tanah yang telah berubah sebagai akibat dari
berubahnya nilai tahanan jenisnya.
c) Pengukuran tahanan pentanahan arde masing - masing sisi.
Kenaikan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
pada pengukuran ini dimungkinkan karena:
1. Kondisi ground rod mulai menurun
Kondisi ini dikarenakan ground rod mulai mengalami
korosi akibat terpendam dalam tanah dalam waktu satu
tahun, sehingga kontak ground rod dengan tanah mulai
berkurang dan tahanan jenisnya juga mengalami kenaikan
akibat faktor kimiawi tanah.
2. Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar
pentanahan sudah berkurang
Kontak antara ground rod dengan penghantar
pentanahan yang terdapat dalam klem pentanahan dapat
berkurang disebabkan karena mulai terkena korosi pada
bagian kontak tersebut sebagai akibat terpendam dalam
tanah selama kurun waktu satu tahun dan terpengaruh juga
oleh faktor kimiawi tanah.
3. Kondisi kelembaban dan air tanah yang berubah
Kondisi kelembaban dan air tanah pada pengukuran
tahun 2007 sedang atau telah berkurang dibandingkan
dengan pengukuran tahun sebelumnya. Kondisi ini akan
menaikkan nilai tahanan pentanahan disebabkan karena
pada waktu pengukuran, curah hujan yang relatif lebih
rendah dari periode pengukuran sebelumnya.
c. Nilai tahanan pentanahannya mengalami penurunan
Berdasar tabel 3.2. nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV transmisi Ungaran – Krapyak ada yang mengalami penurunan.
Penurunan nilai tahanan pentanahan ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1). Penurunan yang signifikan
Penurunan nilai tahanan pentanahan tower SUTT yang
signifikan terjadi hanya pada tahanan pentanahan dari arde.
Penurunan nilai ini hanya terjadi pada tower nomor D12 pada arde
kaki D, yaitu dari 10 Ohm pada pengukuran tahun 2006 menjadi
hanya 1,5 Ohm. Hal ini dapat dimungkinkan karena sebab – sebab
berikut:
a) Kondisi ground rod dan klem masih baik
Kondisi ground rod pada tower ini masih baik belum
terkena korosi yang sampai dapat menyebabkan tingginya
tahanan kontak dengan tanah sekitar. Kondisi klem juga belum
buruk, seingga kontak antara ground rod dengan batang
pentanahan masih baik.
b) Kondisi kelembaban tanah mengalami kenaikan signifikan
Kelembaban tanah pada saat pengukuran tahun 2007
mengalami kenaikan yang signifikan dibanding periode
pengukuran tahun sebelumnya dapat disebabkan karena pada
saat pengukuran curah hujan cukup/sangat tinggi.
c) Kondisi air tanah mencapai arde
Kondisi air tanah yang pada waktu pengukuran tahun
2007 lebih tinggi dari air tanah pada pengukuran tahun 2006,
sehingga pada pengukuran tahun 2007 nilai tahanan
pentanahannya lebih kecil. Pada pengukuran tahun 2007 ini
akibat curah hujan yang tinggi, air tanah telah naik sampai
mencapai ground rod, yang sebelumnya ground rod tidak dapat
mencapai air tanah, sehingga nilainya menjadi turun dan cukup
signifikan.
2). Penurunan yang tidak signifikan
Penurunan nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV
yang tidak signifikan semua jenis pengukuran, yaitu sebagai
berikut:
a) Pengukuran tahanan pentanahan gabungan
Penurunan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
dimungkinkan karena terjadi perubahan sedikit pada salah satu
komponen sistem pentanahan yang terhubung dengan tower
SUTT. Perubahan dapat terjadi pada tahanan pentanahan arde-
nya atau pada tahanan pentanahan pada kawat tanah.
b) Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Penurunan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
pada pengukuran ini dimungkinkan karena kondisi tahanan
pentanahan kawat tanah yang berubah akibat dari perubahan
tahanan pentanahan pada Gardu Induk yang terhubung dengan
kawat tanah menjadi lebih baik.
c) Pengukuran tahanan pentanahan arde masing - masing sisi
yang berlawanan
Penurunan nilai tahanan pentanahan yang tidak signifikan
pada pengukuran ini dimungkinkan karena pada pengukuran
tahun 2007 kondisi kelembaban tanah mengalami kenaikan
yang tidak signifikan dibanding periode pengukuran tahun
sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena curah hujan
cenderung lebih tinggi dari periode pengukuran tahun
sebelumnya.
d. Nilai tahanan pentanahannya tidak dapat dibandingkan
Berdasarkan tabel 3.2, nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150
KV transmisi Ungaran – Krapyak terdapat nilai yang tidak bisa
dibandingkan antara dua waktu pengukuran, yaitu sebagai berikut:
1). Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Pada pengukuran ini, nilai tahanan pentanahan yang tidak
dapat dibandingkan dan penyebabnya adalah sebagai berikut:
a) Tower nomor D02, D14, D61
Pada dua waktu pengukuran tersebut, kondisi tower
nomor D02, D14, dan D61, penyambungan arde pada kaki
tower menggunakan las, dan tidak bisa dilepas dengan
menggunakan kunci pas, sehingga tahanan pentanahan kaki
tower tanpa arde tidak dapat diukur.
b) Tower nomor A31, D33, D35, A63, A69
Pada dua waktu pengukuran tersebut, kondisi tower
nomor A31, D33, D35, A63, dan A69, menggunakan
penangkal petir tambahan, dan penghantar pentanahan
penangkal/pengurai petirnya menempel pada badan tower,
sehingga tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde tidak dapat
diukur, walaupun arde tower SUTT sudah dilepas.
c) Tower nomor A58
Kondisi tower nomor A58, penyambungan arde pada
tower agak di atas, kurang lebih 2 meter dari permukaan tanah,
dan penghantar pentanahannya masih menempel pada badan
tower, walaupun sambungan arde pada tower sudah dilepas.
Pada waktu pengukuran tahun 2006 tetap dilakukan
pengukuran terhadap tahanan pentanahan tower tanpa arde,
walaupun penghantar pentanahan masih menempel, namun
tidak demikian halnya pada pengukuran tahun 2007, tahanan
pentanahan kaki tower tanpa arde tidak dilaksanakan
pengukuran.
d) Tower nomor D60
Kondisi tower nomor D60 pada pengukuran tahun 2006,
sambungan antara arde dengan kaki tower masih tampak
(belum terpendam) sehingga pengukuran tahanan pentanahan
untuk kaki tower tanpa arde masih bisa dilaksanakan, tetapi
kondisi ini berubah setelah satu tahun berikutnya, pada bagian
sambungan antara arde dan kaki tower semuanya sudah
terpendam dalam tanah, sehingga tahanan pentanahan kaki
tower tanpa arde tidak dapat diukur.
2). Pengukuran tahanan pentanahan arde masing - masing sisi yang
berlawanan
Pada pengukuran ini, nilai tahanan pentanahan yang tidak
dapat dibandingkan dan penyebabnya adalah sebagai berikut:
a) Tower nomor D02 (arde kaki B)
Pada waktu pengukuran tahun 2006, dalam arsip data
tidak ditemukan nilai tahanan pentanahan arde pada bagian
kaki B tower ini. Tidak demikian halnya pada tahun 2007,
tahanan pentanahan arde kaki B tetap dilaksanakan
pengukuran.
b) Tower nomor D02 (arde kaki C), D14 (arde kaki C), dan D61
(arde kaki B)
Pada dua waktu pengukuran tersebut, kondisi tower
nomor D02, D14, dan D61, penyambungan arde pada kaki
tower menggunakan las, dan tidak bisa dilepas dengan
menggunakan kunci pas pada saat pengukuran, sehingga
tahanan pentanahan arde untuk kaki tersebut tidak dapat
diukur.
c) Tower nomor A10 (arde kaki D)
Pada waktu pengukuran tahun 2007, arde telah rusak
yaitu penghantar pentanahan telah telah putus dari ground rod,
sehingga tahanan pentanahan arde kaki D tidak bisa diketahui.
d) Tower nomor A58 (semua arde kaki tower)
Kondisi tower nomor A58, pada dua waktu pengukuran,
penyambungan arde pada tower agak di atas, kurang lebih 2
meter dari permukaan tanah, dan penghantar pentanahannya
masih menempel pada badan tower, walaupun sambungan arde
pada tower sudah dilepas. Pada pengukuran tahun 2006,
tahanan pentanahan arde masing - masing sisi tetap diukur,
sedangkan pada pengukuran tahun 2007 tidak dilakukan
pengukuran.
e) Tower nomor A59 (arde kaki B)
Kondisi tower nomor A59 pada pengukuran tahun 2006
dan tahun 2007, sambungan antara arde dan kaki tower
terpendam dalam tanah sebanyak satu buah yaitu pada arde
kaki B, sehingga tidak dilaksanakan pengukuran tahanan
pentanahan terhadap arde kaki B.
f) Tower nomor D60 (semua arde kaki tower)
Kondisi tower nomor D60 pada pengukuran tahun 2006,
sambungan antara arde dengan kaki tower masih tampak
(belum terpendam) sehingga pengukuran tahanan pentanahan
untuk arde masing - masing sisi yang berlawanan masih bisa
dilaksanakan, tetapi kondisi ini berubah setelah satu tahun
berikutnya, pada bagian sambungan antara arde dan kaki tower
semuanya sudah terpendam dalam tanah, sehingga tahanan
pentanahan kaki tower tanpa arde tidak dapat diukur.
g) Tower nomor A66 (arde kaki B)
Berdasar data yang diperoleh, tidak dilaksanakan
pengukuran tahanan pentanahan arde kaki B pada tahun 2006,
dan pada pengukuran tahun 2007, dilaksanakan pengukuran
tahanan pentanahan arde kaki B.
h) Tower nomor D69 (semua arde kaki tower)
Pada pengukuran tahun 2006 dan tahun 2007, kondisi
tower nomor D69, arde kaki masih menempel pada badan
tower, walaupun sambungan dengan tower sudah dilepas,
sehingga pengukuran tahanan pentanahan arde masing –
masing sisi yang berlawanan tidak dilaksanakan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap tahanan pentanahan
tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak, dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran
– Krapyak pada bulan Februari tahun 2007 relatif dalam kondisi baik.
2. Karakteristik nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi
Ungaran – Krapyak dalam waktu satu tahun yaitu tahun 2006 sampai
tahun 2007 ada sedikit kenaikan.
3. Perubahan nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV disebabkan:
a. Perubahan kondisi ground rod
b. Perubahan kondisi tanah (perubahan kelembaban dan air tanah)
c. Perubahan kondisi kontak pada klem pentanahan (antara ground rod
dengan penghantar pentanahan).

B. Saran
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap tahanan pentanahan
tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran – Krapyak, dapat disampaikan saran:
1. Pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV yang merupakan
bagian dari pemeliharaan tahunan tower SUTT 150 KV pada PT. PLN
(Persero) UPT Semarang tidak boleh dilakukan secara asal, karena dapat
berakibat fatal nantinya.
2. Harus dilakukan perbaikan segera oleh pihak PT. PLN (Persero) UPT
Semarang terhadap pentanahan tower SUTT 150 KV transmisi Ungaran –
Krapyak yang telah melebihi standar.
3. Penambahan ground rod sebagai upaya perbaikan nilai tahanan
pentanahan harus memperhatikan faktor – faktor yang menentukan
besarnya nilai tahanan pentanahan.
DAFTAR PUSTAKA

Artono Arismunandar. 2001. Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.


Djiteng Marsudi. 1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Balai Penerbit &
Humas ISTN.
Jasa Diklat PLN. 1997. Kursus Pemeliharaan SUTT/SUTET Praktek Lapangan.
Jakarta.
_________. 1997. Kursus Pemeliharaan SUTT/SUTET Pengenalan Material.
Jakarta.
_________. 1997. Kursus Pemeliharaan SUTT/SUTET Pengenalan Tools.
Jakarta.
Pusdiklat PLN. 1985. Teknologi Listrik Peralatan Pelindung. Jakarta.
_________. Kursus Operasi Gardu Induk. Jakarta.
Soepartono dan A. Rida Ismu. 1980. Teknik Tenaga Listrik 2. Jakarta: Depdikbud.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tim O&M Transmisi dan Gardu Induk. 1981. Buku Petunjuk Operasi &
Memelihara Peralatan untuk Saluran Udara Tegangan Tinggi. Jakarta:
PLN Pembangkitan Jabar & Jakarta Raya.
T.S. Hutauruk. 1991. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan
Peralatan. Jakarta: Erlangga.
_________. 1985. Transmisi Daya Listrik. Jakarta: Erlangga.
Lampiran

Sambungan arde dengan kaki tower SUTT 150 KV

Perlengkapan pengukuran tahanan pentanahan SUTT 150 KV

Pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV


transmisi Ungaran – Krapyak
Lampiran

Proses pelepasan sambungan arde dari kaki tower SUTT 150 KV

Arde kaki tower SUTT 150 KV yang sudah dilepas

Penanaman arde bantu pada proses pengukuran


Lampiran

Pengukuran tahanan pentanahan gabungan arde dan kaki tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak

Pengukuran arde salah satu kaki tower SUTT 150 KV


transmisi Ungaran – Krapyak

Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde SUTT 150 KV


transmisi Ungaran – Krapyak
Lampiran

Dua arde yang dipasang paralel pada salah satu kaki tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak

Petugas PLN pada pengukuran tahunan tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV
transmisi Ungaran – Krapyak

Konstruksi salah satu tower SUTT 150 KV dilihat dari bawah


Peta SUTT 150 KV Transmisi Ungaran - Krapyak Gudang Anak

9 GI Ungaran
U Siwarak
Lerep Candirejo
Genuk

Sendangrejo
Kalisidi

Panjang total 21,8 km


GI Krapyak
Jumlah tower 69 buah

Gunungpati

66 63 31
Cepoko
Ngalian

Gua Kreo Kandri

Kedungpani Jatibang
53

Anda mungkin juga menyukai