Anda di halaman 1dari 5

Visi Rasulullah untuk Generasi Abad 21

Judul tulisan ini bukan sebuah kalimat hiperbola. Tetapi akan


dipaparkan dengan jelas dalam tulisan ini bahwa ternyata Rasul benar-benar bersabda
tentang abad kita ini. Sebuah kebesaran yang belum terjadi hingga tulisan ini diturunkan.
Tetapi roda zaman terus bergerak menuju janji Rasulullah tersebut.

Mari kita mulai dengan membuka kembali Visi Keluarga Muslim seperti yang digariskan
oleh al-Qur’an al-Karim. Ada 3 ayat yang harus digabungkan:

‫ن ِإَماًما‬
َ ‫جَعْلَنا ِلْلُمّتِقي‬
ْ ‫ن َوا‬
ٍ ‫عُي‬
ْ ‫جَنا َوُذّرّياِتَنا ُقّرَة َأ‬
ِ ‫ن َأْزَوا‬
ْ ‫ب َلَنا ِم‬
ْ ‫ن َرّبَنا َه‬
َ ‫ن َيُقوُلو‬
َ ‫َواّلِذي‬
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan: 74)

ٌ‫ل‬
‫ظ‬َ‫غ‬ِ ‫لِئَككٌة‬
َ ‫عَلْيَهككا َم‬
َ ‫جككاَرُة‬
َ‫ح‬
ِ ‫س َواْل‬
ُ ‫سُكْم َوَأْهِليُكْم َنككاًرا َوُقوُدَهككا الّنككا‬
َ ‫ن َآَمُنوا ُقوا َأْنُف‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذي‬
َ ‫ن َما ُيْؤَمُرو‬
‫ن‬ َ ‫ل َما َأَمَرُهْم َوَيْفَعُلو‬ َّ ‫ن ا‬
َ ‫صو‬ ُ ‫ل َيْع‬ َ ‫شَداٌد‬ ِ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS. At-Tahrim: 6)

ّ ‫يٍء ُكك‬
‫ل‬ ْ ‫شك‬
َ ‫ن‬
ْ ‫عَمِلِهْم ِم‬
َ ‫ن‬
ْ ‫حْقَنا ِبِهْم ُذّرّيَتُهْم َوَما َأَلْتَناُهْم ِم‬
َ ‫ن َأْل‬
ٍ ‫ن َآَمُنوا َواّتَبَعْتُهْم ُذّرّيُتُهْم ِبِإيَما‬
َ ‫َواّلِذي‬
ٌ ‫ب َرِهي‬
‫ن‬ َ ‫س‬ َ ‫ئ ِبَما َك‬
ٍ ‫اْمِر‬
"Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa
yang dikerjakannya." (Qs. Ath-Thur: 21)

Jadi, visi keluarga muslim:


1. Penyejuk pandangan mata
2. Pemimpin bagi orang bertaqwa
3. Dijauhkan dari api neraka
4. Dimasukkan ke dalam surga

Tulisan ini tidak akan membahas detail satu persatu visi tersebut. Tetapi hanya mencoba
untuk mendefinisikan melalui wahyu untuk item kedua; pemimpin bagi orang bertaqwa.
Kalimat ayat benar-benar pilihan dan penuh kekuatan. Generasi dan keluarga kita
diharapkan menjadi pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Ini menunjukkan bahwa al-
Qur’an tidak ingin generasi dan keluarga kita asal menjadi pemimpin. Bukan pemimpin
rusak yang sering disebut terbaik dari yang terburuk. Bukan pula pemimpin baik di
sarang penyamun, sehingga mandul dan tak mampu berbuat apa-apa.

Ayat menginginkan hal yang sangat ideal; pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Sebuah
masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang sangat mulia di dunia dan di akhirat.
Di tengah kemuliaan mereka itulah hadir sang pemimpin. Berarti pemimpin ini adalah
orang pilihan dari masyarakat pilihan. Dan itulah keluarga dan generasi kita. Insya
Allah…

Dua Tugas Rasul untuk Keluarga Muslim Abad 21

Dua tugas yang sangat agung dari manusia paling agung dan tidak akan bisa dibuktikan
kecuali oleh keluarga agung. Dua tugas itu khusus untuk zaman kita ini. Bukan untuk
para shahabat beliau bukan juga untuk generasi kebesaran Islam sebelum kita. Ya, dua
tugas yang khusus untuk kita dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Dua tugas itu bisa dibaca sangat jelas dalam dua hadits berikut:

ِ‫عَلككى ِمْنَهككاج‬َ ‫لَفٌة‬َ‫خ‬ِ ‫ن‬ ُ ‫ن َيْرَفَعَها ُثّم َتُكو‬ْ ‫شاَء َأ‬َ ‫ن ُثّم َيْرَفُعَها ِإَذا‬
َ ‫ن َتُكو‬ْ ‫ل َأ‬
ُّ ‫شاَء ا‬ َ ‫ن الّنُبّوُة ِفيُكْم َما‬ُ ‫َتُكو‬
ُ ‫ضككا َفَيُكككو‬
‫ن‬ ّ ‫عا‬
َ ‫ن ُمْلًكككا‬ُ ‫ن َيْرَفَعَها ُثّم َتُكو‬ْ ‫ل َأ‬
ُّ ‫شاَء ا‬َ ‫ن ُثّم َيْرَفُعَها ِإَذا‬
َ ‫ن َتُكو‬ ْ ‫ل َأ‬ُّ ‫شاَء ا‬
َ ‫ن َما‬ ُ ‫الّنُبّوِة َفَتُكو‬
ْ ‫لك َأ‬
‫ن‬ ُّ ‫شككاءَ ا‬
َ ‫ن َمككا‬
ُ ‫جْبِرّيكًة َفَتُكككو‬
َ ‫ن ُمْلًكككا‬ُ ‫ن َيْرَفَعَها ُثّم َتُكو‬
ْ ‫شاَء َأ‬
َ ‫ن ُثّم َيْرَفُعَها ِإَذا‬ َ ‫ن َيُكو‬ْ ‫ل َأ‬ُّ ‫شاَء ا‬َ ‫َما‬
(‫ت )رواه أحمد‬ َ ‫سَك‬ َ ‫ج الّنُبّوِة ُثّم‬
ِ ‫عَلى ِمْنَها‬ َ ‫لَفًة‬َ‫خ‬ ِ ‫ن‬ ُ ‫ن َيْرَفَعَها ُثّم َتُكو‬ْ ‫شاَء َأ‬ َ ‫ن ُثّم َيْرَفُعَها ِإَذا‬
َ ‫َتُكو‬
"Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia
menghendakinya. Kemudian Khilafah di atas manhaj (sistim aturan) nubuwwah sampai
Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian kerajaan
yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia
menghendakinya. Kemudian kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga
dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian Khilafah di atas manhaj nubuwwah.
Kemudian beliau diam". (HR. Ahmad)

ُ‫طيِنّية‬ِ ‫طْن‬
َ ‫سك‬ ْ ‫ل اْلُق‬
ً ‫ح َأّو‬ُ ‫ن ُتْفَت‬
ِ ‫ي اْلَمِديَنَتْي‬
ّ ‫ل َأ‬ َ ‫سِئ‬ُ ‫صي َو‬ ِ ‫ن اْلَعا‬ ِ ‫عْمِرو ْب‬َ ‫ن‬ ِ ‫ل ْب‬ِّ ‫عْبِد ا‬َ ‫عْنَد‬ِ ‫ُكّنا‬: ‫ل‬ٍ ‫ل َأُبو ُقبي‬َ ‫َقا‬
َ ‫حْو‬
‫ل‬ َ ‫ن‬ ُ ْ‫ل َبْيَنَما َنح‬ ِّ ‫عْبُد ا‬
َ ‫ل‬ َ ‫ل َفَقا‬َ ‫ج ِمْنُه ِكَتاًبا َقا‬ َ ‫خَر‬ْ ‫ل َفَأ‬َ ‫ق َقا‬ٌ ‫حَل‬
َ ‫ق َلُه‬ٍ ‫صْنُدو‬ ُ ‫ل ِب‬ ِّ ‫عْبُد ا‬
َ ‫عا‬َ ‫َأْو ُروِمّيُة َفَد‬
ُ ‫ن ُتْفَت‬
‫ح‬ ِ ‫ي اْلَمِديَنَتْي‬
ّ ‫سّلَم َأ‬َ ‫عَلْيِه َو‬َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬ُ ‫سو‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫سِئ‬
ُ ‫ب ِإْذ‬ ُ ‫سّلَم َنْكُت‬
َ ‫عَلْيِه َو‬َ ‫ل‬ُّ ‫صّلى ا‬َ ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬ ِ ‫سو‬ُ ‫َر‬
‫ل َيْعِنككي‬ً ‫ح َأّو‬ ُ ‫ل ُتْفَتك‬َ ‫سكّلَم َمِديَنكُة ِهَرْقك‬ َ ‫عَلْيكِه َو‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫صّلى ا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ل ا‬
ُ ‫سو‬ُ ‫ل َر‬ َ ‫طيِنّيُة َأْو ُروِمّيُة َفَقا‬
ِ ‫طْن‬َ‫س‬ ْ ‫ل ُق‬
ً ‫َأّو‬
(‫طيِنّيَة )رواه أحمد‬ ِ ‫طْن‬
َ‫س‬ْ ‫ُق‬
Abu Qubail berkata: Ketika kami bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya:
dua kota ini mana yang akan ditaklukkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?
Abdullah bin Amr meminta kotak miliknya, dia mengeluarkan dari dalamnya sebuah
buku. Kemudian Abdullah berkata: Ketika kami sedang ada di sekeliling Rasulullah,
kami menulis, Rasulullah ditanya: dua kota ini mana yang akan ditaklukkan terlebih
dahulu; Konstantinopel atau Roma? Rasulullah bersabda, “Kota Heraklius yang akan
ditaklukkan terlebih dahulu.” Yaitu Konstantinopel. (HR. Ahmad)

Kedua hadits shahih tersebut, mencantumkan dua tugas mendunia yang belum terbukti
hingga hari ini. Tapi pasti akan terbukti!
Hadits yang pertama, Rasul menguraikan urutan zaman yang akan dilalui muslimin dan
manusia. Ada 5 fase zaman yang akan terjadi dan pasti terjadi. Jika di zaman Nabi hadits
ini baru terbukti seperlimanya. Maka, di zaman kita yang belum terjadi hanya seperlima
sisanya.

Adapun 4 fase di awal, semuanya telah terjadi dan sebagian masih berlangsung.

• Fase Nubuwwah telah selesai dengan wafatnya Rasulullah sebagai rasul penutup.
Yaitu pada tahun 11 H.
• Fase Khilafah di atas manhaj nubuwwah telah selesai dengan wafatnya Ali Bulan
Ramadhan 40 H digenapi bulannya oleh pengunduran diri Hasan bin Ali dari
kekhilafahan pada Rabi’ul Awal 41 H. Ini persis seperti sabda Nabi bahwa usia
fase ini adalah 30 tahun, selanjutnya yang muncul adalah kerajaan.
• Fase kerajaan menggigit. Fase ini berawal dari berakhirnya fase khilafah. Yaitu
dengan berdirinya Dinasti Bani Umayyah. Jika fase ini adalah fase kerajaan di
tangan muslimin maka kekuasaan muslimin di muka bumi ini baru berakhir
dengan ditutupnya Turki Utsmani pada tahun 1924 oleh keturunan Yahudi,
Mushtafa Kamal.
• Fase kerajaan diktator. Fase ini dimulai setelah fase sebelumnya berakhir. Jika
fase sebelumnya berakhir tahun 1924, maka kira-kira sejak tahun itulah secara
resmi fase ini dimulai. Di mana hingga detik ini, muslimin tidak lagi mempunyai
kekuasaan di muka bumi. Kekuasaan ada di tangan non muslim yang mengatur
bumi ini dengan tangan besi, persis seperti yang disampaikan oleh Nabi.
• Fase Khilafah di atas manhaj Nubuwwah. Inilah fase ke-5 yang hingga kini belum
terlahir, dan pasti terlahir. Dan inilah tugas pertama bagi setiap keluarga muslim
di abad ini dari Rasulullah shallallahu alihi wasallam.

Hadits yang kedua, Rasulullah menyebut nama 2 kota penting dan bersejarah di bumi ini.
Bahwa keduanya akan ditaklukkan oleh muslimin. Kedua kota yang disebut Nabi itu
adalah Konstantinopel dan Roma. Saat Rasul wafat, kedua kota itu belum jatuh di tangan
muslimin.

Tepat seperti kalimat nubuwwah Rasulullah, bahwa Konstantinopel ditaklukkan terlebih


dahulu. Pada tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris itu akhirnya jebol di
tangan seorang panglima muda berusia 24 tahun Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki
Utsmani. “Panglima yang berhasil menaklukkannya adalah panglima yang luar biasa dan
pasukannya pun pasukan yang luar biasa,” begitu Nabi memuji al-Fatih dan pasukannya
sebelum mereka semua dilahirkan ke muka bumi sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad, Thabrani, Bukhari dalam al-Tarikh, al-Hakim dan lainnya.
Jadi, inilah dua tugas Rasulullah untuk setiap keluarga muslim hari ini:
1. Melahirkan generasi penegak khilafah di atas manhaj kenabian
2. Melahirkan generasi pembuka Roma
Dua tugas mulia. Dua tugas agung. Sekaligus, dua tugas besar dan berat. Dari Rasulullah
yang mulia.

Bagaimana Melahirkan Mereka…

Inilah pertanyaan yang teramat penting, setelah kita mengetahui tugas besar keluarga
kita. Bagaimana caranya agar generasi kita adalah generasi yang disebut Nabi sebagai
generasi besar peradaban Islam itu.

Metodenya sungguh gamblang. Terpampang dalam petunjuk nubuwwah dan sejarah.


Bahkan kita langsung bisa melihatnya pada dua hadits di atas. Dan inilah dahsyatnya
kalimat nubuwwah yang mengalirkan wahyu. Mari kita urai…
Untuk khilafah di atas manhaj kenabian, kalimat ini adalah persis kalimat yang dipakai
nabi untuk menyebut fase khulafaur rasyidin; Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan
dilengkapi oleh Hasan bin Ali –radhiallahu anhum ajma’in-

Mereka semua adalah shahabat Nabi. Mereka langsung mendapatkan sentuhan


Rasulullah. Apapun latar belakang dan karakter mereka, Rasul telah berhasil mencetak
mereka menjadi generasi khilafah. Satu pemerintahan dunia dengan satu ibukota dan satu
pemimpin adil. Bentangan wilayah capaian mereka dari Kota Madinah telah melebar ke
selatan hingga ke Yaman, ke utara hingga menyentuh hampir seluruh bekas wilayah
Sovyet, ke barat hingga menjelang masuk ke Spanyol dan ke timur hingga Oman dan
Uzbekistan. Dua imperium terbesar; Romawi dan Persia tutup buku di zaman itu. Semua
capaian itu hanya dalam rentang 30 tahun. Allah Akbar!

Masyarakatnya ketika itu adalah para shahabat seperti Abdurrahman bin Auf orang super
kaya yang amat dermawan, Abdullah bin Abbas anak belasan tahun yang telah diamanahi
sebagai staf ahli Negara, Abdullah bin Umar seorang ulama besar yang tidak pernah takut
kecuali hanya kepada Allah. Juga para tabi’in yang teramat luar biasa. Rahimahumullah..

Semua shahabat pelaku zaman itu adalah hasil sentuhan Rasulullah. Jadi, jelas bagi kita
kepada siapa kita harus belajar untuk melahirkan generasi khilafah akhir zaman ini.

Untuk pembuka Roma, ketika sabda Nabi menyandingkan antara pembuka


Konstantinopel dan pembuka Roma. Maka di sinilah letak inspirasi besarnya.

Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel adalah inspirasinya. Untuk bisa


melahirkan pemimpin seperti dia dan melahirkan masyarakat seperti masyarakatnya,
maka sangat penting membaca sejarah Turki Utsmani.

Sesungguhnya al-Fatih bukanlah anak yang istimewa sejak kecilnya. Ayahnya, Sultan
Murad II justru mengeluhkan al-Fatih kecil yang tidak mau belajar. Hingga akhirnya,
sang ayah menemukan guru yang tepat untuknya hingga terlahirlah al-Fatih (sang
penakluk) itu.

Maka, untuk mengetahui bagaimana tercetaknya al-Fatih kita harus bertanya kepada
sejarah yang akan selalu ada pelajarannya dan akan selalu berulang. Kita harus bertanya
kepada 3 orang untuk mengetahui bagaimana al-Fatih dididik:

1. Sultan Murad II, ayah dari Muhammad al-Fatih.


2. Ahmad bin Ismail al-Kurani, guru pertamanya yang berhasil membuat revolusi
pada diri al-Fatih kecil.
3. Aq Syamsuddin, guru yang mendampingi al-Fatih hingga menjadi Sultan.
Penakluk spiritual untuk Konstantinopel.

Sejarah menuliskan dengan jelas bagaimana ketiga orang tersebut melahirkan


Muhammad menjadi al-Fatih (penakluk).

Maka, setiap keluarga muslim seharusnya menajamkan pandangannya kepada sejarah


Rasulullah untuk bertanya bagaimana generasi khilafah lahir. Dan kepada sejarah ketiga
orang yang telah melahirkan Muhammad al-Fatih untuk bertanya bagaimana mereka bisa
mendapatkan pujian Rasulullah yang telah disampaikan 8 abad sebelum kelahiran al-
Fatih.

Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai