Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

Redo Dwi Bagus Ferdiyanto (7406.040.002)


October 20, 2008

Judul Percobaan : Konfigurasi DNS Server pada Debian Linux

Dasar Teori :

Domain Name System (Service atau Server), adalah suatu servis dalam internet yang menter-
jemahkan nama domain ke dalam alamat IP. Sebab nama domain berupa bentuk alfabet, hal itu
dikarenakan agar lebih mudah diingat. Internet bagaimanapun, bekerja berdasarkan pada alamat IP.
Setiap kali kita menggunakan suatu nama domain, suatu DNS server harus menerjemahkan nama
domain tersebut ke dalam alamat IP yang bersesuaian. Sebagai contoh, nama domain www.gin.com
mungkin diterjemahkan menjadi 198.105.232.4.

Untuk membuat suatu DNS server maka diperlukan suatu program. Salah satu program yang free
dan open source adalah BIND (Berkeley Internet Name Domain). BIND dapat dijalankan pada
platform Linux. Dalam percobaan dengan Debian kali ini versi yang digunakan adalah BIND9.

Hasil Percobaan :

Cara instalasi BIND pada distro Debian Linux berbeda dengan cara instalasi pada Redhat atau
Fedora. Untuk instalasi BIND pada Debian dapat dilakukan dengan cara mengetikkan perintah
sebagai berikut:

# apt-get install bind9

Dengan command tersebut bind versi 9 akan terinstal, termasuk semua file yang nantinya akan
dikonfigurasi.

Lalu dilakukan pengecekan di direktori mana saja program BIND diinstal:

# dpkg -L | grep bind9

Hasilnya adalah gambar di bawah ini. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa bind9 terinstal
antara lain pada direktori /usr, /etc, /var.

1
Kemudian dilakukan pengkonfigurasian terhadap file /etc/resolv.conf yang berfungsi sebagai re-
solver yang menyatakan bahwa komputer adalah sebuah DNS server yang mempunyai sebuah do-
main dan IP Address tertentu. Untuk itu, maka nameserver di-set IP Address komputer tersebut
dan nama domainnya adalah gin.net (bisa yg lainnya).

Langkah selanjutnya adalah mengcopykan file-file template domain ke direktori /var/cache/bind.

Kemudian file gin.net.db diedit seperti pada gambar di bawah ini.

2
File gin.net.db berfungsi untuk mendaftar nama-nama subdomain dan IP Address dari domain
gin.net. Kali ini subdomain yang didefinisikan hanya satu, yaitu www. Setelah itu beralih pada
pengkonfigurasian file gin.net.rev yang berfungsi sebagai file zona reverse-lookup untuk network
10.252.108, dimana file tersebut akan memetakan IP Address tertentu ke subdomain tertentu. Con-
toh dalam file ini, address 73 adalah dipetakan ke subdomain www.gin.net. 73 merupakan oktet
terakhir dari IP Address 10.252.108.73, yaitu IP Address komputer tersebut. Lebih jelas terlihat
pada gambar berikut ini.

Dalam dua file di atas, record SOA (Start Of Authority) mendefinisikan data-data waktu dari se-
buah domain atau subdomain. NS menyatakan nameserver yang berlaku. A menyatakan Address
Internet atau IP Address dari komputer yang ditangani oleh DNS ini. PTR menyatakan pointer,
yaitu reverse-address.

Setelah dua file di atas dikonfigurasi, maka harus diintegrasikan dalam /etc/bind/named.conf.local
agar nantinya dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, yaitu mendukung DNS server untuk menter-
jemahkan IP Address ke nama domain dan sebaliknya. Adapun pengkonfigurasian file tersebut
dilakukan karena DNS server nantinya difungsikan secara lokal, tidak terkoneksi dengan ISP dan
jaringan luar. Untuk konfigurasi secara menyeluruh dapat dilakukan dalam file /etc/bind/named.conf.
Sedangkan untuk konfigurasi atau opsi tambahan seperti firewall dan lain sebagainya dapat di-
lakukan dalam file /etc/bind/named.conf.options. Dalam praktikum kali ini yang dikonfigurasi
hanyalah file /etc/bind/named.conf.local karena DNS server yang dibangun adalah untuk keper-
luan lokal saja.

3
Langkah terakhir adalah me-restart service bind9.

Setelah semua langkah dilakukan, pengecekan dilakukan dengan nslookup. Jika nama server dan
address yang ditampilkan adalah domain yang telah kita tentukan dan IP Address dari komputer
tersebut, maka DNS server dapat dikatakan telah berhasil dibangun.

Konfigurasi-konfigurasi di atas adalah konfigurasi untuk Static DNS, dimana IP Address kita ten-
tukan sendiri. Selain secara static, IP Address dapat juga dibuat dinamis. Mekanisme tersebut
disebut Dynamic DNS. Konfigurasi Dynamic DNS sangat mudah dilakukan, berikut ini merupakan
detail konfigurasinya.

Langkah pertama yang dilakukana adalah menginstall paket DHCP dengan perintah apt-get install:

Kemudian tambahkan blok Controls pada file /etc/bind/named.conf.local dengan menyertakan (in-
clude) file /etc/bind/rndc.key. Lalu pada masing-masing blok zone, tambahkan blok allow-update.

4
Setelah itu restart service bind9 dengan cara seperti telah dijelaskan di atas. Beralih ke file selan-
jutnya yaitu /etc/dhcp3/dhcpd.conf, tambahkan baris-baris berikut ini pada bagian paling atas file
(baris tanpa tanda #).

Setelah itu dilakukan restarting service dhcp3.

5
Sampai di sini konfigurasi server telah selesai. Untuk konfigurasi client sangat mudah dilakukan,
cukup dengan mengkonfigurasi satu file saja yaitu file /etc/dhcp3/dhclient.conf. Dalam file tersebut
cukup ditambahkan 2 baris konfigurasi, yang pertama untuk menampilkan nama host komputer kita
yang ingin ditampilkan, dan baris kedua untuk menuliskan MAC Address komputer kita, sehingga
nantinya dapat dijadikan identifier bagi DHCP Server untuk mengalokasikan IP.

Semua konfigurasi telah dilakukan. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan tes
server dari client dengan tool nslookup.

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Dynamic DNS telah berjalan dengan baik. Hal itu
dapat dilihat dari Address pada Non-authoritative answer. Sebagai pembanding dan bukti bahwa
address tersebut teralokasikan secara dinamis, pada tes pertama dilakukan terhadap server teman
sebangku, yang mendapatkan address 62.128.1.80. Saat tes dilakukan pada server sendiri, address
yang ditampilkan adalah 208.254.26.139, padahal sebelumnya adalah 10.252.108.73.

Kesimpulan :

1. Domain Name System (Service atau Server), adalah suatu servis dalam internet yang menter-
jemahkan nama domain ke dalam alamat IP.

2. DNS dapat dikonfigurasi secara statis ataupun dinamis.

3. Tanpa DNS server yang ter-setting dengan benar, maka service-service lain yang memer-
lukannya tidak akan berjalan. Sebagai contoh jika kita akan membangun web server, mail
server, atau ftp server tanpa DNS server yang ter-setting dengan benar, maka semua itu akan
percuma karena DNS yang berfungsi sebagai pernterjemah nama domain ke IP Address dan
sebaliknya tidak berfungsi.

4. Pengkonfigurasian DNS server harus dilakukan dengan teliti karena jika kita melakukan ke-
salahan sedikit saja (misalkan pada penulisan), maka DNS server tidak akan dapat berjalan.

Anda mungkin juga menyukai