Anda di halaman 1dari 6

Mendirikan Perusahaan

Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mendirikan perusahaan
yang begerak dalam bidang kontraktor.

Kontraktor merupakan sebuah bidang usaha jasa konstruksi, baik deri segi perencanaan
arsitektur maupun pembangunannya. badan usaha yang dapat digunakan dapat berbentuk CV
maupun PT ( perseroan terbatas).

Cara mendirikan perusahaan CV. kontraktor

pendirian CV yang bergerak dalam bidang kontraktor dapat dilakukan sebagai berikut;

• Menyiapkan nama CV, nama disini sebaiknya merupakan nama yang singkat, mudah
diingat serta dapat mewakili bidang usaha nantinya.
• Penentuan jumlah modal usaha.
• Pembuatan susunan organisasi direksi dan komisaris.
• Menentukan kedudukan CV, lingkup lokasi usaha dan bidang usaha.

setelah menentukan hal-hal diatas maka tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen-
dokumen yang nantinya diperlukan untuk pengurusan pendirian perusahaan, dokumen
tersebut adalah:

• Foto kopi KTP (kartu tanda penduduk) pendiri perusahaan, minimal 2 orang
• Foto kopi KK ( Kartu keluarga ) penanggung jawab perusahaan atau direktur.
• pas foto penanggung jawab, biasanya berukuran 3×4
• Foto kopi PBB tempat yang dijadikan sebagai domisili perusahaan.
• Foto kopi surat kepemilikan tempat/ surat kontrak atau sewa kantor.
• surat keterangan RT/RW

sebaiknya lokasi yang diajukan sebagai domisili perusahaan tidak berada dilokasi perumahan
hal ini untuk mempermudah pendirian perusahaan, misalnya ruko, kawasan perkantoran,
plaza dll.

nah.. setelah semua persyaratan sudah disiapkan langkah selanjutnya datang ke notaris,
nantinya mendapat dokumen – dokumen sebagai berikut:

• Akta notaris
• surat keterangan domisili perusahaan
• NPWP ( nomor pokok wajib pajak)
• pengesahan pengadilan
• SIUP ( surat izin usaha perdagangan)
• TDP ( tanda daftar perusahaan)
Biaya pengurusan CV ke notaris pada tahun 2010 untuk wilayah jakarta +/- Rp.4.000.000,00

Cara mendirikan perusahaan PT. kontraktor

PT disini dibagi menjadi 3 kelas ( kecil, menengah, besar ) , masing – masing kelas PT
tersebut tentunya mempengaruhi biaya pendirian dan ruang lingkup usaha perusahaan
nantinya.

prosedur pendiriannya sama dengan pendirian CV, perbedaanya pada pendirian PT


memerlukan waku untuk pengecekan nama karena nama pt yang sudah digunakan tidak boleh
dipakai lagi. dan juga pengesahan dari Menhunkam . dokumen yang didapatkan dari hasil
pendirian PT yaitu:

• Pemesanan nama perseroan


• Akta pendirian oleh notaris
• surat keterangan domisili perusahaan
• NPWP
• SK pengesahan dari MENHUMKAM
• SIUP ( surat izin usaha perdagangan)
• TDP ( tanda daftar perusahaan)

Biaya pendirian PT ( kelas kecil sampai atas) ke notaris pada tahun 2010 untuk wilayah
jakarta +/- Rp.7.000.000,00 s/d Rp.10.000.000,00

begitulah kurang lebih cara mendirikan perusahaan kontraktor baik berupa CV maupun PT.
dan selamat berusaha bagi calon-calon pengusaha baru indonesia.
Flow Chart

Flow chart dibuat saat kita melaksanakan suatu kegiatan yang dibatasi oleh waktu, sehingga
dapat ditentukan dimana posisi jalur kritis pekerjaan dan pada posisi jalur kritis pekerjaan
itulah pekerjaan yang lebih diutamakan selesai tepat waktu.

misalnya kita akan melakukan suatu pekerjaan yang berjudul ” apelin pacar dimalam
minggu” maka item pekerjaan yang mungkin dilakukan antara lain:

• A= mandi – gosok gigi – dandan – makan – naik angkot – apel


• B= mandi + gosok gigi – dandan + makan – naik angkot apel

dari alur pekerjaan diatas dapat kita ketahui bahwa alur B adalah alternatif alur pekerjaan
yang memerlukan waktu lebih singkat, berapa waktu yang dibutuhkan masing – masing alur
tersebut dapat kita cari dengan membuat flow chart.

itu tadi untuk kegiatan umum, bagi yang lagi pacaran gitu.. disini kita akan memakai flow
chart untuk suatu kegiatan proyek konstruksi sipil. tapi kalau harus satu gedung dibuat flow
chart tentunya terlalu panjang ya, baiklah.. kita buat pekerjaan yang pendek saja ya.. misalkan
suatu pekerjaan pondasi yang sudah pernah kita buat kurva s nya sebagai berkut:

• Pekerjaan persiapan @ 6 hari


• Pekerjaan galian @ 2 hari
• Pekerjaan lantai kerja @ 2 hari
• Pekerjaan Pasir urug @ 1 hari
• Pekerjaan pasangan batu kali @ 3 hari
• Pekerjaan urugan kembali @ 1 hari

pada saat menentukan posisi waktu pekerjaan dalam flow chart, kita bertanya pada diri
kita tentang tiga hal

1. apa pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum pekerjaan ini dapat dikerjakan.
2. apa pekerjaan yang dapat dilaksanakan dalam waktu bersamaan dengan pekerjaan ini.
3. pekerjaan apa yang menunggu pekerjaan ini selesai, baru dapat dikerjakan pekerjaan
selanjutnya.

Kapan perlu digunakan diagram flow chart ?

• Ketika penjadwalan dan pemantauan tugas dalam suatu proyek atau proses yang
kompleks dengan tugas-tugas yang saling berkaitan dan sumber daya.
• Bila kita mengetahui langkah-langkah dari proyek atau proses, urutannya dan berapa
lama setiap langkah yang diperlukan.
• Ketika jadwal proyek adalah penting, dengan konsekuensi serius untuk menyelesaikan
proyek terlambat atau mendapat keuntungan yang signifikan dengan waktu
penyelesaian proyek lebih cepat.

istlah dalam flow chart

ES EF
Earliest Earliest
start finish
LF
LS Latest
Latest finish
start
.

Earliest start / ES adalah perhitungan waktu pekerjaan dari waktu mulai awal pekerjaan.

Latest start / LS adalah perhitungan kembali waktu pekerjaan berdasarkan akhir waktu yang
tercepat.

cara membuat flow chart adalah sebagai berikut :

Menentukan posisi waktu pelaksanaan pekerjaan

• A = Pekerjaan persiapan @ 6 hari ( dilaksanakan dari awal sampai akhir kegiatan )


• B = Pekerjaan galian @ 2 hari ( dapat dilaksanakan setelah pekerjaan persiapan
selesai )
• C = Pekerjaan lantai kerja @ 2 hari ( dikerjakan setelah pekerjaan galian selesai )
• D = Pekerjaan Pasir urug @ 1 hari ( dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan
lantai kerja )
• E = Pekerjaan pasangan batu kali @ 3 hari ( dikerjakan setelah pekerjaan pasir urug
selesai )
• F = Pekerjaan urugan kembali @ 1 hari ( dikerjakan pada saat

dari alur pemikiran tersebut selanjutnya dapat kita buat diagram lingkaran pekerjaan sebagai
berikut:

A / B / C dst = item pekerjaan

2 / 6 / … = Waktu pelaksanaan pekerjaan

berikutnya membuat nomor diagram


selanjutnya menghitung earliest start ( ES ) caranya dengan menjumlahkan waktu
sebelumnya dengan pekerjaan yang dihitung, jumlah ES terbesar akan dipilih untuk
menghitung LS.

berikutnya menghitung latest start ( LS ) dengan pengurangan dari waktu pekerjaan


sesudahnya dengan waktu pekerjaan, dimulai dari akhir pekerjaan.

nah.. flow chart nya sudah jadi,

terdapat dua jalur

jalur 1 = 1 – 2 -3 – 4 – 6 – 7

jalur 2 = 1 – 2 – 3 – 5 – 7

berikutnya kita menentukan jalur kritis pekerjaan.

cara menentukan jalur kritis pekerjaan dengan flow chart adalah

untuk mengetahui dimana posisi jalur kritis pekerja, terlebih dahulu kita hitung jumlah waktu
dari setiap alur pekerjaan.

• dari diagram flow chart diatas jalur kritis adalah yang mempunyai LS terkecil, pada
diagram flow chat diatas LS terkecil adalah 0 melalui jalur 1
• atau dengan cara menghitung ES, jumlah yang terbesar merupakan jalur kritis

jalur 1 = 6 + 2 + 2 + 3 + 1 = 14 hari

Jalur 2 = 6 + 2 + 1 + 1 = 10 hari

nah.. dari perhitungan tersebut, dapat kita ketahui bahwa jalur kritis pekerjaan pada flow
chart diatas berada pada posisi jalur 1.

selanjutnya biar pekerjaan dapat selesai tepat waktu maka item pekerjaan yang berada pada
jalur kritis tersebut yang diutamakan.

Anda mungkin juga menyukai