Konsep dan Kebijakan Peningkatan Kapasitas serta International Best Practices
dalam Peningkatan Kapasitas?
(Eko Subhan)
Distinguish between those who understand and those who agree. He who understands the
Teaching will not tarry in applying it to life; He who agrees will nod and extol the Teaching as
remarkable wisdom, but will not apply this wisdom to his life. There are many who have agreed,
but they are like a withered forest, fruitless and without shade. Only decay awaits them. Those
who understand are few, but like a sponge they absorb the precious knowledge and are ready to
cleanse the horrors of the world with the precious liquid. (Buddha)
1
Pendahuluan sebagian lainnya berpendapat bahwa sumber
daya manusia pemerintah daerah masih
Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
terlalu jauh dari mampuni untuk memberikan
pada prinsipnya selalu ditujukan pada upaya
pelayanan publik secara optimal. Kedua isyu
peningkatan kualitas pelayanan pada
tersebut di atas sama sekali tidak dapat
masyarakat demi mewujudkan masyarakat
dibuktikan, tidak berdasarkan data yang jelas,
yang sejahtera. Kebijakan nasional mengenal
dan seolah absurb. Data berikut menunjukkan
pelayanan dasar sebagai 1 jenis pelayanan
kualitas pendidikan SDM PNS di Indonesia.
publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam Pegawai Negeri Sipil di Indonesia berdasarkan
kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. data dari Deputi Bidang Informasi Badan
Seberapa besar kemampuan Pemerintah Kepagawaian Negara 2 performa pendidikan
Daerah dalam memberikan pelayanan dasar PNS Indonesia tidak mengalami perubahan
sudah barang tentu akan mendapat berarti. Sebanyak 36% masih berpendidikan
tanggapan yang sangat bervariasi. Satu hal SMA sedangkan mereka yang telah mengikuti
yang pasti bahwa bentuk konkrit layanan dari pendidikan Diploma hingga pendidikan S1
kapasitas pemda masih sangat terbatas pada adalah sebanyak 55,69%. Khusus untuk
model‐model konvensional, memakan waktu mereka yang berpendidikan Srata 1 telah
lama, dan cenderung untuk menyedot biaya mencapai angka 28.77%. Hal ini menunjukkan
yang besar. bahwa korelasi antara kualitas layanan publik
dengan kualitas pendidikan PNS tidak terlalu
Lebih jauh dalam pemahaman atas kapasitas
signifikan.
pemerintah daerah adalah bahwa
kemampuan pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan (dasar) publik masih
sering dipertanyakan oleh banyak pihak;
pelayanan bagi kelompok bisnis dalam hal
perijinan juga masih sering dikeluhkan;
berbagai aturan dan regulasi di tingkat lokal
masih sangat tumpang tindih, memberikan
keuntungan sesaat, terkadang malah saling
bertentangan. Lemahnya koordinasi di tingkat
lokal (bahkan hingga di tingkat pusat
sekalipun) masih hanya merupakan jargon
politik; tidak ada realisasi dan sangt sulit
untuk diimplementasikan.
Sebagian mempersalahkan sistem
pemerintahan di Indonesia yang tidak terlalu
mendukung pada terbangunnya pemerintah
daerah yang mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan maksimal;
1
PP 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
2
Satndar Pelayanan Minimal Pasal 1 Butir 8 Lihat: http://www.bkn.go.id/stat_indo/tabel1a2007.php
2
Ju m la h (se rie s) 40.00%
N o . T in gk a t P e n d id ika n
Ju n ‐0 6 D e c‐0 6 Ju n ‐0 7 35.00%
Bila kita akan mengukur dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam konstelasi
pelayanan public, maka informasi yang
3
Bappenas, BPS and UNDP, Indonesian Human Development Report
2004‐ The Economics of Democracy; Financing Human Development
in Indonesia, 2004 dan UNDP, Human Development Report
2007/2008; Fighting Climate Change: Human solidarity in a divided
4
world, 2007 Ibid [3]
3
Table Indonesia’s human development index 2005
Combined primary,
Life expectancy at birth Adult literacy rate secondary and tertiary GDP per capita
HDI value
(years) (% ages 15 and older) gross enrolment ratio (PPP US$)
(%)
1. Luxembourg
1. Iceland (0.968) 1. Japan (82.3) 1. Georgia (100.0) 1. Australia (113.0)
(60,228)
105. Viet Nam 98. Saint Kitts and Nevis 111. Egypt
54. China (90.9) 108. Turkey (68.7)
(0.733) (70.0) (4,337)
106. Occupied
112. Jamaica
Palestinian 99. Guatemala (69.7) 55. Sri Lanka (90.7) 109. Albania (68.6)
(4,291)
Territories (0.731)
107. Indonesia 113. Indonesia
100. Indonesia (69.7) 56. Indonesia (90.4) 110. Indonesia (68.2)
(0.728) (3,843)
114.
108. Syrian Arab
101. Suriname (69.6) 57. Viet Nam (90.3) 111. Guatemala (67.3) Turkmenistan
Republic (0.724)
(3,838)
109. Turkmenistan 115. Syrian Arab
102. Thailand (69.6) 58. Myanmar (89.9) 112. Azerbaijan (67.1)
(0.713) Republic (3,808)
177. Sierra Leone 174. Malawi
177. Zambia (40.5) 139. Burkina Faso (23.6) 172. Niger (22.7)
(0.336) (667)
Table 2: Selected indicators of human poverty for Indonesia
People without access Children
Probability of not
Human Poverty Index Adult illiteracy rate to an improved water underweight for
surviving past age 40
(HPI‐1) (%ages 15 and older) source age
(%)
2004 2004 (%) (% ages 0‐5)
2004
2004 2004
1. Chad (56.9) 1. Zimbabwe (57.4) 1. Burkina Faso (76.4) 1. Ethiopia (78) 1. Nepal (48)
81. Trinidad and Tobago
60. Gabon (20.4) 82. Myanmar (10.1) 49. China (23) 25. Sri Lanka (29)
(9.1)
26. Philippines
61. Egypt (20.0) 82. Vanuatu (8.8) 83. Viet Nam (9.7) 50. Kyrgyzstan (23)
(28)
27. Indonesia
62. Indonesia (18.2) 83. Indonesia (8.7) 84. Indonesia (9.6) 51. Indonesia (23)
(28)
63. Nicaragua (17.9) 84. Jamaica (8.3) 85. Sri Lanka (9.3) 52. Myanmar (22) 28. Djibouti (27)
29. Sierra Leone
64. Tunisia (17.9) 85. Morocco (8.2) 86. China (9.1) 53. Nicaragua (21)
(27)
108. Barbados (3.0) 173. Iceland (1.4) 164. Estonia (0.2) 125. Hungary (1) 134. Chile (1)
4
Indonesia dari 177 negara hanya berada pada
urutan ke 107 dan masuk pada kategori
Medium Human Development 5 hanya lebih
tinggi dari Myanmar dan Kamboja untuk
wilayah Asia Tenggara. Dibandingkan dengan
beberapa negara tetangga maka performa
Indonesia adalah sebagai berikut:
Negara Ranking Kategori
HDI Utama
1. Iceland 1 High
2. Australia 3 High
3. Singapore 25 High
4. Brunei Darussalam 30 High
5. Malaysia 63 High
6. Thailand 78 Medium
Terlihat bahwa tren perkembangan HDI
7. Philippine 90 Medium Indonesia adalah secara signifikan meningkat
8. Vietnam 105 Medium sejat Tahun 1975. Akselerasinya lebih
9. Indonesia 107 Medium signifikan dibandingkan dengan negara‐
negara di Afrika Selatan maupun negara‐
10. Cambodia 131 Medium
negara Afrika Sub Sahara. Walaupun masih di
11. Myanmar 132 Medium bawah negara‐negara di Amerika Latin, Asia
12. Papua New Guinea 145 Medium Timur maupun negara‐negara Arab, namun
13. East Timor 150 Medium
trennya semakin mendekati tren negara‐
negara Asia Timur.
14. Sierra Leone 177 Low
Logika sederhananya dapat dikemukakan
(untuk lebih lengkapnya dapat lihat pada lampiran)
bahwa ada peningkatan kualitas hidup dan
Seperti negara‐negara lain dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia.
lingkup regional, tren perkembangan Indkes Apakah hal ini disebabkan oleh semakin
Pembangunan Manusia, di Indonesia meningkatnya kualitas pelayanan public?
senantiasa meningkat dari tahun ke tahun apakah kualitas kapasitas pemerintah (dan
adalah seperti figure berikut ini6: pemerintah daerah) terus meningkat? Semua
pertanyaan ini mungkin merupakan
pertanyaan klise dan jawabannya adalah
hanyalah komoditas politik, namun hal
tersebut telah menunjukkan arah yang tepat
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5
http://hdr.undp.org/en/statistics/
6
http://hdrstats.undp.org/countries/country_fact_sheets/cty_fs_IDN.
html
5
Konsep Umum Peningkatan Kapasitas management, development planning,
implementation, coordination and
Pemerintah Daerah performance monitoring and evaluation of
development operations. Legal and political
functioning of the country was relevant,
People want to be governed well, and to including its state of governance. Individual
have a say in what happens in their lives. institutions were not seen as independent
They want to be safe. They want the chance and isolated actors any longer but part of
to earn a decent living for themselves and larger systems or networks. The more
their families. And they want to be treated dynamic changes in the external
fairly by their government and public environment in which institutions operate,
officials. These aspirations are enshrined in the greater the challenges that existing
the Universal Declaration of Human Rights, organizations and institutions faced8.
and the Millennium Declaration of 2000.
But the reality for many people in poor Pada bagian lain, ILO yang juga merupakan
countries is very different7. salah satu lembaga di bawah PBB,
mengemukakan bahwa setiap upaya
Peningkatan kapasitas senantiasa
peningkatan kapasitas harus dalam konteks
mengandung sebuah pemahaman tentang
yang berkelanjtan dan tidak berdiri sendiri
berbagai upaya meningkatkan kinerja
sebagai sebuah proyek, harus menyatu dalam
pelayanan kepada klien (dalam konteks
sistem yang berlaku.
kepemerintahan maka klien adalah
masyarakat). Peningkatan kemampuan Capacity established at local level should be
developed on a sustainable basis beyond
kinerja pelayanan sudah barang tentu bukan
the duration of individual projects. It is more
hanya bergantung pada sisi individual, effective to build up the capacity within the
melainkan juga pada sisi‐sisi sistem, struktur, existing structures of local government and
suprastruktur, dan bahkan infrastrukturnya. to the extent possible utilize the existing
establishment9.
PBB dalam konsep awal tentang peningkatan
kapasitas beranggapan bahwa hal tersebut Dari sudut pandang yang cukup berbeda,
sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan UNDP bersama UNIPA10 berpendapat bahwa
pelatihan bagi individu‐individu sehingga peningkatan kapasitas pemda merupakan
dapat memberikan perubahan pada kinerja peningkatan kinerja pelaksanaan tugas pokok
sebuah sistem. Lebih jauh PBB seorang pemimpin daerah, peningkatan
mengembangkan konsep peningkatan kemampuan dalam pembangunan
kapasitas pada hal‐halyang secara signifikan infrastruktur pemerintahan, serta
memberikan prubahan pada lembaga sasaran peningkatan dalam pemberian pelayanan
peningkatan tersebut. social.
The concept of capacity building used by the Peningkatan kapasitas atau kemampuan
UN system had to move beyond the initial pemerintah daerah selalu diarahkan pada
notions of human resource development peningkatan kemampuan mereka dalam
and institution building, since it was
melaksanakan fungsi‐fungsi utamanya. Bila
necessary to see the institutional changes in
a national context and at a macro level. So
8
it includes the capacity of the institutions of Roger Maconick et all (UN), Capacity‐Building for Poverty
Eradication: Analysis of, and Lessons from, Evaluations of UN System
a country to manage policy and programme
Support to Countries’ Efforts, 2000
formulation, budgeting and financial 9
Geoff Edmonds and BjØrn Johannessen, Building Local Government
Capacity for Rural Infrastructure Works, ILO, 2003
10
UNIPA dan UNDP, Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan
7
Making Governance Work for The Poor, DFID, 2006, P 20 Kabupaten Terpilih Di Papua, 2005 (hal. R14‐15)
6
kita kembalikan pada fungsi utama dari dan terlatih; para pekerja yang menangani
pemerintah adalah mengatur dan melayani sektor kesehatan, dan sebagainya.
masyarakat demi meningkatnya Terlebih dari itu, dibutuhkan sistem
kesejahteraan masyarakat, maka kearah sana pengelolaan yang baik.
pulalah peningkatan kapasitas harus Kapasitas kerangka‐kerja administrative.
dilakukan. Pemerintah harus memberikan Sistem penggajian pegawai yang tepat,
stabilitas politik dan perasaan aman bagi sistem rekruitmen pegawai dengan merit
warganya maupun bagi kelompok‐kelompok based dan sistem promosi berbasis kinerja,
yang memang berkepentingan dengan sistem reward and punishment,
daerahnya. merupakan sebagian hal‐hal yang sangat
Mary E. Hilderbrand11 mengemukakan bahwa dibutuhkan untuk membangun sistem
Capacity Building (terutama dalam administrasi yang unggul.
pengentasan kemiskinan) memiliki beberapa Kapasitas partisipasi atau sistem
komponen yang harus dipenuhi, yaitu: perwakilan. Dibutuhkan kepasitas
Kapasitas formulasi dan analsis kebijakan, perwakilan yang responsive dan
ada kebutuhan untuk terbangunnya komunikatif, hal ini biasanya kita kenal
kapasitas yang memadai untuk dengan ’good governance’. Untuk masuk
memformulasi dan menganalisis dalam sistem ini, dibutuhkan sistem
kebijakan makroekonomi. Pemerintah politik yang mendukung partisipasi
harus memiliki para ahli ekonomi yang masyrakat dan kemampuan untuk
terlatih dengan baik, sedangkan merespon partisipasi masyarakat tersebut.
kementerian yang menangani masalah Di lain pihak, dibutuhkan pula kelompok‐
ekonomi harus dapat mengorganisasikan kelompok masyarakat yang memiliki
dan mengelola pekerjaannya secara kapasitas dalam menyampaikan
efektif. kebutuhannya.
Kapasitas dalam mengimplementasikan, Kapasitas kerangka‐kerja kelembagaan
negara harus memiliki kapasitas dan pemerintahan yang lebih luas.
administrative untuk dapat Kerangka‐kerja kelembagaan merupakan
mengimplementasikan setiap kebijakan hal yang sangat kritikal dalam
dan berbagai program. Untuk mencapai pembangunan kinerja pembangunan
efektifitas maka perlu dilengkapi oleh ekonomi yang baik, dan ‘good
pendidikan yang memadai. Dibutuhkan govemance’ merupakan hal yang esensial
seorang manager yang dapat mengelola dalam menciptakan lingkungan yang baik
pegawai dan mengelola sumber‐sumber sehingga kapasitas dapat dibangun dan
keuangan, manager yang mampu dipelihara.
memotivasi pegawai, mampu mendisasin, Pemerintah Indonesia melalui Kerangka
memonitor dan mengevaluasi proyek‐ Nasional Peningkatan Kapasitas dalam rankga
proyek maupun program‐program; Desentralisasi (2002) menjelaskan bahwa
dibutuhkan pula orang‐orang dengan pengembangan kapasitas menyangkut
kemampuan teknis yang memadai; pengembangan institusi, sistem ataupun
dibutuhkan guru‐guru yang berkomitmen individu dari setiap komponen pendukung
11
desentralisasi. Selanjutnya terdapat 8
Roger Maconick et all (UN), op cit. P‐ 68
7
(delapan) agenda pengembangan kapasitas Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
untuk mendukung desentralisasi yaitu: pada dasarnya memiliki sifat relatif; muatan
dan tingkat kedalamannya akan sangat
1. Pengembangan peraturan perundangan
bergantung pada kondisi dan kapasitas terkini
yang dibutuhkan untuk mendukung
dari pemerintah daerah sasaran. Namun
desentralisasi;
secara umum dapat dikemukakan bahwa
2. Pengembangan kelembagaan daerah;
peningkatan kapasitas tidak bisa hanya
3. Pengembangan personil daerah;
4. Pengembangan keuangan daerah; didekati melalui kegiatan‐kegiatan pelatihan
dan pendidikan kepada SDM aparatur saja,
5. Peningkatan Kapasitas DPRD, Badan
peningkatan kapasitas pemda juga
Perwakilan Desa (BPD), ORNOP dan
membutuhkan dukungan sistem yang baik
Organisasi Kemasyarakatan;
dan infrastruktur yang menunjang.
6. Pengembangan Sistem Perencanaan;
7. Pembangunan Ekonomi Daerah; dan Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
8. Pengembangan Kemampuan Mengelola tidak bisa hanya berdiri tunggal dan seolah‐
Masa Transisi. olah menjadikan pemerintah daerah tersebut
hanya akan bergerak linier. Bahwa setiap
Capability means having the ability to perform certain pemerintah daerah akan bergerak ke segala
functions: arah dan membangun hubungan ke luar,
1. Providing political stability and security.
2. Setting good rules and regulations.
bahwa pemerintah daerah akan terus
3. Creating the conditions for investment and trade, berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya
and promoting growth in jobs and incomes. secara evolutif. Injeksi peningkatan kapasitas
4. Managing public finances and putting government tidak bisa hanya diorientasikan pada kondisi
policies into practice effectively. saat ini, namun harus benar‐benar
5. Making sure government departments and
services meet people’s needs.
diperhitungkan kemampuan untuk
6. Keeping borders secure and helping people move melakukan pemeliharaan dinamika sistem
safely and legally. dan dinamika perubahan.
DFID, 2006 It was no longer enough for the United
Adapun Prinsip‐prinsip yang dianut dalam Nations system to help to create or
strengthen an organization or groups of
Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas organizations. Those institutions needed to
adalah: be capable of learning and changing to
transform themselves as necessary in
a. Bersifat mulfi‐dimensi dan berorientasi
response to changing situations and
jangka panjang, jangka menengah dan requirements. Successful United Nations
jangka pendek; system support therefore meant helping
recipient countries to invent, develop and
b. Mencakup multi‐stakeholder; Pemerintah maintain institutions and organizations,
Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, which are capable of learning and bringing
Masyarakat, swasta dan penyedia layanan about their own continuing transformation,
(service provider) pengembangan dan so that they could playa dynamic role in
peningkatan kapasitas supporting national development processes.
The new demands upon modem states'
c. Bersifat "demand driven" yaitu kebutuhan institutions and organizations entailed new
pengembangan dan peningkatan expectations of the individuals working with
kapasitas berasal dari stake‐holder yang and for them and therefore of the activities
membutuhkan. supported by the United Nations system.
8
Any consideration of the impact of UN (Eliminating World Poverty) dan menyusun
system support has therefore to take into model dalam upaya meningkatkan Local
account the evolution of capacity building to
include not only the capacity of
Government Barometer. Temuan‐temuan
organizations, groups and individuals, but mereka adalah sebagai berikut13:
also the relationship between different a. The assessment process must allow users
organizations, groups and individuals as to model mission‐critical behaviors and
well as the environment in which they all processes, such as data‐based decision‐
perform12. making, open dialogue, respectful
Jelas sekali bahwa intervensi lembaga‐ listening, non‐hierarchical communication,
transparency, and participatory planning.
lembaga multi internasional terhadap setiap b. Capacity assessment processes should be
upaya peningkatan kapasitas lembaga‐ designed to yield easy‐to‐use, helpful
lembaga di negara‐negara berkembang information that informs decision‐making
bukanlah solusi terbaik. Peningkatan around mission‐critical issues.
kapasitas pemerintah daerah harus c. The integrity of an assessment process is
closely linked to the characteristics of the
dikembalikan pada komitmen pemerintah environment in which that process
daerah yang bersangkutan. Konsistensi unfolds.
perubahan dan transformasi yang bersifat d. Develop assessment techniques that
dinamis dan berkelanjutan merupakan solusi provide for the generation of data that is
yang terbaik untuk segala upaya peningkatan both prescriptive and descriptive.
e. Use assessment techniques that build
kapasitas pemerintah daerah. Kemampuan trust, cohesion and a shared sense of
untuk membaca dan menganalisis purpose.
kemampuan sendiri, seharusnya menjadi f. Use assessment techniques that foster
perhatian seluruh pemerintah daerah yang diverse perspectives.
memang berkeinginan untuk dapat g. A process that integrates assessment with
other aspects of organizational
meningkat kapasitasnya. transformation will be most powerful if it
Namun satu hal yang jelas ditemukan melalui helps users identify standards that are
change drivers.
proses evolusi perkembangan upaya
h. Financial sustainability and program
peningkatan kapasitas pemerintah daerah replication are closely interconnected.
dari PBB adalah telah terjadi shifting model; High implementation costs and levels of
dari peningkatan kapasitas yang lebih bersifat complexity slow the potential for broad
individual kea rah yang menitikberatkan adoption of new practices.
pendekatan sistem; dari pengembangan
sumber daya manusia ke pengembangan
lembaga atau (institution‐building) dan
pengembangan organisasi (organizational
development).
Pada Bulan Februari Tahun 2007, Core
Development Team dari Local Government
Development melakukan pertemuan di
Nairobi untuk mendiskusikan temuan‐temuan
mereka atas 15 proyek pilots DFID
12 13
Roger Maconick et all (UN), op cit. Evan Bloom, Amy Sunseri, Aaron Leonard, op cit., P 3‐4
9
International Best Practices
dalam Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Daerah
Untuk melihat bagaimana teladan
pelaksanaan program‐program Peningkatan
Kapasitas Pemerintah Daerah akan menjadi
sangat baik bila kita perhatikan contoh‐
contoh program serupa di berbagai negara.
Tanzania14 adalah sebuah negara yang terus
berkembang secara efektif. Mereka memiliki
komitmen pemerintah yang stabil untuk
peningkatan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan, mereka juga memiliki produk UK Technical Assistance di Zambia dan
rencana nasional yang dinamai Mkukuta yang Mozambique pada sektor pengembangan
penyusunannya dibantu oleh Pemerintah sistem dan kelembagaan perpajakan telah
Inggris dan berbagaimitra internasional meningkatkan tingkat pendapatan nasionjal
lainnya. Sepuluh tahun terakhir ini, secara signifikan. Sedangkan di Uganda,
pemerintah telah meningkatkan kapasitas program ini telah meningkatkan pendapatan
sektor keuangan public, dan menguatkan dari sktor pajak hingga 35%. Pendapatan dari
kapasitas pemerintah daerah. Ternyata hal ini sektor pajak telah digunakan untuk program‐
telah pula meningkatkan kondisi dan iklim program pengentasan kemiskinan.
bisnis dan telah mengembangkan aksi untuk
Local Governance Barometer (LGB) 15 telah
mengatasi korupsi. Hasilnya adalah bahwa
dikembangkan oleh Pact Madagascar dan
perekonomian mereka mengalami
mitra‐mitra lokalnya, yaitu Idasa and SNV
peningkatan menjadi 6% per tahun sejak
sejak Maret‐September 2006 di
Tahun 2000; korupsi menurun; proporsi anak
Pemerintahan Kota Cascales Provinsi
sekolah dasar meningkat tajam dari 58% pada
Sucumbios, dan Pemerintahan Kota Joya de
Tahun 2000 menjadi 95% pada Tahun 2005;
los Sachas Provinsi Orellana, melalui
dan tingkat kematian bayi menurun tiga kali
partisipasi dari sekitar 80 kelompok sosial dan
lipat sejak Tahun 1999.
perwakilan pemerintah daerah.
Pelaksanaan proses dilakukan melalui 6
workshop partisipatif yang bukan hanya
menetapkan konsep‐konsep pemerintahan
untuk setiap pemerintahan kota. Tujuan
utamanya adalah untuk melakukan
konfrontasi terhadap korupsi, pendidikan
masyarakat dan para pimpinan lokal tentang
pelaksanaan demokratisasi dan penguatan
hubungan antara masyarakat dengan
pemerintah lokalnya. Hal yang dibangun
14 15
DFID, op. cit. Evan Bloom, Amy Sunseri, Aaron Leonard, op cit., P 16 ‐ 18
10
terakhir adalah melakukan identifikasi pengembangan konsep tentang
elemen‐elemen demokrasi partisipatif. Hasil pemerintahan.
yang diperoleh di antaranya adalah sebagai 7. LGB telah membangun manajemen
berikut: pemerintah local untuk semikn meningkat
1. LGB membangun komunikasi yang melalui penciptaan mekanisme partisipasi
periodik antar actor, sehingga membuka dan control social, serta penciptaan
peluang lebih besar pada peningkatan sumber‐sumber pengembangan ekonomi
kinerja dan efisiensi pemerintah daerah. lokal.
2. Proses yang dikembangkan oleh LGB telah
mempromosikan konsolidasi dan IDASA 16 sebuah mitra Impact Alliance di
hubungan horizontal dan menguatkan Afrika Selatan yang bekerja bersama PACT
jaringan sosial, yang berdampak pada dan SNV dalam mengembangkan LGB. Seperti
semakin jelasnya konsep perwakilan
dipahami sebelumnya bahwa LGB berbasis
masyarakat.
pada 5 kriteria prinsip dalam
3. Semua partisipan mendidentifikasi adanya mengembangkan ‘good governance’: Efisiensi
kebutuhan akan dibangunnya kounikasi dan efektifitas, penegakan hukum,
antar organisasi. Partisipan juga berhasil Akuntabilitas, Partipasi Masyarakat, dan
mengidentifikasi actor‐aktor yang Kesetaraan. Proses awal dari program ini
memang benar‐benar dapat mewakili telah mengidentifikasi adanya kebutuhan
kepentingan mereka serta untuk dikembangkannya sebuah perencanaan
mengidentifikasi aktor‐aktor yang dapat yang komprehensif untuk meningkatkan
memberikan asistensi teknis yang mampu kapasitas pemerintah daerah dalam bentuk
membantu keberlanjutan proses. Kerangka Kerja Peningkatan Kapasitas
4. Terbangunnya pola berpikir yang baru dan Pemerintah Daerah. Mekanisme terobosan
yang dikembangkan adalah dengan
hubungan baru antara para pemain lokal
merangkul South African Local Government
dan para pemimpin daerah di luar batas‐
Association (SALGA) dan the Department of
batas struktur formal yang kaku.
Provincial and Local Government (DPLG)
5. Proses ini berlanjut pada berkembangnya melalui Knowledge Sharing Management
aksi‐aksi yang bersifat kongkrit, dapat Facility dengan meminta SALGA sebagai tuan
dilaksanakan, dan terbiayai, baik secara rumahnya.
teknis maupun politis, yang mengarahkan
pada pengembangan strategi dan
kebijakan‐kebijakan public yang diarahkan Salah satu program yang berkaitan dengan
pada upaya pemecahan masalah‐masalah Pemerintah Daerah yang di dalamnya
besar local. mengakomodasikan upaya peningkatan
6. Pengembangan komunikasi dan kapasitas dari USAID’s di Bulgaria
partisipasi seluruh actor, memberikan memberikan pelajaran kepada kita sebagai
peluang yang besar pada penciptaan berikut17:
kesamaan komitmen antara masyarakat
dan pemerintah daerah dalam 16
Ibid [14], P 19
17
RTI, The Local Government Initiative, 2001–2007 Building Effective
and Accountable Local Government in Bulgaria, 2007
11
Tujuan utama dari peningkatan kapasitas Governance (BDRG) di Liberia 18
adalah terbangunnya inovasi. Sementara mengembangan proses peralihan sistem
banyak aktifitas peningkatan kapasitas politik di Liberia. Strategi‐strategi yang
dari program‐program Local Government dikembangkan oleh Office of Transition
Initiative berfokus pada peningkatan skill Initiative (OTI) Liberia adalah melalui
dan penguatan prosedur, di sini identifikasi proses peralihan sistem untuk
penekanannya pada peningkatan kinerja menanggapi perubahan yang diprogramkan.
pemerintah daerah kota dan Prosesnya adalah melalui sistem ‘rolling’
pengembangan kegiatan‐kegiatan secara (continuous) assessments dan pertemuan‐
berbeda dan inovatif. Inovasi‐inovasi pada pertmuan strategis yang bersifat reguler. OTI
pengembangan kinerja pemerintah selanjutnya melakukan pengelihan perhatian
daerah telah dimunculkan dalam web site dari project akibat adanya tumpang tindih
project yang link dengan website sistem, menjadi kepada peningkatan
pemerintah daerahnya. kapasitas perencanaan nasional,
Program telah menemukan berbagai cara penganggaran nasional, komunikasi, dan
dalam upaya peningkatan kapasitas. koordinasi. Selanjutnya terbukti bahwa OTI
Survey LGI’s memberikan pelajaran pada mampu bergrak untuk mengatasi proses
recovery di tingkat nasional dan evolusi
kita bahwa para aparat di daerah lebih
situasi politik.
mudah dalam mengembangkan
kapasitasnya melalui model peer to peer
learning. Jadi strategi peningkatan
kapasitas harus memperhitungkan pula
perbedaan tingkat kesadaran dalam
proses pembelajaran sehingga
peningkatan kapasitas dapat disalurkan
melalui saluran informasi yang paling
comfortable.
Salah satu hal yang tak kalah penting
dalam upaya peningkatan kapasitas
pemerintah daerah adalah ekstrapolasi
pelibatan berbagai organisasi dari
berbagai kalangan untuk bersedia
menjadi mitra pemerintah daerah dalam
mengembangkan kapasitasnya, terutama
dari asosiasi pemerintah daerah, asosiasi‐
asosiasi profesi, dan organisasi‐organisasi
berkelas nasional.
OTI melalui pendekatan yang
Bantuan USAID lainnya yaitu Building dikembangkannya secara umum telah
Recovery and Reform through Democratic
18
Martina Nicolls, PhD and Susan Kupperstein, SOCIAL IMPACT,
INC.USAID/DCHA/OTI, Building Recovery and Reform through
Democratic Governance (BRDG) – Liberia, 2007
12
membantu implementasi berbagai Short perencanaan, implementasi dan perawatan
Term Technical Assistant (STTA) di Liberia infrastruktur. Hal ini terutama diarahkan pada
secara memuaskan. OTI bergerak menjadi lemahnya kapasitas para aparat di pemda
sangat flesibel dan bukan hanya membantu untuk memperbaiki kondisi infrastruktur
STTA melainkan juga membantu setiap secara umum. Saat ini mereka telah memiliki
pemerintah daerah sebagai beneficiaries dari dan melembagakan ‘planning tool: Proses
STTA. IRAP’, terutama di setiap Pemda Provinsi,
sehingga mereka dapat mengembangkan
proposal‐proposal investasi untuk
Di Philippine19, Undang‐undang tentang Local pengembangan infrastruktur sesuai dengan
Government Code tanggung jawab dan kebutuhan komunitasnya. Di samping itu,
otoritas penyediaan infratuktur perdesaan para pejabat daerah di tingkat provinsi sudah
diserhkan kepada pemerintah provinsi, kota memilikikemampuan untuk memberikan
dan pemerintah tingkat desa. Hal ini telah asistensi dan advis bagi pemerintah kota dan
memberikan dukungan kepada pemerintah desa dalam hal perencanaan dan
daerah untuk lebih ‘entrepreneurial’ baik pembangunan infrastruktur.
untuk mengembangkan bonds dan
mengusahakan pinjaman, bahkan untuk
dapat bekerjasama dengan lebih leluasa Desentralisasi di Laos20 diinisiasi berdasarkan
dengan pihak swasta. Pemerintah‐ rasa keprihatinan akan kapasitas
pemerintah daerah telah mampu untuk pemerintahan di tingkat provinsi dan di
meningkatkan kemampuannya, namunmasih tingkat distrik. Infrastruktur perdesaan sangat
saja menempatkan mereka sebagai pelaksana memilukan dan hanya tersedia dana yang
program‐program dibandingkan sebagai ‘the sangat terbatas dalam perawatannya. Dengan
channel for planning’, atau dibandingkan tingkat kepadatan yang sangat rendah dan
sebagai pemegang otoritas. Sebagai tersebar sehingga jarak antara populasi
contohnya adalah dalam pembangunan jalan tertentu ke pusat populasi yang cukup jauh,
yang sebagian besar diberikan kepada desa maka pemerintah berjuang keras untuk
(barangays) dengan sumber daya dan dana membangun koneksi dengan membangun
yang serba terbatas. Sebagian besar akses jalan yang berkarakteristik ‘all‐weather’.
kontribusi perencanaan dan pendanaan IRAP mengidentifikasi berbagai sumber‐
adalah beradal dari program‐program yang sumber pendanaan terbaik yang
didukung pihak donor yang dengan sendirinya memungkinkan untuk tersedia untuk
sudah memiliki criteria sendiri. pembangunan infrastruktur perdesaan.
Pengembangan the Local Government Namun IRAP berpendapat hal yang paling
Academy (LGA) di Department (Ministry) of penting untuk dilakukan sejak dini adalah
Interior and Local Government telah banyak mencari solusi lokal untuk pemecahan
membantu memberikan berbagai pelatihan masalah di tingkat lokal.
kepada para pejabat di pemda yang berkaitan Terobosan yang dikembangkan adalah
dengan pelaksanaan desentralisasi. LGA juga dengan mengembangkan metode labour‐
mengembangkan pelatihan untuk based work, sebuah kontrak kerja
pembangunan dan perawatan infrastruktur
19
Geoff Edmonds and BjØrn Johannessen, Building Local
20
Government Capacity for Rural Infrastructure Works, ILO, 2003 Ibid, p 110 ‐ 112
13
melalui sumber pendanaan dan sumber daya kepasitas pemerintah provinsi dan distrik
manusia yang tersedia secara local. The ILO yang mampu menggunakan mekanisme
IRAP Project di Laos menyediakan dukungan penggalian data, pemetaan dan analisis yang
kepada pemegang otoritas di tingkat provinsi inovatif memiliki peran utama dalam
dan distrik serta para tenaga teknisnya untuk pembangunan infrastruktur sekalipun.
membuat produk rencana pembangunan
infrastruktur perdasaan dengan beberapa
prinsip pokok yaitu harus sederhana, mudah Di Inggris 21 , ekspektasi masyarakat terus
diaplikasikan, serta penggalian data dan meningkat, mereka menuntut setiap
analisis yang murah atas fenomena akses pelayanan dapat disesuaikan dengan kondisi
pemenuhan kebutuhan rumahtangga terkini, dan relevan terhadap kebutuhan lokal.
terhadap kebutuhan dasar, jasa dan berbagai Berbagai tantangan baru datang dan
fasilitas umum sebagai factor yang dampaknya berbeda untuk setiap tempat,
determinan. Beranjak dari situ, tantangan‐tantangan yang datang sangatlah
dikembangkan sebuah lembaga yang komples, cross‐cutting dan sangat lokal
bernama the Division of Local Roads pada the sifatnya. Oleh karenanya dibutuhkan
Ministry of Communication, Transport, Post Kerangka Kinerja Lokal yang menyangkut dua
and Construction (MCTPC) sebagai lembaga hal, yaitu meningkatkan kualitas hidup dan
utama untuk menganggulangi perencanaan perbaikan pelayanan publik. Melalui kerangka
infrastruktur perdesaan, peningkatan kinerja baru diharapkan membantu
kapasitas Tim Provinsi IRAP, dan pemberian membangun manajemen kinerja yang lebih
asistensi teknis bagi pemerintah provinsi dan baik melalui sistem pagian peran, antara
distrik. pemerintah lokal dan pemerintah pusat, serta
antara mitra‐mitra lokal.
IRAP sebagai alat perencanaan telah
dikembangkan untuk mendukung partisipasi Kerangka Kinerja Lokal yang baru telah
komunitas secara luas, alat ini juga berhasil menguatkan komitmen penyusunan prioritas
membangun kapasitas rumahtangga kerja di tingkat lokal maupun di tingkat
perdesaan untuk menyampaikan keputusan nasional, telah menyediakan basis bagi
mereka dan membangun koordinasi dengan terbangunnya lagi hubungan antara
lembaga‐lembaga pemerintah di tingkat lokal pemerintah dan masyarakat. Penguatan di sisi
maupun tingkat nasional. Tentu saja masyarakat melalui disain dan implementasi
penerima manfaat terbesar adalah pelayanan publik yang lebih baik telah
rumahtangga masyarakat perdesaan yang menciptakan kualitas layanan yang baik dan
membutuhkan akses terhadap kebutuhan memuaskan masyarakat.
dasar mereka, serta dalam mendapatkan
pelayanan dan fasilitas lainnya. Namun
penerima manfaat langsung dari produk Di Bulgaria 22 masalah utama dalam
rencana ini adalah para staf teknis pembangunan kota‐kota kecil adalah pada
pemerintah provinsi dan distrik yang telah terbatasnya kesempatan dalam melakukan
menyerap teknologi membangun partisipasi, 21
Communities and LGA, Department for Communities and Local
terutama melalui partisipasi mereka dalam Government UK, The third sector: The crucial role of the new local
program training IRAP hands‐on skills‐ performance framework, 2007
22
Local Government Initiative National Association of Municipalities
development. Ini membuktikan bahwa of the Republic of Bulgaria With the assistance of Club Economica
2000, Small Cities Capacity Building Strategy, May 2003
14
penyeleksian dan memperkerjakan staf untuk Terobosan telah dilakukan melalui beberapa
kota‐kota kecil. Hal ini lebih disebabkan oleh area tertentu yaitu; mengelola sistem
adanya restriksi dalam kebijakan sistem pengetahuan dan sistem informasi,
administrasi pemerintahan. Para pimpinan membangun manajemen yang terbuka,
dan staf administrasi pemerintah kota memperbaiki kondisi lingkungan,
membutuhkan berbagai pelatihan berkaitan membangun social capital, dan memberikan
dengan manajemen proyek, bahasa asing, asistensi pembangunan ekonomi lokal.
perencanaan strategis, managemen asset, Adapun instrument‐instrument utama yang
dan pelatihan tentang membangun kemitraan digunakan adalah: pemberian berbagai
strategis. Dibutuhkan pula kegiatan‐kegiatan asistensi teknis, pemberian asistensi
tukar pengalaman dengan kolega pemerintah keuangan yang kompetitif, pelaksanaan
kota lainnya, hal ini terutama diarahkan pada berbagai palatihan, membangun kegiatan
upaya peningkatan kapasitas administratif. pertukaran informasi dan pengalaman,
Kerangka kebijakan dan legislasi nasional membangun kemitraan, membangun sistem
tidak diadaptasi secara baik dan disesuaikan networking, pemberian stimulasi inovasi, dan
dengan kebutuhan dari kota‐kota kecil di pengembangan akses internet.
Bulgaria juga merupakan masalah yang
dihadapi. Masalah utamanya adalah sumirnya
kebijakan bagi pembangunan ekonomi dan
kebijakan pemberian pelayanan publik untuk
kota‐kota kecil.
15