Anda di halaman 1dari 2

Nutrisi Bagi Pengidap HIV / AIDS

Masih ingat pebasket internasional Earvin Johnson? Pemain NBA tersohor itu membuat
berita mengejutkan dalam karier bermain basketnya. Bukan karena poin yang dicetak dalam
pertandingan paling populer di Amerika Serikat itu, tetapi karena kehidupan pribadinya yang
diungkap secara blak-blakan pada publik. Pada 7 November 1991, Johnson yang mendapat
julukan magic karena kecemerlangannya di lapangan basket, mengaku telah mengidap HIV
positif saat usianya baru menginjak 32 tahun. Kini Magic Johnson telah berusia 47 tahun dan
tidak pernah menunjukkan gejala yang berhubungan dengan HIV/AIDS. Johnson mengaku
bahwa sejak positif terinfeksi HIV, dia tetap melakukan olahraga dan selalu melakukan diet
yang teratur. Kebanyakan jenis makanan yang dimakan adalah ayam dan ikan, serta selalu
mengonsumsi buah dan sayuran yang banyak. Dengan nutrisi yang baik dan istirahat yang
cukup, Johnson dapat menjalani hidup secara normal.
Nutrisi yang baik pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memang dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas hidup ODHA, sehingga hidup lebih sehat. Menurut Dr Basuri dari Program
Studi Ilmu Gizi Kekhususan Ilmu Gizi Klinik Departemen Gizi FK UI, malnutrisi dapat
menyebabkan komplikasi infeksi HIV/AIDS dan juga meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
"Pada saat orang terinfeksi HIV/AIDS, maka sistem kekebalan dalam tubuh akan
menurun. Pada saat itu, bila terjadi malnutrisi, maka sistem imun akan turun dan kemungkinan
timbulnya penyakit semakin besar," katanya dalam diskusi yang diselenggarakan di RSCM
beberapa waktu lalu.
Nutrisi yang baik berarti terjadi asupan makanan yang baik, berat badan terjaga, dan
jaringan otot, juga status mikronutriea dalam tubuh tetap dalam kondisi baik. Hasilnya, dapat
menguatkan sistem imun sehingga mampu melawan HIV dan infeksi lainnya. Daya tahan
terhadap infeksi pun meningkat, misalnya diare, tuberkulosis, dan infeksi pernapasan. Asupan
diet yang tidak cukup bisa menyebabkan malabsorbsi, diare, gangguan metabolisme dan
penyimpanan nutriea, sehingga terjadi defisiensi nutriea. Berikutnya, defisiensi nutriea ini bisa
mendorong meningkatkan stres oksidatif dan menurunkan sistem imun. Akibatnya, replikasi
HIV meningkat dan juga kemungkinan terkena penyakit semakin meningkat, juga morbiditas.
Selain itu, orang yang terinfeksi HIV biasanya mengalami gejala yang berpengaruh pada
asupan nutrisi yang bisa mengakibatkan terjadinya malnutrisi. Diantaranya, anoreksia atau
kehilangan nafsu makan, diare, demam, mual dan muntah yang sering, infeksi jamur dan
anemia. Karena itu, ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri dibandingkan orang sehat.
"Kebutuhan energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada atau tidak adanya gejala seperti
demam, penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah terjadinya penurunan massa otot
tubuh, gangguan fungsi metabolisme dan gangguan fungsi sistem imun dan penurunan berat
badan," katanya.
Seseorang dikatakan mengalami wasting bila terjadi penurunan berat badan lebih dari 10
persen berat badan normal disertai dengan lebih dari 30 hari diare, demam, dan gangguan
penyakit lainnya. Dengan melihat kondisi tersebut, maka diperlukan asupan makronutriea yang
memadai, seperti karbohidrat, protein, dan lemak pada ODHA. Selain itu, diperlukan
mikronutriea lain, yakni vitamin dan mineral. "Pada ODHA butuh tambahan energi karena
energi digunakan untuk mengatasi infeksi HIV/AIDS dan juga infeksi oportunistik, malabsorbsi
dan gangguan metabolisme," jelas Basuri.
Pada kategori A (tidak ada gejala HIV dan akut HIV), kebutuhan kalori 30 - 35 kilokalori
per kilogram. Sementara kebutuhan protein mencapai 1,1 - 1,5 gram per kilogram. Kemudian
kategori B (ada gejala HIV dan komplikasi oleh HIV), maka kebutuhan kalori 35 - 40 kilokalori
per kilogram dan kebutuhan protein 1,5 - 2 gram per kilogram. Kemudian pada kategori C
(dengan tingkat kekebalan (CD4) di bawah 200 dan terjadi infeksi oportunistik), kebutuhan
kalori meningkat menjadi 40 - 50 kilokalori per kilogram dan kebutuhan protein menjadi 2 - 2,5
gram per kilogram.
WHO sebenarnya merekomendasikan kebutuhan mikronutriea ODHA sama dengan
kebutuhan orang sehat. Tetapi sering kali pada ODHA ditemukan defisiensi mikronutriea,
seperti vitamin A, C, E, B kompleks, selenium, dan seng. "Idealnya, asupan diet yang memadai
akan didapatkan asupan mikronutriea yang memadai juga. Untuk menjaga status nutrisi yang
memadai, ODHA dianjurkan memakan makanan yang bervariasi, seperti karbohidrat, susu,
kacang-kacangan, daging, lemak, dan minyak, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kuantitasnya
juga cukup untuk kebutuhan tubuh akan energi, protein dan mikronutriea. ODHA harus diet
yang seimbang agar kebutuhan energi tercukupi, terjaga berat badan ideal, dan fungsi tubuh
berjalan dengan baik," jelas Basuri. Meski demikian, jelasnya, pemberian nutrisi harus tetap
memperhatikan kesehatan per individu. Untuk beberapa kondisi, perlu diet khusus. Misalnya,
ODHA yang menderita ginjal, hati dan diabetes melitus.
Di Indonesia sendiri, jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat. Data terakhir
menunjukkan jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 10.859. Dalam periode waktu April - Juni
2006, tercatat 509 penderita AIDS baru dan 194 orang terjangkit HIV. Jumlah penderita AIDS
baru paling tinggi ditemukan di DKI Jakarta, mencapai 105 kasus. Sementara HIV positif baru
paling banyak ditemukan di Sumatera Utara, mencapai 92 orang. Selain kedua provinsi
tersebut, tercatat 15 provinsi lain yang juga memiliki kasus HIV/AIDS baru.

Sumber: suarapembaruan.com

Anda mungkin juga menyukai