Anda di halaman 1dari 18

OBAT-OBAT TRADISIONAL UNTUK SI KECIL

Untuk penyakit ringan, obat tradisional dari bahan-bahan alami cukup efektif, kok.
Hanya saja, kalau sampai 3 hari sakitnya masih berlanjut, sebaiknya segera
konsultasikan ke dokter.

Orang tua kita dulu membalurkan parutan bawang merah ke perut si kecil bila
kembung, meneteskan air perasan daun miana ke mata bayi yang belekan, atau
mengoleskan abu bakaran bunga sidowayah untuk mengeringkan pusar bayi.
Masihkah hal ini berlangsung?

"Sayangnya, tradisi ini sudah banyak ditinggalkan. Tak lain karena kebanyakan
orang tua, kini tidak lagi mengetahui kegunaan dari tanaman tersebut untuk
pengobatan. Bahkan sebagian menganggap bahwa ramuan tradisional itu kuno,
takhayul, repot, pahit, bau, dan tidak manjur," sesal Endah Lasmadiwati, seorang
pelestari tanaman obat dan pengembang kesehatan alami yang memiliki dan
memimpin Taman Sringanis, Bogor.

Padahal, menurutnya, ramuan tradisional ini cukup efektif untuk mengobati penyakit
anak, terutama yang ringan-ringan, seperti pilek, panas, diare, masuk angin, dan
lainnya. "Namun dengan catatan, bila dalam waktu 3 hari tak ada gejala membaik,
maka tetap harus membawanya ke dokter."

KEBERSIHAN OBAT

Dalam meramu obat-obatan, sudah tentu harus diperhatikan segi kebersihannya.


Tanaman obat yang akan digunakan sebaiknya dicuci dengan air matang. Baik
bahan-bahan obat maupun perlengkapan yang akan digunakan, hendaknya dicuci
bersih dan tidak berkarat. Begitu juga kain yang dipakai untuk memeras atau
menyaringnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kotoran cacing,
bakteri, virus, atau kotoran tikus yang menempel dan dapat menyebabkan penyakit
leptospirosis.

Sementara takarannya, untuk anak dapat diperkirakan sendiri. Menurut Endah,


orang tua pasti punya insting untuk itu. Misalnya, untuk membalur badan anak yang
masih kecil, cukup gunakan satu siung bawang merah saja. Kalau anaknya sudah
besar, sediakan dua siung bawang. Begitu pun untuk dosis yang diminum, untuk
membuat ramuan dosis anak, cukup kira-kira 1/2 atau 1 ruas jari untuk kunyit atau
jahe. "Semakin besar usia anak, tentu dosisnya semakin besar. Semua harus dikira-
kira sendiri dengan ukuran alami, tak bisa seperti dosis dokter dengan miligram atau
mililiter ekstrak obat."

Memang, akunya, ramuan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan juga punya dampak
yang cukup berbahaya bila dosisnya berlebihan, seperti timbulnya rasa mual,
muntah, pusing, diare, dan lain-lain. Begitu pun bila dosisnya terlalu sedikit, bisa
tidak efektif dan lama sembuhnya. "Jadi, bila tak yakin pada ukuran ramuannya,
lebih aman tanyakan kepada ahlinya atau yang sudah berpengalaman. Bisa juga
berpatokan pada buku-buku ramuan."
ANEKA OBAT TRADISIONAL
* Penurun panas, batuk, dan pilek
Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai
bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan
minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus.
Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali.
Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan,
cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut.
Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu.
Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik kulitnya,
diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur
bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1
sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa untuk
penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja.

* Perut kembung
Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tapelkan bawang yang
sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar yang
dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si
kecil.

* Diare
Sediakan 1/2 jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun
jambu biji, air 2 gelas, dan garam 1/4 sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum
airnya, 1 sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, maka pusarnya ditapeli
dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang
sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu klutuk
yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.

* Muntah-muntah
Muntah bisa disebabkan perut mual atau kembung. Sediakan 1/2 sendok teh
ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam, dan air setengah gelas. Kemudian
direbus. Setelah dingin, berikan ke anak sedikit-sedikit, sesering mungkin atau 2 jam
sekali.
Boleh juga dibuatkan air beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan
direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecokelatan, lalu
ditumbuk halus bersama dengan 1 ruas jari kencur, 1 ruas jari kunyit, dan 1/4
sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula
merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan pada anak agar
tubuhnya hangat.

* Batuk
Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air
matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin,
minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok teh. Berikan sehari 5 kali.

* Batuk seratus hari


Sediakan umbi bidara upas sebesar 1/2 jempol yang sudah bersih, parut dan seduh
dengan air panas, lalu aduk-aduk dan dinginkan. Saring dan tambahkan sedikit
madu. Minum sampai habis. Buatlah ramuan ini 3 kali sehari. Bisa juga gunakan
ramuan lidah buaya. Lidah buaya dikupas kulitnya dan ambil bagian dagingnya
sebanyak dua jari, kemudian dicacah. Tambahkan air hangat dan madu, lalu
diminumkan pada anak 1-2 kali sehari.
* Batuk karena angin atau dahak susah keluar
Sediakan 1 butir bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya,
7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air
jeruk nipis, dan 1/2 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus
dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari masing-masing 2 sendok teh.

* Batuk berlendir
Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1
siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu 1 sendok makan, dan 3 sendok
makan air matang, kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.

* Pilek
Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tapelkan pada tulang leher ketujuh
(bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak setelah sebelumnya diolesi minyak kayu
putih. Beri juga minuman yang hangat-hangat, seperti minuman beras kencur.
Selain itu, jemur anak di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 atau di bawah jam
9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung seperempat
jam. Ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.

* Mata bintitan
Ambil getah dari batang tanaman patikan kebo atau getah dari batang pohon
meniran. Tempelkan sedikit pada kapas, lalu oleskan pada bagian bintitnya, sedikit
saja, jangan sampai terkena mata.

* Mata merah
Taruh 3 lembar daun sirih yang sudah dicuci bersih pada wadah mangkok. Seduh
dengan air panas. Setelah airnya dingin, minta anak untuk mengedip-ngedipkan
matanya dalam air tersebut.

* Sariawan
Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan
tomat tersebut dengan menggunakan sendok, saring dan tambahkan sedikit gula.
Beri anak minumam sari tomat tersebut.

* Tak nafsu makan


Menurut Endah, hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain
seperti masuk angin. Cara mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar,
setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup panci. Beri olesan minyak kelapa pada
daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun tersebut di atas pusar anak,
yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.
Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun
pepaya, 1 ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe
kemarin), dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain
dan masukkan ke mulut anak. "Khasiat temu hitam untuk mengeluarkan cacing,
sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya, dan tempe bosok untuk
stamina atau kekuatan tubuhnya.
Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari
temulawak, gula merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan
saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari

* Mimisan
Selembar daun sirih yang sudah dicuci bersih dipilin dan disumpalkan ke hidung
anak. Untuk pengobatan dari dalam tubuh lakukan dengan ramuan: 1/2 jempol umbi
bidara upas yang sudah bersih diparut dan diseduh dengan 1 cangkir air panas,
kemudian disaring, dan setelah dingin diminumkan ke anak ditambah sedikit madu.

* Benjol karena benturan


Rendam 1 sendok makan beras. Tumbuk bersama kencur dan beri sedikit garam.
Setelah halus, tempelkan ke bagian yang benjol.
Bisa juga diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi ramuan: bawang putih
diparut dan diberi madu, setelah itu dioleskan ke bagian yang benjol.

* Keringat buntet
Sesering mungkin dibedaki tepung kanji.

* Congekan
Cuci bersih 3 lembar daun miana atau 7 lembar daun samiloto segar atau lengkuas
merah muda, lalu tumbuk halus. Peras pakai kain bersih dan teteskan air perasannya
ke telinga. Lakukan dua kali sehari, masing-masing 3 tetes.

* Panu
Dua jari langkuas merah diparut dan diberi sedikit cuka, oles-oleskan pagi dan sore
atau malam hari pada bagian tubuh yang berpanu tersebut.

* Koreng atau borok kepala


Batang brotowali dipotong-potong sebanyak 5 jari. Rebus dengan sedikit air, oleskan
pada bagian kepala.
Bisa juga diberi ramuan: daun brotowali, parutan kunyit dan sedikit garam ditumbuk
halus. Oleskan ke kepala. Boleh juga hanya dengan kunyit saja.

* Sakit gigi
Bawang putih diparut, ditambah sedikit garam, kemudian sumpal ke gigi yang sakit
karena berlubang.

* Digigit nyamuk
Hilangkan bekas gigitannya dengan tanaman sambiloto yang diremas-remas dan
dioleskan ke bagian bekas gigitan tersebut. Kalau tak ada sambiloto bisa digunakan
minyak sereh.

* Asma
Sepuluh siung bawang putih diparut, ditambah madu 1 gelas, kemudian dikukus.
Berikan pada anak sebanyak 1 sendok teh, dua kali sehari. Bisa juga, 10 siung
bawang putih diparut, 1 ons gula batu, direbus bersama 1 gelas air.

* Luka-luka berdarah
Cuci bersih daun jambu biji atau daun bandotan, kemudian remas-remas. Tapelkan
pada luka tersebut. Darah akan berhenti segera.

* Keracunan
Minum air kelapa hijau muda 3 kali sehari 1/4 gelas.

* Biduran atau kaligata


Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk
ramuan minum: 1 jari temulawak dipotong-potong, beri sedikit gula merah, dan
garam direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali
sehari 1/4 gelas.

Dedeh Kurniasih
ANEKA OBAT TRADISIONAL UNTUK ANAK

Berikut sejumlah obat dan bumbu dapur yang biasa digunakan sekaligus
kegunaannya :

Bawang Merah
Untuk menurunkan demam, parut bawang merah secukupnya, balurkan di tubuh
bayi/anak.Untuk borok, 3 siung bawang merah dan 2 jari rimpang kunyit
dicuci,diparut, lalu dicampur dengan 2 sendok minyak kelapa baru.
Hangatkan diatas api kecil sambil diaduk.Setelah dingin, oleskan pada bagian tubuh
yang sakit sebanyak 2 kali sehari.Untuk masuk angin, 8 siung bawang merah, dicuci,
tumbuk halus, campurdengan air kapur sirih secukupnya. Balurkan di punggung,
leher, perut dan kaki.

Jahe
Untuk menghilangkan masuk angin, perut kembung dan kolik pada anak.Caranya,
1/4 sendok teh bubuk jahe kering dilarutkan dalam 1/2 cangkir air panas. Berikan 1-
2 kali per hari sesuai umurnya.

Kunyit (kunir)
Untuk diare, 1/2 jari kunyit dan 3 lembar daun jambu biji muda segar dihaluskan,
campur dengan 1/2 cangkir air, lalu diperas. Setelah disaring, diminumkan pada
anak . Untuk kulit berjamur atau becak putih jamur/ruam popok karena pemakaian
diapers, parut kunyit lalu oleskan.

Daun jambu Biji (jambu klutuk, jambu batu)


Untuk diare, 3 lembar daun jambu biji muda dan segar dicuci bersih, tumbuk halus,
beri 1/2 cangkir air matang hangat, diperas dan diambil airnya.Beri garam
secukupnya sebelum diminumkan pada anak.Air perasan diberikan pada anak
sekehendaknya.

Belimbing wuluh (belimbing asam, belimbing buluk)


Biasanya digunakan untuk obat batuk anak. Caranya, kukus (dalam panci kecil
tertutup selama beberapa jam) satu genggam (sekitar 11-12 gram) bunga belimbing
wuluh segar, 5 butiradas, 1 sendok makan gula batu dan 1/2 gelas air. Saring dan
minumkan 2-3 kali per hari dengan dosis sesuai usia anak.

Mengkudu (pace)
Untuk meringankan perut kembung pada bayi. Caranya, panaskan daun mengkudu
diatas api beberapasaat, lalu olesi minyak kelapa segar / yang baru. Tempelkan pada
perut anak sewaktu hangat. Bisa diulang beberapa kali.

Kemiri
Berkhasiat menyuburkan rambut bayi. Caranya, minyak kemiri dioleskan pada
kepala bayi/anak sambil dipijat perlahan setiap malam. Pagi hari rambut disampo
dan dibilas dengan air hangat hingga bersih. Minyak kemiri ini
lebih baik yang sudah jadi.

Air Kelapa Muda


Dapat digunakan untuk obat muntaber karena air kelapa muda banyak mengandung
mineral kalium, yang banyak keluar ketika anak muntaber. Dosisnya tak ada
takarannya, sekendak anak.

Brotowali (Putrawali, andawali)


Untuk pemakaian luar bermanfaat menyembuhkan luka-luka dan gatal-gatal akibat
kudis (scabies). Caranya, 2-3 jari batang brotowali dipotong kecil-kecil, rebus
dengan 6 gelas air. Setelah mendidih, biarkan selama 1/2 jam. Saring air dan
gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal.

Jeruk Nipis
Untuk mencairkan dahak dan obat batuk anak. Caranya, campur 1 sdm air perasan
jeruk nipis, 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama 30 menit.
Takaran minum bayi antara usia 6-1 tahun : 2 kali 1/2 sdt ; anak 1-3 tahun : 2 kali
1 sdt; anak 4-5 tahun : 2 kali 1 1/2 sdt.
Cara lain, potong 1 buah jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam gelas /cangkir.
Tambahkan kecap manis, aduk. Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sdt per hari.

Kentang
Untuk obat bisul. Caranya, parut kentang dan peras. Oleskan sari air dan parutan
kendtang segar dioleskan pada bisul 3-4 kali per hari Bisa pula untuk ruam kulit
yang disebabkan biang keringat atau keringat buntet (miliaria), karena sifat kentang
yang mendinginkan.

Banglai (bangle, panglai, manglai, pandhiyang)


Untuk menenangkan bayi dan anak yang sering rewel pada malam hari,balurkan
parutan banglai segal di kening dan badan anak.

Minyak zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi (craddle crap),sebanyak 1-2
kali per hari dioleskan pada kulit kepala.

Lidah buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi dan anak. Caranya dengan mengoleskan
daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita luka bakar.

Daun pepaya.
Berkhasiat meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit malaria,
panas,beri-beri dan kejang perut. Caranya, daun pepaya muda ditumbuk, diperas,
saring, lalu minum airnya.

Temulawak (koneng gede)


Untuk menambah nafsu makan. Caranya, 150 gram temulawan 50 gram kunyit
segar dikupas, iris tipis,rendam dalam 500 cc madu kapuk dalam toples tertutup
selama 2 minggu.Setelah 2 minggu ramuan siap untuk digunakan.Aturan minum 1
sendok makan madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkir air hangat, diminum
pagi dan sore.

Kencur
Untuk meringankan batuk pada anak. Caranya, 5 gram kencur segar dicuci bersih,
parut, lalu tambahkan 2 sdm air putih matang dan diaduk. Setelah disaring,
tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.

Adas (fennel)
Teh adas dapat dipakai untuk meringankan bayi yang menderita kolik atau yang
kesakitan akibat erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk angin dan kolik, caranya
1sdt teh adas dilarutkan dengan 1 cangkir air mendidih, aduk
hingga larut. Setelah agak dingin, larutan dapat diminumkan pada bayi/anak dengan
takaran sesuai umurnya.
Ramuan Obat Traditional

1. Obat Batuk I
Bahan :
Air jeruk nipis 1 ½ sdm, madu murni 4 sdm, air matang yang sudah dingin 5
sdm.

Caranya : aduk semua bahan jadi satu sampai rata, kemudian kukus

Dosis ; Anak usia 1 ~ 6 bln di beri ½ sendok teh 4 kali sehari


Anak usia 7 ~ 11 bln diberi 1 sendok the 4 kali sehari
Anak usia 1 ~ 2 thn diberi 1 sendok makan 4 kali sehari
Anak usia 3 ~ 5 thn diberi 1 ½ sendok makan 4 kali sehari

2. Obat Batuk II
Bahan : Bunga blimbing wuluh satu genggam, bawang merah 1 siung, buah
pala ¼ bagian, gula batu 1 sendok makan dan air ½ gelas

Caranya : bawang merah diiris menjadi 4 bagian,buah pala di pukul sampai


kecil,semua bahan dicampur dimasukan kedalam mangkok kecil,kukus,
kemudia dip eras dan disaring.air saringan tersebut yang diberikan.

Dosis : Anak usia 7 ~ 11 bln diberi 1 sendok the 4 kali sehari


Anak usia 1 ~ 2 th diberi 1 sendok makan 4 kali sehari
Anak usia 3 ~ 5 th diberi 1 ½ sendok makan 4 kali sehari

3. Obat batuk III


Bahan : kencur 3 jari, garam, ¾ air cangkir

Caranya : Kencur di parut,kemudia dicampur garam dan air,peras dengan


kain steril.air perasan tersebut yang diminumkan

Dosis : Anak usia 7 ~ 11 bln diberi 1 sendok the 4 kali sehari


Anak usia 1 ~ 2 th diberi 1 sendok makan 4 kali sehari
Anak usia 3 ~ 5 th diberi 1 ½ sendok makan 4 kali sehari

4. Obat Pilek
Bahan : Parutan bawang merah 2 siung, minyak klapa, minyak talon atau
minyak kayu putih 3 tetes,garam sedikit
Dosis : Semua bahan dicampur rata

Cara Penggunaan : Ramuan tersebut dioleskan di bagian punggung, dada dan


bagian kaki ( telapak kaki)

5. Obat turun Panas


Bahan ; Air klapa muda ( kalau ada klapa hijau) ½ gelas dan madu murni 3
sendok makan

Caranya : Semua bahan diaduk secara merata

Dosis : Anak usia 1 ~ 6 bln diberi 1 sendok makan, 3 kali sehari


Anak usia 7 ~ 11 bln diberi 2 sendok makan, 3 kali sehari
Anak usia 1 ~ 3 th diberi 3 sendok makan 3 kali sehari
Anak usia 4 ~ 5 th diberi 5 sendok makan 3 kali sehari
6. Obat Batuk Asma atau anti alergi
Bahan : Patikan kebo 3 pohon, pegagan ½ genggam,kencur 1 ibu jari, gula
batu secukupnya dan air ½ cangkir

Caranya ; Patikan kebo, pegagan dan kencur dicuci lalu ditumbuk dengan
sedikit air matang,sisa air matang di tambahkan kemudian disaring.Bagian
yang beningnya diambil lalu ditambahkan gula batu dan diaduk hingga rata.

Dosis : Anak usia 7 ~ 11 bln diberi 1 sendok the 4 kali sehari


Anak usia 1 ~ 2 th diberi 1 sendok makan 4 kali sehari
Anak usia 3 ~ 5 th diberi 1 ½ sendok makan 4 kali sehari

Aneka Obat Tradisional Untuk Anak


Berikut sejumlah penyakit dan ramuan obat tradisional untuk mengatasinya.

* PERUT KEMBUNG

Ramuan 1:

Bahan dan cara membuat: 3 lembar daun jambu biji/jambu klutuk yang muda dan
telah dikeringkan, 2 butir kapulaga, 1/4 ibu jari kulit batang pulosari, 3 gram adas.
Rebus semua bahan dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Saring, minum airnya.
Cara pemakaian: Untuk anak usia 3 bulan: 5-7 x 1 sdt sehari .Untuk anak usia 6
bulan: 3 x 1 sdm sehari . Untuk anak usia 3 tahun: 1 x 1 gelas sehari.

Ramuan 2:

Bahan: 25 gr ubi jalar merah, 1 butir kapulaga, 1 butir cengkeh, 1 butir merica, 1/4
ibu jari kayu manis, 1/4 butir biji pala, 5 gr jahe, gula merah secukupnya. Cara
membuat: Rebus dengan air secukupnya hingga tersisa 200 cc. Minum airnya selagi
hangat dan makan ubinya.

Ramuan 3

Bahan: beberapa lembar daun mengkudu (pace) atau daun arak pagar Cara
membuat: layukan daun di atas api, beri minyak kelapa, remas-remas. Kemudian
tempelkan ke perut bayi, dibungkus dengan gurita/sehelai kain.

* SAKIT PERUT

Bahan: 1 jari kunyit dibakar, 1 jari kulit batang pulasari, 1 genggam seluruh
tanaman patikan cina segar, 1 cangkir air. Cara membuat: Tumbuk semua bahan,
tambahkan air, didihkan hingga tinggal 1 cangkir, saring dengan kain bersih.
Pemakaian: Untuk anak 1 tahun: 3 x sehari 1 sdm. Untuk anak 2 tahun: 3 x sehari 4
sdm. Untuk anak lebih tua: 3 x sehari 1/2 cangkir

* PANAS DALAM

Bahan dan cara membuat: 100 gr labu parang/labu kuning dan 60 gr pepaya
matang, dijus. Tambahkan gula batu yang sudah dicairkan secukupnya. Kemudian
diminum.
* PANAS

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat: 1 jeruk nipis peras airnya, 3 siung bawang merah diparut,
1 sdm minyak kelapa, sedikit garam. Campur semua bahan, kompres di ubun-ubun.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuat: bawang merah secukupnya ditumbuk. Lumurkan ke


seluruh tubuh, terutama dahi, ubun-ubun, leher, dan ketiak.

* MUNTAH-MUNTAH

Bahan dan cara membuatnya: 15 gr daun kemangi secukupnya dijus, lalu


tambahkan madu kemudian diminum.

* MUNTAH BERAK

Bahan dan cara membuatnya: 1/2 gelas air kelapa muda, 1/2 sendok garam, 1/2
gelas air matang . Campur semua bahan, aduk hingga garam larut. Minum setiap 2
jam sekali sampai berak-berak berkurang. Jika berak-beraknya berkurang, lanjutkan
4 jam sekali.

* CACINGAN

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat: 10 gr kulit delima kering dan 1/2 buah pinang segar
direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Minum air rebusan itu selagi hangat
sebelum sarapan.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuat: 2 jari akar pepaya, 1 siung bawang putih dan madu
secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Minum airnya selagi
hangat.

* DEMAM

Ramuan 1

Bahan dan cara membuatnya: 200 gr wortel diparut lalu diperas hingga keluar air
sarinya. Air perasannya direbus kemudian diminum selagi hangat.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuatnya: 5 kuntum bunga kenop dan 5 gr manisan labu
tangkua/labu bligo direbus dengan air secukupnya. Minum air rebusannya.
* DIARE

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat: air perasaan 1 ketimun yang sudah direbus dan disaring.
Tambahkan madu, kemudian diminum.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuat: 1 genggam daun jambu biji muda, 5 butir adas, 2 jari
tangan pulosari, 2 cangkir air. Potong-potong bahan dan rebus hingga tinggal 1
angkir. Minum 2 x sehari 1/2 cangkir.

* BATUK

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat: 20 gr kaktus yang telah dikupas kulitnya, rebus dalam air
secukupnya. Minum selagi hangat.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuat: 5 gr kulit jeruk mandarin kering dan 1 buah belimbing
wuluh direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, minum airnya selagi hangat.

Ramuan 3

Bahan dan cara membuat: 1 genggam bunga belimbing wulung segar, 1 bawang
merah, 1/4 kelereng buah pala, 1 sdm gula batu, 1/2 gelas air. Bawang merah diiris
menjadi 4, buah pala dipecah hingga kecil-kecil. Masukkan semua bahan dalam
mangkok kecil dan ditutup, lalu dikukus selama 1 jam. Saring dan minum pagi dan
malam hari sebelum tidur.

* GATAL-GATAL

Bahan dan cara membuat: 2-3 jari batang brotowali dan 6 gelas, didihkan selama
1/2 jam. Gunakan untuk mencuci kulit yang gatal.

* SARIAWAN

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat: 1-2 lembar daun sirih segar. Kunyah perlahan-lahan,
biarkan sebentar dalam mulut sebelum ditelan. Kemudian minum air hangat.
Lakukan 3 x sehari.

Ramuan 2

Bahan dan cara membuat: 5 lembar daun jintan segar, kunyah, biarkan sebentar
dalam mulut lalu dibuang.
* PENAMBAH NAFSU MAKAN

Ramuan 1

Bahan dan cara membuat : 1/2 -1 jari temu hitam, sedikit garam, gula aren/jawa
secukupnya, dan 1 cangkir air matang. Temu giring diparut, aduk dengan air hangat,
disaring, endapkan beberapa saat. Ambil bagian yang bening, tambahkan garam dan
gula, lantas diminum. Pemakaian: 1 x sehari, diulang selama 3 hari.

Ramuan 2

Bahan: 1 helai daun pepaya segar, sedikit garam, dan 1/2 cangkir air matang. Cara
membuat: Tumbuk semua bahan, saring airnya, minum. Pemakaian: 1 x sehari,
diulang tiap 3 hari.

Diambil dari Tanaman Obat Keluarga, Departemen Kesehatan RI dan Resep


Prof.H.M. Hembing Wijayakusuma.

OBAT TRADISIONAL PENGUSIR DEMAM


Sebagai langkah pertolongan pertama, obat tradisional dapat diandalkan untuk
mengatasi demam.

Banyak orangtua panik, bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau
sering disebut demam. Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat
penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam
salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali orangtua yang langsung teringat
untuk memberikan obat-obatan tradisional.

Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini, tak kalah
ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah, obat-obatan tradisional memiliki
kelebihan, yaitu toksitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi,
relatif lebih aman, dan bahkan tidak ada efek sampingnya bila penggunaannya
benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis, sehingga
dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud
merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.

TIGA JENIS DEMAM

Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang tanaman obat penurun panas, perlu
dipahami lebih dulu pengertian demam. Demam pada anak dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu:

1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 380C. Penyebabnya
beragam yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam
berdarah, dan lain-lain), bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor atau adanya penyakit autoimun


seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu
panas, dan lain-lain.
Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi
sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk mempercepat proses
penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan
baluran atau kompres untuk membantu.

Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena
umumnya jarang melebihi 38 0C. Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan
minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau
berpendingin.

ANEKA OBAT TRADISIONAL PENURUN


PANAS
Inilah beberapa pilihan obat penurun panas
tradisional yang dapat dicoba. Penting
diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan
berikut adalah dosis untuk orang dewasa. Bila
ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis
bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan
usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)

Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat


untuk menurunkan panas. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya
putih kekuningan, rasanya pahit.

Caranya:

Cuci bersih 10 g umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas,
aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan
(sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

2. Kunyit (Curcuma longa)

Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat
bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).
Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.

Caranya:

Cuci bersih 10 g umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.
Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk
nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian
campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.

3. Sambiloto (Andrographis paniculata )

Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid


lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan
panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g
sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.

Caranya:

Rebus 10 g daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc
air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah
hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi
3 bagian, berikan 3 kali sehari.

4. Pegagan (Centella asiatica L. )

Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini, tumbuh merayap
menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal.
Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline dan vellarine. Bermanfaat
untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu
memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau
mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.

Caranya:

Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya
tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya
berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan
temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga
kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena,


dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta
meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak sejak dahulu banyak
digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit
kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya:

Cuci bersih 10 g rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas,
aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga
kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan
3 kali sehari.

6. Bawang merah
(Allium cepa L. )

Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak
atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya:

Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa
baru secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)

Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun
sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk
mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida,
saponin, polifenol dan minyak atsiri.

Caranya:

Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api
agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan
pada perut dan kepala.

8. Meniran (Phyllanthus niruri L. )

Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat


tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dapat
digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin,
vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan
daya tahan tubuh.

Caranya:

Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya
tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

9. Air kelapa muda

Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas,
tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Nah,
untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.

DOSIS AMAN UNTUK ANAK


Penggunaan tanaman obat dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan efek
samping dan aman. Berikut dosis yang direkomendasikan untuk anak.

Usia Dosis
Bayi 1/8 dosis dewasa
2 5 tahun 1/4 dosis dewasa
6 9 tahun 1/3 dosis dewasa
10 13 tahun 1/2 dosis dewasa
14 - 16 tahun 3/4 dosis dewasa

Utami Sri Rahayu. Foto: Iman/nakita

Konsultan Ahli:
dr. Adji Suranto, SpA
dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT DKI Jaya)
Temulawak, Umbi Penyembuh Lever
JAKARTA - Hampir tiap menit, kita dibombardir oleh iklan obat-obatan suplemen di
televisi. Mulai dari yang produk impor sampai yang tradisional. Semua dijanjikan
aman untuk dikonsumsi. Obat-obatan macam ini tak lain merupakan adopsi dari
suplemen impor yang banyak dipajang di apotik dan toko obat ternama.
Masyarakat seolah tersihir oleh produk-produk pabrik itu dan tanpa pikir panjang
menghabiskan banyak dana untuk membelinya. Tidak heran, sebab trend-nya
sekarang adalah herbal medicine, yakni memanfaatkan tanaman tradisional sebagai
obat. Padahal akan lebih baik lagi apabila kita mengonsumsi tanaman itu langsung
dari racikan sendiri. Selain lebih murah, keamanannya bisa dikontrol.
Bagi masyarakat di pulau Jawa, nama temulawak pasti tidak asing lagi. Di daerah
Jawa Tengah, tanaman bernama Latin Curcuma xanthorhiza Roxb ini dikenal sebagai
minuman eksotik dengan cita rasa khas. Dengan mencampurkan tanaman bersama
gula dan kunyit, lalu diseduh dengan air panas akan menghasilkan sebuah rasa
tersendiri.
Masyarakat Jawa Tengah biasanya memberikan ramuan ini kepada anak-anak yang
susah makan, sebab disinyalir ramuan temulawak dapat meningkatkan nafsu makan.
Bahkan dipercaya juga sebagai jamu yang memperlambat proses penuaan,
menghilangkan flek hitam di wajah serta menjaga kelenturan tubuh. Perempuan
sehabis melahirkan disarankan meminumnya, begitu menurut kepercayaan
masyarakat Jawa.
Secara klinis, khasiat tumbuhan asli Indonesia ini bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri yang memang
membangkitkan selera makan, membersihkan perut dan memperlancar ASI.
Lebih dari itu, menurut seorang guru besar Universitas Padjajaran (UNPAD),
berdasar hasil penelitian, ekstrak temulawak sangat manjur untuk pengobatan
penyakit hati . Di samping itu, juga sudah terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol
dalam darah dan sel hati. Semua khasiat itu adalah berkat adanya kandungan
kurkumin, yakni zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati atau lever
atau istilah medisnya hepatoprotektor. Tidak heran, sebab komposisi kimia dari
rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai
dua persen dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen.
Penggunaan temulawak pada prinsipnya sama dengan kunyit maupun kencur, yaitu
diparut dan diambil airnya. Sedikit ada beberapa penambahan komponen untuk
penyakit tertentu. Pada gangguan ginjal untuk satu rimpang temulawak,
ditambahkan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran dengan
empat gelas air, direbus sampai tinggal setengahnya. Diminum tiga kali sehari.
Untuk menambah nafsu makan bisa dicampur juga dengan rimpang lengkuas.
Sedang untuk memperbaiki rasa bisa ditambah gula aren, asem atau jeruk nipis
sesuai selera.
Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia tetapi penyebarannya hanya terbatas di
Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Mereka merupakan tumbuhan semak tak berbatang.
Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai daun yang panjang berdiri tegak.
Tinggi tanaman antara 2 sampai 2,5 meter. Daunnya bundar panjang, mirip daun
pisang. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.
Tumbuhan yang patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran rendah
hingga ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Dapat dipanen setelah berusia
8-12 bulan, daunnya telah menguning dan kelihatan hampir mati.
Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning tua atau coklat muda,
panjangnya sampai 15 sentimeter dan bergaris tengah 6 sentimeter. Baunya harum
dan rasanya pahit agak pedas. Kalau kita sudah tahu manfaat dari minuman eksotis
ini, lalu untuk apa bingung-bingung mencari obat suplemen yang mahal?(mer)
Copyright © Sinar Harapan

Kangkung Si Pengusir Racun ...


Kangkung termasuk sayur yang sangat populer. Biasa dibuat tumis, cah,
atau lalap. Kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai antiracun dan bisa mengobati
berbagai gangguan kesehatan. Tanaman kangkung berasal dari India, yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia, dan
Afrika. Di Cina, sayuran ini dikenal sebagai weng cai. Di negara Eropa, kangkung
biasa disebut swamp cabbage, water convovulus, atau water spinach.

Bertha (36), ibu beranak dua, tinggal di Temanggung, Jawa Tengah, punya
cerita. Suatu hari, saat sedang menyantap makanan, tiba-tiba ia merasa
pusing, mual, mata berkunang-kunang. Keringat dinginpun bercucuran di
sekujur tubuhnya. Ia langsung dilarikan ke puskesmas terdekat. Dokter
puskesmas mendiagnosis, ia mengalami keracunan makanan. Untunglah Bertha
teringat peristiwa keracunan yang dialami suaminya setahun lalu. Obat-obatan yang
diberikan dokter urung diasupnya. Ia malah mengambil
500 gram akar, batang, dan daun kangkung. Kangkung yang telah dicuci
bersih itu diblender dengan segelas air, lalu diminum. Setelah mengonsumsi 2 gelas
jus kangkung, Bertha merasakan tubuhnya pulih kembali. Ia mengaku, resep ini
secara tak sengaja ia dapatkan disebuah toko buku di Yogyakarta.

Secara khusus Dr. Setiawan Dalimartha, Ketua II Perhimpunan Dokter


Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), mengutarakan
bahwa langkah yang dilakukan Bertha cukup tepat. Kangkung memang berfungsi
sebagai penenang (sedatif) dan mampu membawa zat berkhasiat ke saluran
pencernaan. Itulah sebabnya, tanaman ini mempunyai kemampuan menetralkan
racun di tubuh.

Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat.


Di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke, Papua, kangkung merupakan lumbung
hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar, kangkung darat
banyak ditanam penduduk untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual ke pasar.

Tumbuh Cepat

Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-kangkungan.


Merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4-6
minggu sejak dari benih. Terna semusim dengan panjang 30-50 cm ini merambat
pada lumpur dan tempat-tempat yang basah seperti tepi kali, rawa-rawa, atau
terapung di atas air. Biasa ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas
permukaan laut.

Tanaman bernama Latin Ipomoea reptans ini terdiri dan dua varietas,
yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh
secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan
kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-
merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.
Perbedaan lainnya pada ben tuk daun dan batang. Kangkung air berbatang
dan berdaun lebih besar daripada kangkung darat. Warna batangnya juga
bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih
kehijau-hijauan. Lainnya, kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak bijinya
daripada kangkung air itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji,
sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.

Mengandung Vitamin

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Menurut Dr. Setiawan, kangkung mempunyai
rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian usus dan
lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik), antiradang,
peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat
tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan.

Tanaman bernama daerah kangkueng (Sumatera), pang pung (Nusa Tenggara),


kangko (Sulawesi), utangko (Maluku) ini enak r asanya dan memiliki
kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein,
kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.

Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina, memasukkan


kangkung dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib. Dinegara itu, tanaman
ini dipakai untuk menyembuhkan sembelit dan obat bagi mereka yang sedang
melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir.

Manfaat Lain Kangkung

1. Mengurangi haid
Bahan: 1/2kg daun kangkung segar.
Pemakaian: Daun kangkung dicuci, tumbuk halus. Lalu, tuangkan air 1/2
gelas, berikutnya saring dan tuangkan 1 sendok makan madu. Minum 1 kali
sehari sekaligus.

2. Mimisan
Bahan: Seikat daun kangkung segar.
Pemakaian: Daun kangkung dicuci, tumbuk halus. Tambahkan sedikit gula,
seduh dengan segelas air panas. Setelah dingin, saring, minum 2 kali
sehari.

3. Sakit kepala
Bahan: Seikat daun kangkun g segar.
Pemakaian: Daun segar direbus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Minum
air hasil rebusan.

4. Ambeien
Bahan: Segenggam akar kangkung.
Pemakaian: Akar kangkung dicuci, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa
setengahnya. Setelah dingin, minum 2 x 1/2 gelas.

5. Insomnia
Bahan: Daun kangkung.
Pemakaian: Sering-sering makan tumis kangkung tanpa batang.

6. Sakit gigi
Bahan: Segenggam akar kangkung, 1/2 sendok teh cuka
Pemakaian: Rebus akar kangkung dengan 1 gelas air.
Gunakan air rebusannya sekaligus 1 kali sehari

7. Melancarkan air seni


Bahan: Segenggam akar kangkung.
Pemakaian: Akar kangkung direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1
gelas. Minum air rebusannya sekaligus 1 kali sehari.

8. Ketombe
Bahan: Seikat daun kangkung
Pemakaian: Rendam daun kangkung semalaman hingga airnya berwarna
kebiruan. Lalu, keramas dengan air rendaman. Lakukan setiap hari.

9. Sembelit, mual bagi ibu hamil


Bahan: Seikat daun kangkung.
Pemakaian: Makan tumisan sayur kangkung.

10. Gusi bengkak


Bahan: 200 gr akar kangkung.
Pemakaian: Akar kangkung dicuci bersih, lalu direbus dengan 200 cc air
dan 200 cc cuka. Setelah hangat, air rebusan digunakan untuk kumur-kumur.
Lakukan berulang-ulang.

11. Kapalan
Bahan: Getah kangkung.
Pemakaian: Bagian yang menebal diolesi getah kangkung. Lakukan setiap
hari.

12. Kulit gatal karena eksim


Bahan: Daun kangkung segar secukupnya.
Pemakaian: Daun kangkung dicuci, lalu direbus dengan air secukupnya
sekitar 5 menit. Setelah hangat, pakai untuk mencuci bagian yang sakit.
Lakukan setiap hari.

13. Digigit lipan


Bahan: Daun kangkung.
Pemakaian: Daun kangkung dicuci bersih, tambahkan garam secukupnya.
Giling sampai halus, bubuhkan di tempat yang sakit, lalu dibalut.

Anda mungkin juga menyukai