Anda di halaman 1dari 2

Khutbah Jum’at

Judul : SYUKUR

.
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah, atas segala nik
mat yg telah dicurahkannya kepada kita semua. Di samping itu dengan bersyukur ak
an dapat menjadikan nikmat itu bertambah, karena bersyukur merupakan pengikat ni
kmat yang diberikan Allah (Kalau engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah nikm
at kepadamu.
Definisi syukur:
Ibnu Abbas berkata,” Bersyukur adalah taat dengan segenap anggota lahir dan batin
kepada Allah, baik secara sembunyi atau terang-terangan, baik secara lisan maupu
n dalam hati.”
Ulama lain mengatakan,” Bersyukur adalah taat lahir batin kemudian menjauhi segala
perbuatan maksiat dan kufur.”
Ada juga ya mengatakan,” Bersyukur adalah menjaga diri dari perbuatan maksiat, bai
k lahir maupun batin.”
Sehingga para ulama beranggapan bahwa menjaga diri adalah makna yang tetap, sela
in menjauhinya. Jadi harus tetap menjaga sekaligus menjauhi perbuatan maksiat. S
edang yang dimaksud menjauhi maksiat dan perbuatan kufur adalah menolak di kala
ada ajakan atau dorongan untuk melakukannya.
Guru Imam Al-Ghozali (biasa digelari Al-Hujjatul Islam) berkata,” Sesungguhnya syu
kur itu mengagungkan Allah Yang Memberi Nikmat, yakni mengukur nikmat-Nya agar k
ita tidak menjauhkan diri dan tidak bersifat kufur.”
Dengan demikian, tidaklah pantas seseorang mendapatkan kenikmatan Allah mempergu
nakannya untuk berbuat maksiat. Karena berarti ia melawan pemberiannya
Kewajiban kita hanyalah bersyukur dan mengagungkan Allah. Sehingga kita tidak be
rbuat maksiat.
Seseorang yg telah berbuat demikian berarti telah benar-benar bersyukur. Kemudia
n bersungguh-sungguh berbakti kepada Allah, dan beramal sesuai dengan kenikmatan
yg ada padanya. Setelah itu menjaga dan menjauhkan diri dari maksiat.
Kapan kita harus bersyukur?
Kita wajib bersyukur tatkala mendapat kenikmatan, baik kenikmatan dunia atau ken
ikmatan agama (akhirat).
Sebagian ulama mengatakan bahwa dalam keadaan menderita (ditimpa musibah) kita t
idak perlu mensyukuri, tetapi kewajiban kita adalah bersabar menghadapi musibah
itu. Juga, di dalam setiap ke-madlorot-an selalu terkandung selalu terkandung ke
nikmatan; dan wajib kita mensyukuri nikmat itu meskipun datangnya bersamaan deng
an musibah.
Selain itu kenikmatan yang datangnya bersamaan dengan musibah adalah bahwa musib
ah itu tidak kekal, suatu saat pasti berakhir. Lagi pula datangnya musibah itu d
ari Allah SWT, bukan dari yang lain, meskipun mungkin penyebabnya adalah makhluk
.
Rosululloh saw bersabda:
“Bersyukurlah kepada Allah atas musibah-Nya yang pedih dan atas nikmat-Nya yang me
nyenangkan.”
Allah Ta’ala berfirman:
“..Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya ke
baikan yang banyak.(An-Nisa:19)
Artinya, segala yang dikatakan baik oleh Allah adalah lebih baik daripada yang k
ita katakan baik. Sebab kebaikan tidak karena keinginan kita. Tetapi yang dimaks
ud nikmat adalah bertambahnya derajat.
Jika penderitaan merupakan penyebab bertambahnya kemuliaan dan keluhuran seseora
ng, maka itulah kenikmatan sesungguhnya. Dan lahirnya saja sebagai musibah. Keb
anyakan para kekasih Allah pernah merasakan pahit getirnya musibah. Ingatlah ket
ika Allah memuji nabi Nuh as dan nabi Ibrahim as:
. 3
. 121
Sehingga dapat digaris bawahi bahwa, orang yang bersyukur adalah yang bersabar.
Begitu juga orang yang bersabar adalah orang yang bersyukur. Dengan demikian, me
mang antara sabar dan syukur itu tidak dapat dipisahkan. Sebab, bersyukur terhad
ap berbagai macam cobaan dunia, berarti juga bersabar. Sesuai dengan makna bersy
ukur itu sendiri, yakni mengagungkan kepada pemberi nikmat.
Semoga Allah menjadikan kita semua hamba yang sabar dan pandai bersyukur. Amin.

,
( )

Anda mungkin juga menyukai