Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andhik Beni Saputra

NIM : 0801120140
Mata Kuliah : Politik dan Pemerintahan Amerika Latin
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Dosen Pembimbing : Yessi Olivia, S.IP, M. Intel. Rel

Tulisan ini berbentuk Summary dari buku Modern Latin America, Sixth Edition

chapter 1 yang di tulis oleh Thomas E. Skidmore dan Peter H. Smith yang

diterbitkan oleh Oxford University Press, New York pada tahun 2005.

Dalam Chapter 1 yang berjudul The Colonial Foundations 1492-

1880s ini, Skidmore dan Smith mengungkapkan bahwa sebelum

bangsa Eropa melakukan penjelajahan untuk menemukan Dunia Baru,

di Amerika Latin telah terdapat peradaban-peradaban yang sungguh

menakjubkan dari Suku Maya, Aztec, dan Inca. Suku Maya sendiri telah

mulai membangun peradaban mereka sekitar tahun 500 SM, di

semenajnug Yucatan, di Selatan Meksiko, dan sebagian wilayah

Guetamala saat ini. Peradaban yang dihasilkan oleh Suku Maya tidak

hanya berupa bangunan-bangunan candi yang indah, tetapi mereka

juga dianggap sebagai perintis dalam bidang arsitektur, astronomi,

kronolgi (termasuk penemuan kalender). Akan tetapi, peradaban Suku

Maya yang gemilang ini tidak bertahan dalam waktu yang lama.

Karena mengalami keruntuhan akibat penaklukan yang dilakukan oleh

Suku Toltec dari Pegunungan Meksiko Tengah.


Suku Aztec sendiri mulai membangun perdabannya dengan

mendirikan sebuah kekaisaran di Lembah Meksiko Tengah yang luas.

Menurut Skidmore dan Smith, dalam sistem sosialnya, Suku Aztec

menerepkan sistem stratifikasi sosial yang berrsifat tertutup dan kaku.

Sehingga menutup kemungkinan bagi setiap anggota suku untuk

melakukan moblitas sosial dari status sosial yang rendah ke status

yang lebih tinggi. Secara umum startifikasi suku Aztec terbagi menjadi

dua lapisan, yaitu lapisan bawah yang diduduki oleh kaum budak dan

lapisan atas yang dihuni oleh keturunan bangsawan. Dalam sistem

religi masyarakat Aztec dikenal adanya pelaksanaan kegiatan ritual

berdarah dengan mengorbankan manusia.

Untuk suku Inca, wilayah kekaisarannya membentang 3000 mil

sepanjang pegunungan Andes, dari utara Ekuador melalui Peru sampai selatan Chili, dan

juga daerah pedalaman. Dibandingkan dengan suku Maya dan Aztec, suku Inca

mengadopsi suatu pola organisasi yang sangat berbeda. Kekuasaan politik

diorganisasikan dengan sangat rapat, adanya kedisiplinan birokrasi yang tinggi, dengan

para pejabat lokal ditingkat bawah dan penguasa tunggal tertinggi pada tingkat atas.

Dengan demikian suku Inca mampu melaksanakan kekuasaannya dengan efektif di

wilayah kekaisarannya.

Selain itu, suku Inca juga ahli dalam hal perencanaan pembangunan, seperti

pembangunan sistem jalan yang luas (untuk manusia dan hewan transit, karena mereka

tidak menggunakan roda), sistem irigasi, dan sistem pertanian yang bertingkat-tingkat di

sisi gunung, dan juga unggul dalam desain tekstil dan dalam bidang pengobatan.
Skidmore dan Smith mengemukakan bahwa maraknya ekspansi

bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan pada abad ke-15

dipengaruhi oleh tiga faktor yang menentukan keberhasilan mereka,

yaitu kemampuan teknis dalam kegiatan pelayaran dan navigasi, basis

ekonomi yang dilengkapi dengan modal untuk melakukan kegiatan

pelayaran dan militer, serta ketertarikan bangsa Eropa daripada

sekedar keahlian teknis dan keuntungan yaitu penyebaran agama

Kristen.

Bangsa Eropa yang pertama kali tiba di kawasan Amerika adalah

Spanyol pada 1492, melalui suatu ekspedisi yang dipimpin oleh

Columbus untuk menjangkau India sebagai daerah penghasil rempah-

rempah. Keberhasilan Columbus menemukan Amerika, telah

mendorong penjelajah Spanyol lain seperti Hernán Cortés, Francisco Pizarro,

dan para pengikutnya untuk melakukan penjelajahan ke wilayah tersebut.

Akan tetapi, ekspedisi menuju Dunia Baru atau Amerika untuk kali ini

lebih bernuansa penaklukan wilayah yang bisa mereka gunakan

sebagai sarana meningkatkan status sosialnya. Sebab pada saat iu,

sistem stratifikasi sosial di Spanyol memberikan kesempatan bagi

warganya untuk melakukan mobilitas sosial ke tingkat yang lebih

tinggi.

Ketika Cortés dan Pizzaro tiba di Dunia Baru, dalam waktu yang

relatif singkat mereka berhasil mengulingkan dua kerajaan yang

memiliki pengaruh yang cukup besar pada masanya, yaitu Kerajaan


suku Aztec dan Inca. Menurut Skidmore dan Smith, keberhasilan

mereka ini sebenarnya merupakan suatu hal yang bisa diduga

sebelumnya. Meskipun pada tahun 1519 Cortés dan rombongannya tiba di

Meksiko hanya berjumlah 550 orang, tetapi mereka didukung oleh perlengkapan dan

persenjataan, kuda, organisasi, dan rasa percaya diri untuk tetap melakukan serangan

yang jauh lebih modern dan terorganisir daripada lawan yang dihadapi. Selain itu, mereka

juga mendapatkan dukungan pasukan dan taktik militer dari suku yang tengah berselisih

dengan suku Aztec yaitu Tlaxcalans. Hal yang serupa juga dialami oleh Pizzarro dalam

upayanya menaklukan kerajaan Inca. Penaklukan dua kerajaan tersebut oleh Cortés dan

Pizzarro merupakan awal dari kolonialisasi Spanyol di Amerika Latin.

Kekayaan alam yang terkandung di Amerika Latin telah mendorong Spanyol

untuk memonopoli ke akses kekayaan yang ditemukan di Dunia Baru ini, yaitu emas dan

perak. Pada masa itu, kekaisaran Spanyol menganut struktur ekonomi merkantilis yang

menjadikan emas dan perak sebagai tolak ukur kekuatan dan prestise suatu negara. Agar

perekonomian merkantilis ini berjalan lancar, maka pemerintah koloni Spanyol

mempekerjakan secara paksa penduduk pribumi pada beberapa pertambangan, maupun

sektor-sektor pekerjaan lain. Sehingga terjadi penurunan populasi penduduk pribumi

yang cukup drastis sebagai akibat dari kerja paksa maupun penindasan-penidasan lainnya

yag dilakukan oleh koloni Spanyol.

Untuk mengatasi persoalan penurun populasi penduduk pribumi tersebut, maka

koloni Spanyol melakukan impor budak dari Afrika. Sehingga pada masa kolonialisasi

Spanyol terdapat pembagian masyarakat ke dalam tiga kelompok etnis, yaitu Indian,

Eropa, dan Afrika. Dari ketiga komponen etnis tersebut, bangsa Eropa lah yang
menduduki posisi tertinggi dalam sistem stratifikasi sosial, sementara Indian dan Afrika

menempati posisi yang lebih rendah.

Dalam masyarakat kolonial Spanyol terdapat hubungan-hubungan sosial yang

cenderung mengarah kepada konflik. Salah satunya adalah terjadinya persaingan antara

warga kulit putih lahir yang di Spanyol (peninsulares) dan warga kulit putih yang lahir di

Dunia Baru (kreol). Hal ini disebabkan oleh jumlah laki-laki yang lebih mendominasi

daripada wanita dalam diaspora bangsa Spanyol di daerah koloni. Kondisi ini pada

akhirnya menciptakan persaingan yang ketat diantara wanita Spanyol dan menuntun

terjadinya perkawinan campuran antara orang Spanyol dan Indian. Konflik antara

peninsulares dan kreol ini, pada akhirnya membentuk perjuangan yang mengarah pada

upaya untuk memperoleh kemerdekaan dari kekuasaan Eropa.

Setelah tahun 1600, koloni Spanyol di Amerika mengalami perubahan yang

cukup signifikan. Menurut Skidmore dan Smith, hal ini disebabkan oleh mulai

menurunnya kekuatan Spanyol, setelah mengalami kekalahan dari armada Inggris pada

tahun 1588, dan berbagai masalah internal lainnya. Perubahan yang dapat dirasakan di

daerah koloni adalah kreol mulai mengambil alih peran aktif dalam sektor-sektor kunci

ekonomi, seperti pertambangan dan perdagangan. Selain itu, mereka juga banyak

menempati posisi penting dalam politik, terutama pada tinigkat lokal dan regional, seperti

Dewan Kota. Namun untuk posisi teratas masih ditempati oleh peninsulares.

Selain Spanyol, Portugis juga merupakan bangsa Eropa yang melakukan

kolonialisasi di Amerika Latin. Akan tetapi sejarah koloni Portugis jauh berbeda dengan

koloni Spanyol di Amerika. Perjanjian Tordesillas pada tahun 1494 antara Spanyol dan

Portugis memberikan Portugis wilayah sebelah timur Amerika Selatan (garis pemisah
hampir tidak dapat tepat di wilayah yang tidak diketahui), dan pada tahun 1500 Kapten

laut Portugis, Pedro Alvares Cabral menemukan Brasil, dan menyatakan bahwa wilayah

tersebut untuk kerajaan Portugis.

Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara Spanyol dan Potugis dalam

melakukan eksplorasi di Dunia Baru. Pertama, Portugis tidak menemui adanya peradaban

pribumi di Brasil, seperti peradaban Aztec dan Inca yang ditemui oleh Spanyol. Kedua,

Portugis tidak menemukan adanya jejak perak atau emas. Sehingga bagi Portugis sendiri,

Brasil lebih memberikan kontribusi dari sektor pertanian daripada pertambangan dalam

kegiatan ekonomi negara induknya. Selain itu, Portugis tidak meggembangkan jaringan

birokrasi, seperti yang dilakukan oleh Spanyol di daerah koloninya yang bertujuan untuk

mengendalikan pasar domestik.

Selama akhir abad keenam belas dan awal abad ketujuh belas, para pemilik tanah

mengembangkan industri gula yang menguntungkan di Timur Laut Brasil. Akan tetapi,

mereka menemui kendala berupa kelangkaan sumber daya manusia yang akan

diperkejakan sebagai budak. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Portugis mulai

mengimpor budak dari Afrika. Akibatnya, terjadi percampuran etnis antara penduduk

pribumi, Afrika, dan Eropa. Dari ketiga etnis tersebut, bangsa Eropa tetap menduduki

posisi teratas dalam sistem pelapisan sosial masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai