Anda di halaman 1dari 5

2. a.

Integer

Di PASCAL untuk mendeklarasikan integer harus menuliskan secara penuh INTEGER,


sedangkan di C cukup dengan int. Integer di C dapat menggunakan modifiers seperti long,
signed, unsigned, lalu diikuti dengan int.

b. floating point

PASCAL memiliki aturan untuk floating point lebih ketat daripada C. Di C integer dapat secara
implisit di konversi menjadi floating point. Begitu juga sebaliknya (meskipun kehilangan
presisi akan ditandai dengan warnings). Berbeda dengan PASCAL, integer dapat secara
implisit di konversi menjadi real. Tetapi konversi dari real menjadi integer tidak dapat
dilakukan secara implisit, melainkan harus menggunakan fungsi trunc() dan round().

c. Boolean

di PASCAL Boolean merupakan tipe enumerated dimana nilainya dapat berupa “false” atau
“true”. Sedangkan C memiliki operator relasional (<, >, ==, !=, <=, >=) yang menghasilkan nilai
0 atau 1.

3. Tipe data Boolean diperlukan untuk membuat statement logika, jadi misalnya untuk
menentukan atau memeriksa bahwa suatu statement atau kondisi bernilai benar (TRUE) atau
salah (SALAH) kita dapat menggunakan tipe data Boolean.
4.

Bentuk CASE Bentuk IF..THEN..ELSE

CASE X OF
80….100 : WRITELN (‘A’);
70…. 79 : WRITELN (‘B’);
60…. 69 : WRITELN (‘C’);
50…. 59 : WRITELN (‘D’);
1…. 49 : WRITELN (‘E’);

IF X >= 80 THEN
WRITELN (‘A’)
ELSE
Dapat dilihat dari contoh diatas, dengan menggunakan CASE terlihat lebih singkat dalam
IF (X >= 70) AND (X < 80)
penulisan coding nya daripada IF..THEN..ELSE.
THEN
WRITELNlainnya
Keuntungan (‘B’) dengan menggunakan CASE, program akan sedikit lebih cepat running time
ELSE
nya daripada IF..THEN…ELSE, sebagai contoh jika nilai X=2, dengan menggunakan CASE setelah
IF (X >= 60) AND (X < 70)
THEN
memeriksa CASE X OF program akan langsung menuju ke baris program yang memenuhi
nilaiWRITELN (‘C’) akan langsung menuju ke baris program
X=2, jadi compiler
ELSE
1…. 49 : WRITELN (‘E’);
IF (X >= 50) AND (X < 60)
dimana baris-baris program sebelum baris tersebut dilewat
THEN
sehingga akan mempersingkat
WRITELN (‘D’) jalannya program.
ELSE
Apabila menggunakan IF..THEN..ELSE statement yang memenuhi X=2 adalah ELSE yang terakhir,
WRITELN (‘E’)
ELSE
WRITELN (‘E’)
yaitu , bedanya dengan CASE, compiler akan memeriksa semua kondisi
sebelum kondisi yang benar-benar memenuhi syarat X=2, sehingga jalannya program akan lebih
lambat daripada dengan menggunakan CASE.
5.

For i:=1 To 10 Do
Begin
Writeln(i);
End;

a. REPEAT – UNTIL

i=1;
repeat
writeln(i);
i:= i+1;
until i>10;

b. WHILE-DO

i=1;
while i <= 10 do
Begin
writeln(i);
i:= i+1;
End;

WHILE expresi DO WHILE expresi


Statements Statements
WEND LOOP
6. Instruksi dengan memiliki fungsi dan
cara kerja yang sama, tidak ada bedanya. Hal ini merupakan redundansi dalam pembuatan
bahasa pemrograman karena satu instruksi memiliki fungsi dan cara kerja yang persis sama
dengan instruksi yang lain, yang berbeda hanya bentuk instruksi nya saja.

7. Pointer pada C powerful karena kemampuannya untuk mengakses memory secara langsung
menggunakan pointer. Pointer digunakan untuk menangani data dalam array, manipulasi
karakter string, membuat linked list dan struktur data kompleks lainnya. Pointer dalam C
dapat melakukan passing parameter by reference dengan perintah next, dan juga dapat
melihat value atau isi dari pointer. C dapat memisahkan antara reference dan value dan
dapat memasukkan kedua nya ke dalam variable yang berbeda sehingga dapat memudahkan
pemrograman.
8.

For i:=1 To 10 Do
Begin
. . .
i:=i+1;
End;

10. Fungsi atoi di C untuk konversi string menjadi integer.

int i;
char szInput [256];
szInput = “23”;
i = atoi (szInput);

Fungsi val di PASCAL untuk konversi string menjadi integer.

Textval := '354';
Val(Textval, Number, Error);

Fungsi val di BASIC untuk konversi string menjadi integer.

 Dim i As Integer
Dim s As String

 s = “5”  
 i = Val(s)

11. GOTO perlu dihindari dalam membuat suatu program karena program yang baik adalah
program yang terstruktur dengan baik. Sedangkan apabila menggunakan GOTO membuat
program menjadi tidak terstruktur dengan baik.

12. Kebanyakan bahasa pemrograman mengharuskan untuk mendeklarasikan variable terlebih


dahulu sebelum digunakan. Apabila seorang programmer sudah terbiasa tidak
mendeklarasikan variable seperti di BASIC apabila programmer tersebut berpindah bahasa
pemrograman maka ia harus merubah gaya pemrogramannya, adaptasi ini tidaklah mudah.
Konsekuensi yang kedua yg mungkin menimbulkan ketidaknyamanan dalam menggunakan
variable tanpa deklarasi ketika kita ingin mengubah tipe variabel yg tadinya integer menjadi
long integer. langkah manual mengharuskan kita mengubah satu persatu variable
my_integer% menjadi my_integer& (nama variabel tetap, tetapi tipenya berubah).

13. Dalam membangun bahasa pemrograman untuk menentukan suatu fasilitas akan diadakan
atau tidak, kita harus menentukan terlebih dahulu tujuan kita membangun bahasa
pemrograman ini dipergunakan untuk apa. Apakah untuk special purpose atau general
purpose. Apabila untuk special purpose maka fasilitas yang diutamakan harus ada adalah
fasilitas yang benar-benar dapat menunjang pekerjaan sebagaimana tujuan bahasa
pemrograman tersebut di desain. Apabila untuk general purpose maka suatu bahasa
pemrograman yang baik adalah bahasa pemrograman yang dapat menangani sebanyak
mungkin jenis pekerjaan, sehingga semakin banyak fasilitas, maka semakin baik.

2. Didalam Turbo Pascal pesan kesalahan yang muncul tidak menyebutkan letak baris yang
salah melainkan kursor akan diarahkan ke baris yang error.

Untuk Turbo C pesan kesalahannya selain mengarahkan kursor ke baris yang error, error
handler menyebutkan juga di baris mana yang mengalami error.

Anda mungkin juga menyukai