OLEH :
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
Pendahuluan
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk
informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung,
diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi
(data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan
menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting, dan
memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan
kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta
(spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial.
Misalnya apabila kita membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan
memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada
SIG juga merupakan sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang
berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang
biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan dan analisis statistik dengan
menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis
geografis melalui gambargambar petanya. Kemampuan tersebut membuat SIG berbeda dengan system
informasi pada umumnya. Dengan SIG kita mampu melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan
menampilkan data semata-mata. SIG menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa
sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan
susunan dan jaringan lalu-lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis
dan informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan. Dan jangan lupa, SIG
adalah sebuah aplikasi dinamis yang akan terus berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak
hanya akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Peremajaan terhadap informasi
yang terkait pada peta tersebut dapat dilakukan dengan mudah, dan secara otomatis peta tersebut akan
segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat dikerjakan dalam waktu
singkat, tanpa perlu belajar secara khusus. SIG sangat memungkinkan untuk membuat tampilan peta,
menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-kliknya, serta untuk
menggambarkan dan menganalisis informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan
1.1 Pengertian
Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memproses data spasial yang ber-georeferensi
(berupa detail, fakta, kondisi, dsb) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan
persoalan serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang
mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis.
Secara umum SIG bekerja berdasarkan integrasi 5 Komponen, yaitu: Hardware, software, data,
Hardware
SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan software-software SIG, seperti
kapasitas Memory RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card. Hal tersebut disebabkan karena data-data
yang digunakan dalam SIG baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang
yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat.
Data yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi
a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringankomputer. Contoh:
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah,menganalisis dan
menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU,tape drive, disk drive.
c. Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai datadalam proses
Bila Anda ingin gambaran yang lebih jelas, perhatikan skema berikut:
Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan
data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam
• Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi
Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental SIG bekerja dengan
dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster.
koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang
tertutup.
Model data ini erdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil
Pada image hasil scanning, masing – masing pixel merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi
tersebut. Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial .
Data tabular tersebut dapat direlasikan oleh SIG dengan sumber data lain seperti basis data yang
Manusia
Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun
perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi
lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan
memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan
mereka sehari-hari
Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana
Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi kedalam format digital.
Tipe data yang digunakan dalam SIG mungkin perlu ditransformasi atau dimanipulasi dengan beberapa
cara agar sesuai dengan sistem. Misalnya terdapat perbedaan dalam skala, sehingga sebelum dimasukkan
dan diintegrasikan harus ditransformasikan dahulu kedalam skala yang sama. Transformasi ini bisa
bersifat sementara untuk ditampilkan saja atau secara permanen untuk proses analisis. Transformasi juga
Tahapan selanjutnya adalah editing merupakan tahap koreksi atas hasil digitasi. Koreksi tersebut dapat
berupa penambahan atau pengurangan arc atau feature yaitu dengan mengedit arc yang berlebih
(overshoot) atau menambahkan arc yang kurang (undershoot). Editing juga dilakukan untuk
menambahkan arc secara manual seperti membuat polygon, line maupun point.
Setelah data keruangan dimasukkan maka proses selanjutnya beralih ke pengelolaan data – data
deskrptif , dalam hal ini meliputi annotasi (pemberian tulisan pada coverage) , labelling (pemberian
informasi pada peta bersangkutan) , dan attributing yaitu tahap dimana setiap Label ID hasil proses
labelling diberi tambahan atribut yang dapat memberikan sejumlah informasi tentang poligon atau arc
yang diwakilinya. Dalam proyek SIG yang kecil informasi geografi cukup disimpan sebagai file-file – file
komputer. Akan tetapi, jika volume data dan jumlah pemakai data besar, langkah terbaik yang harus
Query pada SIG pada dasarnya juga merupakan proses analisis tetapi dilakukan secara proses tabular.
Secara fundamental Analisis pada SIG menggunakan analisis spasial. SIG memiliki banyak kelebihan
dalam analisis spasial , tetapi dua hal yang paling penting yaitu :
• Analisis Proximity, Analisis proximity merupakan analisis geografis yang berbasis pada jarak antar
layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut buffering (membangun
lapisan pendukung disekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menetukan dekatnya hubungan antar
• Analisis overlay, Proses integrasi data dari lapisan layer-layer yang berbeda disebut overlay. Secara
sederhana, hal ini dapat disebut operasi visual, tetapi operasi ini secaraanalisa membutuhkan lebih
dari satu layer untuk dijoin secara fisik. Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi
antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.
Untuk beberapa tipe operasi geografi, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta
SIG merupakan bentuk pengejawantahan serta menyajikan persepsi tentang dunia nyata, sehingga
permodelan dunia nyata merupakan langkah awal untuk membangun SIG. Untuk menghasilkan persepsi
diperlukan proses-proses yang jarang sekali bersifat langsung dan mudah dipahami seketika (realitas)
yang bersifat tidak teratur (irregular), kompleks, dan secara kontinyu mengalami perubahan.
Berdasarkan hal tersebut, wajar apabila dalam memahami persepsi tentang permodelan suatu obyek pada
Dunia nyata dapat dideskripsikan didalam pengertian model-model yang membatasi konsep-
translasi model tersebut akan melibatkan unsur informasi terkecil yaitu entity. Satu entity terdiri dari
klasifikasi tipe, atribut dan relasi. Tipe entity mengansumsikan fenomena dunia nyata dapat
dalam baik, sedang, buruk). Relasi entity dinyatakan dalam hubungan logika-logika. Jadi suatu model
obyek pada dunia nyata akan dinytakan sebagai tipe entity yang memiliki atribut data sebagai properties
• Tingkat relasi menyatakan batas maksimum entity yang terdapat dalam suatu set data yang berbeda
banyak ke banyak
• Model data: Kumpulan perangkat konseptual yang digunakan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan data, hubungan antar data, semantik/makna data, dan batasan data
• Satu obyek memiliki properties: tipe, atribut, relasi, geometri dan kualitas
• Atribut obyek dirancang dalam bentuk tabular (tabel) yang terdiri dari kolom (field) dan baris
(record)
• Satu obyek data yang diwakili oleh model data merupakan satu record yang unik dengan kode
pengenal ID dan terdiri dari beragam informasi yang terkumpul dalam kolom data
1.5 Representasi Data Grafis
Dalam SIG representasi model dunia nyata dilakukan dalam tiga notasi yaitu data titik (point),
Data titik mewakili obyek benda tertentu dengan representasi koordinat posisi bumi tunggal
Data garis terdiri dari beberapa data titik yang terhubung membentuk garis yang berarti
Data polygon terdiri dari beberapa line atau polyline yang berbentuk kurva tertutup
o Untuk model data yang jelas batas-batasnya model data graphis cocok digunakan, tetapi
untuk data-data yang tidak jelas batas-batasnya data diskrit tingkat ketelitiannya
Kualitas Obyek:
o Analisis data
Untuk menggambarkan obyek atau features permukaan bumi di atas layar komputer, kita
memerlukan suatu sistem penggambaran yang merepresentasikan keadaan bumi sebenarnya yang kita
sebut sebagai proyeksi. Proyeksi kita gambarkan dalam sistem koordinat cartesian, yang umumnya kita
kenal dalam unit X dan Y. Berikut akan kita bahas 2 sistem proyeksi yang sering digunakan dalam SIG
yaitu proyeksi Longitude Latitude (Longlat) dan Universal Tansverse Mercator (UTM).
Proyeksi ini umum digunakan untuk menggambarkan keadaan global. Satuan units yang digunakan
adalah degree (derajat atau 0). Satuan derajat ini dilambangkan dengan satuan decimal degree, DMS
150 301 2511 berarti 15 derajat (degree) 30 menit dan 25 detik. Pelambangan ini
Proyeksi longlat didasari dari bentuk bumi spheroid, yang dibagi atas garis tegak yang mengiris
bumi dari belahan bumi utara hingga ke kutub selatan yang dinamakan garis meridian dan garis-garis
melintang yang membagi bumi dari timur hingga ke barat yang dinamakan garis paralel. Garis 0 0
meridian melewati kota Grenwich, Inggris, implikasinya adalah adanya pembagian waktu yang berbeda
pada daerah-daerah di bumi bagian timur dan barat. Perubahan nilai garis merdian terjadi secara vertikal
sepanjang garis horizontal yang kita sebut sebagai longitude atau titik X. Sedangkan garis paralell
berubah secara horizontal sepanjang garis vertikal dan kita sebut sebagai Latitude atau titik Y. Akibat
dari adanya garis paralel adalah adanya perbedaan musim di daerah bagian selatan dan utara bumi.
Umumnya Indonesia menyebut Bujur Timur untuk menamakan eastern dan bujur barat untuk western,
sedangkan belahan bumi utara atau Northern disebut sebagai lintang utara dan sebaliknya belahan bumi
Proyeksi ini akan dibaca sebagai proyeksi bumi spheroid oleh koordinat cartesian, yang memiliki
4 zone utama yaitu zone timur utara (North East) dengan koordinat (x,y) berupa nilai (+,+), zone timur
selatan (South East) sebagai (+,-), zone barat selatan (South Western) dengan (-.-) dan zone barat utara
Berikut adalah contoh penerapan proyeksi longlat untuk negara-negara di seluruh dunia.
Proyeksi tersebut walaupun berlaku global tetapi karena bentuk bumi yang cenderung elips
menyebabkan adanya perbedaan jarak antar garis meridian dan paralel di setiap belahan bumi. Sebagai
contoh satu derajat jarak antar garis merdian di daerah khatulistiwa sama dengan kira-kira 110km
sedangkan pada jarak satu derajat yang sama di belahan bumi utara, misal di Jepang yang terletak di
tengah belahan bumi utara kira-kira sebanding dengan 90km, dan semakin ke utara dan selatan jaraknya
semakin mengecil, untuk itu diperlukan suatu sistem lokal yang akan memperkecil nilai kesalahan yang
mana setiap daerah memiliki sistem yang berbeda, misal antara Amerika Utara dan selatan memiliki
system berbeda, begitu pula dengan negara-negara di benua Asia, Eropa dan lain-lain. Indonesia
menggunakan sistem yang disebut World Geodetic System tahun 1984 (WGS 1984). Dengan demikian,
untuk menyatakan batas-batas koordinat Indonesia adalah sebagai berikut: Proyeksi Longitude Latitude
dalam system WGS 1984 dengan batas-batas koordinat sebagai berikut: 60 Northern (LU) - (-11)0
Untuk menyatakan proyeksi yang lebih detail dan bersifat lokal kita gunakan, salah satunya yaitu
proyeksi Universal Transverse Mercator. Satuan units yang digunakan adalah meter, proyeksi ini
didasarkan pada asumsi bahwa jarak datar di permukaan bumi akan homogen setiap lebar 6 0 antar garis
meridian dan 80 antar garis paralell. Dengan demikian apabila perhitungan dimulai dari titik -180 0W
hingga 180oE terdapat 60 zone, tiap zone dinamakan zone 1, zone 2, dan seterusnya hingga zone 60.
Kemudian untuk mengitung zone paralel, dimulai dari titik paling selatan yang dianggap masih
memungkinkan adalah 800S hingga 840N, tiap lebar 80 disebut sebagai satu zone dengan perlambangan
huruf, jadi dihitung dari paling selatan 80 0S adalah Zone A, zone B, dan seterusnya hingga zone X,
kecuali penamaan untuk huruf i dan O yang tidak digunakan. Sehingga semuanya ada 22 zone.
Umumnya software GIS akan menamakan secara sederhana, yaitu semua daerah di utara disebut
zone Northern Hemisphere, dan Southern Hemisphere untuk daerah selatan khatulistiwa. Walaupun
demikian, seperti yang telah di bahas sebelumnya, maka untuk tiap daerah tertentu memiliki system lokal
lagi seperti halnya proyeksi longitude latitude. Jadi untuk Indonesia, kita akan menggunakan UTM WGS
1984. Misal, untuk menyatakan sistem proyeksi untuk daerah Bandung yang terletak di (107 0, -60)
Perhitungan data yang digunakan adalah dalam satuan meter. Primary koordinat UTM dimulai
dari dua tempat, yaitu dari titik tengah equator dan dari titik pertama di selatan equator (80 0) . sehingga
nilai koordinat UTM umumnya hingga ratusan ribu dalam axis dan jutaan dalam ordinat.
Zone pada tiap daerah berbeda sehingga satu unit zone sistem yang berlaku di daerah tidak bisa
digunakan pada daerah lain. Untuk indonesia, zone UTM yang berlaku adalah seperti pada gambar
berikut. Untuk menyatakan satuan meter atau feet pada peta yang berlaku global kita dapat menggunakan
proyeksi lain seperti mercator, robinson, dan lain sebagainya tergantung karakteristik posisi merdian dan
A. Memetakan Letak
Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya
merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan,
layer bangunan, dan layer customer (gambar 1). Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan
urutannya.
Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk
kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk
mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan
seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang
ada di peta.
Orang dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak
B. Memetakan Kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana
yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat
mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan
keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan
Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian anak yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu
dengan mengetahui daerah-daerah mana yang punya banyak keluarga dengan anak kecil dan mempunyai
pendapatan yang tinggi. Contoh SIG pada gambar 2 memetakan jumlah penderita cancer di teluk Cod
direlasikan dengan penggunaan lahan. Pemetaan ini digunakan untuk menganalisa apakah penggunaan
pestisida dan bahan kimia lainnya berpengaruh terhadap kasus-kasus kanker yang terjadi.
Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-feature, di wilayah yang
mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang
mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk
konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam
kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas
kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data
statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3 misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai
jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang
akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang kepadatan
penduduknya rendah.
D. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat
digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi
kebijaksanaan. Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya
arah badai tersebut (gambar 4). Seorang manajer pemasaran dapat melihat perbandingan peta penjualan
sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk melihat efektivitas dari promosinya.
SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan
memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai contohnya, pada gambar
4 adalah peta sekolah, jalan, sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga
nuklir Palo Verde. Peta ini digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat. Adakalanya
perlu untuk menentukan daerah yang diluar kriteria, misalnya untuk menentukan lokasi pabrik dilakukan
Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi peta
- Legenda
Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di peta, seperti warna hijau
adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku adalah universitas, dan sebagianya.
- Skala
- zoom in / out
Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
- Pan
Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki.
- Searching
Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature. Bisa dilakukan dengan meng-
- Pengukuran
Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif
- Informasi
Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diKlik. Misal
pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama
jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang
- Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula meghubungkan data feature pada peta dengan
data dalam bentuk lain seperti gambar, video, ataupun web. Pada gambar 5 adalah contoh link dari peta
tentang probolingo yang jika di klik di bagian gunung Bromo akan memunculkan video, gambar-gambar,
Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3 dimensi (gambar 7). Dapat berjalan di
Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai segi. Wilayah pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi daerah
pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. SIG dapat membantu
pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan
Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar
efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya
pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: diluar area
pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan
sebagainya (gambar 9). Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada diluar dan didalam
suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak
Untuk pembangunan pos polisi peta penyebaran penduduk, histori kecelakaan dan pelanggaran lalu-
lintas, histori kejahatan dan perampokan, peta penyebaran pertokoan dan bank, bisa dijadikan dasar
penentuan lokasi. Contoh lain misalnya lokasi pompa air untuk menyedot air sewaktu banjir, lokasi
pembangunan pabrik, pasar, fasilitas-fasilitas umum, lokasi jaringan-jaringan listrik, telpon, air dan
saluran pembuangan.
Setelah lokasi yang sesuai didapatkan, desain pembangunan utilitas tersebut dapat digabungkan dengan
Didaerah pedesaan (rural) manajemen tataguna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan
terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu
penentuan lokasi tanaman , pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya.
Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah
ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan
lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk pembantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih
dahulu memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data
yang perlu disiapkan antara lain data peta, data statistik daerah, dan. Data peta dapat menggunakan data
yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau instansi lain. Jika data belum ada atau ingin
membuat data yang lebih baru, daerah bisa membuat peta baru berdasar foto satelit (gambar 11) atau foto
udara (gambar 12). Sedangkan data statistik diambil dari sensus, data daerah dalam angka, dan hasil
pendataan lainnya.
Manfaat SIG dewasa ini khususnya dalam menyongsong pembangunan di masa mendatang
semakin penting. Informasi yang dihasilkan SIG merupakan informasi keruangan dan kewilayahan, maka
informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi data keruangan yang berkaitan dengan sumber
daya alam. Juga pembuatan rencana dan kebijakan dalam pembangunan. Berikut ini akan dibahas
Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan berkembangnya kehidupan yang serba kompleks. Perkembangan tersebut
mendorong perlunya informasi yang rinci tentang data sumber daya alam, yang mungkin dapat
dikembangkan. Data aneka sumber daya alam hasil penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk
perencanaan pembangunan. Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alam
a. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi
SIG tidak hanya penting bagi pakar geografi, tetapi juga bagi pakar perencana pembangunan dan
perencana penataan ruang. Perencana atau penata ruang dengan berpola SIG tidak hanya melihat dari
sudut lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan sosial, ekonomi dan kependudukan. Dalam penataan
ruang, SIG bermanfaat sebagai acuan perencanaan pembangunan, agar pembangunan dapat terencana
lebih awal dan tidak tumbuh semrawut (tidak teratur) serta tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dilihat dari lingkungan fisiknya, lokasi proyek PLTA Saguling sangat potensial dibangun waduk
(bendungan) raksasa. Dengan SIG, pembangunan waduk tidak hanya memperhatikan faktor kecocokan
fisik saja, tetapi juga faktor-faktor sosial ekonomi penduduk di sekitar proyek tersebut. Dengan
dibangunnya waduk raksasa, pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya serba darat akan berubah
- cara dan teknik pemanfaatan waduk sebagai sumber penghidupan (perikanan terapung).
- cara dan teknik membuat alat-alat penunjang sumber kehidupan dan teknik pemanfaatannya, contohnya
Peta lokasi dan situasi proyek Saguling hasil keluaran SIG menjadi sarana kunci dalam
perencanaan pembangunan PLTA tersebut. Dengan informasi SIG pembangunan waduk Saguling juga
Perluasan kota terutama di Jawa terus tumbuh, sehingga perluasan lahan tidak dapat dihindari.
Pemekaran kota di Jawa, terutama akibat arus urbanisasi dan perpindahan penduduk dari luar Jawa ke
Jawa. Salah satu kota yang mengalami pemekaran di antaranya Kotamadya Bandung Wilayah Kotamadya
Bandung dengan luas 8.098 hektar, tidak mampu lagi menampung penduduk sejumlah 1,5 juta jiwa.
Sementara arus urbanisasi dari daerah belakangnya (sekitarnya) terus mengalir. Permukiman kumuh
(slum area) yang semakin meluas dan kemacetan lalu-lintas menambah kesemrawutan kota, karena itu
Bertambahnya luas Kota Bandung dari 8.098 hektar menjadi sekitar 17.000 hektar tentu disertai
dengan perencanaan tata ruang. Penataan ruang tentu berkaitan dengan pembangunan sarana dan fasilitas
fisik, sosial, ekonomi dan kependudukan. Peta hasil keluaran SIG menjadi sarana kunci bagi pakar
perencana dan piñata ruang tersebut. Sehingga tercipta tata ruang yang dinamis dan tetap memelihara
Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola pembangunan, SIG juga
dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal
berikut:
a. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk. b. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta
e. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit,
DAFTAR PUSTAKA
Eddy Prahasta. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
view=article&catid=25%3Aindustri&id=223%3Asig&option=com_content&Itemid=15
http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/sistem-informasi-geografi-sig/