Anda di halaman 1dari 5

Gempa bumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu
bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu
besar untuk dapat ditahan.

Tipe gempa bumi


Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.

Gempa bumi tektonik ; Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran
gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan
plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat
tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari
lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
gempa tektonik.[1] Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan
yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan
postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan,
yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang
terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]

Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh
ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi

Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Penyebab terjadinya gempa bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah
gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus
dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami
transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa
bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam,
seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan
di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini
dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Pengertian Gempa Vulkanik

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mencatat


peningkatan gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa guguran di Gunung Merapi. Kondisi itu sebagai
indikasi kuat bahwa desakan energi magma ke permukaan puncak makin mengkhawatirkan. (Media
Indonesia On Line, Rabu, 10 Mei 2006 14:10 WIB).

Itulah berita yang berhubungan dengan gempa vulkanik. Gempa vulkanik adalah gempa yang
disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut
mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.

Gambar 1: Gunung Merapi sedang mengeluarkan asap debu

Ada dua katagori gempa yang terjadi pada gunung api:

gempa vulkanik- tektonik dan

gempa periode panjang

Gempa vulkanik- tektonik terjadi akibat perubahan tekanan pada batuan padat yang oleh injeksi atau
tarikan magma (Chouet, 1993). Gempa jenis ini dapat menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah
yang luas. Gempa ini dapat terjadi karena batuan bergerak untuk mengisi ruang-ruang dimana magma
sudah kosong. Gempa vulkano-tektonik bukan merupakan gejala gunung api akan meletus tapi dapat
terjadi sewaktu-waktu.
Gempa periode panjang ditimbulkan oleh injeksi magma ke dalam batuan di sekitarnya, sehingga timbul
tekanan terhadap batuan yang pada akhirnya timbul gempa . Keaktifan gempa tipe ini menandakan
bahwa gunung api akan meletus. Para ahli menggunakan seismograf untuk mencatat signal dari gempa-
gempa yang disebut dengan tremor (getaran frekuensi tinggi ) (Chouet, 1993).

Proses Terjadinya Gempa Vulkanik


Gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang bersifat
hidrotermal (peka terhadap panas), sehingga dapat dipakai sebagai tanda-tanda awal peningkatan
keaktifan gunung api. Proses fluida (cairan) dinamis yang terjadi karena adanya gradien suhu dan
tekanan magma dapat menimbulkan gelombang gempa yang berasal dari proses resonansi retakan
yang terisi cairan magma. Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisar antara 1 sampai 5 Hz, selain
frekuensi rendah lainnya.

Gempa vulkanik sebenarnya terdiri atas beberapa tipe seperti pada tabel di bawah ini:

TIPE GEMPA KETERANGAN

FREKUENSI TINGGI Frekuensi dominant berkisar antara 5-15 Hz. Disebabkan oleh sesar atau mendatar

FREKUENSI RENDAH Frekuensi dominant antara 1-5 Hz. Peneyebab karena proses tekanan cairan (fluida)

MULTIFASE Mengandung frekuensi rendah dan tinggi yang merupakan proses kombinasi

LEDAKAN Disebabkan oleh letusan yang sifatnya explosive. Sinyal mengandung gelombang udara juga gelombang

TREMOR Tremor adalah sinyal yang kontinyu dengan durasi menit sampai beberapa hari. Frekuensi dominant 1-5 Hz

PERIODE SANGAT PANJANG Periodenya dari 3 sampai 20 detik yang disertai dengan letusan gas belerang

DANGKAL Proses bukan vulkanik yang dapat menimbulkan gelombang gempa. Contoh, gerakan salju,.
Karakteristik dan Alat Rekam Gempa Vulkanik

1. Karakteristik Gempa Vulkanik


Gempa vulkanik biasanya terjadi di daerah sekitar gunung api dan magnitudenya pada umumnya kecil
rata rata kurang dari 5 Skala Richter. Gempa vulkanik dengan magnitude 5-6 sangat jarang terjadi.
Kedalaman gempa vulkanik berkisar antara 0-40 km.

2. Alat Rekam Gempa Vulkanik

Alat untuk merekam tinggi-rendahnya getaran gempa namanya seismograf.

Gempa Vulkanik dan Gunung Api

1. Hubungan Gempa Vulkanik dan Gunang Api

Sebelum terjadi letusan gunung api, kegiatan magma meningkat. Dengan peningkatan magma
menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik.
Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunung api akan
meletus,walaupun hubungan ini tidak selalu terjadi.

2. Beberapa Letusan Gunung Api yang Disertai Getaran Gempa

Beberapa gunung api yang meletus biasanya diikuti dengan getaran gempa, baik sebelum maupun
sesaat terjadi letusan gunung api, misalnya: Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Semeru di Jawa
Timur. Di luar Indonesia juga terjadi gempa sewaktu letusan ,misalnya, Gunung St. Helen di Amerika.

Anda mungkin juga menyukai