Anda di halaman 1dari 38

TANGGUNG JAWAB

PROFESI JAKSA

OLEH :
DR. MARWAN EFFENDY, SH
JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN
Ketua Satgas Pengawasan Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi
Pada Kejaksaan R.I.

Depok, 3 September 2010 1


Profesi
2

 Profesi secara sederhana dapat disebut sebagai suatu


pekerjaan;
 Profesi itu memerlukan suatu keahlian yang berlatar
belakang pendidikan formal dalam kurun waktu
tertentu dan pendidikan tersebut diakui atau dihargai
oleh Pemerintah casu quo masyarakat;
 Secara awam istilah profesi sering digunakan tidak
secara proporsional, seperti pekerjaan wanita
penghibur atau pekerja seks komersial, pengemis atau
pemulung dianggap juga sebagai suatu profesi.
Profesi
3 Bayles membagi 2 jenis profesi berdasarkan peranannya :
Profesi konsultasi (consulting profession): yaitu seperti dokter,
pengacara, akuntan, konsultan dalam bidang teknik, arsitek, psikolog
dan psikiater, mereka yang berpraktek atas dasar pembayaran berdasarkan
pelayanan yang diberikan (fee-for-service basis) dalam kerangka
hubungan profesional dan klien yang bersifat personal dan individual;
Profesi akademisi (scholarly profession): yaitu seperti dosen perguruan
tinggi, peneliti ilmiah, non-consulting engineers, jurnalis dan teknisi
baik yang mempunyai klien banyak seperti hubungan dosen dan
mahasiswa atau yang tidak memiliki klien personal seperti mereka yang
yang ditugasi di suatu korporasi, mereka lebih banyak bekerja atas dasar
gaji (work for a salary) daripada sebaga wirausaha (enterpreneur).
Profesi Tradisional menjadi Profesi Modern
4

Beberapa perubahan :
Munculnya Tim Khusus (team practice);

Penggunaan multidisiplin (diverse discipline);

Perubahan pembayaran berdasar pelayanan (fee for

service) menjadi penggajian (salary);


Batasan sifat altruistik berkurang;

Privasi hubungan dengan klien berkurang.


Standar Profesi
5

Perlunya Standar Profesi menurut Muladi :


Profesional diharapkan menguasai dan
mempraktekkan keterampilan dan pengetahuan
profesinya dengan sebaik-baiknya;

Penilaian dilakukan atas dasar profesi yang berlaku


di lingkungan profesinya.
Standar Profesi di Berbagai Negara
6 Amerika Serikat & Perancis

- Dosen
Sarjana Strata 1
- Peg. Biro
Hukum (Legum
Hukum
Bachelor LL.B)
Departemen
- Bank, Perseroan

Pendidikan lanjutan Terpadu


(AS :Juris Doctor J.D)
(Perancis : Ecole Nationale de la
Magistrature (ENM)

Ujian “Bar Exam”

Beracara di
Pengadilan
Profesional
7

Menurut Levine profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:


Keahlian yang berdasarkan pengetahuan teoritis (skill based on

theoritical knowledge);
Persayaratan pendidikan dan pelatihan (required educational and

training);
Uji kompetensi (testing of competence via exam etc);

Adanya organisasi dalam bentuk asosiasi profesi (organization/into

professional association);
Kepatuhan kepada pedoman tata prilaku (adherence to code of

conduct);
Pelayanan yang altruistik/tidak mementingkan diri sendiri (altruistic

service).
Profesional
8

3 Karakteristik Profesional menurut Muladi :


Perlu adanya persyaratan pelatihan luas (extensive

training) untuk berpraktek sebagai profesional;


Pelatihan (training) tersbut mengandung apa yang

dinamakan komponen intelektual yang nyata (a


significant itellectual component), tidak sekadar
bersifat pelatihan keahlian (skill training) semata;
Pentingnya kesadaran untuk mengabdikan segala

kemampuan untuk pelayanan masyarakat yang


semakin kompleks karena proses modernisasi.
Profesional
9

Menurut Samuel P. Huntington :


Jaksa harus memiliki :
-Expertise :

Mumpuni di bidang tugasnya, menguasai pengetahuan


hukum sesuai disiplin ilmu
-Responsibility :

Bertanggung jawab kepada sang pencipta Tuhan Yang


Maha Esa, masyarakat, bangsa dan negara
-Corporateness :

Dapat bekerjasama, mengeluarkan pendapat melalui


argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan
Profesi Hukum
10

Profesi hukum adalah suatu pekerjaan atau kejuruan


yang berlandaskan kepada suatu keahlian di bidang
hukum dan penerapannya.
Profesi Hukum & Profesi Yang Terkait dengan
Keahlian Hukum
11
Profesi Hukum
12
Bidang Pendidikan Pendidikan
Minimal Profesi
JAKSA
SARJANA PENDIDIK
LITIGAS HAKIM
I HUKUM AN
KHUSUS
ADVOKAT

Profesi
Hukum
- Bank
- Asuransi
- BUMN
NON SARJANA - Swasta Nasional /
LITIGASI HUKUM
Internasional
- Notaris (Magister
Notariat)
Profesi Jaksa
13

Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004


Tentang Kejaksaan R.I.

“Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang


oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut
umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain
berdasarkan undang-undang”.

(Lihat juga Pasal 1 angka 6 huruf a Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana) (KUHAP)
Profesi Jaksa
14

Pasal 1 angka 4 UU Kejaksaan RI

Jabatan fungsional jaksa adalah jabatan yang bersifat


keahlian teknis dalam organisasi kejaksaan yang
karena fungsinya memungkinkan kelancaran
pelaksanaan tugas kejaksaan.
Persyaratan Jaksa
15

 Warga negara Indonesia;


 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
 Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
 Berijazah paling rendah Sarjana Hukum;
 Berumur paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan
paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun;
 Sehat jasmani dan rohani;
 Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela; dan
 Pegawai negeri sipil.
 Lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan jaksa.
Jaksa Tidak Hanya Profesional & Proporsional
Tetapi Juga Harus Memiliki Kearifan
16

 Profesional artinya seorang jaksa harus memiliki keahlian,


pertanggungjawaban dan rasa ikut memiliki (expertise,
responsibility and corporateness) termasuk dalam hal ini
adalah integritas moral para aparatur penegak hukumnya
 Proporsional, artinya didalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya menentukan tersangka atau terdakwa,
menetapkan penyidikan atau penuntutan harus ekstra hati-
hati dan kadar kesalahan atau kebenaran tersebut harus
selaras, sebanding, seimbang atau sesuai.
 Kearifan, artinya wise, wisdom, Bijaksana, mengacu
kepada kepentingan lokal, regional, nasional atau global,
berorientasi kepastian hukum, keadilan yang bermartabat
dan kemanfaatan hukum.
Standar Minimum Profesi Jaksa
17 Pengetahuan Keahlian
 Hukum pidana materiil dan formil;  Kemampuan Bahasa asing, khususnya
 Hukum perdata materiil dan formil; bahasa Inggris.
 Hukum tata usaha negara materiil dan  Mengoperasikan komputer.
formil;
 Dasar-dasar intelijen kejaksaan;
 Hukum adat di tempat penugasan;
 Hak Asasi Manusia (HAM), baik Nasional
maupun instrumen HAM Internasional
yang sudah diratifikasi oleh Indonesia;
 Peraturan perundang-undangan tingkat
nasional dan daerah;
 Konvensi Internasional yang relevan
dengan tugas jaksa;
 Manajemen umum dan Kejaksaan;
 Etika Hukum;
 Disiplin ilmu lainnya yang menunjang
pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang;
 Perkembangan ilmu hukum dan praktik
hukum skala nasional maupun
internasional.
Standar Minimum Profesi Jaksa
18

Dengan memiliki pengetahuan dan keahlian produk


hukum seorang Jaksa, baik surat dakwaan, tuntutan
pidana, upaya hukum, maupun lainnya tidak saja
proporsional karena merupakan produk dari profesi,
tetapi juga profesional karena didukung oleh sosok
yang memiliki pengetahuan serta wawasan akademis
yang mumpuni dan diterapkan sebagaimana
mestinya.
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
19

PROFES
I
DUAL
JAKS RESPONSIBILI
TY
DUAL
A OBLIGATION

PNS
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
20

 Pertanggungjawaban akademis
 Pertanggungjawaban struktural
 Pertanggungjawaban fungsional
 Pertanggungjawaban sosio-religius
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
21

Pertanggungjawaban Akademis :
Sebagai syarat untuk menjadi jaksa yaitu berijazah

paling rendah sarjana hukum dan lulus pendidikan


dan pelatihan pembentukan jaksa
Kejaksaan RI juga bergabung ke dalam satu-satunya

organisasi Jaksa sedunia yaitu International


Association of Prosecutors
Adanya Standar Minimum Profesi Jaksa
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
22

Pertanggungjawaban Struktural :
 Kejaksaan RI berada di lingkungan eksekutif, meskipun
Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementrian
Negara tidak menempatkan Jaksa Agung didalam Kabinet;
Jaksa bertindak dan atas nama negara serta bertanggungjawab

menurut saluran hierarki, kejaksaan adalah satu dan tidak


terpisahkan (een en ondeelbaar)
Jaksa sebagai pegawai negeri maka secara struktural Jaksa

tunduk dan bertanggungjawab sebagaimana pegawai negeri pada


umumnya
Jadi dalam hal ini Jaksa Agung dan Jaksa harus bertanggungjawab
didalam menjalankan tugas dan wewenangnya dengan mengindahkan
politik hukum pemerintah dalam konteks sebagai bagian dari eksekutif.
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
23

Pertanggungjawaban Fungsional :
melaksanakan kekuasaan negara dibidang

penuntutan secara merdeka, lepas dari pengaruh


kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan
lainnya (Independen)
Tanggungjawab Profesi Jaksa
24

Adanya pertanggungjawaban struktural dan fungsional ini


menimbulkan dual responsibility atau dual obligation
Melaksanakan Independen /
Politik Hukum Merdeka
Pemerintah

sosok Jaksa yang memiliki integritas, disiplin tinggi, dan


paham etika profesi.
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
25

Pertanggungjawaban sosio-religius
Jaksa senantiasa bertindak berdasarkan hukum

dengan mengindahkan norma-norma keagamaan,


kesopanan, kesusilaan, serta wajib menggali dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang
hidup dalam masyarakat, serta senantiasa menjaga
kehormatan dan martabat profesinya
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
26

Keempat pertanggungjawaban tersebut tercermin, baik didalam doktrin Tri Krama


Adhyaksa maupun didalam Kode Perilaku Jaksa. Setiap Jaksa dituntut tidak saja harus
memahami dan menghayati, tetapi harus juga direfleksikan dalam pelaksanaan tugas dan
kewenangannya, karena harus dipertanggungjawabkannya kepada sang pencipta
Tuhan Yang Maha Esa, dan juga masyarakat, bangsa dan negara.
Hak-Hak Jaksa
27

 Pedoman Peran Jaksa Perserikatan Bangsa Bangsa (UN Guidelines


on Role of Prosecutors) :
1. Jaksa sebagai aparat utama dalam administrasi peradilan selalu
senantiasa menjaga kehormatan dan martabat profesinya
2. Negara menjamin agar para Jaksa dapat melaksanakan fungsi
profesinya tanpa intimidasi, dibatasi, dilecehkan, dicampuri dengan
salah atau tanpa dasar melakukan gugatan, pemidanan atau
kewenangan lainnya
3. Jaksa dan keluarganya dilindungi secara fisik oleh pejabat yang
berwenang pada saat keamaan personal terancam sebagai
konsekuensi pelaksanaan tugas sebagai Jaksa
4. renumerasi/penggajian, pensiun yang memadai
5. Promosi bagi Jaksa berdsarkan faktor obyektif
MENGEFEKTIFKAN PERAN
PENGAWASAN
28

Definisi Pengawasan
Black’s Law Dictionary :
“Supervision is The act of managing, directing, or overseeing
persons or projects” (pengawasan adalah perbuatan mengatur,
mengarahkan atau mengawasi orang atau suatu pekerjaan)

Keberadaan lembaga pengawasan yang tidak saja bersifat normatif atau yang
berorientasi kepada penindakan, tetapi juga bersifat implementatif atau
aplikatif yang juga berorientasi kepada upaya pencegahan sangat
dibutuhkan.
PERAN PENGAWASAN
29

Keberadaan lembaga pengawasan pada suatu organisasi,


hakekatnya merupakan suatu alat atau sarana yang berfungsi
untuk mengontrol pada suatu organisasi dengan segala
perlengkapannya tersebut, termasuk sumber daya manusianya
sudah berjalan atau berfungsi sesuai dengan tujuan, rencana
organisasi atau larangan dengan tepat waktu dan tepat sasaran,
tanpa menyimpang atau bertentangan dengan ketentuan yang
digariskan didalam peraturan perundang-undangan atau
ketentuan lain yang telah ditetapkan organisasi.
Tujuannya agar organisasi itu :
Acceptable, dapat diterima semua pihak
Profitable, dapat memberi manfaat
Applicable, dapat melakukan tugas organisasi
Accountable, dapat dipertanggung-jawabkan.
BENTUK PENGAWASAN
30
PENGAWASAN MELEKAT
31
(WASKAT)

Waskat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang


terus menerus, dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara
preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara
efektif dan efisien.
PENGAWASAN FUNGSIONAL
(WASNAL)
32

Wasnal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat


pengawasan secara fungsional baik intern pemerintah
maupun ekstern pemerintah, yang dilaksanakan terhadap
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan agar sesuai dengan rencana dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PENGAWASAN FUNGSIONAL
(WASNAL)
33

Pejabat Wasnal
a. Tingkat Kejaksaan Agung :
1. Jaksa Agung Republik Indonesia;
2. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia;
3. Jaksa Agung Muda Pengawasan;
4. Sekretaris Jaksa Agung Muda Pengawasan;
5. Inspektur
6. Inspektur Muda;
7. Kepala Bagian pada JAM WAS
8. Pemeriksa
9. Jaksa Fungsional pada JAM WAS
b. Tingkat Kejaksaan Tinggi :
1. Kepala Kejaksaan Tinggi;
2. Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi;
3. Asisten Pengawasan
4. Pemeriksa
5. Jaksa Fungsional pada Asisten Pengawasan.
c. Tingkat Kejaksaan Negeri :
1. Kepala Kejaksaan Negeri;
2. Pemeriksa
KETENTUAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

34 Peraturan
PeraturanPemerintah
PemerintahNomor
Nomor53
53Tahun
Tahun2010
2010tentang
tentangDisiplin
Disiplin
Pegawai
PegawaiNegeri
NegeriSipil
Sipil

17 15
KEWAJIBA LARANG
N AN

EFEK NEGATIF EFEK NEGATIF EFEK NEGATIF


KEPADA INSTITUSI KEPADA UNIT BANGSA &
KERJA NEGARA
HUKUMAN HUKUMAN HUKUMAN
DISIPLIN RINGAN DISIPLIN SEDANG DISIPLIN BERAT
Tanggung Jawab Profesi Jaksa
35

Pertanggungjawaban akademis
Pertanggungjawaban struktural PENYIMPANGA
Pertanggungjawaban fungsional N
Pertanggungjawaban sosio-
religius

Sanksi Sanksi
Administratif
(PP 53/2010
Pidana

Penyimpangan terhadap keempat pertanggung jawaban profesi ini, bila memenuhi


rumusan pasal 3 dan pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil dapat dikenakan sanksi administratif dan jika
penyimpangan tersebut berindikasi tindak pidana akan diproses secara pidana.
Pengawasan Dalam Rangka Membentuk Jaksa Yang
Profesional dan Proporsional
36
SA A
W sif)
GA p re
N N Re
Mengikisnya
Stigma PE tif
&
Negatif ven
re
Institusi & (P
Profesi
Penutup
37

 Keempat pertanggungjawaban profesi Jaksa terwujud dalam


doktrin Trikrama Adhyaksa yaitu Satya Adhi Wicaksana
dan untuk membentuk Jaksa yang profesional dan
proporsional yang penuh kearifan tersebut diperlukan aspek
pengawasan profesi jaksa penindakan terhadap para
pelanggarnya yang dilakukan secara tegas dan konsisten
serta berkesinambungan, baik administratif maupun pidana.
 Dengan demikian kedepan diharapkan akan diperoleh suatu
penegak hukum yang bermartabat, tidak saja berorientasi
kepada kepastian hukum, tetapi juga keadilan dan
kemanfaatan hukum, sehingga pelan tapi pasti akan dapat
mengikis stigma negatif institusi atau stigma negatif
profesi.
38

Anda mungkin juga menyukai