Anda di halaman 1dari 9

TUGAS CAPAS

1. Membuat modul yang menarik dengan ketentuan:


a. Isi min. 40 hal
b. Font arial, ukuran 12, space 1,5, margin
3,2,2,2 cm
c. Modul :pendahuluan, daftar isi, isi, penutup,
daftar pustaja, biografi diri beserta fnto 3x2
(lagi hormat)
d. Isi: pecinta alam, PMR, pramuka,paskibra.
e. Cover :nama, judul, ponpes Husnul Khotimah.
2. Menghafalkan lagu "Pangkitlah mujahid" dari
Shoutul harokah.

Udah segini aja..


Buruan di kerjain..

PALANG MERAH REMAJA


(PMR)

Palang Merah Remaja atau PMR merupakan organisasi sosial kemanusiaan yang berada di
bawah naungan Palang Merah Indonesia. PMI sendiri membentuk organisasi PMR secara
resmi pada tahun 1953 dengan tujuan utama untuk menyiapkan kader-kader handal PMI.
SEJARAH SINGKAT
PMR SMU Negeri 1 Sumpiuh pada awal berdirinya sekolah ini, belum berdiri. Baru sekitar
awal tahun 1990-an organisasi yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan ini, bisa
terbentuk. Ide pembentukan PMR pada dasarnya, datang dari pihak siswa sendiri yang
kemudian mengusulkannya pada pihak sekolah. Menanggapi tujuan yang mulia dari para
siswanya, sekolah segera membentuk PMR sebagai salah satu ekstra kurikuler pilihan di
SMU Negeri 1 Sumpiuh.
Seiring dengan perkembangan SMU Negeri 1 Sumpiuh sendiri, PMR terus berbenah diri
daik secara intern organisasi maupun ekstern organisasi. Kualitas dan kuantitas kegiatan
PMR juga terus ditingkatkan. Mulai dari konsolidasi anggota, kegiatan kemanusiaan dan
sosial, pembenahan administrasi, sampai pada pemasyarakatan PMR. Hingga saat ini,
telah banyak kegiatan bermanfaat yang diselenggarakan oleh PMR yang secara langsung
maupun tidak langsung turut mengharumkan nama SMU Negeri 1 Sumpiuh. Misalnya saja
kegiatan Bhakti Sosial yang dilakukan PMR ketika masyarakat sekitarnya tertimpa
bencana alam banjir. PMR mengumpulkan bahan makanan, pakaian, sabun mandi dan
sebagainya untuk membantu mereka.
STRUKTUR ORGANISASI PMR
Struktur Organisasi PMR SMU Negeri 1 Sumpiuh, terdiri dari :
1. Pelindung
Pelindung bertanggung jawab atas semua pelaksanaan kegiatan PMR. Pelindung dalam hal
ini adalah Kepala Sekolah SMU negri 1 Sumpiuh.
2. Pembina
Pembina PMR bertugas untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan PMR. Pembina PMR dipilih oleh Kepala Sekolah yang diambil dari pihak
Bapak/Ibu Guru. Biasanya Pembina PMR terdiri dari 4 orang.
3. Ketua Umum
Ketua bertugas untuk mengkoordinasikan semua kegitan yang diselenggarakan oleh PMR.
Ketua ini bertanggungjawab atas jalannya roda organisasi PMR.
4. Wakil Ketua
Wakil Ketua bertugas untuk membantu tugas-tugas Ketua dan mewakili Ketua apabila
Ketua berhalangan.
5. Sekretaris
Sekretaris bertugas untuk menangani semua administrasi organisasi PMR. Tugasnya
antara lain : Menangani surat-surat yang masuk dan keluar, membuat Proposal dan
Laporan Kegiatan, menangani agenda rapat dan sebagainya.
6. Bendahara
Bendahara tentunya bertanggungjawab atas keuangan organisasi.
7. Seksi-seksi :
a. Seksi Kegiatan
Seksi Kegiatan bertugas untuk mengatur dan merancang semua kegiatan yang
diselenggarakan oleh PMR.
b. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan bertugas menyediakan dan merawat semua peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan oleh PMR.
c. Seksi PPPK
Seksi PPPK ini bertugas untuk menangani masalah kesehatan terutama masalah
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
d. Seksi Humas
Seksi Humas bertanggung jawab atas hubungan PMR dengan pihak luar, baik dengan
organisasi lain maupun dengan masyarakat umum.
e. Seksi Dokumentasi
Seksi Dokumentasi bertugas untuk mencatat atau mendokumentasikan semua kegiatan
yang diselenggarakan oleh PMR
f. Seksi Pembantu Umum
Seksi ini bertugas membantu pelaksanaan kegiatan yang belum tertangani oleh seksi-
seksi lain.
KEGIATAN - KEGIATAN PMR
Kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan oleh PMR antara lain :

1. Membantu Pelaksanaan Upacara Bendera.


Dalam pelaksanaan Upacara Bendera tiap hari Senin dan hari-hari Besar lainnya,
terkadang terdapat siswa/siswi yang membutuhkan pertolongan. Banyak diantara siswa
yang merasa tidak kuat fisiknya untuk mengikuti upacara bahkan ada di antaranya yang
sampai pingsan. Untuk itulah, diperlukan penanganan dan perhatian khusus. Di sinilah
PMR mempunyai andil yang cukup besar dalam menangani para siswa yang membutuhkan
pertolongan. Tiap upacara, beberapa anggota PMR ditugaskan secara bergiliran untuk
mmembantu teman-temannya yang membutuhkan.

2. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler PMR dilaksanakan seminggu sekali. Ektrakurikuler ini dilaksanakan sebagai
sarana untuk menyampaikan dan memperdalam materi tentang ke-PMR-an terutama
ditujukan untuk para anggota baru. Sementara itu untuk anggota yang sudah cukup
mahir, harus menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada adik-adiknya. Jadi
selain lebih memperdalam materi yang telah dikuasainya, juga sebagai latihan mental
menghadapi orang banyak. Bentuk penyampaian materi juga tidak hanya sebatas teori,
tetapi diselingi dengan praktek-praktek di lapangan.

3. Mengikuti Jumbara (Jumpa Bhakti Gembira)


Jumbara merupakan suatu ajang yang diselenggarakan untuk menampilkan kemampuan
anggota PMR (semacam Jambore dalam Pramuka). Kegiatan ini diikuti oleh wakil dari
sekolah-sekolah yang mengikutinya. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PMI ni,
bertujuan untuk lebih mengakrabkan di antara sesama anggota PMR terutama dengan
anggota PMR dari sekolah lain. PMR Wira SMU Negeri 1 Sumpiuh, sampai saat ini pernah
mengikuti kegiatan Jumbara Cabang sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1997 yang
bertempat di Desa Piasa Kulon, Kedung Banteng, Sokaraja dan terakhir pada tahun 2001
yang bertempat di Ajibarang. Pada penyelenggaraan Jumabara yang terakhir ini, PMR
SMU Negeri 1 Sumpiuh memperoleh Juara II dalam Lomba Bongkar Pasang Tenda.

4. Bakti Sosial
PMR Wira SMU Negeri 1 Sumpiuh telah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan Bhaktti
Sosial. Pada bulan Agustus 2000 dalam rangka Ulang Tahun SMU dan menyambut Ulang
Tahun PMI, PMR menyelenggarakan Bhakti Sosial yang berupa pengumpulan pakaian
bekas pantas pakai, buku-buku pelajaran, uang dan sebagainya. Bantuan yang terkumpul
kemudian diserahkan kepada PMI cabang Banyumas untuk selanjutnya diserahkan pada
masyarakat yang membutuhkan. Ketika sebagian masyarakat Banyumas bagian selatan
dan sekitarnya tertimpa bencana alam banjir pun, PMR tergerak hatinya untuk membantu
mereka. PMR segera menyalurkan bantuan berupa bahan pangan dan sabun mandi
kepada masyarakat yang tertimpa banjir. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh
Pembina PMR kepada Kepala Desa Nusadadi.

5. Membantu mengajar anggota PMR Madya (SLTP)


Selain menyampaikan materi tentang ke-PMR-an kepada para anggotanya di SMU Negeri
1 Sumpiuh, beberapa anggota PMR juga ditugaskan untuk membantu mengajarkan materi
tersebut pada para anggota PMR Madya (SLTP), yaitu SLTP Negeri 1 Sumpiuh. Secara
tidak langsung kegiatan ini akan bermanfaat sebagai latihan mental bagi para anggota
PMR.

6. Pemeriksaan Golongan Darah


Menanggapi keluhan dari beberapa anggota PMR dan banyak siswa yang belum
mengetahui golongan darahnya, PMR bekerja sama dengan PMI cabang Banyumas
mengadakan kegiatan Pemeriksaan Golongan Darah, khususnya bagi para siswa/siswi
yang belum mengetahui golongan darahnya. Kepada anggota PMR juga diajarkan
bagaiman caranya memeriksa Golongan Darah seseorang. Kegiatan ini mendapat animo
yang cukup besar terutama dari kalangan siswa, sehingga kegiatan ini harus
diselenggarakan sebanyak dua kali.

7. Pelaksanaan Donor Darah


Bersamaan dengan Pemeriksaaan Golongan Darah, juga dibuka kegiatan Donor Darah.
Kegiatan Donor Darah yang dikoordinir oleh PMR dan PMI cabang Banyumas ini, diikuti
oleh para siswa dan guru yang darahnya memenuhi syarat untuk diambil. Donor Darah
dilaksanakan di Puskesmas II Sumpiuh yang letaknya tidak jauh dari SMU Negeri 1
Sumpiuh.

8. Penanganan UKS
UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah merupakan rumah sakit mini yang ada di sekolah.
PMR sebagai satu-satunya organisaasi yang berkecimpung di dunia kemanusiaan
termasuk kesehatan, turut menangani dan merawat adanya UKS ini. Keberadaan UKS
dirasa sangat diperlukan terutama ketika terdapat siswa atau anak yang sakit. Beberapa
anggota PMR ditugaskan secara bergiliran untuk menjaga dan merawat UKS ini.

9. Penerimaan Siswa Baru (Persami)


Dalam rangka penerimaan siswa baru, bersama OSIS dan Pramuka, PMR turut serta
membantu pelaksanaan Persami/ Penerimaan Siswa Baru.

10. Reorganisasi dan pelantikan Pengurus PMR


Masa kepengurusan PMR adalah satu tahun pelajaran. Oleh karena itu, tiap tahun harus
diadakan Reorganisasi untuk memilih para Pengurus Baru. Pengurus Baru ini dipilih
berdasarkan pilihan dari semua anggota PMR secara demokratis. Setelah terbentuk,
Pengurus baru akan dibekali beberapa pengetahuan tentang oraganisasi PMR, dan
selanjutnya dilantik atau dikukuhkan.

PEMBINA PMR
Pembina PMR yang pernah menjabat adalah sbb :
1. Bambang Suratmo, S.Pd
2. Dra Lilih Sarwiyatun
3. Tri Hastuti, S.Pd
4. Sigit Pramono, S.Pd
5. Ninik Asih Pertiwi, S.Pd
6. Dra Rumiarsih
7. Drs Untung Djarwadi
8. Isti Sulistyaningsih, S.Pd
9. Dwi Nugroho Handajani, S.Pd
10. Agus Supriyatno, S.Pd
KETUA UMUM
Ketua Umum PMR periode 1998 sampai 2002 *) SMU Negeri 1Sumpiuh adalah :
1. Munawar Cholil (Periode 1998/1999)
2. Achmad Solichin (Periode 1999/2000)
3. Siti Zulaecha (Periode 2000/2001)
4. Rahmad Soleh (Periode 2001/2002)
Keterangan :
*) Untuk periode sebelumnya, data belum lengkap.
ANGGOTA PMR
Anggota PMR berasal dari kalangan siswa/siswa. Dalam keanggotaannya, PMR selalu
memegang teguh prinsip kesukarelaan, artinya tidak ada paksaan atau tekanan untuk
menjadi anggota PMR. Oleh karena itu, anggota-anggota PMR merupakan siswa-siswa
yang terpilih yang benar-benar tergerak hatinya untuk menjadi anggota atas dasar jiwa
sosial dan keikhlasan. Mereka menjadi anggota PMR hanya ingin menolong dan membantu
sesama.

SARANA DAN PRASARANA


Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh PMR antara lain :
1. Sarana Praktek (Ekstrakurikuler) yang meliputi dragbar, pembalut, bidai, tali dan
sebagainya
2. Seragam dan Pakaian PMR
3. Obat-obatan
4. Ruang UKS yang nyaman dan lengkap
5. Sarana administrasi organisasi
6. Buku-buku panduan tentang kepalangmerahan
7. dsb
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota
remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh
Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang[1]. Anggota PMR merupakan salah satu
kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan
siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 SEJARAH
○ 1.1 PALANG MERAH REMAJA (PMR)
• 2 Pendidikan dan pelatihan PMR
• 3 Jumbara
• 4 Tribakti PMR
• 5 Tingkatan PMR
• 6 Prinsip dasar kepalangmerahan
• 7 Lihat pula
• 8 Pranala luar

[sunting] SEJARAH
[sunting] PALANG MERAH REMAJA (PMR)
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 –
1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia
kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah
supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan
seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-
anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Remaja.
Pada tahun 1919 didalam siding Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan
bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh Negara-negara lain. Dan pada
tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah
memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI
membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita
Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di
Indonesia. Sebelumnya pada awal pendirian bernama Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian
menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
[sunting] Pendidikan dan pelatihan PMR
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan
Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya
mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat
dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti
seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses
pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
1. Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
2. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
3. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup
sehat.
4. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
5. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.
[sunting] Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya
jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara
tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan
kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.
[sunting] Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus
diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut
adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
[sunting] Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun).
Warna emblem Hijau
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama
(12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17
tahun). Warna emblem Kuning
[sunting] Prinsip dasar kepalangmerahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap
anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas
utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi
kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April
untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan
nasional.
[sunting] Lambang
Lambang dari organisasi paskibra adalah bunga teratai
[sunting] Sejarah
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno
memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan
pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di
benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan
oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus
perjuangan bangsa.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan
lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan
sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai
tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani
pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana
Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode
itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Suharto, untuk menangani lagi
masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di
Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok
yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
• Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
• Kelompok 8 / pembawa (inti),
• Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945
(17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra
daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas
pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari
para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain
menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob)
juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang
mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan
provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus
ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan
duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6
carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan
Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-
tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap
provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera
Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar
Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari
KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai
saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.
Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai