Anda di halaman 1dari 7

http://rukyatulhilal.

org

Prediksi 1 Syawwal 1431 Hijriyah


Diposting oleh : admin
Pada 31 September 2010

Rabu (8/9) bertepatan dengan 29 Ramadhan 1431 H merupakan saat


pelaksanaan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Syawwal 1431
Hijriyah. Sore ini untuk wilayah Yogyakarta, Matahari terbenam pada
pukul 17:37 WIB pada azimuth 275°35'. Tinggi bulan saat Matahari
terbenam -2°25' di bawah ufuk di kiri-bawah posisi Matahari pada
azimuth 271°6'. Sementara Bulan terbenam lebih dulu pada pada 17:27
WIB. Secara astronomis pada ketinggian seperti ini mustahil Hilal dapat dirukyat. Sehingga
rukyat pada hari ini hanya bersifat 'konfirmasi' atau pembuktian bahwa hilal tidak dapat
dirukyat.

RHI Yogyakarta merencanakan akan melakukan rukyatul hilal bersama Tim BHR DIY di POB
Bela-belu Parangkusumo Yogyakarta pada Rabu, 8 September 2010 dari POB Bela-belu
Parangkusumo, Bantul Yogyakarta. Namun demikian pada hari berikutnya yaitu Kamis (9/9)

rg
rukyat kembali akan dilakukan dari lokasi yang sama. Kembali pada pelaskanaan rukyat
tahun ini yaitu dimasukkannya Tim Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) menjadi salah satu Tim
rukyat nasional dari 12 lokasi rukyat nasional di Indonesia kerjamasama antara BHR
Kemenag DIY, Telkom DIY, Kominfo dan Bosscha. Hasil Streaming online Hilal 2010 ini dapat dilihat di
website berikut : .: http://hilal.depkominfo.go.id :. http://bosscha.itb.ac.id/hilal dan http://rukyatulhilal.org/live.

l.o
la
Konjungsi (Ijtimak) Awal Bulan
Terjadi pada : hi
Rabu, 8 September 2010 @ 17:32 WIB - 18:32 WITA - 18:32 WIT atau 10:32 UT

Visibilitas (kenampakan) Hilal pada hari terjadinya Ijtimak selepas matahari terbenam di
seluruh dunia khususnya kawasan Indonesia ditunjukkan pada gambar peta di bawah
ul
ini. Peta visibilitas mengacu pada Kriteria Odeh yang mengadopsi Limit Danjon sebesar 6°
yaitu syarat ketinggian hilal agar terlihat dengan mata telanjang. Kriteria tersebut dikemas
dalam sebuah software Accurate Times yang menjadi acuan pembuatan peta visibilitas ini.
at
ky
ru
://
tp
ht
http://rukyatulhilal.org

rg
l.o
KETERANGAN :
1. Sangat tidak mungkin daerah yang berada di bawah arsiran MERAH dapat

la
menyaksikan hilal, sebab pada saat itu bulan terbenam lebih dulu sebelum
matahari terbenam atau ijtimak lokal (topocentric conjunction) terjadi setelah
matahari terbenam.
2. Daerah yang berada pada area BIRU TUA (tak berarsiran) juga tidak memiliki
peluang menyaksikan hilal walaupun
hi
menggunakan peralatan
(binokuler/teropong) sekalipun, sebab kedudukan hilal masih sangat rendah
optik

( <6° ) dan terang cakram bulan masih terlalu kecil sehingga cahaya hilal tidak
mungkin teramati.
ul
3. Hilal baru mungkin dapat teramati menggunakan peralatan optik pada area di
bawah arsiran BIRU MUDA. Pada area ini pun masih sangat sulit karena
dibutuhkan kondisi langit yang sangat cerah terutama di langit Barat.
at

4. Wilayah yang berada dalam arsiran UNGU hanya dapat menyaksikan hilal
menggunakan peralatan optik sedangkan untuk melihat langsung dengan mata
diperlukan kondisi cuaca yang sangat cerah dan ketelitian pengamatan.
5. Hilal dengan mudah dapat disaksikan pada area di bawah arsiran HIJAU baik
ky

menggunakan mata langsung maupun terlebih menggunakan peralatan optik


dengan syarat kondisi udara dan cuaca cukup baik.
6. Peta ini dibuat dan hanya berlaku untuk daerah 60° Lintang Utara sampai
60°Lintang Selatan.
ru
://

Peta Ketinggian Hilal di Wilayah Indonesia


tp

Tanggal Rukyatul Hilal :


Rabu, 8 September 2010 @ sunset ( Kriteria MABIMS)
Kamis, 9 September 2010 @ sunset ( Kriteria Danjon )
ht
http://rukyatulhilal.org

rg
l.o
la
hi
ul
at
ky
ru

Diagram ketinggian di atas hanya berlaku untuk wilayah


Yogyakarta dan sekitarnya.
://

Prediksi Awal Bulan Menurut Berbagai Kriteria


tp

1. Menurut Kriteria Rukyat Hilal ( Limit Danjon )


ht

Melihat lokasi Indonesia menurut peta visibilitas di atas, karena di


seluruh wilayah Indonesia hilal masih di bawah ufuk maka mustahil
dapat menyaksikan hilal pada hari pertama ijtimak pada sore setelah
matahari terbenam. Hilal baru mungkin dirukyat pada hari kedua ijtimak.
Sehingga istikmal akan diberlakukan maka 1 Syawwal 1431 H akan
jatuh pada: Jumat, 10 September 2010

2. Menurut Kriteria Hisab Imkanur Rukyat


Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei,
Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang
disebut Imkanur Rukyah yang dipakai secara resmi untuk penentuan
awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang
menyatakan :
http://rukyatulhilal.org

Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya
apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
(1)· Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan
(2). Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau
(3)· Ketika Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak
berlaku.

Menurut Peta Ketinggian Hilal di atas pada hari pertama ijtimak semua syarat Imkanurrukyat
MABIMS tidak terpenuhi. Dengan demikian awal bulan jatuh pada : Jumat, 10
September 2010

Sebagian kecil penganut aliran seperti Naqsabandiyah Padang, Jamaah An Nadzir Gowa dan beberapa masyarakat
yang menggunakan hisab urfi kemungkinan dapat berbeda dengan penetapan pemerintah.

3. Menurut Kriteria Hisab Wujudul Hilal


Kriteria Wujudul Hilal dalam penentuan awal bulan

rg
Hijriyah menyatakan bahwa : "Jika setelah terjadi ijtimak, bulan
terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan
sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian
bulan saat matahari terbenam". Berdasarkan posisi hilal saat matahari

l.o
terbenam di beberapa bagian wilayah Indonesia maka syarat wujudul
hilal tidak terpenuhi. Maka awal bulan ditetapkan jatuh pada : Jumat, 10
September 2010

la
4. Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah
Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for
hi
Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil
Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun
2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2
region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona
ul
Timur meliputi 180° BT ~ 20° BB sedangkan Zona Barat meliputi 20° BB ~ Benua Amerika.
Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).

Pada hari pertama ijtimak zone Timur belum masuk dalam kriteria Limit Danjon sementara
at

zone Barat sudah masuk. Dengan demikian awal bulan di masing-masing zona akan jatuh
pada :
Zona Timur : Jumat, 10 September 2010
Zona Barat : Kamis, 9 September 2010
ky

5. Menurut Kriteria Rukyat Hilal Saudi


Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki
oleh para perukyat sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek
ru

yang disebut "Hilal" baik yang "sengaja salah" maupun yang tidak disengaja. Klaim terhadap
kenampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di
bawah "limit visibilitas" atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah
bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat
yang "kontroversi".
://

Kalender resmi Saudi yang dinamakan "Ummul Qura" yang telah berkali-kali mengganti
kriterianya hanya diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara
untuk ibadah Saudi tetap menggunakan rukyat hilal sebagai dasar penetapannya. Sayangnya
penetapan ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang tanpa terlebih
tp

dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apakah
sudah sesuai dengan kaidah-kaidah sains astronomi modern yang diketahui memiliki tingkat
akurasi yang sangat tinggi.
ht
http://rukyatulhilal.org

rg
l.o
la
hi
ul
at
ky
ru

Diagram ketinggian Hilal di Mekkah pada hari pertama ijtimak dan pasca ijtimak.
://

Menurut Kalender Ummul Qura' :

Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non ibadah. Kriteria yang digunakan
tp

adalah "Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah"
maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru. Pada hari pertama ijtimak/konjungsi
kondisinya belum memenuhi syarat. Dengan demikian awal bulan akan jatuh pada : Jumat,
10 September 2010.
ht

Menurut Kriteria Rukyatul Hilal Saudi :

Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan
Zulhijjah. Kaidahnya sederhana "Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih
pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai
dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap
kebenaran laporan tersebut".

Mustahil rukyat di Saudi pada hari pertama ijtimak sehingga awal bulan akan jatuh pada:
Jumat, 10 September 2010. Namun demikian jika ada yang mengklaim berhasil
maka 1 Syawwal 1431 H akan jatuh pada : Kamis, 9 September 2010.
http://rukyatulhilal.org

6. Kriteria Awal Bulan Negara-negara Lain

Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat
pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah
menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan
"Kriteria Imkanurrukyat MABIMS" yaitu umur bulan > 8 jam, tinggi bulan > 2° dan elongasi
> 3°.
Menurut catatan Moonsighting Committee Worldwide ternyata penetapan awal bulan ini
berbeda-beda di tiap-tiap negara. Ada yang masih teguh mempertahankan rukyat bil fi'li ada
pula yang mulai beralih menggunakan hisab atau kalkulasi. Berikut ini beberapa gambaran
penetapan awal bulan Komariyah yang resmi digunakan di beberapa negara :
1. Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian Perukyat/Qadi serta pengkajian ulang terhadap
hasil rukyat. Antara lain masih diakukan oleh negara : Banglades, India, Pakistan,
Oman, Maroko dan Trinidad.
2. Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan diawali ijtimak terlebih

rg
dahulu (moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh Saudi Arabia pada kalender
Ummul Qura namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan
pedoman rukyat.
3. Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara : Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman

l.o
dan Turki, Iraq, Yordania, Palestina, Libanon dan Sudan.
4. Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah
ijtimak digunakan oleh Mesir.
5. Menunggu berita dari negeri tetangga --> diadopsi oleh Selandia
Baru mengikuti Australia dan Suriname mengikuti negara Guyana.

la
6. Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat --> Kepulauan Karibia
7. Hisab dengan kriteria umur bulan, ketinggian bulan atau selisih waktu terbenamnya
bulan dan matahari --> diadopsi oleh Algeria, Tuki dan Tunisia.
hi
8. Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar diadopsi oleh negara Libya.
9. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah
matahari terbenam di Makkah --> diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara
dan Eropa
ul
10. Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti
dari tahun ke tahun
11. Menggunakan Rukyat : Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique, Botswana,
at

Swaziland dan Lesotho.


12. Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah serta beberapa jamaah lainnya masih
menggunakan hisab urfi.
ky
ru

Laporan Kegiatan Rukyat Hilal Indonesia

Tanggal Rukyatul Hilal :


://

Rabu, 8 September 2010 @ sunset ( Kriteria MABIMS)


Kamis, 9 September 2010 @ sunset ( Kriteria Danjon )
tp
ht
http://rukyatulhilal.org

rg
l.o
la
DOWNLOAD LAPORAN RUKYATUL HILAL

hi
Laporan Kegiatan Rukyat Hilal Internasional
ul
at
ky

Original Site : http://icoproject.org by Mohd. Odeh - Jordania


ru
://
tp

Original Site : http://moonsighting.com by Dr. Monzur Ahmed


ht

Original Site : http://www.hilalsighting.org/ by Dr. Salman Shaikh

Source: http://rukyatulhilal.org/visibilitas/indonesia/1431/syawwal/index.html

Anda mungkin juga menyukai