Ponorogo Terserang Wabah Cikungunya
Ponorogo Terserang Wabah Cikungunya
, bagian persendian kaku dan tidak bisa bergerak (seperti lumpuh). Dan penyakit ini
biasanya menyebar cepat sekali seperti halnya penyakit flu. Bahkan rata-rata kampung
yang terserang tidak menyisakan satu rumahpun untuk dihinggapi penyakit ini. Dalam
waktu yang singkat, di tahun 2010 ini lebih dari seribu warga Ngrayun telah merasakan
wabah penyakit Cikungunya, bahkan wabah ini telah menjalar ke daerah Bungkal dan
Slahung.
Penyebab Chikungunya
Penyebab penyakit Chikungunya yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes
Aegypti.
Di daerah Ngrayun, penyakit ini dapat tersebar dengan cepat, dikarenakan nyamuk Aedes
Aegypti dengan mudah dapat berkembangbiak di areal hutan dan perkebunan. Berbeda
dengan areal perkotaan yang pencegahan terhadap perkembangbiakan nyamuk ini cukup
dengan menutup bak mandi, menguras secara rutin dan memberikan obat abate pada bak
mandi dari puskesmas, atau dengan penyemprotan asap/ pengasapan. Di wilayah
Ngrayun metode semacam itu tidak berlaku, karena nyamuk rata-rata hidup dan
berkembang di areal perkebunan/ wilayah hutan, dimana nyamuk dapat bertelur di air
yang menggenang di lekukan daun, batang tanaman dan sebagainya. Dan jika dilakukan
pengasapan, seperti menggarami laut saja.
Deskripsi :
Proses kontekstualisasi tersebut merupakan dasar bagi peneliti sosial untuk memulai
proses dekonstruksi dan rekonstruksi ide sosial yang diperlukan untuk memberdayakan
masyarakat sipil. Proses konstruktif ini diawali dengan pencarian suatu etika sosial baru
yang diharapkan akan mentransformasi rujukan normatif suatu komunitas. Etika sosial
baru tersebut menjadi dasar pertama untuk memulai suatu proses advokasi sosial yang
diarahkan untuk membentuk agen-agen perubahan di suatu komunitas. Akhirnya, proses
advokasi sosial ini akan menggulirkan suatu jejaring kerja sosial yang menandakan
terjadinya pemberdayaan komunitas sosial di tingkat akar rumput. Pelatihan ini akan
memaparkan instrumen-instrumen utama analisa diskursus yang mengarah kepada
pemberdayaan komunitas sosial.
Saat ini menjabat sebagai Program Advisor PACIVIS FISIP-UI. Selain itu beliau juga
fasilitator Kelompok Kerja Indonesia untuk Reformasi Intelijen Negara, Staf Pengajar
Departemen Hubungan Internasional FISIP-UI untuk Pengkajian Strategi serta Perang
dan Damai, dan Staf Pengajar di SESKO-TNI. Beliau memperoleh gelar S1 dari Jurusan
Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia, Depok (1996) dan Postgraduate
Diploma dari London School of Oriental and African Studies (1997), S2 untuk teori dan
Sejarah Hubungan Internasional dari London Schools of Economics and Political
Sciences (1998) dan dari National Defense University, Washington DC, USA untuk
bidang Kajian Pertahanan (2003).