PKM GT 09 UNESA Tendika Alter Nat If Solusi
PKM GT 09 UNESA Tendika Alter Nat If Solusi
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Tendika Sukmaningtyas 063234030 (Angkatan 2006)
Fithri Amaliyah 063234005 (Angkatan 2006)
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
5. Dosen Pendamping:
a. Nama Lengkap : Dr. Tukiran, M.Si
b. NIP : 131475 123
c. Alamat Rumah :-
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Pelaksana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Tidak lupa, sholawat dan salam kami ungkapkan kepada Nabi akhir
zaman, Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Karya tulis dalam rangka progam kreativitas mahasiswa gagasan tertulis
(PKMGT) ini disusun sebagai wujud kepedulian kami sebagai mahasiswa atas
permasalahan kesejahteraan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia. Salah satunya
terhadap permasalahan pengangguran di Indonesia.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Tukiran, M.Si, atas
bimbingannya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. Selain itu, terima kasih
pula kepada pihak-pihak yang turut serta memberikan dukungan dan bantuan, baik
langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah. Demikian
pula dengan karya tulis yang kami susun ini, bila terdapat kesalahan dan
kekurangan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan demi penyempurnaan penulisan pemikiran kritis kami selanjutnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ` ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
Ringkasan ........................................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II.TELAAH PUSTAKA
A. Fatwa Majelis Ulama Indenesia (MUI) Tentang
Pengharaman Rokok ............................................................................ 3
B. Pertimbangan Majelis Ulama Indenesia (MUI)
Mengharamkan Rokok ......................................................................... 5
C. Bahaya Merokok dan Pengaruh Nikotin bagi Tubuh .......................... 6
D. Merokok Merupakan Salah Satu Penyebab Kekurangan Vitamin C ... 7
BAB III. METODE PENULISAN
A. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 9
B. Pengolahan Data .................................................................................... 9
C. Analisis Sintesis .................................................................................... 9
D. Simpulan dan Saran atau rekomendasi ................................................. 9
BAB IV. ANALISIS dan SINTESIS
A. Mengatasi Kontroversial Kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tentang Pengharaman Rokok ............................................................... 10
B. Solusi Berhenti Merokok Bagi Pecandu Rokok .................................. 11
C. Penyikapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap Industri
Rokok Menyerap Banyak Tenaga Kerja dan Penyumbang Bea Cukai
Terbesar di Indonesia .......................................................................... 12
v
RINGKASAN
Pada akhir Januari 2009 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
fatwa haram rokok. Ijtima (kesepakatan) ulama tersebut melahirkan keputusan
merokok dikategorikan haram jika : (1) Perokok dibawah umur (anak-anak dan
remaja), (2) Perokok dalam keadaan hamil, (3) Merokok ditempat umum, dan (4)
Merokok haram bagi anggota MUI. Jadi, selain keempat kategori tersebut
merokok hukumnya antara Haram dan makruh (Wangmuba, 2009).
MUI mendasarkan pengharaman merokok pada ayat Alquran. Salah
satunya adalah ayat Al Qur’an yang berbunyi “Salah satu ciri orang beriman
adalah meninggalkan perbuatan yang sia-sia” (Q.S. Al mu’minuun: 3). Penelitian
medis menunjukkan, merokok akan meningkatkan potensi terancam dari berbagai
macam penyakit yang menyebabkan kematian. Jika latar belakang MUI
memfatwa rokok haram berdasar ayat Al-Qur’an dan alasan kesehatan, mengapa
yang diharamkan merokok hanya keempat kategori tersebut di atas tadi?.
Bukankah haram itu tidak memilih?. Bukankah efek rokok itu sama buruknya
bagi semua kalangan?
Karya tulis disusun sebagai wujud kepedulian mahasiswa dalam
menanggapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang pengharaman
merokok agar memiliki ketegasan, dan landasan pemikiran sebagai upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia dan menengakkan aturan Islam.
Adapun landasan pemikirannya adalah penetapan hukum haram-halal
seharusnya berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah (Hadist). Beberapa hal yang
diharamkan sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an adalah babi, bangkai dan
khamar (minuman yang memabukkan). Sedangkan hukum makruh untuk merokok
dalam Al Qur’an tidak pernah ada, karena rokok sendiri jaman Rasulullah juga
belum ada. Hukum haram untuk rokok secara letterlijk atau harfiah di dalam Al
Qur’an memang tidak ada, tetapi Al Qur’an diturunkan oleh Allah untuk orang-
orang yang mau berfikir. Apabila suatu benda atau makanan atau apapun yang
dikonsumsi oleh manusia, membawa lebih banyak mudharat (pengaruh buruk)
daripada manfaatnya, maka Allah akan memperlakukan hal itu sebagai status
haram (infopusdai, 2008).
vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil Sidang Pleno Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia ke-
III di Padang Panjang, Sumatera Barat. pada tanggal 23-26 Januari 2009 Majelis
Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram rokok
(www.padangpanjang.go.id). Ijtima (kesepakatan) ulama tersebut melahirkan
keputusan merokok dikategorikan haram jika : (1) Perokok dibawah umur (anak-anak
dan remaja), (2) Perokok dalam keadaan hamil, (3) Merokok ditempat umum, dan
(4) Merokok haram bagi anggota MUI. Jadi, selain keempat kategori tersebut
merokok hukumnya antara Haram dan makruh (Wangmuba, 2009).
MUI mendasarkan pengharaman merokok pada ayat Alquran. Salah satunya
adalah ayat Al Qur’an yang berbunyi “Salah satu ciri orang beriman adalah
meninggalkan perbuatan yang sia-sia”(Q.S. Al mu’minuun: 3). Rokok diterjemahkan
termasuk perbuatan sia-sia atau bahkan lebih dari itu karena membahayakan
kesehatan pelakunya. Allah berfirman, “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” [Al-A’raf : 157].
Penelitian medis menunjukkan, merokok akan meningkatkan potensi
terancam dari berbagai macam penyakit yang menyebabkan kematian. Sekarang
pertanyaanya jika latar belakang MUI memfatwa rokok haram berdasar ayat Al-
Qur’an dan alasan kesehatan, mengapa yang diharamkan merokok hanya keempat
kategori tersebut di atas tadi?. Bukankah haram itu tidak memilih?. Bukankah efek
rokok itu sama buruknya bagi semua kalangan? Selain itu dalam media televisi MUI
tiba-tiba saja memfatwa kepada masyarakat bahwa merokok itu haram, tanpa
mengungkapkan alur latar belakang pengharaman rokok tersebut. Sehingga banyak
masyarakat yang salah paham dan menjadi kontroversial.
Di sisi lain MUI tidak memberikan solusi pengharaman rokok tersebut bagi
pecandu rokok. Perlu diketahui, lebih dari 4000 jenis zat kimia dijumpai dalam rokok
(Sitepoe, 1997). Salah satunya adalah nikotin yang menyebabkan ketagihan bagi
penggunanya (Wikipedia Indonesia, 2007). Sehingga dibutuhkan solusi untuk
menangani hal tersebut.
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan ketegasan fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam pengharaman merokok sebagai upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat Indonesia dan menegakkan aturan Islam. Selain itu, langkah
apa yang dapat dilakukan MUI dalam mengatasi kekontroversian masyarakat
Indonesia dalam menanggapi fatwa pengharaman rokok tersebut, dan bagaimana
solusi yang dapat diambil dalam menjembatani pecandu rokok terkait pelaksanaan
fatwa tersebut.
C. Tujuan Penulisan
Karya tulis ini digagas dan disusun sebagai wujud partisipasi dan kepedulian
mahasiswa dalam menanggapi dan mengkritisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tentang pengharaman merokok. Dalam hal ini bertujuan agar fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang telah diputuskan memiliki ketegasan, dan landasan pemikiran
sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia dan menengakkan
aturan Islam. Selain itu, disajikan pula solusi yang dapat diambil dalam mengatasi
kekontroversian masyarakat Indonesia menanggapi fatwa tersebut, serta alternatif
solusi bagi pecandu rokok agar mampu mempelajari mengikuti dan melaksanakan
fatwa tersebut.
D. Manfaat Penulisan
Gagasan dan penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang tepat kepada masyarakat mengenai fatwa haramnya merokok, latar
belakang pengharaman serta bahaya merokok bagi kesehatan. Selain itu, solusi yang
diberikan dapat menjadi alternatif terapi bagi pecandu rokok dalam upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.
3
Adapun himpunan fatwa haram merokok yang diperoleh dari Dr. Ir. M.
Romli, MSc, Auditor Halal LPPOM MUI, dapat disajikan sebagai berikut:
1. Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari
zhahir ayat Alquran dan As-Sunah serta i'tibar (logika) yang benar. Seperti di
surat Al-Baqarah ayat 195. Wajhud dilalah (aspek pendalilan) dari ayat di atas
adalah merokok termasuk perbuatan yang mencampakkan diri sendiri ke dalam
kebinasaan.
Sedangkan dalil dari As-Sunah adalah hadis shahih dari Rasulullah SAW.
bahwa beliau melarang menyia-nyiakan harta. Sebagaimana harta untuk membeli
rokok adalah termasuk menyianyiakan harta.
Dalil yang lain, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, "Tidak boleh
(menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR.
Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340). Jadi, menimbulkan bahaya (dharar)
adalah ditiadakan (tidak berlaku) dalam syari'at, baik bahayanya terhadap badan,
akal, ataupun harta. Sebagaimana dimaklumi pula bahwa merokok adalah
berbahaya terhadap badan dan harta.
Adapun dalil dari i'tibar (logika) yang benar yang menunjukkan keharaman
rokok adalah karena dengan perbuatan itu perokok mencampakkan dirinya ke
dalam hal yang menimbulkan bahaya, rasa cemas, dan keletihan jiwa. Semua
i'tibar itu menunjukkan bahwa merokok hukumnya diharamkan.
2. Syaikh Muhammad bin Ibrahim
Rokok haram karena di dalamnya ada racun. Seperti dalam Al-Qur’an
surat al-A’raf ayat 157. Rasulullah juga melarang setiap yang memabukkan dan
melemahkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud dari
Ummu Salamah ra. Merokok juga termasuk melakukan pemborosan yang tidak
bermanfaat. Selanjutnya, rokok dan bau mulut perokok bisa mengganggu orang
lain, termasuk pada jamaah shalat.
5
mempermudahnya masuk ke dalam jiwa seseorang. Hal ini terdapat dalam Al-
Quran surat Muhammad ayat 14.
4. Merokok mengganggu orang lain
Penilitian ilmiah juga membuktikan bahwa perokok pasif juga dapat
terkena imbas racun rokok bahkan lebih parah. Sabda Nabi SAW : “Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu /
menyakiti tetangganya.” Terutama “tetangga” yang paling dekat dengan dirinya
yakni keluarganya. Kata beliau pula :“Barang siapa mengganggu seorang muslim
maka sungguh ia telah menggangguku dan barang siapa mengganggu aku, maka
sungguh ia telah mengganggu Allah SWT.” Imam Sahl berkata : “Dua hal yang
dapat menghalangi seseorang untuk bisa sampai kepada Allah dan menyaksikan
alam malakut : makanan yang buruk, dan menyakiti makhluq.” Keduanya ada
pada rokok, ia ‘makanan’ yang buruk dan sekaligus menganggu kesehatan orang
lain disekitarnya.
5. Merokok Menjauhkan Perokok dari berbagai Kesempatan dan Perbuatan Baik
Ketika seseorang harus merokok maka ia akan malu dan menghindar dari
orang-orang shalih yang mengharamkan rokok, ia juga tidak boleh berada di
mesjid saat merokok, ia juga menghindarkan puasa-puasa sunnah karena sulit
untuk tidak merokok ketika sedang berpuasa.
Bila si perokok menghadapi kesulitan hidup atau kegagalan iapun
menumpahkan persoalan hidupnya ke sebatang rokok, ia tidak lagi mengingat dan
bertawakal pada Allah Yang mengatur takdir dan rezekinya. Sikap demikian
bahkan oleh sebagian ulama dikategorikan sebagai satu jenis syirik, karena ia
sudah mulai ‘menyerahkan’ persoalan hidupnya pada sebatang rokok dan tidak
lagi pada Allah yang Memiliki alam semesta.
Jeruk Mandarin 31
Buah Sukun 29
Mangga 28
Nanas 15
Pisang 9
Alpukat 8
(http://kumpulan.info/sehat, 2008)
9
BAB III
METODE PENULISAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
0adalah sebagai berikut:
A. Prosedur Pengumpulan Data
1. Pengamatan di televisi
Dilakukan pengamatan terhadap kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tentang keluarnya fatwa haram merokok.
2. Perumusan Masalah
Setelah pengamatan, didapatkanlah rumusan masalah.
3. Studi Literatur
Setelah didapatkan perumusan masalah, dilakukan studi literatur berdasar
hukum yang diperoleh dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang merupakan
pedoman umat Islam, dan pendapat para ulama di dunia internasional yang
memiliki relevansi dengan pembahasan. Selain itu diambil informasi ilmu
pengetahuan Alam yang berkaitan dengan bahaya rokok dan solusinya.
B. Pengolahan Data
Setelah diperoleh data-data dari hasil pengamatan dan studi literatur, kemudian
data diolah secara analitis, deskriptif-kualitatif.
C. Analisis Sintetis
Setelah itu, data dianalisis dengan dua metode, yakni:
1. Metode analisis deskriptif untuk mengolah dan menafsirkan data yang telah
diperoleh sehingga didapatkan gambaran jelas tentang keadaan sebenarnya pada
obyek yang sedang dikaji.
2. Metode analisis komparatif untuk melihat perbandingan antara gagasan utama
karya tulis ilmiah ini dengan beberapa teori yang relevan.
D. Simpulan dan Saran atau Rekomendasi
Setelah data-data dianalisis, penulis memberikan alternatif model pemecahan
masalah atau gagasan kreatif sebagai solusi permasalahan yang diangkat dalam
karya tulis ilmiah ini. Setelah itu, disusun menjadi satu kesatuan.
10
BAB IV
ANALISIS MASALAH dan IMPLIKASI KEBIJAKAN
benda dikatakan haram maka itu berlaku bagi semua orang Islam. Jadi Majelis Ulama
Indonesia (MUI) seharusnya dapat lebih tegas tentang hukum pengharaman rokok.
Menurut Tulus Abadi, anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI), "Fatwa MUI masih terlalu ringan, sebab hanya mengharamkan untuk anak-
anak, ibu hamil dan merokok di tempat umum. Namun sebagai upaya kompromistis,
pengharaman rokok secara parsial oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa
dipahami." Fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut tidak
efektif untuk mengurangi jumlah perokok. Hal ini disebabkan fatwa tersebut bersifat
tidak mengikat. "Selain fatwa tidak bersifat mengikat, masalah merokok saat ini tidak
ada dukungan aturan dan kebijakan yang memadai dan bersifat komprehensif”.
(http://detik.com).
pekerja dan petani tembakau, tetapi kita menafikan akibat dan pengaruh dari
bahaya rokok pada penikmat rokok, keluarga dan lingkungannya, baik dari sisi
ekonomi maupun kesehatan (Rozi, 2009).
Setara dengan pekerjaan, Indonesia menerima cukai terbesar dari rokok.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
BAB V
SIMPULAN dan SARAN
A. Simpulan
1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI) tentang pengharaman
merokok kurang tegas karena mengharamkan untuk empat kategori
saja, antara lain perokok dibawah umum, ibu hamil, merokok di
tempat umum dan anggota MUI.
2. Langkah yang dapat diambil MUI untuk mengatasi kekontroversian
pengharaman merokok adalah sosialisasi kepada masyarakat,
mempertegas pengharaman rokok bagi semua kalangan.
3. Alternatif solusi untuk membantu pecandu rokok supaya dapat
menaati fatwa tersebut adalah mengkonsumsi buah-buahan yang
mengandung vitamin C, seperti jeruk nipis, pisang, apel dan lain
sebagainya.
B. Saran
1. MUI hendaknya memfatwakan merokok dilarang bagi semua orang
2. Hendaknya MUI mensoalisasikan latar belakang pengharaman rokok
berdasarkan dasar hukum dalam agama Islam dan bahayanya bagi
kesehatan.
3. Alternatif solusi untuk membantu pecandu rokok supaya dapat
menaati fatwa tersebut adalah mengkonsumsi buah-buahan yang
mengandung vitamin Cuntuk membantu berhenti merokok hendaknya
dimasukkan dalam fatwa MUI.
4. Pemerintah sebaiknya mencontoh negara-negara maju yang larangan
merokok sudah masuk dalam kebijakan (artinya bukan hanya
himbauan aja). Pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan
hendaknya menindaklanjuti fatwa MUI dengan membuat kebijakan
tentang pelarangan merokok dengan hukuman bagi pelanggarnya.
15
2. Anggota Tim
Nama Lengkap : Fithri Amaliyah
Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 10 November 1987
Prodi/ Fak/ Angkatan : Kimia/ FMIPA/ 2006
Alamat rumah : Jalan Dr. Wahidin 120 Sidoarjo 61215
Telepon : 085231681180/ 0318051745
E-mail : fi3_amaliyah@yahoo.co.id
Karya ilmiah yang pernah dibuat :
1. Mengatasi Kelemahan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk
Menghindari Kemungkinan Penyelewengan Dana Dan Meningkatkan
Efesiensi Bantuan Agar Lebih Tepat Sasaran
2. Konsep Entrepreneurship Pada Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dalam Mengatasi Pengangguran Penduduk Jawa Timur
3. Penilaian Asesor dan Siswa dalam Kualitas Mengajar Guru di Kelas Sebagai
Solusi Tepat Mengatasi Permasalahan Sertifikasi Guru
4. Pembinaan Usaha Pengelolaan Limbah Blotong (Filtercake) Pabrik Gula
Candi Sidoarjo Bagi Masyarakat Ekonomi Lemah Korban Lumpur Lapindo
5. Alternatif Solusi Mengatasi Kekontroversian Masyarakat Indonesia Dalam
Menanggapi Fatwa Mui (Majelis Ulama Indonesia) Tentang Pengharaman
Rokok
Penghargaan yang Pernah diraih :
1. Juara III LKTM 2007 bidang pendidikan di Tingkat Jurusan Kimia FMIPA
UNESA
2. Juara I LKTM 2007 bidang pendidikan di tingkat Fakultas MIPA UNESA
3. Finalis KPKM Tingkat Nasional Tahun 2008
4. Finalis LKTIM Pemprov Jatim Tahun 2008