Anda di halaman 1dari 10

Ketua Departemen Politik HTI Kalsel

Staf Pengajar Ekonomi Pembangunan FE Unlam

Website: www.jurnal-ekonomi.org
LPG 1,63%
DISTRIBUSI KONSUMSI
ENERGI FINAL Listrik
12,24%
Tahun 2006
Batubara
15,44%
Gas alam
16,31%

BBM 54,38%

Sumber: Departemen ESDM

Sumber:
Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2007
Pasar energi bersifat
INELASTIS SEMPURNA:
Artinya meskipun harga energi semakin mahal,
“kebutuhan (permintaan) energi tidak berkurang”
Misalnya: ketika pemerintah menaikan harga BBM
rata-rata 28,7%, kebutuhan masyarakat terhadap
BBM tidak mengalami penurunan.

Sumber: BPH Migas


APA JADINYA JIKA PEMILIKAN ENERGI TIDAK BERADA DI TANGAN NEGARA ?

TARGET PRODUKSI BP MIGAS 2008:


1,050 juta bph
1.Chevron 41,90%
2.Pertamina 13,80%
3.CNOOC 4%
4.Conoco Philips 3,8%
5.Medco 3,61%
6.Total 2,85%
7.BP 2,85%
8.Petro China 1,04%
9.Lainnya 26,09%

Sumber:
Buletin BP Migas No. 37 Februari 2008
6 Perusahaan raksasa migas menempati posisi 10
APBN-P 2008: (trilyun) perusahaan terbesar dunia tahun 2008:

Penerimaan Rp 894,99 (milyar US $) Penerimaan Laba


Belanja Rp 989,49 1.Exxon Mobil (2) 372,824 40,610
defisit Rp 94,50 2.RD Shell (3) 355,782 31,331
3.BP (4) 291,438 20,845
Pinjaman LN Rp 48,14 4.Chevron (6) 210,783 18,688
SUN Rp 117,790 5.Total (8) 187,280 18,042
Privatisasi Rp 500 milyar 6.Conoco Philips (10) 178,558 11,891
Sumber: Fortune 500, 2008
Cicilan pokok utang Rp 61,25
Pembayaran bunga Rp 94,79
Total beban utang Rp 156,04

Penerimaan Migas Rp 236,58 Exxon Mobil


372,82
Penerimaan migas
APBN-P 2008
26,28 99,44
Energi merupakan Energi adalah
BARANG PUBLIK MILIK PUBLIK

Jika dikuasai investor: Kaum muslimin berserikat dalam 3 hal, yaitu air,
-Supply & harga energi ditentukan sekelompok kecil orang padang rumput dan api (HR Abu Daud)
menciptakan PASAR MONOPOLI yang berorientasi laba Menurut an-Nabhani: yang dimaksud dengan API
-Keuntungan & manfaatnya hanya dinikmati investor bukan adalah SUMBER DAYA ENERGI
negara bukan pula masyarakat
Hal ini terjadi karena pasar energi INELASTIS SEMPURNA
PUBLIK sebagai
PEMILIK, NEGARA
Harus dikuasai
sebagai PENGELOLA
NEGARA

Untuk menjamin pemenuhan kebutuhan seluruh sektor perekonomian Syariat melarang negara menyerahkan
nasional dengan kuantitas yang cukup & harga yang terjangkau pemilikan dan pengelolaan energi
kepada swasta dan asing
Kepala negara (khalifah) menetapkan hukum &
perundang-undangan yang berkaitan dengan energi
berdasarkan hukum Allah SWT (syariah Islam)
REGULATOR bukan berdasarkan akal atau asas sekularisme

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (T.QS al-An’am: 57)

Negara membentuk badan-badan di bawah


PELAKU Diwan Pemilikan Umum yang menjadi bagian Baitul Mal.
Status badan tersebut adalah Badan Usaha Milik Umum
bukan BUMN dengan status hukum perseroan terbatas

KEGIATAN
BADAN USAHA MILIK UMUM

RISET EKSPLORASI PENGOLAHAN DISTRIBUSI


Pemenuhan kebutuhan nasional bersifat mutlak.
KEBUTUHAN Negara harus mensuplai kebutuhan nasional dengan
DALAM NEGERI kuantitas yang cukup dan harga yang murah
Seorang imam (khalifah) adalah pemelihara dan
Tidak berorientasi laba
pengatur urusan (rakyat), dan dia akan diminati
melainkan pelayanan
publik
pertanggungjawabannya terhadap rakyatnya
(HR Bukhari – Muslim)

Negara melalui Badan Usaha Milik Umum melakukan


peningkatan produksi energi final dengan tujuan ekspor
OPTIMALISASI
PENERIMAAN NEGARA
dalam batas tetap menjamin pemenuhan kebutuhan energi
dalam jangka panjang dan tidak menyebabkan kerusakan dan
ketidakseimbangan lingkungan.

Berorientasi laba untuk meningkatkan pembiayaan pelayanan publik


1. Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya memiliki
sumber daya energi yang sangat besar
2. Kaum muslimin menjadi pemilik sumber daya energi,
sedangkan negara sebagai pengelola sehingga negara
dapat menjamin pemenuhan kebutuhan energi bagi
rakyat secara lebih baik dibandingkan negara yang
menganut sistem kapitalis
3. Harga dan kuantitas kebutuhan energi lebih stabil dan
tidak terlalu terpengaruh gejolak pasar energi dunia
sebagaimana gejolak harga minyak mentah (crude oil)
dunia saat ini.
4. Saat harga komoditas energi melonjak di pasar dunia,
maka penerimaan negara akan semakin bertambah
besar dalam volume ekspor yang sama

Anda mungkin juga menyukai