BAB I
PENGERTIAN ILMU ARKEOLOGI, ANTROPOLOGI, FORENSIK, dan
PALEOANTROPOLOGI dan BIOARKEOLOGI
A. Pengertian Arkeologi
Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau manusia
melalui tinggalan-tinggalan artefaktual yang masih dapat ditemukan saat ini. Di dalam
Arkeologi terdapat beberapa ilmu bantu lainnya untuk menunjang studi Arkeologi
antara lain : Arsitektur, Geografi, Geologi, Teknik, Forensik, dan Bio-antropologi.
B. Pengertian Antropologi
Antropologi diberi batasan “the study of humankind, seeks to produce useful
generalization about people and their behavior and to arrive at the fullest possible understanding
of human diversity” (William A. Haviland, 1989, Anthropology, Holt, Rinehart and
Winston, Chicago). Jadi Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pola hidup manusia untuk menghasilkan generalisasi tentang masyarakat dan
kebiasaan-kebiasaannya.
Antropologi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Antropologi Ragawi
yang didalamnya terdapat Evolusi dan Bio-antropologi. Antropologi Budaya yang di
dalamnya terdapat Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi.
Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444)
2
Sedangkan Bioarkeologi berasal dari kalat Bios yang arinya hidup dan arkeologi.
Bioarkeologi memiliki arti suatu ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan artefak
dengan manusia sebagai pelakunya. Bioarkeologi ini termasuk ke dalam kajian
Antropologi Ragawi.
Identifikasi ilmu Kedokteran Gigi Forensik adalah semua aplikasi dari disiplin
ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan untuk memperoleh data-data
postmortem (sudah meninggal) yang berguna untuk menentukan otentitas dan identitas
korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan
(Djohansah Lukman; 2006 hal. 1)1.
BAB II
APLIKASI ILMU FORENSIK DALAM
KAJIAN ARKEOLOGI
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Ilmu Arkeologi memiliki ilmu bantu
lainya yang salah satunya adalah forensik atau bio-antropologi.
Dalam penggalian-penggalian (ekskavasi) prasejarah, arkeolog kerap kali
menemukan sisa-sisa tulang belulang manusia. Tulang belulang manusia ini sangat penting
mengingat arkeologi sebagai bagian dari antropologi budaya yang bertujuan untuk
mengungkap kehidupan masa lalu manusia. Tulang belulang ini termasuk artefak sehingga
arkeologi perlu untuk mencari informasi daripadanya.
Arkeologi juga mempelajari tentang evolusi makhluk hidup. Oleh sebab itu, ilmu
arkeologi walaupun ruang lingkupnya mempelajari tentang budaya manusia pada masa
lampau karena kajiannya berdasarkan artefak atau tinggalan-tinggalan, maka secara tidak
langsung arkeologi juga mempelajari antropologi ragawi. Itu sebabnya dalam mata kuliah
arkeologi, salah satunya terdapat mata kuliah Paleoantropologi dan Bio-arkeologi (forensik).
Beberapa identifikasi yang diperlukan ketika arkeolog (palaeoantropogist and
archaeologist) menemukan sisa-sisa tulang belulang tersebut antara lain :
1. Identifikasi sub-spesies (ras)
2. Identifikasi jenis kelamin (sex)
3. Identifikasi umur
4. Identifikasi bentuk tubuh
5. Identifikasi anatomi perbandingan
6. Identifikasi tingkah laku dan pola makanan (rekonstruksi tingkah laku kehidupan)
7. Identifikasi wajah melalui rekontruksi tulang rahang dan tulang facial
Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya – UGM Asies Sigit Pramujo (05/187696/SA/13444)