Komponen % Volume
Minyak bumi n-alkana Sikloalkana Isoalkana Aromatik Residu
Gas 100 - - - -
Bensin 38 43 20 9 -
Kerosin 23 43 15 19 -
Solar 22 48 9 21 -
Minyak Pelumas 16 52 6 24 -
Residu 13 51 1 27 8
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan
atmosfer, fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi
dimana zat-zat hidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 3750
-400°C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling dengan tekanan
yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah
pompa vakum (vacum pump).
2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi
dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas
basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai hasil dari
pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam
stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi
ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.
3. Adsorpsi
Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas.
Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah :
- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari
gas-gas bumi, dalam hal ini digunakan arang aktif.
- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-
hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk
menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang
mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi
fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran
kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan
dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan tertentu
dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
2. Polimerisasi
Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan
bersama dari light gasoline. Proses polimerisasi merubah produk samping gas
hirokarbon yang dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang
bisa digunakan sebagai:
- Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang
tinggi.
- Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak
jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-butilen,
isobutilen.
3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau
hidrokarbon parafin. Proses alkilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama
dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock
need be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak
mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini
didasarkan pada reaktifitas dari karbon tersier dari isobutan dengan olefin,
seperti propilen, butilen dan amilen.
4. Hidrogenasi
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis hidrogen
adalah logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang akan di reduksi dan
pada kondisi hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu. Disamping untuk
menjenuhkan ikatan ganda, hidrogenasi dapat digunakan untuk mengeliminasi
elemen-elemen lain dari molekul, elemen ini termasuk oksigen, nitrogen,
halogen dan sulfur.
5. Hydrocracking
Proses hydrocracking merupakan penambahan hidrogen pada proses
cracking.
6. Isomerisasi
Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul tanpa
adanya perubahan nomor atom. Proses ini menjadi penting karena dapat
menghasilkan iso-butana yang dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar
gasoline penerbangan.
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran
udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang
sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena
besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan
sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan
yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking
atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak,
sehingga sebisa mungkin harus kita hindari. Untuk mencegah hal tersebut maka
diberikan kandungan isooktan pada bensin. Bilangan oktan bensin juga dapat
ditingkatkan dengan menambah zat adiktif antiketukan, seperti Tetraethyllead (TEL),
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) dan Etanol.
1. Bahan bakar gas, terdapat 2 jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar, yaitu :
a. Liquified Natural Gas (LNG), bahan ini dikenal sebagai gas rawa
yang terdiri atas 90% metana dan 10% etana.
b. Liquified Petroleum Gas (LPG), sehari-hari kita mengenal gas ini
sebagai gas elpiji yang memiliki komponen utama propana
(C3H8) dan butana (C4H10).
2. Pelarut dalam industri. Contohnya, petroleum eter.
3. Bahan bakar bermotor. Contohnya bensin dan solar.
4. Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya,
kerosin atau minyak tanah.
5. Minyak pelumas. Digunakan untuk pelumasan atau lubrikasi mesin-mesin.
Residu minyak bumi yang terdiri atas parafin ( untuk pembuatan obat-obatan,
kosmetik dan lilin) dan aspal (digunakan sebagai pengeras jalan raya). Residu
minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia. Residu
minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi
senyawa alkena, yaitu etena atau butadiena.
a. Karbohidrat
Beras, jagung, singkong, gandum ataupun ubi jalar ternyata banyak
mengandung karbohidrat yang diperlukan tubuh dalam menghasilkan
energi. Karbohidrat merupakan senyawa makromolekul (polimer) alam
yang disebut polisakarida. Karbohidrat yang dicerna dengan enzim akan
menghasilkan molekul sederhana yaitu glukosa. Jika jumlah glukosa
dalam tubuh berlebihan, maka glukosa yang lebih tersebut akan diubah
menjadi glikogen dan disimpan sebagai cadangan makanan. Glukosa yang
berlebih itupun dapat diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam
jaringan adipose (jaringan lemak).
b. Protein
Daging sapi, telur, ikan, ayam dan kacang-kacangan banyak
mengandung protein. Protein merupakan bahan makanan yang utama yang
berfungsi sebagai pembentukan atau pertumbuhan sel. Di dalam tubuh
protein terurai oleh enzim yang akan menghasilkan asam amino. Asam
amino dibagi menjadi 2 jenis yaitu asam amino esensial dan non-esensial.
Asam amino esensial yaitu asam amino yang harus ada dalam makanan
karena tubuh tidak dapat menghasilkannya sendiri. Asam amino non-
esensial adalah asam amino yang mampu dihasilkan oleh tubuh.
c. Lemak
Lemak atau minyak merupakan senyawa kimia yang sama, tetapi
berbeda wujudnya. Lemak umumnya berasal dari hewan (kecuali lemak
coklat) dan berwujud padat. Adapun lemak yang berasal dari tumbuhan
(kecuali minyak ikan) dan berwujud cair. Lemak merupakan bahan pangan
yang memiliki nilai kalori yang amat besar.
d. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa kimia organik yang diperlukan dalam jumlah
kecil tetapi harus ada dalam makanan. Vitamin berperan dalam reaksi
metabolisme sel, melangsungkan pertumbuhan normal dan memlihara
kesehatan. Ada 2 jenis vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air
(vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E
dan K).
e. Mineral
Mineral berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa,
mengatur tekanan osmotik, membantu transportasi beberapa senyawa yang
diperlukan tubuh dan dalam proses pertumbuhan. Ditinjau dari jumlah
yang diperlukan tubuh oleh tubuh, maka mineral dapat dikelompokkan
menjadi makronutrien dan mikronutrien.
f. Serat
Serat makanan atau dietary fiber merupakan bagian dari sel
tanaman yang kita makan, tetapi tidak dapat dicerna oleh enzim. Serat
dalam makanan berperan dalam menurunkan kolesterol dan memudahkan
membuang air besar karena tinja menjadi lembek. Sumber serat utama
adalah sayuran dan buah-buahan.
g. Air
Air merupakan kebutuhan penting bagi tubuh. Kebutuhan akan air
mencegah terjadinya dehidrasi yang menyebabkan kematian manusia.
Kebutuhan air bagi manusia dewasa rata-rata sebanyak 1,5 liter per hari.
Air berperan dalam mempertahankan konsentrasi ion, hidrogen,
konsentrasi elektrolit, tekanan osmotik, suhu, dan keseimbangan lain
dalam tubuh. Kehilangan 20% air dalam tubuh, misalnya karena diare
akan dapat menyebabkan kematian.
Pakaian yang kita kenakan setiap hari dibuat dari bahan serat. Serat
pakaian dapat digolongkan menjadi serat alam (kapas dari tumbuhan, sutra dan
wol dari hewan), serat semisintetis (rayon) dan serat sintetis (poliamida dan
poliester).
1. Serat Alam
a. Kapas
Kapas berupa bulu atau serat yang diperoleh dari buah pohon
Kapas yang panjangnya sekitar 2-5 cm. Kain katun merupakan kain dari
serat kapas. Kapas bersifat empuk, dapat sebagai isolator panas dan
hrganya murah.
b. Sutra
Serat sutra diperoleh dari filamen (benang) kepompong ulat sutra.
Kulit kepompong adalah kulit yang teridir dari filamen. Panjang filamen
dari setiap kepompong adalah 1.000-1.400 m.
c. Wol
Wol merupakan serat protein yang mengandung kretinin, diperoleh
dari bulu domba. Serat wol yang panjang cenderung kasar, sedangkan
yang pendek cenderung halus. Wol lembut, tetapi kuat dan tahan
terhadap kotor, serta tidak mudah sobek. Kekurangan wol adalah
mengerut karena panas, tekanan dan lembap, juga akan menarik ngengat.
2. Serat Semisintetis
a. Rayon
Rayon merupakan contoh serat semisintetis karena dibuat dengan
proses kimia dengan bahan dasar alam yaitu serat selulosa. Serat selulosa
diperoleh dari kayu yang dihancurkan.
3. Serat Sintetis
a. Serat Poliamida
Sejarah pembuatan serat sintetis dimulai dengan dibuatnya Nilon.
Nilon merupakan serat sintetis hasil reaksi antara molekul senyawa
diamin dan asam dikarbosilat. Serat ini memiliki massa jenis kecil
(ringan), koefisien gesek tinggi, kekuatan tekuk dan simpul tinggi serta
sifat permanen.
b. Serat Poliester
Serat poliester sintetis yang banyak dipergunakan adalah polyethylene
terephthalate (PET) yang dibuat dari reaksi asam tereftalat dengan etilen
glikol. Serat poliester memiliki elastisitas yang tinggi dan stabilitas
dimensinya baik sehingga cocok untuk bahan pakaian.
Rumah yang kita tempati tidak terlepas dari bahan kimia seperti kayu,
semen, cat dan pralon untuk pipa air. Kayu yang kita pergunakan dalam
pembuatan rumah baik prabotannya seperti meja, kursi dan interior rumah. Semua
kayu tersebut mengandung glukosa. Selain kayu, semen juga mengandung
senyawa kimia anorganik seperti, kalsium oksida (CaO), silikon dioksida (SiO2),
aluminium oksida (Al2O3) dan besi(III) oksida (Fe2O3). Yang paling terlihat pada
rumah adalah catnya. Cat tersebut juga merupakan zat kimia yang mempunyai
daya lekat yang kuat. Selain cat tembok ada juga cat besi yang digunakan untuk
melapisi besi yang bertujuan untuk memperindah dan melindungi besi dari karat.
Bagian rumah yang tidak terlepas adalah kaca. Kaca merupakan isolator
yang efektif. Kaca dipasang di jendela. Sifat kaca yang transparan disebabkan
oleh kimia yang terkandung didalamnya. Selain kaca, pipa pralon pasti terdapat di
setiap rumah. Pipa ini merupakan senyawa polimer polivinil klorida yang
disingkat PVC.
Seni dan estetika berkaitan dengan keindahan, seperti lukisan dan tata rias.
Bahan kimia yang dipergunakan dalam bidang seni dan estetika antara lain kertas,
kanvas, cat dan sabun.
1. Kertas
Kertas merupakan bahan polimer selulosa yang dibuat dari kayu.
Kayu dibuat menjadi bubur sehingga membentuk bubur kayu yang
disebut pulp. Untuk mendapatkan kertas yang berwarna putih maka
ditambahkan bubuk pemutih klor.
2. Kain Kanvas
Kain yang berkaitan dengan sandang dapat dibuat dari bahan
tumbuhan (katun), hewan (sutra,wol) atau sintetis (bahan poliamida
atau poliester). Adapun kain kanvas yang mempunyai serat yang kasar,
terbuat dari bahan serat tumbuhan yang diperoleh dari serat kulit
pohon atau bisa juga berasal dari batang pohon, tangkai ataupun daun.
3. Cat
Penggunaan cat pada lukisan sama seperti cat untuk kebutuhan
papan, hanya biasanya cat minyak atau cat air tidak diencerkan. Cat
mengandung senyawa makromolekul PVAC (Poly Vinyl Acrylic) dan
lateks (getah karet). Getah karet tersusun atas monomer isoprena
sehingga makromolekulnya adalah poliisoprena.
4. Sabun dan Detergen
Sabun dan detergen merupakan bahan pembersih yang penggunaannya
untuk mencuci alat dapur, mandi, mencuci tangan dan sampo. Sabun
memiliki bahan yang berbeda dengan detergen dibuat dari bahan kimia
yaitu senyawa ABS (alkil benzensulfonat). Kelemahan detergen adalah
sukar terurai oleh mikroorganisme sehingga detergen dapat mencemari
lingkungan.