Waktu Itu Bukan Uang
Waktu Itu Bukan Uang
Sejak kecil saya diajarkan dengan sebuah peribahasa “Waktu itu adalah uang” (Time is money).
Betapa banyaknya waktu yang saya gunakan hanya untuk mencari uang. Saya tidak suka
membuang-buang waktu. Kalau ada pekerjaan yang tidak menghasilkan uang, saya tidak mau
mengerjakannya. Berpikir bahwa waktu itu adalah uang, saya berusaha malakukan segala
pekerjaan secara efektif dan efesien, yang terpenting adalah pekerjaan selesai tepat waktu, apa
pekerjaan hari ini harus selesai hari ini, semuanya harus rapi.
Cape, hari-hari semakin banyak kerja, beban semakin bertambah. Hidup sepertinya penuh
dengan pekerjaan, tugas dan tanggungjawab. Pergi pagi pulang malam, lebih lagi dalam
perjalanan yang sering macet. Ah.. hidup ini harus berjuang melawan waktu.
Setelah saya merenungkan, waktu itu bukan uang tapi kehidupan. Jika waktu itu adalah uang,
nilainya adalah kwantitas. Namun, jika waktu itu adalah kehidupan, nilainya adalah kualitas.
Sekarang saya mau mengubah diri, memandang waktu sebagai kehidupan. Tidak penting berapa
yang saya dapatkan hari ini. Saya hanya ingin menjalani hari-hari saya dengan penuh
kebahagiaan bersama orang-orang disekitar saya yang merasa hal yang sama. Kwantitas tanpa
kualitas adalah sia-sia.
Dengan memandang waktu sebagai kehidupan, kita melihat hidup, bukan yang sekarang ini,
tetapi masa depan. Akhirnya kita memiliki visi yang hidup dalam setiap waktu dalam hidup.