Anda di halaman 1dari 7

DEPARTEMEN

KEUANGANREPUBLIKINDONESIA
DIREKTORAT
JENDERALBEA DANCUKAI
TIIWKERJAIMPLEMENTASI
CUSTOMSADVANCETRADESYSTEM
JalanJenderalA.
Yani Telp.: 4890308ext.301
- 13230
Jakarta Faks: 4891489
KotakPos 108Jakarta- 10002 wlwv.oeacukai.qo.d
Nomor:5^04 /cATs/2009 I Nltei
zoos
Sifat : Segera
Hal : UndanganWorkshopPengembangan
NationalLogisticsSystem
Melaluilmplementasi
CATS

Sehubungan InstruksiDirekturJenderalNomorINS-o1/BC/2009tanggal25 Maret2009


mengenaiPersiapan Uji Cobalmplementasi CATS (CustomsAdvancedTradeSystem)dan Hasil
Rapat PejabatStaf Inti dan Kepala KantorWilayahTerkaittanggal 16 April 2OOgtentang
Pembahasan PersiapanRencanalmplementasi customsAdvanceTradesystem(OATS)untuk
fahap Piloting,disampaikan bahwaakan diadakanworkshopdalam rangkamengembangkan
nationallogisticssystemmelaluiimplementasi CATSpada:
Hari/Tanggal: Senin- SelasaI 18- 19 Mei2009
Tempat :Aula LokaMudaGedungB Lantai5
KantorPusatDJBC,JI.Jend.A. Yani,Jakarta(13230)
Waktu :08.00-selesai.
Pesertaworkshopadalahperusahaan/penyedia jasa layananyang terbagimenjadi4
(empat)kelompok, yaitu:
1. ApplicationServiceProvider(ASP);
2. LogisticsOperator;
3. FleetManagemenfSysfem;dan
4. SecuritySystem
dengankualifikasi
sebagaiberikut:
a. memenuhislandardan praktikyangberlakusecarainternasional terkaitaspekteknologi
yangdigunakan,
b. mempunyai pengalaman di bidangkerjanyaminimal2 (dua)tahun,
c. diutamakanbagi yang telah mempunyaipengalamaninternasional yang ditunjukkan
dengan adanya klien internasional/perusahaan multinasionalyang pernah dan/atau
sedangbekerjasama denganperusahaan.
Dalamrangkaefektifitas kegiatan,makaTim membatasi jumlahpesertauntuktiap{iap
kelompok maksimalsebanyak3 (tiga)pesertayangakanditentukan berdasarkanhasilpengkajian
atasmateriyangtelahdisampaikan sebelumnya.
Bagiperusahaan/penyedia jasa layananyangtertarikuntukmengikutiworkshop tersebut
diharapsegera menyampaikanletter of intent, companyprofile, dan materi/bahanyang akan
dipresentasikan
dalambentuksoftcopypaling lambattanggal l4 Mei 2009kepadaTim Kerja
lmpfementasiCATSDJBCmelaluie-maildenganalamatcats.djbc@gmail.com.
Segaladata dan materiyangdisampaikan
akanmenjadimilikTim Kerjalmplementasi
CATSDJBCdantidakuntukdisebarluaskan.
Demikian atasperhatiannya
disampaikan, diucapkan
terimakasih.

Tim Kerjalmplementasi
AdvancedTradeSvstem

HeriKristiono
NIP060035988
Tembusan Yth.:
DirekturJenderalBeadanCukai
Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

TERM OF REFFERENCE
CUSTOMS ADVANCE TRADE SYSTEM (CATS)

I. PENDAHULUAN
Liberalisasi perdagangan berdampak pada berkembangnya ukuran (in term of value and
volume of trade), model perdagangan internasional, dan jenis barang yang diperdagangkan
(type of goods being traded). Hal tersebut membuat pasar global menjadi sangat kompetitif
dimana perdagangan dan investasi akan mengarah pada lokasi yang mempunyai keunggulan
ekonomi serta fasilitas yang lebih baik. Fasilitas perdagangan (trade facilitation), biaya logistik
yang rendah, dan kualitas pelayanan publik yang baik bukanlah suatu kemewahan (luxury)
tetapi merupakan suatu keharusan (necessity).
Tuntutan internasional yang terkait dengan perdagangan internasional adalah bagaimana
menciptakan integrated logistics system yang dapat menunjang fasilitasi perdagangan. Untuk
itu perlu adanya National Logistics System yang dapat menjawab tuntutan-tuntutan:
 Increasing complexity of trade (type of good, quantity size, and method);
 Demand for improving service (time, cost, and predictability);
 Demand for improving method for good supervision (improve visibility the flow goods);
 Need of real data at real time (for economic analysis and improving fiscal policy).
Selain dapat menjawab hal-hal di atas, suatu sistem logistik nasional harus merupakan suatu
aliran distribusi yang melibatkan 4 PL (party logistics) yaitu warehouse, distribution,
transportation, and customs. Rantai distribusi logistik yang baik harus dapat mewujudkan
fast and efficient distribution, achieve zero inventory, deliver the best security (24/7), fast
container handling clearance, dan efficient warehousing service management.
Rantai Distribusi

Sistem perdagangan global sangat rentan terhadap bahaya terorisme dan penyebaran isu-isu
negatif lainnya yang tentunya dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Institusi kepabeanan di seluruh dunia yang dikoordinasikan oleh WCO (World Customs
Organization) dituntut untuk meningkatkan security dengan tetap menjamin kelancaran arus
barang perdagangan internasional. Untuk itu WCO menyusun WCO SAFE Framework yang
bertujuan:
- Untuk dapat dijadikan sebagai standar dalam menciptakan keamanan dan fasilitasi
pada rantai distribusi barang serta implementasinya pada tingkat yang lebih luas guna
meningkatkan certainty and predictability.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 1


Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

- Mengakomodasi penerapan integrated supply chain management untuk semua moda


transportasi.
- Meningkatkan peranan, fungsi, dan kapabilitas institusi kepabeanan guna menghadapi
tantangan dan kesempatan di abad ke-21.
- Memperkuat kerjasama antar administrasi kepabeanan untuk dapat meningkatkan
kemampuannya dalam mendeteksi high-risk consignments.
- Memperkuat kerjasama antara institusi kepabeanan dengan dunia usaha.
- Menunjang kelancaran arus barang di rantai distribusi perdagangan internasional yang
aman.
Empat elemen dasar SAFE Framework:
1. Harmonisasi atas infrastruktur advance electronic cargo information atas pengiriman
barang.
2. Penerapan manajemen resiko yang konsisten dalam mengatasi ancaman/gangguan
keamanan yang melalui arus barang.
3. Teknik outbound inspection yang dilakukan oleh administrasi kepabeanan berdasarkan
risk targeting methodology dengan menggunakan non-intrusive detection equipment.
4. Memberikan keuntungan bagi dunia usaha yang memenuhi minimal supply chain
security standards and best practices.
Untuk dapat menunjang praktek perdagangan modern di era liberalisasi perdagangan,
diperlukan peran kepabeanan yang dapat memberikan model administrasi dan prosedur
yang sederhana (simple), dapat diprediksi (predictable), dan efisien. Dalam mewujudkan hal
tersebut, diperlukan adanya suatu model logistik yang bersifat well-managed dan
menggunakan teknologi informasi yang dapat diintegrasikan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dan menghindari terjadinya coordination failure. Sistem tersebut
merupakan suatu rekayasa atas bisnis proses yang telah ada dan melibatkan kerjasama dan
sinergi semua pihak baik yang bersifat B2B (business to business), B2G (business to
government), dan G2G (government to government).
Model logistik sebagaimana dimaksud di atas selanjutnya disebut dengan Customs Advance
Trade System (CATS).

II. KONSEP DAN MODEL


Dari berbagai masalah yang ada, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menawarkan solusi
yang bersifat quick win dengan pendekatan biaya minimum (minimizing cost) dan optimasi
waktu yang diperlukan dalam rangka implementasi, serta dalam penyesuaian terhadap
peraturan terkait. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka penerapan Customs Advance
Trade System (CATS), maka dapat ditetapkan prioritas untuk memberi solusi terhadap
masalah logistik terutama yang berhubungan dengan proses port clearance dan customs
clearance.
Secara garis besar CATS adalah:
1. Suatu sistem yang mengintegrasikan logistics system, security system dan fleet
management system.
2. Utilisasi supply-chain management.
3. Penerapan WCO SAFE Framework dan Authorized Economic Operator (AEO).
4. Penerapan Container Security Initiative (CSI) / Customs-Trade Partnership Against
Terorism (CTPAT).
5. Utilisasi hub - spoke system dan inland port.
6. Rekayasa bisnis proses terkait customs and port clearances.
7. Integrasi Transways 4 PL (Party Logistics).

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 2


Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

8. Mengkombinasikan less physical inspection dan optimalisasi penggunaan information


technology.
9. Sistem pelayanan dan pengawasan prima atas prosedur kepabeanan (ekspor, Tempat
Penimbunan Berikat/bonded zone).
10. Integrasi port community.
11. Penerapan Intermoda Transportation System (railways, trucking).
12. Skema tatakerja: B2B, B2G, G2G.
13. Kerjasama antar negara melalui Customs Mutual Recognition.
CATS melakukan perubahan atas sistem pelayanan dan pengawasan yang telah ada dengan
mengoptimalkan penggunaan infrastruktur information technology (IT) dalam rekayasa bisnis
proses yang ada. Ini artinya sistem pelayanan maupun pengawasan sekarang yang
menitikberatkan pada proses manual seperti pemeriksaan fisik atas dokumen dan barang
akan semakin berkurang dengan digunakannya piranti dan infrastruktur IT.
Beberapa aspek teknologi yang akan diterapkan dalam implementasi CATS adalah:

A. Logistics Application Service Provider (ASP)


Secara definisi, Application Service Provider (ASP) adalah suatu entitas pihak ketiga yang
memberikan solusi dan sistem pelayanan yang berbasis software atas proses manajemen
dan distribusi yang menghubungkan suatu pihak dengan pihak lainnya melalui jaringan
wide area network (WAN) dengan central data center.
Fungsi ASP pada model CATS adalah sebagai penyedia layanan berbasis komputer atas
sistem jaringan komunikasi data antar pengguna (user) yang terlibat dalam logistics
process dan port & customs clearence. Untuk itu perlu untuk dibangun suatu gateway-
portal yang disediakan oleh operator spoke area atau inland port yang terintegrasi
dengan inhouse system pihak lain yang terkait dengan CATS.
Melalui ASP maka kompleksitas penggunaan software terkait logistics system dan
efisiensi cost pengadaan aplikasi tertentu dapat dikurangi. Hal ini dapat dimungkinkan
karena pihak ASP harus dapat memberikan garansi atas hal-hal sbb:
- pemeliharaan atas sistem dan jaringan,
- layanan up-to-date atas sistem aplikasi,
- 24 x 7 dukungan teknis,
- physical and electronic security, dan
- in-built support atas kelangsungan bisnis dan fleksibilitas kinerja.
Posisi software aplikasi berada pada sistem di vendor (ASP) dan dapat di akses oleh users
melalui internet (web browser) dengan menggunakan HTML atau pada hal tertentu
software dapat juga disediakan oleh vendor.
Sistem aplikasi yang akan dipergunakan pada CATS juga memungkinan untuk dapat
melakukan interface dengan custom client software melalui protokol XML API
(application programming interface) yang juga dapat diintegrasikan dengan in-house
systems lain (contoh: in-house DJBC, NSW).
Fitur umum lain terkait ASP adalah:
- ASP mempunyai hak secara penuh untuk memiliki dan mengoperasikan aplikasi
berbagai software dalam sistem yang digunakan;
- ASP adalah pihak yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan dan melakukan
pemeliharaan atas server yang menunjang operasional software;
- ASP menyediakan informasi kepada users melalui internet atau ‘thin client’;
- ASP dapat membebankan tagihan penggunaan aplikasinya dengan metode "per-use"
basis atau monthly/annual fee.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 3


Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

B. Penggunaan Electronic Seal (eSeal)


Penggunaan electronic seal (eSeal) yang digunakan dalam CATS ditujukan sebagai
Container Security Device (CSD) selain juga dapat difungsikan sebagai pengganti segel
DJBC yang terbuat dari kertas (sticker) yang
dirasakan kurang memenuhi syarat dalam
penggunaannya di lapangan. Melalui
penggunaan Customs eSeal yang
menggunakan teknologi RFID (Radio
Frequency Identification) diharapkan dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan
pengawasan DJBC serta dapat menunjang
kelancaran pelayanan arus barang terutama
terkait port and customs clearence.
Berkaitan dengan penerapan IT atas faktor security, harus comply dengan standar yang
berlaku secara internasional. Salah satu standar yang dapat dipakai disini adalah GS1
(Global Standards-1) yang merupakan standar yang berlaku dan dipakai secara umum di
seluruh dunia terkait proses identifikasi dalam sistem logistik.
Secara umum, teknologi eSeal yang akan dipakai dalam CATS harus mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
• Menggunakan teknologi permanent active RFID eSeal (transmit & receive data);
• Dapat digunakan berulangkali (reusable);
• Dapat memuat data yang diperlukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam
logistics;
• Sesuai dengan standar internasional terkait aspek security, service, dan logistic
requirements (contoh: ISO, GS-1);
• Mampu untuk mengantisipasi kerusakan baik physical maupun data content;
• Adanya sensor yang dapat mengindikasikan kondisi lingkungan kontainer.
Melalui penggunaan eSeal dan teknologi RFID, proses rekonsiliasi data yang sebelumnya
berlangsung secara manual dan memerlukan waktu yang cukup lama akan dapat menjadi
lebih efisien baik dari sisi waktu maupun biaya operasionalnya serta dapat lebih di-
manage dari sisi risiko dan validitas datanya.
Security and Trackability on Movement of Goods

C. Fleet Management System


Dalam rangka menunjang kinerja logistik supaya dapat lebih optimal, diperlukan adanya
sistem yang menyediakan informasi terkait pergerakan arus barang (cargo) dan moda

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 4


Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

transportasi. Pada beberapa negara yang mempunyai logistics enviroment yang maju,
layanan penyedia informasi yang dapat menunjang kegiatan logistik maupun proses lain
yang berhubungan seperti shipping & port management merupakan hal yang cukup vital
untuk dapat disediakan, contoh:
- Korea  Commercial Vehicle Operation System,
- Jepang  Intelligent Transport System (Vehicle Information & Communication
System, Advance Cruise-Assist Highway System).
Informasi mengenai fleet management system pada model CATS ini mencakup kegiatan
pada inland & intermoda transportation, namun tidak menutup kemungkinan untuk
dapat dikembangkan pada level yang lebih advance yaitu hingga barang dimuat di sarana
pengangkut tujuan ekspor dan seterusnya. Hal tersebut dapat dimungkinkan dengan
digunakannya teknologi GPS (Global Positioning System) dan GIS (Geographic Information
System) sebagai sarana pendukung pada sistem ini.
Teknologi GPS dengan menggunakan platform GSM/GPRS
pada (Fleet Management System)

GPS Satellite

FMS Server
GSM Network

Internet

Vehicle Vehicle
Client Base Handphone
Station (N1)

Client Base
Station (N2) Client Base
Station (Nx)

Handphone
GPRS platform
Client Base Station GSM platform
with GSM Modem

Secara umum informasi yang dapat disediakan pada fleet management system meliputi:
- Real time tracking service of vehicles and freight;
- Vehicle operation management;
- Freight transport arragement;
- Cyberspace logistics information; dan
- Weather, traffic conditions, map information.
Melalui penerapan fungsi fleet management system tentunya diharapkan akan dapat
meningkatkan kapasitas dari infrastruktur logistik yang telah ada sehingga dapat
menghasilkan kapasitas riil yang lebih optimal.

D. Implementasi Customs Mutual Recognition


Melalui implementasi WCO SAFE Framework dan konsep AEO tentunya akan dapat
meningkatkan Customs-to-Business relationship, sehingga pertukaran data antara pelaku
usaha dengan DJBC dan juga antar institusi kepabeanan di dunia (Customs-to-Customs
relationship) dapat diakomodasi secara lebih riil yang tentunya sangat berguna bagi
fungsi manajemen resiko maupun pengambilan keputusan di bidang kepabeanan.
Jaringan data dan informasi logistik (seamless data pipeline) pada model CATS dapat
digunakan untuk proses akreditasi dengan pihak yang berkepentingan di negara tujuan
terutama dalam rangka proses mutual recognition. Melalui proses tersebut, diharapkan
dapat lebih meningkatkan kerjasama antar negara terutama di bidang kepabeanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 5


Workshop of Customs Advance Trade System (CATS) 2009

khususnya dalam rangka penerapan Container Security Initiative (CSI) maupun Customs -
Trade Partnership Against Terorism (CTPAT).

CATS diharapkan dapat digunakan sebagai modal dasar kerjasama Customs-to-Customs


sehingga proses mutual recognition dapat diwujudkan dalam rangka mendorong
kemudahan ekspor dari dalam negeri ke luar negeri untuk mendapatkan perlakuan yang
lebih baik daripada sebelumnya (contoh: green line atau priority line). Hal ini tentunya
juga seiring dengan konsep Integrated Border Management antar negara.

III. RENCANA IMPLEMENTASI


Berdasarkan pada penelitian, ditemukan bahwa ekspor tidak bisa lepas dari impor, karena
karakteristik dari barang ekspor Indonesia adalah untuk menghasilkannya diperlukan
komponen (seperti mesin) dan material bahan baku yang berasal dari impor. Selain itu
karakteristik lain adalah bahwa sebagian besar ekspor dihasilkan oleh perusahaan yang
mendapat fasilitas kepabeanan. Artinya untuk menyelesaikan masalah ekspor maka harus
juga melihat bagaimana meningkatkan kinerja pelayanan dan pengawasan terhadap impor
dan fasilitas kepabeanan.
Penerapan CATS jika dijabarkan ke dalam fase waktu berdasarkan staging strategy phase ke
dalam bentuk roadmap adalah sebagai berikut:

•Initial Preparation & Piloting


•Tahap Piloting (Daerah Industri di Bekasi & Gedebage -Bandung)
Stage-1  2009 – mid 2010

•Initial Implementation
•Tahap Ujicoba / Softlaunching  mid 2010
Stage-2 •Implementasi Tahap I (Jabodetabek)  mid 2010 – end 2011

•Intermediate Implementation
Stage-3 •Implementasi Tahap II (P. Jawa)  end 2011 - 2013

•Advance Implementation
•Implementasi Tahap III (luar P. Jawa)  2013 - ...
Stage-4

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Page 6

Anda mungkin juga menyukai