Anda di halaman 1dari 10

RENCANA

PENGEMBANGAN

LABORATORIUM GEOSPASIAL
MEULABOH

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR


DAFTAR ISI

I. LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN LABORATORIUM - 02


II. RINGKASAN PROGRAM -03
III. NILAI PENTINGNYA -04
I. VISI LABORATORIUM - 06
IV. MISI LABORATORIUM - 06
V. TUJUAN -07
VI. MANFAAT -07
VII. KELEMBAGAAN PENGELOLA-07
VIII. PEMBIAYAAN -08
IX. LAMPIRAN-08

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


2
I. LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN LABORATORIUM

Rencana Pembangunan laboratorium tidak lepas dari Piagam


Kerjasama pada tanggal 17 Mei 2010 nomor : RT.08.01/02-
Sesma/05/2010 dan nomor surat Bupati Aceh Barat serta nomor
surat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UTU diantara Para
Pihak yaitu Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
dengan Pemerintah Daerah Aceh Barat dan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar tentang
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Geospasial
Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Aceh di era mendatang menghadapi tantangan spesifik


dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Tsunami 2004 yang
menyebabkan kerusakan fatal di sebagian besar sentra
pertumbuhan ekonomi Aceh menyadarkan tentang pentingnya
memahami wilayah potensi bencana sebagai kesadaran dini
terhadap kegiatan mitigasi dan adaptasi.

Selain itu, Aceh memiliki sejumlah keunikan yang


menguntungkan seperti keanekaragaman hayati, sumberdaya
alam yang melimpah. Namun demikian Aceh akan menghadapi
tantangan yang tidak ringan, antara lain meningkatnya kasus-
kasus yang terkait dengan peningkatan jumlah penduduk,
degradasi kualitas lingkungan seperti bencana longsor, banjir
maupun bencana alam.

Isu global yakni meningkatnya suhu bumi juga tantangan yang


perlu diantisipasi. Meningkatnya suhu bumi membawa sejumlah
perubahan pada ekosistem bumi, yakni musim kemarau yang
lebih panjang, curah hujan yang lebih lebat, dan naiknya
permukaan air laut akibat pemanasan global.

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


3
Perubahan-perubahan tersebut memicu sejumlah masalah.
Musim kemarau yang lebih panjang menyebabkan gagal panen
dan berimplikasi pada ketahanan pangan. Musim kemarau yang
lebih panjang juga memicu krisis air bersih, dan kebakaran
hutan. Kenaikan permukaan air laut menyebabkan akan banyak
wilayah pesisir terendam, pergeseran wilayah pantai, serta
tenggelamnya sebagian pulau. Hal ini akan berimplikasi pada
akibat sosial ekonomi masyarakat.

Kondisi itu juga menyebabkan penurunan pH air laut, hingga


berpotensi menghambat pertumbuhan dan akhirnya akan
mematikan biota dan terumbu karang. Selanjutnya, perubahan
habitat, migrasi dan populasi ikan serta hasil laut lainnya ini
berimplikasi pada sosial dan ekonomi masyarakat. Kenaikan
suhu bumi pun akan memicu meningkatnya kasus penyakit
tropis seperti malaria dan demam berdarah.

Semua perubahan pada aspek kebumian akibat efek pemanasan


global atau perubahan iklim itu perlu dipantau terus-menerus
agar diperoleh data dan informasi geospasial yang akurat dan
sistematik dalam rentang waktu yang panjang. Selain itu
informasi geospasial dapat digunakan untuk membuat prediksi
dan membaca tren ke depan serta merancang langkah antisipasi
untuk menekan dampak negatifnya.

Oleh karena itu perencanaan pembangunan Aceh perlu


didukung oleh informasi geospasial semacam itu untuk
menjamin tercapainya pembangunan berkelanjutan.

II. RINGKASAN PROGRAM


Laboratorium Geospasial Meulaboh didirikan dalam rangka
untuk meningkatkan kemampuan Para Pihak dengan upaya
mengoptimalkan penerapan dan pengembangan ilmu

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


4
pengetahuan dan teknologi terutama pengumpulan,
pengelolaan data/ informasi spasial lingkungan dan sumberdaya
wilayah untuk menunjang pembangunan daerah yang
berkelanjutan. Untuk maksud tersebut di lakukan :
1. Penelitian dan pengembangan aplikasi teknologi geospasial
dalam mengkaji potensi sumberdaya alam wilayah pesisir
dan laut bagi kesejahteraan masyarakat.
2. Mengembangkan inovasi riset aplikatif, pendidikan dan
sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian potensi sumberdaya
alam pesisir dan laut.
3. Mengembangkan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir dan
laut bagi masyarakat.

III. NILAI PENTINGNYA LABORATORIUM


Sumberdaya pesisir dan laut menyediakan sumbangan yang
sangat penting bagi perekonomian Indonesia dan juga bagi
kepentingan global dan nasional karena keanekaragamannya
yang sangat tinggi. Bagi Provinsi Aceh, pengelolaan sumber
daya pesisir dan laut diharapkan dapat menunjang pertumbuhan
ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya nelayan Aceh. Namun demikian, pengelolaan saat ini
belum cukup memenuhi harapan tersebut disamping belum
terpenuhinya tujuan perlindungan dan permanfaatan
berkelanjutan dari sumberdaya pesisir dan pantai tersebut.
Kasus eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang luas. Kondisi yang
terjadi saat itu kurang lebih disebabkan oleh tidak ada/lemahnya
:

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


5
1. pendekatan terpadu dalam perencaan dan pengelolaan
kawasan pesisir.
2. informasi dan data sebagai dasar dalam pengembilan
kebijakan pengelolaan
3. transparansi dalam pengalokasian pemanfaatan
sumberdaya
4. keterlibatan masyarakat lokal dan pemerintah daerah
dalam pengengelolaan sumberdaya laut.

Menyikapi kondisi dan perkembangan tersebut di atas, pada


tanggal 17 Mei 2010, BAKOSURTANAL bersama Pemerintah Aceh
Barat dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Teuku Umar menandatangani piagam kerjasama dalam hal
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi survey dan pemetaan.

Selanjutnya berdasarkan kesempatan tersebut disepakati


pendirian Laboratorium Geospasial di Aceh Barat sebagai
implementasi piagam kerjasama.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka dalam


Laboratorium Geospasial Meulaboh dilaksanakan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Pembangunan laboratorium
a. Penyediaan lahan oleh Pemerintah Daerah Aceh Barat
b. Sarana dan Prasarana jalan, listrik dan lingkungan oleh
Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintahan Daerah Aceh
Barat
c. Sedang perlengkapan fisik sebagai perlengkapan
utama suatu laboratorium geospasial akan dilaksanakan
oleh BAKOSURTANAL
2. Kegiatan penelitian dan pengembangan riset dibidang
“Tropical Marine Coastal Geospatial” dilaksanakan oleh

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


6
BAKOSURTANAL, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Teuku Umar serta instansi di lingkungan Provinsi
Aceh dan Kabupaten/Kota pantai Barat Selatan yang terkait
dengan sumberdaya kelautan dan pesisir.
3. Kegiatan sosialisasi hasil-hasil Riset Inovatif di bidang
Kepesisiran untuk meningkatkan ketergunaan informasi
geospasial khususnya sumberdaya alam pesisir dan laut

IV. VISI
Terwujudnya pusat model penelitian bidang survei dan
pemetaan wilayah pesisir serta pusat informasi geospasial
pesisir untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir secara
terpadu dan lestari dengan pendekatan geografis

V. MISI
1. Mengaplikasikan dan mengembangkan IPTEK untuk mengkaji
potensi sumberdaya pesisir bagi kesejahteraan masyarakat
2. Mengembangkan inovasi riset aplikatif, pendidikan dan
sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian wilayah pesisir
3. Mengembangkan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir
Indonesia bagi masyarakat luas (lokal, nasional, dan
Internasional)

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


7
VI. TUJUAN
1. Sebagai sarana dalam Pengembangan IPTEK GEOSPASIAL
(Pengumpulan, Pengelolaan, Aplikasi serta desiminasi hasil)
2. Sebagai sarana dalam Pengembangan IPTEK
PENGELOLAAN EKOSISTEM PESISISIR DAN LAUT
(Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ilmu dan
Teknologi Bidang Survei dan Pemetaan khususnya di wilayah
Pesisir dan Laut)
3. Sebagai sarana dalam Pengembangan PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (merupakan aplikasi teknologi inovatif bagi
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan laut secara
lestari.

VII. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat:
Laboratorium menjadi pusat sumber informasi dasar sebagai
salah satu landasan bagi pengelolaan sumberdaya yang ada di
kawasan pesisir dan laut khususnya di Pantai Barat Selatan Aceh
serta sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat melalui
museum dan bangunan pameran bertemakan “Monumental
Tsunami 2004”
2. Bagi pembangunan:
Laboratorium merupakan sumber informasi awal pemerintah
sebagai pedoman dalam penentuan kebijaksanaan pengaturan
dan pengelolaan
3. Aplikasi Teknologi Tepat Guna
Kegiatan aplikasi teknologi tepat guna merupakan upaya inovasi
terhadap teknologi yang telah digunakan masyarakat di
kawasan pesisir dengan harapan hasil inovasi tersebut dapat
membantu masyarakat setempat meningkatkan taraf hidup
serta menjaga kelestarian ekosistem pesisir

Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh


8
VIII. KELEMBAGAAN PENGELOLA
Kelembagaan pengelola laboratorium diharapkan melakukan
kegiatan: (1) menyusun rencana kerja kegiatan dan
penganggarannya berdasarkan Rencana Pengembangan
Laboratorium Geospasial Pesisir Meulaboh; (2)
menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup
Laboratorium; (3) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
kepada pimpinan Para Pihak (BAKOSURTANAL, Bupati Aceh
Barat dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Teuku Umar). Untuk lebih mengoptimalkan kinerja Laboratorium
Geospasial Meulaboh Unit Kerja Pengelola Laboratorium dapat
mengadakan kerjasama dengan Pihak Lain.

IX. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Laboratorium Geospasial Meulaboh dibebankan
pada Para Pihak, sesuai denganrencana kegiatan yang menjadi
tanggung jawab Para Pihak yaitu (1) PIHAK PERTAMA akan
menyediakan data dan informasi geospasial lingkungan dan
sumberdaya wilayah kelautan yang ada serta sarana
pendukungnya, (2) PIHAK KEDUA akan mengembangkan
sumberdaya manusia melalui penelitian dan pengembangan
serta pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan informasi
lingkungan dan sumberdaya wilayah kelautan serta
menyediakan sarana pendukungnya dan (3) PIHAK KETIGA akan
memanfaatkan dan menyediakan data/ informasi lingkungan
dan sumberdaya wilayah kelautan serta prasarana fisik
pendukungnya untuk mendukung pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat

X. LAMPIRAN

1. Piagam Kerjasama pada tanggal 17 Mei 2010 nomor :


RT.08.01/02-Sesma/05/2010 dan nomor surat Bupati Aceh
Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh
9
Barat serta nomor surat Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan UTU tentang Pengembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Geospasial Kelautan untuk Pembangunan
Berkelanjutan.
2. Perhitungan Pembiayaan Rencana Pembangunan Fisik
Komplek Laboratorium Geospasial Meulaboh.
PERKIRAAN BIAYA PEMBANGUNAN KOMPLEK LABORATORIUM GEOSPASIAL MEULABOH
KEGIATAN SATUAN JUMLAH HARGA TOTAL
Lampiran
A.
2. Perhitungan Pembiayaan Rencana Pembangunan Fisik Komplek
PEMATANGAN LAHAN
1 Penanganan
Laboratorium Lahan
Geospasial Meulaboh.
- Pembersihan Lahan paket 1 250.000.000
- Pembentukan Lahan paket 1 750.000.000
- Pematangan Lahan paket 1 2.150.000.000
Sub Total 3.150.000.000

B. BANGUNAN MUSEUM 4 LANTAI DENGAN PUNCAK KUPIAH


m2 1.500 4.350.000.000
m2 850 2.850.000.000
m2 550 1.780.000.000
Sub Total 8.980.000.000

C. BANGUNAN LABORATORIUM 2 LANTAI


Lantai Bangunan m2 375 2.650.000.000
Sub Total 2.650.000.000

D. BANGUNAN LABORATORIUM ALAM DAN EKOLOGI 2 LANTAI


Lantai Bangunan m2 512 2.950.000.000
Sub Total 2.950.000.000

E. BANGUNAN PAMERAN
1 Bangunan bagian dalam m2 225 645.000.000
2 Bangunan bagian luar m2 750 985.000.000
Sub Total 1.630.000.000

F. PERUMAHAN
1 Rumah Type 120 unit 1 390.000.000
2 Rumah Type 60 unit 1 190.000.000
3 Rumah Type 45 unit 1 285.000.000
Sub Total 865.000.000

G. PEMBUATAN PAGAR
1 Pagar Bagian Dalam Antar Bangunan m 875 875.000.000
2 Pagar Keliling Luar m 1.400 1.225.000.000
Sub Total 2.100.000.000

H. PELAKSANAAN
1 Perencanaan paket 1 560.000.000
2 Pengawasan paket 1 505.000.000
3 Tim Teknis/Pengelola paket 1 265.000.000
Rencana Pengembangan Laboratorium Geospasial Meulaboh
Sub Total 1.330.000.000
10

TOTAL PERHITUNGAN 23.655.000.000


(DUA PULUH TIGA MILYAR ENAM RATUS LIMA PULUH LIMA JUTA RUPIAH )

Anda mungkin juga menyukai