1 BFF0700 D 01
1 BFF0700 D 01
B. Masalah Pembuktian
Salah satu cara membuktikan kebenaran suatu pernyataan dikenal dengan metode
analitik (Posamentier dan Stepelmen,1986:117), yang menjembatani masalah yang muncul
antara hipotesis dan konklusi. Metode ini memuat serangkaian ‘langkah mun-dur’ yang
berawal konklusi dan berakhir pada hipotesis. Dengan kata lain, keseluruhan bukti dapat
dikonstruksi dengan berawal dari konklusi dan pemecah masalah mengaju-kan pertanyaan:
“Langkah sebelumnya yang bagaimanakah yang menghasilkan langkah atau tahapan ini?”
Setelah memperoleh jawabnya, pertanyaan yang sama diajukan lagi yang terkait dengan
jawaban yang baru saja diperoleh, sampai seluruh langkah dengan urutan logis hingga
menemukan jawabnya ‘secara terbalik’. Setelah sampai pada hipotesisnya, buktinya
Contoh 2:
Ruas garis AB adalah sebuah talibusur sebuah lingkaran yang salah satu diameternya
adalah ruas garis BD (A ≠ D). Titik E adalah proyeksi titik A pada BD . Buktikanlah
A
bahwa BE × BD = (BA)2
Dari masalah di atas, situasinya digambar:
Diketahui: Lingkaran (C, CA )
B E C D
AE ⊥ BD
Buktikan: BE × BD = (BA)2
Gambar 3.1
Analisis:
BE BA
1. BE × BD = (BA)2 dapat dibuktikan jika kita dapat menunjukkan bahwa = .
BA BD
BE BA
2. = dapat dibuktikan jika kita dapat menunjukkan bahwa ∆BEA ~ ∆BAD.
BA BD
Dengan demikian perlu ditarik ruas garis AD .
3. ∆BEA dapat dibuktikan sebangun dengan ∆BAD jika dapat ditunjukkan bahwa
mereka memiliki dua sudut sama besar (atau syarat kesebangunnan lainnya).
4. ∠B adalah sudut persekutuan kedua segitiga.
5. ∠BEA dan ∠BAD keduanya siku-siku. ∠BEA siku-siku karena titik E proyeksi titik
A pada BD. ∠BAD siku-siku karena menghadap busur setengah lingkaran (ingat,
BD diameter). Karena itu maka kesebangunan ∆BEA dan ∆BAD dipenuhi.
Tibalah pembuktiannya disajikan. A
Bukti:
Tarik AD .
∩
∠BAD = 90o, karena busur BD adalah busur B E C D
setengah lingkaran.
Perhatikan ∆BEA dan ∆BAD
Gambar 3.2
∠B = ∠B ⎫
⎬ ∆BEA dan ∆BAD sebangun (mempunyai 2 sudut sama, berarti 3
∠BEA = ∠BAD ⎭
sudut sama)
BE BA
Akibat kesebangunan tersebut: = ⇔ BE × BD = (BA)2 (terbukti)
BA BD
Contoh 3
Buktikanlah bahwa dalam setiap jajargenjang, jumlah kuadrat panjang diagonalnya
sama dengan dua kali jumlah kuadrat panjang sisi-sinya. D C
Diketahui: jajargenjang ABCD.
Buktikan : (AC)2 + (BD)2 = 2((AB)2 + (AD)2) t t
Bukti: Cara I
(Pemikiran awal: jumlah kuadrat panjang A x E B x F
AB – x
sisi terkait dengan teorema Pythagoras.
Gambar 3.3
Karena itu maka masalahnya “dipaksa” dibawa ke segitiga siku-siku. Jadi perlu bantuan
garis sehingga terjadi segitiga siku-siku).
Tarik DE dan CF tegaklurus AB (lihat gambar)
Misalkan AE = BF = x dan DE = CF = t
Dalam segitiga siku-siku BDE: (BD)2 = t2 + (AB – x)2 = t2 + (AB)2 – 2x(AB) + x2,
dan pada segitiga siku-siku ADE t2 + x2 = (AD)2
Dari kedua hubungan di atas didapat (BD)2 = (AD)2 + (AB)2 – 2x(AB) (*)
Pada segitiga siku-siku ACF: (AC)2 = t2 + (AB + x)2 = t2 + (AB)2 + 2x(AB) + x2,
Melalui substitusi t2 + x2 = (AD)2 didapat: (AC)2 = (AD)2 + (AB)2 + 2x(AB) (**)
Dari penjumlahan kesamaan (*) dan (**) didapatkan:
: (AC)2 + (BD)2 = 2((AB)2 + (AD)2) (terbukti).
Y
Bukti: Cara II
Jajargenjang ABCD diletakkan dalam (0, c) D(b, c) C(b + a, c)
sistem koordinat Kartesius.
Jika koordinat A, B dan D berturut-
turut (0, 0), (a, 0), dan (b, c) maka X
koordinat C adalah (b + a, c) O A(0, 0) (b, 0) B(a, 0) (b + a, 0)
Gambar 3.4
Contoh 4
Jika ketiga segiempat terkecil pada Gambar 3.5 adalah B C
B. Masalah Menemukan
Dalam masalah menemukan sesuatu dalam geometri (berupa lukisan atau bilangan),
strategi umumnya seperti yang dikemukakan pada bagian pendahuluan bab ini,
termasuk juga yang diuraikan pada Bab II. Masalah lukisan lebih banyak terkait dengan
sifat-sifat yang berlaku dalam geometri, sedangkan dalam menemukan, selain konsep
dan prinsip dalam geometri, sering memerlukan kemampuan dalam aritmetika dan
aljabar.
Contoh 1
Berapakah banyak diagonal sebuah segi-30?
Masalah di atas diselesaikan secara induktif dengan pola.
Menggambar sekaligus segi-30 beraturan beserta semua diagonalnya memuat kesulitan
teknis, baik karena diperlukan gambar yang cukup besar dan penghitungan banyak
diagonal yang sangat mungkin beberapa diagonal dihitung lebih dari sekali. Karena itu
digunakan strategi menyederhanakan masalah. Dimulai dari poligon yang memiliki
diagonal yaitu segi-4, kemudian segi-5, segi-6, dan segi-7 untuk memperoleh polanya.
Perhatikan banyak diagonal pada segi-n berikut.
segi-4 segi-5 segi-6 segi-7
Banyak diagonal:
2 ––––––––––> 5 ––––––––––> 9––––––––––––––>14 Gambar 3.7
+3 +4 +5
Contoh 2
Pada Gambar 3.8 di samping, segi-4-nya adalah
persegi dengan panjang sisi 1 satuan dan garis
lengkungnya masing-masing adalah busur
seperempat lingkaran. Hitunglah luas daerah yang
diarsir.
Penyelesaian
Gambar 3.8
Alternatif 1
Dicari lebih dahulu separo gambar yang dimaksud, D C
Alternatif 2
Pengalaman menunjukkan, bahwa Alternatif 1 adalah yang paling sering digunakan.
Namun ada penyelesaian unik yang pernah dikemukakan siswa tetapi jarang ditemukan
yaitu menggunakan ‘pendekatan komplementer” sebagai berikut.
Yang dicari pertama adalah separo daerah tak terarsir, misal daerah tak terarsir ABC
pada Gambar 3.10, yang diperoleh dari luas daerah persegi, dikurangi dengan luas
Luas daerah yang diarsir adalah komplemennya, yaitu luas persegi dikurangi yang tidak
diarsir = 1 – (2 – 1 π) = 1 π – 1.
2 2
persegi = 1 π – 1.
2
Contoh 3: C D
{1}
Dalam ∆ABC, titik-titik P, Q, dan R berturut- E
R [3]
turut terletak pada sisi AB , BC , dan AC .
{3}
AP : PB = BQ : QC = CR : RA = 1 : 3. Q
Hitunglah perbandingan luas ∆PQR : luas ∆ABC. [1]
Contoh 4:
Dalam ∆ABC, AB = 15, BC = 14, dan AC = 13. AD garis tinggi dan garis bagi sudut B
memotong AD di titik E. Hitung panjang DE .
(Soal ini mencakup substansi garis tinggi dan garis bagi suatu segitiga).
Diketahui: ∆ABC; a = 14, b = 13, c = 15. A
AD ⊥ BC.
15
Besar ∠ABE = ∠DBE. 13
E
Hitung: DE
o
Jawab: s = (14 + 13 + 15)/2 = 21. o
B D C
2
AD = ta = s( s − a )( s − b )( s − c ) 14
a
Gambar 3.12
2
= 21(21 − 14)(21 − 13)(21 − 15)
14
1
= 21 × 7 × 8 × 6
7
1
= × 3 × 7 × 22
7
= 12
Pada ∆ABD yang siku-siku di D: BD2 = AB2 – AD2 = 225 – 144 = 81 ⇒ BD = 9
Contoh 5
Hitunglah luas sebuah segi-8 yang titik-titik sudutnya terletak selingkaran, empat sisi
panjangnya masing-masing 2 cm dan empat sisi lain panjangnya masing-masing 3 cm.
Masalah di atas akan dipecahkan dengan beberapa cara, untuk dapat menggambarkan
berbagai strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan sebuah masalah.
C
Penyelesaian
D
Alternatif 1
Misalkan bangun yang dimaksud adalah P M B
E
segidelapan ABCDEFGH dengan pusat
Q
lingkaran luar titik O. Pada Gambar 3.13.
O
CD = DE = EF = FG = 2 cm dan A
F
CB = BA = AH = HG = 3 cm.
Luas segi delapan adalah jumlah 4 kali luas
G
∆OED dan 4 kali luas ∆OAB. H
Gambar 3.13
Karena panjang ED dan AB diketahui, yang diperlukan adalah garis tinggi segitiga-
segitiga tersebut, yang tidak lain adalah apotema terhadap talibusur ED dan AB , yaitu
OP dan OQ . Keduanya masing-masing terletak pada segitiga siku-siku DAE dan BAE
sehingga ada sifat-sifat kesejajaran dan kesebandingan yang dapat digunakan. Berikut
ini penyelesaiannya.
Tarik apotema-apotema OP dan OQ , talibusur EB dan AD .
OQ apotema → OQ ⊥ AB .
x x y y
2 3
x x y 2 2 y
3 3
2 2 3 3
3 3 x y y
x 2 2 2
3
x (i) x Gambar 3.14 y y
(ii)
⇔x=3 2 ⇔ y = √2
2
= 18 + 12√2 + 4 – 9 = 9 + 12√2 + 8 – 4
= 13 + 12√2 = 13 + 12√2
Dengan kedua cara di atas diperoleh hasil sama, luas segi-8 tersebut = (13 + 12√2) cm2.
Alternatif 3
Untuk menentukan luas segi-8 yang memiliki 4 sisi berukuran 2 cm dan 4 sisi
berukuran 3 cm, dipandang seperempat bagian daripadanya, yaitu yang memuat sebuah
sisi berukuran 2 cm dan sebuah sisi berukuran 3 cm. Seperempat bagiannya dapat
digambarkan seperti Gambar 3.15.
Misalkan panjang jari-jari lingkaran luar segi-8
A
tersebut = R. 2
D B
Luas segi-8 = 4 × luas segi-4 OABC p
= 4 ×(L∆OAB + L∆OCB)
3
q
=4× (1 Rp + 1 Rq)
2 2
= 2R(p + q) (^)
O E C
Pada ∆ABD: p2 + (R – q)2 = 22 (teorema Pythagoras)
⇔ p2 + R2 – 2Rq + q2 = 4 Gambar 3.15
⇔ 2R – 2Rq = 4, karena p + q = R
2 2 2 2
4
⇔ 2R(R – q) = 4 ⇒ R – q = (*)
2R
Pada ∆EBC: q2 + (R – p)2 = 9 (teorema Pythagoras)
⇔ q2 + R2 – 2Rp + p2 = 9
⇔ 2R2 – 2Rp = 9, karena p2 + q2 = R2
9
⇔ 2R( R – p) = 9 ⇒ R – p = (**)
2R
13 13
Dari (*) dan (**) diperoleh: 2R – p – q = ⇔ p + q = 2R –
2R 2R
52 ± 52 2 − 16 × 97
x= ;x>0
8
52 + 1152 52 + 24 2 13 + 6 2
⇒x= = =
8 8 2
13 + 6 2
R2 = yang jika digantikan pada (o) diperoleh:
2
⎛ 13 + 6 2 ⎞
Lsegi-8 = 4 × ⎜⎜ ⎟ – 13
⎟
⎝ 2 ⎠
= 26 + 12√2 – 13
= 13 + 12√2
Jadi Luas segi-8 ABCDEFGH = (13 + 12√2) cm2.