Anda di halaman 1dari 250

MENCARI TUHAN DALAM KESADARAN

Kata Pengantar

78 artikel yg menjadi isi dari ebook "Mencari Tuhan dalam Kesadaran" ini ditulis antara awal
Agustus 2008 sampai akhir Maret 2009, dan disusun secara kronologis, dari yg pertama kali ditulis
sampai yg terakhir. Hampir seluruhnya merupakan tanya-jawab antara berbagai rekan dan saya
dengan topik seputar spiritualitas manusia Indonesia: dari meditasi, mimpi, toleransi beragama,
kebebasan berpendapat, sampai spekulasi keberadaan Tuhan yg ternyata tidak lebih jauh daripada
kesadaran kita sendiri saja.

"Allah sebagai Kesadaran Tinggi (Higher Self)" merupakan salah satu topik yg dibahas, dan ada
banyak Allah-Allah lainnya lagi yg mungkin akan bisa anda temukan juga di sini, baik sengaja
maupun tidak sengaja. Ada banyak Allah dan ada satu Allah. Banyak dan satu cuma dua sisi dari
mata uang yg sama. Pluralisme adalah jalan mencapai solidaritas sosial. Bhinneka Tunggal Ika.
Berbeda tapi tetap sama juga. Ini hanyalah ungkapan-ungkapan dari pengertian tentang adanya
makna yg sama dalam haru biru kemajemukan bermasyarakat.

Pikiran kita juga majemuk, kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang, walaupun terkadang
sering merasa tidak bisa karena dipaksa untuk bertahan di satu perspektif yg sering kali juga sudah
tidak relevan maupun praktis bagi kehidupan keseharian kita.

Saya tidak mengklaim bahwa karya ini merupakan hasil olah pikir saya sendiri, tidaklah. Jelas
bahwa saya cuma partner berbagi untuk berbagai rekan dari seluruh Indonesia dan luar negeri juga
yg memilih untuk mengungkapkan pengalaman pribadinya dengan saya. Kita cuma berbagi saja:
dari pengalaman meditasi, kultivasi spiritualitas, sampai berbagai opini yg ringan dan lucu, dan
terkadang cukup berat juga.

Kalau berbagi jadinya tidak terlalu berat bukan? Kita belajar bersama, dan belajarnya dari satu sama
lain, dengan berbagi saja, habis dengan cara apa lagi?

Ebook ini dipersembahkan untuk semua teman-teman yg telah begitu antusiasnya membagi keluh
kesah maupun sorakan jiwanya dengan saya di dalam tulisan-tulisan ini, semoga bisa bermanfaat
juga bagi rekan-rekan lainnya.

Leo
Jakarta/April 2009

---------------

Daftar Isi:

1. Dibangunkan dari Tidur dan Kelanjutannya


2. Sex dan Gender
3. Manusia Diciptakan di Bumi
4. Apakah Alasan Kita Berpuasa
5. Imajinasi Pikiran
6. The Mata Ketiga or Mata Batin
7. Tanya Saja sama Teh Botol
8. Domain Publik dan Domain Pribadi
9. Rekayasa Energi dan Kenyataan
10. Mimpi Berada di Kesadaran Illahi
11. Tanya-jawab dengan Jati Diri
12. Kang Leo, Bantu Saya!
13. Tong Kosong di Penghujung Ramadhan
14. Meditasi di Cakra Sex atau Cakra Mata Ketiga?
15. Hidup UU Parnografi!
16. Kalau Boleh Saya Tahu Umur Saudara Leo Berapa Ya..?
17. Antara Bang Thoyib dan Istri Resminya
18. Obrolan tentang Lesbong
19. Pertanyaan tentang Shamanism
20. Pertanyaan tentang Peak Mystical Experience
21. Bagaimana Kesadaran Bisa Merasakan Berjumpa dengan Kesadaran?
22. Apakah hanya Orang Protestan yang Mengalami Lahir Dua Kali?
23. Tentang Ghoibi
24. Kelenteng Sam Po Kong, Semarang
25. Dari Brahmacarya sampai Lia Eden
26. Rumongso
27. Mencari Tuhan
28. Peace for All, without Discrimination Based on Anything
29. Penglihatan di Penghujung 2008
30 God-consciousness, God-presence, Thought Adjuster
31. Tuhan, Manusia, dan Kebebasan Beragama
32. George Bush Kebal Santet, Obama Juga
33. Apa sih agama?
34. Mimpi Disuruh Pake Baju Merah sama Saya
35. Bola Api dari Timur yg Jatuh di Utara
36. Orgasme Spiritual
37. Tembak aja!
38. Katanya Cakra Mahkota Saya Aktif
39. Melihat Konghucu dan Buddha
40. Ada Apa dengan Saya?
41. Kebangkitan Kundalini (Kundalini Awakening)
42. Sebagai Syech Siti Jenar Anda Tidak Memerlukan Ritual
43. You Will Lose Nothing in This World (and After)
44. Saya juga Musyrik dan Aneh
45. Kenapa di Indonesia Pernikahan yg Berbeda Agama Dilarang?
46. Belajar Budi Pekerti dari Alam Saja
47. Allah atau Higher Self Tidak Membedakan Orang
48. Saya Bingung Apa Masalahnya Sehingga Saya Bingung
49. Dia Mengaku bahwa Dia Indigo
50. Terawang itu gimana sih, Mas Leo?
51. Itulah Generasi Indigo, Apakah Anda Termasuk?
52. Saya Juga Suka Daon Muda
53. Spiritualitas Feminin
54. Apa Bedanya Apel sama Upil?
55. Saya Tidak Suka Dibilang sebagai "Feminis Laki-laki"
56. Ini Pemilihan Caleg atau Kontes Raja Peci dan Ratu Jilbab?
57. Saya Tidak Pernah Mengukur Derajat Manusia
58. Emangnya Saya Dukun Bisa Melihat dari Jarak Jauh?
59. Tidak Ada Hubungannya dengan Syariat Remotullah
60. Konsep Wahyu dalam Agama Semit
61. Boleh juga dong belajar pada Spiderman
62. Tahun 2009 M Waktu Bumi
63. Allah sebagai Kesadaran Tinggi (Higher Self)
64. Kita Sedang Meluncur Menuju Disintegrasi Nasional
65. Kalau Anda Menyembah Kuntilanak
66. SARA itu Diskriminasi
67. Kita Tidak Seprimitif Itu Lagi
68. PERDA Syariat itu SARA yg Asli
69. I love Buddha, I love Buddha Bar
70. Orang beragama itu absurd, pokoknya aneh deh!
71. Tuhan dan Setan adalah Kreasi Manusia Belaka
72. HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech)
73. Kasus Gambar Tuhan Yesus
74. Mesias atau Imam Mahdi Artinya Simbolik
75 Spiritualitas Wanita
76. Masih Kecil Juga Boleh Asal Udah Bisa Pake Sarung
77. Kita Sudah Siap untuk Menjadi Orang Universal
78. Kalau Golput akan Masuk Neraka

---------------

1. Dibangunkan dari Tidur dan Kelanjutannya

T = Hallo Pak Leo,

Saya mohon maaf karena mengganggu Pak Leo dengan pertanyaan di bawah ini. Saya tidak pernah
mengganggap serius suatu mimpi karena merasa itu adalah memory terpendam seorang sebab kalau
saya bermimpi bertemu kawan atau keluarga, mereka masih muda dsb, padahal banyak yang sudah
meninggal. Tetapi yang saya ingin tanyakan bukan soal mimpi. Sudah beberapa hari belakangan ini
saya merasa DIBANGUNKAN dari tidur. Yang pertama menjelang pagi oleh seorang wanita muda
(gadis) berpakaian seragam tentara atau kowad atau bahkan hansip; dengan paras muka yang jelas
yang berdiri di samping tempat tidur saya tetapi sebelum KEHERANAN saya hilang, ternyata dia
lenyap. Kedua kalinya saya juga DIBANGUNKAN tetapi sekarang sebelum tengah malam, oleh 2
orang gadis berjilbab putih tetapi mukanya tidak kelihatan karena dari samping, yang berdiri
disamping tempat tidur saya. Juga saya heran dan lalu menghilang. Apakah ini ada artinya, apa yang
barangkali akan terjadi, supaya saya dapat berjaga2 (prepare diri) dengan mengestimasi keadaan.
Seumur hidup hal semacam ini belum pernah terjadi. Untuk diketahui, saya tinggal (hidup) seorang
diri karena istri sudah meninggal tanpa anak sehingga tidak ada yang bisa diajak bicara. Jawaban
anda sangat penting bagi saya dan saya hargai serta saya nantikan dan sebelumnya banyak
terimakasih, ...

J = Mimpi anda itu sangat SIMBOLIK, dengan simbol2 yang sangat jelas. Wanita muda yang
membangunkan anda itu merupakan simbol dari HIGHER SELF juga, diri kita sendiri yang lebih
tinggi. Siapa bilang bahwa "higher self" itu harus selalu berupa orang tua ? ... Tidak seperti itu
kenyataannya. Higher Self adalah diri kita sendiri yang tidak memiliki fisik, tapi HIDUP di dalam
kesadaran / consciousness kita sendiri. Terkadang mereka bisa muncul di dalam kesadaran kita. Dan
ketika mereka muncul, maka kita bisa MERASA melihat sesuatu. Terkadang yang kita lihat seperti
orang tua dengan pakaian adat jaman dahulu, bisa juga seperti seorang ratu yang bertaburan
permata, bisa juga seperti gadis muda, bisa juga seperti anak kecil. Semuanya itu simbol dari
kesadaran kita sendiri yang memang AGELESS, tidak memiliki usia. Kalau kita asumsikan bahwa
dimansi ruang dan waktu itu illusi, maka sebenarnya tubuh fisik dan usia kita itu juga ILLLUSI
belaka. Kita itu ada karena kita ada. Dan kita ada itu BISA berupa kita yang anak kecil, bisa berupa
kita yang orang dewasa, dan bisa juga berupa kita yang orang tua. Semuanya itu diri kita sendiri,
yang mengambil berbagai macam bentuk apabila muncul di "Penglihatan" . Penglihatan itu BISA
berupa mimpi, bisa juga muncul begitu saja di depan mata, bahkan ketika kita tidak sedang tidur.

Orang yang SUPERSTITIOUS (memiliki kecenderungan klenik atau takhayul) akan bilang bahwa
anda didatangi oleh JIN. Saya sendiri suka guyon2 bahwa saya PERNAH didatangi oleh JIN.
Mukanya jelas, dan nampaknya saya kenal, dan saya DIBANGUNKAN dari tidur karena mereka
minta saya ambilkan air minum. Lalu saya benar2 bangun dari tidur dan keluar dari kamar, lalu saya
ke lemari es dan mengeluarkan botol minuman. Tapi, waktu saya sedang mengambil botol minuman
di lemari es itu tiba2 saya ingat bahwa saya sebenarnya sedang tidur SENDIRI. Tapi saya benar2
melihat mereka itu dengan jelas, dan saya merasa saya kenal dengan mereka. Akhirnya, saya
berjalan balik ke kamar tidur saya, dan saya buka pintunya perlahan-lahan. Ternyata kamar tidur
saya itu masih GELAP (saya selalu tidur dengan mematikan lampu), dan tidak ada seorangpun
disana. Tapi saya sudah bangun dan berjalan mengambilkan air minum untuk manusia2 yang
ternyata TIDAK ADA secara fisik. So, akhirnya saya bilang kepada diri saya sendiri bahwa mereka
"jin" yang ikut saya. Tapi saya tidak takut. Heran tapi tidak takut. Lalu akhirnya saya tidur lagi saja.
Masih ngantuk sekali sehingga saya langsung tidur lagi saja.

Nah, saya itu dulu melihat figur2 PRIA MUDA yang membangunkan saya dari tidur. Anda itu
melihat figur2 WANITA MUDA yang membangunkan anda dari tidur. Anda sadar bahwa anda itu
dibangunkan dari tidur, tapi anda tidak tahu artinya itu apa. Berarti memang perlu ada interpretasi.

Interpretasi saya begini: Karena saya itu relatif masih muda secara fisik, maka para pria muda yang
membangunkan saya dari tidur itu bisa diartikan sebagai "malaikat pelindung" yang membantu
dalam kehidupan secara FISIK. Masih banyak yang bisa saya lakukan, dan Alam Bawah Sadar di
diri saya seperti seolah-olah mengatakan "don't be afraid, ... we are with you". Bisa diartikan
sebagai penglihatan tentang jin atau malaikat juga, walaupun kalau mau pseudo-ilmiah dan
mengutip Carl Gustav Jung juga, maka seharusnya mereka saya sebut sebagai "higher selves" juga.
Diri saya yang lebih "tinggi", tinggi dalam tanda kutip karena mereka TIDAK memiliki tubuh fisik
sehingga lebih bebas bergerak daripada saya yang memiliki tubuh fisik. Jung menyebut mereka
sebagai ARCHETYPES. Ada macam2 archetype, dan archetype yang muncul di saya dan
membangunkan saya dari tidur bisa disebut sebagai "The Young Man". Archetype Pria Muda.
Mereka itu merupakan SUMBER ENERGI bagi jiwa maupun fisik kita. Kalau mereka muncul
maka kita akan merasakan semacam tambahan energi pula.

Nah, menurut pengamatan saya, ada orang yang cenderung mengambil "energi" dari Archetype
yang Maskulin. Dan ada pula yang mengambil "energi" dari Archetype yang Feminin. Anda ini
lebih banyak memperoleh energi dari Archetype yang FEMININ. Mereka itu diri anda sendiri yang
tidak memiliki tubuh fisik. Kenapa mereka membangunkan anda dari tidur ? ... Alasan yang paling
mudah adalah untuk memberikan konfirmasi bahwa ada sesuatu "pesan" yang diberikan kepada
anda. Pesan adalah MESSAGE karena archetypes yang muncul di kesadaran kita itu bisa pula
disebut sebagai ANGELS. Angel adalah Messenger, asal katanya dari "Angelos". Angelos = Angel
= Pembawa Kabar atau Message. Nah, message seperti apa yang disampaikan kepada anda tentulah
anda sendiri yang tahu. You should have known what that is. Kemungkinan anda itu sudah
diberikan "message" itu sejak beberapa waktu silam, lalu muncullah Archetype / Angel berupa
wanita muda itu. Dia itu muncul pertama kali seorang diri. Tetapi anda tidak mengerti atau tidak
mau mengerti bahwa ada "message" yang disampaikan. Karena message itu tidak dimengerti atau
tidak mau diterima, maka muncullah penampakan kedua berupa DUA WANITA yang
membangunkan anda dari tidur itu.
Kalau saat ini anda mau menelaah kesadaran anda sendiri dan menerima "message" yang
disampaikan, maka kemungkinan tidak akan ada lagi penampakan berikutnya. Tetapi, kalau anda
"bertahan" dan tidak mau menerima "message" itu, ada kemungkinan anda akan dibangunkan dari
tidur oleh lebih dari dua wanita. Kita lihat saja nanti yah...

T = Hallo Pak Leo,

Pertama2 terimakasih atas jawaban Anda. Justru yang saya ingin ketahui adalah MESSAGE apa
yang ingin disampaikan supaya saya dapat menyiapkan (prepare) diri saya. Inilah intinya karena
saya tidak tahu apakah positif atau negatif. Ini yang penting. Mohon Pak Leo dapat menjawabnya
dan sebelumnya saya ucapkan terimakasih lagi.

J = The message was "be prepared". Kalau kita sudah siap, dan kalau memang sudah waktunya,
maka memang akan ada yang datang menjemput, dan yang menjemput itu BUKAN "orang" lain,
melainkan mereka yang sudah kita kenal karena sudah pernah "bertemu" sebelumnya.

T = Hallo Pak Leo,

Saya mengganggu terus ini. Kalau mengenai siap untuk hal yang tak dapat dihindari atau tegasnya
kematian, saya kira semua orang IN A WAY, masing2 sudah siap. Tetapi ini justru yang belum
sampai kesitu, apakah kecelakaan, jatuh sakit dsb yang mungkin dapat dihindari atau diperingan.
Kemudian mengenai figur2 yang datang menjumpai saya, SAMA SEKALI tidak saya kenal atau
pernah berjumpa, apalagi yang memakai jilbab. Apakah tidak ada kemungkinan, memang saya
belum sadar betul dari tidur? Mohon Pak Leo yang cukup mengerti, saya bukan membantah tetapi
ingin informasi sebanyak2nya dan selengkapnya. ..

J = Well, benarnya ini sudah masuk ke dalam metafisika yang benar2 metafisika kalau saya sudah
menulis bahwa sebenarnya kita itu BAGIAN dari semua yang ada, dan semua yang ada merupakan
BAGIAN dari kita. So, ... waktu mula2 itu semuanya kita kenal, tetapi lama kelamaan yang tidak
kenal pun kita terima sebagaimana adanya. Dan kita tidak membedakan. Di dalam "tidur" kita
melihat diri kita sebagai diri kita sendiri secara fisik, tetapi terkadang, kita melihat diri kita sebagai
orang LAIN. Mula2 kita merasa aneh, tetapi lama2 biasa saja. Terkadang kita bermimpi melihat
orang yang kita rasa kita "kenal", tetapi yang kita lihat beda, kita cuma tahu bahwa itu si A karena
ada "suara" dari dalam pikiran kita sendiri (dalam tidur) yang bilang bahwa itu si A... Penglihatan2
dalam keadaan tidur bekerjanya seperti itu, dan walaupun kita start dengan terheran-heran (waktu
kita masih muda sekali), akhirnya kita bisa menerima bahwa seperti itulah yang namanya "realita
mimpi". Nah, saya itu paling suka menarik korelasi antara realita mimpi dengan realita fisik. Di
fisik itu kita start dengan membedakan segalanya. Semua itu memiliki kategori, bukan saja kenal
dan tidak kenal, tetapi juga berbagai kategori lainnya seperti: dekat, jauh, tinggi, rendah, besar,
kecil, ... dsb. Tetapi akhirnya ketika kita semakin bertambah umur secara fisik, semuanya itu
menjadi "blurred". Bercampur dengan sendirinya sehingga segala kategori itu akhirnya menjadi
tidak relevan. Tidak relevan bukan karena kita melakukan suatu pemikiran tertentu yang mendalam,
melainkan tidak relevan karena tanpa kita sadari kita itu telah BERUBAH.

Bicara secara metafisika, kita itu merupakan bagian dari satu sama lain, seaneh apapun orangnya,
mereka itu BAGIAN dari kita juga, dan kita bagian dari mereka. Nah, karena kita bagian dari satu
sama lain, tentu saja segala bagian2 itu BISA muncul di kesadaran kita, seperti kita juga BISA
muncul di kesadaran mereka. Roh itu cuma SATU, dan tidak memiliki batas, semuanya itu roh,...
tetapi roh yang satu itu memiliki banyak FRAGMENTS, tidak terhitung, and that includes you and
me. Semua kesadaran yang ada, yang pernah ada, dan yang akan ada merupakan BAGIAN dari
Kesadaran / Roh yang satu itu. Dan karena seperti itu realitanya secara metafisika (yang paling
asli/tinggi/ mendalam) , maka akhirnya bisa terjadi "breakthrough" . Bisa kesadaran yang
sebenarnya merupakan "lawan" dari diri kita itu tiba2 muncul, dan kita bisa tiba2 muncul di
kesadaran orang yang memiliki pandangan 180 derajat berbeda. Itu bisa saja, wong semuanya itu
merupakan BAGIAN dari yang satu itu.

Lalu secara fisik kita itu memiliki titik entry dan titik exit, semua orang mengalami itu, dan
sebenarnya itu biasa2 saja. Tetapi ada saat2 tertentu dimana kita bisa "dekat" sekali dengan titik
exit. Malah ada orang yang boleh bilang selalu hidup bersama dengan titik exit. Ready to depart
anytime. Nah, ... kalau kita secara SADAR melakukan kultivasi bahwa titik exit itu berada di
ANYTIME, maka akan banyak muncul fragmen2 kesadaran yang kita bisa bilang berasal dari
orang2 lain, aliran2 lain. Tetapi sebenarnya mereka juga merupakan bagian dari diri kita. Orang2
lain itu bagian dari kita. Bisa kita temui secara fisik kalau kita melek, tetapi lebih sering kita temui
secara non fisik ketika kita tidur. Nah, mereka itu sebenarnya siapa ??? ... Menurut saya mereka itu
tidak lain dan tidak bukan merupakan bagian dari kita sendiri juga.

Tapi segalanya bergerak terus secara fisik mengikuti "Hukum Alam". Ada sebab, ada akibat. Ada
awal, perjalanan, dan ada akhir. Nah,... kesadaran yang ada di kita itu TIDAK mengenal "Hukum
Alam" karena segalanya berjalan bersamaan. All things are happening at once. BOOM ! Seperti Big
Bang yang sebenarnya juga MASIH berlangsung. Kalau benar ada Big Bang, dan kalau benar
bahwa waktu itu illusi, maka yang namanya Big Bang itu sudah terjadi, masih terjadi, dan akan
terjadi terus. All things are happening at once.

Saya rasa cukup dua prinsip itu saja yang saya tuliskan sekarang: 1) Kita sebagai bagian dari satu
sama lain, 2) Segalanya berlangsung bersamaan. ... Keduanya itu BISA dibilang metafisika, bisa
pula dibilang sebagai ajaran "agama" (kalau ada agama yang MAMPU mencapai tahap itu), bisa
juga dibilang sebagai spiritual "insights". Tetapi itulah yang mendasari pengertian2 saya. Karena
saya tahu bahwa ada dua prinsip itu, maka saya SELALU bilang: enjoy aja. Nikmati saja, we shall
lose NOTHING in this world or the world after. Everything happening at once, now. Here and
Now... Tidak ada yang dilahirkan, tidak ada yang mati, yang ada cuma transformasi dari satu bentuk
ke bentuk lainnya. Tetapi pemahaman seperti yang saya tuliskan kali ini biasanya terlalu sulit untuk
diterima oleh kebanyakan orang selain tidak praktis. Tetapi ini adalah dasarnya. The basis of all.

Kalau kita memegang pemahaman "metafisika" yang seperti saya tuliskan itu, maka akhirnya kita
tidak akan bingung lagi. Kita jalan apa adanya saja, walaupun TETAP memiliki segala emosi2
manusia seperti rasa tidak sabar, ingin tahu, capai,... dan sebagainya. Tetapi inwardly nothing can
disturb us. Itu semacam filsafat Stoicism juga, dan Kejawen juga. Nothing could NOT and should
NOT disturb us, in this world or after. Akhirnya kita akan diam saja, melihat saja segalanya datang
dan pergi, bahkan segala SIMBOL itu. Simbol2 itu seperti pemandangan dan pengalaman juga,
mereka datang dan mereka pergi, tetapi diri kita yang diri kita sendiri itu TETAP... Cuma ada SATU
Roh, dan satu Roh itu memiliki banyak fragments, including you and me. Tidak diciptakan, tidak
bisa musnah, hanya bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Transformasi juga illusi kan
???... So, nothing is born, nothing changes, nothing dies. It exists as it exists.

Bahkan pemahaman metafisika yang paling "tinggi" (hence, yang paling "simple") juga tidak akan
kemana-mana. Hanya berputar balik ke awal lagi. Segalanya itu cuma perputaran belaka, dari A
sampai Z lalu balik ke A lagi. Tetapi karena waktu itu ILLUSI, maka sebenarnya tidak ada yang
bergerak. A=Z. So,... dari dulu tetap di A, selalu di A, dan A itu sendiri yang menciptakan segala
"fragments" untuk dinikmati oleh dirinya sendiri karena TIDAK ADA yang lain selain dirinya
sendiri. That's ALL what I can write at this moment.

T = Salam,
Terus berterimakasih atas semua usaha dan tulisan Anda yang untuk saya sulit saya tangkap karena
nilainya tinggi dan kadar intelektualitas dan interes saya. Juga mengenai bidang metafisika karena
mungkin saya telalu physis. Istri saya adalah S1 Fakultas Filsafat GAMA. Satu ilmu yang tidak
dapat saya mengerti dan tidak laku dijual alias tidak dapat dipergunakan mencari uang kecuali
mengajar anak2, sampai ketemu saya. Tentu saja benar bahwa kita adalah bagian dan Roh tetapi
jiwa dan kesadaran adalah individuil .Demikian juga PENDERITAANNYA. Mungkin hal ini sudah
menyimpang dari yang Anda maksudkan dan tulis, karena ketidak pengertian saya.

J = Segalanya itu berkaitan. Saya sendiri pribadi tidak pernah memaksakan pengertian saya kepada
siapapun. Terkadang saya menulis atau berucap dengan kata2 yang penuh dengan SIMBOLISME
dengan harapan agar pendengar atau pembaca BISA membaca sendiri apa yang "tertulis" di dalam
Kesadaran Individual di diri mereka masing2. Kalau itu sudah tercapai, maka intensi saya boleh
bilang sudah berhasil. Just that. Should you like to know my goal, just that... Filsafat ? Filsafat ? ...
Cryptic, aren't they ? Sama cryptic-nya dengan theologi. Theologi itu filsafat juga, cuma filsafat
yang bermain-main dengan konsep Tuhan. Tuhan is merely a social construct. Cuma konstruksi
sosial saja yang diciptakan oleh filsafat yang, for convenience' s sake dibilang sebagai Theologi,
Fiqih, whatever blah blah blah... PLUS segala macam tekanan sosial, budaya, politik blah blah
blah... sehingga akhirnya dinamakan sebagai Syahadat dan Iman. Iman is artificial, buatan saja.
Kalau sesuatu itu memang ada, maka TANPA iman-pun akan tetap ada... So much for ngalor ngidul
like this, I enjoy it too. Symbolical, everything is symbolical. Kalau kita bisa mengerti, it's good.
Kalau tidak, it's also good. What more can we say ?

------------ ---

2. Sex dan Gender

Friends, seorang rekan wanita saya (K) menulis tentang SEX DAN GENDER. Komentar dari saya
(L) ada di bagian bawahnya.

K = Sex adalah jenis kelamin. Gender (penulisannya sudah mulai di-indonesia- kan menjadi jender)
adalah konstruksi sosial (politik, budaya, ekonomi, …negara, agama, adat, pasar, globalisasi….)
yang dilekatkan kepada seseorang karena sex-nya atau jenis kelaminnya. Gampangnya, peran yang
dilekatkan oleh masyarakat kepada seseorang karena jenis kelaminnya.

L = Ya, memang seperti itu pengertiannya.

K = Jenis kelamin: terberi, dari sononya, dari Tuhan, berlaku universal, tidak berubah. Jender:
bikinan manusia, bukan dari Tuhan, tidak berlaku universal,
dapat berubah, pilihan.

L = Ya, that's true.

K = Dari sini bisa dibedakan juga antara kodrat (terberi, dari sononya, dari Tuhan) dan bukan kodrat
(pilihan), yang di antara keduanya sering rancu dan
salah kaprah.

L = Iyalah, Indonesia ini negeri yang full of SALAH KAPRAH. Segala macam di salah-kaprahkan,
hmmm hmmm hmmm...
K = KODRAT-PILIHAN adalah kodrat seorang manusia yang jenis kelaminnya perempuan,
memiliki VAGINA yang punya potensi untuk kawin (proses pembuahan, senang2); RAHIM yang
berpotensi untuk mengandung; PAYUDARA (ukuran se-tutup gelas atau se-melon, bukan isunya)
yang berpotensi untuk menyusui; SEL TELUR yang punya potensi menjadi manusia baru ketika
ketemu sperma; proses MENSTRUASI saat sel telur gagal/tidak terjadi pembuahan.

L = Memang ukuran payudara is NOT an issue for you and for me, even though I also know that it
is quite a big issue for some people, hmmm hmmm hmmm...

K = Adalah kodrat seorang manusia yang berjenis kelamin laki2 memiliki PENIS yang berpotensi
untuk kawin (ukurannya se-pipit atau se-garuda, bukan isunya. Emang ada yang segagah itu?
wheleh2….), SPERMA yang potensial untuk jadi anak ketika ketemu sel telur dan terjadi
pembuahan.

L = Ukuran penis matters for some people yang dibuktikan dengan larisnya Mak Erot dan para
penerusnya, hmmm hmmm hmmm...

K = Adalah pilihan buat perempuan untuk kawin atau tidak kawin (apalagi menikah/tidak menikah);
mengandung/tidak mengandung; menyusui/tidak menyusui; punya anak/tidak punya anak, punya
anak dengan mempertemukan sel telur dan sperma dengan cara kawin, atau inseminasi, proses bayi
tabung.

L = Ya, tapi Indonesia ini kan negeri yang full of SALAH KAPRAH. Katanya semua wanita
HARUS menikah, dan HARUS punya anak. Kalau cuma kawin aja, dan tidak menikah nanti Allah
gimana gituh, hmmm hmmm hmmm...

K = Adalah pilihan buat laki2 untuk kawin/tidak kawin atau menikah/tidak menikah; punya
anak/tidak punya anak, punya anak secara natural atau inseminasi buatan.

L = Hmmm... kalau ini lebih umumlah. Laki2 itu umumnya very easy buat kawin. Kawin aja,
hmmm hmmm hmmm... Kawin (copulation) is a natural process, in my opinion, dan TIDAK
memerlukan segala ridho dari kanan kiri yang merupakan bentukan budaya doang dan TIDAK
natural. Yang natural is copulation thok. On the other hand, inseminasi buatan for pria itu yang
gimana yah ?

K = Dan rupanya Tuhan yang mahakreatif dan antik itu suka juga menciptakan perkecualian2, yang
lain dari yang lain. ada manusia yang berkelamin ganda, ada yang berkelamin laki2 tapi berorientasi
perempuan (waria), ada perempuan atau laki2 yang mandul (tidak bersel telur, tidak bersperma),
dsb.

Dan untuk itu, Tuhan yang siap berkomunikasi dengan siapa saja dan maha demokratis itu juga siap
untuk diajak bernegosiasi. Dorce yang memutuskan untuk operasi kelamin itu tentu telah melewati
proses komunikasi dan negosiasi sama Tuhan. Dan konsultasi sama Gus Dur juga, sih (coba
konsultasinya sama MUI, pasti nggak bakalan jadi, karena dalam fatwanya, waria adalah semacam
manusia yang menyimpang yang harus dibikin normal kembali).

L = Enak azzah MUI bikin fatwa tentang waria yang musti dibikin "normal". Emangnya MUI itu
waria, hmmm hmmm hmmm...

K = Trus bagaimana dengan perempuan yang kawin sama perempuan, laki2 yang kawin sama
laki2? Lha, kawin-tidak kawin saja pilihan masing2 manusia, kawinnya dengan siapa tentu adalah
pilihan “banget” juga. Memilih kawin ada konsekuensinya. Tidak kawin juga ada konsekuensinya.
Kawinnya dengan siapa, ada konsekuensinya masing2 pula. Setiap pilihan dalam hidup ini selalu
mengandung konsekuensi, bukan?

L = Ya, semua hal memiliki konsekwensi. Ada PILIHAN, dan setiap pilihan memiliki
KONSEKWENSI. Kalo sukanya having sex sama sesama wanita, ya have sex aja, so what gitu
lho ! Kalo sukanya having sex sama sesama pria, ya have sex aja. As long as alat2 cinta yang
digunakan merupakan milik dhewe, ya orang lain mbok ya nonton azzah, itupun kalo
diperbolehkan, hmmm hmmm hmmm...

K = SEX-GENDER: Seorang manusia yang berkelamin perempuan, jendernya (konstruksi sosial


yang dilekatkan kepadanya) biasanya: lemah, tidak atau kurang rasional, gampang menangis, suka
memasak, pintar merawat bayi, suka belanja, dsb.

L = Ya, itu kan STEREOTYPE doang. Secara sosial dikonstruksikan seperti itu walaupun benernya
BANYAK juga wanita yang lebih kuat dari laki2, hmmm hmmm hmmm...

K = Seorang manusia berkelamin laki2, jendernya biasanya: kuat, rasional, pantang menangis,
pantang ke dapur, tidak ahli merawat bayi atau malah tabu,
bukan tukang belanja, dsb.

L = Ya, stereotype juga. Cappe deh !!

K = Padahal, setiap potensi yang tidak ada hubungannya dengan kodrat, dapat muncul di kedua
jenis kelamin. tidak membedakan jenis kelamin. Ada laki2 yang lemah, tidak rasional, cengeng,
hobi masak, ahli merawat bayi (apalagi kalo memang profesinya perawat), maniak belanja. Begitu
juga sebaliknya, ada perempuan yang kuat, sangat rasional, jarang menangis, tidak suka masak,
tidak pengen merawat bayi, males belanja.

L = Ya, sedikit demi sedikit kita BELAJAR bahwa segala stereotypes itu omong kosong. Konstruksi
sosial dari jaman jahilliyah yang, maybe, masih dipertahankan oleh sekelompok aliran agama dan
tradisi tapi sudah mulai dibuang jauh2 oleh manusia2 yang ELING bahwa kita sudah hidup di masa
Post Modern.

K = Sex tidak bisa dipertukarkan karena memang sudah dari sononya, gender (peran) bisa saling
dipertukarkan karena ini masalah pilihan, dan sangat bisa berubah oleh perkembangan zaman.

L = That's what I have been saying sampe sekarang. Kalo udah bosen MAEN PERAN sebagai
wanita yang gimana gituh, then you COULD change roles sebagai wanita yang berbeda. Begitu
pula dengan pria. Kalo biasanya di atas, sekarang bisa di bawah. Kalo biasanya di bawah, sekarang
bisa di atas. So what gitu lho !

K = Bias jender: Sederhananya, perspektif yang tidak melek jender, yang merancukan antara sex
dan gender, antara kodrat dan pilihan hidup. Contoh: pendapat/pandangan yang meyakini bahwa
laki2 adalah pencari nafkah utama dan perempuan adalah ibu rumah tangga (“yang baik”).

L = Ya, itu pengetian BIAS GENDER, pandangan yang BIAS karena konstruksi sosial.

K = Pen-jender-an ini jelas merugikan kedua jenis kelamin, baik perempuan maupun laki2. Suami
yang tidak bekerja (bukan karena malas, tapi karena keterbatasannya) , atau berpenghasilan lebih
sedikit dari isterinya, menjadi sangat potensial untuk merasa tertekan atau malu karena pandangan
yang berkembang di masyarakat hasil konstruksi sosial adalah bahwa laki2 merupakan pencari
nafkah utama. Bahkan yang merasa malu bisa jadi bukan hanya si suami, melainkan juga si isteri,
mertuanya, … karena konstruksi sosial yang kurang adil ini telah mengakar di setiap kepala.

L = Ya, biasalah. Masyarakat Indonesia MASIH memiliki pandangan seperti itu which is pandangan
only. Karena pandangan, berarti BISA DIUBAH. Bisa diubah juga kalo mau, hmmm hmmm
hmmm...

K = Sebaliknya, seorang isteri, dulu, dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, karena
masalah kebutuhan materi sudah dicukupi oleh sang suami yang adalah pencari nafkah utama.
Sesuai dengan perkembangan zaman, juga seringkali karena masalah tuntutan ekonomi, si isteri lalu
bekerja juga, berkarir juga. Masalahnya, tuntutan masyarakat, juga si suami, seringkali tidak ikut
berubah sesuai perkembangan zaman. Jadinya, sang isteri yang juga bekerja mencari nafkah, masih
juga dituntut menjadi ibu rumah tangga “yang baik”, harus berperan ganda, mencari duit sekaligus
mengurusi rumah tangga sepenuhnya: memasak untuk keluarga, melayani suami dan anak, …. Nah,
begini ini yang disebut diskriminasi jender.

L = Ya, itu contoh dari DISKRIMINASI JENDER yang, biasanya menggunakan berbagai Belief
Systems juga untuk MEMAKSAKAN diri. Si istri harus dicekokkin bahwa Allah mencintai wanita
yang gimana gituh supaya akhirnya si istri mau MENERIMA NASIB melayani semuanya. Menjadi
budak for all. Allah mencintai wanita yang mau menghambakan dirinya kepada kaum pria, blah
blah blah... says the jahilliyah belief system yang sadly to say masih dipake sampe sekarang.

K = Yang tidak diskriminatif adalah, jika kedua suami-isteri memiliki dan menjalani konsep berbagi
yang adil, termasuk pekerjaan rumah tangga (kerja
domestik).

L = Ya, mereka yang TERCERAHKAN sudah mau mempraktekkan hal itu. Mereka yang masih
takut2 kalo nanti Allah marah2, masih bertahan menggunakan the primitive belief system yang
mengatakan bahwa wanita
harus melayani semuanya, cappe dehh !!

K = Dulu ada istilah kesetaraan jender (gender equality), istilah yang muncul belakangan: keadilan
jender (gender justice).

L = Gender Justice is part of JUSTICE FOR ALL.

K = Lalu, apa itu diskriminasi terhadap perempuan? Diskriminasi terhadap perempuan adalah
diskriminasi terhadap sex perempuan, atas manusia yang berjenis kelamin perempuan.

L = Sure, then ?

K = Memangnya tidak ada diskriminasi terhadap laki2? Ada, tetapi sama sekali tidak separah yang
terjadi pada perempuan, karena sistem yang masih juga dominan di dunia kita ini, di zaman ini;
tidak di amerika, tidak di indonesia, dalam kadar berbeda, adalah sistem patriakal (patriach,
patriarchist) . Sehingga perjuangan perempuan untuk mendapatkan keadilan jauh jauh lebih berat
ketimbang laki2.

Dan meperjuangkan keadilan bagi perempuan adalah perjuangan untuk umat manusia, untuk
kesejahteraan bersama, perempuan dan laki2, karena manusia dengan jenis kelamin yang satu harus
hidup bersama dengan jenis kelamin yang lain di dunia ini. Sebuah perjuangan kemanusiaan yang
universal, baik untuk manusia dengan seksualitas perempuan maupun manusia dengan seksualitas
laki2. Karena itu, saya percaya, bahwa spiritualitas sangat berhubungan dengan seksualitas!
L = Sure, nothing comes freely on a silver plate.

K = Berbagi cerita…. Minggu lalu, secara tidak sengaja saya sempat menikmati 2 program hiburan
TV yang menayangkan peforma para waria. Yang satu judulnya “be a man”, program tayang stasiun
mana saya lupa, saya nggak hafal, nggak punya TV, cuma nonton pas main di tempat teman.
Satunya lagi yang dipandu Eko Patrio, acara kontes-kontesan nyanyi, juga nggak tahu judulnya,
kalo nggak salah disiarkan Indosiar, saya tonton di mal saat saya lagi nge-mal di mal terdekat.
Cukup menghibur. Cukup mengharukan juga, sih….

L = Waria itu bencong bukan sihhh ????

K = Waria. Ini mengingatkan saya kepada makhluk Tuhan dari genus manusia, spesies homo
sapiens, muncul di semua ras, ada di semua etnik, berjenis kelamin laki-laki, berjender perempuan.
Jenis makhluk yang tampaknya cukup “celaka”, ditolak keluarga, lingkungan, negara, juga agama;
tapi cukup diterima masyarakat ketika mereka menujukkan kelucuan dan memberikan penghiburan,
dimobilisasi oleh partai2 politik untuk menggaet massa sebanyak-banyaknya dan untuk
memberikan suaranya saat pencoblosan. Pada saat itu, tampaknya MUI juga lupa
mengharamkannya.

L = Ok, I understand. Waria = Bencong = Bences = Banci Dandan = whatever blah blah blah...

K = Ada yang menyebut waria ini sebagai transgender, trans-seksual, …, atau transvestite, saya
tidak akan bahas itu. Yang saya mau ceritakan ini cuma hasil obrolan dan gojek-kere saya sekitar
Mei 2005 dengan seorang waria senior di Yogya, seorang relawan anti-HIV/AIDS yang jadi mami-
nya 300-an waria asli Yogya maupun pendatang, juga mami-nya anak-anak jalanan, di sebuah
angkringan murah-meriah- pinggir-jalan
di ujung utara Malioboro, dekat pangkalan anak-anak jalanan, dari sore-terang hingga
malam-temaram.

L = Ok.

K = Begitu seorang anak menyadari dirinya berkelamin lelaki tapi berjiwa dan berselera
perempuan, begitu cerita Mami, mulai saat itu dia harus pintar-pintar bernegosiasi (baca: berantem)
dengan banyak pihak: dirinya sendiri, keluarganya, teman-temannya, juga Tuhannya. Ya, bila anak-
anak lain tidak banyak masalah dengan identitasnya yang sudah terberi (perempuan atau laki-laki),
anak yang kelak beridentitas sebagai waria ini harus mengalami konflik berliku-liku (dan terantuk
“batu” di sana, sini, situ) dalam pencarian jati diriya.

L = Ya, mereka HARUS memilih mao jadi bences atau gay. Kalo jadi bences musti pinter dandan,
kalo jadi gay bisa macho juga. Gay yang macho justru lagi in sekarang (I think so), hmmm hmmm
hmmm...

K = Yang pertama-tama, tentulah berkonflik dengan batinnya sendiri. Setiap waria dari kelas apa
saja, di belahan bumi mana saja, yang norma2 masyarakatnya serta ajaran agamanya hanya
diperuntukkan untuk dua tipe manusia (laki2 “tulen” dan perempuan “tulen”), pastilah mengalami
konflik psikologis berat di awal masa tumbuhnya kesadaran akan dirinya yang lain, yang berbeda.
Waria yang berkelamin laki-laki ini punya naluri kuat untuk mengekspresikan identitas jendernya
yang “perempuan”, sehingga seksualitasnya (antara lain, orientasi seksualnya) langsung ketahuan,
dan
karena itu, tekanan yang diterima dari lingkungan lebih berat pula.
L = Is waria DIFFERENT from gay ??? Gay kan cowok yang suka nyepong cowok juga. Kalo
waria apa bukan nyepong anune cowok juga, hmmm hmmm hmmm...

K = Konflik dengan keluarga membuat para waria memilih lari dari rumahnya. Sulit bagi waria
untuk tetap bertahan hidup di lingkungan masyarakat tempat dia tinggal jika pihak keluarga saja
menolak keberadaannya. Tanggapan negatif pihak orangtua dan atau saudara atas perilaku dan
penampilan si anak yang waria bisa berbagai macam, dari teguran keras, kekerasan fisik,
perampasan benda-benda yang bersifat feminin, hingga tindakan pengusiran. Memang tidak setiap
waria yang melarikan diri dari rumah akibat diusir keluarganya. Ada juga yang kabur atas kemauan
sendiri lantaran di lingkungan baru yang tidak mengenal asal-usulnya para waria merasa lebih bebas
untuk mengekspresikan seksualitasnya.

L = Ya, I can understand that. Anak bikin malu, blah blah blah... In my opinion, lebih oke kalo
punya anak gay daripada punya anak waria. Kalo punya anak gay kan NGGAK KELIHATAN
orientasinya. Paling suka masuk kamar dengan sesama temen prianya juga, dan lama2 di dalem
kamar. Dan itu oke2 aja selama tidak memakai pakaian perempuan it's oke2 aja, hmmm hmmm
hmmm... Tapi kalo punya anak waria ???

K = Saat waria-waria memutuskan lari dari keluarga, seringkali tanpa sempat menamatkan
sekolahnya. Dengan bekal pendidikan yang rata-rata rendah, lapangan pekerjaan jelas lebih terbatas.
Karena itu, kerja2 seperti mengamen atau menjadi pekerja rumah tangga (yang juga sering ditolak
oleh para majikan) lebih mungkin dilakukan oleh waria kebanyakan. Dan akhirnya, bekerja sebagai
penjaja seks-lah jenis pekerjaan yang paling mudah dan cepat menyelamatkan waria dari kesulitan
ekonomi. Tanpa modal keterampilan yang membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu, tinggal praktik
langsung dengan sedikit kiat dan arahan dari waria senior, uang sekaligus kesenangan segera
didapat. Dan seperti sudah jadi tradisi, banyak waria melakoni pekerjaan ini. “Ya, karena jadi PSK
itu ndak susah, ndak perlu mikir, kebutuhan ekonomi sehari-hari tercukupi, kebutuhan biologis
terpenuhi”, kata Mami.

L = I used to think that para waria itu ENJOY nyepong anune cowok dan minta bayaran for doing
that. Mustinya mereka yang bayar yah, eh ini justru terbalik, yang disepong yang musti bayar.
Karena the warias yang enjoy sucking cocks, harusnya mereka yang bayar kepada cowok2 yang di
suck anune, hmmm hmmm hmmm...

K = Lingkungan permukiman, khususnya yang sering dilabeli sebagai permukiman miskin, yang
tumbuh di kampung-kampung padat penduduk di belakang jalan besar, pertokoan, perumahan, atau
di sepanjang kali atau rel kereta api, menjadi kawasan yang relatif dapat menerima waria, seperti
halnya kampung-kampung tersebut bisa menampung para pemulung, pengemis, pengamen, pelacur,
ataupun gali dan preman-preman kota. Di Yogyakarta, permukiman semacam ini berkembang,
antara lain, di beberapa kawasan pinggir Winongo. Di kampung-kampung pinggir kali inilah tinggal
waria-waria pendatang yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Berhasil tidaknya waria
bersosialisasi dengan masyarakat setempat, bukan hanya bergantung pada perilaku baik para waria
sendiri, namun juga penerimaan positif masyarakat, khususnya aparat kampungnya.

L = Hmmm hmmm hmmm...

K = Mami yang mami-nya para waria ini (sekarang menjelang 60 tahun) lahir dan besar di
kampung pinggir Kali Winongo sebelah barat Yogya, sebuah kampung yang pernah dikenal sebagai
sarang gali. Kewariaan Mami mula-mula tetap dipandang aneh oleh keluarga dan tetangganya.
Sejak kanak-kanak, anak bungsu dari enam bersaudara ini oleh teman-temannya sudah sering
dikatai banci karena kecenderungannya bertingkah laku kemayu dan selalu memilih permainan
anak-anak perempuan. Kakak sulungnya, seorang jagoan gali, pernah memukulinya ketika
memergoki Mami mengenakan daster saat bermain loncat tali. Tapi Mami bergeming. Dia suka
menari dan diam-diam senang berdandan laiknya perempuan.

L = Ya, very typical, the way how a transvestite is made. Malu juga yah, kalo punya anak pria suka
pake pakaian perempuan. Mendingan punya anak gay yah, hmmm hmmm hmmm...

K = Masa puber Mami ditandai saat dirinya jatuh cinta kepada pemuda kakak kelasnya di SMP.
Sang kakak kelas inilah kemudian yang pertama mengenalkannya pada kehidupan seksual.

L = Maksudnya di perawanin? Cerita dunk! Cerita dunk! I mean, cerita HOW they made it. Anal or
oral. Lewat atas or lewat bawah, or both, hmmm hmmm hmmm...

K = Selepas SMP, Mami bekerja sebagai calo tiket di Stasiun Tugu. Suatu hari, dia berkenalan
dengan seorang waria yang ditemuinya di stasiun, si waria kenalannya ini lantas mengajak Mami
bergabung dengan komunitas waria, mengajarinya berdandan, dan nyebong (nge-seks) di malam
hari.

L = Nyebong ??? ... Zadi PSK ???

K = Hingga waktu yang lama, keluarga dan tetangganya tidak tahu kegiatan barunya itu. Setelah
orangtuanya meninggal, barulah Mami berani menegaskan seksualitas waria-nya secara terbuka.
Kakaknya masih tetap menentangnya, sempat memukulinya lagi, tapi tidak mampu mencegah
kewariaannya. Para tetangga di kampungnya tidak berani melecehkannya terang-terangan, mungkin
karena sang kakak adalah preman yang ditakuti. Bahkan ketika dia membawa beberapa teman waria
ke rumahnya di tahun tujuh puluhan, masyarakat tidak menolaknya. Pak RT yang kebetulan
membuka usaha
kos-kosan malah menawarkan kamar-kamarnya untuk disewa teman-teman Mami itu, asal mereka
dapat menjaga perilaku di kampung dengan baik. Para waria tersebut, sebagaimana warga lainnya,
lalu ikut pula dengan kegiatan-kegiatan kampung seperti kerja bakti, rewangan, kondangan,
melayat, atau memeriahkan peringatan tujuh belasan. Namun, memang hanya sebatas itulah peran-
peran mereka di kampung. Mereka tidak memiliki ruang bermasyarakat sebagaimana warga
kampung lainnya.

L = Kalau sekarang, waria2 yang di pinggiran Jakarta malahan SUDAH banyak yang pakai jilbab. I
saw myself beberapa kali, serombongan waria berjalan bersama-sama, dan all of them wear jilbab.
Waria berjilbab is IN today, hmmm hmmm hmmm...

K = Beberapa tempat remang-remang di Yogya sempat menjadi pangkalan para waria untuk
melakukan transaksi dan aktivitas seksual mereka. Para waria menyebut tempat ini: cebongan.

L = Cebongan = Tempat Nyabo ??? = Tempat melacurkan diri ?

K = Sejak tahun tujuh puluhan, ketika waria-waria dari luar Yogya mulai berdatangan, daerah
Bumijo menjadi cebongan yang kondang. Tetapi ketika pada 1985 penduduk sekitar pangkalan
melakukan protes kepada aparat keamanan akibat seringnya terjadi perkelahian dan tindak
kejahatan, cebongan tersebut dibubarkan. Sesudah peristiwa itu, segera muncul beberapa pangkalan
baru di tempat-tempat lain di wilayah kota. Cebongan di sekitar Stasiun Tugu menjadi pilihan
mangkal terdekat bagi waria-waria yang tinggal di permukiman penduduk pinggir Kali Winongo.

L = Well, ini suatu CASE STUDY bagaimana waria juga BISA melakukan ekspansi bisnis, in this
case bisnis "cebongan". So, as with all other minority groups, semakin ditekan maka semakin
berkembang, hmmm hmmm hmmmm...
K = Meskipun para waria tinggal dan hidup bertetanggaan sebagai warga di kampung, mereka aktif
berkegiatan di kota: bekerja, bersosialisasi, bersaing, maupun bernegosiasi, antara lain, dengan
pelanggan, sesama waria, para preman, atau dengan aparat keamanan. Persaingan untuk menjadi
yang terlaris dengan harga penawaran tinggi menyebabkan para waria berlomba-lomba
mempercantik diri. Cara-cara ini mereka tempuh demi mendapatkan posisi “terhormat” di
cebongan, karena lokasi sekitar Stasiun Tugu yang lumayan luas itu terkapling-kapling untuk
kelompok-kelompok waria sesuai harga masing-masing. Yang termurah, berkisar lima ribuan sekali
main (semua harga dapat naik-turun bergantung kemauan pasar juga) menempati pinggir rel kereta
(ngerilan) di barat stasiun. Waria dengan harga lebih tinggi, minimal sepuluh ribu, berada di
ngerilan dalam stasiun. Sementara waria-waria yang harganya bisa mencapai dua puluhan ribu. ke
atas, yakni waria-waria yang masih muda, cantik, mulus, akan bertransaksi di parkiran hingga Pasar
Kembang. Untuk kelompok yang terakhir ini, kegiatan seksual mereka tidak jarang berlangsung di
kamar-kamar hotel dan penginapan.

L = Yang ini no comment lah. I have NEVER had sex with a waria jadi gak bisa komentar.

K = Kalaupun seorang waria telanjur menempati kapling di ngerilan barat stasiun, berbaur dengan
PSK perempuan yang sudah turun harga, mereka tetap berupaya untuk tampil cantik sehingga masih
punya daya tawar saat bernegosiasi harga dengan kosumen. Tidak puas hanya dengan memakai
pakaian, dandanan, dan wewangian yang bisa memesona pelanggan, banyak waria melakukan
permak pada bagian-bagian tubuh, seperti payudara, hidung, pipi, bibir, atau dagu, dengan suntik
hormon atau silikon. Sering terjadi, suntik silikon yang bukan ditangani oleh ahli medis tetapi oleh
waria yang dipandang mampu melakukan itu, membawa malapetaka. Pernah kejadian, hidung hasil
suntik silikon yang mancung-melengkung milik seorang waria peyok gara-gara terantuk pintu,
sehingga untuk memulihkannya kembali ke bentuk yang diidamkannya harus dipijat-pijat dengan
hati-hati sekali selama beberapa waktu. Bahkan, ada seorang waria yang hidung silikonnya mekar
meninggi di bagian pangkalnya bocor, mengoreng, dan untuk sembuh butuh biaya banyak dan
waktu lama.

Ini berbeda dengan Mami yang sejak mudanya tidak pernah berpikir untuk merekayasa
penampilannya secara berlebihan. Dengan modal wajah yang diakuinya tidak cantik itu, dia merasa
cukup percaya diri dengan tidak menyuntikkan silikon di tubuhnya. Dia juga tidak mencukur bulu-
bulu kakinya. Kedua daun telinganya pun tetap dibiarkan buntu tanpa tindikan. Di luar
kegemarannya berdandan ngejreng: memakai riasan berani, berpakaian seksi lengkap dengan segala
asesoris, berstoking dan bersepatu hak tinggi, di masa mudanya Mami sangat percaya dengan inner
beauty. Kelembutannya, keikhlasannya, keterampilannya mendengarkan, serta kepeduliannya yang
besar kepada orang yang kesusahan banyak diakui waria-waria lainnya sebagai sisi kecantikan
Mami yang menonjol dan alami (ceile….).

Kini, ketika kehidupan nyebong di cebongan sudah lama Mami tinggalkan, ketika Mami sudah
tidak perlu berdandan menor untuk menunjukkan jatidirinya –kecuali di saat-saat tertentu seperti
kondangan dsb, naluri kewariaannya untuk selalu tampil cantik tentu saja tidak pernah hilang–
Mami semakin yakin, bahwa kewariaan seseorang tidak hanya ditentukan oleh dandanan dan
pakaian perempuan yang dikenakannya, tetapi terutama pada sikap dan perilaku sehari-harinya yang
mencerminkan jiwa keperempuanannya; sebagaimana Mami percaya, bahwa kemanusiaan (baca:
spiritualitas) seseorang, waria atau bukan, ditentukan oleh bagaimana dia menghidupi
kemanusiaannya dengan
kebajikan dalam kesehariannya. Rupanya, kesederhanaan pengetahuan Mami akan teori dan konsep
hidup tidak mengurangi kecerdasan dan kearifannya memahami, menyiasati, dan menjalani hidup.

Memang tidak setiap waria pernah melakukan kegiatan nyebong dan kenal dengan daerah
cebongan, karena tidak semua waria menjadi orang yang terbuang dari keluarga dan lingkungan.
Untuk waria-waria yang beruntung ini, biasanya mereka memiliki tingkat pendidikan, ekonomi, dan
sosial yang lebih baik serta mampu hidup berintegrasi dengan masyarakat luas. Malangnya,
sebagian besar waria adalah orang-orang yang hidupnya tersingkir, terpinggir, dan terdiskriminasi
nyaris dalam semua aspek kehidupan: sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, pendidikan….

Malam itu, sebelum kami berpisah, ketika saya ingatkan Mami, bahwa waktu dia cium pipi kanan-
kiri saya saat pertama bertemu tadi saya rasakan kasarnya sebagian bulu-bulu kumis dan janggutnya
yang mulai tumbuh, segera Mami mengeluarkan dua koin seratusannya. Sambil terkekeh dia segera
asyik dengan sepasang koinnya, mencabuti bulu-bulunya. Saat itulah muncul seorang waria muda,
Menik namanya (nama samaran), yang datang-datang langsung menggelendot di bahu Mami.
Menik masih dua puluhan, bertubuh langsing semampai dengan rambut cepak cat-catan pirang,
berkaos oblong dan bercelana panjang. Perhiasan emas yang dikenakannya berkilauan di leher,
pergelangan tangan, dan beberapa jarinya. Kata Mami, usaha Menik cukup berhasil, tanpa
menyebutkan macam usahanya. Mami menerangkan, Menik bukanlah PSK. Meskipun begitu,
Menik mengaku selalu mengunjungi cebongan dengan wig dan dandanan wah setiap malam
Minggu. Dan dengan penuh ekspresi, Menik bercerita tentang persaingan yang terjadi di sana, baik
antarwaria Yogya, maupun antara waria asli Yogya dan pendatang. Kemudian… saat tiba-tiba
Menik beralih sibuk mencurahkan perasaannya ke Mami dengan nada bicaranya yang manja dan
kolokan, saya terharu sekaligus terpesona. Diam-diam saya nikmati intonasi dan diksinya yang
menakjubkan buat telinga saya yang tidak biasa mendengar waria berbicara dengan segenap hatinya
dalam bahasa gaulnya….

*Yang pengen baca “prinsip2 yogyakarta dalam aplikasi undang2 HAM internasional dan kaitannya
dengan orientasi seksual dan identitas jender”, klik: http://yogyakartapr inciples.org/

L = Thanks for sharing with us all, dear Mbak K. I bless you, we bless you, God bless the warias

------------ ---

3. Manusia Diciptakan di Bumi

Selamat siang, Pak Leo. Sebelumnya saya terima kasih dengan Bapak yang mempunyai prinsip dan
penjelasan mengenai kata "TUHAN / ALLAH" yang hanya merupakan konsep. Pak, saya ada
pertanyaan yang mungkin Bapak dapat jelaskan kepada saya yaitu mengenai: "Mengapa & apa
tujuan manusia itu dihadirkan ke bumi ini ? Dimana, apa, dan bagaimana awal sampai keber "ada"
an itu ada?" Tks, (H)

JAWABAN SAYA:

Mengapa dan apa tujuan manusia dihadirkan di bumi ini, that's your question. Jawabannya itu
RELATIF, anda mau memandang dari sudut apa ? Ada berbagai macam sudut pandang:
1. Filsafat
2. Agama
3. Pendapat Pribadi

Filsafat itu memiliki ratusan aliran. Agama2 itu tidak terhitung. Dan pendapat pribadi itu banyaknya
sebanyak JUMLAH UMAT MANUSIA. Mengapa kita manusia ada disini, dan apa tujuan kita
disini merupakan pertanyaan abadi. Semua manusia berusaha menjawabnya, dan setiap jawaban
yang diberikan itu VALID.

Agama2 itu berusaha memberikan jawaban WHOLESALE, artinya jawaban yang diberikan sebagai
take it or leave it. Seperti belanja memilih PAHE (Paket Hemat). Agama itu termasuk "pahe" karena
cukup dengan mengucapkan syahadat maka anda akan menerima sekeranjang belief systems
tentang asal usul manusia PLUS tujuan hidup manusia di dunia ini.

Tetapi apakah benar jawaban yang diberikan oleh agama itu ? ... Jawab: Tentu saja TIDAK
BENAR. Agama itu semuanya merupakan imajinasi saja. Di-imajinasi- kan ada manusia pertama
yang namanya "Adam". Lalu di-imajinasi- kan si nabi yang BESAR SEKALI itu tawar menawar
dengan "Allah" tentang berapa banyaknya SHOLAT yang harus dilakukan. Apakah 50 kali sehari,
ataukah 5 kali sehari ? Ternyata si nabi itu PINTER NAWAR, jadinya 5 kali sehari. Tetapi apakah si
nabi itu benar tawar menawar dengan Allah is another thing. Menurut saya, si nabi itu cuma
bermain dengan IMAJINASI yang ada di dirinya sendiri. Buktinya itu BANYAK, al. kita bisa
sebutkan bahwa Allah yang muncul di Bali itu sama sekali tidak mengajarkan sholat. Sholat itu
imajinasi yang asalnya dari Arab.

Filsafat juga berbagai macam alirannya. Ada filsafat yang bersifat deterministik, jadi suatu hal akan
berlanjut kepada hal lainnya, mutlak. Ada juga filsafat yang sifatnya dogmatik, harus diterima
prinsip2 tertentu baru bisa dijalankan. Kalau kita tidak menerima prinsip2 itu, maka filsafatnya
tidak berjalan. Sama saja seperti agama sebenarnya, ada ASUMSI yang tidak boleh dipertanyakan.

Lalu tiap manusia juga BISA berpikir sendiri, untuk apa saya ada di dunia ini, dan apa tujuan saya
di dunia ini. Nah, kita sebagai manusia yang diasumsikan memiliki Roh (ini ASUMSI saya), tentu
saja bisa berpikir. Anda itu bebas untuk berpikir apa saja, dan mengambil kesimpulan apa saja.
Mengapa anda ada di dunia ini ? ... Jawab: Karena memang ada. Ada karena memang ada. Untuk
apa anda di dunia ini ? ... Jawab: Untuk hidup. Hidup untuk apa ? ... Ya, untuk hidup saja, menjadi
manusia saja, menjadi manusia biasa2 saja. That's all. Cuma segitu saja.

Tetapi ada juga manusia yang SOK CANGGIH dengan teorinya bahwa ada "Allah" yang
memberikan ridho sekaligus laknat. Anda mau ridho ? ... Masuklah agama. Anda mau laknat ? ...
Masuklah agama tetangga. Itu cara berpikir orang2 agama yang merasa dirinya canggih, pedahal
segalanya itu cuma rekayasa saja, demi menyetir pikiran anda. Kalau pikiran anda itu BISA disetir
oleh orang2 agama, maka apapun yang dicekokkan akan anda terima dengan TAKUT. Fear Factor.
Faktor Ketakutan merupakan PERANGKAT yang sangat ampuh, dan itu digunakan oleh orang2
yang menjajakan agamanya, utuh dan
komplit dengan segala macam aktor buatan imajinasi manusia dengan nama "Allah" dan "nabi
besar".

Lalu sekarang anda harus bagaimana ? Menurut saya, what you do with your life is your own
business. Hidup saja, enjoy saja. Kalau mau BERPIKIR, ya berpikir sajalah. Nothing is sinful.
Tidak ada yang salah dengan berpikir apa saja. Anda tidak akan kemana-mana. Baik anda puasa
maupun tidak BUKAN merupakan masalah. Masalah itu adanya di orang2 yang memegang agama
sebagai PERANGKAT untuk memanipulasi jalan pikiran anda. Kalau anda bisa dibikin percaya
bahwa anda PERLU amal dan ibadah supaya bisa masuk Surga, maka anda akan setengah mati
jungkang jungking dan mengikuti puasa dan segala macam SYARIAT yang ditentukan oleh orang2
agama itu.

Tetapi kalau anda bilang semuanya itu omong kosong alias bullshit, maka anda juga tidak akan
apa2. You will lack nothing. Anda tidak akan bertambah suci murni karena anda itu berpuasa dan
berdoa. Dan juga tidak akan bertambah dosa hanya karena anda itu tidak berdoa dan berpuasa.
Segalanya itu cuma MIND GAME. Cuma ada di pikiran manusia saja. So, sekali lagi, anda mau
yang mana is UP TO YOU. Berpikir saja, tulis saja, share saja, anything is ok saja.

Anda juga bertanya kepada saya tentang asal usul MENGAPA keberadaan itu ada. Dengan kata
lain, mengapa kita ada di bumi ini ? Mengapa kita sadar bahwa kita sadar ?

Jawaban dari pertanyaan itu sebenarnya sudah saya berikan di bagian atas, yaitu anda dapat mencari
dari filsafat, dari agama, atau dari pendapat anda sendiri. Semuanya itu VALID sebagai jawaban.
Sistem filsafat itu digunakan oleh para filsuf dengan berbagai alirannya yang tidak terhitung,
semuanya BISA menjelaskan dengan metodologinya sendiri2; ada asumsi2, dan ada penalaran, dsb.
On the other hand, sistem agama digunakan oleh orang2 yang MENCIPTAKAN agama. So, ada
agama2 Timur Tengah yang bilang bahwa manusia pertama namanya Adam. Tapi apakah benar itu
manusia pertama ? Dan apakah benar namanya Adam ? Tentu saja tidak. Kita BISA menyimpulkan
bahwa segala teori penciptaan dari agama2 itu merupakan MITOS.

Kita kenal yang namanya Mitologi Yunani dimana ada kisah penciptaan manusia VERSI YUNANI.
Dan kita menamakannya mitologi. Di dalam agama2 Timur Tengah, kita tidak menamakannya
sebagai mitologi, melainkan kita terima sebagai "fakta", pedahal sama saja, mitologi juga. Agama2
Timur (Hindu, Buddha, Tao, dsb... ) juga memiliki versi penciptaan manusia sendiri2. Agama2 yang
berasal dari India memiliki MITOLOGI PENCIPTAAN yang mirip dengan Mitologi Yunani.
Agama2 Timur Tengah semuanya berawal dari Mitologi Penciptaan VERSI Yahudi. Bahkan
Mitologi Yahudi itu berasal dari era yang lebih tua lagi, yaitu di Sumeria. Tetapi karena Yahudi dan
turunannya berupa Kristen dan Islam itu membawa "Allah" yang asalnya dari Allah etnik Yahudi
yang sangat etnosentrik dan lokal, makanya kita masih bisa melihat segala macam adat istiadat
Yahudi yang katanya berasal dari Allah. Bahkan Allah Yahudi yang menemukan PENCERAHAN
sebagai Allah Kristen dan Allah Islam itu sampai sekarang MASIH memiliki segala bias yang
asalnya dari status sang Allah sendiri. Karena aslinya merupakan Allah etnik Yahudi yang lokal dan
sangat tidak toleran, maka ciri2nya itu masih terlihat di Kristen dan Islam, walaupun lebih jelas di
Islam karena Kristen itu sekarang lebih terbuka. Sudah banyak pemahaman baru di Kristen yang
akhirnya MEMBAWA Allah etnik Yahudi menjadi Allah yang cukup kosmopolitan di Jaman
Romawi ketika Kristen mulai menyebar ke Benua Eropa. Bahkan sekarang telah muncul Allah yang
MODE TERAKHIR, yaitu Allah yang menghormati HAM dan sama sekali tidak membedakan
manusia. So, we create the Allah.

Tetapi bukan berarti tidak ada yang namanya Tuhan. Tuhan itu ADA, tetapi adanya BUKAN di
dalam segala kitab2 yang disucikan oleh orang2 Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, Tao,
Konghucu, Kejawen, dlsb. Tuhan yang asli itu adanya di dalam KESADARAN tiap manusia. Anda
bisa diam saja, meditasi saja, dan anda akan merasakan bahwa anda itu SATU. Satu dengan apa ?
Ada yang menamakannya sebagai Kesadaran Kosmik, ada yang menamakannya sebagai Kesadaran
Kristus, ada yang menamakannya sebagai Manunggaling Kawula Gusti, ada yang menamakannya
sebagai makrifatullah. Yang benar yang mana ?

Nah, kalau sudah tanya yang benar yang mana, maka saya akan jawab bahwa TIDAK ada yang
namanya yang "benar". Kita cuma bisa bilang bahwa segalanya itu VALID. Pengalaman subyektif
anda ketika merasakan diri anda itu SATU dengan zat yang anda sebut Tuhan itu selalu VALID.
Yang valid itu pengalamannya, dan bukan segala kisah antah berantah yang dipaksakan oleh
agama2 itu. Kita BISA menciptakan kisah antah berantah juga. Kita BISA pakai Teori Reinkarnasi,
dlsb. Semuanya oke saja, as long as you can enjoy it, it's ok. This is a private business, urusan anda
sendiri dan bukan urusan orang lain. Apapun yang anda percayai merupakan urusan anda sendiri.

So, kita sebenarnya tidak bisa memaksakan apapun kepada orang2 lain. Apa yang orang lain mau
percayai is urusan orang itu. Kita cuma bisa tahu bahwa KESADARAN yang ada di tiap orang itu
sama persis dengan Kesadaran yang ada di diri kita sendiri. Apapun yang orang lain mau percayai
tidak akan menyebabkan orangnya menjadi berbeda dari kita. Orang lain mau percaya kepada Dewa
Matahari ataupun mau percaya kepada Allah Subhanahu wa taalla juga tidak apa2, tidak akan
membuat orangnya menjadi manusia yang luar biasa sempurna ketika percaya kepada Allah
Subhanahu wa ta'alla dan menjadi manusia yang BRENGSEK ketika percaya kepada Dewa
Matahari. No, it doesn't work like that. The important thing is, baik anda percaya kepada Allah
ataupun anda tidak percaya kepada Allah, anda akan TETAP menjadi manusia. Dan manusia yang
biasa2 saja.

We can only know that we are HUMAN BEINGS, and that we are aware of being aware. Eling
karena eling. Just that. Di luar itu semuanya adalah SPEKULASI belaka. Bisa juga dikatakan
sebagai IMAJINASI. Segala agama dan sistem kepercayaan itu menggunakan spekulasi atau
imajinasi yang sebenarnya VALID, sah saja. Yang tidak sah itu yang menggunakan segala macam
pemaksaan dan ancaman seperti sering kita jumpai di dalam agama2 itu, walaupun dengan
menggunakan nama Tuhan / Allah. Makanya saya juga sering bilang / tulis bahwa apapun yang mau
kita bilang tentang Tuhan / Allah tidak akan apa2. Tuhan / Allah itu cuma KONSEP saja. Konsep itu
asalnya dari spekulasi / imajinasi. Apa yang mau kita konsepkan tentang Tuhan / Allah, ya jadilah
itu. Tuhan / Allah sendiri memang ADA, dan adanya di dalam Kesadaran tiap manusia, tetapi kalau
sudah di-konsep-kan, artinya telah masuk ke dalam suatu SISTEM dimana ada berbagai macam
perangkat yang bisa kita lihat setiap hari.

Perangkat bisa berupa: ulama, usaha pembuktian "Kitab Suci", ganjaran dari atasan anda berupa
naik pangkat kalau anda takwa kepada "Allah", hukuman berupa pengucilan dari kelompok
pengajian kalau anda mempertanyakan "Allah", dan segala macam yang KONON berhubungan
dengan "Allah". Pedahal Allah disitu cuma Allah yang di-konsep-kan saja. Allah yang ASLI itu
tetap ada di dalam Kesadaran di diri anda, dan tidak akan membedakan kalau anda sholat 5 waktu, 3
waktu, atau tidak sholat sama sekali. Allah yang asli itu tidak akan membedakan anda kalau anda
beragama Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, Tao, Kejawen, Shinto, Atheist,
Agnostic, atau NO LABEL. Tidak akan ada bedanya. Yang membedakan itu adalah PERLAKUAN
MANUSIA yang mengatas-namakan "Allah". Can you follow me ?

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Lukisan Adam dan Hawa oleh Rubens yang dibuat di
Antwerpen pada tahun 1600.

------------ ---

4. Apakah Alasan Kita Berpuasa

Apakah alasan kita berpuasa ? ... Menurut saya alasannya yang ASLI itu cuma satu, yaitu kita MAU
berpuasa. Kalau kita mau berpuasa, maka berpuasalah kita. Kalau kita tidak mau berpuasa, ya kita
tidak akan berpuasa. Itu sudah jelas. Berarti pertanyaannya sekarang bukanlah alasan kita berpuasa,
melainkan apa yang menyebabkan kita MAU berpuasa yang menurut saya ada beberapa hal:

1. Ingin melakukan IBADAH dengan puasa di bulan Ramadhan


2. Takut terkena DOSA ketika tidak berpuasa di bulan Ramadhan
3. Takut dibilang orang KAFIR ketika tidak ikut berpuasa di bulan Ramadhan
4. Ingin mengumpulkan PAHALA dari Allah ketika berpuasa di bulan Ramadhan

Nah, saya ambil contoh disini yang konkrit, yaitu puasa di bulan Ramadhan, yang ternyata
semuanya itu berasal dari AJARAN yang dikeluarkan oleh ulama2 tertentu yang bilang bahwa
Allah itu MENYURUH manusia berpuasa di bulan Ramadhan. Ramadhan dibilang sebagai "bulan
suci". Lalu puasa dibilang sebagai "ibadah", blah blah blah...

Tetapi apakah benar semua ajaran itu ? ... Jawab: Ya benar, kalau anda percaya. Kalau anda TIDAK
percaya kepada segala uraian yang diberikan oleh ulama2 itu, maka artinya segala ajaran2 itu
TIDAK benar. Semua ajaran2 itu bisa berarti benar / salah tergantung dari anda percaya atau tidak.
Ajaran2 itu sendiri netral, dan tidak berarti apapun. Yang berarti itu PRAKTEK yang anda lakukan
yang didasarkan pada diri anda sendiri.

Kalau anda TAKUT tidak puasa, maka puasalah anda. Kalau anda ingin beribadah melalui puasa, ya
beribadahlah anda. Tetapi, kalau anda bilang bahwa segala ajaran2 tentang puasa di bulan
Ramadhan itu merupakan bualan belaka, ya jadilah mereka bualan belaka. Saya sendiri tidak bilang
bahwa mereka bualan, yang saya bilang mereka merupakan AKAL2AN. Akal2an artinya TRICKS
atau rekayasa, yaitu sesuatu yang dibuat agar manusia2 lain (dalam hal ini para ulama) bisa
mengontrol pikiran dan tindakan anda. Agar para ulama itu bisa mengontrol pikiran dan tindakan
anda, maka perlulah segala nama "Allah" dan segala pernak-perniknya dibawa-bawa. Untuk anda
yang belum mengetahuinya, segala MANIPULASI atas nama Allah dan berbagai sebutan Tuhan
lainnya itu ADA DI SEMUA AGAMA. Semuanya itu buatan manusia belaka, tetapi mengatas-
namakan Allah. Malah ada yang bilang bahwa "kalau anda Muslim maka anda wajib berpuasa".

Nah, saya lalu akan bilang: Allah kok membedakan manusia itu Muslim atau Muslam ? Apakah
BENAR kalau manusia itu Muslim maka wajib berpuasa di bulan Ramadhan, dan kalau Muslam
maka tidak wajib berpuasa di bulan Ramadhan ? Allah apakah itu yang membedakan manusia
biasa2 saja sebagai Muslim dan Muslam ? Apakah itu Allah yang ASLI yang ada di segala tempat,
budaya, waktu ? Apakah itu Allah yang tidak membedakan manusia ? Apakah itu Allah yang benar2
Allah bagi semua manusia di mana saja ? ... Jawab: Tentu saja tidak.

Allah yang membedakan manusia sebagai Muslim dan Muslam sudah jelas BUKAN Allah yang
asli. Itu cuma KONSEP ALLAH yang berasal dari Timur Tengah. Konsep Allah yang sangat
diskriminatif (membedakan manusia) jelas merupakan suatu ILLAH. Illah itu artinya BERHALA.
Kalau anda mau mengikuti segala pengertian tentang Allah yang membedakan manusia menjadi
Muslim dan Muslam, berarti anda menyembah suatu illah, suatu BERHALA. Dalam hal ini illah /
berhala yang MEMBEDAKAN manusia. Illah atau Berhala itu BUKAN Allah yang asli. Berhala
cuma Allah yang dikonsepkan oleh manusia tertentu, yang berasal dari ruang dan waktu tertentu.
Tentu saja konsep Allah yang diberhalakan itu TIDAK universal. Tidak bisa berlaku di tempat lain,
terutama di negara2 Barat yang para manusianya itu sudah jauh lebih maju daripada manusia di
negara2 berkembang seperti Indonesia yang masih cukup mudah untuk dibodohi oleh para ulama.

So, sekali lagi: puasa is a CHOICE, pilihan. Kalau anda mau berpuasa, ya berpuasalah. Kalau tidak
mau, ya tidak usahlah. Kalau anda mau bermain-main dengan segala konsep tentang Allah yang
TIDAK universal, ya bermain-mainlah. Konsep tentang Allah merupakan illah atau berhala. Tidak
ada yang melarang anda untuk bermain dengan berhala. Itu merupakan HAM (Hak Azasi Manusia).
Bermain dengan Berhala maupun tidak bermain dengan Berhala merupakan HAM. Dalam hal ini
HAM untuk ber-illah/ber- berhala/beragama ; and vice versa, yaitu untuk tidak ber-illah/ber-
berhala/beragama apapun... -- Menurut saya sendiri, beragama adalah ber-ILLAH atau ber-
BERHALA, dan kita bisa mengucapkan pendapat itu dengan riang gembira karena mengucapkan
pendapat secara bebas juga merupakan HAM. Dalam hal ini HAM untuk berpendapat dan
mengemukakannya.

Lalu ada seorang rekan yang bilang bahwa pendapat saya di atas itu "gamblang tenan... sebuah
perspektif yang sangat indah, human behavioral based." Lha ? ... Bukankah segala sesuatu yang
menyangkut PERILAKU manusia itu memang sifatnya "behavioral" . Behavior = Perilaku.
Nah, di belakang perilaku manusia ada bermacam ragam IDE. Ide tentang Allah, ide tentang Semar,
ide tentang Kanjeng Ratu Kidul, ide tentang Buddha, ide tentang Yesus, ide tentang Shiva, ide
tentang the Eternal Feminine, ide tentang Ibu Pertiwi, dan segala macam ide yang tidak terhitung
banyaknya. Di belakang segala perilaku manusia dan ide2 yang ada di dalam pikiran manusia, ada
yang namanya PENGALAMAN KEJIWAAN. Nah, pengalaman kejiwaan ini terkadang disebut
sebagai psychological experience. Bisa pula disebut sebagai religious experience. Bisa pula disebut
sebagai spiritual experience. Boleh bilang semuanya itu cuma bisa dirasakan oleh manusianya
sendiri. Orang lain cuma melihat anda itu klayar kliyer, tapi anda merasa didatangi oleh suatu
makhluk berwujud asap putih yang bilang bahwa namanya "Jibril". Nah, hal semacam itu tidak
terhitung banyaknya. Setiap orang BISA mengalaminya.

Dari pengalaman saya bertemu dengan banyak manusia, yang namanya PENGALAMAN BATIN
bertemu dengan berbagai "makhluk halus" merupakan pengalaman yang umum. Sangat umum dan
kita tidak bisa seperti orang2 jaman dahulu kala yang cuma menerima bahwa hal seperti itu bisa
dialami oleh manusia2 yang "spiritual" saja. It doesn't work like that. Yang namanya pengalaman
spiritual itu dialami oleh semua manusia. Sebagian manusia yang memperoleh pengalaman spiritual
itu MENGUCAPKAN apa yang didapatnya ketika KESAMBET JIBRIL. Lalu ucapan itu dicatat di
atas tulang, papyrus, kulit kambing, dsb. Mungkin juga cuma dihapalkan oleh orang2 yang
kebetulan ada di sekitarnya. Sebagian lagi bisa menuliskan sendiri apa yang diperolehnya ketika
dirinya itu kesambet Jibril. Nah, kebanyakan tulisan2 yang sekarang dikenal sebagai "ayat2" itu
berasal dari pengalaman seperti ini. Secara khusus, fenomena kesambet Jibril itu sangat umum di
masyarakat Semitik. Bermula dari orang2 Yahudi dan kemudian diikuti oleh seseorang yang
BUKAN Yahudi tetapi merasa diri sebagai orang Yahudi. Lalu karena TIDAK diterima oleh orang
Yahudi akhirnya meneruskan mengucapkan apa yang dirasanya sebagai suara "Allah".

Tetapi, apakah benar Allah yang ASLI yang muncul di kesadaran manusia2 Yahudi dan Arab itu ? ...
Jawab: Tentu saja itu BUKAN Allah yang asli. Allah yang muncul di kesadaran Yahudi dan Arab
adalah Allah yang temporal. Kita semua tahu itu, tetapi sebagian dari kita masih ragu2 karena para
ulama itu benar2 sumpah kerak keruk bahwa itulah "Allah" yang asli. Saya bilang bahwa Allah
yang muncul itu BUKAN Allah yang asli. Kalau benar itu Allah yang asli, maka TIDAK AKAN
membedakan manusia sebagai orang Muslim dan Muslam. Kalau itu Allah yang asli, maka tidak
akan muncul seperti kakek tua yang kebakaran jenggot dan protes keras bahwa dirinya tidak punya
anak, tidak mau punya anak, dan MENUNTUT untuk dihormati sebanyak 50 kali setiap hari dengan
ucapan bahwa tidak ada berhala lain kecuali berhala yang bernama Allah. Itu BUKAN Allah yang
asli, melainkan Allah yang CUMA muncul di kesadaran seorang manusia biasa, tidak ada bedanya
dengan anda dan saya. Dan tentu saja segala concern dari si Allah itu sifatnya spesifik. Kalau si
Allah itu Allah Yahudi, maka tentu saja yang dibela adalah orang2 Yahudi. Kalau itu Allah Arab,
maka tentu saja yang dibela itu adalah orang2 Arab.

Nah, kita semua tahu bahwa segalanya itu cuma SPIRITUAL EXPERIENCE dari manusia biasa2
saja. Spiritual experience itu VALID bagi manusianya. Dan berdasarkan spiritual experience itu
muncul IDE tentang Allah. Allah itu IDE belaka. Allah yang muncul di kesadaran manusia2 Yahudi
itu anti babi. Allah yang muncul di kesadaran manusia Arab itu sama anti babi juga. Ini adalah IDE
tentang Allah. Sangat bias secara kultural. Berdasarkan IDE tentang Allah itu, akhirnya muncullah
BEHAVIOR / PERILAKU. Orang2 Yahudi itu benar2 tidak makan babi karena itu diharamkan oleh
Allah yang muncul di manusia2 Yahudi yang di-NABI-kan. Orang2 Arab tidak makan babi karena
itu diharamkan oleh manusia Arab yang di-NABI-kan. So, ada urutan antara Pengalaman Spiritual,
Ide, dan Perilaku. Pengalaman spiritual memunculkan IDE tentang Allah. Dan ide tentang Allah
akhirnya memunculkan perilaku tertentu yang dipercaya akan SESUAI dengan kehendak si Allah.

Tetapi, apakah benar segala IDE tentang Allah yang muncul di manusia2 BIASA itu ? ... Jawab:
Mungkin benar untuk saat itu, dan di tempat itu saja. Tetapi, kalau mau dibawa untuk tempat lain
seperti Indonesia, Amerika Serikat, Russia, Inggris, Afrika, Cina, Jepang, Alaska, dan sebagainya.. .
jelas TIDAK BENAR. Tidak benar dan tidak cocok.

Kenapa tidak benar ? ... Jawab:


1. Karena si Allah MEMBEDAKAN manusia berdasarkan kategori Muslim dan Muslam.
2. Karena si Allah itu MEMBEDAKAN manusia berdasarkan jenis kelamin.
3. Karena si Allah itu GILA HORMAT.
4. Karena si Allah itu TIDAK mencintai manusia tanpa syarat, melainkan penuh syarat. Syariat itu
syarat.

Dan, unfortunately, manusia2 di SELURUH DUNIA sudah tahu bahwa yang namanya Allah yang
ASLI itu akan mencintai manusia TANPA SYARAT. Kalau ada syarat, maka segala tipu daya Allah
yang berasal dari Arab itu sudah terbuka dari awal. Semua orang akan melihat dengan JELAS
bahwa segalanya itu ternyata REKAYASA. Allah yang hanya mau mencintai manusia dengan
syariat adalah Allah buatan manusia Arab, dan itu BUKAN Allah, melainkan hanyalah IDE tentang
Allah, dan ide disitu bahkan hanyalah ide yang INFERIOR.

Ide itu inferior karena:


1. Tidak menghormati HAM (Hak Azasi Manusia).
2. Menghalalkan pemaksaan dan penggunakan kekerasan terhadap sesama manusia.
3. Menjanjikan Surga dan mengancam dengan Neraka untuk mereka yang menolaknya.

So, jadi jelaslah bahwa segala PENGAKUAN / SYAHADAT / IMAN terhadap Allah yang berasal
dari Arab itu merupakan REKAYASA agar para ulama yang mempertahankan RITUAL bagi
kemuliaan si Allah ala Arab (termasuk sunat, puasa, dsb...) bisa terus menerus menyetir pikiran
manusia2 lain. Banyak rekayasa lainnya disitu, termasuk ancaman bagi mereka yang MURTAD dan
meninggalkan si Allah seorang diri dan gigit jari. Menurut pendapat saya, Allah semacam itu lebih
baik ditinggalkan saja. Itu cuma IDE saja yang asalnya dari Arab.

Kita semua tahu bahwa ada allah yang UNIVERSAL. Allah yang universal itu tidak akan
membedakan manusia menjadi Muslim dan Muslam, tidak akan diskriminasi kalau anda itu seorang
wanita, tidak akan mencaci maki kalau anda itu seorang pria yang suka berhubungan sex dengan
sesama pria, tidak akan mencemooh ketika anda tiap hari makan babi, tidak akan menghina anda
kalau anda tidak disunat, tidak akan MENAKUT-NAKUTI anda dengan neraka, tidak akan
kebakaran jenggot ketika anda murtad dan tidak mau lagi sholat. Itulah Allah yang UNIVERSAL.
Allah yang ASLI itu yang Universal, dan bukan yang asalnya dari Arab, dari Yahudi, dari orang2
Indian Amerika, dari orang2 Eskimo, dan lain sebagainya.

Sebagian rekan ada yang mengutip guru2 SUFI seperti Al Ghazali dengan elaborasinya yang
bertingkat-tingkat tentang Allah. Dan itu dikutip untuk menyatakan bahwa the Allah itu NYATA.
Nah, menurut saya sendiri, Al Ghazali itu cuma berimajinasi saja. Semuanya itu imajinasi saja, dan
itu VALID. Yang namanya SPIRITUAL EXPERIENCE itu juga bekerja berdasarkan IMAJINASI.
Imajinasi memunculkan spiritual experience while, at the same time, kata "Allah" disitu cuma
semacam KATA BANTU. Kalau anda tidak menggunakan kata "Allah", maka akan sulitlah untuk
menerangkan tentang cinta kasih dan segala macam konsep lainnya. Karena ada kata "Allah", maka
kita bisa mengerti dan mengkomunikasikanny a. Tetapi, apakah benar ada "Allah" seperti yang di-
imajinasikan oleh Al Ghazali ? Jawab: sebagai suatu PRODUK dari imajinasi, maka Allah itu ADA.
Kalau anda mengimajinasikan "Allah", tentu saja akan muncul "Allah" di dalam imajinasi anda,
terlebih lagi ketika anda sedang TRANCED ketika gelombang otak anda turun ke level Alpha ke
bawah (gelombang otak Theta dan Delta).
Tetapi, bagi sebagian orang yang TIDAK berimajinasi dengan konsep Allah, maka Allah itu TIDAK
ADA. So, tergantung anda itu MAU atau tidak mau berimajinasi. Lalu, anda itu mau meng-
imajinasikan apa ?Kalau yang anda imajinasikan itu anda namakan "Allah", maka anda akan
menemukannya di dalam KESADARAN anda. Kalau yang anda imajinasikan itu namanya
"Ganesha", maka anda akan menemukannya pula. Kalau yang anda imajinasikan itu namanya "Sun
Go Kong", maka anda akan menemukannya pula. Lalu kesimpulannya apa ? ... -- Jawab:
Kesimpulannya adalah bahwa segala apapun yang kita imajinasikan itu TIDAK akan menjadi
masalah karena cepat atau lambat mereka akan MUNCUL di dalam kesadaran di diri kita. Segala
OBYEK dari imajinasi itu valid saja, baik itu namanya Allah, Ganesha, Sun Go Kong, atau
apapun... tetapi mereka cuma obyek saja, benda mati saja. Allah itu KATA BENDA. Kata benda
abstrak.

Lalu yang hidup itu apa ?

Jawab: Yang hidup itu adalah KESADARAN yang ada di diri anda, di diri saya, dan di diri siapa
saja. Makanya please be careful with what kind of GOD CONCEPT yang anda imajinasikan. Kalau
anda meng-imajinasi- kan Allah yang penuh syariat, maka anda akan menjadi manusia yang
berusaha untuk menyenangkan "Allah" dengan menjalani segala syariat itu. Kalau anda mau meng-
imajinasi- kan Allah yang pengasih dan penyayang dan tidak menuntut syariat, maka anda akan full
of loving kindness kepada sesama, baik Muslim maupun Muslam.

Yang MUTLAK itu adalah KESADARAN (CONSCIOUSNESS) yang ada di diri anda, dan yang
RELATIF itu segala macam KONSEP tentang Allah yang bisa diganti dengan apa saja: bisa Allah
ala Arab, ala Jawa, ala Eskimo, ala Yahudi, ala Atheis, alakazzam.

Allah yang membedakan manusia sebagai Muslim dan Muslam adalah Allah yang goblok dan sama
sekali tidak pantas untuk diikuti lagi. Lebih baik disingkirkan saja, dan kita membuat Allah yang
baru. Allah yang baru itu MUDAH SAJA membuatnya sebab apa yang ingin kita jadikan tentang
Allah, ya jadilah. Kalau kita ingin bilang Allah itu maha pengasih dan maha penyayang, ya jadilah
itu. Kalau kita mau bilang bahwa Allah MEWAJIBKAN puasa, ya jadilah itu. Kalau kita bilang
Allah TIDAK mewajibkan puasa, ya jadilah itu juga.

Allah is only a concept. Cuma KONSEP TENTANG ALLAH. Dan konsep itu merupakan benda
abstrak. Benda mati yang abstrak. Kalau konsepnya itu stupid, kita bisa bilang bahwa itu stupid.
Saya bilang bahwa konsep Allah yang mewajibkan Muslim puasa itu STUPID. Itu Allah yang
stupid alias goblok. Dan karena Allah itu cuma BENDA, makanya dia itu diam saja. Allah akan
diam saja apabila kita sembah2 dengan kata subhanallah 1000 kali sehari atau kita maki goblok
1000 kali sehari. Tidak ada bedanya, wong benda saja kok. Benda abstrak alias konsep. Yang berarti
itu KESADARAN yang ada di diri anda dan saya. Itulah yang hidup, dan bukan segala Allah yang
kita PIKIR (dan percaya) bisa melakukan ini dan itu.

So, segala ajaran2 agama dan Allah-nya itu merupakan OBYEK BAHASAN. Bisa dibahas sebebas-
bebasnya karena mereka merupakan BENDA MATI. Agama itu Kata Benda Abstrak. Allah juga
Kata Benda Abstrak. Apa arti dari agama dan Allah itu tergantung dari diri anda dan saya yang
memiliki KESADARAN (CONSCIOUSNESS) . Kesadaran di diri kita itu TIDAK tergantung dari
agama dan konsep Tuhan di dalam agama yang disebut sebagai "Allah". Kitalah yang
MENCIPTAKAN agama dan Allah, dan bukan sebaliknya. We create "God" in our minds, then we
say that "God" creates us.

Nah, bukankah sekarang sudah waktunya untuk JUJUR dan menjadi insan spiritual yang
sesungguhnya dengan menerima FAKTA bahwa Kesadaran di diri kita sendirilah yang menciptakan
"Allah" itu ? ... Allah yang ASLI memang ada di setiap Kesadaran manusia, biarpun orangnya tidak
beragama sekalipun. Allah yang ASLI itu memang ada dan tetap selalu ada. Tetapi kalau sudah
menjadi KONSEP segala macam, termasuk konsep tentang "Allah yang mewajibkan Muslim
puasa", maka itu BUKAN Allah yang asli. Itu sudah termasuk Allah buatan manusia karena jelas
ada DISKRIMINASI. Yang membuat diskriminasi itu BUKAN Allah yang asli, melainkan manusia
yang membuat agama dimana disebutkan bahwa "Allah mewajibkan Muslim berpuasa".

Tetapi sebagian rekan mungkin akan berkomentar bahwa "semua agama pasti MEWAJIBKAN
pengikutnya untuk patuh kepada ajaran agama tersebut." Menurut saya sendiri, kata "wajib" disitu
BISA saja diterima kalau kita mau. Kalau kita tidak mau terima, ya ditinggal saja. Misalnya, ada
agama tertentu yang mengancam bahwa orang tidak boleh meninggalkan agama itu karena nanti
Allah marah. Orang yang meninggalkan agamanya disebut "murtad" dan itu hukumannya neraka
jahanam. Nah, lalu manusianya harus bagaimana ? ... Jawab: Tergantung manusianya sendiri. Kalau
manusianya itu SUDAH bisa melihat bahwa segalanya itu rekayasa belaka, maka akan
ditinggalkanlah agama yang memakai kata "wajib" itu. Tinggalkan saja, tidak apa2 kok. Dan kita itu
BERHAK untuk meninggalkan agama apa saja.

Lalu Allah bagaimana ? ... Jawab:


1. Allah sedang SIBUK dengan para bidadari telanjangnya.
2. Allah sudah TERCERAHKAN sehingga secara diam2 sebenarnya Allah turut mendorong agar
semakin banyak manusia murtad dan meninggalkan PEMBODOHAN MASSAL yang dilakukan
selama ratusan tahun oleh para ulama.
3. Allah sedang SIBUK menghitung amal, ibadah, dosa, dan sebagainya.
4. Allah yang katanya DIBELA oleh para ulama itu ternyata TIDAK ADA. Ternyata cuma suatu
konsep saja yang tujuannya agar ulama2 itu memperoleh tempat yang SANGAT TERHORMAT di
masyarakat.

So, saya akhirnya akan bilang sejara JUJUR bahwa kemungkinan yang paling benar itu yang nomor
4. Nah, kita ini yang sudah tahu hal itu apakah sudah SIAP untuk bilang terus terang kepada mereka
yang masih mencari-cari bahwa segalanya itu rekayasa saja, termasuk segala KETAKUTAN yang
ditanamkan kepada manusia2 oleh para ulama2 itu ? ... Semua agama bekerja berdasarkan prinsip
TAKUT. Anda itu harus memiliki rasa takut (FEARS) agar bisa disetir oleh para ulama. Segala
konsep dosa, amal, ibadah, pahala,... dan sebagainya itu bekerja berdasarkan prinsip pengekalan
rasa TAKUT.

Solusinya bagaimana ? ... Jawab: Tidak usah takut, don't be afraid. Kita tidak akan bablas kemana-
mana, bahkan tanpa segala macam agama2 dan rasa TAKUT yang ditanamkannya. Kita hanya akan
ada disini saja. Disini dan Saat ini saja. Here and Now. Always Here and Now.

Terakhir, thanks buat sharing dari berbagai rekan2. You know what, we have gone a long way dari
ngomongin segala penglihatan, mimpi, dsb... blah blah blah. Sekarang kita sudah ngomongin belief
systems yang beneficial as well as yang gimana gituh. Tujuannya memang cuma satu which is
learning from one another. Yang namanya belief systems itu just that: Belief. Apa yang dipercayai.
Dan apa yang dipercayai itu bisa macam2. Bisa benar2 nyata, dan bisa juga tidak nyata tapi cuma
ada di pikran orang2 itu sendiri. Dan segala belief systems itu VALID. Valid itu artinya SAH saja.
Mau percaya Allah yang maskulin, ya sah saja. Mau percaya Allah yang feminin, ya sah juga. Mau
percaya Allah yang poligami, itu sah juga. Mau percaya Allah yang free sex juga boleh aja. Saya
sendiri TIDAK percaya Allah yang free sex, saya percaya sama Allah yang romantic. Jadi nggak
langsung jebrat jebret kayak begitu, emangnya gw cowo apaan.

Nah, Mas R yang ada di Banda Aceh itu sempat juga meninggalkan offline message in my YM. Dia
bilang bahwa kalau makan tanpa dimasak itu rasanya lebih fresh. Terus aku diemin aja, nggak
jawab, because I did NOT know what to say. Bukankah semua orang tahu bahwa gado2, salad,
karedok, pecel, dan berbagai buah2an itu memang lebih FRESH. Everybody knows it. Kalau mau
makan tumbuh2an saja, why make a fuss about that ? Makan saja, so what gitu lho ! Kalau tidak
doyan tumbuh2an dan doyan daging doang, ya makan saja, fresh or cooked.

Three more weeks dan kita akan merayakan Idul Fitri. Should I also share that I have already
received presents, hadiah Lebaran, even before the puasa started ? One of the presents was a Baju
Koko. The person who gave me sempet nanya juga. She asked me: "Puasa nggak ?".

Then I replied, "Nggak, nggak pernah puasa."

Tapi the Baju Koko udah dibeliin, dan maybe I'd wear it buat petantang petenteng di Hari
Kemenangan nanti. Warnanya putih, dan ada banyak brokatnya. Pakenya so pasti dengan kopiah
item legem. Minal aidin wal faizinnn... (or so I imagined).

Poster film "the Ten Commandments" yang memperlihatkan Musa sedang ngamuk2 dan mau
menghancurkan batu bertuliskan "10 Perintah Allah" yang baru saja ditulisnya. Musa was the
FIRST man yang MENCATUT nama Allah. Musa bilang segala perintah itu dari Allah, pedahal
sudah jelas semuanya dari Musa sendiri because Allah yang muncul di orang2 Eskimo ngomongnya
lain lagi.

------------ ---

5. Imajinasi Pikiran

Friends, here is a sharing as well as a question from a friend, dikirimnya via japri:

Malam Pak Leo, saya ingin sharing lagi mengenai meditasi. Saya sering melakukan meditasi, dalam
setiap meditasi kadang kala pikiran saya seperti menerawang. Muncul gambaran dalam pikiran
saya.. seolah-olah seperti menghayal; pada saat dalam keadaan diam pikiran saya muncul proyeksi
visual dimana seolah-olah saya sedang menunggang seekor burung besar terbang membawa saya
melintasi bangunan candi2 yang megah. Di lain kesempatan pada saat meditasi, dalam pikiran saya
muncul wajah orang-orang yang tidak saya kenal. Kadang muncul sosok ibu saya yang sudah
almarhum dan lain sebagainya. Yang ingin saya tanyakan, apakah gambar2 visual itu muncul dari
pikiran saya (hasil lamunan) ataukah dari sesuatu yang memang merupakan simbol yang memiliki
arti atau pesan khusus buat saya ? Mohon panduannya.. .. oh iya saat ini saya sudah tidak lagi yakin
dengan apapun ajaran2 agama, yang bagi saya malah menimbulkan kontroversi di kehidupan
sehari2. Terima kasih... Shanty (T)

JAWABAN SAYA:

Terimakasih atas sharing dari Mas T. Menurut saya, yang muncul di dalam pikiran anda dikala
meditasi itu adalah impressi2 saja. Impressi artinya KESAN. Anda bisa memperoleh impressi atau
kesan dari pengalaman anda di masa kecil, dan kesan itu TETAP ada di dalam memory anda. Nah,
ketika anda meditasi dan gelombang otak anda turun ke level Alpha ke bawah, maka kesan yang
tersimpan di dalam memory anda itu BISA muncul di kesadaran anda. Munculnya seperti bayangan
yang bergerak-gerak. Terkadang lambat, terkadang cepat, terkadang anda bisa kenali itu bayangan
siapa, tetapi seringkali anda juga bisa tidak mengenalinya. Sama saja sebenarnya seperti bayangan2
yang muncul di hadapan kita ketika kita melakukan perjalanan di dalam kendaraan. Kita melihat
pemandangan2 di kiri kanan jalan yang kita lewati. Kalau kita bertanya, apakah pemandangan2
yang kita lihat di sepanjang jalan itu berhubungan dengan kita, maka jawabannya BISA ya, dan
BISA pula tidak. Ya ada hubungannya karena mereka merupakan pemandangan di jalan yang kita
LEWATI. Tentu saja berhubungan karena kalau kita mau, maka kita bisa berhenti dan turun di
tempat itu dan berinteraksi dengan pemandangan itu. Tetapi bisa juga dikatakan tidak berhubungan
karena kalau kita meneruskan perjalanan, maka impressi tentang pemandangan itu cuma akan
sebatas impressi saja, datang dan pergi saja. Bayangan2 yang muncul di kala kita meditasi itu
sifatnya seperti pemandangan yang kita lihat di kiri kanan jalan. Kenapa bisa muncul, bisa
dijelaskan bahwa kita PERNAH melewati jalan itu, dan pemandangannya terekam di dalam
memory di otak kita, sehingga ketika gelombang otak kita turun ke level Alpha ke bawah, maka kita
bisa mengalami kembali MELIHAT pemandangan yang sama.

Lalu apa yang harus dilakukan ketika impressi2 itu muncul di kala meditasi ? Jawab: Biarkan saja.
Biarkan mereka lewat dan tidak usah diikuti. Kalau anda melewati suatu jalan dan melihat
pemandangan, anda CUMA akan melihat pemandangan itu bukan ? Anda TIDAK akan mengikuti
pemandangan yang anda pikir menarik dan berbelok dari tujuan anda semula KECUALI anda
menginginkannya. Kalau anda ingin, anda BISA juga mengikuti pemandangan yang muncul di
dalam meditasi, tetapi jadinya anda akan masuk ke dalam pikiran anda sendiri dan melihat berbagai
macam bayangan2 yang menjadi ISI dari memory di pikiran anda. Itu bisa dilakukan, tetapi itu
bukanlah tujuan dari meditasi yang sesungguhnya. Meditasi yang sesungguhnya itu tetap JALAN
TERUS dan tidak berhenti apalagi mengikuti segala macam bayangan yang muncul di pikiran anda
ketika anda melakukan meditasi. Meditasi itu seperti perjalanan. Tujuannya itu SAMADHI which
means seeing nothing. Tidak melihat apapun, tidak merasakan apapun, walaupun tentu saja anda
tetap sadar bahwa anda itu bermeditasi. Jadi bukan berarti seperti orang pingsan yang tidak bisa
merasakan apapun. Kita bisa merasa, tetapi kita mengabaikan segala rasa itu dan enjoy saja the
meditasi, the samadhi. Diam saja.

Agama2 itu isinya cuma AJARAN tentang baik dan buruk menurut salah satu sudut pandang
tertentu saja. Ketika kita masih kecil, kita diajari bahwa kalau makan tidak boleh berantakan. Kalau
kita sudah dewasa, maka kita BISA makan berantakan dan juga BISA makan tidak berantakan. Kita
sendiri yang akan menentukan cara makan kita, dan kita tidak perlu perduli orang lain akan bilang
apa. Tetapi, orang2 agama itu sampai kapanpun tetap akan mengajari kita bahwa kalau kita makan
maka HARUS SELALU tidak boleh berantakan, apapun alasannya... -- Pada pihak lain kita juga
sudah TAHU bahwa kalaupun kita makan berantakan, kita tidak akan merugikan siapapun. Malah
kita bisa memiliki hobby baru berupa makan dengan berantakan. We COULD do it on purpose, dan
kita memang BERHAK untuk itu. Tetapi orang2 agama itu akan tetap ngotot sambil memaki-maki
dan bilang bahwa Allah yang Maha Kuasa itu sangat amat membenci manusia yang makan
berantakan, dan kalau anda tetap makan berantakan maka anda pasti akan masuk Neraka. Kalau
makan dengan tertib, maka anda pasti akan masuk Surga, blah blah blah... -- Kurang lebih seperti
itulah analoginya antara orang2 yang berpegang pada agama2 sebagai sesuatu yang "mutlak". Cara
makan kok "mutlak" ? ... Suka2 orang dunk, mao makan berantakan kek, mao makan tertib kek, it's
our own business, dan BUKAN urusan orang2 agama itu.

------------ ---

6. The Mata Ketiga or Mata Batin


Mata Ketiga is MATA BATIN. Sebagian orang Mata Ketiga-nya itu sudah melotot and tidak pernah
sleeping. Jadi, the mata akan melanglang buana, dari langit kesatu, kedua, blah blah blah... sampe
langit ke tujuh. Sampe disana the mata akan bertanya kepada Allah. Ya Allah, apakah masih ada
langit lagi ? ... Terus Allah juga akan melotot.

For your information, yang namanya Allah itu mata-nya melotot terus. Allah itu full of Mata Ketiga.
As a matter of fact, the substance that makes up the Allah itu completely terdiri dari Mata Ketiga yg
juga cuma SIMBOL saja. Dan, Allah itu MARAH2 ditanya seperti itu. Udah tau kok tanya lagi,
begitu kata si Allah sambil ngeloyor pergi karena sudah ditunggu oleh para bidadari Surga yg
telanjang bulat. Nah, telanjang bulat itu juga SIMBOL, simbol dari transparansi.

Jadi, bukan hanya penyelenggaraan negara yg harus transparan, para bidadari JUGA harus
transparan. Transparan itu artinya bugil. Nah, kalo bugil kan asik tuh, so Allah itu akhirnya bisa
FULLY enjoy the bodies. Bodies itu Bodhi. Bodhisatva artinya satwa yang punya body as well as
BUDI. Budi is budi pekerti alias ETIKA, artinya kalo enjoy bidadari telanjang, plis tanya musti
bayar apa nggak. Kalo gratis, artinya bisa pulang fully satisfied tanpa mengeluarkan uang
sepeserpun. Nah, kurang lebih seperti itulah yg namanya Perjalanan Spiritual. Perjalanan spiritual
bisa juga dibilang sebagai Miraj. Miraj is MIRAGE dalam Bahasa Perancis dan Inggris. Artinya
NAIK KE ATAS.

Naik ke atas itu BISA diartikan sebagai naik ke langit pertama, kedua,... blah blah blah sampe ke
langit ketujuh, as well as NAIK bidadari. Tapi harus be careful juga. Lihatlah the bidadari, telanjang
apa nggak. Kalo telanjang artinya itu ASLI bidadari dari Surga. Kalo tidak telanjang, artinya itu
JABLAY. Dan the jablay biasanya TIDAK gratis alias musti pake rupiah or dollar bayarnya. Dan
yang itu TIDAK oke. Yang oke itu yang gratis dan telanjang, dan cara enjoynya dengan dinaiki.
Naikin aja, Miraj aja, enjoy aja!

So, you KNOW yourself bahwa semuanya itu SIMBOL saja. Nah, simbol itu bahasa juga, bahasa
dari Alam Bawah Sadar di diri manusia. Mungkin segala kisah tentang the "Allah" itu bisa dibilang
sebagai ALLEGORY juga yg artinya penggunaan berbagai SIMBOL untuk mengungkapkan sesuatu
yg berada beyond human languages. Bahasa kesadaran manusia yg ASLI itu berupa SIMBOL,
bahasa piktorial, tetapi karena kita masyarakat manusia yg menggunakan bahasa percakapan, maka
simbol2 itu diterjemahkan ke dalam bahasa ucapan DAN tulisan. Semua tradisi atau agama
menggunakan SIMBOL, dan simbol itu perlu INTERPRETASI. Kalau Mata Batin / Mata Ketiga di
diri kita terbuka, maka kita bisa melakukan interpretasi dengan jujur dan apa adanya. Tetapi, kalau
kita penuh dengan vested interest untuk membela kepentingan satu golongan tertentu, maka
interpretasi kita itu akan BIAS. Bias artinya ada "sedikit" pemutar-balikkan.

Sampai saat ini, bahasa saya yang guyon2 itu ternyata, alhamdulilah, bisa juga membantu banyak
teman2 untuk TERBUKA Mata Ketiganya / Mata Batinnya. Mereka akhirnya bisa melihat bahwa
ESSENSI itu ternyata berbeda jauh dari interpretasi yang umum. Mereka akhirnya BISA melihat
juga apa essensi dari Ikhlas dan Pasrah itu tanpa merasa perlu mengikuti segala cuap2 yg dijejalkan
oleh orang2 agamis. Ikhlas dan pasrah itu berlaku untuk semua manusia, Muslim maupun
Muslam,... sama sekali tidak ada bedanya. Dan itu BISA dicapai bahkan tanpa perlu segala
penyiksaan diri melalui amal ibadah yg sebenarnya merupakan mekanisme kontrol sosial agar
pikiran2 manusia bisa disetir oleh para ulama dan penguasa. Tetapi, untuk sampai ke
PENGERTIAN seperti itu, jalannya juga tidak mudah. Sebagian orang akan memaki-maki karena
merasa belief system mereka jatuh kedodoran. Lha, yang kedodoran mereka sendiri kok
menyalahkan saya ? ... Tetapi, perlahan-lahan akhirnya mereka BISA melihat bahwa saya
memberikan INTERPRETASI tentang ESSENSI. Yang spiritual itu yang essensial, dan bukan
segala pernak-pernik yang diributkan seperti kebakaran jenggot itu.
God is always united with the spirits that live in each and everyone of us. That's the essence,
essensi. Dan essensi itu sudah ada sejak semula TANPA perlu segala syariat. God's love itu
UNCONDITIONAL. Kenapa bisa unconditional ? ... Karena essensinya itu SAMA. Bagaimana
spirit bisa menghakimi spirit ? ... Tidak bisa toh ? Nah, dari apa yg saya pelajari dari literatur
maupun pengamatan langsung atas para manusia2 dari berbagai backgrounds, memang pada
dasarnya spirits atau ROH yg ada di manusia2 itu BERHUBUNGAN. Spirit yg ada di anda itu
SAMA PERSIS dengan spirit yg ada di saya, di manusia2 lain yg pernah hidup dan sekarang sudah
meninggal, di manusia2 lain yg masih hidup sampai sekarang, dan di manusia2 yg akan dilahirkan.
Sama persis.

Terkadang saya pakai istilah KESADARAN / CONSCIOUSNESS. Ini adalah kesadarah ROH. Jadi,
secara essensial tidak ada gunanya segala yg namanya amal ibadah, karma dharma, dan segala
KONSEP lainnya yg asalnya dari agama2 dan bertujuan untuk memanipulasi manusia2 lain demi
tujuan di dunia ini saja. So, saya ini percaya kepada REALITAS TUNGGAL, we are always one.
Tidak diciptakan dan tidak bisa musnah. Tanpa penghakiman, tanpa perlu mengumpulkan pahala
melalui amal dan ibadah. On the other hand, saya juga REALISTIS. A realist accepts the fact bahwa
kita ini MASIH manusia hidup. Masih hidup di dunia ini sebagai manusia biasa2 saja. Kalau kita
melanggar hukum, maka bisa diciduk oleh hukum. Oleh hukum MANUSIA, dan bukan hukum
Allah. Allah itu cuma a convenient term, cuma istilah yg dipakai agar kita BISA
mengkomunikasikan sesuatu yg memang ada di dalam kesadaran di diri kita. Inilah gaya bahasa
saya yg paling gamblang. Tetapi untuk menjelaskan hal ini susah sekali karena pikiran manusia itu
masih "terbelenggu" oleh segala macam konsep2, terutama yg berasal dari agama2. Konsep itu
imagination, emangnya apaan kalo bukan imagination ?

Yet men don't live by imagination alone, harus ada yang konkrit dan nyata juga seperti reinkarnasi
dari DN Aidit yang muncul di facebook kemarin. You know what, ternyata DN Aidit, gembong PKI
yang gimana gituh had the same birthdate as me, which is on July 30th. Tapi Aidit was shot dead
AFTER I was born. Dar der dor ! So, berarti I am NOT his reincarnation. Another possibility should
have been Dr. Sutomo, the founder of Budi Utomo yang juga lahir on July 30th. Budi Utomo was a
Kejawen-based organization. Spiritually old fashioned and maybe susah to resurrect today ketika
banyak adik2 kita bacaannya itu James Redfield (the Celestine Prophecy), Neale Donald Walsch
(Conversations with God), dan sejenisnya yang jelas2 INCOMPATIBLE dengan Sadulur Papat
Kalima Pancer walaupun benernya COMPATIBLE juga kalau saya yang menjelaskan dengan gaya
ngeyel2 ngeselin like this... -- Everything is related to any other thing. Synchronicity is the rule.

Ada konsep yang baru juga, namanya Luminosity. Dan possibly MANY other things with akhiran
"ity". Iti is ET, which means Extra Terrestrial which... will finally lead us back to the
PRIMORDIAL issue; that is whether we are ET or not. My answer: ET or not ET, so what gitu lho !
... Men do NOT live by imagination alone but by every word that comes from the SOURCE of his
or her inspirations. Inspiration is revelation. Who it is who reveals the thing to us is NOT the issue.
Yang penting we are inspired, and the THING is revealed within us. And what is revealed might
have included bits and pieces or fragments of our past reincarnations.

Saya sendiri sampai sekarang enggan untuk menggunakan konsep reinkarnasi yang BISA membuat
sebagian orang bingung. Pengertian reinkarnasi itu mengikuti asumsi WAKTU sebagai garis lurus.
Jadi ada past, present dan future. Kalau kita hidup di masa lalu, lalu mati, maka sekarang lahir
kembali, dan nanti mati, lalu akhirnya akan lahir lagi. Dan begitu seterusnya sampai akhirnya
masuk Nibbana/Nirvana dan tidak lahir kembali. Konsep reinkarnasi biasanya dikaitkan dengan
Karma dan Dharma. Kalau karmanya lebih banyak, maka reinkarnasi berikutnya menjadi orang
yang malang. Kalau dharmanya lebih banyak, maka reinkarnasi berikutnya menjadi orang yang
bernasib baik. Nah, pengertian reinkarnasi seperti itu dianut oleh manusia2 masa lalu. Mungkin juga
MASIH banyak orang yang memiliki pengertian seperti itu. Ada juga yang merasa bahwa ada
SOUL MATE dari kehidupan sebelumnya menanti di kehidupan kali ini. Kalau dulu pernah gimana
gituh, maka the ROMANCE akan dilanjutkan di kehidupan ini... -- Sebagaimana layaknya suatu
belief system, maka reinkarnasi itu NETRAL. Cuma konsep saja. Yang bisa membuat perbedaan itu
manusianya sendiri. For instance, kalau saya percaya bahwa there is one soul mate waiting for me,
maka saya akan menunggu dia terus. Kalau saya percaya bahwa seseorang itu PASTI merupakan
soul mate saya, maka saya akan terus menunggu orang itu, walaupun semua BUKTI menunjukkan
bahwa saya cuma ber-ILLUSI saja. Lalu saya harus bagaimana ? ... Jawab: Tergantung dari saya
sendiri. It's my life. Kalau saya MAU menerima suatu belief system, maka saya sendirilah yang
akan menanggung konsekwensinya, termasuk babak belur menunggu si soul mate yang mungkin
tidak merasa dan tidak perduli kalau dia itu PERNAH ada gimana2 dengan saya di masa lalu. So,
everything is a CHOICE, pilihan. Kalau kita mau menjalani, maka tidak ada seorangpun yang bisa
menghalangi. Sebenarnya sama saja seperti AGAMA2 yang betapapun tidak masuk akalnya TETAP
saja dijalani oleh manusianya. Menurut saya reinkarnasi itu cuma suatu belief system atau imajinasi
saja. Sama saja seperti konsep Surga dan Neraka di dalam agama2 Semitik.

Pada pihak lain, yg namanya "imajinasi" itu juga merupakan "realitas". Kalau kita mau menganggap
suatu imajinasi sebagai suatu realitas, maka jadilah itu. Kalau kita tidak mau, maka tidak jadilah.
Contoh: kata "Allah" yang seenak udelnya dipakai oleh orang2 agama itu sebenarnya merupakan
KATA BENDA, kata benda abstrak. Tetapi KESADARAN yg ada di manusia yg "beriman"
memberikan kata "Allah" itu suatu ENERGI sehingga "Allah" bisa muncul dan berbicara blah blah
blah... Pedahal yg berbicara itu adalah Kesadaran (Consciousness) di diri manusianya sendiri, dan
"Allah" disitu cuma KATA BANTU saja untuk mengkomunikasikan sesuatu yang muncul dari
Kesadaran manusia -- So, keberadaan makhluk Extra Terrestrial termasuk dalam kategori belief
system juga, sama seperti agama2 juga. Kalau kita percaya adanya ET, maka cepat atau lambat kita
akan "menjadi" ET, bahkan akan menganggap orang lain sebagai ET. Nah, lalu bisa muncullah
segala "penjelasan" tentang ET yang katanya "tidak terbantahkan" . Kalau sudah pada tahap itu, apa
bedanya dengan agama2 yang mengajarkan bahwa IMAN pada "Allah" sebagai sesuatu yang
mutlak, blah blah blah... ?

So segalanya yang dipercayai itu merupakan belief systems. Belief systems itu artinya sistem
kepercayaan atau IMAJINASI yg DIPERCAYA. Kalau kita percaya, ya jadilah. Kalau tidak
percaya, ya tidak jadilah. Tantangannya sekarang adalah belief systems yg seperti apa yg MAU kita
ciptakan. Kalau agama2 itu sudah CORRUPT, maka modifikasi seperti apa yg MAU kita
adakan ? ... That's the question. Ujung2nya kita ini harus logis dan rasional, dan itu BUKAN seperti
apa yg diteriak-teriakan oleh orang2 agama itu yg sesumbar bahwa mereka logis dan rasional tetapi
kalau dipertanyakan asumsinya maka akan memaki-maki. Saya bilang semua agama2 itu BUATAN
MANUSIA. Memangnya agama2 dibuat oleh ET ? ... All belief systems are man-made.

Everything is full of wonders, hence wonderful. Ada yang memang ASLI sudah seperti itu seperti
tubuh kita sendiri, dan ada yang PALSU karena merupakan hasil dari olah pikir manusia. Nah, hasil
olah pikir manusia itu namanya AGAMA. Agama2 bekerja berdasarkan asumsi2 yg dibuat oleh
manusia tetapi di-HARAM-kan untuk dipertanyakan dengan ancaman NERAKA. Kalau mau tanya
kepada ulama, siap2 aja masuk neraka. Pedahal, the neraka cuma ada di mulut si ulama aja. Surga
juga. Surga dan Neraka cuma ada di mulut si ulama, dan di hati mereka yg percaya to such sahibul
hikayat. So, we could repeat the question here, is it REALLY wonderful ? ... Jawab: Jelas tidak.
Segala sesuatu yg disadarkan pada KETAKUTAN is NOT wonderful melainkan ugly. Kalau harus
puasa karena takut masuk neraka, itu ugly, jelek. Kalau harus berdoa karena harus mengumpulkan
pahala, maka itu sangat ugly, jelek banget. Yg bagus itu kalau kita mau MENJADI DIRI SENDIRI.
Nah, menjadi diri sendiri is biasa2 saja, dan bukan petantang petenteng dengan Ilmu Nafs, blah blah
blah... yg dibuat oleh para insan kurang kerjaan sambil merem melek ngitungin biji2an di tangan
mereka. Possibly that way WAS suitable in the past. Tapi the jaman wis lewat. Kita ini hidup di
Abad ke 21 M dimana segalanya serba instant, including God.

Allah itu seperti Indomie Gelas, tinggal masukin air panas aja, lalu dikocok-kocok en bisa langsung
dinikmati. Allah is CREATED by the human mind untuk dinikmati. Tetapi, kalau orang masa lalu
created Allah as a monster yang SADIS dan menuntut segala macam sembah sujud, maka we now
have an OPTION to create a better Allah. Allah model Mie Gelas is ok because abis dimakan
gelasnya bisa langsung dibuang dan tidak perlu dicuci. Azas Utilitas is the norm. Kegunaannya itu
apa ? Kalau untuk dinikmati, ya HARUS bisa dinikmati. Tetapi memang ada juga sebagian manusia
yang MASOCHISTIC dan mau menikmati Allah yang sadis. Biar aja, it's THEIR lives... -- Some
people have even recently said that Allah was INTRODUCED by ET. According to my humble
opinion, the ET itu tidak lain dan tidak bukan adalah HUMANS, alias manusia biasa2 saja, no
different than you, me, and anybody else. Kalau mengikuti ROSO (Boso Jowo, artinya semacam
INTUISI juga), maka agama itu tidak jadi begitu saja, melainkan ada prosesnya. So, tidak benar
kalo ada yg bilang agama itu jatuh gedebuk dari atas langit seperti botol Coca-cola di film box
office "the Gods Must be Crazy" itu. Tidaklah, tidak begitu prosesnya... -- The actual prosess should
have begun di Alam Bawah Sadar. Jadi, calon nabi itu sudah sering mendengar kisah para nabi
Yahudi yg diceritakan oleh orang2 dekatnya. Walaupun si calon nabi itu buta huruf, dia itu jelas
TIDAK budeg, jadi bisa mendengar segala kisah2 itu. Nah, orang2 dekat si nabi itu merupakan
manusia2 yg TAKUT kepada "Adonai". Adonai itu adalah sebutan bagi Tuhan yg asalnya dari
Palestina. Musa menuliskannya sebagai "JHVH", tetapi kata itu HARAM untuk diucapkan,
sehingga si calon nabi itu menyebut Tuhan dengan kata ganti. Bukan "Adonai", melainkan "Allah".
Jadi, kata "Allah" di Bahasa Arab adalah sinonim dari kata "Adonai" di Bahasa Yahudi. So,
akhirnya "Allah" mulai meraja lela di Alam Pikiran si calon nabi sampai suatu saat terjadilah
CATHARSIS (istilah Psikologi yg artinya semacam luapan emosi). So, ketika waktunya pas,
terjadilah catharsis di diri si calon nabi yg MERASA didatangi oleh "Jibril". Nah, si "Jibril" itulah
yg ET. Extra Terrestrial. Dan ET itu berasal dari Alam Bawah Sadar si calon nabi itu sendiri yg
setelah itu lalu diakui sebagai nabi.

Yg saya tuliskan di atas BUKAN hasil pergumulan intelektual melainkan hasil ketak ketik
menggunakan 10 jari tangan sehingga bisa BEBAS tanpa harus dibatasi oleh segala syariat. Nah,
yang namanya agama juga seperti itu, semuanya BEBAS menggunakan imajinasi yg ada di
manusianya sendiri, Allah being a convenient term untuk digunakan. Saya sendiri bisa
menggunakan istilah Allah dengan mencontohkan bahwa orang BISA bikin Allah yang model
"kucing garong" atau "kucing biasa". Allah yg muncul di kesadaran manusianya itu akan mengikuti
KONSEP yg dibuat. Kalau konsepnya membuat Allah menjadi "kucing garong", ya jadilah itu.
Kalau konsepnya membuat Allah menjadi "kucing biasa", ya jadilah itu. Nah, setelah konsep itu
jadi, perlulah segala MEKANISME syariat dibuat. Dibuatnya juga dengan membawa nama Allah
yg sekarang sudah sedikit lebih "pasti" karena sudah diberi status sebagai "kucing garong" atau
"kucing biasa"... -- Dikatakanlah bahwa kalau meninggalkan Allah yg sifatnya "kucing garong",
maka manusia akan masuk "neraka". Kalau mengikuti perintah Allah yg seperti "kucing garong"
maka akan memperoleh pahala yg bisa dikumpulkan melalui amal dan ibadah sehingga akhirnya
setelah mati akan memperoleh tempat yg layak di sisi Allah, in this case Allah yg sifatnya seperti
"kucing garong" itu, yaitu akan mencakar kiri kanan kalau ketahuan menggarong. Tetapi cara
menghadapi Allah model itu mudah saja, yaitu tinggal ambil sapu saja. Allah yg model begitu akan
kabur duluan SEBELUM sapu mengenai tubuhnya. Kenapa ? ... Jawab: Karena Allah sebagai a
kucing garong itu cuma SHADOW. Cuma bayangan saja, a phantasm yang dibuat oleh manusia2
PRIMITIF. Manusia primitif adalah manusia BIASA yg hidup di masa lalu, hundreds of years ago,
dimana belum ada Psikologi, Psikoanalisa, Ilmu Politik, Filsafat, Perbandingan Agama, dsb...
Manusia primitif yang mengaku bertemu "Jibril" itu sama saja seperti manusia sekarang yang
mengaku bertemu "Jibril". Jibrilnya itu TIDAK ADA.

Saya menggunakan istilah "Allah" sebagai padanan dari istilah "God" dalam Bahasa Inggris. Istilah
"Tuhan" itu sinonim dengan istilah "Lord", dan bukan "God". So, "Tuhan" itu sinonim dengan
istilah "Lord", sinonim dengan istilah "Gusti" dalam Bahasa Jawa, dan sinonim dengan istilah
"Illah" dalam Bahasa Arab. Menurut saya, nama pribadi Tuhan yang maha esa itu TIDAK ADA
yang fixed. Kalaupun namanya "Allah", maka kita BISA menelusuri bahwa nama itu sudah ada di
Jazirah Arab mungkin sejak 2,000 tahun lalu, dan memang TELAH dipakai oleh orang2 Yahudi dan
Kristen keturunan Arab. Nama "Allah" sudah ada sebelum Islam datang. Nah, orang2 Yahudi dan
Kristen keturunan Arab menyebut Tuhan/Illah sebagai "Allah". Orang2 Yahudi yg ASLI Yahudi
sendiri menyebut Tuhan sebagai "Adonai" (mungkin dari Bahasa Aramaic) karena orang2 Yahudi
itu HARAM untuk menyebut nama "JHVH" (Jehovah atau Jahveh). Dan untuk merujuk kepada
"JHVH" itu akhirnya mereka menggunakan istilah "Adonai". Istilah "Allah" sendiri digunakan oleh
orang2 Arab yg mengikuti tradisi Yahudi. So, yg mungkin ASLI nama pribadi dari Tuhan itu adalah
"JHVH" dan BUKAN "Allah" -- Tetapi memang ada BANYAK salah kaprah juga disini, yg berasal
dari penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lainnya. And, in my own opinion semuanya itu
KONSEP saja. Segala Asma Al Husna itu juga cuma KONSEP saja, ya filsafat juga sebenarnya.
Kalau bukan filsafat memangnya apaan ?

So, in the end, kalau kita mau JUJUR, tidak ada yg datang berbentuk gelondongan jatuh dari langit.
Semuanya itu merupakan hasil REFLEKSI / KONTEMPLASI / PEMIKIRAN dari manusia biasa2
saja, dimulai dari Musa yg bilang bahwa nama Tuhan itu "JHVH" dan sangat suci sehingga tidak
boleh disebut. Orang2 Yahudi menyebut the "JHVH" sebagai "Adonai", dan orang2 Arab
menyebutnya sebagai "Allah" yg MUNGKIN merupakan permainan kata dari istilah "Illah" (Illah =
Tuhan = Berhala). Hence: Tiada Illah, selain Illah yang namanya Allah. Allah being a KATA
PENGGANTI untuk "JHVH".

Memang ada banyak salah pengertian yg berasal dari penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa
lainnya, termasuk ketika TRANSFER dari alam pemikiran Yahudi ke alam pemikiran Arab. Tentu
saja pengertian tentang Allah itu berbeda karena anda MUNGKIN akan ngotot bahwa Allah adalah
A, B, C, blah blah blah... Dan Allah bukan D, E, F, blah blah blah... --Nah, menurut saya hal
tersebut WAJAR saja karena anda membicarakan tentang KONSEP. We are entitled to hold ANY
concept. Ini bukan tentang salah atau benar, melainkan HAM Kebebasan Berpendapat yang JUGA
menyangkut kebebasan berpendapat tentang agama dan konsep Allah-nya. Agama itu perlu RE-
INTERPRETASI walaupun sebagian ulama2 itu tetap NGOTOT sampai sekarang bahwa segalanya
itu tidak boleh di-reinterpretasi which is THEIR own opinion yang sah saja. Jadi, segala ngotot2an
itu SAH karena menyangkut HAM tiap orang untuk berpendapat. .. -- Lalu apa yang saya lakukan ?
Jawab: I just be myself. Saya kan pake label "Spiritual" yang artinya juga TIDAK JELAS. Karena
tidak jelas, then everybody is FREE to speak up his or her opinion. Anything is oke2 saja. Cuma
konsep saja kok, ngapain diributin ? Yang penting itu adalah ESSENSI dan bukan segala konsep
yang kalo diomongin biasanya memang suka bikin sebagian orang kebakaran jenggot itu. Nah,
dalam hal ini bahkan mungkin nasib saya termasuk beruntung juga because maybe saya telah
banyak berbuat baik in my past reincarnation. Ulil Abshar Abdalla mungkin berbuat banyak
kejahilan in his past reincarnation sehingga sekarang menjadi orang yang SUCI (suci = suka dicaci).
Tapi saya lihat dia jalan terus saja, dan memang harusnya jalan terus saja. Kita ini sudah berada di
masa Post Modern, masa mau terus menerus pakai konsep yang berasal dari jaman Post Jahilliyah ?
Today is Post Modern and NOT Post Jahilliyah.. . I am completely for Spiritualitas Plural. I always
urge people to go on and express their diverse opinions, especially about spirituality.

Sebenarnya, yg saya lakukan adalah MONOLOGUE. Most of my writings are monologues dengan
harapan agar mereka yg membaca bisa somewhat terbantu untuk menelusuri sendiri apa yg ingin
ditelusurinya. Anda mungkin tahu left brain and right brain berikut ramifikasinya. Nah, cara saya
komunikasi itu menggunakan cara ZIGZAG antara kedua kutub ekstrim itu. Untuk mencapai
sesuatu yg cuma bisa dirasakan saja, kita tidak bisa sepenuhnya menggunakan konsep2 seperti
menaiki suatu anak tangga imajiner. Kalau bisa rasional, maka saya akan rasional. Tetapi ada
sebagian STEPS dari anak tangga imajiner itu yg tidak bisa dilalui dengan selamat kalau kita
menapaki dengan cara biasa. Memang bentuknya "anak tangga", tetapi anak2 tangga itu tidak
semuanya terbuat dari bahan yg sama, sehingga terkadang kita harus "melompat". Terkadang harus
"merangkak". Nah, kalau sudah berakrobat seperti itu artinya sudah masuk dalam domain bahasa
SIMBOLIK yg biasanya cuma dimengerti kalau pakai ROSO. Roso itu Bahasa Jawa, dalam Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia istilahnya itu INTUISI. We could only intuit it, then we have to walk
accordingly, eyes closed (Inilah pengertian IMAN yg sesungguhnya) . So, akhirnya kita jalan saja
terus dengan intuisi itu, kita rasakan saja terus. Dan kalaupun mau dibicarakan, memang bahasa yg
paling pas itu bahasa SIMBOLIK seperti digunakan oleh orang2 SUFI itu. Tasawuf itu banyak
menggunakan bahasa simbolik. Sebagian menggunakan logika bahasa normal, tetapi selebihnya
menggunakan bahasa simbolik. Akhirnya bagaimana ? ... Akhirnya orang2 yg mengikuti tulisan
saya akan juga mengambil jalan ROSO / INTUISI itu. Dijalaninya bersamaan, yg logical dan juga
yg intuitive. Dan yg intuitive itu yg asalnya dari "Mata Ketiga/Mata Batin", dan memang perlu
KULTIVASI juga yg bisa dilakukan melalui wirid, meditasi, dll.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari the Mata Ketiga or Mata Batin yang
menurut saya terletak di KELENJAR PINEAL atau GOD SPOT yang adanya di belakang titik
antara kedua alis mata. So, kita bisa diam saja dengan IKHLAS dan PASRAH dan merasakan
bahwa the KESADARAN yang ada di diri kita itu ternyata SATU dengan the Source yang bisa kita
sebut sebagai the Divine atau Allah. We are always one, have always been one, and will always be
one with THAT.

Lalu tadi pagi seorang rekan pria mengirimkan email per japri ke saya dengan komentar sbb:

"Pak Leo, saya kok heran dengan bapak. Setiap komentar bapak tentang lembaga2 agama begitu
kritis, dan sangat membuat telinga saya pun merah padam... he... he... he... soalnya terasa disentilin
berulang2. Tapi ada hal yang membuat saya surprise adalah penyelaman bapak dalam perjalanan
bathin yang bapak ceritakan membuat saya merinding. Rasanya saya cemburu sekali... deh. Pengen
bisa menyelam seperti bapak. Saya akan sangat bersyukur kalo bapak bersedia mengajak saya
menyelam bersama-sama. Salam dalam selalu... Om shanty... shanty... shanty."

Yang juga telah saya jawab di Milis SI <http://groups.yahoo.com/group/Spiritual-


Indonesia/message/27547> sbb:

Thanks for the comment. Sebenarnya saya menulis BUKAN untuk diri sendiri, melainkan untuk
mereka yang bertanya kepada saya. Not for my sake, but for the sake of other people. Nah, banyak
dari kita ini kan MASIH bingung2 di-indoktrinasi oleh segala ajaran2 agama yang konon HARAM
untuk dipertanyakan. Saya ini tidak mempertanyakan ajaran2 agama, tetapi saya cuma
menunjukkan bahwa semua ajaran agama2 itu merupakan BUATAN MANUSIA, termasuk segala
konsep tentang Allah yang dengan semena-mena digunakan oleh orang2 beragama. Nah, KONSEP
ALLAH itu berguna, bisa membantu kita manusia untuk menapaki kemanusiaan kita. Tetapi ketika
konsep itu telah menjadi USANG sehingga wanita2 harus membungkus tubuhnya dari atas kepala
sampai ujung kaki dengan alasan bahwa Allah akan memuliakan wanita yang membungkus
tubuhnya seperti lemper, maka the time has come to strip the KONSEP ALLAH. Kita bilang saja
bahwa Allah sendiri TIDAK perduli wanita mau no bra ataupun mau berjilbab. Allah itu cuma
PROYEKSI dari apa yang kita pikirkan tentang "Allah". Allah yang ASLI itu sendiri mencintai
semua manusia secara UNCONDITIONAL.

Kalau harus conditional atau ber-syariat, maka jelas itu BUKAN Allah yang asli, melainkan hanya
merupakan konsep Allah, dan disini adalah konsep Allah yang inferior dalam arti TIDAK
menghormati HAM. Hak Azasi Manusia itu bermacam ragam, termasuk kebebasan berpendapat,
kebebasan beragama, kebebasan berkumpul dan berserikat, tetapi konsep Allah yang menginjak-
injak HAM itu bilang bahwa semua HAM itu harus ditundukkan di bawah "Allah". Nah, "Allah" itu
sendiri BENDA MATI, merupakan KONSEP saja. Kok manusia2 hidup mau ditundukkan di bawah
"Allah" ?

So, akhirnya MATA KETIGA or MATA BATIN di diri kita itu terbuka sejelas-jelasnya dan mengerti
bahwa: Ohhh.... ternyata yang namanya "Allah" itu cuma konsep doang yang adanya di ulama2 itu
yang mau menjadi JURU BICARA ALLAH sehingga manusia2 lain bisa diinjak-injak HAM-nya,
as well as disetir pikirannya. Dan semuanya itu dilakukan BUKAN demi Surga yang juga cuma
konsep saja, melainkan demi keduniawian semata yang, secara konkrit, bisa berbentuk uang dan
suara dalam pemilu.

Memang begitu kok faktanya, kita bicara jujur saja. Semua ulama2 itu kalau bisa TETAP ingin anda
itu bodoh dan menurut ketika dijejali segala "keinginan" Allah. Pedahal itu keinginan si ulama
sendiri. Dan ini ada di SEMUA agama2. Bukan hanya agama tertentu saja, walaupun
manifestasinya lebih banyak di agama tertentu yang memang jauh terbelakang dibandingkan
agama2 lainnya.

Nah, lalu SPIRITUALITAS yang asli itu bagaimana ? ... Menurut saya, spiritualitas yang asli itu
adalah MENJADI DIRI SENDIRI. Anda bisa menjadi diri sendiri saja, dan bertemu dengan
ALLAH yang ASLI yang adanya di dalam KESADARAN di diri anda. Dan itu bisa anda lakukan
bahkan tanpa menggunakan segala konsep2 tentang amal ibadah demi mengumpulkan pahala di
Surga yang antara lain memiliki bonus berupa para bidadari telanjang bulet. Nggak lah, kita ini
bukan manusia Arab primitif yang harus diiming-imingi oleh pahala. Kita ini tahu bahwa
KESADARAN yang ada di diri kita selalu terhubung dengan Allah / God / the Source / All That Is.
Baik kita beragama maupun tidak, kita itu selalu connected dengan Allah yang ASLI yang adanya di
dalam Kesadaran di diri kita.

My old time friend, namanya Mbak L dan tinggal di Pekanbaru, Riau, tiba2 menawarkan diri to
become my "interpreter" (We have known each other about 2 years, but never met, cuma pernah
bicara di telpon once), dan beginilah tulisnya, juga di Milis SI <http://groups. yahoo.com/
group/Spiritual- Indonesia/ message/27548>:

"Hihihihihihihihihi ... Kalau baca semua posting Mas Leo jangan baca teksnya dehk... pusing...
karena kita semua kebanyakan pakai konsep... apalagi bicara agama... Kita akan merasa di
intimidasi dan dilecehkan dengan semua pernyataannya. .. Upssss... nah loh.....???? Tapi kalau
baca... lepaskan dulu konsep yang ada pada diri kita semuanya... Baca saja... Mas Leo sedang tidak
berargumen dengan siapa2.... beliau sedang melalang buana... sedang trance (akh masa' sihk...
hiks... hiks.. .hiks) ... sedang mengajak kita berbicara tentang Tuhan... dalam arti universal... sedang
berbagi penemuannya perjalanan dirinya... apa yang dialaminya.. . melepaskan Tuhan dari konsep
pikiran manusia dari aturan2 yang dibuat agama... agar Tuhan yang kita lihat bukan lagi sebagai
hasil pikiran ciptaan manusia tapi sebagai yang bisa diterima apa adanya oleh diri tanpa harus
takut... tanpa dibatasi oleh batasan-batasan diri... tapi menerima Tuhan dalam suatu kesadaran yang
tidak terkonsep... tetapi pentingnya pencarian diri sejati dan mengalami lebih baik dengan
pembuktian.. . dan dimana Tuhan dapat diterima secara utuh... benarkah? Ahk lagian kalau saya
sihk melihatnya.. . baca terussssssss. .. perjalanan "mati sebelum mati itu panjang" ... mau
alamikan?... . spiritual perlu dimulai dengan mengalaminya bukankah demikian?... baca jangan
teksnya tulisannya.. . baca yang tersirat... apa lagi kalau orang lagi trance begitu (hahahahhahah a)...
Lanjuuuuuut Mas Leo... biar Siswa SI tambah Lang ling lung... dan akhirnya jadi biasa2 saja....
Salam trance, (L)"

Nah, saya kan jadi SALTING ketauan belangnya sama Mbak L (belang being a SYMBOL only here
because I have no belang2 in fact), sehingga akhirnya saya jawab aja, sbb:

Thanks Mbak L, Kok bisa nangkep ESSENSI dari apa yang aku tulis seh ? ... Kalau bisa nangkep
berarti the Mata Ketiga or Mata Batin itu udah MELOTOT, persis sama seperti "Allah" yang,
according to my opinion, matanya itu selalu melotot.

Yg sebagian orang masih BINGUNG adalah fakta bahwa yg namanya syariat agama itu merupakan
CIPTAAN MANUSIA. Allah yg dimengerti di dalam agama2 itupun merupakan PROYEKSI dari
manusia sendiri. Tetapi para ulama dari semua agama itu ingin TETAP memaksakan pendapatnya
bahwa yg mereka khotbahkan adalah Allah yg asli. Malah ada yang sesumbar bahwa inilah "Allah"
berikut simbolnya, dan digantung setinggi langit. Pedahal itu cuma SIMBOL saja, dan essensinya
itu ada di dalam KESADARAN di manusianya sendiri. Nah, Kesadaran / Consciousness merupakan
KUNCI dari segala labyrinth ini. Kita harus balik kepada manusia pribadi per pribadi. Setiap
manusia itu sooner or later harus bisa mengambil kesimpulan siapakah "Allah" itu . Apakah cuma
figment dari imajinasi saja ? ... Jawabannya tentu saja YES and NO.

Yes, the Allah merupakan figment dari imajinasi sebagian orang dan MAU dipaksakan untuk
diterima. Manifestasi dari Allah as a figment of imagination ini namanya "Syariat", dan itu ada di
agama mana saja. Tetapi jawabannya bisa juga "no". No, the Allah itu ASLI. Tetapi Allah yang asli
itu harus ditemui sendiri, kita harus MASUK ke dalam Kesadaran di diri kita sendiri dan find out
ourselves bahwa Allah yang ASLI itu ternyata TIDAK BERSYARIAT. Ternyata Allah yang asli itu
mencintai manusia tanpa syarat, tanpa syariat. Namanya UNCONDITIONAL LOVE, cinta yang
tidak bersyariat.. ..

Nah, tetapi perjalanannya itu panjang, dan jatuh bangun, bahkan terguling-guling. Kita bisa saja
terjerambab dan masuk ke dalam lingkaran setan dalam salah satu agama bersyariat, lalu kita bisa
terjebak dalam merry go round yang namanya "New Age", lalu menjadi atheist. Lalu, setelah
semuanya itu dijalani akhirnya kita kembali kepada diri kita sendiri saja dengan IKHLAS dan
PASRAH, kita diam saja. Dan, ketika kita diam saja dengan ikhlas dan pasrah, the Allah yang ASLI
itu bisa tiba2 muncul di dalam Kesadaran kita. Siddharta Gautama mengalami itu, dan kita semua
BISA mengalaminya.

------------ ---

7. Tanya Saja sama Teh Botol

Semalam aku juga MENCARI Matahari, tapi tidak ketemu. Yang ada cuma Bulan. Lalu aku
bertanya kepada Bulan: "Matahari ada dimana ?" The Bulan lalu MELOTOT. "Apa loe gak tau kalo
sekarang ini malem?" kata Bulan. "Dan kalo malem yang ada itu Bulan dan BUKAN Matahari."
Lalu aku tidur lagi aja, realizing that it was true. Matahari adanya di siang hari, dan Bulan di malam
hari.

Tetapi itu cuma secara FISIK saja kan ? Secara fisik kita CUMA bisa melihat matahari di siang hari
dan bulan di malam hari. Tetapi, apakah benar bahwa matahari menghilang di malam hari dan bulan
menghilang di siang hari ? ... Jawab: Tentu saja TIDAK BENAR. Matahari selalu ada, baik siang
maupun malam hari. Bulan juga selalu ada. Kalau kita tidak melihat mereka, bukan berarti mereka
itu menghilang, melainkan SUDUT PANDANG fisik yang kita miliki memang tidak mampu
menjangkau mereka. Mereka itu tetap ada, tidak kemana-mana. Jadi, the Matahari tetap ADA di
malam hari. The Bulan juga tetap ada di siang hari.

From this illustration, the hikmah itu cuma SATU saja menurut saya, yaitu please jangan mao
dibohongin sama Bulan. Kalau Bulan bilang bahwa Matahari tidak ada di malam hari, please jangan
percaya. Matahari itu always ada. Dan juga jangan mau percaya kalau Matahari bilang bahwa Bulan
itu tidak ada di siang hari. Bulan itu always ada. Lagian siapa yang bener2 mao nanya sama Bulan
seh ? Ebiet G. Ade saja TIDAK bertanya kepada Bulan melainkan kepada Rumput Yang Bergoyang.
Rumput yang bergoyang BISA ditanyain ? ... Ah yang bener aja because, as far as I know, MANY
people prefer to ask teh botol. Teh botol ditanyain ? ... Yes, that's true. Tukang2 ngamen itu suka
nyanyi pake AYAT yang bunyinya TANYA SAJA SAMA TEH BOTOL. Teh Botol merek apa
neh ? ... Kalo jawabnya Teh Botol Sosro, then so pasti itu IKLAN. There are MANY teh botolan,
dan Sosro is only one of those. There are many merek, dan many rasa juga. Ada teh rasa stroberi,
jeruk, apel, and... maybe korma dan telor dadar juga. There are many CHOICES, pilihan2.
Semuanya itu pilihan. So, kalau mau linglung ya linglunglah. Kalau tidak mau linglung, ya tidak
linglunglah. Semuanya itu pilihan, dan tidak ada pemaksaan. Bahkan Teh Botol juga TIDAK
memaksa supaya kita bertanya kepadanya. Kalau kita MAU bertanya kepada Teh Botol, hukumnya
itu HALAL. Tapi please let it be understood bahwa prinsipnya itu selalu sama, yaitu: Kita yang
bertanya, kita sendiri yang menjawab. Sama saja seperti Allah kan ? ... Kita yang bertanya, dan kita
sendiri yang menjawab. Lalu, apakah Allah itu SAMA dengan Teh Botol ?

Anyway, we could only know kalau kita bertanya kepada DEWA Matahari, maka kita sendiri yang
menjawab. Kalau kita bertanya kepada DEWI Bulan, maka kita sendiri yang menjawab. Begitu juga
kalau kita bertanya kepada Yesus, Allah, Buddha, atau Ganesha. Dan memang benar juga bahwa
sebagian dari rekan2 kita yang berprofesi sebagai pengamen jalanan malahan memiliki kesukaan
menyanyikan AYAT yang berbunyi: "Tanya saja sama Teh Botol". In that case, mereka itu tidak
berbeda jauh dari Ebiet G. Ade yang bertanya kepada Rumput Yang Bergoyang. So, berarti kita
BISA bertanya kepada siapa saja, baik itu yang namanya Dewa Matahari, Dewi Bulan, Yesus,
Allah, Buddha, Ganesha, Teh Botol, dan Rumput Yang Bergoyang, among other things. Tanya saja,
but please keep it always in your MIND, bahwa kita yang bertanya, dan kita sendiri yang
menjawab. Of course kalau kita yang bertanya kepada Allah, maka kita sendiri yang harus
menjawabnya. Allah itu BICARA melalui Kesadaran / Consciousness yang ada di dalam diri kita.
Dan, for your information, the Allah yang bicara kepada kita itu bisa dan biasanya BEDA dari Allah
yang muncul di Kesadaran manusia lain. Dan itu SAH saja, namanya perbedaan pendapat yang
dilindungi oleh undang2. Nah, kita bisa saja berpendapat atau ber-IMAN bahwa segalanya itu
berasal dari Allah. Kita bertanya kepada Allah, dan Allah itu memang MENJAWAB, tetapi
menjawabnya di dalam Kesadaran di diri kita sendiri, dan BUKAN melalui mulut orang lain. Kalau
yang muncul dari mulut orang lain, maka itu adalah PENDAPAT orang itu sendiri, dan BUKAN
jawaban dari Allah, walaupun kemungkinan besar orang itu akan sumpah kerak keruk bahwa itulah
jawaban dari Allah untuk anda.

Jadi, memang tidak ada bedanya dengan bertanya kepada Teh Botol. Rekan2 kita yang berprofesi
sebagai pengamen jalanan itu TIDAK SALAH. Teh Botol juga BISA ditanya, dan jawabannya juga
kita sendiri yang memberikan. Tidak ada bedanya dengan bertanya kepada Allah. Kita bertanya
kepada Allah, dan kita sendiri yang menjawab. Tapi kita lalu bilang bahwa Allah yang menjawab...
-- Dan, menurut saya, PRINSIP UNIVERSAL ini juga berlaku kalau kita bertanya kepada Dewa
Matahari, Dewi Bulan, Ganesha, Yesus, Buddha, atau bahkan... kepada Rumput Yang Bergoyang
seperti yang menjadi pilihan dari Ebiet G. Ade. Semuanya itu merupakan BENDA yang tidak bisa
menjawab sendiri. Kita bisa bertanya kepada mereka, tetapi TETAP jawabannya harus kita sendiri
yang memberikan.

Some friends have protested, though, mereka menyangka saya sebagai seorang penganut New Age.
Lalu saya bilang bahwa the New Age is NOW, saat ini, the Abad Aquarius. And it means that
everybody is a new ager. Anda, saya, dan siapa saja yang living today is a NEW AGER. Pokoknya
new deh, baru. Biarpun udah pernah dipake, yg penting ALWAYS baru. Iyalah, ngapain kita living
in the past model2 klenik kayak begitu even though kalo mao juga bisa. Kalo mao nyekar en bakar
menyan is ok. Kalo gak mao juga nggak apa2. It's our lives and nobody else's... And, don't you also
know that being a new ager also means that we can readily accept the fact that all people are FREE
to indulge in any kind of spirituality he or she deems fit ? Kalo suka, ya bisa dijalani saja, and that
WITHOUT harus merasa berdosa karena sudah MURTAD. Saya ini sudah murtad sejak bertahun-
tahun lalu dan, alhamdulilah the Allah itu oke aja. Emangnya gw pikirin, kata the Allah. Aminnn....
So, murtadin kafirun is the judul.

Being a new ager is a murtadin kafirun and, since the term is arabic, the arab kind of God or Allah
should also be consulted. Allah is BUSY, says the malaikat yg menjaga gerbang Surga. But this is
urgent, says I. Busy, shouts the angel. Ya udah deh, kalo Allah sendiri busy waktu saya mao consult
about murtadin kafirun berarti I KNOW the consequence. Artinya, everything is oke2 aja. Mao
murtad kek, mao murtod kek, the Allah does NOT care because the Allah yg bener2 Allah lives in
my Kesadaran / Consciousness, and that WITHOUT my having to talk and pray in arabic. Boso
jowo is oke. Ya Gusti Alloh, panjenengen baik sekali hatinya, blah blah blah... That's Boso Jowo
ngoko campur Boso Mlayu Pasar like that used by mbok2 tuwek dodolan anything di pasar. But it's
oke, anything is oke. We are all spiritual beings by the virtue of having spirits. Our spirits is
ALWAYS united with the Spirit that we call Gusti Alloh, God, Tao, Thien, Sanghyang Widi,
Buddha, ... dan ramifikasinya berupa nibbana and beyond nibbana. Aum... aum.... aum....
Subhanallah ya Subhanallah. ... Aum... aum... aum...

So, saya menggunakan berbagai label campur aduk dari agama2 yg SAH tanpa merasa the Allah
complain karena keagungannya tercemar. Iyalah, kalo Allah complain so pasti akan complain
LANGSUNG ke saya. But the fact remains bahwa Allah itu diam saja. Persis seperti Teh Botol yang
kalau ditanya diam saja, dan TETAP harus saya sendiri yg menjawab. As it is with Teh Botol, so it
is with Allah. Kita yang bertanya, dan kita sendiri yg menjawab. On the other hand, label itu
PERLU juga karena kalau tidak ada label maka bisa salah makan. So, kadang2 kita bisa ambil satu
kaleng makanan di supermarket yg menurut kita rasanya pasti enak. Menurut INTUISI atau ROSO
di Mata Ketiga yg ada di diri kita rasanya itu enak, tetapi wait a moment ! ... Ternyata ada LABEL
yg bertuliskan "mengandung babi". Astagfirullah alazzim... dan lalu jantung kita akan BERDEBAR
KERAS. Ya Allah, untunglah engkau memberitahuku dalam waktu yang tepat. Ternyata ini
makanan HARAM. So, akhirnya kita taruhlah makanan kalengan itu ke tempatnya. Dan kita akan
mengucapkan syukur yg tidak terhingga kepada Allah karena mengingatkan kita bahwa makanan itu
haram karena mengandung babi. Coba Allah itu LUPA mengingatkan dan makanan itu terbawa
pulang dan dimakan, maka kita akan MAKAN babi, dan kita tahu PASTI bahwa kalau kita makan
babi maka kita akan "melukai" perasaan Allah yg sudah begitu baiknya memberikan kita begitu
banyak nikmat dunia. Allah itu MINTA cuma sedikit, yaitu supaya tidak makan babi. Ikutilah
permintaan Allah yg dijalankan dengan LABEL berupa tulisan "mengandung babi" dan "100%
halal" itu. So, label itu PERLU agar kita tidak menyakiti hati Allah. Kalau kita makan yg halal
maka Allah akan senang. Kalau kita makan yg haram, maka Allah akan terluka hatinya. Anda itu
KASIHAN tidak sama Allah ? ... Kalau anda kasihan sama Allah, please bacalah LABEL yg tertera
di setiap kaleng makanan atau apapun yg anda beli di supermarket. Pastikanlah anda hanya
mengkonsumsi makanan yg Allah bilang halal. Kalau Allah bilang haram, maka anda HARUS juga
bilang haram. Nah, itu cara berpikir manusia di masa lalu, dan juga MASIH sampai sekarang.
Pedahal, the Allah does NOT care. Kalau memang makanan manusia dan bisa dimakan, ya
makanlah. Cukup ucapkan saja alhamdulilah, nyam nyam nyam... Label itu cuma TULISAN.
Tertulis seperti itu, tetapi it is ALWAYS up to us. Kalau kita mau bilang bahwa itu haram, ya
haramlah. Kalau kita mau bilang halal, ya halallah, walaupun "mengandung babi".
Nah, apa yg saya tuliskan di atas itu memang semuanya biasa2 saja, nothing special. As we all
know, orang2 Indonesia itu sedikit2 akan bilang "Tuhan" atau "Allah". Kalau tidak diterima di
tempat yg diinginkan, maka akan dibilang memang keinginan Tuhan. Ada yg sebentar2 berkeluh
kesah, ya Allah, blah blah blah... Nah, yg seperti itu WAJAR saja dan tidak ada salahnya.
Everybody does that. Orang2 Amerika juga begitu, sedikit2 bilang: Oh my God ! ... Tetapi ada
orang2 yg terlalu serius terjangkit DELUSION atau waham dan merasa bahwa kalau mereka
berkhotbah tentang Allah, maka itulah Allah. Pedahal, itu kan pikiran mereka sendiri yg bilang
bahwa Allah suka wanita bertubuh tertutup rapat, dan benci pada wanita yg tubuhnya terbuka. Nah,
orang2 yang NGOTOT seperti itu ya tidak dilarang. Itu namanya HAM Kebebasan Berpendapat.

Contoh: Minggu lalu Arifin Ilham khotbah tentang wanita2 yg diridhoi Allah di TPI. Habis2an dia
mencela wanita2 yg membiarkan tubuhnya terbuka sehingga merangsang syahwat para pria. Tetapi,
apakah BENAR Allah yang benci pada wanita berpakaian terbuka ? ... Tentu saja TIDAK BENAR.
Yang benar itu, Allah MENURUT Arifin Ilham membenci pakaian wanita terbuka, tetapi Allah
menurut orang2 lain tidak seperti itu. Buktinya berjibun. Tanpa jauh2, di TPI juga, para wanita yg
mempertontonkan tubuhnya itu mengantri. TPI is the king of TV Dangdut, dan you know yourself
kalau wanita mau jadi bintang dangdut, maka the aurat at least harus bisa terlihat cetakannya oleh
para pemirsa, dan menurut saya itu halal saja. Halal dan haram itu ditentukan oleh manusia2nya
sendiri. Yg suka menjadi masalah adalah PEMAKSAAN KEHENDAK oleh manusia2 versi FPI
dan sebagainya. Mereka itu terjangkit delusion sehingga merasa kerasukan oleh Allah. Pedahal itu
cuma KONSEP Allah yg adanya di diri mereka sendiri saja. Sebagian orang lagi hobby untuk maki2
orang lain yg tidak sependapat, juga dengan alasan Allah. Nah, Allah itu siapa kalau bukan cuma
konstruksi sosial yg dibuat oleh kita sendiri ? Prinsipnya cuma itu saja, very simple.

Tetapi, sebagian orang itu mungkin masih bingung juga kalau melihat Arifin Ilham mencaci maki
para wanita yang tidak menutup aurat mereka. Ketika muncul di TPI minggu lalu, dengan sebebas-
bebasnya Arifin Ilham bilang bahwa Allah itu BENCI sama wanita2 yang ujung toketnya itu terasa
bisa disentuh dari jarak tiga meter, kurang lebih seperti itulah caciannya. Saya sendiri TIDAK bisa
mencaci women like he does. Mungkin maksudnya the female breasts itu terlihat begitu HIDUP
sehingga rasanya ingin disentuh saja oleh pria yang syahwatnya tergoda. Tetapi, yg berbicara disitu
tentu saja adalah Allah yg muncul di Arifin Ilham sendiri. Allah yg muncul di para artis dangdut, di
TPI juga, tentu saja akan berbicara berbeda. Allah yg muncul di wanita2 artis dangdut, apalagi yg
sedang naik daun, akan meridhoi segala aurat yang terbuka itu. Asal tidak bener2 naked, kata the
Allah. At least NOT naked in public, kalau mau naked ya berduaan aja or, at least bertiga atau
berempat aja, di dalam kamar tertutup.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Teh Botol yang menurut para tukang
ngamen BISA ditanyain. So, "Tanya Saja Sama Teh Botol" might become a dictum in the future.
Dan it is very VALID, sah saja untuk bertanya kepada Teh Botol. As far as I understand it,
hukumnya itu halal asalkan kita bisa mengerti bahwa prinsip bertanya kepada Teh Botol itu SAMA
seperti bertanya kepada Allah, yaitu: Kita yang bertanya, dan kita sendiri yang menjawab.
Amiiinnn....

------------ ---

8. Domain Publik dan Domain Pribadi

Friends, terus terang saja saya merasa HB X sebagai calon kuat untuk menjadi Presiden NKRI
mendatang. Tapi kita liat saja yah... -- Menurut saya, the belang2 yg ada di semua orang politik di
Indonesia baru akan kelihatan jelas setelah tuntasnya pemilihan Presiden AS bulan November 2008.
Kalau Barack Obama benar terpilih menjadi Presiden AS seperti diprediksi oleh polls, maka
konstelasi politik di Indonesia akan ikut berubah. Liberalism will become the norm. Era mendatang
itu LIBERALISME dan bukan kefanatikan. Liberal artinya kita menjadi JUJUR apa adanya saja,
dan mengakui bahwa semua orang memiliki HAM yg sama. Kita di Indonesia memiliki HAM yg
sama walaupun sebagian orang ingin diakui memiliki derajat lebih tinggi dari orang2 lainnya karena
mereka memeluk agama yg "terakhir dan sempurna"... Astagfirullah alazzim astagfirullah alazzim...
eling eling... Allah itu does NOT care apakah anda akan berjalan-jalan dengan NO BRA, NO
CELAM, and NO JILBAB. Everything is oke2 aja, kata the Allah yg hidup di dalam Kesadaran /
Consciousness di diri semua manusia tanpa kecuali, Muslim, Muslam, Krsten, Hindu, Buddha,
Konghucu, Atheist, Agnostic, Kejawen, dll... walaupun sebagian orang memang percaya Allah itu
adanya di Tanah Arab. Menurut saya, Allah itu hidup di dalam Kesadaran / Consciousness setiap
manusia tanpa kecuali. Allah itu tidak hidup di dalam benda mati, melainkan di dalam Kesadaran /
Consciousness SEMUA manusia2 yg hidup, bernapas, dan berpikir. Dengan kata lain, Allah lives in
each and everyone of us tanpa kecuali.

So, say NO to Pembodohan Massal ! Say NO to RUU Pornography because the RUU itu diajukan
dan dibela habis2an oleh PKS yg menurut dugaan saya telah salah kaprah dengan, maybe, percaya
bahwa Allah adanya di Tanah Arab. Ada batu dibalik udang, dan ada uang di ladang orang.
Mungkin PKS mengincar uang di ladang orang which is hukumnya HARAM. Kalau mau, ya
berladang sendirilah. Kalau mau berpakaian seperti MUMMY Mesir Kuno, ya berpakaianlah seperti
mummy Mesir Kuno. Tetapi itu harus dilakukan terhadap tubuh mereka sendiri, dan tidak bisa
dipaksakan kepada manusia2 lain. Allah sendiri TIDAK memaksa penggunaan jilbab, sorban,
jenggot ala kambing bandot, dsb... yg bernuansa ARAB itu. Lha, ini ada orang2 KESAMBET
ALLAH dan mau memaksakan nuansa Arabia ke manusia2 di NKRI yg jelas sudah lebih berbudaya
dan bermoral daripada segala ustad2 dan ustadzah2 yg teriak2 allahuakbar dan menuntut
pembubaran Ahmadiyah... -- Allah itu SUDAH hidup di dalam Kesadaran / Consciousness semua
manusia, sehingga tidak perlulah jingkrak2 dan teriak2 allahuakbar sembari menginjak-injak HAM
manusia lain. Moralitas tiap warganegara itu DOMAIN PRIBADI, dan bukan diaturin oleh negara,
apalagi oleh PKS.

Lalu ada seorang rekan yg menulis kepada saya dan bilang bahwa pakaian yang TIDAK
menimbulkan tegaknya urat syahwat pemirsa akan memberikan "harga diri" kepada orang yg
mengenakannya. Nah, yg seperti itu kan bikin eneg bacanya, sehingga langsung saja saya timpali.
Saya bilang: "Sejak kapan "harga diri" ditentukan oleh pakaian ?" ... Saya pernah melihat dengan
mata kepala saya sendiri para muslimah LENGKAP dengan jilbab-nya berteriak-teriak minta
Ahmadiyah dibubarkan. Nah, apakah mereka punya harga diri ? ... Menurut pendapat saya, orang2
yang berteriak-teriak meminta Ahmadiyah itu dibubarkan adalah mereka yang TIDAK memiliki
harga diri. Walaupun lengkap dengan segala jilbab-nya, yang KONON merupakan pakaian
muslimah, menurut saya tetap saja mereka TIDAK memiliki harga diri. So, jangan terbalik yah.
Kita memiliki harga diri kalau kita mau MENGHORMATI HAM (Hak Azasi Manusia) untuk
beragama apa saja, untuk tidak beragama apa saja, dan untuk menganut moral apapun yang
semuanya termasuk dalam domain pribadi orang per orang. Kalau kita mau memaksakan pendapat
seperti para muslimah berjilbab yg menuntut pembubaran Ahmadiyah itu, namanya adalah TIDAK
memiliki harga diri... Mereka merasa harga dirinya itu tinggi karena memakai jilbab. Pedahal itu
cuma IMAJINASI saja. Allah sendiri tidak perduli wanita itu berjilbab atau telanjang dada seperti
wanita Bali jaman dulu (dan mungkin sampai sekarang juga). Allah itu TIDAK membedakan
manusia antara muslimin, muslimah, muslihat, maslihut, dan sebagainya, kecuali ANDA sendiri
yang bilang bahwa Allah itu membedakan. So, semuanya itu adanya di dalam PIKIRAN ANDA
SENDIRI.

Sekali lagi, harga diri itu artinya kita menerima dan menghargai apa yang menjadi HAM orang lain.
Kalau kita menginjak-injak HAM orang2 lain, maka artinya kita TIDAK memiliki harga diri. Para
wanita muslimah yang berjilbab dan berteriak-teriak minta Ahmadiyah dibubarkan itu TIDAK
memiliki harga diri. Para pria berjenggot dan bersorban yang berteriak allahuakbar allahuakbar dan
menuntut Ahmadiyah dibubarkan itu TIDAK memiliki harga diri. Bilang begitu aja kok refot ? ...
Kita harus mengerti juga bahwa ada yang namanya Domain Publik dan Domain Pribadi. Segala hal
yang merupakan Domain Publik ya bisa saja diatur oleh publik (negara). Tetapi publik tidak bisa
ikut sok tahu kalau sudah masuk Domain Pribadi (cara anda berpakaian, merek celana dalam, apa
yang anda makan, apa yang anda baca, apa yang anda percayai, jadwal anda bangun tidur, daging
haram/halal yg anda santap, dsb... termasuk anda having sex dengan siapa saja, baik muhrim
maupun non-muhrim). Dan yg namanya "Budaya Timur" seperti sering digembar-gemborkan
dengan tidak senonoh itu juga cuma SLOGAN saja. Anda bisa saja mengadopsi "Budaya Timur"
dalam kehidupan pribadi anda. Budaya apapun yg anda percayai dan sukai termasuk DOMAIN
PRIBADI. Tetapi kalau anda lalu jingkrak2 sambil teriak2 allahuakbar dan menuntut agar orang2
yg keluar masuk mall itu STOP keluar masuk mall karena anda menganggap bahwa keluar masuk
mall itu TIDAK sesuai dengan "Budaya Timur", maka artinya anda itu sudah KELUAR BATAS.
Artinya anda itu sudah menginjak-injak HAM manusia lain.

So, anda mau pakai norma yg berasal dari budaya apapun merupakan HAM yg ada di diri anda.
Tetapi anda tidak bisa memaksakan norma2 pribadi anda untuk juga menjadi norma2 pribadi orang
lain. Kita di Indonesia ini memang sering salah kaprah karena kita selalu dicekokkan tentang
KEHARUSAN. Harus ikut agama, harus ikut budaya, harus ini, harus itu. Pedahal, yang namanya
"keharusan" itu terbatas. Sebagian besar hidup kita merupakan PILIHAN... So, kalau mau berjilbab,
ya berjilbablah. Itu merupakan PILIHAN PRIBADI. Tetapi kalau ngotot sambil teriak2 allahuakbar
supaya tetangga anda juga ikut berjilbab, maka artinya anda itu sudah OVERDOSIS. Berjilbab atau
tidak merupakan DOMAIN PRIBADI. Segala konsep tentang "Budaya Timur" juga merupakan
domain pribadi yg BISA diterjemahkan berbeda-beda tergantung orangnya sendiri. Kalau mau
diseragamkan juga, maka kita sudah melanggar HAM orang lain untuk menentukan gaya hidup yg
dipilih orang itu sendiri.

So, sebenarnya kita tidak pantas untuk membawa-bawa nama "Allah" ketika memperdebatkan apa
yg pantas atau tidak pantas dilakukan dalam Domain Publik atau Domain Pribadi. Debat RUU
Pornography kemarin memperlihatkan sebagian anggota2 DPR yg berteriak-teriak "Demi Allah"
secara emosional, as if Allah itu perduli tentang apa yg mau kita lihat atau kita baca. Tidaklah. Itu
hanyalah imajinasi dari mereka yg bermain dengan konsep "Allah". Pedahal Allah itu ada di dalam
Kesadaran di diri kita, dan tidak akan pergi kemana-mana, baik orangnya itu berjilbab ataupun
tidak. Baik orangnya sholat maupun tidak. Baik orangnya atheist, politheist, muslim, maupun
muslam. Allah yg ASLI itu tidak membedakan orang. Tanya saja kepada kesadaran anda sendiri,
apakah Allah itu membedakan manusia ? ... Tetapi, kalau anda bertanya kepada ulama2 itu, tentu
saja mereka akan bilang bahwa: YA, Allah itu membedakan orang. Kalau anda Muslim dan
mengikuti Syariat Islam, maka anda akan masuk Surga, yg tempat pastinya di sisi Allah akan
ditentukan oleh berapa banyak pahala yg anda kumpulkan melalui amal dan ibadah. Kalau anda
BUKAN Muslim, maka anda masuk Neraka. Itu jawabannya dari para ulama. Dan itulah yg saya
bilang sebagai BUATAN MANUSIA. Jawaban2 dari para ulama merupakan manipulasi manusia
belaka, dan BUKAN jawaban dari Allah yang asli.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Wanita2 Papua yg memiliki HARGA DIRI tidak ada
bedanya dengan wanita2 di bagian Indonesia lainnya, walaupun TIDAK mengenakan beha. Ini
sama sekali BUKAN pornography, melainkan hal yg biasa2 saja. Aslinya kita ini semua telanjang,
dan kalau belum tahu PLEASE cari tahulah. Memangnya kita lahir TANPA penis dan vagina ? ...
Memangnya kita lahir pakai jilbab ? ... Dan memangnya kita harus BACA UNDANG2 NKRI hanya
untuk cari tahu apa yg bisa kita baca, apa yg bisa kita tonton, pakaian apa yg bisa kita kenakan,
dsb ? No, it should not be like that. Domain Pribadi is urusan kita masing2, dan BUKAN
merupakan urusan negara. Say no to RUU Pornography !
------------ ---

9. Rekayasa Energi dan Kenyataan

Dari dulu saya selalu berpikir... mengapa bisa muncul banyak bentuk Tuhan ? Dan mengapa
perwujudan dari setiap hantu di setiap negara berbeda ? Dan menurut pemahaman saya yang belum
paham betul.. cuma sok paham aja.. hal di atas bisa muncul karena adanya proyeksi pikiran dari
setiap manusia sehingga memunculkan suatu bentuk energi yang sesuai dengan apa yang
diyakininya. Sebagai contoh, seorang yang berlatar belakang agama Budha akan melihat
perwujudan dewa-dewi yang sangat beragam, karena mereka yakini sebagai Tuhan mereka. dan
kemungkinan besar mereka tidak akan melihat perwujudan dari dewa2 agama Hindu, maupun
Tuhan Yesus. Sebaliknya bagi orang Kristen kemungkinan besar mereka tidak akan melihat dewa-
dewi yang sebagaimana diakui di dalam agama Hindu atau Budha. karena setiap para penganut
agama tersebut hanya mau mempercayai apa yang telah diajarkan oleh agama tersebut, dan menolak
yang katanya bukan dari agama tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu yang bukan Tuhan.
Hal ini juga lah yang mungkin membuat perwujudan para Hantu di setiap negara berbeda dengan
negara lain; kuntilanak, pocong, tuyul, dan hantu khas Indonesia lainnya kemungkinan besar tidak
akan deitemukan di negara Amerika. dan sebaliknya hantu-hantu di negara amerika pun tidak akan
ditemukan di negara Indonesia. Yang jadi pertanyaan saya adalah: apakah sesuatu yang dilihat
seseorang/sekelompo k orang itu semata-mata hanya perwujudan dari proyeksi pikiran/energi
mereka, ehingga mereka hanya akan melihat segala sesuatu yang mereka yakini ada. dan tidak
melihat apa yang mereka yakini mati-matian bahwa hal tersebut tidak ada ? Mari kita bahas
bersama kebodohan saya ini... hehehe

JAWABAN SAYA:

Teman2 yg diridhoi Allah, pertanyaan di atas berasal dari AFM, brondong, 21 yo, yg mungkin lebih
dikenal dalam bentuk reinkarnasinya yg terakhir sebagai "Jacky Chen" dalam ebook berjudul "Mata
Ketiga, Simbol dan Interpretasinya" yg bisa di-download dari bagian FILES di Milis Spiritual
Indonesia <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual- indonesia>. Anaknya ini very cute, masih
single, dan dijamin masih bersih dari noda dosa. Saya sendiri HERAN kenapa dia mau stay on di
Milis SI yg penuh dengan para mbah2 yg gimana gituh, especially yg namanya Mbah Wal, yg kalo
ngomong nggak perduli keperawanan perasaan orang. But AFM stays on dan bertanya, yg akan
saya jawab, sbb:

Images tentang segala malaikat dan iblis, dewa dewi dan para dhemits, memang merupakan
PROYEKSI dari apa yg ada di dalam pikiran kita sendiri. Kalau kita selalu berpikir tentang Allah
yg KEJAM dan menuntut disembah oleh kita sebanyak 10 X sehari, maka kita akan merasa melihat
BAPAK JENGGOT yg galak. Pokoknya galak deh, kalau kita tidak bilang assalamualaikum, maka
hukumannya itu berupa berkurangnya pahala yg sudah kita kumpulkan dengan susah payah selama
ini. Payah deh ! ... Tetapi itulah image dari si Bapak Jenggot. Nah, sebagian orang menyebut bapak
jenggot sebagai "Allah", sebagian lagi "Bapa di Surga". Dan itu sah saja, merupakan HAM
Kebebasan Berpendapat bagi setiap manusia untuk menyebut Tuhan dengan nama apa saja. Ada
juga yg menyebut Bapak Jenggot sebagai Gusti Awloh but, in this case, the Bapak Jenggot akan
tampil sedikit berbeda which is mengenakan blangkon ala Jawa, dan kata yg harus kita ucapkan
sebagai salam might be heard as kulonuwun. Kulonuwun !
Sebagian orang sudah lebih TERCERAHKAN sehingga tidak mau digebuk oleh Bapak Jenggot.
Nah, pencerahan itu datang dari PERUBAHAN dalam cara berpikir manusianya. Daripada
imagining the Bapak Jenggot, mending imagining Yesus saja. Nah, Yesus itu lebih baik hati.
Rambutnya panjang, mukanya ramah dan, yg lebih penting, tidak berjenggot. Karena Yesus tidak
berjenggot, maka kita bisa dekat2. Deket2 aja, nyender juga boleh seperti dilakukan oleh muridnya
yg bernama Yohanes. Yohanes itu murid Yesus yg paling manja. Kalo makan di meja makan,
Yohanes akan nyender di bahu Yesus dengan alesan bahwa dia itu murid yg paling muda. Pedahal,
maybe si Yohanes memiliki kecenderungan homoseksual yg oke saja. Mao homo kek, mao straight
kek, it does NOT make any difference to Jesus. Jesus loves all.

So, PROYEKSI itu akan berbeda tergantung dari belief system anda yg mana. Kalau anda memiliki
belief system Hindu, maka memang anda akan melihat dewa dewi Hindu yg kita semua tahu very
GLAMOROUS. Pokoknya glamour deh. Ada kalungan bunga dan sebagainya, dan baunya itu
wangiiii sekaleh. Kalau anda sayang sama Dewi Kuan Im, maka anda juga akan melihat sang dewi
yang selalu ANGGUN. Bukan Anggun C. Sasmi, melainkan Dewi Kuan Im yg anggun. Kuan Im ini
seorang Buddha yg sudah bersumpah tidak mau masuk Nibbana/Nirvana sebelum semua manusia
masuk. Jadi, kalau anda masih berada di Roda Kehidupan mengumpulkan dharma dan menghindari
kharma, maka Kuan Im akan selalu menemani anda sampai akhirnya anda BEBAS dari segala
penderitaan dan masuk ke dalam Nibbana. Bye bye world, saya sudah masuk Surga !

Tetapi ada juga mereka yg memiliki background Islam ternyata melihat Yesus. Mereka yg memiliki
latar belakang Katolik, ternyata melihat Sayiddina Ali. Mereka yg memiliki latar belakang HIndu
ternyata melihat Buddha. Ternyata di dalam ALAM KESADARAN manusia yg memiliki latar
belakang berbeda itu,... semuanya itu berbaur. Saya sendiri memiliki banyak kesaksian yg berasal
dari teman2 yg menceritakan "pertemuan" dengan Yesus. Ternyata Yesus itu muncul di banyak
kesadaran manusia TANPA memperdulikan latar belakang agama orangnya. Kuan Im juga bisa
muncul dimana saja. Buddha Sakyamuni (yg seperti di Candi Borobudur itu) juga bisa muncul di
kesadaran siapa saja tanpa memperdulikan agama orang. So, artinya ini apa ? ... Jawab: Artinya
bahwa mereka itu hanyalah SIMBOL dari diri kita sendiri yg lebih tinggi. Kalau kita mau IKHLAS
dan PASRAH, maka diri kita sendiri yg lebih tinggi (HIGHER SELF) bisa memunculkan images
dari orang2 SUCI itu. Orang2 suci itu (Buddha, Yesus, Kuan Im,... bahkan Ganesha who is setengah
orang/setengah gajah) akan muncul di Kesadaran / Consciousness di diri kita ketika kita lelap dalam
tidur. Mereka muncul di mimpi dan mengatakan sesuatu yg bisa diartikan. Yg berkomunikasi itu
adalah diri kita sendiri (Alam Bawah Sadar) dengan diri kita sendiri juga (Alam Sadar). Jadi, tidak
lain dan tidak bukan, hanyalah kita yg berkomunikasi dengan kita juga.

Segala Allah, Yesus, Buddha, Ganesha, bahkan Semar dan Kanjeng Ratu Kidul merupakan
MANIFESTASI dari ROH yg satu. Roh yg satu itu hidup di dalam kesadaran di diri anda, di diri
saya, dan di diri siapa saja. Roh itu muncul dalam bentuk SIMBOL yg bisa berbeda tergantung
belief system orangnya masing2; tetapi memang lama-kelamaan akhirnya segala simbol itu akan
berbaur. Yesus bisa muncul dimana-mana, Buddha juga, dan itu TANPA memperdulikan orangnya
beragama apa. Artinya itu apa ? ... Jawab: Artinya adalah fakta bahwa aslinya manusia itu TIDAK
beragama. Alam Bawah Sadar di diri manusia itu TAHU bahwa segala agama2 itu cuma buatan
saja, very artificial, dan yg asli itu adalah SIMBOL. Simbol itu mengajarkan kita untuk ikhlas dan
pasrah, untuk menjadi diri sendiri saja, dan simbolnya itu bisa mengambil bentuk dari figur2 yg
berasal dari tradisi atau agama apapun. Agama "resmi" yg kita anut tidak akan menjadi masalah.
Cuma ada di KTP doang, dan tidak terdaftar di alam ROH dimana segalanya itu satu.

Tetapi kalau kita itu penuh dengan KETAKUTAN, maka akan muncul berbagai jenis hantu. Para
leluhur di Jawa yg sudah "ditaklukkan" ketika Islam masuk akhirnya menjadi "dhemit". Dewa dewi
di Eropa Kuno akhirnya menjadi "ghosts". Dan segala pocong2an dan semacamnya itu BISA
muncul di kesadaran kita ketika kita ketakutan. Jadi, solusinya itu apa ? ... Jawab: Please don't be
afraid ! ... Kalau mau menggunakan doa, ya gunakanlah, tapi jangan takut. Anda itu tidak akan lari
kemana-mana. Kalau anda melihat dewa dewi atau para malaikat, maka mereka hanyalah
PROYEKSI dari kesadaran di diri anda. Kalau anda melihat hantu2, mereka juga hanyalah proyeksi
dari kesadaran anda. Yg mutlak atau ABSOLUT itu adalah Kesadaran / Consciousness di diri anda,
dan bukan segala ajaran2 agama yg mengharamkan dan menghalalkan segala macam seeenak
udelnya itu. So, saya selalu menyarankan teman2 untuk menjadi diri sendiri saja. Kalau ternyata
sudah eling dan merasa selama ini dibodohi oleh agama2, ya tinggalkan sajalah agama itu. Daripada
anda menjadi paranoid dan memaki tidak keruan ketika orang2 lain yg sudah tersadarkan melihat
anda semakin lama semakin aneh karena "berpegang erat" pada ajaran2 agama yg sudah tidak lagi
relevan, mendingan ditinggalkan sajalah agama itu. Manusia itu ROH, dan tetap akan sebagai roh
baik kita berada di tubuh fisik maupun tidak. Ya, segala SIMBOL yg muncul di diri kita merupakan
PROYEKSI dari kesadaran di diri kita juga, enjoy aja !

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Krishna, a Hindu God. The dewa is also
very cute, dan memang tampangnya mirip banget dengan Andrea, si penanya. It's a DEWA, friends,
dan bukan dewi. The sex is male, walaupun pake kembang2 dan berbagai perhiasan yg very
glamour. Thiis is Hindu culture, always glamorous. Kalo Arab beda lagi, which is very austere alias
HARAM untuk glamour2 dan mempertontonkan aurat seperti para dewa dewi Hindu and EVEN
seperti para angels dari Eropa yg bugil asli. But this is a SYMBOL only, Krishna is a symbol for us.
Kalau kita mau menjadi diri sendiri saja and enjoy ourselves, we become Krishna. Ngapain ribet2,
ya gak ya gak ??

------------ ---

10. Mimpi Berada di Kesadaran Illahi

Dear Pak Leo, Nama saya I, banyak yang ingin saya tanyakan, hanya saja saya tidak pandai
merangkai kata kata menjadi kalimat yang enak dibaca... Pak Leo yang saya ingin tanyakan banyak
sekali, hanya saya masih bingung harus memulai dari mana dulu pertanyaan yang akan saya ajukan.
Pertanyaan awal dulu saja ya Pak Leo, begini:

Saya pernah mimpi, mimpi ini terjadi beberapa tahun yang lalu, hanya sampai sekarang masih
mencari jawab dari mimpi saya ini. Saya bermimpi saya berada di suatu ruang yang kosong dan
sangat terang bersih semuanya terang putih bersih, hanya hening sepiiii sekali. Ada rasa pedih
bingung sedih dan ingin diraih dalam pelukan hangat untuk membuat saya tenang. Saat itu saya
menguatkan hati untuk berani tetap diam dan mengamati saya berada dimana. Ternyata saya berada
di sebuah kuburan dan hanya satu kuburan yang saya ada di atasnya; bukan berdiri ternyata, tetapi
saya duduk silo dan yang saya duduki adalah sebuah batu nisan berbentuk AL Quran besar terbuat
dari batu yang diukir menjadi sebuah Quran yang terbuka, serta ada tulisan Arabnya sama seperti
aslinya, saya duduk silo dengan gagahnya sambil melihat ke sekeliling.. . Ternyata sepi sunyi
hening tetapi sangat terang putih bersih, gak ada rasa takut, hanya merasa sepi pedih sedih teramat
sedih...

Lalu saya dihadapkan pada suatu pilihan lagi setelah sketsa kuburan tadi. Ini terjadi masih dalam
mimpi yang sama. Di hadapan saya yang sedang duduk silo di atas kuburan berbatu Quran terbuka,
saya dihadapkan pilihan memasuki sebuah kotak hitam pekat sampai badan sendiripun gak
kelihatan. Waktu saya masuk ke dalam ternyata sebuah hutan yang gelaaaaaap sekali. Saat itu saya
merasa gamang ketakutan mencari2 orang lain... dan saat itu juga saya memilih duduk silo diatas
batu nisan Qur'an. Setelah saya memilih, tiba2 semuanya berakhir, dan saya tidak mimpi apa2 lagi
sampai bangun subuh. Saya selalu subuh bangunnya.
Begitulah Pak Leo cerita dari pertanyaan saya. Mohon Pak Leo berkenan menjawabnya, saya
ucapkan banyak banyak terimakasih. Salam, (I)

JAWABAN SAYA:

Dear I, thanks for sharing your dream with all of us. Anda itu bermimpi berada di suatu ruangan yg
FULL putih bersih, dan tidak ada seorangpun disana, kecuali diri anda sendiri. Ruangan itu bersih,
lengang, sepiiii sekaleh. Nah, yg anda lihat pertama itu merupakan SIMBOL dari pikiran anda
sendiri yg hening. Ruangan itu bersudut 4, artinya Kesatuan Alam Semesta yg terdiri dari 4 Unsur:
Udara, Air, Api, dan Tanah. Ketika ke-4 unsur Alam Semesta itu berada dalam KESEIMBANGAN,
maka kita akan melihatnya; dan melihatnya bisa melalui mimpi di kala tidur atau penglihatan di
kala sedang tidak tidur. Yg anda lihat pertama kali itu adalah apa yg anda akan alami TERAKHIR
di dunia nyata. So,... mimpi itu terkadang tersusun secara terbalik, yaitu apa yg anda lihat pertama
ternyata BISA terbukti sebagai apa yg anda akan alami terakhir di dunia nyata.

So, kita BISA melakukan interpretasi bahwa apa yg anda lihat pertama itu sebagai apa yg anda akan
alami nanti kelak di kehidupan anda kali ini, yaitu duduk DIAM dan mengamati bahwa segalanya
itu bening, putih, dan bersih, dan tidak ada siapa2 lagi disana selain anda sendiri. Anda itu SADAR
bahwa anda SADAR. You were aware that you were aware. Eling bahwa anda itu ADA. Itulah yg
anda akan alami kelak setelah segala jatuh bangun di dunia ini selesai, dan selesainya pada waktu
yg pas. Segalanya itu pas, jadi seperti mengikuti suatu SKENARIO. Ada awal, ada pertengahan,
dan ada akhir. Kita cuma bisa bilang, bahwa pada akhirnya anda itu akan sampai pada
KESADARAN / CONSCIOUSNESS yg fully aware bahwa anda ada karena anda itu ada. Just that.

Kesadaran seperti itu BISA disebut sebagai Kesadaran Kosmik (Cosmic Consciousness) , bisa juga
disebut sebagai Kesadaran Illahi (Divine Consciousness) , bisa juga disebut sebagai Manunggaling
Kawula lan Gusti, bisa juga disebut sebagai Union with God. Bisa disebut sebagai Kesadaran
Kristus (Christ Consciousness) , bisa disebut sebagai Kesadaran Buddha (Buddha Consciousness) ,
bisa pula disebut sebagai Makrifatullah.

Lalu anda sadar bahwa anda duduk bersila di atas sebuah BATU NISAN yg ternyata berbentuk Al
Quran terbuka. Anda duduk bersila saja di atas Al Quran itu. Nah, ini adalah SIMBOL bahwa
sebelum anda mengalami Kesadaran Kosmik itu, jalan yg anda lalui adalah melalui disiplin Islami,
semacam tarekat juga, walaupun tidak harus jelas merupakan tarekat dari aliran tertentu, yg
menggunakan dalil2 Al Quran sebagai pegangan... -- Tetapi akhirnya Al Quran itu anda duduki saja,
dan duduknya secara BERSILA. Bersila adalah GAYA JAWA. Jadi, sebelum anda melihat bahwa
segala sesuatunya itu ternyata KOSONG, anda akan sudah duduk di atas Al Quran yang telah
membatu. Al Quran itu ternyata cuma "nisan" saja. Nisan artinya cuma PERTANDA (SIMBOL).
Pertanda apa ? ... Jawab: Pertanda bahwa ada manusia yg pernah hidup. Tetapi manusia itu telah
mati, dan sebagai nisan dari manusia yg telah mati itu, ternyata ada sebuah Al Quran terbuka. Dan
anda duduk bersila di atas batu nisan yg berbentuk Al Quran terbuka itu. Tetapi anda itu TIDAK
mati. Nisan itu merupakan SIMBOL dari diri anda yg telah mati, tetapi ternyata KESADARAN
(CONSCIOUSNESS) yg ada di diri anda itu hidup.

Ternyata anda itu TIDAK MATI, melainkan hidup. Dan anda itu BISA hidup bahkan tanpa harus
membaca dan komat kamit tentang isi dari Al Quran itu yg ternyata hanya sebuah "batu".
Bentuknya hanyalah batu nisan saja. Dan kita semua tahu, bahwa batu nisan tidak berarti apapun,
hanya pertanda saja. Hanya menandakan bahwa ada manusia yg meninggal dan dikuburkan di
tempat itu. Just that. So,... artinya adalah, Kesadaran di diri anda itu TAHU bahwa Al Quran itu
ternyata hanya "benda mati", tidak lebih dan tidak kurang. Yg hidup itu apa ? ... Yg hidup adalah
kesadaran di diri anda itu. Nah, ini adalah tahap terakhir sebelum anda mencapai kesadaran kosmik
yg secara berurutan muncul pertama kali di mimpi anda.

Lalu, di mimpi anda, anda merasa seperti diberikan pilihan untuk masuk ke dalam lorong gelap yg
tidak jelas, anda SEMPAT masuk juga, tetapi akhirnya balik kembali untuk duduk di atas nisan
berbentuk Al Quran itu. Artinya apa ? ... Artinya, bahwa pada saat pertama ketika anda memulai
perjalanan spiritual (batin), anda akan dihadapkan pada PILIHAN untuk keluar dari kesadaran yg
merupakan HAK anda sebagai RUH. Kalau mau, anda BISA masuk ke dalam belantara hitam pekat
itu, dan anda bahkan akan mencoba untuk masuk kesana, tetapi anda ternyata tidak suka, dan
akhirnya balik kembali ke tempat anda duduk bersila di atas batu nisan berbentuk Al Quran itu.

So, yg anda lihat semuanya merupakan SIMBOL PERJALANAN SPIRITUAL yg akan anda hadapi
di kehidupan kali ini. Saya sebut sebagai "kehidupan kali ini" bukan karena saya mengajarkan
reinkarnasi. No, it doesn't work like that. Anda BISA saja percaya kepada reinkarnasi, dan bisa juga
tidak percaya, it's your own choice, dan menurut saya tidak terlalu penting. Yg penting itu adalah
FAKTA yg terlihat di dalam mimpi anda sendiri itu bahwa di kehidupan anda SAAT INI anda akan
mengalami semua hal yg terlihat di mimpi itu. Detil tentu saja akan menyusul belakangan dalam
kehidupan sehari-hari, yg BISA berjalan tahunan, belasan tahun, bahkan puluhan tahun, ... sampai
anda TUNTAS menelurusi segala PILIHAN2 yg terbuka bagi hidup anda. Kita cuma bisa tahu
bahwa pada akhirnya anda akan sadar bahwa anda itu sadar, dan bahwa ternyata TIDAK ADA
LAINNYA selain kesadaran yg ada di diri anda itu. You are alone, looking out of yourself, and there
would be NO other consciousness but your own.

Isn't it God ? ... Bukankah itu yg namanya Kesadaran Illahi ? There is no other but God, and that
God is looking out of your own very eyes. Melihat keluar dari mata anda sendiri. That's God
Consciousness / Cosmic Consciousness / Makrifatullah.

You are a God in amnesia, anda adalah bagian yg tak terpisahkan dari KESADARAN ILLAHI yg
sering kita sebut sebagai "Allah". Bisa juga disebut sebagai COSMIC CONSCIOUSNESS. So,
there is no god but God. Tidak ada yg lain selain Allah. You are part of Allah. When you look out
from your very eyes, Allah also looks out from his/her/its very eyes. You are Allah incarnated. We
are Allah incarnated. We KNOW that to be sure deep within our own consciousness. . -- Tapi dunia
ini penuh manipulasi dan rekayasa, banyak yg mencoba meyakinkan kita bahwa Allah ada di
awang2, dan kita ada di bumi untuk mengumpulkan pahala melalui amal ibadah. That's the GREAT
LIE. The truth is very simple, however. We are all Allah incarnated. Tidak perlu segala amal ibadah
demi mengumpulkan pahala. Bagaimana mungkin BAGIAN dari KESADARAN ILLAHI
mengumpulkkan pahala ? ... We are ALWAYS part of All That Is or Allah. When we fully realize
that, it is called Makrifatullah.

------------ ---

11. Tanya-jawab dengan Jati Diri

J = Jati Diri
L = Leonardo Rimba
J = Met malam Mas Leo. Sebelumnya terimakasih sudah boleh membaca diktat Mas Leo tentang
Mata Ketiga. Setelah saya baca, belum semua sih, tapi saya coba pilih yang ada sangkutannya
langsung dengan meditasi Mata Ketiga dari chattings antara Mas Leo dengan Jacky Chen, dari
chattings tersebut ada beberapa pertanyaan yang cukup mengganjal bagi saya.

L = No problem, pertanyaannya bagaimana ? Kalau pertanyaannya umum, jawabannya umum,


kalau pertanyaannya khusus, jawabannya juga khusus. By the way, even before I opened my mails
this morning, aku sudah dapat "bayangan" about you. Namanya "Jati Diri", so that's the name that I
gave you. You are a "Jati Diri" searching your own self. Akhirnya BUKAN menjadi "Jati Diri"
tetapi MENJADI DIRI SENDIRI.

Tidak ada gunanya mencari yg namanya "Jati Diri" karena itulah diri anda sendiri. Sampai
kapanpun anda TIDAK akan bisa mencari apa yg menjadi diri anda sendiri. Anda TIDAK akan bisa
melihat diri anda sendiri, yg anda lihat itu adalah segala sesuatu yg ada DI LUAR dari diri anda.
So,... in the end you would realize that you are a JATI DIRI already. Dan tidak ada gunanya
mencari-cari lagi. As a jati diri what you COULD do is only to become yourself. Seorang "Jati Diri"
hanya bisa MENJADI DIRI SENDIRI. Dengan menjadi diri anda sendiri, maka anda memenuhi
fitrah anda sebagai seorang yg bernama "Jati Diri.

J = Tentang cakra mas, kalau cakra sepengetahuan saya ada 7, dan elemen ada 4 bagaimana
hubungannya, mas ?

L = Cakra2 utama memang ada 7, yaitu: Cakra Dasar, Cakra Sex, Cakra Solar Plexus, Cakra
Jantung, Cakra Tenggorokan, Cakra Mata Ketiga, dan Cakra Mahkota.

Elemen dasar juga memang ada 4, yaitu: Udara, Air, Api, dan Tanah.

Lalu apa hubungannya ? ... Hubungannya begini: Tujuh cakra2 utama itu TIDAK semuanya
memiliki peran penting. Sebagian cuma menjadi penghubung saja. Dari ke 7 cakra utama itu, yg
LEBIH PENTING cuma ada 4 cakra.

Cakra Mata Ketiga = Elemen Udara


Cakra Jantung = Elemen Air
Cakra Solar Plexus = Elemen Api
Cakra Sex = Elemen Tanah

Nah, berarti Cakra Dasar, Cakra Tenggorokan, dan Cakra Mahkota cuma merupakan cakra2
"antara" untuk menghubungkan ke 4 Cakra yg merupakan SIMBOL dari 4 Elemen Dasar. Elemen
yg pertama adalah UDARA, dan adanya di Cakra Mata Ketiga. Elemen kedua adalah AIR, dan
adanya di Cakra Jantung. Elemen ketiga adalah API, adanya di Cakra Solar Plexus. Elemen
keempat adalah TANAH, dan adanya di Cakra Sex. Please jangan terbalik sebab kebanyakan orang
itu suka terbalik juga disini dengan menyangka bahwa elemen pertama itu api, pedahal elemen yg
pertama itu UDARA, dan bukan api. Kalau kita memakai api sebagai SIMBOL dari elemen
pertama, maka ego kita akan berkobar-kobar. Kalau kita menggunakan UDARA sebagai elemen
pertama, maka segalanya akan jatuh pada porsi yg sepantasnya.

Elemen Mata Ketiga itu Udara, dan bahkan sampai saat ini masih banyak orang yg menyangka
bahwa Mata Ketiga itu elemennya api. Kita BISA melihat jelas mereka yg memakai api sebagai
elemen pertama karena orangnya itu akan sangat mengedepankan ego di dirinya sendiri, merasa diri
paling benar, sangat otoriter, dsb.... Orang2 yg memakai agama2 sebagai dasar pemikiran mereka
umumnya jatuh dalam kategori itu. Mereka pikir bahwa BATIN itu elemennya api, pedahal bukan.
Batin atau Mata Ketiga itu elemennya UDARA. Ada juga yg menyangka Batin atau Mata Ketiga
memiliki elemen AIR, sehingga tempatnya di jantung. Itu juga tidak tepat. Dan kita BISA melihat
jelas mereka yg memegang air sebagai elemen dari batin karena orangnya itu akan penuh dengan
perasaan2, emosi2,... segalanya dilandasi oleh perasaan saja. Kalau perasaannya bilang ok, maka
dia merasa ok, pedahal itu CUMA perasaan saja dan belum tentu merupakan fakta yg
sesungguhnya. Banyak orang2 yg berpegang pada agama2 dan berbagai tradisi spiritual MASIH
terperangkap dalam salah kaprah ini, masih memegang AIR sebagai elemen dari batin, pedahal
batin atau Mata Ketiga itu elemennya UDARA.

J = Sifat yang maskulin dan feminin itu yang bagaimana, mas ? Kalau cowo kan seharusnya
maskulin kalau dominan feminin apa akan menjadi melambai ?

L = Maskulin dan feminin itu cuma merupakan CHARACTER TRAITS, jadi bukan berarti
penampilan. Bisa saja seorang pria itu penampilannya macho sekali, tetapi karakternya itu
"feminin", artinya orangnya pasif sekali, cenderung narcis dan ingin disukai oleh semua orang,
sekaligus gampang sekali menangis ketika orang2 lain tidak mengerti dirinya. Nah, itu berarti
karakter yg feminin walaupun orangnya sangat jantan dalam penampilan. Ada lagi wanita2 yg
penampilannya sangat anggun dan lemah lembut tapi sebenarnya keras seperti baja, pokoknya
sifatnya tidak mau kalah dan sangat agresif dalam mengejar apa yg dimauinya. Dan yg seperti itu
BANYAK. Jadi, kalau mau jujur, sebenarnya kita banyak memiliki pria yg "feminin", dan wanita yg
"maskulin".

Penampilan fisik itu bersifat menipu atau "deceptive". Very deceptive. Apa yg kita lihat di depan
mata tidak selalu merupakan apa yg asli. Nah, untuk melihat apa yg asli itu perlu kejelian BATIN.
Kejelian batin itu diberikan oleh Mata Ketiga yg, kita semua tahu, is none other than Mata Batin.
Kalau mata fisik BISA ditipu oleh penampilan2 fisik, maka Mata Batin TIDAK bisa ditipu oleh
apapun. Kita akan bisa melihat manusia2 apa adanya saja, walaupun manusianya berusaha untuk
menutupi jati dirinya. Jati diri kok ditutup ? Ya gak ? Ya gak ?

J = Mengenai elemen bagaimana mengetahui elemen yang paling dominan yg ada di dalam tubuh
kita, n bagaimana karakter masing2x elemen ?

L = Cara mengetahui sifat2 elemen itu mudah saja. Elemen Udara itu sifatnya komunikatif,
orangnya akan selalu berbicara tentang IDE. Apa yg dipikirkannya, pertimbangan apa saja yg
dilihatnya, plus minus dsb... Elemen Air itu sifatnya emosional, selalu berbicara tentang perasaan2,
bagaimana supaya tidak menyinggung orang lain walaupun orang lain itu memang PANTAS untuk
disinggung, tentang enggan berjalan, tentang keinginan yg tertahan, dsb... Elemen Api sifatnya
tindakan, jadi akan selalu berbicara tentang ACTIONS. Apa saja yg dilakukan, apa balasan dari
orang lain, lalu apa yg akan dikerjakan, berapa lama, dsb... Elemen Tanah sifatnya konkrit, jadi
akan berbicara tentang hal2 yg menghasilkan, metode2 apa yg BISA membawa hasil, hal2 yg
ternyata tidak berguna dan harus dibuang, rencana2 PASTI yg bisa dilakukan, siapa2 saja yg harus
diajak bicara dsb...

Nah, semua ciri2 dari keempat elemen itu ADA di dalam diri kita, tetapi biasanya kita memiliki satu
atau dua elemen dominan. Kalau orangnya itu selalu berbicara tentang ide2, maka kita bisa bilang
bahwa elemen dominan di dirinya itu adalah UDARA. Kalau orangnya berbicara tentang perasaan2
saja, maka elemen dominannya itu AIR. Kalau orangnya action oriented, maka elemennya itu API.
Dan kalau orangnya itu maunya yg pasti2 saja, maka so pasti the elemen itu TANAH. Very easy kan
?

J = Tentang Tuhan Mas, Bagaimana kita yakin kalu yang kita sembah sudah bener2x The One,
Tuhan yang sama, bukan milik si A atau Si B ?
L = Tuhan itu cuma ISTILAH SAJA. Anda menyembah apapun tidak akan menjadi masalah, sebab
yg anda sembah itu merupakan sesuatu yg ada DI DALAM diri anda sendiri. Well, ... itu kalau anda
SADAR. Tetapi biasanya orang2 itu tidak sadar. Mereka ingin menyembah "Tuhan", tetapi mereka
lalu dapat segala macam indoktrinasi bahwa Tuhan itu blah blah blah... Nah, yg blah blah blah itu
BUKAN Tuhan, melainkan cuma blah blah blah saja... Kalau cuma blah blah blah... dan tiap hari
harus diteriakin pake corong dengan suara histeris, apakah itu Tuhan ?

Tentu saja itu BUKAN Tuhan, melainkan cuma blah blah blah. Tuhan yg ASLI itu adanya di dalam
KESADARAN di diri anda sendiri. Anda bisa diam saja, meditasi saja, dan merasakan bahwa
kesadaran di diri anda itu selalu SATU dengan yg anda sebut sebagai "Tuhan". So, itulah Tuhan yg
selalu HIDUP di dalam kesadaran anda dan BUKAN hidup di batu item di salah satu sudut di bumi
ini. Tidaklah, kita semua sudah tahu itu... --Tetapi memang banyak agama2 MASIH mengajarkan
pembodohan massal kepada anggota2 masyarakat yg TIDAK BERANI untuk berbicara apa adanya
dan mengucapkan apa yg muncul di Nurani / Batin / Mata Ketiga mereka. For instance, anda ini
sebenarnya sudah TAHU bahwa segala ajaran2 agama itu yg bilang bahwa Tuhan adanya di batu
item is NONSENSE. Nah, pengertian seperti itu datangnya dari Mata Ketiga di diri anda. Lalu,..
kenapa anda takut untuk mengucapkannya ?

Anda takut orang2 lain akan salah mengerti anda ? ... Kalau anda TAKUT, maka sampai kapanpun
Mata Ketiga / Batin anda akan berputar di sekitar ketakutan itu belaka. Tetapi, kalau anda
MENGUCAPKAN apa yg muncul di Batin / Mata Ketiga anda, maka Mata Ketiga anda akan
semakin berkembang (ceile !).

J = Mengenai Mata Ketiga, mas, Tadi pagi saya coba meditasi dengan memusatkan pada kelenja
pineal. Saya berusaha relax, emang ada pikiran lain yang menggangu tapi saya coba singkirkan
dengan lembut. Yang terjadi malah saya gak bisa merasakan apa2x, mas, begitu saya buka mata
yang terjadi malah saya seperti kehilangan keseimbangan tubuh, jadi kaya orang mabuk itu lho mas,
n kepala jadi pusing. Apakah ada yang salah dari meditasi saya, mas ?

L = Tidak ada yg salah, teruskan saja. Itu baru pertama kali kan ? ... Baru coba pertama kali, dan
rasanya seperti "aneh". So, please coba lagi. Relax saja, ikhlas dan pasrah saja, duduk dengan
punggung tegak. Kalau mau, bisa juga membaca doa yg disuka. Doanya bisa doa apa saja. Lalu
diam saja, enjoy saja. Memang tidak akan merasa apa2. It is BLANK there. Kadang2 muncul
penglihatan juga, tetapi cuma pada saat2 pertama saja. Setelah terbiasa, akhirnya TIDAK akan
merasakan apapun. Rasanya relax saja, walaupun terkadang terasa "kenceng" juga di Cakra Ajna.
Kalo terasa kenceng ataupun NON kenceng, teruskan saja meditasinya. Kalo merasa BT, ya bisa
stop dulu. Habis stop en jalan muter2, bisa diteruskan lagi meditasinya. Yg penting kita bisa
ENJOY. To meditate is to enjoy ourselves. Bukan untuk melihat hantu dan sejenisnya, tapi untuk
enjoy diri kita sendiri. Bisa juga dibilang untuk enjoy Tuhan sebab Tuhan adanya di dalam
Kesadaran di diri kita sendiri. When we meditate, we enjoy God.

------------ ---

12. Kang Leo, Bantu Saya!

Kang Leo, bantu saya, bantu dan bimbing saya agar bisa faham dan mengerti serta
mengaplikasikan, kesadaran diri yg Kang Leo bilang self awareness, serta bisa jelas melihat
keberadaan Tuhan itu sebenarnya. Jujur Kang Leo, aku masih bingung dengan kesemua yang
pernah kudapat dari semua .. yang pernah kumintai pertimbangan dan pelajaran tentang ketuhanan,
dan jujur pula kuakui aku memegang teguh ajaran dari kecil dari syariat Islam, aku masih takut
dicap murtat bila tak mengakui adanya nabi nabi, terutama paham Nabi Muhammad sebagai pusat
sumber awal muasal kehidupan alam semesta ini. Aku masih takut bila tak mengikuti ajaran islam
dan syariatnya itu .. Tuhan tak kan membuka mata hatiku tuk aku bisa bertemu dengannya...
Sungguh tak ada yg pling berharga selain bertemu dengannya, adakah bencana yg lebih besar selain
tidak bisa bersamanya. Aku takut ini khan membawaku pada gerbang kejenuhan ... Bimbng saya,
kang. terimakasih banyak....

KOMENTAR SAYA: GAK USAH TAKUT

Hmmm hmmm hmmm... ya udah, gak usah takut lagi. Anda mao percaya Nabi Muhamad sebagai
asal muasal segala macam alam semesta, ataupun anda TIDAK mau percaya lagi kepada segala
isapan jempol itu tidak akan berpengaruh. Cuma, kalau ada segala macam sahibul hikayat di dalam
pikiran anda, jadinya anda itu akan TAKUT. So, cara supaya tidak takut adalah menjadi diri sendiri
saja. Saya sendiri SUDAH murtad dari kapan2, dan ternyata oke2 saja. Saya TIDAK percaya
kepada ajaran2 agama yg membodohi masyarakat banyak, baik asalnya dari ajaran Islam, Hindu,
Buddha, Kristen, Kejawen, Konghucu, Shinto, Tao,... dan sebagainya. Kalau mereka ternyata
membodohi, maka akan dengan senang hati saya buang. Buang saja, bilang saja NO THANKYOU.

Kenapa takut ? ... Segala kisah2 antah berantah tentang nabi2 itu cuma bagus untuk dongeng
sebelum tidur. Saya waktu masih kecil banyak membaca cerita dongeng, and I enjoyed all, termasuk
segala dongeng2 tentang nabi2. Tetapi setelah saya besar, apakah saya MASIH berkutat di seputar
dongeng2 itu ? ... Tentu saja tidak kan ?

Orang2 yg masih TAKUT itu sebenarnya ingin agar kita semua TETAP menjadi anak kecil saja agar
bisa ditakut-takuti dengan NERAKA, blah blah blah... Pedahal, yg namanya Neraka dan Surga itu
adanya di mulut mereka saja, no more than cuap2 di bibir saja. Kalau masih suka, ya diucapkanlah.
Kalau tidak suka, ya dibuang sajalah. Saya sendiri sudah tidak suka untuk bicara tentang amal
ibadah. Saya bilang, kalau masih mau amal ibadah artinya tidak oke, masa mao nyogok Allah ?

Kalau benar itu Allah, maka TIDAK akan meminta segala penghormatan dari manusia2, pasti tidak
akan minta disembah-sembah, pasti TIDAK akan meminta syarat2 alias syariat itu. Kalau ada
syariat, maka artinya itu JIN which is makhluk halus yg tidak keruan juntrungannya dan memang
MINTA sesajen. Sesajian adalah saji2an, yg anda berikan. Allah kok diberikan saji2an atau
sesajen ? Allah kok diberikan QURBAN ?

Nah, yg namanya qurban itu tidak lain dan tidak bukan merupakan sesajen. Kita bilang bahwa
mereka yg melakukan sesajen seperti di kepercayaan tradisionil itu sebagai "musyrik dan syirik".
Nah, apa bedanya mereka antara mereka yg memberikan sesajen kepada segala macam
MAKHLUK HALUS dan anda yg memberikan qurban berupa zakat fitrah dan potong kambing
demi memenuhi "perintah" Allah ?

So, kita tahu bahwa Allah yg meminta segala macam qurban itu adalah KONSEP doang. Konsep
Allah yg asalnya dari Arabia. So, please tidak usah takut. Kalau sudah tidak suka, ya tinggalkanlah.
Tidak ada yg namanya segala "murtat" itu kecuali di mulut para ulama2 yg tidak mau kehilangan
umatnya. Hilang umat, maka hilang uang. Uang sumbangan sekaligus otak yg bisa disetir kesana
kemari untuk teriakin Allah sekeras-kerasnya pakai corong mesjid.

Malam ini kita akan MENYAKSIKAN bukti bahwa benar Allah itu diteriakin sekeras-kerasnya oleh
manusia2 yg ingin masuk ke dalam Sorga. Lihat saja, banyak yg akan HISTERIS malam ini. Kita
tidak usah ikut2an karena kita tahu bahwa Allah yg ASLI adanya di dalam Kesadaran di diri kita
masing2, dan Allah yg asli itu TIDAK minta untuk diteriakin apalagi dipukulin segala tong2 kosong
itu sambil jejeritan akbar akbar !!

So, enjoy aja, gak usah takut. You are very ok.

------------ ---

13. Tong Kosong di Penghujung Ramadhan

Friends,

Akhirnya saya SADAR bahwa di penghujung bulan suci Ramadhan itu ternyata tidak ada apa2,
melainkan cuma suara tong2 kosong yg dipukul bertalu-talu sambil jejeritan allahuakbar.
Sebenarnya saya SUDAH tahu hal itu dari dahulu, dan makin lama makin tahu dengan jelas,
terutama selama beberapa tahun terakhir ini... -- Tetapi, baru malam tadilah saya benar2 menyadari
bahwa there's is NOTHING more to that, selain suara tong2 kosong yg dipukul bertalu-talu dengan
histeris. Saya juga HERAN ternyata Allah itu diam saja, sama sekali tidak menyahut walaupun
dimana-mana semua orang berteriak-teriak allahuakbar.

Teriakan allahuakbar itu BUKAN berasal dari Mata Ketiga, however, melainkan dari naluri atau,
paling tinggi berasal dari Cakra Solar Plexus. Kalau diteruskan juga, memang akhirnya bisa
KESAMBET, tetapi bukan kesambet roh tingkat tinggi, melainkan roh tingkat rendah, yg BISA
membuat orangnya nekat untuk semakin memanggil-manggil Allah dengan suara lebih keras lagi.
Semakin lama semakin keras walaupun so pasti Allah TIDAK akan muncul sampai kapanpun.
Akhirnya manusianya akan capek sendiri dan stop. Sudah, cuma itu saja.

Pertanyaannya sekarang: Apakah kita MASIH sebegitu primitifnya seperti saudara2 kita sebangsa
dan setanah air yg selalu SETIA memukul-mukul tong2 kosong di penghujung Ramadhan itu ?
Terus terang saya sendiri MALU kalau berhadapan dengan orang2 yg berasal dari luar Indonesia yg
terheran-heran melihat begitu banyak JIN pada mukulin tong kosong sambil teriak2 allahuakbar di
penghujung Ramadhan. Malu lah ! Siapa yg tidak malu ?

Kelakuan2 yg PRIMITIF seperti itu ternyata masih dilakukan sampai sekarang, walaupun, sudah
berkurang banyak. Ternyata orang2 lain juga banyak yang SUDAH sadar bahwa dari dahulu sampai
sekarang Allah itu akan DIAM SAJA walaupun diteriakin akbar2 dengan suara sekeras-kerasnya
dari corong masjid. Mungkin ada mesjid yg memenangkan KONTES suara paling keras, tetapi
pialanya jelas BUKAN dari Allah. Mungkin dari MUI atau lembaga2 keagamaan yg ingin
MENCARI MUKA di depan Allah walaupun, setahu saya, Allah sendiri sudah BUANG MUKA
terhadap kelakuan2 primitif seperti itu.

Allah yg ada di saya dan banyak teman2 lainnya sudah membuang muka melihat segala kebiasaan
yg sudah tidak pada tempatnya. Kita sudah di abad ke-21 M, abad Post Modern, dan terus terang
banyak dari kita sudah merasa MALU melihat sebagian orang jejeritan allahuakbar dengan suara
histeris. Tapi kita juga merasa MALU untuk bilang ELING ELING... -- So, tanpa malu2 sekarang
saya bilang bahwa sudah sepantasnya kita meninggalkan adat kebiasaan masa lalu itu. Dari jaman
Belanda masih bercokol di Indonesia, kelakuan mukulin tong kosong sambil teriak2 allahuakbar itu
SUDAH dilakukan. Masa masih mau dilakukan terus ?

Kalau Allah itu benar2 suka diteriakin akbar2 pakai tong2 kosong yg dijadikan bedug itu, pastilah
Allah akan turun dan bilang MAO APE LUH ! (logat Jakarta). Tetapi, .... bahkan dengan logat
Jakarta atau bahasa Arab sekalipun, Allah itu TIDAK pernah muncul di penghujung Ramadhan.

So, akhirnya semuanya akan menjadi seperti SINETRON belaka, en the judul is "Tong Kosong di
Penghujung Ramadhan". Nggak ada sambungannya because akan berulang seperti itu lagi di tahun
hijriah di muka, walaupun mungkin intensitasnya akan sedikit berkurang. Sedikit demi sedikit
berkurang, insyaallah insyaallah.. .

Selamat merayakan Idul Fitri bagi anda yg berpuasa maupun tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
Allah yang ASLI itu akan SELALU mengampuni segala dosa anda yg anda perbuat dengan sengaja
maupun tidak sengaja. Walaupun anda itu TIDAK berpuasa, segala dosa2 anda diampuni. Dan
diampuni TANPA anda perlu membayar zakat fitrah ataupun ikut sholat ied berjemaah... -- Happy
Idul Fitri to all, baik anda beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu,... maupun
Kejawen, Agnostic, dan Atheist. Allah yg ASLI mencintai anda semua, from the beginning till the
end, from everlasting to everlasting.

------------ ---

14 Meditasi di Cakra Sex atau Cakra Mata Ketiga?

Gimana kabar Kang Leo, moga tetep jembar segoro sabare.... Masih inget gak ya ma saya wong
deso pinggiran Blitar.. hehee

Emmm, Kang .. sebelum2-nya saya belum ngerti babar blas tentang 7 cakra 4 elemen dasar dan
sebagainya yang saya tahu siapa yang ingin tahu tuhannya ya harus tahu diri sendiri lewat pasrah
dan iklaskan diri yang di fokuskan di dasar hati yg paling dalem letaknya, tidak di dalam dada tapi
tepatnya di perut bawah pusar dekat dengan dubur.. Setelah baca beberapa tulisan Kang Leo,
beberapa hari ternyata fokusnya berbeda lagi di antara kedua mata ...alhasil sekarang saya malah
gak bisa konsen di salah satunya seperti ada tarik menarik di antara keduanya saat saya coba
fokus ....dan hasilnya tengkuk saya serasa mbendol dan batok kepala belakang serasa kliengg
klienggggg.. .

Mohon bimbingan ... Dasar hati yg paling dalem letaknya tidak di dalam dada tapi tepatnya di perut
bawah pusar dekat dengan dubur itu sebenarnya apa tho??

Saya harus bagaimana agar fokus? Dan yang paling benar tuk fokus itu yg mana heheh?? Kang
Leo ... menempatkan fokus kita untuk iklas dan pasrah di salah satu titik cakra tertentu itu apa ada
efeknya sendiri2 to???

Emmm Kang Leo khan pernah bilang tuhan itu satu tak bertempat tapi di mana mana ya di sini ya
disana trus apa tho sebenarnya rahasia di balik meletak kan fokus di dlm salah satu titik saja??

JAWABAN SAYA:

Terima kasih untuk sharing dan pertanyaan dari Mas X di Blitar, Jatim. Well, benernya definisi
"hati" dari tiap aliran itu tidak selalu sama. Saya cuma bisa bilang bahwa tiap titik "Cakra" tengah,
dari Cakra Dasar sampai dengan Cakra Mahkota BISA dijadikan patokan sebagai "hati". Hati itu
kata lain dari "Batin". Nah, sebagian orang menempatkan "fokus" konsentrasi itu di satu titik di
bawah pusar, namanya Tan Tien. Kalau sudah dekat ke dubur, maka itu lebih tepat disebut sebagai
Cakra Sex. Lalu bagaimana kalau kita fokus di Tan Tien atau Cakra Sex ? ... Jawab: Ya tidak apa2,
walaupun sebenarnya yg menggunakan fokus di kedua tempat itu biasanya adalah Aliran2
Kanuragan. Jadi, dikatakan seperti semacam grounding, tetapi titik fokusnya itu di Pusar (Cakra
Solar Plexus), di Tan Tien, atau di Cakra Sex.

Ada juga yg fokus di dada atau Cakra Jantung. Apakah itu bisa dilakukan ? ... Jawab: Ya, bisa saja
dilakukan walaupun biasanya yg fokus disana adalah Aliran2 Kontemplatif yg BISA menghasilkan
energi welas asih dan sejenisnya yg, kalau mau, bisa juga digunakan sebagai "pelet" dan berbagai
ilmu pengasihan. Ada juga aliran2 Kundalini yg menggunakan SEMUA cakra2 utama di tubuh
bagian tengah, dari Cakra Dasar, Cakra Sex, Cakra Solar Plexus, Cakra Jantung, Cakra Mata
Ketiga, dan Cakra Mahkota. Jadi, semua cakra2 utama itu akan di-meditasi- kan satu persatu, dari
bawah naik ke atas, dan dari atas akan bercampur dengan "energi langit" dan akhirnya akan turun
kembali ke bawah seperti hujan, byuurrrr...

Saya sendiri, walaupun dahulu juga pernah menggunakan visualisasi menggunakan bermacam2
cakra dari bawah sampai ke atas itu akhirnya mengambil kesimpulan bahwa, kalau mau, kita juga
BISA langsung konsentrasi dengan sikap ikhlas dan pasrah di BATIN yg, menurut saya letaknya di
GOD SPOT atau Kelenjar Pineal yg letaknya di tengah batok kepala, di belakang titik antara kedua
alis mata. Nama lainnya adalah Cakra Mata Ketiga atau Mata Siwa. Kita bisa langsung meditasi
disana, dan akhirnya semua cakra2 di sebelah bawahnya akan ikut dengan sendirinya. Memang
BISA juga ada berbagai impressi seperti "keliyengan" dsb... ketika pertama kali meditasi di Cakra
Mata Ketiga. Bisa juga terasa sengkrang sengkring di atas kepala dan turun sampai ke dada, tangan,
dan bahkan kaki. Itu semua diabaikan saja, karena cuma PRANA. Energi Prana itu turun dari Cakra
Mata Ketiga ke seluruh tubuh dan sebaiknya diabaikan saja karena memang akan keluar terus.

So, what's the problem ? ... Kalau mau meneruskan meditasi di Cakra Sex itu, ya teruskanlah. Kalau
mau pindah meditasi di Cakra Mata Ketiga, ya pindah saja. Sensasinya memang jelas beda. Bahkan,
saya sendiri berpendapat bahwa Cakra Mata Ketiga dan Cakra Sex itu akan saling mengimbangi.
Tetapi kita tidak bisa memegang keduanya sekaligus, kita pegang saja Cakra Mata Ketiga, dan
Cakra Sex itu yg akan "mengikuti" dengan sendirinya. Sexual energies akan meluap keluar, dan itu
merupakan tantangan berikutnya, yaitu akan digunakan untuk apakah segala energi prana yg
mengalir keluar dengan lancarnya itu. Ada yg melarikannya ke sexual outlets, dan ada juga yg
melarikannya untuk kegiatan penyembuhan (healings).

So, you have to decide what you would like to do with that. Kalau tidak digunakan juga tidak apa2,
sebab yg namanya energi itu akan mengalir dengan sendirinya menuju apapun yg anda niatkan.
Niatkan saja, maka anda akan merasakan segala sesuatunya sambung menyambung menjadi satu
atau SINKRON. Dan semua itu merupakan ciri2 atau efek dari Meditasi di Cakra Mata Ketiga atau
"Batin".

Mungkin teman2 lainnya di Milis Spiritual Indonesia <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual-


indonesia> memiliki pendapat berbeda juga. So, actually anything is ok here. To meditate is
BETTER than not to meditate. Yg penting anda sudah rutin meditasi, karena cepat atau lambat
akhirnya anda akan secara langsung dan berdasarkan pengalaman pribadi menemukan teknik
meditasi mana yg paling cocok buat anda.

You have to decide about that yourself.

Sebenarnya semua yg kita sebut sebagai cakra2 utama itu berhubungan. Ada yg bilang cakra2
utama jumlahnya 7. Ada yg bilang jumlahnya 10. Ada yg bilang jumlahnya 4. Saya sendiri pakai yg
paling simple, yaitu 4 saja, yaitu: Cakra Mata Ketiga, Cakra Jantung, Cakra Solar Plexus, dan Cakra
Sex.
So, in my own system Cakra Mata Ketiga diimbangi oleh Cakra Sex, dan Cakra Jantung diimbangi
oleh Cakra Solar Plexus. Elemen dari Cakra Mata Ketiga itu UDARA, dan diimbangi oleh elemen
TANAH dari Cakra Sex. Elemen dari Cakra Jantung itu AIR, dan diimbangi oleh elemen API dari
Cakra Solar Plexus. Kalau semuanya disatukan, maka dari bawah akan naik ke atas berupa elemen2
Tanah, Api, Air, dan Udara. Kalau diurutkan dari atas, maka susunannya itu Udara, Air, Api, dan
Tanah.

Paling bawah itu Tanah, dan paling atas itu Udara. Tetapi kalau udara dan tanah disatukan, maka
jadinya udara juga. Udara itu memiliki hakekat antara ADA dan TIADA, ceile ! Dibilang ada, ya
ada. Dibilang tidak ada, ya tidak ada juga. Sama seperti kita semua, kadang2 kita merasa ADA dan
kadang2 kita merasa TIADA. Kadang2 kita mau ini dan itu, terkadang kita tidak mau apa2.
Terkadang kita ngantuk banget seperti sekarang, tapi juga ternyata kita tidak tidur dan tidak melek
sepenuhnya, kita berada antara ADA dan TIADA.

That's the ESSENCE of us all, aummm aummm aummm...

Kundalini adalah BAGAN ABSTRAK dari aliran energi di tubuh manusia. Bisa dikorelasikan
dengan tubuh fisik walaupun sebenarnya lebih kepada tubuh etherik. Tradisi2 di bagian dunia
lainnya memiliki bagan yg mirip dengan Kundalini, walaupun tidak sama persis, seperti terlihat di
bagan berikut, yaitu Star of David yg dirapatkan dengan Tree of Life dari Kabalah.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Star of David yg dijadikan satu dengan
Tree of Life. Terlihat bahwa ada 10 Sephiroth (something like "Cakra") di bagan Tree of Life itu
dan, kalau mau, BISA diperluas menjadi 12 juga seperti terlihat di gambar. Semuanya ini SIMBOL
dari states atau keadaan yg dialami oleh Kesadaran / Consciousness di diri kita sendiri.

Kita BISA saja menempatkan tubuh kita di Star of David dan Tree of Life itu, sama seperti kita
BISA menempatkan bagan Kundalini di tubuh kita. Apabila kita menempatkan bagan itu di tubuh
kita sendiri, akhirnya kita akan menemukan CAKRA2 UTAMA. Ada 7 Cakra Utama menurut
Kundalini. Menurut Tree of Life, kita memiliki 10 Cakra Utama, bahkan bisa diperluas menjadi 12
seperti terlihat di gambar.

Star of David malahan lebih sederhana lagi karena yg menjadi patokan cuma POLARITAS. Atas
dan Bawah, Kiri dan Kanan, Depan dan Belakang. Polaritas adalah POSITIF dan NEGATIF.
Karena kita ada di TENGAH, maka kita netral. Netralitas kita itu ada karena kita memiliki positif
dan negatif yg seimbang.

Semuanya ini, Kundalini, Star of David, dan Tree of Life merupakan SISTEM MEDITASI as well
as sistem pemikiran. Intinya itu cuma satu, yaitu agar seimbang kita harus bertahan di TENGAH.
Tengah itu TAO kalau menurut tradisi lainnya. Tao itu tidak bisa diuraikan selain bahwa ada karena
ada, dan adanya karena ada Yin (Negatif) dan Yang (Positif).

Segalanya selalu berputar, Yin dan Yang, Positf dan Negatif, Maskulin dan Feminin. Dengan susah
payah kita berusaha bertahan di Tengah sampai akhirnya kita CAPEK SENDIRI dan melepaskan
segala macam dogma2 itu dan diam saja.

Ketika kita diam saja dan TIDAK PERDULI lagi terhadap segala macam ajaran2, including
Kundalini, Tao, Kabalah, blah blah blah... barulah kita BISA mendapatkan TITIK yg adanya di
tengah itu. Sidharta Gautama memperolehnya ketika sudah capai lelah ngotot dan ngoyo, dan dia
memperolehnya CUMA dengan tidur saja karena memang benar2 sudah CAPEK. Dia tertidur di
bawah pohon Bodhi.
Dan ketika bangun, he realized bahwa yg namanya JALAN TENGAH itu cuma begitu saja. Cuma
menjadi diri sendiri saja, melihat saja segalanya datang dan pergi saja TANPA menggunakan
metode ini dan itu. As simple as that tetapi caranya juga melalui berbagai metode yg akhirnya cuma
dibuang saja.

Aummm aummm aummm...

------------ ---

15. Hidup UU Parnografi!

UU PARNOGRAFI adalah DAGELAN konyol dan secara substantial batal demi hukum. Kalau
jalannya harus lewat hal2 seperti CLASS STRUGLE, ya dijalanilah. Di negara2 Barat juga seperti
itu jalannya, segala macam UU yg berlawanan dengan HAM itu harus dilawan, dan jalannya
biasanya tidak mulus. Banyak pihak yg ingin memaksakan pendapatnya dan itu harus dilawan terus.

Kredibilitas SBY sudah jatuh total sekarang. He is completely dead kecuali kalau dia menolak.
Setahu saya Presiden RI masih bisa menolak UU yg sudah disahkan oleh DPR. Saya sendiri merasa
bahwa UU PARNOGRAFI itu tidak akan ditanda-tangani oleh Presiden karena pada dasarnya sudah
BATAL DEMI HUKUM. Jadi, memang sejak awal semula sudah cacat hukum. So, sekali lagi, UU
PARNOGRAFI is a joke, dagelan. Kita semua patut bertepuk tangan. Ternyata DPR di NKRI ini
isinya pelawak2.

Kita juga bisa tahu bahwa saat ini ada KEMUNDURAN dalam kehidupan kenegaraan, dalam arti
bahwa mereka yg membuat UU PARNOGRAFI ternyata TIDAK memiliki pemahaman tentang
AZAS KEPATUTAN berdasarkan Prinsip2 HAM, yg mencakup Kebebasan Berekspresi (FREE
SPEECH). Kalau negara mau ikut mengatur Kebebasan Berekspresi yg dimiliki oleh warganegara,
maka namanya BUKAN negara demokrasi melainkan negara totaliter. Kita ini sudah meninggalkan
jaman totaliter, tetapi dengan selubung baru sekarang dicoba lagi untuk diperkenalkan.

So, akhirnya akan muncul DIS-INTEGRASI SOSIAL yg patut disambut dengan suka cita juga.
Kalau jalannya harus melalui dis-integrasi sosial, ya dijalanilah. Artinya kita sekarang BISA
melakukan apa yg ingin kita lakukan... Mereka ada yg bilang tidak boleh ini atau itu, ya biar saja
mereka bilang tidak boleh karena kita BISA tetap melakukan apa yg kita mau lakukan, dan segala
macam pengaturan seperti UU PARNOGRAFI itu tidak akan bisa apa2. UU yg tidak bisa
diterapkan cuma akan menjadi DAGELAN belaka karena yg diatur adalah hal2 yg tidak bisa dan
tidak perlu diatur karena merupakan DOMAIN PRIBADI warganegara.

Kita lihat saja apakah ada Presiden RI yg BERANI menanda-tangani UU PARNOGRAFI itu ?
Setahu saya, UU dibuat oleh DPR dan Presiden. Kalau Presiden tidak setuju, naskah UU bisa tidak
ditanda-tangani, bisa dikembalikan lagi ke DPR dan begitu seterusnya. Juga, masih bisa diuji di
Mahkamah Konstitusi. Jadi, masih banyak prosesnya. Masih banyak yg BISA dilakukan sehingga
kita akan bisa menonton siapa2 saja yg berperan dalam PERJUANGAN HAM di Indonesia. FREE
SPEECH itu HAM.

Yg jelas, kita bisa melihat disini bahwa DPR kita ternyata isinya pelawak2, yg mampunya
menghasilkan UU yg kabur dan melecehkan HAM warganegara untuk ber-ekspresi maupun
mengatur hidupnya sendiri2. DPR kita ternyata TIDAK menghormati HAM.
Fenomena ini adalah jalan NORMAL perjuangan HAM. Semua negara2 Barat melewati tahap
seperti ini dimana elemen2 totaliter akan berusaha untuk memaksakan pendapatnya. Tetapi caranya
adalah LAWAN TERUS.

Saya juga bisa bilang bahwa HB X itu sudah memperlihatkan kepemimpinannya. Daerah2 yg
menolak juga SUDAH memperlihatkan keinginannya. Berbagai LSM wanita juga sudah bersuara.
Dan elemen2 PEMBAHARU itu akan terus bersuara, malah menemukan KATALIS dalam
kontroversi Parnografi ini.

So, akhirnya akan terlihat jelas siapa yg PARNO disini ? Mereka yg memaksakan pengaturan publik
ke dalam ruang2 pribadi warganegara adalah mereka yg PARNO. The fight is still ON. Ini baru
permulaan saja. The title is CULTURE WAR. Seperti di AS dan negara2 Barat lainnya, the culture
war antara nilai2 masa lalu yg otoriter dan penuh kemunafikan dan nilai2 HUMANIS yg
menghormati HAM tetap berjalan terus, bahkan sampai saat ini.

The culture war has started in Indonesia. Hidup UU PARNOGRAFI !

------------ ---

16. Kalau Boleh Saya Tahu Umur Saudara Leo Berapa Ya..?

Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih dengan Saudara Leo yang sudah bales email saya di
Milis SI <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual- indonesia>.

Saya kenal Saudara dari postingan "Pelangiku Warna Ungu".. Saya tertarik untuk bisa kontak
langsung dengan Saudara Leo... untuk dapat membantu saya membukakan mata ketiga saya atau
menyelaraskan frekwensi dari mata ketiga Saudara Leo dengan saya agar lebih cepat mata ketiga
saya bisa terbuka...

Saya sekarang tinggal di Bandar Lampung... mohon bimbingan Saudara Leo...

Oh iya, nama saya "Gatot" umur 33 tahun... kalau boleh saya tahu umur Saudara Leo berapa ya..?

Terima kasih..

Salam Hangat dan Kasih Tuhan..


-- "Gatot"

JAWABAN SAYA:

Terima kasih atas sanjungan dan pujian yg gimana gituh dari Rekan Gatot di Bandar Lampung. You
KNOW yourself yg namanya Mata Ketiga is only a term, cuma ISTILAH saja yg artinya is VERY
remang2, alias tidak jelas ujungnya maupun pangkalnya, karena segalanya BISA menjadi ujung as
well as pangkal, hmmm hmmm hmmm...

Kalau kita MAU bilang bahwa the Mata Ketiga is ujung, maka jadilah itu ujung. Kalau kita MAU
bilang bahwa the thing is pangkal, maka jadilah itu, hmmm hmmm hmmm...
Kalau mau bilang bahwa itu BUKAN ujung maupun pangkal melainkan batang only, then it's also
okay because kita BISA bilang aja so what gitu lho sama siapapun yg mempertanyakan dengan very
serious. So what gitu lho, emang nggak boleh, hmmm hmmm hmmm...

Sure your name is NOT "Gatot" tetapi saya memberikan nama itu agar bisa merasa gimana gituh.

Anggaplah bahwa "Gatot" bisa menjadi AKRONIM dari "Gagal Total". Dan anggaplah pula bahwa
selama ini anda merasa "gagal total". Then, it would mean a GOOD beginning.

Iyalah, it's indeed a very good beginning kalau anda merasa bahwa anda SUDAH gagal total karena
segala macam cara itu terbukti tidak berhasil. Anda TELAH berdoa dan ternyata tidak berhasil.
Anda TELAH meditasi, dan itu juga tidak berhasil.

Mungkin anda TELAH pergi ke segala macam dukun maupun ulama, dan itu juga tidak membawa
hasil. Segala macam pedanda, bhikku, pendeta, pastor, ustad, blah blah blah... telah anda jumpai dan
ternyata anda GAGAL TOTAL.

Kenapa anda gagal total ? Karena apa yg anda tanyakan TIDAK bisa dijawab oleh mereka.

Anda tanya A dan mereka jawab B. Anda tanya B, mereka jawab C. Anda tanya C, mereka jawab D,
etc... The judul is jaka sembung alias nggak nyambung.

Tetapi, karena Allah itu MAHA PENGASIH, maka anda ditunjukkan jalan untuk bertanya kepada
saya yg akan bilang please STOP all those enquiries. Cukuplah sudah segala penderitaan duniawi
dan kesengsaraan batin yg telah anda tanggung selama ini dengan bertanya kepada segala ahli dunia
dan akhirat (ceritanya.. .).

Cukup sudah pencaharianku, that's the judul.

Nah, karena anda BISA bilang cukup, enough is enough, akhirnya anda juga BISA melihat apa
adanya saja.

Anda tahu bahwa anda SADAR. Dan anda sadar bahwa anda sadar, dan kesadaran anda itu TETAP,
dan segalanya itu datang dan pergi begitu saja. Muncul dan menghilang begitu saja.

Lalu, apakah yg BISA melihat segalanya datang dan pergi ?

Apakah yg BISA merasakan segala emosi sedih, marah, gembira, kecewa, blah blah blah itu ?

Apakah yg BISA diam saja dan ternyata tidak terpengaruh oleh apapun yg bergerak seperti angin
semilir maupun angin puting beliung itu ?

Yg diam saja dan ternyata TIDAK terpengaruh oleh apapun ?

Dan anda sendiri TAHU bahwa "the thing" itu ada. Terkadang terasa seperti tidak ada, tetapi
terkadang terasa seperti ada juga. Lalu anda akan berpikir mengapa, why ?

Lalu anda akan capek berpikir seperti yg telah anda alami saat ini. Lalu anda akan ENJOY SAJA,
dan tahu bahwa anda tidak tahu dan anda akan TIDAK perduli lagi apakah anda benar2 tahu atau
sebenarnya tidak tahu dan tidak akan pernah tahu.

Nah, itulah Mata Ketiga, aummm aummm aummm...


Leo

PS: Umur saya "ageless" as is ALSO your true age.

Tetapi "Gatot" masih penasaran aja sehingga KEMBALI mengirimkan email kepada saya yg
bunyinya sbb:

Oh begitu ya... jadi saya bisa panggil kamu Leo, oke... Terima kasih jawaban yang sudah Leo
berikan untuk saya, jadi menurut Leo apa yang harus saya lakukan untuk menyadari kalau mata
ketiga saya sudah aktif dan kalau bisa dapat saya gunakan dan saya rasakan setiap saat... yang
seperti saya pahami bahwa kalau kita mata ketiga-nya sudah terbuka dapat berkomunikasi dengan
yang Tunggal atau Tuhan... dan kita bisa dibimbing secara spiritual agar dalam menjalankan hidup
ini bisa berpegangan dengan aturan yang Tunggal itu...

Apakah Leo dapat membantu saya, dan saya mohon kalau bisa berikan petunjuk agar mata ketiga
saya bisa aktif...

Menurut Leo apakah mata ketiga saya sudah aktif ? Kalau iya sudah aktif bagaimana saya
menggunakannya. ..

Saya mohon bantuan Leo... karena persepsi saya sebagai manusia banyak kekurangan dalam
menjalankan hidup ini...

YG SAYA JAWAB SBB:

Dear Gatot, you are ALWAYS connected with God with his or her MANY NAMES. Mao bilang
Allah, Yesus, Buddha, Sang Hyang Widhi, or even Amaterasu Omikami blah blah blah is oke2 aja.

You are ALWAYS connected sehingga ALWAYS bisa ngomong apa aja kepada yg "Tunggal" itu.

Well, benernya tunggal as well as jamak. Bhinneka Tunggal Ika, E Pluribus Unum. Banyak tetapi
satu, that's God or All That Is with his or her MANY NAMES.

Sejak sebelum anda lahir, saat ini, dan sampai kapanpun anda itu SELALU connected dengan the
Source of All Sources, so...what else are you looking for ?

Kalau ternyata anda ingin melihat segala macam makhluk2 halus, maka caranya itu mudah saja
yaitu please tidak usah tidur dan makan at least tiga hari tiga malam, then you will surely melihat
segala macam DHEMITS, kuntilanaks dan sejenisnya.

Is that what you are looking for ?

Kalau mau yang itu, ya jalanilah. Stop makan minum dan tidur selama at least tiga hari dan tiga
malam, dan anda PASTI akan bisa melihat segala macam makhluk2 "halus" itu yg benernya cuma
halusinasi saja karena anda jelas kelaparan dan kurang tidur.
Itu cuma halusinasi saja dan BUKAN merupakan manifestasi dari Mata Ketiga which is Mata Batin
yaitu your own MIND.

Mind, Pikiran, Kesadaran, Consciousness, etc...adalah beberapa dari ISTILAH yg dipakai untuk
merujuk kepada SUBSTANSI dengan mana kita selalu terhubung or connected with the Source of
All Sources yg kita sebut Allah.

Anda selalu connected, so saya selalu bilang JALAN SAJA.

Jadilah diri anda sendiri saja dan tidak perlu ribet2 mengikuti "aturan" yg katanya untuk
menyenangkan Allah blah blah blah...

Kalau anda ingin "menyenangkan" Allah, jadilah diri anda sendiri.

Allah itu HIDUP di dalam Kesadaran di diri anda sendiri sehingga kalau anda cari kemanapun
TIDAK akan bertemu karena yg mencari kesana kemari itu adalah KESADARAN yg selalu
connected with the Allah.

Allah kok mau mencari Allah ?

Tapi Gatot masih penasaran juga neh, sehingga he sent me another mail, sbb:

Mohon Petunjuk Leo: Apakah untuk menyadari mata ketiga kita sudah aktif, untuk itu harus kita
harus melatihnya supaya lebih peka thd Tuhan yang ada di dalam diri kita ?

Karena Tuhan atau sifat Tuhan belum timbul keluar sehingga kita harus mencarinya ke dalam diri
kita, maksud saya bertanya dengan Leo... begitu... kalau bisa kasih petunjuk yang konkrit.

Saya sangat berterima kasih seribu kali... karena saya sampai dengan sekarang belum bisa
menyadari mata ketiga saya... setahu saya bila mata ketiga sudah terbuka kita bisa berkomunikasi
dengan Tuhan di dalam diri kita... atau "Roh Tuhan (Kita)" sendiri....

YG SAYA JAWAB LAGI SBB:

Secara konkrit, anda BISA melakukan hal2 sbb:

1. Ikhlaskan segala sesuatu yg terjadi pada diri anda di masa lalu. The past is the past, apa yg terjadi
memang harusnya terjadi. Ikhlas artinya merelakan masa lalu tetap menjadi masa lalu dan kita
TIDAK hidup di masa lalu melainkan di masa kini, NOW.

2. Pasrahkan segala sesuatu yg akan terjadi pada diri anda di masa datang. Masa datang is masa
datang dan kita TIDAK bisa hidup di masa datang. Kalau masa datang itu sesuai dengan yg kita
harapkan, maka syukurlah. Kalau tidak sesuai, ya syukur juga. Pasrah itu artinya kita merelakan
segala apapun yg akan terjadi di masa depan. Apa yg terjadi terjadilah kata si "Kupu2 Malam"
dalam lagu HITS dari Titiek Puspa.

Kita ini MAYBE bukan kupu2 malam, tetapi sikap si Kupu2 Malam itu patut untuk dicontoh, apa
yg terjadi terjadilah.. .

3. Karena kita sudah memutuskan segala macam "Lingkaran Setan" dari masa lalu dan masa depan
akhirnya kita akan sampai pada the only REAL time which is the present, saat ini, NOW.

Kesadaran kita selalu hidup di saat ini, now. Segalanya datang dan pergi, tetapi kesadaran kita itu
TETAP: mengamati saja segalanya datang dan pergi.

Nah, kesadaran yg tetap itulah yg secara SUBSTANSIAL sama dengan something / nothing yg kita
sebut sebagai Allah, God, Buddha, blah blah blah...

Cara melatihnya adalah, kalau mau, dengan Meditasi saja. Meditasi is TAPA, artinya kita DIAM
SAJA, mengamati saja, dan ketika kita mengamati ternyata TIDAK ada apapun di pikiran kita.
Ternyata kosong saja, hitam legam belaka apalagi ketika kita tapa di dalam ruang yg gelap gulita.

Lalu, yg connected dengan the Source of All Sources it apa ?

Yg connected tidak lain dan tidak bukan adalah KESADARAN bahwa kita SADAR. We are aware
of being aware, just that and no more than that.

Bisa juga muncul segala macam pikiran yg berkelebatan ketika kita memulai praktek meditasi atau
tapa itu. Tidak usah ditekan segala kelebatan pikiran atau penglihatan itu. Biarkan saja mereka
datang dan pergi. Seperti angin mereka akan datang dan pergi.

Yg jelas, kalau kita ikhlas dan pasrah melepaskan segala keterikatan dengan masa lalu dan masa
depan, maka akhirnya kita akan mencapai SAMADHI di here and now.

Disini dan di Saat Ini.

Meditasi bisa dilakukan dengan membaca doa, doanya bisa doa apa saja yg anda sukai. Bisa juga
tidak memakai doa melainkan diam saja dan ENJOY that you are ONE with the ONE.

Praktek meditasi itu bisa dilakukan 30 menit setiap pagi dan malam. Setengah jam di pagi hari
ketika baru bangun bobo, dan setengah jam di malam hari sebelum bobo is NOT too hard for us. Itu
saja dilakukan dan nanti anda akan mulai merasakan munculnya PERUBAHAN.

Akhirnya anda akan makin ikhlas dan makin pasrah, makin menjadi diri sendiri, makin merasa
connected dengan God blah blah blah ... which is a very good thing.

Anda teruskan saja praktek itu, dan akhirnya anda akan akan TAHU sendiri apa saja yg anda harus
lakukan. Semuanya akan muncul dengan sendirinya di dalam PIKIRAN anda yg memang selalu
connected dengan All That Is.

Ternyata Gatot orangnya gimana gituh, VERY cerewet. He sent me another mail sbb:

Oh iya bila kita ingin menyadari mata ketiga kita.. harus melatihnya dengan meditasi, apakah untuk
melakukan meditasi tersebut kita harus didampingi atau dibantu orang yang mata ketiganya sudah
terbuka (Guru), sehingga dapat memberikan petunjuk pada orang yang ingin mata ketiganya
terbuka... mohon jawabannya.. . terima kasih....
+

JAWABAN SAYA:

Well, nggak harus selalu begitu. Kita BISA mempelajari tentang segalanya dari literatur tertulis
maupun internet dan BISA mempraktekkannya sendiri. Kalau kita kebetulan bertemu dengan orang
yg BISA berperan sebagai "guru", then it's good.

Kalau ternyata tidak ada, then it's also good, emangnya kenapa ?

One thing for sure, the real GURU IS IN YOU. Always like that from the beginning and until
everlasting, aum... aum... aum...

Oops ada lagi neh, Gatot wrote:

Oke... Apakah Frekwensi mata ketiga Leo bisa disalurkan atau bantu saya waktu melakukan
meditasi ?

Oh iya, apakah Leo bisa merasakan sifat energi saya dari sana, apakah ada yang positif bisa
digunakan untuk membantu orang lain ?

Saya mohon juga kalau Leo bisa membaca atau kontak dengan saya sekarang melalui telepati Leo,
apa yang bisa Leo lihat mengenai saya... bukan menguji lho... tapi kalau memang Leo bisa berarti
dapat membantu saya dari tempat Leo tinggal, membimbing dari jauh...

Terima kasih sudah bisa saling kontak, saya harap Leo bisa kontak saya lewat telepati... Saya
berharap dapat bertemu Leo dalam kontak telepati... apakah bisa ?

MY ANSWER:

Iyalah, dari tadi emangnya ngapain aja ?

Yg rasanya sarr serr sarr serr... dari tadi apaan kalo bukan energi yg rasanya gimana gituh,
sengkrang sengkring en the like blah blah blah...

So, please STOP segala pencaharian yg rasanya gimana gituh and START practising meditation
every morning and evening. 30 minutes setiap pagi, dan 30 minutes setiap malam. Itu saja dijalani
dulu dan kalau memang harusnya maen telepati2an, maka pastilah BISA maen telepati2an.

Well, actually you COULD send me a telepathy. Munculnya gimana gituh. Even before I opened
your first mail, I have already got an impression which was VERY clear. Your email address tiba2
muncul di dalam kepala even though we have NEVER met or even corresponded before.

Tapi hal2 seperti itu kan udah termasuk gimana gituh. En, I believe it's BETTER to use SMS,
telpon, or EMAIL aja daripada maen telepati2an yg BISA menimbulkan salah duga dsb...

Telepati is very much abused nowadays, bisa dipakai buat ngirim pesan2 yg agak gimana gituh
sehingga orang2 yg tidak kuat imannya akan bisa parno juga. But that's another topic for another
time.

In the meantime, please DO start your own daily meditaitions, and later on you COULD contact me
again, have a nice day !

And don't forget that the GURU IS IN YOU. With or without telepati, the guru is ALWAYS within
you.

------------ ---

17. Antara Bang Thoyib dan Istri Resminya

Ngomongin soal JODOH memang sensitif sekali sebab cukup banyak juga rekan-rekan yg sedang
mengalami pertempuran batin yg sangat dahsyat ketika harus memutuskan apakah jodoh yg sudah
diberikan oleh Allah akan didepak ala sepak takraw atawa akan dipertahankan sampai akhir
menutup mata.

Menurut saya pribadi, yg namanya JODOH itu kalau orangnya datang sendiri tanpa usaha. Kalau
kita bertemu dengan seseorang yg menawarkan jasa tanpa pamrih, maka itulah jodoh.

Tetapi karena kita banyak memiliki pengaruh Timur Tengah, akhirnya kita akan istiqarah blah blah
blah... bertanya kepada Allah apakah pria yg baru menghubungi ini merupakan JODOH selanjutnya.

Menurut saya hal seperti itu mubazir karena Allah akan diam saja ketika ditanya.

Yg akan menjawab dengan gegap gempita adalah para ustad dan ustadzah dengan mengatas-
namakan Allah. Pedahal Allah sendiri kalau ditanya akan diam saja karena Allah tahu bahwa dirinya
cuma konsep doang.

Bagaimana suatu konsep mati bisa menjawab ? Ya gak ? Ya gak ?

Yg bisa menjawab itu manusianya dan bukan Allah-nya. Allah-nya itu cuma suatu intellectual
construct, konstruksi intelektual yg gunanya al. untuk membuat manusia yg lagi bingung menjadi
semakin bingung.

Now, back to the jodoh seri berikutnya.

Jodoh seri pertama namanya Bang Thoyib yg sudah 3 kali puasa dan 3 kali lebaran tidak pulang ke
rumah karena berfoya-foya menggunakan kartu kredit dengan wanita yg gimana gituh.

Ketika kartu kredit sudah overlimit dan debt collectors datang mengejarnya, maka Bang Thoyib
baru merasa bahwa dirinya ditegor Allah.

Pedahal kita tahu yg menegor itu bukan Allah melainkan perusahaan kartu kredit itu yg cicilannya
tidak dibayar. Tetapi karena Bang Thoyib dididik al. oleh Aa Gym maka dimaklumilah cara
penalarannya yg gimana gituh.

Aa Gym juga ditegor Allah, by the way. Tapi itu hal lain lagi walaupun sebagian orang
menghubungkan terpuruknya Aa Gym karena beliau menikah kembali sehingga punya JODOH dua
orang sekaligus.
Dan Allah yg selalu nama-Nya dibawa-bawa oleh Aa Gym sama sekali tidak protes ketika Aa Gym
dan banyak ulama lainnya memiliki banyak JODOH sekaligus.

So, akhirnya istri dari Bang Thoyib yg sudah ditinggal selama 3 kali puasa dan 3 kali lebaran itu
berpikir dengan keras sambil istiqarah:

"Ya Allah, kalau para pria bisa beristri resmi lebih dari satu, maka akan berarti HALAL pula bagiku
untuk bersuami lebih dari satu, walapun tidak resmi," ucap istri Bang Thoyib.

Dan, seperti biasa, Allah tetap diam saja.

Iyalah, sejak kapan Allah ngomong sama manusia karena, as everybody knows, Allah itu tidak
memiliki mulut.

Eng ing eng... mulailah action dijalankan oleh istri Bang Thoyib yg dengan rapihnya mengatur
strategi bagaimana agar suami yg masanya sudah expired itu bisa didepak ala sepak takraw.

Skenarionya adalah mengasingkan Bang Thoyib keluar pulau agar si istri bisa berganti peran.

Kalau dulu Bang Thoyib menyia-nyiakan istrinya, maka sekarang giliran si istri untuk pasang harga
tinggi.

Aku bukan seperti yg dulu lagi, kata istri Bang Thoyib.

Jodohku adalah jodohku, kalau aku mau maka Allah akan memberikan BANYAK jodoh baru
bagiku.

Dan itulah PENCERAHAN terakhir yg diperoleh oleh istri Bang Thoyib.

Sekian kisah dari negeri antah berantah untuk pagi ini.

------------ ---

18. Obrolan tentang Lesbong

Friends, kemarin saya lihat postingan dengan subject: "Homosexuality" . Karena saya perasaannya
memang lagi gimana gituh, akhirnya saya komentarin aja, sbb:

According to my personal experience from several private encounters overseas and at home, women
yang lesbong itu auranya BEDA, something yg bisa bikin kita para pria merasa gimana gituh kalo
duduk deket2.

Pokoknya beda deh en MAYBE lebih enak juga kalo dicobain even though I have never done just
that as well as it is also NOT certain if they also wish to do it with me.

100 % lesbong is rare. 100 % gay is also rare. 100% straight IS also rare.
Yg paling banyak itu di tengah2, yaitu mixings antara berbagai sexual orientations itu PLUS
asexuality which, in this case, includes me too, termasuk saya sendiri.

Yg penting enak je !

Nah, sebagian rekan akhirnya heboh secara TERBUKA dan bertanya, sbb:

"Jelaskan dong aura lesbi dan homo itu memang berbeda ya mas ?"

Jawaban saya:

Mbak2 dan Mas2 yg dimuliakan Allah,

Aura itu cuma IMPRESSI saja, jadi bukan kita melihat warna warni melainkan KESAN yg didapat
di Cakra Kedua ketika berdekatan dengan manusianya.

Nah, lesbong or lines or lesbian itu macem2 penampilan fisiknya.

Ada yg VERY butch, masculine-type, dan ada juga yg feminine.

Ada yg CUTE juga which is imoet-imoet dan rasanya seperti mao digimanain aja gituh walopun
jelas TIDAK akan dijalankan karena kalau dijalankan maka hal itu akan berarti pelecehan seksual
or sexual harassment yg termasuk tindakan kriminal or pidana jenis ringan.

Waktu saya di Atlanta, Negara Bagian Georgia, AS, saya datang ke rumah seorang wanita yg
menjadi staff dari suatu lembaga kesehatan internasional dan tinggal bersama teman wanitanya.

Mulanya saya tidak curiga, dateng ya dateng aja.

Tapi waktu saya dateng rame2, eh si wanita itu duduknya gimana gituh, kayak COWBOY asli dan
ngomongnya juga model red neck. Pokoknya nggak ada femininnya sama sekali.

Saat itulah saya sadar sesadar-sadarnya bahwa ini LESBIAN.

Tapi karena orangnya itu walaupun SOK jantan memang aslinya cantik, akhirnya saya jadi merasa
serba salah.

Kok saya jadi tertarik yah, pedahal kan itu HARAM, desse itu muhrim orang laen. The lesbian
punya girl friend yg samen leven di rumah itu juga.

Akhirnya saya liatin aja (or pura2 nggak liat).

The actions jalan terus, kakinya naek ke atas kursi dengan gaya cowboy Marlboro sambil smoking-
smoking, bus bus bus... !!!

So, kalo sama LINES yg punya brains rasanya memang beda. Saya jadi tertarik sendiri.

Jadi Cakra Kedua (Cakra Sex) saya akan jejingkrakan sambil nyanyi lagu "Halo Halo Bandung"
even though itu di Atlanta, AS, dan segalanya dilakukan dalam Bahasa Inggris yg flawless.

Well, saya ini VERY open minded benernya.

Mao jadi lines kek, mao jadi straight kek, mao jadi BI kek, it's up to the person. Segalanya itu
merupakan pilihan. CHOICE is the term.

Benernya saya sendiri lebih merasa comfortable kalau bertemu dengan lesbians. Maybe karena saya
tidak merasa "terancam" seperti kalau bertemu dengan gays.

Tapi gay juga beda2 kok. Ada yg biasa2 saja, dan ini yg oke, apalagi orangnya cakep banget,
hmmm hmmm hmmm...

Gay yg too feminine is sexually repulsive to me. Rasanya nggak enak banget.

Tapi gay yg biasa-biasa saja kadang-kadang BISA membuat the Cakra Kedua yg ada di saya
bergerak-gerak sendiri juga menyanyikan lagu tertentu.

In this case, judul lagunya "Rayuan Pulau Kelapa".

"Memuja pulau yg indah permai, blah blah blah..."

Have a nice weekend to all !

------------ ---

19. Pertanyaan tentang Shamanism

T = Mas Leo, thx for the answers.. saya mau nanya lagi nih..

1. Mas Leo pernah bilang, saya pernah baca: "kalo mau liat setan dsb ga usah tidur aja 3 hari ntar
juga liat, tapi yg diliat itu halusinasi doang."

Hahaha, saya ngga tertarik utk liat setan, tapi emang ada bbrp 'mystic paths', like some branches of
shamanism yang pake sleep deprivation kan ? So, apakah menurut Mas Leo itu cuma nonsense ?
Soalnya saya pernah baca ada artikel ttg orang diinisiasiin pake teknik itu, supaya ngebiasain
dirinya secara mental buat shamanistic journeys.. what do u think ?

J = Well, in my opinion, yg dilihat itu cuma HALUSINASI saja. Sudah jelas kalau berhari-hari
tidak tidur maka segala macam impressi yg masuk ke otak kita akan campur baur, bahkan kita BISA
melihat ada sosok yg melintas di depan mata kita walaupun secara fisik tidak ada.

Memang ada juga shamanistic technique yg pakai cara "sleep deprivation" sehingga BISA membuat
si shaman itu "masuk" ke dalam Alam Bawah Sadar di dirinya sendiri dan melakukan apa yg ingin
dilakukanya. Ketika si shaman masuk ke dalam Alam Bawah Sadar yg ada di dirinya, kita
mengatakan bahwa dia melakukan suatu "shamanistic journey" untuk melakukan healings blah blah
blah...
Tetapi itu cuma salah satu teknik saja yg dilakukan oleh manusia masa lalu yg masih gimana gituh
cara berpikirnya. Kalau kita di jaman sekarang BISA melakukan healings bahkan tanpa harus
melakukan segala macam teknik yg aneh2 seperti itu.

Kalau ingin melakukan healings cukup diniatkan saja, lalu meditasi biasa saja. Kalau ternyata
terjadi healings ya syukur. Kalau ternyata healings tidak terjadi, ya syukur juga.

And, in my opinion, that's better daripada tidak tidur berhari-hari CUMA untuk bisa merasakan
"jalan2" di alam astral yg sebenarnya tidak lain dan tidak bukan merupakan PIKIRAN kita sendiri.
Ketika kita masuk ke dalam alam pikiran Bawah Sadar kita dalam keadaan setengah teler karena
tidak tidur, maka kita BISA merasa mengalami segala macam perasaan "wah".

Pedahal yg dimasuki cuma Alam Bawah Sadar di diri kita sendiri yg isinya macem2. Ada pikiran2
oke punya, ada lamunan jorok, ada sumpah serapah, ada segala macem blah blah blah... yg BISA
membikin kita tambah bingung juga. Malah, orangnya bisa merasa bertemu malaikat blah blah
blah... pedahal itu cuma halusinasi belaka karena yg ditemui hanyalah figments of our own
imagination. Halusinasi saja.

On the other hand, kita memang BISA melakukan manipulasi fisik dari "Alam Astral" itu. Kalau
kita menguasai tekniknya, maka kita akan bisa merubah sesuatu kalau "masuk" ke alam astral yg
merupakan Alam Bawah Sadar di diri kita sendiri.

Intinya adalah MIND atau PIKIRAN.

Kalau kita mau merubah sesuatu yg ada secara fisik, kita cuma bisa melakukannya kalau kita
merubah yg ada di alam "astral" itu yg tidak lain dan tidak bukan merupakan PIKIRAN kita
sendiri... Terkadang pikiran orang sudah begitu kakunya sehingga tidak bisa digerakkan secara
rasional lagi. Nah, dalam hal ini segala macam praktek shamanism itu mungkin bisa berhasil yg,
sebenarnya, juga ditentukan oleh HUBUNGAN antara si shaman dengan pasiennya itu.

Kalau si shaman dan pasiennya itu memiliki Belief System yg sama, maka ada kemungkinan segala
macam healings yg dilakukan akan BISA membawa hasil. Kalau belief system antara si shaman dan
pasien-nya itu beda jauh, maka tidak akan terjadi apapun dan, dalam hal ini, kita bilang bahwa si
shaman itu cuma mengada-ada saja which is actually true.

Perdukunan itu shamanism. Jadi kadang2 bisa ada hasilnya kalau apa yg dipercayai oleh si dukun
dan pasiennya itu memang nyambung. Kalau tidak nyambung maka jadinya nonsense doang.

T = 2. What is a shaman? Apa itu menurut Mas Leo shamanistic journey?

J = Ini sudah saya jawab di atas.

A shaman itu seorang traditional healer. Di Indonesia umumnya disebut "dukun". Ada dukun
tradisional yg BISA melakukan pengobatan melalui cara masuk ke dalam Alam Bawah Sadar di
dirinya sendiri DAN Alam Bawah Sadar di diri pasiennya. Tetapi hal itu cuma bisa dilakukan kalau
belief system antara si dukun dan si pasien itu SAMA.

Yg namanya "paranormal" sekarang BUKAN shaman melainkan tukang tipu doang. Shaman is
dukun tradisional yg memang mempunya MISSI untuk membantu sesama.

Shamanistic journey juga sudah saya jawab di bagian atas, yaitu: perjalanan si shaman ke dalam
Alam Bawah Sadar di dalam dirinya sendiri... Dengan kata lain, journey ke dalam PIKIRAN atau
MIND yg ada di diri si shaman itu sendiri. Bisa juga dikatakan bahwa si shaman itu "masuk" ke
dalam alam pikiran dari orang yg dibantunya, pedahal sebenarnya si shaman itu cuma masuk ke
dalam PIKIRAN di dirinya sendiri. Cara melakukannya ketika sedang "trance" yg bisa di-induce
dengan cara puasa dan tidak tidur selama berhari-hari. It's only a technique, though.

T = 3. How 'real' is a shamanistic journey?

J = It COULD be very real untuk orang yg mengalaminya. Untuk si shaman itu sendiri, the journeys
he or she takes to the "underworld" (Alam Bawah Sadar) are VERY REAL. Tapi itu cuma di alam
PIKIRAN saja dan isinya SIMBOL belaka yg harus dimanipulasi oleh si shaman untuk membantu
menyembuhkan pasiennya di dunia fisik.

T = 4. Saya pernah 'journey' into my mind, waktu sambil nge-ganja. theoretically speaking dan
lepas dari stigma sosial, ganja is feminine dan ngebantu saya lebih santai n let go, dan di waktu
yang sama ngebawa otak ke alpha brainwave which is said to ngelancarin imajinasi n stuff. 'journey'
saya ini ngebawa saya sampe ke tahap dmn saya bisa komunikasi sama sesuatu/seseorang, dan
jawaban2nya dia tuh masuk di akal n wise (saya coba nanya2 ke si penjawab ini ttg advice dsb, mau
tau ini nih beneran ato imajinasi). Maybe is it my higher self? Saya juga nyoba ngirim2 message lwt
telepathy (eksperimen) , was I being delusional?

J = Kalau pakai ganja and things like that, memang BISA masuk ke dalam PIKIRAN kita sendiri.
Kalau ternyata bertemu dengan "seseorang", maka so pasti itu cuma imajinasi saja... Seseorang yg
muncul itu cuma SIMBOL. Kita bisa bilang bahwa itu "higher self" dari diri kita sendiri. Bisa juga
bilang bahwa kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri yg TIDAK fokus di dunia fisik melainkan
di dunia Bawah Sadar sehingga terkadang advisnya juga gimana gituh. Terkadang masuk akal dan
terkadang tidak masuk akal juga. So, we ought to be VERY careful here.

T = 5. Waktu itu sih (sambungan nomer 4) berasanya nyata sekali, soalnya saya ngelakuin
semuanya secara intuitif aja, dan 'belajar' bbrp hal dari dapet insights, slh satu contohnya yaitu
bahwa orang kalo nyembuhin tumpang tangan di atas kepala itu sebenernya nyembuhin dgn cara
ngerekonfigurasi susunan energi kita lewat crown chakra. AGAIN, apakah saya cuma ngimajinasiin
aja? atau insight yang saya dapet ini bener? soalnya saya mau tau apakah semua ini real ato ngga
dan saya butuh second opinion..

J = Well, insights semacam itu bisa dibilang sebagai INTUISI juga dan tidak ada istilah benar
ataupun salah. Apa bedanya bilang tumpang tangan itu rekonfigurasi energi lewat cakra mahkota
atau cuma permainan PIKIRAN saja ? ... Saya sendiri bilang bahwa TANPA tumpang tangan pun
kita BISA melakukan penyembuhan karena segalanya ada di dalam PIKIRAN. Kalau kita niatkan
sehat, maka bisa sehatlah orangnya... walaupun perlu juga ada KONFIRMASI dari orangnya
sendiri. Orangnya itu mau atau tidak untuk disembuhkan. Kalau orangnya tidak mau disembuhkan,
apapun yg kita lakukan tidak akan membawa hasil.

T = 6. Apa opini Mas Leo ttg entheogens/so called 'divine plants' e.g. ganja? Saya sering research
ttg hal ini n opini orang2 semuanya 50-50. Ada yang bilang aman dan emang bs digunakan sebagai
fasilitator dan katalistator walopun sbnrnya unnecessary, ada yg bilang juga bahaya buat astral body
kita, ktnya bikin lobang2 d aura.. what do u think ?

J = Well, in my opinion the ganja cuma ok buat recreational drugs doang. Shamans jaman dulu dan
jaman sekarang juga memang ada yg menggunakan ganja and similar plants supaya bisa "high"
dalam membantu pasiennya. Tetapi sebenarnya tanpa menggunakan itupun kita tetap BISA
melakukan healings, kalau mau.
Saya sendiri merasa bahwa ganja is somewhat dangerous karena bikin tulalit. Tulalit, tulalit...
maksudnya nggak nyambung. Jadi, kalau kita pake ganja, jalur memory seperti melambat dan
terkadang ada memory yg hilang sehingga truly nggak nyambung alias tulalit. Kalo keseringan
dipake sampe bertahun-tahun maybe orangnya akan BISA mengalami permanent head damage alias
tulalit for the rest of his or her life.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Shamans atau dukun tradisional sedang meng-induce
diri mereka agar trance untuk membantu pengobatan pasien.

------------ -

20. Pertanyaan tentang Peak Mystical Experience

T = Terima kasih untuk jawabannya, I'm glad saya bisa tanya2 soalnya sometimes I think too much
and get stuck, and we all know that kebanyakan mikir scr teknikal itu menghambat spiritual
progress which should be natural n ikhlas..

Bener, saya baru inget sekarang kalo sebenernya waktu itu semuanya itu tergantung dari pikiran
saya utk aktif nyetir experience itu. To some extent saya jg percaya semua itu cuma ada di pikiran
saya and your answers confirmed it to be so.

Contrary to the descriptions of the so-called modern shamans yang bilang katanya bisa ketemu
aspek2 dari diri sendiri sebagai power animals and such, kesannya experience mereka itu in full-
blown technicolor n audiovisual banget, sedangkan yg saya rasain beda, cuma mental images. Itu
knp saya ngga yakin sama otentisitas 'journey' saya waktu itu. I guess it was just my mind
wandering around in a new way. Jelas sih waktu itu saya conscious n ngga masuk ke trance kaya
para shamans itu, cuma lebih open aja, and its fun to do.

If u don't mind saya mau tanya2 lg nih, this time ttg hal2 yg lebih serius, mungkin Mas Leo ngerti
banget beginian soalnya saya rasa ini erat banget sama transpersonal psychology.

1. Apa itu menurut Mas Leo yg dimaksud sama beberapa orang dengan 'peak mystical experience'/
gnosis/union?

J = Peak mystical experience cuma istilah saja. Ada yg bilang sebagai Union with God atau
makrifatullah, ada yg bilang sebagai kesadaran Buddha. Semuanya cuma ISTILAH saja.

Sebenarnya yg namanya Union with God itu suatu situasi yg konstan.

Kalau orangnya PERCAYA bahwa dirinya itu sudah menyatu dengan Allah (united with God),
maka menyatulah dia. Dan menyatunya ini adanya di dalam kesadaran / consciousness di orang itu
sendiri. Jadi, seperti ada keyakinan bahwa dia itu satu dengan Allah blah blah blah...

Tetapi memang ada juga yg namanya "peak" mystical experience ketika orangnya BARU sadar
bahwa ternyata Allah berada di dalam kesadaran / consciousness / pikiran yg ada di dirinya sendiri
dan tidak ada dimana-mana.

Ketika orang itu mencari Allah, maka Allah tidak bisa diketemukan. Allah tidak ada di Kitab2 Suci,
Allah tidak ada di agama2, Allah tidak ada di MUI, PGI, KWI, PHDI, WALUBI, blah blah blah...
walaupun semuanya mengatas-namakan Allah or His/Her other Names.

Ternyata Allah itu ada di dalam KESADARAN / PIKIRAN di dalam diri kita sendiri.

Everything is MIND.

Nah, ketika orangnya itu baru sadar, dia itu bisa mengalami ekstasi juga, walaupun tidak dengan
obat2an terlarang.

Jadi seperti ada suatu "suara" di dalam batin / kesadaran / pikiran / mind ... di orang itu yg bilang
bahwa ya benar, Allah itu memang adanya di dalam kesadaran di dirinya sendiri.

Itu adalah "peak" experience yg sejati dan tidak aneh2.

Tetapi ada juga "peak" experience yg aneh2 ketika orangnya itu menari-nari dan muter2 seperti
tarian Sufi itu.

Nah, para sufi yg beputar-putar itu tentu saja akan mengalami ekstasi. Jadi, kesadaran di dirinya
seakan hilang dan ditelan oleh "Kesadaran Illahi" blah blah blah...

Pedahal itu kan cuma buat2an saja. Tanpa menjadi sufi pun orang akan BISA merasakan ekstasi
model begituan.

Caranya mudah saja, yaitu plis beputarlah. Gunakanlah tubuh anda untuk berputar. Berputar dan
berputar. Dalam waktu tidak lama akhirnya anda akan merasakan bahwa kesadaran anda itu
"lenyap", dan anda ditelan oleh momentum putaran itu sendiri.

Tapi apakah itu "peak" mystical experience ?

Menurut saya itu cuma isapan jempol belaka yg MAYBE bagus juga buat jadi obyek tontonan turis
dengan nama atraksi "the Swirling Sufis" (sufi yg berputar-putar) .

On the other hand, yg namanya GENUINE mystical experience itu ada juga, tapi tidak seheboh
seperti digembar-gemborkan ketika orangnya KONON bisa merasakan bertemu dengan malaikat,
pedahal malaikatnya TIDAK ADA. Yg ada cuma manusia itu sendiri yg bermain-main dengan
pikirannya.

Malaikat is only a figment of imagination yg hidup di orangnya itu sendiri dan tidak perlu
dihebohkan.

Banyak yg mengalami hal seperti itu juga sebenarnya.

Yg jadi pertanyaan sekarang, apakah yg akan dilakukan oleh orang yg merasa bertemu dengan
malaikat itu ? Apakah orangnya lalu akan menjadi DIRI SENDIRI saja which is the most okay
thing to do, ataukah orangnya akan lalu menjadi seorang yg mengaku-aku sebagai nabi yg bertemu
Jibril blah blah blah dan dikasih buku berisikan cerita stensilan porno yg harus dihapalkan dan
dinyanyikan dengan irama takjub and things like that oleh orang2 lain yg jatuh dalam pengaruh si
nabi baru itu ?

Everything is up to us.
Kalau ada yg berperilaku sebagai nabi baru, it's HAM (Hak Azasi Manusia).

The nabi baru berhak untuk bicara apa saja, namanya FREE SPEECH (HAM Kebebasan
Berbicara). Tetapi seharusnya orang2 lain juga tidak terpesona melihat orang2 yg mengaku
memperoleh "peak" mystical experience sebab sebenarnya hal itu cuma IMPRESSI saja yg muncul
di kesadaran orangnya.

Yg berarti secara spiritual adalah hal yg biasa2 saja:

Kita sadar bahwa kita sadar. We are aware that we are aware.

Dan kesadaran seperti itu BISA diperoleh setiap orang tanpa perlu menghebohkan diri dengan ritual
segala macam seperti ritual timpuk setan atau memberikan sesajen segala macam blah blah blah...
including potong kambing yg TIDAK berdosa dengan alasan bahwa itulah qurban yg dituntut oleh
Allah.

Allah kok nuntut korban ?

So, you ought to consider also apa yg diucapkan oleh orangnya.

Banyak orang yg mengaku memperoleh pengalaman "peak" itu sebenarnya tidak terlalu stabil
secara emosional. Banyak orang2 yg sekarang dikenal sebagai nabi2 itu sebenarnya manusia yg
tidak stabil jiwanya. You CAN read what they wrote. Baca saja tulisan2 mereka dan anda akan tahu
sendiri bahwa mereka mengalami "gangguan" kejiwaan, walaupun mengaku bertemu dengan
malaikat blah blah blah...

T = 2. Apa dalam proses menuju titik puncak tersebut apakah memang selalu ada the universal
pattern which is tenggelam/menyelam to the "underworld" lalu bangkit? kaya pattern cerita2 god-
men which I believe is the death of the ego and then being reborn?

J = Dalam "peak" mystical experience yg asli memang ADA universal pattern berupa jatuh bangun
secara mental, emosional, dan fisik juga. Tetapi biasanya TIDAK seheboh cerita2 God-Men yg ada
di dalam mitologi itu.

Jadi, Nabi Musa mengalami "peak" mystical experience setelah jatuh bangun selama 80 tahun. 40
tahun hidup dan belajar di istana Firaun, lalu 40 tahun hidup sebagai seorang penggembala kambing
di padang pasir. Dan ada EXPERIENCE berupa suatu pembunuhan diantara kedua phase kehidupan
Musa.

Nah, mythologically speaking, kita bisa saja bilang bahwa Musa turun ke dalam "underworld"
ketika dia membunuh orang Mesir dan akhirnya lari ke padang pasir.

Bisa juga dibilang bahwa Musa akhirnya bertemu dengan segala macam Malaikat dan Iblis ketika
dia selama 40 tahun bergelut dengan pemikirannya sendiri sampai suatu hari tiba2 dia melihat ada
api yg bernyala di tengah suatu semak2. Semak2 kok bisa bernyala oleh api tapi tidak terbakar ?

Saat itu Musa merasa mendengar suara Allah blah blah blah... pedahal kita sekarang TAHU bahwa
Musa sebenarnya mendengar suara yg berasal dari dalam pikirannya sendiri.
Itu termasuk "peak" experience walaupun kalau digambarkan secara grafik tidak akan seheboh
seperti kisah2 mengenai God-Men.

Musa sebenarnya bisa digolongkan sebagai God-Men juga, tapi kalau sudah masuk kategori itu
akhirnya akan menjadi full of dongeng. Banyak isapan jempolnya yg tidak mendidik manusia
menjadi semakin pintar tetapi semakin bodoh seperti yg JELAS diinginkan oleh orang2 yg
melakukan syiar agama2 itu. Dalam semua agama, pembodohan massal is the norm. Pedahal yg
namanya "peak" mystical experience itu merupakan hal yg biasa2 saja.

Sidharta Gautama yg menjadi Buddha itu juga mengalami "peak" mystical experience setelah jatuh
bangun puluhan tahun, termasuk selama 6 tahun menjadi pertapa yg ekstrim.

Buddha bahkan tidak merasakan apa2 dalam "peak" mystical experience itu.

Dia tertidur di bahwa pohon Bodhi, dan ketika dia bangun dia "tercerahkan" . He knows that he
knows. Aware of being aware.

T = 3. Kalo iya, apakah proses 'ke bawah' ini selalu disertai dgn "spiritual emergency" yg
menyerupai psychotic break?

J = Bisa juga disebut ada "spiritual emergency" yg menyerupai "psychotic break" atau pengalaman
batin yg gimana gituh, something like traumatic.

Jadi, Musa yg dibesarkan di istana sebagai anak dari putri Firaun Mesir akhirnya mengalami
PROSES spiritual dimana kesadarannya mulai tumbuh sampai suatu saat dia membunuh seorang
Mesir dan melarikan diri ke padang pasir.

Kejadian membunuh manusia dan melarikan diri itu merupakan suatu "psychotic break" bagi Musa.

Sidharta Gautama yg dibesarkan di Istana Kapilawastu akhirnya meninggalkan segala-galanya


untuk menjadi seorang pertapa.

Sidharta mengalami PROSES spiritual, dan tindakan meninggalkan istana merupakan suatu
"psychotic break" bagi dirinya.

Di masa sekarang, orang yg meninggalkan ajaran2 agamanya dan lalu belajar YOGA bisa juga
dikatakan sebagai mengalami suatu "psychotic break".

Jadi, orang itu sebenarnya telah sadar bahwa agama keluarganya selama turun temurun itu
mengajarkan omong kosong doang, tetapi dia jalan terus saja mengalami PROSES sampai suatu
saat dia memutuskan bahwa nonsense is nonsense, dan his or her life is his or her own.

Akhirnya orang itu belajar YOGA walaupun dikatakan sebagai musyrik dan syirik alias HARAM
JADAH blah blah blah...

Segalanya itu merupakan PROSES. Jadi, orang2 yg berjingkrak- jingkrak seperti memperoleh
durian runtuh ketika Michael Jackson dikabarkan masuk Islam itu juga sedang mengalami proses.
Bisa juga dibilang sebagai proses "ke bawah".

Proses ke arah bawah itu BISA berwujud segala macam keriuhan seperti teriak2 halleluyah dan
bicara Bahasa Roh and things like that.

Bisa juga dengan sebentar2 ngomong haram dan halal.

Bisa juga dengan berkata demi Allah blah blah blah... Ini semuanya adalah proses KE BAWAH.

Setelah itu semua dijalani akhirnya orangnya akan sadar bahwa dia itu ternyata menipu dirinya
sendiri. Ternyata segalanya itu cuma REKAYASA doang. Segala macam baju penutup aurat yg
seperti model mummy Mesir Kuno itu ternyata cuma isapan jempol saja.

Ternyata Allah itu tidak perduli orang mao pakai jilbab atau NO BRA. No difference at all for God
karena God itu selalu ADA di dalam kesadaran manusia.

Akhirnya orangnya akan sadar atau memperoleh PENCERAHAN.

Pencerahan itu hal yg biasa2 saja sebenarnya.

Banyak dari kita telah memperoleh pencerahan dengan ciri2 bahwa orangnya akan oke2 saja dan
tidak lagi HEBOH seperti kelakuan orang2 yg masih mengalami proses turun "ke bawah" dengan
ciri2 jingkrak2 ketika Allah dimuliakan atau Sang Nabi dipuji setinggi langit.

Orang2 yg sudah melewati segala proses "ke bawah" akan bersikap biasa2 saja.

Sang Nabi is only a concept. Allah is only a concept. Halal en haram is just a concept.

Dan segalanya itu tidak ada artinya ketika kita SADAR bahwa yg namanya Allah or God itu always
hidup di dalam kesadaran kita sendiri.

T = 4. Is spiritual emergency always the same as kundalini crisis, ato apakah mereka bisa beda?

J = Bisa beda juga karena yg namanya "kundalini crisis" itu merupakan istilah dari khazanah Hindu.
Istilah "spiritual emergency" lebih bisa dimengerti karena itu lebih umum dan semua orang
mengalaminya.

Saya BISA tahu bahwa spiritual emergency BISA sama dengan kundalini crisis. Tetapi orang2 yg
tidak mengerti tentang kundalini akan bingung ketika saya berbicara tentang kundalini crisis. So,
lebih baik kita berbicara menggunakan istilah "spiritual emergency" karena orang2 akan lebih bisa
mengerti.

T = 5. Apa itu sebenarnya light and sound meditation?

+
J = I am NOT sure about that. Meditation is meditation dan BANYAK tekniknya. Ada yg pakai
visualisasi sampai memperoleh penglihatan cahaya dan maybe ini yg namanya light meditation
walaupun saya juga tidak tahu persis. Sound meditation mungkin meditasi dengan memperhatikan
suara.

Meditasi bertujuan untuk mencapai SAMADHI dimana gelombang otak kita turun ke level Alpha
ke bawah dan kita aware of being aware, sadar bahwa kita sadar. Just that.

Tekniknya ada macam2, dan semuanya oke saja. Yg bisa tidak oke adalah BELIEF SYSTEMS yg
sebenarnya berisikan pengajaran tentang SIMBOL.

Simbol harus diartikan dan tidak bisa dimengerti secara harafiah. Orang2 yg mengartikan simbol
secara harafiah MAYBE termasuk orang yg sedang berjalan "ke bawah" juga.

Memang ada juga orang yg menunggu untuk bertemu dengan archangel ketika meditasi TANPA
menyadari bahwa archangel itu cuma SIMBOL dari kesadaran yg ada di diri kita sendiri.

Ketika orangnya menyadari bahwa menunggu archangel is a pitfall... kita mengatakan bahwa
orangnya mengalami suatu "pencerahan" .

Ada BANYAK pencerahan sepanjang hidup kita. Ada pencerahan2 kecil, dan ada pencerahan besar.

Pencerahan is BETTER than nothing at all.

Daripada ngomong tentang haram en halal seumur hidup kita seperti MASIH dijalankan oleh
sebagian orang, lebih baik kita mencari pencerahan.

Kalau kita mencarinya, maka sooner or later kita akan memperolehnya walaupun tidak semuanya
big.

Pencerahan pun sebenarnya cuma istilah saja. Pencerahan is what we call pencerahan, just that.

T = 6. Saya pernah belajar bareng temen saya satu teknik dimana abis kita ngelakuin teknik tersebut
kita bisa ngeliat this 'cahaya', yang keliatan dari mata tertutup. Bentuknya bulet kaya donat
tengahnya bolong gituh, kadang bentuknya bulet kadang oval. Setelah selesai, saya bisa denger
suara dari telinga kanan, sort of like a humming sound, dan ngga muncul dari suatu tempat yang
fisikal. Saya berani bilang itu karena selalu munculnya di telinga kanan n selalu d telinga kanan
walopun saya nengok kearah manapun. Apakah hubungannya ini sama light and sound meditation?

J = Ada TEKNIK tertentu dalam meditasi yg BISA menghasilkan impressi cahaya dan suara di diri
orang yg melakukannya. Mungkin itu yg dinamakan light and sound meditation.

Meditasi ada macam2 jenisnya dan semuanya bertujuan supaya kita bisa mencapai SAMADHI
dimana kita tidak melihat apapun dan tidak mendengar apapun.

Memang BISA melihat sesuatu juga kalau kita membuka mata, dan of course tetap BISA
mendengar suara kalau ada yg berisik.
Tapi intinya kita mengabaikan segalanya dan diam saja mengamati segalanya datang dan pergi.

Itu keadaan samadhi dimana kita DIAM dan merasakan bahwa kita sadar bahwa kita sadar. Aware
of being aware.

T = Apa hubungannya ini dgn kalimat "mati sebelum mati"?

J = Mati sebelum mati. Aware of being aware. Sadar bahwa kita sadar... These are mostly the same
kind of understanding. Konsep yg kurang lebih sama yg artinya bahwa kita ini TETAP.

Kesadaran kita itu tetap ada walaupun kita hidup sebagai manusia maupun tidak lagi sebagai
manusia.

Mati sebelum mati secara fisik adalah keadaan SEKARANG. Here and Now. Disini dan Saat Ini.

Ketika kita SADAR bahwa kita cuma bisa ada disini dan saat ini, maka kita telah mati sebelum mati
secara fisik. Itulah samadhi, dan itu BISA dicapai bahkan tanpa harus duduk dalam postur meditasi.

So, samadhi TIDAK harus berkaitan dengan impressi2 tentang light and sound yg juga termasuk
hal2 yg datang dan pergi saja begitu saja. Biarkan saja datang dan pergi. They mean nothing.

T = 7. Apa itu cahaya yang saya liat, my individualized consciousness/ soul ?

J = Cahaya yg anda lihat merupakan impressi di dalam kesadaran anda. Bisa diartikan sebagai
SIMBOL dari kesadaran anda sendiri.

T = 8. Suara apa itu yang saya denger? What should I do with it?

J = Suara yg anda dengar merupakan impressi di dalam kesadaran anda. Bisa diartikan sebagai
SIMBOL dari sesuatu yg hidup which is your own consciousness.

What should you do with that ? ... Jawab: Dibiarkan saja, nanti juga hilang sendiri, emangnya musti
diapain ?

T = Kapan2 bisa ketemuan ngga? Saya sama temen saya mau ktmu n ngobrol2 aja sama Mas Leo if
u dont mind hehe.

+
J = Bisa aja, why not ?

T = Thanks a lot beforehand.

J = No problem, bye bye !!

------------ ---

21. Bagaimana Kesadaran Bisa Merasakan Berjumpa dengan Kesadaran?

Yg kita sebut sebagai Allah itu cuma KONSEP doang, makanya BISA dibuat dan dibuang setiap
saat.

Allah yg ASLI itu hidup di dalam Kesadaran di diri tiap manusia dan TETAP ada.

Yg tidak tetap dan berubah-ubah itu adalah "Allah" yg KONON tidak boleh dihujat itu, pedahal
"Allah" yg itu cuma buatan imajinasi manusia belaka.

Kita semua sudah tahu bahwa Allah itu BISA dihujat seenaknya karena tidak akan protes.

Kalau mau, Allah juga BISA disembah dan dipuja-puji setinggi bintang di langit, dan tidak akan
protes juga.

Allah akan diam saja kalau anda hujat.

Allah juga akan diam saja kalau anda sembah dan puja-puji.

Allah itu merupakan suatu KONSEP yg digunakan oleh manusia untuk merujuk kepada sesuatu yg
adanya di dalam KESADARAN di diri setiap manusia, baik beragama maupun tidak.

Sayangnya KONSEP Allah itu sudah di-manipulasi sedemikian rupa sehingga akhirnya menjadi
tercemar. Orang akan merasa bingung karena Allah kok tidak jelas...

Allah memang TIDAK JELAS.

Makanya kalau orang bertanya kepada saya, maka saya akan langsung saja bilang bahwa konsep
Allah itu MEMANG tidak jelas, karena pengertian apapun akan BISA kita berikan terhadap Allah.

Jadi Allah itu pengertiannya seperti apa akan tergantung dari orang yg menggunakan kata itu.

Jadi, tiap orang BEBAS ngomong apa saja tentang Allah blah blah blah...

Kita mau bilang bahwa Allah memerintahkan blah blah blah juga boleh saja karena Allah akan
DIAM.

Orang lain mao ngomong sebaliknya juga bisa saja karena, seperti biasa, Allah tetap akan DIAM.

Banyak orang masih BELUM TAHU bahwa Allah itu cuma konsep bikinan manusia doang yg
gunanya terutama untuk membodohi masyarakat banyak. Dengan kata lain, buat nakut-nakutinin
orang. Pedahal semuanya itu REKAYASA doang, buatan doang.

Anda mau nyembah Allah ataupun mau hujat Allah tidak akan menjadi masalah karena Allah itu
cuma suatu KONSEP.

Konsep itu MATI, yg hidup adalah KESADARAN di diri anda.

Allah itu TIDAK bisa berpikir, yg berpikir itu ANDA.

Kalau anda MASIH bisa menamakan sesuatu yg abstrak, maka yg anda namakan itu tetap saja
KONSEP.

Anda bisa saja menamakan sesuatu yg abstrak itu sebagai "Yang Maha Agung", dan sebagainya yg
serba maha, dan itu sah saja, namanya KONSEPTUALITASI.

Konseptualisasi artinya meng-konsep- kan sesuatu.

Hal yg anda lakukan itu PERSIS sama dengan yg dilakukan oleh mereka yg menciptakan agama.

Semua agama diciptakan melalui proses konseptualitasi, yaitu mengumpulkan pemikiran dlsb...

Allah itu cuma KONSEP. Apa yg anda sebut sebagai "Yang Maha Agung" juga KONSEP.

Lalu, bagaimana anda mau "bertemu" dengan konsep yg anda ciptakan sendiri ?

Bagaimana anda mau bertemu dengan "Yang Maha Agung" yg anda CIPTAKAN sendiri ?

Ini BUKAN tentang "salah" atau "benar" karena kalau kita sudah bilang sesuatu sebagai "salah" dan
lainnya sebagai "benar", maka kita SUDAH masuk ke dalam konseptualisasi lagi dimana akan ada
yg namanya KONSEP tentang "kebenaran" dan "kesalahan".

Sedangkan, hal ini BUKAN tentang sesuatu yg BISA dibuktikan melalui eksperimen di
laboratorium, melainkan cuma BISA dialami oleh Kesadaran yg adanya di dalam diri setiap
manusia.

Kalau seorang manusia menganggap bahwa A itu yg "benar", maka jadilah hal itu "benar". Benar
bagi siapa ? Ya bagi dirinya sendiri.

Orang lain BISA saja bilang bahwa yg benar bukan A, melainkan B. So, akhirnya jadilah B yg
"benar". Benar bagi siapa ? Ya bagi dirinya sendiri juga, walaupun belum tentu berarti benar bagi
orang lain.

Akhirnya segalanya akan balik kembali FULL CIRCLE. Siapa yg membuat konsep, dialah yg akan
menikmati buah dari konsep itu. Benar dan salah notwithstanding.

Disini ada yg namanya PILIHAN.

Jadi kita mau yg mana ? Kita mao bilang A sebagai "benar" is ok. Kita mao bilang B yg "benar"
juga ok. Segalanya akan berlaku bagi manusianya sendiri.

Tetapi segala macam PILIHAN itu merupakan TURUNAN dari Kesadaran yg ada di diri
manusianya.

Kesadaran itu BISA membuat konsep apapun dan menyembahnya sebagai "Allah", sebagai "Yang
Maha Agung", sebagai blah blah blah...

Lalu the Kesadaran akan BISA berusaha untuk bertemu dengan si KONSEP yg dibuatnya sendiri itu
walaupun sampai kapanpun tidak akan bisa bertemu juga.

Jadi, ini memang BUKAN tentang benar dan salah, melainkan tentang USAHA yg dilakukan oleh
si Kesadaran untuk berjumpa dengan KONSEP yg diciptakannya sendiri.

Akhirnya, si Kesadaran itu akan SADAR bahwa tidak mungkin Kesadaran berjumpa dengan
Kesadaran.

Bagaimana mungkin air bisa MERASAKAAN berjumpa dengan air ?

Bagaimana api bisa MERASAKAN berjumpa dengan api ?

Bagaimana kesadaran bisa MERASAKAN berjumpa dengan kesadaran ?

------------ ---

22. Apakah hanya Orang Protestan yang Mengalami Lahir Dua Kali?

Tulisan anda berjudul "Pengalaman Relijius menurut William James" sangat mencerahkan Mas Leo,
terima kasih.

Namun apakah hanya orang Protestan yang mengalami lahir dua kali?

Apakah orang-orang beragama lain juga bisa lahir dua kali?

Ada yang mengatakan bahwa, jika manusia yang berada di dalam kesulitan berusaha mencari
Tuhan, ada dua kemungkinan yang didapatkannya:

1. Menemukan Tuhan dan mendapatkan kekuatan yang di luar batas kemampuannya untuk
berevolusi dan mampu menyelesaikan masalahnya melalui pengertian yang mendalam mengenai
kehidupan.

2. Terpeleset kedalam kekuasaan iblis yang pada akhirnya kekuatan yang didapatkannya tersebut
akan mampu dimanfaatkan demi merusak segala sesuatu.

Bagaimana menurut anda?

Salam hangat,
Angel

JAWABAN SAYA:

William James juga seorang FILSUF dari aliran "Pragmatisme" . Jadi, James akan BERTANYA
tentang utilitas atau kegunaan dari suatu KONSEP ABSTRAK yg tidak bisa dibuktikan seperti
Surga, Neraka, Allah, blah blah blah...

Nah, nilai dari suatu KONSEP (hasil pemikiran) akan ditentukan oleh kegunaannya atau utilitasnya.

Contoh, kita bisa bertanya:


1. Kalau percaya kepada Allah, lalu apa yg akan dilakukan oleh orang itu?
2. Apa bedanya antara orang yg mengaku percaya kepada Allah dan orang yg tidak percaya kepada
Allah, dsb.?

Kalau ternyata tidak ada bedanya, maka konsep itu TIDAK BERARTI alias cuma pemanis bibir
saja.

Jadi, kita tidak akan meributkan segala pepesan kosong seperti apa agama yg benar blah blah blah
karena semuanya merupakan PEMIKIRAN saja. Yg penting apa bedanya, apa utilitasnya, apa
kegunaannya.

Nah, manusia itu memiliki PILIHAN untuk percaya kepada apa saja. Mau percaya kepada Allah is
ok saja, mau tidak percaya juga ok saja.

Tetapi memang apa yg kita percayai BISA menentukan apa yg akan kita lakukan. Contoh, kalau
percaya bahwa Allah itu MENUNTUT kurban kambing, maka orangnya akan potong kambing
karena ingin dapat PAHALA masuk surga dengan cara potong kambing blah blah blah... Orang lain
yg tidak percaya segala macam kurban tentu saja akan berjalan terus TANPA terpengaruh oleh
apapun. So, everything will depend on what you believe.

James itu sebenarnya secara INTUITIF tahu bahwa segalanya itu cuma KONSEP saja. Allah itu
konsep blah blah blah... Iblis juga konsep. Konsep Allah tidak bisa hidup TANPA adanya konsep
Iblis. Kalau anda percaya kepada Allah maka anda MUTLAK percaya juga kepada Iblis sebagai
"kambing hitam" untuk menyalahkan segala sesuatunya.

Kalau ada yg salah menurut Allah, pastilah itu pekerjaan Iblis. Very easy... Pedahal Allah dan Iblis
itu cuma KONSEP yg adanya di dalam PIKIRAN si manusia sendiri.

Tetapi memang ada orang yg BISA mengalami "kelahiran kembali" ketika konsep tentang "Allah"
itu benar disadarinya. Ketika orang merasakan bahwa Allah itu HIDUP di dalam Kesadaran di
dirinya, maka orangnya dikatakan sebagai "lahir kembali".
Nah, Allah itu BISA berbentuk konsep dan nama yg berbeda, tergantung dari budaya orang itu
sendiri. Bisa dibilang sebagai "Buddha", bisa dibilang sebagai "Shiva", bisa dibilang sebagai
"Ganesha". Anything is oke aja karena Allah sendiri TIDAK akan protes.

Allah tidak memiliki mulut sehingga tidak bisa protes seperti manusia. Allah juga TIDAK bisa
berpikir karena dia itu cuma sebuah konsep mati. Yg bisa berpikir itu anda sendiri. You have your
MIND, pikiran anda, dan Allah atau konsep apapun yg anda pakai untuk merujuk kepada God itu
hidupnya di dalam pikiran anda, walaupun konsep itu TETAP saja merupakan suatu benda yg
gimana gituh, abstrak dan mati dan TIDAK bisa berpikir sendiri.

Yang bisa memberikan KONSEP Allah atau Iblis itu kekuatan adalah PIKIRAN yg ada di diri anda.
Kalau anda percaya bahwa Allah bisa membantu anda, maka terbantulah anda oleh Allah. Kalau
anda percaya bahwa yg bekerja adalah pikiran anda sendiri dan Allah itu konsep yg sudah out-of-
date, maka anda akan BISA berjalan apa adanya saja tanpa perlu merepotkan diri dengan segala
ritual dan syariat.

Manusia POST Modern sudah bisa meninggalkan konsep tentang Allah yg dibuat ratusan atau
bahkan ribuan tahun lalu. Ternyata kita BISA hidup biasa saja dan apa adanya tanpa harus
meribetkan diri seperti manusia masa lalu yg harus SELALU berkutat dengan Allah dan Iblis dalam
berbagai bentuk dan namanya.

Nah, proses "lahir kembali" akan selalu berjalan terus, apapun latar belakang orangnya. Kalau
orangnya percaya Alllah, maka Orangnya akan merasa "dekat" dengan Allah setelah mengalami
KATHARSIS dimana dirinya merasa "bertemu" dengan Allah.

Tetapi tentu saja ini semua berjalan berdasarkan BELIEF SYSTEM, ada sistem kepercayaan disini.
Kelahiran kembali itu cuma ISTILAH saja dan mungkin hanya belief system yg total mengajarkan
kejujuran terhadap diri sendiri seperti Protestantisme dan Buddhisme yg lebih bisa membawa
penganutnya untuk "lahir kembali".

Agama yg menekankan ritual biasanya tidak memiliki banyak pengikut yg "lahir kembali" karena
segalanya berjalan secara mekanistik, ritualistik, dan memang tidak ada "pertemuan" antara batin si
penganut kepercayaan itu dengan sesuatu yg disembahnya. Pedahal, yg namanya "pertemuan" itu
sangat penting agar kita bisa "lahir kembali" ketika kita akhirnya bisa FACE TO FACE dengan
sesuatu yg kita hidupkan di dalam pikiran kita. Lalu kita merasa bertemu dengan oknum itu, lalu
hidup kita berubah, dsb... walaupun akhirnya kita juga akan sadar bahwa kita cuma bermain dengan
PIKIRAN di diri kita sendiri saja.

Malah, bisa saja yg "lahir kembali" itu adalah orang yg dididik dalam agama tradisional dan
akhirnya merasa dibohongi oleh orang agama itu dan akhirnya SADAR bahwa Allah itu cuma
konsep doang.

In all cases, orang itu dikatakan "lahir kembali" ketika dia BISA lebih menjadi dirinya sendiri.

Akhirnya proses itu BISA juga dikatakan sebagai Proses MENJADI DIRI SENDIRI. Semakin lama
kita semakin menjadi diri sendiri walaupun jalannya itu BANYAK.

Bisa dari theis menjadi atheist. Bisa dari atheist menjadi theist. Bisa dari theist suam-suam kuku
menjadi theist fanatik. Dan bisa juga dari theist fanatik menjadi theist yg toleran, everything is
possible.

Kalau saya sendiri berpendapat bahwa akhirnya segalanya itu NOTHING.

Kita akhirnya akan sadar sendiri bahwa apapun yg kita percayai akan BISA kita lihat melalui
kejadian sehari-hari (namanya sinkronisitas) . Bisa juga kita lihat melalui mimpi, penampakan,
dlsb.. yg semuanya merupakan SIMBOL belaka.

Yg hakiki itu tidak akan kita pernah lihat. Sampai kapanpun kita TIDAK akan bertemu dengan
Allah karena yg kita temukan hanya merupakan REFLEKSI atau MANIFESTASI dari apa yg kita
sebut Allah. Kita merupakan MANIFESTASI dari Allah yg ASLI, dan hanya bisa bertemu dengan
manifestasi lainnya. Manifestasi bertemu dengan manifestasi. Air bertemu dengan Air. Api bertemu
dengan Api. Kesadaran bertemu dengan Kesadaran. Dan Kesadaran itu cuma SATU.

Semuanya itu Kesadaran, walaupun saat ini sedang BERMAIN dengan segala macam
eksperimen.. . The game bisa dinamakan: "Let's Pretend". Let's pretend that we are CREATION and
there is a CREATOR. Pedahal kita sendiri the Creator itu.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Iblis yg SELALU menjadi pasangan dari
Allah. Konsep Allah tidak akan berjalan tanpa adanya konsep Iblis yg SELALU menjadi "kambing
hitam" ketika segala sesuatu menjadi berantakan. Pedahal Allah dan Iblis merupakan KEMBARAN.
Ada kiri, maka ada kanan. Ada depan, maka ada belakang. Ada maskulin, maka ada feminin... This
is the way of duality, jalan DUALITAS yg merupakan jalan paling umum dari agama populer.

------------ ---

23. Tentang Ghoibi

Mas Leo, any idea to share with, tentang area ghoibi?

Akhir akhir ini aku sering masuk kesana saat mimpi, but I still can't understand a lot...

Kadang, I can realize I'm there, with the usual consciousness as in this real (dhohiriah) life.

But mostly, I still can't control myself yet, just flow...

Yes we must flow in IT, tapi kan masih ada 20% bagian gunung es yang nongol di permukaan laut
sebagai simbolikal kewajiban kita untuk controlling ourselves, tidak sekonyol itu ngikutin 80%
areal bawah sadar kita (yg gak keliatan di permukaan laut, dan jarang tersadari oleh orang yang
pertama kali melaut).

And again, pada hidup sehari hari kan kita emang masih perlu controlling ourselves kan mas, walo
porsinya mulai sangat berkurang menuju yang pas.

So, any idea?

Thanx,
Bocah Kemayen Coye
+

JAWABAN SAYA:

Thanks also for the latest sharing and question from Bocah Kemayen Coye di kota Solo, Jateng, yg
kali ini SHARING tentang pengalamannya merasa sadar di dalam mimpi.

Well, what to say ? ... Memang kita ini BISA melek dan bisa merem. Kalau melek kita bilang
bahwa kita TIDAK tidur dan tidak mimpi. Kalau merem, maka kita bilang kita tidur dan BISA
mimpi.

Asumsi orang adalah bahwa kita tidak sadar tatkala tidur dan bermimpi, tetapi itu asumsi yg ber-
SYARIAT alias mengikuti segala macam syarat bahwa kalau kita sadar maka kita akan bergerak,
dan akan mengucapkan "bismillah" kalau mau naik kendaraan dan sebagainya, pedahal kita itu
sedang tidur dan matanya merem tetapi kita merasa sadar.

Dan itu merupakan pengalaman yg sangat UMUM. We are aware that we are aware. Kita sadar
bahwa kita sadar, dan itu terjadi baik kita terjaga maupun tidur.

Siapa bilang bahwa kalau tidur kita tidak sadar ? Saya sadar kalau saya sedang tidur dan bermimpi,
dan saya enjoy melihat berbagai macam SIMBOL yg muncul di mimpi saya.

Bahkan, saya cenderung untuk bilang bahwa semakin seseorang itu bisa menjadi dirinya sendiri,
maka orangnya akan tetap SADAR (AWARE), baik secara fisik terjaga maupun tidur.

Saya sendiri TIDAK memakai istilah "ghoibi" dan "dhohiriah" karena maklum saja saya tidak
pernah mengikuti pendidikan pesantren yg gimana gituh. Saya pakai istilah Kesadaran Terjaga dan
Kesadaran Tidur. Nah, walaupun terjaga maupun tidur, kesadaran kita itu TETAP.

We are aware of being aware.

Dan lalu kita akan belajar bahwa ternyata kesadaran yg ada di diri kita TIDAK tergantung pada
tubuh fisik, dan bahwa kesadaran kita BISA memunculkan berbagai macam SIMBOL tatkala kita
tidur, dan simbol yg muncul bisa diartikan, bisa di-interpretasi- kan.

Lalu kita juga akan belajar bahwa alam terjaga juga penuh dengan SIMBOL.

Segalanya itu simbolik dan kita tidak perlu merasa harus mengontrol kesadaran kita. Kesadaran is
kesadaran, apanya yg mau dikontrol ?

Orang yg berbicara tentang "mengontrol" kesadaran di dirinya sendiri dan orang lain adalah mereka
yg berlatar-belakang tradisi agama tertentu yg memang menggunakan FEAR (ketakutan) sebagai
motivasi utama perilakunya.

Jadi, kalau muncul SIMBOL berbentuk iblis yg berkhotbah Jumat di dalam mimpinya, maka
orangnya akan ketakutan setengah mati dan mungkin akan berdoa meminta ampun blah blah blah...

Pedahal, kalau saya sendiri akan meng-interpretasi- kan mimpi orang itu sebagai berarti bahwa ada
TEGURAN dari Alam Bawah Sadar (Subconscious) di orang itu bahwa dirinya itu SUDAH tidak
percaya lagi kepada mereka yg suka khotbah Jumat. Dirinya itu SUDAH menyadari bahwa orang
yg khotbah Jumat itu sebenarnya "Iblis". Dan SIMBOL dari Iblis yg khotbah Jumat itu akhirnya
muncul di dalam mimpi.
Kalau orangnya mau mengakui bahwa dirinya sudah tidak percaya lagi kepada mereka yg khotbah
Jumat karena ternyata mereka itu "Iblis", maka akhirnya mimpi SERAM seperti itu tidak akan
muncul lagi.

Tetapi kalau orangnya MASIH berusaha untuk terus menipu dirinya sendiri dengan
MEMAKSAKAN diri untuk percaya kepada mereka yg khotbah Jumat, maka mimpi SERAM
semacam itu akan muncul terus dengan SIMBOL yg bisa berganti tetapi artinya kurang lebih sama.

Nah, segala macam yg muncul di mimpi itu memang SIMBOLIK dan bisa diartikan.

So, there's nothing ghoibi ataupun dhohiriah. Segalanya itu simbolik dan tidak usah takut.

Be yourself aja, and enjoy !

------------ ---

24. Kelenteng Sam Po Kong, Semarang

Mas Leo, ikutan ngomong soal Sam Po Kong.... saya, sejak pertama kali menginjakkan kaki di SPK
itu - usia SMP - (waktu itu SPK belum seperti sekarang bentuknya, masih banyak pohon termasuk
pohon yang ada akar gantung berbentuk jangkarnya.)

Entah kenapa saya sudah seperti menaruh jangkar disana, saya selalu ingin kesana, dan setiap kali
ada kesempatan ke Semarang, saya selalu menyempatkan diri - lebih tepat sih memaksa diri - untk
ke SPK.

Saya sempat berpikir, apakah saya "pernah" hidup di lingkungan klenteng... Saya juga merasa
"dekat" dengan Kwan Im - jg sejak SMP

Terakhir saya ke SPK bersama RG th '07 dan saya ikut bersama dia meditasi dalam ruangan utama
yang besar itu.... Mau komen Mas Leo dong.... TQ"

KOMENTAR SAYA:

Saya sendiri baru pernah sekali kesana bersama teman-teman dari Semarang yg TERKENAL di
seantoro Nusantara sebagai beraliran gimana gituh, yaitu Mas S dan Mas M.

Waktu itu kami baru pulang dari copy darat di Padepokan Brahmana di Temanggung. Pulang dari
Temanggung kami mampir ke Candi Gedong Songo.

Setelah itu Mas S dengan setengah memaksa mengajak kami melihat ROH-ROH bergelantungan yg
menurutnya ada di Kelenteng Sam Po Kong.

Saya TAKUT SEKALI karena saya ini biasanya lari kalo melihat setan. Tapi karena bertiga maka
saya memberanikan diri.
Ketika ternyata setan-nya tidak ada yg nongol akhirnya kami MASUK ke dalam salah satu tempat
persembahyangan yg sifatnya FUTURISTIK gituh, arca dewa yg ditaruh di altar itu dilengkapi
dengan lampu elektronik.

Mas S dan Mas M meditasi dengan khusyuk sementara saya ngeliatin aja itu arca dewa yg menurut
saya looked very funny, tangannya BISA gerak-gerak sendiri.

Tetapi, terus terang aja saya sendiri tidak merasakan "pernah" hidup di masa lalu di lingkungan
kelenteng, walaupun mungkin saja saya pernah menjadi seorang rahib dari aliran Tao seperti di
Kelenteng Sam Po Kong itu, who knows, ya gak? ya gak?

Namanya PAST LIVES dan memang bisa muncul berupa impressi DEJA VU, seperti pernah
gimana gituh walopun tentu saja tidak bisa dibuktikan. So, if you enjoy berada di lingkungan
kelenteng, ya datang saja, enjoy saja, emangnya napa?

Saya sendiri agak gimana gituh ketika melihat Sam Po Kong sudah direnovasi habis-habisan
sehingga nuansa Jawa-nya sudah hampir hilang. Sekarang kalau kita ke Sam Po Kong suasananya
seperti di Hongkong atau Singapore, very modern. Bahkan ada arca dewa yg diberikan lampu
elektronik sehingga BISA terlihat tangannya bergerak sendiri dan kita bisa berpikir bahwa si dewa
itu bergerak, pedahal itu dari perangkat elektronik dan BUKAN Mata Ketiga.

Yg unik di Sam Po Kong adalah Kyai Jangkar yg berbentuk jangkar kapal dan dipercaya sebagai
berasal dari kapal Laksamana Cheng Ho yg mendarat di Semarang sekitar 500 tahun lalu (?)

Di sebelah altar untuk Kyak Jangkar terletak altar untuk Kong Hu Cu. Ada banyak sekali altar untuk
dewa dewi di Kelenteng Sam Po Kong. Tiap altar ada namanya, dan karena namanya susah dibaca
dan tidak mungkin saya ingat dan hapal, akhirnya kami duduk-duduk saja di bawah BEDUG
RAKSASA yg diberi nama sebagai Kyai Bedug.

Kyai Bedug itu BUKTI bahwa Sam Po Kong merupakan tempat akulturasi dari budaya Cina dan
Jawa tradisional. Segalanya diterima apa adanya dan masuk tanpa membedakan asalnya yg,
menurut saya, memang seharusnya seperti itu juga. Itulah Bhinneka Tunggal Ika, ya gak? ya gak?

Kalau Dewi Kwan Im tentu saja berasal dari Aliran Buddha Mahayana, namanya Bodhisatva
Avalokitesvara, dan memang sering muncul di banyak KESADARAN manusia. Saya sendiri pernah
tiba-tiba melihat Dewi Kwan Im muncul di atas kepala saya ketika saya sedang meditasi. Jubah dan
kerudungnya serba putih, dan duduk di atas lotus yg berwarna putih juga.

Of course saya kaget setengah mati, kok itu ada Kwan Im muncul di atas kepala saya walaupun
akhirnya saya sadar juga bahwa penglihatan seperti itu artinya always SIMBOLIK. Kwan Im adalah
seorang Buddha yg penuh welas asih, dan di dalam kesadaran kita manusia tempatnya memang yg
paling tinggi, di atas kepala...

Di bagian lain BISA muncul simbol berupa figur lain lagi. Ganesha pernah muncul juga ketika saya
meditasi, dan munculnya itu di hadapan saya agak ke sebelah kiri. Syech Abdul Qadir Jaelani
pernah muncul juga, munculnya di hadapan saya agak ke sebelah kanan. Yg paling cute itu adalah
sesuatu yg menamakan dirinya sebagai "Darmo Gandhul" dan munculnya dengan cara pegangin
kaki saya ketika saya sedang tidur.

Saya menendang-nendang supaya dilepasin, tapi the Darmo Gandhul pegangin kaki saya terus
dengan keras sampe akhirnya saya bangon aja dan bilang cappe dehh!!
(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari salah satu sudut di Kelenteng Sam Po
Kong, Semarang. Ini mungkin bangunan terkecil di kompleks Sam Po Kong yg besar sekali dan
terdiri dari bangunan-bangunan baru yg sangat besar dan, regretfully, bernuansa mirip seperti di
Hongkong atau Taiwan.

------------ ---

25. Dari Brahmacarya sampai Lia Eden

Brahmacarya artinya abstinence alias berpantang esek-esek.

As far as I understand, kita BISA brahmacarya kalo memang tidak ada yg bisa di-esek. Tapi, kalo
kita lagi beruntung dan bertemu dengan seseorang yg gimana gituh dan suka sama suka, then why
not gitu lho!

Buat agama atau aliran kepercayaan tertentu, praktek brahmacarya yg diartikan sebagai NON esek-
esek merupakan suatu syariat. Yg namanya kiat-kiat dari agama apapun adalah syariat, semua
agama memiliki syariat.

Dan kita juga tahu bahwa yg namanya syariat itu bukannya melepaskan manusia untuk menjadi
dirinya sendiri, malahan mengikat dan membebani manusia sehingga menjadi semacam robot saja
yg melakukan ritual demi pahala blah blah blah... pedahal Allah itu cuma konsep buatan manusia di
jaman dahulu kala.

Ada agama yg memiliki ritual dan segala macam syariat buat menyenangkan dewa-dewi blah blah
blah... Ada juga yg menggunakan istilah untuk menyenangkan Allah.

So, semuanya menjanjikan Angin Surga yg juga bisa dibilang sebagai Angin Nirwana.

Di Sulawesi Selatan namanya Angin Mamiri yg setahu saya tidak bisa jalan kalau tidak dipasang
seperti dengan jelas bisa didengar dari bait lagu "Angin mamiri kupasang, blah blah blah..."

Saya sendiri berpendapat bahwa konsep brahmacarya yg diartikan sebagai non esek-esek termasuk
jenis pembodohan massal juga karena menjadi seorang selibat tidak otomatis meningkatkan
spiritualitas seseorang. Ngesek atau tidak ngesek secara fisik has no spiritual value whatsoever.

Ngesek is netral, sama saja seperti makan dan minum. Habis makan dan minum kita akan kenyang
sampai akhirnya lapar lagi. Sex is also like that, cuma memang memerlukan partner yg syariatnya
cuma satu yaitu suka sama suka.

Bisa juga dilakukan seorang diri saja, namanya swalayan alias self service dengan hasil akhir yg
sama yaitu meletusnya "kawah berapi" yg lalu dibersihkan dengan seksama plus ucapan
alhamdulilah, kalau mau.

J. Krishnamurti tidak mempraktekkan brahmacarya, dia ngesex dengan istri sahabat baiknya selama
bertahun-tahun. Osho Rajnesh tidak mempraktekkan brahmacarya. Osho malah boleh dibilang free
sex; pengikutnya juga banyak yg free sex yg menurut saya ok saja selama semuanya didasarkan atas
suka sama suka.

So, brahmacarya secara fisik tidak bernilai secara spiritual. Yg mungkin bernilai secara spiritual
adalah brahmacarya secara rohani. Jadi, dengan kata lain, kita tetap saja akan bisa meditasi dan
mencapai samadhi walaupun sedang nge-sex. Ya gak? Ya gak?

On the other hand, kalau membahas tentang syariat agama, maka domain-nya itu memang agak
sedikit berbeda karena syariat agama mengiming-imingi dengan Sorga dan Neraka, as well as
memakai kata "Allah" yg menurut saya berimplikasi penipuan.

Kenapa berindikasi penipuan? Karena setiap orang BISA membuat peraturan dan bilang bahwa itu
syariat dari Allah.

Pedahal peraturan itu dibuat oleh manusianya sendiri, dan bahkan Allah disitu merupakan konsep
buatan si manusia itu sendiri.

It's very SIMPLE to make a religion.

Sangat mudah sekali untuk membuat agama. Anda tinggal bilang bahwa Allah menyuruh anda
potong kambing, atau jiarah ke tanah merah, atau tanah item, whatever... as simple as that.

Pada pihak lain, merupakan HAM bagi setiap orang untuk percaya kepada agama apapun atau
untuk tidak percaya kepada agama apapun, atau bahkan untuk menciptakan agama apapun dan
menjalankannya sendiri.

Selama tidak bertentangan dengan ketertiban umum, segalanya itu bisa saja dilakukan karena ini
berada di DOMAIN PRIBADI.

Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya menerapkan prinsip HAM Universal seperti itu.

Jadi tidak akan ada pemaksaan agar orang mengikuti ajaran atau syariat agama tertentu karena
orang disana sudah tahu bahwa segalanya itu buatan saja, walaupun memang tetap saja membawa-
bawa nama Allah yg disana disebut sebagai God.

Then what about the ayats ? The ayat-ayat suci?

We also know bahwa yg namanya ayat-ayat yg disucikan itu selalu keluar lewat mulut atau tulisan
tangan manusia.

Yg berbicara itu selalu manusianya sendiri, walaupun manusia itu BISA mengaku dibisikin oleh
malaikat atau Allah atau apapun nama yg disebutnya, yg juga tidak akan menjadi masalah.

Yg penting kita TAHU bahwa yg berbicara itu selalu manusianya sendiri, walaupun mengatas-
namakan apapun.

Kalaupun manusia itu bilang ada "malaikat", tetap saja yg bicara kepada manusia-manusia lainnya
itu si manusia yg merasa bertemu "malaikat" itu sendiri. Jadi, manusia itu merasa bertemu dengan
"malaikat", dan hasil pertemuannya itu dilaporkan kepada manusia-manusia lainnya.

Dengan kata lain, yg bicara kepada orang-orang lain dan akhirnya menjadi ayat yg disucikan ya
tetap saja orang itu sendiri dan BUKAN malaikat.

Segala macam ayat itu keluar dari mulut manusia, dalam hal ini manusia yg mengaku bertemu
dengan "malaikat" yg menyampaikan ayat-ayat itu.
Dan "malaikat" itu siapa lagi kalau bukan figment dari KESADARAN di diri si manusia itu sendiri
yg tidak ada bedanya dengan kesadaran di dalam diri setiap manusia lainnya?

So, there's nothing special here.

Pengalaman bertemu dengan "malaikat" termasuk umum juga, ini pengalaman psikologis biasa saja
ketika orang sedang stress, dsb...

Sama saja seperti orang "kesambet/kesurupan " yg mengaku sebagai Abah Anom bin siapa gituh...
bahkan BISA dengan suara seperti si abah yg sudah meninggal, etc...

Tetapi, apakah benar itu arwah si Abah is another thing karena, yg jelas, yg bicara itu si manusia
hidup itu sendiri.

Menurut saya semuanya berasal dari kesadaran di dalam diri manusianya sendiri yg memang BISA
fleksibel "menyadap" informasi dari mana saja, baik dari memory yg bernama Abah Anom
whomever,... maupun dari "Allah".

Di Jawa, kegiatan berbicara mengatasnamakan "roh" lain dikenal sebagai "ndawuh". Kalau di
Timur Tengah namanya "nubuah" dan orang yg berbicara disebut sebagai seorang nabi atau nabiah.

Yg berbicara tetap si manusia sendiri, dengan mengatas-namakan malaikat atau Allah atau apapun
yg mau disebutnya.

And, that's the phenomenon that we now know as Lia Eden, yg berkelakuan tidak ada bedanya
dengan berbagai macam orang yg mengaku dan diakui sebagai seorang nabi or nabiah di masa lalu.

Lia Eden mengaku bertemu dengan "malaikat" dan berbicara blah blah blah... pedahal yg berbicara
itu cuma kesadaran di dalam dirinya sendiri saja.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Spirituality without God atau spiritualitas tanpa Allah
adalah alternatif bagi kita yg hidup di era POST Modern dan sudah muak dengan segala macam
permainan kata oleh manusia-manusia yg berjualan agama dengan alasan Allah suka ini dan benci
itu blah blah blah... pedahal yg suka ini dan benci itu cuma manusianya sendiri saja, in this case si
manusia yg mengatas-namakan Allah.

---------------

26. Rumongso

Satu tahun penuh saya bingung tentang arti dari kata "rumongso" karena waktu saya search di
internet saya cuma bertemu dengan penjelasan berupa ungkapan "ojo rumongso", yg bahasa
Jakarta-nya kurang lebih berarti "jangan sok tahu."

Pedahal yg muncul waktu saya mimpi atau setengah tidur itu ucapan "rumongso" thok, dan bukan
"ojo rumongso".

And that's the reason kenapa saya jadi bingung terus karena sebenarnya saya juga tahu bahwa kata
"rumongso" yg muncul itu ada hubungannya dengan kata "Darmo Gandhul" yg muncul beberapa
minggu sebelumnya, juga waktu saya dalam keadaan mimpi atau setengah tidur.
So, antara Darmo Gandhul dan Rumongso itu yg lebih mengena adalah Rumongso yg artinya
diberikan oleh seorang rekan saya, yaitu yg berarti "rasa utamaning manungso"

Saya sendiri baru ngeh sekarang ini bahwa istilah "roso" dalam pengertian filosofis Jawa itu adalah
roso yg rumongso, which means "rasa utamaning manungso" yg memang tidak bisa dijabarkan
melainkan harus dirasakan sendiri.

I know that I know. Dan itulah juga inti dari Serat Darmo Gandhul.

I know, rumongso,... and after that silent.

Yg tahu akhirnya akan diam saja karena memang tidak bisa dibicarakan.

Kalau ungkapan "ojo rumongso" yg sangat merakyat itu agaknya lebih berfungsi sebagai "cambuk"
bagi orang yg masih mau menjadi "korban" dari sistem budaya Jawa feodal.

So, kita melihat ada dua sisi disini: Rumongso yg artinya very HIGH, dan rumongso yg artinya very
LOW.

Mereka yg menjadi "korban" dari rumongso yg low bisa ber-transformasi menjadi orang yg
memegang rumongso yg high.

Caranya, antara lain, dengan membaca or at least mengerti apa isi dari Darmo Gandhul itu which is
none other than kegiatan ngalor ngidul en muter-muter sampai akhirnya kita bisa menerima bahwa
kesadaran yg ada di diri kita ini cuma selalu berada disini dan saat ini saja, dan tidak kemana-mana.
Disini dan saat ini. Here and now...

And that's rumongso in its purest sense: I know that I know.

Here and now, I know!

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Buddha Sakyamuni di Candi Borobudur. I
know that I know, says Buddha Gautama. Dan, as always, saya akan menambahkan dengan
seenaknya saja: so what gitu lho!

------------ ---

27. Mencari Tuhan

T = Mas Leo, terima kasih banyak atas catatan di facebooknya, terutama diskusi dalam posting
dengan subject: "Dari Brahmacarya sampai Lia Eden". Itu yang selama ini kucari-cari.

Sebenarnya penjelasan ttg Tuhan dalam kesadaran manusia udah lama kubaca. Cuma untuk
memahaminya secara mendalam dan menginternalisasiny a masih sulit. Pijakan awalnya tidak ada.

Jadi tengok kiri dan kanan kok tidak ada penjelasan. Baca berbagai literatur juga tidak ada jawaban
yang pas. Memahami dengan menjalankan ritual ibadah juga belum paham juga.

Apalagi ditambah persoalan yang menempatkan aku dalam situasi yang tidak fair. Katanya dalam
Islam semua manusia sama tapi yang terjadi perempuan diperlakukan sebagai objek.

Habis-habisan rasanya mencari jawaban dimana Tuhan yang adil. Rasanya seperti ditinggalkan dan
dikhianati Tuhan. Keimanan jadi diobrak-abrik, karena selama ini doa-doaku terjawab dengan
keajaiban-keajaiban . Siapa yang tidak bingung dan marah dibiarkan hidup tanpa pegangan.
Mencari dalam diri sendiri juga tidak ketemu. Akhirnya kosong ...

Kok ya ujug-ujug muncul satu-persatu jawaban. Awalnya cuma sepotong saja yang masuk. Eh kok
cukup mengena. Terus mencari lagi, ketemu lagi sepotong... Jadi seperti mulai menyusun puzzle.

Cuma masih gamang karena dasarnya belum ketemu, tapi mulai semangat untuk mencari. Eh ya
memang waktunya udah menemukan yang dicari, dan muncul dasar dari semuanya. Dan jadi mulai
membuka filefile di Milis Spiritual Indonesia, juga e-booknya Mas Leo untuk melengkapi puzzle
yang belum utuh.

Mulai tentram karena yang kosong sudah mulai terisi, cuma memang masih harus berhadapan
dengan benturan-benturan lain. Terutama dengan orang-orang yang berkutat dengan syariat.

Ya sudah memang ini proses awal menuju sesuatu. Rasanya malu hati juga udah marah dan ngamuk
dengan kondisi yang tidak jelas.

Jawaban-jawaban yang kutemukan itu ternyata membuat persoalan yang muncul menjadi suatu
karunia yang harus disyukuri. Tanpa persoalan tersebut aku tidak akan menemukan Tuhan yang
memang ada dalam kesadaran manusia.

Ojo diguyu....karena ketinggalan jaman banget prosesku untuk menemukan Tuhan. Walah aku bakal
dituduh jadi Lia Eden ke 2 atau pengikut Syeh Siti Jenar.

Yang aneh dalam perjalanan hidupku ternyata aku sudah punya buku ttg Syeh Siti Jenar yang dibeli
tahun 1998. Saat beli, dho mlerok dan komentar macam karena terkesan negatif. Wis ah, aku arep
jadi pengikutnya Syeh Lemah Abang yaitu menjadi Tuhan.

J = Terima kasih untuk sharing yg rasanya gimana gituh dari Mbak X, seorang wanita yg selama ini
merasa sudah dizolimi dengan bebas merdeka oleh pria yg berbekalkan syariat yg konon diridhoi
oleh Allah yg sebenarnya cuma konsep doang dan asalnya dari padang pasir yg jauhhh... sekaleh
dari Indonesia.

Ya, Allah itu cuma istilah saja, dan merujuk kepada kesadaran yg adanya di dalam diri setiap
manusia. Kita sadar bahwa kita sadar, dan kesadaran di dalam diri kita itu TAHU bahwa kita sadar.
Itulah kesadaran Illahi atau God consciousness yg bisa diasumsikan tidak diciptakan dan tidak akan
mati.

Cuma itu saja, kita sadar bahwa kita sadar. We are aware of being aware. Rumongso.

Tetapi mereka yg berbekalkan syariat memang sifatnya gimana gituh... maunya menginjak-injak
kaum wanita yg diharuskan untuk patuh kepada kaum pria dengan alasan bahwa Allah suka wanita
yg menurut kepada pria blah blah blah... pedahal Allah yg model gituan cuma buatan saja, dan
buatan manusia penghuni padang pasir di masa lalu.

Agama-agama itu semuanya buatan manusia dan kalau kita sudah tidak suka lagi memang bisa
ditinggalkan. Tinggalkan sajalah. Biarkan saja mereka terus bergulat dengan segala konsep tentang
Allah dan syariat-Nya yg cuma permainan kata.
Kita yg hidup di masa kesetaraan gender dimana HAM semua manusia sudah dihormati dan
dipertahankan. Kita memiliki HAM untuk meninggalkan agama-agama yg masih mempraktekkan
diskriminasi gender. In this case, diskriminasi gender yg lebih parah karena mengatas-namakan
Allah yg cuma konsep doang.

Of course mereka bisa bilang bahwa ada Malaikat Jibril yg datang dan memberikan ayat-ayat blah
blah blah... yg lalu dibukukan menjadi kitab suci dan lalu dipakai sebagai pegangan.

But don't be afraid kalau mereka bilang bahwa ada Jibril yg datang karena kita tahu bahwa Jibril
memang SUKA datang kepada manusia-manusia yg sedang stress berat.

Contohnya adalah Lia Eden yg kita semua tahu sudah mengaku terus terang didatangi oleh Malaikat
Jibril. Apa bedanya antara Lia Eden dan para nabi dari masa lalu yg juga mengaku didatangi oleh
Malaikat Jibril?

Jawab: Tidak ada bedanya.

Semuanya manusia biasa saja yg, maybe, sedang stress. Dan karena sedang stress maka datanglah
"Jibril" yg membawa ayat-ayat.

Lalu si orang yg mengaku didatangi oleh Malaikat Jibril itu akan dizolimi oleh mereka yg ada di
sekitarnya. Dianggap penipu, menyesatkan. .. dan sebagainya.

So, persis bukan dengan apa yg dialami oleh Lia Eden sekarang ini ?

Tetapi apakah benar itu Jibril yg datang is another thing.

Yg namanya "Jibril" itu cuma figment dari imajinasi di si manusia sendiri.

Figment dari imajinasi di diri Lia Eden, dan figment dari imajinasi manusia-manusia masa lalu yg
juga mengaku didatangi oleh "Jibril".

Tetapi, kalau ada manusia yg mengaku didatangi oleh Jibril lalu membuat syariat yg melecehkan
wanita, maka para wanita juga BERHAK untuk bilang NO.

Bilang saja tidak dan tinggalkanlah segala macam agama yg melecehkan wanita.

Lalu Allah akan bagaimana?

Allah akan diam saja karena Allah yg mereka khotbahkan cuma konsep doang, konsep dari padang
pasir di masa lalu yg sudah tidak relevan lagi di masa sekarang.

The REAL God lives in your own consciousness.

Allah yg sejati itu hidup di dalam kesadaran di diri anda, dan di dalam kesadaran di diri semua
manusia.

Segala syariat itu cuma "belenggu" saja untuk membuat anda semakin jauh dari KESADARAN yg
ada di diri anda, dari God Consciousness.

So, welcome to the club !


(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Allah hidup di dalam kesadaran di diri kita tanpa kita
harus bersusah payah menjalankan syariat yg bukannya membantu kita menemukan the REAL
kesadaran or God consciousness melainkan hanya menjauhkan kita saja, cappe dehh!!

------------ ---

28. Peace for All, without Discrimination Based on Anything

Dua hari lalu saya menulis:

"Kalau mengikuti cerita-cerita legenda atau mitos, maka Lemuria itu isinya manusia yg terlalu
pasif, Atlantis itu manusia yg terlalu aktif, so dari ekstrim ke ekstrim. Yg jelas, di setiap era
peradaban kita memiliki peluang atau kesempatan untuk berkiprah sebebas-bebasnya melalui
berbagai macam eksperimen."

Lalu seorang teman bertanya:

"Maksud postingan (notes) ini... would u mind explaining in d way u like most ^^ ? it's fine with
me."

Yg akan saya jawab sbb:

Menurut sebagian kalangan, Lemuria adalah peradaban pertama yg ada di atas bumi ini, para
manusianya adalah mereka yg sifatnya terlalu pasif dan selalu berusaha untuk menghindari konflik
dengan para makhluk yg ada di atas bumi pada saat itu.

Jadi, penduduk Lemuria sering diibaratkan sebagai peri yg tidak tampak di permukaan bumi,
melainkan hidup di dalam bumi, di lorong-lorong yg dibuat sambung menyambung, dengan pos-pos
pengintai di tempat-tempat strategis untuk mengamati kegiatan di atas bumi. Di atas bumi hidup
makhluk-makhluk purba seperti Dinosaurus dan sebagainya yg so jelas seram sekaleh...

Lemuria lalu musnah, tenggelam ke dasar laut.

Sebagian pengungsi dari Lemuria kemudian mendirikan peradaban kedua yg dikenal sebagai
Atlantis. Atlantis ini memiliki manusia yg bersifat kebalikan dari Lemuria.

Kalau Lemuria sifatnya pasif, maka Atlantis berisikan manusia yg hyperactive, mengandalkan
kekuatan supranatural as well as natural untuk menguasai alam sekitar.

Lalu ego meraja-lela dan terjadi perebutan kekuasaan untuk menguasai alat pemusnah massal yg
konon berupa suatu kristal raksasa pembangkit energi yg gimana gituh. Dalam perebutan kekuasaan
ini sang kristal meledak dan menghancurkan benua Atlantis yg lalu tenggelam ke dasar lautan.

Peradaban kita yg sekarang adalah yg ketiga kalau menurut mitos ini.

For your information, yg namanya "mitos" sebenarnya cuma hikayat half truths, ada kebenarannya
walaupun banyak juga isapan jempolnya.
So, Lemuria mungkin pernah existed, dan manusianya mungkin masih berupa setengah hewan, yg
jelas lebih hewani (or lebih manusiawi even ?) daripada sebagian manusia yg memiliki ego dan
teknologi seperti mereka yg hidup di peradaban berikutnya, yaitu Atlantis.

Atlantis memiliki ego dan teknologi as well as agama. Agama orang Atlantis adalah penyembahan
energi yg gimana gituh. Nama Tuhan disana bukan Allah which is oke-oke saja karena Allah itu
baru muncul belakangan, jauh setelah bumi ini tercipta.

Allah juga merupakan mitos yg bahkan lebih extravagan daripada mitos Lemuria dan Atlantis
karena Allah meng-klaim menciptakan langit dan bumi yg umurnya sudah entah berapa ribu juta
tahun ini.

Pedahal, kita semua tahu bahwa paling tua Allah itu usianya 5,000 tahun saja, yaitu tidak lebih tua
dari Nabi Musa yg mengarang segala macam kisah penciptaan manusia di Taman Firdaus dan lain
sebagainya, termasuk kisah perjalanan Nabi Ibrahim blah blah blah... yg semuanya ditulis oleh
Musa, seorang yg sangat terpelajar dan terdidik di istana Firaun Mesir.

Musa adalah seorang manusia yg menciptakan suatu sintesa yg akhirnya melahirkan agama-agama
Timur Tengah (Yahudi, Kristen, Islam, dan segala macam derivative-nya, termasuk Ahmadiyah blah
blah blah...).

Di India ada juga para brahmana yg menciptakan agama-agama Hindu yg akhirnya melahirkan
agama Buddha juga dan segala macam derivative-nya seperti Zen, blah blah blah...

Di Amerika Pre-Columbus juga ada agama-agama asli.

Di Cina agama aslinya adalah Tao dan Konghucu.

Di Jepang agama aslinya disebut Shinto.

Di Indonesia agama aslinya adalah yg sekarang dikenal sebagai Kejawen dan segala macam
alirannya, plus berbagai macam agama-agama kafir lainnnya di luar Pulau Jawa.

So, kisah tentang peradaban manusia adalah kisah sambung menyambung bersifat half truths
tentang bagaimana manusia tercipta, tentang bagaimana ada sang pencipta, tentang segala macam
perbuatan halal dan haram blah blah blah... yg semuanya merupakan IDE belaka.

Karena isinya ide belaka akhirnya kita mengenal istilah "ideologi". Ideologi is none other than ideas
yg disembah maybe sepuluh kali sehari, lengkap dengan segala macam ritual berupa hari raya,
dsb...

Agama-agama itu semuanya ideologi karena manusianya biasanya akan lupa daratan dan tidak
menggunakan akal pikirannya karena akan tertutup oleh segala macam "roh" yg dikirimkan oleh
Allah atau siapapun yg dianggap sebagai Dewa or Dewi di ideologi itu.

Nah, kita sebagai suatu peradaban sudah bergerak dari ekstrim ke ekstrim.

Lemuria dengan agamanya yg ekstrim pasif. Atlantis dengan agamanya yg ekstrim aktif. Dan era
kontemporer sekarang yg mungkin bermula sejak 10,000 tahun yang lalu dengan peradabannya yg
terkadang pasif, terkadang aktif, dan terkadang fanatik juga, dan terkadang bahkan bisa belajar juga
dari kesalahan sendiri di masa lalu.
Kalau kita mau, maka kita semua bisa menggabungkan apa yg terbaik dari ide-ide yg kita miliki.

Kita tahu bahwa segalanya merupakan buatan saja, bahkan ide tentang Allah, bahkan ide tentang
agama yg terakhir dan sempurna, bahkan segala macam puja puj terhadap nabi ini dan itu.

Kita mengerti bahwa segalanya itu buatan saja yg mungkin telah pernah berjasa bagi masyarakat
banyak ketika peradaban kita masih primitif.

Dibandingkan dengan saat ini, maka 1,500 tahun yg lalu itu termasuk masa primitif walaupun kita
juga tahu bahwa telah ada perdagangan bebas menggunakan kafilah onta, dlsb...

Tetapi, segala macam ide-ide yg berasal dari 1,500 tahun yang lalu jelas sudah tidak relevan lagi di
masa sekarang.

Dulu manusia masih takjub mendengar kisah petualangan Allah yg menciptakan Adam dan Hawa di
Taman Firdaus. Kita sekarang tidak takjub lagi karena kita tahu bahwa semuanya itu cuma isapan
jempol saja yg dikarang oleh Musa, yg juga kemungkinan besar seorang plagiator.

Kisah itu sudah ada sejak ribuan tahun sebelumnya lagi bahkan sebelum Musa menconteknya;
contekan mana sayangnya akhirnya menjadi bagian dari "kitab suci" di sebagian agama.

Dan itu semuanya terjadi dalam peradaban kontemporer, di era kita saat ini, dan bukan di Lemuria
ataupun Atlantis.

Hikmahnya itu cuma satu sebenarnya. Kalau Lemuria dan Atlantis akhirnya hilang lenyap
tenggelam ke dalam lautan karena manusianya itu bersifat ekstrim, maka kita yg hidup di peradaban
terakhir ini memiliki kesempatan yg sama untuk berbuat sesuatu yg berbeda.

Kita bisa belajar dari kesalahan peradaban masa lalu: Ekstrim selalu menyakitkan, baik bagi diri
sendiri maupun bagi kita sebagai suatu komunitas.

So, akhirnya kita akan menjadi moderat saja.

Kita akan biasa-biasa saja tanpa menyembah ide ini dan itu, tetapi menjalani saja apa yg bisa dan
harus dijalani, tanpa ngotot bahwa harus ada Allah blah blah blah... yg juga tidak akan protes ketika
kita akhirnya menciptakan ide-ide baru yg akan memberikan kedamaian dan ketenteraman bagi
seluruh dunia.

Peace for all, without discrimination based on anything.

------------ ---

29. Penglihatan di Penghujung 2008

T = Mas Leo, saya mau tanya nih. Saya tadi malem mengalami sesuatu yang saya terima sebagai
sebuah penglihatan, sebuah vision, tapi saya nggak ngerti artinya. Saya ngerti dikit, tapi saya belum
bisa mencernanya secara utuh. Mungkin Mas Leo bisa bantu saya? Ceritanya gini, ...
Tadi malem, saya masuk kamar jam 12 lebih dikit. Sebelum tidur saya meditasi, dan saya
mengalami sesuatu yang menurut saya bukan mimpi. Saya merasa saat itu saya sadar, tidak tidur.

Saya merasa melihat diri saya sendiri dalam sebuah ruangan buesar di dalam goa batu. Ruangannya
buesar, dindingnya berwarna kuning emas. Saya melihat diri saya sendiri dari kejauhan sedang
berjalan di sebuah jalan sempit mepet tembok di sebelah kirinya dan jurang di sebelah kanannya.
Lebar jalannya kira-kira 2 meteran lah. Jalan itu menanjak naik, dan saya melihat diri saya sendiri
dari sisi sebelah kanan 'saya' yang di sana, sedang berjalan mendaki jalan itu. Nggak curam sih
naiknya. Landai, tapi arahnya naik. Can you imagine that? Saya melihat diri saya sendiri dari
kejauhan sedang berjalan naik ke arah kanan dalam sebuah ruangan besar dalam goa yang
dindingnya berwarna kuning emas.

Nah di situ saya seperti ngomong sama diri saya sendiri dan Tuhan, gini, "I understand. God, I
understand. Tuhan, aku ngerti."

Lalu setelah itu saya melihat sederetan wayang kulit yang ditata dalam sebuah tempat yang
bertingkat seperti tangga gitu, warna panggungnya coklat kayak karton, susunannya: wayang yang
di sebelah kiri dipasang menghadap ke sebelah kiri saya dan yang kanan menghadap ke sebelah
kanan saya. Saya nggak apal wayang, tapi satu yang jadi fokus saya adalah wayang yang di tengah
yang menghadap ke kiri, mukanya item dan kesannya cowok. Agak gede gitu, kira2 tinggi 60 senti.
Nggak tau sapa.

Nah lalu tiba-tiba 'panggung' tempat wayang itu ditata bergetar hebat sekali. Lalu saya mendengar
suara yang bertanya pada saya, "What do you see?"

Saya jawab, "Saya melihat gempa!"

Waktu itu sempat terbetik juga pikiran, mungkin bukan gempa tapi hanya getaran panggung yang
hebat. Tapi suara itu nggak protes waktu saya jawab saya melihat gempa.

Lalu suara itu tanya lagi, "Apa lagi yang kamu lihat?"

Karena saya melihat wayang itu khas Jawa saya jawab, "Saya melihat Jawa!"

Lalu suara itu menyuruh saya gini, "Make a choice!"

Suara itu menyuruh saya memilih di antara wayang-wayang itu. Saya merasa saya memiih wayang
yang berada di pojok kanan dengan cara menengok ke arah itu. Anehnya, wayang yang saya lihat
itu tidak seperti wayang yang lain. Waktu itu wayang yang lain jadi terlihat seragam kayak balok-
balok kayu kecil ukuran tinggi 10 senti gitu, dan di ujung kanan ada lima bentuk 3 dimensi dari
kayu yang saya liat, kayak wayang Sunda gitu, tapi kecil-kecil, warnanya coklat muda kayak
diplitur gitu. Bentuknya ada yang tinggi ada yang bulet pendek, dll.

Saya belum ngeh sampai suara itu bilang lagi sama saya, "Hmm, Punakawan. Good choice!"

Saya baru ngeh, iya itu emang bentuk punakawan. Yang saya liat jelas itu yang tinggi satu, mungkin
Petruk atau Gareng dan satu yang pendek bulet, mungkin Bagong atau Semar. Eh, saya baru sadar
sekarang, itu katanya Punakawan tapi kok lima ya? Punakawan kan cuma empat ya? Apa saya salah
liat ya?

Habis itu, saya kembali diperlihatkan panggung wayang yang tadi. Dan saya melihat getaran
panggung itu makin hebat. Suara itu tanya lagi, "What do you see?"

Saya jawab, "Saya melihat gempa makin hebat!"

Lalu saya diperlihatkan Candi Borobudur yang keliatan dari kejauhan, keliatan kecil gitu.

Suara itu tanya, "Apa yang kamu lihat?"

Saya jawab, "Saya melihat Borobudur. Candi Borobudur!"

Habis itu saya seperti mau diperlihatkan banyak hal lain lagi, tapi saya menolak. Saya bilang,
"Udah Tuhan, udah! Udah cukup! Udah cukup!"

Jujur waktu itu saya takut. Saya takut kalau-kalau ini sebuah ramalan tentang kejadian buruk yang
akan terjadi. Saya menolak, tapi sepertinya saya terus ditekan untuk melihat. Saya menolak terus,
dan akhirnya saya hanya diem aja dan diem, nggak diperlihatkan apa-apa lagi. Saya diem sejenak
sebelum akhirnya saya membuka mata saya dan ternganga, bertanya-tanya apa yang baru saja saya
alami.

Saya lalu SMS mengirim kata-kata kunci dalam mimpi saya ke seorang teman saya in case saya
bangun tidur nanti lupa. Lalu saya inget saya punya HP yang bisa buat ngerekam suara, lalu saya
rekam apa yang saya lihat barusan dalam bentuk suara. Waktu saya selesai merekam, waktu
menunjukkan jam 1 tepat. Jadi seluruh penglihatan tadi saya terima hanya dalam waktu kurang
lebih 45 menit.

Saya bertanya-tanya apa arti dari yang barusan saya alami. Kadang-kadang dalam hal mimpi saya
bisa langsung ngeh, dhong arti mimpi saya, tapi kadang-kadang juga butuh mengalami sesuatu dulu
baru saya ngeh. Dan seperti biasanya, selalu ada kepingan-kepingan puzzle yang menyatu.

Siang sebelumnya saya membaca di sebuah blog, lupa di mana, topiknya juga nggak ada
hubungannya dengan mimpi saya, tapi yang langsung nyanthel waktu itu adalah kata-kata yang
bunyinya kira-kira gini, "Tundalah arti. Endapkan. Renungkan."

Lalu saya menunda mengartikan apa yang barusan saya lihat. Saya lalu mencoba meditasi lagi tapi
udah ngantuk. Saya lalu tidur, berharap ada mimpi yang bisa menjelaskan arti penglihatan itu.

Sayangnya sampai saya bangun tadi pagi saya belum juga ngerti banget arti penglihatan itu. Mas
Leo Ada yang bisa bantu menerjemahkan penglihatan saya itu? Terima kasih sebelumnya.

J = Terima kasih atas sharing penglihatan yg begitu luar biasa dari Mas B. Terus terang, saya merasa
seperti melihat bayangan Ezekiel. Ini Nabi Ezekiel yg kitabnya ada di Alkitab bagian Perjanjian
Lama dan menceritakan kisah ketika dia mengalami suatu penglihatan tentang Baitullah di
Yerusalem di "masa depan". Baitullah itu bentuknya akan seperti Candi Borobudur yg memiliki
empat sisi sama panjang. Itu bayangan yg muncul di dalam pikiran saya ketika membaca tulisan
anda tentang penglihatan yg anda alami.

Ada prolog seperti berjalan di dalam ruangan goa yg besar sekali. Goa itu simbol dari kehidupan
kita di dunia ini. Di dalam dunia fisik, dimensi ruang dan waktu, kita diibaratkan hidup di dalam
"goa". Filsuf Yunani yg bernama Plato sudah pernah menulis ribuan tahun lalu bahwa manusia di
atas bumi ini seperti manusia yg hidup di dalam goa; artinya bahwa apa yg kita lihat dan rasakan
cuma sebatas dimensi ruang dan waktu saja, pedahal di luar goa itu ada banyak pemandangan,
gunung, laut, kota-kota, mall, kesenian, dan segala macam hal lainnya yg tidak terpikirkan oleh
manusia penghuni goa yg tidak pernah keluar dari goanya. Mereka yg menghuni Goa Plato bilang
bahwa goa itu adalah satu-satunya dunia, dan mereka tidak mau keluar dari goa itu. Artinya: mereka
tidak mau keluar dari belief systems mereka bahwa goa itu adalah segalanya, dan bahwa tidak ada
kehidupan di luar goa. Pedahal kita tahu bahwa goa itu terbatas, dan bahwa dunia yg asli itu jauh
lebih luas daripada sekedar goa belaka.

Banyak orang yg sampai sekarang masih hidup di dalam goa. Ada mereka yg ngotot dan ngoyo
memegang belief systems mereka bahwa kita akan menjadi "tamu Allah" kalau pergi ke sudut
tertentu dari goa itu, dan akan tercatat di dalam buku perhitungan yg dipegang oleh Allah the
accountant sehingga nanti setelah mati akan masuk ke dalam Sorga yg letaknya juga di goa itu,
cuma maybe di tingkat lebih atas, blah blah blah...

Ada belief system semacam itu dan banyak jenis belief systems lainnya yg semuanya memiliki
"Cave Paradigm" alias Paradigma Goa. Mereka yg ber-paradigma goa akan memegang patokan
bahwa goa adalah satu-satunya tempat kita hidup, dan memang berlapis emas sehingga rasanya
gimana gituh...

Mereka yg hidup di goa selalu menolak untuk keluar karena di luar goa berisikan segala macam
"Setan". Pedahal Setan itu adanya di dalam pikiran mereka sendiri. Kalau mereka takut, maka
sumber ketakutan itu mereka sebut sebagai "Setan". Kalau mereka takut keluar goa, maka mereka
akan bilang bahwa di luar goa ada "Setan". Pedahal yg namanya "Setan" itu adalah FEAR atau
ketakutan yg adanya di dalam diri mereka sendiri. Manusia goa punya ketakutan untuk keluar goa
karena kalau keluar maka tidak akan bisa masuk "Sorga" yg letaknya di dalam goa juga cuma
sedikit lebih tinggi, but still in a cave.

Anda melihat diri anda sendiri berjalan di dalam goa berlapis emas itu, dan berjalannya ke atas. Ini
adalah simbol bahwa diri anda yg sekarang ternyata menapaki spiritualitas dengan tetap berpegang
pada paradigma goa. Jadi, anda tetap memegang belief systems tentang adanya Sorga dan Neraka,
dan maybe juga Amal dan Ibadah.

Diri anda yg berjalan menapaki spiritualitas goa atau spiritualitas keagamaan itu ternyata sifatnya
konservatif sekali, yg disini disimbolkan dengan dinding kiri. Anda berjalan ke arah atas di dalam
goa dengan berpegang pada dinding kiri. Artinya anda itu konservatif, tradisional, karena anda
percaya bahwa di sebelah kanan itu ada jurang yg terlihat juga di dalam penglihatan itu.

Sisi kanan adalah simbol dari ide-ide revolusioner, dan anda terlihat menghindari itu. Anda
menghindari jurang di sebelah kanan, artinya anda menjauh dari ide revolusioner yg mungkin juga
akan bersifat destruktif. Kalau terlalu revolusioner maka akan jatuh, dan jatuhnya ke dalam jurang
yg anda sendiri lihat di dalam penglihatan.

Setelah anda sampai di puncak perjalananan anda, anda melihat susunan wayang kulit. Wayang-
wayang itu tersusun seperti pada awal pagelaran wayang, rapi berderet-deret. Yg di sebelah kiri
anda menghadap ke arah kiri, dan di sebelah kanan anda menghadap ke arah kanan. Dalam realita
sehari-hari, seharusnya semua wayang itu menghadap ke tengah, jadi yg di sebelah kiri akan
menghadap ke kanan, dan yg di sebelah kanan akan menghadap ke kiri.

Anyway, arti dari segment penglihatan itu juga jelas sekali, yaitu anda beranggapan bahwa orang yg
ada di kiri atau konservatif semuanya akan berjalan ke arah kiri, dan yg ada di sebelah kanan atau
bersifat revolusioner semuanya akan berjalan ke arah kanan. Arah perjalanan mereka diperlihatkan
oleh arah mereka memandang. Yg di kiri memandang ke kiri, dan yg di kanan memandang ke
kanan.
Yg menarik, ternyata anda melihat bahwa wayang yg terdapat di tengah berwajah hitam dan
menghadap ke arah kiri. Wayang yg di tengah itu simbol dari pemimpin keagamaan yg sekarang
ada. Wajahnya hitam legam karena hanya mau mementingkan kekuasaan institusi saja. Bukan
keselamatan jasmani dan rohani dari umat, bukan kesehatan jiwa dari masyarakat banyak,
melainkan hanya kesejahteraan dan kekuasaan dari lembaga agama yg dipimpinnya saja. Hal itu
diperlihatkan secara jelas dengan simbol berupa wajahnya yg berwarna hitam. Menghadap ke arah
kiri lagi. Kiri adalah simbol dari konservatisme, kekolotan dalam memandang segala sesuatu.
Bukan ke arah masa depan di kanan, melainkan ke arah masa lalu di kiri. Bukan ke arah
pembaharuan di kanan, melainkan ke arah pelestarian nilai-nilai tradisi belaka yg berasal dari masa
lalu yg sebenarnya juga sudah tidak relevan lagi.

Tetapi lalu panggung wayang itu bergetar hebat. Dan anda diberikan kesempatan memilih. Getaran
itu cuma simbol bahwa ada sesuatu yg sudah saatnya bergerak. Ada pengambilan keputusan yg
harus dilakukan, termasuk oleh anda juga. Dan anda disitu diberikan kesempatan untuk memilih
wayang yg mana. Wayang adalah simbol dari peranan yg akan kita mainkan di dalam dunia ini.
Dan, ternyata anda mengambil wayang yg berada di sisi kanan alias yg di sisi revolusioner. Dengan
kata lain, anda memilih untuk menjadi liberal sebagai anti-thesis dari mereka yg konservatif dan
berbaris di arah kiri.

Dan ternyata peran yg anda ambil untuk mainkan di dimensi ruang dan waktu ini adalah sebagai
seorang punakawan. Ada empat orang punakawan, dan anda lihat semuanya, tetapi ada satu lagi
punakawan yg anda lihat yg, setahu anda, itu tidak ada. Nah, keempat punakawan itu adalah simbol
dari empat elemen dasar pembentuk alam semesta as well as diri kita, yaitu Udara, Air, Api, dan
Tanah. Tetapi of course ada elemen kelima, yaitu Elemen Roh atau Spirit yg merupakan gabungan
dari keempat elemen itu. So, anda melihat elemen dasar Alam Semesta plus Spirit sebagai bagian
dari cluster wayang atau peran yg anda pilih yg letaknya di sebelah kanan, di sudut liberalisme.

Lalu, ketika anda sudah memilih wayang atau peran apa yg akan anda mainkan di dunia ini, anda
ternyata masih diberikan bentuk penglihatan terakhir, yaitu Candi Borobudur. Nah, Candi
Borobudur itu simbol dari Mandala. Keeempat sisinya itu sama, sama panjang dan sama lebar.
Kalau dilihat dari arah depan, maka Borobudur itu akan tampak sebagai suatu gunung. Gunung atau
Gunungan itu simbol dari Alam Semesta. Tetapi kalau dilihat dari atas maka Borobudur itu akan
tampak sebagai suatu Mandala. Mandala juga merupakan simbol dari Alam Semesta, atau
makrokosmos. Simbol dari diri kita sendiri ketika kita menyatu dengan Alam Semesta atau Buwana
Ageng atau Jagad Gede.

Nah, Borobudur di dalam sistem kebudayaan Jawa itu sinonim dengan Baitullah di dalam sistem
kebudayaan Yahudi. Nabi Ezekiel diperlihatkan ukuran-ukuran bagi Baitullah di Yerusalem.
Baitullah di Yerusalem itu simbol dari Alam Semesta juga, tidak ada bedanya dengan Candi
Borobudur.

So, kesimpulannya apa ? Kesimpulannya very simple sebenarnya, yaitu bahwa anda memang
menapaki semuanya secara fisik dari dalam belief system yg berupa ajaran-ajaran "Goa" (agama-
agama itu semuanya berisikan ajaran "Goa"), dan anda berjalan menapak ke atas dengan hati-hati
sekali sampai anda diberikan pilihan untuk mengambil peran apa. Ternyata peran yg anda ambil
adalah sebagai seorang yg liberal. Mungkin juga seseorang dengan ide-ide revolusioner
(disimbolkan oleh wayang di sebelah kanan yg anda pilih).

Tetapi ternyata panggung wayang sebagai simbol dari dimensi ruang dan waktu itu bergetar terus.
Bergetar sebelum anda diberikan kesempatan memilih, dan bahkan tetap bergetar setelah anda
memilih peran apa yg akan anda mainkan. Getaran itu anda sebut sebagai "gempa" yg juga tidak
salah. Gempa artinya gonjang ganjing, bergerak. Ada yg gonjang-ganjing di Jawa saat ini karena
terjadi pertukaran peran. Banyak orang yg tadinya tidak memainkan peran apapun atau mengikuti
saja sekarang akhirnya diberikan "kesempatan" untuk memilih. Dan anda mungkin membawakan
pesan yg juga muncul di banyak teman-teman lainnya; yaitu bahwa ketika kita diberikan
kesempatan untuk memilih peran akhirnya kita akan memilih peran di sebelah kanan, yaitu peran
sebagai pembaharu.

Terakhir anda diberikan penglihatan berupa Candi Borobudur yg merupakan simbol dari Alam
Semesta atau dunia luas. For your information, kalau anda sudah melihat Candi Borobudur, maka
artinya anda sudah keluar dari dalam goa. You are now OUTSIDE the cave.

Apa yg akan anda lakukan di Alam Semesta itu rupanya berkaitan dengan wayang yg anda pilih.
Anda pilih wayang punakawan yg memiliki ide-ide liberal dan revolusioner. Jalani saja, anda akan
bisa naik dan turun di Candi Borobudur atau Alam Semesta ini dengan peran sebagai seorang
punakawan yg sebenarnya merupakan inkarnasi dewata. Punakawan itu ngeyel to bring their points,
caranya dengan ngeyel-ngeyel, tetapi membawakan nurani yg sering terlupakan oleh mereka yg
memegang kekuasaan dan berkhotbah tentang kebaikan pedahal sebenarnya tentang penumpukan
kekuasaan institusi belaka.

Dan penglihatan yg anda alami merupakan suatu "replika" yg mirip sekali dengan penglihatan yg
diperoleh oleh Nabi Ezekiel ribuan tahun lalu. Ezekiel melihat Baitullah di Yerusalem, anda melihat
Candi Borobudur di Jawa. Candi Borobudur dan Baitullah di Yerusalem merupakan simbol dari
Alam Semesta. Kabah di Mekkah juga merupakan simbol dari Alam Semesta. Ketika anda
memperoleh penglihatan tentang Candi Borobudur, itu sama saja artinya ketika anda memperoleh
penglihatan tentang Baitullah di Yerusalem (seperti diperoleh oleh Nabi Ezekiel). Dan itu sama saja
seperti anda memperoleh penglihatan tentang Kabah di Mekkah. Candi Borobudur, Baitullah di
Yerusalem, dan Kabah di Mekkah merupakan simbol belaka yg artinya adalah keutuhan atau
wholeness.

Walaupun segalanya itu bermula dengan berat yg disimbolkan oleh jalan menanjak di dalam goa.
Dan ketika terjadi juga segala macam getaran-getaran yg anda sebut sebagai "gempa", anda
akhirnya terpaksa harus mengambil suatu peran tertentu yg simbolnya adalah wayang punakawan.
Ketika semuanya sudah anda lakukan, akhirnya anda akan mencapai juga keutuhan atau wholeness
itu. Whole atau utuh artinya complete, lacking nothing.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari bagan Candi Borobudur yg dilihat dari
arah atas. Kalau dilihat dari atas, maka Borobudur merupakan suatu MANDALA. Mandala adalah
simbol dari Alam Semesta yg utuh dan memiliki pusat di tengahnya. Keempat sisinya sama
panjang, dan ada satu titik pusat di tengah yaitu Roh atau Spirit dari segalanya. Spirit kita sebagai
manusia berada di puncak Borobudur yg di diagram ini letaknya persis di tengah. Puncak artinya
tengah, tidak ke kiri maupun ke kanan, tidak ke atas maupun ke bawah, melainkan tetap di tengah.
Diam saja, mengamati saja. Disini dan saat ini saja. Here and now...

------------ ---

30 God-consciousness, God-presence, Thought Adjuster

T = Leo, saya baru baca the Urantia Book abis liat dari ur profile, what do you think about it?

Saya baru baca paper 1, sekilas ada beberapa konsep yg ngingetin saya sama Gnosticism (?)... en
baru baca beberapa halaman, kesannya manusia itu kecil sekali ya? haha
J = Iyalah, manusia itu memang kecil sekali, very small. Even our earth is nothing compared to the
universe. Bumi ini cuma setitik saja dibandingkan alam semesta, itupun titik yg very kecil sekaleh.

T = Saya mau tanya, dari kutipan:

"The existence of God is utterly beyond all possibility of demonstration except for the contact
between the God-consciousness of the human mind and the God-presence of the Thought Adjuster
that indwells the mortal intellect and is bestowed upon man as the free gift of the Universal Father."

Disini kok agak kurang jelas ya... metaphysically speaking, apa bedanya 'God-consciousness' sama
'God-presence' ?

And 'thought adjuster' itu apa consciousness kita?

J = Well, I have never read the Book of Urantia walaupun isinya kurang lebih I know lah, konsep-
konsep New Age biasa saja yg kita sendiri sudah paham, benernya, tapi ditulis dengan bahasa yg
bisa membuat manusia semakin gimana gituh.

Kalau kita bisa melepaskan diri dari konsep-konsep baku, maka itu sudah cukup bagus bagi penulis
buku the Book of Urantia. Konsep baku contohnya adalah Sorga, Neraka, Dosa, Amal, Ibadah,.. dan
Pahala.

God as Santa Claus, atau God as an Accountant, atau God as the Father yg berjenggot lebat dan
punya banyak bidadari telanjang is konsep kuno yg tidak cocok lagi buat kita walaupun tidak juga
dilarang kalau masih mau dipegang, itupun kalau bisa dipegang barangnya.

So, let me try to answer your questions here, based on my own understanding.

God-consciousness is the consciousness atau kesadaran yg ada di diri kita.

Ketika kita sadar bahwa we are part of the whole, maka kita berada di God-consciousness. For
instance, I know I am part of you, and you are part of me, and we are part of everybody else,... and
everybody else is part of us.

Nah, itu kan fakta buat kita, a fact.

Bisa juga dibilang sebagai suatu belief system, in this case belief system yg lebih realistis daripada
yg membedakan manusia based on his or her religion, gender, race, ethnicity, age, sexual
orientation, etc...

Without using religions dan formulanya yg very outdated itu, kita akan bisa mencapai God-
consciousness yg none other than our present consciousness. Kesadaran kita disini dan saat ini saja.

We know that we are aware, we are aware of being aware. Itu yg namanya God consciousness, very
simple kan ?

God-presence mungkin bisa diartikan sebagai suatu energi yg menggerakkan ego kita sehingga
berubah.
Thought adjuster itu bisa diartikan sebagai kemampuan kita untuk merubah belief system kita
sehingga semakin lama semakin universal.

Universal itu artinya tidak membedakan lagi.

Apa bedanya orang Yahudi dan orang Palestina, misalnya. Kalau kita membela orang Palestina dan
mengutuk orang Yahudi, maka artinya kita itu belum universal; artinya kita masih partial, masih
membedakan manusia.

Lalu di saat itu kita akan mulai merasakan God-presence sebagai suatu energi yg mendorong kita
untuk merubah cara berpikir yg membedakan manusia.

Kita yg berpikir bisa dibilang sebagai the "Thought Adjuster".

Siapa yg meng-adjust ? Ya kita sendiri juga.

Diri kita yg meng-adjust itu adalah bagian dari kesadaran kita yg disini disebut sebagai the
"Thought Adjuster".

Lalu ada energi yg mendorong sehingga diri kita sebagai the Thought Adjuster itu mampu untuk
membuat perubahan dalam cara berpikir kita, cara kita memandang dunia ini dan segala isinya.

Kalau tadinya kita mengecam Yahudi dan membela Palestina saja, maka sekarang kita akan
mengecam keduanya karena they have been behaving very irrationally.

They intent to destroy each other, sama gilanya.

Nah, kita akhirnya, dengan bantuan dari God-presence itu, akhirnya akan mampu melakukan
ADJUSTMENT dalam cara berpikir kita.

Kita akan bilang bahwa both the Jews and the Palestinians are too much.

Mereka sudah keterlaluan, dan kalau mereka tidak sadar juga, maka mereka akan destroy each other
as they have been doing for tens of years, for half a century now.

Thought Adjuster itu berjalan terus menerus karena ada God-presence atau energi yg
menggerakkan.

Ini proses yg simultaneous, berjalan apa adanya terus menerus.

Kalau kita mau menjadi diri sendiri saja dan jujur, maka God-presence dan Thought Adjuster itu
akan berjalan berdampingan sehingga sooner or later kita akan menjadi orang universal yg tidak
akan membedakan lagi segala macam manusia. Semuanya sama saja,

Nah, segalanya itu berlangsung di dalam ruang lingkup God-consciousness atawa Kesadaran Illahi
or, for practical purposes, bisa juga dibilang sebagai kesadaran sehari-hari.

There's nothing special here. It's only our everyday consciousness.

The very consciousness that is in you which is exactly the same as the consciousness that is in me
and in everybody else.
------------ ---

31. Tuhan, Manusia, dan Kebebasan Beragama

Tanya-jawab ini berasal dari Milis SI <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual- indonesia>, dan
bolanya mulai dilempar pertama kali oleh seorang rekan yg berasal dari Blambangan, Jatim, yg
menulis sbb:

Mbah-mbah & sedulur milis, mana yg PAS...??? TUHAN yang MENCIPTAKAN MANUSIA atau
MANUSIA yang MENG-ADA-KAN TUHAN...???

Bocah Angon - Blambangan

Bola mana langsung disambut oleh seorang pria dari Kota Solo, Jateng, sbb:

Ini hanyalah masalah kepercayaan (tidak ada benar dan salah, benar dan salah itu saya ingat ketika
masih SD dikasih pertanyaan di selembar kertas soal lalu disuruh melingkari B atau S untuk
menjawabnya) .

Kalau mempercayai Tuhan menciptakan manusia, biasanya satu set dengan kepercayaan nasib
berada di tangan Tuhan. Kalau mempercayai manusia yang menciptakan Tuhan, maka biasanya
orang yang memilih menentukan nasib sendiri.

Keduanya pilihan yang enak nan nikmat mak nyusssss....

Saya memilih yang kedua.

Salam,
W

Nah, saya kan menjadi panas mendengar Blambangan dan Solo sudah saling menjemput bola,
pedahal kan saya di Jakarta ceritanya menjadi penjaga gawang, sehingga mau tidak mau akhirnya
meluncurlah bola ghoib dari tangan saya yg langsung ketak-ketik, sbb:

Segala macam sebutan yg kita berikan untuk Tuhan adalah buatan kita sendiri, termasuk:

1. Allah yg maha rahim


2. Allah yg maha adil
3. Allah yg maha tahu
4. Allah yg maha gimana gituh, dll...

Itu semua merupakan hasil pemikiran manusia, konsep belaka, dan bisa juga berwujud menjadi
sesuatu yg nyata karena segalanya adalah permainan pikiran, mind game. So, selama ini ternyata
kita menyembah konsep doang. Menyembah konsep berarti musyrik dan syirik. Karena semua
orang-orang agama itu menyembah konsep doang, maka artinya mereka itulah yg musyrik dan
syirik.

Leo

Saya pikir the conversation berakhir sampai situ saja, ternyata tidak. The bocah angon from
Blambangan ternyata mengomentari lagi komentar saya, sbb:

Mbahne LEO,

Sepertinya yg di milis ini pada banyak yg PAHAM banget kok siapa Mbahne LEO yg rada-rada
gimana gitcu....PLETHAAAK, JEDAAAAAR.. JEDEEERRR, JEGUEEEEERRR. .. he.. he...

Jika menurut Mbahne TUHAN adalah KONSEP akal dan Pikiran manusia, berarti yg PAS yg mana
neh Mbah... ??

Karena saya ditanya, maka saya akan menjawab, sbb:

Yg pas yg mana terserah orangnya masing-masing. Aku ini kan nggak pernah ngajarin orang harus
begini atau begitu. Paling jauh aku sharing tentang pilihan, yaitu apapun yg kita lakukan ada
konsekwensinya.

Kalau mau memilih sesuatu yg memungkinkan untuk dijalani, ya pilihlah. Konsekwensinya


tanggung dhewe-dhewe.

Aku hampir tidak pernah bicara tentang benar atau salah karena segalanya itu relatif. Kalau percaya
sesuatu sebagai benar, maka benarlah itu. Kalau percaya sesuatu sebagai salah, maka salahlah itu.

Everything depends on us.

Tetapi kalau aku ngomong seperti itu yg akan gatel-gatel kepalanya adalah orang yg jualan agama
karena agama itu memakai teknik "pressure". Kalau bisa merasakan, orang-orang agama itu
berbicara dengan menekan ke "bawah". Mereka menggunakan cakra-cakra bawah walaupun
membawa-bawa nama Allah dsb...

Pada pihak lain, kita harus akui juga bahwa orang-orang agama tradisional bisa membantu sebagian
orang yg merasa PAS. It's ok. Kalau merasa pas beragama, ya beragamalah. Kalau sudah tidak
merasa pas, maka bisa ditinggalkan saja.

Ada pangsa pasar masing-masing, yg tergantung dari pilihan orangnya sendiri. Kalau masih mau
mengumpulkan pahala melalui amal dan ibadah, maka itu juga tidak salah, memangnya kenapa ?

Itu yg namanya HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom).

Yg orang tidak paham adalah bahwa HAM Kebebasan Beragama termasuk juga HAM untuk tidak
beragama sama sekali. HAM untuk syiar agama termasuk juga HAM untuk syiar atheisme,
namanya FREE SPEECH, atau HAM Kebebasan Berpendapat.
Semuanya itu simple sekali, sebenarnya, kalau kita mau berpikir dan berbicara secara logis dan
rasional tanpa membawa-bawa segala konsep pembodohan massal yg ditawarkan oleh orang-orang
agamis.

Setahu saya, memang cuma Milis Spiritual Indonesia <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual-
indonesia> ini yg secara konsekwen menerapkan prinsip-prinsip HAM Universal, walaupun tetap
saja saya harus menjaga gawang. Kalau saya tidak jaga, akan masuklah segala macam caci maki
dari orang-orang yg merasa dirinya diridhoi oleh Allah yg sebenarnya cuma merupakan figment of
their own imaginations saja.

Mereka merasa memiliki "kebenaran", pedahal kita disini tahu bahwa kebenaran yg mereka
sohorkan itu cuma rekayasa belaka. For example, slogan "agama terakhir dan sempurna" is a
rekayasa. It's nothing more than iklan buat jualan agama. Agama-agama itu semuanya jualan,
ujung-ujungnya duit. UUD. Buat jualan itu perlu iklan, maka diciptakanlah al. iklan dengan slogan
"agama yg terakhir dan sempurna."

Leo

Lastly, the cah angon from Blambangan menulis lagi, sbb:

Mbahne LEO,

Biyuh...biyuh lah kok PANJANG dan LEBAR banget yah paparannya. Jangan PANJANG-
PANJANG mbahne.... ntar kaciaaaaan Ibuk-ibuk dan jangan LEBAR-LEBAR ntar kaciaaaannn
sama Bapak-bapak. .. keks.. keks...

Sebenarnya pendapatnya Mbahne LEO dalam postingan sebelumnya sudah cukup mengisyaratkan
dan menjelaskan pada dua pertanyaan yang saya maksud dengan "MANUSIALAH yang meng-
ADA-kan TUHAN" dengan segala sebutan ke-MAHAANNYA. . he.. he...

Artinya TUHAN itu tidak akan ADA kalau tidak ada manusia yang meng-ADA-kan, baik dalam
PIKIRAN maupun ANGAN-ANGANNYA ataupun berupa KONSEP sekalipun. Begitu juga
sebaliknya adanya orang yang meng-TIADA-kan TUHAN...yo toh mbah... ??

Ananing Gusti sebab ono Kawulo, yen ora ono Kawulo mesti ora ono Gusti.

Mo disebut Gusti Agung, Gusti Randha, Gusti YMK ato Gusti PRABU wes sak karepe Kawulo
nyebut piye penake.

Wong saya tadi pingin NGITHIK-ITHIK Mbahne LEO saja, mosok kaesyikan JOGO GAWANG
teyuuuuuuuuussss.

Sesekali dadi STRICKER NENDHANG Bola kenopo... ???

Monggo mbahne klu masih belon CAPEK... ditendhang lagi Bolanya.

Ngeloyor nggembol Bal Bekel.

+
Komentar mana saya diemin aja sampe sekarang because the answer is very clear, everybody can
see that God is only a concept. Ngapain nyembah konsep, ya gak? ya gak?

Demonstrasi menuntut penegakan HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom) di Indonesia.

------------ ---

32. George Bush Kebal Santet, Obama Juga

Mbak A di Jakarta pertama kali mengajukan pertanyaan, sbb:

Mas Leo, kalo dari tengkuk keluar jarum itu kenapa? Apa itu yang namanya santet? Sebenarnya
saya enggak percaya sama yang namanya santet dan sejenisnya. Tapi sejak saya lihat sendiri jarum
keluar dari tengkuk anak saya yang juga disaksikan oleh beberapa orang temannya, saya mulai
mikir bahwa santet itu ada. Kejadiannya Desember 2006

Gimana cara deteksinya, jangan-jangan masih ada lagi barang yang nyangkut di badan anak saya.
Apa bisa saya tahu apa maksud dan tujuan si pengirim santet itu tadi dan kira-kira siapa?
Pertanyaan ini udah pernah saya tanyakan melalui FB, tapi enggak ada balasannya. Sebab itu saya
coba tanya lewat millis, karena saya kepikiran terus tentang kejadian ini Terima kasih atas waktunya
menjawab pertanyaan saya ini.

Nah, karena ditanya langsung di milis, mau tidak mau akhirnya saya jawab juga, begini jawaban
saya:

Terus terang saya belum pernah menyaksikan sendiri jarum keluar dari tubuh manusia, walaupun
saya pernah diceritakan oleh teman yg mengalaminya. Teman ini bilang bahwa ada orang yg bisa
mengeluarkan jarum-jarum dari tubuhnya. Teman ini namanya Mbak V, dan dia memang sedang
bermasalah. Terus ada yg mengajak untuk bertemu dengan seseorang yg disebut orang "pintar".

Nah, si orang "pintar" ini, maybe karena saking pintarnya akhirnya bisa mengeluarkan berbagai
jarum dan rambut juga dari tubuh Mbak V. Mbak V lalu stress dan telpon saya, minta ketemu.
Pertanyaannya sama: Apakah ada yg santet ?

Saya jawab TIDAK. Tidak ada yg santet.

"Lalu kenapa jarum dan rambut itu bisa keluar dari tubuh saya ?" tanya Mbak V.

Saya jawab, karena orang "pintar" itu memang memiliki keahlian untuk mengeluarkan segala
macam benda dari tubuh manusia. Benda-benda itu sebenarnya tidak ada di tubuh manusia, tetapi si
orang "pintar" itu memiliki tricks untuk creates benda-benda semacam itu sehingga bisa terlihat
keluar dari tubuh pasiennya.

Ini suatu ilmu khusus yg bisa dipelajari juga kalau mau, dan mostly merupakan tricks, semacam
sulap juga. Gunanya tentu saja untuk membantu manusia supaya merasa sembuh blah blah blah...
Kalau orang merasa disantet, dan santetnya akhirnya keluar dalam bentuk jarum, beling, rambut,
dsb... tentu saja orangnya akan bisa sembuh.

Pedahal tidak ada yg masuk dan tidak ada yg keluar. Yg bermain disini cuma si orang "pintar" itu
dengan kemampuannya untuk menjalankan tricks model itu. Mungkin teman-teman lainnya bisa
menjelaskan dari sudut pandang yg berbeda, silahkan.

Lalu Mbak DS di Amerika Serikat ikut nimbrung, tulisnya:

Ikut rembuk ya,

Iya betul yang disampaikan Mas Leo ini karena saya pribadi sudah pernah melihat cara seseorang
yang dibilang "Orang Pintar" mengeluarkan benda-benda seperti itu dari dalam tubuh manusia.

Bahkan ketika orang itu berpaling ke saya, tau-tau dia juga mengusap satu anggota tubuh saya dan
di ulu hati (waktu itu saya sedang mengandung anak pertama), melalui media telur yang dibawa
saudara saya dari rumah... tau-tau keluar kalau dihitung ada 11 jarum yang sudah nampak berkarat
keluar dari tubuh saya.

Menurut beliau, ada yang kurang suka dengan saya, dan terus bertanya apakah di kantor ada
musuhlah, atau di sekitar rumah mungkin ada yang dengki dlsb.

Tapi itu tadi... saya tidak merasa apapun, dan sampai saat ini tidak mempercayai bahwa itu betul
keluar dari tubuh saya, instink saya ketika itu berlangsung pun, saya merasa hanya seperti
berhadapan dengan seorang pesulap yang handal.

Jadi saya setuju buanget dengan jabaran Mas Leo. Mending periksakan saja ke medis, dan yakinkan
bahwa Tuhan jualah kelak yang menghindarkan kita dari segala penyakit bila kita memintanya

Lalu Mas W di Kota Solo ikut menimpali, sbb:

Mas Leo,

Di Barat banyak kasus bahwa material logam bisa berada di dalam tubuh, namun ternyata ketika
diamati/dicermati sejak kecil, seorang anak dengan tidak sadar pernah memasukkan material dari
luar ke dalam tubuh melalui mulutnya, cara mengeluarkan tentunya juga melalui operasi bedah.

Seorang anak biasanya suka mencoba menghisap/memasukka n banyak hal ke dalam mulutnya. Di
Barat banyak kasus-kasus material di dalam tubuh, namun proses masuknya adalah karena
kebiasaan yg tidak disadari dari kecil. Waktu kecil saya suka menggigit selimut, sehingga bahan-
bahan selimut pernah menyesaki paru-paru saya.

Perlu kejujuran analisa dalam menyikapi hal-hal tsb.

Mas DP di Papua tanpa ragu membagi pengalaman pribadinya, sbb:


Mas Leo,

Sharing soal santet yang saya ketahui memang ada dan itu bantuan lewat jin. Jadi yang membawa
jarum dll-nya kedalam tubuh adalah jin tersebut. Saya jg pernah mengalami beberapa kali
membantu bahkan pernah juga bantu kepada Ibu A, saudara Mas Leo sendiri. Setelah Ibu A pulang
dari rumah saya, saat saya makan siang 'diserang' ratusan lalat hijau. Bukan puluhan, tapi ratusan
lalat hijau datang ke dalam rumah lewat dari belakang rumah. Kebetulan istri saya juga melihatnya,
kemudian saya baca 'mantra' dan gak lama kemudian lalat hijau tersebut pergi dan hilang dari
rumah entah kemana.

Saya tahu bahwa yg kirim itu adalah 'dukunnya' yang kirim sesuatu ke Ibu A. Banyak misteri yang
saya temui hal-hal yg demikian dalam kehidupan saya. Namun karena saya percaya kepada Yang
Satu, maka saya aman dari kiriman dari jenis itu, dan kalaupun ada biasanya gak sampai ke
sasarannya. Tips untuk rekan-rekan, jika sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya
masing-masing hendaknya lebih waspada dengan hal-hal yang demikian. Anggap itu bagian dari
cobaan dari Tuhanmu.

Anda bagaikan lilin, obor yang sedang menyala, seperti pada malam atau pagi hari. Maka akan
banyak 'laron-laron' yang akan mendatangimu, jangan takut mereka tidak akan masuk ke dalam
dirimu karena dirimu sudah dilindungi 'bohlam' dan jika bisa masuk, maka akan kena strum dari
dirimu.

Mas S di Australia juga ikut nimbrung, begini katanya:

Rekan rekan,

Materialisasi dematerialisasi itu bisa dijelaskan sedikit melalui logika. Bell penemu telephone,
melakukan konversi dari materi suara menjadi aliran listrik dan di ujung lain kembali dikonversi
menjadi suara kembali.

Modem yang kita kenal [mo|dulator - dem|odulator] juga bekerja dengan prinsip yang sama,
konversi suara itu dirubah menjadi bentuk digital sehingga bukan saja bisa dikirimkan lewat kabel
atau nirkabel, melainkan juga bisa disimpan sebagai data. Mistik sains yang lain tentunya radio,
televisi dan sekarang internet.

Hantu sains juga sudah mulai diuji coba, dematerialisasi ini diberi nama hologram bukan hantu.
Tujuannya seorang bisa menjadi speaker di tempat yang berbeda, dan dia tampil dalam bentuk tiga
dimensi mirip seperti aslinya, jadi tidak ditampilkan di layar komputer.

Jadi kembali ke soal santet menyantet ini, itu bukanlah hal yang tidak masuk akal dan sangat
dimungkinkan. Yang berbeda hanya yang satu komat kamit memanfaatkan frekwensi alam tertentu
sedangkan sains memanfaatkan frekwensi alam yang bisa di deteksi oleh teknologi.

Saya pribadi pernah menyaksikan seorang calon penganten, malam harinya rambut panjangnya
bergumpal menjadi pendek dan bagian itu sama sekali tidak bisa digunting. Akhirnya rambutnya
terpaksa dipotong pendek di bagian yang tidak kena gumpalan tersebut.

Mas D di Jogja ikut urun pendapat, sbb:


Sedikit nimbrung, mudah-mudahan bukan menjadi penilaian.

Santet = Mempengaruhi. Hal utk kebaikan atau menghancurkan. Cara kerja dengan mempengaruhi
korban pada titik ''frekuensi program lengah''. Bagi yg tidak percaya boleh saja, tapi tidak perlu
sekalipun ingin membuktikan.

Santet sebuah frekuensi program energi +... dan tidak mesti berujud dalam ukuran ''materi'', namun
bukan tidak mungkin bila transisi energi bsa sinkron menguasai kondisi korban sepenuhnya.

Santet bukan untuk dibuktikan, tapi bukan berarti tidak ada... Kecemasan yg berlebihan sangat tidak
disarankan, lebih baik dialihkan untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Sumber...

Lalu Mas S di Australia menanggapi kembali, sbb:

Terkadang justru disini dilemanya :(

Banyak orang mengira dengan sering mendekatkan diri semisal rajin sembahyang maka akan
terhindar dari hal hal negatif ini. Tapi justru terkadang sebaliknya.

Orang yang sama sekali tidak percaya, tanpa disadarinya akan membentuk benteng energi [+/yang]
di seputar dirinya. Sehingga kemungkinan dipengaruhi menjadi kecil.

Orang orang primitif atau yang percaya hal hal spiritual sebaliknya membuka frekwensi ke alam
alam tertentu. Karena itu kisah kisah seperti ini lebih banyak didengar.

Salah satu cara yang mungkin perlu direnungkan adalah melakukan evaluasi diri sendiri masing
masing, menghindarkan pernah melakukan sesuatu yang membuat sakit hati orang lain. Menjaga
mulut adalah salah satu kunci disini. Bersabar secara murni bisa mengembangkan energi [-/yin]
yang sebenarnya ampuh menolak hal hal negatif ini...

Santet yang masih berupa paku, jarum, dll mungkin bisa dikatakan transfer energi rendah, yang
paling berbahaya justru transfer energi yang tidak mudah dideteksi berupa tempelan yg lebih halus
sifatnya. Yang paling jahat adalah yang memanfaatkan anak-anak kecil karena anak kecil memang
lebih mudah untuk dijadikan medium.

Jadi yang paling mudah adalah tidak percaya, karena ini akan membuat benteng getaran yang kuat
beserta menjaga laku keseharian.

Tetapi yang kepalang setengah percaya apa tidak, apa boleh buat alam-alam energi ini banyak sekali
hal hal yang berada diluar logika. Apa boleh buat memang begitu adanya.

Terakhir, Mas I di Padang menyimpulkan semuanya, sbb:

Efek kata-kata negatif dan kata-kata positif. Kita pernah membicarakan hal ini, walaupun dalam
versi yang berbeda, dan mungkin ini sekedar mengingatkan kembali tentang the power of mind dan
the power of spirit.
------------ ---

33. Apa sih agama?

Friends, berikut percakapan antara seorang rekan (D) di Vienna, Austria, dan saya (L) di Jakarta.
Semoga bermanfaat.

D = Dari segala penjuru Milis Spiritual Indonesia ini tersembur kata "agama", padahal yang di-
konsepsikan seringkali beda. Seorang Muslim ketat syariat memaksudkannya beda dengan umat
Kristen, umat Kristen lain dengan umat Buddha, umat Konghucu. Dll. Hanya dalam Islam diberikan
definisi "agama" yang datang dari langit "Din".

L = Ya, definisi agama memang berbeda-beda. Saya sendiri berulang-kali menulis bahwa agama
adalah "what you call agama". Apa yg kita mau bilang sebagai agama, maka itulah agama. Dengan
kata lain, apa yg kita maksud dengan agama memang merupakan hasil dari daya cipta kita sendiri.
Sejauh mana imajinasi kita mau bermain, maka sejauh itu pula permainan yg kita sebut sebagai
agama itu akan diterapkan.

Ada yg bilang bahwa agama adalah pengaturan yg dibawa oleh nabi-nabi yg tidak lain dan tidak
bukan merupakan manusia biasa saja seperti anda dan saya, cuma kebetulan memiliki missi untuk
mencerahkan manusia lainnya, atau kebetulan telah memperoleh "pencerahan" lebih dahulu, dan
cepat atau lambat kita semua akan mengalami "pencerahan" pula. Jadi, cuma soal waktu saja, siapa
yg lebih dahulu dan siapa yg lebih belakangan.

Ada pula yg bilang bahwa agama datang dari langit, jatuh gedebuk seperti pecahan meteor dan
tinggal dipungut saja oleh manusia-manusia lainnya yg terkagum-kagum ketika menyadari bahwa
Allah ternyata begitu baik hati menurunkan kitab suci dari atas langit.

Pedahal kisah seperti itu cuma sahibul hikayat saja. Yg benar adalah bahwa segalanya yg akhirnya
diyakini sebagai ayat-ayat suci semuanya keluar dari mulut manusia biasa-biasa saja, tidak ada
bedanya dengan anda dan saya, walaupun manusia itu mengaku memperoleh ayat-ayat itu dari
malaikat yg sebenarnya juga cuma merupakan produk halusinasi dari manusia itu saja.

Ketika seseorang sedang stress berat, maka sangatlah wajar ketika orang itu berhalusinasi dan
merasakan bertemu dengan "malaikat". Pedahal orang-orang lain yg ada di sekitarnya sama sekali
tidak melihat apapun. Malaikat yg dilihat oleh orang itu merupakan SIMBOL dari kesadaran di diri
orang itu sendiri. Bisa juga dikatakan sebagai kesadaran yg lebih tinggi atau "higher self".

Malaikat itu asal katanya "malak", dari Bahasa Ibrani. Dalam Bahasa Inggris disebut sebagai
"angel", dan dalam Bahasa Yunani disebut sebagai "angelos".

Arti dari kata angelos, angel, malak, atau malaikat itu sendiri adalah "penyampai pesan".
Penyampai pesan dari siapa ? Jawab: dari Tuhan atau Allah.

Pesan dari Allah itu disampaikan melalui malaikat yg adanya di dalam kesadaran di diri si manusia
itu sendiri. Allah yg dibicarakan itu juga adanya di dalam kesadaran si manusia itu sendiri. Bukan
Allah yg dari atas langit melemparkan ayat yg jatuh gedebuk ke atas tanah dan lalu dipungut oleh
manusia itu, melainkan Allah yg adanya di dalam KESADARAN (consciousness) manusia itu
sendiri. Yg menyampaikan pesan juga adanya di dalam kesadaran manusia itu sendiri.

So, sebenarnya yg bermain itu ternyata semata kesadaran (consciousness) yg adanya di diri
manusia. Ada aktor yg dinamakan "malaikat", lalu ada "Allah", lalu ada pesan dari Allah itu yg
diucapkan. Tetapi semuanya itu sebenarnya terjadi di dalam pikiran si manusia itu sendiri. Di dalam
pikiran, mind.

Ini semuanya tentang pikiran dan kesadaran, semuanya abstrak, berasal dan bermuara di kesadaran
manusia. Malaikat itu adanya di dalam kesadaran / consciousness / pikiran / mind manusianya
sendiri. Begitu juga Allah yg adanya di dalam kesadaran manusianya sendiri, termasuk di dalam
kesadaran anda dan saya.

Pesan yg disampaikan oleh "malaikat" itu tentu saja berkaitan dengan hal-hal konkrit berupa apa yg
harus dilakukan dalam kehidupan, dlsb... Bisa juga dikatakan sebagai kontemplasi dari si manusia
itu sendiri yg lalu keluar sebagai "pesan" dari Allah.

Pesan dari Allah itu lalu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dinamakan sebagai "ayat-
ayat suci". Tetapi namanya "suci" bukan karena memang suci dari sononya. Suci itu disebut sebagai
"suci" karena disebut begitu oleh manusianya sendiri. Jadi, jelaslah tidak ada yg datang dari langit,
semuanya keluar dari mulut manusia saja.

Bisa si manusia itu berucap seolah-olah Allah yg berkata, pedahal yg berkata-kata itu adalah si
manusia itu sendiri. Dalam Bahasa Arab namanya adalah ber-nubuah, dan manusianya disebut nabi
atau nabiah.

Ber-nubuah artinya mengucapkan sesuatu atas nama Allah, seolah-olah Allah yg berbicara, pedahal
yg berbicara itu si manusia sendiri, dan Allah itu cuma suatu konsep yg ada di dalam pikirannya.
Malaikat juga cuma sesuatu yg ada di dalam pikiran si manusia itu sendiri.

So, segala kegiatan per-nubuah-an itu cuma berputar di dalam KESADARAN di dalam diri manusia
itu sendiri yg berkomunikasi dengan bagian lainnya. One part of his consciousness was talking to
another part of his consciousness. Jadi, seperti si manusia itu berkomunikasi dengan dirinya sendiri
saja. Itu prosesnya.

D = Kita biasa mempelajari Tuhan dan agama melalui Theology. Theology adalah sebuah kata yang
berasal dari bahasa romawi (latin) Theos yang artinya Tuhan dan Logos yang artinya firman atau
wahyu. Theology artinya ilmu yang mempelajari Tuhan berdasarkan firman atau wahyu.

L = Ya, memang seperti itu. Segalanya itu merupakan hasil pemikiran manusia.

Yg disebut agama isinya adalah pemikiran manusia. Syariat itu pemikiran manusia, haram dan halal
itu pemikiran manusia, bahkan Allah yg digembar-gemborkan itu merupakan SIMBOL dari sesuatu
yg adanya di dalam pikiran manusia.

Bukan berarti bahwa Tuhan itu tidak ada. Tuhan itu BISA diasumsikan sebagai ada, tetapi adanya
itu di dalam kesadaran di diri manusia. Ketika anda diam saja, anda akan bisa merasakan bahwa
kesadaran anda itu satu dengan seluruh alam semesta, dengan sesuatu yg anda anggap lebih tinggi
dari anda.

Apakah yg anda rasakan ketika anda diam itu kalau bukan kesadaran illahi, God consciousness ?

Cuma itu saja, dan bukan segala macam syariat atau berbagai macam pemikiran yg bukannya
mendekatkan anda dan saya kepada yg essensial malahan akan semakin menjauhkan anda dan saya
dari Allah, God, atau Tuhan.

It's very simple.

Allah is very simple, kita saja yg membuatnya menjadi complicated. Allah itu ADA di dalam
kesadaran di diri anda, saya, dan siapa saja... dan agama cuma merupakan hasil pemikiran manusia
saja.

Tetapi, terutama di Indonesia ini, pengertian tentang Allah itu sudah begitu rancunya sehingga
banyak orang kehilangan orientasi. Kenapa pengertian tentang Allah menjadi rancu ? Jawab: karena
ada agama yg mengajarkan bahwa God atau Allah itu adanya DI LUAR kesadaran manusia.

Seolah-olah Allah itu adanya di outer space, jauh di atas sana, dan kita harus melakukan amal
ibadah atau berteriak-teriak supaya diberikan perhatian oleh Alah.

Pedahal Allah itu lebih dekat daripada urat leher kita. Apa yg lebih dekat kepada diri kita daripada
urat leher kita ? Jawab: kesadaran kita. Yg paling dekat dengan kita adalah kesadaran kita, dan
disitulah Allah berada.

------------ ---

34. Mimpi Disuruh Pake Baju Merah sama Saya

T = Sore Mas Leo, apa kabar ?

Mudah-mudahan sehat selalu, mas. Udah lama gak kontak Mas Leo, tapi aku masih ngikuti Milis
Spiritual Indonesia walaupun pasif. Tanya arti mimpi dong mas, karena tokohnya Mas Leo sendiri
yang muncul di mimpiku. Padahal kita belum pernah kopi darat.

Mimpinya:

Mas Leo di dekatku (+/- 5m) dan lagi ngobrol dengan orang lain, kayaknya ngobrolnya asyik
banget, jadi aku merasa gak enak kalo harus motong percakapan Mas Leo, walaupun cuman sekedar
say helo. Di mimpi itu akhirnya aku coba kontak Mas Leo dengan konsentrasi di mata ketiga.

Selang beberapa detik kemudian, Mas Leo berpaling ke arahku dan langsung bilang ,"Aku saranin
kamu pake baju warna merah dan kalo bisa yang banyak gambar mercon/petasannya" .

Artinya apa tuh mas, kayaknya aku harus ganti peran ya mas, tapi yang bagaimana?

J = Jawabannya very easy, dear A.

Apa yg muncul di mimpi atau penglihatan kita hanyalah SIMBOL belaka, dan bisa diartikan juga.
Pengartian simbol namanya interpretasi. We interprete our dreams, visions, etc... menggunakan
prinsip sinkronisitas seperti dijelaskan secara gamblang dalam buku best seller "the Celestine
Prophecy".

Sinkronisitas berarti bahwa segala sesuatu yg kita alami memiliki makna atau arti. Tidak ada
sesuatupun yg hampa belaka. Kalau terasa hampa, maka itu hanya perasaan saja yg kemungkinan
merasa begitu karena udah lama nggak ngapa-ngapain which is very normal.

Nah, makna atau arti itu bukan dicari di luar diri kita di dalam segala macam ideologi atau ajaran
keagamaan, melainkan di DALAM diri kita sendiri, di dalam kesadaran kita sendiri.

Carinya dengan bertanya kepada diri kita sendiri dengan JUJUR.

Menurut saya anda itu telah jujur dengan mengikuti segala tanya-jawab ngalor ngidul nggak jelas di
Milis Spiritual Indonesia. Walaupun seringkali kita cuma ngeyel-ngeyel saja, ternyata banyak dari
kita merasa terbantu. Sedikit demi sedikit akhirnya kita BISA melepaskan segala kemelekatan
(attachments) terhadap segala sesuatu yg tidak crucial seperti kebiasaan yg sudah tidak berguna
karena bukannya membantu kita bertambah pintar, tetapi malahan membuat kita bertambah bodoh
saja.

Tetapi, apa yg dianggap orang lain sebagai suatu kepintaran, merupakan kebodohan bagi kita. Kita
tahu bahwa merupakan suatu kebodohan or stupidity untuk berpegangan kepada segala macam
sahibul hikayat yg diajarkan oleh para ulama yg UUD (ujung-ujungnya duit), demi sumbangan-
sumbangan belaka, walopun tetap mengatas-namakan Allah.

Nah, itu kan pembodohan massal yg masih berlangsung terus sampai saat ini, dan kita tahu itu.
Terkadang kita juga PERLU untuk bilang langsung kepada orangnya untuk "shut up".

Cara bilangnya itu mudah saja, yaitu bilang saja "shut up". Untuk bilang orang lain supaya "shut
up" anda PERLU menggunakan tenaga fisik atau tubuh anda sendiri.

Dan mengucapkannya tidak harus dengan kata-kata yg halus ala kromo inggil, tetapi terkadang
perlu membentak juga. Bentaklah ! Bilang saja: "Do your own business !"

Warna MERAH yg muncul di mimpi anda itu adalah simbol dari energi fisik, artinya anda
disarankan oleh alam bawah sadar anda untuk bertindak. Bertindaklah !

Dan bertindaknya juga tidak main-main, melainkan perlu dengan gaya meledak-ledak seperti
mercon. Kalau mau meledak, maka meledaklah, DOR !

So, anda ternyata harus bertindak dengan menggunakan "baju" berwarna merah dan berhiaskan
mercon. Artinya anda perlu mengatakan dengan tindakan bahwa sekarang anda adalah orang yg
berbeda. Anda bukan lagi seperti dulu ketika everybody could take you for granted. Anda berbeda,
dan anda dapat "meledakkan" mercon itu di hadapan orang-orang apabila diperlukan.

Tetapi tentu saja ini semuanya hanyalah SIMBOL belaka. Jelas anda perlu berbicara, tetapi
berbicaranya dengan cara biasa-biasa saja, yg penting orang mengerti bahwa anda sekarang berbeda
dan tidak bisa lagi dibodohi oleh segala macam sahibul hikayat itu.

Saya yg muncul di mimpi anda juga merupakan SIMBOL. I have become a symbol for you and
many other persons too, and I am glad I did.

------------ ---

35. Bola Api dari Timur yg Jatuh di Utara


T = Di hadapan saya ada bola api warna merah kekuningan menyala, jatuh dari langit sebelah
kanan. Dalam mimpi itu saya tidak melihat bolanya langsung, hanya lesatannya saja dari langit.
Saya 'tahu' ujudnya, karena saya telah 'menunggu' kejadian itu datang.

Saya menunjuk arah bola api itu jatuh: Utara. Jadi arah jatuhnya itu dari langit sebelah Timur
(kanan saya).

Dalam mimpi itu, saya tinggal di area bukit. Dan saya melihat semua orang panik atas kejadian itu.
Ada bencana di hadapan mata.

Di depan saya, di atas pagar (warna putih) ada bola cahaya warna biru muda terang. Cahaya yang
begitu sejuk, tenang, dan damai.

Yang saya tahu dalam mimpi itu, akan ada tsunami besar yang disebabkan oleh jatuhnya bola
cahaya pertama. Tetapi, bukannya lari, saya malah menyuruh semua orang masuk rumah saya dan
mengunci semua pintu, karena ada yang mau menjemput kita semua.

Lalu saya melihat mobil mulai bergerak, dan mesti melewati jalan di pesisir pantai terlebih dahulu.
Di pesisir itu sudah ada dinding tanggul yang katanya sih sudah tua sekali umurnya. Dalam susunan
tanggul itu seperti ada kepala-kepala udang besar yang jadi bagian susunan. Susunan yang rapi.

Tsunami pertama datang, masih ombak besar saja. Saya dapat melihat ombak dari jauh. Mobil terus
jalan, tidak terjadi bandang.

Lalu datang tsunami kedua, lebih besar. Arah datang sama, Utara. Bandang setinggi dada sampai
leher di dalam mobil. Mobil terus jalan.

Tsunami ketiga yang paling tinggi. Saya bisa melihat perut ombak itu, warna biru kehijauan. Dan
bandang hanya menyisakan ubun-ubun kepala saja. Dekat ke langit-langit mobil. Saya antara
menahan nafas atau tidak bernafas, yang pasti saya (dan semua penumpang) hidup.

Mobil terus jalan. Lalu belok kiri, jalan menanjak. Terus ke arah bukit/ gunung baru. Semua selamat
di sana.

Banyak pertanyaan saya, tetapi saya belum memiliki pertanyaan yang spesifik. Bila Mas Leo
berkenan, bagilah saya pendapat di mana Mas Leo paling kuat rasakan.. Terima kasih Mas Leo.. :)

J = Terima kasih atas sharing mimpi anda yg sangat menarik ini.

Pertama saya akan mengartikan tentang bola api yg datang dari arah Timur, yg di mimpi itu
letaknya di sebelah kanan anda, dan jatuh di arah Utara.

Arti dari mimpi tentu saja bisa bermacam-macam, tetapi saya mengartikan bahwa apa yg anda lihat
memiliki konotasi politis. Api yg datang dari arah Timur itu berasal dari Amerika Serikat, dan
dibawa oleh pemerintahan Partai Demokrat di AS di bawah Barack Obama. Jatuhnya di arah Utara,
yg saya artikan sebagai Cina. Jadi, Cina akan mengalami "kebakaran" besar di dalam sistem
politiknya yg sebenarnya kita semua sudah tahu. Semua pemerintahan non demokratik dan
menginjak-injak HAM akan habis sedikit demi sedikit. Cina termasuk sedikit negara di dunia yg
masih non demokratik dan menginjak-injak HAM, dan kalau "bola api" dari Amerika Serikat itu
terbang, maka jatuhnya pastilah pada tempat yg paling membutuhkan reformasi, yaitu di Cina
daratan.
Kenapa saya bilang bahwa bola api yg datang dari arah Timur itu berasal dari Amerika Serikat ?
Jawab: Karena kita di Indonesia secara "normal" akan menghadap ke arah Utara, dan sebelah kanan
kita atau arah Timur adalah Amerika Serikat. Utara merupakan simbol dari Cina atau Benua Asia
bagi kita di Indonesia.

Ketika bencana atau reformasi besar-besaran di Cina itu terjadi, semua orang akan panik, tetapi
anda tenang saja karena ada pagar putih di hadapan anda yg berdiri di atas bukit. Pagar putih itu
simbol dari pembatas yg menyatakan bahwa anda sebenarnya tidak terkena. Walaupun semua orang
panik, anda tahu bahwa anda aman saja karena ada pagar putih yg memisahkan diri anda dari
bencana di Utara itu.

Jadi, anda berdiri di atas bukit yg memiliki pagar putih, bahkan ada bola cahaya berwarna biru
terang yg terasa menyejukkan. Bola cahaya berwarna biru terang itu adalah sesuatu yg anda lihat
sebagai suatu "pencerahan" . Ternyata anda itu mengerti bahwa apa yg terjadi di hadapan mata anda
tidaklah seperti yg orang lain kuatirkan. Orang-orang bisa panik melihat bola api berwarna merah
kuning melesat dari arah Timur (Amerika Serikat) dan jatuh di arah Utara (Cina), tetapi anda sendiri
memiliki bola cahaya "pencerahan" berwarna biru terang sehingga anda tidak panik melainkan tetap
berjalan saja mengendarai mobil.

Ketika anda di dalam mobil akhirnya terjadi tsunami sampai tiga kali, semakin lama semakin besar.
Tiga gelombang tsunami itu berasal dari Utara yg saya artikan sebagai Cina atau Benua Asia.
Gelombang pertama biasa saja, gelombang kedua lebih besar, dan gelombang ketiga besar sekali
sampai air naik ke ubun-ubun anda, tetapi anda dan teman-teman anda selamat.

Artinya juga sudah jelas bahwa Indonesia akan terkena bencana yg datang dari Utara yg dibawa
oleh bola api dari Amerika Serikat yg jatuh dan terbakar di Cina. Menurut pengertian politis dan
ekonomi, pembaharuan di Cina akan "berkobar" karena ada "sulutan" dari AS. Bola api merah
kekuningan berasal dari AS, tetapi yg terbakar adalah Cina. Dan terbakarnya Cina akan
mengakibatkan "tsunami" yg juga akan menimpa Indonesia berkali-kali, dari paling ringan sampai
paling berat.

Tetapi anda akan selamat saja. Semua orang panik, tetapi semua orang lain yg memiliki pandangan
serupa dengan anda (memiliki bola cahaya berwarna biru terang itu), akhirnya akan selamat.

Di sepanjang pantai anda melihat tanggul yg seperti terdiri dari udang-udang besar yg tersusun rapi.
Udang-udang yg membatu dan menjadi tanggul itu adalah simbol dari kepala-kepala yg menyusun
sistem politik dan ekonomi Indonesia. Bentuknya seperti tanggul, dan gunanya untuk menahan
hempasan ombak. Tetapi, ketika tsunami itu datang, ternyata tanggul itu tidak ada gunanya. Tanggul
tetap saja tanggul, tetapi tidak mampu menahan tsunami. Tanggul hanyalah untuk menahan
hempasan ombak biasa. Berarti, segala macam hasil pemikiran bangsa kita ternyata tidak mampu
menahan gelombang tsunami atau revolusi yg datang mendadak dari arah Utara itu.

Yg menarik, ternyata anda itu melihat kepala-kepala para pemikir Indonesia seperti "udang". Udang
itu simbol dari otak manusia. Ingat ungkapan asli Indonesia "otak udang"?

Dan anda bahkan melihat udang-udang yg sudah membatu dan disusun rapi menjadi tanggul.
Mungkin itu sistem pemikiran Indonesia yg mau menahan segala macam perubahan dengan alasan
mempertahankan "jati diri" bangsa yg ternyata cuma isapan jempol saja. Kita tahu disini bahwa
tidak ada yg namanya "jati diri" bangsa karena semua manusia di atas bumi ini SAMA. We are only
human, hanya manusia biasa saja, tidak lebih dan tidak kurang. Dan baik di AS, di Cina, di
Indonesia, dll... semuanya manusia biasa saja. Tidak ada bedanya dari anda dan saya.
Terakhir anda melihat bahwa setelah tsunami tiga kali itu datang dan pergi, akhirnya anda dan
teman-teman berjalan naik ke atas bukit. Semuanya selamat. Ini juga simbol bahwa akan ada
perubahan pemikiran atau cara pandang Indonesia setelah gonjang -ganjing itu lewat. Segala
tanggul berupa otak-otak udang itu ternyata tidak diperlukan. Yg harus dilakukan ternyata hanyalah
menaiki bukit dan membangun segalanya di atas sana. Di atas bukit kita tidak akan terkena tsunami,
artinya kalau pemikiran kita lebih UNIVERSAL, maka kita tidak akan terkena segala macam
gonjang-ganjing yg cuma akan menimpa kalau kita mau bertahan di level bawah dengan semboyan
"jati diri" dan sebagainya yg sudah terlalu kedaluwarsa, sudah menjadi fossil, dan itupun juga tidak
mampu untuk menahan terjangan tsunami.

Shall I say that all these will happen in seven years' time from now ? Dalam waktu tujuh tahun dari
sekarang.

Kita lihat saja nanti sebab di bumi ini the next important systems yg akan roboh itu cuma tinggal
Cina daratan dan Arab Saudi.

Arab Saudi tinggal menunggu minyaknya habis ketika dinasti Al Saud akan ditendang oleh
rakyatnya sendiri dan, menurut Jin Kastubi yg bisikin saya, so pasti akan mencari suaka politik ke
negara-negara Barat, most possibly ke AS.

Rontoknya sistem politik Arab Saudi relatif tidak akan berpengaruh besar terhadap Indonesia,
paling orang akan semakin ngeh bahwa Allah ternyata sifatnya gimana gituh, something like
minyak habis raja ditendang.

Yg terlihat jelas di dalam penglihatan di mimpi anda tersebut adalah arah Timur dan Utara. Bola api
itu datang dari arah Timur dan jatuhnya di Utara, lalu Indonesia terkena tsunami.

Secara simbolik dan bahkan literal, Jawa ini menghadap ke arah Utara.

Keraton Yogya itu dibangun dengan muka yg menghadap langsung ke Utara. Kenapa Utara ?
Karena di dalam alam bawah sadar manusia Indonesia, terutama di Pulau Jawa, nenek moyang kita
berasal dari Utara, dan secara kultural kita memang memiliki afinitas dengan Utara yg secara umum
dirujuk sebagai Cina daratan.

Di Cina daratan sendiri, istana yg ditempati para kaisarnya sejak Kubilai Khan dibangun
menghadap ke Selatan. Forbidden City di Beijing, Cina, menghadap ke Selatan which is Jawa. Jawa
adalah wilayah Benua Asia yg paling Selatan.

Karena kita menghadap ke Utara, maka jelas di Timur kita adalah Amerika Serikat. Amerika
merupakan negara demokratis yg sangat stabil, ekonominya bisa jatuh bangun, tapi sistem
politiknya bisa bertahan dan bahkan bisa di-eksport. Yg di-eksport itu adalah "bola api" yg jatuhnya
di tempat paling membutuhkan, yaitu Cina daratan.

Bola api itu SIMBOL dari sistem demokrasi dan penghargaan terhadap HAM, itu yg akan
membakar Cina, dan ketika Cina terbakar akan menimbulkan tsunami yg menerjang Indonesia.

Tetapi, sekali lagi, lihat saja. Saya sendiri merasa bahwa semuanya akan terjadi dalam waktu tujuh
tahun ke depan. Masih dalam pemerintahan Barack Obama kalau dia terpilih lagi untuk masa
jabatan kedua.
(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari bola api berwarna merah kekuningan yg
datang dari Timur dan jatuh di Utara.

------------ ---

36. Orgasme Spiritual

T = Leo, a quick question:

"Menurut saya, Mata Ketiga adalah Pusat dari batin manusia. It is the center of our mind. The soul
is the mind. Without mind, we are soulless. The mind needs not to think all the time, however. The
mind could just observe. The mind could just Be. Just be the Mind."

Kutipan di atas dari e-book "Pelangiku Warna Ungu"...

Jadi, apakah menurut Leo mind & kesadaran itu sebenernya sama ? Apakah mungkin kesadaran
bisa exist tanpa mind ?

Gak masalah sih in reality sebenernya kayak gimana, not really a practical question tapi saya
penasaran aja hehe...

J = He he juga... Well, ini kan sebenarnya cuma istilah saja. Kalau kita berbicara tentang kesadaran
(consciousness) , maka kita membayangkan diri kita yg sadar (conscious) vis. a vis. diri kita yg
tidak sadar (unconscious) .

Kalau kita pingsan dikatakan bahwa kita tidak sadar (unconscious) , walaupun sebenarnya kita tetap
sadar juga, tapi tidak bisa berhubungan dengan dunia fisik. Kita tetap saja sadar, tetapi tidak bisa
menggerakkan tubuh kita.

Ada juga istilah tidak sadar yg diasosiasikan dengan keadaan dimana kita tidak ingat lagi apa yg
kita lakukan, misalnya ketika kita sedang mimpi. Kita tahu bahwa kita bermimpi, dan ada yg kita
lihat di sana, tetapi kita tidak ingat itu apa. Nah, apakah waktu bermimpi itu kita tidak sadar ? Tentu
saja kita sadar, tetapi kita tidak bisa membawa memory mimpi itu ke dalam kesadaran sehari-hari.

Singkatnya, kita selalu sadar, tidak ada satu moment pun dimana kita tidak sadar. Tetapi kesadaran
(consciousness) kita berlapis-lapis, dan keadaan terjaga (waking reality) hanyalah satu satu dari
berlapis-lapis kesadaran yg kita miliki. Saat ini kita fokus di kesadaran terjaga, tetapi kita
sebenarnya berada di berbagai dimensi kesadaran itu, tapi tidak fokus di sana. Ketika kita tidur kita
akan fokus di kesadaran yg berbeda, dan keadaan terjaga (waking reality) akan menjadi kesadaran
"mimpi" apabila dilihat dari kesadaran di alam sana.

Kita dalam keadaan terjaga bisa bilang kita bermimpi ketika kita tidur. Dalam keadaan tidur dan
bermimpi, kita akan bilang bahwa keadaan terjaga yg sekarang ini sebagai "mimpi".

Menurut saya yg namanya pikiran (mind) itu sama saja seperti kesadaran. Cuma istilah saja,
padahal essensinya itu sama. Mind itu kesadaran yg berpikir. Kalau tidak berpikir dan mengamati
saja, maka disebut kesadaran. Kalau berpikir dan berkreasi maka disebut pikiran (mind).

Ada juga yg menggunakan istilah jiwa (soul). Jiwa itu spirit (roh), sesuatu yg abstrak dan tidak
memiliki bentuk fisik. Kesadaran juga tidak memiliki bentuk fisik. Pikiran juga. So, apapun istilah
yg kita gunakan hanyalah merujuk kepada bagian tertentu dari hal yg sama.

Apakah bisa kesadaran exist tanpa mind ? Well, I've never thought of that. I only know that I am
aware, and I CAN think should I choose to. I can also stop thinking if I choose to. Thinking is the
function of mind, and I know that my thinking comes from my being aware. I am aware that I am
aware, and I can think if I want to, just that.

T = By the way, setelah selama ini saya baru baca e-book "Pelangiku Warna Ungu" itu bener-bener,
dan ternyata saya belajar cukup banyak dari situ, thank you!

"Kita semua adalah yoni, sanghyang tunggal bisa masuk mengisi," kalimat itu kerasa ngena banget
buat saya.

Tapi artinya satu-satunyanya cara kita untuk manunggaling kawula gusti adalah kita jadi pasif.
mungkin nggak kalo role-nya dibalik, kita jadi lingga-nya? huehehe just curious..

J = Bisa aja kalo mao dicoba...

Well, sebenarnya lingga juga merupakan SIMBOL dari kepala kita secara fisik yg menghadap ke
atas, botak plontos seperti peluru atawa penis. Jadi, kalau the penis itu masuk vagina secara fisik,
maka kepala kita akan masuk ke dalam God secara spiritual.

Thus, this is about copulating. We copulate physically and spiritually. Secara spiritual we copulate
with God / Allah / Tuhan / blah blah blah...

Kita bisa saja berfungsi sebagai feminin maupun maskulin, tidak akan jadi masalah. Kalau kita
feminin, maka Allah menjadi maskulin. Kalau kita maskulin, maka Allah akan menjadi yg feminin.

Yg penting adalah kopulasinya itu lho, dan klimaksnya itu lho, something which could be called
spiritual orgasm, ahh ahh ahh...

Well, sebenarnya saya sendiri percaya bahwa lingga-yoni merupakan simbol dari maskulin dan
feminin sekaligus, dan merupakan suatu pelajaran bahwa dalam meditasi kita seharusnya
menggabungkan keduanya sehingga akhirnya menjadi NETRAL.

Yoni itu feminin, dan lingga itu maskulin. Ini SIMBOL dari diri kita sendiri yg sekaligus memiliki
karakteristik feminin dan maskulin, God being a projection dari sesuatu yg kita anggap di "luar"
dari diri kita.

So, kalau kita menganggap diri kita feminin, maka God akan menjadi maskulin, dan vice versa.

Dalam praktek, kita akan jatuh bangun menghayati God yg "maskulin" maupun yg "feminin" itu
sampai akhirnya kita menyadari bahwa keduanya ada di dalam diri kita sendiri. Yg feminin itu jiwa
kita, yg maskulin juga.

Akhirnya, ketika kita menyadari bahwa semuanya merupakan bagian dari diri kita, akhirnya kita
akan menjadi keduanya sekaligus, feminin dan maskulin pada saat bersamaan.

Pada saat itu kita akan menjadi NETRAL, dan God atawa Allah akan menjadi NOTHING. Tidak
ada lagi Allah, yg ada hanya nothingness, nibbana, aum... aum... aum...

So, kita akhirnya akan bisa bilang bahwa Allah itu ada dan tiada. God is and is not. Persis seperti
bilangan binair 0 dan 1.

Cuma ada 0 dan 1 dan variasi antara kedua bilangan itu, blip blip blip... blip blip blip...

On and on... on and on...

Apa ada lagi yg lain ?

------------ ---

37. Tembak aja!

T = Saya baru baca bagian awal e-book "Mata Ketiga, Simbol dan Interpretasinya" .

Beberapa hari yang lalu saya mimpi tentang seorang cewek manis yang saya taksir, lagi jalan di
pinggir jalan dekat rumah dia. Suasananya agak dark gitu. Cewek itu pake baju n celana item, n
nggandeng cowok yang lebih tinggi dari dia. Kalo gak salah dia jalan di sebelah kanan cowok itu.

Anehnya, waktu saya dan dia papasan, wajah dia melihat ke arah saya, tapi mata dia nggak liat ke
mata saya tapi ke bawah, kayak ngeliat sesuatu di samping kiri bawah saya. Dia ngeliat saya kayak
gitu sampai saya melewati dia, jadi sampe posisi saya agak di belakang dia n dia jadi kayak noleh
ke belakang gitu.

Saya bangun agak bertanya-tanya, rasanya itu bukan mimpi biasa. Sensasi yang saya rasakan, dia
kayak jalan sama orang tapi cuma karena alasan selain cinta, jadi agak terpaksa gitu. Kayak cuma
buat ngetes saya doang (ge-er mode :) )

Saya nggak tau dia udah punya pacar beneran atau nggak, jadi saya nggak ngerti relevansinya
dengan diri saya.

Pertanyaan saya, menurut Mas Leo, arti mimpi saya itu apa ya?

J = Artinya sudah jelas bahwa the girl is not confronting you face to face, she was looking at
something which was not you.

Matanya memandang, tetapi memandangnya ke sesuatu yg menurutnya merupakan suatu


"kelainan". Pedahal anda merasa diri biasa-biasa saja. Kelainan itu ada di bagian "bawah", sesuatu
yg anda pikir tidak penting tetapi dilihat terus oleh wanita ini (Apa ayo?).

Cara berjalan wanita ini juga menunjukkan bahwa dia seperti mau menuntun pria lain itu ke "jalan
yg benar". Dia berjalan di arah kanan pria itu bukan? She was walking on the RIGHT side. The
right side atau arah kanan merupakan simbol dari "jalan yg benar", walopun belom tentu benar juga
sebab segalanya cuma persepsi saja, cara pandang saja.

What is right is also left. Apa yg di kanan juga berarti di kiri. Kenapa ? Karena apa yg dipandang
sebagai "right" merupakan sesuatu yg disebut "left" kalau dipandang oleh orang yg berjalan dari
arah kebalikan.

Dan wanita itu berpakaian serba hitam. Hitam adalah simbol dari kerohanian, tetapi kalau hitam
legam full akhirnya rasanya jadi gimana gituh. Tapi pakaian hitam ketat juga merupakan simbol dari
sex, apalagi kalo pakai underwear yg hitam ketat, bener gak?

Menurut saya wanita ini seperti seseorang yg tidak terlalu realistis, seperti seorang anak indigo yg
melayang-layang dan merasa melihat sesuatu tapi sebenarnya yg dilihatnya cuma kesan selintas
saja.

Now, what's the solution? Tembak aja! At least you could learn something from it.

------------ ---

38. Katanya Cakra Mahkota Saya Aktif

T = Pagi Mas Leo,

Sudah lama sekali setiap saya diam ato sedang fokus di depan komputer ato emang sengaja konsen,
di ubun-ubun biasanya cepat sekali saya merasakan seperti berdenyut/ ada semut berjalan. Bahkan
pernah merasakan seperti merinding luar biasa di kepala bagian atas.

Saya pernah bertanya pada seseorang, katanya cakra mahkota saya aktif, pedahal saya tidak pernah
berfikir untuk mengaktifkannya.

1.Kenapa bisa demikian ya, mas?


2.Keuntungan/ kelebihan apa yg bisa diperoleh sehubungan dengan spiritual/ inner power?
3.Bagaimana cara memanfaatkan n mengembangkannya?

Saat ini saya sedang belajar meditasi lilin n olah nafas untuk tenaga dalam.

Thx b4 and after,


K-Klaten-Jateng

J = Dear Mas K di Klaten, Jateng, thanks for your questions.

I am glad you asked sehingga saya jadi memiliki kesempatan untuk menjelaskan fenomena yg
muncul dengan begitu menggebu-gebu sejak setahun terakhir ini ketika cakra-cakra di tubuh banyak
teman secara spontan terbuka dan menimbulkan rasa risih, heboh, menangis sambil tertawa, dan
berbagai ciri lainnya yg sebenarnya cuma merupakan tanda bahwa telah ada perubahan spiritual
secara merata di seluruh permukaan bumi.

Ciri yg paling nyata adalah rasa sengkrang sengkring di atas kepala, terutama di titik antara kedua
alis mata. Kita diam saja, dan kita akan merasakan sarrr serrr sarrr serrr... walaupun sebenarnya kita
tidak tahu tentang cakra-cakra.

Banyak teman mengalami hal yg sama seperti anda rasakan, malah ada yg sampai keliyengan dan
merasa harus ke dokter atau berbagai "orang pintar". Kalau memang ada kelainan medis, tentu saja
kita harus ke dokter. Kalau sudah ke dokter dan dilakukan scan sebagainya ternyata gejala itu masih
ada, maka biasanya saya akan bilang bahwa itu gejala terbukanya kundalini.

Kundalini adalah sistem cakra di dalam tubuh manusia, dari Cakra Dasar, Cakra Sex, Cakra Solar
Plexus, Cakra Jantung, Cakra Tenggorokan, Cakra Mata Ketiga, dan Cakra Mahkota. Ada tujuh
cakra utama, dan kultivasi meditasi kundalini merupakan dasar dari spiritualitas Timur seperti
dipraktekkan di India, Cina, Jepang, dan juga Indonesia.

Sejak seabad terakhir, kultivasi kundalini telah merambah ke seantero dunia, sehingga kita bisa
bilang bahwa kundalini merupakan suatu sistem universal (digunakan oleh banyak manusia di
berbagai tempat).

Ada kepercayaan (belief system) di kalangan sebagian orang bahwa hanyalah mereka yg melakukan
kultivasi kundalini dan berbagai varian-nya saja yg bisa terbuka cakra-cakranya. Saya sendiri dulu
berpendapat seperti itu juga, tetapi setelah melihat dan mengamati sendiri selama bertahun-tahun,
akhirnya saya sadar bahwa kundalini di diri kita BISA terbuka dengan sendirinya dengan gejala
seperti yg anda uraikan itu.

Kepala akan terasa seperti "melayang", muncul rasa sengkrang-sengkring di atas kepala, titik
diantara kedua alis mata akan berdenyut-denyut dan sebagainya.

Orang akan bisa saja bilang bahwa Cakra Mahkota anda sudah aktif, itu cuma istilah saja. Saya
sendiri akan bilang bahwa kundalini anda sudah terbuka, maksudnya sama saja.

Yg penting adalah BAGAIMANA anda akan menggunakan kemampuan batin yg telah anda peroleh
secara spontan itu, itu yg menjadi pertanyaan bukan ?

Caranya tentu saja dengan menjadi diri sendiri saja. Teruskan saja kultivasi dengan metode apapun
yg telah anda lakukan sampai saat ini. Anda bilang metode "lilin" ? Kalau anda merasa nyaman
dengan metode itu, ya gunakanlah. Kalau anda ingin berganti metode, ya gantilah. Semua metode
itu memiliki manfaat apabila kita merasa cocok. Kalau tidak cocok atau tidak pas, maka anda bisa
mengganti metode atau bahkan mengembangkan metode sendiri.

Saya sendiri menggunakan metode meditasi di Cakra Mata Ketiga dengan mengucapkan berbagai
doa di dalam hati. Berbagai doa atau mantera itu saya ulang-ulang saja dengan sikap ikhlas dan
pasrah di titik antara kedua alis mata.

Kenapa saya pakai metode seperti itu dan bukan visualisasi seperti digunakan oleh sebagian rekan ?
Jawab: Karena background saya adalah kultivasi wirid / zikir. Dulu saya menggunakan tasbih yg
seuntainya terdiri dari 100 biji itu, tetapi sekarang tidak lagi. Essensi yg saya dapat dari dari
kultivasi wirid / zikir itu akhirnya saya bawa ke dalam postur meditasi. Dari postur meditasi
standard yg duduk bersila, akhirnya saya duduk biasa saja sampai saat ini.

So, anda akan bisa mengembangkan metode sendiri saja. Tidak akan ada bedanya sama sekali
ketika anda menggunakan metode yg manapun. Ketika anda telah dapat merasakan FREKWENSI
SAMADHI, maka metode apapun yg akan anda gunakan tidak akan menjadi masalah, bahkan anda
akan bisa menciptakan metode anda sendiri dan mengajarkannya kepada teman-teman lainnnya yg
tertarik.

Yg penting adalah apa yg anda akan lakukan dengan kesadaran baru yg telah anda miliki itu. Sudah
jelas anda akan melihat bahwa di sekitar anda itu terdapat banyak sekali salah kaprah, terutama di
kalangan mereka yg mengajarkan agama-agama.

Kenapa anda akan tahu bahwa mereka salah kaprah ? Jawab: Karena ketika Mata Ketiga anda telah
terbuka maka otomatis akan muncul segala pengertian di dalam pikiran anda. Tanpa ada yg harus
mengajarkan anda akan tahu dengan sendirinya.
Be yourself ! Jadilah diri anda sendiri, katakan apa yg anda rasa harus anda katakan. Tuliskan apa
yg anda rasa harus tuliskan. Lakukan apa yg anda rasa harus anda lakukan. Just do it !

------------ ---

39. Melihat Konghucu dan Buddha

T = Dear Om Leo,

Om, setelah saya baca kumpulan artikel "Pelangiku Warna Ungu", saya coba style meditasinya Om
Leo yang di kelenjar pineal ntuh.

J = That's good, meditasi di Kelenjar Pineal or the real Mata Ketiga is very good.

T = Saya melakukan meditasi jam 12 malam, om. Terus ga tahu mimpi, ga tahu ape, terus tiba-tiba
ane ada di suatu tempat, lantainya kuning, lembut kaya awan githoo.

J = Itu penglihatan saja, yg muncul adalah simbol-simbol belaka dan bisa diartikan juga.

T = Terus di sana gw ketemu Nabi Konghucu dengan Om Budha, kami duduk membentuk segitiga
sama sisi. Om Budha di sisi kanan dan Nabi Konghucu di sisi kiri.

J = Ini penglihatan yg cukup penting. So, di sebelah kanan itu ada Buddha, dan di sebelah kiri ada
Konghucu.

Buddha itu simbol dari enlightenment atau pencerahan dengan cara masuk ke dalam kesadaran di
dalam diri kita sendiri dan meninggalkan segalanya. Namanya ikhlas en pasrah, bisa juga disebut
sebagai non attachment atau tanpa kemelekatan.

Kita semua adalah Buddha dalam perjalanan di dunia; ketika kita bilang "enough is enough"
akhirnya kita akan kembali masuk ke dalam kesadaran asli dan diam saja. Dan pada saat itu kita
menjadi Buddha.

Tapi kalau sudah jadi Buddha kita adanya di Nibbana, dan tidak memperdulikan lagi isi dunia.
Karena kita masih hidup di dunia, maka kita belum menjadi Buddha, melainkan hanya turunannya,
derivative-nya. Essensi kita adalah Buddha, tetapi kulitnya masih manusia biasa.

Konghucu adalah simbol dari budi pekerti atau perilaku yg bermoral sehingga masyarakat menjadi
teratur dimana setiap orang tahu apa hak dan kewajibannya. Tanpa harus diajarkan tentang baik dan
buruk setiap orang akan tahu apa yg harus dilakukannya. Budi pekerti yg diajarkan oleh Konghucu
adalah yg berada di dalam kesadaran tiap orang. Ada kesadaran berperilaku yg bisa dikultivasi
apabila orang mau.

Konghucu tidak mengajarkan tentang konsep ketuhanan, yg diajarkannya adalah kesadaran yg


berorientasi kepada perilaku berbudi luhur di dunia ini.

Di penglihatan itu, anda berada di suatu segitiga sama sisi. Konghucu di satu sisi, Buddha di satu
sisi, dan anda sendiri di sisi satunya lagi.
Artinya itu apa ? ... Artinya anda adalah titik tengah antara Konghucu dan Buddha, anda berada
diantara kesadaran Konghucu dan kesadaran Buddha, diantara kesadaran yg merupakan simbol dari
budi pekerti yg berorientasi kemasyarakatan dan kesadaran yg berorientasi pada pencerahan
absolut.

Anda berada di tengah kedua modus kesadaran itu, dan ternyata kesadaran anda tidak lebih tinggi
ataupun lebih rendah daripada kesadaran Konghucu dan kesadaran Buddha. Di dalam penglihatan
itu anda melihat bahwa anda duduk sejajar dengan Konghucu dan Buddha (disimbolkan dengan
duduk dalam segitiga sama sisi).

So, artinya anda diberikan suatu insight oleh Alam Bawah Sadar di dalam diri anda sendiri, bahwa
kesadaran anda itu ternyata VALID atau sah. Apa yg anda lakukan selama ini ternyata oke-oke aja,
dan jenis kesadaran anda itu ternyata berada diantara kesadaran Konghucu dan kesadaran Buddha.
Diantara kesadaran praktis (Konghucu) dan kesadaran idealis (Buddha). Diantara orientasi
kemasyarakatan (Konghucu) dan orientasi pencerahan pribadi (Buddha). So ?

T = Terus tiba-tiba penglihatan itu menghilang, saya merasa selama meditasi saya tidak bernafas,
terus saya mencoba menarik nafas dan membuka mata saya, dan saya melihat jam udah jam 1
malam.

J = Then ?

T = Dan setelah itu gw meditasi lagi om, terus gw kebawa lagi tuh ketempat tadi, tapi ntah kenapa
Nabi Konghucu di sana marahin gw.

Dia bilang: "Kamu tidak bisa kesini, karena di sini bahasa yang dipakai adalah bahasa Mandarin
kuno!"

Terus tiba-tiba dia menyerukan satu kata yang buat ane cari, kata itu adalah LAR DE. Pertanyaan
gw. Apakah selama meditasi tadi ane mati sementara, Om Leo? Selama satu jam tanpa nafas?

J = Udah jelas nggak mati, sampe sekarang masih hidup kan? Selama satu jam itu napas melambat
sekali sehingga seolah-olah tidak bernapas. Ketika kita tidak lagi menyadari bahwa kita bernapas
adalah salah satu ciri meditasi mendalam (deep meditation). You were in a deep meditation dan
memperoleh penglihatan itu.

T = Om Leo tahu ga kira arti kata LAR DE? Kalau dalam bahasa Mandarin modern kata DE itu
adalah bentuk penegasan kepunyaan, misalkan WO (SAYA) DE (MEMPERTEGAS
KEPUNYAAN), jadi WO DE adalah kepunyaan saya.

Lah kalau LAR DE berarti kepunyaan LAR. nah yang jadi pertanyaan itu SOPO LAR? IT, HE,
SHE, ATAU THEY?

J = Menurut saya "lar" itu artinya "kelar", kelarin aja deh. Kalo nggak lulus-lulus Mata Pelajaran
Agama Islam gara-gara anda tidak mau kompromi, maka Konghucu bilang "Lar De" kepada anda.

Artinya: Kelarin aja! Bilang aja bahwa anda mengerti apa pendapat para ulama yg menjadi dasar
dari Agama Islam. Anda mengerti itu semua, yg anda tidak mau adalah menerima pendapat para
ulama itu sebagai pegangan hidup bagi diri anda pribadi karena anda menganggap mereka tidak
masuk akal.

Menurut saya, sebaiknya anda bilang bahwa anda mengerti sehingga anda lulus. Kalau setelah lulus
akhirnya anda bilang bahwa anda keluar dari Agama Islam, itu urusan lain lagi.

Anda itu BERHAK untuk masuk agama apa saja, keluar agama apa saja, dan keluar masuk agama
maupun non agama. Itu namanya HAM Kebebasan Beragama.

Tetapi untuk saat ini, mengingat sudah 3 kali anda tidak lulus dalam Mata Pelajaran Agama Islam,
sebaiknya anda mengikuti saran dari Konghucu: "Lar de!"

Artinya: Kelarin deh! Iya-in aja biar cepet, udah gitu anda bisa eng ing eng menjadi Buddha
Gotama atawa berbagai derivative-nya.

T = Koq yang muncul Om Budha dan Nabi Konghucu ya Om, secarakan gw Muslim? Tapi gw
enjoy dech om..

J = Secara essensial, roh yg ada di diri anda itu SAMA persis dengan yg ada di Konghucu dan
Buddha Gotama. Sama persis dengan yg ada di saya dan di siapa saja. Kita ini di dunia cuma
memakai berbagai perangkat topeng saja.

Yg paling pinter me-manipulasi topeng-topeng manusia adalah Konghucu, ajarannya itu tentang
Budi Pekerti, tentang bagaimana berganti topeng sehingga segala perilaku kita di masyarakat
berjalan dengan mulus dan baik-baik saja. So, yg marahin anda adalah Konghucu. You have to
compromise, kata Konghucu.

Kompromi aja! Kelarin aja!

Kalo Buddha Gotama itu menyiarkan ajaran tertinggi dimana kita akan bablas masuk Nibbana
dimana segalanya cuma kosong belaka. Kosong melompong, tidak ada apa-apa, yg ada hanyalah
kesadaran or pure consciousness which is the REAL God atawa Allah.

Buddha mengerti bahwa segala macam konsep Allah yg kita pakai cuma masturbasi saja dan tidak
ada gunanya untuk di-omongin. Mending meditasi aja dan mencapai samadhi aja, and then setelah
mati nggak balik-balik lagi ke dunia ini karena judulnya cappe dehh!!

Anda sekarang berada diantara kedua kesadaran TINGGI itu, Konghucu dan Buddha.

Suatu saat nanti ketika anda lebih dewasa, anda akan kultivasi kesadaran Buddha. Tetapi saat ini,
anda perlu mengadopsi kesadaran Konghucu yg bilang kelarin aja deh!

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image Konghucu (Confucius), seorang arif dari Cina
masa lalu yg hari lahirnya setiap tahun dirayakan sebagai Tahun Baru Imlek, gong xi fa chai!

------------ ---

40. Ada Apa dengan Saya?

T = Apa kabar Mas Leo... mudah-mudahan selalu dalam lindungan NYA.. Sebenarnya saya mau
menulis wall to wall di facebook... tapi takut apa yang saya tulis ini, orang-orang akan tertawa.

J = Well, orang mau tertawa kan bagus, artinya we are still healthy. Kalau kita masih mau dan bisa
menertawakan diri kita sendiri artinya kita masih sehat. Kalau kita masih mau dan bisa tertawa
melihat segala macam perilaku manusia di sekitar kita, artinya kita masih waras. Yg sakit dan tidak
sehat itu kalau kita ngotot bahwa segalanya harus mengikuti resep agama-agama.

Secara kasat mata orang yg gila agama akan tampil biasa saja, tetapi bicaranya akan seperti radio
rusak mengulangi segala macam ayat-ayat yg sudah tidak relevan lagi karena diucapkan ribuan
tahun lalu oleh manusia-manusia yg hidup di jaman yg sama sekali berbeda dari kita. Tetapi orang
itu akan ngotot bahwa itu dari Allah.

Kalau orang itu mau menjalankan segala yg dikhotbahkannya itu untuk dirinya sendiri saja, then it's
fine. Sayangnya masih ada juga orang-orang yg gila agama dan suka memaksakan pendapatnya.
Segala macam fatwa dari berbagai macam institusi keagamaan merupakan contoh dari kegilaan
beragama.

Ajaran agama merupakan suatu sistem pemikiran belaka, sebenarnya, dan tujuannya jelas untuk
mengontrol manusia-manusia lainnya sehingga bisa mudah disetir dan dimanipulasi untuk berzakat,
beribadah, dan bahkan berjihad. Nah, masa seperti itu sudah lewat harusnya.

Saya sendiri berpendapat kalau orang mau beragama apa saja, then it's fine. Kalau orang mau tidak
beragama, then it's fine too. Itu yg namanya HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom).
Artinya kita memiliki hak azasi untuk beragama apa saja maupun untuk tidak beragama. Ada juga
yg namanya HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech). Artinya kita memiliki hak azasi untuk
berpendapat apa saja.

Kita sendiri akan bisa bilang apapun tentang Allah. Kita mau bilang bahwa Allah meng-halalkan A
dan mengharamkan B is oke saja. Kita mau bilang kebalikannya juga oke saja karena Allah akan
selalu diam saja. Allah itu suatu konsep, yg asalnya dari pengertian bahwa ada HIGHER SELF di
dalam diri kita. Tetapi pengertian seperti itu sudah diputar-balikkan oleh orang-orang yg ada di
institusi-institusi agama itu sehingga akhirnya banyak manusia bukannya semakin pintar malahan
semakin bodoh.

Pedahal, kalau kita mau, kita bisa saja akses langsung ke HIGHER SELF yg ada di dalam kesadaran
kita. Tanpa melalui ajaran agama yg berisikan banyak salah kaprah, kita tetap akan bisa akses Allah.

T = Apa benar kalau kita berbicara dengan yang gaib itu harus dari dalam hati atau tidak berbicara
melalui bibir. Saya berbicara dengan yang gaib melalui bathin.

J = Gaib artinya tidak kasat mata. Pikiran kita sendiri gaib karena kita tidak bisa melihat pikiran
kita. Yg kita lihat adalah yg fisik. Kalau kita berbicara dengan diri kita sendiri, kita bisa saja
berbicara dengan suara yg terdengar telinga, dan bisa saja berbicara di dalam hati. Pikiran kita gaib,
jadi kita bisa berbicara dengan diri kita sendiri melalui batin, di dalam hati saja. Orang lain dan
bahkan diri kita sendiri tidak mendengar secara fisik, tetapi kita tahu bahwa kita berbicara.

T = Sejak delapan tahun yang lalu saya bisa melihat yang gaib, kenapa saya bisa melihat dan
berbicara dengan yang gaib?

J = Kenapa anda bisa melihat dan berbicara dengan yg gaib? Karena pikiran anda itu gaib, tidak
bisa terlihat secara fisik. Anda melihat segalanya itu di dalam pikiran anda sendiri yg gaib, yg tidak
terlihat oleh siapapun, tetapi terlihat oleh anda. Dan anda juga melihatnya secara gaib, artinya anda
melihatnya tidak dengan menggunakan mata fisik, melainkan dengan menggunakan mata batin.
Sama saja seperti ketika kita bermimpi, sebenarnya. Ketika kita bermimpi, mata kita terpejam dan
kita tidak melihat secara fisik. Tetapi tentu saja kita melihat banyak hal di dalam mimpi, berwarna-
warni, bergerak, tidak ada bedanya dengan di alam fisik, malahan seringkali lebih indah.
Lalu, apakah itu aneh? Tentu saja tidak aneh karena kita semua tahu bahwa kita BISA melihat tanpa
menggunakan mata fisik. Ketika kita sedang tidur kita melihat berbagai macam hal di dalam pikiran
kita, dan kita menyebutnya sebagai mimpi. Ketika kita tidak sedang tidur, kita juga bisa melihat
segala macam hal, dan kita menyebutnya sebagai penglihatan.

Mimpi itu umum, tetapi orang yg memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu ketika sedang tidak
tidur jumlahnya tidak banyak. Kebanyakan orang bisa sesekali mengalami penglihatan, tetapi tidak
sering.

T = Tapi satu Mas Leo, sampai sekarang saya masih penasaran siapakah yang selalu berbicara di
atas sebelah kanan saya.

J = Pikiran anda sendiri, anda bisa merasa ada yg berbicara di atas sebelah kanan anda. Yg berbicara
itu adalah pikiran anda sendiri, dan anda bisa mendengar seperti ada suara beberapa orang yg
berbicara. Sebenarnya yg berbicara adalah pikiran anda sendiri yg mengolah berbagai informasi.

T = Setiap malam saya selalu berbicara dalam hati, terus apa yang saya bicarakan dalam hati itu
dibahas sama mereka, tapi saya tidak bisa melihat wujud mereka.

J = Itulah, mereka merupakan figur yg ada di dalam pikiran anda sendiri. Dalam agama tertentu bisa
juga dibilang sebagai figur "malaikat pelindung". Dalam tradisi tertentu bisa dibilang sebagai figur
"sadulur papat". Istilah bisa bermacam-macam, tetapi pengertiannya sama, yaitu mereka adalah
bagian dari pikiran anda sendiri, dan bukan orang lain.

T = Dan satu lagi, mas... saya tidak pernah bisa meditasi duduk. Kalau saya duduk, badan saya
goyang kayak orang kesurupan. Jadi saya tiduran, ambil nafas dari perut tiga kali. Saya pejamkan
mata, tidak lama saya merasa ada di tempat yang terbuka, banyak bintang-bintang, dan apa yang
saya mau warna saya bisa lihat.

J = That's good also, meditasi tidak harus selalu dalam keadaan duduk. Saya sendiri meditasi
dengan postur tubuh suka-suka kalau saya sedang seorang diri. Kalau di depan orang lain, saya akan
meditasi dengan postur standard, seperti patung Buddha di Candi Borobudur... Yg jelas di sini
adalah fakta bahwa tidak setiap orang memiliki bakat untuk masuk ke dalam pikiran mereka sendiri.
Anda bisa, dan kemampuan seperti itu termasuk langka.

T = Saya melihat ada langit di atas kepala saya dengan bintang-bintang. .. Terus ada wajah laki-laki
atau perempuan yang senyum sama saya. Kenapa saya, mas?

J = Anda tidak apa-apa, normal-normal saja. Yg terjadi adalah anda masuk ke dalam pikiran anda
sendiri dan menyaksikan berbagai figur yg anda bisa ajak berdialog juga, kalau mau. Figur A bisa
mewakili satu aliran pemikiran, dan figur B mewakili aliran pemikiran lain. Anda bisa bertanya
kepada figur A, dan bisa juga bertanya kepada figur B. Akhirnya anda akan berdialog dengan
mereka. Bahkan kalau anda mau memunculkan malaikat juga bisa, munculkan saja.

Nah, kejadian-kejadian di dalam pikiran itu adalah yg dialami oleh para nabi. Mereka yg disebut
nabi itu semuanya manusia biasa saja, tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Mereka cuma
berdialog dengan diri mereka sendiri, dan akhirnya mengucapkan kata-kata yg kemudian dipercaya
sebagai "ayat-ayat suci".

Sebenarnya yg namanya ayat-ayat suci itu tidak lain dan tidak bukan merupakan hasil dari
perenungan mereka sendiri. Mereka manusia biasa yg bisa masuk ke dalam pikiran mereka dan
berdialog dengan para figur dan bahkan "malaikat", dan akhirnya mengeluarkan ucapan-ucapan
tertentu. Tidak ada yg aneh, semuanya hal yg normal saja. Yg tidak normal adalah ketika manusia
"membuat" Allah dari segala macam kontemplasi biasa-biasa saja ini.

Tuhan atau Allah itu tidak akan pernah anda jumpai sampai kapanpun melalui pikiran anda. Baik
anda secara fisik, tidur, maupun mengalami penglihatan ketika sadar... semua yg anda lihat
hanyalah merupakan MANIFESTASI dari Tuhan atau Allah itu.

Segala manifestasi berupa figur manusia itu bisa dibilang juga sebagai HIGHER SELF atau bagian
dari diri kita yg lebih tinggi. Figur malaikat, contohnya, kalau muncul juga di dalam penglihatan
kita, maka kita bisa menyebutnya sebagai higher self dari diri kita. Higher self berupa malaikat bisa
memberikan berbagai macam nasehat dan saran juga.

Ada pula HIGHER SELF yg mengambil bentuk sebagai nabi tertentu. Kemarin ada seorang rekan
yg menulis bahwa dirinya bertemu dengan Nabi Konghucu dan Buddha. Kita bisa bilang bahwa
Konghucu dan Buddha adalah higher selves dari rekan itu. Rekan lain bisa bertemu dengan Yesus,
Bunda Maria, dan sebagainya. Rekan yg lainnya lagi bisa bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul atau
Syech Siti Jenar.

Semuanya mungkin saja karena pikiran kita itu sifatnya gaib atau tidak memiliki bentuk fisik
sehingga kita akan bisa masuk ke dalam pikiran kita sendiri dan berdialog dengan bagian-bagian
diri kita juga. Kalau bagian diri kita yg lebih tinggi yg muncul, maka kita bisa menyebutnya sebagai
HIGHER SELF.

Yg jelas, sampai kapanpun kita tidak akan bertemu dengan yg namanya Allah karena Allah itu cuma
suatu konsep yg kita pakai untuk merujuk kepada suatu kesadaran yg lebih tinggi dari kesadaran
kita. Bisa juga dibilang sebagai kesadaran abadi, everlasting, ... dan karena sifatnya paling tinggi
maka kita tidak akan pernah melihatnya. Yg bisa kita lihat cuma manifestasinya saja berupa
berbagai figur yg bisa diajak berdialog itu, termasuk figur Malaikat Jibril juga, kalau mau.

Apa yg kita sebut Allah itu merupakan ESSENSI dari kesadaran yg ada di diri anda, di diri saya,
dan diri siapa saja. Essensi itu sama saja di setiap orang yg hidup kapan pun; di masa lalu, masa
kini, maupun masa datang. Essensi dari kesadaran itu memang abadi, dan karena kita sendirilah
kesadaran itu, maka kita tidak akan pernah bisa melihatnya.

Kita tidak akan pernah bisa melihat kesadaran kita sendiri, yg kita lihat selalu berupa manifestasi
dari kesadaran itu. Kita tidak akan pernah bisa melihat Allah, yg kita lihat adalah berbagai macam
figur atau simbol yg merupakan manifestasi dari Allah atau kesadaran kita sendiri saja.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari Yesus yg sedang meditasi meng-kontak
HIGHER SELF yg ada di dirinya yg disebutnya sebagai "babe gw". Allah sebagai "babe kite"
merupakan istilah yg digunakan oleh Yesus. Pengertiannya sama saja, yaitu bahwa kita semua
memiliki akses yg sama kepada the higher self di dalam kesadaran kita masing-masing.

------------ ---

41. Kebangkitan Kundalini (Kundalini Awakening)

T = Mas Leo,
Ijinkan saya berkenalan dengan anda, saya pria 39 th, tinggal di Purwokerto-Jawa Tengah, mohon
pencerahan setelah saya baca-baca semua artikel atau chatting anda. Saya jujur tertarik, karena
dalam diri raga saya dan bathin saya sedang merasakan gejolak, yang kata orang di sekeliling saya
bilang kalau itu kebangkitan kundalini semata.

Saya ingat nasihat anda kepada seseorang tentang sensasi raga "itu hanya sensasi tubuh"... Aduh
mungkin saya merasa sedang menemukan orang yang bisa diajak ngobrol tentang ini, karena selama
saya nyari jawaban belum ada yang membuat saya puas menemukan jawabannya.

Tolong saya ya Mas Leo. Jika anda membaca mail saya ini, tolong dibalas untuk pencerahan.
Selanjutnya mau pake cara apa saya moga bisa ikutin, mungkin e-mail atau chatting, atau apalah
namanya, maturnuwun.

J = Wow, terima kasih atas sharingnya. Memang saya sendiri sudah berkali-kali bertemu dengan
teman-teman yg merasakan berbagai sensasi di tubuh dan emosi mereka. Mungkin mirip juga
dengan apa yg anda alami saat ini. Seperti biasa, advis pertama yg akan saya berikan adalah,
periksakan ke dokter.

Kita harus benar-benar yakin bahwa sensasi yg muncul bukan berasal dari sebab fisik. Kalau
ternyata penyebab sensasi aneh itu berasal dari suatu penyakit medis, maka tentu saja anda harus
ditangani oleh dokter. Terkadang harus ada CT scan dan sebagainya untuk menentukan apakah ada
gangguan di bagian otak, dsb. Kalau ternyata merasa pusing terus tanpa tahu sebabnya apa, tentu
saja anda harus di-scan dengan alat kedokteran.

Setelah semua itu dilakukan dan ternyata anda tidak memiliki gangguan apapun secara medis
barulah saya akan berbicara tentang gejala kebangkitan kundalini (kundalini awakening) yg
sebenarnya juga cuma istilah saja.

Saya sendiri sering secara guyon-guyon menggunakan istilah "terbuka kundalininya" untuk merujuk
kepada teman-teman yg perkembangan spiritualnya begitu pesat. Kalau tadinya mereka hanya bisa
melihat sebatas tembok yg dikungkung oleh kitab-kitab yg disucikan oleh agama-agama tertentu,
dan puas ternina-bobokan oleh wejangan-wejangan dari para guru agama dari SD sampai SMA,
maka kalau orangnya ternyata bisa melepaskan segalanya dalam waktu cepat dan akhirnya merasa
bebas merdeka, kita bisa mengatakan bahwa orang itu "terbuka kundalininya" .

Kundalini merupakan suatu bagan abstrak dari jalur energi di tubuh etherik manusia. Ada 7 cakra
utama di tubuh manusia, dari Cakra Dasar sampai Cakra Mahkota. Bagan ini berasal dari India, dan
bisa di-kultivasi juga. Metode kultivasi kundalini agar semakin oke namanya yoga. Yoga sendiri
berarti praktek. Praktek yoga bisa dengan olah tubuh yg disebut sebagai Hatha Yoga. Bisa juga
dengan meditasi atau dhyana, yg terakhir ini disebut sebagai Raja Yoga.

Raja Yoga adalah kultivasi kesadaran (consciousness) di diri kita sehingga bisa bersatu dengan yg
kita sebut sebagai yg Illahi, dan jenis yoga inilah yg di-haram-kan oleh para ulama karena kalau
kesadaran kita bisa menyatu dengan yg Illahiah maka lahan dari mereka yg jualan agama akan
berkurang.

Hatha Yoga merupakan praktek olah tubuh biasa saja untuk menjaga kesehatan anda, dan
menyiapkan anda agar bisa kultivasi Raja Yoga. Raja Yoga dilakukan oleh seseorang yg telah siap,
ketika tubuhnya dan mentalnya mampu untuk diam saja, di sini dan saat ini, melepaskan segala
macam keterikatan dengan keduniawian dan kerohanian.

Hatha Yoga merupakan semacam praktek kanuragan juga karena ada energi-energi yg diolah dan
disalurkan. Banyak aliran kanuragan di Indonesia, dan mereka semua bisa dianggap sebagai Hatha
Yoga, dan itu tidak haram, apalagi yg mulainya pakai kata bismillah.

Tetapi kalau anda sudah masuk Raja Yoga, bahkan segala macam bismillah ataupun ucapan yg
dipercaya akan membantu anda akan sudah tidak ada artinya lagi. Dalam Raja Yoga anda akan
meditasi secara total, masuk ke dalam kesadaran anda sendiri, dan memperoleh berbagai
penglihatan yg semuanya sebenarnya simbol atau perlambang belaka.

Ada simbol-simbol yg akan muncul di kesadaran anda ketika anda meditasi, dan mereka bisa di-
artikan. Tidak usah takut melihat berbagai macam simbol itu, sebab mereka akan muncul secara
spontan, dan seringkali tidak ada hubungannya dengan latar belakang anda.

Bisa saja anda seorang Hindu, dan tiba-tiba anda memperoleh penglihatan tentang Buddha. Atau,
anda seorang Kristen dan tiba-tiba memperoleh penglihatan tentang seorang Sufi. Atau seorang
Muslim yg tiba-tiba melihat Yesus.

Tidak usah takut karena segalanya cuma simbol saja yg muncul secara spontan di dalam kesadaran
kita untuk mengingatkan kita bahwa semua kesadaran yg ada di manusia itu SAMA. Kesadaran yg
ada di saya sama persis dengan kesadaran yg ada di anda, yg ada di mereka yg di-nabi-kan, dan di
mereka yg berlatar-belakang agama dan tradisi berbeda.

Semua kesadaran itu sama saja. Tanpa segala macam conditionings yg dijejalkan ke otak kita oleh
para guru-guru agama dari SD sampai SMA, dan mungkin di perguruan tinggi juga, ternyata
akhirnya kita sadar bahwa kita ini semua tidak berbeda.

Ternyata tidak ada bedanya antara orang yg haram makan babi seperti penganut Islam dan mereka
yg haram makin sapi seperti penganut Hindu. Ternyata soal haram mengharamkan itu cuma jaga
benteng belaka, yg dilakukan oleh mereka yg menciptakan agama-agama, dan ternyata bukan untuk
membantu kita manusia biasa-biasa saja untuk semakin manusiawi, tetapi ternyata untuk membuat
kita supaya merasa superior dibandingkan dengan orang yg berbeda latar belakangnya.

Ternyata akhirnya kita sadar bahwa kita semua tetap manusia biasa saja, dan ternyata kesadaran di
diri kita bisa menyambung dengan yg kita sebut sebagai Allah, Kristus, Atman, Buddha, All That Is,
dan berbagai sebutan lainnya.

Ketika kita menyadari itu, maka terbukalah segala macam jalur energi etherik di tubuh kita. Energi
kita akan mengalir apa adanya saja, dan mulanya memang terasa tidak nyaman, seperti ada yg
bergerak-gerak di atas kepala, di leher, di dada, di tangan. Terkadang energi itu begitu kencang
sehingga rasanya seperti di-charged oleh suatu sumber yg kita tidak tahu asalnya dari mana.

Apabila itu yg anda alami, maka itulah gejala dari kebangkitan kundalini. Kenapa kundalini anda
bangkit? Karena anda telah melepaskan segala macam belief systems yg dijejalkan kepada anda
sejak anda kanak-kanak.

If that is so, then congratulation. Welcome to the club! Tapi itu bukan akhir perjalanan anda.
Terbukanya jalur kundalini di tubuh kita cuma awal perjalanan. Masih banyak yg bisa kita lakukan,
masih banyak pencerahan besar dan kecil yg akan kita temukan. Masih banyak yg bisa kita bagikan
kepada mereka yg masih ter-buta-kan oleh pengajaran ber-tema-kan haram dan halal.

Tidak ada haram dan halal, yg ada cuma pilihan, choice. Kalau anda mau, maka anda bisa memilih
apapun. Konsekwensinya juga anda yg tanggung sendiri. Bukan Surga dan Neraka, bukan amal dan
ibadah, bukan penghakiman dan penebusan, melainkan free will. Apa yg anda mau, itulah yg anda
bisa jalani.

Jalan saja and say so what gitu lho!

T = Mas Leo,

Maturnuwun, sungguh luar biasa apa yang anda sampaikan. Sebenarnya seperti ini yang memang
saya cari. Jujur saya membaca dan mencoba memahami sampai merinding. Mungkin kalau boleh
menyombong, saya sudah sampai pada sensasi tubuh yang menurut saya aneh bin ajaib, seperti
batok kepala bagian atas merasakan angin dingin atau ada cairan es yang meleleh, bagian kening
atau dahi seperti ada lapisan yang tebal lalu berdenyut membentuk garis vertikal, atau tenggorokan,
dada, perut, kelamin hingga ujung pantat terasa ada yang berdenyut ingin menyembul keluar atau
mencoba masuk, hingga tulang belakang terasa panas berkeringat hingga merasa tulang seperti
berbalut kulit saja, tidur di kasur seperti tidur tanpa alas apapun seperti di lantai kayu yang keras
sehingga tulang benar-benar merasa menyentuh.

Waduh gimana nih, Mas Leo. Saya membaca beberapa tulisan anda, sedikit paham bahkan langsung
saya praktekkan. Saya ingin semua cakra terbuka alamiah tanpa ritual doa atau apapun, cuma hanya
dengan yakin bahwa ini semua atas ijin Tuhan penguasa alam semesta saja.

Mas Leo, maturnuwun. Anda seperti guru sejati bagi orang yang tersesat. Pencerahan Anda begitu
mengena tanpa membedakan keyakinan atau kultur apapun saya salut. Maturnuwun, Mas Leo.
Kalau sempet dibalas lagi ya, Mas.

J = Terima kasih juga atas tambahan sharing dari anda yg tentu saja akan membantu banyak teman
lainnya. Ada teman-teman yg memang sudah terbuka kundalininya secara spontan ketika bertemu
dengan saya, dan ada juga yg terbuka kundalininya secara spontan setelah bertemu dengan saya.
Gejalanya kurang lebih sama seperti anda tuliskan di atas. Mereka semua juga mengajukan
pertanyaan yg sama, bagaimana menstabilkannya?

Jawaban saya adalah meditasi saja. Kebangkitan kundalini memang awal yg rasanya tidak enak
karena tubuh kita tidak terbiasa untuk menampung energi semacam itu. Rasa semacam itu bisa
distabilkan, walaupun tidak bisa kita buang.

Saya sendiri sering bilang, bahwa kalau ternyata kita ditakdirkan untuk hidup terus dengan energi-
energi prana yg begitu besar, maka so what? Terima saja, jalani saja, apa yg terjadi terjadilah. Paling
saya akan berpesan untuk berhati-hati dengan apa yg kita ucapkan, karena apa yg keluar dari mulut
kita bisa menjadi kenyataan. Daripada mengucapkan sesuatu yg jelek tentang orang lain, lebih baik
mengucapkan yg baik. Daripada menyumpah, lebih baik memberkati. Itu patokan pertama.

Untuk meditasinya, fokuskan kesadaran anda di titik antara kedua alis mata. Ini Cakra Mata Ketiga,
tempat di mana energi yin dan yang dari tubuh anda berkumpul. Ida dan Pinggala dari Kundalini
bertemunya di Cakra Mata Ketiga, yg sebenarnya merujuk kepada the real God Spot di dalam tubuh
kita. God Spot itu adanya di Kelenjar Pineal, yg letaknya persis di tengah batok kepala kita. Tetapi
karena kita tidak bisa meraba pineal itu, maka digunakanlah suatu proxy, yaitu titik di antara kedua
alis mata.

Pusatkan saja kesadaran anda di sana dengan sikap ikhlas dan pasrah. Kalau mau, bisa juga anda
visualisasikan bahwa anda menarik segalanya yg ada di bagian bawah ke bagian atas. Saya sendiri
tidak melakukan visualisasi, yg saya lakukan adalah me-niat-kan. Saya niatkan saja bahwa saya
menarik segalanya ke atas. Atas itu tidak berarti harus di Cakra Mata Ketiga. Atas itu bisa berarti
atas yg tidak berujung alias tidak terbatas, Allah, God.
Titik di antara kedua alis mata itu cuma sebagai patokan saja bahwa kita melakukan sesuatu agar
diri kita menjadi seimbang. Seimbang adalah balanced, tidak ke kiri tidak ke kanan. Bahkan tidak
ke bawah dan tidak ke atas. Seimbang itu adanya di tengah. Di tengah artinya di sini. Anda selalu
berada di tempat yg namanya "di sini". Waktunya adalah saat ini. Di manapun anda berada, anda
selalu berada di T = 1. T = 1 adalah titik "saat ini". So, akhirnya anda akan meditasi di sini dan saat
ini saja.

Setiap kali anda meditasi, kesadaran anda akan masuk ke titik di antara ke dua alis mata itu, dan
anda akan merasakan bahwa kesadaran anda selalu berada di sini dan saat ini saja.

Lalu tentu saja anda akan mengalami banyak kejadian-kejadian aneh dalam kehidupan sehari-hari
yg tidak perlu ditanggapi dengan terlalu serius. Jalani saja segalanya secara wajar walaupun mau
tidak mau anda harus mulai melepaskan banyak hal. Banyak keterikatan akan anda lepaskan satu
demi satu. Kalau anda mau bertahan di suatu posisi, maka anda akan merasa sakit sendiri sampai
anda lepaskan posisi itu. Posisi bisa berarti pemikiran, tujuan, gaya hidup, dan sebagainya.

Saya tidak bisa memberikan anda pegangan selain bahwa segalanya adalah pilihan, choice. It's your
own life, so anda sendirilah yg harus memutuskan apa yg akan anda pegang dan jalani. Jalani saja,
meditasi saja. Dan saya juga membantu anda dari sini saja.

I'll remember you in my meditations.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Image dari kebangkitan kundalini (kundalini
awakening). Ada 7 spektrum warna dari cahaya yg di-biaskan. Ada 7 cakra utama dalam tubuh
etherik manusia. 7 spektrum warna cahaya adalah warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, ungu. Mereka ber-korelasi secara langsung dengan 7 cakra utama manusia. Merah atau Cakra
Dasar adalah yg terendah, ini simbol dari tubuh fisik. Ungu atau Cakra Mahkota adalah yg tertinggi,
dan merupakan simbol dari tubuh spiritual.

------------ ---

42. Sebagai Syech Siti Jenar Anda Tidak Memerlukan Ritual

T = Dear Mas Leo,

Saya akhirnya sudah bergabung dengan milis Mas Leo (Spiritual Indonesia). Positif sekali,
walaupun inbox email saya jadi membeludak hanya gara-gara banyak anggota yang menjadikan
milis tersebut sebagai ajang chatting? He he…

J = Milis Spiritual Indonesia memang ajang sharing, we learn from one another dengan cara guyon-
guyon dan ngeyel-ngeyel seperti itu.

Milis SI bukan milik saya melainkan milik rame-rame. Sampai saat ini kita sudah 14 kali
mengadakan copy darat di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dll. Dan bulan depan
kita akan mulai mengadakan bakti sosial penyembuhan dan konseling untuk mereka yg mau
mengundang kita untuk datang.

T = Mas Leo, saya ada beberapa pertanyaan yang cukup banyak, namun semoga Mas Leo ada
waktu dan bersedia mau menjawab pertanyaan-pertanya an bodoh saya ini.
J = Kalau kita mau bertanya maka artinya kita tidak bodoh. Saya sendiri percaya bahwa kalau ada
yg bertanya kepada saya, maka artinya saya sudah diberikan jawabannya. Jawaban itu bukan datang
dari saya, melainkan dari alam bawah sadar si penanya sendiri. Saya cuma berperan sebagai
medium atau sarana saja, yg menyampaikan pesan dari alam bawah sadar penanya.

T = Kenapa ya belakangan ini saya bertanya-tanya terus mengenai kehidupan saya di sini? Anyway
aura saya apa ya Mas Leo?

J = Kalau anda bertanya mengenai kehidupan anda, artinya anda sedang memasuki tahapan baru
karena anda sadar bahwa apa yg selama ini anda mengerti tentang siapa dan apa missi anda di dunia
ini ternyata telah tidak memadai. Anda tahu bahwa anda harus berubah, tapi tidak tahu harus
berubah ke arah apa.

Aura cuma impressi saja yg muncul di dalam pikiran. Kalau anda banyak berpikir dan
berkomunikasi, maka aura anda akan berwarna biru (warna Cakra Tenggorokan) . Kalau anda
mudah kasihan kepada orang lain, maka aura anda akan berwarna hijau (warna Cakra Jantung).

Kalau anda memiliki tubuh fisik yg kuat dan mengandalkan kekuatan tubuh semata, maka aura anda
akan berwarna kuning (warna Cakra Solar Plexus). Kalau anda hanya mementingkan sensualitas
belaka, maka aura anda akan berwarna merah (warna Cakra Dasar).

Kalau anda memiliki kebatinan yg kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh segala macam tarikan
pemikiran, perasaan, dan sensualitas, maka aura anda akan berwarna indigo (warna Cakra Mata
Ketiga). Kalau anda tidak memperdulikan segalanya dan fokus semata kepada yg ada di kerohanian
anda, maka aura anda akan berwarna ungu (warna Cakra Mahkota).

Di atas ini semua adalah NON warna. Hitam itu non warna. Kalau aura anda berwarna hitam seperti
Lucifer, artinya anda bisa menjadi apa saja. Kalau anda bertindak, mungkin maka orang akan bilang
anda baik, orang lain lagi mungkin akan bilang anda buruk. Tetapi anda tidak akan perduli segala
macam penilaian orang. Anda cuma akan melakukan apa yg anda pikir harus anda lakukan. You
only do what you think you need to do.

Hitam adalah warna roh, simbol dari spiritualitas. Di Jawa, warna spiritualitas adalah hitam, dan ini
memang benar. Hitam itu sebenarnya bukan warna. Hitam adalah non warna, kekosongan, nibbana.
Kebalikan dari hitam adalah putih yg berarti semua warna, all colors. Spektrum dari tiga warna
dasar, merah, kuning, dan biru, membentuk apa yg kita kenal sebagai warna putih yg sering di salah
kaprahkan sebagai warna spiritualitas. Pedahal spiritualitas atau kerohanian itu adalah yg NON
warna, yg kosong, yg beyond all symbols, dan itu adalah yg kita kenal sebagai hitam. Putih adalah
spiritualitas yg masih belepotan dengan keduniawian seperti sering terlihat di berbagai ritual
keagaaman.

Agama-agama yg kalau ritual menggunakan banyak warna putih adalah agama-agama yg full of
belief systems. Belief systems itu hasil dari rekayasa, artinya rekaan manusia belaka. Kalau segala
macam reka-reka itu ditanggalkan, maka jadinya akan hitam saja, kosong saja, and that's TRUE
spirituality ketika kita bisa memilih apapun yg akan kita jalani tanpa menghakimi dan bilang yg ini
salah atau yg itu yg benar.

True spirituality tidak menghakimi melainkan menerima semuanya apa adanya. Seperti hitam yg
menyerap segala macam spektrum warna yg jatuh ke atas dirinya, begitulah true spirituality,
menyerap saja tanpa menghakimi. And isn't that God also? Bukankah yg kita kenal sebagai Allah
juga seperti itu? Cuma menyerap saja apapun yg mau di-proyeksi- kan oleh manusia-manusia?
Terus terang saya sendiri tidak bisa melihat aura kalau pengertiannya seperti warna yg muncul di
depan mata kita seperti ketika sedang menonton TV. Menurut saya anda ini no color, artinya
warnanya tidak kelihatan atau tidak ada warna.

T = Menanggapi tataran syariat yang selalu dipermasalahkan di milis. Bukankah syariat itu masih
diperlukan selama kita berjasad, apalagi dengan tingkat intelektual dan sosial masyarakat yang
berbeda, Mas?

J = Syariat itu merupakan pilihan. Kalau kita mau maka bisa kita pakai, kalau kita tidak mau maka
bisa kita lepaskan tanpa kita kehilangan suatu apapun.

Segala macam syariat agama itu buatan manusia dan nama Allah disitu cuma merupakan pelengkap
saja. Anda bisa baca Taurat dari Nabi Musa yg penuh dengan segala macam aturan syariat, dan di
sana anda bisa mengerti bahwa segalanya itu merupakan buatan dari Nabi Musa sendiri, walaupun
dia mengatas-namakan Allah yg disebutnya sebagai Jehovah Elohim.

Musa adalah pelopor dari penciptaan berbagai macam syariat di tradisi Samawi (Yahudi, Kristen,
Islam). Berdasarkan Taurat dari Musa, agama Yahudi dengan berbagai alirannya mengatur segala
macam perilaku manusia yg katanya sesuai dengan apa yg diinginkan Allah. Pedahal kita tahu
bahwa segalanya buatan para rabbi itu sendiri, walaupun kita juga tahu bahwa mereka yakin hakkul
yakin bahwa seperti itulah yg diinginkan oleh Allah.

Kristen juga seperti itu. Di masa Gereja Katolik meraja-lela di Eropa, gereja membuat syariat yg
semakin lama semakin menjerat anggota masyarakat. Dan semuanya mengatas-namakan Allah.
Jalan pikiran dari mereka yg membuat dan menjalankan syariat adalah bahwa masyarakat akan
berantakan tanpa ada ancaman hukuman dari Allah berupa Neraka, dan ganjaran dari Allah berupa
Surga.

Nah, jalan pikiran itu rontok dengan sendirinya ketika Abad Pencerahan di Eropa muncul. Segala
macam syariat dari Gereja Katolik sedikit demi sedikit dibuang. Revolusi Perancis yg membawa
demokrasi lebih jauh lagi membawa perubahan dalam cara berpikir manusia. Akhirnya manusia
mengerti bahwa ternyata yg diperlukan itu Rule of Law, kesamaan hak dan kewajiban di depan
hukum. Hukum negara dan bukan hukum yg mengatas-namakan Allah.

Revolusi Perancis melahirkan demokrasi dimana-mana. Amerika Serikat itu anak langsung dari
Revolusi Perancis. Tetapi tentu saja demokrasi itu tidak otomatis, berjalannya dengan jatuh bangun
juga karena negara-negara kerajaan memang mendasarkan diri pada syariat juga, yg namanya the
Divine Right of Kings. Jadi, syariat itu macam-macam, dan tadinya bisa menghukum manusia yg
tidak mau mengikutinya karena dipikir bahwa masyarakat hanya akan teratur kalau Allah disebut-
sebut. Tetapi ternyata masyarakat berjalan terus, dan syariat terus dipreteli. Bahkan Turki yg
memiliki sistem khalifah akhirnya jelas-jelas menanggalkan syariat dalam sistem bernegara. Turki
memproklamirkan diri sebagai negara sekuler. Ada pemisahan tegas antara negara dan agama.

Sistem sekuler artinya negara berdasarkan hukum atau Rule of Law, dan yg namanya syariat agama
merupakan pilihan belaka. Kalau mau mengikuti, maka itu merupakan pilihan pribadi. Kalau tidak
mau mengikuti, ya bisa ditinggalkan saja.

Arab Saudi yg sampai saat ini masih menerapkan syariat sebagai hukum negara sebenarnya cuma
mempertahankan sistem itu karena masih ada kerajaan, dan masih ada minyaknya. Cepat atau
lambat Arab Saudi akan menjadi negara demokratis juga, dan segala polisi rahasia yg menteror
warga Arab Saudi akan dipreteli juga, walaupun saat ini masih ada karena penguasa masih kuat.
Segala syariat itu membawa-bawa nama Allah. Pedahal tanpa membawa nama Allah kita bisa
menjadi negara yg aman dan sejahtera, berpemerintahan bersih, menghormati HAM, dsb... seperti
dibuktikan oleh negara-negara Barat. Di Indonesia, mereka yg ngotot ingin memaksakan syariat
sebagai hukum negara justru bilang kebalikannya. Katanya negara-negara Barat itu yg Setan, dan
yg bersyariat adalah yg Tuhan. Pedahal kita semua tahu bahwa negara-negara atau masyarakat yg
bersyariat adalah yg tidak menghormati HAM, yg penuh kemunafikan, yg kotor, yg melecehkan
wanita dan sebagainya. Menurut saya, itulah yg Setan.

Tetapi, sekali lagi, segalanya adalah pilihan. Tuhan dan Setan cuma sebutan saja. Kalau anda mau
bersyariat, maka bersyariatlah, anda sendiri lah yg akan bersusah payah dengan fantasi anda bahwa
anda sedang berusaha membeli tiket ke Surga. Kalau orang tidak mau bersyariat, ya tidak usahlah.
Orang itu sendiri yg bisa enjoy hidupnya karena sudah bisa merasakan kebebasan yg memang selalu
ada di dirinya.

Kita ini sudah hidup di abad 21 M, masa syariat sudah lewat, dan cara berpikir bahwa hanya syariat
lah yg bisa membawa ketertiban di masyarakat sudah kedaluwarsa. Yg diperlukan adalah Rule of
Law atau kepastian hukum yg berlaku sama tanpa diskriminasi berdasarkan Suku, Agama, Ras,
Golongan, Jenis Kelamin, Usia, dan Orientasi Seksual.

T = Mengenai arti mimpi, beberapa hari yang lalu saya dikejutkan (sehingga terbangun) dengan
suara bergema : Al Qaariah, Mal Qaariah, Wa ma adro kamal Qaariah (surat Al Qariah ayat 1-3).
Yang kurang lebih terjemahan bebasnya sbb : Petaka besar. Apa itu Petaka besar? Apakah kamu tau
apa itu petaka besar?

Apa makna/arti dari mimpi ini ya, Mas? Terus terang saya jadi was-was juga nih. Hasil berdiskusi
dengan Pak Achmad Chodjim, Pak Chodjim mengkaitkannya dengan bencana-bencana yang akan
terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia . Bagaimana pandangan Mas Leo? Apalagi beberapa
hari kemudiannya saya dalam mimpi diperlihatkan air yang melimpah dimana-mana…

J = Banyak orang yg sudah melihat bahwa akan ada bencana besar, datangnya seperti air, sedikit
demi sedikit. Air pertama tidak besar, yg kedua lebih besar, ketiga lebih besar lagi, dsb... sampai
akhirnya terjadi Tsunami. Cuma mereka yg bisa berjalan ke atas gunung akan bisa menyelamatkan
diri. Berjalan itu merupakan perlambang juga, artinya kalau kita mau melepaskan segala keterikatan
kita kepada tempat asal, maka kita akan selamat. Kalau kita mau bertahan di posisi yg lama, maka
kita akan habis diterjang tsunami. Posisi yg lama bisa berarti agama, tradisi, cara berpikir, cara
berperilaku, segalanya yg lama dan masih mau dipertahankan terus.

Ada tulisan saya tentang penafsiran mimpi seorang rekan yg sangat spesifik mengenai kemungkinan
bencana di masa depan yg dekat. Tulisan itu bisa di search juga di Milis SI dan di facebook, dan
judulnya adalah: "Bola Api dari Barat yg jatuh di Utara."

T = Mumpung sedang membahas arti mimpi, ada dua pengalaman mimpi di dalam hidup saya, yang
menurut saya cukup aneh namun berbekas pada diri saya:

Mimpi pertama: Suatu ketika saya berada pada jaman Jawa Kuno. Saya melihat di suatu masjid
bergaya Jawa Kuno, orang-orang sedang mengadakan ritual untuk menolak hal yang buruk-buruk.
Ketika saya menyapa salah satu orang yang ada di sana dan mengutarakan hendak turut mengikuti
ritual tersebut, orang tersebut (yang selalu menyebut-nyebut saya dengan kata-kata “tuan” dan
sangat hormat dengan saya) mengatakan bahwa saya tidak perlu mengikutinya karena saya
(menurut dia di mimpi itu) adalah Syekh Siti Jenar (??). Karena saya sangat bingung, sayapun
terbangun.
Mimpi kedua ini terjadi ketika saya belum menikah dengan istri saya lebih dari 10 tahun yang lalu.
Dalam mimpi itu saya dihampiri Sukarno (proklamator) . Beliau menyalami saya dan menitipkan
istri saya yang sekarang, yang pada mimpi itu beliau juga menyebutkan bahwa istri saya itu
sebenarnya adalah Nyi Roro Kidul (??). Jika Mas Leo berkenan, mohon tanggapan akan arti-arti
mimpi tersebut. Apa jangan-jangan itu mimpi hanya bunga tidur saja yang tidak ada artinya sama
sekali?

J = Ada mimpi yg bunga tidur, dan ada mimpi yg memiliki arti simbolik besar. Dua mimpi anda itu
simbolik sekali, dan saya percaya anda sendiri sudah tahu artinya. Syekh Siti Jenar adalah diri anda
sendiri, so ini adalah simbol pribadi bagi diri anda. Siapa Syekh Siti Jenar anda sudah tahu. He said,
kulo gusti. I am the Lord. Allah and me are one, just that. So, anda memang tidak memerlukan
segala ritual itu. Ritual itu shalat, kebaktian, misa kudus, selametan, odalan, dsb... Ada banyak
istilahnya, dan semua adalah ritual. Sebagai Syekh Siti Jenar anda tidak memerlukan ritual.

Ritual gunanya hanya sebagai visualisasi berbagai perlambang. Kalau berbagai perlambang dan
artinya sudah anda pahami, atau bahkan sudah menjadi bagian dari kesadaran di dalam diri anda
sendiri, maka jelas anda tidak memerlukan ritual. So, mimpi itu dengan jelas memperlihatkan
bahwa ya, anda memang tidak lagi memerlukan ritual. Ritual hanyalah untuk mereka yg belum
berani melepaskan diri dari kemelekatan terhadap simbol-simbol keagamaan atau tradisi, belum
berani melepaskan diri dari syariat. Mereka merasa bahwa tanpa ada upacara fisik atau ritual maka
essensi di dalam kesadaran mereka tidak akan sempurna. Pedahal, yg essensial itu tidak
memerlukan ritual. You simply are. Anda memang selalu satu dengan Allah, dari no beginning
sampai no ending. And you need no ritual to confirm it.

Sukarno merupakan seorang nabi dalam kesadaran manusia Indonesia. Dulu saya melihat bahwa
ada dua orang nabi dalam kesadaran manusia Indonesia, yaitu Jayabaya dan Syekh Siti Jenar. Tetapi
seminggu terakhir ini akhirnya saya sadar bahwa, ya Sukarno juga seorang nabi. Berarti ada tiga
orang nabi Indonesia: Jayabaya, Syekh Siti Jenar, dan Sukarno. Di mimpi itu Sukarno berpesan
bahwa istri anda adalah Nyai Roro Kidul. Nyai Roro Kidul adalah simbol feminin dalam alam
bawah sadar Indonesia sebagai suatu bangsa. Feminin yg paling feminin itu Nyai Roro Kidul. Istri
anda memiliki kekuatan penyembuhan feminin, yg artinya penerimaan tanpa batas. Arti positif dari
perlambang Nyai Roro Kidul adalah penerimaan tanpa batas terhadap semua manusia, tanpa
penghakiman. Ada juga aspek negatif dari perlambang itu yg perlu di-appeased melalui berbagai
ritual seperti larungan dsb.

Istri anda memiliki dua aspek dari Nyai Roro Kidul, anda juga memiliki dua aspek dari Syekh Siti
Jenar. Karena kita masih manusia hidup secara fisik, maka dua aspek itu tidak bisa kita hilangkan.
Kita semua memiliki aspek positif dan negatif, yg cuma bisa kita seimbangkan terus menerus
selama kita masih berbadan fisik. Caranya dengan naik ke Cakra Mata Ketiga dengan meditasi. So,
meditasi dalam berbagai istilahnya ternyata memang masih diperlukan. Bahkan Syekh Siti Jenar
melakukan meditasi. Bahkan Yesus melakukan meditasi. Bahkan Sidharta Gautama melakukan
meditasi.

T = Kundalini versus Pineal. Ada yang berpendapat Kundalini sebagai God Spot, sementara Mas
Leo berpendapat pada kelenjar pineal. Tanggapan Mas?

J = Of course kita bisa berbeda pendapat, I have no problem with that. Bahkan orang bisa berbicara
menggunakan terminologi berbeda sama sekali, tapi maksudnya sama. God Spot itu istilah Bahasa
Inggris, menurut riset di tempat itu dihasilkan hormon melatonin. Kalau melatonin meningkat,
maka gelombang otak melambat dan kita bisa masuk ke dalam kesadaran lebih tinggi.
Kesadaran tinggi sering saya sebut sebagai "Higher Self", dan istilahnya bisa macam-macam. Bisa
dibilang sebagai Allah, Yesus, Buddha, Nur Muhammad, Siwa, Logos, ... apapun. Istilah tidak akan
menjadi masalah selama kita bisa tahu secara intuitif bahwa kita masuk ke dalam kesadaran di diri
kita sendiri yg sebenarnya merupakan kesadaran kolektif juga. Ada collective consciousness, dan
ada collective unconscious, tapi ini juga cuma istilah-istilah saja. Yg penting kita bisa merasa
bahwa kesadaran di diri kita itu tetap. Kita memang ada karena kita ada.

T = Wah, tanpa disadari, saya sudah kurang ajar, terlalu banyak menanya (maklum orang bodoh
Mas, he he). Mudah-mudahan Mas Leo sedang memiliki waktu luang dan bersedia melayani
pertanyaan saya ini. Terima kasih banyak, Mas Leo….

J = Terima kasih banyak juga sudah bertanya. Kalau tidak ditanya saya tidak bisa menjawab, ya
gak?

T = Terima kasih, penjelasannya sangat inspiratif sekali dan membuka sesuatu pada diri saya.
Mengenai aura, saya pun sudah menyadari cahaya hitam itu Mas Leo, tapi saya selama ini selalu
takut untuk mengakuinya. Karena konotasi hitam yang selalu buruk, he he... One another stupid
question... mudah-mudahan Mas Leo ngga bosen-bosennya ya... Bisa dijelaskan mengenai
"Larungan" Mas Leo?

J = Well, menurut saya larungan adalah cara akal-akalan untuk buang sial. Bahasa Betawi-nya itu
"buang sial", jadi segala macam simbol dari berbagai hal yg diduga akan membawa kesialan
dikumpulkan dalam satu wadah, dan dalam waktu tertentu dibuang ke Laut Selatan yg merupakan
simbol dari the Great Unknown, dalam manifestasinya sebagai the Great Feminine.

Karena feminin, maka bagian di tubuh manusia yg dikuasainya adalah bagian dada atau Cakra
Jantung, tempat dimana emosi-emosi yg berasal dari hubungan antar manusia berada. Jadi, hal-hal
yg mengganjal dalam hubungan antar manusia bisa disimbolkan dalam bentuk tertentu, dan
dilarung di Laut Selatan. Ini ritual, dan efeknya berada di dalam kejiwaan dari mereka yg
berpartisipasi, dan bukan di benda-benda yg secara fisik dilarung itu.

Kalau jiwa merasa tenteran karena merasa telah mengorbankan hal-hal yg dianggap berharga dalam
hidup ini, maka tentu saja di kehidupan sehari-hari akan lebih lancar. Itu penjelasan praktisnya
menurut saya, walaupun mereka yg hidup dalam kebudayaan Jawa memiliki berbagai penjelasan
berbeda.

Nyai Roro Kidul yg dipercaya sebagai penguasa Laut Selatan sebenarnya juga merupakan simbol
dari alam bawah sadar penguasa. Penguasa Jawa masa lalu bersifat otoriter, sangat maskulin, dan
apa yg di-repressed itu di-relegasikan ke alam bawah sadar dan mengambil figur sebagai Nyai Roro
Kidul. Jadi, Raja Jawa akan berdampingan dengan Nyai Roro Kidul dalam memerintah rakyatnya.
Artinya apa? Artinya bahwa kesadaran dalam diri si Raja Jawa itu komplit, ada bagian sadar (si
Raja sendiri), dan ada alam bawah sadar (disimbolkan oleh Nyai Roro Kidul).

Simbolisme, semuanya simbolisme, dan memang bisa memiliki power juga bagi mereka yg hidup
dengan belief system seperti itu. Bagi mereka yg tidak percaya, segala macam simbolisme itu tidak
ada artinya, dan tidak memiliki power apapun. Yg memiliki power adalah simbol yg dipercayai.
Nyai Roro Kidul di Jawa bisa digantikan oleh Bunda Maria dalam belief system Katolik, misalnya.
Bisa digantikan oleh Fatima dalam belief system Arab Muslim. Bisa digantikan oleh Dewi Kuan Im
dalam belief system Buddha Mahayana. Bisa digantikan oleh Dewi Saraswati dalam belief system
Hindu Bali.

So, dengan mengerti bahwa segalanya adalah simbolisme yg bekerja di dalam proses kejiwaan kita
sendiri akhirnya membawa kita menjadi manusia yg toleran. Kita ini plural, dan tidak ada gunanya
untuk main fanatik-fanatikan karena segala yg kita pegang itu ternyata cuma simbolisme belaka,
termasuk yg adanya di agama-agama dan tradisi kita.

Pedahal yg essensial adalah yg tidak bisa di-simbolkan. Kita menyatu dengan yg essensial, sehingga
segala simbol-simbol itu cuma datang dan pergi saja di kesadaran kita, dan kita tidak melekat
kepada mereka. Itu ajaran non attachment atau tanpa kemelekatan dari Sidharta Gautama. Itu juga
pengertian ikhlas dan pasrah dalam Islam. Itu juga pengertian menyatu dengan Allah dari Yesus.
Dan itu juga sebabnya Syekh Siti Jenar bilang, kulo gusti.

Kulo gusti, and I need no more.

------------ ---

43. You Will Lose Nothing in This World (and After)

T = Sungguh dan sunguh luar biasa Mas Leo ini, saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih, tidak
lupa mengucap syukur kehadirat Allah S.W.T atas petunjuknya memberikan pengetahuan ini dan
disampaikan melalui seorang manusia bernama Mas Leo, saya jadi mengerti sedikit demi sedikit
tentang manusia itu apa, sukma itu apa, jasad itu apa, bahkan Zat yang mendiami dan memberi Zat
itu apa walau baru sebatas akar kecil yang melintang menjadi pengetahuan buat saya,

J = Semuanya berasal dari dalam diri anda sendiri saja, Mas.

T = Nyuwun Pangapunten (Minta Maaf) Mas Leo kalau berkenan mbok saya diterawang terus
dianalisa sama Mas Leo, Pernah seperti apa, Sudah seperti apa, Sedang seperti apa, atau Akan
seperti apa saya ini, biar ada tambahan keyakinan bahwa Karunia ini memang benar buat saya
bukan sesuatu yang nyasar masuk dalam diri saya.

Jujur Mas Leo secara nyata saya sedang menghadapi masalah yang menurut saya itu Prinsip yang
dirusak, mungkin masalah ini bagi orang lain ringan bahkan sepele, nah sejak saya terkadang iseng
membuka halaman internet tentang Meditasi, Pencerahan bahkan sampai Olah batin, saya ambil
tengah Meditasi dan ritual Kundalini dalam petujuk di Halaman itu, sejak itulah saya merasakan
gejala aneh sensasi Fisik saya,.. jodohnya ketemu tulisan-tulisan Mas Leo... tambah yakinlah saya,
apa yang sedang saya cari.

Kalau berkenan balas lagi ya mas ditambah hasil analisa Mas Leo tentang saya, Maturnuwun,
Sembah Sujud kang Putro kagem Mas Leo.

J = Thanks untuk sharingnya. Saya cuma bisa bilang bahwa kalau anda merasa harus menghadapi
sesuatu, ya hadapilah. Biarpun semua orang bilang anda salah, kalau anda merasa bahwa anda harus
menjalani jalur itu, ya jalanilah.

Saya percaya kita semua hidup memiliki misi. Ada yg misinya menjadi "provokator" . Ada yg
misinya menjadi "orang baik". Ada pula yg misinya menjadi "orang jahat".

Tetapi segala macam label seperti itu datang dari luar diri kita, dan terkadang kita terbawa-bawa
juga dengan me-labeli diri kita sesuai dengan pandangan orang lain.

Kita mungkin akan beradu argumentasi dengan membenarkan apa yg kita pilih. Kita mungkin
memenangkan argumentasi, mungkin juga kalah. Mungkin juga tidak ada kata akhir. Tetapi kita
akhirnya akan jalan terus saja, karena memang tidak ada pilihan lain.

Kalau segala macam jalan telah tertutup bagi anda, dan hanya ada satu jalan yg terbuka, maka itulah
yg namanya "takdir". Artinya anda memang telah disiapkan untuk mengambil jalan itu.

Siapa yg menyiapkan? Bisa dibilang bahwa anda disiapkan oleh Allah, bisa juga dibilang bahwa
anda disiapkan oleh diri anda sendiri yg lebih tinggi, your own Higher Self. Bisa juga dibilang
bahwa anda sendirilah yg secara tidak sadar telah memilih alternatif yg saat ini akhirnya menjadi
satu-satunya jalan bagi anda.

Jalani saja, you will lose nothing in this world (and after).

------------ ---

44. Saya juga Musyrik dan Aneh

Friends, berikut dua tanya-jawab antara saya dengan dua orang rekan yg berbeda, jenis kelamin dan
usia tersirat, semoga bermanfaat:

TANYA-JAWAB 1:

T = Salam Mas Leo,

Terhitung sudah hampir dua minggu sejak saya meneriakkan jerit dan tangis saya melalui email
kepada Mas Leo, memohon bantuan. Saat itu saya benar-benar merasa sangat hancur... Secara fisik
dan mental.

Entah apa yang terjadi... lambat laun saya merasa proses penyembuhan sedang berlangsung dalam
diri saya... sakit yang selama ini menghimpit dan membebani jiwa, perlahan pupus. Saya kembali
punya semangat untuk 'hidup".

Saya kembali dapat MELIHAT DENGAN JELAS. Bahwa, dalam hidup saya, saya masih memiliki
banyak hal yang indah yang dapat saya nikmati dengan penuh rasa syukur. Anak-anak dan
kesempatan- kesempatan yang saya temukan baik dalam pekerjaan maupun interaksi sosial.

Entah apa yang Mas Leo kirimkan untuk saya... Mungkin doa dan spirit ya, Mas... Namun setelah
peristiwa itu saya seperti sedikit demi sedikit mengalami kelahiran kembali...

Intinya... Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa syukur saya kepada Pemilik
Keberadaan dan rasa terima kasih saya yang tidak berbatas kepada Mas Leo...

Tulisan-tulisan Mas Leo, juga sangat berperan dalam menginspirasi dan menumbuhkankan
semangat hidup saya... Terima kasih ya, Mas Leo. Mohon Do'a dan Spirit selalu.

J = Wow, I'm glad to hear that.


Actually this is not the first time I read or heard things like this, sepertinya apa yg saya ucapkan
atau tuliskan memang mengandung energi tertentu yg sifatnya gimana gituh.

Menurut kesaksian banyak teman, E-books saya yg berjudul "Pelangiku Warna Ungu" dan "Mata
Ketiga, Simbol dan Interpretasinya" memiliki energi penyembuhan yg kuat. Pedahal isi dari kedua
e-books yg bisa di-download dari bagian files di Milis Spiritual Indonesia itu cuma tanya-jawab
seperti ini saja.

Ternyata tanya-jawab ngalor ngidul dengan berbagai rekan memang memiliki energi penyembuhan,
dan energi itu bisa tersimpan terus dan di-akses oleh mereka yg membutuhkannya. Kalau tertarik
dan mau, anda bisa baca saja kedua e-books itu yg akan otomatis terkirim ke mailbox anda apabila
anda join Mlis Spiritual Indonesia di <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual- indonesia>.

Seperti anda bisa lihat sendiri, latar belakang dan permasalahan yg dihadapi oleh rekan-rekan yg
bertanya kepada saya jelas berbeda-beda. Saya sendiri tidak meng-klaim bahwa saya memiliki
solusi untuk permasalahan mereka. Saya cuma berperan sebagai sparing partner bagi banyak rekan
untuk masuk ke dalam kesadaran mereka sendiri, dan menemukan solusinya di sana.

Paling jauh saya cuma berperan sebagai medium yg membawa ke permukaan alternatif jawaban yg
bisa diambil. Ternyata cuma berbagai alternatif saja dengan berbagai konsekwensinya. Ternyata
tidak ada yg namanya terpaksa, karena hampir segala sesuatu dalam hidup ini merupakan pilihan,
choice.

Kalau kita mau, maka pilihan A bisa kita ambil, dan konsekwensinya kita tanggung sendiri. Kalau
tidak mau yg itu, masih ada pilihan B, dan ada konsekwensinya yg juga akan kita tanggung sendiri.
Dan begitu seterusnya. At least setiap orang memiliki dua pilihan, mau atau tidak. Kalau mau, ya
jalanilah. Kalau tidak mau, ya tidak usah. Tidak ada yg memaksa di sini. Bahkan Tuhan pun tidak
memaksa.

Tuhan atau Allah adalah kata yg sering bikin runyam hidup orang, we have to admit it. Bukannya
membantu manusia, konsep Allah, kalau dibawa-bawa, akhirnya malah membuat orang yg lagi
bingung menjadi semakin bingung.

Semua yg katanya berniat membantu membawa nama Allah. Katanya Allah mau anda sebagai
wanita tunduk kepada suami anda. Kalau anda tidak tunduk kepada suami anda, maka Allah akan
membuat hidup anda sengsara, as well as menjebloskan anda ke Neraka setelah anda mati nanti,
astagfirullah alazzim.

Dan terus terang saya sering mengucap istighfar secara spontan ketika orang bilang bahwa Allah
maunya kita memuji-muji ajaran agama yg sudah usang dan tidak mau di-reformasi itu, pedahal
kelakuan orang itu sendiri jelas sudah jauh dari ajaran agama yg masih dipujinya setinggi langit
tetapi tidak dipraktekkannya.

Hal seperti itu membuat banyak orang menjadi sakit jiwanya. Mulut masih bilang yes bahwa ada
nabi-nabi yg di-imani, ada malaikat-malaikat yg di-imani, ada amal ibadah yg harus dilakukan, blah
blah blah... Tetapi dalam praktek semuanya nol belaka. Kosong melompong.

Nah, orang-orang seperti itu tidak berbeda dengan anak SD yg diberikan pertanyaan multiple
choice. Lingkari jawaban yg benar, dan yg benar hanya satu, konon.

Itu untuk anak level SD. Kita ini rata-rata lulusan perguruan tinggi, dan kita tahu bahwa ajaran
agama di SD itu sudah tidak relevan lagi bagi kita. Tidak berlaku lagi karena kita sudah bisa melihat
bahwa agama-agama itu semuanya buatan manusia, termasuk konsep Allah yg dibawa-bawa.
Walaupun kita bilang insyaallah, alhamdulilah, blah blah blah... semuanya itu cuma konvensi saja,
kebiasaan saja.

Yg sebenarnya bekerja adalah kesadaran di diri kita yg berpikir, membandingkan berbagai


alternatif, dan mengambil pilihan yg kita mau, just that.

Memang ada Allah, tetapi namanya berbeda-beda, dan adanya di dalam kesadaran di diri anda, di
diri saya, dan di diri siapa saja. Dan Allah yg asli itu tidak bisa dipisahkan dari kesadaran yg ada di
diri anda karena, ya, memang lebih dekat daripada urat leher anda.

Apa yg lebih dekat dari urat leher anda selain kesadaran yg ada di diri anda? Dan kesadaran itu anda
rasakan ketika anda diam saja, wirid, meditasi, novena,... whatever you call it. Diam saja dan
rasakan bahwa you are one with God, satu dengan Allah.

Dan kita memang selalu satu dengan apa yg kita sebut sebagai Allah, bahkan tanpa syariat. Bahkan
tanpa amal ibadah, bahkan tanpa segala macam DO's and DON'Ts yg membuat orang susah menjadi
semakin susah saja.

Ulama-ulama dari semua agama, kalau diberikan kesempatan, maunya membuat orang susah
semakin susah dengan menjejalkan ajaran-ajaran mereka. Saya ini bukan ulama, saya cuma sparing
partner dari berbagai teman di seluruh Indonesia dan LN juga. Saya tahu bagaimana susahnya orang
yg ingin keluar dari lingkaran Setan (kesian yah Setan dibawa-bawa, pedahal dia nggak tahu apa-
apa).

Daripada saya muter-muter nggak jelas ngomong hal-hal yg positif dan baik-baik saja, kan lebih
baik saya ngomong apa adanya bahwa we shall lose nothing in this world.

Kalau anda sudah tidak mau meneruskan bahtera whatever dengan suami anda, tinggalkan saja. It's
your right. Anda itu memiliki HAM untuk keluar dari RT yg anda pikir sudah tidak ada gunanya
lagi.

On the other hand, kalau anda pikir bahwa masih lebih banyak benefit-nya untuk bertahan sebagai
istri si Polan yg kelakuannya kayak Setan itu (Setan lagi dibawa-bawa, kesian deh...), ya bertahan
saja lah.

Bertahan saja sambil membuka mata anda ke kiri dan ke kanan, siapa tahu aja ada another man
(baik single, double, ataupun bekas) yg tertarik kepada anda.

Tertariknya juga bukan berarti harus going into another marriage. Banyak pilihan di masa sekarang,
dan marriage is only one of the choices. It's your own life, dan tidak ada hubungannya dengan amal
ibadah ataupun konsep Allah yg dijual oleh ulama-ulama itu.

Live your life!

TANYA-JAWAB 2:
T = Salam kenal om. Saya masih pelajar kelas 3 STM. Saya juga menyukai kebebasan dalam hal
apa pun. Boleh tanya arti mimpi ga' om? (juga tanya yg lain).

J = Boleh aja, tanya aja.

T = Waktu kecil saya pernah mimpi di siang hari ada bulan dan bintang, keduanya jatuh ke jalanan
lalu saya injak eh malah jadi air. Itu cuma bunga tidur atau ada artinya om?

J = Ada artinya juga. Bulan dan bintang itu simbol dari figur feminin dan maskulin dalam
kehidupan anda, simbol dari ibu dan ayah. Bulan itu feminin atau ibu, dan bintang itu maskulin atau
ayah. Siang itu simbol dari kesadaran yg ada di diri anda, yg bisa melihat jelas apa dan siapa.

Bulan dan bintang jatuh ke jalanan di siang hari, artinya anda melihat bahwa figur orang tua di
dalam diri anda sudah jatuh. Walaupun seharusnya mereka ada di atas langit, ternyata mereka jatuh
ke jalanan. Ternyata setelah jatuh dan diinjak hanyalah air belaka. Air adalah simbol dari emosi atau
hubungan antar manusia.

Kalau boleh jujur, saya melihat bahwa anda sudah menyadari bahwa orang tua di dalam kehidupan
anda ternyata sudah tidak seperti seharusnya. Seharusnya mereka berada di belakang layar saja, dan
memberikan pengarahan secara tidak langsung. Tetapi mereka sudah keterlaluan in such a way,
muncul di tengah hari.

Dan anda melihat bahwa apa yg mereka lakukan atau ucapkan ternyata tidak bisa bertahan di depan
pengertian yg anda miliki. Mereka jatuh, dan setelah jatuh ternyata mereka isinya hanyalah emosi-
emosi saja.

Di mimpi itu kemungkinan besar anda melihat kedua orang tua anda secara fisik di dunia ini, yg di-
simbol-kan oleh bulan dan bintang yg muncul di siang hari. Tetapi figur feminin dan maskulin
bukan hanya orang tua secara fisik, bisa juga orang tua secara kolektif. Orang tua secara kolektif yg
dari jenis feminin adalah ajaran-ajaran keagamaan. Orang tua secara kolektif yg dari jenis maskulin
adalah negara dan sistem pemerintahan.

Kalau diartikan secara kolektif, artinya anda juga sudah melihat bahwa ajaran agama dan sistem
pemerintahan Indonesia ini sudah amburadul. Mereka sudah ambruk dan tidak bisa bertahan ketika
anda mempertanyakannya. Anda menginjak apa yg tadinya dinilai tinggi itu, dan mereka protes.
Protesnya bukan argumen tetapi air atau emosi-emosi belaka.

Biarin aja, ntar airnya juga menguap. Air di tengah jalanan yg berada di bawah terik matahari akan
otomatis menguap, gone.

T = Kehidupan saya yang lalu saya siapa ya om?

J = Anda bisa jadi siapa saja di masa lalu. Mao jadi Si Jampang Jago Betawi atawa Si Manis
Jembatan Ancol juga oke saja. Past Life itu konsep amburadul juga, katanya kita bisa mengurutkan
dulu kita jadi apa saja, kalo banyak dosa ntar lahir lagi jadi Amrozi. Kalo banyak pahala, lahir lagi
jadi Luna Maya, cappe dehh!!

In my opinion, karena kesadaran yg ada di anda, di saya, dan di siapa saja itu sama saja, maka kita
bisa menyebut semua mereka yg lahir sebelum kita sebagai "kita" juga. Anda mau jadi apa
sekarang, that's the question.

Memang ada juga orang yg memiliki bakat untuk "masuk" ke dalam memory kolektif dan akses
pengalaman dari figur-figur di masa lalu. Ada yg jadi Cleopatra, jadi seorang Kaisar Cina. Jadi
Superman juga boleh aja, jadi Cat Woman juga boleh aja, so what gitu lho!

T = Terus cakra saya apa ya om? Sekalian artinya.

J = Setiap titik di atas tubuh anda adalah cakra, bahkan setiap titik di dalam tubuh anda juga
merupakan sebuah cakra. Artinya anda ini full of chakras. Chakras adalah tubuh etherik atau tubuh
energi non fisik. Basic-nya anda itu non fisik, spirit doang alias roh, en no different than hantu-
hantu. So, jadilah hantu yg baik, ok?

T = Kundalini itu apa? Apa saya sudah punya atau terbuka?

J = Kundalini adalah bagan abstrak dari jalur cakra utama, dari ujung tulang pantat sampe ke atas
batok kepala. Of course anda itu udah terbuka kundalininya. Kalo belom terbuka mana berani nulis
kayak begini sama saya? Kalo kundalininya belom terbuka, maka anda akan seperti ulama-ulama
itu, yg seenak jidatnya mengeluarkan fatwa bahwa kundalini itu haram jadah. Pedahal, ... pedahal
die gak tau aja siapa yg haram jadah, ya gak?

T = Balas ya om. Maaf kalau tidak sopan (bawel).

J = Emang bawel.

T = O ya om balasnya via message ya om. Saya orangnya masih tertutup soal hal ini. Takut dikira
musyrik atau aneh gitu.

J = Gak apa-apa. Saya juga musyrik dan aneh.

T = Terima kasih ya om.

J = Terima kasih juga udah nanya-nanya.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Adegan dari film Korea: "Sex is Zero, Season 2". I
like this photo, maybe ada hubungannya juga dengan conversations di notes ini. Seorang wanita yg
tanpa busana dan kena UU Pornografi nangis sesenggukan di paha seorang rahib Buddha yg very
handsome. Di punggung wanita itu ada a cute little boy. A very humane picture. Funny and loving is
humane, manusiawi.

------------ ---

45. Kenapa di Indonesia Pernikahan yg Berbeda Agama Dilarang?

Dear sahabat terkasih,

Maaf jika saya salah bertutur dalam pertanyaan ini: Kenapa ya di indonesia, pernikahan yg terjadi
karena berbeda agama dilarang? Padahal Tuhan YME, tidak pernah mempermasalahkan tentang
siapa kamu? Apa agamamu? siapa Tuhanmu ? Semua sama dimata Tuhan YME, sama-sama
kembali kepada sang khaliq kelak, walau beda cara menggapai Tuhannya, kenapa harus
dipermasalahkan? Kenapa harus diharamkan? kenapa tidak diperbolehkan? Kenapa kita harus
berkedok dibalik sebuah agama?
Salam Cinta Kasih,

JAWABAN SAYA:

Pernikahan berbeda agama dilarang di Indonesia karena Pemerintah Republik Indonesia menginjak-
injak HAM (Hak Azasi Manusia).

Kita semua tahu bahwa RI telah meratifikasi Deklarasi Universal HAM. Dan isi dari pasal 16, ayat
1, Deklarasi Universal HAM, sbb:

"Pasal 16
(1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka
mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan di saat
perceraian."

Karena pernikahan berbeda agama tidak mau dilakukan oleh pencatatan sipil di Indonesia, maka
artinya sudah jelas bahwa Pemerintah RI melecehkan HAM Universal. HAM dari mereka yg
berbeda agama dan ingin menikah telah diinjak-injak oleh Pemerintah RI, dan situasi seperti itu
masih berlangsung sampai saat ini.

Saya sendiri sangat terperangah ketika memperoleh pertanyaan spesifik tentang hal itu dari seorang
ahli tentang Indonesia berkewarga-negaraan Australia, Prof. Dr. Julia Day Howell, dari Griffith
University, Australia. Tanggal 23 Januari 2009 saya bertemu dengan Prof. Dr. Julia Day Howell di
Jakarta. Ini pertemuan kami untuk pertama-kalinya. Dr. Howell berada di Jakarta untuk
memberikan pidato pembukaan dalam acara "Urban Sufism Days" di Universitas Paramadina.

Ternyata Dr. Howell dan saya memiliki concern yg sama tentang masa depan kehidupan spiritual di
Indonesia yg berkaitan dengan politik keagamaan negara. Kami sependapat bahwa sampai saat ini
Indonesia masih tidak menghormati HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom) yg
dibuktikan oleh susah atau tidak mungkinnya melakukan pernikahan antar agama. Kalau mau
menikah, maka harus satu agama. Kalau agama berbeda, maka tidak bisa atau sangat dipersulit. Ini
jelas melanggar HAM. So, sebagai pengamat dan pelaku spiritualitas kami memiliki pendapat sama
bahwa negara harus sekuler. Harus ada pemisahan tegas antara negara dan agama. Negara hanya
mengurusi kepentingan umum dan tidak boleh mencampuri urusan keagamaan.

Agama merupakan domain pribadi dari warganegara. Yg beragama itu pribadi per pribadi, para
manusia yg menjadi warganegara. Negara sendiri tidak beragama karena negara bukan manusia.
Segala kolom agama di dalam KTP dan berbagai formulir yg harus kita isi sebaga WNI merupakan
pelanggaran atau setidaknya pelecehan HAM. Negara-negara modern sudah meninggalkan
kebiasaan membedakan manusia berdasarkan agama. Bahkan menanyakan dan mencatat latar
belakang agama warganegara bisa dianggap pelecehan HAM. Negara modern cuma mencatat
perjanjian sipil antara warganegara yg menikah. Tetapi pernikahan itu sendiri merupakan domain
pribadi dari warganegara, dan negara sama sekali tidak berhak untuk menentukan bahwa hanya
warganegara yg beragama sama yg bisa menikah.

So, berlainan dengan salah kaprah kebanyakan orang, sebagai pengamat dan pelaku spiritualitas
kami justru mendukung sistem sekuler atau pemisahan tegas antara negara dan agama. Kenapa
demikian ? Jawab: Karena spiritualitas manusia hanya bisa berkembang dalam masyarakat yg
sekuler dimana kesempatan bagi semua manusia itu sama besar tanpa perlu dibedakan agamanya
apa. Agama merupakan urusan pribadi, mau beragama ataupun tidak beragama merupakan HAM yg
ada di diri tiap manusia. Kami tahu bahwa kultivasi spiritualitas manusia bisa dilakukan dengan
metode apapun, baik melalui agama maupun di luarnya. Dan semuanya itu merupakan domain
pribadi.

Negara tidak berhak menentukan apa yg baik dan tidak baik bagi para warganegara, termasuk tidak
berhak menentukan bahwa hanya mereka yg beragama sama saja yg bisa mengikatkan diri dalam
pernikahan seperti praktek administrasi pencatatan sipil di Indonesia sampai saat ini yg jelas
merupakan pelanggaran HAM kelas berat sehingga orang-orang yg berbeda agamanya dan ingin
menikah terpaksa harus "memilih" salah satu agama. Memilih agama apapun merupakan HAM yg
ada di diri manusia, tetapi "memilih" salah satu agama karena terpaksa keadaan, yg dalam hal ini
dipaksa oleh situasi pencatatan sipil di Indonesia yg tidak mau menikahkan calon pasangan yg
berbeda agama adalah hal lain. Hal pemaksaan pemilihan agama demi pernikahan seperti
dipraktekkan di Indonesia merupakan pelanggaran HAM, dan bukan HAM Kebebasan Beragama
dimana orang secara sukarela akan memeluk agama yg disukainya atau bahkan meninggalkan
agama yg tidak lagi disukainya.

Mereka yg beragama berbeda harusnya bisa menikah tanpa dipersulit. Mempersulit atau melarang
pernikahan berbeda agama merupakan pelanggaran HAM yg sangat serius. Ini merupakan
pelanggaran HAM kelas berat karena seharusnya catatan sipil cuma mencatat saja pernikahan yg
dilakukan oleh warganegara. Catatan sipil seharusnya cuma mencatat pernikahan, perceraian,
kelahiran, adopsi, dan kematian, cuma itu fungsinya.

------------ ---

46. Belajar Budi Pekerti dari Alam Saja

K menulis, sbb:

Salam, ada banyak anak di dunia ini yang mendapatkan pelajaran budi pekerti dari nilai-nilai
universal (sama sekali bukan dari agama) dapat tumbuh dewasa menjadi pribadi yang sehat, penuh
integritas, dan mampu berbuat kebajikan untuk sesama.

Saya menulis, sbb:

Dan di sini termasuk sex education, yaitu how to play it safe. Banyak anak remaja di Jakarta sudah
having sex with each other since about 15-16 years of age. Biasanya umpet-umpetan di belakang
hidung orang tua yg mengira anaknya bebas dari noda dosa, ternyata sudah belepotan sampe
gimana gituh atawa ngelap-nya pake tissue aja.

Saya sendiri tidak bilang itu dosa karena mereka suka sama suka, dan banyak yg pake kondom juga.
Cuma, kalo diajarin sex education secara terbuka setidaknya mereka bisa melakukan doa bersama
sebelom playing the game gituh. At least Allah bisa disapa dengan mengucap bismillah dan kalo
udah kelar bilang alhamdulilah.

+
W menulis, sbb:

Kalo hamil baru Astaghfirullah al adzim :)

Saya kebetulan punya puteri dan dulu saya berpikiran paranoid juga, tapi si Kuz Kuz menjelaskan
di Russia juga wajar seorang anak perempuan having sex di usia 15-18. Akhirnya saya yah
manggut-manggut saja. Si Kuz Kuz yg lahir dan dibesarkan dalam tradisi atheisme sekular banyak
membantu pemahaman saya terhadap hidup dan juga penanganan anak, termasuk melindungi Kuz
Kuz kecil karena perbedaannya dengan temannya cukup mencolok.

WS menulis, sbb:

Kalau buka kitab suci, orang mengucapkan "Bismillah". .. Kalau membuka celana wanita orang
mengucapkan "Dukillah".. ... (harap disambung sendiri).

D menulis, sbb:

Tergantung, kadang kadang "Astagfirullaaahhh" , atau "Masyaallahhh" , atau "Yailahhh", atau


sekedar"Oooaalaaahh hhh".

___

Dan berikut ini yg serius:


___

B menulis, sbb:

Permisi mbak, permisi selamat malem mas, apa kabar? Semua baik tokh, sukurlah mas, semua baik
hehehe... Anu lho mas, kalau belajar budi pekerti dari agama, malah bisa rusak lho mas, bahaya mas
hehehe.... nanti salah salah bisa jadi Amrosi atau Abu Bakar Baasyir, atau juga seperti the Pope,
tidak boleh pakai condom, nggak boleh ini itu.

Ada juga yang belajar budi pekerti seperti FPI-nya India yang baru baru ini menteror pasangan
remaja India yang sedang merayakan Valentine, dan merusak pesta perkawinan orang karena
mereka memotong dan menyuguhkan daging sapi. Atau belajar budi pekerti buddhist monks di
Thailand, yang nggak kerja, hanya minta-minta di jalan.

So, jangan belajar budi pekerti dari agama, nanti disuruh bunuhin semua kafir di manapun kamu
temui, penggal lehernya dan potong tangannya. Jangan belajar budi pekerti dari Sri Kresna, yang
menyuruh Arjuna untuk membunuhi semua sepupu dan pamannya...

Hati hati mas, jangan mbak... Belajar budi pekerti dari alam saja, yang simple. Pakai rule of thumb
saja, beres dah... or not...

Shanti pikir, anggap orang lain itu sama seperti kita.


+

WS menulis, sbb:

Sang Pencipta tidak mengajarkan budi pekerti yang BUILT IN dalam sanubari manusia, tidak
seperti yang diajarkan oleh manusia dalam agama apapun juga. Buktinya Anda sudah tahu mana
yang baik mana yang buruk (jahat) secara OTOMATIS KARENA PUNYA FIKIRAN sehat tanpa
harus diajari oleh agama.

D menulis, sbb:

Mungkin WS mau katakan justru: "Sang Pencipta mengajarkan budi pekerti yang BUILT IN dalam
sanubari manusia, tidak seperti yang diajarkan oleh manusia dalam agama apapun juga".

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Prosentasi siswa/i SMU di Amerika Serikat yg
pernah melakukan hubungan seksual berkisar di angka 50%, berarti 1 diantara 2 orang. Kita tidak
tahu berapa prosentase sesungguhnya di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, walaupun gut
feelings saya bilang sekitar 25%, atau 1 diantara 4 orang. Of course it's not a sin, bukan dosa karena
suka sama suka. Yg menjadi masalah di AS adalah teen pregnancy atau kehamilan oleh wanita yg
berusia belasan tahun, dan bukan teen sex. Teen sex is ok as long as they play it safe, so yg
dibutuhkan adalah more sexual education especially that related to pregnancy prevention atau
pencegahan kehamilan.

------------ ---

47. Allah atau Higher Self Tidak Membedakan Orang

Friends, berikut dua percakapan antara saya dengan dua orang rekan yg berbeda, semoga
bermanfaat.

PERCAKAPAN 1:

T = Hai Om Leo, apa kabar?

J = Oke-oke aja.

T = Semoga tetap segar bugar saja ya, hehe,...

J = Iyalah, kan masih orisinil nih, belom pernah dipake buat gimana-gimana gituh jadi of course
tetap segar bugar (sayuran kaleh...).

T = Kenalin om, aq cuma anak kecil yg tertarik sama hal-hal tentang memaknai hidup, dan ramalan,
hehe,...
J = Sama, aku juga cuma anak kecil yg tertarik buat melakukan something with another anak kecil
tanpa menggunakan syariat macem-macem, yg penting suka sama suka en melakukannya di
belakang hidung orang tua (apa hubungannya yah?).

T = Aq suka membaca notes-notes om di facebook dan di milis, dan buku yg om buat dengan Pak
Audifax itu.

J = Kalo Audifax memang harus dipanggil "pak" sebab bawaannya memang seperti itu. Kalo aku,
biarpun usianya lebih tua dari Audifax tidak boleh dipanggil "om" apalagi "pak", dengan alasan
belom pernah kawin (swear!). Panggil Leo aja ya!

T = Dan aq semakin tertarik.

J = Tertarik sama saya?

T = Aq ingin belajar lebih, tapi bisa gak kalo belajar otodidak saja?

T = Belajar otodidak of course bisa, aku juga otodidak, mendidik diri sendiri.

T = Kasih aq tips dan triknya dunk om. Ya ya ya? He he...

J = Nggak boleh dipanggil om, nanti cepet tua. Itu tips dan trik pertama.

T = Waktu itu aq udah mulai dengan meditasi. Saat sudah mulai muncul 'penglihatan' aq terhenti
karena aq takut, beberapa hari kemudian aku coba lagi, tapi gak pernah berhasil sampai sekarang.
Kenapa ya om.? Apa karena aq terlalu takut ato apa?

J = Iyalah, karena terlalu takut liat setan yg muncul di penglihatan dalam meditasi. Pedahal setan-
nya itu yg lebih takut karena dipaksa sama Allah untuk muncul di depan kita. Setan itu penakut
karena namanya sudah rusak dijelek-jelekin sama orang-orang yg menciptakan agama-agama,
makanya sifatnya pemalu.

Setan yg muncul di penglihatan anda please diperlakukan dengan hati-hati, gak usah dipelototin,
karena kalau anda melotot maka the setan akan kabur, dan susah diajak balik lagi. Kalau anda
tenang saja, maka macam-macam setan akan muncul bergantian di depan anda di kala meditasi.

Itu biasanya pada saat permulaan saja, tetapi lama kelamaan akan berkurang sampai akhirnya setan-
setan tidak akan muncul lagi dengan alasan udah bosen.

So, terusin aja meditasinya, good luck !

PERCAKAPAN 2:

T = Om tanya lagi donk... Boleh kan... Kesadaran itu ada tingkatannya gak om? Kalau ada apa aja
tuh om?

J = Saya sendiri tidak pakai istilah "tingkatan" walaupun sebenarnya memang ada tingkatan
spiritualitas kalau kita melihat dari ciri-ciri yg ditampilkan oleh manusia berbeda-beda.

T = Kalau misal ada, saya dan om di tingkat mana?

J = Kita ada di tingkat yg tidak membedakan manusia, semua manusia bagi kita sama saja, sama-
sama manusia.

T = Kalau orang yg belum sadar-sadar kaya ulama gitu, nanti kalau mati trus kapan nyadarnya om?

J = Mereka akan sadar juga, cepat atau lambat mereka akan sadar juga. Ketika mereka masuk ke
dalam kesadaran di diri mereka sendiri, mereka akan dihadapkan dengan berbagai penampakan
bahwa segalanya itu illusi belaka.

Mereka akan diberikan penampakan bahwa ajaran-ajaran tentang amal ibadah, sorga neraka, dsb...
cuma kiasan belaka, perumpamaan belaka.

Sebenarnya saat ini pun mereka telah memperoleh penampakan seperti itu di dalam kesadaran
mereka, tetapi karena mereka merasa harus mempertahankan status sebagai ulama, akhirnya mereka
menekan pemahaman tentang hal itu ke alam bawah sadar mereka sendiri.

Akibatnya mereka akan semakin stress, semakin membabi buta memaki segala sesuatu yg mereka
bilang "dibenci" oleh Allah. Pedahal Allah cuma kata bantu saja yg merujuk kepada Higher Self di
dalam diri kita semua.

Higher Self kita akan memberikan apa yg kita minta, apa pun. Jadi, kalau para ulama itu meminta
diberikan pahala di surga melalui amala ibadah, ya itu lah yg akan mereka dapatkan nanti setelah
mati. Mereka akan memperoleh halusinasi tentang surga yg penuh dengan bidadari telanjang itu.
Ya, mereka akan masuk surga, tetapi itu cuma halusinasi saja, sementara saja.

Walaupun tidak lagi memiliki tubuh fisik, kesadaran mereka tetap hidup, dan akhirnya akan muncul
lagi penampakan-penampak an yg menjelaskan bahwa segalanya cuma kiasan belaka, bahwa segala
konsep amal ibadah dan ganjaran berupa surga atau hukuman berupa nereka itu cuma perumpamaan
belaka.

Di alam setelah mati itu, akhirnya mereka sadar bahwa mereka cuma bermain-main saja dengan
illusi, dengan ide-ide tentang amal ibadah dan surga neraka. Ketika mereka sadar dan menerima
FAKTA itu, lenyaplah segala halusinasi tentang surga yg telah mereka alami. Dan lenyap juga lah
halusinasi tentang neraka bagi mereka yg percaya bahwa dirinya pantas masuk neraka.

Ternyata tidak ada surga dan neraka, dan ternyata kesadaran di diri si ulama itu tetap, dan tidak
kemana-mana. Tidak ke surga dan tidak ke neraka, dan bahkan tidak juga ke sisi Allah SWT
walaupun di dunia sedang di-doakan agar arwahnya memperoleh tempat yg layak di sisi Allah
SWT.

Ketika hal itu disadarinya, maka ia akan lenyap masuk ke dalam kesadaran tunggal, the source of all
sources, moksha. Teori-nya seperti itu.

T = Trus tentang astrologi, zodiak, fengshui en segala macam itu konsep, apa benar-benar ada?

J = Kalau anda percaya, maka ada. Kalau anda tidak percaya, maka mereka tidak ada. Mereka itu
belief systems belaka, yg mengandaikan bahwa ada korelasi antara anda dan sesuatu di alam
semesta. Korelasi memang ada, tubuh kita semuanya terbuat dari elemen-elemen bukan?
Tetapi kalau hubungannya di-korelasi- kan sampai sejauh pemikiran astrologi, zodiak, fengshui, dan
segala macam konsep itu, maka namanya sudah agak overdosis gituh, karena kita hidup memiliki
pilihan juga.

Kalau kita mau memakai belief systems dari berbagai konsep aneh-aneh itu, ya pakai saja, tidak ada
yg larang. Kalau kita tidak mau, kita juga bisa tidak usah pakai.

T = Kira-kira kapan ya saya bisa jadi kaya om? Bisa menyelami kesadaran orang lain.

J = Sekarang juga sudah bisa, generasi anda itu lebih cepat dewasa dalam pikiran dan tindakan
dibandingkan dengan generasi-generasi di atas anda. Yg anda butuhkan cuma keberanian untuk
berbicara apa adanya saja. So, bicara saja, ucapkan saja. You will lose nothing in this world and
after.

T = Gimana caranya biar saya lebih dekat sama Higher Self?

J = Caranya nggak gimana-gimana. Menurut saya, anda ini tidak pernah lebih jauh dan lebih dekat
dengan Higher Self (bisa disebut sebagai Allah SWT). Dari dulu segitu-segitu aja jaraknya, dan
tidak bisa lebih jauh atau lebih dekat lagi.

T = Aura saya warnanya apa om?

J = Warna gelap, ungu pekat, warna spiritual. Banyak teman-teman se-generasi anda memiliki aura
seperti itu. Kelas 3 STM kan? Antara 17-18 tahun. Generasi indigo.

Saya tidak suka pakai istilah "indigo" yg sering di-salah kaprahkan itu, tetapi saya sendiri memang
telah bertemu dengan banyak teman-teman berusia belasan tahun yg memiliki aura indigo. Saya
tidak melihat warna secara fisik, saya cuma merasakan saja.

T = Bakat saya sebenarnya jadi apa om? (Belum nemu nih)

J = Jadi apa aja is up to you. You will go into one of the professions, setelah itu enjoy aja. Ngomong
apa adanya saja, hidup apa adanya saja, dan tidak usah menyiksa diri dengan konsep amal ibadah yg
sudah kedaluwarsa itu, walaupun juga tidak perlu bersikap anti.

Kalau bertemu dengan ulama, ya biasa-biasa saja. Kita ini tidak ada bedanya kok. Mereka bukan
orang suci, kita juga bukan. Suci itu cuma perkataan saja, dan Allah yg asli juga tidak perduli anda
mau jadi orang suci atau tidak. Allah SWT atau Higher Self accepts you as you are. So, sekarang
tergantung dari anda sendiri mau jadi apa.

Kalau anda mau ugal-ugalan, your Higher Self will love you as you are. Kalau anda mao khotbahin
orang, your Higher Self will love you all the way. Tidak ada bedanya.

Kita saja yg suka membedakan orang, pedahal Allah atau Higher Self tidak membedakan orang.
Everybody is loved.

T = Terima kasih en maaf ngerepotin (bawel lagi).

J = Terima kasih juga, don't mention it because kalo nggak direpotin rasanya agak gimana gituh.
------------ ---

48. Saya Bingung Apa Masalahnya Sehingga Saya Bingung

T = Mas Leo,

Saya baru nemu cara berkomunikasi dengan banyak orang di sini. Setelah apa yang diajarkan Mas
Leo, banyak sudah yang saya baca dan saya terjemahkan dalam benak saya (tapi benak itu apa ya,
dan di mana). Ah... ternyata hanya sebutan saja.

Kata-kata Mas Leo "jalani saja" sungguh luar biasa, akhirnya saya rada-rada mudeng dengan apa
yang disampaikan dan juga gambar yang disuguhkan di e-mail saya lewat telkomnet.

J = Well, benak is mind, pikiran, adanya di alam astral alias non fisik. Otak hanyalah counterpart
fisik dari mind atau pikiran.

Pikiran kita bukan berada di dalam otak tetapi di alam astral, yg lalu diterjemahkan oleh otak fisik
kita ke terminologi inderawi sehingga kita dapat mengerti, blip blip blip, blip blip blip...

T = Manusia itu ada tiga wujud mungkin: jasad, sukma, jiwa, gitu ya Mas Leo?

J = Ada yg bilang seperti itu: jasad, sukma dan jiwa. Ada yg bilang tubuh, jiwa dan roh. Body, soul
and spirit. Ini konsep dari Yunani Kuno yg digunakan oleh para penulis Perjanjian Baru di dalam
Alkitab sehingga akhirnya menjadi konsep baku di dalam pemikiran metafisik Nasrani dan Dunia
Barat.

Islam juga mengambil alih konsep Yunani dan Nasrani, terutama pengertian tentang "roh asal" yg di
dalam Islam disebut sebagai "Nur Muhammad", dan di dalam Nasrani disebut sebagai "Firman".
Bahasa Yunani-nya sendiri adalah "Logos".

Jadi Logos itu memang ada dari semula, dan logos itu kemudian menjadi manusia, tetapi logos itu
tetap, dan ada hubungan antara logos yg kekal itu dan si manusia yg memiliki batas-batas antara
kelahiran dan kematian.

Manusia itu lahir dan mati, tetapi Logos yg meng-hidup-kan si manusia itu tetap, memang ada dari
semula dan akan tetap ada.

Yohanes 1:1 menulis: "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word
was God."

Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu Allah. And the word
became flesh, dan Firman itu menjadi manusia.

Di dalam Nasrani, Firman atau Allah yg menjadi manusia itu di-dogma-kan sebagai Nabi Isa Al
Masih alias Yesus Kristus.

Di dalam Islam, yg di-percayai sebagai inkarnasi dari Logos itu namanya Nabi Muhammad. Bahkan
kata Yunani "Logos" sudah di-Islam-kan dengan nama "Nur Muhammad" yg di-dogma-kan sebagai
berasal dari Allah, percikan dari Allah sendiri.

Percikan dari Allah apa lagi namanya kalau bukan Allah sendiri? Percikan dari air apa namanya
kalau bukan air? Percikan api apa namanya kalau bukan api?

T = Lalu peran jasad, sukma, dan jiwa masing-masing berbeda.

Jasad adalah mesin dengan berbagai organnya, sukma adalah energi / tenaga yang diberikan yang
kuasa, dan jiwa mungkin gabungan keduanya, karena jiwa itu tempat tinggalnya sukma sedangkan
jiwa menggerakkan raga.

Alhasil hidup itu hanya singgahnya sukma di kala nyasar masuk dalam jasad bayi yang akan lahir,
Allah masih mengawasi gerak-gerik bayi yang lahir dengan terhubungnya jiwa ditandai dengan
bergeraknya cakra mahkota (ubun-ubun).

Bayi berkembang dan jiwa merasuk menyatu dengan raga, jadilah mata fisik pelan bisa melihat,
telinga fisik pelan mendengar, bahkan rasa sentuhan di pipi atau rasa hangat ompol dari pipis yang
keluar dari kemaluan, tapi fisik masih belum sepenuhnya bisa bergerak seperti kemauan jiwa, bla...
bla... bla...

Jiwa semakin dalam merasuk dan semakin pintar mengolah raga, jadilah manusia laki-laki dan
perempuan, tetapi sukma itu apa jenis kelaminnya. Duer... bingung aku...

J = Jenis kelaminnya maskulin DAN feminin sekaligus. Kalau maskulin saja seperti tubuh kita
secara fisik, maka itu jelas tidak mungkin. Kalau feminin saja seperti tubuh fisik juga tidak
mungkin.

So, tubuh rohani kita bukan feminin maupun maskulin, melainkan keduanya sekaligus. Saya secara
fisik seorang pria, tetapi roh saya pria DAN wanita sekaligus, maskulin dan feminin at the same
time.

Allah sendiri dibilang sebagai pencipta, dan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Tapi
apa seksualitas dari Allah sendiri? Menurut saya, karena Allah itu roh, dan bisa menciptakan
manusia fisik pria dan wanita, maka seharusnya Allah itu BISEKSUAL alias pria dan wanita
sekaligus, feminin dan maskulin.

Secara logis seharusnya begitu, karena kalau Allah hanya maskulin saja sehingga wanita harus
tunduk pada pria, maka jenis Allah seperti itu jelas sangat bias. Agama-agama yg bilang bahwa
Allah itu maskulin terbukti sangat menekan seksualitas, terutama seksualitas para wanita yg
dianggap sebagai ancaman.

Masyarakat di mana Allah adalah pria harus bersifat patriarkal seperti masyarakat Yahudi di masa
lalu, masyarakat Nasrani di Eropa masa lalu, dan bahkan masyarakat Islami di Timur Tengah
sampai saat ini.

Dan mereka bersifat patriarkal (sangat membela kaum pria dengan mengorbankan kaum wanita)
karena Allah itu di-konsepsikan sebagai Allah yg maskulin, pedahal Allah itu keduanya sekaligus,
maskulin dan feminin. Karena maskulin dan feminin akhirnya menjadi netral.

Masyarakat yg telah mencapai pengertian bahwa Allah itu maskulin DAN feminin akhirnya bisa
menjadi netral juga dengan cara menerima kesetaraan gender, persamaan HAM antara wanita dan
pria.

Masyarakat Barat di masa sekarang adalah masyarakat yg telah banyak membuang konsep Allah yg
patriarkal sehingga akhirnya masyarakatnya menjadi lebih manusiawi, ada kesetaraan gender, ada
penghargaan terhadap HAM, ada penghapusan diskriminasi, ada kesetaraan status di depan hukum,
ada pemerintahan bersih. Sedikit demi sedikit mereka menjadi netral dan tidak lagi patriarkal.

Dan semuanya itu dibawa oleh berubahnya konsep tentang Allah, dari Allah yg maskulin menjadi
Allah yg maskulin DAN feminin sekaligus.

T = Jadilah perkataan pada diriku seperti Mas Leo sampaikan "Jalani Saja"...

Betul jalani saja toh sukma tetap ada mengawasi dan membimbing. Hanya jiwa dan raga
terbengong bengong, setelah matinya raga dan jiwa tempat bernaungnya sukma hanya tinggal
membeku busuk dan menjadi tanah. Lalu mau jadi apa lagi sukmaku ya, mau masuk ke jasad siapa
atau apa lagi ya...

J = Ngapain dipikirin? Saya cuma bisa bilang bahwa basic-nya kita ini roh dan BUKAN fisik. Yg
fisik cuma sementara saja karena ada saat lahir dan mati. Tetapi yg roh itu abadi, tidak diciptakan
dan tidak akan musnah. Kesadaran anda itu tetap ada walaupun fisik anda mati, anda ada karena
anda ada, selalu seperti itu.

Kita bilang bahwa Allah ada karena ada, selalu ada. Apa bedanya anda dengan Allah? Kesadaran
anda itu adalah Allah yg melihat dari dalam mata anda. Kesadaran saya adalah Allah yg melihat dari
dalam mata saya. Karena kita melihat dari dalam mata Allah, maka kemana pun kita mencari Allah
tidak akan bertemu.

Kita hanya akan selalu bertemu dengan manifestasi dari Allah. Manifestasi Allah bagi saya adalah
anda, dia, mereka, tetapi saya sendiri tidak akan pernah bertemu dengan Allah karena Allah melihat
dari dalam mata saya.

Allah sadar bahwa diri-Nya itu Allah, dan sadarnya itu di dalam saya. Allah sadar bahwa dirinya itu
Allah, dan sadarnya itu di dalam anda.

Kita diajarkan oleh agama-agama untuk mengetuk jalan masuk menuju Allah, dan banyak orang
seumur hidup bahkan sampai mati mengetuk terus dan tidak dibukakan.

Saat ini banyak orang sudah sadar bahwa kalaupun pintu itu terbuka kita akan tahu bahwa kita
mengetuk bukan dari luar, melainkan dari dalam.

T = Saya adalah manusia yang sedang menghadapi masalah, berhadapan dengan masalah, menjalani
masalah, menyelesaikan masalah, tapi saya bingung apa masalahnya sehingga saya bingung.
Mungkin bagi sebagian orang ini bukan masalah karena dengan mudahnya menyelesaikannya.

Saya teringat dengan masalah yang dihadapi anak saya ketika baru saja belajar pake kaos kaki,
baginya itu masalah besar karena saya mengharuskan dia bisa dan dalam tempo sesingkat-singkatny
a dia harus bisa memakainya.

Saya diam memperhatikan sembari senyum, dalam benak saya: "Gitu Aja nggak bisa"... He.. he..
he... Manusianya saya meremehkan masalahnya, tapi mungkin bagi anak saya itu sesuatu yang
teramat besar dan berat.

Dari situ saya mencerna dan mencoba berpikir: apa masalahnya sehingga saya menganggap apapun
yang tidak bisa saya kerjakan, selesaikan, takut menghadapi, atau tidak sesuai dengan keadaan itu
masalah, untuk penghibur saya berkata dalam hati (emang hati bisa berkata) ah... mungkin ini jalan
hidup yang harus saya hadapi dan pasti Tuhan akan memberikan hikmah dari peristiwa ini....
Lagi-lagi mentok. Pasrah dan menunggu dulu untuk bisa melewati peristiwa ini dan menemukan
hikmahnya. Lalu saya mencoba cari jalan keluarnya dengan berdo'a, memohon keringanan.

Suatu saat saya terlepas dari masalah saya karena ternyata saya biasa menghadapi itu, sama ya saat
saya menyuruh anak saya pake kaos kaki, karena saya biasa makanya saya bisa, anak saya nggak
biasa makanya dia tidak bisa, dan ujung-ujungnya menjadi masalah.

He.. he.. he.. mungkin karena tidak biasa itu disebut masalah, kalau biasa itu hikmah. Bisa karena
biasa, makanya cari-cari masalah agar kita terbiasa karena akan menjadi hikmah dan bukan lagi
masalah. Salam semoga damai karena ini hikmah jangan jadi masalah.

J = Iyalah, kalau sudah biasa maka namanya bukan masalah melainkan hikmah. Hikmah itu
wisdom, kebijaksanaan, kemampuan untuk mengambil yg pas.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Bunda Maria dan bayi Yesus yg di-dogma-kan
sebagai inkarnasi dari Logos, Firman, atau Allah. Berdasarkan dogma itu, dibuatlah turunan bahwa
kalau manusia percaya Yesus maka Yesus akan hidup di dalam manusia itu, dan manusia itu tidak
bisa mati. Pedahal, semua manusia itu memang seperti Yesus, to begin with, memang berasal dari
Logos, Firman, atau Allah. Dari dahulu, sekarang, sampai kapan pun, manusia itu memang selalu
bersatu dengan Allah di dalam kesadarannya. So, that's how religion works, membuat suatu dogma
dari hal yg sudah jelas. Allah di dalam kesadaran manusia, lebih dekat dari urat leher manusia, itu
fakta yg sangat basic, dan selalu berlaku tanpa manusia harus di-jejalkan dengan segala macam
syariat. So, kenapa bingung?

------------ ---

49. Dia Mengaku bahwa Dia Indigo

T = Bapak seorang psikolog?

J = Bukan. Walaupun saya menulis buku yg berjudul "Psikologi Tarot" (Pinus, 2008), saya sendiri
bukan psikolog. Yg memiliki background Psikologi itu co-author saya yg namanya Audifax.
Background akademik saya di Ilmu Politik dan Bisnis.

T = Perkenalkan nama saya V, saya baca blog bapak tentang anak indigo.

J = Mungkin itu bukan blog saya, tetapi blog milik orang lain yg memasang tulisan saya tentang
indigo which is oke saja. Banyak blog yg meng-copas tulisan saya, baik dengan ijin maupun tidak,
dan saya sama sekali tidak keberatan.

T = Em, kemaren sore saya dikejutkan oleh pengakuan teman saya, dia mengaku bahwa dia indigo,
kemampuan dia bisa melihat pakaian dalam wanita dengan matanya, dan yang lebih mengejutkan
dia bilang pada saya bahwa sebenernya saya indigo.

J = Kemampuan bisa melihat pakaian dalam wanita memang dimiliki oleh banyak pria, baik indigo
maupun tidak. Saya sendiri bisa melihat pakaian dalam wanita walaupun saya bukan indigo. Cuma
orang-orang tertentu saja yg tidak bisa melihat pakaian dalam wanita dengan matanya, cuma saya
sendiri heran dengan apa mereka melihatnya.
Setahu saya kita melihat pakaian dalam wanita dengan mata kita, memangnya kita bisa melihat
pakaian dalam wanita dengan jari kita?

T = Yang ingin saya tanyakan: apakah indigo seseorang itu bisa ditentukan oleh orang yang
mengidap indigo juga?

J = Indigo seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Ada orang yg merasa dirinya indigo lalu
menunjuk dirinya sebagai ahli penentu indigo-indigo lainnya. Ada anak kecil yg di-indigo-kan oleh
orang tuanya. Ada yg di-indigo-kan oleh media massa. Banyak lah, macam-macam. Ada juga anak
indigo yg tidak mau dibilang indigo, seperti saya. Karena saya tidak mau orang lain menjadi takut
sama saya, maka sejak dahulu saya menolak untuk di-indigo-kan dengan alasan apapun.

Kalau saya jadi indigo maka cuma akan dikagumi dari jarak jauh karena orang mengira saya ada
setan-nya sehingga bisa melihat celana dalam wanita. Pedahal saya melihatnya dengan mata biasa
saja, itu pun kalau saya kebetulan lewat counter yg menjual lingeries, alias pakaian dalam wanita.

T = Apakah orang yang bisa melihat makhluk halus bisa dikatakan indigo?

J = Orang yg bisa melihat makhluk halus adalah orang yg sedang mengalami halusinasi karena
kurang tidur atau menggunakan hallucinogen seperti cimeng dan sebangsanya. Orang itu akan
menjadi indigo selama halusinasi itu berlangsung.

Setelah halusinasinya selesai karena orang itu sudah capek dan bobo, maka orang itu jadi normal
kembali. Ketika orang itu ber-halusinasi lagi, maka kembalilah ke-indigo-an itu.

T = Apakah orang yang bisa membaca situasi bisa dikatakan indigo?

J = Setahu saya banyak orang bisa membaca situasi, kalau anda tidak bisa membaca situasi maka
anda tidak bisa lalu lalang di jalan yg padat dengan kendaraan bermotor dan pejalan kaki.

Tentu saja kita bisa bilang bahwa orang-orang yg jelas bisa membaca situasi itu sebagai orang-
orang indigo. Bisa saja lah, tidak ada yg larang.

T = Jujur saya bingung apa saya indigo atau tidak karena sejak lahir saya tidak pernah dikatakan
indigo oleh keluarga saya, namun hingga kemaren ada yang menyebut saya indigo, dan ternyata dia
indigo juga.

J = Sama, saya juga sejak lahir tidak pernah dikatakan indigo oleh keluarga saya. Bahkan sampai
saat ini tidak ada seorang pun yg berani bilang bahwa saya indigo walaupun dia sendiri dibilang
indigo oleh orang-orang lainnya.

T = Saya baca, di beberapa artikel mengatakan bahwa indigo itu seperti penyakit, mengapa
dikatakan demikian?

J = Indigo dikatakan penyakit karena orang itu mau mengatakannya demikian. Kalau dia mau
bilang bahwa indigo penyakit, maka itu HAM (Hak Azasi Manusia) yg ada di dirinya, namanya
HAM Kebebasan Berbicara atau Free Speech, dan itu ada di Deklarasi Universal HAM dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa yg sudah di-ratifikasi oleh Pemerintah RI tetapi belum disosialisasikan
sehingga orang-orang tidak tahu bahwa kita berhak berbicara apa adanya saja tanpa rasa takut.

Bicara saja, tidak ada yg larang. Dan di sini termasuk berbicara bahwa menurut orang itu indigo
adalah penyakit. Orang lain bisa saja bilang bahwa itu bukan penyakit. Semuanya itu cuma
pendapat saja, opini saja, Free Speech, HAM Kebebasan Berbicara.

T = Memang bisa dikatakan emosi saya berubah-ubah, kadang senang, sedih atau semacamnya,
saya membaca di artikel kebanyakan orang indigo seperti itu, tapi saya masih bingung apa karena
hal ini orang bisa di judge indigo?

J = Indigo is what you call indigo, suatu istilah yg lagi in juga walaupun sudah mulai pudar karena
orang sudah mulai bosen. Ternyata gebyar indigo cuma begitu saja, tidak ada kelanjutannya.

Emosi tiap orang berubah-ubah, kadang senang, sedih atau semacamnya, dan what's so strange
about it? Emosi saya juga berubah-ubah, dan untungnya sampai saat ini saya masih bisa bertahan
untuk tidak dibilang indigo oleh orang lain maupun oleh diri saya sendiri.

T = Terlebih saya kerap kali dikatakan aneh, autis atau sebagainya oleh teman-teman saya, saya
sangat bingung, apa iya saya indigo.

J = Menurut saya anda itu biasa-biasa saja, tidak ada bedanya dengan saya atau teman-teman
lainnya. Saya juga kerap kali dikatakan aneh oleh teman-teman saya, tetapi hal itu tidak
menyebabkan saya bingung dan bertanya-tanya apakah saya indigo.

Seperti telah saya tulis di bagian atas, dengan sadar saya menolak untuk dibilang indigo karena saya
tidak mau kehilangan pangsa pasar alias target market. Target saya adalah orang yg gimana gituh yg
mau mendekati saya dengan cara mengendap-ngendap sampai suatu saat HAP, lalu ditangkap.

Karena seperti itu tujuan saya, maka saya tidak boleh dibilang indigo atau menganggap diri indigo
karena akan mengakibatkan orang yg lagi saya sukai menjadi takut sama saya karena dikiranya saya
punya banyak setan-setan yg ngikutin saya, pedahal emang bener begitu.

T = Terkadang ada senangnya saya dikatakan indigo setidaknya saya memiliki kemampuan lebih
dibanding yang lain, tapi ada sedihnya ketika membaca artikel-artikel yang men-judge indigo
adalah penyakit, dan anak indigo adalah anak yang aneh, tapi jujur saya yakin betul saya bukan
indigo, karena mungkin saya hanya memilki daya sensitifitas yang lebih dibanding yang laen,
dengan mata telanjang saya bisa membaca aura dan karakter orang, tapi saya yakin benar itu hanya
karena sensitifitas saya yang terlalu tinggi.

J = So, what's the problem then? Memang sensitifitas tiap orang berbeda, dan itu tidak perlu
menjadi masalah, bahkan sebenarnya tidak perlu menjadi alasan bagi segala macam heboh tentang
indigo atau bukan. Tetapi, sekali lagi, ini cuma berbagai macam opini saja yg juga tidak perlu
dianggap terlalu serius.

Kalau ada orang yg mau mengambil tema indigo sebagai suatu jalan hidup, maka jadi lah, itu
pilihan bagi orangnya sendiri. Saya sendiri tidak meng-idola-kan suatu konsep, apalagi yg remang-
remang seperti konsep indigo itu.

T = Pernah suatu kali teman saya kehilangan barang sesuatu, ini waktu setahun yang lalu, saat saya
kelas 3 SMA, teman saya yang lain yang satu kelas memberi tebak-tebakan pada saya, siapa orang
yang dicurigai oleh teman-temannya di kelas yang mengambil barang itu, pada saat itu saya
memejamkan mata saya, dan terbesit suatu nama di dalam angan saya, dan saya sebutkan nama
orangnya, dan ternyata benar, apa yang terjadi pada saya? Apa itu mata batin saya yang berbicara?
Apa sixth sense saya? Apa sebenernya sixth sense itu, tapi yang saya lihat hanya terbersit dalam
angan saya seperti ada yang terlintas dalam angan saya tentang nama anak itu.
J = Namanya intuisi, dan munculnya memang seperti itu, sekelebat saja. Ada juga yg bilang
kemampuan Mata Ketiga atau Indra Ke-enam (Sixth Sense). Apapun istilahnya, cara bekerjanya
memang seperti itu, muncul sekilas saja di dalam pikiran kita.

T = Tidak hanya itu, tiap kali saat aku dan teman ku bermain tebak-tebakan lebih sering tebakan ku
benar, em intinya saya bingung apa yang terjadi pada saya, apa iya saya punya sixth sense apa tidak,
hal ini membuat saya selalu memikirkannya, terlebih saya orang yang pemikir.

J = Tiap orang memiliki Indra Ke-enam atau Sixth Sense itu, yg membedakan cuma gradasi saja,
ada yg lebih sensitif dan ada yg lebih bebal. Kebetulan anda lebih bisa menangkap sinyal-sinyal yg
muncul di dalam pikiran anda sendiri. Orang-orang lain juga memperoleh sinyal yg sama tetapi,
mungkin, kurang bisa menangkap dengan cepat seperti anda karena pikiran di diri mereka tertutup
oleh berbagai macam hal, seperti rasa tidak percaya diri, rasa takut, dan sebagainya.

So, tidak usah takut, jalani saja, dan tidak perlu dipikirkan segala macam istilah seperti indigo dan
semacamnya. Bukan hanya teman anda yg mengaku sebagai indigo yg mampu untuk melihat celana
dalam wanita, saya sendiri yg tidak mengaku sebagai indigo juga bisa. Bahkan saya juga bisa
melihat apa yg ada di balik celana dalam wanita, dengan mata saya tentu saja, abis dengan apa lagi?

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Konsep tentang anak indigo berasal dari AS dan telah
menyebabkan banyak kerancuan as well as praktek per-klenikan model baru. Kalau kita eling
bahwa ada generasi di bawah kita yg sensitif dan lebih jujur terhadap diri sendiri, seharusnya kita
semua berubah, dan bukan malahan meng-idolakan anak-anak "ajaib" yg sebenarnya biasa-biasa
saja. Kita semua anak ajaib, kita semua indigo. Kalau kita mau lebih jujur terhadap diri sendiri dan
sesama maka kita termasuk generasi indigo. Indigo itu warna yg diperlihatkan oleh foto aura, bisa
dibuat dan harganya mahal. Tetapi yg penting bukanlah warna foto aura itu tetapi kesadaran di diri
kita. Kalau jingkrak-jingkrak karena waktu di foto aura warnanya indigo dan lalu kelakuan tetap
saja petantang petenteng sesumbar tentang Allah dan segala macam ayat-ayat, maka apa gunanya?
Kalau bersyukur kepada Allah dan mendesis Subhanallah, Subhanallah. .. ketika melihat anak
"indigo" yg bisa cas cis cus Bahasa Inggris, maka apa gunanya? Konsep indigo cuma berguna kalau
kita mau berubah, dan berubahnya di sini dan saat ini saja.

------------ ---

50. Terawang itu gimana sih, Mas Leo?

Friends, notes yg ini merupakan tanya-jawab ketiga dengan seorang rekan dari Purwokerto, Jateng.
Tanya-jawab pertama berjudul: "Kebangkitan Kundalini (Kundalini Awakening", dan yg kedua
berjudul "You will lose nothing in this world (and after)", keduanya sudah di-published
sebelumnya.

T = Mas Leo,

Saya sudah praktekkan sedikit-sedikit apa yang disampaikan Mas Leo ke saya, sekarang justru
sensasi fisik itu sudah menjadi-jadi bahkan kadang-kadang seperti melayang berputar, byar pet, trus
pada titik-titik tertentu terjadi tekanan yang tidak beraturan bahkan kadang seperti semilir angin
pelan dingin dan seperti ada tetesan air tapi nggak basah.
J = Memang seperti itu, Mas. Saya juga seperti itu hampir setiap saat, apalagi kalau berbicara atau
menulis. Semakin saya berbicara, saya akan semakin blank, dan akan berbicara apa adanya saja.
Apa yg ditanyakan itulah yg saya jawab tanpa berpikir. Kalau menulis juga begitu, apa yg
ditanyakan itulah yg jawabannya saya tulis, tanpa berpikir juga.

Apa yg anda rasakan dan tuliskan di atas hanyalah sensasi-sensasi saja yg dirasakan oleh mereka
yg, konon, jalur kundalininya sudah terbuka penuh sampai ke atas kepala dan akhirnya energinya
turun kembali ke cakra-cakra bawah dan terasakan seperti air yg menetes-netes itu, walaupun tentu
saja tidak ada air.

Yg kita rasakan cuma prana saja. Bisa juga dibilang sebagai Khi (Bahasa Jepang), atau Chi (Bahasa
Cina). Dalam Bahasa Inggris ada yg bilang sebagai "vital energy" dan diterjemahkan sebagai
"energi vital" dan sehari-hari disebut sebagai energi saja.

T = Terawang itu gimana sih, Mas Leo? Bukan lancang bertanya begini khan, apa harus tetap semua
cakra seolah disedot dari cakra dasar trus mrembet ke cakra sex kesedot ke cakra pusar dan
seterusnya hingga seolah-olah mancar ke cakra mahkota?

J = Terawang itu istilah yg digunakan oleh kelompok Kejawen, maksudnya melihat tapi tidak
melihat, seperti melihat di awang-awang; hence, the term "terawang".

Saya sendiri tidak memakai istilah "terawang", yg saya pakai istilah "konseling". Kita memberikan
konseling kepada mereka yg merasa memiliki masalah. Dan konseling itu untuk mencari solusi yg
paling pas, dan bukan untuk bermain-main dengan segala macam jins maupun khodams, walopun
juga tidak dilarang, kalo mau.

Lalu apakah waktu intuisi kita berjalan kita akan merasakan segala macam sarr serr sarr serr yg
rasanya gimana gituh? Well, sadly to say, memang seperti itulah sensasinya.

Jadi, kalau ada yg bertanya kepada saya, maka saya akan berbicara saja, dan semakin lama saya
berbicara maka saya akan semakin blank. Berbicara dalam keadaan blank, pikiran yg kosong,
sehingga apa yg ditanyakan itulah yg dijawab. Dan menjawabnya juga tanpa perlu memperdulikan
segala macam sensasi sarr serr sarr serr itu yg tidak dapat dienyahkan dengan cara bagaimanapun
juga. It's our own etheric energy, prana.

Itu lah pengertian praktek "terawang" menurut saya, walaupun saya tidak menggunakan istilah itu
as well as segala macam belief systems dari mereka yg mengaku sebagai paranormal atawa ahli
terawang. Saya bukan paranormal melainkan normal-normal saja.

Kalau tentang perihal sedot menyedot dari Cakra Dasar ke Cakra Sex, Cakra Solar Plexus, Cakra
Jantung, Cakra Tenggorokan, Cakra Mata Ketiga, sampai Cakra Mahkota,... maybe itu ada teorinya
juga. Bisa saja di-teorikan bahwa ada kegiatan sedot menyedot yg terjadi secara spontan ketika kita
berbicara dalam session "terawang".

Dan bisa pula ada lakon sembur-semburan seperti dilakukan oleh para dukun jaman dahulu kala
(dan mungkin jaman sekarang juga). The dukun akan baca doa di atas air yg lalu diminumnya dan
lalu disemburkan kepada orang yg datang kepadanya.

FYI, saya sendiri tidak pernah melakukan sembur-semburan. Kalo sedot-sedotan udah pernah juga,
kalo orangnya oke.
T = Apa yang dilihat pertama kali kalau terawang, apa seperti melihat jendela yang dipenuhi
embun, ada gambar tapi kabur gitu? Trus saya harus gimana, mohon pencerahannya, Mas Leo?

J = Biasanya saya tidak melihat apa-apa kalau ditanya sama orang. Kalau ditanya tentang sesuatu,
biasanya tiba-tiba saya akan merasa bahwa saya harus jawab seperti ini, kenapa harus jawabannya
seperti ini saya tidak tahu. Tetapi saya jawab saja apa adanya mengikuti yg muncul sendiri dari
dalam itu. Terkadang saya jawab asal saja atawa ngalor ngidul saja, dan ternyata jawaban yg seperti
itu bisa membantu orang yg bertanya.

So, dengan kata lain, saya ini termasuk aliran suka-suka dhewe. Suka-suka saya saja memberikan
jawaban. Kalau saya rasa enakan belok kiri, maka saya akan bilang lebih enak belok kiri. Kalau
saya rasa enakan belok kanan, maka saya akan bilang lebih enak belok kanan.

Sesuatu yg muncul begitu saja di dalam pikiran kita namanya intuisi. Cuma sekelebat begitu saja
tanpa ada bayangan sama sekali, walaupun tidak juga menutup kemungkinan kita akan benar-benar
melihat suatu bentuk bayangan berkelebat di depan mata.

Munculnya sekelebat saja, mungkin seperseratus detik, makanya kita harus dalam keadaan blank
atau kosong pikiran yg akan tercapai dengan sendirinya kalau terbiasa meditasi di Cakra Mata
Ketiga. Keadaan blank bisa juga dibilang berada di frekwensi samadhi ketika kita siap untuk
melihat apapun yg muncul di pikiran kita dan mengucapkan atau menuliskannya saat itu juga.

Kalau kita biasa meditasi di Cakra Mata Ketiga, tanpa diniatkan untuk blank atau kosong, kita akan
langsung bisa otomatis blank sendiri ketika ditanya secara lisan ataupun melalui tulisan. Tulisan-
tulisan saya di facebook dan milis semuanya ditulis dalam keadaan blank atau kosong. Apa yg
muncul di dalam pikiran saya langsung saja saya tulis, tanpa saya pikirkan lagi.

Dan, menurut pengalaman, yg seperti itulah yg akhirnya banyak bisa membantu rekan-rekan karena
saya juga tahu bahwa apapun yg akan saya ucapkan atau tuliskan, walaupun terkadang bisa saja
tidak ada hubungannya dengan apa yg sedang dihadapi oleh seseorang, tetapi dengan
mendengarkan saya berbicara hal lain, atau membaca apa yg saya tulis tentang hal lain, ternyata
orang itu bisa pula terbantu memperoleh solusi bagi permasalahannya.

Lucu? Memang seperti itu cara kerjanya. Ada yg bilang itu sebagai trigger atau induksi which might
be true. Kalau trigger atau induksi, maka yg saya berikan adalah trigger atau induksi di frekwensi
gelombang otak Alpha ke bawah which is gelombang otak Theta dan Delta. Otak kita akan otomatis
bisa menangkap alternatif solusi yg tersedia apabila kita bisa tenang atau berada di gelombang otak
Alpha, Theta, dan Delta.

Nah, menurut saya seharusnya "terawang" juga merupakan trigger atau induksi di gelombang-
gelombang otak rendah sehingga penanya akan otomatis bisa menangkap alternatif solusi yg
tersedia baginya dan memilih sendiri solusi mana yg paling pas.

Masuk akal bukan?

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Terawang atau psychic reading dilakukan dalam
gelombang otak samadhi atau Alpha ke bawah, dan dalam bayangan umum di-asosiasi- kan dengan
mata di awang-awang atau melayang dan tidak fokus seperti terlihat di gambar. Ini kondisi blank
atau kosong di mana kita bisa menangkap bayangan yg berkelebat cepat sekali di dalam pikiran.

---------------
51. Itulah Generasi Indigo, Apakah Anda Termasuk?

T = Mas Leo,... Saya mahasiswi psikologi, salam kenal ya mas =)

J = Salam kenal juga.

T = Waktu itu nemu facebook nya mas dari temen saya. Nah, saya kok kaya kenal namanya. Hehe.
Waktu saya browsing google nyari "indigo" dan tulisan mas sempet saya baca juga. Nah, kebetulan
tuh barusan saya baca juga note tentang indigo-nya mas.

J = Sure, then?

T = Jadi gini mas, sekarang saya lagi nyusun skripsi tentang indigo. Fenomenologis. Melihat dari
pengalaman seorang teman yang selalu dicap "aneh" sama lingkungan sosialnya dan dia dari kecil
sudah memiliki pengalaman yang berbeda dengan anak lainnya (misal punya sixth sense yang tanpa
diasah pun sudah sensitif alias gifted kalo boleh dibilang begitu). Dari situ saya mau lihat gimana
perkembangan konsep dirinya, terkait dengan bagaimana dia selalu di judge oleh lingkungannya,
bagaimana dia menghadapinya, bagaimana penerimaan dirinya yang selalu dicap "aneh" dan indigo.

J = Itu kan oke saja, penelitian kualitatif ya. Banyak menggunakan depth interview terhadap
beberapa orang yg dipilih sebagai subjects penelitian.

T = Pembimbing saya sih bilang ok, bisa aja, tapi fokusnya pada term psikologisnya bukan apa itu
indigo dll.

J = Ya, tentu saja fokusnya pada konsep-konsep baku dalam psikologi.

T = Tapi saya takut juga dibantai pas sidang mas gara-gara ga terlalu ngerti secara dalem indigo itu
apa, haha. Soalnya penjelasan tentang indigo menurut saya masih terlalu ngalor ngidul dan banyak
batasan dia dikatakan indigo yang menurut saya masih ga jelas. yang paling mending batasannya
adalah aura indigo, spiritualitas tinggi, tergolong cerdas, dan sixth sense. Tapi penjelasan yang
bener-bener ilmiahnya belum ada, bisa-bisa dibantai karna dibilang sok tau nih.

J = Berarti anda harus mendefinisikan sendiri "indigo" menurut anda itu apa. Misalnya: foto aura yg
jelas hasilnya berwarna indigo. Itu saja dipakai sebagai satu patokan. Berarti harus ambil sample
dari mereka yg pernah di foto auranya.

T = Saya tertarik sama topik ini mas dan saya pengen gitu membuka mata bahwa ya mereka ini ada
loooh. Bahkan sampe bikin komunitas. Terlepas dari benar atau salahnya konsep indigo, apakah itu
hanya halusinasi atau schizofren atau autis atau ADHD, tapi mereka ya menyebut mereka indigo
kan mas?

J = Kita bikin komunitas tentu bisa aja, dan kita bisa menyebut diri apa aja, tetapi menurut saya
komunitas "indigo" itu sudah jelas komunitas yg paranoid, kumpulan anak-anak yg terlalu sensitif
terhadap lingkungan dan menjadi paranoid. Apakah menurut anda parnologi juga salah satu ciri
indigo?

T = Dan saya pengen liat gimana sebenernya konsep diri seseorang yang memiliki penghayatan diri
sebagai indigo.
J = Setahu saya, orang yg mengaku terus terang sebagai indigo adalah manusia-manusia yg sangat
naluriah. Nalurinya itu kuat, egonya kuat, dan selalu mau MPO blah blah blah...

Penghayatan diri of course akan berputar di sekitar dirinya sebagai sumber dari segala-galanya yg
hidup maupun yg mati, kadang-kadang. Di kesempatan lain dia akan berkeluh-kesah menyesali
nasibnya. Menurut saya, mereka yg mengaku terus terang sebagai indigo justru mereka yg
bermasalah.

Belum tentu bermasalah bagi lingkungannya, walaupun sudah jelas bermasalah bagi dirinya sendiri.
Kalau dia tidak merasa dirinya bermasalah, mengapa dia mau menyebut dirinya sebagai indigo?

Dan ada juga mereka yg di-labeli indigo oleh mereka yg ada di sekitarnya, bisa oleh orang tua, bisa
oleh teman, bisa oleh media massa. Contoh yg paling jelas dari anak yg dilabel sebagai indigo
adalah Anissa Raisa Putri atau Chacha.

Chacha sekarang berusia 9 1/2 tahun, sudah 4 tahun tidak bertemu dengan saya. Dulu, di tahun
2004 kami pernah mengadakan pelatihan kundalini semalam suntuk. Dan Chacha akan duduk
bersama saya di tengah teman-teman lainnya, semuanya orang dewasa. She enjoyed it, dan memang
akhirnya jadi makin error karena dia semakin senang bergaul dengan orang dewasa, dan semakin
tidak mau bergaul dengan anak seusianya.

Apakah spiritual? Ya, memang spiritual dalam arti bisa menangkap apa yg ada di pikiran kita, dan
tidak malu-malu untuk mengatakannya. Tetapi Chacha tidak memiliki kemampuan bergaul dengan
anak seumurnya, to begin with. Kemungkinan besar tidak bisa sekolah biasa sampai sekarang. Dan
memiliki celebrity complex karena sering ditanggap kesana kemari sebagai seorang anak ajaib yg
menurut media massa konon bisa bicara Bahasa Inggris dengan fasih tanpa diajarin.

Siapa bilang tidak diajarin? Sebenarnya Chacha pernah di-les-in Bahasa Inggris privat selama 8
bulan, dan akhirnya dia tidak mau bicara Bahasa Indonesia dan maunya bicara Bahasa Inggris terus,
termasuk sama saya. Tapi apakah karena itu dia jadi indigo? Kalau jadi indigo dan jadi celebrity,
lalu tidak mau sekolah, maunya jadi apa?

T = Waktu itu saya sempet loh sms Mas Leo, dan Mas Leo bilang sulit karna remang-remang.
Yaaaah mas, saya jadi sedih. Lagi bikin bab 1 nih, masih revisi dan terus nyari teori atau bahan-
bahan tentang indigo yang susaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaah banget dicari bukunya (cuma dikit
dan ga nyambung sama apa yang mau diteliti). Puyeng saya, hehe curhat nih mas ampe panjang
gini.

Y = Ya, memang remang-remang.

T = Dan kalo Mas Leo tahu, foto aura itu gimana sih mas? ada di mana yang benerannya dan bisa
dipercaya dan harganya berapa ya mas? Karna untuk karakteristik subyek yang indigo kan harus
ada foto aura. Skripsi yang nekad, mudah-mudahan bisa dapet A, haha.

J = Buat foto aura di Klinik Prore Vita di Jakarta Pusat, bisa ditanyakan di sana. Di sana juga ada dr.
Erwin Kesuma, dokter indigo yg ngajarin anak-anak indigo untuk menjadi semakin indigo,
pokoknya asik deh, tanya aja sama dia.

T = Okee.. saya udah ada rencana mau ketemu sama dr. Erwin sih mas memang. makasi ya mas Leo
=)

Eiya, plus... dari apa yang dipaparkan di tulisan mas, ko kayanya mas lebih cenderung menganggap
indigo itu negatif ya? Kenapa mas? Gimana kalo misalnya mereka memang ada? Dan memang
Tuhan yang memberikan gift itu pada mereka? Atau dengan kata lain, kalo ga percaya Tuhan,
sebelum mereka sadar punya eksistensi diri dan kesadaran penuh akan dirinya, mereka udah punya
kemampuan itu yang bisa dilihat oleh orang lain dan tanpa sengaja/ tanpa sadar dilakukan.

J = Well, kalau kita menggunakan konsep indigo yg asli yg asalnya dari AS itu, mungkin benar
bahwa ada banyak anak-anak yg lahir di tahun 1980-an yg memiliki spiritualitas tinggi, dalam arti
bisa secara intuitif mengerti hubungan antara roh manusia dan roh dari sesuatu yg disebut sebagai
Allah.

Tetapi itu konteksnya di luar segala macam agama-agama itu. Kalau dikaitkan dengan agama-
agama, maka jadinya error karena spiritualitas yg asli itu justru bertentangan dengan agama-agama.
Agama-agama itu bertujuan agar manusia yg biasa-biasa saja bukan semakin pintar malahan
semakin bodoh. Kultivasi spiritualitas, pada pihak lain, akan menjauhkan manusia dari ajaran
agama yg membodohi manusia, dan akan lebih memberikan kebebasan bagi manusia untuk berani
berpikir bagi dirinya sendiri.

Itu spiritualitas yg asli, dan itu memang ada. Banyak anak yg lahir di tahun 1980-an dan sesudahnya
sudah muak dan mau muntah-muntah melihat kelakuan orang-orang yg ada di institusi agama-
agama itu. Mereka bilang terus terang sama saya bahwa mereka muak dan mau muntah karena
mereka bisa lihat segala macam kemunafikan itu.

Apakah anak-anak itu indigo? Ya, indigo dalam arti mereka memiliki orientasi spiritual atau
kerohanian. Dan spiritualitas di situ bukan berarti bisa melihat segala macam hantu. Melihat hantu
bukan merupakan indikasi bahwa seseorang itu spiritual. Anda tidak perlu memiliki spiritualitas
tinggi kalau cuma ingin melihat hantu saja. Cukup anda tidak makan dan tidur selama tiga hari dan
tiga malam, saya jamin anda akan melihat banyak hantu. Tetapi apakah artinya anda spiritual
setelah pengalaman melihat hantu itu?

So, foto aura bisa dibuat, dan bisa di-artikan bermacam-macam. Itu tidak menjadi masalah karena
kalau anda sedang nguthek dengan diri anda sendiri dan tidak memperdulikan sekitar, maka foto
aura anda akan berwarna indigo. Artinya anda fokus di diri anda sendiri. Di lain saat ketika anda
baru habis lari pagi dan ketemu cowok yg oke punya tongkrongannya, foto aura anda akan terlihat
berwarna merah oranye menyala. Artinya hormon anda terangsang which is tidak dosa juga. That's
halal, in my opinion.

Nah, hal-hal berkaitan dengan foto aura semuanya mengenai mood, emosi dan respirasi, blah blah
blah... yg saya nggak ngerti tapi jelas tidak berhubungan dengan spiritualitas.

Menurut saya, spiritualitas itu berkaitan dengan hal penerimaan diri sendiri dan manusia lainnya
tanpa menghakimi, tanpa rasa takut. Kita menerima manusia lainnya, dan kita bisa bilang pendapat
kita tentang manusia lainnya, dan kita bisa pilih jalan hidup yg kita maui.

Cuma itu saja, dan bahkan God atau Allah di situ cuma kata bantu saja. Kita bisa bilang bahwa kita
konek dengan Yesus, Siwa, Buddha, atau Alam Semesta. Dan kita tetap saja akan kultivasi
spiritualitas kita, tanpa rasa takut, tanpa merasa harus bergiat dalam amal ibadah atawa dakwah
dsb... untuk mengumpulkan pahala supaya masuk Sorga.

Kalau spiritualitas indigo seperti itu anda bisa terima, maka itu memang banyak, bahkan mungkin
termasuk anda juga. Banyak yg seperti itu, walaupun mayoritas masih takut-takut untuk coming
out. Banyak yg takut-takut untuk bilang bahwa sudah tidak percaya lagi kepada agama-agama.
Indigo itu, kalau asli, tetap akan percaya Allah, God, Buddha, Alam Semesta,... whatever, tapi jelas
tidak akan percaya agama-agama.

Mereka yg indigo asli akan tahu bahwa segala macam kerunyaman di masyarakat dibawa oleh
agama-agama yg masih dipegang oleh banyak orang. Indigo asli akan tahu kenapa orang memegang
agama which is karena takut. Ketakutan adalah asal muasal penciptaan agama, dan tetap menjadi
alasan sehingga orang terus beragama.

Mereka yg indigo asli memang membawa suatu era baru, dan era baru itu adalah era di mana
manusia akan kultivasi spiritualitasnya sendiri tanpa rasa takut. Tanpa takut dicemooh oleh orang-
orang yg masih berlindung di balik tembok agama-agama dengan melecehkan mereka yg berada di
luarnya.

Ada lagi yg bilang bahwa tahun 2012 adalah patokan di mana banyak manusia akan terbuka mata
batin-nya atau spiritualitasnya yg asli. Nah, spiritualitas asli itu akan mulai terbuka ketika orang
sadar bahwa kita selama ini telah ditipu oleh orang-orang yg berjualan Allah melalui agama-agama
itu.

We are free people, kita manusia bebas, kenapa harus mengikuti segala macam syariat yg dibuat
oleh manusia-manusia lain yg penuh ketakutan itu? Kalau mereka takut dan mau berlindung di
dalam agamanya, ya silahkan saja, itu urusan mereka sendiri. Tetapi kita tahu bahwa spiritualitas
kita tidak akan terpengaruh, kita tetap saja bisa menjadi diri sendiri tanpa memperdulikan mereka
yg jualan Allah dan agama-agama itu.

Itulah generasi indigo, apakah anda termasuk?

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Salah satu adegan dari kisah Harry Potter yg tidak di-
publikasi. Foto ini diambil dalam pelatihan kundalini di tahun 2004. Saat itu Mas F berputar seperti
gasing dan tidak bisa berhenti, berputar dan berputar terus karena sumber energi-nya terbuka
dengan begitu hebat. Lalu kami beramai-ramai menyedot energi Mas F yg berkelebihan. Anak kecil
yg berbaju hitam itu Anissa Raisa Putri (Chacha) yg saat itu berusia 4,5 tahun. Saya di paling
kanan, dan VL di sebelah kiri saya.

Mas F lalu menulis wawancara dengan saya untuk feature di LKBN ANTARA, judulnya:
"Leonardo Rimba, master tarot yang tidak percaya paranormal", dan bisa di-akses di link berikut:
<http://groups. yahoo.com/ group/Spiritual- Indonesia/ message/21>.

------------ ---

52. Saya Juga Suka Daon Muda

Friends, berikut tanya-jawab antara saya dengan dua orang rekan berbeda, semoga bermanfaat.

TANYA JAWAB 1: SAYA JUGA SUKA DAON MUDA

T = Om Leo apa kabar? Sudah lama saya ga konsultasi neh sama Om Leo neh. ^^

J = Really?
T = Om, pertama saya pingin curhat dulu neh Om.

J = Boleh aja.

T = Tadi malam saya meditasi Om, terus saya mendapat beberapa fenomena, pertama saya dapat
menggambarkan, seolah-olah saya dapat melihat keadaan sekitar saya walaupun mata saya saat itu
dalam keadaan tertutup. Pertanyaannya apa ini normal Om? Atau semacam halusinasi aja?
Penjelasannya bagaimana fenomena tersebut?

J = Itu normal saja karena ketika kita menutup mata dan konsentrasi di Kelenjar Pineal yg terletak
di tengah batok kepala, maka kita memang bisa melihat keadaan di sekitar kita. Kelenjar Pineal itu
bisa melihat ke segala arah, walaupun letaknya di dalam batok kepala dan tidak menerima pantulan
sinar.

Kalau kita diam saja dan ada orang yg melihat kita dari arah belakang, tanpa ada yg panggil kita
akan merasa harus menengok ke belakang. Kenapa begitu? Karena Kelenjar Pineal yg ada di kita
bisa melihat apa yg ada di belakang kepala kita, walaupun tidak terlihat oleh mata fisik kita.

Kelenjar Pineal itu mungkin cikal bakal dari mata fisik kita. Kalau mata kita menjadi tunggal, maka
semua fungsi penglihatan akan mengumpul di Kelenjar Pineal lagi. Kalau kita berimajinasi dan
bahkan mengalami halusinasi, di manakah itu semua terjadi kalau bukan di Kelenjar Pineal juga
sebagai pusat kesadaran kita yg melihat segalanya itu, baik nyata secara fisik, imajinatif, maupun
halusinatif?

Pusat kesadaran kita adanya di Kelenjar Pineal dan bukan di "hati" seperti sering disalah-kaprahkan
oleh banyak orang.

Well, mungkin ada juga orang yg memiliki kesadaran di hati, yaitu orang-orang yg dalam tingkat
evolusi masih bertahan di Cakra Jantung sebagai simbol dari hubungan antara manusia atau emosi-
emosi. Mereka yg emosional memiliki kesadaran yg berpusat di hati. Ada pula orang yg memiliki
kesadaran di "pusar", yaitu mereka yg terutama menggunakan kekuatan fisik untuk hidupnya. Harus
bertahan dengan kekuatan fisik saja dan tidak menggunakan pikiran dan perasaannya.

Ada pula orang yg memiliki kesadaran di "kelamin", yaitu mereka yg tindakannya ditentukan oleh
naluri seks semata. Contohnya adalah Syech Puji yg suka sama daon muda. Saya juga suka daon
muda, but not that young, at least musti 18 taon. Lalu, mereka yg menggunakan pikiran sebagai
kesadaran biasanya juga cuma bertahan di Cakra Tenggorokan, simbol dari komunikasi berbagai
konsep.

Agama-agama itu kebanyakan cuma bertahan di hati atau Cakra Jantung saja. Atau paling jauh
cuma di Cakra Tenggorokan saja, kalau mereka bisa menggunakan akal pikiran juga. Itulah
sebabnya berbagai agama itu saling takut satu sama lain, atau bahkan saling takut dengan aliran
pemikiran yg berbeda dalam agama itu juga. Kenapa takut? Karena mereka cuma bertahan di hati
saja. Hati itu bagian emosi-emosi belaka, dan harus dipertahankan habis-habisan.

Makanya ada istilah "membela agama". Kenapa harus dibela? Karena agama itu tempatnya di hati
atau Cakra Jantung, dan bisa ada di sana karena ada pemikiran-pemikiran dan pengalaman-
pengalam an yg di-beku-kan as well as di-baku-kan. Semuanya membeku di hati. Tapi itu urusan
orang lah. Saya sendiri tidak perduli orang mau membekukan Allah di hati atau di mana pun. It's
none of my business.
Tapi kita tentu saja tahu bahwa kesadaran manusia yg tertinggi adanya di Kelenjar Pineal yg
letaknya di tengah batok kepala. Kita bisa meditasi di sana, merasakan di sana, dan sedikit demi
sedikit mengerti bahwa yg namanya Allah cuma istilah saja untuk merujuk bagian dari kesadaran
kita sendiri. Ternyata kita merupakan bagian dari kesadaran Allah.

You are part of God consciousness. I am part of God consciousness. Everybody is part of God
consciousness, walaupun belum tentu orangnya menyadari. Kalau masih bertahan di hati belaka,
maka orangnya tidak akan sadar bahwa dirinya itu bagian dari kesadaran Allah. Makanya orangnya
akan berusaha mencari Allah kemana-mana, biasanya dengan lakon amal ibadah, etc... dengan
harapan suatu saat bisa memperoleh tempat yg layak di sisi Allah SWT. Pedahal saat ini pun kita
semua berada di sisi Allah SWT. Dan tempatnya itu memang layak.

Kita sadar bahwa kita sadar, we are aware that we are aware. Dan itulah kesadaran Illahi di diri kita,
layak bukan?

T = Kedua, sewaktu saya meditasi, tiba-tiba saya melihat ada sebuah lukisan seukuran A2 lah di
hadapan saya. Lukisan itu berbingkai dari kayu terlihat manis dan bergambarkan seorang pria
berpakaian dan memakai sorban berwarna hitam. Berjanggut lebat dan berkumis yang menyatu
dengan janggutnya. Di lukisan itu dia menatapku seolah hidup. Pertanyaannya siapa laki-laki di
dalam foto itu dan apa maksudnya dari penglihatan itu?

J = Penglihatan berbentuk figur manusia yg muncul begitu saja ketika kita meditasi seharusnya
ditafsirkan sebagai simbol dari kesadaran kita sendiri atau, paling jauh, sebagai simbol dari
kesadaran lebih tinggi yg ada di diri kita.

Saya sendiri pernah tiba-tiba memperoleh penglihatan Dewa Ganesha yg muncul begitu saja ketika
saya meditasi. Lalu pernah ada penglihatan seorang pria berjanggut dan berpakaian serba putih yg
saya tafsirkan sebagai Syech Abdul Qadir Jaelani. Lalu pernah juga muncul Dewi Kuan Im. Apakah
mereka benar-benar muncul di depan mata saya? Tentu saja tidak. Mereka cuma simbol saja dari
kesadaran di dalam diri saya sendiri.

So, yg muncul di anda adalah pria berjanggut yg berpakaian dan bersorban warna hitam. Ini adalah
simbol dari kesadaran yg ada di diri anda. Siapa figur itu tentu saja anda sendiri yg harus
menentukan, walaupun saya cenderung untuk bilang bahwa figur itu berasal dari Jawa.

T = Ketiga, sering ketika saya sedang chatting, SMS-an, dan menelpon seseorang, saya dapat
menebak dengan benar mood lawan bicara saya, maupun sedang apa dia.

Ketika teman saya bertanya, "koq bisa tahu?" saya tidak bisa menjawabnya Om, wong saya juga
tidak tahu. Yang ada gambaran atau perasaan itu seperti kelebatan aje. Pertanyaannya, fenomena
seperti apa ini? Apa ini hanya kebetulan Om?

J = Kalau yg seperti itu bukan kebetulan melainkan normal-normal saja. Saya juga begitu kok,
malah saya bisa baca jalan pikiran orang dari jauh hanya dengan melihat tulisannya yg juga cuma
satu atau dua potong. There's nothing strange about it karena kita memang transparan seperti gelas-
gelas kaca. Siapapun yg mau akan bisa membaca kita dari jarak jauh. Dan kita pun bisa membaca
mereka dari jarak jauh tanpa komunikasi secara langsung. Apalagi kalau komunikasi dengan
chatting atau SMS, pasti lebih mudah lagi. So, enjoy aja!

T = Terimakasih ya Om atas jawabannya. Senang berkonsultasi dengan Om Leo ^^

J = Gak boleh panggil om, musti panggil Leo aja.


+

TANYA-JAWAB 2: GADIS BUTA YG BAJUNYA WARNA COKLAT

T = Salam Mas Leo ^_^ Dah lama gak share, nah mau nanya tentang arti simbolik mimpi Mas
Leo…

J = Boleh aja, nggak dilarang.

T = Biasanya setiap pagi saya mengamati mimpi, dan arti simbolik mimpi itu selalu terealita dalam
hidup saya, nah pagi ini ada simbolik yg saya kurang jelas artinya Mas Leo, ini:

Saya bermimpi seperti seperti berada di suatu tempat yg gak saya kenal, sepertinya lagi di jalan
cuman sedang berhenti, nah di sana saya melihat ada gadis seperti sehat-sehat saja, tetapi di dalam
mimpi saya dia buta, Seperti lemah fisik dia...

Saya seperti menjadi sangat Iba dan kasihan sama dia, seperti makin sayang sama dia, eh di mimpi
saya nyatakan cinta saya kepada dia, dan dia seperti setuju saja, dia minta telepon ibu dia dulu,
selagi telepon sepertinya tangan dia merangkul bahu saya, dan saya melihat bajunya warna cokelat.

J = Well, gadis buta yg bajunya warna coklat?

T = Sebelumnya badannya lebih tinggi dibanding saya, cuman setelah beberapa saat tinggi
badannya sama dengan saya... Setelah nelpon eh saya meluk dia dan kemudian mencium bibirnya...

J = Saya tidak tahu artinya apa cuma, lucunya, kok saya merasa mimpi itu ada hubungannya dengan
saya. Ada seseorang yg hampir selalu pakai baju berwarna coklat kalau ketemu saya, tetapi dia
bukan seorang gadis as well as sudah tidak gadis lagi (begitu pengakuannya kepada saya dalam
pertemuan terakhir yg bikin saya schock, tapi mao bilang apa lagi?).

Kalau menyatakan cinta kepadanya saya belum pernah, walopun mungkin terasa juga sama
orangnya, saya kan nggak bisa menyembunyikan perasaan, blah blah blah... Orangnya lebih tinggi
sedikit dari saya, tapi belom pernah diukur lagi. Siapa tahu aja akhirnya jadi sama tinggi (apa
hubungannya yah?). Kalo telpon-telponan dengan ibunya saya tidak tahu, maybe itu di masa depan,
ketika the person harus minta ijin dari ibunya (untuk apa? untuk bercinta?).

T = Kemudian pindah ke skenario mimpi selanjutnya. Saya berada di kamar, di sana ada beberapa
orang sedang di kamar ini, lalu mereka ada bicara-bicara, lalu ada sosok laki-laki yg pengen punya
keturunan, lalu ada seorang wanita yg bilang jangan punya keturunan karena genetik dia itu
membakar...

J = Saya juga merasa bagian dari mimpi ini ada hubungannya dengan saya. Berarti apa yg saya
hadapi juga berhubungan dengan apa yg anda hadapi? Ataukah anda menyadap apa yg ada di
pikiran saya lalu menyodorkan solusi-nya seperti apa?

T = Lalu pindah lagi mimpi saya ke luar angkasa, saya melihat luar angkasa yg luas, Pertama saya
melihat matahari atau bintang dengan sinar merah-orange, seperti saya melayang melewatinya,
kemudian saya melihat lagi ada asteroid besar melewati dengan batu besar dengan ada afmosfernya
yg bewarna ungu putih terang luarnya.
Kemudian saya melihat gerumbulan awan putih. Lalu ada suara, bahwa alam semesta ini diatur
dengan keseimbangan. Jika kehilangan keseimbangan maka... (kemudian nampak banyak bintang
atau mirip komet yg bersinar sana sini mirip hujan meteor tapi dikit).

J = Yg anda lihat di sini adalah simbol dari kekuatan maskulin. Matahari dan bintang itu sifatnya
maskulin. Dan kalau tidak seimbang memang akan amburadul, harus seimbang dengan cara
memecah dirinya. Hujan meteor termasuk proses penyeimbangan diri dari kekuatan maskulin yg
disimbolkan oleh matahari dan bintang.

T = Kemudian saya melihat bulan, dari bulan tsb bisa terbagi-bagi menjadi bentuk sosok pistol....
atau menurut saya bulan tsb merupakan bagian dari Komponen Pistol?

J = Bulan adalah simbol dari kekuatan feminin. Kalau sebelumnya anda melihat simbol dari
kekuatan maskulin yg harus menyeimbangkan diri, maka di bagian ini anda melihat simbol dari
kekuatan feminin yg juga menyeimbangkan diri. Bulan atau simbol dari kekuatan feminin itu
ternyata menyeimbangkan diri dengan menjadi bagian dari komponen pistol. Pedahal pistol itu
simbol dari maskulin.

Jadi artinya apa? Artinya bahwa kekuatan feminin harus menyeimbangkan diri dengan menjadi
bagian dari maskulin, dengan menempatkan diri seolah dirinya itu maskulin.

Ternyata anda diberikan pemahaman bahwa perlu ada penyeimbangan dari dua sumber kekuatan yg
selalu ada di alam semesta, yaitu kekuatan maskulin dan feminin. Keduanya bisa melakukan
penyeimbangan dengan menginkorporasikan bagian dari sifat "lawan" di dalam dirinya sendiri.

Maskulin yg menjadi feminin akan seimbang. Feminin yg menjadi maskulin juga akan seimbang.
Ini prinsip keseimbangan dinamis dari alam semesta, yin dan yang. Di dalam yin ada yang, dan di
dalam yang ada yin. Keduanya selalu bergerak, selalu mencapai keseimbangan, di dalam ketidak-
seimbangan.

T = Itu saja mimpi aneh di pagi ini mas, mohon dibantu artikan mimpinya.

J = Artinya keseimbangan dinamis. Prinsip itu kan sudah tahu sendiri? Atau, maybe harus di-
aplikasi- kan dalam kehidupan nyata. Bagian pertama dari mimpi itu tentang aplikasi.

Ada gadis buta yg dicintai, lalu mau diapain dia itu? Saya juga merasa itu ada hubungannya sama
saya, habis kalau bertemu saya selalu berpakaian serba coklat, cuma sampai sekarang saya belum
bilang kalau saya sayang sama dia, or have I?

T = Wah cukup terkejut kok bisa ke arah Mas Leo? Padahal niat menyadap pikiran gak ada sama
sekali... Wah keren aplikasinya mas... bener saya rasa ada hubungan dengan Yin Yang cuman yg
bikin bingung pas di awal mimpi yg ada simbol wanita dengan pakaian cokelat, wah kok bisa
sinkron dengan masalah Mas Leo, ini sungguh hal yg unik :)

J = I'm not sure whether it is a masalah or not. Awalnya minggu lalu saya mimpi melihat anak
anjing yg warnanya coklat polos. Lucu sih lucu, tapi saya kan jadi berpikir, kok diberi simbol anak
anjing yg berwarna coklat. Anjing is puppy dalam Bahasa Inggris. Dan ada juga istilah puppy love
yg artinya cinta monyet dalam Bahasa Indonesia.

Saya kan beberapa kali ketemu somebody yg seinget saya pakaiannya selalu berwarna coklat, dan
saya memang merasa gimana gituh sama dia. Terus, the puppy warna coklat yg muncul di mimpi
saya artinya apa? Apakah alam bawah sadar di diri saya bilang bahwa saya sedang mengalami
demam puppy love alias cinta monyet? Wallahualam.

T = Lalu mas, thanks kasih artikan simboliknya Mas Leo... Mas Leo terima kasih ilmunya yg ini,
banyak hal berguna bisa saya dapatkan dari artikan simbolik mimpi ini mas... Terima kasih ya mas.

J = Terima kasih juga, I enjoyed that too!

------------ ---

53. Spiritualitas Feminin

T = Leo, di e-book "Pelangiku Warna Ungu", sepertinya pernah janji mo nulis panjang-lebar soal
hubungan antara spiritualitas dengan seksualitas lebih dalem. Kok nggak nongol-nongol?

J = Nongol-nya pada saat-saat tertentu saja, dalam kesempatan yg tidak terduga dan tidak terencana.
Ini termasuk elemen surprise juga yg bisa membuat hidup menjadi lebih hidup. Jadi, bukan hanya
dipandang saja bisa hidup. Tanpa dipandang pun bisa juga hidup, selalu hidup, dan akan selalu tetap
hidup.

Well, maybe elemen esek-esek akan ditonjolkan lebih jelas di serial berikutnya. Aku lagi ngumpulin
tulisan-tulisan setahun terakhir dalam dua e-books baru. Kalau ada penerbit yg tertarik tema
hubungan antara spiritualitas dan seksualitas, keduanya akan ada di dua e-books itu nanti. Judulnya
belum ada. Atau, haruskah diberi nama: "Belum Ada Judul", seperti bokep porno dan dicintai Allah
yg menghebohkan itu dulu?

T = Suatu hari, aku pernah bilang ke seorang teman yang konsern kepada isu jender dan sedang
semangat melakukan kajian tentang seksualitas, bahwa sebaiknya ia juga mulai menyukai kajian
tentang spiritualitas, karena antara keduanya bersentuhan. Temanku ini perempuan, agnostik, dan
apriori dengan segala yang berbau-bau spiritual. Jadi, ya, nggak tertariklah.

J = Aku juga tadinya tidak terlalu tertarik pada spiritualitas. My first interest was sexuality, to begin
with, tapi karena sexuality nggak kesampaian akhirnya terjerumus ke spirituality. Tadinya kirain
setelah mendalami spirituality bisa menghilangkan segala macam gejolak masa muda en setengah
muda itu, eh nggak taunya tidak bisa.

Gejolak sexuality semakin lama semakin gimana gituh, dan bahkan segala macam jampe-jampe en
mantera as well as wiridan dan meditasi tidak bisa menghilangkan the tarikan to nyemplung habis
ke sexuality yg kalo diturutin bisa membawa kita ke neraka jahanam or sorga mulia, depending on
your own particular perception.

T = Eh, beberapa waktu lalu, sepulang dari India untuk urusan isu seksualitas yang lagi dikajinya, ia
cerita bahwa dia (terpaksa) mengikuti sebuah sesi kajian spiritualitas di sebuah kuil dekat Tibet
(bekas tempat ngungsi Dalai Lama).

J = Rasain!

T = Kesimpulanku, e-book Leo dengan tema spiritualitas- seksualitas, mustinya, akan dibutuhkan
juga oleh mereka yang sedang melakukan studi tentang seksualitas, asal ngemasnya oke.
J = Kemasan menentukan juga yah? Aku pikir yg berperan barang yg dikemas itu saja...

Well, I know what you mean, but it will depend on other friends also. Aku ini kan susah sekali kalau
harus bicara sendiri tentang my own experiences, entar dikirain narcis habis, pedahal emang bener.

T = Artinya, tulisan tentang spiritualitas akan cukup tampak "bermanfaat" bagi mereka yang lagi
berasyik-masyuk dengan isu seksualitas. Karena, setahuku, teman-teman yang serius menekuni
studi feminisme, juga harus serius belajar tentang (politik) tubuh dan
seksualitas.

J = Setahu aku kajian Feminis memang tentang politik tubuh dan seksualitas, bagaimana para
wanita selalu menjadi korban di dalam masyarakat patriarkal. Masyarakat Barat bersifat patriarkal
karena dipengaruhi oleh pemikiran yg berasal dari Agama Kristen. Kenapa Kristen patriarkal?
Karena Kristen mengambil alih jalan pikiran Yahudi yg sangat patriarkal. Musa itu seorang
patriarch, bapak bangsa, sistem yg diciptakannya disebut patriarkal.

Tapi apa hubungannya antara Musa sebagai bapak bangsa Yahudi dan para wanita di awal abad ke
21 M ini? Tentu saja tidak ada hubungannya. Musa is Musa, dan dia mau menulis Hukum Taurat yg
menaruh wanita sebagai hanya a little bit more than benda belaka is his own business.

Kita bisa bilang tidak ada hubungannya ketika kita mau memutuskan hubungan itu. Kita bilang
bahwa segala tulisan Musa dan nabi-nabi Yahudi itu sudah tidak relevan. Apa yg diambil alih oleh
Gereja Katolik dan lalu menjadi tradisi dalam perundang-undangan di masyarakat Barat juga tidak
lagi relevan. Dan memang segalanya itu berubah.

Gerakan Feminis telah merubah wajah masyarakat Barat yg tadinya sangat patriarkal menjadi
masyarakat yg menghargai kesetaraan gender.

Lalu yg menjadi tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana merubah masyarakat patriarkal di
masyarakat-masyarak at NON Barat seperti masyarakat yg memiliki background Islam, dlsb...

Indonesia ini masih sangat patriarkal, tidak menghargai wanita sebagai manusia yg utuh. Lihat saja
hukum perkawinan dalam Islam, wanita ditempatkan di bawah pria. Saya lihat, segila-gilanya
hukum Barat yg patriarkal, ternyata lebih gila lagi hukum Islam dalam hal melecehkan derajad
wanita, dan itu tidak perlu dibahas panjang lebar lagi karena semua orang sudah tahu.

Setahu saya, walaupun agamanya Islam, orang bisa saja menolak untuk menikah di KUA. Kalau
menikah di KUA, maka pengaturan pernikahan dan waris akan menggunakan hukum Islam yg
sangat melecehkan wanita. Tetapi, kalau menikah di catatan sipil, yg digunakan adalah hukum Barat
yg lebih mending. Walaupun sama-sama patriarkal, hukum Barat lebih manusiawi daripada hukum
Islam dalam memperlakukan wanita.

Tentu saja ada yg namanya Allah SWT di situ, yg di bawa-bawa seolah-olah segala pengaturan yg
menjajah wanita itu direstui oleh Allah, pedahal tidak. Yg bilang "direstui" itu adalah mereka yg
membuat hukum-hukum itu, pedahal Allah sendiri tidak tahu apa-apa.

Kita mau bilang apapun tentang Allah tidak akan menjadi soal, karena Allah sendiri memang cuma
suatu konsep. Kalau sudah membicarakan tentang Allah, maka kita sudah bicara tentang konsep.
Dan tanpa perlu saya ngecap panjang lebar di sini tentang Allah dan segala macam syariat-nya,
rekan-rekan yg aktif di gerakan Feminis sudah tahu sendiri. Cuma, mana suaranya?

Pada pihak lain, di luar segala perdebatan tentang pelecehan HAM atas nama Allah dan agama,
ternyata ada juga yg asli. Allah yg asli adanya di dalam kesadaran tiap manusia, dan kultivasi
hubungan antara kesadaran di diri kita dengan proyeksi dari kesadaran di diri kita sendiri yg kita
sebut sebagai "Allah" itu adalah essensi dari spiritualitas.

Ini adalah Allah yg asli. Asli karena bukan merupakan paksaan dalam bentuk ajaran agama dan lain
sebagainya, melainkan proyeksi dari kesadaran di diri kita sendiri.

Jadi, spiritualitas adalah kultivasi kesadaran di diri kita sendiri yg melakukan dialog antara diri
dalam dan diri luar, antara diri kita sebagai kita yg orang lain tidak tahu, dan diri kita sebagai
makhluk sosial. Dan bisa juga ditambahkan di sini, dengan kita sebagai "insan" atau ciptaan dari
Allah, walaupun Allah itu sendiri juga merupakan ciptaan dari kita. So, itulah spiritualitas.

Tentu saja akan ada jatuh bangun di sini. Ada depressi, ada euphoria, dan ada plateau juga.
Semuanya berkaitan dengan kultivasi spiritualitas si manusia itu sendiri.

Masyarakat masa lalu berpikir bahwa kalau mau mendalami spiritualitas atau kerohanian maka
seksualitas harus di-tekan, harus di-suppressed. Masyarakat Barat yg memiliki tradisi Yudeo-
Kristen seperti itu kelakuannya di masa lalu. Jadi, dianggap hanyalah para rahib dan biarawati saja
yg mampu kultivasi spiritualitas. Masyarakat Buddhist yg juga sangat patriarkal juga menganggap
bahwa seksualitas harus di-tekan kalau spiritualitas tinggi ingin dicapai.

Wanita yg dibungkus rapat-rapat tubuhnya seperti lemper itu termasuk fenomena suppression.
Dianggap bahwa wanita yg mempertontonkan aurat kepada muhrim dan non muhrim-nya akan
membuyarkan spiritualitas orang lain. Pedahal tidak seperti itu nyatanya. Malahan, saya sendiri
melihat bahwa banyak wanita-wanita yg membungkus tubuhnya seperti lemper justru tidak
memiliki pemahaman tentang apa itu spiritualitas. Mereka pikir mereka mencari ridho Allah,
pedahal mereka tidak tahu bahwa Allah yg mereka cari ridho-nya adalah Allah yg dibuat ratusan
tahun lalu dan sudah perlu di-reformasi karena kita sudah jauh lebih mengerti tentang spiritualitas
daripada manusia-manusia di masa itu.

Kita di abad Post Modern ini sudah mengerti bahwa spiritualitas dan seksualitas itu berkaitan erat
secara positif dan bukan negatif. Wanita yg membungkus tubuh seperti pocong gentayangan tidak
berarti memiliki spiritualitas tinggi. Pantang esek-esek juga tidak berarti bahwa kita menjadi orang
suci. Osho Rajnesh, guru spiritual tingkat dunia dari India malahan seorang penganut free sex. Jiddu
Krishnamurti juga nge-sex, malahan dengan istri sahabat baiknya sendiri. So?

Yg jelas, aspek seksualitas itu berkaitan dengan spiritualitas dalam arti bahwa perlu ada kejujuran.
Kalau orangnya menerima bahwa wanita harus di bawah pria dengan alasan bahwa itu adalah yg di-
ridhoi Allah, maka itulah spiritualitas dari orang itu. Sebaliknya, kalau orangnya tidak mau
menerima bahwa wanita harus dilecehkan terus oleh pria secara seksual dan politik di dalam
pernikahan yg diatur oleh agama, maka itulah spiritualitas dari orang itu.

Spiritualitas adalah hal bagaimana kita menghayati konsep diri kita dalam kaitannya dengan segala
yg ada di luar kita secara sosial, dan segala yg ada di dalam kita secara rohaniah. Banyak cara
kultivasinya, termasuk meditasi dan berbagai tetek bengek nonsense dari New Age maupun
pemikiran liberal dari agama-agama yg telah di-reformasi.

Segalanya itu spiritualitas atau kerohanian, sehingga saya rasa sudah tidak pada tempatnya orang
salah kaprah bahwa spiritualitas hanya bisa di-kultivasi kalau orang melakukan perbuatan aneh-
aneh seperti ikut training spiritualitas di suatu kuil Buddha, ikut pengajian, praktek meditasi, dlsb...
Spiritualitas itu hal yg biasa-biasa saja, yg kita lakukan setiap hari dengan kesadaran kita, baik kita
menyebutnya sebagai spiritualitas ataupun bukan.

------------ ---

54. Apa Bedanya Apel sama Upil?

KM pertama kali menulis, sbb:

Apakah perbedaan dari ketiga kata-kata berikut: Mata Ketiga, Indera Keenam, Cakra Ajna, atau
perbedaan makna dari ketiganya, barangkali.

Kalau membaca lagi dari berbagai sumber, entah milis, posting, halaman web yang khusus
membicarakannya, terkadang kita tersesat karena cara pandang masing-masing berbeda, dan
menyentuhnya untuk bangkit dan berkembangnya pun berbeda; ada yang instan, semi instan,
bahkan dengan jungkir balik nggak bangun-bangun.

Anehnya, kekuatan do'a / manterapun berpengaruh kepada si pelaksana. Lucunya ada yang salah
baca mantera berhasil bangun, sementara ada yang hafal sehafalnya hingga tidur ngelindur baca
mantera nggak bangun-bangun. Mungkin intinya adalah siapa, apa, mau apa, kemana, bagaimana,
siapa kita sehingga ingin bangun kesadarannya? Apakah kita siap untuk bangun kesadarannya, mau
apa kita sehingga bangun kesadarannya, kemana kita seandainya itu bangun, bagaimana kita
mengarahkan kesadaran ini...

Selalu dengan kata "mungkin". Mungkin semua itu dalam bentuk ketidak sengajaan karena sudah
bangun tapi belum tahu gunanya, ingin bangun tetapi untuk apa, memaksa bangun agar bisa
memuaskan keinginan. Banyak lagi maksud dan tujuan, biar ditambahin sama yang sudah
berpengalaman.

Kalau di depan saya bertanya apa perbedaan Mata Ketiga, Indera Keenam, Cakra Ajna, sekarang
saya ingin bertanya: "Apa bedanya apel sama upil?". Matur nuwun,

Lalu WS menulis komentarnya, sbb:

Hmmm... saya kira itu kok otomatis yah, nggak perlu mantra khusus, atau doa-doa untuk
membangunkan, kecuali kalau yg kagak bisa bangun itu titit, maka perlu Nangen atau Viagra untuk
membangunkannya.

Pengalaman saya begini: saya sering nguprek-nguprek teknologi jaringan internet, satelit, dan kabel,
ketika mendirikan ISP dulu modal saya juga cukup satu komputer yg saya uprek-uprek, dalam
menguprek-uprek ini sering terjadi jalan buntu, lalu saya tidur. Nah bangun tidur ini udah kayak
punya jawaban bagaimana memecahkan solusi atas buntunya nguprek teknologi. Kalau nggak
dengan tidur saya mendengarkan music, atau pergi ke tempat aneh dan diam untuk mikir merenung.
Sering saya memecahkan kode-kode sulit dengan cara demikian, dan juga memecahkan masalah-
masalah bisnis dengan cara yg begituan.

Dulu saya sempet panen duit dari bisnis satelit, kisahnya juga unik. Satelit adalah teknologi mahal,
kira-kira untuk invest ini dibutuhkan duit kira-kira 30-50 juta. Lalu saya intip-intip teknologi dari
website NASA, dan beberapa website yg mengulas kode-kode satelit, nah saya coba dengan 1 PC
yg harganya cuman 2 juta dan uprek softwarenya, maka orang berlangganan internet langsung
melalui satelit dari Amerika bisa memungkinkan dengan hanya modal 5 juta. Ini di taon 2000, yg
tahu teknologinya masih beberapa orang sehingga saya mengajukan hak monopoli penjualan di Asia
dan untungnya dikabulkan.

Sebelum saya memecahkan kode ini saya perlu membongkar dulu produk teknologi dari Israel
namanya skystream yang harganya naudzubillah min djalik. Dalam memecahkan kode-nya kalau
nggak salah saya perlu waktu 2 minggu mikirin itu terus, ngotak-ngatik terus, dan sempet-sempet
frustasi juga.

Setelah baca-baca artikel tentang mata ketiga / intuisi dan memperhatikan posting-posting di milis
ini, saya beranggapan, yang memainkan pemecahan solusi atas problem-problem saya selama ini
adalah intuisi saya atau mata ketiga saya, karena kalau pas fokus nggak berhenti mikirin malah
kadang stucked, dan justru pemahaman solusi muncul waktu ketika istirahat. Jadi saya kira mata
ketiga bukan hanya digunakan untuk ghaib saja, tapi rasanya lebih berguna ketika dipake untuk
memecahkan persoalan-persoalan .

Yg lalu ditimpali oleh TS, sbb:

Setubuh, Mas WS. Ini juga berguna untuk kerja kreatif. Setiap kali nulis puisi, kalau hanya
menggunakan olah pikir untuk manipulasi bahasa seringkali stucked. Saat berhenti sejenak sambil
ngudut-ngopi, tiba-tiba bari-bari kata seperti muncul sendiri dan jari tinggal ngikuti aja di papan
ketik.

BTW, ngomong-ngomong soal puisi, sekalian numpang promosi: Dua sajak saya berjudul
"Bersepeda" dan "Menatap" masuk dalam buku "60 PUISI TERBAIK INDONESIA 2009" terbitan
Gramedia. 60 sajak ini adalah nominasi peraih Anugerah Pena Kencana yang pemenangnya akan
ditentukan oleh SMS pembaca (ya, sekarang sastra pun ikut-ikutan tradisi "anu idol" itu!). Menurut
panitia, buku ini beredar bulam Maret, tapi seorang kawan di Jakarta sudah membeli buku tsb di
Gramedia minggu lalu. Saya sendiri belum dapat buku bukti penerbitannya.

Buat refreshing, membeli buku tsb dan mengikuti kuisnya tidak akan membuat mata ketiga teman-
teman semua rabun. Hehehe....

IE memberikan masukannya, sbb:

"Jadi saya kira mata ketiga bukan hanya digunakan untuk ghaib saja, tapi rasanya lebih berguna
ketika dipake untuk memecahkan persoalan-persoalan ."

Setuju sekali dengan kalimat Mas WS ini. Memang mata ketiga / intuisi itu merupakan jalan untuk
soal kehidupan sehari-hari dan kehidupan spiritual.

Dan of course saya juga tidak mau kalah, sehingga saya menulis, sbb:
That's true, friends. Memang seperti itu. Mata Ketiga bukan untuk melihat yg aneh-aneh melainkan
untuk menerima solusi atas permasalahan yg dihadapi. Munculnya begitu saja karena ada Jibril yg
datang membawa pesan dari Allah untuk hamba-Nya yg dicintai-Nya ini. Itulah yg selama ini mau
saya sampaikan kepada teman-teman yg sudah tidak tahan lagi untuk melihat berbagai macam
hantu, gendruwo, kuntilanak, as well as pocong dan anak jin juga.

Susah sekali kasih tahunya, but from now on insyaallah semuanya akan lebih lancar. Yes, Mata
Ketiga untuk menerima solusi dari alam bawah sadar kita sendiri saja, baik kita menggunakan nama
Allah ataupun tidak.

Ada lagi fungsi Mata Ketiga yg lain, yaitu untuk enjoy ML sama Allah atau apapun kita menyebut-
Nya. Bisa disebut Roh Buddha, Alam Semesta, Yesus, Mickey Mouse, Cinderella, Obama, Kanjeng
Ratu, dlsb... Bisa juga membayangkan orang yg anda cintai sebagai Tuhan anda, dan enjoy saja ML
dengannya di Mata Ketiga.

------------ ---

55. Saya Tidak Suka Dibilang sebagai "Feminis Laki-laki"

T = Leo, cuma pengen nambahin aja. Siapakah para feminis itu? Gampangnya, siapa saja, baik
perempuan maupun laki-laki, yang memiliki sensitivitas terhadap perempuan. Artinya, memiliki
perspektif yang adil (tidak bias) dalam "memandang" dan memosisikan perempuan di dalam
kehidupan ini, untuk kehidupan umat manusia yang lebih baik.

J = Saya termasuk dunk.

T = Ada buku yang berjudul "feminis laki-laki", yang nulis namanya Kris Budiman, orangnya
eksentrik dan sadis. Dia juga nulis novel, judulnya: "Lumbini".

J = Thanks for your info, walaupun saya tidak suka dibilang sebagai "feminis laki-laki". In my
opinion, I am also a feminist plain and simple, artinya orang yg membela kesetaraan gender.
Feminis bisa perempuan, bisa laki-laki, dan orientasi seksualnya bisa hetero, homo, atawa biseks
alias bisa di-eseks. Semuanya oke-oke saja. Kalau harus pakai label sebagai "feminis laki-laki" ntar
bisa keberatan kepala sehingga mata ketiganya jadi gimana gituh. Pedahal syarat utama adalah mata
ketiga yg ringan sehingga bisa melihat dengan jeli setiap kesempatan dalam kesempitan sehingga
bisa HAP, lalu ditangkap.

T = Mungkin, perlu dibedakan antara spiritualitas sebagai praktik dan spiritualitas sebagai kajian.

J = Sure, memang berbeda. Praktisi dan teoritisi tidak selalu berada di orang yg sama.

T = Biasanya, feminis dengan sendirinya seorang humanis. Dan seorang yang humanis, menurut
saya, ya, lumayan spiritual juga, terlepas dia sadar atau tidak, melabeli dirinya sebagai seorang yang
spiritual atau tidak.

J = That's true.

T = Biasanya, para feminis yang aktif di dalan gerakan feminisme (aktivis, akademisi, peneliti,
praktisi, seniman,... ) paling tidak orang-orang yang saya kenal, baik perempuan maupun laki-laki,
mereka sudah "selesai" berasyik-masyuk dengan Tuhan sebagai konsep.
J = That's good. Semakin cepat kita bisa selesai berasyik masyuk dengan konsep Tuhan, maka akan
semakin baik. Kalau sebentar-sebentar masih mau bicara tentang Tuhan yg tidak jelas
juntrungannya, artinya orangnya masih belum oke, masih kelas pemula dalam spiritualitas.
Spiritualitas dewasa malah sama sekali tidak lagi bicara tentang konsep Tuhan. We live because we
live, just that.

T = Dan feminis sendiri memang macam-macam, termasuk yang di Indonesia. Yang latar
belakangnya melulu aktivis, menurut saya, punya kecenderungan agak khas: rada-rada arogan
gimana gitu sekaligus "lucu". Mungkin saking aktifnya sampai nggak punya cukup waktu untuk
membaca buku-buku, tidak sempat memelajari sejarah gerakan perempuan di Indonesia, yang
mengalami titik-balik pada tahun '65.

Lantas, mana suara mereka? Biasanya, suara arus utama memang lebih kenceng dan gegap gempita,
dan bisa menenggelamkan suara minoritas. dan para feminis masihlah minoritas di Indonesia ini.
Tapi mereka bersuara, kok, dalam banyak isu dan kasus, baik di tingkat lokal, nasional, regional,
maupun internasional. Boleh dicek!

J = Ya, suaranya masih kedengaran juga, sayup-sayup, dan dibungkus dengan gaya bahasa tingkat
"tinggi" sehingga orang susah mengerti. Coba kalau mereka mau berbicara atau menulis dengan
gaya bahasa sehari-hari, pastilah orang akan lebih bisa menangkap apa yg ingin mereka sampaikan.

T = Di masa reformasi, lahir "Suara Ibu Peduli" (gagasan yang cerdas dan strategis). Kasus
kerusuhan Mei '98, melahirkan Komnas Perempuan, dll.

Sementara dari kalangan Islam, lahir para feminis yang mencoba melakukan perubahan dari dalam,
seperti yang dilakukan oleh Musdah Mulia, Sinta Nuriyah, Gus Dur, Kyai Hussain Muhammad,
Cicik Farkha, juga teman-teman Fatayat dan LKIS, dan lain-lainnya.

Dari kalangan Katholik, ada Nunuk Murniati, dan lainnya. Juga Maria Hartiningsih di Kompas
(meskipun Mbak Maria lebih universal, bukan mewakilkan dirinya untuk komunitas Katholik). Dan
sesungguhnya jauh lebih banyak lagi yang memilih tidak menggunakan jalur agama untuk
perjuangannya (sementara yang nongol di kepala baru itu).

J = Ya, seharusnya tidak membawa-bawa nama agama. Agama itu bagian dari masa lalu di mana
orang-orang merasa bahwa hanya agama mereka saja yg bisa melindungi mereka sehingga menjadi
manusia yg bermartabat. Jaman sekarang sudah banyak orang yg mengerti, termasuk kaum
perempuan, bahwa ternyata yg terjadi adalah kebalikannya. Banyak agama-agama itu justru
melestarikan diskriminasi berdasarkan jender. Wanita ditempatkan di posisi serba salah, pedahal
tidak salah.

Segala macam argumen dengan alasan "kodrat" dan sebagainya merupakan ciptaan kaum agamis
untuk mengekalkan penjajahan kaum pria terhadap wanita. Dan di situ juga ada Tuhan atau Allah yg
dibawa-bawa. Pedahal, yg namanya kodrat ataupun Allah juga merupakan konsep saja. Konsep yg
dibuat oleh pria untuk melanggengkan otoritas pria atas wanita. Sejarah membuktikannya.

Siapa yg membuat ajaran agama tentang adanya sorga dan neraka kalau bukan kaum pria? Siapa yg
bilang bahwa wanita harus tunduk kepada pria supaya masuk sorga? Semuanya dibuat oleh kaum
pria. Male chauvinism, chauvinisme laki-laki, itulah yg patut diberantas.

Wanita ini mayoritas di seluruh dunia karena jumlahnya lebih banyak daripada kaum pria. Kalau
menuruti jumlah, seharusnya kita ini semuanya matriarkal, diatur oleh kaum wanita, dan bukan
patriarkal atau diatur oleh kaum pria. Atau, kalau mau fair, lebih baik diberantas saja segala label-
label itu, dan kita semua menjadi manusia biasa-biasa saja, tanpa diskriminasi, tanpa perbedaan
berdasarkan Suku, Agama, Ras, Golongan, Jenis Kelamin (Jender), Usia, dan Orientasi Seksual.

T = Eh, ngomong-ngomong, konon, narsis itu ekspresi spiritualitas yang paling tinggi, hihihi....

J = Iyalah, saya ini apaan kalo bukan narcis?

------------ ----

56. Ini Pemilihan Caleg atau Kontes Raja Peci dan Ratu Jilbab?

T = Mas Leo, kenapa sekarang ada banyak foto-foto orang dipajang di pinggir jalan?

J = Karena kita sedang dalam masa kampanye pemilihan caleg untuk lembaga-lembaga perwakilan
rakyat di NKRI.

T = Kenapa ada banyak partai politik?

J = Karena ini namanya demokrasi, siapa saja yg mau dan mampu secara legal dan illegal, akan bisa
bikin parpol. Bisa berdasarkan Pancasila, Islam, atau ideologi apapun. Pancasila itu ideologi, Islam
itu ideologi, Komunis itu juga ideologi.

Sayangnya, sampai saat ini Indonesia masih menginjak-injak HAM dengan meng-haram-kan
ideologi Komunis untuk bersaing secara terbuka dalam politik. Pedahal Komunis itu ideologi yg
sah, tidak ada bedanya dengan Pancasila, Islam, dan bahkan Kristen juga.

T = Pancasila itu apa?

J = Pancasila itu dasar negara Indonesia yg isinya 5 sila, al. Ketuhanan yg Maha Esa, blah blah
blah... Kalau sudah di-uraikan menjadi program tingkah laku kemasyarakatan, namanya sudah
bukan dasar negara lagi, melainkan ideologi. Ideologi Pancasila itu mengakui keberagaman latar
belakang WNI tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, Golongan, dan Jenis Kelamin.

T = Lalu kalau di Indonesia sudah ada Pancasila yg memuat Ketuhanan yg Maha Esa, blah blah
blah... apa gunanya ada parpol yg berdasarkan Islam?

J = Karena ada WNI yg tidak puas dengan Pancasila dengan alasan Pancasila tidak membedakan
manusia berdasarkan agamanya, sedangkan Islam adalah agama yg terakhir dan sempurna.

Parpol yg berdasarkan Islam beranggapan bahwa manusia harus dibedakan berdasarkan agamanya.
Kalau beragama Islam maka akan menjadi WNI kelas satu, dan kalau beragama bukan Islam akan
menjadi WNI kelas kambing. Begitu jalan pikirannya, dan menurut mereka harus diwujudkan
dengan se-segera mungkin.

Apabila WNI beragama Islam bisa menjadi warganegara kelas satu, dan WNI beragama bukan
Islam menjadi warganegara kelas kambing, maka akan terbuktilah klaim mereka bahwa mereka di-
ridhoi oleh Allah.

T = Apa bener Islam agama terakhir dan sempurna?


J = Nggak lah, itu kan slogan saja. Agama-agama itu semuanya buatan manusia dan tidak ada yg
jatuh gedebuk dalam bentuk gelondongan dari atas langit. Kitab Suci itu buatan manusia, walaupun
dibilang dibawa oleh Jibril dan sebangsanya.

Kalau ada agama dan kitab sucinya yg jatuh gedebuk dari atas langit serta bertuliskan "Paket dari
Allah, Islam sebagai agama yg terakhir dan sempurna" maka saya akan memilih parpol yg berbasis
Islam. Ternyata tidak ada itu, dan segalanya cuma rekayasa saja. Tetapi mau bilang apa lagi, itulah
yg namanya iklan.

T = Walah, walah... berarti parpol yg berbasis Islam itu maunya apa dong?

J = Mereka maunya supaya semua manusia menjadi Islam sehingga bisa menjalankan Syariat Islam
yg diridhoi Allah.

T = Apakah kalau semua manusia menjadi Islam segalanya akan menjadi bersih, perduli dan
professional seperti slogan PKS ?

J = Nggak juga. PKS kan cuma beriklan doang. Bisa aja mereka beriklan dengan slogan apapun,
tidak ada yg larang. Termasuk di sini dengan menampilkan para caleg wanita dari PKS dengan
busana yg menurut saya termasuk kategori astagfirullah, yaitu berbentuk mirip mukenah. Mukenah
style kok dipake untuk tampil di muka umum?

Kalo baru untuk berfoto saja sudah pakai busana mukenah style, apanya yg professional? Apakah
mereka mau mengadakan pengajian di Gedung DPR/MPR? Apakah mereka tidak sadar bahwa
Islam itu agama, dan itu urusan pribadi orang. Orang mao jadi Islam, Kristen, Hindu, Buddha,
Kejawen, Konghucu, atau bahkan Atheis merupakan urusan pribadi masing-masing dan tidak ada
urusannya sama negara. Negara itu institusi dan bukan manusia. Yg beragama itu manusia dan
bukan negara.

Nah, menurut saya justru parpol yg berbasis-kan Islam itu perlu diberikan pengarahan sampai
benar-benar mengerti bahwa latar belakang warganegara Indonesia ini plural, majemuk, bermacam-
macam, dan sama sekali tidak pantas untuk petantang petenteng membawa-bawa agama kita sendiri
sebagai dasar bagi pengaturan kemasyarakatan. Tidak pantas. No manners.

Tapi kalau mau dilakukan juga, memang tidak ada yg larang. Namanya demokrasi, HAM untuk
berpolitik. HAM untuk berpendapat dan meng-ekspresikannya .

Parpol yg berbasiskan Pancasila juga berlaga dan tidak mau kalah dalam hal beragama, by the way,
seolah mau menciptakan image seakan-akan orang yg berpakaian dengan jenis tertentu merupakan
orang yg kompeten, pedahal tidak.

Contohnya, lihat saja foto-foto caleg wanita dari parpol berbasiskan Pancasila. Kecuali di Bali,
hampir semua caleg wanita dari parpol berbasiskan Pancasila difoto dengan jilbab. Ini kampanye
caleg atau jualan jilbab?

T = Mas Leo sendiri mau pilih partai apa?

J = Saya tidak mao pilih partai apapun karena semuanya tidak jelas. Memangnya saya orang bodoh
mao percaya saja segala macam slogan parpol yg seperti orang jualan kecap nomor satu itu? Saya
tidak kenal siapa caleg yg ditampilkan, saya tidak tahu pemikirannya seperti apa, kelakuannya
seperti apa.
Yg saya tahu, kalau caleg pria maka akan pakai peci, dan kalau caleg wanita akan pakai jilbab. Lalu
apanya yg mao dipilih? Ini pemilihan caleg atau kontes raja peci dan ratu jilbab?

------------ ---

57. Saya Tidak Pernah Mengukur Derajat Manusia

PERCAKAPAN 1: SAYA TIDAK PERNAH MENGUKUR DERAJAT MANUSIA

T = Met Pagi Mas Leo,

J = Selamat pagi juga.

T = Saya sudah lebih setahun belajar meditasi n reiki, n seperti tanda-tanda kundalini kayanya
sekarang udah terasa, terus sekitar 6 bulan saya ikutan Milis Spiritual Indonesia, sampai-sampai
saya koleksi semua tulisan Mas Leo untuk didiskusikan sama rekan saya.

J = Wow, I'm glad you did (sambil tersipu-sipu, muahh.. muahh...), then?

T = Terus terang saya salut sama mas. Saya merasa sangat pas n mengerti dengan cara berfikir Mas
Leo tentang nasionalisme n agama yang semuanya merupakan pembodohan umat manusia. Saya
setuju.

J = Nasionalisme dan pemikiran agama yg sempit merupakan pembodohan umat manusia. Itu benar.
Kalau kita berpikir bahwa karena kita orang Indonesia maka kita harus memiliki derajat lebih tinggi
atau lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang Barat yg free sex, maka jelas itu pemikiran
nasionalisme yg sempit. Orang mao free sex ataupun tidak merupakan pilihan, dan sama sekali
tidak ada hubungannya dengan derajat.

Kalau kita membedakan derajat manusia berdasarkan praktek free sex atau tidak, maka yg rugi
adalah kita sendiri. Apa yg orang lain atau kita sendiri lakukan di belakang pintu kamar tidur adalah
urusan pribadi, dan tidak ada hubungannya dengan nasionalisme. Tetapi di Indonesia banyak salah
kaprah, dan banyak juga orang yg membodohi orang lain dengan bilang bahwa kita ini derajat-nya
lebih tinggi karena kita tidak free sex.

Pedahal dia nggak tahu aja bahwa kita sendiri dipandang gimana gituh sama negara-negara lain
karena ternyata di Indonesia ini banyak yg praktek poligami.

Idih, kata orang-orang Barat itu, itu para wanita Indonesia kok derajatnya gimana gituh. Kok pada
mao ditakut-takutin sama kata Allah, sehingga nurut aja waktu suaminya menikah lagi? Kok mao
aja dibodohin sama agama-agama yg ngajarin bahwa kalo wanita nurut saja suaminya menikah lagi,
nanti si wanita akan masuk Sorga, nanti bisa dapet tempat yg layak di sisi Allah. Kalo nggak mao
terima, maka siap-siaplah masuk Neraka.

Nah, saya tidak bilang free sex atau poligami sebagai suatu hal yg baik atau jelek. Saya tidak
menghakimi orang lain, wong bukan urusan saya kok. Saya kemana-mana cuma bilang bahwa
segalanya itu adalah pilihan, choice. Kalau mao free sex, ya jalanilah, konsekwensinya ditanggung
sendiri. Dan itu tidak ada hubungannya sama sekali sama derajat. Saya tidak pernah mengukur
derajat manusia (emang ada alat ukurnya?).

Tetapi saya juga bilang terus terang bahwa ada banyak salah kaprah di Indonesia yg mungkin
dibawa oleh SSE (Status Sosial Ekonomi). Orang yg status sosial ekonominya rendah paling mudah
untuk dibodohi, baik oleh pemerintah kita sendiri, maupun oleh agama-agama. So, pendidikan is
important. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kesempatan buat dibodohin oleh
pemerintah kita sendiri semakin mengecil.

Agama-agama itu, pada pihak lain, jalannya seperti virus yg tidak bisa diduga karena walaupun
orangnya sudah memiliki pendidikan tinggi, bisa saja virus agama itu menempel terus sehingga
orangnya tidak sadar bahwa dirinya terjangkit. Ada orang berpendidikan tinggi yg berpikir bahwa
kalau dia berjilbab maka dia termasuk orang suci, at least lebih suci daripada para PSK (Pekerja
Seks Komersial).

Saya tentu saja akan ngomong, siapa bilang? Siapa bilang PSK tidak ada yg pakai jilbab? Jilbab kan
cuma mode busana saja, dan orangnya mao jadi apapun merupakan pilihan orangnya sendiri, dan
sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal suci mensucikan. Siapa bilang PSK bukan orang
suci juga? Menurut saya, semua manusia itu suci, apapun yg dilakukannya. Dia mao jual diri kek,
mao jadi istri orang kek, mao free sex kek, semua manusia itu suci.

Di sini tidak ada perbedaan derajat, semuanya sama saja. Semuanya pilihan saja. Kita semuanya
manusia biasa-biasa saja yg mempunyai pilihan. Apa yg kita mau pilih bisa kita jalani,
konsekwensinya tanggung sendiri-sendiri. Itulah yg namanya prinsip kebebasan individual dalam
bermasyarakat. Kita ini hidup di masyarakat bebas, free society. Kita bebas menjadi diri sendiri di
Indonesia, walaupun harus saya akui juga bahwa cukup banyak orang yg merasa diri tidak bebas.

Kalau orangnya merasa diri tidak bebas, dan merasa harus mengikuti aturan yg ditetapkan oleh
segala macam orang dengan alasan tidak jelas, maka itupun merupakan pilihan. Orangnya sendiri
yg memilih untuk tidak bebas, pedahal kalau dia mau, dia bisa saja bebas. Dia bisa membebaskan
diri dari segala macam omongan orang itu dan menjadi dirinya sendiri saja, kalau dia mau.

So, kita tidak bisa menyalahkan orang lain di sini. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah karena
yg namanya pemerintah memang begitu kelakuannya, selalu berusaha untuk tampil bersih, pedahal
tidak bersih. Kita juga tidak bisa menyalahkan agama-agama, karena agama-agama memang seperti
itu kelakuannya, selalu menjual konsep tentang Allah, lengkap dengan Sorga dan Neraka yg
ditentukan oleh banyaknya amal ibadah.

Akhirnya kita akan sadar bahwa segalanya kembali kepada diri sendiri saja. Ketika kita sadar
bahwa apapun yg kita jalani merupakan pilihan, berarti kita sudah satu langkah lagi lebih maju.
Maju kemana? Ke diri sendiri tentu saja. Kalau kita maju, maka kita lebih maju ke diri sendiri saja.
Semakin lama semakin menjadi diri sendiri saja.

T = Terus kembali mengenai meditasi n spiritual yang selama ini saya pelajari, kira-kira sudah
sejauh manakah saya capai mas, sekarang ini bisa diteropong ga mas?

J = For your information, saya paling benci kalo diminta untuk main teropong-teropongan dengan
alasan yg sangat jelas, yaitu saya tidak memiliki teropong.

T = Hehe n kalo boleh saya mohon petunjuk atau arahan supaya saya tidak salah jalan?

J = Gak usah dipikirkan anda akan salah jalan atau tidak karena biar bagaimanapun anda tidak akan
salah jalan. Kemanapun anda melangkah, anda akan melewati berbagai macam jalan yg tidak akan
ada habis-habisnya.

Ada banyak jalan dan semuanya menuju ke Roma, kata suatu pepatah kuno. Ada banyak jalan dan
semuanya menuju ke Sorga, kata saya. So, jalan saja tanpa perlu takut kesasar because sooner or
later anda akan masuk Sorga juga. Baik anda free sex ataupun tidak, sooner or later anda akan
masuk Sorga. Kalo di dunia ini namanya Sorga Dunia, kalo di dunia sana namanya Nibbana,
maybe.

PERCAKAPAN 2: WE CAN BE HAPPY ANYTIME

T = Om Leo (gak apa-apa ya aq panggil om, soalnya takut gak sopan kalo panggil nama aja).

J = Gak usah takut sebab saya bukan ulama, dan saya tidak akan menakut-nakuti anda dengan
neraka kalau anda tidak mao panggil saya dengan Leo aja.

T = Aq mungkin baru bisa nangkep sebagian maksud dari notes-notes facebook om, tapi dari situ
saja aq belajar banyak. Karna pada awalnya aq sama sekali belum pernah tahu dan gak ngerti istilah
mata ketiga.

Yg aq ingn tahu saat itu hanya bagaimana kita harus memaknai jalan hidup kita (seperti masalah-
masalah yg datang, keberuntungn yg datang gak terduga, rasa sedih yg dalam, perasaan yg berubah-
ubah) agar kita mencapai suatu essensi 'bahagia' atau mungkin dengan kata lain, kita menghargai
hidup kita apa adanya. Dan bertemulah saya dengan notes-notes om inì. Banyak ngasih inspirasi.

J = Well, I'm glad you did. Lalu anda bertanya bagaimana kita mencapai suatu essensi "bahagia"?
Jawab saya: EGP aja, emang gw pikirin!

Kalau anda memikirkan tentang "bahagia", anda tidak akan hidup. Kalau anda mau hidup, jalani
saja segalanya, apa adanya saja, jadi diri sendiri saja. Tidak usah pikirkan orang lain mao bilang
apa. Semua orang itu berhak kasih komentar tentang hidup anda. Kenapa berhak? Karena mereka
punya mulut. Lalu apa yg anda perlu lakukan? Biarin aja. Biarin aja mereka ngomong apapun
karena mereka memang punya mulut, bisa memberikan komentar apapun.

Tetapi, apakah yg mereka komentari itu sesuatu tentang anda? Jawab: Tentu saja bukan. Kalau
orang lain berkomentar, mostly apa yg mereka ucapkan itu tentang diri mereka sendiri. Paling itu
saja yg bisa saya sharing dengan anda tentang kiat supaya bahagia.

Sering juga saya bilang bahwa happiness is a choice, pilihan. Kalau kita mau, maka kita bisa
bahagia setiap saat. Kalau kita menuntut bahwa harus ada syariat tertentu yg dipenuhi supaya kita
bahagia, maka sampai kapanpun kita tidak akan bahagia karena yg namanya syariat itu selalu
mencekik. Orang yg menerapkan syariat kepada orang lain itu sifatnya seperti vampire yg
menghisap darah, tidak pernah puas. Baik syariat yg berasal dari agama-agama maupun syariat yg
berasal dari orang itu sendiri.

Kalau anda ingin menerapkan syariat dari orang lain kepada diri anda sendiri, maka artinya anda
merelakan diri anda disedot darahnya habis-habisan, buat apa? Tetapi memang ada orang yg
sifatnya masochistic, artinya menikmati disakiti. Orang yg masochist akan mencari orang lain,
dalam bentuk ulama, suami, istri, pacar, WIL, PIL, atasan, dsb... untuk menerapkan syariat kepada
dirinya sendiri. Lalu orang itu akan merasa puas ketika bisa menjalankan segala macam syariat yg
membebani dirinya itu. Lalu orangnya merasa dirinya menjadi orang suci, kalau syariat yg
dipakainya berasal dari agama. Atau orangnya bisa merasa menjadi WIL idaman, atau PIL
idaman,... kalau yg dipakai adalah syariat perselingkuhan yg menurut saya juga bukan dosa. It's his
or her own life, anyway. Pilihan yg diambil oleh orangnya sendiri dan sama sekali tidak ada
hubungannya dengan dosa yg notebene merupakan konsep doang yg dipopulerkan oleh agama-
agama.

Essensi dari kebahagiaan adalah pilihan. Kalau anda mau bahagia, maka anda bisa bahagia. Kalau
anda tidak mau, maka apapun yg anda kerjakan atau miliki tidak bisa membuat anda bahagia.
Apakah anda mau menerapkan syariat untuk berbahagia?

T = Bener gak sih om kalo aq bilang mata ketiga itu sebenernya bagaimana kita melihat sesuatu apa
adanya? Netral tapi lebih menuju ke sisi positifnya?

J = Betul, memang begitu.

T = Trus gmana n bedaìn intuisi sama prasangka kita?

J = Intuisi itu datang sendiri, apa adanya saja, netral dan tidak ada hubungannya dengan
kepentingan kita. Kalau kita memiliki kepentingan, misalnya ingin dipuji, ingin dianggap orang
suci, takwa, blah blah blah... maka yg muncul adalah prasangka.

Kalau kita tidak memiliki motif apapun, maka yg muncul adalah intuisi, pengertian apa adanya saja.
Kalau kita ingin menciptakan kesan bahwa kita orang yg mendalami agama dan dekat dengan
Allah, maka pengertian yg muncul adalah prasangka yg isinya adalah penghakiman. Kita akan
menghakimi bahwa si A itu orangnya tidak pakai jilbab, dan dia pasti masuk neraka. Atau, si B itu
selalu pakai jilbab dan rela suaminya menikah kembali, sehingga so pasti si B akan masuk Sorga
karena dicintai oleh Allah. Penghakiman seperti itu adalah prasangka dan bukan intuisi. Prasangka
karena kita sendiri sudah tercemar dengan menerima segala macam cuci otak yg dilakukan oleh
para ulama bahwa wanita harusnya pasrah saja dijajah pria supaya masuk Sorga.

Kalau anda selalu menghakimi orang lain dengan bilang benar atau salah, maka yg masuk ke dalam
pikiran anda adalah prasangka. Kalau anda menerima orang lain apa adanya saja, maka yg muncul
di pikiran anda adalah intuisi.

T = Beberapa hari ini aq ikutin saran om untuk tenang saat meditasi. Tapi aq ngerasa tidak pernah
mendapat penglihatan.

J = Penglihatan itu jarang-jarang, saya sendiri sekarang sama sekali tidak pernah mendapat
penglihatan lagi.

T = Yg kerasa cuma seperti sesak di dada sebelah kiri, lalu besoknya terasa di leher. Apa itu artinya
mata ketiga aq belum terbuka om?

J = Artinya anda "menangkap" impressi dari orang-orang di sekitar anda yg mau bertahan di level
naluriah. Kalau kita sensitif, kita bisa menangkap bahwa banyak orang di sekitar kita memiliki rasa
sesak di dada karena mau mempertahankan segala macam syariat, baik berasal dari agama maupun
dari dirinya sendiri.

Mereka adalah orang yg ngotot dan ngoyo, dan mereka memiliki beban di bagian dada dan leher,
dan kita bisa langsung merasakannya. Saya sendiri bisa langsung merasakan orang-orang yg
memiliki beban seperti itu dari tulisan. Orang yg gemar memaki itu bebannya berat. Berat di dada.
Mereka akan memaki dengan alasan bahwa mereka benar dan anda salah. Atau, mereka akan bilang
bahwa mereka benar dan saya salah. Tetapi, sebenarnya mereka adalah orang yg memiliki beban di
dada dan leher juga, karena mereka hidup berdasarkan prasangka.

Makanya saya bilang bahwa, kalau mau, kita bisa melepaskan segala prasangka itu dan menjadi diri
sendiri saja. We can be happy anytime. Tetapi memang terkadang ada orang yg sudah siap, dan ada
juga yg belum.

So, anda menangkap impressi dari mereka yg terbeban berat di sekitar anda ketika anda meditasi.
Menurut pengalaman saya, anda bisa menghilangkan atau menetralkan impressi itu dengan cara
menarik ke atas segala macam rasa sesak di dada itu. Tarik saja segalanya ke atas, ke arah Kelenjar
Pineal di tengah batok kepala anda sehingga segala rasa sesak di dada itu akhirnya lenyap. I believe
that you know already bahwa Kelenjar Pineal di tengah batok kepala kita adalah God Spot, tempat
kesadaran kita menyatu dengan kesadaran Illahi. Kelenjar Pineal atau God Spot sering juga disebut
sebagai Cakra Mata Ketiga dan diasosiasikan dengan titik diantara kedua alis mata. Good luck!

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): ~ from the beginning to the end, no one but you ~
Rumi

------------ ---

58. Emangnya Saya Dukun Bisa Melihat dari Jarak Jauh?

Friends, berikut percakapan antara saya dengan tiga orang rekan yg berbeda, semoga bermanfaat.

PERCAKAPAN 1: EMANGNYA SAYA DUKUN BISA MELIHAT DARI JARAK JAUH?

T = Salam sejahtera buat Mas Leo,

Semoga kebahagiaan selalu menyertai anda. Saya banyak membaca tulisan mas di Milis Mayapada
Prana, entah itu tulisan mas, atau menjawab pertanyaan yang sampai di "tangan" Mas Leo. Kadang
marah, kadang benci, kadang oke, kadang setuju, bergantian seiring Mas Leo berganti-ganti tulisan.

J = Salam sejahtera juga. Ya, that's my style, menjawab berbagai pertanyaan dan mengomentari
sharings dari banyak rekan yg berasal dari berbagai latar belakang Suku, Agama, Ras, Golongan,
Jenis Kelamin, Usia dan Orientasi Seksual.

T = Maaf saya tak perlu banyak menjelaskan siapa saya karena saya yakin, dengan membaca tulisan
saya, Mas Leo sudah bisa "melihat" siapa saya.

J = Nggaklah, emangnya saya dukun bisa melihat dari jarak jauh?

T = Berikut ini (ini SERIUS..!!), saya sangat tertarik dengan dunia spiritual yang mungkin sedikit
bisa "merubah" hidup saya mejadi tenang.
J = Siapa bilang dunia spiritual bisa bikin hidup anda menjadi tenang? Spiritualitas itu
membutuhkan kejujuran, to begin with. Kalau anda berpamrih mencari ketenangan, maka yg akan
anda peroleh adalah berbagai kata-kata pemanis belaka, yg mungkin bisa membuat anda merasa
telah menemukan jati diri anda, pedahal sampai kapanpun anda tidak akan ketemu karena yg
namanya jati diri itu tidak ada.

Anda ini roh, spirit, dan bukan sebatang kayu, sehingga tidak akan pernah menemukan sesuatu yg
berbentuk konkrit dan fisik, apalagi kalau anda bayangkan sebagai semacam jati. Anda ini tumbuh
dengan sendirinya, dan bukan tumbuh di tanah seperti sebuah pohon jati. Anda tumbuh karena anda
tumbuh, just that. Ada karena ada.

Dan kalau anda ingin melihat ke dalam diri anda, anda cuma akan menemukan refleksi saja, sama
seperti ketika anda melihat ke dalam cermin. Apakah yg anda lihat di cermin itu diri anda? Tentu
saja bukan. Yg anda lihat di dalam cermin cuma bayangan dari diri anda. Diri anda sendiri, wajah
anda, tidak akan bisa terlihat oleh anda sampai kapanpun. Anda harus menjadi manusia lain apabila
ingin melihat wajah anda sendiri, harus melihat dari mata orang lain yg memandang anda.

T = Mohon petunjuk bagaimana memulai "belajar"?

J = Ya mulai saja. Jadilah diri anda sendiri, tidak usah takut dan malu-malu. Menurut saya saat ini
anda masih malu-malu, tidak mau berbicara apa adanya saja, dan masih menyimpan segala
pengertian itu untuk dri anda sendiri saja. Kalau segala pengertian itu anda simpan, maka anda tidak
akan bertumbuh secara spiritual atau rohaniah. Anda cuma akan menjadi seperti pohon yg disimpan
di dalam rumah dan tidak terkena hujan as well as panas matahari yg menyengat. Mungkin anda
sayang sama pohon itu, takut rusak kena panas dan hujan, pedahal panas dan hujan itulah yg
membuat pohon itu bertumbuh menjadi pohon yg sesungguhnya, betul gak?

Kalau anda mau menjadi bonsai spiritual, plis diam saja di dalam diri anda dan pura-pura menjadi
orang baik-baik menurut definisi dari agama-agama itu yg, setahu saya, semuanya memiliki
program untuk membuat manusia menjadi robot syariat. Dikatakan, kalau anda menjalani syariat
agama, maka artinya anda orang baik. Pada pihak lain, mereka juga akan men-cap anda sebagai
sesat kalau anda mau menjadi diri anda sendiri saja dan menemukan siapakah sesungguhnya Allah
itu.Agama-agama itu selalu men-cap orang-orang yg tidak sepaham sebagai sesat. Dan mereka
selalu membawa-bawa Allah.

Partai-partai yg berbasiskan agama juga seperti itu kelakuannya, membedakan WNI berdasarkan
agamanya, dan itulah SARA yg asli. SARA itu diskriminasi, membedakan perlakuan terhadap WNI
berdasarkan Suku, Agama, Ras, Golongan, Usia, Jenis Kelamin dan Orientasi Seksual. Menurut
saya, partai-partai berbasiskan agama di Indonesia adalah kelompok yg mempraktekkan SARA.

Saya ini tidak SARA ketika saya bilang bahwa mereka mempraktekkan diskriminasi. Yg saya
lakukan namanya HAM Kebebasan Berbicara atau Free Speech. Kebebasan berbicara dan
mengemukakan pendapat merupakan HAM, dan menggunakan HAM kita untuk berpendapat juga
merupakan salah satu latihan spiritualitas. Anda ingin menjadi manusia yg spiritual bukan? So,
bicara saja, ucapkan saja pendapat anda tanpa takut.

Yg selalu menakut-nakuti manusia itu adalah agama-agama. Saya bilang, tidak usah takut, kenapa
harus takut? Bicara saja apa adanya. Yg penting anda itu jujur dan tidak berpamrih apapun, tidak
ingin meninggikan diri anda sendiri di hadapan orang lain, dan tidak ingin merendahkan orang lain
dengan alasan bahwa anda memeluk Islam dan orang lain itu memeluk Kristen yg menyembah
Tuhan yg jumlahnya tiga biji.
Di sini saya juga tidak menghakimi partai-partai berbasiskan agama itu. Saya bukan hakim sehingga
tidak merasa perlu untuk menghakimi orang lain. Yg namanya menghakimi adalah mengatakan
bahwa sesuatu itu benar, dan sesuatu yg lain adalah salah.

Kalau saya bilang bahwa anda salah karena anda tidak pakai jilbab, maka namanya saya
menghakimi. Saya tidak menghakimi orang lain, baik yg pakai jilbab ataupun tidak. Saya juga tidak
bilang bahwa orang yg pakai jilbab adalah orang yg sudah bisa menghargai dirinya sendiri.
Tidaklah, menurut saya jilbab is mode pakaian saja, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
penghargaan terhadap diri sendiri.

Kita tidak ditentukan oleh pakaian kita. Kalau kita masih mau petantang petenteng memakai jilbab
dan peci dan ingin dianggap sebagai orang mukmin, maka artinya kita adalah orang spiritual kelas
rendah yg masih mau membodohi orang lain dan, bahkan, membodohi diri kita sendiri juga.
Pakaian is pakaian, cuma penutup tubuh saja. Mau pakai jilbab atau mukenah di tempat umum
merupakan HAM yg ada di diri orang. Mau pakai tank top, bikini, jilbab atawa mukenah di tempat
umum tidak akan menyebabkan seseorang itu menjadi orang spiritual tingkat tinggi atau tingkat
rendah walaupun kita juga tahu bahwa sebagian orang merasa bahwa mereka memiliki derajat lebih
tinggi karena mengenakan jilbab atawa mukenah di tempat umum. Biarin aja, urusan orang!

Orang yg dekat dengan Allah adalah orang yg bisa menjadi dirinya sendiri, ini menurut pendapat
saya. Tetapi ada juga orang yg berpendapat bahwa kedekatan dengan Allah ditentukan oleh jilbab
atawa mukenah. Atau mungkin pengenaan baju koko dan sarung serta peci-nya setiap hari. Terus
saya bagaimana? Ya tidak bagaimana-bagaimana . Saya tidak menghakimi orang lain dalam arti
saya tidak bilang bahwa orang itu salah dan saya yg benar, tidaklah! Salah dan benar itu relatif, dan
bahkan sebenarnya tidak ada yg namanya salah atau benar, segalanya itu relatif, tergantung dari
sudut mana kita memandangnya. Tidak ada salah atau benar apalagi kalau tentang pemilihan gaya
hidup yg akan diikuti oleh orangnya sendiri.

Ada wanita tertentu yg tidak suka jilbab dan bilang bahwa itu najis, simbol dari penjajahan pria atas
wanita. Lalu saya akan bagaimana? Tidak akan bagaimana-bagaimana juga, wong itu pendapat
orang lain, apa hubungannya dengan saya?

Kebalikannya, ada yg bilang sama saya bahwa saya harus menghormati wanita yg berjilbab karena
mereka adalah wanita suci yg dekat dengan Allah, takut kepada Allah. Lha? Kenapa harus saya?
Orang mau pakai jilbab dengan alasan mencari ridho Allah is urusan orang itu sendiri, dan tidak ada
hubungannya dengan saya, kenapa saya harus menghormati mereka secara khusus?

Mao pakai bikini atau jilbab di depan saya tidak akan ada bedanya. Saya tidak akan bilang bahwa
yg pakai jilbab adalah wanita suci dan yg pakai bikini adalah wanita jalang. Menurut saya, yg pakai
jilbab dan yg pakai bikini itu sama sucinya dan sama jalangnya. Sama saja bagi saya. Itu yg
namanya tidak menghakimi orang lain dan, menurut saya, sikap tidak menghakimi orang lain
merupakan salah satu penentu utama juga ketika anda mulai menapaki spiritualitas.

Kita juga tidak perlu terlalu perduli dengan pendapat orang lain karena orang lain itu memang
berhak untuk berpendapat dengan alasan dia itu punya mulut. Anda juga tidak perlu takut untuk
berpendapat apapun tentang orang lain dengan alasan yg sama, anda juga punya mulut. Dan kita
juga tidak perlu menghakimi orang lain dengan bilang bahwa orang lain itu salah dan kita yg benar.
Tidaklah! Segalanya itu adalah pilihan. Kalau berada dalam ruang lingkup pribadi, maka segalanya
adalah pilihan. It's your own life, and you could choose what kind of life style you would like to
adopt.

Tetapi kalau sudah dalam ruang lingkup kemasyarakatan, maka memang ada hal-hal tertentu yg
harus ditentukan secara komunal. Misalnya, menurut saya partai-partai berbasiskan Islam itu
membahayakan keutuhan NKRI karena semua orang tahu bahwa mereka mempraktekkan SARA,
terutama dalam hal men-diskriminasi WNI. Kalau beragama Islam maka harus dibela, dan kalau
beragama bukan Islam, maka tidak perlu dibela. Itu yg namanya diskriminasi, itu yg namanya
SARA. Tetapi, karena kelakuan partai-partai berdasarkan Islam berada di ruang publik, maka
masyarakat secara keseluruhan yg harus memutuskkan harus seperti apa bersikap.

Jadi, menapaki spiritualitas juga berarti harus membedakan ruang pribadi dan ruang publik. Agama-
agama dan partai-partai berbasiskan agama bisa saja petantang petenteng jualan Allah di ruang
publik. Mereka bisa saja menyalahkan anda karena anda tidak memilih partai yg bebasiskan Islam.
Mereka bisa saja bilang bahwa kalau anda pilih partai Islam maka anda akan masuk Surga, dan
kalau anda memilih partai nasionalis maka anda akan masuk Neraka. Mereka bisa saja berbicara
seperti itu, itu namanya HAM Kebebasan Berpendapat. Tetapi tentu saja anda juga tahu bahwa
segalanya itu cuma ucapan saja, dan sama sekali tidak seperti yg di-iklankan.

Iklan tentang jilbab yg di-sohorkan oleh para ulama dan ibu-ibu berjilbab sudah tidak terhitung lagi.
Semuanya bilang bahwa mengenakan jilbab itu wajib bagi wanita Muslim yg ingin di-ridhoi Allah.
Lalu, apakah anda harus berjilbab juga? Kalau anda mau ya bisa saja, tidak ada yg larang. Kalau
anda tidak mau juga bisa saja, itu merupakan HAM anda. HAM anda untuk menentukan apa yg
akan anda kenakan. Anda mau mengenakan jilbab ataupun bikini di tempat umum tidak akan
menyebabkan diri anda berubah sedikitpun.

Siapa bilang bahwa jilbab akan menyebabkan anda menjadi orang suci dan bikini akan
menyebabkan anda menjadi manusia laknatullah? Tidak seperti itu kenyataannya, walaupun harus
kita akui juga bahwa masih banyak manusia yg ingin membodohi manusia lainnya dengan
memaksakan pendapat mereka bahwa jilbab membuat manusia jenis perempuan menjadi lebih suci.
Saya sendiri berpendapat bahwa jilbab is pembodohan massal. Menurut saya, para wanita yg
berjilbab itu terutama mengikuti mode belaka, dan terutama karena tidak mau dibilang sebagai
wanita yg gimana gituh.

Pada pihak lain, saya juga tahu bahwa sebagai suatu mode pakaian jilbab akan berlalu. Lima tahun
lagi, 10 tahun lagi, situasi akan semakin jelas, dan wanita-wanita itu akan sadar juga bahwa mereka
ternyata sudah tertipu. Ternyata Allah yg disohorkan akan meridhoi wanita berjilbab itu cuma Allah
yg di-konsepkan doang.

Allah yg asli adanya di dalam kesadaran di diri kita sendiri saja, ternyata. Dan itu tidak tergantung
sama jilbab, definitely not.

T = Apakah di Milis Spiritual Indonesia bisa menjawab segala pertanyaan saya?

J = Nggak benar, itu cuma desas-desus saja. Yg bisa menjawab pertanyaan anda cuma diri anda
sendiri saja dan orang lain, kalau ada, cuma menjadi pemicu saja, trigger saja. Anda sendiri yg harus
bertanya, dan anda juga yg menjawab.

Sama saja seperti bertanya kepada saya bukan? Saya cuma sparing partner dari anda dan banyak
teman lainnya. Siapa bilang saya memberikan jawaban kepada teman-teman? Jawaban yg mereka
rasa mereka terima, kalau ada, datangnya dari dalam diri mereka sendiri juga. Saya cuma sparing
partner saja.

T = Kalau benar saya akan menyegerakan diri bergabung. Saya pernah mencoba belajar otodidak
namun sampai saat ini masih merangkak dan tertatih-tatih.
J = Anda bergabung is most welcomed. Dari dulu saya selalu mengundang siapa saja yg tertarik
untuk bergabung dan ngobrol ngalor ngidul di Milis Spiritual Indonesia. Bisa tentang spiritualitas,
bisa juga tentang hal-hal lainnya. SI itu milis sharing, dari kita dan untuk kita juga. Kita belajar dari
satu sama lain, dan belajarnya dengan sharing, dengan berbagi, habis dengan cara apa lagi?

T = Mohon petunjuk gambaran warna aura saya saat ini berikut penjelasan-penjelas an dan jalan
keluarnya bila itu memang harus saya kerjakan. Saya masih buta dalam hal spiritual / aura. Saat ini
saya hanya menebak-nebak aura saya. Dengan banyak masalah hidup yang saat ini saya alami
antara derita / tekanan yang semakin menghujam dan menghabiskan "energy" saya, bercampur
dengan rasa bahagia yang "sebentar lagi" saya dapatkan. Mohon bantuannya untuk "menghidupkan"
saya, karena saya yakin Mas Leo orang yang bijaksana. Demikian "luapan emosi" saya saat ini.
mohon luangkan waktu sejenak untuk mencerahkan "kekeruhan" aura saya.

J = Aura adalah "kesan" yg diperoleh seseorang. So, kesan saya tentang anda adalah orang yg
berada di antara dua dunia. Antara gelap dan terang, antara tahu dan tidak tahu, antara perduli dan
tidak perduli. Apakah itu bagus atau jelek? Tidak bagus dan tidak jelek melainkan biasa-biasa saja.

Being a spiritual person is being what you are. Apakah yg anda rasakan tentang diri anda sendiri
adalah anda yg sesungguhnya, apakah emosi anda merupakan bagian dari anda? Jawab: bukan.
Apakah konsep diri anda merupakan bagian dari anda? Jawab: bukan pula. Apakah pemikiran anda
merupakan bagian dari anda? Jawab: bukan.

Lalu anda itu siapa sebenarnya? Saya itu siapa sebenarnya? Jawab: Anda adalah anda, dan saya
adalah saya.

PERCAKAPAN 2: BAHAYAKAH MELAKUKAN MEDITASI ITU?

T = Sebelumnya maap mengganggu. saya ingin bertanya lagi: bahayakah melakukan meditasi itu?

J = Sangat berbahaya.

T = Kemaren saya mencoba untuk melakukan meditasi, tapi saat saya sudah mulai mengikuti alur
meditasinya seperti ada cahaya putih sepenglihatan saya dalam mata saya yang tertutup, dan saya
gak berani untuk melanjutkan meditasinya, apa yang terjadi sebenernya?

J = Sebenarnya anda sedang diikuti oleh suatu hantu yg akan menerkam anda tiba-tiba ketika mata
anda tertutup. HAP, lalu diterkamlah.

T = Bisakah meditasi itu dilakukan sendiri tanpa instruktur? Kebetulan saya melakukan meditasi
mengikuti perintah di youtube.

J = Bisa saja kalau mau, saya sendiri meditasi tanpa instruktur dari dulu sampai sekarang, bahkan
tanpa mengikuti perintah di youtube.

PERCAKAPAN 3: IT'S YOUR LIFE, YOU DECIDE FOR YOUR LIFE


T = Mau ngucapin terima kasih untuk tulisan-tulisan yang membangunkan, untuk energi dan spirit
yang membangkitkan, dan untuk pemikiran-pemikiran yang mencerahkan.

J = Terima kasih juga sudah mau baca tanya-jawab ngalor ngidul antara saya dengan berbagai
macam rekan.

T = Please never stop everything that you have done. Saya sekarang bisa membuktikan bahwa
berpikir dan bertindak 'beyond everything' itu dapat menyelamatkan kita dari keterpurukan.

Mungkin Mas Leo sudah lupa :) Saya pernah berteriak minta toloooooooooong. .. minta bantuan
dalam bentuk apapun, energi, spirit, everything. Rasanya waktu itu kiamat. Saya merasa 'hancur',
habis, sakit, dsb.

Mas Leo cuma jawab: Amien, saya bantu dari sini saja.

Waktu demi waktu, dengan mengikuti tulisan-tulisan dan pemikiran Mas Leo, saya akhirnya
menemukan bahwa ada sesuatu dari 'dalam' diri saya yang selama ini terselubung, yang
menghalangi langkah-langkah saya, selain saya juga merasakan ada energi-energi di luar diri saya
yang menghambat juga langkah-langkah saya. Tapi, kembali lagi, ternyata kekuatan dari dalam
dirilah yang utama.

Kekuatan dari dalam diri tsb memang harus di'bangunkan' , di'sadarkan' .

Dan proses penyadaran itu memang harus dibantu dari luar kalau di dalam nggak sanggup.
Sepertinya saya mengalami itu ya mas? Anyway, sekali lagi saya ngucapin terimakasih mas, jangan
pernah berhenti bantu saya ya.

J = Ya, I'm glad you did find the way. Thanks for so beautiful a sharing, segalanya itu memang dari
dalam diri anda sendiri. It's your life, you decide for your life.

------------ ---

59. Tidak Ada Hubungannya dengan Syariat Remotullah

T = Kalau mau tahu sesungguhnya apa itu PKS, tanya sama Inu Kencana, mantan dosen IPDN yang
diperas oleh PKS dalam pencalonannya menjadi, kalau nggak salah gubernur Sumbar atau walikota
Padang. Yg saya ingat, Inu membeberkan kepada media massa dirinya diperas oleh PKS dalam
pencalonannya.

J = Apakah Inu Kencana semacam sapi juga sehingga bisa diperas, susunya?

T = Yang kedua, gejala menguatnya PKS ini tidak lepas dari situasi ekonomi. Umat Islam sangat
mempercayai bahwa alam dan semua bidang kehidupan dikendalikan penuh oleh Allah, Allah itu
seperti pegang remote kontrol dunia, di remote itu ada tombol bencana, senang, sedih, nasib, dan
kita harus berdoa dan meminta kepada Allah untuk menekan tombol remote kita dengan yg baik-
baik saja.

Penduduk Indonesia di mana mayoritas didoktrin Islam sangat mempercayai hal ini bahwa
semuanya adalah remotullah, sehingga melahirkan persepsional bahwa kesulitan-kesulitan yang
terjadi ini juga akibat dari umat manusia yang menjauh terhadap Allah, sehingga saat ini tentunya
dagangan Allah adalah dagangan yang menarik perhatian.

J = Iyalah, Allah itu apa kalau bukan barang dagangan? Buku yg pakai judul dengan kata Allah
terbukti akan menjadi buku laris. Mungkin juga orang berpikir bahwa kalau membeli buku yg
judulnya pakai kata Allah akan bisa membuat si Allah senang dan akhirnya jadi gimana gituh.

T = Dengan belief system seperti itu maka konsep-konsep seperti ekonomi syariah, atau konsep-
konsep keagamaan dianggap sebagai way out atas kesulitan-kesulitan yang dialami penduduk
Indonesia saat ini terutama dalam hal ekonomi dan politik. Dianggapnya konstitusi Madinah adalah
jalan paling adil dan tepat bagi Indonesia kini. Itulah ciri-ciri agama Islam yang tidak mau
mengikuti perubahan peradaban jaman, seolah-olah suatu metode atau tuntunan itu sudah
final/absolut kebenarannya.

J = Mereka pikir segala macam konsep dalam agama itu diberikan oleh Allah dan manusia tinggal
langsung pungut saja. Pedahal segala macam konsep dalam agama, termasuk konsep ekonomi
syariah, dsb... merupakan buatan manusia biasa-biasa saja. Walaupun pakai kata Allah, semuanya
buatan manusia. Bahkan Allah yg sering namanya dibawa-bawa itu merupakan buatan manusia
juga. So, segalanya merupakan produk budaya belaka, pemikiran-pemikiran manusia belaka,
konsep-konsep buatan manusia belaka.

T = Sekali lagi, beginilah warisan belief system rakyat yang terjajah ratusan tahun. Belanda itu juga
tidak kurang akal mengirim Snouck Hurgronye untuk menyelidiki kelemaham kepercayaan bangsa
Indonesia, dan setelah itu ikut menyuburkan mitos-mitos termasuk mitos agama demi
melanggengkan penjajahan.

J = Well, kelemahan seperti itu merupakan warisan dari budaya yg dipengaruhi oleh pemikiran
Islam terbelakang. Pemikiran Islam yg bilang bahwa segala macam konsep itu asalnya dari Allah
sehingga wajib dilanggengkan dengan cara apapun juga adalah pemikiran Islam yg terbelakang.

Cara meng-counternya mudah saja, yaitu kita tinggal bilang saja bahwa segalanya itu merupakan
konsep buatan manusia belaka, termasuk Allah sendiri. Allah yg dipuja-puji dan ditakuti setengah
mati itu cuma konsep belaka, dikonsepkan bahwa Allah harus dipuja-puji, dan dikonsepkan bahwa
Allah harus ditakuti atau bahkan dicintai. Segalanya itu konsep belaka, buatan belaka.

T = Tan Malaka sadar benar akan kelemahan ini sehingga bersama dengan Soekarno, Hatta, dan
kaum Marxis lainnya mempunyai welthanschaaung/ kesadaran diri terlebih dahulu untuk mengusir
mitos-mitos ini.

J = Pemikiran Islam terbelakang cuma bisa di-counter oleh pemikiran modern yg berlandaskan cara
berpikir yg logis. Nah, mereka yg ngotot mempertahankan pemikiran Islam terbelakang biasanya
akan menjerit-jerit bahwa pemikiran modern itu tidak ber-Tuhan, tidak mengenal Allah, katanya.
Pedahal, mereka yg ngotot ingin mempertahankan syariat Islam itu lupa diri bahwa sebenarnya
segala macam rujukan kepada Tuhan atau Allah yg mereka gunakan juga cuma konsep saja. Cuma
konsep tentang Allah yg, sayangnya, juga sudah sangat ketinggalan jaman terbukti dengan tidak
adanya penghargaan terhadap HAM (Hak Azasi Manusia).

Allah di masa lalu memang tidak menghargai HAM, dan itu sesuai dengan jamannya. Tetapi jaman
sudah berubah, dan Allah yg sudah tidak menghargai HAM semakin lama semakin ditinggalkan.
Kita sudah bisa menciptakan Allah baru yg menghargai HAM.
T = Madilog / Materialisme Dialektika Logika yg ditulis oleh Tan Malaka tujuannya jelas adalah
untuk mengusir mitos takhayul bangsa Indonesia yg mempersepsionalkan semua yang terjadi di
bumi ini adalah REMOTULLAH.

J = Ya, kita harus mengusir takhayul remotullah itu.

T = Sekarang sedikit sharing pemahaman tentang Yesus dan Mohammad. Setahu saya, Yesus lebih
banyak melakukan filosofi atau laku konsep pemikiran. Disinilah bedanya dengan Mohammad.
Mohammad tentu mengadopsi pemikiran filosofi Yesus. Setelah itu Mohammad meniru ritual sholat
Kristen Orthodox Suriah, dan beberapa keputusannya dalam tata cara/syariat kalau disadari
sebenarnya ada makna dan fungsi guna juga, misalnya sholat istikharah.

Bagi yg sudah sadar hakekat dan mekanisme kerja otak, maka sholat istikharah tidak ubahnya
metode meditasi memunculkan intuisi. Demikian juga dzikir yg secara psikologikal adalah afirmasi
untuk penguatan keyakinan sehingga apa yg ada di otak kita sebagai ide bisa segera menjadi
realitas. Banyak sekali laku-laku Islam yg positive kalau kita mengerti mekanisme kerjanya dan
sadar itu untuk apa. So bagi saya itu seperti tool atau alat, saya sering berdzikir "saya sehat" yg saya
afirmasi ratusan kali tiap hari.

J = Iyalah, selama ini saya bilang bahwa agama-agama itu merupakan metode saja. Metode
bagaimana kita bisa konek dengan yg kita sebut sebagai Allah. Allah itu sebutan saja dari kesadaran
lebih tinggi yg ada di diri kita sendiri, higher self yg ada di kesadaran tiap orang dari kita. Kalau
kita rutin meditasi di Cakra Mata Ketiga maka akan muncullah segala macam intuisi di dalam
kesadaran kita yg berguna secara praktis dalam kehidupan kita sehari-hari. Doa itu meditasi. Wirid
juga meditasi.

Ada banyak jenis meditasi termasuk meditasi yg menggunakan berbagai macam doa yg diulang-
ulang atau wirid. Meditasi saya adalah meditasi wirid yg menggunakan antara lain Al Fatihah. It
works, of course. Saya bisa konek dengan kesadaran tinggi di diri saya yg bisa saja saya sebut
sebagai Allah atau apapun. Dan akhirnya saya bisa memperoleh segala macam pengertian intuitif
itu, sama seperti yg diperoleh oleh para nabi di masa lalu. Sama seperti yg diperoleh oleh Tan
Malaka, Soekarno dan Hatta.

Kita bisa memperoleh pengertian dari intuisi yg muncul tiba-tiba di dalam pikiran kita kalau kita
mempraktekkan meditasi / doa / wirid secara kontiniu. Yg penting diingat adalah frekwensi
gelombang otak dari laku itu. Frekwensinya harus mencapai gelombang otak Alpha ke bawah. Ini
gelombang otak khusyuk atau gelombang otak meditatif dan bisa dikultivasikan kalau kita bersikap
ikhlas dan pasrah, dan merasakan bahwa kita ada karena kita ada, just that. Rasakan saja kesadaran
kita ada persis di tengah batok kepala kita, itu tempat kelenjar pineal yg juga dikenal dengan nama
God Spot.

Ini praktek yg dilakukan oleh para sufi dan ahli meditasi dari berbagai agama dan aliran
kepercayaan di seluruh penjuru dunia dan di setiap masa. Cuma dengan cara diam saja dengan
ikhlas dan pasrah, dan merasakan kesadaran kita yg adanya di tengah batok kepala, just that.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Takhayul "celaka 13" tidak ada bedanya dengan
takhayul tentang puasa yg harus ditebus kalau tidak mau celaka. Pedahal puasa adalah laku untuk
fokus di kesadaran diri kita sendiri saja, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan syariat
remotullah.

------------ ---
60. Konsep Wahyu dalam Agama Semit

T = Bung Leo,

Bagaimana dengan konsep wahyu dalam agama semit? Apakah itu akal-akalan saja, ataukah suatu
kenyataan sejarah? Bagaimana kita menyikapinya?

J = Wahyu is revelation dalam Bahasa Inggris, artinya apa yg diungkapkan, what is revealed. Dan
apa yg diungkapkan atau revealed itu munculnya melalui proses kegiatan ber-nubuah, dan orang yg
ber-nubuah disebut sebagai nabi atau nabiah.

Lia Eden disebut sebagai seorang nabiah karena dia ber-nubuah. Nubuah adalah mengucapkan
sesuatu atas nama siapa yg di-Tuhankan oleh orang itu. Jadi, kalau Lia Eden menuhankan Jibril, for
instance, maka Lia Eden akan ber-nubuah seolah-olah Jibril yg berbicara, dan Lia Eden tinggal
mengucapkannya saja.

Apa yg diucapkan itu disebut sebagai nubuat. Per definisi, seharusnya nubuat diartikan sebagai hal
yg akan terjadi di masa depan. Kalau mengambil Lia Eden lagi sebagai contoh, saya pernah sedikit
membaca tentang nubuat yg diucapkannya terhadap mereka yg bathil mendzolimi dirinya, yg
menurut dia adalah umat Islam tertentu dan pemerintahan SBY. Nah, menurut pengertian semitik,
seharusnya ke-nabian Lia Eden itu baru bisa dinyatakan setelah apa yg pernah diucapkannya itu
terbukti. Kalau ternyata terbukti Pemerintahan SBY dan umat Islam tertentu yg mendzolimi dirinya
itu akhirnya terkena tulah karena perbuatan mereka sendiri, maka kita bisa mengatakan bahwa Lia
Eden itu seorang nabiah asli. Kenapa asli? Karena apa yg pernah di-nubuahkan olehnya terbukti
benar.

So, itulah cara kerja nubuat dalam tradisi semit. Jadi, ada orang tertentu yg klayar kliyer lalu ngoceh
seolah-olah Allah yg berbicara, pedahal kita tahu yg berbicara adalah "Allah" yg adanya di dalam
kesadaran si manusia itu sendiri. Bahkan bisa saja bukan Allah yg berbicara melainkan "Baal",
dewa yg disembah oleh penduduk asli Palestina. Mereka yg bernubuah atas nama "Allah" akhirnya
kita kenal sebagai para nabi Yahudi itu, dan mereka yg bernubuah atas nama Baal dikenal sebagai
nabi-nabi palsu. Kenapa disebut palsu? Karena mereka bernubuah atas nama Baal, the competitor
dari Allah, walaupun saat itu belum dikenal sebagai Allah.

Nabi-nabi Yahudi sama sekali tidak mengenal kata Allah. Mereka merujuk kepada Tuhan sebagai
JHVH (Yahweh atau Yehovah) yg tidak boleh diucapkan karena dianggap suci. Sebagai kata
pengganti ada berbagai sebutan untuk Tuhan, al. Adonai. Ada berbagai karakter dari Tuhan juga yg
ditemukan secara satu persatu oleh puluhan nabi Yahudi itu. Kita mengenal sebutan El Shaddai,
Yehovah Shammash, Yehovah Jireh, dsb... yg muncul begitu saja ketika nabi Yahudi tertentu ber-
nubuah.

Nabi Isa juga ber-nubuah, dan Isa juga tidak mengenal Allah. Isa menyebut Tuhan sebagai "Abba"
(ini bahasa Aramaik yg artinya sama saja seperti "Abba" dalam bahasa Arab). Kata Allah yg kita
kenal mungkin mulanya digunakan oleh orang Nasrani dan Yahudi yg tinggal di jazirah Arabia.
Kenapa mereka menyebut Tuhan sebagai Allah? Jawab: karena haram menyebut nama Tuhan yg
asli. Nama JHVH itu tidak boleh diucapkan. Kalaupun ada tulisan JHVH dalam kitab suci Yahudi,
nama itu tidak boleh dibaca, harus dilewatkan dengan diam atau diberikan kata pengganti seperti
"Adonai".

Nubuat dalam tradisi semit (Yahudi, Nasrani, Islam) tidak bisa dipisahkan dari konteks kurun
waktu. Ada puluhan nabi-nabi Yahudi, dan tidak semuanya langsung diakui sebagai nabi di dalam
Agama Yahudi. Kitab suci Yahudi yg disebut Tanakh baru terkumpul secara baku sekitar 2,000
tahun lalu, pedahal Musa sudah menuliskan Taurat ribuan tahun sebelumnya. Daud juga sudah
mengucapkan nubuatnya sekitar 1000 tahun sebelum kitab suci Yahudi di-baku-kan.

Isi kitab suci Yahudi itu bukan hanya nubuat saja, melainkan segala macam: sejarah, hukum, kisah
cinta, kisah perang, puisi, silsilah, dsb... Kitab Taurat yg ditulis oleh Musa terutama menuliskan
sejarah dari mereka yg diakui sebagai nabi oleh Musa, yaitu Ibrahim, Ishak, Yakub, dan para
patriarch atau bapak bangsa dari suku-suku Yahudi. Musa adalah pendiri agama Yahudi, dan kita
melihat semua pendahulunya dari kacamata Musa. Selain sejarah, taurat Musa juga berisikan syariat
Yahudi yg sangat berpihak kepada kaum laki-laki atau bersifat patriarkal. Pria adalah kepala dari
segalanya, dan wanita cuma sebagai pelengkap saja. Mitos penciptaan manusia di Taman Firdaus yg
ditulis oleh Musa jelas-jelas bilang bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, dan bukan
sebaliknya.

Tapi apakah semua itu dari Tuhan atau dari Musa? Menurut saya semuanya itu akal-akalan Musa
saja karena kita tahu bahwa ada kesadaran tinggi di dalam diri kita yg bisa kita akses kalau kita mau
meditasi dan mencapai gelombang otak rendah. Ketika kita meditasi, maka akan muncullah
berbagai pengertian intuitif itu. Muncul begitu saja, dan langsung saja bisa diucapkan atau
dituliskan.

Musa itu manusia luar biasa, kalau kita ingat jalan hidupnya. Dia hidup sebagai seorang Pangeran
Mesir sampai umur 40 tahun, dan setelah itu meditasi seorang diri selama 40 tahun di padang
gurun. Bagaimana tidak luar biasa? So, Musa tahu dan mengerti tentang bagaimana proses inkubasi
dari kesadaran Illahiah di diri manusia itu tercapai. Caranya dengan meditasi atau tafakur saja, diam
saja, sampai tiba-tiba muncullah kata-kata itu.

There's nothing strange tentang proses ber-nubuah. Setiap orang bisa ber-nubuah. Kalau kita konek
dengan kesadaran Illahi di di diri kita, maka kita akan bisa mengucapkan apa yg muncul begitu saja
di dalam pikiran kita, dan ucapan kita akan menjadi kenyataan. As simple as that.

Ada nubuat yg telah menjadi kenyataan sejarah atau telah terbukti. Kembalinya bangsa Yahudi ke
Palestina merupakan bukti dari kebenaran nubuat yg diucapkan oleh nabi-nabi Yahudi ribuan tahun
sebelumnya. Bangsa Yahudi itu sudah tersebar kemana-mana sejak sekitar 2,800 tahun yg lalu.
Bahkan pada saat Nabi Isa bernubuat di Palestina 2,000 tahun lalu, mayoritas bangsa Yahudi sudah
tidak lagi menetap di sana. Mereka tersebar di mana-mana, dan lebih tersebar lagi setelah
pemberontakan Yahudi dipadamkan oleh Kekaisaran Rum pada tahun 70 M ketika kota Yerusalem
dibumi hanguskan dan baitullah diratakan dengan tanah.

Tetapi ternyata pada tahun 1948 negara Israel modern berdiri di Palestina tanpa dibantu oleh
siapapun. Sejak itu sudah empat kali Israel dikeroyok oleh negara-negara Arab, dan empat kali pula
Israel berhasil bertahan dan bahkan menduduki wilayah Arab. Menurut saya itu merupakan bukti
bahwa nubuat yg dikeluarkan oleh nabi-nabi Yahudi ribuan tahun sebelumnya telah terbukti
menjadi kenyataan sejarah. Yahudi kembali lagi ke Palestina.

Dan orang-orang Yahudi itu sampai sekarang tidak mengenal Allah. Yg mereka kenal adalah JHVH
yg haram untuk disebut. Yg boleh disebut dengan sesuka hati adalah ucapan seperti "ya olloh", yg
cuma kata ganti saja untuk Tuhan yg asli yg ternyata tetap ada di kesadaran orang Yahudi sampai
sekarang dan tidak pernah meninggalkan mereka. Namanya JHVH.

Tetapi kalau kita berbicara tentang fakta bahwa Tuhan itu selalu bersama dengan bangsa Yahudi,
maka kita akan mengobarkan iri hati dari kelompok semit lainnya, in this case yg Arab. Arab itu
semit juga yg mencontek habis segala macam tradisi Yahudi, termasuk syariatnya yg sangat
patriarkal dan melecehkan wanita itu. Tidak semua Arab adalah Islam sebab banyak juga Arab yg
Nasrani, dan bahkan mereka telah ada di Jazirah Arabia sebelum era Islam. Ada konsep tentang
kiamat yg diyakini oleh masyarakat Nasrani di mana dipercayai bahwa Nabi Isa akan datang
kembali dan menghakimi manusia. Konsep itu akhirnya masuk juga ke dalam Islam. Islam itu
mengambil syariat dari Yahudi dan tata cara ibadah dari Nasrani.

Nabi-nabi dalam Islam itu boleh bilang semuanya orang Yahudi, yg tentu saja mengikuti tradisi
Yahudi dalam ber-nubuah, yaitu mengucapkan saja apa yg masuk dalam kesadaran. Tidak ada yg
aneh dalam hal ber-nubuah. Bahkan, setahu saya, dalam tradisi Yahudi dan Nasrani, semua orang yg
ber-nubuah memang disebut sebagai nabi. Kenapa disebut sebagai nabi? Karena orang itu ber-
nubuah atau mengucapkan sesuatu yg akan terjadi di masa depan atas nama Tuhan.

Saya sendiri terkadang ber-nubuah juga. Saya pernah bilang bahwa Indonesia akan menjadi salah
satu pusat spiritual dunia dalam 50 tahun ke depan, dan saya percaya itu. Saya ber-nubuah tetapi
saya bukan seorang "nabi" (dalam tanda kutip).

Pengertian nabi di Indonesia adalah pengertian nabi yg sempit yg dipopulerkan oleh tradisi semit di
jazirah Arabia di mana "nabi" (dalam tanda kutip) adalah gelar dari seseroang yg diberikan oleh
orang-orang lainnya.

Dengan kata lain, ada orang yg di "nabi" kan sehingga orang-orang lain tidak bisa lagi menjadi nabi
atau nabiah, tidak bisa lagi ber-nubuah. Pedahal, yg namanya aktifitas ber-nubuah itu berlangsung
terus-menerus bahkan sampai saat ini. Barack Obama itu seorang nabi. Hillary Clinton seorang
nabiah.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Nabi Elia yg sedang kabur karena dikejar-kejar oleh
Raja Israel yg mutung karena Elia membantai nabi-nabi Baal. Elia akhirnya naik ke Sorga utuh
dengan tubuhnya, begitu tertulis di kitab suci Yahudi yg dipakai oleh kaum Nasrani juga tetapi tidak
diakui oleh Islam dengan alasan Yahudi tidak mengenal Allah yg memang benar. Yahudi cuma
kenal JHVH.

------------ ---

61. Boleh juga dong belajar pada Spiderman

TF = Namanya juga negeri simsalabim, serba mistis, instan, jalur pintas dan rame-rame kabur dari
tanggung jawab sosial. Misalnya gini, Indonesia itu negara dengan umat Islam terbanyak di dunia,
dengan jumlah haji terbanyak sampai harus antri 3-4 tahun untuk mendaftar, namun juga dengan
jumlah orang Islam miskin terbanyak.

Sebuah ironi, dagangan tiket Surga benar-benar laris habis terjual di negeri ini. Siapa yang mau
harus cepat-cepat, entar kehabisan tiket Surga. Agama menjadi tempat pelarian yang sangat nyaman
atas tanggung jawab sosial maupun ketakutan dan kegagalan menghadapi hidup di dunia.

BK = Itu kelihatan GOBLOKnya. Harusnya orang INDONESIA itu bisa CIPTAKAN komoditas
sendiri. PUTERIN MONAS 17 KALI dapat sertifikat HAJI atau apa, dan bagi kaum lainnya bisa
PUTERIN BOROBUDUR atau apa kek.

TF = Bisa jadi bisnis waralaba baru yang prospektif tuh mas, peminatnya pasti banyak, kan orang
sini senengnya yang cepet, pintas, kulit, plagiat, sedikit-sedikit palsu ga masalah, bisa-bisa
peminatnya nyaingin Ponari tuh.

Trus iklannya gini, "Mau Sorga Kelas VVIP, daftarkan Haji Monas di bawah Lisensi Mekkah, lebih
Praktis dan Hemat, hasil sama dengan yang langsung ke Mekkah." Gitu mungkin ya mas, ha ha ha
ha...

BK = Gak usah lisensi Mekkah. Harus Mandiri dong. Titelnya HM. Haji Mandiri. Bukan Haji
Muhammad. Pokoknya ditanggung gak bakalan dimarahin TUHAN.

Tuhan pasti tersenyum dan mengiyakan IDE ini, cuma kapan bisa direalisasikan, tinggal kemauan
dan aparatnya saja jangan berulah nangkepin segala. BEBAS TENTUKAN ARAH...

TF = Kalau ga pakai lisensi nilai jualnya kurang bagus mas, liat aja ulah masyarakat kita, celana
jeans Bandungan seharga 25 ribu kalau dah ditempelin merk Wrangler bisa jadi 400 ribu harganya
dan pasti laris manis.

Soal Tuhan tersenyum apa nggak, bagi yang memiliki Konsep Tuhan itu bermulut pasti Dia
tersenyum. Bagi yang mengkonsepkan Tuhan sebagai yang lain mungkin bisa getaran hangat, sinar
putih, angin semilir, bisikan-bisikan atau apapun terserah yang punya konsep.

BK = Kalau masih mengharapkan ada lisensi itu masih ada KEMELEKATANnya, kita harus
MANDIRI. Makan mandi sendiri biar nggak prengus ntar dikira kambing nanti dikorbankan. ..
hayoooo gimana tuh.

TF = Wah kalau harus prengus ya mending mandi sendiri, tapi kalau urusan makan lebih enak kalau
bareng-bareng, lebih maknyuuussss. ..

BK = Kamu tahu gak ketika di Gua Hira waktu Muhammad dikejar orang orang Qurais, saking
takutnya dia tahan nafas lama sekali padahal dia tidak belajar Taichi atau apa, nah muncullah laba-
laba merajut sarang di mulut gua.

Muhammad senangnya bukan main. Saat itu Muhammad kaga ingat Tuhannya karena gak diajari
mengenalnya, nah pikirnya karena laba laba itu yang menyelamatkannya maka berhaklah dia
mengucapkan terima kasih.

Tapi sebelum berucap, Jibril datang: Hai Muhammad, Iqro, bacalah bla bla bala... Jibril sangat
cemburu kalau ada manusia yang mengalihkan ucapan terimakasih kepada hewan yang
menyelamatkan.

Nah loh di Arab lambang laba laba gak dipakai, malah yang makai lambang laba laba itu orang
Cina, maka sebagai ucapan terima kasih Muhammad kepada Laba Laba itu maka dia minta kepada
umatnya: Belajarlah sampai ke negeri CINA. Di sana ada lambang laba laba yang dulu
menyelamatkan dirinya dari kejaran musuh.

TF = Boleh juga dong belajar pada Spiderman... he he he...

KOMENTAR SAYA:

Ya, belajar aja sama Spiderman yg, menurut pendapat saya, merupakan reinkarnasi dari si laba-laba
yg dulu muncul di Gua Hira itu. The laba-laba ternyata merupakan jelmaan jin, dan ada di setiap
jaman.

Jaman dulu the laba-laba muncul dan menyelamatkan seorang manusia yg sedang terhimpit masalah
di Gua Hira. Jaman sekarang the laba-laba muncul sebagai Spiderman, yg memberi contoh
bagaimana imajinasi kita bisa digunakan. Kalau kita mau ber-imajinasi, maka segala macam
terobosan bisa dilakukan.

Spiderman merupakan reinkarnasi dari laba-laba yg dulu muncul di Gua Hira. Kali ini munculnya
di Amerika Serikat sebagai Spiderman. Dan kita di Indonesia memiliki kesempatan yg sama untuk
menjadi reinkarnasi dari si laba-laba Gua Hira itu.

Caranya mudah saja, yaitu diam saja. Ketika kita diam saja dengan ikhlas dan pasrah seperti
manusia di Gua Hira itu, maka the laba-laba ajaib akan muncul, namanya intuisi, dan munculnya di
Mata Ketiga yg ada di diri kita.

Mata Ketiga is kesadaran kita sendiri. Dan intuisi adalah percikan cahaya Illahi yg muncul begitu
saja di dalam kesadaran kita, dan kita langsung tahu bahwa kita tahu, we know that we know. Keren
gak?

------------ ---

62. Tahun 2009 M Waktu Bumi

Friends, berikut percakapan antara seorang rekan (D) di Vienna, Austria, dan saya (L) di Jakarta.
Semoga bermanfaat.

D = Begitulah, Mas Leo,

Memang konsep agama agama Ibrahim dari suku suku Semit, yakni Yahudi (Thora dan Talmud),
Kristen (Injil) dan Islam (Quran) mempunyai struktur yang sama, yakni dari apa yang diungkapkan
Musa, Ibrahim, Yesus sampai Muhammad, yang percaya adanya wahyu melalui nabi nabi, orang
yang bernubuat. Semua kisah, kidung, pesan, perintah, larangan, dikemas dalam bentuk pesan yang
disampaikan melalui wahyu. The Ibrahimic religions.

Sangat berbeda dengan sudut pandang falsafah leluhur kita dari Asia: India, Tiongkok, Jepang,
Indonesia...

Allah dalam budaya suku suku Semit dipercayai sebagai pribadi yang bicara, seolah bapak tua
(pasti bukan ibu atau anak muda), melalui perantara. Apa yang diucapkan diimani sebagai dogma
yang tak boleh di utik utik. Nah, kalau apa yang Dia katakan berbeda penyampaiannya, maka jadi
ramai, seperti yang dialami manusia 2000 tahun terakhir. Kepada umat yang satu disampaikan
pesan lain daripada pesan pada umat kedua, ketiga dst. Ini menyebabkan terus terusan terjadi
kisruh, yang sering bersenjata, antara umat ketiga agama ini.

Kata "Allah", memang hanya dikenal dalam lingkup budaya berbahasa Arab, dan juga digunakan
oleh kaum Nasrani di Arab. Kristus yang menggunakan bahasa Aram, tak mengenal istilah ini. Juga
orang Yahudi mengenal kata YHWH, bukan Allah. Tidak saja itu, apa yang dipesankan Allah
(=God) dalam ketiga agama ini juga berbeda. God dalam budaya Israil tak mengenal Yesus, juga
Muhammad. Umat Nasrani mengimani God berwujud tiga (Trinitas), dan God dalam Islam
mengutus Muhammad, yang tak dikenal dalam agama agama lain, dan tak ada istilah trinitas.

Dalam agama agama dan kepercayaan di Asia, yang diwariskan oleh leluhur kita, tak ada God yang
berdiri di langit dan berkata apa apa, juga tak ada utusan berbentuk malaikat siapapun.

Dari Tao sampai Buddha ditekankan, keIlahian ada dalam alam semesta, yang bermanifestasi dalam
diri kita semua, tiap insan. Kebaikan dan keluhuran kita lakukan, bukan atas perintah siapa siapa,
namun demi keluhuran itu sendiri. Karena sesuatu yang baik, adalah baik (terlepas siapa yang
mengatakannya) .

Karena disini tak ada yang katanya, diperintahkan dari langit, maka tak ada mutlak mutlakan, tak
ada eyel eyelan. Juga tak ada takdir, yang jlegerrr... diputuskan dari langit, yang ada, adalah wujud
dari tiap tindakan kita sendiri. Baik atau buruk.

L = Iyalah, memang seperti itu realitanya, agama-agama semitik itu memiliki tradisi nubuah,
berucap atas nama Tuhan. Dan lucunya, agama-agama semitik juga menutup sendiri tradisi nubuah
itu setelah periode tertentu.

Agama Yahudi bilang bahwa nubuah telah selesai setelah kitab suci di-buku-kan (di- baku-kan).
Kristen juga begitu. Islam juga begitu.

Pedahal, aktifitas nubuah berlangsung terus. Walaupun kitab-kitab suci agama-agama semit itu telah
di-baku-kan, kegiatan nubuah berjalan terus sampai saat ini dan, tentu saja, sampai kapanpun.
Bernubuah is to prophesy, as simple as that.

Tradisi-tradisi non semitik memiliki juga aktifitas serupa dengan nama berbeda. Di Jawa ada
kegiatan dawuh, berbicara atas nama orang yg telah meninggal. Pedahal yg berbicara si manusia itu
sendiri, yg mungkin tapping ke memory manusia lain atau bahkan ke memory milik alam atau
Tuhan.

D = Betul juga. Budaya Kejawen juga mengenal konsep wahyu atau dawuh, dimana dipercaya oleh
seorang pelaku kebathinan (sing nglakoni), bahwa ada wangsit, yang mengatakan ini itu, atau ini itu
akan terjadi. Ini pada dasarnya juga nubuat. Ini biasanya, setelah orang mendatangi situs situs gaib,
makam keramat, prasasti purba, sumur, pohon atau yang lain.

Beda utama dengan struktur kepercayaan suku suku Semit atau agama agama Ibrahimist, Yahudi,
Kristen dan Islam, wahyu ini sangat amat mutlak dan dipercaya datang langsung dari God, berlaku
untuk selamanya. Dalam budaya Kejawen ini sangat individual, dan tidak di-baku-kan.

Disini unsurnya adalah percaya, dimana seringkali memang lebih comfortable percaya yang gaib
gaib, daripada berpikir kritis. Dalam sejarah kita banyak contoh konfrontasi antara yang gaib gaib
ini dan fenomena nalaryah. Perang Diponegoro, misalnya, dimana dipercaya Diponegoro
mendapatkan wahyu macam macam, memiliki kekuatan gaib untuk mengusir Belanda. Belanda
menghadapi Diponegoro dengan konsep taktis militer, yang juga dipergunakan dalam Perang
Napoleon. Artilerie medan ternyata mengalahkan kekuatan gaib.

L = My point is, kegiatan ber-nubuah atau prophesying itu berjalan terus sampai saat ini dan sampai
kapanpun manusia hidup di atas bumi. Kita semua bisa naik ke kesadaran tinggi yg adanya di diri
kita dan ber-nubuah tentang apa yg harus kita lakukan. Di kesempatan lain saya pernah bilang
bahwa presiden pertama NKRI itu seorang nabi. Sukarno was prophesying when he said:
"Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit!"

Dari mana Sukarno berani bilang seperti itu kepada bangsa Indonesia yg baru lahir? Tidak dari
mana-mana melainkan dari kesadaran yg ada di dalam dirinya sendiri. Bisa saja dibilang sebagai
kesadaran tinggi ketika Sukarno bisa merasakan bahwa dirinya menjadi satu dengan his Higher
Self, yg dalam konteks budaya tertentu disebut sebagai Allah. Ketika Sukarno ter-inspirasi oleh
kesadaran tinggi itu, maka dia berani mengucapkan kata-kata itu: "Gantungkanglah cita-citamu
setinggi bintang di langit!"

Dan banyak manusia di Indonesia yg mendengar kata-kata itu bilang: Amin. Amin artinya jadilah.
Jadilah apa yg kau ucapkan.

Dan saat ini kita melihat bahwa apa yg diucapkan oleh Sukarno menjadi kenyataan, tidak terhitung
banyaknya putra dan putri Indonesia yg menggantungkan cita-cita mereka setinggi bintang. Pedahal
waktu Sukarno mengucapkannya, bangsa kita masih memiliki perasaan rendah diri ketika
berhadapan dengan bangsa-bangsa lain. Kita masih memiliki inferiority complex. Tetapi, banyak
dari kita berani bilang amin, dan mereka mengalami sendiri bahwa apa yg diucapkan oleh Sukarno
bukan pemanis bibir saja melainkan berkhasiat.

Menggantungkan cita-cita setinggi bintang artinya menaruh harapan kita di tempat yg tinggi sekali.
Bintang itu cuma bisa kita lihat, tetapi tidak pernah kita capai. Kita tahu kita tidak akan pernah
mencapainya, tetapi kita akan selalu bisa melihatnya. Ketika malam cerah maka kita akan bisa
melihat bintang itu. Selalu ada di sana, dan tidak pernah kemana-mana. Itulah cita-cita kita.

Nubuat bekerja seperti itu, ada yg mengucapkan dan ada yg bilang amin. Ketika nubuat diucapkan
dan ada yg bilang amin, maka nubuat itu mulai bekerja. Bukan karena ada Allah atau bahkan Jibril,
melainkan karena ada kesadaran manusia yg mengucapkan kata tertentu dan ada kesadaran manusia
lainnya yg meng-konfirmasi ucapan itu.

Barack Obama baru-baru ini bilang: "Yes, we can." Dan ratusan juta manusia di seluruh dunia
bilang amin. Dan kita lihat bahwa nubuat yg diucapkan oleh Obama itu sedang berjalan untuk
terwujudkan, bahkan saat ini. Makanya saya juga bilang bahwa Obama is a prophet, seorang nabi.
Dia berani mengucapkan apa yg muncul di kesadaran di dirinya, dan orang-orang lain yg juga
terbuka kesadarannya berani bilang amin.

Inilah yg selama ini saya sharing dengan begitu banyak rekan-rekan, yaitu tentang pengertian
bahwa kita tidak perlu tergantung dari segala macam wahyu atau nubuat masa lalu yg sudah tidak
lagi relevan, apalagi nubuat yg berasal dari Timur Tengah dan sering kali juga dikutip out of
context.

Saya sharing bahwa yg namanya Allah tidak lain dan tidak bukan adalah kesadaran tinggi yg
adanya di semua manusia. Kalau kita mau diam saja, maka kita bisa "naik" ke kesadaran tinggi itu
dan memunculkan pengertian intuitif di diri kita. Pengertian intuitif itu selalu sama di manapun,
yaitu kita mengerti bahwa kita itu ada karena kita ada, bahwa kita berharga, bahwa kita tidak akan
kehilangan apapun, bahwa hidup itu untuk enjoy saja tanpa merasa perlu meninggikan diri sendiri
atau merendahkan orang lain, tanpa perlu memaksakan syariat.

Kalau sudah ada syariat, maka yg muncul bukanlah kesadaran tinggi, melainkan turunan
daripadanya.

Nabi Musa menerima wahyu yg berbunyi: "Eheieh asher eheieh", aku adalah aku. I am what I am.
Itu adalah ucapan yg muncul di kesadaran Musa ketika dia bertanya siapakah kau?
Kau yg dinamakan sebagai JHVH (Yahveh) oleh Musa ternyata juga tidak menguraikan siapa
dirinya selain bilang bahwa aku adalah aku.

Tetapi Musa kemudian menggunakan otoritas dari JHVH untuk menuliskan segala macam syariat
yg harus diikuti oleh suku-suku Ibrani itu dengan cara mencatut nama JHVH. Pedahal JHVH atau
nama Allah yg asli itu juga merupakan ciptaan Musa sendiri.

Musa lalu bilang: Akulah JHVH yg membawa kamu keluar dari Mesir dan membawamu ke tanah
terjanji, dan beginilah syariat yg harus kamu ikuti, blah blah blah... Dan termasuk di sini adalah
syariat sunat untuk anak laki-laki dan haram makan babi yg sangat terkenal itu. Tradisi sunat dan
haram makan babi berasal dari Musa, dan secara tegas dan tanpa ragu-ragu Musa bilang bahwa itu
perintah dari JHVH atau God. Pedahal sunat dan tidak makan babi merupakan tradisi di masyarakat
Semit bahkan sejak lama sebelum Musa menuliskan syariatnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah segala macam syariat itu dari God atau dari Musa sendiri?
Menurut saya, kalau sudah menjadi syariat atau pengaturan cara berperilaku manusia, maka Musa
sudah memanipulasi kesadaran tinggi yg ada di dirinya. Yg asli dari God itu cuma perkataan:
"Eheieh asher eheieh", aku adalah aku. Cuma begitu saja.

Tetapi namanya manusia yg masih hidup, maka Musa masih tetap harus bertahan, dan untuk
bertahan hidup maka digunakanlah pengertian intuitif bahwa God itu ada di dalam dirinya sendiri.
Dan digunakannya dengan tidak tanggung-tanggung pula, yaitu dengan memberikan syariat atau
hukum-hukum. Atas nama God, pedahal dari otak Musa sendiri yg memang brilliant.

Begitulah cara kerja wahyu atau nubuat dalam agama-agama semit (Yahudi, Kristen, Islam). Ada
God atau Allah yg muncul kesadaran si manusia, tetapi ada juga syariat atau hukum-hukum yg
sering disalah-kaprahkan sebagai berasal dari Allah juga karena si nabi itu otomatis akan
mengeluarkan ucapan atas nama Allah. Thus says the Lord, beginilah Allah berfirman, blah blah
blah...

Pertanyaannya sekarang, haruskah kita mempertahankan segala macam syariat seperti yg diucapkan
atau dituliskan oleh Musa dan nabi-nabi semit lainnya? Dengan alasan bahwa apa yg nabi-nabi
semit ucapkan itu merupakan wahyu atau perkataan Allah?

Kalau kita mau logis dan rasional, tentu saja kita harus bilang secara tegas tidak. Segala macam
syariat itu cuma pengaturan sesaat bagi manusia-manusia yg hidup di masa itu. Kita sudah hidup di
masa yg berbeda, dan "syariat" bagi kita adalah pengertian intuitif yg muncul di kesadaran kita di
sini dan saat ini saja. Demokrasi dan penghormatan terhadap HAM (Hak Azasi Manusia)
merupakan "syariat" bagi kita di era Post Modern ini, contohnya. Musa dan para nabi semit itu tidak
mengenal demokrasi dan HAM. Dan God atau Allah yg mereka sembah juga tidak mengenal
demokrasi dan HAM. Kalau kita mau terus menggunakan syariat dari ribuan tahun lalu, maka
artinya bukan para nabi semit itu yg bodoh, melainkan diri kita sendiri.

Para nabi semit itu mengerti bahwa God atau Allah adanya di dalam kesadaran tiap orang dan bisa
memunculkan syariat baru setiap saat yg relevan dengan ruang dan waktu di mana kita hidup.
Syariat atau pengaturan itu cuma merupakan turunan dari bersatunya kesadaran manusia dengan
kesadaran tinggi yg ada di dirinya sendiri. Dan syariat itu juga bukan tidak lekang oleh waktu,
melainkan selalu bersifat temporal, selalu berubah.

Pelecehan HAM wanita oleh para pria dulu merupakan syariat, karena katanya Allah
memerintahkan wanita untuk tunduk kepada pria. Dan wanita-wanita itu mau saja mengikuti
pelecahan HAM itu dengan alasan ingin masuk Surga. Kalau mau masuk Surga maka harus
menurut kepada pria, dan bukan sebaliknya. Pedahal itu semua cuma akal-akalan saja yg dibuat
oleh si nabi atas nama Allah juga. Untungnya pelecehan wanita oleh para pria sudah tidak lagi
menjadi syariat di sebagian besar dunia.

Eheieh asher eheih, aku adalah aku. Cuma kata-kata itu saja yg sifatnya abadi dan selalu muncul di
kesadaran di diri tiap manusia dari budaya apapun atau masa apapun ketika berhasil "naik" ke
kesadaran tinggi di dirinya sendiri dan bertemu dengan Tuhan.

Di luar itu semuanya adalah syariat, dan bukan berasal dari Tuhan yg asli, melainkan dari
pemikiran-pemikiran si nabi itu sendiri yg mungkin relevan dengan ruang dan waktu di mana dia
hidup, tetapi jelas sudah tidak relevan lagi dengan apa yg kita semua hadapi saat ini di tahun 2009
M waktu bumi.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Patung Nabi Musa yg dibuat oleh Michael Angelo.
Terlihat di tangannya Musa membawa batu bertuliskan 10 Perintah JHVH. JHVH adalah nama
Tuhan yg diciptakan oleh Musa. Beberapa ribu tahun sesudah Musa, nama itu ber-evolusi pula dan
sekarang dikenal sebagai Allah. Pedahal yg muncul di Musa cuma pengertian intuitif "eheieh asher
eheieh", aku adalah aku.

------------ ---

63. Allah sebagai Kesadaran Tinggi (Higher Self)

T = "Tahun 2009 M waktu bumi" adalah artikel yg luar biasa, Bung Leo!

Perspektif yg menelanjangi konsep wahyu & Tuhan, yg sangat haram diperbincangkan apalagi
dikutak-katik oleh para penjaga iman agama-agama semit. Mereka selau menuntut adanya
pengakuan keyakinan (iman) tanpa reserve, tanpa pertanyaan, untuk hal itu.

Emangnya manusia itu robot atau zombie? Terima kasih Bung Leo, kalau bisa note berikut
penekanannya lebih ke Islam (ajaran yg kuanut & mayoritas penduduk Indonesia) Teruslah
bernubuah Bung Leo, demi kemaslahatan ummat manusia.

J = Tentu saja manusia bukan robot, walaupun kita juga tahu bahwa sebagian penganut agama-
agama semit memang telah berusaha untuk menciptakan manusia robot atau zombie. Untungnya
tidak berhasil. Manusia is manusia, yg bisa berpikir, mempertanyakan, membandingkan, dan
mengambil kesimpulan sendiri. Manusia mempunyai HAM untuk memilih apa yg disukainya
walaupun penganut agama yg fanatik akan bilang bahwa manusia tidak bisa memilih dan harus
dipilihkan, oleh Allah?

Kalau anda mengambil Islam sebagai contoh, maka tentu saja anda akan mendapati banyak salah
kaprah juga. Semua agama itu isinya salah kaprah, baik disengaja maupun tidak. Salah kaprah
dalam Islam mungkin bermula dari pengertian nubuah sendiri. Kebanyakan orang berpikir bahwa
ada wahyu yg diturunkan dari atas langit oleh Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril yg muncul
tiba-tiba dan bicara di depan sang nabi.

Pedahal tidak ada yg dinaikkan atau diturunkan, dan segala wahyu atau nubuah itu muncul di dalam
kesadaran sang nabi itu sendiri. Muncul begitu saja sebagai hasil refleksi dari kesadaran sang nabi
sendiri. Iqro artinya bacalah. Baca apa? Baca yg ada di dalam kesadaran sendiri. Apa yg ada di
dalam kesadaran itu diucapkan saja, dan itulah iqro.

Yg ada di dalam kesadaran itu berasal dari pengalaman puluhan tahun sejak sang calon nabi berusia
12 tahun dan ikut perjalanan kafilah ke Suriah. Di sana dia bertemu dengan banyak penganut agama
Yahudi. Dari penganut Yahudi dia mendengar kisah para nabi Yahudi, kisah para raja Yahudi,
syariat Yahudi.

Sang calon nabi juga bertemu dengan banyak penganut agama Nasrani yg menceritakan kepadanya
kisah tentang Isa (Yesus). Dan semuanya itu direkamnya di luar kepala, tanpa ditulis, yg tentu saja
sangat normal saat itu. Mayoritas manusia saat itu buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis, dan
sang nabi yg buta huruf bukan merupakan sesuatu yg luar biasa. Kisah para nabi Yahudi itu
memang dihapalkan dan dilantunkan bahkan oleh penganut Yahudi sendiri di masa itu. Orang
belajar dari mendengar apa yg dilantunkan dan dihapalkan.

Sang calon nabi akhirnya kembali ke Mekkah sebagai seorang yg percaya kepada nabi-nabi Yahudi,
termasuk Isa (Yesus). Lalu dia konflik dengan penduduk Mekkah yg tentu saja tidak percaya
kepadanya. Lalu dia hijrah ke Medinah, kota yg didirikan oleh para saudagar Yahudi. Di Medinah
dia memperoleh kesamaan pandangan dengan para penduduknya, yaitu sama-sama percaya kepada
syariat Yahudi.

Tetapi para penduduk Medinah tidak mau mengakuinya sebagai seorang nabi. Semua nabi itu orang
Yahudi: dari Musa, Daud, Sulaiman, dll semuanya orang Yahudi. Bahkan Yahya dan Isa yg
termasuk nabi-nabi Nasrani juga orang Yahudi. Nah, semuanya ini orang Yahudi, kok tiba-tiba ada
orang Arab minta diakui sebagai seorang nabi juga? Malah minta diakui sebagai nabi terakhir?

It's impossible, sehingga terjadi konflik antara sang nabi dan penduduk Yahudi di Medinah. Lalu
perang blah blah blah... dan penduduk Yahudi di Medinah dirampas hartanya yg lalu digunakan
untuk menyerang Mekkah. Setelah itu sang nabi memindahkan kiblat (arah doa) dari Yerusalem ke
Mekkah. Kiblat yg asli itu ke Yerusalem, tetapi karena konflik dengan orang Yahudi, akhirnya kiblat
itu dipindahkan ke Mekkah. Dan akhirnya Mekkah juga dijadikan tempat ziarah, persis seperti
status Yerusalem di dalam agama Yahudi. Itulah Islam sebagai agama "terakhir dan sempurna"
(dalam tanda kutip).

Isi dari kitab yg disucikan di Islam tidak lain dan tidak bukan merupakan kisah para nabi Yahudi
plus sumpah serapah dari Allah yg "kebakaran jenggot" karena dibilang punya anak, dsb... Di luar
itu ada juga yg orisinil berhubungan dengan situasi sang nabi sendiri, tapi itu tidak banyak. Yg
paling banyak adalah referensi terhadap para nabi Yahudi itu yg, sayangnya, tidak disusun secara
beraturan.

Kalau kita mengerti isi dari kitab-kitab yg disucikan oleh Agama Yahudi dan Nasrani, maka akan
mudah sekali bagi kita untuk mengerti isi dari kitab yg disucikan oleh Agama Islam. Gabungan dari
kitab-kitab Yahudi dan Nasrani namanya Alkitab (Bible), isinya 50 kitab, dan sangat teratur. Kita
bisa menelusuri sejarah para nabi, kisah raja-raja, nubuat-nubuat, dsb... Tetapi Al Quran tidak
demikian. Mereka yg cuma membaca Al Quran saja tidak bisa mengerti Alkitab, tetapi mereka yg
membaca Alkitab akan otomatis mengerti Al Quran. Pembaca Alkitab akan bisa tahu rujukan yg
muncul tiba-tiba tanpa ujung pangkal di suatu ayat Al Quran itu menunjuk kepada situasi apa, siapa
pelakunya, dan bagaimana kisahnya. Dan sebaliknya, pembaca Al Quran saja tidak akan bisa
otomatis mengerti tentang isi kitab-kitab Yahudi dan Nasrani.

The rest is history.

Islam menjadi "anak haram" dari Yahudi dan Nasrani bahkan sampai saat ini. In this case, anak
haram yg suka memaki-maki kedua orang tua aslinya dengan alasan bahwa mereka telah
melahirkan dirinya tetapi tidak pernah merasa melahirkan, apalagi mengakuinya.

Saya tidak bilang ada agama yg benar atau yg salah di sini. Semua agama itu sama benarnya dan
sama salahnya. Kenapa benar? Karena kita bisa menganyam kisah apapun sehingga menjadi agama
bagi kita. Kita bisa bilang Jibril datang dan menyuruh kita iqro. Setahu saya itulah yg dialami oleh
Lia Eden juga. Kita bisa bilang bahwa yg datang itu bukan Jibril melainkan malaikat yg namanya
Mikail. So what, bisa saja, karena agama berada dalam domain pribadi manusia per manusia,
private domain.

Semua agama sama salahnya karena kalau sudah menjadi institusi akhirnya melahirkan ajaran yg
dibakukan, namanya dogma. Dogma itu ajaran yg tidak boleh dipertanyakan, haram, pedahal boleh
saja kita pertanyakan. Tanya saja walaupun belum tentu bisa dijawab. On the other hand, bisa
dijawab ataupun tidak juga bukan menjadi masalah karena kita berhak untuk meninggalkan agama
apapun yg kita rasa sudah tidak sesuai dengan kita.

Setahu saya kita semua lahir tanpa agama, mengapa kita harus hidup dan mati dengan agama? Siapa
bilang agama dibawa mati?

Agama is nothing but metode belaka, cuma metode untuk kultivasi spiritualitas manusia. Ada yg
merasa cocok dengan metode dari agama tertentu dengan teorinya tentang amal ibadah maupun
surga neraka. Ada juga yg merasa tidak cocok. Kalau tidak cocok, ya ditinggalkan sajalah.
Merupakan HAM (Hak Azasi Manusia) untuk beragama apapun maupun untuk tidak beragama
apapun.

Theist artinya beragama. Atheist artinya tidak beragama, walaupun tidak berarti tidak ber-Tuhan.
Siapa bilang orang Atheist tidak ber-Tuhan? Kalau Tuhan benar ada, maka Tuhan adanya di
kesadaran tiap manusia, termasuk mereka yg beragama maupun tidak beragama. Kalau Tuhan
memang ada, maka agama apapun tidak akan menjadi masalah sebab, menurut saya, Tuhan itu tidak
jualan agama.

Tuhan tidak jualan agama "terakhir dan sempurna". Yg jualan agama "terakhir dan sempurna"
adalah manusia yg ingin diakui sebagai nabi which is his or her right. Merupakan HAM Kebebasan
Berbicara (Free Speech) bagi siapapun untuk jualan agama "terakhir dan sempurna", termasuk Lia
Eden.

So, siapapun berhak untuk mengaku sebagai nabi, dan tidak perlu mengakibatkan Allah kebakaran
jenggot dan protes tidak punya anak.

Isa (Yesus) tidak pernah mengenal dan mengakui Allah sebagai bapaknya. Yg diakui sebagai "abba"
atau bapak oleh Isa adalah JHVH (Yahveh), the God of Israel. Isa bilang: "Bapa dan aku adalah
satu".

Yahveh yg muncul di Nabi Musa 1,200 tahun sebelum Isa bilang bahwa: "Aku adalah aku". Pedahal
kita tahu bahwa Yahveh tidak lain dan tidak bukan adalah kesadaran tinggi yg adanya di Musa.

Ternyata Isa juga mengerti. Sama seperti Musa, Isa mengerti bahwa yg namanya God itu adalah
kesadaran tinggi yg adanya di diri kita semua. Makanya Isa mengajarkan prinsip kesatuan antara
kesadaran manusia dan kesadaran tinggi yg ada di si manusia sendiri dengan kata-kata yg sangat
sederhana: "Aku hidup di dalam bapa, dan bapa hidup di dalam aku."

Apa yg berlaku bagi Isa tentu saja berlaku bagi semua manusia karena Isa itu manusia biasa, tidak
ada bedanya dengan kita semua.

Al Hallaj bilang: "Ana al haq".

Rumi bilang: "Dari permulaan sampai akhir perjalanan, cuma ada aku sendiri saja."

Syech Siti Jenar bilang: "Kulo gusti."

So, ternyata sebagian kalangan Islam juga telah bisa mencapai essensi itu. Kaum sufi itu bisa
mengerti essensi dari ajaran monotheisme semit yg tidak lain dan tidak bukan tentang Tuhan yg
adanya di dalam diri kita sendiri. Tentang Allah sebagai kesadaran tinggi (higher self) yg adanya di
dalam kesadaran tiap orang dari kita.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Star of David merupakan simbol dari the God of
Israel, JHVH (Yahveh), yg tidak lain dan tidak bukan merupakan prinsip kesatuan antara langit dan
bumi, maskulin dan feminin, kesadaran manusia dan kesadaran Illahiah.

------------ ---

64. Kita Sedang Meluncur Menuju Disintegrasi Nasional

Friends, berikut percakapan antara seorang rekan (B) dan saya (L). Semoga bermanfaat.

B = Kejaksaan Agung saat ini berkali-kali mengumandangkan komitmen reformasi dan


pembersihan diri demi penegakan hukum yang setara bagi semua warga negara...

L = Ya, kesetaraan di depan hukum bagi semua WNI tanpa membedakan warna maupun tebal
tipisnya bulu. Mo ada bulu kek, mo gak ada bulu kek, so what gitu lho! Yg penting semua WNI
memiliki kesetaraan di depan hukum, then?

B = Kita ketahui bahwa semua keputusan dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat dibuat
berdasarkan undang-undang yang dihasilkan DPR, dan pembuatan setiap undang-undang mengacu
kepada Undang-undang Dasar yang dinafasi atau dipandu oleh semangat yang terkandung dalam
kelima sila Pancasila.

Rupanya, kekacauan cara berpikir ini sudah berlangsung sejak lama. Singkatnya, bangsa ini
sesungguhnya belum pernah merumuskan secara baik dan benar kelima sila yang terkandung dalam
Pancasila.

L = Really, then?

B = Inilah akar permasalahan yang berakibat kepada berbagai hal dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk ketidakadilan, baik ketidakadilan yang dirasakan kelompok minoritas (contoh :
gereja-2 yang dibakar atau dipersulit IMB-nya), ketidakadilan dalam sisitim perekonomian
nasional, dlsb.

L = Ya, kita semua sudah tahu itu, then?


B = Dari beberapa arsip-arsip lama risalah sidang kabinet pemerintahan presiden Soekarno,
ditemukan kekacauan cara berpikir ini dan tidak adanya kesepakatan dalam hal penjabaran
(implementasi) nilai-nilai dalam Pancasila. Misal, tentang implementasi sila Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab.

L = Waktu itu konsepnya adalah NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Bung Karno sampai
mati tetap tidak mau menyingkirkan kaum Komunis dari ajang politik Indonesia. Komunis juga
punya andil dalam mendirikan NKRI ini, by the way, dan bahkan sampai saat ini kita semuanya
masih melanjutkan the Suharto error itu yg menimpakan kesalahan tahun 1965 kepada kaum
Komunis saja.

Pedahal kita sekarang semua sudah tahu bahwa skenario 1965 cuma akal-akalan Suharto saja.
Semuanya salah waktu itu: Suharto, kaum agama, dan kaum Komunis juga.

So, kalau menurut anda belum ada kesepakatan, then what?

B = Walaupun Bung Karno adalah penemu Pancasila, berarti beliau yang menuliskan point
kemanusiaan dalam Pancasila, tetapi beliau ini jelas-jelas menolak HAM. HAM dianggapnya
sebagai produk kapitalist Barat, produk negara-negara ber-demokrasi liberal, tidak pantas untuk
Indonesia yang ber-Pancasila.

L = Well, waktu itu Indonesia belum masuk era Demokrasi Liberal seperti saat ini. Di masa Sukarno
namanya Demokrasi Terpimpin alias demokrasi akal-akalan ala Sukarno yg bermain akrobat
menyeimbangkan ketiga kubu kekuatan politik terbesar di Indonesia, yaitu kaum Nasionalis,
Agama, dan Komunis.

B = Kemudian, penjabaran Pancasila dan argumentasi dari Mr. Moh. Yamin dianggap sebagai suatu
sulap (akal-akalan) oleh Bung Hatta. Bayangkan, Moh. Yamin, seorang ahli hukum yang menguasai
konstitusi berbagai negara, argumentasinya dianggap sekedar akal-akalan.

L = Bung Hatta itu sangat rasional, cenderung kepada aliran pemikiran sosialis dan bentuk negara
federal. Moh. Yamin adalah lawannya, seorang sejarawan yg gemar merangkai mitos tentang
kejayaan masa lalu. So, wajar saja kalau keduanya berseberangan, then?

B = Kekacauan cara berpikir (kegagalan berpikir) dan memandang serta mengimplementasikan


Pancasila terus berlangsung bahkan semakin menjadi-jadi di era Reformasi sekarang ini. Kelompok
minoritas sangat merasakannya dengan diterapkannya berbagai UU dan peraturan yang dibuat
untuk mengakomodasi dan memprioritaskan panggilan keagamaan umat Islam.

L = Thesis saya, ternyata Indonesia ini mau menjadikan umat Islam sebagai WNI VIP dan umat
agama lainnya sebagai WNI kelas kambing. Itu yg jelas terlihat, dan semua orang sudah tahu.

Kalau segala ketidak-adilan ini tidak di-stop secepat mungkin, maka artinya kita sedang meluncur
menuju dis-integrasi nasional dengan ill feeling yg diarahkan kepada kelompok-kelompok Islam
fundamentalis, terutama yg jualan agama Islam dan Allah.

B = UU Sisdiknas, UU Pornografi misalnya, serta berbagai Perda-perda bernuansa syariah serta


SKB tentang pendirian rumah ibadat (untuk mendirikan rumah ibadah spt gereja misalnya, harus
mendapat persetujuan semua warga masyarakat yang tinggal disekitarnya - ujung-ujungnya adalah
pemerasan finansial dan premanisme dan pemasungan hak melaksanakan ibadah).

L = Semua orang sudah tahu itu, Indonesia memang masih menginjak-injak HAM, atas nama
apapun. Kita bisa bilang bahwa yg berada di belakang ini semua adalah salah kaprah bahwa agama-
agama itu harus dilindungi, pedahal tidak perlu.

Kita harus melepaskan diri dari keterikatan terhadap institusi-insitusi agama yg sudah ribuan tahun
menginjak-injak HAM. Indonesia ini bukan negara agama, dan sama sekali tidak pantas untuk
membela orang-orang yg mempertahankan agama-agama. Yg dibela itu manusia dan bukan
agamanya.

Mau beragama apapun merupakan HAM yg ada di diri orang, dan negara tidak perlu merepotkan
diri membela orang yg merasa agamanya "dihina" dan sebagainya. Agama-agama itu semuanya
merupakan ciptaan manusia, dan orang berhak untuk beragama maupun tidak beragama apapun,
berhak untuk berpendapat apapun terhadap agama-agama itu. Agama tidak perlu dibela, yg dibela
adalah manusia.

Manusia memiliki HAM, Hak Azasi Manusia. Agama bukan manusia, tidak memiliki HAM.

B = Banyak sudah tulisan/artikel tentang hal ini, tetapi saya belum membaca suatu pemikiran yang
mengaitkan produk perundang-undangan serta Perda-Perda tsb dengan kekacauan cara berpikir,
memandang serta mengimplementasikan Pancasila.

Berbagai produk per-UU-an dan Perda-2 tsb pada dasarnya telah menabrak (atau salah menafsirkan
dan menerapkap) sila Persatuan Indonesia dan sila Keadilan Sosial. Kalau sila Persatuan dibaca
selain untuk memaksimalkan sesuatu (dalam hal ini bangsa dan negara), tetapi juga untuk
mengangkat kemampuan kelompok-kelompok yang menyatukan diri dalam persatuan tsb - inilah
sebenarnya makna yang terkandung dalam Persatuan Indonesia - maka tidak akan ada UU dan
perda-2 tsb di atas yang selain hanya mementingkan agama tertentu, juga melemahkan kelompok
agama lain dalam mengekpresikan panggilan imannya. Jelas ini menabrak sila Keadilan Sosial.

L = Anda mau berkata bahwa para pembuat UU di Indonesia ini telah mengikuti tekanan dari
kelompok Islam fanatik, begitu?

Well, disinyalir seperti itu, dan mungkin kenyataannya juga begitu, tetapi bukankah segalanya
adalah proses? Walaupun sekarang masyarakat Indonesia masih penuh ketakutan tidak berani
mengkritik institusi-institusi agama yg fanatik, termasuk para wakil rakyat yg disinyalir menjadi
juru bicara dari golongan Islam fundamentalis, semuanya itu berobah.

Kritik saja, bilang saja bahwa agama adalah urusan pribadi, dan sama sekali tidak pantas bagi
negara untuk membela agama. Agama bisa membela dirinya sendiri dengan argumentasi dan cara-
cara beradab, dan tidak perlu takut akan terjadi kerusuhan sosial.

Kalau ada kerusuhan sosial yg dibawa oleh penganut agama tertentu yg belum tercerahkan, sepertu
tuntutan untuk membubarkan Ahmadiyah, dlsb itu, maka kita semua tahu siapa yg tidak beradab.

Kelompok-kelompok Islam fanatik dan fundamentalis itu adalah mereka yg tidak beradab. Mereka
merasa dirinya diridhoi oleh Allah, pedahal mereka tidak sadar bahwa Allah yg mereka bawa-bawa
dalam ucapan dan tindakan itu cuma konsep doang. Allah SWT itu konsep thok.

Yg penting bagaimana manusia bersikap. Tanpa perlu menjerit-jerit Allahuakbar, kalau manusianya
itu sudah tercerahkan, semua orang akan bisa melihat sendiri.

Tetapi, kalau berteriak-teriak Allahuakbar dan demi Allah, lengkap dengan kelakuan yg bikin Jibril
menjerit astagfirullah. .. maka apanya yg beragama? Apanya yg beradab?
Tetapi kita tahu bahwa segalanya berubah. Semuanya ini proses. Segala macam kampanye jualan
agama dan Allah itu akan berakhir juga.

Kita ini banyak yg masih bodoh, tetapi tidak bodoh-bodoh amat. Kita akhirnya akan sadar bahwa
mereka yg berteriak Allahuakbar dan mengatas-namakan Allah itu cuma mau posisi dan uang saja.
Untuk siapa? Untuk diri mereka sendiri tentu saja.

So, paling kita bisa bilang STOP jualan agama dan Allah.

B = ...Selanjutnya, perlu kiranya melihat akibat dari kegagalan berpikir dalam mengeliminir sila ke
4 yang merupakan prinsip demokrasi dalam Pancasila, sehingga kita sekarang menganut demokrasi
liberal, bukan lagi demokrasi permusyrawatan.

L = Ya, Indonesia memang menganut demokrasi liberal, dan Demokrasi liberal itu saudara kandung
dari liberalisme.

Makanya saya bilang bahwa segalanya itu proses, akhirnya semua orang akan sadar bahwa HAM
merupakan dewa yg dihormati di semua negara yg menganut demokrasi liberal. Persis di negara-
negara Barat.

B = Kita tahu bahwa ketika amandemen pertama UUD, suasana kebencian terhadap rezim Soeharto
yang dianggap telah memanfaatkan sila ke 4 bagi langgengnya kekuasaannya, menguasai anggoata-
2 DPR yang menggusur prinsip sila ke 4 dan menggantikannya dengan demokrasi liberal (voting
prinsip)...

L = Ya, that's true.

B = ...Di tengah kekecewaan yang semakin menggumpal terhadap orientasi dan kinerja partai-partai
yang ada, terutama maraknya korupsi sejumlah politisi di DPR, harapan yang besar ditujukan
kepada DPD. Semoga ke depan, DPD semakin kuat posisinya dalam pengambilan keputusan di
parlemen dan semoga terpilih wakil-2 independen yang sungguh-2 berkwalitas dan siap berjuang
habis-2an.

L = Ya, semoga saja.

B = Kalimat 'demokrasi sedang ditikam oleh pisau demokratis' terinspirasi oleh pernyataan Robert
Spencer dalam bukunya "Religion of Peace" Why Christianity is Yes and Islam is Not. Dalam
terjemahan bebas pernyataannya berbunyi demikian: "menindas demokrasi melalui cara-cara
(proses dan mekanisme) yang demokratis". Pernyaataan Robert Spencer tsb merupakan kesimpulan
dia terhadap kehidupan demokrasi di negara-2 yang menyatakan diri sebagai negara demokratis dan
yang berpenduduk mayoritas Muslim

Di Indonesia fakta dari pernyataan Spencer tsb jelas terlihat pada berbagai undang-undang yang
diskriminatif termasuk Perda-perda yang bernuansa syariah dan SKB menteri Agama + mendagri
tentang pembangunan rumah-2 ibadat.

Sampai sekarang, sudah 22 provinsi di Indonesia telah menerapkan Perda Syariah, sementara
berbagai UU diskriminatif dan SKB berlaku di seluruh wilayah NKRI. Tingkat hard / shoft-nya
perda-2 syariah tsb berbeda di setiap kabupaten/kota dalam wilayah 22 provinsi tsb. Kecuali SKB,
UU dan perda-2 tsb telah melalui mekanisme yang demokratis di negara kita yang sedang
menganut/menjalanka n sistim demokrasi voting di DPR dan DPRD.
Inilah salah satu sebab Indonesia mendapat pujian dari AS sebagai negara demokratis. Ingat,
Indonesia dipuji oleh Hillary Clinton bukan sebagai negara Pancasila, tetapi sebagai negara Islam
terbesar di dunia (yang berkiblat kepada Arab Saudia sebagai kalif).

L = Seperti itulah yg namanya demokrasi, tetapi apakah segala kenajisan itu akan berjalan terus?
Tentu saja tidak. Dan setahu saya juga, Indonesia bukan negara Islam, walaupun kita juga semua
tahu bahwa ada yg ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, tapi apakah bisa?

B = Tetapi, kalau ditelusuri motivasi dan tujuan (keduanya tersembunyi) serta proses tersembunyi
selain yang nampak di gedung DPR dan DPRD-2, di balik diberlakukannya UU, perda-2 syariah
dan SKB tsb serta peraturan-2 tersembunyi tentang rekruitment pejabat birokrat dan BUMN penuh
dengan nuansa yang tidak sepatutnya diberlakukan di negara yang mengklaim diri sebagai negara
demokrasi moderen (liberal)...

L = Diskriminasi terhadap sesama WNI bertolak-belakang dengan prinsip liberalisme. Demokrasi


liberal itu menghormati HAM, dan anti diskriminasi terhadap sesama warganegara dengan alasan
apapun.

Kalau menggunakan perangkat demokrasi liberal untuk diskriminasi terhadap sesama WNI, maka
artinya ada salah kaprah. Ada pemutar-balikkan prinsip-prinsip.

B = Ujung-ujungnya memang akan bermuara kepada terbetuknya kelas-kelas dalam masyarakat


bangsa berdasarkan agama yang dianut dimana non Muslim termarjinalkan. Keadaan ini tentu
berbeda sekali dengan kondisi di negara-2 Barat yang telah lama menerapkan demokrasi moderen
dimana kaum minorotas memperoleh perlindungan, hak-haknya dibela dlsb....

L = Ya, memang seperti itu. Demokrasi liberal itu menghormati HAM seluruh warganegara, dan
tidak ada diskriminasi. So, sampai saat ini masih banyak yg tidak patut dilakukan oleh negara
modern masih dilakukan di Indonesia ini.

Contohnya, kalau benar ada syarat untuk menjadi pegawai BUMN berupa harus bisa ngaji,
berbahasa Arab, dsb... maka itu namanya sudah keterlaluan. Ada penginjak-injakan HAM
warganegara untuk memperoleh perlakuan tanpa diskriminasi. So, segala macam peraturan yg di-
inspirasikan oleh syariat Islam itu non konstitusional, dan harus dibawa ke mahkamah konstitusi.

Apakah Negara Indonesia diskriminasi WN berdasarkan agama? Ya, sampai saat ini, tetapi saya
percaya bahwa hal itu berubah. Kita ini masih di dalam proses, masih berjalan terus. Masyarakat
adil dan makmur yg merupakan tujuan akhir dari Pancasila itu BUKAN masyarakat Islami
melainkan masyarakat tanpa agama. Manusia mau beragama ataupun tidak merupakan urusan
pribadi, yg penting negara menghantar menuju masyarakat adil dan makmur. Just that.

B = Situasi ini sebenarnya membahayakan kelangsungan demokrasi di Indonesia. "Kelangengan


suatu sistim dalam suatu negara sangat memerlukan solidaritas sosial" (Ibn Khaldun). Golput adalah
sinyal melemahnya solidaritas sosial terhadap sistim demokrasi. Tidak perlu saya menulis lebih jauh
tentang politik dagang sapi, money politic dan korupsi di parlemen.

L = Ya, kita semua akhirnya tahu bahwa wakil-wakil rakyat itu banyak yg bajingan. Walaupun pakai
peci dan berjilbab, mereka ternyata bajingan tengik yg mau membedakan perlakuan terhadap WNI
berdasarakan agamanya. Najis bukan?

B = Berbagai media telah mengulasnya dengan gamblang. Seharusnya semua pihak-pihak, terutama
mereka yang gemar menggunakan atribut agama sebagai kendaraan politik: lebih arif melihat
gejolak di masyarakat ini. Alih-alih ingin menggelar pesta demokrasi, yang dikuatirkan justru akan
makin terciptanya pengkotak-kotakkan golongan masyarakat dan penindasan hak-hak sipil yang
dapat berujung kepada ketidak puasan dan separatsme.

L = Mereka tidak akan sadar karena sudah terbutakan oleh Sorga yg dijanjikan oleh Allah mereka.
Mungkin cara satu-satunya adalah dengan menunjuk langsung hidung para wakil rakyat yg mau
membawa syariat Islam atau apapun ke NKRI ini.

Tunjuk langsung saja hidung mereka dan bilang: Plis stop jualan agama dan Allah!

B = Negara kita ini sedang membutuhkan Pemimpin yang mampu menjembatani semua golongan
SARA di masyarakat secara adil karena memang sesungguhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia tercinta ini berdiri diatas keringat, darah, dan air mata anak bangsa yang terdiri dari
berbagai suku bangsa, agama, ras dan golongan.

L = Ya, kita membutuhkan pemimpin yg benar-benar pemimpin. Siapa yg berani maju dan bilang
bahwa negara Indonesia ini didirikan oleh semua golongan. Golongan Islam bukan kelas satu dan
golongan lainnya itu kelas kambing. Islam itu cuma atribut pribadi dan sama sekali tidak pantas
dijadikan dasar untuk membedakan perlakuan terhadap sesama WNI.

------------ ---

65. Kalau Anda Menyembah Kuntilanak

T = Maaf ya kakak-kakak semuanya!!! aku ikut nimbrung disini... aku agak greget baca notes
"Allah sebagai kesadaran tinggi (higher self)" tentang isinya ITU LHOOOO...

J = Tidak ada larangan untuk greget, so?

T = Menurut aku, udah gak diragukan lagi tentang ke_Nabian RASUL MUHAMMAD S.A.W. apa
yang disampaikan oleh beliau adalah benar.

J = Tentu saja benar, siapa bilang itu salah? Tetapi apa yg anda percayai sebagai "benar" (dalam
tanda kutip) itu berada di dalam domain pribadi, domain belief system, adanya di dalam pikiran
anda sendiri, dan bukan di dalam domain publik (kemasyarakatan)

Masyarakat Indonesia ini plural, majemuk, dan memiliki berbagai macam belief systems. Ada yg
percaya kepada Muhammad, ada yg percaya kepada Yesus, ada yg percaya kepada Buddha, ada yg
percaya kepada Ganesha, ada yg percaya kepada Kanjeng Ratu Kidul, dan ada juga yg tidak
percaya kepada apa-apa.

Semua kepercayaan itu benar, siapa bilang salah? Tetapi benarnya di dalam ruang lingkup pribadi
orang yg mempercayainya. Namanya domain pribadi.

Orang lain bisa saja tidak percaya kepada Kanjeng Ratu Kidul, dan itu tidak apa-apa. Saya bisa
bilang bahwa Kanjeng Ratu Kidul itu mitos saja, dan arti sesungguhnya ditemukan dalam makna
simbolik, dan bukan secara harafiah. Saya juga bisa berpendapat yg sama tentang Yesus,
Muhammad, Buddha, Ganesha, dsb... Saya bisa bilang bahwa saya tidak percaya segala macam
iklan dari agama-agama yg mempercayai mereka.
Apa yg saya ungkapkan merupakan pendapat saya sendiri. Kita semua memiliki apa yg namanya
Hak Azasi Manusia (HAM), dan ada yg namanya HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech).
Saya sendiri tidak bilang orang lain salah dan saya benar, atau orang lain benar dan saya salah. Yg
saya bilang bahwa kita memiliki HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech) dan HAM
Kebebasan Beragama (Religious Freedom).

T = Kakak pernah ikut training ESQ blom??? Coba ikut y!!! Kakak akan menemukan tentang apa
yang sebenarnya terjadi di alam ini... kak. AL-QUR'AN itu adalah kalam ALLOH S.W.T yang
diturunkan kepada nabi MUHAMMAD S.A.W untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia,,,
segala apa yang ada di dalam AL-QUR'AN adalah kebenaran yang hakiki... AL-QUR;AN adalah
sumber dari segala sumber dan merupakan pegangan hidup ummat manusia

J = Saya tidak pernah ikut ESQ dan tidak tertarik untuk ikut karena saya tahu ESQ itu isinya
manipulasi atau rekayasa saja. Anda akan dituntun untuk merasakan segala macam yg disugestikan
kepada anda. ESQ itu sugesti.

T = BUKAN AL-QUR'AN UNTUK ISLAM. BUKAN ISLAM UNTUK AL-QUR'AN. TETAPI


ISLAM DAN AL-QUR'AN UNTUK DUNIA

J = Yg anda tulis adalah belief system, mungkin dimasukkan ke dalam pikiran anda ketika anda ikut
training ESQ . Anda bisa percaya belief system se-aneh apapun, itu HAM Kebebasan Beragama.

Tetapi tentu saja saya akan bilang bahwa apa yg anda tulis itu omong kosong belaka. Omong
kosong karena saya mengerti proses penciptaan agama-agama, dan juga proses bagaimana agama-
agama itu berusaha mempertahankan dirinya, dengan melakukan cuci otak terhadap orang-orang
seperti anda.

Ada yg bisa tercuci otaknya karena mau which is oke saja. It's your own life. Ada juga orang yg
sudah tercuci otaknya dan berhasil membebaskan diri dan akhirnya merasa ditipu oleh agama-
agama itu (bisa agama apa saja).

T = Lihat saja negeri Jepang (yang konon dulu bersatu dengan Cina sehingga rasulullah
memerintahkan agar kita belajar ke Cina yang dalam artian bisa jadi Jepang) yang begitu kuat
memegang prinsip-prinsip BUSHIDO/KAIZEN, yang sebenarnya tidak lain adalah ASMAUL
HUSNAH...

J = Yg anda tulis itu sahibul hikayat alias kibul-kibulan orang yg jualan agama. Tentu saja anda bisa
percaya sahibul hikayat itu yg adanya di dalam domain belief system, domain pribadi. Tetapi kalau
anda bawa ke forum publik seperti ini, maka saya akan bilang terus terang: itu nonsense, omong
kosong.

Walaupun anda membawa-bawa nama agama dan Allah, saya akan bilang bahwa itu omong kosong.
Pembodohan massal.

Asma ul Husna merupakan pemikiran tentang asma Allah. Itu semuanya merupakan pemikiran
belaka, konsep belaka. Dan itu buatan manusia belaka. Bahkan Allah yg dibawa-bawa itu cuma
konsep belaka, pemikiran belaka.

Kalau anda mengenal Allah, maka anda tidak akan sesumbar tentang Allah, anda tidak akan jualan
agama. Kalau anda mengiklankan agama yg terakhir dan sempurna, lengkap dengan nabi dan Allah-
nya, maka jelas anda menjual konsep saja, pemikiran saja.
Pada pihak lain, tentu saja anda juga berhak untuk jualan agama dan Allah, tidak ada larangan untuk
itu, namanya HAM juga. Tetapi orang lain juga berhak untuk komentar betapa ngawurnya agama yg
anda anut.

Saya sendiri tidak membela atau menyudutkan satu agama tertentu. Saya bilang semua agama-
agama itu jualan konsep mereka sendiri, termasuk tentang konsep Allah mereka. Kalau mau
dipercaya, ya boleh saja. Tetapi kalau mau tidak percaya juga boleh saja. Anda ini memiliki HAM
untuk beragama apa saja ataupun untuk tidak beragama.

T = Saya ingin menegaskan bahwa ISLAM ADALAH AGAMA YANG BENAR DAN TIDAK
ADA KERAGUAN DIDALAMNYA RASUL MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLOH
SEBAGAI (RAHMATANLIL' AALAMIIN) AL-QUR'AN ADLAH KALAM ALLOH UNTUK
PEDOMAN HIDUP UMMAT MANUSIA,,,

J = Yg anda tulis adalah belief system anda pribadi, adanya di domain pribadi. Anda tidak bisa
memaksakan apa yg anda percayai kepada orang lain. Saya sendiri akan bilang bahwa apa yg anda
tulis di atas adalah suatu yg ngawur. Rekayasa belaka untuk jualan agama dan Allah.

T = Kakak jangan sekali-kali berkomentar kalau belum tahu apa yang sebenarnya terjadi,,, jangan
pernah hina agamaku,,, nabiku,,,kitabku, ,, dan alloh ku,,,

J = Saya tidak menghina siapapun. Saya cuma mengucapkan apa yg menjadi HAM yg ada di diri
saya, yaitu namanya HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech).

Tetapi anda telah di-cuci otak sehingga anda merasa semua orang harus bilang bahwa anda
memegang kepercayaan yg benar, dan tidak boleh "dihina".

Siapa yg menghina anda? Saya cuma bilang bahwa apa yg anda percayai itu omong kosong belaka.
Anda mau percaya omong kosong itu merupakan HAM yg ada di anda. Orang lain yg tidak mau
percaya juga memiliki HAM untuk tidak percaya.

Kalau anda menuntut dihormati gara-gara segala macam sahibul hikayat tentang Allah anda yg luar
biasa dan megalomaniak itu, maka menurut saya anda harus ikut training lagi.

Namanya training tentang pengertian HAM (Hak Azasi Manusia). Dalam training HAM, anda akan
diajarkan bahwa ada yg namanya domain pribadi di mana anda akan bisa percaya apapun. Anda
mau menyembah Kuntilanak juga tidak dilarang. Tetapi kalau anda menyembah Kuntilanak, lalu
anda merangkai kisah tentang Kuntilanak yg menciptakan dunia dan membawa rahmat bagi seluruh
dunia sehingga tidak boleh dikomentarin oleh orang lain, maka namanya anda sudah keluar batas.

So, cukup mengerti bukan?

Saya jawab pertanyaan anda ini karena saya banyak bertemu dengan anak-anak yg berusia muda
dan telah di cuci otak oleh oknum-oknum agama yg tidak bertanggung- jawab. Anda ini termasuk
orang yg telah dicuci otaknya sehingga menjadi seperti orang kalap ketika agamanya ditelanjangi.

Semua agama itu bisa ditelanjangi dan terbuka lebar bisa dilihat oleh semua orang bahwa segalanya
itu buatan manusia belaka. Yg anda tulis tentang Allah blah blah blah semuanya merupakan buatan
manusia, rekayasa belaka.

Tetapi agama itu ingin mencari pengikut seperti anda bukan? Sehingga akhirnya anda lalu diajari
bahwa orang lain tidak boleh menelanjangi agama anda. Pedahal agama anda itu telanjang, semua
orang bisa lihat. Kalau kita mau jujur dan apa adanya, tanpa pamrih, tanpa niat apapun, maka kita
bisa melihat dengan jelas bahwa semua agama itu buatan saja, buatan manusia belaka.

Sekali lagi, dalam perspektif Hak Azasi Manusia (HAM) di abad 21 M ini, segala agama dan
kepercayaan memiliki harkat dan derajat yg sama, yaitu semata-mata merupakan belief system
belaka yg adanya di dalam domain pribadi. Ada ratusan agama dan kepercayaan di bumi ini, dan
sebagian ada juga yg petantang petenteng sebagai agama megalomaniak.

Yg petantang petenteng itu bukan agama sebenarnya, melainkan penganutnya. Agama itu benda
mati dan tidak bisa apa-apa, yg bisa apa-apa itu manusia yg menganut agama. So, ada sebagian
penganut agama yg terhinggapi oleh waham (delusion) bahwa mereka memegang agama yg terakhir
dan sempurna dari Allah, sehingga merasa berhak untuk dihormati oleh orang-orang lain yg akan
masuk neraka karena tidak percaya agama itu.

Pedahal Allah itu cuma konsep saja yg diciptakan oleh manusia. Sama saja seperti Kuntilanak yg
juga merupakan konsep saja. Pedahal anda mau percaya kepada Allah ataupun Kuntilanak tidak
akan menyebabkan anda menjadi manusia yg lebih superior ataupun lebih inferior. Anda tetap akan
menjadi manusia biasa-biasa saja.

Kalau anda menyembah Kuntilanak, maka itu HAM yg ada di diri anda, namanya HAM Kebebasan
Beragama. Kalau anda menyembah Allah, maka itu juga HAM yg sama. Dan saya atau siapapun
juga berhak untuk percaya ataupun tidak percaya kepada konsep Allah ataupun Kuntilanak yg anda
percayai, walaupun tentu saja anda mungkin akan tergoda juga untuk meminta agar saya
menghormati kepercayaan anda terhadap Kuntilanak, kalau anda ternyata telah benar merasakan
begitu baiknya Kuntilanak terhadap anda.

Tetapi tentu saja saya akan tetap menolak dengan alasan yg sama.

Baik anda membawa argumen atas nama Allah ataupun Kuntilanak, saya tetap akan bilang bahwa
segalanya itu merupakan belief system, dan adanya di dalam domain pribadi. Anda itu berhak untuk
percaya kepada apapun, dengan argumen apapun. Tetapi tentu saja segalanya berlaku untuk anda
saja dan tidak berlaku bagi orang lain, walaupun mungkin anda juga tetap akan meronta-ronta ingin
dihormati kepercayaan anda terhadap Kuntilanak itu dengan alasan bahwa Kuntilanak membawa
rahmat bagi seluruh dunia.

Pada pihak lain, saya menyodorkan pengertian bahwa ada Allah yg asli, baik disebut dengan nama
apapun, dan adanya di dalam kesadaran anda sendiri. Allah yg asli itu adanya di dalam kesadaran
anda dan tidak perlu anda gembar-gembor tentangnya. Cukup anda rasakan saja.

Dan Allah sebagai kesadaran tinggi (higher self) itu ada di semua orang, baik yg percaya kepada
Kuntilanak ataupun kepada Allah. Bahkan, kalau anda sudah bisa merasakan kesadaran tinggi itu yg
lebih dekat kepada kesadaran anda dibandingkan dengan urat leher anda sendiri, maka akhirnya
anda akan tertawa sendiri ketika menyadari segala sikap kekanak-kanakan anda di masa lalu ketika
anda petantang petenteng jualan agama dan Allah-nya yg cuma konsep saja.

Pedahal Allah yg asli itu bukan konsep, dan tidak perlu digembar-gemborkan. Rasakan saja Allah
sebagai kesadaran tinggi yg lebih dekat kepada kesadaran anda daripada urat leher anda sendiri itu.
Allah sebagai kesadaran tinggi adanya di dalam kesadaran anda sendiri.

Masa depan anda masih panjang, dan saya percaya anda akan terus belajar dan akhirnya mengerti
bahwa apa yg saya tulis ini untuk kebaikan kita semua, terutama untuk generasi anda yg, mungkin,
bisa tertipu oleh segala macam rekayasa agama untuk sesaat tetapi, insyaallah, akan bisa
melepaskan diri dan menjadi diri anda yg sesungguhnya suatu saat nanti.

Insyaallah amin.

------------ ---

66. SARA itu Diskriminasi

T = Apa yang Mas Leo sangkakan bahwa "Higher Self" = Allah itu perlu ditelusuri lagi deh, karena
yg Mas Leo sangkakan itu baru Manifestasi Dzat Allah, terusin lagi dong Mas Leo, jadi orang yg
baca ngga salah tanggap.

J = Saya cuma bilang bahwa apa yg kita biasa sebut sebagai Allah adalah bagian dari kesadaran kita
sendiri. Kalau kita diam saja, dan gelombang otak kita turun ke level Alpha, Theta, dan Delta, maka
kita akan merasakan bahwa kita satu dengan alam semesta ini. Istilahnya samadhi, ketika kita cuma
merasakan bahwa kita ada karena kita ada.

Kita ada karena kita ada adalah pengertian tertinggi yg bisa dicapai oleh seorang manusia.

Nabi Musa cuma bisa mencapai pengertian: "Aku adalah aku".

Nabi Isa cuma bisa mencapai pengertian: "Allah hidup di dalam aku, dan aku di dalam Allah".

Al Hallaj cuma bisa mencapai pengertian: "Ana al haq"

Syech Siti Jenar cuma bisa mencapai pengertian: "Kulo gusti".

Hamzah Fansuri dari Aceh cuma bisa menulis bahwa Yahudi, Nasrani, dan Islam itu essensinya
sama. Tapi, sebagaimana Syech Siti Jenar di Jawa, Hamzah Fansuri lalu di-dzolimi oleh mereka yg
memiliki kepentingan di agama.

Mereka yg memiliki kepentingan untuk berkuasa atas nama agama di Jawa lalu men-dzolimi Syech
Siti Jenar. Dan mereka yg berkepentingan untuk berkuasa atas nama agama di Aceh lalu men-
dzolimi Hamzah Fansuri.

Tidak ada bedanya dengan Nabi Isa di Palestina. Mereka yg berkepentingan untuk berkuasa atas
nama agama di Palestina lalu men-dzolimi Nabi Isa.

Semua orang yg berkepentingan untuk berkuasa atas nama agama akan men-dzolimi mereka yg
bilang secara terus terang bahwa Allah itu kesadaran tinggi (higher self) yg adanya di kesadaran tiap
manusia.

Dalam tradisi non semitik, Sidharta Gautama juga cuma bisa bilang bahwa tidak ada gunanya untuk
berspekulasi tentang apa itu dzat Allah. Yg penting kita bisa mencapai samadhi, sadar bahwa kita
sadar. Kalau kita rutin meditasi dan bisa mencapai kesadaran itu, maka berbagai pengertian akan
muncul dengan sendirinya.

Lao Tze di Cina bilang bahwa Tao yg bisa dibicarakan bukanlah Tao. Tuhan yg bisa dibicarakan
bukanlah Tuhan.
So, segala macam spekulasi tentang manifestasi dzat Allah dan sebagainya bisa saja dilakukan,
tetapi itu merupakan pilihan. Kalau mau, ya bisa saja dilakukan. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa
karena tidak akan sedikitpun mengurangi kenyataan bahwa Allah itu adanya di dalam kesadaran
anda sendiri.

Kalau anda sudah mengkutak-kutik fakta mendasar itu dan menguraikannya, maka anda sudah
masuk dalam filsafat, namanya Metafisika which is oke-oke saja. Sayangnya, filsafat tentang Tuhan
itu akhirnya diperdebatkan dan di-perangkan oleh manusia-manusia yg bernafsu angkara murka.
Akhirnya jadilah agama.

Agama itu isinya pemikiran tentang Tuhan yg sebenarnya tidak perlu juga. Tetapi di masa lalu,
mereka ingin memperoleh justifikasi atau pembenaran, sehingga di-jagokanlah salah satu aliran
pemikiran menjadi ajaran agama yg orthodox.

Agama itu ideologi, artinya pemikiran. Tetapi sayangnya pemikiran yg takabur karena agama
menggunakan konsep sorga neraka, dan amal ibadah sebagai kriteria seorang manusia layak masuk
sorga atau neraka.

Allah-nya itu dimana, in this case? In this case, Allah-nya itu adalah buatan doang. Allah yg sudah
dijual oleh agama-agama itu merupakan buatan manusia saja, konsep saja, pemikiran saja.

Pedahal Allah yg asli itu tetap saja ada di semua manusia, baik beragama ataupun tidak, baik
disebut dengan istilah apapun.

Kesadaran tinggi yg adanya di dalam kesadaran anda itu tidak menuntut untuk disebut dengan nama
apapun. Nama yg anda gunakan adalah nama yg anda berikan. Anda bisa menyebutnya sebagai
Allah, sebagai Tao, sebagai Buddha, sebagai Kristus. Sama saja.

T = Mas Leo, membedakan domain pribadi dan publik, bagi saya, memang penting sekali artinya.
Dalam domain publik, setiap pribadi akan semakin dituntut untuk merelativisir keyakinan-
keyakinan nya ketika berjumpa dengan pribadi lain yang belief systemnya berbeda atau
berseberangan.

J = Ya, itulah praktek di negara-negara Barat yg sudah maju. Indonesia ini masih jatuh bangun
membedakan domain pribadi dan domain publik, masih banyak salah kaprahnya.

Orang-orang beragama di Indonesia masih petantang petenteng meminta dihormati keyakinan


mereka bahwa Allah mereka menurunkan kitab suci mereka dari atas langit, dan nabi mereka adalah
nabi terakhir, dan agama mereka adalah agama yg terakhir dan sempurna, pedahal semuanya itu
berada di dalam domain pribadi.

Kalau belief system pribadi seperti itu sudah dipertontonkan di domain publik atau kemasyarakatan,
maka semua orang akan bisa berkomentar bahwa itu omong kosong belaka. Siapa bilang bahwa
Allah yg menurunkan kitab suci mereka dari atas langit? Siapa bilang nabi mereka adalah nabi
terakhir? Siapa bilang agama mereka agama yg terakhir dan sempurna? Yg bilang itu mereka
sendiri, dan itu Hak Azasi Manusia (HAM) yg adanya di diri mereka, namanya HAM Kebebasan
Beragama (Religious Freedom).

Tetapi kalau belief system pribadi itu sudah dibawa ke domain publik atau kemasyarakatan, maka
mereka yg tidak sependapat bisa saja berkomentar, namanya HAM Kebebasan Berbicara (Free
Speech).
Dan agama-agama yg petantang petenteng di muka umum itu tidak bisa minta dilindungi dari
komentar orang. Wong sama-sama pendapat kok!

Yg satu berpendapat agamanya terakhir dan sempurna, dan orang lain berpendapat bahwa itu
omong kosong. Sama-sama pendapat belaka.

Karenanya, di negara-negara Barat yg telah maju, segala macam belief systems itu tidak
dipertontonkan. Kalau di ruang publik, kita berbicara tentang hal yg menjadi concern publik, dan
bukan petantang petenteng minta pengakuan bahwa agama kita terakhir dan sempurna.

Tetapi di Indonesia, pengertian HAM seperti itu masih rancu, orang pikir agama itu dilindungi
hukum sehingga tidak tersentuh oleh siapapun. Siapa bilang tidak tersentuh?

Semua warganegara memiliki hak dan kewajiban yg sama di depan hukum, baik beragama maupun
tidak. Dan agama-agama itu adanya di domain pribadi. Kalau sudah dibawa ke muka umum, seperti
praktek jualan agama dan Allah seperti dilakukan oleh kaum agamis di Indonesia, maka orang yg
tidak sependapat bisa saja berkomentar. Bisa berkomentar apa saja, dan jelas orang-orang agama itu
tidak akan bisa menjawab.

Menurut pengalaman saya, orang-orang yg fanatik beragama dan petantang petenteng di muka
umum itu biasanya akan mencaci-maki ketika agamanya ditelanjangin. Semua agama itu telanjang,
dan kita sebenarnya juga tahu. Telanjang dalam arti bahwa segalanya itu merupakan buatan
manusia, pemikiran manusia, walaupun manusianya ditinggikan oleh manusia lain sebagai nabi
besar ataupun nabi biasa-biasa saja.

T = Dalam hal ini tidak hanya fundamentalis agama yang merusak kepentingan/ hak asasi orang,
tetapi kepentingan orang banyak juga dirusak oleh fundamentalisme pasar yang kelewat batas
menyembah kebebasan pribadi.

J = Ya, kalau kita konfrontir, maka jadinya akan seperti pasar yg semrawut, pedahal lebih enak
masuk mall saja. Solusi dari segala macam konflik mulut dari berbagai macam orang yg jualan
agama-agama berbeda cuma satu, yaitu memisahkan dengan TEGAS antara domain pribadi dan
domain publik.

Agama-agama itu adanya di domain pribadi, dan bukan di domain publik. Mereka yg beragama bisa
saja petantang petenteng bahwa hanya Yesus yg bisa menyelamatkan manusia dari neraka. Dan itu
sah saja, tetapi adanya di dalam domain pribadi ketika mereka berbicara dengan sesama mereka.
Kalau mereka mau bicara sama saya bahwa saya harus bertobat dan terima Yesus supaya saya
masuk Sorga, maka secara otomatis saya akan bilang "Sorga neraka adanya di jidat luh doang!"

This will be true also terhadap orang-orang yg bilang kepada saya bahwa Al Quran jatoh gedebuk
dari atas langit. Saya akan bilang: "Langit nenek moyang luh!".

Dan apa yg saya ucapkan terhadap orang-orang agamis itu bukan penghinaan agama melainkan
HAM Kebebasan Berbicara (Free Speech) yg ada di saya.

T = Menyangkut masalah Allah adalah kesadaran tinggi (manusia). Bagaimana dengan konsep
penciptaan? Apakah kesadaran ini yang kemudian menciptakan alam semesta (dalam konteks ini
konsep-konsep yang mengatas-namakan ilmiah tentang kapan manusia muncul dan proses evolusi
serta umur bumi kita nafikan).
J = Kita bisa melihat penciptaan alam semesta dari dua sudut pandang, at least.

Sudut pandang pertama melihat dari luar kesadaran manusia, dengan menggunakan segala macam
faktor yg bisa diukur dengan obyektif menggunakan perangkat yg berada di dimensi ruang dan
waktu. Ini adalah pendekatan yg paling umum saat ini karena bersifat ilmiah. Terkadang disebut
juga sebagai Teori Evolusi dan berbagai varian-nya.

Pendekatan kedua adalah aliran "Creationist" atau Penciptaan. Yg termasuk di sini adalah kisah
tentang penciptaan langit, bumi, manusia, hewan, dlsb... yg dimuat di dalam Alkitab yg dipakai oleh
kaum Yahudi dan Nasrani. Teori Penciptaan dulu diajarkan di sekolah-sekolah di Barat, tetapi yg
umumnya diajarkan sekarang adalah Teori Evolusi.

Teori Penciptaan berkaitan erat dengan agama, dalam hal ini agama Nasrani dan, karena negara-
negara Barat sudah tegas memisahkan antara negara dan agama-agama, maka di-usirlah Teori
Penciptaan ini dari ruang-ruang kelas. Kisah Adam dan Hawa di Taman Firdaus masuk dalam teori
ini.

Saya sendiri memakai pengertian pribadi saya sendiri bahwa dunia fisik ini ada karena ada
kesadaran saya. Saya sadar bahwa saya sadar, dan saya sadar bahwa saya memiliki tubuh fisik. Saya
sadar bahwa ada pula dunia fisik di sekitar saya, di luar tubuh saya. Kapan dunia fisik ini tercipta is
not my business karena yg paling penting adalah saya sadar bahwa saya sadar, dan segalanya itu ada
karena saya sadar, I am aware.

Awareness itu sama di setiap orang. Setiap orang sadar bahwa dirinya sadar, walaupun level
kesadarannya itu berbeda-beda. Ada yg baru merasa sadar bahwa dirinya itu hanya hidup demi
agama dan negara, for instance. Amrozi Cs. itu masuk dalam kategori ini. Ada pula orang yg sudah
bisa berpikir dan mengerti bahwa kita semua manusia bebas, dan ternyata agama-agama maunya
membodohi kita saja. Banyak manusia di Barat sudah sadar bahwa agama itu ternyata, kalau
dibiarkan, akan terus membodohi manusia, makanya mereka memisahkan negara dari agama.

Agama bisa membuat kisah apapun, itu namanya HAM Kebebasan Beragama. Tetapi negara tidak
akan mempertahankan dan membela segala macam sahibul hikayat yg dirangkai oleh agama, dan
warganegara juga tidak dipaksa untuk beragama seperti praktek pemerintah Indonesia saat ini yg
mendorong WNI untuk menikah dengan sesama agama.

Mana ada negara maju yg mencatatkan pernikahan warganya dengan rekomendasi dari agama-
agama?

UU Perkawinan No 1 tahun 1974 itu pelecehan HAM. Seharusnya negara cuma mencatatkan
pernikahan warganya saja. Siapa yg menikah dengan siapa. Cuma itu saja.

Tetapi karena UU Perkawinan No 1 tahun 1974 itu warisan dari Rezim Suharto yg menggunakan
institusi agama untuk melanggengkan kekuasannya, maka dipaksakanlah warganegara untuk
menikah dengan sesama agama. Ini suatu kenajisan yg tidak akan kita temui di negara-negara maju
yg menghormati HAM.

Coba lihat: isi UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, bab I ayat 2, yg berbunyi, sbb: "Perkawinan
adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu."

Pedahal negara cuma mencatatkan warganegaranya yg menikah dan TIDAK ada hubungannya
dengan agama. Mau orangnya beragama apa saja, dan menikah dengan orang yg beragama apa saja
merupakan urusan orang. Yg penting kedua calon mempelai itu sepakat untuk menikah. Bahkan,
tidak perlu kedua mempelai melakukan upacara perkawinan keagamaan. Perkawinan keagamaan
merupakan suatu pilihan, dan BUKAN merupakan prasyarat agar perkawinan menjadi legal.

So, Indonesia ini masih negeri simsalabim di mana negara MASIH melindungi agama-agama dalam
hal membodohi masyarakat. Ada enam agama "resmi" yg diakui oleh pemerintah RI, pedahal
agama itu jumlahnya ratusan. Ada ratusan agama di muka bumi ini, dan sama sekali tidak
membutuhkan pengakuan dari pemerintah, kecuali kalau mau mencatatkan diri sebagai lembaga
keagamaan.

Dan lembaga keagamaan bisa apa saja. Lia Eden itu bisa mencatatkan diri sebagai kepala lembaga
keagamaan baru, bisa mengaku menjadi nabi baru, dan bisa mengumpulkan sumbangan dari
pengikutnya. Anda juga bisa menjadi nabi baru, dan mencatatkan lembaga keagamaan anda.

Itu Indonesia di masa depan ketika menjadi negara maju yg menghormati HAM, dan tegas-tegas
ada pemisahan antara negara dan agama, ketika agama-agama tidak lagi bisa mendiktekan apa yg
haram dan halal dilakukan oleh negara dan masyarakat, dan ketika negara tidak mensyaratkan
warganya untuk menjadi warganegara yg beragama.

Ketika kolom agama di KTP secara tegas dihapuskan.

Ketika segala persyaratan keagamaan dihapuskan dari lembaga-lembaga negara.

Itu semua sudah dipraktekkan oleh negara-negara maju di Barat, makanya mereka bisa bilang
bahwa mereka tidak mempraktekkan diskriminasi.

Indonesia ini masih diskriminasi, dengan mensyaratkan agama bagi banyak hal, termasuk bagi
perkawinan. Dan itulah SARA yg asli. SARA itu diskriminasi, termasuk diskriminasi berdasarkan
agama, dan bukan pembicaraan terus terang tentang pengertian domain pribadi dan domain publik
seperti yg saya sharing dengan banyak rekan di facebook dan di mailing lists.

------------ ---

67. Kita Tidak Seprimitif Itu Lagi

T = Bung Leo, seorang filsuf Perancis menyatakan saya berpikir maka saya ada (memang berbeda,
sebab Rene Descartes mengatakan saya berpikir, dan Bung Leo mengatakan saya sadar), ini yang
Bung Leo pilih dalam konteks penciptaan untuk menghindari diskursus mengenai realitas bendawi
seperti raga, batu serta pepohonan.

J = Filsuf Perancis dari abad ke-17, Rene Descartes (1596-1650), juga dianggap sebagai bapak
filsafat modern. Descartes seorang filsuf yg juga seorang ilmuwan fisika dan matematikawan.
Ucapannya yg terkenal "Cogito Ergo Sum", artinya: aku berpikir maka aku ada.

Yg jarang diketahui oleh orang banyak adalah penemuan Descartes tentang apa yg disebutnya
sebagai God Spot. God Spot adalah kelenjar pineal yg letaknya persis di tengah batok kepala kita,
dan saya mengidentifikasinya sebagai Cakra Mata Ketiga.

So, Descartes adalah seorang filsuf yg bermeditasi. Meditasinya dimana kalau bukan di God Spot
itu, di kelenjar pineal, which is none other than Cakra Mata Ketiga seperti dikenal oleh kebudayaan
India. Terkadang God Spot itu disebut juga sebagai Mata Siwa.
Tetapi menyadari bahwa kesadaran kita itu ada karena memang ada tidak berarti lalu kita
menghindari diskursus tentang benda-benda fisik. Descartes itu seorang ilmuwan fisika,
penemuannya masih dipakai sampai saat ini, ingat istilah "cartesian"?

T = Bagi saya kemudian ini adalah salah satu contoh dari domain pribadi yang anda singgung
beberapa waktu lalu. Pada satu sisi manusia adalah makhluk social yang tentunya juga kemudian
sebagai implikasinya memiliki kesadaran kolektif dan kebenaran kolektif.

J = Mungkin maksud anda adalah keterkaitan antara domain pribadi dan domain publik. Di domain
pribadi kita bisa kultivasi God Spot itu, yg tidak lain dan tidak bukan cuma merasakan bahwa kita
ada karena kita ada.

Lalu kita bisa memilih filsafat pribadi apa yg akan kita adopsi dan jadikan panutan kita sendiri. Kita
buat sendiri dan kita pakai sendiri. Lalu kita akan hubungkan domain pribadi itu dengan domain
publik, kehidupan kemasyarakatan.

Ya, memang seperti itu hubungannya. Bukan domain publik yg menentukan domain pribadi, tetapi
domain publik merupakan kumpulan dari domain pribadi. Kita mengatur kepentingan bersama di
domain publik, dan mengatur kepentingan kita sendiri-sendiri di domain pribadi.

Tetapi hal ini terbalik-balik, terutama karena kegilaan agama-agama yg mau mengatur manusia
menjadi robot syariat. Di Barat masa lalu, manusia diatur agar menjadi robot syariat, dalam hal ini
syariat yg berdasarkan ajaran agama Nasrani.

Segala macam pelecehan HAM dilakukan oleh mereka yg berusaha menegakkan syariat Nasrani di
Barat. Tetapi manusia akhirnya sadar, muncul abad pencerahan, masa modern, dan sekarang masa
POST modern di Barat.

Sekarang manusia tahu bahwa agama-agama itu, kalau dibiarkan merajalela, akhirnya manusia akan
dilecehkan dan dijadikan robot syariat saja. Di Barat maupun di Timur, segala macam pelecehan
atas nama agama selalu marak sampai manusianya sendiri sadar bahwa dirinya itu sadar.

Kita sadar bahwa kita sadar setelah kita menemukan God Spot yg adanya di batok kepala kita
sendiri. Kita diam saja, dan kita akhirnya tahu bahwa kita ada karena kita ada, saya ada karena saya
ada.

Dan apa yg saya lakukan dengan hidup saya sendiri merupakan tanggung jawab saya sendiri. Saya
bisa memilih, dan saya sendiri yg menanggung konsekwensinya. Anda bisa memilih, dan anda
sendiri yg menanggung konsekwensinya. As simple as that.

Dan pengertian itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan konsep Allah dan segala macam
syariat, baik syariat Nasrani seperti di Barat, maupun syariat agama lain di belahan dunia lainnya.

Kita bisa mendefinisikan Allah sebagai apapun, dan itu adanya di domain pribadi. Kita yg percaya,
dan kita yg menjalani. Tetapi kalau sudah mau membawa konsep Allah dalam domain publik, maka
namanya sudah overdosis.

Indonesia ini masih overdosis dengan membawa-bawa segala macam konsep Allah dalam domain
publik. Kalau mau dibawa juga, maka mau tidak mau kita akan harus membantah segala macam
definisi tentang Allah dan syariatnya.
Saya sudah mencontohkan bahwa konsep amal ibadah yg berasal dari agama itu cuma akal-akalan
saja, yg digunakan di masa lalu ketika masyarakat masih bodoh, ketika manusia tidak sadar bahwa
dirinya itu memiliki HAM (Hak Azasi Manusia).

Masyarakat Barat yg telah menelanjangi dan membuang syariat dari agama Nasrani itu adalah
masyarakat maju yg menghormati HAM. So, ternyata semakin maju masyarakatnya, maka semakin
dibuanglah segala macam perdebatan haram dan halal yg asalnya dari agama.

Kita tahu bahwa agama itu terutama berguna di masa lalu ketika manusia masih bodoh. Kalau
manusianya sudah bisa sadar bahwa dirinya itu sadar, dan bahwa dirinya itu mempunya pilihan,
maka bisa saja agama itu dibuang, dan manusianya tidak akan kekurangan suatu apapun.

Saya sadar bahwa saya sadar atau, menurut Rene Descartes: aku ada karena aku berpikir,
merupakan pengertian tertinggi yg bisa dicapai oleh manusia hidup.

T = Saya suka gaya James Redfield dalam novel-novelnya yang saya simpulkan menjadi “mencapai
kesempurnaan bersama dengan kesadaran kolektif”.

Orang buta pun bisa merasakan realitas bendawi secara fisik melalui sentuhan, artinya sesuatu yang
bendawi itu tidak saja ada secara konsep tetapi memang faktanya ada. Bahkan menurut saya konsep
itu hadir untuk menjelaskan atau mendefinisikan benda-benda yang sudah ada.

Seperti kata jeep yang muncul setelah general purpose vehicle itu tercipta, orang tidak menciptakan
kata jeep sebelum jeep itu ada. Seperti kesadaran itu ada dalam diri kita dan ketika kesadaran itu
menghilang ketika kita menyatakan diri kita sadar.

Orang berkonsep tentang Tuhan untuk memberi nama pada sesuatu yang mereka anggap ada dan
lebih besar dari alam semesta, berdasar pada proses pengambilan kesimpulan dari adanya semesta
itu sendiri.

J = Ya, memang seperti itu. Tuhan atau Allah itu cuma konsep saja, untuk merujuk kepada sesuatu
yg lebih tinggi, lebih besar, lebih mampu dari diri manusia fisik. Allah itu sebenarnya merupakan
proyeksi dari kesadaran kita.

Kita memproyeksikan kesadaran kita, dan itulah yg kita sebut sebagai Allah. Para nabi
memproyeksikan kesadaran mereka, dan akhirnya bisa benar-benar merasakan bertemu dengan
malaikat yg membawa wahyu dari Allah.

Pedahal, segala macam itu mulanya dari para nabi itu sendiri yg sadar bahwa diri mereka sadar.
Lalu mereka ber-kontemplasi, dan memproyeksikan kesadaran itu, sehingga akhirnya bisa juga
mengalami "halusinasi" bertemu dengan Jibril, dengan Mikail, dengan Israil, dan entah malaikat
apa lagi which is also oke saja.

Segalanya itu oke saja karena sebenarnya yg berdialog itu sang nabi sendiri. Berdialognya juga
bukan dengan orang lain, atau bahkan dengan Allah menurut pengertian orang-orang yg tidak
mengerti. Sang nabi berdialognya dengan kesadaran di diri sang nabi sendiri, walaupun tentu saja
sang nabi harus bilang bahwa ada malaikat yg datang untuk menjelaskan fenomena itu kepada
masyarakat yg masih terbelakang.

Kita saat ini bukan masyarakat terbelakang, tetapi agama-agama itu tetap saja mau memaksakan
pendapat mereka bahwa sang nabi itu benar bertemu dengan Allah. Pedahal kita tahu bahwa itu
cuma dialog di dalam kesadaran sang nabi sendiri, dan Allah itu tak lain dan tak bukan merupakan
proyeksi dari kesadaran sang nabi sendiri.

The prophet creates Allah, then later says that Allah creates him or her. Sang nabi menciptakan
Allah, dan lalu mengaku bahwa Allah yg menciptakan dirinya.

T = Pencapaian higher self memberikan kepada kita kebenaran. Dalam fase itu tentunya bisa
menjawab kenapa kita ada. Pada hal ini, kesadaran pribadi dan kolektif tentunya bisa menjelaskan
tentang penciptaan. Saya teringat dengan film India Mahabarata, yang selalu pada awal ada narasi
mengenai sang “kala/waktu”.

Tentunya kemudian ada titik temu antara higher self tadi dengan realitas ilmiah jika keduanya sama-
sama pada jalan yang “benar”. Walau pun justru nilai “ilmiah” itu sendiri mungkin memiliki
ketidaksesuaian karena berangkat dari asumsi-asumsi nalar manusia yang pada tahap tertentu masih
berupa hypothesis yang tidak mutlak “kebenarannya”.

Atau kemudian dalih yang diambil adalah kebenaran dalam higher self adalah milik pribadi
sehingga orang lain yang menginginkannya silahkan untuk mencari sendiri dan sadar-lah sendiri-
sendiri. Bagi saya hal ini kemudian mengingkari kenyataan bawa manusia makhluk social. Tanpa
social bond yang dibentuk oleh manusia (terlepas dari kepentingannya) , manusia tidak akan survive
hingga saat ini.

J = Ada yg namanya kesadaran pribadi per pribadi yg harus dijalani sendiri oleh manusianya, dan
ada pula yg namanya "kesadaran kolektif".

Masyarakat Barat yg menghormati HAM itu memiliki kesadaran kolektif dalam arti mereka
menghormati kebebasan individu untuk kultivasi apapun, dan mereka mengatur domain publik agar
semaksimal mungkin bisa melindungi kebebasan individu.

Domain pribadi dan domain publik berjalan bersamaan.

Siapa bilang di Barat itu individualisme merajalela? Menurut saya, yg individualismenya merajalela
itu justru di Indonesia ketika orang-orang yg petantang petenteng sebagai umat beragama menuntut
orang-orang lain untuk menghormati mereka.

Pedahal penghormatan itu harusnya diberikan kepada semua warganegara, baik beragama maupun
tidak beragama. Kalau sudah menuntut penghormatan berlebihan seperti ingin dihormati sebagai
orang suci karena berjilbab, maka itu namanya sudah keterlaluan, tapi kita maklum saja, karena
namanya juga manusia yg masih belum tercerahkan.

Mereka yg mengaku beragama, semakin fanatik semakin terbutakan, dan segala macam
pemikirannya semakin tidak masuk akal.

Namanya waham (delusion) atau penipuan diri sendiri. Orang yg fanatik beragama itu menipu
dirinya sendiri, dengan berpikir bahwa mereka mengumpulkan amal ibadah supaya diterima di sisi
Allah SWT. Pedahal kita tahu bahwa Allah itu cuma proyeksi dari kesadaran kita saja, dan bukan
akuntan yg menghitung segala macam amal ibadah kita. Tidaklah, tidak seperti itu.

Kita tidak se-primitif itu lagi.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Filsuf dan ilmuwan Perancis, Rene Descartes, yg
bilang bahwa aku berpikir maka aku ada. I think, therefore I am. Bukankah itu sama saja seperti
ucapan Al Hallaj: ana al haq. Atau ucapan Nabi Isa: Allah dan aku adalah satu? I think, therefore I
am, cuma itu saja pengertian terakhir yg bisa kita capai sebagai manusia hidup, dan dicapainya
melalui kultivasi God Spot atau Cakra Mata Ketiga. Kultivasi adalah meditasi, wirid, diam saja, just
feel it!

------------ ---

68. PERDA Syariat itu SARA yg Asli

Friends, berikut percakapan ngalor ngidul antara seorang rekan (W) dan saya (L):

W = Ini aku tulis apa yg kumengerti atas peta konflik bangsa sejauh ini, kemungkinan salah yah
besar sekali, tapi setidaknya aku berusaha paham.

Agama: ini mitos Allah, Yesus, God, jin, hantu, kuntilanak, Neraka, Surga, dlsb.

L = That's true, agama isinya mitos-mitos belaka. Kalau anda tidak sholat 5 waktu, maka bersiaplah
untuk masuk neraka. Perlu beli baju tahan api untuk dibawa ke alam qubur sehingga anda tetap bisa
merasa nyaman walaupun dibakar api neraka.

Kalau anda sholat 5 waktu, maka so pasti anda akan diterima di sisi Allah SWT, complete with 72
bidadari surga yg bisa anda ajak buat ML anytime. In this case, anda perlu bawa bekal qubur berupa
kondom-kondom anti bocor.

W = Nasionalis: ini mitos Pancasila, jati diri, budaya asli, Nusantara, Majapahit, Sriwijaya, dlsb,
nasionalis ini juga kompromistis.

L = Well, begitulah. Sebagai seorang nasionalis saya juga sudah cukup empet dengan mitos jati diri
bangsa blah blah blah. What is jati diri, anyway? As far as I know, diri saya tidak berjati. Kalaupun
ada yg sekeras jati, itu cuma bagian tertentu saja, itupun kalo lagi terangsang with somebody yg
gimana gituh.

W = Komunis: ini mau menghancurkan mitos-mitos tsb, tapi membawa doktrin baru ketika itu,
termasuk Musso dengan menawarkan "jalan baru" dituduh mau bawa Indonesia kedalam satellite
USSR. Ideologi landasan dasar USSR itu dialektika materialis, ini cara berpikir, kalau sistem
ekonomi baru namanya komunis, jadi kemungkinan otaknya kena virus mitos kecil, karena ideologi
itu memang dibuat untuk memerangi mitos.

L = Komunis itu masyarakat tanpa kelas, dan merupakan tahap akhir ketika segala macam setan
gundul berupa para ulama yg sholat 5 waktu telah bertobat dan menerima ajaran komunis. So,
sampai saat ini masyarakat komunis belum pernah tercipta. Masih banyak ulama setan gundul dari
segala agama yg berkeliaran, termasuk di Indonesia.

Ulama setan gundul kerjanya untuk menggoda umat manusia sehingga akhirnya bisa menerima
syariat dan hidup sebagai budak-budak agama yg so pasti tidak akan menggunakan otaknya. Otak
akan digunakan untuk mengumpulkan pahala as well as menundukkan para wanita dengan
membujuk wanita baik-baik mengenakan jilbab supaya masuk sorga, pedahal sorga itu isinya
bidadari yg melayani pria.
Akhirnya wanita-wanita pasrah menjadi warganegara kelas dua karena takut masuk neraka, pedahal
neraka itu indah, isinya bidadara. Setiap wanita beragama yg masuk neraka akan memperoleh 72
bidadara surga yg siap dengan kondomnya masing-masing.

Yg juga tidak kalah penting, mereka yg biseksual akan menerima perlakuan yg sama rata alias
seimbang karena neraka tidak mengenal diskriminasi. So, kalau anda biseks, maka anda akan
dilayani oleh 36 bidadari dan 36 bidadara surga. Acik gak?

W = Ketiga kekuatan dan kepercayaan ini ngotot mana yg paling benar.

L = Iyalah, namanya juga jualan. Orang beragama ngotot jualan agama dan Allah-nya. Orang
nasionalis dengan kecap jati diri nya. Dan orang komunis dengan teori ulama-ulama sebagai setan
gundul yg, in my opinion, biasanya juga berjenggot dan berkopiah, bila pria. Dan tertutup rapat
dengan jilbab dan mukenah, kalau wanita, without necessarily referring to any kelompok agama
karena jilbab dan mukenah juga ada di semua agama itu; istilahnya bisa berbeda tapi fungsinya
sama, walaupun cuma kelompok agama tertentu saja yg mempertontonkan jilbab dan mukenah di
tempat umum, dengan maksud supaya dianggap orang suci, pedahal biasa-biasa saja.

W = Karl Marx itu ya pinter, meruntuhkan mitos dengan menciptakan mitos baru, namun ada
perbedaan dasar pemikiran dari nasionalis dan komunis, Soekarno dan Hatta itu bukan didikan
Moscow langsung, jadi juga nggak sadar dirinya kecokot mitos lain. Ada yg gak disadari oleh the
founding fathers dan pelanjutnya bahwa selain Das Kapital, itu perlu "how to think" yg dinamakan
dialektika materialis. Kalo mau les Das Kapital, biar gak kecokot mitos pelajaran pertamanya
dialektika materialis.

L = Menurut pendapat saya, Sukarno dan Hatta cukup mengerti tentang cara berpikir dialektis
materialisme historis, yg tidak lain dan tidak bukan cuma cara berpikir rasional dan logis bahwa
segalanya itu proses. Agama-agama itu kalau dikasih kebebasan akan merajalela membodohi
rakyat, itu benar. Sukarno dan Hatta tahu itu. Tapi mereka juga tahu bahwa segalanya adalah proses.
Ada proses pembelajaran ketika para wanita benar-benar merasakan bahwa ternyata ulama-ulama
setan gundul itu benar-benar mau menjadikan wanita sebagai WNI kelas dua, dengan iming-iming
masuk Sorga.

Seorang rekan lainnya menulis, sbb:

"Di tengah trend peraturan daerah (perda) syariat saat ini yang terjadi di pelbagai daerah, tema
perempuan kaitannya dengan syariat Islam seakan tak bisa dipisahkan. Berbicara tentang syariat
Islam maka sebenarnya berbicara tentang pengaturan perempuan. Coba kita perhatikan, tak ada satu
pun aturan dalam perda-perda tersebut yang tak mengatur tentang perempuan: bagaimana
perempuan berpakaian, bersikap dan berperan. Karenanya saya sepakat dengan Muslim
Abdurrahman dalam wawancaranya beberapa tahun lalu di website islamlib.com bahwa yang
menjadi korban pertama penerapan syariat Islam adalah perempuan... ."

Dan saya mengomentari, sbb:

PERDA Syariat itu SARA yg asli. SARA artinya diskriminasi, membedakan perlakuan terhadap
sesama manusia berdasarkan Suku, Agama, Ras, Golongan, Usia, Jenis Kelamin, dan Orientasi
Seksual. Apapun namanya, kalau ada perundangan yg membedakan perlakuan terhadap
warganegara berdasarkan kategori itu, maka namanya SARA.

Demokrasi liberal seperti diterapkan di Indonesia sekarang ini di-dasarkan kepada prinsip Liberty
dan Equality. Kebebasan individual (Liberty) dan kesetaraan di depan hukum (Equality).

Kalau perbedaan terhadap wanita di-lembagakan melalui PERDA Syariat, maka dimana
kebebasannya? Dimana kesetaraannya di depan hukum?

Ada salah kaprah di Indonesia yg bilang bahwa wanita-wanita harus tunduk kepada segala macam
diskriminasi berdasarkan syariat karena agama dibawa-bawa. Pedahal, kebebasan individual dan
kesetaraan di depan hukum sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama-agama.

Semua agama itu buatan manusia, dan kalau sudah tidak sesuai dengan jamannya, mengapa harus
dipaksakan?

Menurut saya, segala macam PERDA bernuansa syariat yg jelas sangat SARA itu harus dilawan.
SARA artinya membedakan perlakuan terhadap sesama WNI atau mempraktekkan diskriminasi.

Wanita-wanita harus menuntut untuk diperlakukan dengan setara di depan hukum. Segala macam
kenajisan seperti mengatur cara wanita berpakaian harus dienyahkan karena itulah SARA yg asli,
walaupun namanya PERDA Syariat dan membawa-bawa agama as well as Allah.

Tapi inilah yg namanya proses, segalanya itu berubah, maka wanita harus bicara!

PERDA yg mengatur agama-agama juga harus dienyahkan karena agama merupakan domain
pribadi dan bukan domain publik. Semua agama itu mengatur dirinya sendiri, dan negara tidak
berhak untuk mencampuri urusan agama orang.

Cara wanita berpakaian merupakan domain pribadi, dan sama sekali bukan merupakan urusan
negara untuk mencampurinya, apalagi dengan menyebut agama Islam sebagai dasar untuk ikut
menentukan cara wanita berpakaian. Ini kenajisan yg keterlaluan, karena baik wanita mau pakai
jilbab ataupun tank top, itu merupakan HAM yg ada di diri si wanita itu sendiri, dan bukan urusan
negara.

Ada pula PERDA yg, konon, mensyaratkan bisa Bahasa Arab dan mengaji sebagai syarat menjadi
pegawai PEMDA atau perusahaan daerah. Diskriminasi lagi bukan? Dan diskriminasi jelas
bertentangan dengan UUD yg bilang bahwa semua WNI memiliki hak dan kewajiban yg sama di
depan hukum.

Dengan kata lain, UUD 45 menjamin perlakuan yg sama tanpa membedakan Suku, Agama, Ras,
Golongan, Usia, Jenis Kelamin, dan Orientasi Seksual.

Kalau masih ada perbedaan perlakuan, apalagi dibakukan dalam bentuk PERDA, maka seharusnya
otomatis batal demi hukum.

Kita ini anti SARA bukan? PERDA Syariat itu SARA yg asli.

------------ ---

69. I love Buddha, I love Buddha Bar


T = Setuju banget kalo keyakinan itu adalah domain pribadi setiap orang. Setiap orang berhak
meyakini sesuatu dengan melihat kondisi dirinya sendiri tanpa melihat apakah itu sejalan dengan
keyakinan umum ato tidak.

J = Ya, keyakinan adalah domain pribadi. Kita bisa beragama apapun ataupun tidak beragama
apapun, dan negara sama sekali tidak berhak untuk mengatur supaya kita beragama.

Indonesia sampai saat ini masih melecehkan HAM warganegara dengan menghimbau, mengancam,
mengintimidasi, dan sebagainya.. . supaya para warganegara memilih salah satu agama dan
mempraktekkan agamanya itu.

Contoh nyata adalah UU Perkawinan No. 1 Th. 1974, yg bilang bahwa perkawinan hanyalah sah
apabila dilakukan sesuai dengan agama kedua mempelai. Kedua mempelai diharuskan beragama
sama. Ini kenajisan yg masih berlangsung sampai saat ini, karena dalam prakteknya negara (dalam
hal ini Catatan Sipil) akan minta bukti bahwa kedua mempelai beragama sama dan telah
memperoleh restu dari organisasi keagamaannya. Ini praktek warisan dari Rezim Soeharto.

Pedahal agama adalah urusan pribadi warganegara, dan negara tidak berhak untuk ikut campur.
Piagam HAM Universal yg telah diratifikasi oleh Indonesia menyebutkan bahwa pernikahan
merupakan HAM dan tidak boleh di-diskriminasi dengan dasar agama, ras, etnik, blah blah blah...

Indonesia mendiskriminasi mereka yg berbeda agama dan ingin melangsungkan pernikahan.


Diskriminasi itu masih dipraktekkan sampai saat ini dengan cara mengharuskan mereka yg berbeda
agama untuk ke pengadilan negeri dulu, setelah itu baru ke catatan sipil. Pedahal harusnya
LANGSUNG ke catatan sipil. Ini diskriminasi dan kita masih terlalu munafik untuk mengakui
bahwa negara kita mempraktekkan diskriminasi terhadap warganegara dengan terang-terangan.

Departemen Agama juga merupakan bukti adanya pelecehan HAM Kebebasan Beragama
(Religious Freedom) di NKRI, karena departemen ini mau mengatur kehidupan beragama
masyarakat. Ada ajaran agama yg benar dan ajaran agama yg salah, dan semuanya ditetapkan oleh
Departemen Agama di NKRI. Ini juga suatu kenajisan luar biasa.

Saya ingat, di jaman Soeharto berkuasa, setiap agama bisa menunjuk aliran "sesat" (dalam tanda
kutip), dan aliran sesat itu akan dikejar dan diberangus oleh negara.

Jadi, waktu itu Islam bisa menunjuk aliran-aliran yg dianggap sesat, dan aliran-aliran itu lalu
dibubarkan dan dilarang oleh negara.

Begitu juga Kristen yg menunjuk aliran Saksi Jehovah sebagai aliran sesat.

Bahkan Buddha dan Hindu juga mendapat jatah untuk menunjuk aliran sesat dari agama mereka
untuk diberangus oleh negara.

Sebagai imbalannya, agama-agama itu menjadi budak dari Soeharto yg lalu didukung dan dipuji
setinggi langit oleh organisasi keagamaan dari 5 agama resmi (Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Buddha) di saat itu walaupun korupsi dan KKN terus merajalela. Sekarang juga masih merajalela,
tetapi dulu lebih banyak munafiknya. Sekarang kita sudah berani berbicara terbuka dan apa adanya
saja, dulu tidak begitu.

Di lain pihak, bahkan sampai saat ini, sebagian kalangan agama masih berpikir bahwa mereka
dilindungi. Masih ada UU yg menyatakan bahwa agama-agama resmi itu dilindungi dan tidak boleh
"dihina" (dalam tanda kutip).

Makanya orang-orang yg memakai kedok agama itu bisa petantang petenteng. Mereka pikir mereka
itu berada di atas hukum sehingga bisa seenaknya menghujat orang lain, dan orang lain tidak boleh
melakukan hal yg sama terhadap mereka. MUI itu menghujat pluralisme atau azas keberagaman
dalam masyarakat Indonesia. Menurut MUI, pluralisme itu sesat dan yg benar atau sesuai dengan
ridho Allah adalah yg berdasarkan keutamaan Islam semata, which is penganut Islam sebagai
warganegara kelas satu, dan penganut agama lain sebagai warganegara kelas kambing.

Ahmadiyah itu dihujat habis-habisan oleh mereka yg merasa beragama Islam yg murni, dan
Ahmadiyah tidak membalas. Ini pelecehan HAM oleh kaum beragama, dalam hal ini kelompok
Islam fanatik yg tidak tahu diri, dan merasa berhak untuk menghakimi orang lain. Pedahal,
penganut Ahmadiyah dan aliran-aliran Islam lainnya semuanya memiliki HAM yg sama. Sama saja
hak dan kewajibannya di depan hukum.

Balik ke masa Soeharto lagi, mungkin sebagian dari kita ingat bahwa penulis Arswendo
Atmowiloto pernah didakwa menghina Nabi Muhammad dan dipenjara beberapa tahun. Waktu itu
Arswendo ditanya oleh seseorang yg bermimpi melihat Nabi Muhammad. Orang itu bertanya apa
arti mimpinya. Arswendo lalu menjawab, tidak berarti apa-apa. Dan jawaban itu bisa menghantar
Arswendo untuk mendekam di penjara beberapa tahun. Benar-benar tidak beradab bukan?

Pedahal apa yg dikatakan oleh Arswendo itu merupakan pendapat pribadi dia saja, namanya HAM
Kebebasan Berpendapat (Free Speech). Pendapat tentang nabi apapun merupakan pendapat pribadi
kita, dan negara sama sekali tidak berhak untuk bilang pendapat mana yg benar atau pendapat mana
yg salah.

Tapi itulah yg namanya negara berkembang, masih jatuh bangun untuk melek HAM, bahkan sampai
saat ini. Minggu lalu saja masih ada kelompok Islam fanatik yg demo menuntut pembubaran
Ahmadiyah di bundaran HI, Jakarta Pusat. Mereka masih belum terbuka mata batinnya, karena
terbutakan oleh Jibril?

Dan itu sama saja halnya dengan kasus Buddha Bar sekarang ini dimana sebagian umat Buddha
tertentu merasa kebakaran jenggot. Lha?

Orang mao pake nama apapun merupakan hak orang, kalau dipakai sebagai nama bar dan kita tidak
suka, ya tidak usah ke sana. Gitu aja kok repot?

Di Jakarta ada satu restoran masakan India, di Gedung BRI, namanya Ganesha Restaurant, dan
pengunjungnya itu orang-orang India asli, mostly expatriates yg tembak langsung dari India, yg
enjoy makan dan having fun di sana. Dan mereka biasa-biasa saja, tanpa ada satupun yg kebakaran
jenggot. Pedahal Ganesha itu salah satu dewa yg paling oke di agama Hindu.

Buddha Bar itu setahu saya merupakan franchise dari Barat, dan tanggapan orang di sana juga
biasa-biasa saja, cuma sebagian umat Buddha di sini saja yg over acting, merasa dirinya dilindungi.
Pedahal yg dilindungi itu HAM untuk beragama (Religious Freedom), bisa beragama Buddha
dengan bebas.

Tetapi kalau umat beragama Buddha maupun beragama apapun sudah over acting seperti umat
Islam fanatik dan menuntut "dihormati" blah blah blah... maka jadinya akan runyam sendiri. Ada yg
menuntut Ahmadiyah dibubarkan. Ada yg menuntut Buddha Bar ditutup. Ada yg menuntut Ganesha
Restaurant ditutup. Pedahal itu cuma nama-nama biasa saja.
Buddha itu nama biasa. Menurut saya tidak ada bedanya dengan nama Nabi Muhammad Amin,
teman saya yg luar biasa cerdas dan kreatifnya membuat logo-logo very cute dari berbagai parpol
yg tidak becus bekerja.

Masa saya bilang Muhammad Amin itu seorang nabi mengakibatkan saya dicekal? Ada orang yg
bilang bahwa saya "sesat" me-nabikan Muhmammad Amin karena telah ada nabi terakhir dan Allah
sudah tutup pintu dan cuci gudang. Gak boleh ada nabi lain lagi, kata Allah. Oalah, oalah...

So, kita ini memiliki HAM untuk beragama apa saja atau tidak beragama apa saja. Ada juga HAM
untuk berpendapat apa saja. Tetapi HAM yg ada di kita dibatasi oleh HAM orang lain. Kita bisa
bilang orang lain "menista" agama kita, pedahal yg orang itu bilang cuma pendapat saja, pendapat
biasa-biasa saja. Dalam hal ini negara harusnya netral dan tidak terpengaruh.

Kalau ada umat Buddha yg ngotot Buddha Bar itu haram, ya biarkan saja. Bilang saja bahwa, ya
memang haram. Haram bagi orang yg bilang itu haram.

Kalau ada yg bilang bahwa Ganesha Restaurant itu haram, ya biarkan saja. Bilang saja bahwa, ya
memang haram. Haram bagi orang yg bilang itu haram.

So, in essence, kita ini sebenarnya semuanya manusia bebas, kita bisa pakai nama apapun. Bisa
pakai nama Muhammad Amin, dan bisa digelari sebagai nabi juga. Saya sendiri sudah menggelari
Muhammad Amin sebagai nabi, dan kelihatannya he is oke-oke aja.

T = Masalahnya kemudian bagaimana dengan adat istiadat, tradisi budaya yang sering kali qta rasa
berbeda/bertentanga n dengan keyakinan pribadi qta?

J = Tradisi budaya yg kita rasa berbeda ya tidak usah kita lestarikan. Kita ini bermacam-macam, so
kita tidak perlu merasa GR bahwa kalau kita tidak melestarikan budaya permainan setan-setan yg
namanya jaelangkung maka permainan itu akan punah. Tidaklah, tidak begitu. Jaelangkung bisa
saja kita anggap bertentangan dengan keyakinan pribadi kita, tetapi kita tidak perlu kuatir. Masih
banyak orang lain yg akan melestarikannya karena setan-setan jaelangkung dianggap lebih berbudi
pekerti daripada orang-orang beragama yg menuntut dihormati dengan cara menginjak-injak HAM
manusia lain.

Orang beragama Islam tertentu menuntut Ahmadiyah, agama orang lain, untuk dibubarkan. Itu
kelakuan yg lebih berkesetanan dibandingkan dengan setan yg masuk di permainan jaelangkung
because, paling jauh, si jaelangkung cuma minta dianterin ke kuburan doang. Dan itu jelas tidak
melanggar HAM siapapun.

T = Di bumi Indonesia tercinta ini, terdapat begitu banyak tradisi budaya yg begitu beragam dan
sangat unik. Apakah karena keyakinan qta berbeda dengan tradisi budaya tersebut maka qta boleh
untuk tidak "melestarikannya" ?

J = Ya, boleh saja. Seperti saya bilang di atas, kalau anda tidak melestarikan permainan
jaelangkung, orang lain akan melestarikannya, tenang aja!

T = Di masa lalu para pemuka agama (orang-orang yang merasa lebih beradab dengan keyakinan
mereka terhadap agama yang mereka anut, cukup bijaksana untuk tetap melestarikan tradisi budaya
tersebut (local genius yang lebih seperti kepercayaan animisme/dinamisme) .

Okelah saya sangat tidak setuju dengan adanya kepercayaan terhadap suatu agama yang sekalian
memaksakan tradisi budaya dari mana agama itu menyebar tp apakah qta jg akan mengabaikan
tradisi budaya yang sudah ada karena qta merasa itu berbeda dengan keyakinan qta?

J = Maksud anda, ada yg ingin memaksakan budaya Wahabi di sini, dan mereka mengabaikan
budaya yg ada di Indonesia? Menurut saya biarkan saja karena segalanya itu adalah proses, akan
terseleksi sendiri. Jelas kita bukan berbudaya Arab Wahabi, walaupun banyak dari kita memiliki
darah keturunan Arab yg, maybe, termasuk saya juga. Tetapi, yg anda pertanyakan di sini adalah hal
kecocokan atau taste. Kalau mereka berselera Wahabi, maka itu juga HAM yg ada di diri mereka,
dan mereka tidak merasa wajib untuk melestarikan tradisi Kejawen, for instance.

Tapi tentu saja tetap akan ada orang lain yg suka bakar kemenyan dan nyekar ke berbagai kubur,
dan orang-orang Wahabi itu tidak perlu merasa kebakaran jenggot, apalagi yg berjilbab.

So, kita semua memiliki HAM, basic rights, Hak Azasi Manusia. HAM itu hak, dan bukan
kewajiban. Kalau merasa wajib melestarikan, ya lestarikanlah. Kalau orang merasa tidak cocok lagi,
ya tinggalkan sajalah. Masih ada orang lain yg tertarik untuk melestarikan, betapapun absurd-nya.

T = Di Bali sekarang ini berkembang begitu banyak kelompok spiritualitas dan saya yakin Leo juga
sudah lumayan aware akan hal ini. Masalahnya sering kali mereka yang "sudah tersadarkan" ini
menghadapi kenyataan di masyarakat yang berbeda dengan keyakinan mereka.

J = Ya, saya tahu bahwa budaya di Bali begitu kuat dan terkadang begitu berat dirasakan oleh
anggota masyarakat. Biar saja, itu urusan mereka sendiri. Kalau ada orang-orang Bali yg merasa
bahwa tekanan kompromi budaya itu begitu berat, maka itu urusan mereka sendiri untuk
membebaskan diri mereka. It's none of my business.

Sama saja dengan di Jakarta di mana banyak orang sudah bilang muak dan mau muntah melihat
agama Islam yg dipaksakan untuk diterima walaupun banyak tidak masuk akalnya. Nah, saya ini
bukan pendukung agama apapun. Saya tidak bilang Islam jelek, yg saya bilang adalah, kalau
manusianya sudah tidak suka, ya tinggalkan sajalah. Kita tidak akan menjadi manusia super karena
memeluk suatu agama tertentu, dan juga tidak akan menjadi manusia hina karena tidak beragama
apapun.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Cover dari CD koleksi lagu yg dikeluarkan oleh
franchise mancanegara Buddha Bar. I love Buddha, I love Buddha Bar.

------------ ----

70. Orang beragama itu absurd, pokoknya aneh deh!

T = "I love Buddha, I love Buddha Bar" merupakan opini yang sangat bagus, Mas Leo. Ganesha
juga digunakan sebagai nama jalan di Bandung, tempat salah satu almamater saya berada.

Karena Mas Leo menjunjung tinggi HAM dan kebebasan berpendapat, boleh dong saya minta
tanggapan Mas Leo tentang karikatur Nabi Muhammad di Denmark dan film Fitna di Belanda?
Karena salah satu konteksnya adalah Buddha Bar di Jakarta.

Kebetulan saya tinggal di Jerman, jadi saya bisa membandingkan nantinya opini Mas dengan opini
masyarakat di bagian utara Jerman yang juga menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan
HAM :)
J = Thanks for your question, walaupun terus terang saya sendiri tidak pernah melihat karikatur
Nabi Muhammad dan film "Fitna" karena saya tidak tertarik.

Saya cuma memegang rule of thumb seperti ini, yaitu setiap orang memiliki kebebasan untuk
berpendapat apa saja, namanya HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech). Ada juga yg namanya
HAM Kebebasan Berekspresi (Freedom of Expression).

Berdasarkan HAM Free Speech dan Freedom of Expression, seseorang bisa saja membuat karya
apapun, dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan orang lain. Karyanya bisa berupa
tulisan, gambar, karikatur, film, atau media apapun, dan yg diungkapkan merupakan pemikiran dari
pembuatnya sendiri.

Ada orang Denmark yg membuat kartun, dan kartunnya itu disebutnya sebagai kartun "Nabi
Muhammad". Tetapi, apakah yg dibuatnya benar-benar Nabi Muhammad merupakan hal lain lagi.
Menurut saya, yg dibuatnya itu adalah "Nabi Muhammad" menurut orang itu sendiri. Bagaimana
"Nabi Muhammad" menurut orang lain tentu saja bisa berbeda. Ini cuma soal opini saja, dan
ekspressi dari opini itu.

Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain harus beropini atau berpendapat. Kalau mau
mengatur agar semua orang berpendapat sesuai dengan pendapat kita, maka artinya kita mau balik
ke jaman otoriter seperti masa lalu.

Di tulisan "I love Buddha, I love Buddha Bar", saya merujuk kepada penulis Arswendo Atmowiloto
yg HAM-nya diperkosa oleh Rejim Soeharto gara-gara "Nabi Muhammad".

Ada tanya-jawab antara Arswendo dan pembaca majalahnya yg bertanya tentang arti mimpi
bertemu dengan Nabi Muhammad, yg dijawab oleh Arswendo sebagai tidak ada artinya. Berdekatan
dengan kejadian itu, Arswendo juga membuat poll (pengumpulan pendapat) bagi pembaca
majalahnya dengan pertanyaan: siapakah tokoh yg paling dikagumi. Hasil pengumpulan pendapat
diumumkan, dan ternyata Soeharto menempati urutan pertama, dan Nabi Muhammad menempati
urutan keempat.

Dan akhirnya meluncurlah Arswendo dengan bebas dan tanpa hambatan, masuk penjara dengan
dakwaan "menghina" Nabi Muhammad. Kemungkinan yg dkutip sebagai alasan resmi adalah poll
itu, yg menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan keempat, dan bukan tanya-jawabnya,
walaupun urutan kejadiannya sangat dekat.

Menurut saya, kalau benar poll yg hasilnya menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan keempat
itulah yg menyebabkan Arswendo menjadi terpidana, maka kasusnya menjadi lebih absurd lagi.
Benar-benar absurd.

Poll itu kan dilakukan secara umum dan bebas, dan pembaca sendiri yg menjawab, dan secara
faktual, setelah dihitung, benar menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan keempat. Dan
Arswendo cuma melaporkan apa adanya saja. Tetapi, bahkan melaporkan pengumpulan pendapat yg
menempatkan Nabi Muhammad sebagai tokoh dikagumi dalam urutan keempat sudah cukup untuk
menghantar Arswendo ke penjara.

Itu di masa lalu, di tahun 1980-an. Saya masih kecil waktu itu. Sekarang saya juga masih kecil, tapi
tidak sekecil dulu lagi, sekarang sudah gedean dikit.

So, dalam perspektif HAM, kartun apapun merupakan kreasi dari pembuatnya, baik dinamakan
sebagai "Nabi Muhammad", Nabirong (Napsu Birahi Merongrong), atau Nabipun (Nabi Apapun).
Dia mau menghina ataupun memuji setinggi langit merupakan urusannya sendiri, apa hubungannya
dengan kita?

Kalau ada diantara kita yg merasa bahwa seharusnya kita tidak membuat kartun dari Nabi
Muhammad, maka syariat seperti itu cuma berlaku bagi diri kita sendiri, dan tidak berlaku bagi
orang lain. Saya percaya bahwa membuat gambar apapun dari Nabi Muhammad itu haram, tapi
apakah saya bisa memaksakan pendapat itu untuk diterima oleh orang lain? Tentu saja tidak bisa.

So, syariat apapun yg kita terapkan, itu cuma berlaku bagi diri kita sendiri. Syariat Islam bisa saja
diterapkan, tetapi diterapkannya terhadap diri orangnya sendiri, dan bukan terhadap diri orang lain.
Kalau sudah mau memaksakan Syariat Islam, Syariat Kristen, Syariat Buddha, dll... terhadap orang-
orang lain, maka namanya sudah menginjak-injak HAM orang lain. Kita yg mau mengikuti syariat,
kok orang lain yg dirongrong?

Begitu pula dengan film "Fitna". Itu kan cuma ekspressi dari pembuatnya saja, dan sama sekali
tidak ada hubungannya dengan kita. Kalau ekspressi orang lain dalam bentuk film, tulisan, gambar,
dll... harus menuruti kemauan pribadi kita, maka jadinya kita akan menjadi bahan tertawaan seluruh
dunia beradab.

Youtube diblokir oleh pemerintah NKRI yg mengikuti tuntutan dari orang-orang yg pemikirannya
masih terbutakan oleh pendapat bahwa orang lain harus menghormati apa yg kita yakini. Harus ikut
yaqin haqqul yaqin bahwa Allah meng-haramkan membuat gambar Nabi Muhammad, dan bahwa
Islam adalah agama yg membawa rahmatil alamin sehingga haram ditunjukkan segala macam
kebobrokannya, pedahal banyak dan semua orang juga sudah tahu.

Keyakinan tentang haramnnya menggambar Nabi Muhammad dan Islam sebagai rahmatil alamin
merupakan pilihan belaka, dan tentu saja juga cuma berlaku bagi orangnya sendiri saja. Kalau kita
mau memaksakan orang lain untuk mengikuti keyakinan kita, namanya itu absurd.

Makanya saya juga berpendapat bahwa orang beragama itu absurd, pokoknya aneh deh!

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Suatu karya seni juga, berupa simbol yg berarti NO
RELIGION, please! Menurut saya simbol ini very cute, dan merupakan bukti dari berjalannya
HAM Free Speech dan HAM Freedom of Expression. Saya pasang di sini bukan berarti saya anti
religions. Saya cuma bilang bahwa orang beragama itu absurd, pokoknya aneh deh!

------------ ---

71. Tuhan dan Setan adalah Kreasi Manusia Belaka

Friends, berikut percakapan antara seorang rekan (R) dan saya (L) di facebook, semoga bermanfaat!

R = Bung Leo,

Saya kebetulan membaca catatan "kritis" Bung tentang "Tuhan" dan "Agama". Menurut Bung,
"Tuhan" cuma ada di kepala saja. Sekadar konsep ato kesadaran tertinggi. Begitu juga Agama. Inti
argumentasi Bung: Semua Agama hanya imajinasi pikiran ato "proyeksi diri manusia" & Tuhan
tidak eksis.
Saya hormati kebebasan berpikir & kesimpulan Bung tsb. Buat saya, argumen ini sungguh menarik
sekaligus merangsang pikiran. Meski saya tahu ia bukan "barang" baru dalam dunia ide, melainkan
sudah amat klasik bahkan "antik". Ia sudah jadi "problem filsafat" sejak dulu, kendati polemik &
relevansinya tak pernah habis ditelan zaman.

Saya sendiri ada yg setuju & tidak dengan argumentasi Bung tsb. Mungkin ide-ide ini perlu
dihadapkan pada "test-test" ato "ujian" agar layak diterima logika. Dalam kaitan ini, saya ingin
mengajukan beberapa pertanyaan, sekaligus menunjukkan posisi intelektual saya. Siapa saja boleh
memeriksa logika yg dipakai, lalu menyimpulkan apakah ia cukup layak diterima ato sebaliknya.

Namun, saya sadar ruangan ini terlalu sempit. Sukar berdiskusi secara dalam. Oleh karena itu, kita
barangkali harus puas dengan "garis besarnya" saja.

Begini:

Bung menyimpulkan Tuhan "tak ada" kecuali "kesadaran" belaka. Tapi, dari mana datangnya
kesadaran itu? Mengapa ada kesadaran? Siapa yg menanamnya ke dalam manusia? Mengapa hanya
manusia yg memilikinya & binatang tidak?

L = Saya tidak pernah bilang Tuhan tidak ada; yg saya bilang bahwa Tuhan, baik disebut sebagai
Allah, Buddha, ataupun berbagai istilah lainnya merupakan bagian dari kesadaran kita sendiri.

Saya bilang: kesadaran itu selalu satu, dan ada jenis kesadaran tinggi yg bisa kita rasakan ketika
gelombang otak kita turun ke level samadhi atau tidur lelap. Ketika kita samadhi, kita cuma
merasakan bahwa kita sadar. Kita sadar bahwa kita sadar, aware of being aware.

Tuhan atau Allah itu cuma istilah untuk merujuk kesadaran kita sendiri. Karena kita sadar bahwa
kita sadar, maka kita bilang bahwa Tuhan itu ada. Siapa yg menanamnya ke dalam manusia tentu
saja tidak ada seorangpun yg akan bisa menjawabnya.

Dari dahulu sampai sekarang tidak ada yg pernah bisa menjawab pertanyaan: siapa yg menaruh
kesadaran itu di dalam diri kita manusia.

Kita bisa juga ambil contoh pengalaman pribadi dari kesaksian mereka yg hidup dalam budaya
semitik (Yahudi, Nasrani, Islam) di dalam kitab-kitab yg disucikan oleh ketiga agama itu. Kitab
tertua adalah Genesis yg ditulis oleh Nabi Musa. Di situ Musa menceritakan kisah Abraham (atau
Nabi Ibrahim menurut Islam). Abraham bertemu dengan Allah ketika dia hendak menyembelih
anaknya Ishak (atau Ismail menurut Islam).

Tetapi, bagaimanakah caranya Abraham bisa mendengar suara Allah kalau bukan dari kesadarannya
sendiri. Jadi, kesadaran di diri Abraham itu bilang, jangan sembelih anak itu karena aku bukan Allah
yg haus darah manusia, melainkan haus darah kambing. Ada kambing di situ yg bisa menggantikan
anakmu sebagai korban sembelihan bagiku.

Itulah pengalaman Abraham seperti tertulis di kitab Genesis.

Saya tidak ambil dari Al Quran karena Al Quran kebanyakan isinya cuma pengulangan dari kisah
para nabi Yahudi yg aslinya ada di dalam Alkitab (Bible) walaupun, saya juga tahu, banyak
kalangan Islam mensohorkan banyak salah cetak dan sebagainya di dalam Alkitab yg mungkin saja
benar, mengingat buku itu merupakan kumpulan puluhan buku dan sudah berusia ribuan tahun,
sudah diedit berkali-kali.
Tetapi, yg jelas, narasi tentang Abraham itu benar menceritakan bagaimana Allah itu sebenarnya
cuma bagian dari kesadaran Abraham sendiri.

Musa sendiri bertemu dengan Allah yg berbicara dari dalam semak belukar. Semak belukar kok bisa
bicara? Tentu saja tidak. Yg berbicara itu adalah kesadaran di dalam diri Musa sendiri. Bisa kita
katakan bahwa itu kesadaran tinggi yg ada di dirinya. Allah yg muncul dari dalam semak belukar itu
akhirnya memerintahkan Musa untuk membawa bangsa Israel untuk keluar dari Mesir dan masuk
ke Kanaan.

Kalau kita ambil contoh dari kisah para nabi Yahudi lainnya, semua mengakui panggilan dari Allah
itu datangnya dari dalam kesadaran mereka sendiri.

"Samuel ! Samuel !" Dan Samuel kecil kebingungan karena ada suara yg memanggilnya tanpa ada
orangnya. Dan itulah awal panggilan Allah terhadap Nabi Samuel yg nanti akan menobatkan Saul,
raja pertama orang Yahudi, dan Daud, raja Yahudi terbesar sepanjang masa sampai saat ini; yg
sangat beriman dan sangat manusiawi juga. Raja Israel terbesar secara spiritual bukanlah Sulaiman
seperti sering di-salah kaprahkan di dunia Islam, melainkan Daud.

Daud ini kemudian dikenal menulis kitab Zabur. Zabur itu Kitab Mazmur yg ada di dalam Alkitab.
Isinya apa? Tidak lain dan tidak bukan merupakan kumpulan syair lagu semata. Daud itu seorang
penyair. Nubuat dari Daud bentuknya bait-bait lagu.

Berikut petikan dari Mazmur 23, yg ditulis oleh Raja Daud, dan menurut saya merupakan inti dari
iman semitik:

“ TUHAN adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.


Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau...
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku... ”

Simbolik sekali bukan? Daud berbicara tentang Allah yg adanya di dalam kesadaran dirinya sendiri,
dan bukan dimana-mana.

R = Begitu pula Agama. Kalau asalnya dari "dalam" diri manusia, siapa yg menaruhnya?
Sedangkan kalau dari "luar", mengapa hanya manusia yg bereaksi terhadap agama sedangkan
binatang tidak, pedahal keduanya memiliki lingkungan yg sama?

L = Agama-agama itu semuanya buatan manusia. Siapa yg menaruh agama di dalam kesadaran
manusia? Nobody, of course. Agama itu diciptakan oleh kesadaran manusia sendiri, as simple as
that. Berdasarkan kontemplasi dari Daud tentang Tuhan sebagai gembala manusia, contohnya, maka
mereka yg memiliki kecenderungan naturalis bisa saja membuat agama yg menyembah alam, Tuhan
sebagai alam. Itu bisa saja dilakukan, why not?

R = Ada yg menyindir "fase sejarah" (Teologi, Metafisik, Positivis) Auguste Comte (1798-1857).
Comte bilang: zaman kuno orang tak punya jawaban sehingga harus menciptakan "tuhan'. Tapi
kaum Materialisme bilang: manusia mahluk intelektual & binatang mahluk bodoh. Bukankah ini
berarti yg pandai jadi bodoh & yg bodoh jadi lebih pandai?

L = Saya tidak pernah mempertentangkan berbagai aliran filsafat itu. Yg saya tahu bahwa setiap
manusia memiliki kesadaran yg, kalau di-kultivasi, akan memunculkan kesadaran tinggi. Kesadaran
tinggi itu dirasakan oleh manusianya sendiri.
Daud itu bergelut dengan Tuhan dari hari ke hari selama puluhan tahun hidupnya. Bisa juga
dikatakan bahwa Daud bergelut dengan kesadaran tinggi yg ada di dirinya sendiri. Dari pergelutan
manusia dengan kesadaran tinggi di dalam dirinya, maka lahirlah berbagai macam hasil
perenungan, hasil kontemplasi.

Bagi Daud, hasil kontemplasinya adalah bait-bait lagu itu yg diabadikan menjadi bagian dari kitab
yg disucikan oleh kaum Yahudi dan Nasrani sampai saat ini.

Tuhannya itu ada dimana? Tuhannya itu tetap saja, adanya di dalam kesadaran manusia. Di dalam
kesadaran Daud, dan di dalam kesadaran mereka yg membaca hasil kontemplasi dari Daud.

R = Bagaimana Bung "tahu" Tuhan tak ada? Manusia belum pernah menjelajah sampai ke ujung
jagad raya? Manusia mahluk terbatas dengan pengetahuan terbatas. Bukankah berlebihan bila
manusia mengklaim "mengetahui" Tuhan "tak ada"?

L = Saya tidak pernah bilang bahwa Tuhan tidak ada. Yg saya bilang, Tuhan adalah bagian dari
kesadaran di diri manusia. Anggaplah sebagai kesadaran tinggi.

Saya sadar bahwa saya sadar. Saya sadar bahwa saya ada. Karena saya ada, maka Tuhan ada. Kalau
saya tidak ada, maka Tuhan tidak ada.

Rene Descartes bilang: Cogito ergo sum. I think, therefore I am. Saya berpikir maka saya ada.
Kalau saya tidak berpikir, maka saya tidak ada. Kalau saya tidak ada namanya kosong. Umat
Buddhist mungkin akan merujuk hal kosong itu sebagai nibbana. Kosong, nothing.

Sio, kesadaran kita itu antara ada dan tiada. Kalau kita berpikir, maka kita ada. Kalau kita tidak
berpikir, maka kita tidak ada.

Malahan, di dalam tradisi India yg notebene non semitik, keadaan kosong atau tiada itu adalah
puncak tertinggi dari eksistensi manusia. Kosong, nothing, nibbana.

R = Dalam sejarah filsafat, tak satu pun filsuf berani menyimpulkan dirinya "tahu" Tuhan tak ada.
Itulah sebabnya lahir aliran "agnostisisme" . Tapi, Bung Leo sekarang berani menyimpulkan
sebaliknya, apakah Bung Leo sedang "meninggikan diri" melebihi manusia biasa lainnya?

L = Saya tidak pernah berpikir saya meninggikan atau merendahkan diri saya. Yg saya tahu, saya
berbicara dan menulis apa adanya saja.

Dari apa yg saya pelajari dan alami sendiri tentang spiritualitas manusia, saya mencapai kesimpulan
bahwa kita ada karena kita ada, dan segala macam spekulasi tentang adanya Tuhan atau tidak
adanya Tuhan itu tidak ada gunanya.

Kita cuma tahu bahwa kita ada karena kita ada, kita sadar bahwa kita sadar. We are aware of being
aware. Dan awareness itu bisa menghasilkan berbagai macam kontemplasi, baik bersifat keagamaan
maupun tidak. Dan semuanya itu termasuk dalam spiritualitas manusia di mana manusianya akan
berusaha untuk menjadi dirinya sendiri, semakin lama semakin menjadi dirinya sendiri.

Dengan jatuh bangun, dengan kemenangan dan kekalahan. Dan apakah kisah jatuh bangun yg
sangat manusiawi itu kalau bukan yg telah dialami juga oleh mereka yg saat ini digelari sebagai
nabi-nabi?
Sidharta Gautama yg digelari sebagai Buddha Sakyamuni mengalaminya.

Isa bin Maryam yg digelari sebagai Yesus Kristus atau Isa al Masih juga mengalaminya.

Konghucu mengalaminya.

Madame Guyon yg didzolimi oleh Gereja Katolik di masa lalu mengalaminya.

Orang-orang Sufi mengalaminya.

Murid-murid Yesus dari Nazareth yg penuh dengan Roh Kudus juga mengalaminya.

Roh Kudus itu apa kalau bukan kesadaran yg terbuka di diri manusianya sendiri, by the way? Kalau
mereka telah 40 hari dan 40 malam berpuasa dan berdoa dengan khusyuk, tentu saja Roh Kudus
akan datang dan mereka akan bisa berbicara apa adanya saja, tanpa takut.

Dan itu kesadaran di diri mereka, nothing else.

R = Saya melihat justru argumentasi "teisme" lebih rasional. Menurut teisme, meski Tuhan tak
dapat dilihat, eksistensinya bisa disadari melalui observasi & induksi. Sama seperti kita mencoba
menyadari benda-benda yg tak terlihat. Tuhan itu eksis dengan mengamati "efeknya".

Hukum Gravitasi, misalnya. Kita mustahil mengamatinya langsung. Kita hanya bisa mengamati
efeknya. Dari efek inilah kita bisa membuat acuan rasional tentang keberadaan suatu sebab. Begitu
juga dengan pikiran manusia. Kita tahu hanya dari efeknya.

Sebuah buku, misalnya, adalah efek yg dihasilkan oleh penulis di belakangnya (preexisting
intelligence) . Kita bisa yakin bahwa buku itu ditulis oleh seseorang, tanpa kita harus melihatnya.
Sebab menurut pengalaman kita, tak ada binatang, badai, hujan atau kekuatan alam lainnya sanggup
memproduksi buku.

L = Argumentasi "teisme" adalah argumentasi tentang eksistensi Tuhan. Ada orang yg percaya
kepada Tuhan karena percaya kepada argumentasi "teisme". So what, apanya yg salah?

R = Selanjutnya, saya ingin beralih ke ide lain, yaitu Tuhan sebagai "proyeksi diri manusia". Ide ini
sebetulnya berasal dari Feuerbach. Dialah orang pertama yg mencoba memberi dasar "ilmiah"
kepada ateisme. Argumentasinya menjadi pola kritik agama paling berpengaruh hingga saat ini.
Bahkan idenya diikuti oleh Nietzsche, Freud, Marx, dll. Sekarang oleh Bung Leo Rimba.

L = Terima kasih telah menjejerkan saya dengan Nietzsche, Freud, dan Marx.

R = Namun, ada unsur yg tak bisa dijelaskan oleh Feuerbach dengan teori proyeksi-nya. Jika benar
Tuhan hanya proyeksi manusia, mengapa Tuhan selalu dimaknai "tak terhingga" ("Maha"). Manusia
tak hanya menyebut Tuhan itu baik, bijaksana ato berkuasa. Namun, lebih dari itu, Maha-baik,
Maha-bijaksana dan Maha-kuasa.

Padahal, pengalaman manusia, termasuk pengalaman diri kita sendiri, tak ada yg "tak terhingga"
("Maha"). Jadi, tak mungkin unsur "tak terhingga" ("Maha") ini merupakan proyeksi hakekat
manusia. Sebab, dalam hakekat manusia unsur "ketakterhinggaan" ini tak ada secara empiris!

L = Karena "maha" itu tak ada secara empiris, maka dijadikanlah sebagai atribut dari Tuhan. Bisa
juga dikatakan bahwa atribut maha ini dan maha itu merupakan sesuatu yg POTENSIAL di diri kita
manusia.

Tuhan maha pengasih dan maha penyayang merupakan suatu atribut. Kenapa kita bilang Tuhan
sebagai maha pengasih dan maha penyayang? Karena kita tahu bahwa bagi kita manusia sangat
susah untuk menjadi pengasih dan penyayang tanpa diskriminasi. Lalu kita proyeksikanlah ide itu
kepada sesuatu yg kita sebut sebagai Tuhan, in this case yg namanya Allah.

Dengan memproyeksikan ide itu kepada sesuatu yg kita sebut Allah, akhirnya kita akan belajar juga
untuk menjadi pengasih dan penyayang, tanpa membedakan Suku, Agama, Ras, Golongan, Usia,
Jenis Kelamin, dan Orientasi Seksual.

R = Kendati demikian, saya setuju separuh dgn Feuerbach bahwa manusia bisa menciptakan
"tuhan". Namun, "tuhan" ciptaan ini tak mungkin Tuhan sejati. Artinya, manusia memang potensial
menciptakan "tuhan" palsu. Entah dengan imajinasi, prasangka ato emosi. Tapi sungguh keliru
kalau memakai titik tolak ini untuk memahami Tuhan yg sejati.

L = Iyalah, segalanya itu proses. Agama-agama itu apa kalau bukan Tuhan yg palsu? Ideologi
Fascisme seperti dipraktekkan oleh Adolf Hitler adalah Tuhan yg palsu, namanya Nazisme. Ideologi
Fascisme berkedok agama adalah Tuhan yg palsu juga. Tetapi kita bisa mudah membedakannya
bukan?

Sangat mudah membedakan Tuhan yg lebih bersifat ketuhanan dan Tuhan yg kurang bersifat
ketuhanan. Amrozi Cs itu menyembah Tuhan yg SANGAT kurang bersifat ketuhanan. FPI itu
menyembah Tuhan yg kurang bersifat ketuhanan. Orang-orang fanatik beragama itu menyembah
Tuhan yg kurang bersifat ketuhanan. Semakin fanatik agamanya, semakin berkurang sifat
ketuhanannya.

R = Jadi, teori proyeksi memiliki kelemahan-kelemahan yg serius. Teori ini gagal menjelaskan hal
yg paling hakiki dari pengalaman agama. Teori ini juga tak bisa membuktikan bahwa "semua" ciri
yg dimiliki Tuhan adalah proyeksi diri manusia.

L = Saya cuma bisa bilang bahwa proyeksi itu benar. Kita memproyeksikan apa yg kita rasa tidak
ada di diri kita kepada sesuatu yg kita sebut sebagai Tuhan dan juga Setan. Kalau kita anggap baik,
maka kita sebut itu atribut Tuhan. Kalau kita anggap jelek, maka kita sebut atribut Setan.

Pedahal Tuhan dan Setan itu merupakan istilah saja, dan atribut-atribut itu merupakan proyeksi dari
sifat-sifat yg ada di diri kita juga, walaupun mungkin sedikit dibesar-besarkan. Tuhan dan Setan
adalah kreasi manusia belaka.

R = Namun, sbg "kritik agama", teori proyeksi memberikan sumbangan penting. Ia menyadarkan
kita bahwa manusia kerap menciptakan "ilah-ilah" palsu. Fenomena hidup sehari-hari banyak
mengkonfirmasikan fakta ini. Orang menyembah sesuatu yg ia ciptakan sendiri. Tapi, sekali lagi, ini
adalah perkara lain, ketika kita bicara Tuhan yg sejati. Di sini, kita perlu hati-hati dan kritis untuk
bisa membedakannya.

L = Tuihan yg sejati adalah yg tidak bisa dibicarakan. Lao Tze dari Cina sudah bilang hal itu 2,500
tahun yg lalu. Dia bilang: Tao yg bisa dibicarakan bukanlah Tao. Tuhan yg bisa dibicarakan
bukanlah Tuhan.

R = Banyak teori tentang timbulnya agama telah dituis sepanjang sejarah. Beragam penulis
memberi kontribusinya. Ada pemikir seperti John Lubbock, Edward Taylor, Max Muller. Ada juga
tokoh-tokoh kebudayaan modern, seperti Immanuel Kant, Thomas Henry Huxley, Charles Kingsley,
Albert Ritschl, dll. Namun, hemat saya, tak ada satu pun interpretasi yg benar-benar akurat dan
meyakinkan tentang kosmos, kecuali sekadar kita apresiasi sebagai spekulasi pikiran. Apalagi
mereka yg menulis, tidak hidup di zaman agama yg dianalisanya itu.

L = Teori tentang kosmos atau alam semesta secara fisik merupakan bidang lain lagi. Itu fisika.
Kalau membicarakan tentang Tuhan dan agama-agama, namanya itu bukan fisika melainkan
metafisika di mana kita akan selalu harus memperhitungkan kesadaran yg ada di diri manusia yg
menciptakan segala macam simbol-simbol yg hakekat atau essensinya berada di luar dari simbol-
simbol itu sendiri.

Makna dari simbol selalu berada di luar dari simbol itu sendiri. Makna dari Tuhan sebagai simbol
selalu berada di luar Tuhan. Kalau kita anggap di luar Tuhan, maka di mana lagi kalau bukan di diri
kita sendiri. Arti dari Tuhan ditemukan di dalam diri kita, dan arti dari diri kita ditemukan di dalam
Tuhan.

Tapi, tentu saja, yg kita sebut Tuhan dan kita di situ hanyalah kesadaran yg satu itu, yg adanya di
tiap orang dari kita. Kita bermain dengan kesadaran kita sendiri saja. God playing with Himself or
Herself.

R = Saya sendiri menghormat Feuerbach, karena teorinya bisa dipakai utk "membongkar"
kemunafikan para agamawan.

Buat saya, Feuerbach berhasil membangun kritik sekaligus "tantangan" yg perlu diperhatikan para
agamawan. Dari teori Feuerbach, kita tahu banyak kaum agamawan sebenarnya "menipu diri"
dengan mengatakan ia mencari Tuhan, padahal yg dia cari "hanya" dirinya sendiri.

L = Of course, dan saya sudah bilang tidak usah mencari kesana kemari, karena adanya di dalam
kesadaran kita sendiri saja. God is part of our consciousness.

R = Sama halnya dengan anggapan "hedonisme". Menurut hedonisme manusia selalu mencari
nikmatnya sendiri saja. Kalaupun seseorang berkorban untuk orang lain atau mengejar cita-cita
luhur, ia "sebenarnya" hanya mencari kenikmatan sendiri saja.

L = Tentu saja, apakah harus mencari kenikmatan yg dialami orang lain?

R = Bagi saya, kritik agama tetap penting dan relevan. Tapi, bukan untuk menyangkali Tuhan,
apalagi menganggapnya sekedar "ilusi". Kritik agama berguna sekadar membantu kita menyadari
fakta sekaligus membongkar kemunafikan dan kebusukan praktek agama, yang telah merusak
kehidupan.
Yang membuat orang makin membenci agama.

L = Kritik agama selalu berguna. Agama cuma merupakan kreasi manusia belaka, dan kemampuan
kita untuk mengkritik agama membuktikan bahwa agama memang ciptaan manusia. Kalau agama
bukan ciptaan manusia, maka apapun yg kita lakukan tidak akan bisa mengubah agama.

Tetapi ternyata kita bisa merubah agama.

Kita bisa membongkar agama lama dan menciptakan agama baru. Sejarah membuktikannya.
Bahkan klaim agama yg "terakhir dan sempurna" membuktikan thesis bahwa agama itu diciptakan
oleh manusia.

Ada manusia yg meninggalkan agama lama dan menciptakan agama baru yg disebutnya "terakhir
dan sempurna". Ada yg ditinggalkan, dan ada yg diciptakan.

So, semua agama itu memang ciptaan manusia. Feurbach benar.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Lukisan Mazmur 23 oleh artis Irv Davis.

------------ ---

72. HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech)

T = Salam kenal Bung Leonardo Rimba,

Ada beberapa hal yang mengganjal terkait posting-posting bung. Soal kebebasan yang sepertinya
menjadi perspektif penulisan opini bung yang menggunakan metode mirip Arswendo dalam kolom
wawancara imajinernya dengan Soekarno (?).

J = Salam kenal juga. Wawancara imajiner dengan Bung Karno ditulis oleh Christianto Wibisono,
senior saya di Jurusan Ilmu Politik FISIP UI.

T = Pertanyaannya, apakah kebebasan ala Bung Leonardo benar-benar tiada batasnya? Jika YA
dimana sisi kemanusiaan sebagai mahluk sosial? Jika tidak, apa indikator-indikator nya?

J = Setahu saya, HAM Kebebasan Berpendapat (Free Speech) itu tidak ada batasnya. Anda bebas
untuk berpendapat apa saja dan mengucapkan atau menuliskannya. Apa yg anda ucapkan atau
tuliskan merupakan pendapat pribadi anda saja dan sebenarnya juga tidak harus selalu ada
hubungannya dengan pendapat orang lain.

Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia, pasal 19, menuliskan sbb:

"Setiap orang berhak atas kebebasan beropini dan berekspresi; hak ini meliputi kebebasan untuk
memiliki opini tanpa intervensi serta untuk mencari, menerima, dan mengungkapkan informasi
serta gagasan melalui media apapun dan tidak terikat garis perbatasan."

So, anda bisa saja berpendapat saya menganut pergaulan bebas, for instance, atau anda bisa juga
berpendapat kebalikannya, yaitu bahwa saya terlalu konservativ in sexual matters. Lalu, apakah
pendapat itu harus mengakibatkan saya jadi kebakaran jenggot? Tentu saja tidak. Pendapat anda is
pendapat anda. Anda bisa berpendapat apapun tentang apapun, termasuk tentang saya.

Kalau pendapat anda logis dan rasional, orang akan respek terhadap anda. Dan kalau pendapat anda
ngawur, orang akan tertawa. Just that and no more. Opinions only.

Yg tidak boleh dilakukan adalah memaki-maki orang lain dan melakukan diskriminasi.
Diskriminasi is membedakan perlakuan terhadap orang lain berdasarkan kriteria tertentu yg, di
Indonesia, biasanya berupa agama dan jenis kelamin. Bisa juga berupa ras, etnik, dan orientasi
seksual.

Kalau saya memaki-maki anda sebagai orang yg dilaknat Allah karena anda tidak pakai jilbab,
maka artinya saya melakukan perbuatan yg tidak menyenangkan, dan itu bukan HAM Kebebasan
Berbicara melainkan maki-makian semata.
Saya tidak pernah memaki orang. Saya bilang jilbab is a choice, mao pake jilbab kek, mao pake
bikini kek, I don't care. Dan menurut saya jilbab bukan kriteria kesholehan seseorang walaupun
orang itu ngotot dan mencak-mencak minta diakui kesholehannya dengan bukti memakai jilbab
bertahun-tahun.

Kalau saya tidak menerima anda bekerja di perusahaan saya karena anda tidak pakai jilbab,
namanya itu diskriminasi. Di AS dan negara-negara maju lainnya, diskriminasi itu illegal. Di
Indonesia masih banyak yg mempraktekkan diskriminasi, termasuk dengan mensyaratkan jilbab dan
kemampuan mengaji sebagai kriteria untuk diterima bekerja.

Berarti, kalau saya memaki-maki mereka yg mempraktekkan diskriminasi, namanya bukan HAM
Kebebasan Berpendapat lagi, melainkan perbuatan tidak menyenangkan.

Saya tidak pernah memaki mereka yg mempraktekkan diskriminasi, saya cuma bilang bahwa
mereka mempraktekkan diskriminasi, membedakan perlakuan terhadap orang lain. Dan menurut
saya diskriminasi itu SARA.

Berpendapat bahwa praktek tertentu itu SARA merupakan HAM Kebebasan Berpendapat, dan
memaki-maki orang yg mempraktekkan SARA bukan merupakan HAM Kebebasan Berpendapat
melainkan kelakuan yg tidak sopan, impolite.

Berpendapat bahwa orang beragama itu banyak yg munafik tidak sama dengan memaki-maki orang
beragama yg kita anggap munafik.

T = Saya membaca kebebasan sebagai hak dan kewajiban. Hak serta kewajibannya sebagai manusia
untuk bebas dari sistem nilai sosial serta sistem nilai budaya. Jika demikian, sebagai mahluk sosial,
manusia selalu tergantung satu sama lain. Dalam konteks ini, kebebasan siapa perlu didahulukan
atau membiarkan kebebasan itu muncul sehingga pada akhirnya saling berbenturan? Bagaimana
mengatur kebebasan itu agar tidak saling berbenturan? Jika sudah diatur apakah masih bisa
dikatakan bebas?

J = HAM Kebebasan Berpendapat tidak perlu berbenturan. Kita semua bisa berpendapat dan
pendapat kita pribadi tidak perlu membuat orang lain kebakaran jenggot. Agama-agama itu isinya
apa kalau bukan pendapat-pendapat saja? Semuanya orang bisa saja berpendapat dan tidak perlu
berbenturan secara fisik. Benturan pendapat secara fisik bisa dikategorikan sebagai kriminal atau
pidana.

Balik tentang pendapat-pendapat, ada yg bilang Allah adanya di Arab, ada juga yg bilang Allah
adanya di Israel. Ada yg bilang Allah adanya di Gunung Lawu, di Monas, any place you could
name. Tapi, apakah pendapat-pendapat itu harus mengakibatkan perbenturan fisik? Tentu saja tidak.

Yg bisa mengakibatkan perbenturan fisik adalah kelakuan sebagian orang yg belum tercerahkan, yg
mau memaksakan agar semua orang sependapat bahwa Allah adanya di Gunung Kidul, for instance.
Bisa juga ditambahkan bahwa Allah itu kawin dengan Nyai Roro Kidul, dan setelah itu melahirkan
banyak Allah, antara lain yg tinggal di Arab.

Kalau ada agama yg mau memaksakan pendapat seperti di atas dengan cara kekerasan fisik, tentu
saja terjadi perbenturan. Tetapi kita memiliki hukum, dan kita sudah lihat sendiri betapa personil
FPI, Amrozi Cs, Abubakar Baasyir, dan banyak orang lain lagi yg mau memaksakan pendapat
mereka secara fisik menggunakan kekerasan sudah masuk bui.

Mereka masuk bui karena mau memaksakan pendapat mereka dengan cara fisik, dan bukan karena
pendapat mereka. Pendapat mereka itu sah, bahkan pendapat dari rekan-rekan FPI itu sah saja. Itu
namanya HAM Kebebasan Berpendapat yg ada di diri mereka.

Tetapi merupakan hal lain lagi kalau pendapat mereka mau diwujudkan dengan paksa secara fisik,
yg bisa masuk dalam kategori dari perbuatan tidak menyenangkan sampai perbuatan merusak milik
orang lain. Itu kategori-kategori perbuatan pidana atau kriminal.

T = Umumnya HAM dikonsepsikan ala barat yang dalam prakteknya sering tereduksi (direduksi?)
kepentingan tertentu seperti lembaga di Indonesia yang memperjuangkan HAM sedemikian
kerasnya HANYA jika terjadi di daerah-daerah tertentu yang mayoritas agama tertentu, sebaliknya
melempem saat bicara Aceh, Lampung, Banyuwangi, Tasikmalaya bahkan Trisakti. Maaf, apakah
kebebasan ala ini yang coba Bung Leonardo perkenalkan?

J = Tentu saja tidak.

T = Jika tidak, bisa bung jelaskan kebebasan dalam mengintepretasikan kenabian (dan keimanan)
apakah benar-benar terbebas dari nilai-nilainya termasuk kepentingan politik dan ekonomi? Apa
jaminannya dan apa indikatornya? Karena saya menemukan kontradiksi. Beberapa opini bung
tentang sesuatu yang salah dalam perspektif kebebasan selalu mengkaitkan dengan ajaran Islam
sebagai acuan. Perda Syariat bung katakan SARA. Kenapa tidak bung sertakan Perda KOTA INJIL
Manokwari yang melarang Perempuan berjilbab, Adzan, dan Pembangunan masjid dll tahun 2007
terlepas dari jadi-tidaknya diimplementasikan karena substansinya adalah aturan yang (akan)
membelenggu manusia.

J = PERDA Syariat itu termasuk Syariat Kristen, Buddha, Hindu, dll. Saya tidak pernah membatasi
diri untuk bilang bahwa yg namanya syariat itu cuma syariat Islam. Apakah PERDA Syariat Kristen
itu SARA? Jelas SARA. Jelas diskriminasi. Semua PERDA yg didasarkan kepada syariat adalah
SARA, dan syariat itu bisa berasal dari any agama, bukan Islam saja.

Dan SARA artinya membedakan perlakuan terhadap sesama warganegara, atau mempraktekkan
diskriminasi, berdasarkan Suku, Agama, Ras, Golongan, Usia, Jenis Kelamin, dan Orientasi
Seksual.

Saya bahkan bilang UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 itu SARA. Kenapa SARA? Karena
membedakan perlakuan terhadap mereka yg mau menikah. Apa dasar perbedaan perlakuan? Agama.
Jadi UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 mempraktekkan diskriminasi terhadap warganegara
Indonesia berdasarkan agama. Dan itu SARA.

T = Memang ada Perda Syariat di Aceh, Garut, dan lain-lain tapi implementasinya dibantah sebagai
bukan SARA justru oleh nonmuslim. Kata Yorris Raweyai: “……di Aceh yang menerapkan syariat
Islam, tetap ada gereja,'' katanya (Republika, 30 Maret 2007). Jika indikasi-indikasi itu benar atau
sedikitnya benar, apakah menjadi ironi dengan kebebasan yang seharusnya bebas nilai termasuk
perspektif agama seperti tulisan-tulisan bung?

J = Tentu saja setiap orang bisa berpendapat apa saja. Dan kita tidak perlu membedakan latar
belakang orang. Kalau kita membedakan orang berdasarkan latar belakangnya, namanya SARA.

So, semua orang bisa berpendapat tentang PERDA Syariat. Ada yg bilang PERDA Syariat tidak
mempraktekkan diskriminasi. Ada pula, seperti saya, yg bilang PERDA Syariat mempraktekkan
diskriminasi berdasarkan Agama, Jenis Kelamin, dll.

Lalu bagaimana? Lalu tentu saja kita akan mengamati, membandingkan, dan mengevaluasi. Apakah
benar PERDA Syariat itu membedakan perlakuan terhadap sesama warganegara berdasarkan
Agama, Jenis Kelamin, dsb.

Kalau ternyata tidak membedakan, maka artinya PERDA Syariat itu tidak SARA.

Kalau ternyata membedakan perlakuan atau mempraktekkan diskriminasi terhadap sesama


warganegara, maka artinya PERDA Syariat itu benar SARA.

Bandingkan saja, simpulkan saja apakah benar ada praktek diskriminasi yg dilakukan oleh berbagai
PERDA Syariat.

Jadi kita tidak perlu memilah-milah manusia berdasarkan agamanya seperti yg anda baru saja
tuliskan di atas. Untuk apa memilah manusia berdasarkan agama? Mau diskriminasi lagi?

T = Intepretasi terhadap kebebasan membuat kartun Nabi Muhammad SAW berpeci sambil pegang
bom apakah benar-benar bebas sistem nilai sosial-budaya- ekonomi-politik? Padahal kita semua
marfhum, kartun itu dibuat saat serentetan aksi teroris mengatasnamakan Islam (sekali lagi
substansinya adalah kebebasan bukan benar-salahnya tindakan teroris) sehingga Islam sedang
dijadikan musuh bersama dengan semboyan tongkat atau wortel?

J = Saya sendiri tidak perduli dengan kartun apapun. Orang mau berpendapat apapun merupakan
HAM Kebebasan Berbicara yg ada di orang itu. Bisa pendapat orang itu sama dengan pendapat
saya, bisa juga beda. Orang mau menjadikan Islam sebagai musuh bersama atau teman bersama
juga bukan merupakan urusan saya, so?

T = Kenapa pula OBAMA tak berani mengutuk Gaza tapi malah bela Israel dengan menyalahkan
roket HAMAS padahal di sisi lain dunia (dengan fakta tentunya) mengutuknya? Bebaskah ia dari
sistem nilai yang sedang 'berkuasa'?

J = Obama benar, yg salah itu HAMAS. HAMAS itu teroris, tidak bisa dikontrol oleh apapun,
bahkan tidak bisa disuruh untuk stop oleh Pemerintah Palestina sendiri. Walaupun kita semua
menyesali kebrutalan Israel dalam mengejar HAMAS di Jalur Gaza, banyak dari kita juga maklum
bahwa yg Israel lakukan cuma membela diri saja. Apakah anda akan diam saja ketika ada teroris
bersembunyi di dalam rumah tetangga anda dan menembaki rumah anda dengan roket?

T = Bagi saya, agama sebagai pengalaman menjadi kategori yg lebih penting daripada agama
sebagai rumusan atau pemahaman, pemahaman tanpa amalan hanya akan menjadi filsafat kosong,
sebab ujung dari suatu keyakinan adalah tindakan. Tidak bertindak berarti tidak yakin. Pelangi
keberagamaan jauh lebih indah dari agama itu sendiri.

Saya punya tiga analogi. Pertama, saya bebas berpendapat menolak bergabung dengan kerja bhakti
di lingkungan er te karena saya punya hak untuk kebebasan saya dan juga punya kewajiban
menolak karena sebagai manusia yang menjunjung HAM saya bebas untuk tidak ikut. Tetangga kiri
saya juga punya argumen. Tetangga kanan saya juga punya argumen, depan belakang akhirnya
sarana dan prasarana yang sedianya akan diperbaiki sama-sama karena jika pake tenaga ahli gak ada
modal, tidak jadi. Banjir karena got mampet, lingkungan kumuh karena sampah menumpuk, DBD
merebak karena nyamuk akibat sampah dan got mampet, dsb dsb dsb.

Kedua, saya bebas berpendapat menolak bergabung dengan kerja bhakti di lingkungan er te karena
saya punya hak untuk kebebasan saya dan juga punya kewajiban menolak karena sebagai manusia
yang menjunjung HAM saya bebas untuk tidak ikut. Tetapi tetangga kiri-kanan-depan- belakang-
atas (ada gitu di atas?) ikutan kerja bhakti bersihkan got, sampah, timbun jalan yang bolong-bolong
karena Sang Ahli belum menurunkan ilmu keahliannya (khusus untuk Jakarta ). Selesai.
Konsekuensinya, saya dibebaskan dari kerja-kerja bhakti berikutnya, iuran-iuran er te, acara-acara
er te, dan juga dibebaskan hak dan kewajibannya untuk minta bantuan jika terjadi apa-apa terhadap
saya dan keluarga karena jika saya minta hak dan kewajiban saya sebagai warga er te jelas
bertentangan dengan hak dan kewajiban saya sebagai manusia yang (seharusnya) bebas dari kerja-
kerja bhakti, iuran-iuran, acara-acara….

Ketiga, hak saya tidak mau ikut tetapi sebagai mahluk sosial kewajiban saya untuk bersosialisasi
dan berinteraksi akhirnya saya ikut. Konsekuensinya, saya kehilangan hak dan kewajiban terhadap
kebebasan untuk berfikir dan bertindak.

Kira-kira menurut Bung Leo, mana yang baik, lebih baik, atau tidak ada sama sekali?

J = I agree with you to say that pelangi keberagaman jauh lebih indah daripada agama itu sendiri.

On the other hand, kalau kerja bakti kan untuk kepentingan bersama. As long as pengaturan kerja
bakti itu adil, maka merupakan kewajiban kita untuk ikut atau, bisa juga diganti dengan uang. Kalau
ada yg tidak adil, maka kita bisa protes dan menolak untuk partisipasi.

Lebih baik dibicarakan bersama saja, karena apa yg anda tulis itu tentang kegiatan di komunitas
lingkungan tempat tinggal anda sendiri. Kalau ada yg anda rasa keterlaluan atau overdosis dan anda
tidak mau partisipasi, ya tidak usahlah. Contoh overdosis adalah pemaksaan oleh sebagian
lingkungan tetangga untuk ikut arisan. Kalau ada arisan lingkungan, saya langsung akan menolak.
Not interested, tidak tertarik. Tapi iuran-iuran lingkungan yg dibebankan dengan merata kan harus
dibayar juga, and I have no problem with that.

T = Terakhir (boleh jawab atau tidak tapi mohon dijawab karena saya juga punya hak dan
kewajiban untuk bertanya dan mendapat jawaban), apakah bung juga tergabung dalam
warga_hijau? Apakah Bung Leonardo yang juara menulis lingkungan di HOKI 2008 lalu? Saya
kira, alangkah naifnya upaya menyelamatkan hutan jika nilai-nilai yang melingkupi perspektif bung
ternyata bebas nilai karena di basis akar rumput, dalam realitas yang sepahit-pahitnya, peran agama
sangat dominan berbarengan dengan ekonomi pasar ciptaan Max Weber. Tapi mohon maafnya jika
keliru.

J = Saya tidak bergabung dengan warga_hijau dengan alasan bahwa konotasi nama saya sendiri
sudah terlalu hijau. I am Rimba, warnanya forest green.

T = Saya jadi ingat pemeo, banyak orang bercita-cita dan berkhayal untuk mengubah dunia tapi
hanya sedikit yang punya keinginan mengubah dahulu dirinya sendiri.

J = Kita membantu merubah dunia dengan cara merubah diri kita sendiri terlebih dahulu. Let's do it!

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Kita semua memiliki HAM Kebebasan Berpendapat
(Free Speech). Jangan percaya orang yg bilang bahwa kita tidak boleh ngomong. Ngomong aja,
punya mulut kok!

------------ ---

73. Kasus Gambar Tuhan Yesus


Teman-teman, mari kita rame-rame bikin gerakan meng-HARAM-kan membuat gambar TUHAN
Yesus.

Ini Tuhan, lho! Bayangin gimana nanti orang-orang akan pada kurang ajar kalo melihat bahwa
ternyata Tuhan bisa digambar.

Tuhan harusnya tidak boleh digambar karena akan mengurangi wibawa as well as auranya.

Moreover, itu yg posting gambar Tuhan Yesus di facebook harus dilaporkan ke pemerintah RI. Kita
akan minta pemerintah RI untuk blokir facebook dengan alesan ada penghinaan terhadap Tuhan
Yesus.

Udah gitu kita juga akan berdoa sama Tuhan Yesus supaya orangnya itu dikasih pelajaran.

Begini doanya:

"Tuhan Yesus, laporkanlah orang yg memposting gambar-Mu kepada Allah Bapa-Mu, dan Santa
Maria, Ibu-Mu."

Udah gitu aja doanya.

Semoga doa kita yg disampaikan oleh Tuhan Yesus didengar oleh Allah, bapak kita semua, karena
kita juga membawa nama dari Santa Maria, ibu dari Tuhan Yesus yg masih tetap perawan sampe
sekarang.

At this stage, maybe himbauan saya dianggap terlalu serius oleh mereka yg sangat mencintai Tuhan
Yesus. Kok himbauan biasa saja dianggap serius sih? Maybe karena bacanya tidak pake Mata
Ketiga. Mata Ketiga is mata batin, adanya di jidat dan bukan di dada.

Dan itu melotot terus tanpa harus mengucap atas nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus karena
doktrin Trinitas muncul baru 1,600 tahun yang lalu while, the Mata Ketiga sudah ada sejak manusia
ada di bumi yg, so jelas, tidak ada hubungannya dengan Adam and Hawa yg merupakan mitos
karangan Musa belaka.

Isa bin Maryam seperti dikenal di Al Quran tidak memiliki bapak secara fisik, dan itu mungkin saja.
Jaman sekarang juga ada wanita yg melahirkan tanpa dibuahi.

Jadi, ketika lahir, the woman sudah mengandung benih janin itu. Dan ketika saatnya pas, dia akan
melahirkan. Ada istilah kedokterannya juga.

Yesus is Tuhan, sama seperti anda dan saya. Maria juga Tuhan. Yesus, Maria, anda, saya, dan
siapapun merupakan manusia as well as Tuhan.

Kita ini sekaligus manusia, Tuhan, dan Rohul Quds tanpa harus megalomaniak dan menciptakan
doktrin aneh-aneh.

Rekan saya Achmad Chodjim berbaik hati dengan memberitahu bahwa istilahnya itu
PARTENOGENESIS. Kasus di mana seorang wanita akan bisa melahirkan tanpa harus dibuahi
dahulu oleh seorang pria namanya partenogenesis.

So, Tuhan Yesus itu merupakan contoh dari partenogenesis, suatu kelainan biologis yg natural dan
masih terus terjadi bahkan sampai saat ini, walaupun jarang.
Partenogenesis merupakan fakta biologis, tetapi pen-Tuhan-an seorang manusia yg lahir dari kasus
partenogenesis merupakan hal lain lagi, namanya kasus penciptaan agama, dalam hal ini agama
Nasrani.

So, dikatakan ada Malaikat Jibril yg datang kepada Siti Maryam dan mengatakan bahwa the person
akan mengandung oleh Rohul Quds. Apakah yg benar datang adalah Jibril is another thing, of
course, karena bisa saja Siti Maryam itu mengalami halusinasi juga. Halusinasi merupakan hal biasa
saja, normal saja, yaitu bisa mendengar apa yg orang lain tidak dengar, dan melihat apa yg orang
lain tidak lihat.

Tetapi yg didengar atau dilihat itu merupakan simbol saja, perlambang yg bisa diartikan. Jibril
adalah perlambang utusan dari Allah, yg lalu muncul di depan mata dan berbicara. Pedahal tidak
ada yg datang dan tidak ada yg bicara.

Jibril adanya di dalam kesadaran manusia and, in this case, kesadaran Siti Maryam yg kemudian
akan melahirkan bayi tanpa ayah. Karena tanpa ayah akhirnya disebut sebagai Isa bin Maryam. Isa
anak Maryam.

Harusnya Isa bin nama ayah, tetapi karena ayahnya tidak ada karena kasus partenogenesis, akhirnya
Isa diberi nama bin Maryam, anak Maryam who is ibunya.

Apakah Siti Maryam membelah diri?

Iyalah, kalau anaknya lahir tanpa ML apakah itu namanya kalau bukan membelah diri which is a
very nice thing, actually.

Banyak wanita sekarang ingin bisa membelah diri juga karena pria-pria itu sebagian tidak
bertanggung-jawab. Daripada menikah dengan Bang Thoyib yg tiga kali puasa tiga kali ramadhan
tidak pernah pulang dan tidak pernah mengongkosi anaknya, lebih baik the woman membelah diri
saja, dan mengongkosi anaknya sendiri saja without status sebagai seorang istri.

Saya juga mau membelah diri kalau bisa, sayangnya tidak bisa.

Now back to Yesus sebagai Tuhan. Bagaimana mungkin seorang manusia bisa jadi Tuhan? Bisa
sajalah. Kita Tuhan-kan saja. Kita sebut saja sebagai Tuhan, maka jadilah. Gitu aja kok refot?

Terus kenapa gambar Tuhan boleh diposting di facebook? Karena bisa diposting.

Apa yg bisa digambar, akan bisa digambar. Apa yg bisa diposting, akan bisa diposting. Soal halal or
haram is another thing. Halal kalau orangnya bilang halal, dan haram kalau orangnya bilang haram.

Halal dan haram merupakan urusan orang beragama, dan cuma berlaku bagi orangnya sendiri saja.
Kalau saya bilang HARAM memposting gambar Tuhan, apakah orang-orang lain harus ikut
mengharamkan? Tentu saja tidak.

Kalau saya ingin menuntut agar orang lain menghormati kepercayaan saya yg tidak masuk akal
seperti melarang membuat gambar Tuhan Yesus dan mempostingnya di facebook, bukankah saya
juga akan seperti umat Islam tertentu yg mencak-mencak kebakaran jenggot melihat gambar Nabi
Muhammad?

Pedahal membuat gambar Nabi Muhammad bisa saja dilakukan oleh siapa saja yg mau dan bisa.
Kalau orangnya mau, itu bisa dilakukan, apanya yg haram?

Yg haram adalah pemaksaan kehendak.

Orang-orang beragama itu selalu memaksakan kehendaknya. Ingin dianggap benar, pedahal tidak
benar. Kalau benar Tuhan tidak boleh digambar, maka apapun yg kita lakukan untuk menggambar
Tuhan pasti tidak akan berhasil.

Ternyata bisa saja tuh, ternyata ada banyak juga gambar Tuhan Yesus.

Inilah yg namanya HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom) di mana kita bisa
mempraktekkan apa yg kita percayai, dan orang lain mempraktekkan apa yg orang lain percayai.

Deklarasi Hak Azasi Manusia (HAM) Universal yg telah diratifikasi oleh Pemerintah RI
menyatakan dalam PASAL 18:

"Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama; hak ini meliputi
kebebasan untuk mengubah agama atau keyakinannya, serta kebebasan secara pribadi atau bersama-
sama dengan orang-orang lain dan secara terbuka atau pribadi, untuk menjalankan agama atau
keyakinannya dalam pengajaran, praktek, ibadah dan ketaatan."

So, artinya saya bebas juga untuk berpikir bahwa Yesus itu manusia biasa saja yg lahir karena kasus
partenogenesis, dan bukan Tuhan. Kalau Yesus bukan Tuhan, maka anda dan saya juga bukan
Tuhan. Kalau Yesus itu Tuhan, maka anda dan saya juga Tuhan.

Pada pihak lain, saya lebih suka untuk menyebut Yesus, anda, saya, dan semua manusia lainnya
sebagai Tuhan. Kita ini manusia juga, Tuhan juga, dan Rohul Quds juga. Istilah saja bukan?

Kalau kita menghormati HAM orang lain untuk bebas berpikir, berkeyakinan dan beragama, maka
kita tidak akan kebakaran jenggot ketika melihat, mendengar, dan membaca pendapat dan praktek
orang lain yg berbeda dari keyakinan kita.

Kita tidak akan memaki lagi ketika orang membuat gambar Nabi Muhammad, Tuhan Yesus,
Buddha, Ganesha, Siwa, atau apapun.

Allah saja oke, kenapa kita yg harus kebakaran jenggot?

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Gambar Tuhan Yesus yg dibuat berdasarkan Turin
Shroud. Yesus is Tuhan, sama saja seperti anda, saya, dan siapa saja. Manusia juga, Tuhan juga, dan
Rohul Quds juga.

---------------

74. Mesias atau Imam Mahdi Artinya Simbolik

Berikut percakapan antara dua rekan berbeda dengan saya, semoga bermanfaat.

+
PERCAKAPAN 1

T = Bung Leo Yth,

Saya selalu baca email bung yang masuk dalam milis Islam Progresif. Saya setuju kita memang
perlu belajar menghormati kebebasan berpikir, berekspresi dan seterusnya. Ungkapan Bung
memang merangsang orang untuk berpikir. Saya meskipun tidak sepenuhnya setuju, mengambil
manfaat dari sini.

Saya ingin juga berkomentar terhadap ungkapan Bung berikut :

“Tuhan atau Allah itu cuma istilah untuk merujuk kesadaran kita sendiri. Karena kita sadar bahwa
kita sadar, maka kita bilang bahwa Tuhan itu ada. Siapa yg menanamnya ke dalam manusia tentu
saja tidak ada seorangpun yg akan bisa menjawabnya. Dari dahulu sampai sekarang tidak ada yg
pernah bisa menjawab pertanyaan: siapa yg menaruh kesadaran itu di dalam diri kita manusia. “

Saya mendapat jawabannya dari al-Qur’an. Menurut penjelasan al-Qur’an, kesadaran atau spirit
ketuhanan itu datang dari Tuhan. Tuhanlah yang meniupkan spirit ketuhanan pada manusia, tidak
kepada binatang

J = Kita tahu bahwa kita memiliki kesadaran, dan kita bisa bilang bahwa kesadaran itu datang dari
Tuhan. Itulah pencerahan yg datang kepada nabi-nabi dalam agama Samawi: Yahudi, Nasrani, dan
Islam. Kesadaran mereka tercerahkan, dan mereka bisa berbicara dengan Tuhan.

Tapi apakah mereka berbicara dengan Tuhan yg adanya di luar angkasa? Atau dengan Tuhan yg
mengirimkan utusan berbentuk Malaikat Jibril dalam bentuk fisik?

Tentu saja tidak.

Mereka berbicara dengan Tuhan yg adanya di dalam kesadaran mereka sendiri. Itulah sebabnya
saya menulis bahwa Tuhan atau Allah adalah kesadaran tinggi (higher self) yg ada di dalam
kesadaran kita sendiri.

Kalau kita menyembah Tuhan, kita menyembah Tuhan yg ada di mana?

Kita menyembah Tuhan yg adanya di dalam kesadaran kita sendiri tentu saja, dan bukan dimana-
mana.

T = Kemudian terhadap ungkapan:

“Saya sadar bahwa saya sadar. Saya sadar bahwa saya ada. Karena saya ada, maka Tuhan ada.
Kalau saya tidak ada, maka Tuhan tidak ada. “

Komentar saya: kalau saya tidak ada secara fisik (mati) Tuhan tetap ada. Kesadaran saya tidak mati
dan pada akhirnya menuju Tuhan.

J = Tentu saja anda bisa berpikir demikian. Apapun yg anda pikirkan itu valid saja, sah saja,
namanya pemikiran keagamaan (religious thinkings). Kita bebas berpikir apapun, apalagi di abad 21
M ini di mana setiap manusia memiliki HAM Kebebasan Beragama dan HAM Kebebasan
Berbicara.
Di masa lalu pemikiran berbeda bisa menyebabkan seorang manusia dikucilkan, didiskriminasi,
dihukum mati, dsb. Dan semua kejahatan itu dilakukan atas nama agama dan Tuhan. Pedahal kita
sekarang tahu bahwa semua agama dan Tuhan merupakan konsep saja.

Tuhan tetap ada di kesadaran tiap manusia, baik manusianya itu beragama atau atheis dan, bahkan,
baik manusianya itu sadar ataupun tidak.

Kesadaran yg ada di diri anda sama persis dengan kesadaran yg ada di saya, sama persis dengan
kesadaran yg ada di siapapun. Ini pure awareness, sadar karena sadar, dan itulah kesadaran Tuhan.

Tuhan yg sadar dan melihat dari dalam mata anda sama persis dengan Tuhan yg sadar dan melihat
dari dalam mata saya, atau mata siapapun.

Cuma sadar saja, aware saja.

Di luar itu semuanya merupakan konsep buatan manusia saja, yg mengkonsepkan bahwa manusia
harus mendekatkan diri kepada Tuhan, etc. Pedahal kita tidak bisa lebih jauh dan lebih dekat kepada
Tuhan, karena Tuhan itu memang sudah paling dekat dengan kesadaran yg ada di diri kita sendiri.

Tuhan itu kesadaran kita sendiri.

PERCAKAPAN 2:

T = Saya ingin tahu, apakah konsep yang Mas Leo miliki mengenai "after death"? Kita tahu setiap
manusia pasti akan mati. Lalu apa konsep Mas Leo mengenai manusia yang mati itu? Saya tau Mas
Leo apatis dengan konsep agama-agama Abrahamic (Yudaisme, Islam, Kristen), mengenai Surga
dan Neraka (please koreksi kalau saya salah).

Lalu apa konsep mas? Apakah seperti agama Buddha? Seseorang bisa menjadi Buddha bila telah
mencapai kesatuan dalam kesadaran tertinggi menjadi Buddha, dan bila kurang khusuk hidupnya
gak benar, bisa-bisa reinkarnasi menjadi binatang?

Atau menurut konsep Hindu? Atau ada konsep tersendiri? Kita tahu ada wadag halus dan kasar
dalam tubuh kita. Kalau wadag tubuh kasar mati, lalu bagaimana dengan wadag tubuh halus?
kembali ke Illahi? ke Surga?

J = Dalam tradisi Samawi (Yahudi, Nasrani, Islam), yg namanya Sorga dan Neraka merupakan
konsep yg relatif baru. Ini konsep yg paralel dengan konsep reinkarnasi dan moksha dalam agama-
agama India (Buddha, Hindu).

Berkaitan dengan konsep Sorga dan Neraka, ada yg namanya dosa dan pahala. Jadi, kalau pahala
anda lebih banyak maka anda akan masuk Sorga. Dan kalau dosa anda lebih banyak, maka anda
akan masuk Neraka.

Berkaitan dengan konsep reinkarnasi, ada yg namanya karma dan dharma. Kalau karma anda lebih
banyak daripada dharma anda, maka anda akan lahir kembali ke dunia. Lahir dan mati bergantian
sampai akhirnya dharma anda telah cukup untuk bisa meninggalkan alam fisik dan moksha. Moksha
artinya tidak dilahirkan kembali.
Kedua konsep ini sebenarnya cuma mau mengatur tata cara bermasyarakat. Mungkin kita bisa pakai
istilah syariat di sini. Ada syariat Yahudi, syariat Nasrani, syariat Islam, syariat Buddha, syariat
Hindu.

Kalau masyarakat tetap statis, tidak berubah, segala macam syariat itu bisa saja diterapkan.
Masalahnya, kita sekarang berada di masyarakat POST modern di mana kita tahu bahwa kita semua
manusia bebas, yg memiliki HAM (Hak Azasi Manusia).

Karena kita memiliki HAM, artinya kita bisa memilih mau pakai konsep apa dalam hidup kita
sendiri. Ada yg mau sholat 5 waktu untuk masuk Sorga. Itu bisa saja, kalau mau. Ada juga yg
merasa sudah tidak perlu sholat lagi karena tidak lagi percaya kepada konsep Sorga. Dan itu juga
bisa saja, kalau mau.

So, akhirnya setiap manusia akan balik lagi kepada dirinya masing-masing untuk memutuskan apa
yg akan dilakukannya dengan hidupnya.

Saya sendiri tidak pernah bilang bahwa seseorang itu harus ikut ajaran agama A atau agama B. Saya
cuma bilang bahwa semua agama itu merupakan buatan manusia belaka. Bisa dipakai juga, kalau
mau, tetapi adanya di dalam domain pribadi.

Kita tidak bisa memaksakan penerapan ajaran agama di dalam domain publik atau kehidupan
kemasyarakatan. Kalau kita mau memaksakan ajaran agama dalam kehidupan kemasyarakatan,
jadinya akan seperti abad kegelapan di Eropa.

Di Eropa masa lalu, syariat Nasrani itu diterapkan, tetapi manusia akhirnya sadar bahwa ternyata yg
namanya syariat itu cuma ciptaan para pemuka agama saja. Bukan untuk kepentingan manusia,
melainkan untuk kepentingan pemuka agama itu sendiri. Akhirnya agama-agama ditendang dari
kehidupan politik. Agama tidak lagi menjadi faktor penentu untuk pembuatan kebijakan publik.

Di sebagian negara, syariat Islam masih diterapkan, tetapi itupun dengan kekuatan polisi rahasia,
dsb. Negara yg menerapkan syariat Islam tentu saja akan membawa nama Allah untuk
menempatkan wanita sebagai warganegara kelas dua. Tetapi apakah benar itu Allah yg asli yg
adanya di dalam kesadaran tiap manusia? Tentu saja tidak, Allah yg ada di dalam syariat itu
merupakan konsep saja. Tujuannya untuk mengatur manusia demi kepentingan pemuka agama dan
penguasa, cuma itu saja.

Balik ke pertanyaan anda tentang konsep saya tentang "after death".

Menurut saya, yg namanya kematian itu cuma secara fisik saja. Secara fisik kita lahir dan mati,
tetapi kesadaran yg ada di diri kita tetap. Yg mati itu cuma badan saja, karena kesadaran kita tidak
pernah mati.

Kesadaran yg ada di diri kita tidak pernah dilahirkan dan tidak akan pernah mati. Saya sadar bahwa
saya sadar. Saya selalu sadar, dan saya tidak pernah tidak sadar. Walaupun saya tidur, saya tahu
bahwa saya sadar, saya cuma tidak ingat apa yg saya alami waktu saya tidur. Sebagian isi tidur bisa
saya ingat, namanya mimpi. Tetapi sebagian besar saya tidak ingat. Kalau saya tidak ingat, apakah
berarti bahwa saya tidak sadar?

So, kemanapun saya melangkah, baik sewaktu terjaga maupun tidur, saya selalu sadar. Saya sadar
bahwa saya sadar, I am aware that I am aware.
Dan saya tahu bahwa kesadaran yg ada di saya itu sama persis dengan apa yg kita sebut sebagai
Tuhan. Tuhan itu bagian dari kesadaran saya, dan kesadaran saya bagian dari Tuhan. Kesadaran
saya selalu menyatu dengan kesadaran Tuhan.

Kalau kesadaran kita dan Tuhan itu satu, apa artinya "after death"?

Sebelum mati dan sesudah mati kita selalu satu dengan Tuhan. Kesadaran kita menyatu dengan
kesadaran Tuhan.

T = Kalau saya, saya menghormati pandangan Mas Leo, karena saya yakin, agama Kristen yg saya
yakini juga ndak mengajarkan asal ngucap Yesus, langsung jalan tol masuk Surga.

Yesus mengajarkan, "Akulah Pokok Anggur yang Benar, barang siapa tinggal di dalam Aku, ia akan
Hidup" ini artinya aku meyakini harus manunggal dalam Yesus Kristus dalam segala pengajaran
dan kesadaran tinggi yang diajarkan-Nya.

J = Yesus mengajarkan kesatuan antara kesadaran manusia dan kesadaran Tuhan.

Yesus bilang: "Aku hidup di dalam Bapa, dan Bapa hidup di dalam aku. Kalau kamu percaya
kepadaku, maka Bapa dan aku akan hidup di dalam kamu."

Artinya, kalau kita percaya ajaran Yesus, maka kesadaran seperti yg ada di Yesus juga akan ada di
kita. Kesadaran yg ada di Yesus itu tidak lain dan tidak bukan adalah pengertian bahwa yg namanya
Allah adalah kesadaran tinggi yg ada di dalam kesadaran kita sendiri, cuma itu saja.

Anda percaya Yesus hidup di dalam anda bukan? Kalau Yesus benar hidup di dalam anda, adanya di
mana?

Apakah di dada? Tentu saja tidak.

Yesus itu hidup di dalam kesadaran anda sendiri. Bisa juga dibilang bahwa Yesus itu kesadaran
tinggi (higher self) yg ada di dalam kesadaran anda sendiri juga.

Lalu Yesus juga bilang bahwa Allah itu hidup di dalam dia.

Berarti, Yesus dan Allah adanya di dalam kesadaran anda juga. Yesus, Allah, dan berbagai sebutan
untuk Tuhan semuanya merupakan SIMBOL dari kesadaran tinggi yg adanya di dalam kesadaran
kita juga.

T = Sedangkan di masa kiamat nanti, Yesus Kristus akan turun kembali ke dunia untuk menghakimi
orang-orang yang hidup dan yang mati. Ini tidak dipaksakan, orang harus percaya, karena Yesus
Kristus juga tidak mengajarkan bahwa dia menyebarkan agama baru. Dalam Injil Yohanes, banyak
sekali dibahas ketika Yesus mencela orang-orang Farisi /Ahli-ahli Taurat yang tak mengerti esensi
inti pengajaran Kasih Illahi Sang Pencipta, dan hanya memberikan beban-beban kehidupan kepada
umat sedangkan para Ahli Taurat hidup dalam penyimpangan yang jauh. Jadi Yesus me-reformasi
jalan ajaran untuk mengenal Bapa, Sang Pencipta Kehidupan dengan benar.

J = Kepercayaan tentang Yesus akan datang kembali sebagai Imah Mahdi juga ada di dalam Agama
Islam.

Menurut saya, yg namanya Mesias atau Imam Mahdi yg akan datang kembali itu sebenarnya adalah
kesadaran yg ada di diri kita. Mesias atau Imam Mahdi artinya simbolik.
Ketika anda sadar bahwa anda sadar, maka anda adalah "Yesus" yg datang kembali ke dunia. Ketika
anda sadar bahwa Yesus itu adalah kesadaran tinggi yg ada di diri anda, maka anda siap untuk
menjadi Mesias atau Imam Mahdi.

Mesias itu artinya orang yg menyelamatkan, memberikan pencerahan, mengajarkan kepada orang
lain bahwa kita semua memiliki kesadaran Illahiah di dalam kesadaran kita masing-masing.

Dan itu bisa saja dilakukan dengan cara biasa-biasa saja, tanpa harus menjadi megalomaniak dan
petantang petenteng sebagai agen dari Allah yg mengkhotbahi orang-orang lain untuk menerapkan
syariat, dari agama apapun.

T = Ya, kita sama-sama masih hidup di dunia, ndak tau mana yg paling benar saat ini yg mana,
semua ngotot paling benar. Tapi ini justru yg memotivasi saya agar hidup benar-benar kudus, agar
ada kesempatan nanti ketemu Yesus di Sorga, saya mau tanya mana yang benar... :)

J = Yesus ada di dalam kesadaran anda, di sini dan saat ini saja. Anda ini Yesus, saya ini Yesus, dan
setiap orang adalah Yesus. Karena Yesus bilang bahwa Allah hidup di dalam kesadarannya, maka
kita juga bisa bilang bahwa Allah hidup di dalam kesadaran kita. Allah adalah kesadaran tinggi
(higher self) yg adanya di dalam kesadaran kita.

Karena Allah selalu ada di dalam kesadaran kita di sini dan saat ini saja, maka apa gunanya segala
macam konsep usang seperti Sorga dan Neraka?

---------------

75. Spiritualitas Wanita

T = Wah, tulisan berjudul "Mesias atau Imam Mahdi artinya simbolik" kesannya filosofis and sufis
sekali, Mas Leo.

Saya setuju tentang konsep neraka dan surga, serta pahala dan dosa. Seperti: kalau jalan kaki ke
mesjid pahalanya sama dengan puasa sekian hari, dll.

Kok aneh, emang Tuhan pedagang ya? Kalau kamu begini maka begitu... Emang kita ini anak kecil
yang harus diiming-imingi surga segala untuk berbuat baik?

Namun, karena konsep Tuhan saya masih konservatif, saya masih bingung menghubungkan Tuhan
yang Higher Self dengan Tuhan yang katanya Sang Pencipta Alam Semesta.

Apalagi bila kita membaca The Divine Matrix nya Gregg Braden, saya masih mencoba mencari
koneksinya.

Barangkali Mas Leo bisa membantu? Thanks for sharing, sangat enlightening.

J = Tuhan itu konsep saja yg diperdagangkan oleh orang-orang yg berada di institusi-institusi


keagamaan. Ada lembaga-lembaga agama, dan merekalah yg memperdagangkan Tuhan dengan
bilang bahwa Tuhan akan meridhoi anda kalau anda mengikuti syariat yg katanya dari Tuhan,
pedahal itu semua buatan manusia belaka. Buatan manusia biasa-biasa saja, yg tidak lebih dan tidak
kurang daripada anda atau saya.
Menurut pengalaman saya, lebih baik kita langsung saja bilang kepada orang-orang yg belum
tercerahkan itu bahwa semua agama itu ciptaan manusia belaka.

Siapa yg bilang bahwa Tuhan itu pencipta alam semesta? Manusia yg bilang.

Siapa yg bilang Tuhan mau supaya kita berdoa, berpuasa, dan berzakat? Ya, manusia juga yg bilang.
Segalanya itu buatan manusia belaka.

Manusia-manusia itu membuat aturan atau syariat dengan mengatas-namakan Tuhan, yg dalam
tradisi Timur Tengah terkadang disebut sebagai Allah.

Dan orang-orang yg membuat agama itu akan membodohi manusia-manusia lainnya dengan bilang
bahwa hanya merekalah yg bisa membuat aturan atas nama Allah. Manusia lain tidak bisa.

Itu pembodohan massal yg masih dilakukan oleh orang-orang yg berjualan agama sampai saat ini.
Dan mereka bahkan ada juga yg berpendapat bahwa kita tidak boleh bilang bahwa mereka itu jualan
Allah, pedahal emang jualan Allah. Allah itu bahan dagangan yg, maybe, paling laris di Indonesia.

Sebentar-sebentar orang Indonesia akan bilang: Oallah!

Atau: Ya Olloh.

Atau: Bismillah.

Semuanya itu ada kata Allah-nya.

Allah itu kata yg pasaran sekali di Indonesia, sangat murahan. Saya juga terkadang bicara pakai
kata insyaallah. Kalau saya tahu saya tidak bakal datang, maka cukup saya bilang insyallah datang,
pedahal niatnya tidak datang. Gitu aja kok refot?

Pada pihak lain, ada Allah yg merupakan kesadaran tinggi di dalam diri manusia. Inilah Allah yg
asli, dan bukan yg adanya di dalam kitab-kitab yg disucikan itu.

Segala kitab-kitab yg disucikan oleh berbagai agama itu merupakan benda mati belaka. Cuma kitab
saja kan? Bentuknya buku bukan? Itu benda mati, dead.

Yg hidup itu adalah pikiran anda, kesadaran anda.

Kalau anda membaca suatu ayat, dan anda bisa menangkap essensinya, maka ayat itu akan
membentuk suatu medan energi di dalam pikiran anda.

Itu cara kerja pikiran kita manusia.

Makanya kita juga harus hati-hari juga, karena segalanya itu bekerja berdasarkan kesadaran kita
sendiri. Kalau kita parno takut dosa dan masuk neraka, maka jadilah kita seperti itu. Kalau kita
biasa-biasa saja, maka biasa-biasalah kita.

Anda bisa menghabiskan waktu berpuluh tahun untuk mempelajari konsep tentang Tuhan dari
berbagai agama. Semuanya konsep saja. Bahkan ibadah dan segala macam puasa berikut jenis-jenis
amal dan pahalanya juga merupakan konsep belaka.
Bahkan cara berpakaian orang yg dibahas oleh lembaga-lembaga agama itu merupakan konsep
belaka. Bahkan jenis pakaian wanita yg konon diridhoi oleh Allah itu merupakan konsep belaka,
pemikiran belaka.

Mereka berpikir secara primitif: ada umat Allah, dan ada umat Setan. Kalau agamanya sama
namanya umat Allah, kalau agamanya beda namanya umat Setan. Pedahal itu cara berpikir parno, di
luar akal sehat, walaupun kita juga tahu bahwa masih ada orang yg berpikir seperti itu, yg juga
merupakan hak orangnya sendiri.

Sampai saat ini juga masih ada orang yg mencoba jualan Allah dan Al Quran kepada saya. Mereka
menuntut agar saya mengakui bahwa Al Quran itu luar biasa super. Saya bilang, apanya yg super?
Itu buku biasa-biasa saja. Dan saya juga akan bilang seperti itu tentang kitab-kitab yg disucikan
oleh agama-agama lainnya.

Bilang bahwa Al Quran merupakan buku biasa saja merupakan HAM Kebebasan Berbicara yg ada
di saya, dan sama sekali bukan penghinaan.

Orang-orang beragama itu memang aneh sekali. Mereka menuntut kita untuk ikut juga
menghormati apa yg mereka hormati, pedahal apa yg mereka hormati itu seringkali tidak pantas
untuk dihormati.

Praktek memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua di sebagian kalangan yg mengaku Islam
jelas sangat primitif dan sama sekali tidak pantas dihormati. Saya munafik kalau saya bilang bahwa
memang pantas wanita dilecehkan seperti dalam Islam karena itu kehendak Allah.

Kalau saya bicara seperti itu, maka saya sama gilanya seperti ulama-ulama Islam yg membedakan
manusia berdasarkan "kodrat". Kodrat apa? Cuma konsep untuk diskriminasi saja bukan? Untuk
menempatkan wanita sebagai jajahan pria, walaupun saya juga tahu bahwa ada sebagian wanita yg
memang suka dijajah oleh pria.

Nah, apakah lalu saya harus memuji-muji praktek diskriminasi yg dilakukan oleh kalangan Islam
dan agama-agama lainnya dengan alasan bahwa orang-orangnya itu ikhlas dan pasrah dijajah?
Tidaklah. Saya tahu bahwa segalanya itu berubah. Banyak wanita yg diperlakukan sebagai benda
oleh ulama-ulama Islam itu sudah sadar juga kok. Tinggal tunggu saatnya saja untuk menendang
segalanya.

Dan kalau mereka meninggalkan agama, mereka akan melakukannya dengan total, tanpa gembar-
gembor. Tinggalkan saja. Cuma itu caranya.

Allah yg asli akan tetap ada di dalam kesadaran di diri anda apapun yg dikatakan oleh mereka yg
rujukannya adalah agama, baik agama apapun, baik berupa pujian atau makian.

Just be yourself!

Kalau anda menjadi diri sendiri, artinya anda kultivasi spiritualitas anda yg asli. Women spirituality,
spiritualitas wanita. Dan anda akan menemukan bahwa ternyata anda itu tidak seperti yg di
stereotype-kan oleh para pria yg duduk di lembaga-lembaga agama itu.

Anda akan menemukan bahwa anda sama spiritualnya dengan para pria. Bahkan, kemungkinan
anda lebih spiritual dibandingkan dengan kebanyakan pria yg spiritualitasnya tidak naik-naik karena
berputar di sekitar konsep amal dan ibadah saja yg secara spiritual tidak ada nilainya.
Spiritual artinya berani menjadi diri sendiri. Agama-agama itu paling jauh cuma metode belaka
untuk kultivasi spiritualitas, tetapi ada batasnya juga. Kalau sudah berbicara tentang "kodrat" dan
praktek diskriminasi dalam agama-agama, maka artinya kelayakan agama itu sebagai suatu metode
untuk kultivasi spiritualitas sudah sampai ambang batasnya.

Untuk lebih menjadi diri sendiri, lebih spiritual merangkul Allah yg merupakan bagian dari
kesadaran anda sendiri, akhirnya anda harus lepas dari agama juga.

So, itulah tahapannya, dan itu saja yg dijalani sekarang, dan akhirnya nanti anda akan sedikit demi
sedikit memahami apa itu manusia, apa itu kesadaran, dan apa itu yg namanya manipulasi.

Dan anda akan tidak takut lagi untuk bilang bahwa manipulasi adalah manipulasi. Pembodohan
massal is pembodohan massal, baik terang-terangan maupun terselubung dalam bentuk ajaran
agama.

---------------

76. Masih Kecil Juga Boleh Asal Udah Bisa Pake Sarung

Friends, berikut tanya-jawab antara seorang rekan wanita dan saya:

T = Thanks, Mas Leo, atas supportnya kepada kaum wanita.

Memang saya heran dari dulu wanita selalu dijadikan objek. Lihat saja pada saat akad nikah
(nasihat perkawinan untuk yang Islam), yang dinasihati selalu lebih banyak wanitanya. Seolah-olah
kalau keluarga yang terbentuk nanti tidak harmonis itu adalah karena kesalahan wanita. Sampai cara
berpakaian pun diatur, "Jangan selalu pakai daster, nanti suami kabur... etc." Kalau suami pakai
sarung terus menerus, gimana? ... :)) Itu adalah salah satu bentuk pembodohan atas wanita.

Menarik sekali kalimat Anda tentang suatu ayat yang kalau kita tangkap esensinya akan membentuk
medan energi dalam pikiran kita. Mungkin ini yang sering disebut the Power of Mind atau Energi
Kuanta, dll yang mempunyai kekuatan yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita mengaktivasinya,
sehingga kita mendapatkan Kesadaran Tertinggi itu.

J = Menurut saya, kalau suami pakai sarung terus menerus mbok ya dikasih tahu saja supaya sekali-
sekali sarungnya dibuka juga, just that.

Dan berikut ini tanya jawab antara seorang rekan pria dengan saya:

T = Mas Leo, aku boleh tanya-tanya yang ngaco banget gak? Gpp anak masih kecil ngaco masih
boleh yah. Sapa tau ada yang bisa Mas Leo share tentang ini.

J = Boleh aja, masih kecil juga boleh asal udah bisa pake sarung.

T = Ketika 'soul' ini tidak lagi dalam bentuk manusia, cuma pure soul, apakah masih ada hukum
kekekalan waktu yang maksud saya disini waktu tetap berjalan maju?

Kalau jawabannya ya, maka tidak usah melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. (karena ada yang
bilang hukum waktu tidak ada lagi jika kita 'hanya soul')

Kalau pada saat 'hanya soul" waktu tidak ada, ketika dia memilih untuk bereinkarnasi, maka ia bisa
memilih calon manusia:

a. di waktu selanjutnya (waktu setelah jasad sebelumnya mati)


b. di waktu sebelumnya (waktu dimana jasad sebelumnya belum dilahirkan)
atau c. di waktu bersamaan (waktu dimana jasad sebelumnya masih hidup)

Bisakah?

Jika bisa, karena tidak ada hukum waktu di 'hanya soul' tadi, artinya pada saat ini mungkin saja
sebenarnya soul saya sedang mencoba untuk jadi manusia lebih dari 'hanya saya', bisa dua, atau
banyak, atau semuanya.

Bisa jadi teman di samping saya sebenarnya soul saya, orang yang di jalan soul saya, kepala negara
apa juga soul saya, celeb, pengemis, dll, termasuk Mas Leo? hihihi....

Apa mungkin itu jadi ada hubungannya dengan de javu, mimpi, hukum kekekalan energi ruh, ruh
yang ingin mengkuduskan menyatu dengan Tuhan nya (yang mana ruh itu sendiri)?

Kalau pilihan C. tadi mungkin-mungkin saja terjadi, artinya sebenarnya kita memperlakukan orang
lain itu memperlakukan soul kita sendiri, heran kenapa mau memberikan energi-energi yang negatif
kalau begitu, harusnya saling sayang, saling cinta, damai-damai saja yah.

Kayanya aku terlalu ngaco yah, hihihi, lagi heran sendiri kayanya.

J = Thanks for sharing so enlightened a view with me. I could grasp what you mean here.

Memang cuma ada satu waktu yg real, T = 1.

Waktu itu cuma satu, dan all are happening at once.

Cuma ada God, kesadaran, yg adanya di T = 1.

Sebagai manusia hidup, kita bisa merasakan waktu berjalan karena ada denyut nadi. Ketika kita
menjadi pure soul, yaitu ketika kesadaran kita tidak terhubung lagi dengan tubuh fisik, maka kita
masuk ke dalam keabadian.

Keabadian itu T = 1.

Cuma ada satu spirit, satu kesadaran, God.

Dan God itu adanya di T = 1.

Selalu di T = 1 karena tidak ada waktu lainnya, dan all are happening at once.

Dan God ini bisa melihat dari dalam mata saya, dari dalam mata anda, dan dari dalam mata siapa
saja.

You are me, and I am you.


We are them, they are us.

We are God, God is us.

And that's the reason that I could fall in love with you also, walopun anda itu seorang pria juga.
Why? Karena spirit saya tidak memiliki jenis kelamin. Spirit bisa jatuh cinta dengan spirit juga.
Dan spirit yg saling jatuh cinta itu benernya juga cuma satu spirit saja, God.

Kapan ketemuan neh?

---------------

77. Kita Sudah Siap untuk Menjadi Orang Universal

T = Mas Leo saya mau tanya,

Sebenarnya bisa atau tidak sih kita mengetahui apakah benar jiwa dalam diri kita ini pernah hídup
di masa yang lalu dan inkarnasi dalam diri kita? Apakah ingatan atau kesadaran orang itu bisa kita
rasakan?

J = Sebagian orang bisa merasakan impressi tentang kehidupan masa lalu (past lives) dalam
kesadarannya. Munculnya bisa begitu saja, bisa juga dalam mimpi. Tetapi, apakah yg kita rasakan
itu merupakan kehidupan kita di masa lalu adalah hal lain lagi. Kemungkinan besar malahan, yg
kita rasakan adalah versi kita sendiri tentang orang itu.

Misalnya, anda merasakan impressi tentang kehidupan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.
Sultan Agung ini begitu gelisahnya untuk menyatukan Pulau Jawa sehingga rela "menjual jati diri"
sebagai orang Jawa dan memeluk agama Islam dengan lebih orthodox dengan maksud agar
memperoleh sekutu dari Turki yg lalu mengakuinya sebagai seorang sultan. Gelar sultan itu
pengakuan dari khalifah Turki yg dianggap sebagai pemimpin dunia Islam saat itu.

Ternyata mimpi tetaplah tinggal mimpi, dan janji tetaplah tinggal janji. Ternyata Turki akhirnya
menendang Islam sebagai dasar negara. Turki modern itu negara sekuler di mana ada pemisahan
tegas antara negara dan agama. Negara Turki modern tidak beragama, tidak perduli agama orang,
dan sama sekali tidak mempersoalkan kejayaan masa lalu ketika Turki menjadi panutan dunia
Islam. Islam is of the past, bagian masa lalu, kata Turki. Turki bahkan sekarang ngotot ingin
menjadi anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) yg so jelas tidak beragama as well as tidak
ber-Tuhan.

Sultan Agung sebagai seorang raja Jawa yg konon Islam juga tidak mau kalah. Saya pernah naik ke
puncak Astana Imogiri, kompleks pemakaman raja-raja Jawa. Di puncaknya itu cuma ada satu
makam, makam Sultan Agung. Dan di sana bisa kita lihat tidak berhenti-hentinya kemenyan
dibakar, dan orang mengantri masuk untuk meditasi atau berdoa di depan cungkup makam sang
sultan yg jelas tidak perduli dengan agama orang. Kalaupun beragama, agamanya itu agama
universal.

Agama Jawa itu agama universal, tidak perduli dengan segala macam kitab suci. Kalaupun ada
rujukan kepada kitab suci seperti ucapan kalimosodo dsb, maka yg diuraikan adalah arti filsafatnya,
arti essensinya, dan bukan arti harafiah menurut versi Arab fanatik yg jelas mau meng-Islamkan
satu dunia, pedahal satu dunia itu telah beradab.
Yg tidak beradab itu Islam fanatik yg bilang Al Quran itu merupakan perkataan Allah, pedahal
perkataan manusia biasa-biasa saja. Kebudayaan Jawa mengerti bahwa segala macam kitab-kitab yg
disucikan itu merupakan ucapan manusia biasa-biasa saja. Di Jawa namanya "dawuh", kegiatan ber-
nubuah atas nama Tuhan, Dewa, figur masa lalu, dsb.

Dawuh itu nubuah kalau di Timur Tengah. Kegiatan nubuah melahirkan ayat-ayat atau nubuat yg
dimasukkan dalam kitab-kitab yg disucikan; dan ini merupakan kegiatan biasa saja, normal saja.
Ketika orang stress, mereka yg memiliki kerohanian lebih tinggi bisa dawuh kalau di Jawa. Dan
bisa ber-nubuah kalau di Timur Tengah.

Tetapi sayangnya ada orang-orang yg gila kuasa sehingga segala macam nubuat itu dibukukan, dan
dijadikan kitab yg disucikan, dan diajarkan sebagai hal yg mutlak-mutlakan. Pedahal aslinya tidak
begitu.

Aslinya segala macam ayat itu cuma perkataan yg muncul dari dalam intuisi manusia. Bisa muncul
di intuisi yg adanya di dalam kesadaran anda, di dalam kesadaran saya, di dalam kesadaran siapa
saja, baik diakui sebagai nabi ataupun tidak.

Kita semua bisa dawuh, bisa ber-nubuah. Tetapi kalau sudah ada pe-nabi-an artinya sudah masuk
dalam wilayah politik di mana segala macam pembodohan massal akan terjadi. Ada sumber-sumber
langka yg diperebutkan.

Sultan Agung ingin merebut sumber langka berupa wilayah Pulau Jawa, dan relalah dia "menjual
jati diri" dengan menjadi seorang Muslim.

Untungnya Sultan Agung mengerti bahwa segala macam perhambaan terhadap Islam itu cuma
politik saja, cuma di bibir saja, sehingga Islam yg masuk di Jawa itu adalah Islam yg berupa
pemikiran tambahan di dalam budaya Jawa yg asli.

Budaya Jawa itu sinkretik dalam arti mengakomodir segala macam yg masuk. Kalaupun ada yg asli,
yg asli adalah kemampuan untuk melakukan sinthesis dari berbagai macam pemikiran.

Ada kepercayaan terhadap leluhur dan alam semesta sebagai budaya Jawa yg benar-benar asli.
Setelah itu muncul Hindu dengan kepercayaan kepada berbagai dewa dewi, yg tidak lain dan tidak
bukan merupakan konsep saja. Dewa Bayu itu konsep elemen udara. Dewa Surya itu konsep
tentang matahari. Dewi Ratih itu konsep tentang bulan, dsb.

Lalu muncul ajaran Buddha yg mengajarkan bahwa semua manusia itu potensial menjadi Buddha
juga kalau mau menerapkan ajaran budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Dan mulailah era budi
pekerti dalam masyarakat Jawa. Bukan lagi hanya terhadap keluarga dan sahabat dekat saja, tetapi
welas asih itu juga sekarang diterapkan untuk tetangga dan warga kampung sebelah.

Lalu masuk Islam dengan konsepnya tentang ukhuwwah, persaudaraan. Sultan Agung berpikir
bahwa ber-ukhuwwah dengan Turki dan jajahannya akan bisa membantunya menjadi panembahan
bagi seluruh Pulau Jawa, ternyata tidak. Tetapi sudah tanggung, Islam sudah masuk, dan konsep
ukhuwwah itu akhirnya diterima juga dengan catatan. Ada yg saudara, dan ada yg musuh.

Ukhuwwah sesama muslim melebarkan sayap kesadaran Jawa sehingga tidak hanya sebatas dengan
mereka yg ber-bahasa Jawa saja, melainkan juga dengan mereka yg beragama Islam, apapun
bahasanya.
Lalu masuk Nasrani dengan konsepnya tentang persaudaraan seluruh umat manusia. Allah itu
bapak, dan seluruh manusia itu anak-anaknya. Dan yg paling penting dari Nasrani adalah
konsepnya tentang Hak Azasi Manusia yg sedikit demi sedikit berhasil direbut dari mereka yg
jualan Allah maupun jualan manusia yg di-nabi-kan.

Kebudayaan Jawa mengamati dengan jelas segalanya itu, dari era animisme dinamisme, era Hindu,
era Buddha, era Islam, era Nasrani, dan bahkan sampai era Spiritual.

Spiritualitas modern itu sudah masuk ke Pulau Jawa bahkan ketika Belanda masih bercokol di
Indonesia. Madame Blavatsky, aliran Theosophi, dan berbagai varian-nya sudah memiliki ribuan
pengikut di Jawa ketika Belanda ditendang dan Jepang masuk. Aliran Theosophi adalah salah satu
pendorong dari gerakan Hak Azasi Manusia yg akhirnya membuahkan Piagam HAM Universal
oleh Perserikatan Bangsa Bangsa di tahun 1948.

Dan kebudayaan Jawa tetap eksis, men-sinthesis-kan segalanya, bahkan sampai saat ini dan entah
sampai kapan lagi. So, segalanya itu sambung menyambung dan kita tidak bisa stop dan berkutat di
satu tahapan saja. Sultan Agung sudah memeluk Islam, ya sudah. Tetapi itu tidak berarti bahwa
Islam fanatik lalu harus diterapkan dan para wanita harus dibungkus seperti mummy Mesir kuno
dengan alasan Allah SWT mencintai wanita yg tubuhnya dibungkus rapat. Tidaklah!

Itu pemikiran fanatik yg justru tidak ber-Tuhan, apalagi kalau kita mau ingat bahwa Tuhan itu
adanya di dalam kesadaran kita sendiri. Tuhan itu bagian dari kesadaran anda. Bagian yg sadar
bahwa dirinya itu sadar, itulah Tuhan.

Tetapi ada pengalaman-pengalaman manusiawi, emosi-emosi, pemikiran-pemikiran, hubungan-


hubungan antar manusia juga. Dan ini semua merupakan bagian dari "pengalaman" Tuhan dan
disimpan di dalam memory kita manusia. Ada memory kita pribadi, dan ada memory orang-orang
lainnya yg bisa juga kita "sadap" kalau kita mau.

Memory manusia itu sifatnya astral, bisa di-akses juga kalau kita mau kontemplasi. Anda bisa
kontemplasi tentang Sidharta Gautama, dan anda bisa akses pikiran yg ada di dalam kesadarannya.
Anda bisa kontemplasi tentang Yesus, tentang Sultan Agung, bahkan tentang Daendels yg
menyatukan Pulau Jawa secara fisik dengan jaringan transportasinya dari Anyer sampai Panarukan.
Coba saja.

Tapi itu tidak berarti bahwa anda pernah hidup sebagai orang itu, walaupun anda juga tidak dilarang
untuk mengaku sebagai reinkarnasi dari Daendels, Snouck Hurgronye, Ibu Kartini, Cleopatra,
anybody you could name.

Reinkarnasi itu belief system, sistem kepercayaan, dan selama tidak membahayakan manusia
lainnya tentu saja bisa di-kultivasi juga. Yg membahayakan manusia lainnya adalah sistem
kepercayaan fanatik yg mau menjadikan kelompok primordial-nya sendiri sebagai warga dunia
kelas satu dan warga dunia lainnya sebagai jajahan. Islam fanatik yg menempatkan wanita sebagai
warga kelas dua dengan iming-iming Sorga adalah mereka yg perlu diberikan pengertian bahwa
segalanya itu pemikiran belaka.

Tidak ada yg namanya Allah berkata kepada suatu orang tertentu di masa lalu dan berlaku
selamanya. Yg berlaku selamanya itu adalah Allah yg hidup di dalam kesadaran anda di saat ini,
dan berdasarkan itu anda bisa berucap sesuatu yg relevan di saat ini.

Saya juga bisa, teman-teman lainnya juga bisa. Dan jelas kita akan bilang bahwa semua manusia itu
sederajat, memiliki hak dan kewajiban yg sama.
Tidak ada yg namanya "kodrat" seperti di-definisikan oleh belief systems lama, baik dalam Islam,
Nasrani, Buddha, Hindu, dan kebudayaan Jawa juga yg bilang bahwa wanita tempatnya di rumah
dan harus melayani pria. Tidak ada itu.

Yg ada adalah yg universal dan berlaku bagi semua manusia, tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, usia, jenis kelamin, dan orientasi seksual.

Kalau berlaku universal namanya adalah kebenaran, the truth. Kalau ternyata tidak berlaku
universal, apalagi kalau berlakunya harus dipaksakan seperti tradisi Wahabi di Arab Saudi, maka
jelas itu buatan manusia belaka, walaupun tetap saja pakai kedok agama.

T = Apakah kalau dalam mimpi saya melihat simbol-simbol atau bentuk-bentuk ukiran seperti cakra
bercahaya di angkasa raya di antara bintang-bintang itu ada makna tertentu atau hanya khayalan yg
tiada artinya?

J = Ada maknanya juga, makna simbolik. Cakra artinya sumber energi. So, anda melihat sumber-
sumber energi di angkasa raya di antara bintang-bintang. Artinya, anda melihat pokok-pokok
pikiran anda sendiri yg potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga akhirnya bisa
memberikan faedah bagi sesama. Angkasa raya itu simbol dari alam pikiran anda. Cakra yg
bercahaya di angkasa adalah topik tertentu di dalam pikiran anda yg siap untuk diuraikan lebih
lanjut untuk memberikan penyembuhan bagi orang lain. Penyembuhan itu macam-macam: bisa
mental, emosional, spiritual, dsb.

T = Saya akhir-akhir ini merasa dalam tidur malam saya seperti tetap merasa sadar dan berjaga dan
sering melihat perlambang-perlambang aneh dalam antara tidur dan sadar.

J = Sebenarnya kesadaran kita tidak pernah tidur, yg tidur itu tubuh fisik kita saja. Terkadang kita
sadar bahwa kita sedang tidur, dan kita melihat berbagai macam perlambang di dalam tidur. Lalu
apa yg harus kita lakukan? Ya biasa-biasa sajalah. Yg kita lihat adalah lambang, bisa diartikan kalau
mau. Dan bisa juga diabaikan saja kalau ternyata tidak penting.

T = Apa bedanya meditasi Shambala dengan meditasi Reiki Tummo?

J = Saya tidak tahu, saya tidak pernah ikut pelatihan meditasi dari aliran apapun.

T = Saya pernah diajarkan metode meditasi nafas halus Kejawen, konsentrasi di cakra pusar karena
itu nanti adalah jalan keluar masuk nyawa kita.

J = Cakra pusar sebagai jalan keluar masuk nyawa adalah belief system di aliran tertentu. Menurut
saya, yg disebut jalan keluar masuk itu macam-macam. Yg jalan keluar masuknya di cakra pusar
adalah manusia naluriah, ini yg paling rendah tingkatannya secara spiritual.

Di atas itu ada yg jalan keluar masuknya di cakra jantung which is lebih tinggi daripada cakra pusar.
Ada juga yg jalan keluar masuknya di cakra tenggorokan which is manusia yg umumnya berada di
level intelektual belaka. Jalan keluar masuk tertinggi itu adanya di cakra mata ketiga karena kita
sadar bahwa kita sadar. Kita sadar bahwa kita selalu satu dengan yg satu itu.

Nyawa kita adanya bukan di fisik saja seperti pengertian mereka yg bertahan di cakra pusar. Kita
bukan perasaan-perasaan saja seperti mereka yg pengertiannya berada di level cakra jantung. Kita
juga bukan pemikiran-pemikiran belaka seperti mereka yg level-nya ada di carkra tenggorokan.
Tetapi kita adalah roh yg selalu satu dengan roh yg kita sebut Tuhan. Tempatnya ada di cakra mata
ketiga.

T = Saya jadi agak bingung sekarang, karena Mas Leo ngajarkan konsentrasi di mata ketiga saja.
Apakah beda metode karena tujuan akhirnya yg beda? Misal yg satu untuk perlindungan dan
kemakmuran, metode lain untuk spiritualism? Kalau ganti-gantian apa efeknya?

J = Berganti-ganti konsentrasi antara cakra-cakra merupakan metode yg baik juga. Meditasi


kundalini itu fokus-nya berpindah-pindah dari cakra dasar, cakra sex, cakra pusar, cakra jantung,
cakra tenggorokan, cakra mata ketiga, dan cakra mahkota. Dari cakra paling bawah sampai paling
atas. Kalau anda mau lakukan itu tidak ada yg larang, hasilnya juga bagus.

Cuma, menurut pengalaman saya, banyak dari kita sudah bisa langsung naik ke cakra mata ketiga.
Banyak dari kita sudah terbuka mata batinnya, sudah tidak lagi berada di level naluriah.

Kalau sudah tidak lagi petantang petenteng jualan Allah, maka artinya level kita sudah jauh di atas
orang-orang fanatik itu. Kita sudah siap untuk menjadi orang universal, dan kita bisa langsung saja
meditasi atau doa dengan konsentrasi di cakra mata ketiga.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Simbol dari Unitarian Universalist yg merangkul
semua agama dan mengajarkan essensi dan bukan syariat yg telah terbukti cuma melecehkan
manusia, terutama dari jenis kelamin wanita, demi kepentingan segelintir pemimpin agama, baik
dari Nasrani, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu dan berbagai agama lainnya.

---------------

78. Kalau Golput artinya Masuk Neraka

T = Kapan kolom AGAMA di KTP kira-kira dihilangkan di Indonesia? Gara-gara ini orang masih
laku jualan agama. Masih dalam kandungan sudah harus mendapat restu pemimpin agama. Lahir
sudah harus mendapat restu pemimpin agama. Belajar di sekolah harus satu agama, kawin harus
restu pemimpin agama, aniwe emang sentral banget fungsi agama di Indonesia. Makanya jadi tetap
laku keras jualannya.

J =Waktu awal era reformasi kita mendengar banyak desas desus bahwa kolom agama dalam KTP
akan dihilangkan. Ternyata cuma desas desus saja, dan masih dipertahankan terus sampai sekarang.
Masih ada kolom agama dalam KTP yg tidak dihapus.

Harusnya, kalau konsekwen, kolom agama di KTP dihilangkan secara total. Jadi, orang tidak perlu
mengisi atau mengosongkan karena kolomnya memang tidak ada. Negara-negara maju yg
menghormati Hak Azasi Manusia (HAM) tidak mengenal kolom agama. Agama tidak menjadi
syarat untuk memperoleh perlakuan sama di depan hukum.

Di Indonesia, agama-agama memang menjadi primadona sejak era Suharto yg termasuk dalam
rejim otoriter ekstrim kanan. Ekstrim kanan itu kerjanya melalui lembaga-lembaga tradisional
seperti agama yg menjadi anak emas. Tujuannya cuma satu, yaitu agar rakyat menjadi penurut.

Kalau anda mengikuti ajaran agama, maka otomatis anda akan mudah diatur oleh negara.
Sedangkan negara dikuasai oleh para jendral dan kroninya. Kalau anda beragama, maka akan
amanlah posisi penguasa sebab anda gampang ditakut-takuti dengan neraka as well as diiming-
imingi dengan sorga.
Ekstrim kiri bekerjanya lain lagi. Kiri itu komunis, dan dalam rejim komunis segala macam agama
itu tidak akan memperoleh segala macam sanjungan. Komunis itu menelanjangi segala macam
ajaran agama yg isinya pembodohan massal. Tetapi komunis juga memiliki kekurangan, yaitu
adanya pemimpin partai dan birokratnya yg menggerogoti negara dan menjadi warganegara kelas
satu, dan warganegara lainnya duduk di kelas kambing.

Rejim otoriter ekstrim kanan seperti Indonesia di era Suharto bekerja dengan cara menggunakan
lembaga-lembaga agama untuk mengontrol rakyat. Bukan karena agama-agama itu benar atau
mencerdaskan rakyat, tetapi karena agama-agama itu merupakan sarana paling mudah untuk
mengkontrol pikiran rakyat. Pikiran anda itulah yg dikontrol oleh para pemuka agama Islam,
Nasrani, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Kalau bukan pikiran anda yg dikontrol, apa lagi? Pedahal, asset kita sebagai manusia beradab yg
terbesar adalah pikiran kita. Kita bisa berpikir, kita bisa membandingkan, dan kita bisa mengambil
kesimpulan sendiri.

Contoh, ada parpol yg berslogan sebagai "partai Islam berwawasan kebangsaan".

Nah, tentu saja saya akan berpikir, apa bedanya partai Islam dengan partai non Islam? Apakah partai
Islam akan otomatis menciptakan masyarakat yg adil dan sejahtera? Apakah benar ada partai Islam
yg berwawasan kebangsaan?

Saya akan berpikir dengan bebas karena saya memang manusia bebas, walaupun saya juga tahu
bahwa partai Islam tidak akan mau saya berpikir dengan bebas. Partai Islam maunya saya dicocok
hidungnya seperti kerbau sehingga bisa disetir kesana kemari sambil berteriak allahuakbar, tanpa
tahu apa yg diteriaki dan apa maksudnya.

Kembali ke partai Islam yg mengaku berwawasan kebangsaan, walaupun saya tahu itu tidak benar.

Yg saya tahu benar, partai-partai Islam itu ngotot menggolkan UU Pornografi yg meninjak-injak
HAM warganegara dan tidak memperdulikan protes dari berbagai komponen bangsa. Partai-partai
Islam tidak memperdulikan protes dari kelompok Katolik, HIndu Bali, seniman, aktivis HAM,
aktivis feminis, dsb ketika pembahasan UU Pornografi.

Apanya yg berwawasan kebangsaan?

So, ternyata saya akhirnya mengerti bahwa partai Islam yg berslogan berwawasan kebangsaan itu
cuma beriklan saja. Dan itupun iklan kosong. Pepesan kosong. Bukannya berwawasan kebangsaan
malahan kebalikannya, yaitu berwawasan sempit mau menjadikan Indonesia seperti negara-negara
Islam. Negara Islam? Apakah negara Islam lebih beradab? Apakah negara Islam lebih manusiawi?
Jawabnya tentu saja tidak.

Kita jujur saja, yg namanya negara Islam itu menginjak-injak HAM atas nama Allah SWT. Yg
menjadi pemimpin adalah para ulama yg sangat senang kawin sampai empat kali dan melecehkan
wanita. Dan petantang petenteng diridhoi oleh Allah SWT tanpa bisa diprotes. Kalau kita protes
mereka bilang bahwa agama mereka dihina. Dalam negara Islam kita tidak bisa memprotes ulama
karena ulama itu dilindungi oleh hukum. Negara dan ulama saling mendukung untuk membodohi
rakyat banyak.

Indonesia dalam jaman Suharto adalah jenis negara seperti itu di mana ada agama-agama resmi yg
memperoleh perlindungan dan tidak boleh "dihina" (dalam tanda kutip), tidak boleh dikritik, tidak
tersentuh oleh protes masyarakat banyak, terlebih lagi oleh protes kaum wanita, walaupun ajaran
dan fatwa-nya itu tidak masuk akal.

Tetapi kita sudah masuk era Reformasi dan harusnya agama-agama itu ditempatkan dalam porsi
wajar saja sebagai lembaga otonom yg tidak memiliki hak untuk mengontrol pikiran orang.

Sekarang juga lembaga-lembaga agama itu tidak lagi bisa mengontrol pikiran orang. Kita sudah
sadar bahwa ulama-ulama itu kepentingannya hanya untuk membodohi orang banyak. Tetapi
sayangnya masih ada UU yg melindungi agama-agama "resmi".

Agama itu boleh bilang tidak terhitung banyaknya di dunia, setiap orang bisa dan berhak bikin
agama baru kalau mau, dan membatasi hanya ada enam agama resmi merupakan suatu kenajisan yg
dipraktekkan terus di Indonesia sampai saat ini.

Najislah! Pedahal Piagam HAM dari PBB yg juga sudah diratifikasi oleh Pemerintah RI
menyatakan bahwa setiap manusia berhak berkeyakinan apapun. Nah, ini malahan ada pemerintah
yg memaksa warganegara untuk beragama, pilih salah satu dari enam agama "resmi". Najis!

T = Btw, Arab Saudi sudah tidak memperlakukan paspor khusus haji, tapi menggunakan paspor
internasional, maksudnya apa yach? Apakah mereka sudah mulai berubah? karena paspor
internasional kan ngga ada kolom AGAMA nya ... Walaupun bimas haji Departemen Agama kita
masih ingin ngotot pake paspor haji, tapi mereka dicuekin aja ama Arab.

J = Departemen Agama di RI ini aslinya merupakan Departemen Urusan Haji. Kerjanya ngurusin
orang naik haji belaka, dan bukan ngurusin agama-agama orang.

Tetapi sejak Suharto kudeta di tahun 1965, agama-agama digunakan sebagai alat untuk mengontrol
masyarakat. Suharto itu bilang bahwa komunis tidak beragama, sehingga semua WNI harus
beragama dan, waktu itu, dipilihkanlah lima agama resmi untuk dianut. Dan maraklah segala
macam pelecehan atas HAM manusia untuk bebas beragama, berserikat, dan berpendapat.

Suharto itu rejim otoriter ekstrim kanan, cara kerjanya memang seperti itu, menggunakan agama-
agama untuk mengontrol masyarakat. Kalau tidak beragama artinya komunis, dan harus di-
diskriminasi, dibedakan perlakuannya, dilecehkan, disegala-macamkan. Itu kelakuan Suharto.

Tetapi Suharto jatuh dan segala macam kedoknya dalam menggunakan agama untuk mengontrol
rakyat sudah terbuka.

Sayangnya saat ini masih banyak orang yg tidak bisa melihat hal itu. Mereka masih berpikir bahwa
benar manusia harus beragama, bahwa segala macam ulama itu tidak bisa ditelanjangin ucapannya.
Kalau mereka bilang bahwa partai Islam mereka berwawasan kebangsaan, maka kita harus bilang
amin. Pedahal itu absurd.

Setahu saya tidak ada partai Islam yg berwawasan kebangsaan. Semua partai Islam berwawasan
sempit, ingin menjadikan anda sebagai boneka yg bisa disetir para ulama yg, maybe, akan kawin
sampai empat kali dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya agar bisa diterima di sisi Allah
SWT, complete with 72 bidadaris.

Saya tidak bilang semua Islam adalah jelek. Ada juga komunitas Islam Liberal yg sama
manusiawinya dengan masyarakat NON agama di negara-negara Barat. Tetapi secara umum, Islam
sampai saat ini selalu diasosiasikan dengan keterbelakangan dalam cara berpikir, dengan konsep
Allah yg menginjak-injak HAM, dengan pemaksaan kehendak, dengan pelecehan wanita.
Wanita-wanita dari partai Islam tertentu itu maju sebagai caleg dengan mukenah which is very
much terbelakang. Primitif sekali. Mereka pikir kita orang bodoh sehingga mau memilih mereka.
Berpakaian saja tidak becus, apalagi menjadi anggota legislattif!

Dan itu ada lagi partai yg warnanya ijo banget sampe melihatnya jadi silau. Silaulah, hijauuu
sekaleh. Dan, in my opinion, itu norak.

Nama saya Rimba, dan konotasinya itu warna hijau. Tapi at least saya tidak senorak itu,
menggambar wajah dan tangan saya sehijau-hijaunya dengan niat agar dipilih oleh rakyat yg bisa
terkena pesona magis warna hijau. Kalau hijau dipilih akhirnya bisa masuk sorga, begitu kali yah
jalan pikirannya?

Kita memang masih negara berkembang, tetapi kita tidak bodoh-bodoh amat. Banyak dari kita
sudah bisa berpikir, membandingkan, dan mengambil kesimpulan sendiri-sendiri.

Banyak dari ajaran agama itu isinya pembodohan massal. Wanita-wanita itu sudah tahu dan
merasakan sendiri betapa pria menginjak-injak HAM wanita atas nama agama Islam, dan mereka
juga banyak yg tidak perduli lagi dengan sorga yg dijanjikan oleh Islam. Kalau sorganya isinya itu
bidadari doang, ngapain gue pilih partai Islam, katanya.

Mending pilih partai nasionalis yg menjanjikan sorga berisikan bidadara juga dan tidak
menempatkan wanita sebagai warga kelas dua, begitu katanya.

Tapi partai nasionalis juga tidak semuanya ok.

Golkar itu ikut mendukung UU Pornografi yg melecehkan HAM warganegara. Partai Demokrat
ikut mendukung. Cuma PDI Perjuangan yg menolak UU Pornografi. So, walaupun PDI Perjuangan
suka gimana gituh, dalam hal HAM masih lebih ok.

Sekarang ada Partai Gerindra dengan Prabowo Subianto yg berpendidikan di Inggris dan mengerti
tentang perspektif HAM Liberal. Dulu Mas Bowo bilang bahwa Indonesia belum siap untuk masuk
ke era Liberalisme di mana hak-hak rakyat itu dihormati, di mana setiap individu memiliki HAM yg
tidak bisa diinjak-injak baik oleh negara maupun agama.

Itu dulu di era Suharto.

Saya tidak tahu apakah Prabowo Subianto sekarang sudah bisa bilang bahwa Indonesia sudah SIAP
untuk masuk ke era Liberalisme di mana negara cuma mengurusi urusan negara, dan individu
mengurusi urusan individu. Di mana agama-agama tidak menjadi primadona yg dielus-elus sebagai
memedi yg bisa dipakai untuk menakut-nakuti rakyat.

Kalau sudah siap, ya bicara sajalah.

Bicara saja bahwa Indonesia ini negara sekuler, ada pemisahan tegas antara negara dan agama,
bahwa kolom agama dalam KTP itu harus dihapuskan secara tegas, bahwa pernikahan bisa
dilakukan oleh sesama warganegara tanpa harus dipaksakan beragama sama, bahwa pernikahan yg
diakui negara adalah yg bersifat sekuler, bahwa bahkan warganegara yg beragama Islam berhak
untuk tidak mengikuti hukum Islam dalam pernikahan dengan alasan hukum pernikahan Islam itu
sangat melecehkan derajat wanita.

Lalu SBY itu visinya apaan?


In my opinion, SBY itu tidak memiliki visi kebangsaan. Mana suara SBY dalam UU Pornografi?
Diam saja. Silent is golden atau silent is stupid? Menurut saya, silent dari SBY itu silent yg stupid.
Dan saya bahkan akan tanpa ragu-ragu bilang bahwa kita memiliki presiden goblok.

Di masa Suharto, orang yg mengucapkan atau menulis presiden goblok pernah masuk bui. Saya
masih kecil sekali waktu itu, tapi saya ingat ada orang yg bilang presiden goblok, dan orangnya
akhirnya dijebloskan ke penjara. Kita saat ini bisa bebas bilang bahwa presiden goblok, dan kita
akan biasa-biasa saja. The president juga akan biasa-biasa saja, wong itu cuma pendapat saja kok,
opini saja, namanya HAM Kebebasan Berbicara.

Saya bahkan bisa bebas berbicara bahwa partai-partai politik itu goblok.

Mereka arak-arakan di jalan raya dengan tujuan menarik simpati massa. Tetapi bukannya simpati yg
tertarik malahan antipati. Mereka buat jalanan yg sudah macet menjadi makin macet saja, apalagi
dengan iring-iringan motor yg dikendarai secara tidak disiplin. Dengan teriakan-teriakan
menjagokan partainya sendiri yg kita tahu semuanya omong kosong belaka.

Partai-partai itu goblok, mereka tidak tahu Indonesia sudah memiliki kelompok kelas menengah yg
cukup besar. Banyak dari kita berpendidikan sarjana, dan kita tidak bisa lagi dibodohi dan takjub
dengan segala macam iklan dari partai yg kita tahu isinya omong kosong.

Dan kita sudah eneg setengah mati melihat arak-arakan di jalan raya itu. Dan kita tidak mau ikut
hadir di kampanye parpol. Banyak yg hadir itu mereka yg dibayar, dikasih kaos dan dibeliin nasi
bungkus. We are not interested in such.

We are interested in dihapuskannya kolom agama di KTP.

We are interested in clean government.

We are interested in perlindungan HAM.

We are interested in kesetaraan hak-hak wanita, kebebasan beragama dan berpendapat.

So, selamat memilih salah satu dari partai-partai goblok itu atau tidak memilih sama sekali alias
golput yg tidak haram, walaupun MUI, seperti biasa, mungkin akan membodohi anda dengan bilang
bahwa golput itu haram dan kalau golput akan masuk neraka.

(Keterangan gambar yg tidak tampak di teks): Prabowo Subianto yg mengerti perspektif HAM
modern dan pada saat Suharto berkuasa pernah bilang bahwa Indonesia belum siap untuk menjadi
liberal. Tetapi ternyata kita sekarang sudah siap dan the question is, bisakah Prabowo memutuskan
rantai "lingkaran setan" antara negara dan agama-agama di Indonesia apabila terpilih sebagai
presiden? Rantai "lingkaran setan" itu harus diputuskan kalau Indonesia mau lepas landas sejajar
dengan negara-negara modern lainnya di dunia. Semakin cepat diputuskan, semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai