CABANG PEKALONGAN
SKRIPSI
Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Disusun oleh:
Nama : Yulia Fitrianti
NIM : 6250401036
Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Fakultas : Ilmu keolahragaan
2005
SARI
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu
Mengetahui,
an. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan
Sekretaris Jurusan
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Panitia Ujian
Dewan Penguji
MOTTO :
• Hiduplah seolah kau akan mati besok. Belajarlah seolah kau akan hidup
PERSEMBAHAN :
4. Sahabat-sahabatku di Pekalongan
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
Dalam penyusunan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari bantuan, arahan,
dan bimbingan dari beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
kepada:
2. Drs. Sutardji, M.S, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan
ijin penelitian.
4. Dr. Setya Rahayu, M.S, Dosen pembimbing utama yang telah memberi
Pekalongan yang telah memberikan ijin dan bantuannya kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
membantu penulis.
pengisian angket.
Semarang.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
SARI...........................................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan.........................................................................................6
3.3 Sampel...................................................................................................31
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
instrinsik.........................................................................................................42
ekstrinsik ........................................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4. Gambar pada saat proses pemberian Instruksi pada saat pengisian angket... ...... 89
PERSADIA ...........................................................................................................90
Lampiran Halaman
ΣΧi
Rumus Mean : Me =
n
Keterangan :
Me : Mean (rata-rata)
n : Jumlah Individu
(Sugiyono, 2002:43)
Keterangan :
Me : Mean (rata-rata)
n : Jumlah Individu
(Sugiyono, 2002:43)
Gambar 2. wawancara dengan Ketua PERSADIA dalam PERSADIA Dr Kartono
Toposubroto, Sp.PD.
Gambar 3.Kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh anggota PERSADIA
Gambar 4. Proses pemberian Instruksi pada saat pengisian angket
Gambar 5. Proses pengisian angket oleh anggota PERSADIA
Gambar 6. Peneliti memberikan pengarahan kepada anggota PERSADIA
Gambar 7. Suasana pelaksanaan pengisian angket berakhir
1. a
2. d
3. h
4. h
5. h
6. j
7. j
8. h
9. h
10. j
11. j
12. g
13. n
14. j
15. j
16. h
17. j
BAB I
PENDAHULUAN
upaya peningkatan kualitas manusia. Untuk pencapaian sasaran itu, perlu adanya
kegiatan olahraga yang diarahkan guna terbentuknya jasmani yang sehat dan
mental yang baik, agar dapat dihasilkan manusia yang produktif. Dan adanya
kegiatan yang bersifat fisik dengan berlandaskan kesehatan merupakan salah satu
dilakukan orang untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi pada setiap
harinya, sehingga terbentuk berbagai macam peralatan yang canggih. Hal tersebut
untuk mengurangi beban kerja dan persoalan yang mereka hadapi dalam
hanya sebagian saja yang bisa terpenuhi. Hal ini dikarenakan keinginan manusia
mereka yang terbiasa bekerja ringan. Dapat dipastikan gerak mereka kurang
karena pekerjaannya telah didukung oleh peralatan serba cepat dan mudah tanpa
mengeluarkan energi, keadaan seperti itu mempunyai resiko yang tinggi untuk
terkena suatu penyakit bila dibandingkan dengan orang yang terbiasa bekerja
tujuan menuju kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang untuk mencapai
diharapkan akan mencapai tingkat jasmani dan rohani yang lebih baik. Harapan
jasmani dan rohani masyarakat indonesia. Jadi lebih jelasnya olahraga adalah
Pada kegiatan olahraga tidak hanya didominasi oleh orang sehat saja dengan
tujuan pencapaian kondisi fisik yang diinginkan, akan tetapi seperti kita ketahui
semakin banyak olahraga yang diperlukan untuk pencegahan suatu penyakit atau
dengan suatu penyakit pada umumnya diharuskan dalam pantauan dokter yang
menangani penyakit tersebut karena, tidak semua kegiatan fisik yang dilakukan
dapat diterima oleh tubuh yang menderita penyakit khususnya penyakit dalam.
Dengan beraneka ragam macam penyakit yang dapat diderita saat ini, maka
semakin banyak pula usaha manusia untuk melakukan pengobatan dari yang
bersifat kimiawi, tradisional, alternatif maupun dengan terapi. Tidak terkecuali
dengan salah satu penyakit yang semakin banyak dibicarakan yaitu Diabetes
Mellitus.
- 2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Melihat pola pertambahan
penduduk seperti ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178
juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi angka kejangkitan
Diabetes Mellitus sebesar 2% akan didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus
sumber energi (glukosa, lemak dll) akan tetapi sumber energi terbesar adalah
Mengingat penyakit Diabetes Mellitus saat ini merupakan suatu penyakit yang
cukup berbahaya dan tidak dapat disembuhkan, maka untuk menghindarinya bisa
dengan jalan melakukan olahraga ringan secara teratur dan penataan jumlah
karbohidrat yang dikomsumsi dan diet bagi penderita penyakit Diabetes Mellitus
3. Tipe III atau Diabetes Gestational, yakni Diabetes yang terjadi pada saat
Mellitus terkena tipe II, maka peneliti tertarik untuk menjadikan sampel dalam
penelitian ini.
Diabetes Mellitus, dimana dalam organisasi ini para anggota dapat berkonsultasi
tidak terkecuali kegiatan fisik. Olahraga sangat penting bagi pengidap Diabetes
Mellitus, karena tidak hanya menurunkan berat badan atau mencegah kegemukan,
2003: 01).
berjumlah 198 orang, hanya terdapat sekitar 25% anggota yang aktif mengikuti
kegiatan olahraga. Dengan melihat kejadian di atas anggota yang aktif melakukan
kegiatan olahraga masih sangat kurang, maka perlu adanya motivasi yang
mendorong para anggota yang belum aktif untuk melakukan kegiatan olahraga.
Pengertian motivasi yaitu suatu keadaan yang merupakan daya penggerak dalam
motivasi ekstra mengingat hal-hal yang berkaitan dengan kondisi fisik yang tidak
menentu sehingga dapat melalaikan kegiatan olahraga dan dapat juga dikarenakan
menurunkan kadar glukosa secara instan, oleh karena itu penulis tertarik
para anggota yang aktif megikuti kegiatan olahraga agar dapat juga meningkatkan
motivasi para anggota yang belum aktif dalam melakukan kegiatan olahraga di
PERSADIA.
1.2 Permasalahan
meliputi :
1.3.1 Motivasi
Menurut J.S Badudu dan Sutan Muhammad Zain (1995 : 666) motivasi
berarti : Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk
Donald dalam Sardiman AM (1990 : 73), motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan
arah pada kegiatan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi yang
a. Motivasi intrinsik
dalam berolahraga.
b. Motivasi Ekstrinsik
Yaitu dorongan yang berasal dari luar individu yang menyebabkan individu berpartisipasi dalam berolahraga.
tepat. Dalam keadaan sehat, glukosa didalam tubuh diolah menjadi kalori oleh
pengaruh hormon insulin yang merupakan zat penting yang dibentuk di pankreas.
Pada penyakit Diabetes Mellitus glukosa yang ada didalam darah tidak
meningkat dan apabila sangat berlebihan akan ditemukan di urin (air seni).
Diabetes Mellitus Tipe II yang biasa disebut “tidak tergantung Insulin (Non-
mencukupi jumlahnya atau kurang efektif kerjanya. Dalam hal ini pengobatan
diberikan dengan tablet. Tipe ini terutama terjadi pada usia lebih dari 40 tahun,
Badudu dan Sutan Mohammad Zain, 1995 : 246). Kegiatan olahraga disini akan
mengarah pada kesegaran jasmani penderita Diabetes mellitus Tipe II. Semua
kesegaran jasmani yang baik. Untuk itu ia harus melakukan latihan-latihan yang
pembuluh darah, pernapasan, dan sirkulasi darah, selain itu harus pula melibatkan
Mellitus. Terbentuk sejak tahun 2003, di bawah lindungan Walikota dan Bupati
Dengan adanya penelitian ini secara garis besar dapat diambil manfaat
sebagai berikut :
dengan tidak hanya bertujuan untuk kesembuhan, akan tetapi kebutuhan rasa
orang tanpa menderita suatu penyakit dengan batasan yang dianjurkan oleh
4. Bagi penulis, penelitian ini akan menambah wawasan karena penulis dapat
LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi
untuk menyatakan hal yang sama. Mempersamakan kedua istilah itu memang
tidak menimbulkan kerugian, akan tetapi kedua istilah tersebut tidak persis
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang didorong
seseorang untuk melakukan tindakan. Pada dasarnya setiap perilaku dari individu
didorong oleh sesuatu kekuatan, baik yang terdapat dalam diri maupun yang
terdapat diluar orang yang bersangkutan. Dorongan yang menggerakkan perilaku
individu dikenal dengan istilah motif. Seperti yang dijelaskan Sudibyo Setyobroto
(1989:19) dijelaskan sebagai berikut: motif dimaksud segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut menunjukkan bahwa motif merupakan sumber kekuatan atau dorongan
yang selamanya tidak terlepas dari setiap kehidupan individu dalam bertingkah
laku dan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa motif merupakan
sumber kekuatan atau dorongan yang selamanya tidak terlepas dari setiap
kehidupan individu dalam bertingkah laku dan daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (1995:119) motif adalah
suatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang. Winkel dalam Max
Darsono (2001:61) motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Adapun menurut Sri Mulyani dan Max Darsono (2001:62) motif adalah suatu
disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu.
Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi, atau penguasaan. Dari pengertian diatas
dapat ditarik pengertian, bahwa motif adalah daya penggerak seseorang di dalam
melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi dapat disimpulkan, karena
tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari
dalam diri orang itu, maka kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif, ini
sesuai dengan pendapat (Sardiman A.M, 1990:71) yang menyatakan bahwa
pengertian motif itu adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Jadi motif itu merupakan suatu kondisi internal dalam bahasa yang lebih
sederhana, motif itu adalah “kesiap siagaan” dalam diri seseorang. Motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat
melakukan suatu perbuatan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh
sebelum orang tersebut melakukan suatu perbuatan.
Pada dasarnya dalam melakukan kegiatan atau tingkah laku selalu didasari
oleh motivasi. Motivasi adalah suatu keadaan yang merupakan daya penggerak
dalam diri seorang individu untuk mendorong yang bersangkutan melakukan
kegiatan-kegiatan atau aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Daya penggerak ini akan menjadi aktif pada saat tertentu jika tujuan yang ingin
dicapai sangat dirasakan atau dihayati. Motivasi juga merupakan serangkaian
usaha tertentu untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga orang atau
individu mau dan ingin melakukan sesuatu dan apabila tidak suka maka akan
berusaha menghindarinya.
Motivasi dapat menimbulkan suatu perubahan energi dalam diri individu,
dan pada akhirnya akan berhubungan dengan kejiwaan, perasaan dan emosi untuk
bertindak dan melakukan sesuatu untuk pencapaian tujuan, kebutuhan dan
keinginan tertentu. Supaya kegiatan itu terlaksana, harus ada kekuatan pendorong
baik dari dalam maupun dari luar diri manusia.
Adapun definisi-definisi mengenai motivasi itu sendiri banyak dikemukakan
oleh ahli psikologi antara lain:
Menurut Singer menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan untuk
mencapai tujuan atau dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang berpengaruh
terhadap keinginan dan tujuan yang menjadi pendorong untuk bertingkah laku
(Singgih D. Gunarso, 1989:92). Sedangkan menurut Soemargo (1989:48)
motivasi adalah daya yang timbul dalam diri seseorang yang dapat mendorong
seseorang itu dapat berbuat sesuatu dalam usaha memenuhi keinginan untuk
mencapai tujuan atau kebutuhan.
Heckhusen dalam Sudibyo Setyobroto (1989:20) menyatakan bahwa
motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong tersebut.
Motivasi adalah niat, dorongan, dasar untuk berbuat sesuatu untuk mencapai hasil
yang baik ( J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, 1995:203)
Dari berbagai definisi tersebut diatas, walaupun dinyatakan dengan kalimat
yang berbeda dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang muncul dari
diri seseorang yang dapat berakibat adanya dorongan untuk melakukan sesuatu,
hal tersebut karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan suatu kondisi tertentu
sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka akan
berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi tidak lain tumbuh
dari dalam diri seseorang itu sendiri.
Bimo Walgito (1992:169) mendefinisikan motivasi adalah keadaan dalam
diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Adapun
mengenai penjelasan diatas motivasi mempunyai tiga aspek yaitu: a) keadaan
terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan
jasmani, keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental, b) perilaku yang
timbul dan terarah karena keadaan, c) tujuan yang dicapai oleh perilaku tersebut.
Menurut definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok yitu
menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia (Ngalim
Purwanto, 1990:72). Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalkan kekuatan
dalam hal ingatan, respon-respon efektif dan cenderung mendapat kesenagan.
Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku, dengan demikian
ia menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu terhadap sesuatu
untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan-dorongan dari kekuatan individu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatau yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan.
Dijelaskan lebih jauh oleh Harsono (1988:250), motivasi adalah wujud yang
tidak nampak pada seseorangdan tidak bisa diamati secara langsung.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan dua pengertian pokok
motivasi, yaitu:
1. Motivasi berhubungan dengan kehidupan batin seseorang yang menyangkut
fungsi psikis atau berkaitan dengan soal kejiwaan yang abstrak sifatnya.
Karena bersifat abstrak, maka sulit dilihat bagaimana wujud yang sebenarnya,
tetapi motivasi itu memang tidak ada walaupun keberadaannya hanya bisa
dirasakan secara pasti oleh orang yang bersangkutan.
2. Motivasi juga berkaitan erat dengan tingkah laku seseorang, maksudnya
sebelum seseorang melakukan suatu perbuatan di dalam dirinya telah ada
motivasi yang menjadi pendorong serta penggerak pertamanya.
Motivasi mengandung pengertian yang lebih umum dan memungkinkan
kepada seluruh proses gerak termasuk situasi yang mendorong, berupa dorongan
yang timbul serta tingkah laku yang ditumbuhkan. Proses gerakan pada dasarnya
akan berorientasi pada satu tujuan.
Pengertian motif dan motivasi telah diuraikan diatas tampaknya tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Karena motif merupakan suatu tenaga. Dengan
demikian motif merupakan dorongan untuk berbuat, sedangkan motivasi
merupakan usaha atau langkah mengefektifkan dorongan dalam usaha mencapai
tujuan. Dengan kata lain, tingkah laku yang berorientasi kepada suatu tujuan
tertentu disebut tingkah laku yang bermotivasi, karena tingkah laku itu dilatar
belakangi oleh motif.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting karena motivasi
merupakan dasar untuk menggerakkan perbuatan seseorang dalam berolahraga.
Olahraga yang dilakukan oleh setiap individu merupakan hal yang positif, yaitu
untuk meningkatkan kesegaran jasmani, bersosialisasi, pengalaman baru,
meningkatkan pengalaman diri dan sebagainya.
2.1.2. Macam-macam Motivasi
Seseorang dalam melakukan kegiatan didasari adanya motivasi. Menurut
Soemargo (1989:48) motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan-dorongan yang berasal
dari dalam diri sendiri. Menurut Singgih D. Gunarso (1989:53), menyatakan
bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi
akan tetapi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam setiap individu sudah
memiliki dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi.
Sedangkan menurut Harsono ( 1988:251) motivasi intrinsik adalah dorongan yang
berasal dari dalam diri individu sendiri.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik
adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, individu
bertingkah laku karena mendapat dorongan dari dalam tanpa adanya pengaruh
dari luar.
Motivasi intrinsik sering disebut competence motivation, karena orang
dengan motivasi intrinsik biasanya sangat bergairah untuk meningkatkan
kompetensi dalam usaha untuk mencapai kesempurnaan. (Harsono, 1988:252)
Aktivitas dengan dorongan motivasi intrinsik cenderung dapat bertahan lama
dibandingkan dengan kegiatan yang didorong oleh motivasi ekstrinsik. Oleh
karena itu motivasi intrinsiklah yang harus ditumbuhkan dalam setiap aktivitas.
Menurut A. Kamiso (1991:135), biasanya orang yang mempunyai motivasi
intrinsik menunjukkan sikap berikut : 1) tekun dalam usaha memperdalam ilmu,
2) menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam usaha berlatih, 3) tidak
menggantungkan diri pada orang lain, 4) mempunyai kepribadian yang matang
dan mantap, 5) percaya pada diri sendiri, 6) memiliki kedisiplinan dalam latihan.
Sedangkan motivasi ekstrinsik terjadi karena dorongan tumbuh karena
adanya rangsangan dari luar dirinya. Misalkan : seseorang mau melakukan
kegiatan olahraga karena banyak teman ynag juga mengikuti kegiatan olahraga.
Menurut Max Darsono (2000:63) motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan luar. Tujuan yang
diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak
diluar tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Irwanto (1994:217) motivasi
ekstrisik adalah dorongan yang berasal dari luar individu. Soemargo (1989:50)
mendefinisikan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang tumbuh karena adanya
rangsangan dari luar dirinya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang menyebabkan individu bertingkah laku karena adanya
dorongan atau rangsangan dari luar.
Dalam dunia olahraga motivasi ekstrinsik sering pula disebut competitive
motivation, oleh karena itu dorongan untuk bersaing dan memang memegang
peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah berprestasi dengan
baik, karena lebih dari yang lain maka sering timbul perasaan superior, hal ini
disebabkan karena adanya motivasi kompetitif. Perasaan ini mudah berkembang
menjadi sifat egosentrik, karena itu orang tersebut biasanya kurang peka terhadap
keadaan atau pendapat orang lain ( Harsono, 1988:51)
Manusia hidup dan bertingkah laku terhadap lingkungan tidak terlepas dari
kehidupan manusia. Dalam kegiatan olahraga peserta juga dipengaruhi oleh
masing-masing individu tidak sama kecenderungannya, ada yang lebih dominan
motivasi intrinsik dan ada pula yang lebih dominan motivasi ekstrinsik.
2.1.3 Hierarki Motivasi
motivasi. Motivasi manusia sebagai suatu hierarki terdiri dari lima tingkat.
3. Kebutuhan akan status sosial, manusia pada dasarnya mahluk sosial yang
ingin diterima menjadi anggota kelompok masyarakat tertentu dan ingin ikut
4. Kebutuhan akan harga diri, setiap manusia mempunyai rasa harga diri yang
d. Motivasi itu efektif, karena tingkah laku mempunyai arti dan terarah pada
tujuan, maka seseorang memilih tingkah laku yang tepat untuk tujuannya.
kebutuhan itu.
tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepas pergi.
hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
olahraga. Olahraga yang dilakukan oleh setiap individu merupakan hal yang
itu bervariasi antara individu satu dengan individu yang lain, karena kebutuhan
motivasi berkembang.
mendorong motivasi.
c. Olahraga yang disesuaikan dengan naluri dan kebutuhan, olahraga yang tepat
d. Fasilitas lapangna dan alat yang baik untuk latihan, lapangan yang rata dan
penyakit gula atau kencing manis. Diabetes Mellitus disebut penyakit kencing
manis karena dalam urine (kencing) penderita akan ditemukan zat gula yang mana
seharusnya tidak ditemukan. Dalam keadaan sehat zat gula di dalam tubuh diubah
menjadi kalori oleh pengaruh hormon insulin yang merupakan zat penting yang
dibentuk di pankreas, pada penyakit Diabetes Mellitus glukosa yang ada di dalam
darah tidak termanfaatkan secara memadai, karena itu kadar glukosa dalam darah
meningkat dan apabila sangat berlebihan akan ditemukan di urin (air seni)
(Phapros, 2005:04). Zat gula diperlukan oleh tubuh untuk diubah menjadi energi
atau tenaga. Zat gula dalam tubuh diperoleh melalui makanan utama yang
mengandung karbohidrat dan gula. Hampir semua makanan yang kita makan
dapat diubah menjadi zat gula. Setelah masuk kedalam tubuh, zat gula aka
diedarkan keseluruh tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula karena
kurangnya aktivitas, akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang
melakukan aktivitas seperti olahraga, kelebihan zat gula tersebut akan disimpan
dalam bentuk lemak, sedangkan orang yang sering melakukan olahraga akan
Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot
terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi, apabila kadar gula darah tinggi
mengubahnya menjadi otot atau lemak. Sebaliknya apabila zat gula yang
dibutuhkan oleh tubuh karena melakukan suatu aktifitas dan sementara belum ada
masukan zat gula lewat makanan, maka hormon glukagon akan merombak lemak
tubuh atau otot menjadi zat gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk
didalam tubuh yang normal, sedangkan dalam tubuh penderita Diabetes Mellitus
hormon insulin yang seharusnya mengontrol kadar gula dalam darah “terlena”
sehingga kadar gula tetap tinggi dan terbuang lewat urin (kencing). Hal ini yang
menyebabkan penyakit ini disebut penyakit kencing manis. Perlu diketahui bahwa
glukosa tidak akan muncul dalam urin jika kadar glukosa di dalam darah melebihi
batas tertentu (160-180 mg/dl), batas ini disebut ambang ginjal. Oleh karena itu,
jika glukosa sudah ditemukan di urin, berarti kadar glukosa dalam darah sudah
Adapun definisi Diabetes Mellitus oleh beberapa ahli antara lain menurut
sehat, glukosa didalam tubuh diubah menjadi kalori oleh pengaruh hormon
insulin yang merupakan zat penting yang dibentuk dipankreas. Pada penyakit
Diabetes Mellitus glukosa yang ada didalam darah tidak termanfaatkan secara
memadai, karena itu kadar glukosa dalam darah meningkat dan apabila sangat
menggunakan hormon insulin secara tepat. Dengan gejala antara lain haus, sering
walaupun tidak ada rasa sakit. Diabetes Mellitus memang penyakit yang tidak
disertai rasa nyeri atau sakit. Itulah sebabnya orang menganggapnya enteng.
suatu penyakit kronik yang tidak dapat sembuh, tetapi kadar glukosa dalam darah
dapat terkendali, sehingga diharapkan dapat terhindar dari komplikasi akut. Pasien
Diabetes Mellitus selalu kita dorong untuk tidak mengambil sikap berbeda dengan
jenis pekerjaan yang mungkin membahayakan dirinya atau nyawa orang lain, dan
jenis olahraga.
Diabetes Mellitus saat ini merupakan suatu penyakit yang cukup berbahaya dan
melakukan olahraga ringan (misal : jogging) secara teratur dan penataan jumlah
karbohidrat yang dikonsumsi dan diet bagi penderita penyakit Diabetes Mellitus
Kadar gula darah biasanya diukur dalam keadaan puasa (8-10 jam tidak
makan/minum manis, hanya dibenarkan minum air putih saja) yaitu sekitar 70-
120 mg/dl. Bila kadar gula darah lebih tinggi dari itu maka ada kemungkinan
orang tersebut menderita Diabet. Bila kadar gula darah puasa sekitar 120-150
mg/dl biasanya dikategorikan ringan, 160-200 mg/dl sedang, 200-300 mg/dl agak
berat dan seterusnya, pembagian ini sifatnya “arbitrary” atau tidak mutlak. Kadar
gula dalam darah 2 jam setelah makan bagi bukan penderita diharapkan dibawah
140 mg/dl karena itu bila kadar gula darah “sewaktu” sekitar 140 mg/dl sebaiknya
sejak dini dan belum mencapai tahap komplikasi, yaitu dengan mencermati
adanya perubahan kondisi fisik yang tidak seperti biasanya atau gejalanya antara
lain sering buang air kecil (poliuria), sering merasa lapar atau banyak makan
(polifagia), banyak minum (polidipsia), badan terasa lemas dan berat badan
cenderung turun, kesemutan, mata kabur. Untuk pemeriksaan kadar gula darah
sendiri dapat menggunakan tes strip yaitu dengan alat Accutrend, dan pada saatini
banyak diperjual belikan secara bebas tanpa harus dengan resep dokter, akan
tipe II sering kali tidak terdiagnosis pada awalnya dan terdeteksi setelah penyakit
ini mulai menunjukkan komplikasi berupa kerusakan pada organ tubuh seperti :
jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan, stroke, dan lain-lain. Komplikasi tersebut
dapat bisa dicegah kalau Diabetes dalam keadaan terkontrol (Laboratorium Klinik
Prodia, 2002). Saat ini belum ada obat yang menyembuhkan kencing manis, baik
yang modern maupun yang tradisional. Akan tetapi untuk mengendalikan kadar
insulin dapat dengan cara menginjeksikan (suntikan) atau dengan oral berupa
produktif dan usia harapan hidupnya hampir serupa dengan bukan penderita
2005).
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus
Saat ini didalam dunia kedokteran dikenal dua jenis Diabetes Mellitus yaitu :
mengalami gangguan pada produksi hormon insulin oleh suatu bagian dari limpa.
Hormon insulin ini membantu masuknya gula darah kedalam sel. Akibatnya dari
1. Gula darah tidak masuk ke dalam sel sehingga sel kekurangan gula. Zat gula
lemas karena tenaga yang harus dihasilkan kurang dari yang dibutuhkan.
2. Kadar gula darah tinggi karena gula darah tidak masuk/terserap ke dalam sel.
3. Waktu darah melalui ginjal, sebagian gula darah akan “bocor” ke air
sehingga sel kekurangan zat gula yang merupakan sumber energi utama.
2. Kadar gula darahtinggi karena gula darah kurang terserap ke dalam sel.
3. Kadar gula dalam urine tinggi lebih dari normal karena sebagian zat gula
Yakni Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan. Sekitar 4% wanita hamil
menderita tipe ini.
daftar makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan, para penderita diabetes
dianjurkan untuk melakukan banyak latihan olahraga. Pada waktu itu belum jelas
batasan macam dan takaran atau dosis olahraga yang mesti dilakukan. Tetapi
yang lebih mementingkan manfaat medis oleh aktifitas fisik yang teratur, perlu
akan insulin akan berkurang. Nampaknya dengan adanya aktivitas otot maka
transpor glukosa ke dalam sel-sel otot bertambah, meski tanpa insulin sekalipun.
Dari pengalamanpun ternyata jika aktivitas fisik para penderita berkurang,
kebutuhan akan insulin jadi bertambah, kemudian akan menurun jika orang tadi
bertahap dan teratur, dalam beberapa minggu atau beberapa bulan biasanya dosis
obat dapat diturunkan, dan mungkin sekali diet akan menjadi lebih longgar
Mellitus. Penderita Diabetes memiliki terlalu banyak glukosa dalam darah akibat
insulin dalam darah memungkinkan terjadi pembekuan darah lebih mudah karena
(Infokes.htm, 2004).
berdebar-debar, sakit kepala, rasa kesemutan di jari-jari tangan dan bibir (Phapros,
ini bisa membuat keracunan. Tapi ini efeknya lama, yang cepat pengaruhnya dan
Mereka yang memilih jenis olahraga yang memerlukan waktu lama, macam
tenis lapangan atau sepak bola, sebaiknya setiap 30 menit mengkonsumsi glukosa
(makanan atau minuman manis). Dengan cara itu kadar gula darahnya bisa dijaga
agar tidak terlalu turun. Yang perlu diperhatikan pula saat berolahraga adalah
cuaca. Pada saat cuaca sangat panas, penyerapan insulin banyak sekali. Berarti
gula darah lebih terserap lagi, dan juga melakukan olahraga dengan
untuk memilih sepatu sebaiknya sepatu yang bertali dan empuk untuk
luka dan kelelahan”. Dengan rajin berolahraga ditambah mengatur menu makanan
serta mengontrol kadar gula secara teratur, komplikasi akibat Diabetes Mellitus
dapat terhindari.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Populasi
3.3 Sampel
karena keterbatasan dana, waktu, dan tenaga sehingga peneliti hanya mengambil
bahwa untuk sekedar ancer-ancer apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih
dipertanggung jawabkan.
melalui instrumen. Dimana instrumen sebagai alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
3.6.1 Angket
Dipandang dari cara menjawab, angket yang digunakan peneliti yaitu angket
tertutup, dimana angket sudah disediakan jawabannya yaitu “ya” dan “tidak”.
Dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan termasuk dalam angket pilihan
ganda. Jika dipandang dari jawaban yang diberikan angket yang digunakan
dirinya.
berikut :
instrumen.
dan pengamatan pada responden yang aktif dalam melakukan kegiatan olahraga.
Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat, maka diperlukan alat
pengukur data yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu alat ukur yang valid dan
reliabel, karena instrumen yang baik harus memenuhi syarat penting yaitu valid
Untuk mengetahui apakah angket yang kita susun tersebut mampu mengukur
apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai)
tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total angket tersebut. Bila semua
mengukur konsep yang kita ukur. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik
korelasi “Product Moment” dengan angka kasar yang rumusnya sebagai berikut :
Berdasarkan analisis validitas hasil uji coba instrumen angket diketahui dari
apabila rxy > rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0,444
(Suharsimi Arikunto, 2002:328). Karena rxy lebih besar dari bilangan batas taraf
k Σσ 2b
yaitu r11 = ( ) (1 )
k 1 σ 2t
Dengan keterangan:
t2 = Varian total
harga r11 = 0,945, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel sebesar 0,444. dengan
demikian rhitung > rtabel sehingga semua butir soal yang ada pada instrumen
Untuk menentukan metode analisis data harus melihat alat pengambil data
yang akan diteliti. Penelitian ini berbentuk riset deskriptif persentase yang bersifat
Data penelitian ini digambarkan dengan kalimat menurut kategori atau pertahapan
aspek yaitu :
Σ Kelas Interval = 4
100
Panjang Kelas Interval = = 25 = 25%
4
Dari hasil perhitungan panjang kelas interval di dapatkan tabel interval kelas
Tabel 1
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
ΣΧi
Me =
n
Keterangan :
Me : Mean (Rata-rata)
n : Jumlah Individu
intrinsik sebesar 74,00% yang termasuk dalam kategori tinggi dan motivasi
ekstrinsik sebesar 74,38% juga termasuk kategori tinggi dengan sedikit selisih
Mellitus Tipe II dalam mengikuti kegiatan olahraga, akan tetapi dilihat dari
Tabel 2
Rendah 0 – 25 0 0%
Cukup Tinggi 25 – 50 2 4%
Tinggi 50 – 75 21 42%
Jumlah 50 100%
II dalam mengikuti kegiatan olahraga dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Rendah 0 – 25 0 0%
Cukup Tinggi 25 – 50 2 4%
Tinggi 50 – 75 21 42%
Jumlah 50 100%
Tabel 4
Rendah 0 – 25 1 2%
Cukup Tinggi 25 – 50 4 8%
Tinggi 50 – 75 15 30%
Jumlah 50 100%
70%
60%
60% 54%
50%
42% M. Instrinsik
40% Series1
M. Ekstrinsik
30%
30% Series2
20%
8%
10% 4%
0% 2%
0%
75 – 100 50 – 75 25 – 50 0 – 25
Gambar 1
penderita Diabetes Mellitus Tipe II dalam mengikuti kegiatan olahraga dilihat dari
motivasi ekstrinsik, terdapat 60% yang mempunyai kriteria sangat tinggi, 30%
mempunyai kriteria tinggi, 8% mempunyai kriteria cukup tinggi, dan 2% dalam
kriteria rendah. Sedangkan dilihat dari motivasi intrinsik terdapat 54% yang
4.2 Pembahasan
sebesar 74,00% termasuk dalam kategori tinggi. Ada beberapa alasan penderita
Tabel 5
Diabetes Mellitus Tipe II dalam mengikuti kegiatan olahraga dengan alasan utama
yaitu kurangnya penderita dalam mengikuti aktivitas fisik untuk kegiatan sehari-
hari (88%). Alasan ini sesuai dengan faktor umur dan kondisi fisik yang semakin
menambah aktivitas fisik yang sangat penting untuk tubuh penderita. Alasan
dari obesitas (kegemukan) dan alasan yang juga mendapatkan hasil persentase
yang sama yaitu sebesar 80% adalah menjaga kondisi tubuh normal disaat
melakukan kegiatan sehari-hari, karena penderita masih banyak yang aktif dalam
(74%).
Alasan untuk mencapai kondisi fisik yang lebih baik mencapai hasil
alasan karena hobi berolahraga, karena olahraga merupakan suatu kebutuhan, dan
olahraga yang dilakukan agar lebih mengetahui fungsi dari olahraga yang
yang tidak semua olahraga boleh dilakukan, maka ada baiknya mengetahui fungsi
dari olahraga yang dilakukan dan yang berhubungan dengan penyakit yang
diderita.
yaitu dengan melihat faktor usia dengan rata-rata diatas 40 tahun, dimana merasa
membutuhkan perhatian yang lebih. Dan alasan yang kedua yaitu hanya brtujuan
untuk sembuh, alasan ini dapat diartikan bahwa para penderita dalam melakukan
kegiatan olahraga tidak hanya bertujuan untuk sembuh, melainkan ada aspek-
mendapatkan pujian sebagai penderita yang paling rajin dalam mengikuti kegiatan
(52%) diperoleh dari alasan mengikuti olahraga hanya sejak terkena Diabetes
terkena penyakit Diabetes Mellitus. Dan alasan terakhir yang mencapai hasil
persentase hanya sebanyak (36%) yaitu agar terlihat menonjol dalam kelompok
olahraga.
Berdasarkan hasil persentase dari indikator-indikator motivasi intrinsik
dalam mengikuti kegiatan olahraga dengan alasan utama yaitu karena penderita
merasa kurang dalam melakukan aktivitas fisik untuk sehari-hari. Sedangkan pada
dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kurang gerak atau bahkan tidak pernah
berolahraga, apalagi pada masa mudanya bekerja yang ringan dan kurang aktif
dalam berolahraga, sehingga masa tuanya mereka sulit untuk menjaga kebugaran
tubuhnya melalui olahraga. Dengan alasan tidak mau atau malas berolahraga,
dapat berakibat mereka mudah terserang suatu penyakit, salah satunya penyakit
Diabetes Mellitus Tipe II yang dapat diderita mereka pada usia lanjut.
Cabang Pekalongan mencapai 74,38% dalam kategori baik. Ada beberapa alasan
Tabel 6
terdapat 3 alasan, alasan pertama yaitu karena mudah dilakukan, yang dimaksud
diikuti penderita mudah diikuti oleh penderita. Alasan kedua yaitu untuk
mendapatkan rasa aman. Untuk mendapatkan rasa aman yang dimaksud yaitu
yang diderita tidak semua jenis olahraga boleh dilakukan, sedangkan kegiatan
olahraga yang dilakukan di PERSADIA selalu terkontrol oleh para ahli, baik
dalam hal pemilihan jenis olahraganya maupun pemilihan jenis gerakan yang
kondisi fisik yang diinginkan penderita melalui intensitas dalam hal waktu
maupun jenis olahraga yang dilakukan, ketiga alasan tersebut sangat berhubungan
erat yaitu disamping mudah dilakukan, terdapat juga rasa aman karena terkontrol,
diselenggarakan di PERSADIA.
Alasan yang mencapai hasil persentase sebesar (80%) yaitu penderita dapat
mengunjungi tempat baru, dapat mengunjungi tempat baru yang dimaksud yaitu
didalam melakukan kegiatan olahraga, setiap satu bulan sekali PERSADIA selalu
olahraga. Alasan yang juga mendapat hasil persentase sebesar (80%) yaitu karena
alasan untuk menambah wawasan sebesar (76%). Dan terdapat lima alasan yang
mendapat hasil persentase yang sama yaitu sebesar (74%) antara lain untuk
yang harus dilakukan dalam keadaan kondisi fisik yang baik, dan juga alasan
dapat meningkatkan kuantitas dalam hal waktu pada saat bekerja dikarenakan
Alasan yang mendapat hasil persentase sebesar (72%) yaitu karena olahraga
yang dilakukan dirasa para penderita sangat menyenangkan mereka. Dan untuk
mendapat hasil persentase sebesar (68%) yaitu ingin menambah pengalaman dan
mencapai hasil persentase sebesar (64%), sedangkan agar keluarga tidak khawatir
dengan kesehatan penderita mengingat olahraga yang sangat penting untuk para
(58%), sedangkan untuk hasil persentase alasan yang mencapai (56%) yaitu
karena keluarga yang juga menyukai kegiatan olahraga dan secara tidak langsung
Untuk alasan yang mendapat hasil persentase sebesar (52%) yaitu penderita
mengikuti kegiatan olahraga karena banyak teman sesama penderita yang juga
bersama. Alasan berikutnya yang mencapai hasil persentase sebanyak (44%) yaitu
5.1 Simpulan
5.2 Saran
penderita Diabetes Mellitus tipe II yang belum aktif dapat berupa penambahan
maupun individu.