SKRIPSI
Oleh :
NAMA : WIDIYONO
NIM : 6301401001
JURUSAN : PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN
1
2
SARI
Widiyono (2005). Hubungan Kekuatan Otot, Daya Ledak Otot, dan Panjang
Tungkai dengan Kemampuan Menendang Jarak Jauh Pada Pemain Sepakbola
ASA Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun 2005. Skripsi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Hasil analisis data penelitian dengan uji F untuk rX1-Y = 10,352 atau
signifikansi 0,003; uji F untuk rX2-Y = 7,600 atau signifikansi 0,010; uji F untuk
rX3-Y = 10,129 atau signifikansi 0,004; dan rX123-Y = 5,089 atau signifikansi
0,007. Berdasar kemampuan uji F tersebut dapat disimpulkan 1) Ada hubungan
antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola, 2) Ada
hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kemampuan menendang bola, 3)
Ada hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan menendang bola, dan
4) Ada hubungan antara kekuatan otot, daya ledak otot, dan panjang tungkai
dengan kemampuan menendang bola.
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan PKLO
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Ketua, Sekertaris,
DEWAN PENGUJI
2. Drs.Wahadi, M.Pd.
NIP. 131 571 551
Motto :
“Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan yaitu merahasiakan
keluhan, merahasiakan musibah, merahasiakan sedekah (yang
diinfakaan) “ (HR ath-Tharbrani).
Persembahan :
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah
skripsi ini.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tak luput dari bantuan
dan dorongan oleh semua pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
4. Drs. Wahadi M. Pd. dan Drs. M. Nasution M. Kes. Selaku dosen wali yang
5. Drs. Wahadi, M. Pd. dan Drs. Tohar M. Pd. selaku dosen pembimbing yang
6. Bapak dan Ibu Dosen PKLO FIK UNNES yang telah memberikan bekal ilmu
8. Bpk. Affandi selaku ketua klub ASA Kedungwuni dan para pelatih yang telah
2005 yang telah sudi meluangkan waktu dan tenaga untuk menjadi sampel
penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan PKLO angkatan 2001 dan khususnya anak IKK
Sepakbola yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan pada penulis.
11. Untuk Danang, Rhi-Rie, Maulana dan Wawan yang selalu memberi dorongan
12. Seluruh warga Capgawen yang selalu memberi dukungan dan membantu
13. Keluarga besar Cost Yasmine, yang selalu memberi dukungan dan motivasi
14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan
setimpal atas kebaikan yang telah mereka berikan selama ini. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua, amien.
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
SARI ................................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Permasalahan ..................................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.4. Penegasan Istilah ................................................................................. 9
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
DAFTAR TABEL
Halaman
Kolmogorov-Smirnov Z ................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Skor T........................................................................................... 50
BAB I
PENDAHULUAN
oleh dua regu dimana masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain. Masing-
dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan. Regu yang lebih
banyak orang, baik dari kalangan bawah, menengah maupun kalangan atas. Di
Indonesia sepakbola sudah merupakan permainan rakyat, hal ini dapat dilihat
bahwa diseluruh pelosok tanah air ada lapangan sepakbola dan banyak orang yang
walaupun masih tertinggal dengan negara Asia Tenggara lainnya, sebut saja
Thailand dan Vietnam yang sering juara di tingkat Asia Tenggara ditambah lagi
dengan Singapura yang sekarang sudah tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal
pembibitan usia dini dimana pemain muda tersebut dilatih atau dibina dalam suatu
seperti Piala Danone U-12, Piala Bogasari U-15, Piala Suratin U-18, sehingga
divisi utama liga Indonesia yang mana liga ini gabungan antara kompetisi
perserikatan dan kompetisi galatama . selain kompetisi divisi utama ada juga
Indonesia.
sepakbola merupakan salah satu cabang yang perlu pembinaan, karena pembinaan
Dimana dari pembinaan pada usia dini tersebut akan menghasilkan bibit-bibit
pemain yang baik dan potensial yang nantinya akan membawa harum nama baik
Sejarah berdirinya klub ASA yaitu pada tahun 1997 dimana klub ini
adalah kelanjutan dari sekolah sepakbola ASA yang dipimpin oleh Bpk. Affandi.
senior. Seorang pemain sepakbola untuk mencapai hasil permainan yang baik
harus dapat menguasai semua bagian dan macam-macam teknik dasar ketrampilan
dasar yang baik dan sempurna, pemain dapat melaksanakan taktik permainan
dengan mudah karena pemain tersebut mempunyai kepercayaan pada diri sendiri
16
cukup tinggi dan setiap pengolahan bola yang dilakukan tidak banyak membuang
bola, menggiring bola, mengontrol bola, menyundul bola, merebut bola, lemparan
kedalam, gerak tipu dan teknik khusus penjaga gawang. Keanekaragaman teknik
Para ahli sepakbola sepakat bahwa faktor penting dan berpengaruh serta
yang harus dikuasai oleh para pemain. Penguasaan teknik dasar merupakan suatu
prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap pemain, agar permainan dapat dilakukan
dengan baik.
baik harus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar bermain sepakbola. Berbagai
teknik dasar penguasaan bola terdiri dari : a) menendang bola, b) menerima bola,
Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain
sepakbola adalah menendang bola. Menendang bola adalah suatu usaha untuk
memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki
atau bagian kaki (A. Sarumpaet, 1991:13). Seorang pemain yang tidak dapat
rnenguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan mungkin menjadi
pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua
pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, cepat, cermat dan
17
tepat pada sasaran, baik sasaran pada teman yang jauh maupun dalam membuat
diperhatikan secara matang melalui proses pembinaan dan pembibitan sejak dini.
Peningkatan prestasi olahraga juga tidak lepas dari peranan pendekatan ilmiah.
bahwa apabila seseorang ingin mencapai prestasi yang optimal perlu memiliki
dan koordinasi (agility and coordination), tenaga (power), daya tahan otot
(accuracy), dan kesehatan dalam olahraga (health for sport), b). Fungsi organ-
b. Aspek Psikologis
c. Aspek Lingkungan
Faktor biologis dalam hal ini postur tubuh mencakup berbagai hal antara
lain: 1). Ukuran tinggi dan panjang tubuh, 2). Ukuran besar, lebar, dan berat
tubuh, 3). Somate type (bentuk tubuh endomorphy) yaitu pendek gemuk
bentuk tubuh manusia yang dapat mengarah seseorang dalam memilih cabang
Postur tubuh seseorang dapat diketahui dengan cara tes dan pengukuran
menggunakan alat antropometer dan pengukuran ini dapat bermanfaat dalam ber-
ini sangat penting dan besar sekali artinya dalam menjajaki : perbedaan suku
tungkai yang panjang mendukung dalam mencapai prestasi pemain klub ASA
tentunya akan membawa Indonesia pada prestasi sepakbola dunia. Harapan ini
yang diidam-idamkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, maka bagi para pelatih
dan para pembina sepakbola dalam memilih pemain pemain harus betul-betul
Pada penelitian ini akan diteliti khusus mengenai tendangan bola dengan
menggunakan kaki kura-kura bagian dalam (inside instep foot) berdasarkan
kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai dan panjang tungkai pada
pemain klub ASA Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Karena tendangan
bola menggunakan kaki kura-kura bagian dalam ini akan menghasilkan
tendangan bola yang jauh. Untuk menghasilkan tendangan jarak jauh yang
baik seorang pemain harus menguasai teknik dasar tendangan jarak jauh,
selain penguasaan teknik dasar yang baik pemain juga harus memiliki
komponen pendukung.
Berdasarkan uraian di atas maka yang mendasari penelitian ini mengambil
judul tersebut adalah “Hubungan Kekuatan Otot, Daya Ledak Otot dan Panjang
1.1.1 Menendang merupakan salah satu teknik dasar yang paling dominan
1.1.2 Fungsi dari kekuatan, daya ledak, dan panjang tungkai Sangat
dengan kekuatan yang sama akan akan memberikan hasil yang baik
UNNES Semarang.
1.2 Permasalahan
1.2.2 Apakah ada hubungan antara daya ledak otot dengan kemampuan tendangan jarak jauh dalam permainan
1.2.3 Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan tendangan jarak jauh dalam permainan
1.2.4 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot, daya ledak otot, dan panjang tungkai dengan kemampuan
tendangan jarak jauh dalam permainan sepakbola pada pemain ASA Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
Tahun 2005?
1.3.1 Hubungan antara kekuatan otot dengan hasil tendangan jarak jauh
tahun 2005.
21
1.3.2 Hubungan antara daya ledak otot dengan hasil tendangan jarak jauh
tahun 2005.
1.3.3 Hubungan antara panjang tungkai dengan hasil tendangan jarak jauh
tahun 2005.
1.3.4 Hubungan antara kekuatan otot, daya ledak otot, dan panjang tungkai
gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitian, maka perlu ditegaskan
1.4.1 Hubungan
yang dimaksud dengan hubungan adalah hubungan antara panjang, kekuatan, dan
menerima beban dalam waktu tertentu (M. Sajoto 1988 : 58), dan otot merupakan
kekuatan otot yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai
yaitu kemampuan otot tungkai untuk menahan suatu beban sewaktu melakukan
suatu aktivitas. Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang dalam
Daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh
(M. Sajoto, 1988 : 17). Daya ledak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
daya ledak otot tungkai yaitu merupakan kemampuan otot tungkai dalam
mengatasi tahanan atau beban dalam suatu gerakan utuh dengan kecepatan yang
tinggi.
Tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah); yang panjang
(Poerwadarminta, 1976:1107).
dalam penelitian ini adalah keberadaan panjang tungkai yang diukur berdasar
tinggi badan dikurangi tinggi duduk, yang digunakan dalam menendang bola agar
Klub sepakbola ASA merupakan salah satu klub sepakbola yang terdapat
di Kabupaten Pekalongan, klub ini berdiri tahun 1997 sebagai kelanjutan dari
Sekolah Sepak Bola ASA yang di pimpin oleh Bpk. Affandi. Anggota klub terdiri
dari kelompok umur 13 –15, 16 – 18, dan senior. Dalam penelitian ini yang
sepakbola. Selain hal itu hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat
atlet, pengembangkan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar
permainan sepakbola, agar latihan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
menerima beban dalam waktu tertentu (M. Sajoto 1988 : 58). Kekuatan otot
tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk menerima beban
tiga kategori yaitu: (1) kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot
tidak memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu gerakan yang
nyata atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang ditempuh. Kontraksi ini
disebut juga kontraksi statis. (2) kontraksi isotonis, dalam kontraksi isotonis ini
akan tampak terjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan
panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis. (3) kontraksi isokinetis
fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai kebutuhan setiap
121
13
beberapa aspek yang harus meningkatkan prestasi adalah struktur postur tubuh
yang meliputi: (a) ukuran tinggi dan panjang tubuh, (b) ukuran besar, lebar, dan
berat tubuh, (c) somato tipe (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan
ectomorphy).
yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena
peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari cidera, selain itu dengan
kekuatan atlet akan dapat lari dengan cepat, melempar atau menendang lebih jauh
dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat
sendi-sendi.
kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara
maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapaat
dalam suatu letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi dengan ccepat,
bahwa dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau berkontraksi menurut
lain: otot tensor fasialata, otot abductor paha, otot gluteus maximus, otot vastus
lateralis, otot sartorius, otot tibialis anterior, otot rectus femoris, otot
gastrocnemus, otot proneus longus, otot soleus, otot digitorum longus, otot paha
tendon rektus
femoris
Otot Gluteus maxsimus
Otot Adduktor
Patela
Tendon sartorius
Otot paha lateral
Otot peroneus Otot paha medial
longus Otot gastroknemius
Tl.Tibia
Otot Ruang Otot gastroknemius
Extensor Otot Soleus popliteum
digitorum
longus
Maleoulus medialis
Tendon akhiles
Extensor Tendon extensor
Atas untuk jari kaki
Kalkaneus
Retinakula Bawah
Gambar 1 :
Struktur Tungkai (Evelyn, Anatomi dan Fisiologi Paramedis, Hal: 114 - 115)
15
Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu
hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan
di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan
tinggi atau tendangan jauh (Harre,1982:16). Lebih lanjut dikatakan bahwa
daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan
suatu kecepatan kontraksi tinggi (Harre, 1982:102).
Daya ledak ialah kombinasi dari kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal.
Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam tendangan
jauh) atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara, dimana otot-otot
harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat
membawa tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat
mencapai suatu jarak (Janssen,1983:167).
Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu
gerakan yang utuh (Suharno HP, 1984:11). Daya ledak atau explosive power
waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, tolak peluru,
Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada
kontraksi otot (Bompa,1983:231; Fox,1988:144 ). Daya ledak merupakan
salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan
aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang
memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang
16
adalah suatu kemampuan otot tungkai untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga.
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan
pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai
bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam kaitannya
Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran
penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah, panjang
tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta
tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas. Tulang-tulang pembentuk tungkai
17
meliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang femur (Raven,
1981:14).
bola adalah otot-otot anggota gerak bawah. Otot-otot anggota gerak bawah terdiri
dari beberapa kelompok otot, yaitu : 1) otot pangkal paha, 2) otot tungkai atas, 3)
sangat kuat dan disebut fasia lata. Otot-otot tungkai atas menjadi 3 golongan yaitu
sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor
muskulus sartorius berfungsi untuk eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu
lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar
Syaifuddin (1992:56).
tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan
meluruskan jari kaki, 3) otot kedang jempol berfungsi untuk meluruskan ibu
jari, 4) tendon arkiles berfungsi untuk meluruskan kaki di sendi tumit dan
empu kaki, 6) otot tulang kering belakang melekat pada tulang kaki berfungsi
membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah dalam, 7) otot
kedang jari bersama terletak di punggung kaki berfungsi untuk meluruskan jari
tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola
diudara. Dalam penelitian ini bola yang ditendang dalam keadaan diam.
Menurut A. Sarumpaet (1992 : 3) bahwa menendang bola adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan
bola diam menggelinding maupun melayang di udara. Masalah tendangan sendiri dalam permainan sepak bola itu
sangat vital, karena tendangan adalah bagian yang terpenting, seorang pemain sepak bola yang tidak dapat
menendang bola dengan baik tidak mungkin akan menjadi pemain yang baik pula. Hal ini disebabkan hampir setiap
19
kesebelasan selalu mendapatkan kemenangan (membuat gol) karena adanya tendangan. Bahkan kiper yang bertugas
utamanya menangkap bola harus dapat melakukan bermacam-macam tendangan sesuai dengan kebutuhannya (Aang
Witarsa,1984:8).
misalnya : tendangan bebas (free kick) tendangan penalti (penalty kick), tendangan
sudut (corner kick), dan lain-lain. Selain itu, menendang bola sendiri dibagi
foot), 2) Tendangan dengan kura- kura kaki (instep foot), 3) Tendangan dengan
Pada penelitian ini akan diteliti khusus mcngenai tendangan bola dengan
menggunakan kaki kura-kura bagian dalam (inside instep foot). Cara untuk
melakukan taktik menendang bola dengan kaki kura-kura bagian dalam (inside
instep foot) adalah awalan sedikit serong kaki tumpu diletakkan di samping
belakang bola, jari-jari kaki menghadap serong dengan lutut sedikit ditekuk. Kaki
Persentuhan kaki pada bola dengan punggung kaki sebelah dalam. Bola disepak
pada bagian bawah titik pusatnya, sedang badan sedikit condong ke belakang.
digunakan untuk menendang ada 4 cara utama, yaitu : 1). kaki bagian dalam, 2).
20
punggung kaki penuh, 3) punggung kaki bagian luar, 4). punggung kaki bagian
dalam,. Sedangkan tendangan yang jarang digunakan yaitu : 5). kaki luar dan
tendangan dengan bagian bawah sepatu (sol sepatu), 6). ujung sepatu, 7). kaki
Gambar 2 :
Bagian Kaki Yang Digunakan Untuk Menendang (Sukatamsi,1984 : 47).
sepakbola, karena bola yang ditendang akan dapat lebih terarah menuju sasaran.
Kegunaan tendangan dengan kura-kura kaki bagian bagian dalam adalah untuk
operan jarak jauh, operan lambung, memasukkan bola kemulut gawang dan
Gambar 3
Kura-kura kaki bagian dalam ( Sukatamsi 1984 : 103 )
Kekuatan otot yang dihasilkan oleh otot-otot yang terdapat pada tungkai
kaki dari paha dan kaki digunakan untuk menggerakkan tungkai kaki mengayun
dari belakang ke depan secara angular dengan tujuan untuk menendang bola. Dari
gerak angular yang kuat itu, bila menyentuh benda maka benda (bola) tersebut
Jika dorongan gaya tersebut besar, maka hasil dorongan tersebut akan
cepat dan kuat. Hal ini berhubungan dengan masalah menendang bola, artinya bila
dorongan berjalan dengan keras dan cepat. Berorientasi pada analisis tersebut
Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada
yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas
tendangan tinggi, tolak peluru, serta gerak lain yang bersifat eksplosif.
Dari pengertian di atas jelas bahwa dalam melakukan tendangan jarak jauh
kita memerlukan daya ledak otot tungkai, karena kita memerlukan gerakan yang
cepat dan kuat saat melakakan tendangan terhadap bola, dengan demikian hasil
Jarak Jauh
Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan
pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai
bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang sangat erat dalam kaitannya
antara panjang tungkai dengan hasil tendangan jarak jauh. Jadi semakin panjang
2.2.4 Hubungan Antara Kekuatan Otot, Daya Ledak Otot, dan Panjang Tungkai
Saat menendang bola semua kondisi fisik akan berperan aktif, khusus
kekuatan otot tungkai dan daya ledak menjadi permasalahan seperti telah
dijelaskan bahwa perpaduan kontraksi otot yang ada di paha kaki, kaki akan
menghasilkan tenaga yang explosive dan kecepatan (speed). Kekuatan dan daya
ledak yang dihasilkan oleh otot-otot paha dan kaki digunakan untuk mengayunkan
kaki tendang ke arah bola, sehingga pada saat mengayunkan kaki tendang
dibutuhkan kekuatan dan daya ledak otot tungkai dalam bidang angular bergerak
atau mengayun dengan cepat pula. Jika kedua unsur ini ditunjang dengan tungkai
yang panjang maka hasil tendangan bola akan berjalan keras dan cepat.
dipengaruhi beberapa faktor yaitu: kecepatan awal (vo), sudut tendangan (α) dan
percepatan grafitasi. Menurut Sukatamsi (1984: 103), jarak terjauh yang dicapai
benda yang mengikuti gerakan parabola dinyatakan dengan rumus R = V02/g. sin
Gambar 4 :
Kecepatan awal bola (vo ) bergantung pada gaya yang mengenai bola.
Semakin tinggi gaya masuk, maka kecepatan yang diperoleh semakin tinggi,
begitu pula sebaliknya. Gaya yang masuk dalam hal ini berkaitan dengan
kekuatan (strength) dan gabungan antara kekuatan dan kecepatan yang disebut
explosive power atau daya ledak. Karena dengan kekuatan otot tungkai dan daya
ledak seseorang yang lebih besar serta ditunjang dengan panjang tungkai yang
digunakan sebagai pengungkit, maka gaya tendangan yang masuk akan semakin
tinggi. Hal ini berakibat pada kecepatan tendangan yang semakin tinggi dan pada
hubungan kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai dan panjang tungkai
2.3 Hipotesis
2.3.1 Ada hubungan antara kekuatan otot dengan kemampuan menendang jarak
2.3.2 Ada hubungan antara daya ledak otot dengan kemampuan menendang
2.3.4 Ada hubungan antara kekuatan otot, daya ledak otot, dan panjang tungkai
3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto (1996 : 102) populasi diartikan sebagai keseluruhan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain klub sepakbola
ASA Kedungwuni berumur 16 – 18 tahun dan berjumlah 30 orang.
c. Panjang tungkai (X 3 )
1
28
Kekuatan Otot
Tungkai 1 (r x1 -y)
Hasil Menendang
Daya Ledak Otot
2 (r x 2 -y) Bola Jarak Jauh
Tungkai
3 (r x 3 -y)
dengan lutut ditekuk membentuk sudut 130 – 140° dan tubuh tegak lurus.
Panjang rantai dynamometer diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi
lutut perlahan-lahan. Baca penunjuk angka pada alat saat maksimum tercapai.
Tes daya ledak otot tungakai dalam penelitian ini menggunakan standing
boart jump tes, dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :
Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk sampai
membentuk kurang lebih 45 derajat, kedua lengan lurus kebelakang.
Kemudian orang coba menolak kedepan dengan kedua kaki sekut-kuatnya dan
mendarat dengan kedua kaki., percobaan dilakukan sebanyak tiga kali dan
diambil yang terbaik.
∑ Xi − X
∑ 2
1 =
n −1
3.7.2.2 Mencari varians gabungan dengan rumus :
S2 = {∑ (n − 1)S / ∑ (n − 1)}
1 i
2
1
{
X 2 = (log10) B − ∑ (n1 − 1)log Si2 }
2 2
Harga X hitung dikonsultasikan dengan harga X tabel dengan dk = n−1, dimana n
= banyaknya golongan atau variabel pada taraf signifikansi 5 %. Jika harga
2
X hitung ≤ X tabel
2
berarti distribusi data homogen, sebaliknya jika harga
2
X hitung ≥ X tabel
2
berarti distribusi data tidak homogen.
Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang diperoleh linier
ataukah tidak. Jika data linier, dapat dilanjutkan pada uji parametrikdengan
teknik regresi. Namun jika data tidak linier, digunakan uji regresi non linier.
32
Uji keberartian model garis regresi untuk menguji apakah data yang diperoleh
dapat digunakan sebagai peramalan kriterium ataukah tidak. Jika data berarti,
maka dapat digunakan sebagai peramalan, jika tidak berarti sebagai
konsekuensinya tidak dapat digunakan sebagai peramalan kriterium. Adapun
uji keberartian model garis regresi menggunakan teknik analisis varians
dengan langkah sebagai berikut :
Sumber
dk JK KT F
Variasi
Regresi
1 JK reg =JK (b/a) S2 reg = JK (b/a)
(b/a)
S 2 reg
S 2 res
Residu S2reg = ∑(Y1-
n- JK res =∑ (Y1-
Y1)2
3 Y1)2
n-2
Tuna k- JK (TC )
JK (TC) S2TC =
Cocok 3 k −2 2
STC
S E2
Kekeliruan n- JK E
JK (E) S2E =
3 n−k
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{NX 2
}{
− (∑ XY ) NY 2 − (∑ XY )
2 2
}
(Sutrisno Hadi, 1992 : 369).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Diskripsi data
Data dari hasil tes dan pengukuran yaitu tes dan pengukuran kekuatan otot
tungkai dengan satuan kilogram, daya ledak otot tungkai dengan satuan meter,
panjang tungkai dengan satuan sentimeter, serta hasil tendangan jauh dengan
berbeda, maka untuk pengolahan data terlebih dulu diubah menjadi skor T
dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar deviasi kali 10
ditambah 50.
Diskripsi data kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, panjang
tungkai, dan hasil tendangan jauh berdasar hasil tes tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Deskripsi Data Variabel Penelitian
Variabel N Rata-rata SD
atau data mentah hasil pengukuran variabel kekuatan otot tungkai dengan satuan
kilogram, memiliki rata-rata sebesar 116.47 kali; SD sebesar 28.88. Daya ledak
35
36
otot tungkai dengan satuan sentimeter, memiliki rata-rata sebesar 2.19 meter; SD
sebesar 93.62 centimeter; SD sebesar 9.17. Adapun hasil tendangan jauh dengan
otot tungkai, daya ledak otot tungkai, serta hasil tendangan jauh, dengan anggota
sampel sejumlah 30 orang siswa berdasar pada hasil pengukuran atau tes, hasilnya
Tabel 2
Rangkuman Uji Normalitas Distribusi Data dengan Kolmogorof‐Smirnof Z
Variabel Kol-Smir Z Sig. Keterangan
Berdasar pada hasil analisis yang tercantum dalam tabel 3 terlihat bahwa
data masing-masing variabel yaitu variabel kekuatan otot tungkai, daya ledak otot
37
tungkai, panjang tungkai serta hasil tendangan jauh, subyek penelitian penyebaran
distribusi datanya dalam keadaan normal sehingga dapat dilanjutkan dengan uji
parametrik.
genitas varians data. Uji homogenitas varians data untuk menguji kesamaan
Tabel 3
Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Berdasar pada hasil analisis yang menggunakan Chi Kuadrat seperti yang
tercantum pada tabel 4 terlihat bahwa varians data variabel penelitian dalam
keadaan homogen. Dengan demikian karena masing-masing variabel dalam
keadaan homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji parametrik.
38
prediktor (X1, X2 dan X3) memiliki hubungan yang linier atau tidak terhadap
kriterium. Uji dilakukan dengan teknik analisis varians. Kriteria uji dinyatakan
Sebaliknya jika hasil F hitung X1 , X2 dan X3 ≤ F tabel dinyatakan tidak linier. Hasil
Tabel 4
Rangkuman Uji Linieritas Variabel Data Penelitian Menggunakan Anava
yaitu variabel kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan panjang tungkai
dinyatakan linier.
diperoleh berarti (bermakna) atau tidak untuk digunakan sebagai prediksi harga kriterium. Uji dilakukan dengan uji t.
Kriteria uji dinyatakan berarti, jika hasil t hitung X1, X2 dan X3 ≥ t tabel pada taraf signifikansi 5 %. Sebaliknya jika hasil t
hitung X1 X2 dan X3 ≤ t tabel dinyatakan tidak linier. Hasil analisis regresi untuk keberartian model garis regresi hasil
Tabel 5
Rangkuman Hasil Uji Keberartian Model Garis Regresi Variabel Penelitian Menggunakan
uji t
Variabel T hitung Sig. Keterangan
Hasil uji keberartian model garis regresi antara X1 dengan Y diperoleh t hitung
prediktor penelitian yaitu variabel kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai,
dan panjang tungkai dinyatakan berarti dan dapat digunakan untuk memprediksi
tungkai, daya ledak otot tungkai, dan panjang tungkai dengan hasil tendangan jauh
versi 11. Adapun hasil perhitungan analisis data tersaji pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan
Otot Tungkai dan Panjang Tungkai dengan Hasil Menendang Bola
40
4.2.1 Uji hipotesis ke 1 yaitu Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai
0,014), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil menendang bola pemain
maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot
tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA Kedungwuni Kabupaten
4.2.2 Uji hipotesis ke 2 yaitu Ada hubungan antara daya ledak otot tungkai
0,010), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil menendang bola pada
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara daya
ledak otot tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA Kedungwuni
4.2.3 Uji hipotesis ke 3 yaitu Ada hubungan antara panjang tungkai dengan hasil
0,004), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara panjang tungkai dengan hasil menendang bola pemain ASA
dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai
4.2.4 Uji hipotesis ke 4 yaitu Ada hubungan antara daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot Tungkai, dan panjang tungkai dengan hasil menendang bola
(X123 dengan Y)
0,007), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan panjang
tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan, ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, daya ledak otot
tungkai, dan panjang tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA
4.3 Pembahasan
Merujuk pada hasil perhitungan dan analisis data penelitian, terlihat ada
hubungan yang berarti antara kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan
yang positif dan berarti pada pada pemain ASA Kedungwuni Kabupaten
dan jari kaki, jika dikaji secara seksama otot tungkai memiliki peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan gerak anggota gerak bawah. Hal ini dapat dimengerti
karena anggota gerak bawah dalam melakukan gerakan terutama sekali dalam
Sebagai otot penopang tegaknya tubuh, otot tungkai memberikan manfaat yang
sangat besar didalam ayunan tungkai. Ayunan tungkai yang cepat dan kuat dan
ayunan tungkai dengan amplitudo yang besar. Amplitudo ayunan tungkai yang
besar tersebut akan menyebabkan gerakan tungkai menjadi cepat dan kuat.
Ayunan tungkai yang cepat dan kuat tersebut akan menghasilkan jarak hasil
ditentukan oleh aspek lain diluar komponen kondisi fisik kekuatan otot tungkai.
hasil pelatihan tendangan jauh memerlukan unjuk kerja kecepatan tinggi disertai
lecutan tungkai, untuk mencapai hasil yang optimal. Berdasar uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa daya ledak merupakan kemampuan tubuh untuk dapat
menggerakkan semua sistem dalam melawan beban, jarak, dan waktu yang
Khususnya pada melompat, berlari, dan menendang daya ledak sangat diperlukan
karena satuan unjuk kerja harus dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin dalam
waktu singkat.
Prinsip lain yang tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan tendangan jauh
adalah teknik yang benar dengan penempatan posisi kaki tumpu yang baik.
Teknik yang baik dan benar dalam pelaksanaan tendangan jauh ikut menentukan
jauh dekatnya hasil tendangan, sehingga harus dikuasai dengan baik oleh setiap
para pemain, karena hasil tendangan menjadi kurang kuat, kurang keras, dan jarak
Berdasar pada hasil analisis data daya ledak otot tungkai memberikan
ditentukan oleh aspek lain diluar komponen kondisi fisik daya ledak otot tungkai.
penting dalam melakukan unjuk kerja menendang. Penempatan kaki tumpu yang
dilakukan dengan cara yang benar dengan menggunakan ayunan yang cepat dan
kuat, serta didukung panjang tuas akan memberikan hasil secara optimal. Panjang
Berdasar pada hasil analisis data daya ledak otot tungkai memberikan
ditentukan oleh aspek lain diluar komponen kondisi fisik daya ledak otot tungkai.
4.3.4 Kekuatan otot tungkai, Daya ledak otot tungkai, dan Panjang tungkai
memiliki daya ledak otot tungkai yang baik hasil menendang bola menjadi lebih
optimal dibandingkan dengan daya ledak yang kurang baik. Berdasar pada hasil
analisis data daya ledak otot tungkai kekuatan otot Tungkai dan panjang tungkai
kondisi fisik kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan panjang tungkai.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar mendapat data yang akurat,
maupun non teknis, maka perlu dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan
berikut :
4.4.1 Subyek atau sampel penelitian adalah para murid yang relatif masih
seperti pada atlet dengan baik dan benar. Tendangan jauh merupakan salah
satu materi pada pelatihan sepakbola yang diberikan dengan sedikit tatap
muka, maka untuk penguasaan gerakan yang baik dan benar sangat sulit
hasil penelitian.
4.4.2 Tendangan jauh merupakan perpaduan gerak yang utuh dan terpadu mulai
5.1 Simpulan
Berdasar pada hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan, maka dapat
5.1.2. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA
5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil menendang bola pada pemain ASA
5.1.4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, panjang tungkai dengan
hasil menendang bola pada pemain ASA Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun 2004/2005.
5.2 Saran
Berorientasi pada hasil analisis dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran kepada para pelatih
sepakbola dalam melatih cabang olahraga sepakbola khususnya menendang
bola, sebagai berikut :
5.2.1. Bagi para pelatih didalam melatih para pemain hendaknya diimbangi
dengan peningkatan kondisi fisik berupa kekuatan otot tungkai, daya ledak
otot tungkai sehingga pelatihan yang dilakukan dapat berhasil guna dan
47
berdaya guna.
tinggi badan dan panjang tungkai agar pola pembinaan dan proses
1
DAFTAR PUSTAKA
Semarang.
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Dirjen Dikti :
Jakarta.
Semarang
Oktia Woro KH, 1981. Praktikum Pendidikan Jasmani. FPOK IKIP Semarang :
Semarang
Peace. C. Evelyn, 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia :
Jakarta.
Radioputro, 1973. Kinesiologi dan Body Mechanies. Dirjen Pemuda dan Olahraga
Depdikbud : Jakarta
ii