JIGSAW
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana pendidikan
Oleh :
Desi Wulandari
4201401012
JURUSAN FISIKA
Desi Wulandari, 2006. “Peningkatan Logika Berpikir Sains Siswa melalui Konsep
Tekanan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw“. Skripsi Jurusan Fisika.
Program studi Pendidikan Fisika. Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.
pada:
Hari : Senin
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................... iv
viii
ix
A. Siklus I ............................................................................ 31
B. Silus II .............................................................................. 34
BAB V PENUTUP............................................................................. 39
A. Simpulan ......................................................................... 39
B. Saran .............................................................................. 39
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Hasil pretes dan postes pada materi tekanan pada benda padat
4.4 Hasil angket siswa materi tekanan pada benda padat dan gas .. 34
4.5 Hasil postes siklus I, pretes dan postes materi tekanan pada
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
7. Silabus .................................................................................... 54
18. Daftar nama siswa kelas VII MTs Al Huda Reban ................. 126
xii
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat kedua fenomena ini
2000: 1).
belajar aktif baik fisik, mental intelektual, maupun sosial untuk memahami
konsep-konsep fisika. Dalam pelajaran fisika banyak dibahas teori dan hal-hal
1
2
kesulitan, terlihat dari tingkat pemahaman siswa masih kurang, hanya sampai
pada tingkat pemahaman. Serta hasil ulangan harian konsep gaya dan
dapat menimbulkan perubahan gerak dan (atau) bentuk suatu benda jika gaya
yang diberikan atau yang bekerja lebih besar daripada gaya lain yang
bekerja pada satu satuan luas (Mangunwiyoto, 2000: 63), sehingga antara
konsep gaya dan tekanan saling berkaitan. Pada standar kompetensi kurikulum
dasar dapat mendiskripsikan tekanan pada benda padat, cair dan gas serta
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
3
panjang.
dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian, siswa saling
tergantung satu dengan yang lainnya dan harus bekerja sama secara kooperatif
tipe jigsaw.
B. Perumusan Masalah
logika berpikir sains bagi siswa kelas VII MTs Al Huda Reban pada konsep
tekanan.
4
C. Tujuan Penelitian
berpikir sains dalam konsep tekanan siswa kelas VII MTs Al Huda Reban
D. Manfaat Penelitian
Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian
1. Bagian Awal
2. Bagian Isi
BAB II: Landasan teori dan hipotesis tindakan berisi tentang hal-hal
BAB III: Metode Penelitian berisi lokasi penelitian dan subjek penelitian,
BAB IV: Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian
3. Bagian Akhir
BAB II
A. Landasan Teori
1. Proses Pembelajaran
sama lain.
baik fisik, mental dan dana. Aspek fisik meliputi panca indera, otak dan
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
6
7
laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku ini
Dalam kegiatan belajar ada suatu tujuan yang dicapai yaitu hasil
a. Kesiapan belajar
suatu kegiatan belajar, Sikap guru yang penuh pengertian dan mampu
b. Perhatian
c. Motivasi
mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat
d. Keaktifan siswa
e. Mengalami sendiri
memebrikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih
mendalam.
f. Pengulangan
h. Perbedaan individual
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Menurut
verbal dengan orang dewasa atau orang yang dianggap lebih mengetahui
dimilikinya.
mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu kepada yang belum
tahu, dalam hal ini penyediaan prasarana dan situasi yang memungkinkan
untuk melibatkan ketiga kelompok ini untuk ikut serta dalam proses
2. Pembelajaran Kooperatif
kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk
peningkatan nilai pre tes yang diperoleh siswa, sehingga setiap siswa baik
sama untuk berhasil dan berbuat sesuatu yang baik bagi kelompok. Lie
c. Tatap muka
mengutarakan pendapat.
yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang
kepada teman sekelompoknya yang lain (Ibrahim, 2000: 22). Pada metode
Kelompok Asal
I II III IV V
A1 B1 A2 B2 A3 B3 A4 B4 A5 B5
C1D1E1 C2D2E2 C3D3E3 C4D4E4 C5D5E5
A1 A2
A3A4A5
Kelompok Ahli
Kembali ke kelompok
asal
topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas
kelompok ahli.
sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Materi
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.
yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan rendah. Selain itu guru
sebelumnya.
c. Evaluasi Mandiri
Tabel 2.1
Nilai perkembangan individu
Skor Tes Nilai Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
1 hingga 10 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30
(Slavin, 1995: 80)
jumlah anggota.
16
Tabel 2.2
Jenjang penghargaan kelompok
Kriteria (nilai rata-rata) Penghargaan
15 GOODTEAM
20 GREATTEAM
25 SUPERTEAM
(Slavin, 1995: 80)
4. Logika Berpikir
Logika berasal dari bahasa Yunani dari kata sifat ‘logika’ yang
berhubungan dengan kata benda ‘logos’ yang berarti perkataan atau kata
jalinan kuat antara pikiran dan kata yang dimanifestasikan dalam bahasa.
logis.
domain.
18
Tabel 2.3
Tingkat Cognitive Domain
Tingkat/hasil Ciri-cirnya
belajar
Ingatan • Jenjang belajar terendah
(Knowledge) • Kemampuan mengingat kata-kata
• Kemampuan menghafalkan rumus, definisi,
prinsip, prosedur
• Dapat mendiskripsikan.
Pemahaman • Mampu menerjemahkan (pemahaman
(Comprehension) terjemahan)
• Mampu menafsirkan, mendiskripsikan secara
verbal
• Pehaman ektrapolasi
• Mampu membuat estimasi
Aplikasi • Kemampuan menerapkan materi pelajaran dalam
(Application) situasi baru
• Kemampuan menetapkan prinsip atau
generalisasi pada situasi baru
• Dapat menyusun problema-problema sehingga
dapat menetapkan generalisasi
• Dapat mengenali hal-hal yang menyimpang dari
prinsip dan generalisasi
• Dapat mengenali fenomena baru dari prinsip dan
generalisasi
• Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi
berdasarkan dari prinsip dan generalisasi
• Dapat menentukan tindakan tertentu berdasarkan
dari prinsip dan generalisasi
19
B. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
jigsaw“ dilaksanakan sejak bulan mei sampai juni 2005 di MTs Al Huda
Reban, dengan subjek penelitian adalah kelas VII dengan jumlah 40 orang
siswa terdiri dari 24 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
1. Faktor siswa: akan diselidiki kondisi awal siswa dengan menggunakan pre-
C. Rencana Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa
21
22
yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Tiap siklus pelaksanaan
3. Observasi yaitu uraian tentang hasil observasi dan penafsiran data hasil
pelaksanaan
4. Refleksi yaitu uraian tentang hasil observasi dan evaluasi proses tindakan.
seterusnya
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
1) Validitas
1990: 163):
x p − xt p
γ pbi =
st q
Keterangan;
Kriteria:
Hasil analisis validitas soal diketahui bahwa soal yang valid adalah
soal no 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 47, 48, soal
yang tidak valid adalah soal no 1, 2, 3, 10, 12, 18, 20, 29, 34, 35, 42,
2) Reabilitas
1990: 189):
⎛ n ⎞⎛⎜ x t n − x t
r11 = ⎜ ⎟ 1−
( )⎞⎟
⎝ n − 1 ⎠⎜⎝ n st2 ⎟
⎠
24
Keterangan:
s t2 = Varians total
Kriteria:
Hasil analisis diperoleh bahwa r11 > rtabel maka dapat disimpulkan
3) Tingkat Kesukaran
213):
JB A + JBB
IK =
JS A + JS B
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Kriteria:
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
25
adalah soal no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 33, 34, 36, 38, 40, 42, 44, 45, 47, 48, 50
dan soal dengan kriteria sukar adalah soal no 1, 10, 14, 16, 28, 31,
4) Daya Pembeda
JB A − JBB
DP =
JS A
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Kriteria:
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Hasil analisis butir soal diketahui bahwa soal dengan daya pembeda
baik adalah soal no 11, 15, 19, 21, 22, 25, 26, 30, 31, 33, 36, 38, 40,
26
8, 9, 13, 14, 16, 17, 18, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 34, 39, 41, 42, 43, 48,
49, 50, soal dengan daya pembeda jelek adalah soal no 12, 20, 37,
44, 46, dan soal dengan daya pembeda sangat jelek adalah soal no
f. Melaksanakan pretes
2. Pelaksanaan
Perencanaan tindakan I:
Refleksi awal Permasalahan: 1. Menyiapkan RP yang berisi
pembelajaran 1. Guru mengajar cenderung kegiatan percobaan dan diskusi
fisika di MTs menggunakan metode dengan panduan LKS
Al Huda Reban konvesional 2. Menyiapkan LKS dengan diberi
2. Pemahaman siswa kurang apersepsi agar siswa termotivasi
3. Nilai ulangan harian untuk melakukan kegiatan
cukup 3. Menyiapkan soal
4. Menyiapkan lembar observasi
Observasi tindakan I:
Mengamati pelaksanaan kegiatan
PBM yaitu kegiatan pada kelompok Pelaksanaan tindakan I:
ahli dan kelompok asal 1. Pretes dengan ketuntasan klasikal 7,5%
2. Pemberian materi tekanan pada benda padat
dan gas dengan metode jigsaw
Refleksi I: • Penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli
1. Pemahaman berpikir siswa • Kegiatan kelompok ahli
mencapai ketuntasan klasikal yaitu • Melakukan percobaan
85% • Diskusi
2. Interaksi siswa sudah mulai aktif
• Menarik kesimpulan
3. Siswa masih mengalami kesulitan
• Review
saat menyimpulkan hasil percobaan
• Kembali ke kelompok asal
• Memberikan informasi kepada kelompok asal
3. Memberikan lembar angket
Perencanaan tindakan II:
4. Postes dengan ketuntasan klasikal 80%
1. Menyiapkan RP yang berisi
kegiatan percobaan dan
diskusi dengan panduan Pelaksanaan tindakan II:
LKS 1. Pretes dengan ketuntasan klasikal10%
2. Menyiapkan LKS dengan 2. Pemberian materi tekanan pada benda cair dengan
langkah kerja yang lebih metode jigsaw lebih dioptimalkan
sederhana • Kegiatan kelompok ahli lebih diaktifkan
3. Menyiapkan soal • Saat diskusi guru memberikan motivasi agar siswa
4. Menyiapkan lembar bertanya
observasi • Menarik kesimpulan
• Review
• Kembali ke kelompok asal
Refleksi II:
• Memberikan informasi kepada kelompok asal
1. Pemahaman berpikir siswa
3. Memberikan lembar angket pada siswa diakhir
meningkat, diketahui dari hasil
pembelajaran
tes meningkat dari tindakan I
4. Postes dengan ketuntasan klasikal 90%
dan mencapai ketuntasan
klasikal 90%
2. Interaksi siswa sudah aktif
Observasi tindakan II:
Mengamati pelaksanaan kegiatan PBM yaitu kegiatan
pada kelompok ahli dan kelompok asal
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Al
pembelajaran.
2. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data
kualitatif.
lembar observasi.
berupa nilai hasil pretes dan postes serta nilai hasil observasi dengan
menggunakan statistik deskriptif dan untuk data kualitatif berupa kalimat yang
berlangsung.
jawaban
29
b. Memberikan skor pada hasil pekerjaan pretes dan postes siswa dengan
Nilai =
∑ skor _ perolehan x100
∑ skor _ maksimal
Sedangkan prosentase tiap aspek dari pengamatan afektif dan
n
%= x100%
N
Keterangan:
% = Prosentase
X =
∑x
N
Keterangan:
X = Nilai rerata
N = Banyaknya siswa
G. Indikator Kinerja
nilai kognitif siswa yaitu mencapai 65% secara individual dan 85% secara
klasikal (suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut minimal
85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar kelas) ( Mulyasa, 2004: 99).
31
BAB IV
siklus, siklus I pada materi tekanan pada benda padat dan gas, sedangkan pada
siklus II pada materi tekanan pada benda cair. Setiap siklus terdiri dari empat
A. Siklus I
Pada siklus I terjadi kenaikan nilai rata-rata siswa dari 48,25 menjadi
70,25 (tabel 4). Jumlah siswa yang memperoleh skor 65% atau lebih ada 34
siswa dari 40 siswa, prosentase jumlah siswa yang belajar tuntas secara
klasikal adalah 85% (tabel 4.1). Dilihat dari prosentase tuntas belajar maka
dapat dikatakan pada siklus I ini telah mencapai syarat batas tuntas belajar
(lampiran 15).
Tabel 4.1
Hasil pretes dan postes pada materi tekanan pada benda padat dan gas
No Hasil tes fisika Pretes Postes
1 Rata-rata nilai tes 48,25 70,25
2 Prosentase tuntas belajar 7,5 % 85 %
dalam proses belajar mengajar menunjukkan tingkat yang cukup baik yaitu
pada aspek afektif rata-rata 72,5 (tabel 4.2). Hasil tersebut diperoleh dari hasil
31
32
(lampiran 15).
Tabel 4.2
Hasil observasi aspek afektif siswa materi tekanan pada benda padat dan gas
No Aspek yang dinilai Prosentase (%)
1 Bekerjasama dalam kelompok ahli 76,25
2 Bekerjasama dalam kelompok asal 80
3 Kedisiplinan 76,25
4 Keaktifan menanggapi pendapat orang lain 72,5
5 Kelengkapan buku referensi 74,375
6 Keaktifan bertanya 55,625
Rata-rata 72,5
73,125 (tabel 4.3). Hasil tersebut diperoleh dari hasil rata-rata observasi pada
(lampiran 15).
Tabel 4.3
Hasil observasi aspek psikomotorik siswa materi tekanan pada benda padat
dan gas
No Aspek yang dinilai Prosentase (%)
1 Mempersiapkan alat 78,125
2 Merangkai/memasang alat 76,875
3 Mengukur 74,375
4 Membaca hasil pengukuran 63,125
Rata-rata 73,125
percobaan dan berdiskusi antar kelompok ahli sudah cukup baik, akan tetapi
banyak siswa yang masih belum berani untuk mengungkapkan hipotesis dan
I, akan tetapi ada yang perlu ditingkatkan maka perlu adanya siklus II.
Adapun hal yang ditingkatkan pada siklus II dari aspek afektif yaitu kualitas
dan kuantitas keaktifan bertanya pada siswa dan pada aspek psikomotorik
yaitu pada saat membaca hasil pengukuran. Sesuai dengan pendapat Vigotsky
dalam Suparno (1996: 46) bahwa fungsi kognitif dari seseorang akan
dari jumlah siswa. Hal ini dimungkinkan karena siswa merasa dipercaya dan
yang lain, akan tetapi masih ada 32,5% siswa yang tidak menyukai suasana
kelas dengan alasan suasana yang agak ramai pada saat kerja kelompok,
tersebut diharapkan suasana kelas pada saat kerja kelompok dapat lebih
Tabel 4.4
Hasil angket siswa materi tekanan pada benda padat dan gas
No Keterangan Prosentase (%) Jumlah siswa
1 Sebelumnya mempelajari materi 12,5 5
yang akan diajarkan oleh guru
Tidak 87,5 35
2 Tertarik mengikuti pembelajaran 90 36
Tidak 10 4
3 Paham terhadap materi 77,5 31
Tidak 22, 5 9
4 Menyukai suasana kelas 67,5 27
Tidak 32,5 13
5 Termotivasi dalam mengikuti 80 32
pembelajaran
Tidak 20 8
6 Meningkatkan keaktifan di kelas 62,5 25
Tidak 37,5 15
B. Siklus II
terdapat pada siklus I antara lain dengan memberikan arahan kepada siswa
supaya dalam kegiatan percobaan dan diskusi kelompok siswa menjadi lebih
pendapat ataupun pentanyaan. Dalam kegiatan kelompok ahli yaitu pada saat
dari 70,25 pada siklus I menjadi 74 (tabel 4.5) dan jumlah siswa yang
memperoleh skor 65% atau lebih ada 36 siswa dari 40 siswa, maka prosentase
jumlah siswa yang tuntas belajar secara klasikal dari 85% (pada siklus I)
35
menjadi 90% (Tabel 4.5). Dilihat dari prosentase tuntas belajar maka dapat
dikatakan pada siklus II ini telah mencapai syarat batas tuntas belajar
(lampiran 15).
Tabel 4.5
Hasil postes siklus I, pretes dan postes materi tekanan pada benda cair
No Hasil tes fisika Postes Pretes Postes
siklus I siklus II siklus II
1 Rata-rata nilai tes 70,25 48,83 74
2 Prosentase tuntas belajar 85 % 10 % 90 %
afektif rata-rata menjadi 75,313 (tabel 4.6). Pada aspek keaktifan bertanya
Tabel 4.6
Hasil observasi aspek afektif siswa materi tekanan pada benda cair
No Aspek yang dinilai Prosentase (%)
1 Bekerjasama dalam kelompok ahli 79,375
2 Bekerjasama dalam kelompok asal 81,25
3 Kedisiplinan 79,375
4 Keaktifan menanggapi pendapat orang lain 73,125
5 Kelengkapan buku referensi 75
6 Keaktifan bertanya 63,75
Rata-rata 75,313
menjadi 75,625 (tabel 4.7). Pada aspek membaca hasil pengukuran mengalami
peningkatan dari 63,125% menjadi 68,75%. Begitu halnya pada saat kegiatan
15).
36
Tabel 4.7
Hasil observasi aspek psikomotorik siswa materi tekanan pada benda cair
No Aspek yang dinilai Prosentase (%)
1 Mempersiapkan alat 81,25
2 Merangkai/memasang alat 77,5
3 Mengukur 75
4 Membaca hasil pengukuran 68,75
Rata-rata 75,625
yaitu 67,5% (pada siklus I) menjadi 85% pada siklus II. Aspek-aspek aktifitas
Tabel 4.8
Hasil angket siswa pada siklus II
No Keterangan Prosentase Jumlah
(%) siswa
1 Sebelumnya mempelajari materi yang 60 24
akan diajarkan oleh guru
Tidak 40 16
2 Tertarik mengikuti pembelajaran 95 38
Tidak 5 2
3 Paham terhadap materi 85 34
Tidak 15 6
4 Menyukai suasana kelas 80 32
Tidak 20 8
5 Termotivasi dalam mengikuti 87,5 35
pembelajaran
Tidak 12,5 5
6 Meningkatkan keaktifan di kelas 75 30
Tidak 25 10
37
Tabel 4.9
Hasil analisis postes siklus I
Taraf soal Jumlah soal % skor pencapaian % keberhasilan
C1 4 400 100
C2 3 294 98
C3 6 527 88
C4 4 154 39
C5 2 25 13
C6 1 10 10
menjadi 97% (Tabel 4.10), hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa
Tabel 4.10
Hasil analisis postes siklus II
Taraf soal Jumlah soal % skor pencapaian % keberhasilan
C1 1 100 100
C2 4 400 100
C3 5 484 97
C4 2 93 47
C5 2 28 14
C6 1 7,5 7,5
Nilai perkembangan individu dan nilai kelompok pada siklus I
kegiatan di kelompok ahli dan kelompok asal serta kegiatan diskusi, juga dari
38
hasil angket dimana siswa sudah banyak yang paham terhadap materi
(lampiran 16).
Tabel 4.11
Nilai rata-rata perkembangan kelompok
Kelompok Jenjang Kelompok
Siklus I Siklus II
I Goodteam Goodteam
II Goodteam Greatteam
III Greatteam Greatteam
IV Goodteam Greatteam
V Goodteam Greatteam
VI Goodteam Superteam
VII Goodteam Greatteam
VIII Goodteam Goodteam
IX Greatteam Greatteam
X Greatteam Greatteam
siswa, yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa sehingga model
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
siswa kelas VII MTs Al Huda Reban mencapai tingkat aplikasi, hal ini
ditandai dengan ketuntasan belajar yang diperoleh 85% pada siklus I dan 90%
B. Saran
sebagai berikut:
yang telah dilakukan, dan bersedia menerima kritik baik dari teman
samping itu juga perlu lebih banyak dilakukan penelitian tindakan kelas
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Soekadijo, RG. 1994. Logika Dasar Tradisional, Simbolik dan Induktif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama