Anda di halaman 1dari 12

Pemuaian

• Thursday Mar 12,2009 06:28 PM


• By san
• In Suhu Dan Kalor
Pengantar

Pernah naik kereta api-kah ? Kalau ingin naik kereta api lagi, jangan cuma lirik cewe atau cowo
cakep Sekali2 perhatikan juga bentuk rel (rel tuh jalan raya-nya kereta api… he2… ). Di

setiap sambungan rel pasti ada celahnya… kenapa ya, harus pake celah segala. Atau si insinyur
lagi ngantuk kali waktu bikin tuh rel. Kalau belum pernah lihat rel, mungkin pernah lihat
jembatan ? Maksud gurumuda jembatan yang strukturnya pakai besi, bukan jembatan kayu…
Mirip seperti celah di rel, biasanya besi yang ada di jembatan (di

permukaan jalan) juga ada celahnya. Apalagi ya, selain rel dan jembatan… oh, yang ini kasusnya
mirip. Atap rumahmu pakai genteng atau seng ? kalau atap rumahmu pakai seng, kadang kalau
lagi panas sengnya bisa bunyi sendiri… serius… kalau tidak percaya, bongkar saja atap
rumahmu, terus ganti pakai seng… piss….
Aneh ya, rel kereta api kok harus ada celah segala. Besi atau baja di jembatan juga sama… lebih
aneh lagi atap rumah yang pake seng. Kalau lagi kepanasan atau kedinginan, seng bisa ribut2….
Kenapa ya… Dirimu bingung-kah ? biasa aja tuh… yee, dalam hati pasti penasaran juga.
Gampang kok jelasinnya… met belajar ya….
Pemuaian
Sebagian besar benda biasanya akan memuai ketika kepanasan atau menyusut jika kedinginan
Atap seng bisa ribut2 di siang hari yang panas karena adanya pemuaian. Jika kepanasan, rel

kereta api juga bisa memuai. Karenanya sambungan rel harus ada celahnya. Jika tidak ada celah,
kemungkinan besar rel (biasanya terbuat dari besi/baja) bisa bengkok apabila rel tersebut
memuai. Demikian juga besi atau baja pada jembatan. Botol air yang penuh terisi air dan tertutup
rapat juga bisa hancur lebur kalau botol tersebut dipanaskan. Masih banyak contoh lain. Sisanya
dipikirkan sendiri ya…
Btw, besarnya pemuaian sangat bergantung pada sifat benda tersebut. Walaupun panas yang
dirasakan sama, pemuaian yang dialami setiap benda berbeda-beda. Mengenai hal ini akan
gurumuda jelaskan kemudian.
Pada umumnya, pemuaian benda bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis, yakni pemuaian panjang
dan pemuaian volume. Kita pelajari pemuaian panjang terlebih dahulu. Setelah itu baru kita
bahas pemuaian volume.
Pemuaian Panjang
Jika terjadi perubahan suhu, kebanyakan benda padat biasanya mengalami pemuaian panjang.
Pemuaian panjang di sini bisa berarti panjang benda bertambah atau panjang benda berkurang.
Biasanya panjang benda bertambah ketika suhu meningkat, sebaliknya panjang benda berkurang
(benda memendek) ketika suhu menurun. Oya, dirimu jangan membayangkan bahwa pemuaian
panjang hanya bisa terjadi pada benda2 seperti kawat, beton dkk… setiap benda padat, apapun
itu pasti mengalami pemuaian panjang, meskipun tidak semua bagian benda itu mengalami
pemuaian panjang. Contoh… misalnya kita tinjau sebuah mobil yang lagi diparkir di pinggir
jalan. Ketika si mobil kepanasan, lempeng besi bisa bertambah tebal atau panjang sisinya bisa
bertambah walaupun sangat kecil. Atap rumah yang terbuat dari seng juga bisa mengalami
pemuaian panjang. Dalam hal ini, ketika seng kepanasan, tepi seng bisa bertambah lebar. Seng
juga bisa bertambah tebal. Hal yang sama juga terjadi pada rel kereta api dan besi/baja pada
jembatan.
Karena kebanyakan benda padat bisa memuai ketika terjadi perubahan suhu, maka kita juga
perlu tahu bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap besarnya pemuaian. Hal ini sangat
membantu kita dalam merancang suatu peralatan, bangunan, kendaraan dll. Contohnya celah
pada rel kereta api… Biasanya rel kereta api dibuat dari besi/baja. Para insinyur sudah
memperhitungkan lebar celah antara setiap rel. Pada siang hari yang panas, rel akan memuai
sejauh sekian centimeter… ketika digesek2 oleh kereta api, rel pasti kepanasan juga. Besarnya
pemuaian rel kira2 berapa…. Pada malam hari yang dingin, rel mengerut sejauh berapa
centimeter…. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, para insinyur memutuskan kira2 panjang
celah antara rel berapa, sehingga kalau lagi kepanasan, rel tidak saling berciuman. Ini cuma salah
satu contoh saja…. Btw, untuk mengetahui hubungan antara perubahan suhu dengan pemuaian
panjang, kita membutuhkan rumus… rumus lagi, rumus lagi… guampang kok. Pahami saja jalan
ceritanya…
Untuk membantu kita menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara perubahan
suhu dengan besarnya pemuaian panjang, alangkah baiknya jika kita tinjau sebuah benda padat.
Tujuannya biar penjelasan menjadi lebih mudah dan dirimu juga bisa cepat nyambung dengan
penjelasan dari gurumuda. Ok, tancap gas…. Tataplah gambar di bawah dengan penuh
kelembutan.
Pada saat suhu benda = To (benda masih dingin), panjang benda = Lo. Pada saat suhu benda = T
(benda kepanasan), panjang benda = L. Sambil perhatikan gambar ya… Berdasarkan hasil
pengamatan dan percobaan, perubahan panjang benda sebanding dengan perubahan suhu. Jika
suhu semakin meningkat, panjang benda juga semakin bertambah. Sebaliknya ketika suhu
menurun, panjang benda juga ikut2an berkurang.
Perubahan panjang suatu benda juga sebanding dengan panjang benda mula-mula (Lo).
Maksudnya kalau besar perubahan suhu sama, benda yang panjangnya 10 meter, misalnya, akan
mengalami perubahan panjang 2x lipat dibandingkan dengan benda yang panjangnya hanya 5
meter. Jadi semakin panjang benda, semakin besar pemuaian benda tersebut. Sebaliknya,
semakin pendek suatu benda, semakin kecil pemuaian yang dialami benda tersebut.
Untuk membantu kita meramalkan perubahan panjang suatu benda akibat adanya perubahan
suhu, alangkah baiknya jika kita menurunkan persamaan pemuaian panjang.
Pertama, perubahan panjang benda (delta L) sebanding dengan perubahan suhu (delta T). Secara
matematis bisa ditulis seperti ini :
Kedua, perubahan panjang benda (delta L) sebanding dengan panjang benda mula-

mula (Lo). Secara matematis bisa ditulis seperti ini :


Ketiga, perubahan panjang untuk setiap benda ternyata berbeda-beda. Walaupun

besar perubahan suhu sama, pemuaian yang dialami besi tidak sama dengan kaca. Demikian juga
dengan benda yang lain. Jadi pemuaian panjang ternyata bergantung pada koofisien muai
panjang setiap benda. Koofisien muai panjang untuk setiap benda diperoleh melalui percobaan
(tuh ada tabel koofisien muai panjang benda di bawah). Semakin besar koofisien muai panjang,
semakin besar pertambahan panjang. Sebaliknya semakin kecil koofisien muai panjang, semakin
kecil pertambahan panjang. Kita bisa mengatakan bahwa perubahan panjang benda sebanding
dengan koofisien muai panjang. Secara matematis bisa ditulis seperti :
Ketiga perbandingan di atas bisa ditulis kembali menjadi seperti di bawah :

Persamaan 1 bisa digunakan untuk menentukan perubahan panjang

suatu benda akibat adanya perubahan suhu. Nilai koofisien muai panjang untuk benda padat bisa
dilihat pada tabel di bawah.
Sekarang kita oprek persamaan 1 untuk memperoleh persamaan koofisien muai panjang.
Persamaan 2 bisa digunakan untuk menentukan koofisien muai

panjang suatu benda.


Keterangan :

Panjang total sebuah benda setelah mengalami pemuaian atau penyusutan, bisa kita peroleh
dengan menjumlahkan panjang benda mula-mula (Lo) dan perubahan panjang benda (delta L).

Keterangan :
Catatan :
Apabila perubahan suhu (T-To) bernilai negatif, maka perubahan panjang (L-Lo) juga bernilai
negatif. Dalam hal ini panjang benda berkurang. Sebaliknya jika perubahan suhu (T-To) bernilai
positif, maka perubahan panjang (L-Lo) juga bernilai positif. Dalam hal ini benda bertambah
panjang….
Berikut ini data koofisien muai panjang benda padat, pada suhu 20 oC. Bentuk zat cair dan zat
gas berubah2 sehingga kedua jenis zat ini tidak bisa mengalami pemuaian panjang. Koofisien
muai panjang benda padat bergantung juga pada suhu alias temperatur. Pada suhu yang berbeda,
koofisien muai panjang benda padat juga berbeda2. Btw, jika perbedaan suhu tidak terlalu besar
maka perbedaan koofisien muai panjang juga tidak terlalu besar, karenanya bisa diabaikan.
Benda Padat Koofisien muai panjang
( K-1 atau (Co)-1 )
Timah hitam 29 x 10-6
Aluminium 24 x 10-6
Kuningan 19 x 10-6
Tembaga 17 x 10-6
Besi atau Baja 12 x 10-6
Beton dan Bata Mendekati 12 x 10-6
Kaca (Biasa) 9 x 10-6
Grafit 7,9 x 10-6
Kaca (Pyrex) 3 x 10-6
Marmer 1,4 – 3,5 x 10-6
Intan 1,2 x 10-6
Invar (Paduan besi – nikel) 0,9 x 10-6
Kwarsa 0,4 x 10-6
Tambahan :
Kalau dirimu bingung satuan koofisien muai panjang tuh asalnya dari mana, pahami penjelasan
gurumuda berikut ini. Kita bisa menurunkan satuan koofisien muai panjang menggunakan
persamaan koofisien muai panjang (Persamaan 2)
Kita gunakan satuan Sistem Internasional. Ingat ya,

interval atau jarak antara setiap skala pada skala Kelvin dan skala Celcius tuh sama. Karenanya,
selain menggunakan K-1 sebagai satuan koofisien muai panjang, kita juga bisa menggunakan (Co)-
1
. Sama saja…. Oya, hubungan antara skala Kelvin dan Skala Celcius bisa dibaca di postingan
Termometer dan Skala Suhu (di bagian akhir postingan). Sudah gurumuda muat di blog ini…..
Contoh soal 1 :
Sebuah besi panjangnya = 10 meter. Berapakah pertambahan panjang besi jika suhu berubah dari
40oC menjadi 60oC ?
Panduan jawaban :
Panjang besi mula-mula (Lo) = 10 meter
Suhu awal (To) = 40 oC
Suhu akhir (T) = 60 oC
Perubahan suhu = T – To = 60 oC – 40 oC = 20 Co
Koofisien muai panjang besi = 12 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
Sekarang kita tentukan besar pertambahan panjang besi :

Guampang….
Contoh soal 2 :
Pada suhu 40 oC, panjang sebuah kawat tembaga = 100 meter. Jika suhu meningkat menjadi 60
o
C, kawat tersebut memuai (bertambah panjang). Berapakah panjang total kawat tersebut setelah
memuai ?
Panduan jawaban :
Panjang kawat tembaga mula-mula (Lo) = 100 meter
Suhu awal (To) = 40 oC
Suhu akhir (T) = 60 oC
Perubahan suhu = T – To = 60 oC – 40 oC = 20 Co
Koofisien muai panjang tembaga = 17 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
Ingat ya, yang ditanyakan adalah panjang total kawat (panjang mula2 + pertambahan panjang).
Kita punya 2 pilihan….
Pertama, langsung menggunakan persamaan panjang total (persamaan 3) untuk menghitung
panjang total kawat, atau
Kedua, menghitung terlebih dahulu pertambahan panjang kawat (persamaan 2). Setelah
memperoleh pertambahan panjang kawat, baru kita jumlahkan dengan panjang kawat mula-mula.
Banyak jalan menuju roma, banyak cara mengoprek soal. Gurumuda pakai persamaan 2 cara
saja, biar dirimu paham….. btw, dirimu jangan hafal tuh persamaan ya… pahami saja cara
penurunannya, terus sering2 latihan soal biar otomatis diingat. Ok, tancap gas….
Cara 1 :
Cara 2 :
Wah, ternyata hasilnya sama…… Panjang total kawat tembaga = 100,034 meter
Catatan :
Seperti yang sudah gurumuda jelaskan pada postingan Termometer dan Skala Suhu, jika kita
menyebut besar suhu maka kita menggunakan derajat celcius (oC). Sebaliknya, kalau kita
menyebut selisih atau perubahan suhu maka kita menggunakan Celcius Derajat (Co).
Contoh :
Mula-mula, suhu kawat tembaga = 30 oC. Setelah dipanaskan, suhu kawat tembaga menjadi 60
o
C. Perubahan suhu kawat tembaga = 60 oC – 30 oC = 30 Co (30 Celcius derajat). Biar paham,
perhatikan lagi contoh soal di atas atau di bawah….
Contoh soal 3 :
Pada suhu 60 oC, panjang sebuah kawat besi = 100 meter. Berapakah panjang besi tersebut jika
suhu berkurang menjadi 40 oC ?
Panduan Jawaban :
Panjang besi mula-mula (Lo) = 100 meter
Suhu awal (To) = 60 oC
Suhu akhir (T) = 40 oC
Perubahan suhu = T – To = 40 oC – 60 oC = -20 Co
Koofisien muai panjang besi = 12 x 10-6 (Co)-1 (lihat tabel di atas)
Gurumuda pakai cara panjang saja… Ok, tancap gas… Panjang kawat besi = panjang mula2 +
perubahan panjang kawat
Ternyata panjang kawat besi berkurang. Kawat besi memendek karena suhunya menurun.
Pemuaian Volume
Sebelumnya kita sudah mempelajari pemuaian panjang. Kali ini kita akan membahas pemuaian
volume. Kalau pemuaian panjang kebanyakan dialami oleh benda padat, maka pemuaian volume
dialami oleh semua benda/zat, baik padat, cair maupun gas… biar tidak kelamaan, kita langsung
menurunkan persamaan yang menyatakan hubungan antara perubahan suhu dengan besarnya
pemuaian volume yang dialami benda. Btw, dirimu ngerti volume khan ? volume kubus, volume
balok dkk…. ingat lagi pelajaran SD dan SMP…. Lanjut ya…
Persamaan pemuaian volume mirip dengan persamaan pemuaian panjang. Cuma beda tipis…
Gurumuda tulis rumus pemuaian panjang dulu ya….
Sekarang mari kita oprek persamaan pemuaian

panjang menjadi persamaan pemuaian volume. Gantikan lambang panjang (L) pada persamaan
di atas dengan lambang volume (V). Koofisien muai panjang diganti dengan koofisien muai
volume.
Biar paham, bandingkan 3 persamaan ini dengan 3

persamaan di atas….
Keterangan :

Koofisien muai volume(


Benda
K-1 atau (Co)-1 )
Timah hitam 87 x 10-6
Aluminium 75 x 10-6
Kuningan 56 x 10-6
Tembaga 51 x 10-6
Besi atau Baja 36 x 10-6
Beton dan Bata Mendekati 36 x 10-6
Padat Kaca (Biasa) 27 x 10-6
Grafit 23,7 x 10-6
Kaca (Pyrex) 9 x 10-6
Marmer 4 – 10 x 10-6
Intan 3,6 x 10-6
Invar (Paduan besi – nikel) 2,7 x 10-6
Kwarsa 1 x 10-6
Karbon disulfida 1150 x 10-6
Ethyl alkohol 1100 x 10-6
Bensin 950 x 10-6
Cair Etanol 750 x 10-6
Gliserin 500 x 10-6
Air 210 x 10-6
Air Raksa 180 x 10-6
Gas Udara 3400 x 10-6
Catatan :
Persamaan pemuaian volume yang telah kita turunkan di atas hanya berlaku ketika perubahan
volume benda (baik padat, cair maupun gas) lebih kecil dari panjang benda mula2 atau volume
benda mula2. Apabila perubahan volume suatu benda lebih besar dari volume benda mula2 maka
persamaan pemuaian volume tidak memberikan hasil yang tepat. Btw, biasanya perubahan
volume yang dialami oleh benda padat tidak terlalu besar. Karenanya benda padat tidak terlalu
bermasalah…. Yang menjadi persoalan adalah zat cair dan zat gas. Perhatikan tabel di atas…
koofisien volume zat cair lumayan besar. Apalagi koofisien zat gas, lebih besar lagi…. Koofisien
volume untuk zat gas juga sangat sensitiv terhadap perubahan suhu. Karenanya, mengenai zat
gas akan kita oprek lebih lanjut pada pembahasan mengenai Teori Kinetik Gas (tunggu tahun
depan. Materi kelas XIB)
Contoh soal :
Tangki sepeda motor seorang teman terbuat dari besi. Tangki tersebut berukuran 5 liter. Ketika
sepeda motornya kehausan, teman tersebut mengisi bensin sampai penuh. Mumpung masih
punya duit, tanggal muda lagi…. karena penasaran dengan seorang cewe cakep yang lagi
mangkal di sebuah konter HP, maka teman tersebut memarkir motornya dipinggir jalan dan
dengan semangat 45 ia menghampiri si cewe. Ketika mengisi bensin, suhu udara di sekitar pom
bensin = 20 oC. Karena sepeda motor butut tersebut dijemur dipinggir jalan, maka tangki bensin
kepanasan. Jika suhu tangki yang lagi kepanasan = 50 oC, duit teman gurumuda tekor berapa
rupiah ? anggap saja 1 liter bensin = Rp. 5000
Panduan jawaban :
Malas ah…. bantu dunk….
Referensi
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga
Materi suhu dan kalor :
1. Pengantar suhu dan kalor
2. Suhu
3. Keseimbangan termal & hukum ke-nol termodinamika
4. Termometer dan skala suhu
5. Pemuaian
6. Anomali air
7. Kalor, kalor jenis, kalor laten
8. Konduksi
9. Konveksi
10. Radiasi

Postingan yang berkaitan :


• Radiasi
• Konveksi
• Konduksi
• Kalor, Kalor Jenis & Kalor Laten
• Anomali air
• Termometer dan Skala suhu
• Keseimbangan Termal & Hukum Ke-nol Termodinamika
• Suhu
• Pengantar suhu dan kalor

Top of Form

partner-pub-9512 ISO-8859-1 Search

w w w .gurumuda. w w w .gurumuda.

Bottom of Form

NB : Silahkan download Buku Sekolah Elektronik (BSE) gratis. Tersedia Buku SD, SMP, SMA
dan SMK. Semua mata pelajaran. Klik di sini

Anda mungkin juga menyukai