Anda di halaman 1dari 12

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada

medium penyaringan, atau septum, dimana zat padat itu tertahan. Pada industri, filtrasi ini
meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks.
Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin
saja cairan, padatan, atau keduanya.

Suatu saat justru limbah padat nyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum
dibuang.Sering kali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk
meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,kristalisasi,atau memasang peralatan
tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae.Oleh karena varietas dari
material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis
penyaring telah dikembangkan.

Filtrasi skala laboratorium

Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak larut dalam
cairan. Penyaringan menggunakan kertas saring,hasil saringan disebut filtrat.

Pemeriksaan Filtrasi skala pilot plan/industri sebelum pengoperasian

Sebelum peralatan filtrasi digunakan harus diperiksa dahulu supaya tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada waktu beroperasi, misalnya penyaring tidak berfungsi secara optimum.
Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut.Pemeriksaan penyaring dilakukan agar dapat beroperasi pada:

1. Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring


2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Dan vakum pada bagian bawah

Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam suatu
kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu
penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada saringan (screen)
kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan penyaring industri
adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah sentrifugal.Penyaring tersebut
beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan
tersaring tunak (steady) atau sebentar sebentar.

Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu,aliran fluida melalui peralatan
secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang padatan
terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan selama
peralatan beroperasi.

Pengoperasian Peralatan Filtrasi

Penyaring ampas memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue kristal
atau lumpur. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan cairan dari
padatan sebelum dibuang.Proses pengoperasiannya sebagai berikut :

1. Pada permulaan filtrasi pada penyaring kue beberapa partikel padat memasuki
medium pori dan ditahan, tetapi dengan segera mulai berkumpul di permukaan
septum.
2. Setelah periode awal ini padatan mulai terfiltrasi; padatan tersebut mulai menebal di
permukaan dan harus dibersihkan secara periodik.Kecuali dilengkapi kantong
penyaring untuk pembersih gas, penyaring umumnya hanya digunakan untuk
pemisahan padat-cair.
3. Penyaring dapat dioperasikan dengan tekanan di atas atmosfer pada aliran atas
medium penyaring atau tekanan vakum pada aliran bawah.

Mesin Pres Bersaringan (Filter Press)

Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk menyediakan
serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan dikumpulkan. Plat-plat
tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai tiap-tiap
kompartemen dengan
tekanan tertentu : cairan melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan
padatan kue basah dibelakangnya. Plat dari suatu mesin pres bersaringan dapat berbentuk
persegi atau lingkaran, vertikal atau horizontal.

Kebanyakan kompartemen padatan dibentuk dengan penyelia plat polipropelina cetakan.


Dalam desain lain, kompertemen tersebut dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai (plate-
and-frame press), yang didalamnya terdapat plat persegi panjang yang pada satu sisi dapat
diubah-ubah.

Pengoperasiannya sebagai berikut :

1. Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak logam, dengan kain
melingkupi permukaan setiap plat,dan ditekan dengan keras bersama dengan memutar
skrup hidraulik.
2. Lumpur memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai.
3. Lumpur mengalir sepanjang jalur pada satu sudut rangkaian tersebut.
4. Jalur tambahan mengalirkan lumpur dan jalur utama ke dalam setiap bingkai.
5. Padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan plat.
6. Cairan menembus kain, menuruni jalur pada permukaan plat (corrugation), dan keluar
dari mesin press.
7. Setelah merangkai mesin pres, lumpur dimasukkan dengan pompa atau tangki
bertekanan pada tekanan 3 s.d. 10 atm.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/filtrasi/
Proses pemisahan sentrifugal (sentrifugasi)

March 16, 2010 by shanthiang

Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal.
Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai variasi ukuran
dan densitas campuran larutan.

peralatan sentrifugasi terdiri dari :

a. pengendapan sentrifugal/centrifugal settling

- tubular : pemisahan liquid-liquid emulsion

- disk bowl : pemisahan liquid-liquid

b. filtrasi sentrifugal

gaya sentrifugal digunakan untuk mendapatkan perbedaan tekanan sehingga slurry dalam
filter akan mengalir ke penyaring.

pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh
: kecepatan sudut (ω) disamping faktor-faktor lain seperti pada perhitungan kecepatan
sedimentasi. laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan sudut (ω), diameter
partikel (Dp), densiti partikel dan cairan, viskositas dan diameter tabung centrifuge.

gaya-gaya pada sentrifugal separator

http://shanthiang.wordpress.com/2010/03/16/proses-pemisahan-sentrifugal-sentrifugasi/
EKSTRAKSI PELARUT
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon
tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbada dalam kedua fase pelarut.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran


berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan
dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-
kadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi secara selektif.

Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain.
Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan
beberapa kali.

Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta
distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.

2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air

3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air

4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun

5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih
lanjut

Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup
dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah,
lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas.

Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses


ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat
dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah
dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai
lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan
lebih dari satu kali.

Analisis lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode
seperti volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan
metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang
bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode spektrofotometri
dapat digunakan untuk pelarut air maupun organik.

Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic
Chemistry]

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

 Tipe persiapan sampel


 Waktu ekstraksi
 Kuantitas pelarut
 Suhu pelarut
 Tipe pelarut

Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih
kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).

A. Prinsip dasar dari Ekstraksi pelarut

Hukum fase Gibb’s menyatakan bahwa :

P+V=C+2

Keterangan : P = fase

C = Komponen

V = Derjat kebebasan

Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat
terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1, jadi
kita akan dapat :

2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2

Menurut Hukum distribusi Nernst :

Jika [X1] adalah kosentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X 2] adalah kosentrasi zat terlarut
dalam fase 2, maka pada kesetimbangan,

X1, X2 didapat ; KD =
Dimana ; KD = Koefisien partisi. Partisi atau koefisien distribusi ini tidak tergantung pada
kosentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut. Pada persamaan diatas , kita dapat
menuliskan koefesian aktivitas zat pada fase organik maupun pada fase air.

Kita menggunakan istilah perbandingan distribusi (D) dengan memperhitungkan kosentrasi


total zat didalam kedua fase , Perbandingan Distribusi . Dinyatakan sebagai berikut :

Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut terdistribusi
antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk
setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu,
dan angka banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang
mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut,
dan temperatur (Svehla, 1990).

Hukum ini dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang didistribusikan
itu mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu fasa tersebut. Pada penerapan praktis
ekstraksi pelarut ini, terutama kalau kita perhatikan fraksi zat terlarut total dalam fasa yang
satu atau yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun cara-cara disosiasi, asosiasi atau
interaksinya dengan spesi-spesi lain yang terlarut. Untuk memudahkan, diperkenalkan istilah
angka banding distribusi D (atau koefisien ekstraksi E).

Jika tidak tejadi asosiasi , disosiasi atau polimerisasi pada fase – fase tersebut dan
keadaan yang kita punyai adlah ideal, maka harga K D sama dengan D . Untuk utjuan praktis
sebagai ganti harga KD atau D , lebih sering digunakan istilah persen eksrtaksi (E) . Ini
berhubungan dengan perbandingan distribusi dalam persamaan sebagai berikut.

D= Dimana VW : Volume fase air

Vo : Volume fase Organik

Bila volume fase organic dan air sama , yaitu Vo = VW , D diubah menjadi :

D=

Ekstraksi dianggap kuantitatif bila : E = 100 berarti

D = tidak tehingga ( jika Vo = VW )


B. Klasifikasi Ekstraksi

Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara kalsik adalah


mengklasifikasikan berdasarkan sifat zat yang diekstraksi., sebagai khelat atau sistem ion
berasosiasi. Sekarang klasifikasi didasarkan atas proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam
berlangsung , maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme tertentu .

Golongan ekstraksi berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui solvasi sebab


spesies ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang
melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui pembentukan spesies
netral yang tidak bermuatan diekstrksi ke fase organik. Sedangakan kategori terakhir
merupakan ekstraksi sinergis . Nama yang digunakan menyatakan adanya efek saling
memperkuat yang berakibat pada penambahan ekstraksi dengan memanfaatkan pelarut
pengekstraksi.

Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi
kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling
sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur
dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan
dan dipisahkan (Khopkar, 1990).

Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan.


Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut sedikit-sedikit. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

C. Mekanisme Ekstraksi

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :

1. Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.

2. Distribusi dari kompleks yang terektraksi

3. Interaksinya yang mngkin dalam fase organik.

 Pembentukan Kompleks tidak bermuatan

Pembentukan komleks tidak bermuatan merupakan tahap penting dalam ekstraksi .


Jelaslah bahwa kompleks bermuatan tidak akan terakstraksi sehingga mutlak kompleks
diekstraksi harus tampa muatan. Kompleks tidak bermuatan dapat di bentuk melalui proses
pembentukan khelat ( yaitu; khelat netral) , solvasi atau pembentukan pasangan ion.

Pada fenomena solvasi ataupun pada ekstraksi yang melibatkan pembentukan


pasangan ion, komleks yang terbentuk dapat berupa anion atau kation yang selanjutnya
berasosiasi dengan masing – masing kation atau anion lain untuk menghasilkan kompleks
tidak bermuatan yang dapat diekstraksi ke fase organik.
Pada tahap ini penting unruk memperhatikan sifat kompleks logam dan faktor faktor
yang mempengaruhi pembentukannya . Pertama, akan dilihat kompleks koordinasinya .
Pembentukan kompleks oleh ion logam tergantung pada kecendrungan untuk mengisi orbital
atom kosong dalam usaha mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Sealama proses
polarisasi , deformasi ion akan lebih disukai dengan logam kation yang mempunyai muatan
besar , ukuran ligan yang besar , dan dengan ion logam yang mempunyai tipe konfigurasi
atom gas yang bukan gas mulia. Biasa nya kompleks bermuatan diusahakan untuk
dinetralkan oleh muatan ion lain , untuk memudahkan ekstraksi.

Kestabilan kompleks koordinasi tergantung pada keasaman ion logam , kebasaan


ligan yang akan berkoordinasi, pertimbangan stereokimia serta konfigurasi kompleks yang
terbentuk . Jika logam mempunyai muatan atau valensi kation yang besar , keasamannya
akan lebih besar pula. Perssamaan bohr menyatakan :

F=

Keterangan

 : Konstanta dielektrik
 R : jari – jari ion Z = muatan ionik
 F : Konstanta bolzman

Dari persamaan tampak bahwa kestabilan kompleks logam bertambah dengan makin
bertambahnya potensial ionik (Z2/2r) . Pada Umumnya , orbital – orbital atom kosong pada
unsur – unsur transisi mendukunga adanya koordinasi . Kompleks yang berasal dari unsur –
unsur yang lebih elektronegatif cendrung lebih stabil. Kita dapat memberikan skala
selektivitas dari bermacam ligan pembentuk kompleks sebagai berikut :

CN- > SCN- > F- > OH- > Cl- > Br- > I- ( Unuk aniaon)

NH3 > RNH2 > R2NH > R3N ( Untuk ligan netral)

Golongan kompleks yang paling penting adalah Khelat. Ligan pengkhelat memunyai peranan
penting dalam ekstraksi logam sebab banyak logam – logam yang dapat tereksitasi dan
sekaligus dipisahkan . Khelat logam merupakan tipe senyawa koordinasi dimana ion logam
bergabung dengan basa polifungsional yang mampu menempati dua atau lebih pposisi pada
lingkaran koordinasi dari ion logam untuk membentuk senyawa siklik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan khelat

 Kekuatan basa dari gugus fungsi


 Elektronegativitas dari atom berkaitan
 Ukuran dan jumlah dari cicin khelat yang terbentuk

Tahap berikutnya yang penting pada mekanisme ekstraksi adalah proses distribusi
dari zat yang terekstraksi ke fase organik. Distribusi tergantung pada bermacam faktor, yaitu :
 Kebasaan ligan
 Faktor stereokimia
 Adanya garam pada sistem ekstraksi

Ada beberapa elektrolit yang mempunyai kemampuan mempertinggi ekstraksi dari


kompleks. Peran utama dari elektrolit ini adalah :

 Mempertinggi kosentrasi kompleks anion melalui mekanisme aksi massa sehingga akan
menambahkan kosentrasi kompleks dan mempertinggi ekstraksi

 Akibat ikatan molekul air dengan ion elektrolit menjadikan pelarut tidak bebas lagi.

 Konstanta dielektrik dari fase akua berkurang dengan bertambahnya kosentrasi garam,
selanjutnya akan mempertinggi pembentukan asosiasi ion.

Terakhir dalam pembahasan mekanisme ekstraksi adalah interahsi pada fase organik.
Interaksi ini mempengaruhi kosentrasi kompleks dan tingkat ekstraksi yang dihasilkan. Pada
ekstraksi dengan mekanisme solvasi , polimerisasi dapat terjadi. Pada kosentrasi yang besar ,
polimerisasi dapat terjadi . Pada kosentrasi besar , polimerisasi berlangsung cepat.
Polimerisasi ini mengurangi aktivitas zat asosiasi ion dapat terjadi pada larutan polar yang
encer sehingga menghasilkan pertambahan ekstraksi .

D. Kesimpulan

1. Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik

2. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan
proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.

3. Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current.

4. Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :

 Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.

 Distribusi dari kompleks yang terektraksi

 Interaksinya yang mngkin dalam fase organik.

http://bersamafebri.blogspot.com/2009/04/ekstraksi-pelarut.html
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk
unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Distilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan untuk memisahkan
pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil distilasi disebut distilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil
distilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata (disingkat aquades). Proses distilasi dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Distilasi Bertingkat
Distilasi bertingkat merupakan teknik atau proses pemisahan campuran berupa cairan yang
bertujuan untuk memproses lebih dari 1 jenis komponen. Untuk tujuan ini, cairan yang menguap
dilewatkan melalui kolom – kolom perangkap uap. Komponen yang lebih mudah menguap (bertitik
didih rendah) cenderung mengembun (terperangkap) di kolom lebih atas dan komponen yang sukar
menguap (bertitik didih tinggi) cenderung mengendap di kolom lebih bawah. Teknik ini diterapkan,
misalnya untuk pemurnian minyak bumi

2. Distilasi Fraksional
Distlasi fraksional merupakan teknik pemisahan campuran berupa cairan heterogen yang bertujuan
untuk memisahkan fraksi – fraksi (komponen) yang terdapat di dalam cairan tersebut. Pemisahan ini
dilakukan dengan memanaskan cairan tersebut di dalam tabung bertingkat sehingga fraksi – fraksi
yang terdapat pada cairan tersebut akan memisah dengan sendirinya, sesuai dengan titik didihnya .
Proses pada distilasi fraksional hampir sama dengan proses pada distilasi bertingkat

3. Distilasi Vakum
Distilasi vakum merupakan distilasi tanpa pemanasan dan berlangsung pada tekanan rendah.
Tekanan diturunkan sampai terjadi pendidihan. Zat dengan titik didih paling rendah akan menguap
lebih dahulu untuk selajutnya diembunkan. Teknik ini diterapkan untuk pemisahan cairan yang
mudah mengurai atau meledak jika dipanaskan

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080604193642AAXn01R

Anda mungkin juga menyukai