Anda di halaman 1dari 35

Hukum Perdata Indonesia

Adalah salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang
dimiliki subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata
disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
Hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta
kepentingan umum misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan
pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara),
kejahatan (hukum pidana)
Hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara
sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian,
kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang
bersifat perdata lainnya.
Terjadinya hubungan hukum antara pihak-pihak menunjukkan adanya
subyek sebagai pelaku dan benda yang dipermasalahkan oleh para pihak
sebagai obyek hukum.
Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan
kewajiban untuk bertindak dalam hukum. Terdiri dari orang dan
badan hukum.
Obyek hukum adalah segala sesuatu berguna bagi subyek hukum dan dapat
menjadi pokok suatu hubungan hukum yang dilakukan oleh
subyek hukum. Obyek hukum adalah benda.
Hak adalah kekuasaan, kewenangan yang diberikan oleh hukum
kepada subyek hukum.
Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang ataupun
badan hukum.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem
hukum tersebut juga mempengaruhi bidang hukum perdata, antara lain:
a. sistem hukum Anglo-Saxon (Common Law) yaitu sistem hukum yang
berlaku di Kerajaan Inggris Raya termasuk negara persemakmuran atau
negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya Amerika Serikat.
b. sistem hukum Eropa Continental, sistem hukum yang diterapkan di daratan
Eropa.
Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda,
khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan.
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di
Indonesia tidak lain adalah terjemahan dari ''Burgerlijk Wetboek'' (atau dikenal
dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia
berdasarkan azas konkordansi (azas persamaan hukum). Untuk Indonesia yang
saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum
perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di Perancis
dengan beberapa penyesuaian.
Kitab undang-undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari
empat bagian, yaitu:

- Buku I tentang Orang;


Mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum
yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek
hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak keperdataan

Created by gatots40273291.doc -1
-
seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga, perceraian dan
hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan, sebagian
ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

- Buku II tentang Kebendaan;


Mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yang mengatur hak dan
kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan benda, antara
lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan. Yang dimaksud dengan
benda meliputi:
1. benda berwujud (tangible assets)
a. bergerak, misalnya kendaraan bermotor, perhiasan.
b. tidak bergerak misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan
berat tertentu.
2. benda tidak berwujud (intangible assets)
misalnya hak tagih atau piutang, termasuk Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI).

- Buku III tentang Perikatan;


Mengatur tentang hukum perikatan (perjanjian) yaitu hukum yang mengatur
tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan.
Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab undang-undang hukum dagang
(KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi KUHD berkaitan erat dengan
KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus
dari KUHPer.

- Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian;


Mengatur hak dan kewajiban subyek hukum (khususnya batas atau tenggat
waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal
yang berkaitan dengan pembuktian.

Created by gatots40273291.doc -2
-
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Pengertian
Dari istilah Hak atas kekayaan intelektual, paling tidak ada 3 kata kunci
dari istilah tersebut yaitu :
1. Hak adalah benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu ( karena telah ditentukan oleh
undang-undang ),atau wewenang menurut hukum.
2. Kekayaan adalah perihal yang ( bersifat, ciri ) kaya, harta yang
menjadi milik orang, kekuasaan.
3. Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan
tinggi, cendikiawan, atau totalitas pengertian atau
kesadaran terutama yang menyangkut pemikiran dan
pemahaman.

Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan


intelektual manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual
melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu
dan biaya untuk memperoleh "produk" baru dengan landasan kegiatan penelitian
atau yang sejenis.
Kekayaan intelektual (Intelectual property) meliputi dua hal, yaitu :
1. Industrial property right (hak kekayaan industri), berkaitan dengan
invensi/inovasi yang berhubungan dengan kegiatan industri, terdiri
dari :
a. paten
b. merek
c. desain industri
d. rahasia dagang
e. desain tata letak terpadu
2. Copyright (hak cipta), memberikan perlindungan terhadap karya
seni, sastra dan ilmu pengetahuan seperti film, lukisan, novel,
program komputer, tarian, lagu, dsb.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI)
atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris
intellectual property right. Menurut World Intellectual Property Organisation
(WIPO), kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut
adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the creations of
the human mind).
Secara substantif pengertian HaKI dapat dideskripsikan sebagai hak
atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual
manusia. Karya-karya intelektual tersebut dibidang ilmu pengetahuan, seni,
sastra ataupun teknologi, dilahirkan dengan pengorbanan tenaga, waktu dan
bahkanbiaya.
Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang dihasilkan menjadi
memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati,
maka nilai ekonomi yang melekat menumbuhkan konsepsi kekayaan (property)

Created by gatots40273291.doc -3
-
terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha, karya-karya itu dikatakan
sebagai aset perusahaan.

Sejarah, Latar belakang dan Landasan HaKI

Kalau dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali


ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton,
Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam
kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka.
Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan
Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai
paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat
baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791. Upaya harmonisasi dalam
bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention
untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian Berne Convention
1886 untuk masalah copyright atau hak cipta.
Tujuan dari konvensi-konvensi tersebut antara lain standarisasi,
pembahasan masalah baru, tukar menukar informasi, perlindungan minimum
dan prosedur mendapatkan hak.
Kedua konvensi itu kemudian membentuk biro administratif bernama the
United International Bureau for the Protection of Intellectual Property yang
kemudian dikenal dengan nama World Intellectual Property Organisation
(WIPO). WIPO kemudian menjadi badan administratif khusus di bawah PBB
yang menangani masalah HaKI anggota PBB.
Sebagai tambahan pada tahun 2001 World Intellectual Property
Organization (WIPO) telah menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Hak
Kekayaan Intelektual Sedunia. Setiap tahun, negara-negara anggota WIPO
termasuk Indonesia menyelenggarakan beragam kegiatan dalam rangka
memeriahkan Hari HaKI Sedunia
Sejak ditandatanganinya persetujuan umum tentang tarif dan
perdagangan (GATT) pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh-Maroko,
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah sepakat untuk melaksanakan
persetujuan tersebut dengan seluruh lampirannya melalui Undang-undang No. 7
tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO).
Lampiran yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual (HaKI)
adalah Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP’s) yang
merupakan jaminan bagi keberhasilan diselenggarakannya hubungan
perdagangan antar negara secara jujur dan adil, karena:

1. TRIP’s menitikberatkan kepada norma dan standard


2. Sifat persetujuan dalam TRIP’s adalah Full Complience atau ketaatan
yang bersifat memaksa tanpa reservation
3. TRIP’s memuat ketentuan penegakan hukum yang sangat ketat
dengan mekanisme penyelesaian sengketa diikuti dengan sanksi
yang bersifat retributif.

Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada


akhirnya juga menimbulkan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan
tersebut. Pada gilirannya, kebutuhan ini melahirkan konsepsi perlindungan
hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya. Sesuai

Created by gatots40273291.doc -4
-
dengan hakekatnya pula, HaKI dikelompokan sebagai :hak milik perorangan
yang sifatnya tidak berwujud (Intangible)
Pengenalan HaKI sebagai hak milik perorangan yang tidak berwujud dan
penjabarannya secara lugas dalam tatanan hukum positif terutama dalam
kehidupan ekonomi merupakan hal baru di Indonesia. Dari sudut pandang HaKI,
aturan tersebut diperlukan karena adanya sikap penghargaan, penghormatan
dan perlindungan tidak saja akan memberikan rasa aman, tetapi juga
mewujudkan iklim yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk
menghasilkan karya-karya inovatif,inventif dan produktif.
Jika dilihat dari latar belakang historis mengenai HaKI terlihat bahwa di
negara barat (western) penghargaan atas kekayaan intelektual atau apapun hasil
olah pikir individu sudah sangat lama diterapkan dalam budaya mereka yang
kemudian diterjemahkan dalam perundang-undangan.
HaKI bagi masyarakat barat bukanlah sekedar perangkat hukum yang
digunakan hanya untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang
akan tetapi dipakai sebagai alat strategi usaha dimana karena suatu penemuan
dikomersialkan atau kekayaan intelektual, memungkinkan pencipta atau penemu
tersebut dapat mengeksploitasi ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Hasil
dari komersialisasi penemuan tersebut memungkinkan pencipta karya intelektual
untuk terus berkarya dan meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi
individu atau pihak lain, sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga
dapat berkarya dengan lebih baik sehingga timbul kompetisi.

Konsekuensi HaKI/akibat diberlakukannya HaKI :

1. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.
2. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana
dengan masyarakat umum.
3. Adanya kepastian hukum yaitu pemegang dapat melakukan usahanya
dengan tenang tanpa gangguan dari pihak lain.
4. Pemberian hak monopoli kepada pencipta kekayaan intelektual
memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi
ciptaan/penemuannya secara ekonomi.

Created by gatots40273291.doc -5
-
Hak Cipta (Copyright) ©

Sejarah hak cipta

Konsep hak cipta di Indonesia merupakan terjemahan dari konsep copyright


dalam (bhs. Inggris artinya hak salin). Copyright ini diciptakan sejalan dengan
penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan mesin ini oleh Gutenberg, proses untuk
membuat salinan dari sebuah karya tulisan memerlukan tenaga dan biaya yang hampir
sama dengan proses pembuatan karya aslinya. Sehingga, kemungkinan besar para
penerbitlah, bukan para pengarang, yang pertama kali meminta perlindungan hukum
terhadap karya cetak yang dapat disalin.

Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk


menjual karya cetak. Baru ketika peraturan hukum tentang copyright mulai diundangkan
pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di Inggris, hak tersebut diberikan ke
pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga mencakup perlindungan kepada
konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak dapat mengatur penggunaan karya
cetak tersebut setelah transaksi jual beli berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga
mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun,
yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi milik umum.

Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra (Berne Convention
for the Protection of Artistic and Literary Works tahun 1886) adalah yang pertama kali
mengatur masalah copyright antara negara-negara berdaulat. Dalam konvensi ini,
copyright diberikan secara otomatis kepada karya cipta, dan pengarang tidak harus
mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan copyright. Segera setelah sebuah karya
dicetak atau disimpan dalam satu media, si pengarang otomatis mendapatkan hak
eksklusif copyright terhadap karya tersebut dan juga terhadap karya derivatifnya, hingga
pengarang secara eksplisit menyatakan sebaliknya atau hingga masa berlaku copyright
tersebut selesai.

Pada tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda menyatakan Indonesia keluar dari
Konvensi Bern agar para intelektual Indonesia bisa memanfaatkan hasil karya, cipta,
dan karsa bangsa asing tanpa harus membayar royalti. Tahun 1982, Pemerintah
Indonesia mencabut pengaturan tentang hak cipta berdasarkan Auteurswet 1912
Staatsblad Nomor 600 tahun 1912 dan menetapkan Undang-undang Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta, yang merupakan undang-undang hak cipta yang pertama di
Indonesia. Undang-undang tersebut kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1987, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997, dan pada akhirnya dengan
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 yang kini berlaku.

Perubahan undang-undang tersebut juga tak lepas dari peran Indonesia dalam
pergaulan antar negara. Pada tahun 1994, pemerintah meratifikasi pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO), yang mencakup
pula Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual (Agreement
on Trade Related Aspects of Intellectual Propertyrights/TRIPs). Ratifikasi tersebut
diwujudkan dalam bentuk Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994. Pada tahun 1997,
pemerintah meratifikasi kembali Konvensi Bern melalui Keputusan Presiden Nomor 18

Created by gatots40273291.doc -6
-
Tahun 1997 dan juga meratifikasi World Intellectual Property Organization Copyrights
Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997.

Lingkup sebuah hak cipta adalah negara-negara yang menjadi anggota WIPO.
Sebuah karya yang diciptakan di sebuah negara anggota WIPO secara otomatis berlaku
di negara-negara anggota WIPO lainnya. Anggota non WIPO tidak mengakui hukum hak
cipta. Sebagai contoh, di Iran, perangkat lunak Windows legal untuk didistribusikan
ulang oleh siapapun.
Hak cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu.

Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak
cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan
tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku
tertentu yang terbatas.

Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau ciptaan. Ciptaan
tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya
koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan,
gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam
yurisdiksi tertentu) desain industri.

Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak
cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten,
yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan
merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah
orang lain yang melakukannya.

Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang berupa
perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta,
gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan tersebut.
Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan tokoh kartun Miki Tikus melarang
pihak yang tidak berhak menyebarkan salinan kartun tersebut atau menciptakan karya
yang meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt Disney tersebut, namun tidak melarang
penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus secara umum.

Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu,
yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam undang-undang
tersebut, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Hak-hak yang tercakup dalam hak cipta

Beberapa hak eksklusif yang umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta
adalah hak untuk:

• membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan tersebut
(termasuk salinan elektronik),

Created by gatots40273291.doc -7
-
• mengimpor dan mengekspor ciptaan,
• menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi ciptaan),
• menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum,
• menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak lain.

Hak eksklusif dalam hal ini adalah bahwa hanya pemegang hak ciptalah yang
bebas melaksanakan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang
melaksanakan hak cipta tersebut tanpa persetujuan pemegang hak cipta.

Konsep tersebut juga berlaku di Indonesia. Di Indonesia, hak eksklusif


pemegang hak cipta termasuk kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi,
mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual, menyewakan, meminjamkan,
mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam,
dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apapun.

Selain itu, dalam hukum yang berlaku di Indonesia diatur pula hak terkait, yang
berkaitan dengan hak cipta dan juga merupakan hak eksklusif, yang dimiliki oleh pelaku
karya seni (yaitu pemusik, aktor, penari, dan sebagainya), produser rekaman suara, dan
lembaga penyiaran untuk mengatur pemanfaatan hasil dokumentasi kegiatan seni yang
dilakukan, direkam, atau disiarkan oleh mereka masing-masing. Sebagai contoh,
seorang penyanyi berhak melarang pihak lain memperbanyak rekaman suara
nyanyiannya.

Hak-hak eksklusif yang tercakup dalam hak cipta tersebut dapat dialihkan,
misalnya dengan pewarisan atau perjanjian tertulis. Pemilik hak cipta dapat pula
mengizinkan pihak lain melakukan hak eksklusifnya tersebut dengan lisensi, dengan
persyaratan tertentu.

Hak ekonomi dan hak moral

Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep hak ekonomi dan hak moral. Hak
ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak
moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku (seni, rekaman, siaran)
yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak
terkait telah dialihkan. Contoh pelaksanaan hak moral adalah pencantuman nama
pencipta pada ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan tersebut sudah dijual
untuk dimanfaatkan pihak lain.

Ciptaan yang dapat dilindungi

Ciptaan yang dilindungi hak cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku,
program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, ceramah,
kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama, drama musikal, tari,
koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk (seperti seni lukis,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan),
arsitektur, peta, seni batik (dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni
ikat), fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk desain industri (yang dilindungi
sebagai kekayaan intelektual tersendiri). Ciptaan hasil pengalihwujudan seperti
terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai (misalnya buku yang berisi kumpulan karya

Created by gatots40273291.doc -8
-
tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta komposisi berbagai karya
tari pilihan), dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak
cipta atas ciptaan asli.

Jangka waktu perlindungan hak cipta

Jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang hidup
penciptanya ditambah 50 tahun atau 50 tahun setelah pertama kali diumumkan atau
dipublikasikan atau dibuat, atau tanpa batas waktu untuk hak cipta yang dipegang oleh
Negara atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama

Penegakan hukum atas hak cipta

Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta
dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum
dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada
perkara-perkara lain.

Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam
hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat
disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling
banyak lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak
pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut
dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan.

Perkecualian dan batasan hak cipta

Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila


sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas
untuk kegiatan yang bersifat nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial, misalnya,
kegiatan dalam lingkup pendidikan dan ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian dan
pengembangan, dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
penciptanya. Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah "kepentingan yang
didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu ciptaan".
Termasuk dalam pengertian ini adalah pengambilan ciptaan untuk pertunjukan atau
pementasan yang tidak dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis,
penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara
lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul
atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada. Selain itu, seorang pemilik (bukan
pemegang hak cipta) program komputer dibolehkan membuat salinan atas program
komputer yang dimilikinya, untuk dijadikan cadangan semata-mata untuk digunakan
sendiri.

Menurut UU No.19 Tahun 2002, tidak ada hak cipta atas hasil rapat terbuka
lembaga-lembaga Negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau
pidato pejabat Pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, ataupun
keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya (misalnya
keputusan-keputusan yang memutuskan suatu sengketa). Di Amerika Serikat, semua
dokumen pemerintah, tidak peduli tanggalnya, berada dalam domain umum, yaitu tidak
berhak cipta.

Created by gatots40273291.doc -9
-
Undang-undang Hak Cipta mengatur bahwa penggunaan atau perbanyakan
lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli tidaklah melanggar
hak cipta. Demikian pula halnya dengan pengambilan berita aktual baik seluruhnya
maupun sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber
sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

Pendaftaran hak cipta

Pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau


pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu
ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun demikian, surat pendaftaran
ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di
kemudian hari terhadap ciptaan. Sesuai Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak
cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI),
yang kini berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta atau
pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan
HKI. Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2).
Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor
maupun situs web Ditjen HKI. "Daftar Umum Ciptaan" yang mencatat ciptaan-ciptaan
terdaftar dikelola oleh Ditjen HKI dan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya.

Created by gatots40273291.doc -
10 -
Paten (Patent)
Pengertian

Kata paten, berasal dari bahasa Inggris patent, yang awalnya berasal dari kata
patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan
hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu
sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan
masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode
tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan
invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli.

Menurut UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, yang dimaksud dengan :

Paten adalah hak khusus yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.

Paten Sederhana adalan setiap penemuan berupa produk atau alat yang baru dan
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkanoleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau
komponennya.

Penemuan (Invensi) adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang


teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan
pengembangan proses atau hasil produksi.

Penemu (Inventor) adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang
yang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan yang menghasilkan penemuan.

Pemegang paten adalah penemu sebagai pemilik paten atau orang yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau orang lain yang menerima lebih lanjut
hak dari orang tersebut di atas, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.

Suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten
penemuan tersebut tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu.
Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi tertentu.
Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau
wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di masing-masing negara atau
wilayah tersebut.

Subjek Paten

Yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau yang menerima lebih lanjut
hak Inventor yang bersangkutan. Jika suatu Invensi dihasilkan oleh beberapa orang
secara bersama-sama, hak atas Invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh

Created by gatots40273291.doc -
11 -
para inventor yang bersangkutan.Kecuali terbukti lain, yang dianggap sebagai Inventor
adalah seorang atau beberapa orang yang untuk pertama kali dinyatakan sebagai
Inventor dalam Permohonan.
Pihak yang berhak memperoleh Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan dalam
suatu hubungan kerja adalah pihak yang memberikan pekerjaan tersebut, kecuali
diperjanjikan lain. Ketentuan ini berlaku terhadap Invensi yang dihasilkan baik oleh
karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau sarana yang tersedia
dalam pekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut tidak mengharuskannya untuk
menghasilkan Invensi.
Inventor diatas berhak mendapatkan imbalan yang layak dengan memperhatikan
manfaat ekonomi yang diperoleh dari Invensi tersebut dan dapat dibayarkan:
a. dalam jumlah tertentu dan sekaligus
b. persentase
c. gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus dengan hadiah atau bonus
d. gabungan antara persentase dan hadiah atau bonus
e. bentuk lain yang disepakati para pihak

Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang


dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya untuk :
a. Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi Paten.
b. Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya.
Dikecualikan dari ketentuan apabila pemakaian Paten tersebut untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan kepentingan
yang wajar dari Pemegang Paten.
Untuk pengelolaan kelangsungan berlakunya Paten dan pencatatan lisensi,
Pemegang Paten atau penerima lisensi suatu Paten wajib membayar biaya tahunan.
Paten diberikan atas dasar Permohonan. Setiap Permohonan hanya dapat
diajukan untuk satu Invensi atau beberapa Invensi yang merupakan satu kesatuan
Invensi. Permohonan diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat Jenderal HKI.
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat
Jenderal HKI. Sertifikat Paten merupakan bukti hak atas Paten. Paten mulai berlaku
pada tanggal diberikan Sertifikat Paten dan berlaku surut sejak Tanggal Penerimaan.
Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:
a. pewarisan
b. hibah
c. wasiat
d. perjanjian tertulis
e. sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan hak tidak menghapus hak Inventor untuk tetap dicantumkan nama dan
identitasnya dalam Paten

Lisensi
Pemegang Paten berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian Lisensi selama jangka waktu Lisensi diberikan dan berlaku untuk seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia. Kecuali diperjanjikan lain, Pemegang Paten tetap
boleh melaksanakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak ketiga lainnya
Paten dinyatakan batal demi hukum apabila Pemegang Paten tidak memenuhi
kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam

Created by gatots40273291.doc -
12 -
Undang-undang ini. Paten dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal untuk seluruh atau
sebagian atas permohonan Pemegang Paten yang diajukan secara tertulis kepada
Direktorat. Paten juga dapat dibatalkan oleh Pengadilan Niaga apabila ada gugatan
pembatalan Paten.
Apabila Pemerintah berpendapat bahwa suatu Paten di Indonesia sangat penting
artinya bagi pertahanan keamanan Negara dan kebutuhan sangat mendesak untuk
kepentingan masyarakat, Pemerintah dapat melaksanakan sendiri Paten yang
bersangkutan dengan memberitahukan secara tertulis hal tersebut kepada Pemegang
Paten dan pemberian imbalan yang wajar kepada.

Ketentuan Pidana
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten dengan
melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten
Sederhana dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Jangka waktu paten

Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan permintaan paten. Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu paten
dicatat dalam Daftar Umum Paten dan diumumkan dalam Berita Resmi Paten. Untuk
Paten sederhana jangka waktu hanya 10 tahun.

Berakhirnya paten

Suatu paten dapat berakhir bila :

• Selama tiga tahun berturut-turut pemegang paten tidak membayar biaya


tahunan, maka paten dinyatakan batal demi hukum terhitung sejak tanggal yang
menjadi akhir batas waktu kewajiban pembayaran untuk tahun yang ketiga
tersebut.
• Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya tahunan berkaitan dengan
kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan belas dan tahun-
tahun berikutnya, maka paten dianggap berakhir pada akhir batas waktu
kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun yang kedelapan belas
tersebut.

Hak menggugat

Jika suatu paten diberikan kepada orang lain selain daripada orang yang berhak atas
paten tersebut, maka orang yang berhak atas paten tersebut dapat menggugat ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar paten tersebut berikut hak-hak yang melekat
pada paten tersebut diserahkan kepadanya untuk seluruhnya atau untuk sebagian
ataupun untuk dimiliki bersama. Berbeda dengan hak cipta yang melindungi sebuah

Created by gatots40273291.doc -
13 -
karya, paten melindungi sebuah ide, bukan ekspresi dari ide tersebut. Pada hak cipta,
orang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak dibuat
berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada paten,
seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yang cara bekerjanya sama
dengan sebuah ide yang dipatenkan.

Merek Dagang (Trademark)

Created by gatots40273291.doc -
14 -
Merek atau merek dagang adalah tanda pembeda yang digunakan suatu badan
usaha sebagai penanda identitasnya dan produk barang atau jasa yang dihasilkannya
kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa
yang dihasilkannya dari badan usaha lain.
Merek merupakan kekayaan industri, yaitu termasuk kekayaan intelektual.
Secara konvensional, merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain,
gambar, atau kombinasi dua atau lebih unsur tersebut.
Merek dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah
produk atau layanan. Merek dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo,
simbol, gambar yang menyertai produk atau layanan tersebut. Contoh merk dagang
misalnya adalah “Kentucky Fried Chicken”. Yang disebut merek dagang adalah urut-
urutan kata-kata tersebut beserta variasinya (misalnya “KFC”), dan logo dari produk
tersebut. Jika ada produk lain yang sama atau mirip, misalnya “Ayam Goreng Kentucky”,
maka itu adalah termasuk sebuah pelanggaran merek dagang.
Berbeda dengan HaKI lainnya, merek dagang dapat digunakan oleh pihak lain
selain pemilik merek dagang tersebut, selama merek dagang tersebut digunakan untuk
mereferensikan layanan atau produk yang bersangkutan. Sebagai contoh, sebuah
artikel yang membahas KFC dapat saja menyebutkan “Kentucky Fried Chicken” di
artikelnya, selama perkataan itu menyebut produk dari KFC yang sebenarnya.
Merek dagang diberlakukan setelah pertama kali penggunaan merek dagang
tersebut atau setelah registrasi. Merek dagang berlaku pada negara tempat pertama kali
merek dagang tersebut digunakan atau didaftarkan. Tetapi ada beberapa perjanjian
yang memfasilitasi penggunaan merek dagang di negara lain.
Seperti HaKI lainnya, merek dagang dapat diserahkan kepada pihak lain,
sebagian atau seluruhnya. Contoh yang umum adalah mekanisme waralaba (franchise).
Pada (waralaba) franchise, salah satu kesepakatan adalah penggunaan nama merek
dagang dari usaha lain yang sudah terlebih dahulu sukses.
Di Indonesia, hak merek diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001.
Menurut UU tersebut pengertian Merek dibedakan antara:

* Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

* Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

* Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

* Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan/atau jasa sejenis lainnya.

Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu

Created by gatots40273291.doc -
15 -
dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain
untuk menggunakannya.

Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut mengandung salah satu unsur
di bawah ini:
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
b. tidak memiliki daya pembeda.
c. telah menjadi milik umum.
d. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek
milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis.
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-
geografis yang sudah dikenal.
Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan
hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak.
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun
internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat
Jenderal dengan mencantumkan:
a. tanggal, bulan, dan tahun.
b. nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon.
c. nama lengkap dan alamat Kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa.
d. warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan
unsur-unsur warna.
e. nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal
Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya. Pemohon dapat terdiri
dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan hukum. Permohonan
dilampiri dengan bukti pembayaran biaya. Permohonan untuk 2 (dua) kelas barang atau
lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam satu Permohonan. Dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Tanggal Penerimaan pendaftaran, Direktorat
Jenderal melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan.
Dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal disetujuinya
Permohonan untuk didaftar, Direktorat Jenderal mengumumkan Permohonan tersebut
dalam Berita Resmi Merek selama 3 (tiga) bulan
Selama jangka waktu pengumuman, setiap pihak dapat mengajukan keberatan
secara tertulis kepada Direktorat Jenderal atas Permohonan yang bersangkutan dengan
dikenai biaya. Keberatan diajukan apabila terdapat alasan yang cukup disertai bukti

Created by gatots40273291.doc -
16 -
bahwa Merek yang dimohonkan pendaftarannya adalah Merek yang berdasarkan
Undang-undang ini tidak dapat didaftar atau ditolak.
Sertifikat Merek memuat:
a. nama dan alamat lengkap pemilik Merek yang didaftar;
b. nama dan alamat lengkap Kuasa, dalam hal Permohonan dikuasakan.
c. tanggal pengajuan dan Tanggal Penerimaan.
d. nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila permohonan
tersebut diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas.
e. etiket Merek yang didaftarkan, termasuk keterangan mengenai macam warna
apabila Merek tersebut menggunakan unsur warna, dan apabila Merek
menggunakan bahasa asing dan/atau huruf selain huruf Latin dan/atau angka
yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia disertai terjemahannya
dalam bahasa
f. Indonesia, huruf Latin dan angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia
serta cara pengucapannya dalam ejaan Latin; nomor dan tanggal pendaftaran.
g. kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang Mereknya didaftar.
h. jangka waktu berlakunya pendaftaran Merek.
Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun sejak Tanggal Penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama.
Hak atas Merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena:
a. pewarisan
b. wasiat
c. hibah
d. perjanjian
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pemilik Merek terdaftar berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima Lisensi akan menggunakan Merek tersebut untuk sebagian
atau seluruh jenis barang atau jasa. Perjanjian Lisensi berlaku di seluruh wilayah
Negara Republik Indonesia, kecuali bila diperjanjikan lain, untuk jangka waktu yang tidak
lebih lama dari jangka waktu perlindungan Merek terdaftar yang bersangkutan.

Pemilik Merek terdaftar yang telah memberikan Lisensi kepada pihak lain tetap
dapat menggunakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk
menggunakan Merek tersebut, kecuali bila diperjanjikan lain.

Permohonan pendaftaran Merek Dagang atau Merek Jasa sebagai Merek


Kolektif hanya dapat diterima apabila dalam Permohonan dengan jelas dinyatakan
bahwa Merek tersebut akan digunakan sebagai Merek Kolektif.

Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal


suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang dihasilkan. Indikasi-geografis mendapat perlindungan setelah
terdaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh:

a. lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang


bersangkutan, yang terdiri atas:
1. pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau
kekayaan alam

Created by gatots40273291.doc -
17 -
2. produsen barang hasil pertanian
3. pembuat barang-barang kerajinan tangan atau hasil industri
4. pedagang yang menjual barang tersebut
b. lembaga yang diberi kewenangan untuk itu
c. kelompok konsumen barang tersebut.

Indikasi asal dilindungi sebagai suatu tanda yang semata-mata menunjukkan


asal suatu barang atau jasa.
Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan atas
prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik Merek yang
bersangkutan.
Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika:
a. Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan
barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal.
b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan
jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian
Merek yang tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.
Permohonan penghapusan pendaftaran Merek oleh pemilik Merek atau
Kuasanya, baik sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, diajukan kepada
Direktorat Jenderal. Dalam hal Merek masih terikat perjanjian Lisensi, penghapusan
hanya dapat dilakukan apabila disetujui secara tertulis oleh penerima Lisensi.
Penghapusan pendaftaran dapat pula diajukan oleh pihak ketiga dalam bentuk gugatan
kepada Pengadilan Niaga.

Untuk setiap pengajuan Permohonan atau perpanjangan Merek, permohonan


petikan Daftar Umum Merek, pencatatan pengalihan hak, perubahan nama dan/atau
alamat pemilik Merek terdaftar, pencatatan perjanjian Lisensi, keberatan terhadap
Permohonan, permohonan banding serta lain-lainnya yang ditentukan dalam Undang-
undang ini, wajib dikenai biaya yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang
secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa:

a. gugatan ganti rugi, dan/atau


b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut.

Gugatan atas pelanggaran Merek dapat diajukan oleh penerima Lisensi Merek
terdaftar baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pemilik Merek yang
bersangkutan. Selain penyelesaian gugatan, para pihak dapat menyelesaikan sengketa
melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Ketentuan Pidana

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau
jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara

Created by gatots40273291.doc -
18 -
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah).
Tindak pidana merek diatas merupakan delik aduan.

Created by gatots40273291.doc -
19 -
Rahasia Dagang (Trade Secret)
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh para pengusaha dalam memperoleh
keunggulan dari perusahaan lainnya. Salah satunya adalah dengan cara membujuk
karyawan dari perusahaan lain untuk membocorkan rahasia yang terdapat didalam
perusahaannya dengan imbalan sejumlah hadiah. Maka dari itu oleh pemerintah diatur
tentang rahasia dagang agar tidak terjadi penyimpangan yang dilakukan pihak lain.
Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia,
mempunyai nilai ekonomi dan dijaga kerahasiannya melalui upaya sebagaimana
mestinya.
Yang dimaksud dengan rahasia dagang adalah suatu informasi yang tidak
diketahui oleh umum dibidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha, dijaga kerahasiaanya oleh pemilik rahasia
dagang. (Pasal 1 UU No. 30 Tahun 2000).

Lingkup Perlindungan Rahasia Dagang


1. Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan atau
bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
2. Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia,
mempunyai nilai ekonomi, dan di jaga kerahasiaanya melalui upaya sebagaimana
mestinya.
3. Informasi bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak
tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
4. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi
tersebut digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial
atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.
5. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak atau patut.

Hak Pemilik Rahasi Dagang


Pemilik Rahasia Dagang memiliki hak untuk :
1. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya.
2. Memberikan lisensi kepada orang lain atau kepada pihak ketiga untuk kepentingan
komersial.
3. Melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang yang dimilikinya.

Lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak rahasia dagang kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan
hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi
perlindungan hukum dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Perjanjian lisensi
wajib dicatatkan pada Ditjen HKI dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam
undang-undang. Yang "wajib dicatatkan" pada Ditjen HKI hanyalah mengenai data yang
bersifat administratif dari perjanjian lisensi dan tidak mencakup subtansi rahasia dagang
yang diperjanjikan.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat
yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Created by gatots40273291.doc -
20 -
Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat
siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan pelanggaran
rahasia dagang berupa :
a. gugatan ganti rugi
b. penghentian semua perbuatan pelanggaran dan diajukan ke Pengadilan Negeri.
Selain penyelesaian melalui gugatan para pihak dapat menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa.

Berbeda dari jenis HaKI lainnya, rahasia dagang tidak dipublikasikan ke publik.
Sesuai namanya, rahasia dagang bersifat rahasia. Rahasia dagang dilindungi selama
informasi tersebut tidak ‘dibocorkan’ oleh pemilik rahasia dagang.
Contoh dari rahasia dagang adalah resep minuman Coca Cola. Untuk beberapa
tahun, hanya Coca Cola yang memiliki informasi resep tersebut. Perusahaan lain tidak
berhak untuk mendapatkan resep tersebut, misalnya dengan membayar pegawai dari
Coca Cola.
Cara yang legal untuk mendapatkan resep tersebut adalah dengan cara
rekayasa balik (reverse engineering). Sebagai contoh, hal ini dilakukan oleh kompetitor
Coca Cola dengan menganalisis kandungan dari minuman Coca Cola. Hal ini masih
legal dan dibenarkan oleh hukum. Oleh karena itu saat ini ada minuman yang rasanya
mirip dengan Coca Cola, semisal Pepsi atau RC Cola.
Contoh lainnya adalah kode sumber (source code) dari Microsoft Windows.
Windows memiliki banyak kompetitor yang mencoba meniru Windows, misalnya proyek
Wine yang bertujuan untuk dapat menjalankan aplikasi Windows pada lingkungan
sistem operasi Linux. Pada suatu saat, kode sumber Windows pernah secara tidak
sengaja tersebar ke Internet. Karena kode sumber Windows adalah sebuah rahasia
dagang, maka proyek Wine tetap tidak diperkenankan untuk melihat atau menggunakan
kode sumber Windows yang bocor tersebut. Sebagai catatan, kode sumber Windows
termasuk rahasia dagang karena Microsoft memilih untuk tidak mempublikasikannya.
Pada kasus lain, produsen perangkat lunak memilih untuk mempublikasikan kode
sumbernya misalnya pada perangkat lunak Opensource.

Created by gatots40273291.doc -
21 -
DESAIN INDUSTRI

Pengertian
Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau
warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola
tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
Hak Desain Industri merupakan hak eksklusif yang diberikan kepada pemegang
hak desain industri untuk dalam jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri atau
memberi izin kepada orang lain untuk melaksanakannya

Ruang Lingkup
1. Melaksanakan hak yang dimilikinya sendiri
2. Melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai,
mengimpor, mengekspor dan atau mengedarkan barang yang diberi hak desain
industri

Perkecualian pemakaian hak desain industri untuk kepentingan penelitian dan


pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak
desain industri . Pengertian kepentingan yang wajar adalah :
Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian yang dimaksud misalnya :
kepentingan yang wajar dari pendesain tidak akan dirugikan apa bila desain
industri digunakan untuk seluruh lembaga pendidikan yang ada di tempat
tersebut
2. Kriteria kepentingan semata-mata diukur dari ada tidaknya unsur komersial,
tetapi juga dari kuantitas penggunannya

Lingkup Desain Industri yang dilindungi meliputi Desain industri yang baru tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, ketertiban umum, agama
dan kesusilaan.

Dasar Hukum
Desain industri diberikan atas dasar permohonan
Setiap permohonan : hanya dapat untuk satu desain industri
Untuk beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau
yang memiliki unsur yang sama

Jangka waktu perlindungan


Perlindungan hukum terhadap hak desain industri diberikan untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan.

Isi permohonan
Tanggal, bulan dan tahun surat permohonan
2. Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pendesain
Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemohon
Nama, alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa
Nama negara dan tanggal penerimaan pertama kali, dlm hal permohonan diajukan

Created by gatots40273291.doc -
22 -
dengan hak prioritas

Kelengkapan permohonan
Dilampiri contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang
didaftarkan
Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa
Surat pernyataan bermeterai bahwa desain industri yang dimohonkan pendaftaran
adalah milik pemohon atau pemilik pendesaian

Pemeriksaan permohonan
Asas kebaharuan (novelty)
Pengajuan pendaftaran pertama.
Asas kebaharuan berbeda dgn orisinal pada hak cipta, kebaharuan ditetapkan dengan
suatu pendaftaran yang pertama kali diajukan dan tidak ada pihak lain yang dapat
membuktikan itu tidak baru baik secara lesan atau tertulis

Orisinal dan yang pertama


Orisinal berarti sesuatu yang langsung berasal dari sumber asal orang yang membuat
atau yang menciptakan atau sesuatu yang langsung dikemukakan oleh orang yang
dapat membuktikannya
Asas yang pertama berarti bahwa orang yang pertama mengajukan permohonan yang
akan mendapat perlindungan bukan berdasar asas orang yang pertama yang
mendesain

Dianggap baru
Apabila pada tanggal penerimaan permohonan tidak sama dengan pengungkapan yang
telah ada sebelumnya.
Pengungkapan adalah pengung kapan melalui media cetak atau elektronik termasuk
keikusertaan dalam suatu pameran

Keikutsertaan dalam pameran


Tidak dianggap telah diumumkan bila dalam jangka waktu 6 bulan sebelum tanggal
penerimaannya desain tersebut.
Telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional atau internasional di dalam atau di
luar Indonesia yang resmi atau diakui sebagai resmi.
Telah digunakan pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan pendidikan,
penelitian dan pengembangan.

Subyek hak desain industri


Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari pendesain
Jika dibuat dalam hubungan kerja/pesanan bila tidak diperjanjikan lain pemegangnya
adalah pemberi kerja --> pendesainnya adalah pembuat
Jika dibuat bersama-sama maka hak tersebut diberikan kepada mereka

Pengalihan Hak
Hak desain industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara :
pewarisan,
hibah,
wasiat,

Created by gatots40273291.doc -
23 -
perjanjian tertulis
sebab lain yang di benarkan oleh peraturan perundang-undangan yang ada.
Pengalihan hak tersebut harus disertai dengan dokumen dan wajib dicatat dalam
daftar umum desain industri dan membayar biaya.

Lisensi
Perjanjian lisensi adalah perjanjian untuk menggunakan manfaat ekonomi dari
hak tersebut dan bukan memperalihkan hak milik atas desain industri. Perjanjian lisensi
wajib dicatat dalam daftar umum desain industri. Bila tidak dicatatkan dalam daftar
tersebut tidak berlaku bagi pihak ketiga.

Desain Tata Letak dan Sirkuit Terpadu

Created by gatots40273291.doc -
24 -
Untuk memudahkan pengertiannya secara garis besar istilah desain tata letak
sirkuit terpadu dibagi dua yaitu: desain tata letak dan sirkuit terpadu yang masing-
masing pengertiannya adalah sebagai berikut :
• Sirkuit terpadu (circuit layouts)
Adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang didalamnya
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu didalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan
fungsi elektronik;
• Desain tata letak
Adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen,
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semua interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu.
Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain tata
letak sirkuit terpadu. Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Dasar Hukum
Desain tata letak sirkuit terpadu diatur dalam Undang-undang No. 32 Tahun
2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU DTLST), dan mulai berlaku sejak
tanggal 20 Desember 2000.

Obyek dan Perlindungan


1. Yang orisinil, DTLST dinyatakan orisinil apabila desain tersebut merupakan hasil
karya mandiri pendesain dan bukan merupakan tiruan dari hasil karya pendesain
lain; Yang bukan merupakan sesuatu yang umum (commonplace) bagi para
pendesain.
2. Yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
ketertiban umum, agama atau kesusilaan.

Created by gatots40273291.doc -
25 -
Subyek Dari Hak Desain Tata Letak Terpadu
1. Yang berhak memperoleh hak DTLST adalah pendesain atau yang menerima hak
tersebut dari pendesain.
2. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, hak DTLST
diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain.
Hak DTLST diberikan atas dasar Permohonan.

Jangka Waktu Perlindungan


Ketentuan jangka waktu perlindungan terhadap hak DTLST adalah sebagai
berikut:
1. Perlindungan terhadap hak DTLST diberikan kepada pemegang hak terhitung sejak
pertama kali desain tersebut dieksploitasi secara komersial dimanapun, atau sejak
tanggal penerimaan;
2. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan selama 10 (sepuluh)
tahun.

Hak Pemegang Hak DTLST


Pemegang hak DTLST memiliki hak sebagai berikut:
1. Hak eksklusif :
Pemegang hak memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak desain tata letak
sirkuit terpadu yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan atau
mengedarkan barang yang didalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang
telah diberi hak desain tata letak sirkuit terpadu.
2. Hak megajukan gugatan secara perdata dan atau tuntutan secara pidana kepada
siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak membuat, memakai, menjual,
mengimpor, mengekspor dan atau mengedarkan barang yang di beri hak DTLST.

Prosedur Mengajukan Permohonan Pendaftaran


Permohonan pendaftaran DTLST diajukan kepada Ditjen HKI dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Mengisi formulir permohonan yang memuat:
• Tanggal, bulan, dan tahun surat pemohonan

• Nama, alamat lengkap dan kewarganegaran pendesain

Created by gatots40273291.doc -
26 -
• Nama, alamat lengkap dan kewarganegaran pemohon
• Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
dan Tanggal pertama kali dieksploitasi secara komersial apabila sudah pernah
dieksploitasi sebelum permohonan diajukan.
2. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya, serta dilampiri :
• Salinan gambar atau foto serta uraian dari desain yang dimohonkan
pendaftarannya
• Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;
Surat pernyataan bahwa desain yang dimohonkan pendaftarannya adalah
miliknya
• Surat keterangan yang menjelaskan mengenai tanggal sebagaimana dimaksud
dalam butir (1).
3. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu
pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh satu pemohon dengan dilampiri
persetujuan tertulis dari para pemohon lain
4. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus disertai
pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas
desain yang bersangkutan
5. Membayar biaya permohonan.
Untuk mendapatkan tanggal penerimaan sebagai tanggal diterimanya permohonan,
syarat minimal yang harus dipenuhi pemohon adalah:
• Mengisi formulir permohonan
• Melampirkan salinan gambar atau foto dan uraian dari desain yang dimohonkan
• Membayar biaya permohonan.
Hal ini untuk mempermudah pemohon mendapatkan tanggal penerimaan, yang
berlaku sebagai tanggal berlakunya perlindungan atas DTLST. Namun,
kekurangannya harus segera dipenuhi oleh pemohon.
Apabila ternyata terdapat kekurangan syarat-syarat dalam permohonan tersebut
maka Ditjen HKI memberitahukan kepada pemohon atau kuasanya agar kekurangan
tersebut dipenuhi dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman
surat pemberitahuan pemenuhan kekurangan tersebut, dan dapat diperpanjang
untuk paling lama 1 (satu) bulan atas pemintaan pemohon.

Created by gatots40273291.doc -
27 -
Apabila kekurangan tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, Ditjen
HKI memberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya bahwa
permohonannya dianggap ditarik kembali, dan segala biaya yang telah dibayarkan
kepada Ditjen HKI tidak dapat ditarik kembali.
Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu desain.
Pemohon yang bertempat tinggal di luar Wilayah Republik Indonesia, harus
mengajukan permohonan melalui kuasa dan harus memilih domilsili hukum di
wilayah Republik Indonesia.

Pengalihan Hak
Hak DTLST dapat dialihkan dengan cara :
1. pewarisan,
2. hibah,
3. wasiat,
4. perjanjian tertulis,
5. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan hak DTLST disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak dan
wajib dicatat dalam daftar umum DTLST pada Ditjen HKI dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Apabila pengalihan tersebut
tidak dicatatkan maka tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan hak DTLST
kemudian diumumkan dalam Berita Resmi DTLST. Pengalihan hak DTLST tidak
menghilangkan hak pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik
dalam sertifikat, berita resmi maupun dalam daftar umum DTLST.

Lisensi
Pemegang hak berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian lisensi dalam waktu tertentu dan syarat tertentu untuk melaksanakan haknya
dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual,
mengimpor, mengekspor dan atau mengedarkan barang yang didalamnya terdapat
seluruh atau sebagian desain yang telah diberi hak, kecuali jika diperjanjikan lain.
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan dalam daftar umum DTLST dan diumumkan dalam
berita resmi DTLST pada Ditjen HKI dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Perjanjian yang tidak dicatatkan tidak berlaku terhadap
pihak ketiga.

Created by gatots40273291.doc -
28 -
Bentuk dan Isi Perjanjian Lisensi
Pada dasarnya bentuk dan isi perjanjian lisensi ditentukan sendiri oleh para
pihak berdasarkan kesepakatan, namun tidak boleh memuat ketentuan yang dilarang
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan bagi perekonomian Indonesia atau memuat
ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha.

Pembatalan
DTLST yang telah terdaftar dapat dibatalkan dengan 2 cara, yaitu:
1. Berdasarkan permintaan pemegang hak
DTLST yang terdaftar dapat dibatalkan oleh Ditjen HKI atas permintaan tertulis yang
diajukan oleh pemegang hak. Apabila desain tersebut telah dilisensikan, maka harus
ada persetujuan tertulis dari penerima lisensi yang tercatat dalam daftar umum
DTLST, yang dilampirkan pada permintaan pembatalan pendaftaran tersebut. Jika
tidak ada persetujuan maka pembatalan tidak dapat dilakukan.
2. Berdasarkan gugatan
Gugatan pembatalan pendaftaran dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan
dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 atau pasal 3 UU DTLST
kepada pengadilan niaga. Putusan Pengadilan Niaga tersebut disampaikan kepada
Ditjen HaKI paling lama 14 (empat belas) hari setelah tanggal putusan.

Ketentuan Pidana
1. Barang Siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan salah satu perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (Tiga ratus juta
rupiah)
2. Barang Siapa dengan sengaja melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, Pasal 19, atau Pasal 24 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) dan atau denda paling banyak Rp. 45.000.000,00 (Empat puluh lima juta
rupiah)
3. Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) merupakan delik
aduan.

Created by gatots40273291.doc -
29 -
Daftar Referensi

1. Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Rachmadi Usman, SH. Alumni, Bandung,
2002
2. Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Prof. Dr. Eddy Damian, S.H
3. Pengenalan HKI, Konsep Dasar Kekayaan Intelektual untuk Penumbuhan Inovasi.
Dr. Ir. Muhammad Ahkam Subroto, M.App.Sc. & Dr. Suprapedi, M.Eng.
PT.Indeks,Jakarta.2008.
4. http://www lemlit.ugm.ac.id
5. http://www.konsultasihukumonline.com
6. http://www. Wikipedia.com
7. http://www. Ditjen HKI. go.id.
8. UU No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
9. UU No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri
10. UU No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
11. UU No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten
12. UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
13. UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Created by gatots40273291.doc -
30 -
Perkembangan HaKI di Indonesia

Di Indonesia, HaKI mulai populer memasuki tahun 2000 sampai dengan


sekarang. Tapi, ketika kepopulerannya itu sudah sampai puncaknya, grafiknya
akan turun. Ketika mau turun, muncullah hukum siber (cyber), yang ternyata
perkembangan dari HaKI itu sendiri. Jadi, HaKI akan terbawa terus seiring
dengan ilmu-ilmu yang baru. seiring dengan perkembangan teknologi informasi
yang tidak pernah berhenti berinovasi.

Peraturan perundangan HaKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan


Belanda dengan diundangkannya Octrooi Wet No. 136 Staatsblad 1911 No. 313,
Industrieel Eigendom Kolonien 1912 dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No.
600.
Setelah Indonesia merdeka, Menteri Kehakiman RI mengeluarkan
pengumuman No. JS 5/41 tanggal 12 Agustus 1953 dan No. JG 1/2/17 tanggal 29
Agustus 1953 tentang Pendaftaran Sementara Paten.

Pada tahun 1961, Pemerintah RI mengesahkan Undang-undang No. 21


Tahun 1961 tentang Merek. Kemudian pada tahun 1982, Pemerintah juga
mengundangkan Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Di bidang
paten, Pemerintah mengundangkan Undang-undang No. 6 Tahun 1989 tentang
Paten yang mulai efektif berlaku tahun 1991. Di tahun 1992, Pemerintah
mengganti Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek dengan Undang-
undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek.

Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagai anggota WTO/TRIPs dan


diratifikasinya beberapa konvensi internasional di bidang HaKI sebagaimana
dijelaskan dalam jawaban no. 7 di atas, maka Indonesia harus menyelaraskan
peraturan perundang-undangan di bidang HaKI. Untuk itu, pada tahun 1997
Pemerintah merevisi kembali beberapa peraturan perundang-undangan di bidang
HaKI, dengan mengundangkan:

- Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No.


6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun
1987 tentang Hak Cipta;

- Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No.


6 Tahun 1989 tentang Paten;

Created by gatots40273291.doc -
31 -
- Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No.
19 Tahun 1992 tentang Merek;

Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, pada tahun 2000 Pemerintah juga
mengundangkan :

- Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;


- Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
- Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap undang-


undang tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997, maka
ketiga undangundang tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001. Selanjutnya
telah diundangkan:

- Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten; dan


- Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Pengaruh International Covention & International Pressure Terhadap


Pembentukan HaKI

Pada tahun 1994, Indonesia masuk sebagai anggota WTO (World Trade
Organization) dengan meratifikasi hasil Putaran Uruguay yaitu Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia). Salah satu bagian penting dari Persetujuan WTO adalah
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights Including
Trade In Counterfeit Goods (TRIPs). Sejalan dengan TRIPs, Pemerintah
Indonesia juga telah meratifikasi konvensi-konvensi Internasional di bidang
HaKI, yaitu:

a. Paris Convention for the protection of Industrial Property and Convention


Establishing the World Intellectual Property Organizations, dengan Keppres No.
15 Tahun 1997 tentang perubahan Keppres No. 24 Tahun 1979;

b. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation under the PCT, dengan
Keppres No. 16 Tahun 1997;

c. Trademark Law Treaty (TML) dengan Keppres No. 17 Tahun 1997;

d. Bern Convention.for the Protection of Literary and Artistic Works dengan


Keppres No. 18 Tahun 1997;

e. WIPO Copyrights Treaty (WCT) dengan KeppresNo. 19 Tahun 1997;

Memasuki milenium baru, hak kekayaan intelektual menjadi isu yang sangat

Created by gatots40273291.doc -
32 -
penting yang selalu mendapat perhatian baik dalam forum nasional maupun
internasional Dimasukkannya TRIPS dalam paket Persetujuan WTO di tahun
1994 menandakan dimulainya era baru perkembangan HaKI di seluruh dunia.
Dengan demikian pada saat ini permasalahan HaKI tidak dapat dilepaskan dari
dunia perdagangan dan investasi. Pentingnya HaKI dalam pembangunan ekonomi
dan perdagangan telah memacu dimulainya era baru pembangunan ekonomi yang
berdasar ilmu pengetahuan
.
HaKI adalah konsep hukum yang netral. Namun, sebagai pranata, HaKI juga
memiliki misi. Di antaranya, menjamin perlindungan terhadap kepentingan moral
dan ekonomi pemiliknya. Bagi Indonesia, pengembangan sistem HaKI telah
diarahkan untuk menjadi pagar, penuntun dan sekaligus rambu bagi aktivitas
industri dan lalu lintas perdagangan. Dalam skala ekonomi makro, HaKI
dirancang untuk memberi energi dan motivasi kepada masyarakat untuk lebih
mampu menggerakkan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki.
Ketika menghadapi badai krisis ekonomi, HaKI terbukti dapat menjadi salah satu
payung pelindung bagi para tenaga kerja yang memang benar-benar kreatif dan
inovatif. Lebih dari itu, HaKI sesungguhnya dapat diberdayakan untuk
mengurangi kadar ketergantungan ekonomi pada luar negeri. Bagi Indonesia,
menerima globalisasi dan mengakomodasi konsepsi perlindungan HaKI tidak
lantas menihilkan kepentingan nasional. Keberpihakan pada rakyat, tetap menjadi
justifikasi dalam prinsip-prinsip pengaturan dan rasionalitas perlindungan
berbagai bidang HaKI di tingkat nasional. Namun, semua itu harus tetap berada
pada koridor hukum dan norma-norma internasional.
Dari segi hukum, sesungguhnya landasan keberpihakan pada kepentingan
nasional itu telah tertata dalam berbagai pranata HaKI. Di bidang paten misalnya,
monopoli penguasaan dibatasi hanya 20 tahun. Selewatnya itu, paten menjadi
public domain. Artinya, klaim monopoli dihentikan dan masyarakat bebas
memanfaatkan.
Di bidang merek, HaKI tegas menolak monopoli pemilikan dan penggunaan
merek yang miskin reputasi. Merek serupa itu bebas digunakan dan didaftarkan
orang lain sepanjang untuk komoditas dagang yang tidak sejenis. HaKI hanya
memberi otoritas monopoli yang lebih ketat pada merek yang sudah menjadi
tanda dagang yang terkenal. Di luar itu, masyarakat bebas menggunakan
sepanjang sesuai dengan aturan. Yang pasti, permintaan pendaftaran merek
ditolak bila didasari iktikad tidak baik.
Banyak pemikiran yang menawarkan tesis bahwa efektivitas UU ditentukan oleh
tiga hal utama. Yaitu, kualitas perangkat perundang-undangan, tingkat kesiapan
aparat penegak hukum dan derajat pemahaman masyarakat.
Pertama, dari segi kualitas perundang-undangan. Masalahnya adalah apakah
materi muatan UU telah tersusun secara lengkap dan memadai, serta terstruktur
dan mudah dipahami. Aturan perundang-undangan di bidang HaKI memiliki
kendala dari sudut parameter ini. Hal ini terbukti dari seringnya merevisi
perangkat perundangan yang telah dimiliki. UU Hak Cipta telah tiga kali direvisi.
Demikian pula UU Paten dan UU Merek yang telah disempurnakan lagi setelah
sebelumnya bersama-sama direvisi tahun 1997. Sebagai instrumen pengaturan

Created by gatots40273291.doc -
33 -
yang relatif baru, bongkar pasang UU bukan hal yang tabu.
Setiap kali dilakukan revisi, setiap kali pula tertambah kekurangan-kekurangan
yang dahulu tidak terpikirkan. Dalam banyak hal, revisi juga sekedar merupakan
klarifikasi. Ini yang sering kali digunakan sebagai solusi atas problema
pengaturan yang tidak jelas atau melahirkan multiinterpretasi.
Kedua, tingkat kesiapan aparat penegak hukum. Faktor ini melibatkan banyak
pihak: polisi, jaksa, hakim, dan bahkan para pengacara. Seperti sudah sering kali
dikeluhkan, sebagian dari para aktor penegakan hukum tersebut dinilai belum
sepenuhnya mampu mengimplementasikan UU HaKI secara optimal. Dengan
menepis berbagai kemungkinan terjadinya 'penyimpangan', kendala yang dihadapi
memang tidak sepenuhnya berada di pundak mereka. Sistem pendidikan dan
kurikulum di bangku pendidikan tinggi tidak memberikan bekal substansi yang
cukup di bidang HaKI. Karenanya, dapat dipahami bila wajah penegakan hukum
HaKI masih tampak kusut dan acapkali diwarnai berbagai kontroversi.
Ketiga, derajat pemahaman masyarakat. Sesungguhnya memang kurang fair
menuntut masyarakat memahami sendiri aturan HaKI tanpa bimbingan yang
memadai. Sebagai konsep hukum baru yang padat dengan teori lintas ilmu, HaKI
memiliki kendala klasik untuk dapat dimengerti dan dipahami. Selain sistem
edukasi yang kurang terakomodasi di jenjang perguruan tinggi, HaKI hanya
menjadi wacana yang sangat terbatas karena kurangnya
Dari paparan di atas tampak bahwa faktor pemahaman masyarakat dan kesiapan
aparat penegak hukum, memiliki korelasi yang kuat dengan kegiatan sosialisasi
yang dilaksanakan. Sosialisasi menjadi tingkat prakondisi bagi efektivitas
penegakan hukum. Efektivitas penegakan hukum sungguh sangat dipengaruhi
oleh tingkat pemahaman masyarakat dan kesiapan aparat. Semakin tinggi
pemahaman masyarakat semakin tinggi pula tingkat kesadaran hukumnya.
Demikian pula kondisi aparat. Semakin bulat pemahaman aparat, semakin mantap
kinerja mereka di lapangan. Keduanya merupakan faktor yang menentukan.
Karenanya, sosialisasi merupakan keharusan. Sosialisasi diperlukan utamanya
untuk membangun pemahaman dan menumbuhkan kesadaran masyarakat. Seiring
dengan itu untuk meningkatkan pemahaman dan memantapkan kemampuan
aparat dalam menangani masalah HaKI.
Di antara bidang-bidang HaKI yang diobservasi, hak cipta, dan merek merupakan
korban paling parah akibat pelanggaran. Terdapat empat kategori karya cipta yang
banyak dibajak hak ekonominya. Data ini direpresentasi oleh karya program
komputer, musik, film dan buku dari AS yang secara berturut-turut mencatat
angka kerugian yang sangat signifikan. Kalkulasi kerugian berbagai komoditas
tersebut telah memaksa AS menghukum Indonesia dengan menempatkannya ke
dalam status priority watchlist dalam beberapa tahun terakhir ini.
Di bidang merek, pelanggaran tidak hanya menyangkut merek-merek asing.
Selain merek terkenal asing, termasuk yang telah diproduksi di dalam negeri,
merek-merek lokal juga tak luput dari sasaran peniruan dan pemalsuan. Di
antaranya, produk rokok, tas, sandal dan sepatu, busana, parfum, arloji, alat tulis
dan tinta printer, oli, dan bahkan onderdil mobil. Kasus pemalsuan yang terakhir
ini terungkap lewat operasi penggerebekan terhadap sebuah toko di Jakarta Barat
yang mendapatkan sejumlah besar onderdil Daihatsu palsu. Pelakunya telah

Created by gatots40273291.doc -
34 -
ditindak dan saat ini sedang menjalani persidangan di PN Jakarta Barat.
Kasus Daihatsu tampaknya belum akan menjadi kasus terakhir. Prediksi ini
muncul karena fenomena pelanggaran hukum yang masih belum dijerakan oleh
sanksi pidana yang dijatuhkan. Faktor deterrent hukum masih belum mampu
unjuk kekuatan. Pengadilan masih nampak setengah hati memberi sanksi.
Padahal, pemalsuan sparepart bukan saja merugikan konsumen secara ekonomi,
tetapi juga dapat mencelakakan dan mengancam jiwanya. Kesemuanya itu tidak
disikapi dengan penuh atensi. Sebaliknya, dianggap sekedar sebagai perbuatan
yang dikategorikan merugikan orang lain. Sekali lagi, tingkat kesadaran hukum
masyarakat sangat menentukan. Betapapun, datangnya kesadaran itu acapkali
harus dipaksakan melalui putusan pengadilan. Inilah harga yang harus dibayar
untuk dapat mewujudkan penegakan hukum HaKI yang tidak hanya diperlukan
untuk kepentingan pemegang HaKI, tetapi juga bagi jaminan kepastian,
kenyamanan, dan keselamatan masyarakat konsumen secara keseluruhan.

Created by gatots40273291.doc -
35 -

Anda mungkin juga menyukai