Bahasa Ibrani mengenal hanya satu cara untuk membuat kata benda menjadi
tertentu, yakni dengan Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu ) yang selalu
bergabung dengan kata yang ditentukan. Awalan Penentu ( Kata Sandang Tertentu )
ini terdiri atas Satu Huruf Saja, yakni He dengan vokal Patakh yang disusul oleh
Dagesh Forte dalam Huruf Pertama dari Kata yang ditentukan ( . ).
Contoh :
Air
Air ITU
Suara
Suara ITU
Raja
Raja ITU
Perhatikan : Awalan Penentu paling umum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kata “ITU”, yang selalu ditempatkan di belakang kata yang ditentukan.
Jangan dikacaukan dengan pemakaian kata “itu” sebagai Kata Ganti Penunjuk Jauh.
Oleh karena itu, untuk menghindari kekacauan tersebut, usahakan sedapat mungkin
menterjemahkan Awalan Penentu ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “Sang”,
atau “Si” yang selalu diletakkan di depan kata yang ditentukan.
Lelaki
Lelaki ITU
Kota
Kota ITU
Kepala
Kepala ITU
27
12.2.2. Di depan Gutturals Kuat ( , ), Awalan Penentu yang dipakai adalah :
Contoh :
Istana
Istana ITU
Kegelapan
Kegelapan ITU
umum ( , raja-raja ITU ). Begitu pula dengan ( tempat-
tempat ) menjadi ( tempat-tempat ITU ).
Ketentuan yang sama juga diterapkan ketika atau sebagai suku kata pertama
disusul oleh atau maka Awalan Penentu akan tetap memakai Dagesh Forte.
28
12.4. Perubahan Vokal Pada Konsonan Pertama
Ada sejumlah kata benda dalam bentuk tunggalnya mengalami perpanjangan vokal
pada konsonan pertama tatkala diberikan Awalan Penentu. Kita hanya dapat terbiasa
dengan kata-kata benda tersebut dengan cara menghafalkannya. Kata-kata benda yang
paling penting tersebut adalah sebagai berikut :
Hal atau orang yang dianggap unik, seringkali mendapat Awalan Penentu untuk dapat
membedakannya dari pengertian yang umum, misalnya :
12.6.3. ( Sang Raja ). Bila kata ini tidak disertai keterangan lain, maka
yang dimaksudkan adalah raja dari orang yang sedang berbicara atau penulis.
Dalam kitab Mazmur berarti “Raja Israel” atau “TUHAN”, yang
adalah Raja Orang Israel yang sebenarnya ( bandingkan dengan Mazmur
20:10 dalam teks Ibrani ).
29
TUGAS (5)
B. Berikanlah Awalan Penentu pada setiap kata yang ada di bawah ini !
01
09 05 01
02
10 06 02
03
11 07 03
04
12 08 04
C. Perbaikilah kata-kata berikut sehingga Titik Pengeras ditempatkan secara
tepat !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
D. Transliterasikan Ayat berikut di bawah ini ke dalam tulisan Latin !
( Mazmur 119:105 )
30
13. AWALAN PENGHUBUNG ( THE CONJUNCTION WAW )
Kata Penghubung yang paling umum digunakan dalam banyak bahasa adalah kata
“dan”. Dalam bahasa Ibrani kata penghubung “dan” tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan digabungkan dengan kata berikutnya ( merupakan Awalan pada
kata yang akan dihubungkan ). Biasanya ditulis dengan Waw ditambah Shewa
Bersuara ( ).
Contoh :
13.2.1. Di depan huruf Labials ( Konsonan yang diucapkan dengan bantuan bibir :
--- BuMaF ) dan di depan Shewa, Awalan Penghubung ditulis
( Syureq ). Contoh :
13.2.2. Di depan ( Yod ditambah Shewa Bersuara ), maka berubah menjadi
( Waw ditambah Khireq-yod ). Contoh :
31
dan saya ( Kejadian 6:17 )
13.2.4. Di depan kata-kata yang bersuku kata satu, atau di depan suku kata yang
mendapat penekanan utama dalam pengucapan, Awalan Penghubung selalu
ditulis : . selalu bergabung dengan dua kata dari kelas sama ( hampir
selalu berupa kata benda ) dan cenderung untuk merefleksikan relasi dekat
antara keduanya. Contoh :
adalah bentuk jamak, pada umumnya berfungsi sebagai kata benda
tunggal. Namun ia juga dapat berfungsi sebagai kata benda jamak,
dirangkaikan dengan kata sifat jamak dan bentuk kata kerja jamak. Ini
biasanya muncul tatkala referensi dibuat untuk menunjukkan “ilah-ilah” dari
bangsa-bangsa. bisa muncul dengan & tanpa Awalan Penentu.
Ketika Awalan Penghubung “Waw” ditambahkan pada huruf
menjadi
quiescent ( hilang fungsi konsonannya ) dan hilang pula Shewa Gabungannya,
sehingga menjadi . Oleh karena tidak pernah menutup sebuah suku kata,
maka vokal yang mendahuluinya, yang kini berdiri dalam bentuk suku kata terbuka
dan tanpa penekanan itu harus diperpanjang ( dari Segol ke Tsere ), sehingga bentuk
akhirnya menjadi ( dan Allah ).
adalah Nama Perjanjian untuk Allah Israel. Pada tahun-tahun awal
sejarah Israel, nama ini dinilai sangat sakral untuk diucapkan. Para
pembaca saleh menghindari ucapan nama tersebut dengan menggantikannya
dengan kata ( donay ), yang berarti “Tuhanku”.
Ketika para sarjana Masoret mulai menerapkan vokal pada teks konsonan
32
Untuk kitab-kitab di dalam Alkitab, mereka menerapkan vokal dari ini
kepada Dengan modifikasi Shewa Gabungan di bawah non-guttural-
yod, maka bentuk akhirnya menjadi atau yang selalu
a
diucapkan donay.
Jika tidak perlu lagi untuk menghindari ucapan maka vokal yang
dikenakan seperti dan dibaca “Yahweh”. Usaha untuk transliterasi
bentuk
sebagai “Yehovah” atau ”Jehovah” tidak dipakai orang
hingga pada jaman Reformasi Protestan.
33
( Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, dan jika engkau ke kanan, maka
aku ke kiri - Kejadian 13:9 )
( Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan ... , Ayub
31:13 )
( ...kalian datang untuk melihat-lihat ... Tidak tuanku ! Melainkan hamba-hambamu
datang untuk membeli makanan --- Kejadian 42:9-10 )
d> Diterjemahkan “baik ... maupun ...” bila menghubungkan dua hal. Misalnya
:
( ... Satu ketetapan harus berlaku bagi kalian, baik bagi orang asing, maupun
bagi orang Israel asli --- Bilangan 9:14 ).
13.3.2. Pada permulaan kalimat atau permulaan alenia baru, Awalan Penghubung
diterjemahkan dengan “maka” atau “lalu”.
13.3.3. Di depan kata kerja, Awalan Penghubung dapat memiliki arti khusus, yang
akan dibahas kemudian.
34
Dengan demikian, setiap kali bertemu dengan Awalan Penghubung, perlu diputuskan
terjemahan mana yang tepat. Bila ragu-ragu, pakailah dahulu terjemahan standar
“dan”.
TUGAS (6)
10 01
11 02
12 03
13 04
14 05
15 06
16 07
17 08
18 09
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Ibrani !
Pada dasarnya sebuah kata sifat dapat digunakan dengan dua cara utama, yakni :
<a> Kata Sifat yang berfungsi sebagai keterangan langsung ( Atributif ) untuk sebuah
kata benda. Misalnya : - Lelaki yang jahat
- Sang nabi yang baik
- Rumah yang tua ITU
<b> Kata Sifat yang berfungsi sebagai sebutan ( Predikatif ) sebuah kalimat.
Misalnya : - Lelaki ITU adalah jahat
- Sang nabi adalah baik
- Rumah ITU adalah tua
35
Demikianlah pemakaian kata sifat dalam bahasa Indonesia hanya dibedakan melalui
kata “yang” untuk pemakaian secara Atributif dan melalui kata “adalah” untuk
pemakaian secara Predikatif. Namun dalam bahasa Ibrani, perbedaan antara dua cara
ini lebih besar dan nyata sehingga perlu dipelajari dan dikuasai dengan baik.
Kata Sifat yang dipakai sebagai keterangan langsung ( Atribut ), ditempatkan langsung
di belakang kata benda yang diterangkannya.
Contoh : ( Lelaki yang jahat )
Perhatikan bahwa dalam bahasa Ibrani tidak perlu kata penghubung “yang”, sebab
kata sifat menyusul langsung setelah kata bendanya.
Bila kata sifat menerangkan kata benda yang memiliki Awalan Penentu, maka kata sifat
tersebut harus juga dilengkapi dengan Awalan Penentu. Misalnya :
Sang nabi yang baik, atau : Nabi yang baik ITU
Rumah yang tua ITU
Awalan Penentu di depan kata sifat menunjukkan betapa erat hubungannya dengan
kata bendanya. Namun perhatikanlah bahwa Awalan Penentu di depan kata sifat tidak
muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Bila SATU kata benda dengan Awalan Penentu diterangkan melalui lebih dari satu
kata sifat, maka masing-masing kata sifat itu juga diberi Awalan Penentu. Misalnya :
Pemakaian kata sifat yang kedua disebut “predikatif” sebab dalam kasus ini kata sifat
berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat yang kecil, yang dapat terdiri atas
subyek dan predikat saja. Misalnya :
( Rumah ITU adalah tua )
36
14.2.1. Urutan Dalam Kalimat
Sebelum kita membahas penempatan kata sifat yang dipakai secara predikatif, perlu
untuk membahas urutan dalam kalimat bahasa Ibrani, yang berbeda dengan pola
kalimat bahasa Indonesia.
Æ Æ Æ
Bahasa Indonesia : Subyek (1) + Predikat (2) + Obyek (3)
Sang nabi menulis buku
Å Å Å
Bahasa Ibrani : Obyek (3) + Subyek (2) + Predikat (1)
buku sang nabi menulis
Dengan menempatkan predikat pada urutan pertama dalam tiap kalimat ternyata bahwa
bahasa Ibrani menganggap unsur kegiatan yang dinyatakan melalui predikat
adalah yang terpenting ! Dengan demikian, kita tidak perlu merasa heran bahwa kata
sifat yang dipakai secara predikatif biasanya mendahului kata benda ( subyek ), dan
bukan di belakangnya sebagaimana pada pemakaian atributif.
Kata sifat yang dipakai secara predikatif tidak pernah mendapat Awalan Penentu,
sekalipun subyek kalimat memilikinya. Contoh :
37
15. KATA BENDA & KATA SIFAT
Dalam bahasa Ibrani, setiap kata benda dianggap memiliki jenis ( gender ) tertentu,
yang mempengaruhi penggunaan kata benda tersebut. Pada umumnya kata benda
memiliki salah satu dari dua jenis ( gender ) berikut ini :
15.1.1.1. Kata benda yang berakhir dengan , , atau biasanya Feminin.
Misalnya :
Bumi
Yerusalem
Kota
15.1.1.4. Sebutan untuk anggota tubuh yang berpasangan adalah Feminin. Misalnya :
Tangan
Kaki
Mata
38
15.1.2. Kata Benda Maskulin
Kata benda Maskulin lebih banyak jumlahnya daripada kata benda Feminin. Kata benda
Maskulin tidak memiliki ciri tertentu yang menunjukkan jenisnya. Namun sebutan
untuk manusia dan binatang tentu mengikuti jenisnya yang alamiah.
Misalnya :
Bilamana kata benda bahasa Ibrani muncul dalam bentuk jamak, maka lebih mudah
untuk mengenal jenisnya ( gendernya ) sebab selalu nyata melalui akhiran-akhiran
jamak yang khas.
Kata benda Maskulin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran ( full script ) atau
( defective script ) yang langsung ditambahkan pada kata benda bentuk tunggal.
Tunggal
Kuda Jantan
Jamak ( Full Script )
Kuda-kuda Jantan
Jamak ( Defective Script )
Kuda-kuda Jantan
Perubahan Vokalisasi
Melalui penambahan akhiran jamak pada kata benda dasar, maka tekanan suara
semakin berpindah ke bagian belakang kata tersebut. Hal ini seringkali mengakibatkan
perubahan pada suku kata pertama yang akan menjadi lebih ringan.
Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Vokal Suku Kata Pertama
Pertama Qamets Æ Shewa Bersuara
Bila Konsonan pertama adalah Gutturals, yang tidak dapat menerima Shewa Biasa,
maka Qamets akan berubah menjadi Shewa Gabungan. Misalnya :
Æ
( Tunggal ) ( Jamak )
39
Kata-kata yang memiliki Segolata ( dua segol ) mengalami perubahan vokalisasi yang
khas sebagai berikut :
Tunggal Jamak
Vokal Suku Kata Pertama :
Segol/Tsere Æ Shewa Bersuara
Suku Kata Kedua : Segol Æ Qamets
( Gutturals )
Suku kata yang memiliki vokal penuh ( vokal plus huruf vokal ) tetap panjang dan
tidak dapat diperingan, meskipun ditambah akhiran. Misalnya :
Tunggal Jamak
Vokalisasi Khusus
Ada beberapa kata benda Maskulin yang mengalami perubahan vokalisasi yang khusus,
yang tidak mengikuti salah satu peraturan di atas, yakni :
Tunggal Jamak
Lelaki (m)
Putera (m)
Siang/hari
(m)
Kepala (m)
Bangsa (m)
Rumah (m)
15.2.2. Akhiran Jamak Pada Kata Benda Feminin
Kata benda Feminin dalam bentuk jamak mempunyai akhiran khusus, yakni
( full script ) atau ( defective script ).
40
15.2.2.1. Kata benda Feminin yang mempunyai akhiran akan kehilangan
akhirannya dan digantikan oleh akhiran jamak . Misalnya :
Tunggal Jamak
Kuda Betina (f)
Nabiah (f)
Hukum (f)
Keadilan (f)
15.2.2.2. Kata benda Feminin tanpa akhiran menerima akhiran langsung di
belakang bentuk tunggalnya. Perubahan vokalisasi pada kata induknya
mengikuti pola yang sama seperti pada kata benda Maskulin. Contoh :
TUNGGAL JAMAK
Tangan (f)
Jiwa (f)
Roh (f)
Pintu (f)
Mata (f)
Negeri (f)
15.2.3. Akhiran Jamak Yang Tidak Sesuai Gender Kata Benda
15.2.3.1. Ada beberapa kata benda Maskulin yang bentuk jamaknya mengikuti pola
kata benda Feminin, misalnya :
Tunggal Jamak
Ayah (m)
Hati (m)
Hati (m)
Malam (m)
Mezbah (m)
Tempat (m)
Suara (m)
41
Nama (m)
Dosa (m)
15.2.3.2. Ada pula beberapa kata benda Feminin yang bentuk jamaknya mengikuti
pola kata benda Maskulin, misalnya :
Tunggal Jamak
Batu (f)
Wanita (f)
Kota (f)
Tahun (f)
15.2.4. Pengertian Bentuk Jamak
Dalam bahasa Ibrani bentuk jamak tidak hanya berarti bahwa jumlah sesuatu hal itu
lebih dari satu. Ada beberapa kemungkinan yang lain, sebagai berikut :
Air
15.2.4.2. Tidak jarang bentuk jamak pada kata benda abstrak mengandung pengertian
Intensitas hal/keadaan ( disebut Intensive Plural ), misalnya :
Berkat
15.2.4.3. Ada pula jamak keagungan, yang ada kaitan dengan jamak intensitas.
Pengertian ini khususnya pada nama Allah ( ). Bila bentuk
tunggal tampaknya tidak cukup untuk mengekspresikan pengertian “wajah”
atau “langit”, apalagi untuk Allah. Ia melebihi segala sesuatu dalam segala
hal.
42
15.3. Bentuk DUAL
Bentuk akhiran Dual ini dipakai untuk benda-benda yang muncul dalam bentuk
pasangan ( berjumlah dua ), secara khusus untuk anggota-anggota tubuh. Bentuk
akhiran Dual ini dipakai baik untuk kata benda Maskulin, maupun kata benda Feminin.
15.3.1. Bentuk Akhiran Dual ini biasanya ditulis ( Patakh yang beraksen, plus
Yod, plus Khireq, plus Mem Final ). Contoh :
15.3.2. Bilamana kata benda yang memiliki akhiran Feminin harus mendapatkan
akhiran Dual, maka dari akhiran Feminin itu akan menjadi dan akhiran
Dual ditambahkan di belakangnya, misalnya :
Air
Yerusalem
43
TUGAS (7)
A. Berikanlah bentuk jamak untuk kata-kata di bawah ini ! Kenalilah & tuliskan
gender dari setiap kata tersebut !!
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
C. Terjemahkanlah kalimat-kalimat Ibrani di bawah ini !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
D. Berikanlah tanda lingkaran pada kata yang tampaknya salah ditempatkan pada
setiap kelompok kata di bawah ini !
06 01
07 02
08 03
09 04
10 05
44
15 11
16 12
17 13
18 14
15.4. Gender & Jumlah Kata Sifat
Bentuk Kata Sifat harus selalu sesuai dengan bentuk Kata Benda yang diterangkannya
Peraturan ini berlaku untuk pemakaian Kata Sifat baik secara atributif maupun secara
predikatif.
Sama seperti Kata Benda, demikian pula pada Kata Sifat dapat terjadi perubahan vokal
kata dasar atau perubahan konsonan terakhir bilamana dibubuhi akhiran Feminin atau
jamak.
Maskulin TUNGGAL
Maskulin JAMAK
Feminin TUNGGAL
Feminin JAMAK
Contoh :
45
Besar Tua Jujur Fasik Bijaksana
M. Tunggal
M. Jamak
F. Tunggal
F. Jamak
Contoh :
[1] Bilamana Kata Sifat menerangkan Kata Benda yang akhirannya tidak sesuai
dengan gendernya, maka akhiran Kata Sifat akan sesuai dengan gender Kata
Benda tersebut & bukan sesuai dengan bentuk akhirannya. Misalnya :
46
[2] Kata Benda yang hanya muncul dalam bentuk jamak, biasanya mendapat Kata
Sifat dalam bentuk jamak pula, meskipun pengertiannya tunggal. Misalnya :
TUGAS (8)
47
B. Terjemahkanlah ke dalam bahasa Indonesia, kalimat berikut di bawah ini !
02 01
04 03
06 05
08 07
10 09
16. KATA GANTI ( PRONOUNS )
Kata Ganti Orang ditulis sebagai bentuk terpisah dan hanya dipakai untuk menyatakan
Subyek dalam sebuah kalimat. Untuk menyatakan obyek, bahasa Ibrani memiliki
pronominal suffixes khusus, yang ditempatkan sebagai akhiran pada kata lain ( kata
kerja, kata depan, atau kata benda ). Bentuk-bentuk suffix ini akan dipelajari pada
pelajaran-pelajaran selanjutnya.
Untuk sementara ini, kita membatasi diri kepada Kata Ganti Orang, yang berdiri sendiri
sebagai Subyek Kalimat. Bentuk-bentuk Kata Ganti Orang ( Independent Personal
Pronouns ) ini adalah sebagai berikut :
Tunggal Jamak
, Saya (m/f )
Kami/kita (m/f )
Catatan :
[1] Kata Ganti Orang Kedua Jamak (f) jarang muncul.
[2] Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal (f) terdapat sepanjang kitab-kitab Pentateuch.
Contoh :
Akulah Allah YHWH.
Engkaulah lelaki ITU.
Dialah sang raja yang besar ITU.
Merekalah para hamba yang baik.
48
16.2. Kata Ganti Penunjuk ( Demonstrative Pronouns )
Kata Ganti Penunjuk adalah kata ganti yang menunjukkan sesuatu benda atau
seseorang yang khusus harus diberi perhatian. Dalam bahasa Ibrani ada dua macam
Kata Ganti Penunjuk, yakni :
Dalam hal ini bisa jadi pemakaian kata “itu” membingungkan, sebab kata tersebut juga
dipinjam sebagai Kata Sandang Tertentu ( Awalan Penentu ) yang sebenarnya tidak
ada dalam bahasa Indonesia.
Tunggal Jamak
Ini/This (m)
Ini/These (m)
Ini/This (f)
Ini/These (f)
Itu/that (m)
, Itu/Those (m)
Itu/that (f)
, Itu/Those (f)
Perhatikan, Kata Ganti Orang Ketiga dipinjam untuk berfungsi sebagai Kata Ganti
Penunjuk.
Dalam bahasa Ibrani, Kata Ganti Penunjuk memiliki fungsi yang sama seperti Kata
Sifat ( dapat dipakai secara atributif & predikatif ). Dalam hal ibi Kata Ganto Penunjuk
harus sesuai dalam hal : gender & jumlah dengan Kata Benda yang diterangkannya.
16.2.1. Kata Ganti Penunjuk yang berfungsi sebagai Keterangan Langsung ( dipakai
secara Atributif ) untuk sebuah Kata Benda selalu :
Contoh :
Lelaki ini.
Lelaki itu.
Negeri ini.
Kota-kota ini.
Bila sebuah Kata Benda dimodifikasi oleh sebuah Kata Sifat, maka Kata Ganti
Penunjuknya akan selalu berdiri setelah Kata Sifat. Misalnya :
49
Hal yang besar ini.
Negeri yang baik ini.
Tahun-tahun yang baik ini.
Padang gurun yang besar itu.
16.2.2. Kata ganti Penunjuk yang dipakai secara predikatif :
a. Ditempatkan di depan Kata Benda.
b. Tidak pernah mendapat Awalan Penentu.
Misalnya :
Inilah hari ITU.
Inilah wanita yang jujur ITU.
Itulah kota yang besar ITU.
Itulah Raja yang bijaksana ITU.
16.3. Kata Ganti Tanya ( Interrogative Pronouns )
Ada dua Kata Ganti Tanya dalam bahasa Ibrani. Posisi Kata Ganti Tanya tersebut
biasanya pada awal kalimat.
16.3.1. Kata Ganti Tanya ( Siapa ? ). Misalnya :
Siapa engkau ?
Siapa lelaki ITU ?
16.3.2. Kata Ganti Tanya ( Apa ? atau Alangkah ... ! ).
Biasanya dihubungkan dengan kata berikutnya melalui garis Maqqef dan
huruf pertama kata berikutnya tersebut akan mendapat Dagesh Forte.
Misalnya :
50
Apa yang telah kaulakukan ?
Apakah kesalahanku dan apakah dosaku ?
Dan apakah yang lebih kuat dari seekor
singa ? ( Hakim-hakim 14:18 )
Apakah hambamu ? ( 2 Samuel 9:8 )
dan sewaktu-waktu juga diterjemahkan “barangsiapa” dan “apa saja”.
Yang menentukan dalam hal ini adalah konteksnya.
Berhubung tidak ada tanda tanya dalam bahasa Ibrani, maka kata atau hal yang
dipertanyakan dibubuhi Awalan Tanya : ( dalam bahasa Indonesia memakai akhiran
-kah ). Misalnya :
<a> Vokal Awalan Tanya yang biasa adalah Khatef-patakh, sedangkan vokal
Awalan Penentu adalah Patakh.
<b> Awalan Tanya tidak diikuti oleh Dagesh Forte.
<c> Awalan Tanya agak jarang ditemukan, sedangkan Awalan Penentu amat sering
dipakai.
1
Di mana ? 6
Bagaimana ?
2
Di mana ? 7
, Dimanakah ?
Pada tempat apakah ?
3
Di mana ? 8
, Mengapa ?
4
Kapankah ?
Dari manakah ?
9
Mengapa ?
5
Dari manakah ?
51
Contoh :
52