Anda di halaman 1dari 1

Terima kasih Tuhan,,,,,,

Dunia mulai me-nyenja ketika ku ingat beberapa waktu yg lalu. Saat teman berfikirku tertunduk
tertimpa bulan di malam pekat, sama pekatnya dengan fikirku. Sekarang baru tersadar bahawa rel
kereta tak pernah di hubungkan dalam semalam, dan karena itulah wajahmu selalu men-dinding tegak,
tepat dipojokan tiang penyangga kerajaan hatiku.

perkataan liar terus terceloteh dari beberapa rasa yang belum sempat teralirkan dengan tepat. Dan
mungkin karena aliran sungai di samping rumah hijau ini masih membeku sehingga rasaku terus
tertunduk oleh cantiknya rembulan diatas pohon akasia ini. Tuhan tidak berbohong bahwa parasmu
diciptakan dari tanah pilihan di syurga. Sungguh tak berkata satu Malaikat pun ketika Tuhan
meniupkan ruh dalam raga kecilmu.

wahai malam, cukup kusampaikan pada angin bahwa pekatmu pun tak mampu menutup sinar di
wajahnya, apalagi mawar di kebun samping, dia hanya menjadi pendamping wanginya kelebatan
bayangannya. sulit ku temukan simpul senyum seperti yg terurai dari bibir manis itU. masih lagi, ketika
temanku bermasalah, hanya tuturnya yg mampu meredam, seperti sabda pandita ratu yg melapangkan
permukaan bumi dgn ruh kedamain kata.

musim ini dan beberapa musim yg lalu telah tahu bahwa kecantikanmu selaras dengan kedamain yg
terarah dalam perjalananku. ketika ku sadar bahwa langkahmu telah jauh menyebelahiku, dan nafas
kita tergiring bersama angin2 sore, pun saat kakiku di langit atau bahkan saat di bawah tanah,
senyummu terus menjejali retina fana' ku.

Tuhan,,,,,terima kasih, Engkau damaikan bumi alamku dengan akhlaknya

25 Juli 2010, dalam hening hati

aku, mishbach

Anda mungkin juga menyukai