Anda di halaman 1dari 6

1.2.

Tekanan dan Satuannya


Ketika objek pembicaraan kita seputar benda padat, akan lebih akrab jika
digunakan konsep
gayada n usaha namun ketika kita berhadapan dengan fluida (zat cair dan
gas) dan pompa, akan
lebih nyaman dengan konsept e kanan danh ead. Dalam bab pertama ini
akan sedikit diulas
besaran fisik yang sangat erat hubungannya dengan pompa dan kompresor
yaitut e kanan dan
head. Tekanan garis merahnya adalah gaya yakni mewakili suatu dorongan
atau tarikan
sedangkan head benang merahnya adalah usaha yang sebenarnya mewakili
konsep energi.

Dalam membicarakan sistem pada umumnya, termasuk pompa dan


kompresor, kita akan selalu berkepentingan dengan energi untuk mengetahui
kebutuhan tentang hal itu. Ini merupakan konsekuensi dari cara kita
memahami sistem yang sedang kita kaji, karena kita tidak dapat dikatakan
memahami sistem dengan sesungguhnya (utuh) tanpa dapat menggambarkan
sistem itu secara kuantitatif. Demikianlah, maka di sini pun kita akan
menghitung-hitung besaran yang terlibat, terutama tekanan dan head.

Konsep Tekanan
Tekanan dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya (F) tiap satuan luas
bidang yang dikenainya
(A):
A
F
P=
(1.1)

Tampak bahwa satuan untuk tekanan adalah satuan gaya dibagi satuan luas.
Satuan SI (Satuan Internasional) untuk tekanan adalah Pa (Pascal) turunan
dari Newton/m2. Dalam teknik memang lebih banyak digunakan satuan
tekanan lain seperti psi (pound per square inch), bar, atm, ksc (kgf/cm2),
ksm (kgf/m2) atau dalam ketinggian kolom zat cair seperti cm Hg.

Satuan-Satuan Tekanan
Dalam SI satuan tekanan adalah Pascal (Pa) yang merupakan satuan gaya
dibagi satuan luas
atau Newton/meter2. Jadi massa 1 kg yang bekerja pada satuan luas 1 m2
bertekanan:
Pa
Ag
m
A
F
P
8
,
9
1
8
,
9
.
1
.
=
=
=
=

Satuan tekanan yang lain yang populer dalam teknik adalahbar. Bar ini bisa
dikatakan sebagai satuan tekanan untuk mendekati tekanan atmosfir
berkaitan dengan Pascal. Satu atmosfir ini sekitar 1,01325.105 atau sekitar
105 Pascal, sehingga 1 bar = 105 Pa. Satuan lain yang juga banyak
digunakan adalah kgf/cm2 atauks c (kg per square cm). Massa 1 kg yang
menghasilkan tekanan 9,8 Pa pada permukaan 1 m2 tadi adalah sama dengan
1 kgf/m2 (ksm).

Perlu diingat bahwa satuan ksm, ksc dan psi menggunakan massa bukan
berat. Jadi 1 psi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh (gaya berat dengan)
massa 1 lb (pound) dalam bidang kerja seluas (tegak lurus) 1 inci persegi.
Dalam notasi biasanya digunakanf (force) untuk membedakan darim (mass)
untuk konversi massa ke berat dengan faktor 1. Jadi 1 psi maksudnya adalah 1
lbf/inc2 (pound force per square inch). Demikian pula 1 ksc atau 1 kgf/cm2
adalah tekanan yang ditimbulkan olehmas s a 1 kg dalam luas 1 cm2.
Demikian pula dengan ksc; 1 ksm = 1 kgf/m2 = 1 kgf/104 cm2 = 10-4 ksc.
Oleh karena itu 1 ksc = 9,8 104 Pa. Satuan berikutnya adalah mmHg atau Torr
yang mengacu pada tekanan atmosfir juga, yaitu 1 atm = 760 mmHg. Karena
perbandingan massa jenis air dengan air raksa adalah 1:13,595 maka 1 atm juga =
1,03323.104 mmH2O. Karena massa jenis air = 1 kg/1000 cm3, berarti untuk
mendapatkan tekanan 1 ksc harus dibentuk melalui 1 kg air yang berada dalam tabung
(luas 1 cm2) setinggi 1000 cm (104 mm). Jadi 1 ksc = 104 mmH2O.

Satuan-satuan tekanan yang lazim digunakan tadi dapat dilihat hubungannya seperti
dalam tabel
berikut:
Tabel 1.1. Hubungan antar satuan tekanan
Pascal
bar
ksc
atm
mmH2O
mmHg
psi
1
10-5
1,0197.10-5
9,8692.10-6
1,0197.10-1
7,5006.10-3
1,4504.10-4
105
1
1,0197
9,8692.10-1
1,0197.104
7,5006.102
1,4504.10
9,8066.104
9,8066.10-1
1
9,6783.10-1
104
7,3555.102
1,4224.10
1,0133.105
1,0133
1,0332
1
1,0332.104
7,6. 102
1,4697.10
9,8074
9,8074.10-5
10-4
9,6787.10-5
1
7,3558.10-2
1,4225.10-3
1,3333.102
1,3333.10-3
1,3595.10-3
1,3158.10-3
1,3595.10
1
1,9339.10-2
0,6894.104
0,6894.10-1
0,7030.10-1
0,6804.10-1
7,0298.102
5,1709.10
1.3. Tekanan Atmosfir

Kita yang hidup di darat ini sebenarnya seperti ikan di lautan. Mengapa? Kita sebenarnya
sedang tenggelam dalam lautan udara yang sangat dalam. Sebagaimana ikan yang
mendapat tekanan hidrostatik, kita juga mendapat tekanan serupa. Tekanan inilah yang
kita sebut sebagai

tekanan atmosfir. Udara yang menumpuk di atas kita itulah yang memberi tekanan
atmosfir.

Munculnya tekanan ini dapat dibayangkan seperti adanya tekanan yang diderita suatu
benda akibat berat benda di atasnya (gambar di bawah). Jika zat cair berupa air, maka
besarnya tekanan hidrostatik adalah gaya berat zat cair di atasnya dibagi luas bidang
tempat gaya itu bekerja.

A
A
h
Gambar 1.1. Benda A menderita tekanan dari berat benda di atasnya.
Dalam bentuk persamaan, dapat ditulis sebagai:
gh
A
g
h
A
Ag
m
Ph
ρ
ρ
=
=
=
.
.
.
.
(1.2)

Fluida memiliki sifat mengalir karenanya tekanan di suatu titik di dalam fluida memancar
ke segala arah sama rata. Tekanan hidrostatik juga demikian, di titikA dengan
kedalamanh misalnya, tekanan sebesarρgh ini berlaku ke segala arah.

1.3.1. Mengukur Tekanan Atmosfir.

Tekanan atmosfir (udara) tidak dapat diukur dengan persamaan hidrostatik seperti di atas
karena kerapatannya berkurang pada kenaikan ketinggian. Tekanan udara diukur pada
suatu titik (ketinggian) relatif terhadap tekanan nol. Untuk itu, pandanglah tabung
(Toricelli) yang berisi air raksa (Hg) seperti gambar di bawah.

76 cm
air raksa
tekanan atm
Gambar 1.2. Tabung Toricelli.

Tabung itu seperti pipa hanya saja satu ujungnya tertutup rapat. Misalkan panjang tabung
itu 1 meter. Tabung itu semula diisi penuh dengan air raksa, kemudian dibalik dengan
ujung yang terbuka ditutup sementara dan kemudian dicelupkan ke dalam wadah (bak)
berisi air raksa pula. Air raksa tadi semula memenuhi tabung, tetapi kemudian permukaan
air raksa itu turun hingga ketinggian 76 cm dari permukaan air raksa pada wadah. Mengapa
permukaan air raksa yang semula setinggi sekitar 1 m itu turun? Mengapa kemudian ia
berhenti (tertahan) pada ketinggian 76 cm?

Air raksa tertahan pada ketinggian tersebut karena mencapai keseimbangan dengan
tekanan udara yang ada di luar. Tekanan akibat berat air raksa di dalam tabung itu (sama
dengan tekanan hidrostatik) diteruskan sampai ke permukaan air raksa di dalam bak. Di
permukaan inilah tekanan hidrostatik itu mendapat perlawanan. Jika tekanan hidrostatik
ini masih lebih besar dari tekanan udara, maka air raksa di dalam tabung akan turun dan
permukaan air raksa di dalam bak akan naik dan sebaliknya jika ketinggian air raksa
masih terlalu rendah, maka tekanan udara mampu menekan permukaan air raksa di dalam
bak ke bawah dan diteruskan ke dalam tabung ke atas.

Jadi, ketika ketinggian air raksa melebihi 76 cm, masih belum terjadi keseimbangan,
sehingga air raksa di dalam tabung masih mampu keluar dan meninggalkan ruang di
atasnya dalam keadaanhampa. Perbedaan (selisih) tekanan antara permukaan air raksa
yang ada di permukaan wadah (tekanan udara di titik tersebut) dengan permukaan air
raksa yang berada di dalam tabung (hampa≈0) sama dengan tekanan atmosfir dan sama
dengan berat air raksa di bagi luas tabung. Jadi selama kolom air raksa itu lebih tinggi
dari 76 cm, permukaan air raksa di dalam tabung itu akan turun dan sebaliknya jika lebih
rendah dari 76 cm, tekanan udara masih mampu mendorong air raksa itu ke atas.

Anda mungkin juga menyukai