Index 2
Index 2
Sebenarnya si kecil sudah bisa menyusui untuk pertama kalinya. Kalau ini tidak mungkin dilakukan, susui si kecil
minimal 30 menit setelah melahirkan. Kenapa sih? Inilah masa kuat-kuatnya refleks menghisap ASI si bayi. Sayang kan
kalau ia tidak cepat-cepat menyusu. Apalagi, air susu pertama alias kolostrum mengandung segudang zat gizi yang
dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir. Kolostrum tuh tinggi protein dan rendah karbohidrat dan lemak, sehingga gampang
dicerna.
Cara Tepat MenyusuiKapan bisa mulai menyusui?
Segera setelah lahir, sebenarnya si kecil sudah bisa menyusu untuk pertama kalinya. Kalau ini tidak mungkin dilakukan,
susui si kecil minimal 30 menit setelah melahirkan. Kenapa sih? Inilah masa kuat-kuatnya refleks menghisap ASI si bayi.
Sayang kan kalau ia tidak cepat-cepat menyusu. Apalagi, air susu pertama alias kolostrum mengandung segudang zat
gizi yang dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir. Kolostrum tuh tinggi protein dan rendah karbohidrat dan lemak, sehingga
gampang dicerna.
Memang, pada mulanya Anda dan bayi Anda perlu banyak-banyak “berlatih”. Si kecil belajar menyusu dan
merangsang produksi ASI, sedangkan Anda belajar menyusui dan menghasilkan ASI. Lama kelamaan Anda berdua
pasti menemukan cara dan posisi menyusui yang paling sip. Semakin teratur dan lama hisapan bayi, semakin banyak
pula susu yang akan Anda hasilkan.
Posisi menggendong
Baringkan si kecil dalam posisi menyamping. Dengan begitu, sebagian muka, perut dan lututnya menempel pada dada
dan perut Anda. Selipkan tangan bayi lainnya di bawah lengan Anda biar bebas bergerak-gerak. Ini posisi menyusui
paling favorit sepanjang zaman.
Pada prinsipnya, biarkan bayi baru Anda menyusu sepuas-puasnya pada minggu-minggu pertama kehidupannya.
Jangan sekali-kali bikin jadwal minum susunya ya. Sebab, menyusui setiap saat identik dengan memenuhi seluruh
kebutuhan tubuh bayi Anda.
Hanya saja, bayi baru lahir perlu disusui sekitar 8-12 kali dalam 24 jam. Masalahnya, bayi Anda ini akan lebih banyak
tidur di siang hari (lebih dari 2-3 jam). Makanya, Anda harus rajin-rajin membangunkannya agar ia tidak kehilangan
kesempatan emas, berupa mendapat ASI. Bukankah setiap 2-3 jam ia harus menghisap ASI?
Bagaimana dengan malam hari? Justru, bayi baru Anda akan lebih sering menyusu. Entah mengapa, ia senang sekali
mengajak Anda begadang. Padahal, ia harus tidur lebih lama, yakni 3-4 jam. Bisa jadi, produksi ASI Anda sudah klop
dengan kebutuhannya. Nantinya sih, si kecil akan mengurangi “kehidupan” malamnya. Bertambahnya usia
akan membuatnya makin pintar membedakan malam dan siang.
Apa sih untungnya menyusui tanpa jadwal yang ketat? Yang pasti nih, produksi ASI Anda akan meningkat. Selain itu,
penyumbatan kelenjar susu dapat dicegah. Kalau sudah begini, Anda akan terhindar dari kemungkinan mengalami
payudara bengkak atau meradang.
Tambahan nih, lama bayi menyusu untuk satu payudara sekitar 10-15 menit. Kalaupun masih haus, teruskan pemberian
ASI. Jangan di-cut begitu saja. Ada juga bayi yang bisa menyusu hingga lebih dari 15 menit.
Mengeluarkan alias memerah ASI dilakukan karena sewaktu-waktu Anda akan meninggalkan si kecil di rumah. Nah,
memerah ASI bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan tangan (memijat payudara) dan dengan alat bantu (berupa
pompa ASI, baik pompa manual/menggunakan tangan maupun pompa elektrik/menggunakan tenaga listrik). Pilih mana?
Terserah Anda sih. Hanya, demi kepraktisan, sebagian ibu masa kini memilih memerah ASI dengan alat bantu, yang
tersedia dalam beragam variasi di pasaran. Sebaiknya sih, pilih pompa yang juga dilengkapi dengan botol. Biar Anda
enggak repot! Juga, pompa tersebut harus bisa mengeluarkan ASI dari kedua payudara selama 15 menit.
Selesai memerah, ASI kan harus disimpan. Nah, agar kualitas ASI tetap prima, ada aturannya lho. Misalnya, pilih wadah
penyimpan ASI yang terbuat dari plastik (tidak cepat pecah) dan tertutup rapat (tidak tumpah), jangan simpan ASI di
suhu kamar hingga lebih dari 3 jam (jadi sasaran empuk mikroorganisme), ASI jadi awet bila disimpan dalam kulkas
sampai 72 jam, jangan hangatkan ASI dengan microwave (panas berlebih akan merusak zat gizi di dalamnya), dan
masih banyak lagi.