Indonesia Incorporated mulai populer di Indonesia sejak julukan
ini dipakai untuk menunjukkan keperkasaan ekonomi Jepang mulai merambah dunia, menjelang abad XXI. Japan Incorporated bermakna bahwa bangsa Jepang bukan lagi hanya sebagai negara atau bangsa, tetapi sudah menjadi sebuah badan usaha raksasa ekonomi yang mulai menguasai dunia, dimana hampir seluruh kegiatan ekonominya terkoordinasi dalam kesatuan manajemen yang sangat kompak, layaknya sebuah perusahaan. Indonesia Incorporated, merupakan harapan orang Indonesia, agar ekonomi Indonesia bisa jadi sekompak ekonomi Jepang. Diskusi tentang Indonesia Incorporated ini menghangat kembali belakangan ini dalam situasi hari ulang tahun kemerdekaan kita. Harapan ini menginginkan agar ekonomi Indonesia bangkit dan bisa berada dalam kesatuan manajemen yang kompak agar dapat menjadi sebuah Incorporated, sebuah perusahaan moderen.
Sebuah incorporated merupakan sebuah badan usaha yang berhasil
menjadi besar dan membentuk budayanya sendiri yang disebut corporate culture untuk lebih mempertegas siapa dirinya dan bagaimana caranya untuk menjadi lebih besar lagi. Corporate culture ini akan memberi ciri khas dari perusahaan itu yang merupakan kumpulan praktek praktek keberhasilan yang dibakukan, dijadikan kebiasaan yang dipelihara dan diperkaya secara berkelanjutan, sehingga budaya khas dalam perusahaan terbentuk.
Kesimpulannya, terbentuknya sebuah incorporated tidak lepas dari
peranan perkembangan positip yang berkelanjutan dari kebudayaan perusahaan itu. 2
2. Apa itu kebudayaan.
Koentjaraningrat menggolongkan kebudayaan itu dalam empat
wujud (Kuntjaraningrat 1996, 74) sebagai berikut: Wujud pertama adalah kebudayaan dalam bentuk fisik yang disebutnya kebudayaan artefak. Kebudayaan artefak ini lahir dalam bentuk fisik seperti candi, piramida, kapal terbang, computer dan sebagainya Wujud kedua adalah kebudayaan dalam bentuk sistem sosial, yaitu perilaku manusia sehari hari secara rutin berupa kegiatan menari, berbicara, melakukan pekerjaan dan sebagainya. Wujud ketiga dalam bentuk sistim budaya dalam bentuk yang abstrak seperti gagasan, kepercayaan, ide. yang ada dalam pikiran orang orang yang sulit untuk dikenali, kecuali melalui penelitian yang khusus dan dalam. Wujud keempat adala budaya dalam bentuk nilai nilai, yang dikumpulkan oleh sekelompok orang dari pengalaman sehari hari sejak dini sampai sekarang. Kebudayaan bersumber dari kebiasaan kebiasaan yang berulang ulang yang membentuk kebiasaan dan kebisaan itu, menjadi terpola bentuknya. Bagi orang orang yang berpikiran sehat, budaya sengaja dibentuk dari keberhasilan keberhasilan yang diulang ulang sehingga menjadi kebiasaan dan kemudian membudaya. Contoh dari budaya yang sengaja dibentuk ini melahirkan apa yang kita kenal dengan corporate culture. Sebuah Incorporate adalah hasil pembentukan budaya dari keberhasilan keberhasilan yang sengaja diulang ulang sehingga menjadi sebuah budaya yang diinginkan, dan makin diperkaya secara berkelanjutan. Jika budaya terbentuk dari tingkah laku manusia, maka budaya ekonomi dibentuk dari tingkah laku manusia di bidang kegiatan ekonomi. 3
Incorporate terbentuk dari budaya ekonomi.
3. Budaya Indonesia.
Kebudayaan ekonomi dunia mengalami perubahan yang sangat
mendasar sejak dilaksanakannya Revolusi Industri yang dimulai dari Inggeris pada pertengahan abad XVIII. Revolusi industri ini paling tidak mengubah secara mendasar lima bidang kegiatan ekonomi yang turut mengubah perilaku manusia di bidang ekonomi, yang akhirnya membentuk budaya ekonomi moderen, yang sangat jauh berbeda dengan perilaku ekonomi budaya lama, yang tradisional.
Kelima perubahan itu adalah:
1. Mengubah ketergantungan sumber tenaga yang dipakai dalam kegiatan ekonomi dari tenaga yang disediakan alam seperti tenaga air, tenaga angin, panas matahari, tenaga manusia dan tenaga hewan menjadi ketergantungan tenaga pada tenaga mesin buatan manusia. 2. Memindahkan kompetensi membuat barang dari manusia ke mesin 3. Menciptakan cara berproduksi baru sebagai akibat perubahan pada titik 1 dan 2, dari sistim kerajinan tangan menjadi sistim manufaktur yang seluruhnya dikerjakan oleh mesin, yang bernama industri manufaktur. 4. Terciptanya bahan produksi baru seperti baja menggantikan besi biasa, bahan kimia anorganik menggantikan bahan kimia organic, dan banyak lagi hasil rekayasa fisika, kimia dan genetika. 5. Pergantian penggunaan manajemen tradisional dengan manajemen ilmiah. (scientific management). 4
Kita sebut perubahan akibat revolusi industri ini sebagai panca
dasar perubahan. (pdp) Sangat disesalkan bahwa panca dasar perubahan ini tidak pernah sampai ke Indonesia karena pada saat dimulainya dan perkembangan pesatnya revolusi industri ini, kita masih belum menjadi sebuah bangsa yang merdeka, sehingga tidak sempat menampung segala hasil perkembangan yang dicapai oleh revolusi itu Dengan demikian, kebudayaan ekonomi dunia ini menjadi terbagi dua, yang satu budaya ekonomi hasil revolusi industri yang moderen, dan satu lagi, budaya tradisional yang tidak tersentuh hasil perubahan revolusi industri.
Budaya ekonomi Indonesia yang dibutuhkan untuk membentuk
Indonesia Incorporated masih bersifat budaya ekonomi tradisional, karena ekonomi kita belum tersentuh kemajuan akibat revolusi industri, sedangkan budaya ekonomi Jepang sudah merupakan budaya ekonomi moderen yang sudah sangat matang melakukan modernisasi revolusi industri. Kesimpulannya, perjalanan kita untuk membentuk Indonesia Incorporated seperti yang berlaku di Jepang, masih jauh dan sulit. Dengan kata lain, jika kita mengharapkan terbentuknya Indonesia Incorporated saat ini dapat merupakan sebuah ilusi saja, jika kita tidak mengubah budaya ekonomi kita dari budaya ekonomi tradisional kebudaya ekonomi moderen.
4. Apa yang harus dikerjakan?
Kalau kita percaya bahwa kebudayaan ekonomi itu terbentuk dari
kebiasaan kebiasaan melakukan praktek keberhasilan keberhasilan ekonomi secara sadar dan berkelanjutan, maka mau tidak mau, jalan inilah yang harus kita tempuh, 5
Untuk memperoleh budaya ekonomi moderen maka kita harus
menjalankan panca dasar perubahan yang dihasilkan oleh revolusi industri, seperti yang diutarakan diatas. Mengubah duaratus juta penduduk Indonesia, menjadi berbudaya ekonomi moderen, bukanlah ssesuatu pekerjaan yang mudah, kata orang. Orang bijak, kalau mau menghasilkan sesuatu, dia harus menemukan alat, untuk memudahkan pekerjaan itu. Bila seseorang ingin memotomg kayu dia harus menemukan parang atau lebih cerdik lagi gergaji, lebih cerdik lagi, gergaji mesin. Analogi ini dapat kita terapkan dalam menerapkan panca dasar perubahan pada masyarakat kita. Kita harus cerdik untuk mendapatkan alat untuk mentransformasikan masyarakat kita, dari masyarakat berbudaya ekonomi tradisional menjadi masyarakat berbudaya ekonomi moderen. Kalau kita berhasil, maka kegiatan ekonomi kita akan menjadi moderen dan menjadi kompatibel dengan kegiatan ekonomi dunia yang moderen, yang berarti ekonomi kita akan mudah membentuk budaya ekonomi moderen. Alat yang kita butuhkan untuk tujuan trasformasi budaya ini harus memenuhi syarat bahwa alat itu mempraktekkan kelima isi panca dasar perubahan itu secara simultan dalam satu paket Alat itu ada, dan namanya kita kenal sebagai PABRIK.. Di pabrik kelima isi dari panca dasar perubahan itu dipraktekkan secara simultan untuk menghasilkan barang secara moderen, yang makin lama makin baik, makin lama makin rendah biayanya, dan makin tepat pasokannya dalam jumlah, mutu dan harga. Pabrik sudah menggunakan tenaga listrik sebagai sumber tenaga, sudah mengandalkan mesin untuk menghasilkan barang, dengan metode manufaktur, yang berurusan dengan segala macam bahan, baik untuk alat maupun untuk bahan baku. Dengan bertaat azas pada manajemen ilmiah yang dapat ditingkatkan kemampuannya setiap saat. 6
Jadi, pabrik ini merupakan alat memproduksi barang sekaligus
memproduksi orang, yang berbudaya ekonomi moderen. Sebuah perusahaan raksasa industri dunia, Matsushita, meliki semboyan: Kami membentuk orang dulu, baru memproduksi barang. Dengan memperbanyak pembangunan pabrik makin banyak barang yang kita hasilkan sekaligus makin banyak orang yang memiliki budaya ekonomi moderen, mengakibatkan kegiatan ekonomi kita menjadi kompatibel dengan gerakan ekonomi dunia. Dengan demikian ekonomi kita akan mudah berkembang dan insya Allah akan mudah membentuk Indonesia Incorporated
6. Mengapa pabrik kita sedikit?
Pabrik yang ada dinegeri kita mayoritas masih milik pengusaha
asing, sebab kebijakan yang ada saat ini, pengusaha pribumi cukup mengerjakan industri kerajinan, sebuah kegiatan industri tradisional yang pasarnya seret, dan untuk industri manufaktur yang membuat barang yang dibutuhkan pasar diberikan kepada pengusaha asing. Industri kerajinan tidak membutuhkan pabrik karena semua dikerjakan dengan tangan. Kesulitan yang ditimbulkan oleh pabrik pengusaha asing ini, barang yang mereka produksi tidak mencerminkan kebutuhan kita yang riil. Contoh, pabrik sepeda motor masih berproduksi terus walaupun jalan jalan kita sudah menjerit karena macet. Motor laut, walau sangat kita butuhkan, tidak mereka sentuh, padahal kebutuhan kita akan motor laut ini sangat besar, mengingat lautan kita dua kali lebih luas dari daratan. Kesulitan kedua, hasil keuntungan dari industri asing ini diboyong kenegeri mereka. Kata orang, profit centernya tidak ditangan kita. 7
Kalau pabrik milik kita, kita dapat menentukan produk apa yang akan kita buat, yang sesuai dengan kebutuhan nyata kita, dan profit centernya tetap ada ditangan kita.
7. Dirikan pabrik sendiri.
Pemerintah harus proaktif mendirikan pabrik, terutama pabrik
pengolahan hasil pertanian. Pabrik pengolahan pertanian ini kurang menarik buat pengusaha asing karena skala ekonominya yang kecil, walau menyangkut nasib banyak orang. Setelah itu pabrik yang memproduksi barang baru yang diminta oleh pasar
Pabrik merupakan sebuah system yang dirancang agar
menghasilkan sebuah proses yang mengalir dengan lancar dengan seminim hambatan dengan menyerasikan kapasitas setiap alat produksi yang ada dalam sebuah rangkaian proses, untuk mencapai efesiensi penuh.
Pada saat ini, penemu kita kebanyakan masih berkutat dalam
mendesain unit unit produksi seperti mesin pemotong, mesin pembentuk, mesin pengering, tetapi tidak dalam sebuah sistim kepabrikan. Pendekatan ini harus diubah secara sadar, dan mulai mendekati produksi dalam bentuk pabrik. Contoh, untuk memfermentasi kakao umpamanya, harus dirancang dari mesin pembuka buah kakao, peti fermentasi, dan mesin pengering dalam suatu kesatuan hasil. Kapasitas dalam hal ini berupa jumlah, mutu, harga barang yang ingin dihasilkan, harus ditentukan terlebih dahulu, dan setiap unit produksi yang ada dalam sistim pabrik ini dirancang untuk dapat memenuhi kapasitas yang akan dicapai tersebut. 8
Pembuatan pabrik standar ini jangan diserahkan kepada pengusaha
kita, karena mereka pasti tidak mampu karena latar belakang budaya. Lembaga lembaga penelitian negara dan perguruan tinggi, lebih efektif diarahkan membuat pabrik sebagai sebuah unit produksi, ketimbang membuat contoh alat alat satu per satu yang tidak dapat dipakai di lapangan. Pabrik ini berupa pabrik standar yang tinggal mengoperasikan, karena sudah dikaji dan diuji kelayakannya oleh orang orang yang berkompeten. Pabrik inilah yang akan mengajarkan bagaimana berperilaku sesuai budaya ekonomi moderen bagi pelaku industri, yang insya Allah akan cepat menyebar keseluruh warga masyarakat bangsa ini
8. Peranan lembaga pembiayaan.
Lembaga lembaga pembiayaan seperti perbankan, ventura capital,
jangan bertindak secara formalitas saja, seperti yang berlaku dinegara moderen, dimana pihak pembiaya, menunggu proposal dari calon nasabah. Dinegeri dimana penduduknya masih memiliki budaya tradisional, merupakan kesulitan besar untuk menyuruh calon nasabah untuk membuat rancangan pabrik yang ada diwilayah budaya moderen. Kita sebut mereka ini sebagai “tidak bankable”
Lembaga pembiayaan harus proaktif membimbing calon nasabah
kearah bisnis yang moderen berupa pabrik, agar usahanya dapat diyakini layak untuk dibiayai. Salah satu jalan ialah menawarkan “pre-designed” bisnis, yang merupakan pabrik standar buatan, hasil karya cerdik pandai kita yang ada di lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Bagi perguruan tinggi yang berlomba lomba membuat prototype mobil hemat energi tetapi pasti tidak dapat dipabrikasikan kelak, 9
lebih baik mendesain pabrik karaginan untuk petani rumput laut.
Begitu pula ikut perlombaan membuat robot, sebuah prestasi yang sangat membanggakan tetapi tidak ada gunanya buat orang banyak, lebih baik membuat pabrik fermentasi kakao, pabrik pengolahan sirop buah pala, pabrik pakan ternak dari limbah tahu dan sebagainya. BPPT lebih baik membangun pabrik kapal kecil untuk transportasi atau nelayan kecil, daripada membuat prototypenya saja. Tidak tahu caranya, tanya Gobel, Habibie, Sinivasan dan Rini Soewandi.