Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan

Atlantik Utara merupakan organisasi keamanan yang dibentuk oleh Amerika

Serikat beserta negara-negara Eropa Barat untuk melawan Pakta Warsawa pada

saat perang Dingin. NATO ini dibentuk pada tahun 1949, pembentukan NATO ini

sebagai bentuk dukungan atas terbentuknya Atlantik Utara yang di tanda tangani

di Washington pada tanggal 4 April 1949.

Perang Dingin yang terjadi pada tahun 1949 itu kemudian berakhir dengan

peristiwa runtuhnya tembok Berlin dan juga jatuhnya Pakta Warsawa yang juga

kemudian diikuti dengan runtuhnya Uni Soviet dan para sekutunya. Namun,

berbeda dengan Pakta Warsawa yang runtuh setelah Perang Dingin usai NATO

yang didirikan oleh Amerika Serikat terus saja berjalan dan maju ke depan hingga

saat ini. Pengaruh Amerika Serikat terhadap NATO menjadikan NATO sebagai

alat untuk melaksanakan tujuan-tujuannya. Hingga akhirnya terjadi pergeseran

tujuan pembentukan NATO pada saat Perang Dingin dan pasca Perang Dingin.

NATO kini bukan lagi sebagai organisasi yang menjaga keamanan di

wilayah Atlantik Utara, namun lebih pada alat untuk mencapai kepentingan

nasional. Dapat dikatakan bahwa piagam yang pada awal pembentukan NATO
2

dibuat, kini tidak dapat lagi dikatakan sah. Hal ini disebabkan bahwa NATO

dibentuk untuk melawan Pakta Warsawa dan kini Pakta Warsawa telah runtuh.

NATO kembali memperlihatkan eksistensinya pada saat penyerangan

Afghanistan. Penyerangan NATO ke Afghanistan sendiri merujuk pada pasal V

yang terdapat pada Pakta Pertahanan Atlantik yang ditandatangani oleh para

anggota NATO, yaitu “apabila terjadi serangan terhadap salah satu anggota

NATO, maka hal tersebut merupakan serangan bagi seluruh anggota NATO”.1

Dalam hal ini alasan mereka menyerang Afghanistan akibat serangan teroris ke

Amerika Serikat pada tahun 2001 yang disinyalir merupakan sekutu dari pihak

Taliban yang berada di wilayah Afghanistan.

Keberadaan NATO yang berada di wilayah Afghanistan semakin hari

semakin meluas. Dan dengan kata lain semakin banyak korban dan semakin

banyak tentara yang berada di Afghanistan. Hal ini menjadi sebuah hal yang tidak

normal karena pihak NATO tidak berhenti dalam menginvasi Afghanistan

sedangkan pihak Taliban sendiri telah banyak yang tertangkap. Hal inilah yang

menjadi sebuah tanda tanya besar apa yang menjadi alasan bertahannya NATO di

Afghanistan.

1
???
3

BAB II

PERMASALAHAN

Jatuhnya serangan ke wilayah Afghanistan merupakan sebuah jalan yang

dilakukan untuk menjaga keamanan di antara negara-negara anggota NATO.

Seperti yang telah dibahasakan di atas bahwa penyerangan NATO ke

Afghanistan sebagai bentuk perlawanan terhadap kelompok teroris yang bernama

Taliban yang berada di wilayah Afghanistan. Penyerangan ini pada awalnya

merupakan usulan dari Amerika Serikat yang merupakan pemegang kekuasaan

dalam NATO. Hal ini disebabkan oleh kegusaran Amerika Serikat sendiri karena

penyerangan yang telah dilakukan teroris terhadap gedung WTC pada tanggal 11

September 2001.

Pada awalnya, dari pihak NATO hanya Amerika Serikat dan teman

baiknya Inggris yang menyetujui penyerangan terhadap Afghanistan. Namun,

karena adanya bujukan dari kedua pihak tersebut maka anggota NATO lainnya

pun mulai ambil bagian dalam penyerangan yang dilakukan NATO. Bujukan yang

dilakukan oleh pihak Amerika Serikat ini dilakukan karena lama kelamaan

Amerika Serikat mengalami kerugian dalam penyerangan tersebut. Lambat laun

tentara Amerika Serikat mulai berguguran dan menyebabkan kemerosotan dalam

bidang ekonomi. Dengan demikian, Amerika Serikat meminta keterlibatan


4

anggota NATO lainnya sebagi bentuk dari “collective security” yang dipegang

oleh anggota-anggota NATO.

Namun, pengiriman tentara-tentara dari pihak negara-negara Eropa

berakibat sama dengan tentara dari pihak Amerika Serikat. Telah banyak korban

dari pihak tentara anggota NATO yang tewas dan juga telah menewaskan warga

sipil. Hal ini mulai disadari oleh anggota NATO yang mengirimkan tentara

mereka. Mereka beranggapan bahwa Amerika Serikat telah melakukan

kecurangan dengan cara meminta mengirimkan tentara mereka yang berujung

petaka. Anggapan lain yaitu Amerika Serikat lebih mengutamakan kepentingan

pribadi. Walau pun Amerika Serikat merupakan pemimpin dari NATO, namun

Amerika Serikat seharusnya memikirkan nasib dan kepentingan para anggota

NATO lainnya bukan hanya kepentingan nasional negaranya.

Jika dipandang dari segi Uni Eropa yang merupakan bagian dari NATO,

tujuan mereka hanyalah untuk membantu rekonstruksi pemerintahan yang telah

rusak akibat pihak masyarakat Taliban yang menguasai Afghanistan. Selain itu,

pihak Uni Eropa tidak akan melakukan penyerangan terhadap teoris dengan jalan

perang. Dengan adanya perbedaan yang terjadi di dalam NATO sendiri

menyebabkan adanya perselisihan yang sangat jelas terlihat dalam NATO.

Perselisihan itu antara Uni Eropa yang sebagian anggotanya merupakan anggota

NATO dan juga Amerika Serikat dan sekutunya.

Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa antara Uni Eropa dan Amerika

Serikat memiliki tujuan dan pemikiran sendiri terhadap penyerangan Afghanistan.


5

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terdapat indikasi-indikasi adanya unsur-unsur

lain yang menjadi penyebab dari persaingan yang terjadi antara Uni Eropa dan

Amerika Serikat dalam NATO.


6

BAB III

PEMBAHASAN

A. KERANGKA KONSEP

Sejarah dan Tujuan NATO

Setelah Perang Dunia II berakhir yang bedampak kepada situasi politik,

dan situasi keamanan yang baru di Eropa. Tetapi yang paling berpengaruh

terhadap berakhirnya Perang Dunia II adalah hancurnya perekonomian di Eropa.

Hancurnya perekonomian di Eropa mengakibatkan rentannya situasi politik dan

keamanan setiap Negara di Eropa. Hal tersebut mendorong Amerika Serikat untuk

berkesempatan menanamkan pengaruhnya melalui bantuan pinjaman keuangan

yang diberikan kepada Negara-negara di Eropa Barat dan Selatan yang dinamakan

Marshall Plan ditujukan untuk pembangunan infrastruktur di Negara-negara

Eropa Barat dan Selatan.

Selain itu, pada masa setelah Perang Dunia II kekuatan Uni Soviet menjadi

sangat kuat sehingga tentara-tentara sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat

tidak mampu mencegah kekuatan ideologi Uni Soviet. Pada saat itu, pengaruh Uni

Soviet sangat kuat dimana pada saat itu komunisme yang berkuasa di Uni Soviet

dengan aktifnya mulai menyebarluaskan ideologinya ke Eropa Timur. Perluasan

yang dilakukan oleh Uni Soviet ini membuat Amerika Serikat dan Negara-negara
7

di Eropa Barat menjadi khawatir sehingga Negara-negara tersebut membentuk

sebuah pakta pertahanan melawan Uni Soviet dengan Pakta Warsawanya.

Pada 4 April 1949, sebuah pertemuan diadakan di Washington DC dan

menghasilkan perjanjian yang disebut North Atlantic Treaty dan sering disebut

Washington Treaty. Melalui perjanjian tersebut maka terbentuklah Pakta

Pertahanan Atlantik Utara atau sering disebut dengan North Atlantic Treaty

Organization.

Tujuan NATO

Tujuan dasar dari NATO yang terdapat di dalam Mukadimah North

Atlantic Treaty yaitu:

“…they are determined to safeguard the freedom, common heritage and

civilisation of their peoples, founded on the principles of democracy. Individual

liberty and the rule of law…to unite efforts for the preservation of peace and

security…

Konsep Collective Security

Collective security atau keamanan kolektif merupakan prinsip keamanan

yang dilakukan dengan cara penyatuan beberapa negara di dunia yang akan

menanggung bersama keamanan di antara mereka. Dengan kata lain beberapa

negara bergabung dalam suatu kelompok dan di dalam kelompok itulah mereka

menempatkan kepentingan negaranya sehingga sesuai dengan kepentingan


8

kelompok. Apabila dalam kelompok tersebut telah terdapat kesepakatan bahwa

satu untuk semua dan semua untuk satu, maka seluruh sumber-sumber dari

masing-masing negara dapat digunakan sebagai kekuatan bersama untuk

memelihara perdamaian dan meniadakan negara-negara yang bersifat ingin

menguasai.

Pengertian lain dari collective security yaitu,

A system for maintaining world peace and security by the concerted action
and agreement of all nations. The central idea of collective security is to
institutionalize a permanent arrangement of the balance of power in which
the entire international community agrees to oppose military aggression
by any member.... ( Buzan : 2003)

Dari pengertian Barry Buzan di atas maka dapat dikatakan bahwa

collective security adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk menjaga

perdamaian dan keamanan dunia yang dilakukan secara bersama dan disetujui

oleh negara-negara yang melakukan kesepakatan untuk membentuk atau pun

bergabung dalam suatu kelompok sistem itu. Dapat dikatakan bahwa terdapat

sebuah perjanjian yang dibuat permanen dan setiap anggotanya harus menyetujui

hal-hal yang terdapat di dalamnya.

Apabila terjadi sesuatu yang buruk terhadap keamanan suatu negara yang

merupakan bagian dari kelompok tersebut, maka hal tersebut menjadi tanggung

jawab semua anggota yang tergabung dalam kelompok tersebut. Sebuah negara

yuang mengalami intervensi atau pun invasi militer, maka anggota lain dalam

kelompok tersebut juga akan merasa terganggu dan melakukan perlawanan.


9

Jadi, konsep dari collective security yaitu bahwa terdapat perjanjian yang

sah dan akan bersifat permanen atau dalam jangka waktu yang panjang. Dan hal

ini melibatkan beberapa negara yang memiliki pemahaman yang sama terhadap

keamanan dan perdamaian dunia.

Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional sebuah negara merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam pelaksanaan politik luar negeri suatu negara. Dalam pandangan

realis, kepentingan nasional merupakan salah satu jalan untuk suatu negara

mendapatkan power dan mempertahankan power tersebut. Dalam pelaksanaan

kepentingan nasional suatu negara tidak lagi memikirkan negara lainnya, karena

pandangan realis menyebutkan bahwa kepentingan nasional di atas segalanya.

Kepentingan nasional sebuah negara dapat dilihat dari cara negara tersebut

melakukan atau melaksanakan politik luar negerinya. Dalam rangka mendapatkan

kepentingan nasional suatu negara mungkin saja mengorbankan negara lain dan

atau pun bekerja sama denga negara lainnya. Kepentingan nasional biasanya

menjadi alasan utama suatu negara dalam melakukan intervensi terhadap negara

lain. Di lain pihak, sebuah negara dapat melakukan perlawanan apabila terdapat

negara lain yang menghalangi pencapaian kepentingan nasional mereka.

B. ANALISIS KASUS

NATO merupakan salah satu organisasi yang dibuat pada saat Perang

Dingin pada tahun 1949. Dalam perjalanannya, NATO mempunyai beberapa


10

tujuan yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan sesuatu. NATO yang

dibentuk ini merupakan sebuah pertahanan untuk melawan masuknya pengaruh

komunisme yang di bawa oleh pihak Uni Soviet. NATO sendiri dibentuk oleh

Amerika Serikat dan para sekutunya untuk membuat sebuah sistem pertahanan

keamanan di wilayah atlantik utara. Seiring perkembangannya, Pakta Warsawa

yang menjadi lawan dari NATO mengalami kejatuhan beserta dengan pendiri dan

sekutunya yang merupakan sebuah peristiwa yang dianggap mengakhiri perang

dingin.

Dengan berakhirnya perang dingin dan jatuhnya Pakta Warsawa, maka

NATO pun menjadi organisasi yang tidak memiliki eksistensi lagi. Namun,

karena adanya peristiwa yang merugikan pihak Amerika Serikat sebagai

pemimpin NATO maka NATO pun kembali digerakkan. Dalam hal ini, Amerika

Serikat masih ingin mempertahankan hegemoninya di wilayah Eropa sehingga

Amerika Serikat masih menggunakan NATO. Selain itu, agar menghilangkan

anggapan bahwa NATO juga telah mati setelah berakhirnya perang dingin.

Dalam penyerangan NATO di wilayah Afghanistan, dapat dilihat bahwa

pengaruh Amerika Serikat sangat besar dalam pergerakan tentara NATO dalam

memberantas para teroris yang merupakan warga Taliban. Dapat dikatakan bahwa

Amerika Serikat menggunakan NATO sebagai alat untuk membalas dendamnya

akibat penyerangan yang terjadi pada tahun 2001. Dapat dilihat dari penyerangan

yang dilakukan oleh pihak NATO yang sebenarnya tidak mendapat respon yang
11

positif dari pihak Uni Eropa. Hal ini tentu saja menjadi sebuah hal yang aneh,

karena Uni Eropa yang merupakan teman baik bagi Amerika Serikat.

Namun, karena adanya kerugian yang dialami oleh pihak Uni Eropa yaitu

banyaknya tentara Uni Eropa yang terbunuh maka Uni Eropa pun perlahan-lahan

merasa bahwa Amerika Serikat telah menjebak mereka ke dalam sebuah masalah.

Tentara-tentara yang dikirimkan oleh pihak Uni Eropa ke Afganistan telah banyak

gugur akibat bom yang dilemparkan oleh pihak Taliban. Hal ini membuat pihak

Uni Eropa merasa rugi dan beranggapan bahwa Uni Eropa tidak lagi memerlukan

bantuan Amerika Serikat dalam bidang keamanan.

Dari pihak Amerika Serikat sendiri, dengan adanya NATO maka Amerika

Serikat dapat tetap mempertahankan hegemoninya di wilayah Eropa. Dengan

alasan bahwa Eropa masih sangat rapuh dalam bidang pertahanan keamanan. Di

sinilah dapat dilihat bahwa Amerika Serikat mendahulukan kepentingan

nasionalnya dari pada kepentingan kelompok yang dalam hal ini NATO.

Jika melihat peran NATO dalam peristiwa Afghanistan, maka akan terjadi

kebingungan mengapa NATO berada di wilayah Timur Tengah dan buka berada

di wilayah Atlantik Utara. Hal ini kemudian dapat menjadi batu loncatan bagi

NATO bahwa organisasi tersebut dapat menjadi sebuah kelompok pencipta

perdamaian dan menghilangkan berbagai konflik yang terjadi. Namun, jika di

telaah lebih dalam lagi maka dapat dilihat bahwa keberadaan NATO di

Afghanistan merupakan sebuah usaha untuk memperluas kekuasaan.


12

Di sinilah dapat dilihat persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Amerika Serikat yang ingin memperluas hegemoni dan kekuasaannya, sedangkan

Uni Eropa juga berusaha mencari ladang baru bagi perusahaan-perusahaan yang

berasal dari Eropa. Hal ini tentu saja dilakukan oleh Uni Eropa mengingat

perekonomian mereka masih goyah. Sehingga mereka juga memerlukan ladang

emas baru bagi perekonomian mereka.

Amerika Serikat dan Uni Eropa berlama-lama di wilayah Afghanistan agar

dapat mencari tempat yang terbaik dalam meletakkan perusahaan minyak dan

sumber daya alam lainnya. Selain itu, di balik alasan terorisme juga terdapat

ladang opium yang sangat besar di wilayah Afghanistan. Dan tanpa adanya

pemasukan dari ladang minyak dan opium yang dilakukan Uni Eropa maka Uni

Eropa bukanlah apa-apa dan tidak dapat berkembang pesat.

Pemasukan Uni Eropa dan Amerika Serikat akibat opium tidaklah sedikit

dan perdagangan narkoba ini merupaka salah satu perdagangan yang paling

berhasil di wilayah Eropa teruatam wilayah Balkan. Dengan adanya sumber

kekayaan yang baru tersebut, maka Amerika Serikat dan Uni Eropa berbondong-

bondong ingin menyerang Afghanistan dan hingga saat ini, Amerika Serikat

masih terus ingin meningkatkan tentaranya di wilayah Afghanistan.

Dalam hal ekonomi ini, maka dapat dilihat bahwa Amerika Serikat dan

Uni Eropa masing-masing bersaing untuk mencapai kepentingan nasional mereka.

Amerika Serikat yang ingin memperluas kekayaannya dan Uni Eropa yang ingin

membenahi perekonomian mereka. Namun, dalam hal ini terlihat bahwa Amerika
13

Serikat dan Uni Eropa bersatu dalam NATO untuk bersama-sama mencari ladang

baru. Sehingga dapat juga disebut collective namun dalam hal mencari ladang

kekayaan baru.

Kembali kepada masalah keamanan, maka collective security betul-betul

diberlakukan oleh NATO. Namun, seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa

collective security yang digunakan NATO hanyalah sebuah alat untuk mencapai

kepentingan nasional masing-masing bukanlah untuk betul-betul menjaga

perdamaian dunia.
14

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam penjelasan di atas, maka dapat di lihat bahwa adanya permasalahan

dalam NATO yaitu adanya perbenturan kepentingan antara Amerika Serikat dan

Uni Eropa. Amerika Serikat yang merasa sebagai pemimpin NATO, menjadikan

NATO sebagai alat untuk mencapai kepentingan pribadinya. Di lain pihak, Uni

Eropa yang merasa telah diperdaya oleh Amerika Serikat juga ingin melakukan

hal lain dan ingin mencapai kepentingan nasional mereka sendiri. Karena

bagaimana pun Amerika Serikat tidak terlalu mementingkan kepentingan

golongan mereka dalam NATO.

Dalam pelaksanaan penyerangan di wilayah Afghanistan pun mereka

berbeda karena mereka memilih untuk mencapai kepentingan masing-masing.

Sehingga dalam penyerangannya, tentara-tentara NATO mengalami perbedaan.

Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa adanya kepentingan nasional yang harus

mereka capai dalam melakukan sesuatu.


15

DAFTAR PUSTAKA

WEBSITE :

http://www.diskusiskripsi.com/amerikatingkatkantentaraafganista.html

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?

lang=id&id=755&type=4

http://berita/konflikafganistan.html

http://ww5.yuwie.com/organisasiinternasional.html

http://id.wikipedia.org/nato.html

http://hizbut-tahrir.or.id/tentaranatodiafganistan.html

( di akses tanggal 2 April 2010)

Anda mungkin juga menyukai