Anda di halaman 1dari 16

MEKATRONIKA

Definisi
Mekatronika (Jerman: Mechatronik; Inggris: Mechatronic) berasal dari kata
mekanika, elektronika dan informatika. Berdasarkan hasil Musyawarah nasional
mekatronika, Bandung 28 Juli 2006, komunitas mekatronika indonesia
merekomendasikan definisi Mekatronika sebagai berikut: Mekatronika adalah sinergis
IPTEK teknik mesin, teknik elektronika, teknik informatika dan teknik pengaturan
(atau teknik kendali) untuk merancang, membuat atau memproduksi, mengoperasikan
dan memelihara sebuah sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Mekatronika terdiri atas dua lapisan fisika dan logika. dan tiga dasar ilmu utama
elektronika, informatika dan mekanika.. Dengan melihat asal katanya dapat dengan
mudah dipahami, bahwa ilmu ini menggabungkan atau mensinergikan disiplin ilmu
Mekanika, ilmu Elektronika dan Informatika

Istilah Mechatronik (Mechanical Engineering-Electronic Engineering) pertama kali


dikenalkan pada tahun 1969 oleh perusahaan jepang Yaskawa Electric Cooperation.
Awalnya berkembang dalam bidang Feinwerktechnik, yaitu cabang dari teknik yang
mengedepankan aspek ketelitian. Misalnya pada pembuatan jam, alat optik dan
sebagainya. Lalu ditambahkan setelah munculnya Informatik sebagai disiplin ilmu
baru.

Hingga saat ini dipandang sebagai hubungan antara ilmu Mekanik, Elektronik dan
Informatik. Dalam masa yang akan datang, aplikasi mekatronika akan digunakan
hampir disemua bidang, seperti Otomotif, Pemutar CD, Stasiun luar angkasa atau
pada fasilitas produksi. Mekatronika dikategorikan oleh Majalah Technology Review
pada tahun 2003 sebagai 10 Teknologi yang dalam waktu dekat dapat mengubah
hidup kita

Penggunaan
Begitu banyaknya penggunaan sistem mekatronika dalam kehidupan kita memperkuat
salah satu sifatnya yang multiguna (aplikatif) :

1. Teknik Otomotif
Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem ABS (
Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari terkuncinya
roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman mendadak, ESP
( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control) dan Motor-
Managemen-System.

2. Teknologi Penerbangan
Dalam teknologi penerbangan modern digunakan Comfort-In-Turbulence System
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang walau ketika terjadi
turbulensi. Gust Load Alleviation serta banyak contoh lainnya.

3. Teknik Produksi
Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem kendali
umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan ‘pemegang as’
tenaga magnet. Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan
tinggi, atau alat-alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi
mekatronika akan sangat sering kita jumpai.

Mekatronika di Indonesia
Masyarakat mekatronik Indonesia adalah sebuah organisasi profesi yang bergerak di
bidang mekatronik yang beranggotakan para peneliti, akademisi, praktisi, dan
mahasiswa yang tertarik pada bidang mekatronik yang meliputi teknik mesin, teknik
elektronika, teknik informatika, teknik telekomunikasi dan teknik kendali.

RESISTOR

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti
tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat
kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan material seperti karet,
gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron sehingga
disebut sebagai isolator.

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap
rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).

Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R". Dilihat dari
bahannya, ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor
Carbon, Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai
resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan Trimmer (Trimpot). Selain itu
ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR
(Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan bertambah besar
bila terkena suhu panas yang namanya PTC (Positive Thermal Coefficient) serta
resistor yang nilai resistansinya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas yang
namanya NTC (Negative Thermal Coefficient).

Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna
sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor ini
mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk mengetahui besar
resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut
adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.

Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke arah
cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada pada badan resistor yang
paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi cincin
yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung
mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau kita telah bisa menentukan
mana cincin yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 cincin
(tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%
(toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Cincin pertama
dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin terakhir
adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah dan emas. Cincin berwarna
emas adalah cincin toleransi. Dengan demikian urutan warna cincin resistor ini
adalah, cincin pertama berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet dan cincin ke
tiga berwarna merah. Cincin ke empat yang berwarna emas adalah cincin toleransi.
Dari tabel 1.1 diketahui jika cincin toleransi berwarna emas, berarti resistor ini
memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan urutan warnanya.
Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.
Karena resistor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga cincin selain cincin
toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin pertama dan cincin kedua.
Masih dari tabel 1.1, diketahui cincin kuning nilainya = 4 dan cincin violet nilainya =
7. Jadi cincin pertama dan ke dua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya
adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna cincinnya merah berarti
faktor pengalinya adalah 100.
Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x
faktor pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7K Ohm (pada rangkaian elektronika
biasanya di tulis 4K7 Ohm) dan toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu
sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki oleh
resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% adalah
:

Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan
selain besar resistansi adalah besar watt-nya atau daya maksimum yang mampu
ditahan oleh resistor. Karena resistor bekerja dengan di aliri arus listrik, maka akan
terjadi disipasi daya berupa panas sebesar :
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8,
1/4, 1/2, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya maksimum 5,
10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok memanjang persegi empat berwarna putih,
namun ada juga yang berbentuk silinder dan biasanya untuk resistor ukuran besar ini
nilai resistansi di cetak langsung dibadannya tidak berbentuk cincin-cincin warna,
misalnya 100Ω5W atau 1KΩ10W.
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)


Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor
ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan,
mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan
memperkecil tegangan.

2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)


Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau
memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita
W = I2R watt

tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur


besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada
(bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

3. Resistor NTC dan PTC. NTC (Negative Temperature Coefficient)


yaitu resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan
PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah
besar bila temperaturnya menjadi dingin.

4. Resistor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar,
sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.

2. RANGKAIAN RESISTOR
Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan resistor dengan nilai
tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik
sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan
resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkaikan beberapa
resistor sehingga didapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk
merangkaikan resistor, yaitu :
1. Cara Serial
2. cara Paralel
Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin
besar.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.

Pada rangkaian resistor serial berlaku rumus :

1/RTOTAL = 1/R1 + 1/R2 +1/ R3

Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi


pengganti semakin kecil.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :

R total = R1 + R2 + R3 +……

3. Nilai-nilai standar resistor


Tidak semua nilai resistansi tersedia di pasaran. Tabel 1.2 adalah contoh tabel nilai
resistansi resistor standard yang beredar dipasaran. Data mengenai resistor yang ada
di pasaran bisa didapat dari Data Sheet yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
resistor.Tabel 1.2 Nilai standard resistor
Di bawah ini beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering dipakai dalam perhitungan
elektronika :
Di mana :

V = tegangan dengan satuan Volt


I = arus dengan satuan Ampere
R = resistansi dengan satuan Ohm
P = daya dengan satuan Watt
Konversi satuan :
1 Ohm = 1 Ω
1 K Ohm = 1 K Ω
1 M Ohm = 1 M Ω
1 K Ω = 1.000 Ω
1 M Ω = 1.000 K Ω
1 M Ω = 1.000.000 Ω
(M = Mega (106); K = Kilo (103))

MENGENAL WAJAH
KOMPONEN ELEKTRONIK

Pada tulisan ini akan diperkenalkan beberapa macam komponen semiconductor yang
sering digunakan dalam radio. Komponen disebut semiconductor karena bahan utama
untuk membuatnya adalah bahan semiconductor, ialah suatu bahan yang dapat besifat
konductor akan tetapi dapat pula bersifat isolator.

Dengan perkembangan di bidang ilmu bahan (material science) yang pesat sehingga
diketemukannya bahanbahan semiconductor seperti silicon, germanium dan
sebagainya serta pengetahuan tentang sifatsifatnya, memberikan era baru bagi
perkembangan peralatan komunikasi radio.

Teknologi radio dengan tabungtabung elektron, sedikit demi sedikit ditinggalkan dan
digantikan dengan komponen semiconductor yang kecil, ringan dan lebih hemat
energi. Material science berkembang terus dengan pesat dan komponen elektronik
menjadi makin kecil dengan kemampuan yang makin besar.

Perkembangan teknologi material seperti sekarang ini yang terintegrasi dengan


perkembangan teknologi peroketan memberi peluang melajunya perkembangan di
bidang satelit. Satelit dapat memuat berbagai peralatan elektroinik yang
canggihcanggih dengan sumber daya dari solar cell yang bobotnya tidak terlalu besar.

DIODA
Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua
elektroda yaitu katoda dan anoda.
DIODA DAN ZENER
Gambar 1

Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang atau berupa titik, yang
menandakan letak katoda.
Dioda hanya bisa dialiri arus DC searah saja, pada arah sebaliknya arus DC tidak akan
mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC ialah arus listrik dari PLN, maka yang
mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC.

Bila anoda diberi potensial positif dan katoda negatif, dikatakan dioda diberi forward
bias dan bila sebaliknya, dikatakan dioda diberi reverse bias. Pada forward bias,
perbedaan voltage antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee
voltage. Besar voltage ini tergantung dari jenis diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan
sebagainya.

Bila dioda diberi reverse bias (yang beda voltagenya tergantung dari tegangan catu)
tegangan tersebut disebut tegangan terbalik. Tegangan terbalik ini tidak boleh
melampaui harga tertentu, harga ini disebut breakdown voltage, misalnya dioda type
1N4001 sebasar 50V.

Dioda jenis germanium misalnya type 1N4148 atau 1N60 bila diberikan forward bias
dapat meneruskan getaran frekuensi radio dan bila forward bias dihilangkan, akan
memblok getaran frekuensi radio tersebut. Adanya sifat ini, dioda jenis tersebut
digunakan untuk switch.

Dioda Zener adalah suatu dioda yang mempunyai sifat bahwa tegangan terbaliknya
sangat stabil, tegangan ini dinamakan tegangan zener.

Di atas tegangan zener, dioda ini akan menghantar listrik ke dua arah. Dioda ini
digunakan sebagai voltage stabilizer atau voltage regulator. Bentuk dioda ini seperti
dioda biasa, perbedaan hanya dapat dilihat dari type yang tertulis pada bodynya dan
zener voltage dilihat pada vademicum

Suatu jenis dioda yang lain adalah Light Emiting Diode (LED) yang dapat
mengeluarkan cahaya bila diberikan forward bias. Dioda jenis ini banyak digunakan
sebagai indikator dan display. Misalnya dapat digunakan untuk seven segmen (display
angka).

LIGHT EMITING DIODE


Gambar 2

Dioda foto mempunyai sifat lain lagi, yang berkebalikan dengan LED ialah akan
menghasilkan arus listrik bila terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung dari
besarnya cahaya yang masuk.

Dioda Kapasiansi Variabel yang disebut juga dioda varicap atau dioda varactor. Sifat
dioda ini ialah bila dipasangkan menurut arah terbalik akan berperan sebagai
kondensator. Kapasitansinya tergantung pada tegangan yang masuk. Dioda jenis ini
banyak digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL (Phase Lock
Loop).

DIODA VARACTOR
Gambar 3

Untuk membuat penyearah pada power supply, di pasaran banyak terjual dioda
bridge. Dioda ini adalah dioda silicon yang dirangkai menjadi suatu bridge dan
dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Di pasaran terjual berbagai bentuk dioda
bridge dengan berbagai macam kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang utama adalah
voltage dan ampere maksimumnya.

DIODA BRIDGE
Gambar 4

Banyak sekali penggunaan dioda dan secara umum dioda dapat digunakan antara lain
untuk :
1. Pengaman
2. Penyearah
3. Voltage regulator
4. Modulator
5. Pengendali frekuensi
6. Indikator
7. Switch

THYRISTOR, TRIAC DAN DIAC


Pada prinsipnya thyristor atau disebut juga dengan istilah SCR (Silicon Controlled
Rectifier) adalah suatu dioda yang dapat menghantar bila diberikan arus gerbang (arus
kemudi). Arus gerbang ini hanya diberikan sekejap saja sudah cukup dan thyristor
akan terus menghantar walaupun arus gerbang sudah tidak ada. Ini berbeda dengan
transistor yang harus diberi arus basis terus menerus.

THYRISTOR, DIAC DAN TRIAC


Gambar 5

Triac adalah thyristor yang bekerja untuk AC sedangkan diac akan menahan arus
kearah dua belah fihak, tetapi setelah tegangan melampaui suatu harga tertentu, ia
akan menghantar secara penuh.

TRANSISTOR
Komponen semiconductor selanjutnya adalah transistor, komponen ini boleh dikata
termasuk komponen yang susunannya sederhana bila dibandingkan dengan Integrated
Circuit.

Pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang disatukan. Agar
transistor dapat bekerja, kepada kakikakinya harus diberikan tegangan, tegangan ini
dinamakan bias voltage. Basisemitor diberikan forward voltage, sedangkan
basiskolektor diberikan reverse voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara kolektor
dan emitor akan ada arus (transistor akan menghantar) bila ada arus basis. Makin
besar arus basis makin besar penghatarannya.

TRANSISTOR DIPANDANG SEBAGAI GABUNGAN DUA DIODA


Gambar 6

Berbagai bentuk transistor yang terjual di pasaran, bahan selubung kemasannya juga
ada berbagai maca misalnya selubung logam, keramik dan ada yang berselubung
polyester. Transistor pada umumnya mempunyai tiga kaki, kaki pertama disebut
basis, kaki berikutnya dinamakan kolektor dan kaki yang ketiga disebut emitor
.

TRANSISTOR
Gambar 7

Suatu arus listrik yang kecil pada basis akan menimbulkan arus yang jauh lebih besar
diantara kolektor dan emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk
memperkuat arus (amplifier).

Terdapat dua jenis transistor ialah jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis
NPN tegangan basis dan kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada
transistor PNP tegangan basis dan kolektornya negatif terhadap tegangan emitor.

SYMBOL TRANSISTOR NPN DAN PNP


Gambar 8

Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk :


1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2. Sebagai penyearah
3. Sebagai mixer
4. Sebagai osilator
5. Sebagai switch

UNI JUNKTION TRANSISTOR


Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch lektronis. Ada Dua
jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT KanalP.

UNI JUNKTION TRANSISTOR


Gambar 9

INTEGRATED CIRCUIT
Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas
menjadi satu kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan
menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat
memuat ratusan bahkan ribuan komponen.
BENTUK SEPERTI TRANSISTOR
Gambar 10

Bentuk IC bisa bermacammacam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang
seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.

IC SINGLE IN LINE
Gambar 11

Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi
empat dengan kakikaki berada pada keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC
berbentuk dual in line (DIL).

Headland DUAL IN LINE (DIL)


Gambar 12

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kakikakinya diberi bernomor urut dengan
urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik atau takikan.

Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi
bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukkan pabrik
pembuatnya, misalnya operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda
uA741, LM741, MC741, RM741 SN72741 dan sebagainya.
Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational Amplfier,
audio amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital
misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder dan
sebagainya.
Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah
TransistorTransistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide Semiconductor
(CMOS).
Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya 4049, 4050
dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74. Prefix 54
menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu 54 sampai 125o C.
Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu bekerja pada
suhu 0 sampai 70o C.
Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefixnya,
misalnya 7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix
menandakan subfamilynya. Misalnya AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low
Power Schottkey), H (High Speed), L (Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S
(Schottkey).
Apabila dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian
menggunakan IC, cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif lebih
ringan.
Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan
sehingga tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita harus
mempunyai vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrikpabrik pembuatnya. Setiap
jenis IC mempunyai penjelasan sendirisendiri mengenai sifatnya dan cara
penggunaannya.
Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan melihat berbagai symbol
seperti terlihat pada gambar 16. Arti symbolsymbol ini akan kita pelajari bila sudah
mulai eksperimen dengan IC digital.

SYMBOL-SYMBOL LOGIC CIRCUIT


Gambar 13
Dengan mempelajari rangkaian suatu IC, yang terdiri atas begitu banyak komponen,
maka dapat kita bayangkan bahwa piranti tersebut praktis tidak mungkin lagi
dirangkai dengan menggunakan tabungtabung elektron.
JFET dan MOSFET
Transistor Bipolar dinamakan demikian karena bekerja dengan 2 (bi) muatan yang
berbeda yaitu elektron sebagai pembawa muatan negatif dan hole sebagai pembawa
muatan positif. Ada satu jenis transistor lain yang dinamakan FET (Field Efect
Transistor). Berbeda dengan prinsip kerja transistor bipolar, transistor FET bekerja
bergantung dari satu pembawa muatan, apakah itu elektron atau hole. Karena hanya
bergantung pada satu pembawa muatan saja, transistor ini disebut komponen unipolar.

Umumnya untuk aplikasi linear, transistor bipolar lebih disukai, namun transistor FET
sering digunakan juga karena memiliki impedansi input (input impedance) yang
sangat besar. Terutama jika digunakan sebagai switch, FET lebih baik karena
resistansi dan disipasi dayanya yang kecil.

Ada dua jenis transistor FET yaitu JFET (junction FET) dan MOSFET (metal-oxide
semiconductor FET). Pada dasarnya kedua jenis transistor memiliki prinsip kerja yang
sama, namun tetap ada perbedaan yang mendasar pada struktur dan karakteristiknya.
TRANSISTOR JFET
Gambar dibawah menunjukkan struktur transistor JFET kanal n dan kanal p. Kanal n
dibuat dari bahan semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor tipe p.
Ujung atas dinamakan Drain dan ujung bawah dinamakan Source. Pada kedua sisi kiri
dan kanan terdapat implant semikonduktor yang berbeda tipe. Terminal kedua sisi
implant ini terhubung satu dengan lainnya secara internal dan dinamakan Gate.

Struktur JFET (a) kanal-n (b) kanal-p

Istilah field efect (efek medan listrik) sendiri berasal dari prinsip kerja transistor ini
yang berkenaan dengan lapisan deplesi (depletion layer). Lapisan ini terbentuk antara
semikonduktor tipe n dan tipe p, karena bergabungnya elektron dan hole di sekitar
daerah perbatasan. Sama seperti medan listrik, lapisan deplesi ini bisa membesar atau
mengecil tergantung dari tegangan antara gate dengan source. Pada gambar di atas,
lapisan deplesi ditunjukkan dengan warna kuning di sisi kiri dan kanan.
JFET kanal-n

Untuk menjelaskan prinsip kerja transistor JFET lebih jauh akan ditinjau transistor
JFET kanal-n. Drain dan Source transistor ini dibuat dengan semikonduktor tipe n dan
Gate dengan tipe p. Gambar berikut menunjukkan bagaimana transistor ini di beri
tegangan bias. Tegangan bias antara gate dan source adalah tegangan reverse bias atau
disebut bias negatif. Tegangan bias negatif berarti tegangan gate lebih negatif
terhadap source. Perlu catatan, Kedua gate terhubung satu dengan lainnya (tidak
tampak dalam gambar).

Lapisan deplesi jika gate-source biberi bias negatif

Dari gambar di atas, elektron yang mengalir dari source menuju drain harus melewati
lapisan deplesi. Di sini lapisan deplesi berfungsi semacan keran air. Banyaknya
elektron yang mengalir dari source menuju drain tergantung dari ketebalan lapisan
deplesi. Lapisan deplesi bisa menyempit, melebar atau membuka tergantung dari
tegangan gate terhadap source.

Jika gate semakin negatif terhadap source, maka lapisan deplesi akan semakin
menebal. Lapisan deplesi bisa saja menutup seluruh kanal transistor bahkan dapat
menyentuh drain dan source. Ketika keadaan ini terjadi, tidak ada arus yang dapat
mengalir atau sangat kecil sekali. Jadi jika tegangan gate semakin negatif terhadap
source maka semakin kecil arus yang bisa melewati kanal drain dan source.

Lapisan deplesi pada saat tegangan gate-source = 0 volt


Misalnya tegangan gate dari nilai negatif perlahan-lahan dinaikkan sampai sama
dengan tegangan Source. Ternyata lapisan deplesi mengecil hingga sampai suatu saat
terdapat celah sempit. Arus elektron mulai mengalir melalui celah sempit ini dan
terjadilah konduksi Drain dan Source. Arus yang terjadi pada keadaan ini adalah arus
maksimum yang dapat mengalir berapapun tegangan drain terhadap source. Hal ini
karena celah lapisan deplesi sudah maksimum tidak bisa lebih lebar lagi. Tegangan
gate tidak bisa dinaikkan menjadi positif, karena kalau nilainya positif maka gate-
source tidak lain hanya sebagai dioda.
Karena tegangan bias yang negatif, maka arus gate yang disebut IG akan sangat kecil
sekali. Dapat dimengerti resistansi input (input impedance) gate akan sangat besar.
Impedansi input transistor FET umumnya bisa mencapai satuan MOhm. Sebuah
transistor JFET diketahui arus gate 2 nA pada saat tegangan reverse gate 4 V, maka
dari hukum Ohm dapat dihitung resistansi input transistor ini adalah :
Rin = 4V/2nA = 2000 Mohm

Simbol JFET
Untuk mengambarkan JFET pada skema rangkaian elektronika, bisa dipakai simbol
seperti pada gambar di bawah berikut.

Simbol komponen (a)JFET-n (b)JFET-p

Karena struktur yang sama, terminal drain dan source untuk aplikasi frekuensi rendah
dapat dibolak balik. Namun biasanya tidak demikian untuk aplikasi frekuensi tinggi.
Umumnya JFET untuk aplikasi frekuensi tinggi memperhitungkan kapasitansi bahan
antara gate dengan drain dan juga antara gate dengan source. Dalam pembuatan JFET,
umumnya ada perbedaan kapasitansi gate terhadap drain dan antara gate dengan
source.
JFET kanal-p

Transistor JFET kanal-p memiliki prinsip yang sama dengan JFET kanal-n, hanya saja
kanal yang digunakan adalah semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas
tegangan dan arah arus berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-n.
Simbol rangkaian untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang
berbeda.
Kurva Drain
Gambar berikut adalah bagaimana transitor JFET diberi bias. Kali ini digambar
dengan menggunakan simbol JFET. Gambar (a) adalah jika diberi bias negatif dan
gambar (b) jika gate dan source dihubung singkat.

Tegangan bias transistor JFET-n


Jika gate dan source dihubung singkat, maka akan diperoleh arus drain maksimum.
Ingat jika VGS=0 lapisan deplesi kiri dan kanan pada posisi yang hampir membuka.
Perhatikan contoh kurva drain pada gambar berikut, yang menunjukkan karakteristik
arus drain ID dan tegangan drain-source VDS. Terlihat arus drain ID tetap (konstan)
setelah VDS melewati suatu besar tegangan tertentu yang disebut Vp.
Pada keadaan ini (VGS=0) celah lapisan deplesi hampir bersingungan dan sedikit
membuka. Arus ID bisa konstan karena celah deplesi yang sempit itu mencegah aliran
arus ID yang lebih besar. Perumpamaannya sama seperti selang air plastik yang
ditekan dengan jari, air yang mengalir juga tidak bisa lebih banyak lagi. Dari sinilah
dibuat istilah pinchoff voltage (tegangan jepit) dengan simbol Vp. Arus ID maksimum
ini di sebut IDSS yang berarti arus drain-source jika gate dihubung singkat (shorted
gate). Ini adalah arus maksimum yang bisa dihasilkan oleh suatu transistor JFET dan
karakteristik IDSS ini tercantum di datasheet.

kurva drain IDS terhadap VDS

JFET berlaku sebagai sumber arus konstan sampai pada tengangan tertentu yang
disebut VDS(max). Tegangan maksimum ini disebut breakdown voltage dimana arus
tiba-tiba menjadi tidak terhingga. Tentu transistor tidaklah dimaksudkan untuk
bekerja sampai daerah breakdown. Daerah antara VP dan VDS(max) disebut daerah
active (active region). Sedangkan 0 volt sampai tegangan Vp disebut daerah Ohmic
(Ohmic region).
Daerah Ohmic
Pada tegangan VDS antara 0 volt sampai tegangan pinchoff VP=4 volt, arus ID
menaik dengan kemiringan yang tetap. Daerah ini disebut daerah Ohmic. Tentu sudah
maklum bahwa daerah Ohmic ini tidak lain adalah resistansi drain-source dan
termasuk celah kanal diantara lapisan deplesi. Ketika bekerja pada daerah ohmic,
JFET berlaku seperti resistor dan dapat diketahui besar resistansinya adalah :
RDS = Vp/IDSS
RDS disebut ohmic resistance, sebagai contoh di dataseet diketahui VP = 4V dan
IDSS = 10 mA, maka dapat diketahui :
RDS = 4V/10mA = 400 Ohm

Tegangan cutoff gate


Dari contoh kurva drain di atas terlihat beberapa garis-garis kurva untuk beberapa
tegangan VGS yang berbeda. Pertama adalah kurva paling atas dimana IDSS=10 mA
dan kondisi ini tercapai jika VGS=0 dan perhatikan juga tegangan pinchoff VP=4V.
Kemudian kurva berikutnya adalah VGS = -1V lalu VGS=-2V dan seterusnya. Jika
VGS semakin kecil terlihat arus ID juga semakin kecil.

Perhatikan kurva yang paling bawah dimana VGS=-4V. Pada kurva ternyata arus ID
sangat kecil sekali dan hampir nol. Tegangan ini dinamakan tegangan cutoff gate-
source (gate source cutoff voltage) yang ditulis sebagai VGS(off). Pada saat ini
lapisan deplesi sudah bersingungan satu sama lain, sehingga arus yang bisa melewati
kecil sekali atau hampir nol.

Bukan suatu kebetulan bahwa kenyataannya bahwa VGS(off)=-4V dan VP=4V.


Ternyata memang pada saat demikian lapisan deplesi bersentuhan atau hampir
bersentuhan. Maka di datasheet biasanya hanya ada satu besaran yang tertera
VGS(off) atau VP. Oleh karena sudah diketahui hubungan persamaan :
VGS(off) = -VP

Pabrikasi JFET
Kalau sebelumnya sudah dijelaskan bagaimana struktur JFET secara teoritis, maka
gambar berikut adalah bagaimana sebenarnya transistor JFET-n dibuat.

Struktur penampang JFET-n

Transistor JFET-n dibuat di atas satu lempengan semikonduktor tipe-p sebagai subtrat
(subtrate) atau dasar (base). Untuk membuat kanal n, di atas subtrat di-implant
semikonduktor tipe n yaitu dengan memberikan doping elektron. Kanal-n ini akan
menjadi drain dan source. Kemudian di atas kanal-n dibuat implant tipe-p, caranya
adalah dengan memberi doping p (hole). Implant tipe p ini yang menjadi gate. Gate
dan subtrat disambungkan secara internal.

TRANSISTOR MOSFET
Mirip seperti JFET, transistor MOSFET (Metal oxide FET) memiliki drain, source
dan gate. Namun perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida. Gate sendiri
terbuat dari bahan metal seperti aluminium. Oleh karena itulah transistor ini
dinamakan metal-oxide. Karena gate yang terisolasi, sering jenis transistor ini disebut
juga IGFET yaitu insulated-gate FET.

Ada dua jenis MOSFET, yang pertama jenis depletion-mode dan yang kedua jenis
enhancement-mode. Jenis MOSFET yang kedua adalah komponen utama dari
gerbang logika dalam bentuk IC (integrated circuit), uC (micro controller) dan uP
(micro processor) yang tidak lain adalah komponen utama dari komputer modern saat
ini.
a. MOSFET Depletion-mode
Gambar berikut menunjukkan struktur dari transistor jenis ini. Pada sebuah kanal
semikonduktor tipe n terdapat semikonduktor tipe p dengan menyisakan sedikit celah.
Dengan demikian diharapkan elektron akan mengalir dari source menuju drain
melalui celah sempit ini. Gate terbuat dari metal (seperti aluminium) dan terisolasi
oleh bahan oksida tipis SiO2 yang tidak lain adalah kaca.

struktur MOSFET depletion-mode

Semikonduktor tipe p di sini disebut subtrat p dan biasanya dihubung singkat dengan
source. Ingat seperti pada transistor JFET lapisan deplesi mulai membuka jika VGS =
0.
Dengan menghubung singkat subtrat p dengan source diharapkan ketebalan lapisan
deplesi yang terbentuk antara subtrat dengan kanal adalah maksimum. Sehingga
ketebalan lapisan deplesi selanjutnya hanya akan ditentukan oleh tegangan gate
terhadap source. Pada gambar, lapisan deplesi yang dimaksud ditunjukkan pada
daerah yang berwarna kuning.

Semakin negatif tegangan gate terhadap source, akan semakin kecil arus drain yang
bisa lewat atau bahkan menjadi 0 pada tegangan negatif tertentu. Karena lapisan
deplesi telah menutup kanal. Selanjutnya jika tegangan gate dinaikkan sama dengan
tegangan source, arus akan mengalir. Karena lapisan deplesi muali membuka. Sampai
di sini prinsip kerja transistor MOSFET depletion-mode tidak berbeda dengan
transistor JFET.

Karena gate yang terisolasi, tegangan kerja VGS boleh positif. Jika VGS semakin
positif, arus elektron yang mengalir dapat semakin besar. Di sini letak perbedaannya
dengan JFET, transistor MOSFET depletion-mode bisa bekerja sampai tegangan gate
positif.
Pabrikasi MOSFET depletion-mode

Penampang D-MOSFET (depletion-mode)

Struktur ini adalah penampang MOSFET depletion-mode yang dibuat di atas sebuah
lempengan semikonduktor tipe p. Implant semikonduktor tipe n dibuat sedemikian
rupa sehingga terdapat celah kanal tipe n. Kanal ini menghubungkan drain dengan
source dan tepat berada di bawah gate. Gate terbuat dari metal aluminium yang
diisolasi dengan lapisan SiO2 (kaca). Dalam beberapa buku, transistor MOSFET
depletion-mode disebut juga dengan nama D-MOSFET.

Kurva drain MOSFET depeletion mode


Analisa kurva drain dilakukan dengan mencoba beberapa tegangan gate VGS konstan,
lalu dibuat grafik hubungan antara arus drain ID terhadap tegangan VDS.

Kurva drain E-MOSFET

Karena transistor MOSFET umumnya digunakan sebagai saklar (switch), parameter


yang penting pada transistor E-MOSFET adalah resistansi drain-source. Biasanya
yang tercantum pada datasheet adalah resistansi pada saat transistor ON. Resistansi ini
dinamakan RDS(on). Besar resistansi bervariasi mulai dari 0.3 Ohm sampai puluhan
Ohm. Untuk aplikasi power switching, semakin kecil resistansi RDS(on) maka
semakin baik transistor tersebut. Karena akan memperkecil rugi-rugi disipasi daya
dalam bentuk panas. Juga penting diketahui parameter arus drain maksimum ID(max)
dan disipasi daya maksimum PD(max).

Simbol transistor MOSFET


Garis putus-putus pada simbol transistor MOSFET menunjukkan struktur transistor
yang terdiri drain, source dan subtrat serta gate yang terisolasi. Arah panah pada
subtrat menunjukkan type lapisan yang terbentuk pada subtrat ketika transistor ON
sekaligus menunjukkan type kanal transistor tersebut.

Simbol MOSFET, (a) kanal-n (b) kanal-p

Kedua simbol di atas dapat digunakan untuk mengambarkan D-MOSFET maupun E-


MOSFET. Transistor MOSFET dalam berbagai referensi disingkat dengan nama
transistor MOS. Dua jenis tipe n atau p dibedakan dengan nama NMOS dan PMOS.
Simbol untuk menggambarkan MOS tipe depletion-mode dibedakan dengan tipe
enhancement-mode. Pembedaan ini perlu untuk rangkaian-rangkaian rumit yang
terdiri dari kedua jenis transistor tersebut.

Simbol transistor (a)NMOS (b)PMOS tipe depletion mode

Simbol transistor (a)NMOS (b)PMOS tipe enhancement mode

Transistor MOS adalah tipe transistor yang paling banyak dipakai untuk membuat
rangkaian gerbang logika. Ratusan bahkan ribuan gerbang logika dirangkai di dalam
sebuah IC (integrated circuit) menjadi komponen yang canggih seperti mikrokontroler
dan mikroposesor. Contoh gerbang logika yang paling dasar adalah sebuah inverter.

Gerbang NOT Inverter MOS


Gerbang inverter MOS di atas terdiri dari 2 buah transistor Q1 dan Q2. Transistor Q1
adalah transistor NMOS depletion-mode yang pada rangkaian ini berlaku sebagai
beban RL untuk transistor Q2. Seperti yang sudah dimaklumi, beban RL ini tidak lain
adalah resistansi RDS(on) dari transistor Q1. Transistor Q2 adalah transistor NMOS
enhancement-mode. Di sini transistor Q2 berfungsi sebagai saklar (switch) yang bisa
membuka atau menutup (ON/OFF). Transistor ON atau OFF tergantung dari tegangan
input.
Jika tegangan input A = 0 volt (logik 0), maka saklar Q2 membuka dan tegangan
output Y = VDD (logik 1). Dan sebaliknya jika input A = VDD (logik 1) maka saklar
menutup dan tegangan output Y = 0 volt (logik 0). Inverter ini tidak lain adalah
gerbang NOT, dimana keadaan output adalah kebalikan dari input.
Gerbang dasar lainnya dalah seperti gerbang NAND dan NOR. Contoh diagram
berikut adalah gerbang NAND dan NOR yang memiliki dua input A dan B
.
Gerbang NAND transistor MOS
Gerbang NOR transistor MOS
Bagaimana caranya membuat gerbang AND dan OR. Tentu saja bisa dengan
menambahkan sebuah inverter di depan gerbang NAND dan NOR.

Transistor CMOS
CMOS adalah evolusi dari komponen digital yang paling banyak digunakan karena
memiliki karakteristik konsumsi daya yang sangat kecil. CMOS adalah singkatan dari
Complementary MOS, yang strukturnya terdiri dari dua jenis transistor PMOS dan
NMOS. Keduanya adalah transistor MOS tipe enhacement-mode.
Inverter gerbang NOT dengan struktur CMOS adalah seperti gambar yang berikut ini.
Beban RL yang sebelumnya menggunakan transistor NMOS tipe depletion-mode,
digantikan oleh transistor PMOS enhancement-mode.

Gerbang NOT inverter CMOS


Namun disini Q1 bukan sebagai beban, tetapi kedua transistor berfungsi sebagai
complementrary switch yang bekerja bergantian. Jika input 0 (low) maka transistor
Q1 menutup dan sebaliknya Q2 membuka, sehingga keluaran tersambung ke VDD
(high). Sebaliknya jika input 1 (high) maka transistor Q1 akan membuka dan Q2
menutup, sehingga keluaran terhubung dengan ground 0 volt (low).
Diposkan oleh sitisahara_5315070277 di 19:35

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Anda mungkin juga menyukai