Pendidikan Anak Usia Dini >> Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini
Pentingnya Mengajarkan Pengendalian Diri
Ingin Seperti HAMKA
Belajar Membaca: Bisa Karena Biasa
Mengambil Manfaat dari Membuat Sendiri
K O M E NT A R
U S E R O NL IN E
4 Users Online
Older Entries »
Pendidikan Anak Usia Dini >> Belajar Membaca
untuk Anak Usia Dini
BY MAYA, ON AUGUST 16TH, 2010
DAPATKAN EBOOK TERBARU KAMI, CARA MENGATASI KESULITAN MENGAJAR ANAK BISA
DAN SUKA MEMBACA. DOWNLOAD DISINI!
Bisa membaca di usia dini memang bukanlah segalanya, namun membuat anak-anak
senang dengan buku dan kegiatan membaca sedari kecil bukanlah langkah yang sia-sia.
Jika kebiasaan membaca sudah terbentuk, tak jarang, keinginan untuk belajar membaca
pun muncul dari diri mereka sendiri.
Kontroversi tentang belajar membaca untuk anak usia dini memang masih selalu hangat
dibicarakan dan tak pernah ada habisnya dari waktu ke waktu. Beberapa pihak bahkan
melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini,
dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata
“belajar”.
Namun sejauh pengalaman saya, selama prinsip belajar ‘fun’ yang dikembangkan, materi
apapun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspon dengan baik dan anak-anak
suka untuk belajar.
Mengajak anak-anak untuk belajar membaca menurut saya jauh lebih baik daripada
membiarkan mereka menonton TV seharian. Tanpa kita sadari sesungguhnya anak-anak
juga belajar sesuatu lewat TV, yang sayangnya lebih banyak berupa hal-hal negatif
daripada hal-hal yang positif.
Berdasarkan telaah saya, sejauh ini di dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu
metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau
lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling
melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak
kiri dan otak kanan.
Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan
karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan
logika.
Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan
imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan.
Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat
bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Apa jadinya para kreator-
kreator seni jika tak punya tim manajemen yang handal. Bisa kita bayangkan pula sepi dan
monotonnya dunia ini jika penghuninya hanyalah para ahli matematika atau akuntansi yang
selalu sibuk dengan angka. Secara personal, kita pun akan menjelma menjadi orang yang
“timpang” jika tidak mampu menyeimbangkan kinerja dua sisi otak kita. Kita pun bisa
tumbuh menjadi orang yang “ekstrem” dalam memandang belajar dan cara belajar.
Selain metode belajar, karakteristik anak-anak juga perlu kita ketahui dan pahami agar
kita bisa merancang model-model belajar yang menarik minat anak. Beberapa karakteristik
anak secara umum adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi lebih pendek (relatif)
2. Tidak suka diatur/dipaksa
3. Tidak suka dites
Ketiga ciri tersebut jelas menunjukkan kepada kita bahwa mengajar balita membaca tak
bisa dilakukan dengan cara-cara orang dewasa. Kita membutuhkan teknik-teknik yang lebih
bervariasi dan adaptif terhadap kecenderungan anak-anak. Dan hanya satu kegiatan yang
bisa melumerkan 3 karakteristik di atas yaitu BERMAIN. Mengapa? Karena dalam bermain
anak-anak tidak menemukan tes, paksaan, dan batas waktu. Ketika bermainlah anak-anak
menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi. Ketika bermain pula mereka menemukan
kesenangan mereka.
Variasi yang bisa digunakan diantaranya, kartu kata yang disajikan dengan model Glen
Doman, poster kata yang ditempel di dinding, buku-buku bergambar yang kalimatnya
pendek dan ukuran hurufnya cukup besar. Prinsip yang dipakai dari metode tersebut adalah
belajar dengan melakukannya. BELAJAR MEMBACA dengan MEMBACA.
Hal-hal khusus yang menyertai model ini adalah kemungkinan anak-anak untuk mengenal
pola lebih lama. Artinya, bisa jadi untuk bisa benar-benar membaca semua kata yang
diperlihatkan kepada mereka (meski belum diajarkan) membutuhkan waktu yang cukup
lama, tergantung kecepatan anak.
Belajar lewat suku kata misalnya ba bi bu be bo dan seterusnya juga memiliki efek
tersendiri, diantaranya kecepatan membaca yang sedikit lambat jika tidak diiringi latihan
langsung lewat buku atau bacaan-bacaan. Mengapa demikian? Karena anak-anak akan
terbiasa dengan membaca pola lebih dulu baru membaca. Kerja otak kiri lebih dominan
dalam hal tersebut.
Untuk mengimbanginya, kita harus lebih sering memotivasi anak untuk membaca kata-kata
secara langsung lewat buku tanpa harus memilah suku katanya.
Kerja otak kiri akan semakin dominan jika kita memakai metode ini. Anak-anak harus
melewati tiga tahapan menuju kata, yaitu huruf, suku kata, lalu kata. Memang ada anak-
anak yang bisa belajar dengan metode ini, tapi lagi-lagi latihan membaca kata secara
intensif harus mengiringinya agar anak-anak merasa percaya diri untuk membaca.
Dengan kata lain, kita bisa memperkenalkan pada anak-anak kita semuanya, huruf, suku
kata, ataupun kosa kata. Catatan pentingnya tentu saja: sajikan dengan perasaan riang
sehingga anak-anak kita pun mendeteksi kegembiraan dan ketulusan yang kita berikan
pada mereka. Hal itu jauh lebih berarti dan lebih efektif daripada segudang metode terhebat
sekalipun.
Tersisa dari itu semua, “kita memang tak boleh berhenti belajar”.
DAPATKAN EBOOK TERBARU KAMI, CARA MENGATASI KESULITAN MENGAJAR ANAK BISA
DAN SUKA MEMBACA. DOWNLOAD DISINI!
Salam pendidikan!
Send to Facebook
Twitter This
7 COMMENTS - (COMMENTS ARE CLOSED) BELAJAR MEMBACA , PENDIDIKAN
ANAK ANAK USIA DINI ,BELAJAR MEMBACA , PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Older Entries »
P OP UL A R S EA R C H T ER MS
V IE WS
Pendidikan Anak Usia Dini >> Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini - 4,078 views
Ebook Gratis - 2,923 views
PAUD dan Calistung - 2,124 views
PAUD Berbasis Rumah- 1,810 views
Rak Buku Gantung dari Kardus Bekas - 1,700 views
Contoh Poster Untuk Stimulasi Membaca - 1,557 views
Ingin Seperti HAMKA - 1,541 views
Kekuatan Poster untuk Media Belajar - 1,515 views
Seberapa Penting Menjadi Jenius - 1,320 views
Membuat "Lilin" Mainan - 1,254 views