Anda di halaman 1dari 3

2.

Berdasarkan komplikasi tersebut, apakah terdapat masalah yang harus diantisipasi terkait
dengan riwayat masa lalu klien? Apa yang harus direncanakan oleh perawat?
Berdasarkan kasus diatas klien memiliki riwayat depresi. Salah satu komplikasi yang bisa terjadi
akibat menderita kanker payudara adalah mengalami depresi. Studi yang dilakukan oleh Sandin
dan kawan-kawan (de Groot, 2002) menjelaskan bahwa para wanita, terutama pada kasus kanker
payudara lebih memiliki pengalaman dan perasaan takut serta kekhawatiran yang lebih besar.
Colegrave et. al (2002, 303) menjelaskan bahwa terdapat peningkatan level kecemasan dan
depresi pada wanita-wanita dengan kasus kanker payudara, bahkan level distress emosional-nya
telah sampai pada fase klinis-patologis.
Gejala depresi pada klien dapat terjadi berupa:
1. Respon yang normal ketika seseorang mendengar diagnosis penyakit kanker adalah rasa
sedih yang mendalam karena merasa kehilangan kesehatannya. Respons normal ini
adalah bagian dari spectrum gejala depresi yang batasannya mulai rasa sedih normal
sampai akan menjadi ganguan penyesuaian. Pada keadaan ini gejalanya biasanya hanya
berlangsung 1 atau 2 minggu saja, setelah itu membaik sendiri dengan berlalunya waktu
dan dukungan yang baik dari keluarga, teman dan tim yang merawat.
2. Gangguan penyesuaian yakni bila gejala depresinya tidak membaik berlanjut sampai
lebih dari 2 minggu dan gejala depresinya juga lebih berat, serta fungsi sehari-hari,
aktivitas sosial dan relationship dengan orang lain sudah terganggu. Gangguan ini
biasanya bercampur dengan kecemasan bahkan mungkin menunjukkan obsesi terhadap
gejalanya .
3. Depresi major dimana gejala depresinya lebih berat dari gangguan penyesuaian dan biasanya
tidak berespon dengan suport dan perawatan yang diberikan.

• Masalah yang perlu diantisipasi akibat riwayat depresi yang dimiliki klien:
1. Bunuh diri:
Percobaan bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita kanker yang mengalami depresi
major dan >50% dengan gangguan penyesuaian. Pada penderita terminal, kita sering kali
kesulitan mengevaluasi pernyataan bunuh diri. Diperlukan penanganan yang hati-hati, apakah
pikiran bunuh diri yang muncul adalah gejala dari depresi ataukah merupakan suatu cara
penderita mengekspresikan keinginannya mengakhiri hidup karena tidak kuat menahan gejala–
gejala penyakitnya terutama rasa nyeri.
Penderita yang mempunyai risiko tinggi melakukan bunuh diri antara lain:
- Riwayat pernah melakukan percobaan bunuh diri
- Riwayat keluarga ada yang bunuh diri
- Riwayat teman atau pasangannya meninggal dunia
- Penyalahgunaan alkohol
- Pengendalian nyeri kurang baik
2. Penelantaran diri
Penderita menjadi tidak kooperatif, baik dalam hal pengobatan maupun menjaga stamina.
Kondisi ini tentu akan semakin memperparah penyakitnya dan pada akhirnya akan menurunkan
kualitas hidup penderita.
3. Distress pada keluarga
Depresi pada penderita kanker tidak hanya mempengaruhi penderitanya tetapi juga berdampak
pada keluarga mereka. Suatu survey di Inggris pada kanker Mammae menunjukkan bahwa
diantara faktor-faktor yang ada, depresi merupakan faktor terkuat yang menimbulkan masalah
perilaku dan emosional pada anak mereka.
4. Gangguan pola makan
Klien mengalami penurunan nafsu makan yang akan berdampak terhadap kebutuhan nutrisi yang
tidak adekuat.
• Perencanaan perawat
1. Ciptakan rasa saling percaya dengan klien dan berikan waktu untuk klien
mengungkapkan perasaannya ke keluarga atau perawat.
Komunikasi memainkan peranan penting dalam pembentukan rasa percaya diri dan ketegaran
seorang penderita kanker. Pada kasus penderitaan kanker payudara (Barnes et. al., 2002),
ketika anak-anak diceritakan tentang penderitaan yang dihadapi oleh orang tuanya, ternyata
terdapat bukti bahwa level kecemasan orang tua menurun dan komunikasi dalam keluarga
mengalami perbaikan yang cukup signifikan.
2. Beri dukungan sosial yang positif, ajak keluarga untuk selalu memberi dukungan
terhadap klien. Hann dan kawan-kawan (de Groot, 2002) mengungkapkan temuan
penelitian dalam skala yang cukup besar bahwa pasien-pasien kanker yang senantiasa
memperoleh dukungan sosial ternyata berhubungan positif dengan berkurangnya depresi.
3. Identifikasi pikiran negatif pasien dan bantu untuk menguranginya.(Stuart, 2002)
4. Meningkatkan perasaan kesepian klien.
5. Membantu klien untuk membangun perasaan yang positif terhadap kekuatan dan
kelemahan dirinya.
6. Berikan asuhan yang bersifat individual dengan memperhatikan nilai manusiawi pasien.
(Stuart, 2002).

Sumber:
Konginan, Agustina. Depresi Pada Penderita Kanker. Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas
Nyeri: RSU Dr. Soetomo Surabaya.
http://www.palliative-surabaya.com/gambar/pdf/buku_pkb_vi-bagian_1408082008.pdf. (Diakses
pada tanggal 17 November 2009 pkl 09.40).

Rahman, Fathur.(2002). Penyakit Kanker dan Distress Psikologis; Pengaruh Kesehatan Fisik
Terhadap Keadaan Psikis dan Pentingnya Dukungan Psikososial.
http://faizperjuangan.files.wordpress.com/2008/10/penyakit-kanker-dan-distress-psikologis.doc .
(Diakses pada tanggal 17 November 2009 pkl 09.40).

Stuart, Gail W. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa ed.5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai