StAR
Stolen Asset Recovery Initiative: Suatu Ihktisar
Oleh : DR Luhut M.P Pangaribuan, SH., LL.M
1
2
Tindak Pidana Ekonomi dan Anti Korupsi
StAR
Stolen Asset Recovery Initiative: Suatu Ihktisar1
Oleh : DR Luhut M.P Pangaribuan,SH.,LL.M
_______________________________________________________________________
_
Materi pembahasan: (1). Pendahuluan. (2). StAR Sebagai Hasil Kesepakatan Dalam Lokakarya.
(3). Ruang-Lingkup StAR. (4). Perampasan Tanpa Pemidanaan (NCB) sebagai Alat untuk Pemulihan Aset.
(4.1) Perspektif Historis dan Dukungan Internasional bagi Perampasan Aset NCB (4.2) NCB dan HAM.
(4.3) Perbandingan Perampasan Aset NCB dan Perampasan Kejahatan (5). Kegunaan dan Manfaat
Perampasan Asset NCB. (6). Perampasan Aset NCB dalam Yurisdiksi Hukum Kontinental dan Hukum (7).
Kesepakatan Konsep-Konsep Kunci Dalam Perampasan Aset Tanpa Pemidanaan (NCB). 8. Lampiran-
lampiran. (8.1) UNAC bab v, (8.2) SEMA No 6 tahun 1988 tentang Penasihat Hukum atau Pengacara yang
Menerima Kuasa Dari Terdakwa/Terpidana “In Absentia”, (8.3) draft RUU tentang Perampasan Aset
Tindak Pidana
_______________________________________________________________________
_
1. Pendahuluan.
StAR adalah merupakan suatu konsep sebagai “pedoman” yang dibukukan untuk
stolen asset recovery. Pedoman ini disusun atas inisiatif dari Bank Dunia/UNODC2 dan
dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah hukum yang ada dalam pengembalian
1
Ikhtisar ini dari buku, Theodore S. Greenberg, Linda M. Samuel, Wingate Grant, Larissa Gray. Stolen
Asset Recovery. The World Bank Washington D.C, 2009.
2
UNODC, kantor obat terlarang dan kejahatan PBB
3
asset dari hasil suatu kejahatan khususnya korupsi. Konkritnya, pedoman yang disusun
atas inisiatif dari Bank Dunia/UNODC ini mencoba memberikan informasi dan panduan
bagi Negara yang telah meratifikasi UNCAC untuk bagaimanakah mendapatkan kembali
aset yang merupakan hasil korupsi yang cakupannya antar Negara sebagaimana telah
diamanatkan dalam UNCAC.
Secara singkat, ”StAR” memuat pedoman praktis pemulihan aset curian tanpa
pemidanaan, non-conviction based (”NCB”). Perampasan aset tanpa NCB merupakan
alat yang penting untuk memulihkan hasil kejahatan korupsi. Dengan demikian, akan
mendukung pemberantasan korupsi, terutama dalam hal hasil korupsi itu telah
dipindahkan ke luar negeri.
Perampasan Aset NCB dan publikasi pengetahuan pertama dibawah Stolen Asset
Recovery Initiative (StAR) tetang perampasan aset, antara lain ditujukan untuk
membantu negara-negara berkembang untuk pemulihan aset yang dicuri oleh pemimpin-
pemimpin (rezim) yang korup. StAR ini memperkenalkan 36 Konsep Kunci – hukum,
operasional dan praktis – yang harus dicakup oleh suatu sistem Perampasan Aset NCB
agar efektif dalam pemulihan aset curian.5 Ke 36 Konsep Kunci ini mewakili
3
Ibid Hal. XV-XVI.
4
Ibid, prakata
5
Kata Pengantar, Hal. 2
4
rekomendasi-rekomendasi yang telah disepakati oleh para pakar. Para pakar ini setuju
karena konsep demikian memadai tidak hanya secara teori, namun berdasarkan
pengalaman yurisdiksi yang menerapkannya.
5
kerjasama khusus, (vii) pengembalian dan penyerahan aset, (viii) unit intelijen, (ix)
perjanjian-perjanjian dan pengaturan bilateral dan mutilateral.
3. Ruang-Lingkup StAR.
Petunjuk dalam StAR diatur menjadi tiga bagian utama, untuk mengembangkan
suatu rencana tindak guna mendukung nasionalisasi dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan
pemulihan aset dibawah UNCAC.8 Bagian A memperkenalkan Perampasan Aset NCB
8
Dewasa ini sudah dalam proses rancangan undang-undang tentang perampasan asset tindak pidana di
Departemen Hukum dan HAM.
6
sebagai satu alat penting untuk melawan korupsi. Bagian B memuat 36 Konsep Kunci.
Bagian C memuat sejumlah kontribusi khusus tertulis.
Konsep Perampasan Aset NCB sudah ada sejak lama dan didasari atas pemikiran
bahwa apabila ”sesuatu” melanggar hukum, maka itu dapat disita untuk negara. Konsep
yurisdiksi in rem, secara harafiah ”melawan sesuatu”, menjadi kelaziman dalam hukum
9
Hal. 13-16
10
Hal. 18
7
maritim agar kapal, dan bukan kapten, awak kapal atau pemilik dapat digugat apabila
kapal melakukan suatu kesalahan. 11
Amerika Serikat sudah memiliki undang-undang NCB ini sejak tahun 1776,
bahkan undang-undang ini telah diamandemenkan lebih dari 30 tahun lalu. NCB adalah
untuk memerangi momoknya perdagangan narkoba dan untuk mencapai dua kategori
harta benda: hasil tindak kejahatan dan harta benda yang memudahkan dijalankannya
tindak kejahatan itu.
Secara lebih konkrit persamaan dan perbedaan kedua perampasan Aset NCB dan
perampasan kejahatan dapat dilihat dalam uraian dengan tabel dibawah ini:
KOTAK 1 Perbedaan antara Perampasan Aset tindak kejahatan dan Perampasan Aset NCB
Perampasan Kejahatan Perampasan NCB
Terhadap orangnya (in Terhadap barangnya (in rem): tindakan
personam): bagian dari yudisial yang diajukan pemerintah
tuntutan pidana terhadap terhadap barang tersebut.
seseorang Tindakan
Dikenakan sebagai bagian Diajukan sebelum, selama atau setelah
dari hukuman dalam kasus Bilakah terjadinya? hukuman pidana, atau bahkan tanpa
pidana adanya tuntutan pidana terhadap
seseorang.
Perlu adanya hukuman Hukuman pidana tidak diperlukan.
11
Lihat Mareva Injunction
8
pidana. Wajib menetapkan Membuktikan perbuatan Wajib menetapkan perbuatan yang
kegiatan kejahatan ”tanpa yang melawan hukum melawan hukum menurut standar bukti
keraguan yang layak” atau ”keseimbangan probabilitas” (standar
dengan ”keyakinan yang mungkin berbeda-beda)
sungguh-sungguh”.
Berbasiskan obyek atau Keterkaitan antara hasil Berbasiskan obyek.
nilai. dan perbuatan yang
melawan hukum
Menyita kepentingan pihak Perampasan Menyita obyek tersebut sendiri, dalam
terdakwa dalam harta benda hal pemilik yang tidak bersalah.
Berbeda (pidana atau Yurisdiksi Berbeda (pidana atau perdata)
perdata)
Perampasan Aset NCB berguna dalam pelbagai konteks, terutama ketika perampasan
pidana tidak memungkinkan atau tidak tersedia, sebagaimana terlihat dalam contoh-
contoh berikut:
• Pelanggar merupakan buronan. Hukuman pidana tidak memungkinkan apabila
terdakwa merupakan buronan.
• Pelanggar telah tiada atau meninggal dunia sebelum adanya penghukuman.
Kematian mengakhiri suatu proses peradilan pidana.
• Pelanggar sedemikian berkuasanya sehingga penyelidikan atau penuntutan pidana
tidak realistis atau tidak memungkinkan.
• Pelanggar tidak dikenal dan asetnya ditemukan (misalnya, aset ditemukan dalam
tangan seorang kurir yang tidak terlibat dalam pelanggaran pidana). Apabila aset
tersebut diperoleh dari suatu tindak kejahatan, seorang pemilik atau pelanggar
mungkin tidak berkeinginan untuk menghadapi proses peradilan perdata
pemulihan, dikarenakan khawatir ini akan menuju ke suatu penuntutan pidana.
Keraguan demikian sangat mempersulit penuntutan pidana terhadap seorang
pelanggar, bahkan tidak mungkin.
• Harta benda yang berkaitan dipegang oleh pihak ketiga yang tidak dituntut
dengan pelanggaran kejahatan namun menyadari – atau membutakan diri terhadap
fakta – bahwa harta benda tersebut tercemar adanya. Meskipun perampasan
9
pidana tidak dapat mencapai harta benda yang dipegang oleh pihak ketiga yang
bonafid, Perampasan Aset NCB dapat menyita harta benda dari pihak ketiga tanpa
pembelaan yang bonafid.
• Tiada bukti yang layak untuk melanjutkan dengan penuntutan pemidanaan.
Perampasan Aset NCB juga tidak terbatas dalam konteks nasional. Dalam ekonomi
global dewasa ini, para kriminal dapat memindahkan aset seputar dunia dalam hitungan
waktu detik hanya dengan menekan satu tombol.
Titik mulanya adalah Pasal 54 (1) (c) UNCAC, yang mewajibkan semua Pihak
Negara untuk mempertimbangkan perampasan hasil tindak kejahatan tanpa pemidanaan.
UNCAC malah mengusulkan Perampasan Aset NCB sebagai suatu alat untuk semua
12
Hal. 17
10
yurisdiksi untuk dipertimbangkan dalam perang melawan korupsi, sebuah alat yang
melampaui perbedaan-perbedaan antar sistem.
Konsep Kunci 1.
Perampasan aset tanpa pemidanaan (NCB) seharusnya tidak pernah merupakan pengganti
untuk penuntutan pidana.
Perampasan Aset NCB tidak digunakan sebagai alternatif untuk penuntutan pidana ketika
yurisdiksi memiliki kemampuan untuk menindak si pelanggar. Perampasan Aset NCB
harus dilengkapi dengan penuntutan pidana dan penghukuman. Tetapi NCB dapat
mendahului suatu tuduhan pidana atau berjalan paralel dengan proses peradilan pidana
(lihat Konsep Kunci 2).
Konsep Kunci 2.
Keterkaitan harus ditetapkan antara sebuah Perampasan Aset NCB dan setiap proses
peradilan pidana, termasuk investigasi yang sedang dinantikan.
Oleh sebab Perampasan Aset NCB dipicu oleh perbuatan kejahatan, mungkin ada
beberapa keadaan di mana investigasi dan penuntutan pidana berbenturan atau berjalan
sejajar dengan tindakan Perampasan Aset NCB. Pendekatan secara bersamaan merupakan
metode yang lebih dikehendaki. Namun demikian, keduanya tidak perlu berjalan pada
waktu yang bersamaan.
Konsep Kunci 3.
Perampasan Aset NCB harus tersedia apabila penuntutan pidana tidak tersedia atau tidak
berhasil.
Konsep Kunci 4.
11
Peraturan pembuktian dan prosedural yang berlaku harus serinci mungkin.
Konsep Kunci 5.
Aset yang diperoleh dari cakupan pelanggaran pidana seluas-luasnya harus tercakup
dalam Perampasan Aset NCB.
Konsep Kunci 6.
Kategori aset yang seluas-luasnya sebaiknya tunduk kepada perampasan.
Konsep Kunci 7.
Definisi mengenai aset yang tunduk kepada perampasan harus cukup luas untuk
mencakup bentuk-bentuk baru dalam nilai.
Konsep Kunci 8.
Aset-aset yang Tercemar yang diperoleh sebelum memberlakuan undang-undang
Perampasan Aset NCB harus tunduk kepada perampasan.
Konsep Kunci 9.
Pemerintah harus memiliki kebijaksanaan untuk menetapkan ambang batas dan garis-
garis petunjuk kebijakan yang sesuai untuk perampasan.
12
Harus ada suatu mekanisme untuk memodifikasi perintah-perintah preservasi,
pemantauan dan produksi bukti serta untuk memperoleh penundaan terhadap setiap
putusan yang berlawanan dengan pemerintah sambil menunggu pertimbangan ulang atau
banding terhadap setiap perintah yang dapat menempatkan harta benda yang dapat disita
di luar jangkauan pengadilan.
Standar Bukti.
Di antara kedua hal ekstrim tersebut terdapat pertimbangan bukti atau keseimbangan
standar probabilitas, yang pada umumnya sama dengan lebih mendekati benar
dibandingkan tidak benar, atau kemungkinan lebih dari 50 persen bahwa proposisi
tersebut benar.
13
Undang-Undang pembatasan yang berlaku (instruksi) harus dirancang untuk mengizinkan
keberlakuan maksimal atas Perampasan Aset NCB.
13
Sebagai ilustrasi, lihat SEMA No. 6 tahun 1988 tentang Penasihat Hukum Atau Pengacara yang
Menerima Kuasa Dari Terdakwa/Terpidana “In Absensia”.
14
Pertimbangkan untuk mengizinkan para pihak menyetujui perampasan tanpa persidangan
dan mengesahkan pengadilan untuk menyatakan putusan perampasan yang telah
ditentukan ketika para pihak telah menyetujui prosedur tersebut.
15
Terminologi yang benar harus digunakan, khususnya ketika melibatkan kerjasama
internasional.
8. Lampiran-lampiran:
(1) UNAC bab v, (2) SEMA No 6 tahun 1988 tentang Penasihat Hukum atau Pengacara
yang Menerima Kuasa Dari Terdakwa/Terpidana “In Absentia”, (3) draft RUU tentang
Perampasan Aset Tindak Pidana.
***
16
Daftar Pustaka
Greenberg, Theodore S. , Linda M. Samuel, Wingate Grant, Larissa Gray. 2009. Stolen
Asset Recovery. The World Bank, Washington D.C.
Rancangan Undang-Undang tentang Perampasan Asset Tindak Pidana di Departemen
Hukum dan HAM. Dewasa ini sudah dalam proses.
SEMA No. 6 tahun 1988 tentang Penasihat Hukum Atau Pengacara yang Menerima
Kuasa Dari Terdakwa/Terpidana “In Absensia”.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention
Against Corruption.
***
17