Cover Potograph:
Old Town
Semarang, Central Java, Indonesia
Canon Powershot A590, 1/250 f5, iso 200
S
atu hari perjalanan Jadi akhirnya kami memulai
mengelilingi Kota pengembaraan kami dari jam sepuluh
Semarang rasanya pagi yang saya yakin sudah terlalu
memang tidak cukup untuk terlambat untuk memulai berkeliling.
menjelajahi tiap sudut menakjubkan Yah, apa boleh buat. Partner saya
yang tersimpan di jantung Provinsi masih terlampau sibuk menikmati
Jawa Tengah ini. Namun, dalam sehari dunia mimpi di pagi itu. Setelah itu
yang kami luangkan khusus untuk pun kami harus bertanya kesana-
mencari keunikan kota ini, kami kemari pada temaan-teman yang
menemukan sekelumit keunikan berasal dari Semarang untuk
tersendiri yang tersembunyi di balik mengetahui rute dan peta menuju
hiruk pikuk suasana khas kota tempat-tempat yang selanjutnya akan
metropolitan yang ada. kami kunjungi.
Tips 1
Jika Anda ingin berjalan-jalan dengan partner,
pastikan bahwa Anda sudah menyiapkan jam
weker untuk Anda sendiri dan untuk partner Anda!
Pintu-dan-Pintu (2009)
Lawang Sewu, Semarang,
Central Java, IDN
Canon PowerShot A590
1/6 f2.6 iso 200
Un-Count-Able Doors
T
empat kunjungan perjalanan sambil memberikan
wisata pertama yang berbagai penjelasan tentang nilai
kami injak bernama historis Lawang Sewu sendiri. Tapi,
Lawang Sewu. Bangunan eksotis yang kita harus mengeluarkan dua puluh
t e rl e t ak d i d e p an Tu g u M u d a ribu lagi untuk itu. Karena tujuan kami
Semarang menarik perhatian kami memang untuk berjalan santai sambil
karena dua hal: pertama adalah sedikit eksplorasi, maka kami
sejarahnya sebagai sebuah bangunan memutuskan untuk tidak memakai
panjara zaman Belanda, dan kedua jasa tour guide ini.
adalah bentuk bangunannya yang
tinggi besar dan terkesan kuno.
Dengan HTM yang hanya lima ribu
rupiah per orang, kami berhasil masuk
ke gedung tua ini. Sebenarnya tersedia
juga jasa tour guide yang akan
menemani Anda melakukan
Tips 2
Jika Anda ingin menikmati Lawang Sewu bukan dari segi bangunannya saja,
menyewa tour guide rasanya lebih tepat. Jika Anda ingin menikmati petualangan
yang mencekam di Lawang Sewu, silakan mendaftar di pusat informasi untuk tour
guide malam hari dengan biaya sewa jasa yang bisa dua kali lipat mahalnya dari
siang hari. Pintar-pintarlah bernegosiasi untuk mengeluarkan biaya yang lebih
murah per tour group. Hanya saja ... pastikan Anda tidak melakukan ini sendirian ...
Buh-Bye Darkness!
K
ami lalu melanjutkan turun. Kata penjual tiketnya, memang
perjalanan lagi ke di dalam ruangan itu tergenang air
tempat yang, menurut setinggi betis. Walaupun agak takut
teman kami dari Semarang, karena mengetahui sejarah Lawang
merupakan tempat paling menarik Sewu yang pernah menjadi penjara
dari seluruh gedung ini, yakni ruang dan tempat pembantaian, saya merasa
bawah tanah. Sesampainya di sini, sangat penasaran untuk masuk.
kami ternyata harus mengeluarkan Sayang, partner saya ingin agar kami
tujuh ribu per orang untuk masuk tetap melanjutkan perjalanan saja
ditemani seorang guide dengan menelusuri ruangan sebelahnya yang
peralatan seperti senter dan sepatu ternyata merupakan galeri. Jadi
boot. Kami ingin mengetahui selesailah penjelajahan kami di
penampakan di dalamnya dulu, jadi Lawang Sewu dengan ruangan galeri
kami melongokkan kepala lewat pintu yang berisi lukisan dan foto ini sebagai
yang ada. Memang benar adanya. Di ruangan penutup. Perjalanan
dalam ruang tersebut terlihat sangat selanjutnya kami putuskan untuk
gelap dengan suara air yang gemericik menuju ke kompleks Kota Lama.
S
elanjutnya kami lainnya. Huwaaa, perasaan serasa
menyusuri jalan-jalan buncah oleh rasa bungah menikmati
kompleks Kota Tua ini di segala sesuatu yang baru di sini. Tapi
tengah mobil dan sepeda motor yang tetap saja perjalanan ini melelahkan.
berlalu lalang. Komposisi bangunan Beberapa menit setelah itu saja perut
yang berdiri di kompleks itu sangat kami sudah berteriak-teriak minta diisi
menarik, begitu menurut partner saya. makanan. Mumpung sedang ada di
Yah, saya yang tidak tahu apa-apa ini Semarang, kami pergi ke pertigaan delta
cuma bisa berkomentar pendek: dekat dengan Undip Atas dan Gedung BI
bangunan-bangunan itu memang enak untuk merasakan sedapnya tahu gimbal.
untuk dilihat. Tidak semuanya terkesan Menurut teman kami yang berasal dari
tua dan antik, tapi ada juga yang lebih ke Semarang, memang di sinilah pusatnya
bentuk unik dengan warna yang macam- penjual tahu gimbal.Kami melarikan
macam. Pendek kata, serasa ada di kendaraan roda dua kami ke sana. Tahu
jalanan London atau kota tua Eropa gimbal ... Here we come ...
B
enar saja. Sesampainya petis. Saya tak begitu tahu apa bedanya,
kami di sana, para tapi yang pasti tahu gimbal ini memang
penjual tahu gimbal enak. Ditemani segelas es teler dan es
sudah berjejer menjajakan buah … wuih, sedaaaapppp! Tapi pas
penganannya. Kami pilih saja salah satu kami tanya total harga yang harus kami
warung PKL yang ramai didatangi bayar, kami sempat menelan ludah.
orang. Kelaparan yang sudah tak bisa Hmm, termasuk agak mahal untuk porsi
ditahan-tahan ini membuat kami lapar yang hanya segitu dan ukuran kantong
mata. Pesan ini, pesan itu. Masalah mahasiswa. Tapi tak apalah. Kami ke
bayar akhir-akhir saja. Dan makanan Semarang juga tak bisa tiap hari. Setelah
kami datang juga, akhirnya. Tahu itu, kami memutuskan untuk salat di
gimbal ini rasanya mirip tahu tek, hanya Masjid Agung Semarang di kompleks
ditambah telur goreng dan bakwan Simpang Lima. Melihat waktu yang
udang. Yah, mungkin karena sama- sudah semakin siang, kami pikir sudah
sama berbahan dasar tahu. Tapi kata waktunya berjalan pulang menuju
partner saya, di dalamnya juga ada Jogja.
Tips 4
Tanyakan terlebih dahulu harga makanan apa pun yang
Anda beli meskipun sedang dalam keadaan emergency
karena kelaparan. Jangan sampai Anda terpaksa harus cuci
piring di situ karena uang Anda kurang.
Cukup banyak kuliner pilihan di kota Semarang ini. Kali ini, tetapi ternyata beda. Saya duga di dalam makanan ini terdapat
Tahu Gimbal (2009)
Pertigaan Delta, Semarang, Kuliner saya dan partner saya, hanya mencicipi Tahu Gimbal khas Petis yang membuat rasa makanan ini menjadi khas. Di
Central Java, IDN Semarang, isinya adalah berupa tahu dipotong, telur goreng Semarang juga terdapat makanan khas lainnya seperti
Canon PowerShot A590
1/320 f2.6 iso 200
Semarang mata-sapi, bakwan udang, tauge, kol, kerupuk, dan bumbu Bandeng Presto, Lumpia Semarang, Tahu Petis, dan Wingko
kacang. Seolah makanan ini sangat mirip dengan kupat tahu, yang dapat dibeli di Jalan Pandanaran . []
Turn Right!
T
ujuan terakhir kami terus atau pulang saja. Tapi karena sudah
adalah air terjun sampai di sana, lebih baik memang
Semirang yang ada di sekalian melihat-lihat keindahan air
Kecamatan Ungaran. Meskipun masih terjun Semirang.
masuk dalam Kabupaten Semarang, Harga tiketnya terasa sangat
tapi letaknya agak jauh dari pusat murah, hanya empat ribu rupiah per
kotanya. Sekitar 20 kilo ke arah kembali orang. Walaupun harus mendaki ke atas
ke Jogja. Itupun masih harus masuk ke sekitar dua kilo lagi, saya jadi bersemangat
pedesaan sekitar beberapa kilo lagi. kembali. Bagaimana tidak? Suasana yang
Lalu setelah sampai di parkir khas pegunungan dan sebuah kucuran
kendaraan, ternyata kami harus selokan kecil dengan airnya yang begitu
berjalan mendaki sekitar dua kilo. jernih menerbitrkan lagi rasa penasaran
Huuuf, saya sempat khawatir juga saya. Sayangnya partner saya yang pernah
kalau-kalau air terjunnya ternyata tidak tinggal lama di daerah hijau seperti itu
worth it. Apalagi dengan cuaca yang merasa hal tersebut biasa saja.
agak tidak bersahabat karena mendung Terserahlah, yang pasti saya menikmati
sudah menggelayut di langit senja pendakian yang ternyata, hmmmh…
membuat kami agak bimbang untuk lumayan melelahkan ini.
Stream (2009)
Semirang, Ungaran,
Central Java, IDN
Canon PowerShot A590
1/13 f8 iso 200
Listen to the Old Man Sayin’
S
elama perjalanan kami sejenak untuk melihat air terjun yang
berpapasan dengan sudah terlihat jatuh dengan pemandangan
beberapa orang yang khas hutan yang menakjubkan.
mulai turun dari pusat air terjun. Setelah dia kembali, saya memakai
Memang seharusnya mereka turun dari jaket yang berkapucon berlari-lari kecil
atas mengingat mendung yang tambah mendekati air terjun Semirang itu. Aliran
gelap. Kami pun berpikir, apa lebih baik air yang jatuh dan tertahan di beberapa
turun saja? Seorang bapak tua memberi batu menciptakan cipratan jernih
tahu kami kalau hujan turun, bisa-bisa layaknya semburat warna putih
kami tidak bisa menyeberang. Kami bercampur hitam batu. Dikelilingi oleh
berdiskusi sejenak, tapi keputusannya zamrud dedaunan berwarna hijau abstrak,
tetap lanjut menuju atas. Saat hampir pemandangan ini benar-benar patut
sampai di air terjun itu, tiba-tiba disyukuri. Agak sayang meamang karena
terjadilah apa yang dikhawatirkan. saya tak bisa menikmatinya lama-lama di
Hujan benar-benar turun! Namun dua tengah hujan yang menderas. Namun,
orang ibu penjaja makanan memberi duduk menunggu hujan reda di tepian air
tahu kalau di atas ada beberapa pondok terjun ini menjadi suatu momen
yang bisa digunakan untuk berteduh. tersendiri; lengkap dengan aliran air
Kami cepat-cepat lari ke atas untuk sungai, titik air hujan, dan suara alam yang
mencapai pondok itu dan berteduh di mendayu.
dalamnya. Partner saya mencoba keluar
Tips 6
Lihat cuaca sebelum melanjutkan perjalanan. Kalau masih tetap ingin lanjut,
lebih baik sediakan barang yang sekiranya dibutuhkan pada saat hujan,
seperti mantel ataupun makanan dan kartu permainan untuk dinikmati saat
berteduh menunggu hujan reda.
Semirang Waterfall (2009)
Semirang, Ungaran,
Central Java, IDN
Canon PowerShot A590
1/25 f2.6 iso 200
Fin!
P
erjalanan kami berakhir
di air terjun Semirang
ini. Saat hujan reda,
kami segera beranjak pergi sebelum
malam tiba. Di tengah gelap yang mulai
menyelimuti hutan ini, kami mengukir
butiran kenangan akan Semarang.
Stone and Stream (2009)
Semirang, Ungaran, Sayonara … dan Hasta Manana …
Central Java, IDN
Canon PowerShot A590
1sec f8 iso 80
About Writer