Chapter III V

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 77

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Banket Order System

Blanket Order System meupakan salah satu cara pemesanan untuk item-

item yang digunakan secara berulang ulang (repetitive). Dan membantu mengatasi

masalah untuk sejumlah item yang tidak termasuk dalam persediaan. Menurut

Higgine dan Stidger, Blanket Order System merupakan pemesanan yang

dilakukan untuk kebutuhan satu tahun atas item yang di beli dalam jumlah besar.

Open end order memperkenankan penambahan item-item yang diminta atau

perpanjangan kontrak.

Harga pokok dan penanganan order pembelian dikurangi, jika kondisi

memungkinkan penggunaan Blanket Order persedian atau “ open-end orders.

Blanket Order selalu menutupi variasi item. open-end orders digunakan sebagai

item tambahan atau perpanjangan waktu. Item MRO dan syarat jalur produksi

digunakan dalam volume dan pembelian yang berulang selama lebih dari satu

periode pembelian. Formulir Blanket Order dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1

dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.1. Formulir Blanket Order

Semua hal yang berhubungan dan kondisi yang terlibat dalam pembelian

dalam jumlah yang terbatas selama satu periode waktu digabungkan dalam order

yang asli. Sesudah itu, pengeluaran barang dalam jumlah tertentu dibuat sebagai

anti order. Sebagai contoh, mungkin untuk meningkatkan persiapan pengeluaran

barang didalam prosedur jadwal produksi dan memasukkannya kedalam

departemen pembelian untuk transmisi kepada penjual (vendor). Itu hal yang tidak

biasa bagi open-end orders untuk menyisakan barang dalam setahun atau sampai

mengganti desain, material, spesifikasi atau kondisi yang berpengaruh pada harga

atau jasa antar sebagai negoisasi baru yang dianggap pantas atau perlu.

Universitas Sumatera Utara


Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan Blanket Order System

adalah:

a. Hanya sedikit memerlukan pemesanan dan mereduksi pekerjaan jurutulis

Bagian Pembelian (Purchasing), Pembukuan (Accounting), dan

Penerimaan (Receiving).

b. Membebaskan pembelian dari pekerjaan rutin, memberikan kesempatan

pembelian untuk memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang utama.

c. Pembayaran sesuai dengan jumlah material yang diminta.

d. Memproteksi kenaikan harga selama periode kontrak.

e. Memusatkan pengendalian pembelian atas material sejenis.

f. Memperbaiki arus umpan balik informasi, karena pengelompokan material

dan pemasok (supplier).

g. Sistem ini membantu menguragi waktu tenggang (lead Time) dan tingkat

persediaan pembelian, karena pemasok mengadakan persediaan.

Elemen-elemen dasar kontrol yang efektif untuk pemesanan Blanket

Order System adalah:

 Jumlah surat pemesanan (PO), termasuk pencatatan biaya internal akuntansi.

 Catatan kewenangan pengiriman yang dikeluarkan.

 Bukti penerimaan material yang dapat dipercaya.

Universitas Sumatera Utara


3.2. Prosedur Pengadaan

Departemen pembelian membeli banyak macam serta jenis material dan

jasa, prosedur yang digunakan dalam melengkapi transaksi keseluruhan umumnya

bervariasi antara setiap jenis pembelian. Angkah-langkah pembelian, seperti:

1. Mengenali, mendefenisi dan menguraikan kebutuhan

2. Mencerminkan kebutuhan.

3. Menyelidiki dan memilih pemasok.

4. Menyiapkan dan menerbitkan surat pemesanan (Purchase Order).

5. Menindak lanjuti pemesanan (termasuk mempercepat pengiriman).

6. Penerimaan dan pemeriksaan material.

7. Audit dokumen tagihan.

8. Menutup pesanan.

3.2.1. Definisi Kebutuhan

Tanpa memperhatikan bentuk penyampaian kebutuhan, permintaan

material harus didefinisikan secara efektif. Yang merupakan tanggung jawab

bersama antara pengguna (user) dan pembelanja (buyer). Salah satu alasan

mengapa setiap permintaan pembelian harus disetujui oleh bagian perencanaan

adalah untuk menyakinkan bahwa permintaan adalah benar-benar sudah diteliti

oleh pihak berkompeten dan selanjutnya masuk ke pembelian dalam bentuk

permintaan yang sudah benar.

Universitas Sumatera Utara


3.2.2. Pemeriksaan Persediaan

Terlepas dari permintaan berjalan yang dimulai dari bagian kontrol sediaan

ketika permintaan pembelian datang ke departemen purchasing akan memeriksa

apakah barang yang diminta ada dalam persediaan, bila itu adalah material

persediaan (Stock Item). Jika persediaan rata-rata masih tersedia (On Hand), maka

pembelian tidak perlu dilakukan.

3.2.3. Permintaan Pembelian Standar (Standard Purchasing Requisition)

permintaan pembelian adalah suatu dokumen internal, berbeda dengan

surat pesanan yang mana pada dasarnya suatu dokumen eksternal. Banyak

perusahaan yang menggunakan suatu standar, nomor seri formulir permintaan

pembelian untuk permintaan yang dimulai dari departemen operasi. Biasanya

penggunaan membuatnya dua rangkap satu untuk dikirim ke pembelian dan satu

lagi untuk file pengguna. Informasi pokok yang tercangkup di dalamnya adalah

uraian material, jumlah dan tanggal dibutuhkan, perkiraan harga, pembebanan

biaya, tanggal dan tanda tangan pemberi wewenang.

Gambar 3.2. Formulir Permintaan Pembelian (Purhasing Request)

Universitas Sumatera Utara


3.2.4. Daftar Material (Bill of Material/BOM)

ketika perancang disain (desain engineering) melengkapi disain barang

atau assembling, maka perancang akan membuat daftar semua material yang

dibutuhkan untuk memanufakturkan barang tersebut. Ini adalah daftar struktur

khusus yang disebut daftar material (Bill of Material/BOM). Sejalan dengan

jadwal produksi daftar material dapat dikirim langsung ke pembelian sebagai

catatan material yang dibutuhkan oleh departemen produksi. Permintaan total

diperoleh dengan sedikit mengembangkan BOM untuk menjadi jadwal dan

jumlah material yang akan diproduksi.

3.2.5. Sistem Kontrak

sistem kontrak menyangkut pengembangan kesempakatan beberapa

perusahaan biasanya satu atau dua tahun kebutuhan diikat dengan pemasok guna

pembelian sejumlah besar kelompok material terkait. Barang-barang yang akan

dibeli biasanya disebutkan secara rinci dalam sebuah katalog yang menjadi bagian

dari kontrak. Estimasi pemakaian biasanya dicantumkan, seiring dengan harga

yang sudah ditetapkan untuk masing-masing barang dan suatu kesepakatan

dengan pemasok untuk mengirim persediaan masing-masing barang yang cukup

memenuhi kebutuhan pembelanja. Tambahan keuntungan dibanding dengan

sistem Blanket Order, tujuan utama sistem kontrak adalah untuk meminimumkan

biaya administrasi kedua belah pihak pembeli dan penjual dalam suatu transaksi

pembelian.

Universitas Sumatera Utara


3.3. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Persediaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan material untuk perusahaan

ada beberapa macam, dimana satu dengan yang lain saling berhubungan. Faktor-

faktor tersebut antara lain adalah:

1. Perkiraan Kebutuhan

Sebelum kegiatan pembelian material dilaksanakan Maka manajemen

harus dapat membuat perkiraan material yang akan digunakan dalam satu periode.

Perkiraan kebutuhan material ini merupakan perkiraan tentang beberapa

kebutuhan material perusahaan padawaktu yang akan dating. Perkiraan kebutuhan

material tersebut dapat diketahui dari perencanaan kegiatan dari periode yang

bersangkutan.

2. Harga Material

Harga material ikut pula menentukan besar kecilnya persediaan. Harga ini

merupakan penentu dana yang harus disedikan untuk material tersebut disamping

itu harus diperhitungkan pula biaya modal yang ditanam dalam persediaan

tersebut.

3. Biaya-biaya Persediaan

Biaya-biaya persediaan hendaknya diperhatikan pula didalam penentuan

besanya persediaan. Didalam membuat analisa tentang biaya-biaya persediaan ini

dikenal empat golongan biaya yaitu biaya pemesanan, biaya yang terjadi dari

adanya persediaan pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan biaya yang

berhubungan dengan kapasitas. Lebih jauh hal ini akan dibicarakan dalam bagian

berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


4. Kebijakan Pembelanjaan

Kebijakan pembelanjaan ini berhubungan dengan seberapa jauh persediaan

material tersebut akan mendapatkan dana. Apakah perusahaan akanberusaha

untuk memberikan fasilitas yang pertama, kedua atau yang terakhir, untuk dana

persediaan material. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pembiayaan semua

persediaan yang diperlukan perusahaan atau hanya sebahagian saja.

5. Kebutuhan Senyatanya

Kebutuhan material senyatanya (dalam waktu-waktu yang lalu) harus pula

diperhatikan. Beberapa besar kebutuhan material tersebut serta bagaimana

hubungannya dengan perkiraan kebutuhan yang telah dibuat untuk periode yang

bersangkutan harus diperhatikan dan dianalisa. Dengan demikian maka akan dapat

dibuat perkiraan kebutuhan pemakaian yang lebih mendekati kepada kenyataan.

6. Waktu Tenggang

Waktu tenggang adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk menunggu

datangnya material sesudah saat pemesanan. Waktu tenggang ini perlu

diperhatikan karena hal ini erat kaitannya dengan penentuan saat pemesanan

kembali. Dengan diketahui waktu tunggu yang tepat maka kelancaran operasi

tetap terjamin sedangkan biaya-biaya persediaan dapat ditekan sampai seminimal

mungkin.

3.4. Biaya Persediaan

Universitas Sumatera Utara


Adapun unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat

digolongkan menjadi empat golongan yaitu:

1. Biaya Pemesanan

Yang dimaksud dengan biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan

berkenaan dengan pemasaran material dari penjual, sejak dari pesanan/order

dibuat dan dikirim ke penjual, material tersebut dikirimkan dan diserahkan serta

diinspeksi di gudang atau didaerah pemakaian. Jadi biaya ini berhubungan dengan

biaya pesanan, tapi sifatnya agak konstan, dimana besarnya biaya yang

dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya material yang

dipesan. Yang termasuk dalam biaya pesanan ini adalah semua biaya yang

dikeluarkan dalam rangka mengdakan pemesanan material tersebut, diantaranya

biaya administrasi pembelian dan penempatan order, biaya pengangkutan, biaya

penerimaan dan pemeriksaan.

2. Biaya Penyimpanan

Yang dimaksud dengan biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang

diperlukan berkenaan diadakannya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran-

pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah

persediaan. Jadi biaya ini berhubungan dengan terjadinya persediaan yang disebut

juga dengan biya mengadakan persediaan. Biaya ini berhubungan dengan tingkat

rata-rata persediaan yang selalu terdapat digudang , sehingga besarnya biaya ini

bervariasi yang tergantung besar kecilnya rata-rata persediaan yang terdapat. yang

termasuk dalam biaya ini ialah biaya yang timbul karena material yang disimpan

Universitas Sumatera Utara


yaitu biaya penggudangan yang terdiri dari biaya sewa gudang, upah dan gaji

tenaga pengawas dan pelaksanaan penggudangan. Biaya peralatan transportasi

material di gudang, biaya administrasi gudang, perawatan dan biaya-biaya

lainnya.disamping biaya pergudangan dalam biaya penyimpanan termasuk pula

asuransi atas persediaan yang dimiliki seperti halnya dengan aktiva lainnya, dan

pajak yang berupa pajak kekayaan atas investasi dalam persediaan yang biasanya

dalam jangka satu tahun, yang dihitung atas dasar investasi dari persediaan rata-

rata selama satu tahun. Selain itu, dalam biaya ini juga termasuk pernghapusan

dan resiko karena ketinggalan zaman atau menjadi tua, kerusakan, kecurian dan

turunnya nilai harga dalam persediaan itu, kecurian dan turunnya nilai harga

dalam persedian itu. Akhirnya yang termasuk dalam biaya ini adalah bunga atas

modal yang diinvestasikan dalam persediaan yang timbul karena hilangnya

kesempatan untuk menggunakan modal tersebut dalam investasi lain. Besarnya

biaya persediaan ditentukan sebagai suatu persentase dari pada nilai uang dari

persediian tersebut perunit dalam satu tahun.

3. Biaya Kekurangan Persediaan

Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biya yang timbul sebagai

akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang diperlukan, seperti

kerugian atau biaya tambahan yang yang diperlukan karena seorang langganan

meminta atau memesan suatu material sedangkan material yang dibutuhkan tidak

tersedia. Disamping itu juga dapat merupakan biaya yang timbul akibat

pengiriman kembali pesanan atau order tersebut.

4. Biaya Yang Berhubungan Dengan Kapasitas

Universitas Sumatera Utara


Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang terdiri dari kerja

lembur, pelatihan, pemberhentian kerja dan biaya pengagguran. Biaya-biaya ini

terjadi karena adanya penambahan maupun penggurangan kapasitas atau bila

terlalu banyak terlalu sedikit kapasitas yang digunakan pada waktu-waktu

tertentu.

3.5. Frekuensi Pemakaian

Frekuensi pemakaian material merupakan cara lain dalam mengelompokan

material dalam pengendalian persediaan. Cara ini didasarkan pada asumsi

pergerakan material setiap tahunnya. Pergerakan tersebut dapat berupa tingkat

penjual atau pembeli. Disini material dikelompokan kepada fast moving part

(peralihan material dengan cepat) dan slow moving part (peralihan material

dengan lambat).

Material dikelompokkan sebagai fast moving apabila frekuensi pemakaian

melebihi tiga kali pembelian atau penjualan dalam periode satu tahun. Dalam hal

ini disebutkan sebagai slow moving part.

3.5.1. Sistem Persediaan

Didalam persoalan persediaan, keputusan untuk melakukan pengadaan

kembali barang-barang (items) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Sistem pemesanan dengan ukuran tetap (fixed order size inventory system)

atau sering disebut dengan “Q Sistem”. Pada system ini setiap kali jumlah

Universitas Sumatera Utara


barang yang dipesan untuk setiap kali pemesanan jumlahnya sama, sedangkan

waktu periode pemesanannya selalu bervariasi.

Pemesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah mencapai titik

tertentu yang disebut dengan “Reorder Point” (titik pemesanan).

Jadi dalam sistemini ditentukan jumlah persediaan tingkat tertentu yang

merupkan batas waktu dilakukannya pemesanan. Oleh karena pengadaan

kembali barabg-barang dilakukan apabila persediaan telah mencapai reorder

point, maka jarak (interval) waktu pemesanan dengan pemesanan lainnya

tidaklah sama, dan ini tergantung pada fluktuasi kebutuhan barabg dalam

persediaan. Dengan menggunakan sistem ini sebagai interaksinya akan

diperoleh pengawasan atas jumlah dan waktu pemesanan secara teliti dan

tetap, karena setiap saat persediaan yang ada digudang sama dengan

kebutuhan selama waktu ancang-ancang ditambah persediaan keamanan.

Persediaan keamanan dimaksudkan untuk melindungi terhadap fluktuasi

selama waktu ancang-ancang.

Pada (Gambar 3.3) dibawah ini dapat dilihat sistem pemesanan tetap dengan

ukuran order tetap.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.3. Sistem Ukuran Order Tetap (Q Sistem)

2. Sistem pemesanan interval tetap (fixed order interval inventory system),

sering disebut dengan “P Sistem”. Pada system ini jumlah periode

pemesanannya tetap. Jadi dengan system ini ditentukan waktu pemesanan

dengan jarak yang tetap.

Gambar 3.4. Sistem pemesanan interval tetap (P. Sistem)

Sedangkan tiap-tipa pemesanan jumlah barang yang dipesan berfluktuasi

tergantung kepada banyaknya barang dalam jarak interval waktu antara

pemesanan yang lalu dengan pemesanan berikutnya. Oleh karena itu di dasarkan

pada jarak waktu yang tetap, pemesanan dilakukan kurang memperhatikan situasi

barang digudang. Persediaan keamanan dimaksudkan untuk memberikan

kebutuhan selama waktu interval pemesanan. Pada (Gambar 3.4) dapat dilihat

system pemesanan interval tetap.

Dengan melihat kedua sistem diatas serta mempelajari permasalahnnya,

maka akan digunakan pendekatan pada Q system, yaitu pemesanan ukuran order

tetap. Alasan mengapa sistem ini dipakai adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1. Tidak banyak menimbulkan perubahan terhadap prosedur administrasi di

bidang persediaan yang sekarang dilaksanakan

2. Karena mahalnya spare part dan banyaknya jumlah diusahakan agar modal

persediaan seminimum mungkin.

3. Memakai perhitungan relative lebih mudah dibandingkan dengan sistem

persediaan interval order tetap.

4. Sistem ini sangat tetap dipakai karena dengan menggunakan sistem ini

jumlah persediaan setiap waktu dapat diketahui

3.5.2. Teori Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Untuk menentukan distribusi kebutuhan barang, perlu ditentukan terlebih

dahulu distribusi frekuensinya. Kemudian frekuensi kebutuhan ini dibuatkan

sebuah tabel dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tentukan range (R) = (harga pemakaian tertinggi) – (harga pemakaian

terendah).

b. Tentukan panjang kelas (P), yaitu : P = R/JK

JK = Jumlah kelas

R = Range

c. Dimana JK adalah banyak kelas dan menurut aturan stuges:

Universitas Sumatera Utara


Jk = 1 + 3,3 log n

n = jumlah data

d. Kemudian dari frekuensi tiap kelas

k k
e. Hitung rata ( x )  fi . xi /  fi
i 1 i 1

f. Standart deviasi (S) :

n ( fi . xi 2 )  ( fi . xi ) 2
=
n (n  1)

fi = Frekuensi

xi = Jumlah data

3.5.3. Teori Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Perumusan sederhana yang dapat digunakan untuk kebutuhan spare part

selama waktu pemesnan sekaligus sejumlah q unit, mengakibatkan ongkos sebesar

pemesanan adalah:

1. Kebutuhan rata-rata pertahun (q)


k

 xi
q  i  1

Dimana :


i 1
xi = jumlah kebutuhan

Universitas Sumatera Utara


k = banyak periode pemakaian

i = jenis item

2. Ongkos kehabisan persediaan (k)

K = q/ 12 (T) (C)

Dimana :

q = kebutuhan rata-rata pertahun

T = lead time

C = harga per unit

3. Besarnya persediaan keamanan (W)

W = (S T ) (W)

Dimana : S = standar deviasi

T = lead time

W = harga pada tabel distribusi normal (harga g (W))

Untuk harga : g (w) adalah :

( S T ) 2 . Cr . Cc
{g (W )}2 
G.Z .K 2

Dimana: Cr = ongkos pemesanan

Cc = ongkos penyimpanan

Z = q/12

K= ongkos kehabisan persediaan

4. Periode pemesanan (t)

12 . K . f ( R  W )
t
C

Universitas Sumatera Utara


g ( w)
Dimana harga : F (R + W) =
S T

F (R + W) = distribusi kemungkinan kebutuhan selama lead time

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui

dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian,

dimana dibuat berdasarkan kepada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai

dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahkan

permasalahan yang diteliti.

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini dilakukan pada PT. Arun LNG yang berlokasi di Jalan Blang

Lancang, Kabupaten Lhokseumawe, NAD. Penelitian dilakukan selama dua bulan

(8 minggu) mulai dari penjajakan administrasi sampai dengan penyusunan

laporan. Waktu penelitian dimulai dari bulan juli yaitu pada bulan juni sampai

dengan bulan Juli 2007 .

4.2. Objek Penelitian

Objek Penelitian dari tugas akademis ini adalah sistem pemesanan material

yang terdapat pada bagian Automotive and Heavy Equipment (Departemen

Maintenance) PT. Arun LNG. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan cara

pemesanan Blanket Order System dalam pemesanan material.

4.3. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Studi Pendahuluan

Prosedur yang digunakan pada pemesanan material di PT Arun LNG yaitu

prosedur Material Requestion. Pada prosedur ini ditemukan adanya kelemahan.

Diantaranya adalah:

- Proses tender untuk setiap kali pengadaan pemesanan relatif lama.

- Waktu tenggang yang diberikan kepada pemasok relatif panjang.

- Biaya persediaan dan tingkat persediaan relatif besar.

- Tidak tersedianya suku cadang (spare part) yang kerusaan tidak terduga.

2. Tahap Penggunaan Literatur

Universitas Sumatera Utara


Adapun alasan menggunakan Blanket Order System untuk mengetahui

cara pemesanan kebutuhan yang lebih cepat dan persediaan di gudang tidak

terjadi kekurangan untuk PT. Arun LNG.

Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan Blanket Order System

adalah:

- Hanya sedikit memerlukan pemesanan dan mereduksi pekerjaan juru tulis

Bagian Pembelian (Purchasing), Pembukuan (Accounting), dan Penerimaan

(Receiving).

- Membebaskan pembelian dari pekerjaan rutin, memberikan kesempatan

pembelian untuk memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang utama.

- Pembayaran sesuai dengan jumlah material yang diminta.

- Memproteksi kenaikan harga selama periode kontrak.

- Memusatkan pengendalian pembelian atas material sejenis.

- Memperbaiki arus umpan balik informasi, karena pengelompokan material

dan pemasok (supplier).

- Sistem ini membantu menguragi waktu tenggang (lead Time) dan tingkat

persediaan pembelian, karena pemasok mengadakan persediaan.

3. Pengumpulan Data

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan langsung ke bagian Shop (bengkel) pada bagian Automotive

dan Heavy Equipment.

2. Mewawancarai berbagai pihak yang berhubungan kepada yang berwenang

dalam pengadaan persediaan.

Universitas Sumatera Utara


3. Mempelajari berkas-berkas yang berkenaan dengan persediaan.

4. Pengolahan Data

Untuk memecahkan suatu persoalan dengan baik tergantung bagaimana

usaha yang dilakukan untuk mendekati persoalan yang ada, baik didalam

perlengkapan pengumpulan data maupun kelengkapan pengolahan data yang

dilakukan sehingga dapat diambil keputusan yang mendekati kebenarannya

ataupun tidak terlalu menyimpang. Dari pengumpulan data dilihat jumlah

pengamatan, sehingga dapat ditentukan yaitu:

 Teori Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Frekuensi kebutuhan ini dibuatkan sebuah table dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Tentukan range (R) = (harga pemakaian tertinggi) – (harga pemakaian

terendah).

2. Tentukan panjang kelas (P), yaitu : P = R/JK

JK = Jumlah kelas

R = Range

3. Dimana JK adalah banyak kelas dan menurut aturan stuges:

Jk = 1 + 3,3 log n

Universitas Sumatera Utara


n = jumlah data

4. Kemudian dari frekuensi tiap kelas

k k
5. Hitung rata ( x )  fi . xi /  fi
i 1 i 1

6. Standart deviasi (S) :

n ( fi . xi 2 )  ( fi . xi ) 2
=
n (n  1)

fi = Frekuensi

xi = Jumlah data

 Teori Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Perumusan sederhana yang dapat digunakan untuk kebutuhan spare part

selama waktu pemesnan sekaligus sejumlah q unit, mengakibatkan ongkos sebesar

pemesanan adalah:

1. Kebutuhan rata-rata pertahun (q)


k

 xi
q  i  1

Dimana :


i 1
xi = jumlah kebutuhan

k = banyak periode pemakaian

i = jenis item

2. Ongkos kehabisan persediaan (k)

K = q/ 12 (T) (C)

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

q = kebutuhan rata-rata pertahun

T = lead time

C = harga per unit

3. Besarnya persediaan keamanan (W)

W = (S T ) (W)

Dimana :

S = standar deviasi

T = lead time

W= harga pada tabel distribusi normal (harga g (W))

Untuk harga : g (w) adalah :

( S T ) 2 . Cr . Cc
{g (W )}  2

G.Z .K 2

Dimana:

Cr = ongkos pemesanan

Cc = ongkos penyimpanan

Z = q/12

K= ongkos kehabisan persediaan

4. Periode pemesanan (t)

12 . K . f ( R  W )
t
C

Dimana harga :

Universitas Sumatera Utara


g ( w)
F (R + W) =
S T

F (R + W) = distribusi kemungkinan kebutuhan selama lead time

5. Analisa Pembahasan Hasil

Hasil dari pemecahan masalah maka dilakukan analisa untuk melihat

perbandingan cara pemesanan kebutuhan dengan menggunakan Blanket Order

System dan cara pemesanan kebutuhan dengan Material Request Procedure.

6. Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini diuraikan hasil yang diperoleh dari pemecahan masalah

serta pemberian saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.

Metodologi peneiltian yang dilakukan dapat diperhatikan pada diagram

pemecahan masalah seperti Gambar 4.1 berikut :

Universitas Sumatera Utara


Studi Pendahualuan

Perumusan Masalah

Identifikasi Masalah dan


penetapan Tujuan

Menentukan Ruang Lingkup


Penelitian

Pengumpulan Data
- Dokumentasi Perusahaan
- Data Sekunder

Pengolahan Data

- Menentukan Pola Distribusi


Kebutuhan Barang
- Menentukan Pemakaian
Kebutuhan Spare Part

Penentuan Siatem Pemesanan Blanket Order


(Sistem yang digunakan)

Analisa

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1. Diagram Aliran Metode Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan hasil pengamatan, wawancara, berkas

pemeliharaan, dan berkas persediaan. Data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tugas sarjana ini adalah kegiatan pemeliharaan di seksi Automotif dan Heavy

Equipment, kebutuhan material untuk kegiatan pemeliharaan, kebijaksanaan

pembelian, prosedur pembelian dalam negeri dan biaya-biaya persediaan.

5.2. Pengumpulan Data

A. Data Kerusakan Spare Part Peralatan Automotive

Data kerusakan Spare Part dari peralatan Automotive dapat dilihat dari

Tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1. Jenis Spare Part pada Peralatan Automotive

Jumlah
Tahun Jenis Item
(Unit)
2003 Wifer Blade 2
Disc 4
Brake 38
Disc 10
Gear 7
Timing Belt 26
Clutch 13
Piston 10
2004 Piston 8
Kit Carburator 2
Wifer Blade 3
Timing Belt 25
Oil Filter 5

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.1. (Lanjutan) Jenis Spare Part pada Peralatan Automotive

Jumlah
Tahun Jenis Item
(Unit)
Brake 32
Disc 21
Gear 12
2005 Timing Belt 33
Gear 4
Oil Filter 6
Kit Carburator 2
Wifer Blade 1
Brake 30
Piston 11
Disc 20
2006 Brake 35
Timing Belt 30
Disc 16
Gear 8
Piston 9
Oil Filter 2
Kit Carburator 2

Data penggunaan spare part peralatan Automotive pada Tahun 2003

Penggunaan Spare Part Peralatan


Automotive Tahun 2003
jumlah Kerusakan

30
25
20
15
10
5
0
e

lt

on
r

h
c

c
e

T i Ge a

Be
is

is
d

tc
ak
la

st
D

lu
Br
rB

Pi
g

C
in
ife

m
W

Jenis Item

Gambar 5.1. Penggunaan spare part peralatan Automotive

pada Tahun 2003

Universitas Sumatera Utara


Data penggunaan spare part peralatan Automotive pada Tahun 2004

Penggunaan Spare Part Peralatan


Automotive Tahun 2004

Jumlah Kerusakan 35
30
25
20
15
10
5
0

lt

r
r

e
de
on

r
lte
to

Be

ea
is
ak
la
st

ra

Fi

G
Br
g
Pi

rB
bu

il
in

O
m
ar

i fe

Ti
C

W
t
Ki

Jenis Item

Gambar 5.2. Penggunaan spare part peralatan Automotive

pada Tahun 2004

Data penggunaan spare part peralatan Automotive pada Tahun 2005

Penggunaan Spare Part Peralatan Autom otive Tahun 2005


jumlah Kerusakan

50
40
30
20
10
0
Timing Belt

O il Filter

Brake

Piston
G ear

Carburator

Disc
Blade
Wifer
Kit

Jenis Item

Gambar 5.3. Penggunaan spare part peralatan Automotive

pada Tahun 2005

Universitas Sumatera Utara


Data penggunaan spare part peralatan Automotive pada Tahun 2006

Penggunaan Spare Part Peralatan Automotive Tahun


2006

Jumlah Kerusakan 40
30
20
10
0

lt

r
r
e

on

to
c

lte
r
Be

ea
ak

is

ra
st

Fi
D

G
g
Br

bu
Pi
in

il
O

ar
m

C
Ti

t
Ki
Jenis Item

Gambar 5.4. Penggunaan spare part peralatan Automotive

pada Tahun 2006

B. Data Kerusakan Spare Part Peralatan Heavy Equipment

Data kerusakan Spare Part dari peralatan Heavy Equipment dapat dilihat

dari Tabel 5.2. dibawah ini.

Tabel 5.2. Jenis Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jumlah
Tahun Jenis Item
(Unit)
2003 Ingersoil Rand 8
Tie Ropes 3
Gormann Rupp 25
Trolley 38
Titling 5
Dragline 2
Clamshell 22
Pitching 20
Welding Machine 4
2004 Turbin Starter 2
Welding Machine 10
Trolley 32
Dragline 2
Tie Ropes 3
Chamshell 19
Gormann Rupp 23
Pitching 25
Ingersoil Rand 10

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. (Lanjutan) Jenis Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jumlah
Tahun Jenis Item
(Unit)
Titling 10
Chamshell 15
Dragline 5
Trolley 30
2005
Welding Machine 25
Ingersoil Rand 7
Turbin Starter 5
Gormann Rupp 29
Pitching 24
Pitching 28
Ingersoil Rand 8
Dragline 2
Tie Ropes 4
2006
Titling 5
Welding Machine 6
Trolley 30
Chamshell 14
Gormann Rupp 30

Data penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment pada Tahun 2003

Penggunaan Spare Part peralatan Heavy Equipment


Tahun 2003
Jumlah Kerusakan

40
30
20
10
0
Clamshell
Gormann
Ingersoil

Titling

Dragline

Pitching

Machine
Ropes

Trolley

Welding
Rand

Tie

Rupp

Jenis Item

Gambar 5.5. Penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment

pada Tahun 2003

Universitas Sumatera Utara


Data penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment pada Tahun 2004

Penggunaan Spare Part peralatan


Heavy Equipment Tahun 2004
Jumlah Kerusakan

35
30
25
20
15
10
5
0
y

ng
r

ne

es

p
e

d
te

lle

el

up
in

an
hi
ar

hi

sh
op
o

gl

tc

lR
ac

Tr
St

ra

m
R

Pi
n
M

ha

oi
D

an
in

e
Ti

rs
rb

ng

ge
Tu

or
di

In
el

G
W

Jenis Item

Gambar 5.6. Penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment

pada Tahun 2004

Data penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment pada Tahun 2005

Penggunaan Spare Part peralatan Heavy Equipment


Tahun 2005
Jumlah Kerusakan

40
30
20
10
0
Chamshell

Gormann
Ingersoil
Titling

Dragline

Machine

Pitching
Trolley

Turbin
Starter
Welding

Rand

Rupp

Jenis Item

Gambar 5.7. Penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment

pada Tahun 2005

Universitas Sumatera Utara


Data penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment pada Tahun 2006

Penggunaan Spare Part Peralatan Heavy


Jumlah Kerusakan Equipment Tahun 2006

40
30
20
10
0

Trolley
Machine
Pitching

Dragline

Titling

Welding
Tie Ropes
Ingersoil

Gormann
Chamshel
Rand

Rupp
l
jenis Item

Gambar 5.8. Penggunaan spare part peralatan Heavy Equipment

pada Tahun 2006

B. Data Ongkos Pengendalian Persediaan

Ongkos pengendalian persediaan adalah termasuk ongkos pesan dan

ongkos simpan yang datanya diambil dari bagian Automotive dan Heavy

Equipment PT. Arun LNG.

1. Ongkos pesan yaitu biaya yang timbul setiap kali pemesanan meliputi:

Table 5.3. Data Kebutuhan Biaya Pada Saat Pemesanan

No Jenis Biaya Harga


1 Biaya pembuatan surat permohonan Rp. 200.000
2 Biaya telepon dan facsimile Rp. 100.000
3 Biaya menerbitkan Purchase order Rp. 50.000
4 Biaya penerimaan dan pemeriksaan material Rp. 50.000
5 Biaya transportasi Rp. 300.000
Total Rp. 700.000
Sumber : Bagian Automotive dan Heavy Equipment PT. Arun LNG

Universitas Sumatera Utara


2. Ongkos simpan yaitu besarnya ongkos penyimpanan ditentukan dengan

persentase meliputi:

Table 5.4. Data Kebutuhan Biaya Pada Saat Penyimpanan

No Jenis Biaya %
1 Biaya asuransi 1%
2 Biaya pemeliharaan 2%
3 Biaya modal 5%
4 Biaya fasilitas gudang 2%
Total 10 %
Sumber :Bagian Automotive dan Heavy Equipment PT. Arun LNG

3. Lead Time (T)

Lead Time adalah jangka waktu antara dilakukan pemesanan sampai

barang tersebut diterima dan tersedia digudang. Untuk kebutuhan spare part

jangka waktu tersebut adalah 3 bulan.

4. Klafisifikasi Data

Sebelum melakukan pengolahan data terlebih dahulu mengklasifikasi

kedalam 3 kelompok jumlah biaya komponen yaitu kelompok A dengan

persediaan yang memiliki volume tahunan rupiah yang tinggi. Kelas ini mewakili

sekitar 70% dari total nilai persediaan, meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa

20% dri seluruh item. Kelompok B persediaan dengan nilai volume tahunan

rupiah yang menengah. Kelompok ini mewakili sekitar 20% dari nilai persediaan

tahunan dan sekitar 30 % dari jumlah item. Kelompok C barang yang nilai volume

tahunan rupiahnya rendah, yang hanya mewakili sekitar 10% dari jumlah item

persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50% dari jumlah item persediaan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.5. Data Penggunaan Spare Part pada Peralatan Automotive dari

Tahun 2003 s/d 2006

%
%
Jumlah Harga/item Total Harga Kumulatif
Jenis Item Kumulatif Kelas
(Unit) (Rp) (Rp) Nilai
Item
Brake 135 32.76 2.325.000 313.875.000 43.92 A
Timing Belt 114 60.42 1.630.000 185.820.000 69.92 A
Disc 78 79.35 1.425.000 111.150.000 85.47 B
Piston 31 86.87 1.300.000 40.300.000 91.10 B
Gear 16 90.75 1.270.000 20.320.000 93.94 B
Oil Filter 13 93.90 1.250.000 16.250.000 96.21 C
Clutch 13 97.05 1.200.000 15.600.000 96.21 C
Wifer Blade 6 98.50 980.000 5.800.000 98.39 C
Kit Carburator 6 100.00 900.000 5.400.000 100.00 C

Total 412 714.595.000

Tabel 5.6. Data Penggunaan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

dari Tahun 2003 s/d 2006

%
%
Jumlah Harga/item Total Harga Kumulatif
Jenis Item Kumulatif Kelas
(Unit) (Rp) (Rp) Nilai
Item
Trolley 130 25.49 3.600.000 468.000.000 31.37 A
Gorman Rupp 107 46.47 2.500.000 267.500.000 49.30 A
Pitching 97 65.48 1.800.000 174.600.000 61.00 A
Chamsell 70 79.20 1.900.000 133.000.000 68.70 A
Ingersoil Rand 33 85.67 3.450.000 113.850.000 76.33 A
Welding Machine 25 90.57 4.150.000 103.750.000 83.28 B
Titling 20 94.49 5.175.000 103.500.000 90.21 B
Dragline 11 96.64 4.600.000 50.600.000 93.60 B
Tie Ropes 10 98.60 5.000.000 50.000.000 96.95 C
Turbin Stater 7 100.000 6.300.000 44.100.000 100.00 C

Total 510 1.491.800.000

Universitas Sumatera Utara


%
%
Jumlah Harga/item Total Harga Kumulatif
Jenis Item Kumulatif Kelas
(Unit) (Rp) (Rp) Nilai
Item

Universitas Sumatera Utara


Timing Belt 33 13.69 1.325.000 43.725.000 18.11 A
Timing Belt 30 26.13 1.325.000 39.750.000 23.57 A
Timing Belt 25 36.50 1.325.000 33.125.000 36.29 A
Timing Belt 26 47.28 1.325.000 30.475.000 46.91 A
Disc 11 51.84 2.325.000 25.575.000 55.50 A
Brake 10 55.98 2.500.000 25.000.000 62.85 B
Brake 10 60.12 2.500.000 25.000.000 69.96 B
Clutch 13 65.51 1.375.000 17.875.000 76.16 B
Gear 8 68.82 1.860.000 14.880.000 76.32 B
Disc 6 71.30 2.325.000 13.950.000 82.09 B
Disc 4 72.95 2.325.000 9.300.000 83.93 B
Oil Filter 5 75.02 1.200.000 9.000.000 85.63 B
Oil Filter 6 77.50 1.200.000 7.200.000 87.18 B
Gear 4 79.15 1.860.000 7.200.000 88.73 C
Piston 10 83.29 550.000 5.500.000 90.27 C
Piston 9 87.02 550.000 4.950.000 91.91 C
Piston 8 90.33 550.000 4.400.000 92.91 C
Wifer Blade 3 91.57 1.250.000 3.975.000 94.21 C
Wifer Blade 2 92.39 1.250.000 3.750.000 95.41 C
Gear 2 93.21 1.860.000 3.720.000 96.59 C
Gear 2 94.03 1.860.000 3.720.000 97.70 C
Kit Carburator 3 95.27 900.000 2.700.000 98.69 C
Oil Filter 2 96.09 1.200.000 2.400.000 99.93 C
Piston 4 97.74 550.000 2.200.000 99.49 C
Kit Carburator 2 98.56 900.000 1.800.000 99.64 C
Kit Carburator 2 99.38 900.000 1.800.000 99.74 C
Wifer Blade 1 100.00 1.250.000 1.250.000 100.00 C
Total 241 241.370.000

Tabel 5.6. Klasifikasi Data Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

%
%
Jumlah Harga/item Total Harga Kumulatif
Jenis Item Kumulatif Kelas
(Unit) (Rp) (Rp) Nilai
Item

Universitas Sumatera Utara


Trolley 38 11.58 10.550.000 400.900.000 11.67 A
Trolley 35 22.25 10.550.000 369.250.000 32.22 A
Trolley 32 32.00 10.550.000 337.000.000 41.43 A
Trolley 30 41.14 10.550.000 316.500.000 48.55 A
Gormann Rupp 8 43.57 10.600.000 244.800.000 52.74 A
Pitching 20 49.66 7.200.000 144.000.000 56.74 B
Chamshell 11 53.01 12.500.000 137.500.000 56.74 B
Ingersoil Rand 8 55.44 15.600.000 124.800.000 60.37 B
Ingersoil Rand 8 57.87 15.600.000 124.800.000 64.00 B
Welding Machine 10 60.91 12.240.000 122.400.000 67.56 B
Pitching 17 66.09 . 7.200.000 122.400.000 71.12 B
Dragline 7 68.22 13.350.000 93.450.000 73.84 B
Titling 17 73.40 5.400.000 91.800.000 76.51 B
Titling 15 77.97 5.400.000 81.000.000 78.86 B
Titling 14 82.23 5.400.000 75.600.000 81.06 B
Welding Machine 6 84.02 12.240.000 73.440.000 83.19 B
Turbin Starter 9 86.79 8.000.000 72.000.000 85.28 B
Dragline 5 88.31 13.350.000 66.750.000 87.22 C
Ingersoil Rand 4 89.52 15.600.000 62.400.000 89.03 C
Chamshell 5 91.04 12.500.000 62.500.000 90.84 C
Turbin Starter 7 94.17 8.000.000 56.000.000 92.02 C
Dragline 4 95.38 13.350.000 53.400.000 94.02 C
Chamshell 4 95.59 12.500.000 50.000.000 95.47 C
Dragline 3 96.50 13.350.000 40.050.000 96.63 C
Chamshell 3 97.41 12.500.000 37.500.000 97.72 C
Gormann Rupp 3 98.32 10.600.000 31.800.000 98.64 C
Tie Ropes 3 99.23 9.000.000 27.000.000 99.42 C
Tie Ropes 1 99.53 9.000.000 9.000.000 99.68 C
Pitching 1 100.00 7.200.000 7.200.000 100.00 C

Total 328 3.435.240.000

Universitas Sumatera Utara


Penngunaan Spare Part Bagian Automotive

120
100
% Kumulatif

80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Item

Gambar 5.9. Hubungan Antara Biaya dan Jenis Item Bagian Automotive

Penggunaan Spare Part Bagian


Heavy Equipment
120
100
% Kumulatif

80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Item

Gambar 5.10. Hubungan Antara Biaya dan Jenis Item Bagian Heavy

Equipment

Universitas Sumatera Utara


Jumlah Harga/item Total
Tahun Jenis Item % Kelas
(Unit) (Rp) Harga (Rp)
1.250.000 3.750.000 1.16 B
Wifer Blade 2
2.325.000 9.300.000 2.90 B
Disc 4
1.860.000 3.720.000 1.15 B
2003 Gear 2
1.325.000 30.475.000 10.73 A
Timing Belt 26
1.375.000 17.875.000 5.57 B
Clutch 13
550.000 5.500.000 1.71 B
Piston 10

Tabel 5.5. (Lanjutan) Klasifikasi Data Spare Part pada Peralatan Automotive

Jumlah Harga/item Total Harga


Tahun Jenis Item % Kelas
(Unit) (Rp) (Rp)
Piston 8 550.000 4.400.000 1.37 B
Kit Carburator 2 900.000 1.800.000 0.56 C
Wifer Blade 3 1.250.000 3.975.000 1.12 B
2004 Timing Belt 25 1.325.000 33.125.000 10.32 A
Oil Filter 5 1.800.000 9.000.000 1.87 B
Brake 10 2.500.000 25.000.000 7.79 B
Gear 2 1.800.000 3.600.000 1.12 B
Timing Belt 33 1.325.000 43.725.000 11.56 A
Gear 4 1.800.000 7.200.000 2.44 B
Oil Filter 6 1.200.000 7.200.000 2.44 B
2005 Kit Carburator 3 900.000 2.700.000 0.84 C
Wifer Blade 1 1.250.000 1.250.000 0.38 C
Piston 4 550.000 2.200.000 0.68 B
Disc 11 2.325.000 25.575.000 7.98 B
Brake 10 2.500.000 25.000.000 7.79 B
Timing Belt 30 1.325.000 39.750.000 12.43 A
Disc 6 2.325.000 13.950.000 4.34 B
2006 Gear 8 1.860.000 14.880.000 4.63 B
Piston 9 550.000 4.950.000 1.54 B
Oil Filter 2 1.200.000 2.400.000 0.74 C
Kit Carburator 2 900.000 1.800.000 0.56 C

Universitas Sumatera Utara


Penggunaan Spare Part Bagian Automotive

14
% KUMULATIF 12
10
8
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Jumlah Item

Gambar 5.9. Hubungan Antara Biaya dan Jenis Item Bagian Automotive

Sebelum melakukan pengolahan data terlebih dahulu mengklasifikasi

kedalam 3 kelompok jumlah biaya komponen yaitu kelompok A dengan

persentase nilai diatas 7 %, kelompok B dengan persentase nilai antara 7% - 1%

dan kelompok C dengan persentase nilai dibawah 1%.

Tabel 5.6. Klasifikasi Data Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jumlah Harga/item Total


Tahun Jenis Item % Kelas
(Unit) (Rp) Harga (Rp)
Ingersoil Rand 8 15.600.000 124.800.000 2.9 B
Trolley 38 10.550.000 400.900.000 9.3 A
2003 Titling 15 5.400.000 81.000.000 1.8 B
Dragline 5 26.350.000 131.750.000 3.0 B
Clamshell 4 20.500.000 82.240.000 1.9 B
Pitching 1 7.200.000 7.200.000 0.16 C
Turbin Starter 9 18.000.000 162.000.000 3.7 B
Welding Machine 10 27.240.000 272.400.000 6.3 B
Trolley 32 10.550.000 337.000.000 7.8 A
2004
Dragline 7 26.350.000 184.450.000 4.2 B
Tie Ropes 3 25.000.000 75.000.000 1.7 B
Chamshell 3 20.500.000 61.680.000 1.4 B
Gormann Rupp 3 30.600.000 91.800.000 2.1 B
2005 Titling 14 5.400.000 75.600.000 1.7 B
Chamshell 11 20.500.000 225.500.000 5.2 B

Universitas Sumatera Utara


Dragline 4 26.350.000 105.400.000 2.45 B
Trolley 30 10.550.000 316.500.000 7.4 A
Ingersoil Rand 4 15.600.000 62.400.000 1.4 B
Turbin Starter 7 18.000.000 126.000.000 2.93 B
Gormann Rupp 8 30.600.000 244.800.000 5.6 B
Pitching 20 7.200.000 144.000.000 3.34 B
Pitching 17 7.200.000 122.400.000 2.84 B
Ingersoil Rand 8 15.600.000 124.800.000 2.90 B
Dragline 3 26.350.000 79.050.000 1.83 B
2006 Tie Ropes 1 25.000.000 25.000.000 0.58 C
Titling 17 5.400.000 91.800.000 2.1 B
Welding Machine 6 27.240.000 163.440.000 3.80 B
Trolley 35 10.550.000 369.250.000 8.5 A
Chamshell 5 20.500.000 102.500.000 2.3 B

Penggunaan Spare Part Bagian Heavy


Equipment

10
% Kumulatif

8
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Jumlah Item

Gambar 5.10. Hubungan Antara Biaya dan Jenis Item Bagian Heavy

Equipment

5.3. Pengolahan Data

Di dalam pemesanan part atau bagian Automotive dan Heavy Equipment

perlu diketahui kebutuhan jumlah spare part, harga, periode pemesanan yang

digunakan untuk pengisian pemesanan atau part/peralatan yang dibutuhkan dalam

kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.

1. Perhitungan Kebutuhan Automotive

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.7. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Automotive Jenis Brake

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 7 - 8 4
2 - - 3 -
3 9 5 - -
4 - - - 15
5 6 8 2 -
6 - - - -
7 - 6 10 2
8 12 - 4 -
9 - - - -
10 - 13 3 9
11 - - - -
12 4 - - 5
Jumlah 38 32 30 35
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 20

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 20

= 1 + 3.3 x 1.3

= 1 + 54.29

= 5.2 ≈ 5

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

Universitas Sumatera Utara


15  2 11
= =
5 5

= 2.6

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 - 3.6 2.3 5.29 2 4.6 10.58
3.7 – 6. 5 25 7 35 175
6.4 – 9.0 7.7 59.29 5 38.5 296.45
9.1 – 11.7 10.4 108.16 3 31.2 324.48
11.8 – 14.4 13.1 171.61 2 26.2 343.22
14.5 – 17.1 15.8 249.64 1 15.8 249.64
Jumlah 20 151.3 1399.37
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

151.3
= = 7.5 ≈ 8
20

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

20 (1399.37)  (151.3) 2
=
20(20 1)

27987.4  22891.69
=
380

5095.71
=
380

= 13.4097

Universitas Sumatera Utara


= 3.66

 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

38  32  30  35
q=
4

135
= = 33.7 = 34 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 2.325.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 2.325.000

= Rp. 232.500

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 34 / 12 (3) (2.325.000)

= 19765000

Lead time (T) = 3 Bulan

Standart deviasi (S) = 3.66

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 3.66 3

= 6.33

Universitas Sumatera Utara


Untuk menghitung harga g (w)

( S T ) 2 Cr . Cc
g (w)2 =
6. Z . K 2

( 6.33) 2 (700.000) (2.325.000)


=
6 (34 ) (19762500) 2
12

1.030
=
3.905

= 0.26

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.6026. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (3.66 3 ) . 0.6026

= 3.8 ≈ 4 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (19762500) f ( R  w)
t=
2.500.000.

dimana harga

g ( w)
f (R + w) =
S T

0.26
=
6.33

= 0.04

Universitas Sumatera Utara


12 (19762500) (0.04)
t =
12325000

9486000
=
2.325.000

= 3 bulan

Tabel 5.9. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Automotive Jenis

Timing Belt

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 4 4 - 3
2 - - - -
3 2 - 10 -
4 2 3 - 5
5 - - - -
6 2 - 7 -
7 - - - -
8 5 13 - 20
9 - - - -
10 8 - 16 -
11 - 5 - -
12 3 - - 2
Jumlah 26 25 33 30
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 18

a. Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 18

= 1 + 3.3 x 1.25

Universitas Sumatera Utara


= 1 + 4.12

= 5.1 ≈ 5

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

20  2 18
= =
5 5

= 3.6

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 4.6 2.8 7.84 7 19.6 54.88
4.7- 8.3 6.5 42.25 6 39 253.5
8.4 – 12.0 10.2 104.04 1 10.2 104.04
12.1 – 15.7 13.9 193.21 1 13.9 193.21
15.8 – 19.4 17.6 309.76 2 35.2 619.52
19.5 – 23.1 21.6 466.56 1 21.6 466.56
Jumlah 18 139.5 1691.71
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

13905
= = 7.75
18

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

18 (1691.71)  (139.5) 2
=
18(18 1)

Universitas Sumatera Utara


30450.78  19460.25
=
306

10990.53
=
306

= 35.91

= 5.99

b. Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

26  25  33  30
q =
4

114
=
4

= 28.5 ≈ 29 unit

Harga perbuah (C) = Rp. 1.325.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 1.325.000 = Rp. 132.500

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/ 12 (T) (C)

K = 29 / 12 (3) (1.325.000)

= 2957975

Lead time (T) = 3 Bulan

Universitas Sumatera Utara


Standart deviasi (S) = 5.99

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 5.99 3

= 10.36

Untuk menghitung harga g (w)

2 ( S T ) 2 Cr . Cc
g (w) =
6. Z . K 2

( 5.99) 2 (700.000) (132.500)


=
6 (29 ) (957975)
12

33278700
=
13270086

= 0.02

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.5080 Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (10.36 3 ) . 0.5080

= 9.10 ≈ 10 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (957975) f ( R  w)
t=
1.325.000

dimana harga

Universitas Sumatera Utara


g ( w)
f (R + w) =
S T

0.02
=
10.36

= 1.930 x 10-3

= 0.43

12 (957975) (0.43)
t =
1.325.000

4943151
=
1.325.000

= 3 bulan

2. Perhitungan Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Tabel 5.11. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jenis Trolley

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 3 - 13 12

Universitas Sumatera Utara


2 - 4 - -
3 1 - 5 -
4 - - - -
5 11 9 - 8
6 - 6 - -
7 6 - 2 5
8 - 4 9 -
9 - - - -
10 7 7 - -
11 10 - 1 -
12 2 - 5
Jumlah 38 32 30 30
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 21

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 21

= 1 + 3.3 x 1.49

= 1 + 4.91

= 5.9 ≈ 6

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

13 1 12
= =
6 6

Universitas Sumatera Utara


= 2

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 3.0 2.0 4.00 4 8.0 16.0
3.1 – 5.1 4.1 16.81 3 12.3 50.43
5.2 – 7.2 6.2 38.44 5 3.1 192.2
7.3 – 9.3 8.3 68.89 3 24.9 206.67
9.4 -11.4 10.4 108.16 3 31.2 324.48
11.5 – 13.5 12.5 156.25 3 37.5 468.75
Jumlah 21 79.5 1258.53
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

79.5
= = 3.7 ≈ 4
21

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

21 (1258.53)  (79.5) 2
=
21(21 1)

26429.13  6320.25
=
420

20108.88
=
420

= 47.87

= 6.91

Universitas Sumatera Utara


 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

38  32  30  30
q=
4

130
= = 32.5 = 32 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 3.600.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 3.600.000

= Rp. 360.000

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 32 / 12 (3) (3.600.000)

= 28728000

Lead time (T) = 3 Bulan

Standart deviasi (S) = 6.91

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 6.91 3

= 11.95

Universitas Sumatera Utara


Untuk menghitung harga g (w)

( S T ) 2 Cr . Cc
g (w)2 =
6. Z . K 2

(11.95) 2 (700.000) (360.000)


=
6 (32 ) 28728000) 2
12

3.598
=
1.317

= 0.52

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.6950. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (11.95 3 ) . 0.6950

= 8.30 ≈ 9 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (28728000) f ( R  w)
t=
3.600.000

dimana harga

g ( w)
f (R + w) =
S T

0.52
=
11.95

Universitas Sumatera Utara


= 0.04

12 (28728000) (0.04)
t =
3.600.000

13789440
=
3.600.000

= 3 bulan

Tabel 5.13. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jenis Gormann Rupp

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 2 6 - -
2 - - 1 10
3 - - 6 -
4 9 - - 12
5 - 8 10 -
6 5 7 - -
7 - - 7 -
8 4 - - 3
9 - 2 5 -
10 - - - 5
11 1 - - -
12 4 - - -
Jumlah 25 23 29 30
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 19

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 19

Universitas Sumatera Utara


= 1 + 3.3 x 1.27

= 1 + 4.91

= 5.1 ≈ 5

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

12 1 11
= =
5 5

= 2.6

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 3.6 2.3 5.29 4 9.2 21.16
3.7 – 6.3 5 25 6 30 150
6.4 – 9.0 7.7 59.29 5 38.5 296.45
9.1 – 11.7 10.4 108.16 3 31.2 324.48
11.8 -14.4 13.1 171.61 1 13.1 171.61
Jumlah 19 90.8 963.7
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

90.8
= = 4.7 ≈ 5
19

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

Universitas Sumatera Utara


19 (963.7)  (90.8) 2
=
19(19 1)

18310.3  8244.64
=
342

10065.66
=
342

= 29.43

= 5.42

 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

25  23  29  30
q=
4

107
= = 26.7 = 27 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 2.500.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 2.500.000

= Rp. 250.000

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 27 / 12 (3) (2.500.000)

Universitas Sumatera Utara


= 16875000

Lead time (T) = 3 Bulan

Standart deviasi (S) = 5.42

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 5.42 3

= 9.37

Untuk menghitung harga g (w)

( S T ) 2 Cr . Cc
g (w)2 =
6. Z . K 2

( 9.37) 2 (700.000) (2.500.000)


=
6 (27 ) 16875000) 2
12

1.536
=
3.844

= 0.39

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.6547. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (5.42 3 ) . 0.6547

= 6 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

Universitas Sumatera Utara


12 (16875000) f ( R  w)
t=
2.500.000

dimana harga

g ( w)
f (R + w) =
S T

0.39
=
9.37

= 0.04

12 (16875000) (0.04)
t =
2.500.000

8100000
=
2.500.000

= 3 bulan

Tabel 5.15. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jenis Pitching

Bulan Kebutuhan Pertahun

Universitas Sumatera Utara


2003 2004 2005 2006
1 5 - - -
2 - 3 11 6
3 - - - -
4 2 3 - -
5 - - - 5
6 2 12 4 -
7 - - 3 -
8 2 - - 8
9 - 7 3 -
10 10 - - -
11 - - 3 -
12 - - - 9
Jumlah 20 25 24 28
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 18

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 18

= 1 + 3.3 x 1.49

= 1 + 4.91

= 5

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

Universitas Sumatera Utara


12  2 10
= =
5 5

= 2

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 3.0 2.0 4.00 3 6 12
3.1 – 5.1 4.1 16.81 6 24.6 100.86
5.2 – 7.2 6.2 38.44 3 18.6 115.32
7.3 – 9.3 8.3 68.89 2 16.6 133.78
9.4 -11.4 10.4 108.16 2 20.8 216.32
11.5 – 13.5 12.5 156.25 2 25 312.5
Jumlah 18 111.6 890.78
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

111.6
= = 6.2 ≈ 6
18

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

18 (890.78)  (111.6) 2
=
18(18 1)

16034.04 12454.56
=
306

3579.48
=
306

= 11.69

Universitas Sumatera Utara


= 3.41

 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

20  25  24  28
q=
4

97
= = 24 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 1.800.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 1.800.000

= Rp. 180.000

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 24 / 12 (3) (1.800.000)

= 6480000

Lead time (T) = 3 Bulan

Standart deviasi (S) = 3.41

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 3.41 3

Universitas Sumatera Utara


= 5.89

Untuk menghitung harga g (w)

( S T ) 2 Cr . Cc
g (w)2 =
6. Z . K 2

(11.62) 2 (700.000) (180.000)


=
6 (24 )6480000) 2
12

1.464
=
3.023

= 0.48

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.6844. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (5.89 3 ) . 0.6844

= 6.9 ≈ 7 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (6480000) f ( R  w)
t=
1.800.000

dimana harga

g ( w)
f (R + w) =
S T

0.48
=
5.89

= 0.08

Universitas Sumatera Utara


12 (6480000) (0.08)
t =
1.800.000

6220800
=
1.800.000

= 3 bulan

Tabel 5.17. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jenis Chamsell

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 10 9 - 1
2 - - 3 -
3 - 2 - -
4 - - 5 -4
5 3 - - -
6 - - - -
7 - - - -
8 - - 4 4
9 7 8 3 -
10 - - - -
11 - - - 3
12 2 - - -
Jumlah 22 19 15 14
Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 15

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 15

= 1 + 3.3 x 1.17

Universitas Sumatera Utara


= 1 + 3.86

= 4.8 ≈ 5

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

10  1 9
= =
5 5

= 1.5

Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 2.5 2.55 6.50 1 2.55 6.50
2.6 – 4.1 3.335 11.22 6 20.1 67.32
4.2 – 5.7 4.95 24.50 2 9.92 49
5.8 – 7.3 6.55 42.90 2 13.1 26.2
7.4 -8.9 8.15 66.42 2 16.3 132.84
9.0 – 10.5 9.5 90.25 2 19 180.5
Jumlah 15 80.97 462.36
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

80.97
= = 5.3 ≈ 5
15

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

15 (462.36)  (80.97) 2
=
15(15 1)

Universitas Sumatera Utara


6935.4  6556.1
=
210

379.3
=
210

= 1.80

= 1.34

 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

202  19  15  14
q=
4

70
= = 17 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 1.900.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 1.900.000

= Rp. 190.000

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 17 / 12 (3) (1.900.000)

= 8037000

Lead time (T) = 3 Bulan

Universitas Sumatera Utara


Standart deviasi (S) = 1.34

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 1.34 3

= 2.31

Untuk menghitung harga g (w)

2 ( S T ) 2 Cr . Cc
g (w) =
6. Z . K 2

(1.34) 2 (700.000) (190.000)


=
6 (17 8037000) 2
12

2.388 x 1012
=
5.464 x 1015

= 0.20

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.5040. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (2.31 3 ) . 0.6628

= 2 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (8037000) f ( R  w)
t=
1.900.000

dimana harga

Universitas Sumatera Utara


g ( w)
f (R + w) =
S T

0.20
=
2.31

= 0.08

12 (8037000) (0.08)
t =
1.900.000

6715520
=
1.900.000

= 3 bulan

Tabel 5.19. Kebutuhan Spare Part pada Peralatan Heavy Equipment

Jenis Ingersoil Rand

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
1 - - - -
2 - - - -
3 5 - - -
4 - - - -
5 - - 2 -
6 - - - 8
7 - 10 - -
8 3 - - -
Tabel 5.19. (Lanjutan) Kebutuhan Spare Part pada Peralatan

Heavy Equipment Jenis Ingersoil Rand

Kebutuhan Pertahun
Bulan
2003 2004 2005 2006
9 - - - -
10 - - - -
11 - - - -

Universitas Sumatera Utara


12 - - 5 -
Jumlah 8 10 7 8

Dari Tabel diatas dapat dilihat jumlah pengamatan = 6

 Penentuan Pola Distribusi Kebutuhan Barang

Banyak kelas

K = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 6

= 1 + 3.3 x 0.77

= 1 + 2.5

= 3

Panjang kelas (P)

XiMax  XiMin
P =
K

10  3 7
= =
3 3

= 2.3

Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Kebutuhan

Titik
Frekuensi
Kelas Tengah (Xi)2 fi . Xi fi . (Xi)2
(fi)
(Xi)
1.0 – 3.3 2.15 4.62 1 2.15 4.62
3.4 – 5.9 4.65 21.62 3 13.95 64.86
6.0 – 8.3 7.15 51.12 1 7.15 51.12
8.4 – 10.7 19.1 364.81 1 19.1 364.81

Universitas Sumatera Utara


Jumlah 6 42.35 510.03
K

 fi . Xi
i 1
Kebutuhan Rata-rata (Z) = K

 fi
i 1

42.35
= =7
6

Standar deviasi (S)

K K
n ( fi . Xi 2 )  ( fi . Xi ) 2
i 1 i 1
=
n (n  1)

6 (510.03)  (42.35) 2
=
6(6 1)

3060.08  1793.52
=
30

1266.66
=
30

= 42.22

= 6.49

 Penentuan Pemakaian Kebutuhan Spare part

Kebutuhan Rata-rata pertahun mulai dari Tahun 2003 s/d Tahun 2006 (q) Z

dimana Z = q/12
k

 xi
q  i  1

Universitas Sumatera Utara


28  10  7  8
q=
4

33
= = 8 unit
4

Harga perbuah (C) = Rp. 3.450.000

Harga pemesanan (Cr) = Rp. 700.000

Ongkos penyimpanan (Cc) = 0.1 x Rp. 3.450.000

= Rp. 345.000

Ongkos kehabisan persediaan (K)

K = q/12 (T) (C)

K = 8 / 12 (3) (3.450.000)

= 6831000

Lead time (T) = 3 Bulan

Standart deviasi (S) = 6.49

Standart deviasi selama lead time =

Si = S T

= 6.49 3

= 11.22

Untuk menghitung harga g (w)

( S T ) 2 Cr . Cc
g (w)2 =
6. Z . K 2

(11.22) 2 (700.000) (345.000)


=
6 ( 8 )6831000) 2
12

Universitas Sumatera Utara


3.040
=
1.847

= 1.64

Dari tabel distribusi normal diperolehkan harga w sebesar : w = 0.9495. Besar

persediaan keamanan diperoleh dengan menggunakan persamaan.

w = (S T ) . w

= (6.49 3 ) . 0.9495 = 18 unit

Harga (t) periode pemesanan diperoleh dengan persamaan :

12 . K . f ( R  w)
t=
C

12 (6831000) f ( R  w)
t=
3.450.000

dimana harga

g ( w)
f (R + w) =
S T

1.64
= = 0.25
6.49

12 (6831000) (0.25)
t =
3.450.000

10493000
= = 3 bulan
3.450.000

BAB VI

ANALISA PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara


Setelah dari data pemakaian spare part yang terkumpul dan diolah, maka dengan

teori yang diuraikan bab terdahulu akan direncanakan pemesanan yang optimal.

dibawah ini akan diuraikan tentang analisa pembahasan data dengan

menggunakan Blanket Order bagian Automotive untuk kebutuhan Brake dan

Timing Belt. Bagian Heavy Equipment untuk kebutuhan Trolley, Gormann Rupp,

Pitching, Chamsell dan Ingersoil Rand.

Dari hasil perhitungan yang diperoleh baik dengan menggunakan Blanket

Order, maka dapat mengurangi waktu pemesanan yang ditentukan oleh

perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan Spare Part, bagian Automotive dan

Heavy Equipment menerbitkan Blanket Order yang ditujukan kepada kontraktor

atas Spare Part yang dibutuhkan saat tersebut atau dalam waktu dekat.

Berdasarkan formulir ini kontraktor persediaan barangnya dan pengirimannya

sesuai dengan jumlah dan spesifikasinya yang diminta. Jadi bagian Automotive

dan Heavy Equipment hanya meminta part yang benar-benar dibutuhkannya saja.

Hasil perhitungan di tunjukkan pada Tabel berikut:

Tabel 6.1. Hasil Data Pemesanan Spare Part Bagian Automotive untuk

Tahun 2003 s/d 2006

Kebutuhan Lead Persediaan Periode Periode


Kebutuhan
rata-rata Time (T) Keamanan Pemesanan Pemesanan

Universitas Sumatera Utara


pertahun Bulan (w) Unit (t) Bulan Sistem
(q) Unit Lama (t)
Bulan
Brake 34 3 4 3 11
Timing Belt 29 3 10 3 9

Tabel 6.2. Hasil Data Pemesanan Spare Part Bagian Heavy Equipment

untuk Tahun 2003 s/d 2006

Periode
Kebutuhan
Lead Persediaan Periode Pemesanan
rata-rata
Kebutuhan Time (T) Keamanan Pemesanan Sistem
pertahun
Bulan (w) Unit (t) Bulan Lama (t)
(q) Unit
Bulan
Trolley 32 3 9 3 11
Gormann 3 10
27 3 6
Rupp
Pitching 24 3 7 3 9
Chamsell 17 3 2 3 8
Ingersoil 3 10
8 3 10
Rand

Kegiatan dalam pemesanan material yang dilakukan di PT. Arun LNG

selama ini meliputi menetapkan kebutuhan material dan mengajukan permohonan

pembelian atau formulir MR, serta pemindahan dari gudang kepada bagian

Automotive dan Heavy Equipment, serta membuat Request for Quotation (RFQ)

dan penerbitan Purchase Order oleh bagian pembelian. Karena setiap kali

formulir MR diterbitkan bisa sampai 3 sampai 4 kali sebulan, maka bagian

pembukuan harus memeriksa kebenaran faktur pembelian. Namun hal ini dapat di

atasi dengan mengadakan pemeriksaan faktur sebulan sekali menggunakan

Formulir Blanket Order . Waktu tenggang yang digunakan di perusahaan terbagi

2 bagian pertama yaitu masa sebelum diterbitkan Purchase order dan kedua yaitu

masa setelah Purchase order diterbitkan. Waktu yang diperlukan mulai dari

Universitas Sumatera Utara


pemakai mengajukan permintaan pembelian sampai diterbitkan Purchase order

adalah 90 hari. Tetapi lamanya pemesanan yang digunakan di pabrik untuk

kebutuhan Automotive jenis Brake11 bulan dan Timing Belt 9 bulan dan untuk

kebutuhan Heavy Equipment jenis Trolley 11 bulan, Gormann Rupp 10 bulan,

Pitching 9 bulan, Chamsell 8 bulan dan Ingersoil Rand 10 bulan.

Dari analisa ini maka dengan penggunaan formulir Blanket Order waktu

pemesanan Spare Part tidak terlalu lama dibandingkan menggunakan material

request production yang digunakan di pabrik. Hal ini membuktikan bahwa perlu

penerapan cara pemesanan dengan metode tersebut.

Dengan proses pemesanan yang cepat, maka proses produksi akan berjalan

dengan lancar karena cukupnya persediaan di gudang sehingga tidak akan

terganggu ataupun terhenti dalam proses produksi.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara


7.1. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari pengolahan data sampai analisa

pemecahan masalah, dapat diambil kesimpulan yaitu dengan menggunakan

perhitungan ukuran pemesanan yang berdasarkan metode Blanket Order System

diperoleh hasil kebutuhan berikut:

Hasil perhitungan Spare Part Bagian Automotive untuk Tahun 2003 s/d 2006

1. Hasil perhitungan rata-rata tahunan Brake sebanyak 34 unit.

Hasil perhitungan rata-rata tahunan Timing Belt sebanyak 29 unit.

2. Rata-rata lead time yang dibutuhkan ketiga jenis spare part yaitu 3 bulan.

3. Kebutuhan persediaan keamanan Brake 4 unit

Kebutuhan persediaan keamanan Timing Belt 10 unit

4. Periode pemesanan kebutuhan Brake 3 bulan

Periode pemesanan kebutuhan Timing Belt 3 bulan

5. Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Brake 11 bulan

Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Timing Belt 9 bulan

Hasil perhitungan Spare Part Bagian Heavy Equpment untuk Tahun 2003

s/d 2006.

1. Hasil perhitungan rata-rata tahunan Trolley sebanyak 32 unit.

Hasil perhitungan rata-rata tahunan Gormann Rupp sebanyak 27 unit.

Hasil perhitungan rata-rata tahunan Pitching sebanyak 24 unit.

Hasil perhitungan rata-rata tahunan Chamsell sebanyak 17 unit.

Hasil perhitungan rata-rata tahunan Ingersoil Rand sebanyak 8 unit.

2. Rata-rata lead time yang dibutuhkan ketiga jenis spare part yaitu 3 bulan.

Universitas Sumatera Utara


3. Kebutuhan persediaan keamanan Trolley 9 unit

Kebutuhan persediaan keamanan Gormann Rupp 6 unit

Kebutuhan persediaan keamanan Pitching 7 unit

Kebutuhan persediaan keamanan Chamsell 2 unit

Kebutuhan persediaan keamanan Ingersoil Rand 10 unit

4. Periode pemesanan kebutuhan Trolley 3 bulan

Periode pemesanan kebutuhan Gormann Rupp 3 bulan

Periode pemesanan kebutuhan Pitching 3 bulan

Periode pemesanan kebutuhan Chamsell 3 bulan

Periode pemesanan kebutuhan Ingersoil Rand 3 bulan

5. Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Trolley 11 bulan

Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Gormann Rupp 10 bulan

Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Pitching 9 bulan

Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Chamsell 8 bulan

Periode pemesanan sistem lama kebutuhan Ingersoil Rand 10 bulan

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Blanket Order

System, waktu pesanan yang diinginkan lebih cepat dari pada menggunakan

Material Request Procedure.

7.2. Saran

1. Untuk penerapan sistem Blanket Order yang efektif, maka manajemen PT.

Arun sebaiknya menyesuaikan formulir pemesanan yang selama ini digunakan

dengan formulir Blanket Order System.

Universitas Sumatera Utara


2. PT. Arun LNG sebaiknya menggunakan Blanket Order System dari pada

sistem yang lama supaya dapat mempercepat proses pemesanan dan

memudahkan kegiatan pembelian spare part.

3. Perlunya membuat catatan mengenai kerusakan spare part yang tidak terduga

sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai