Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan

pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri

menjaga kesehatan mereka hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku yang

sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan

kesehatan.1

Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat Indonesia baik individu maupun keluarga dan

masyarakat pada umumnya menuju paradigma Sehat 2010. Sedangkan

peningkatan kualitas masyarakat tidak akan terwujud tanpa perbaikan dan

peningkatan kesejahteraan ibu, sehingga kelompok sasaran yang menjadi

prioritas utama masih tertuju kepada ibu dalam upaya menurunkan angka

kematian ibu hamil.1

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting yang dapat

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan ibu yang berkualitas bahkan lebih jauh lagi AKI juga dipakai

sebagai indikator untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara.


Perawatan antenatal sangat diperlukan untuk tiap wanita hamil karena

keadaan ibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan

pertumbuhan janin dalam kandungan. Perawatan fisik dan mental sebelum

persalinan ialah pada masa kehamilan disebut Ante Natal Care.6

Ante natal care bersifat preventif dan tujuannya ialah mencegah hal-

hal yang kurang baik bagi ibu maupun anaknya. Saat ini standar ANC yang

kita kenal adalah “7T” yaitu Timbang Berat Badan, ukur tekanan darah, ukur

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet zat

besi, tes terhadap PMS, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.5

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil

melakukan paling sedikit empat kali kunjungan pemeriksaan kehamilan

selama kehamilan. Menurut jadwal paling sedikit satu kunjungan dalam

trimester pertama, paling sedikit satu kunjungan dalam trimester kedua dan

paling sedikit dua kunjungan dalam trimester ketiga.6

Melalui program Making Pregnancy Safer (MPS) telah ditetapkan

target untuk cakupan AKI (95%) dan K4 (90%)6. menurut data dari SDKI

2002-2003 memperlihatkan bahwa 64% ibu memenuhi jadwal yang

dianjurkan, dimana 72% ibu didaerah perkotaan lebih cenderung melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan daripada ibu yang di daerah pedesaan yang

hanya sebesar 57%, serta 81% ibu melakukan empat atau lebih kunjungan

pemeriksaan kehamilan ketenaga profesional, sementer 4% ibu tidak

melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.2


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Situasi

Puskesmas Hamparan Perak berlokasi di desa Hamparan Perak,

kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang propinsi Sumatera Utara

berbatasan wilayah:

 Sebelah utara bertabas dengan wilayah kerja Puskesmas Labuhan Deli

 Sebelah selatan bertabas dengan wilayah kerja Puskesmas Sunggal

 Sebelah timur bertabas dengan wilayah kerja Puskesmas Labuhan Deli

 Sebelah barat bertabas dengan wilayah kerja Puskesmas Binjai

Puskesmas Hamparan Perak merupakan salah satu diantara 8

Puskesmas yang ada di kabupaten Hamparan Perak dengan jumlah penduduk

141.126 jiwa.

Dilihat dari soal ekonominya, penduduk di Hamparan Perak sebagian

besar bekerja sebagai petani, pedagang, karyawan dan pegawai penduduk

disini jika mengalami gangguan kesehatan juga memiliki minat yang cukup

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun tidak bisa dipungikiri masih

adanya sebagian penduduk yang mencari bantuan pada dukun.


1. Sumber Daya Manusia Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang

Tabel 1. Sumber Daya Manusia di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

kabupaten Deli Serdang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan


(orang)
1 S 1 Sederajat 8 Dokter umum = 8 (7 PNS, 1 PTT)
4 Dokter gigi = 4 PNS
1 SKM (PNS)
2 D3 Sederajat 11 D3 Keperawatan = PNS
17 D 3 Kebidanan = 10 PNS, 37 PTT
1 D 3 Analisis = 1 PNS
4 D 1 Sederajat 3 D 1 Kebidanan = 3 PNS
1 D 1 GIZI = 1 PNS

5 SMU sederajat 10 SMF = 1 PNS


SPK = 7 (5 PNS, 2 HONDA)

SMU = 2 PNS
Jumlah 56

B. Karakteristik Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur ibu di wilayah

kerja Puskesmas Hamparan Perak

Umur ibu f %
< = 35 tahun 64 91,4%
> 35 tahun 6 8,6%
Total 70 100%
X = 29 tahun (SD = ± 4,9 tahun)
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 91,4% responden

berusaia kurang atau sama dengan 35 tahun, dengan rata-rata responden

berusia 29 tahun.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah anak di wilayah

kerja Puskesmas Hamparan Perak

Jumlah Anak f %
<=3 60 85,7%
>3 10 14,3%
Total 70 100%
X = 2 orang

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 85,7% responden memiliki

jumlah anak kurang atau sama dengan 3 orang, dengan rata-rata responden

memiliki 2 orang anak.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pendidikan di

wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tingkat Pendidikan f %
SD 10 14,3%
SLTP 13 18,6%
SLTA 39 55,7%
SARJANA 8 11,4%
Total 70 100%

Pada tabel 5 menunjukkan 55,7% responden memiliki tingkat

pendidikan SLTA.

C. Kunjungan ANC
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah kunjungan ANC

di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tingkat Kunjungan ANC f %


Lengkap 31 44,3%
Tidak lengkap 39 55,7%
Total 70 100%
X = 2 kali kunjungan

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa 55,7% responden memiliki jumlah

kunjungan antenatal yang belum sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

D. Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden di wily kerja Puskesmas

Hamparan Perak

Pengetahuan Responden f %
Tinggi 39 55,7%
Rendah 31 44%
Total 70 100%

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa 55,7% responden memiliki

pengetahuan yang tinggi tentang pelayanan antenatal.

E. Sikap Responden

Tabel 7. Distribusi Sikap Responden di wilayah kerja Puskesmas Hamparan

Perak

Sikap Responden f %
Positif 45 64,3%
Negatif 25 35,7%
Total 70 100%
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa 64,3% responden memiliki sikap

yang positif terhadap pelayanan antenatal.

F. Hubungan Pengetahuan terhadap Kunjungan Antenatal

Tabel 8. Tingkat Pengetahuan terhadap Kunjungan Antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Hamparan Perak

Kunjungan Jumlah
Pengetahuan Lengkap Tidak Lengkap %
f
f % f %
Tinggi 20 51,3% 19 48,7% 39 100%
Rendah 11 35,5% 20 64,5% 31 100%
Jumlah 31 44,3% 39 55,7% 70 100%
2
X = 1,116 df = 1 p = 0,230

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat proporsi kunjungan lengkap dan

pengetahuan tinggi sekitar 51,3% dibandingkan dengan proporsi kunjungan

lengkap dan pengetahuan rendah sekitar 35,5% dan berdasarkan uji statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang pelayanan

antenatal dengan kunjungan antenatal dengan p > 0,05.

G. Hubungan Sikap terhadap Antenatal

Tabel 9. Sikap tentang Pelayanan Antenatal dengan Kunjungan antenatal di

wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tingkat Kunjungan Jumlah


Sikap Lengkap Tidak Lengkap %
f
f % f %
Positif 28 62,2% 17 37,8% 45 100%
Negatif 3 12% 22 88% 25 100%
Jumlah 31 44,3% 39 55,7% 70 100%
X2 = 14,457 df = 1 p = 0,000

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat proporsi kunjungan lengkap sikap

positif sekitar 62,2% dibandingkan dengan proporsi kunjungan lengkap dan

sikap negatif sekitar 12% dan berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang

bermakna antara sikap pelayanan antenatal dengan kunjungan antenatal

dengan p > 0,05.


BAB V

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

kabupaten Deli serdang tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil

terhadap kunjungan antenatal didapatkan karakteristik responden dan rata-rata

usia responden berkisar antara 17 sampai 35 tahun (91,4%), dan memiliki anak 1-

3 orang (85,7%). Untuk tingkat pendidikan responden sebagian besar SLTA

(55,7%), dengan adanya pendidikan yang sebagian besar SLTA maka akan

berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang pelayanan dan kunjungan

antenatal. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan semakin mudah

seseorang untuk menyerap pengetahuan dan pendidikan merupakan faktor yang

memotivasi seseorang dalam bersikap dan berprilaku.

A. Kunjungan Antenatal

Kunjungan antenatal merupakan kontak antara ibu hamil dengan petugas

kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan

kehamilan. Dalam hal ini biasanya ibu hamil yang datang kefasilitas pelayanan,

namun ada juga ditemukan petugas yang mengunjungi ibu hamil tersebut. Standar

pemeriksaan kehamilan adalah paling sedikit satu kali kunjungan dalam trimester

pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua dan paling dua kali kunjungan

pada trimester ketiga. (Depkes RI, 2001)


Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Hamparan Perak, didapatkan bahwa kunjungan antenatal yang tidak lengkap dan

belum sesuai standar persentasenya lebih tinggi (55,7%), dan kunjungan antenatal

yang lengkap serta sesuai standar (44,3%).

Banyak kemungkinan yang mempengaruhi kunjungan antenatal yang

dilakukan oleh ibu-ibu hamil, seperti karena faktor lingkungan, baik lingkungan

internal maupun eksternal.

Lingkungan internal seperti dipengaruhi oleh tradisi keluarga yang

melakukan pemeriksaan kehamilan kedukun, tahayul dan keragu-raguan untuk

memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan, fasilitas kesehatan yang

tersedia atau transportasi yang sulit bagi ibu untuk menjangkau sarana pelayanan

kesehatan serta faktor lain yang dapat mempengaruhinya, namun yang lebih

penting adalah pengetahuan dan sikap ibu tersebut tentang pentingnya

mendapatkan pelayanan antenatal.

Dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

responden ditemukan sebagian besar responden tidak melakukan kunjungan

antenatal sesuai standar pada trimester ketiga yaitu minimal 2 kali kunjungan

selama kehamilan, pada trimester tiga ini pelayanan yang didapatkan ibu adalah

pencegahan dan pengobatan anemia, memantapkan perencanaan persalinan,

pengenalan dan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, pencegahan pre

eklampsi, gameli, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih, mengenali adanya

kelainan letak dan presentasi serta mengenali tanda-tanda persalinan.


Selama kehamilan pada trimester tiga diharapkan pada ibu hamil untuk

melakukan kunjungan yang lebih dari pada trimester satu dan dua, karena pada

trimester tiga ini paling sering ditemui bahaya yang mengancam kesehatan ibu

dan janinnya. Pada trimester tiga ini sering ditemukan kejadian patologis yang

menyangkut kehamilan ibu sehingga memerlukan perencanaan pertolongan

persalinan secepat mungkin.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden umumnya mereka sewaktu

hamil melakukan pemeriksaan kehamilan jika telah ada keluhan yang

dirasakannya. Apalagi pada trimester tiga ini mereka datang pada petugas

kesehatan ketika usia kehamilannya telah mendekati waktu untuk bersalin

sehingga kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil banyak yang tidak sesuai

standar pelayanan yang diharapkan.

Masih banyaknya ibu hamil yang belum melakukan kunjungan antenatal

sesuai standar, antara lain disebabkan karena masih ada jarak tempuh kesarana

kesehatan yang cukup jauh untuk dijangkau dan petugas kesehatan yang tidak ada

ditempat, disebabkan masih adanya petugas kesehatan setempat yang melanjutkan

sekolah untuk menambah pendidikan dan pengetahuannya.

B. Hubungan Pengetahuan terhadap Kunjungan Antenatal

Pada tabel 8 dapat dilihat proporsi kunjungan dan pengetahuan tinggi

sekitar 51,3% dibandingkan dengan proporsi kunjungan lengkap dan tingkat

pengetahuan rendah sekitar 35,5% dan berdasarkan uji statistik tidak dapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang pelayanan antenatal

dengan tingkat kunjungan antenatal dengan p > 0,05.

Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan ibu hamil tidak

mempengaruhi terhadap kunjungan antenatal, ini barangkali didukung oleh

tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SLTA sehingga

mempengaruhi kemampuannya untuk mencari tahu tentang suatu objek. Semakin

tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan mudah seseorang untuk menyerap

pengetahuan dan pendidikan merupakan salah satu faktor yang memotivasi

seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Meskipun pada penelitian ini tidak

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kunjungan antenatal

pada wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang, namun

bila dilihat dari angka persentase ibu yang mempunyai pengetahuan rendah pada

pelayanan maka diharapkan pada dinas kesehatan, petugas kesehatan setempat

agar tetap memberikan penyuluhan tentang pelayanan antenatal.

C. Hubungan Sikap Ibu Hamil terhadap Kunjungan Antenatal

Pada tabel 9 dapat dilihat proporsi kunjungan lengkap dan sikap positif

sekitar 62,2% dibandingkan dengan proporsi tidak lengkap dan sikap negatif

sekitar 12%, dari analisis bivariat terdapat hubungan yang bermakna antara sikap

dengan kunjungan antenatal ( p < 0,05).

Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1998), bahwa seseorang dapat

bersikap negatif disebabkan karena pengetahuan orang tersebut kurang terhadap

suatu objek, sedangkan Allport (1954) mengemukakan bahwa disamping


keyakinan, cara berfikir dan emosi, maka pengetahuan memegang peranan yang

sangat penting dalam menunjukkan sikap yang utuh. Pengetahuan yang kurang

didukung oleh sikap yang negatif akan mendukung dampak kurangnya kunjungan

antenatal pada ibu hamil.

Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Sikap ibu hamil tentang pelayanan antenatal dapat bersikap

positif maupun negatif. Dalam sikap positif maka ibu hamil cenderung untuk

melakukan kunjungan antenatal dan mengharapkan pelayanan yang lebih baik

dari petugas kesehatan, sedangkan dalam sikap negatif akan cenderung untuk

tidak melakukan kunjungan antenatal kepelayanan kesehatan.

Untuk merubah sikap seseorang sangatlah membutuhkan waktu secara

bertahap, karena sikap merupakan manifestasi yang tidak dapat langsung dilihat,

namun jika tidak dimulai secara dini maka sikap yang tidak baik tersebut akan

terus berlangsung. Disinilah salah satu peran kita sebagai tenaga kesehatan

dituntut untuk berperan serta merubah yang tidak baik, sehingga jumlah

kunjungan antenatal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tujuan untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat dicapai.

Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa sikap ibu hamil

mempunyai pengaruh terhadap kunjungan antenatal, apabila positif maka

kunjungan antenatalnya baik dan demikian juga sebaliknya.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal

di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang

2. Terdapat hubungan antara sikap dengan kunjungan antenatal di wilayah

kerja Puskesmas Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang.

B. Saran

1. Karena masih ditemuinya sikap negatif pada ibu hamil di wilayah tersebut,

maka diharapkan motivasi dari suami, keluarga dan petugas kesehatan

serta orang terdekat lainnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang

sesuai.

2. Bagi ibu-ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal tidak lengkap

atau belum sesuai standar yang ditetapkan maka perlu penanganan yang

serius lagi untuk meningkatkan kunjungan antenatalnya dan mendorong

sikap responden dalam melakukan kunjungan antenatal sesuai standar

yang diharapkan dan sesering mungkin, barangkali dapat dilakukan

dengan bantuan dari kader yang berasal dari masyarakat dan keterlibatan

tenaga kesehatan langsung untuk berpartisipasi dalam mendapatkan

pelayanan antenatal di daerahnya agar target kunjungan antenatal tercapai.


3. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel lainnya

guna mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kunjungan

antenatal dalam hal ini dapat dilihat dari segi tenaga kesehatannya, sosial

budaya dan sosial ekonomi.


KARTU KONTAK BIMBINGAN
USULAN PENELITIAN SKRIPSI

Pembimbing I:

Kontak Tanggal Topik Tanda Tangan


I Usulan judul pendahuluan
II BAB I, II, III
III BAB I, II, III
IV BAB I, II, III
V Kuisioner dan Daftar Pustaka
VI ACC untuk ujian proposal

Pembimbing II:

Kontak Tanggal Topik Tanda Tangan


I Judul pendahuluan
II BAB I, II, III
III BAB I, II, III
IV BAB I, II, III
V Kuisioner dan Daftar Pustaka
VI ACC untuk ujian proposal
KARTU KONTAK BIMBINGAN
SKRIPSI

Pembimbing I:

Kontak Tanggal Topik Tanda Tangan


I BAB IV, V, VI
II BAB IV, V, VI dan lampiran
III BAB IV, V, VI dan lampiran
IV ACC untuk Ujian Skripsi

Pembimbing II:

Kontak Tanggal Topik Tanda Tangan


I BAB IV, V, VI
II BAB IV, V, VI dan lampiran
III BAB IV, V, VI dan lampiran
IV ACC untuk Ujian Skripsi
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL


TERHADAP KUNJUNGAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HAMPARAN PERAK
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2009

Oleh:

NENNY MUHARDINI

Peningkatan kesehatan masyarakat tidak akan terwujud tanpa perbaikan dan


peningkatan kesejahteraan ibu, sehingga kelompok sasaran yang menjadi prioritas
utama masih tertuju kepada ibu dan balita dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu hamil. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan tersebut
adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan sewaktu hamil atau yang disebut
dengan Antenatal Care (ANC). Pada Puskesmas Hamparan Perak kunjungan
Antenatal masih rendah dari 8 Puskesmas di kabupaten Hamparan Perak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil kunjungan antenatal yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang pada bulan Mai sampai Agustus tahun
2009.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional study. Populasi penelitian ini
adalah ibu-ibu yang telah melahirkan dengan kehamilan cukup bulan selama
periode Mei-Juli 2009 di wilayah kerja Puskesmas Hamparan perak kabupaten
Deli Serdang. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling, sedangkan
pengolahan data melalui empat tahapan: editing, coding, entry, dan cleaning.
Entry dan cleaning dengan menggunakan komputer (SPSS versi 11,0), dengan
derajat kepercayaan 95% kemudian dilakukan analisis data secara univariat dan
bivariat (uji chi square).
Hasil penelitian didapat bahwa lebih dari separuh (55,7%) responden
memiliki pengetahuan tinggi dan yang memiliki sikap positif terhadap pelayanan
Antenatal (64,3%), sedangkan responden yang melakukan kunjungan Antenatal
yang sesuai dengan standar kunjungan sekitar 44,3%. Uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tingkat kunjungan
Antenatal (p<0,05), sedangkan tingkat pengetahuan tentang pelayanan antenatal
pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p> 0,05).
Disarankan kepada petugas kesehatan setempat agar dapat meningkat
penyuluhan tentang pelayanan antenatal terutama kepada ibu-ibu hamil yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Kunjungan Antenatal


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sumber Daya Manusia di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

kabupaten Deli Serdang

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur ibu di wilayah kerja

Puskesmas Hamparan Perak

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah anak di wilayah

kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pendidikan di

wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah kunjungan ANC di

wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden di wily kerja Puskesmas

Hamparan Perak

Tabel 7. Distribusi Sikap Responden di wilayah kerja Puskesmas Hamparan

Perak

Tabel 8. Tingkat Pengetahuan terhadap Kunjungan Antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Hamparan Perak

Tabel 9. Sikap tentang Pelayanan Antenatal dengan Kunjungan antenatal di

wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak

Anda mungkin juga menyukai