TAHANAN JENIS
DAERAH BINJAI HULU, KALIMANTAN BARAT
Tati Zera
Program Studi Fisika, FST, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
ABSTRAK
Telah dipelajari carakerja software INTERPEX 1D dan MICROGRAFX
DESIGNER 9.0. untuk pengolahan dan interpretasi data geolistrik. Mekanisme kerja
menggunakan software ini kemudian diterapkan pada suatu daerah yang dipilih.
Interpretasi menemukan tiga lapisan batuan, yaitu batuan pasir kering dengan nilai
tahanan jenis sekitar 90 Ohm-meter, batuan pasir basah 20-90 Ohm-meter dan
batuan lempung yang memilki nilai tahanan jenis < 17 Ohm-meter. Terdapatnya
lapisan batuan pasir kering maupun basah menunjukkan adanya lapisan akuifer, dan
adanya lapisan batuan lempung mengindikasikan suatu lapisan tutupan yang baik
bagi lapisan akuifer di daerah tersebut.
Kata kunci : Interpex 1D, Micrografx Designer 9.0, tahanan jenis, batu pasir kering,
batu pasir basah, batu lempung, akuifer, tutupan.
ABSTRACT
It has been studied about the INTERPEX 1D dan MICROGRAFX DESIGNER
9.0. for geoelectric data processing and interpretation. This software mechanism is
applied to an object region. The result found three layers, dry sandstone with 90 Ohm-
meter of resistivity, wet sandstone with 20-90 Ohm-meter of resistivity and clay with
< 17 Ohm-meter of resistivity. The dry and wet sandstone indicate the aquifer and the
clay is indicated there is a good seal layer for that aquifer in the region.
KeyWord : Interpex 1D, Micrografx Designer 9.0, resistivity, dry sandstone, wet
sandstone, clay, aquifer, seal.
PENDAHULUAN
Survey Geolistrik Tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang
sangat cocok untuk penentuan lapisan yang mengandung air (akuifer) di suatu daerah.
1
Survey ini memanfaatkan sifat listrik lapisan batuan bawah permukaan bumi sehingga
dengan pengolahan dan interpretasi data yang diperoleh, dimungkinkan untuk
menyimpulkan prospek atau tidaknya suatu lokasi sebagai sumber air yang baik atau
tidak.
Software Interpex 1D dan Micrografx Designer 9.0. merupakan salah satu
alat bantu yang handal dalam interpretasi data survey geolistrik. Software ini
merupakan satu kesatuan rangkaian kerja yang terintegrasi berdasarkan urutan
kerjanya. Pengolahan data lapangan tahanan jenis dan ketebalan lapisan dilakukan
dengan menggunakan bantuan software interpex ID. Selanjutnya nilai tahanan jenis
yang diperoleh, dikorelasikan antar satu titik dengan titik yang lainnya. dengan
mengunakan software micrografx designer. Dengan software ini kita dapat mengetahui
penyebaran batuan bedasarkan nilai tahanan jenisnya secara dua dimensi. Dengan
demikian informasi variasi harga resistivitas baik dalam arah horisontal maupun arah
vertikal dapat diperoleh.
Paper ini membahas teknis penggunaan software tersebut dengan melakukan
uji coba terhadap data sekunder suatu daerah survey di Kalimantan Barat. Selanjutnya
hasil interpretasi geolistrik di daerah tersebut dikaitkan dengan informasi Geologi
regionalnya untuk mendapatkan hasil interpretasi yang lebih akurat.
Penelitian distribusi akuifer ini dilakukan di daerah Binjai Hulu Kabupaten
Sintang Kalimantan Barat yang terletak pada koordinat 111 O 7’48.1” BT –111O
28’46.2”BT dan 000 11’42 – 000 12’19 LU. Interpretasi yang dilakukan berdasarkan
pada variasi nilai tahanan jenis bawah permukaan, dan dilakukan berdasarkan analisa
kualitatif yang menganalisa pemodelan variasi nilai tahanan jenis daerah yang
berpotensi akuifer dan diinterpretasikan secara kuantitatif dengan membuat pemodelan
dari variasi nilai tahanan jenis dengan menggunakan pengolahan data geofisika
software interpex ID, dan dikorelasikan menjadi penampang tahanan jenis 2D dengan
menggunakan software Micrografx Designer 9.0
LANDASAN TEORI
2
Air tanah merupakan air yang terdapat dibawah permukaan tanah. Sumber
utama air tanah berasal dari air hujan atau air permukaan yang menyerap kedalam
tanah. Air tanah terjadi sebagai hasil proses penyarapan air yang berasal dari curah
hujan maupun pancairan salju yang masuk ke dalam tanah. Melalui tanah berporos,
yang akhirnya mencapai lapisan impermeabel dan tersimpan. Lapisan tanah yang
terletak dibawah permukaan tanah dinamakan daerah jenuh (saturoted zone). Pada
daerah jenuh, air tertahan lebih lama karena air telah sampai pada lapisan batuan induk
yang kedap air. Pada daerah inilah air tanah seakan-akan tergenang, sehingga menjadi
resevoir air. Sedangkan daerah tak jenuh, air tertahan sebentar dipori-pori yang halus
pada lapisan tanah yang lebih padat (Moh.Ma’mur, 1995: ..?).
Akuifer adalah suatu lapisan pembawa air tanah dengan permeabilitas yang
cukup untuk menghantarkan dan ditempati oleh air tanah dalam jumlah ekonomis.
Lapisan yang biasanya menjadi akuifer ini terdiri dari bahan-bahan yang belum
terkonsolidasi yaitu pasir dan kerikil yang umumnya terdapat sebagai endapan aluvial,
bekas sungai purba, bataran pantai dan lain-lain. Meskipun sudah terkonsolidasi
batupasir dapat bertindak sebagai akuifer yang baik. Aquifer yang lain adalah, batu
gamping rekah dan berongga. Untuk batuan lain kecil kemungkinannya ditempati air
kecuali bila ada rekahan.
3
a. Batuan dengan porositas rendah menunjukan harga tahanan jenis yang tinggi
sebagai contoh, hampir semua batuan beku dan metamorf seperti granit, basalt,
batu kapur (lime stone) masif.
b. Batuan permeabel yang kurang berisi juga menunjukan tahanan jenis yang
tinggi contoh, batupasir kering.
c. Batuan yang mengandung mineral lempung (clay) menunjukan tahanan jenis
rendah dan menengah contoh, batuan lapuk.
d. Batuan yang dingin menunjukan tahanan jenis yang lebih tiggi dibandingkan
batuan yang tidak dingin.
Berdasarkan hasil penelitian PPGN BATAN (2003), nilai tahanan jenis untuk
suatu lapisan yang mengandung akuifer terdapat pada lapisan batupasir, yang memiliki
kandungan airnya lebih banyak. Nilai tahanan jenis beberapa jenis batuan dicantumkan
dalam table berikut. nilai (tabel.1).
Metode Geolistrik
4
dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektoda arus (terlelak di luar
konfigurasi). Beda potensial yang terjadi diukur melalui 2 elektroda beda potensial
yang berada di dalam konfigurasi (Damtoro, Juswoto.1999: ..? dan Damtoro,
Juswoto.2000: ..?). Metode geolistrik yang terkenal antara lain : metode potensial diri
(SP), induce polarization (IP), dan resistivitas (tahanan jenis). Metode geolistrik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Resistivitas (tahanan jenis).
5
untuk mempelajari variasi tahanan jenis batuan dan bawah permukaan bumi secara
vertikal.
1. Resistansi : Ohm
2. Resistivitas : m
3. Konduktivitas : = ( m)-1
dengan :
V : beda potensial antara dua buah titik ( Volt )
I : besar arus listrik yang mengalir ( Ampere)
6
E : medan listrik ( Volt -meter)
J : rapat arus listrik ( arus listrik persatuan luas ) (Ohm-m )
A I
7
Medan Listrik Dari Elektroda Arus Pada Bumi Berlapis
Pada dasarnya metode tahanan jenis mempunyai prinsip memasukan arus pada
material (lapisan tanah) sehingga terbentuk medan listrik. Komposisi medan listrik itu
tergantung pada keadaan dan sifat batuan di daerah tersebut. Medan listrik yang
terbentuk kemudian diukur beda potensialnya.
Untuk medium homogen dan isotropis yang dialiri arus listrik, berlaku
persamaan :
dan
Jika didalam medium yang dilingkupi oleh permukaan A tidak terdapat sumber
arus maka :
Sehingga dapat dituliskan persamaan Laplace (potensial bersifat harmonik).
8
Bidang ekipotensial
Titik arus
Pada Gambar 2. arus keluar secara radial dari titik arus sehingga jumlah arus
yang keluar melalui permukaan bola A dengan jari-jari r adalah :
Sehingga :
dan
9
Titik arus
Permukaan bumi
Bidang Ekipotensial
dengan
: resistivitas dalam Ohm-m
Pengukuran dilakukan dengan alat resistivitymeter yang dilengkapi dengan
empat buah elektroda dan beberapa gulung kabel untuk menghubungkan elektroda-
elektroda tersebut. Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu dua buah elektroda luar
(sebagai elektroda arus ) dan dua buah elektroda dalam ( sebagai elektroda potensial ).
Harga resistivitas yang diukur dipengaruhi oleh arus I yang mengalir di antara dua
elektroda arus A dan B, perbedaan potensial antara dua elektroda pengukur C dan D,
dan jarak antara elektroda. Untuk jelasnya dapat digunakan skema pada instrumen
resistivitas seperti gambar di bawah ini
10
Gambar 4. Susunan Instrumentasi resistivitas
11
Dengan demikian diperoleh
.
K adalah factor geometris yang menyatakan efek jarak pasang elektroda. Harga
K berbeda-beda tergantung pada jenis konfigurasi elektroda. Pada konfigurasi yang
berbeda jarak pasangnya juga berbeda sehingga efek terhadap harga tahanan jenisnya
juga berbeda. Bila bumi homogen, harga tahanan jenis yang didapat adalah tahanan
jenis sebenarnya (true resistivity). Dan bila bumi dianggap tidak homogen, maka harga
tahanan jenis yang didapat adalah semu.
12
Pada kenyataannya, bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing
lapisan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda. Tahanan jenis semu
merupakan tahanan jenis dari suatu medium fiktif homogen yang ekivalen
dengan medium berlapis yang ditinjau. Untuk jelasnya seperti gambar di bawah ini :
a
Anggap medium berlapis tinjau misalnya terdiri dari 2 lapis dan mempunyai
resistivitas berbeda ( dan ). Dalam pengukuran, medium ini dianggap sebagai
medium satu lapis homogen yang memiliki satu harga tahanan jenis yaitu tahanan
jenis semu Konduktansi lapisan fiktif ini sama dengan jumlah konduktansi
masing-masing lapisan yaitu a = + .
13
Konfigurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah konfigurasi Schlumberger dan
Dipole dipole.
Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger, jarak electroda arus jauh lebih besar dari pada
jarak electroda potensial. Pada metode dua buah elektroda arus di letakkan di kedua
ujung susunan elektroda sedangkan elektroda potensial diletakan di bagian tengah.
Setiap kali pengukuran yang dipindahkan hanya elektroda arus. Sampai pada jarak
tertentu saat penyebaran arus di anggap seimbang, barulah elektroda potensial ikut
pindah. Secara geometri konfigurasi ini digambarkan sebagai berikut
πL2 ΔV
ρa =
2l I
dengan :
14
: tahanan jenis semu (ohm-meter)
2
πL
2l : fakor geometri
V : beda potensial (volt)
I : kuat arus listrik (Ampere)
L : setengah jarak electrode arus AB (meter)
l : setengah jarak electrode potensial MN (meter)
Konfigurasi dipole-dipole
Dalam konfigurasi dipole-dipole digunakan pengukuran kelengkungan
potensial medan listrik. Disini pasangan elektroda potensial atau pasangan elektroda
arus berjarak dekat dibandingkan jarak antara pasangan itu dengan besarnya fakor
V I
Sedangkan besarnya tahanan jenis semu (a) dari data terukur di lapangan
dihitung dengan menggunakan persamaan konfigurasi elektroda dipole-dipole yaitu :
V
ρa =π na(n+1)(n+2)( )
I
15
dimana :
a : tahanan jenis semu (Ohm-meter)
n: 1, 2, 3, 4, 5 = jarak antara electroda arus ke electroda potensial terdekat
a : spasi electrode
V : beda potensial (Volt)
I : kuat arus listrik (Ampere)
METODE PENELITIAN
16
Mulai
Stacking Data
Data lapangan
Ya
Interpretasi
Kesimpulan
Selesai
17
Pengolahan data tahanan Jenis Konfigurasi Schlumbeger
Gambar 9. Peta titik distribusi pengukuran geolistrik daerah Binjai Hulu, Kab. Sintang
V
ρa =K
I
πL2 ΔV
ρa =
2l I
18
374
ρ=6 ,28
6
= 391.4533 m
Dengan cara yang sama untuk setiap titik diperoleh nilai tahanan jenis sebagai
mana yang tercantum pada tabel berikut (hanya contoh pengolahan untuk satu titik
pengukuran):
a
No. AB/2(m) MN/2(m) K I (mA) V(mV) R(Ohm) (Ohm-m)
19
30. 25 2513.27
31. 250 10 9812.5 25 0.3 0.012 117.75
32. 25 3927 27 0.4 0.014815 58.17778
33. 300 25 5654.87 20 0.5 0.0250 141.3718
34. 50 2827.43
35. 350 25 7696.9 32 0.4 0.0125 96.21125
36 50 3848
Gambar 10. Kurva Hubungan Antara Tahanan jenis ( )-jarak (m) Lintasan B titik B-8
20
Gambar 11. Model Tahanan Jenis Lintasan B titik B-8
Nilai tahanan jenis yang diperoleh, selanjutnya di korelasi antar satu titik
dengan titik yang lainnya. dengan mengunakan software micrografx designer. Dengan
21
program ini kita dapat mengetahui penyebaran batuan bedasarkan nilai tahanan
jenisnya secara dua dimensi. Berikut penampang korelasi tahanan jenis untuk tiga
lintasan yang dipilih yaitu lintasan B, F dan G.
22
Gambar 14. Penampang korelasi tahanan jenis lintasan G
m
23
Dengan cara yang sama untuk setiap titik diperoleh nilai tahanan jenis
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
a
n I (mA) V(mV) R(Ohm) K (Ohm-m)
24
3. 30 0.3 0.01 4714.28 47
4. 22 0.2 0.009091 9428.57 86
5. 15 0.2 0.013333 16500 220
25
Gambar 15. Hasil pemodelan 2D konfigurasi dipole-dipole.
H A S I L
26
Analisa Geologis hasil interpretasi
27
jenisnya kurang dari 20 ohm-meter, diduga sabagai batulempung. Dari hasil
interpretasi dan korelasi antara nilai tahanan jenis maka di dapat kisaran nilai tahanan
jenis lapisan batuan.
28
Analisa dari hasil-hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa pengolahan
data geolistrik dengan menggunakan software INTERPEX 1D dan MICROGRAFX
DESIGNER 9.0 memberikan hasil yang sangat baik, akurat dan cepat. Hasil yang
diperoleh memudahkan interpreter Geologi dalam menterjemahkan bahasa Geofisika
ke bahasa Geologi terkait kondisi alam dan geologi regional daerah penelitian tersebut.
Selanjutnya software INTERPEX 1D dan MICROGRAFX DESIGNER 9.0
sangat direkomendasikan untuk digunakan sebagai alat bantu proses pengolahan data
geolistrik baik dalam survey dengan konfigurasi Schlumberger maupun dipole-dipole.
DAFTAR PUSTAKA
Damtoro, joswoto. 2000. Pendugaan Jumlah lapisan Dan Harga Parameter Pada
Data Geolistrik Dengan Menggunakan Program Komputer. Teknologi
Indonesia Jilid XXIII, No.1-2. Bandung.
Lilik, Hendrajaya & arif, Idam. Geolistrik Tahanan Jenis FMIPA ITB Bandung.
29
Telford, W.M. Gedaart, L.P.& sheriff.R.E. 1990. Applied Geophysics. New York:
Cambridge.
30