Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH

TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI (TIK)
DOSEN PEMBIMBING :
Prop. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Pd
Ir. Mohammad Adryanto, MSM

DISUSUN OLEH :
HERDI SAKSUL
AIDIL ADHA
YULIATI
NETTY PEBRIAMASNI
RETNO SUSILOWATI
Kecenderungan global & regional dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi untuk pendidikan
I. PENDAHULUAN
Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun
yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat
global tersebut, dengan segala berkah, problem dan tantangan-
tantangan yang menyertainya. Perubahan yang bersifat global yang
begitu cepat menuntut kepekaan organisasi dalam merespon
perubahan yang terjadi agar tetap exist dalam kancah persaingan
global. Dunia pendidikan juga harus mengantisipasi kecenderungan-
kecenderungan global yang akan terjadi. Beberapa kecenderungan
global yang perlu untuk diantisipasi oleh dunia pendidikan antara lain
adalah:

 Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi di dunia


industri berlangsung sangat cepat, menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang sangat cepat pula pada organisasi kerja,
struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Kedua, perkembangan industri, komunikasi dan informasi yang
semakin cepat akan melahirkan "knowledge worker" yang semakin
besar jumlahnya. Knowledge worker ini adalah pekerjaan yang
berkaitan erat dengan information processing.
Ketiga, berkaitan dengan dua kecenderungan pertama, maka muncul
kecenderungan bahwa pendidikan bergeser dari ide back to basic ke
arah ide the forward to future basics, yang mengandalkan pada
peningkatan kemampuan TLC (how to think, how to learn and how to
create). How to think menekankan pada pengembangan critical
thinking, how to learn menekankan pada kemampuan untuk bisa secara
terus menerus dan mandiri menguasai dan mengolah informasi, dan
how to create menekankan pada pengembangan kemampuan untuk
dapat memecahkan berbagai problem yang berbeda-beda.

Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi yang


bersifat substansi, yang antara lain dalam dunia pendidikan akan
terwujud dalam munculnya tuntutan pelaksanaan school based
management dan site-specific solution. Seiring dengan itu, karena
kreatifitas guru, maka akan bermunculan berbagai bentuk praktek
pendidikan yang berbeda satu dengan yang lain, yang kesemuanya
untuk menuju pendidikan yang produktif, efisien, relevan dan
berkualitas.
Kelima, semua bangsa akan menghadapi krisis demi krisis yang
tidak hanya dapat dianalisis dengan metode sebab-akibat yang
sederhana, tetapi memerlukan analisis system yang saling
bergantungan.

Kecenderungan-kecenderungan tersebut di atas menuntut kualitas


sumber daya manusia yang berbeda dengan kualitas yang ada
dewasa ini. Muncul pertanyaan mampukah praktek pendidikan kita
menghasilkan lulusan dengan kualitas yang memadai untuk
menghadapi kecenderungan-kecenderungan di atas?
II. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI

Berdasarkan pengertian Teknologi Informasi menurut :


1. Haag & Keen (1996)
 Seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi
dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi
2. Martin (1999)
 Tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang digunakan untuk memroses dan menyimpan
informasi, namun juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi
3. Williams & Sawyer (2003)
Teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan
video
Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan
teknologi komunikasi
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi
yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi


dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja
yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam
dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang
antara lain

a. Bidang pendidikan (e-education)

Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia


pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah
pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai
contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini
mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang
“Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara
ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. 
 Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang
akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh
siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. 
 Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan
lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan
berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si
miskin.
 Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan
kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan
dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi.
 Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan
dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”.
Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-
disipliner.
 Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-
based Multim

Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat


disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi,
pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua
arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja
“saat itu juga dan kompetitif.edia Communication (CMC) yang bersifat
sinkron dan asinkron.
b. Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di
masa mendatang

Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh


(Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan
terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam
sebuah jaringan.
Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium)
berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM
Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan
Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang
pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya,
semuanya itu sudah dapat dilakukan.
pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang
cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para
mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan
orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu
pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau
dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh
program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat
juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika,
sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan
bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan
30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30%
biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997
telah mengumumkan program Global Distance Learning Network
(GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui
GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada
mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa)

dengan biaya 31% lebih murah.


III. Tantangan Dunia Pendidikan di Indonesia

Tantangan utama dunia pendidikan Indonesia dewasa ini dan di masa


depan adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam kaitan ini menarik untuk dikaji bagaimana kualitas
pendidikan kita dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia
yang lebih berkualitas sebagaimana diharapkan, agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang produktif, efisien, dan memiliki kepercayaan diri
yang kuat sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam
kehidupan global ini.

Sejarah perkembangan ekonomi di banyak negara industri telah


membuktikan tesis human investment, pentingnya peran kualitas sumber
daya manusia dalam pembangunan. Berdasarkan tesis tersebut telah
muncul strategi pembangunan yang dikenal dengan istilah human-
reseources based economic development, yang telah dipraktekkan dan
mengantar negara-negara, seperti Taiwan, Korea Selatan, Singapore
menjadi negara-negara industri baru.
IV. Pendidikan Berwawasan Global

Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan


tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan
mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi,
Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih
komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi
secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis.
Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang
memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang
dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan,
kebersamaan dan tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan
harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya
dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses
ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam
kehidupan bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat
dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan
global.
pendidikan yang berwajah Indonesia. Dimulai dari pembahasan tentang suatu
pernyataan hipotetis bahwa berbagai persoalan di masyarakat seperti
pengangguran, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sistem pendidikan yang
tidak "pas" dengan budaya Indonesia. Untuk menemukan pendidikan yang
berakar budaya bangsa perlu dilaksanakan penajaman penelitian pendidikan.
Namun dalam mencari pendidikan yang berakar pada budaya bangsa tidak berarti
bahwa pendidikan harus bersifat ekslusif. Hal ini bertentangan dengan realitas
globalisasi. Oleh karena itu, pencarian pendidikan yang berakar pada budaya
bangsa harus pula memahami globalisasi yang dapat dikaji berdasarakan
perspektif kurikuler dan perspektif reformasi.

Bagaimana tantangan pendidikan yang harus dihadapi dimasa depan dibahas pula
pada bab ini. Tantangan yang mendasar adalah bagaimana dapat melakukan
reformasi pendidikan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi level kelas.
Sejalan dengan upaya menemukan pendidikan yang berwajah Indonesia yang
bermutu, kemampuan guru, kemauan guru dan kesejahteraan guru mutlak harus
ditingkatkan. Upaya ini, jelas, bukan hal yang mudah tetapi sekaligus menantang.
Sebab, guru di masa depan akan menghadapi persoalan-persoalan yang berbeda
dengan di masa sekarang. Sosok guru di masa depan harus mulai dipikirkan.

Pada prinsipnya tugas guru adalah mengimplementasikan kurikulum dalam level


kelas. Kurikulum bagaikan paru-paru pendidikan, kalau baik paru-parunya baik
pulalah tubuhnya. Dibahas pula tentang bagaimana seharusnya kurikulum
dikembangkan. Dua landasan kurikulum adalah apa kata hasil-hasil penelitian
tentang otak dan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Selanjutnya, dibahas permasalahan ketimpangan
dalam ruang-ruang kelas yang berujud prestasi siswa.
Prestasi siswa memang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
mengajar guru semata. Kultur sekolah oleh berbagai penelitian dipastikan
ikut memegang peran penting. Oleh karena itu, dalam bab ini secara
khusus dibahas masalah kultur sekolah dan bagaimana pembentukan
serta peran kepala sekolah. Dan sudah barang tentu, kualitas pendidikan
tidak hanya dapat diartikan pencapaian prestasi akademik semata, untuk
itu perlu dibahas tentang prestasi atau hasil pendidikan yang utuh.

Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan dua perspektif:


Kurikuler dan perspektif Reformasi sebagai berikut :

- Perspektif kurikuler
Berdasarkan perspektif kurikuler, pendidikan berwawasan global
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan profesional dengan
meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya
dalam kaitan dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri: a)
mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik
berat memahami adanya saling ketergantungan, b) mempelajari
berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan lingkungan setempat, dan, c) mengembangkan berbagai
kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk bekerjasama
guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.
Oleh karena itu, pendidikan berwawasan global akan
menekankan pembahasan materi yang mencakup:

1. Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia,


2. Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke
waktu,
3. Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-
kelompok dalam masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya
untuk saling memahami budaya yang lain,
4. Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia ini memiliki berbagai
keterbatasan antara lain dalam ujud ketersediaan barang-barang
kebutuhan yang jarang, dan,
5. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak
mustahil menimbulkan konflik-konflik.

Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan


berwawasan global memiliki implikasi ke arah perombakan kurikulum
pendidikan. Mata pelajaran dan mata kuliah yang dikembangkan tidak
lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang bersifat integratif.
Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat
multidispliner, interdisipliner dan transdisipliner.
 Perspektif Reformasi

Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global


merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dasar
intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang
bersifat sangat kompetitif dan dengan derajat saling
ketergantungan antar bangsa yang amat tinggi. Pendidikan harus
mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah
dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Oleh
karena itu sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana
masyarakat kita harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan
masyarakat dunia.
V. PENUTUP

Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh


kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen
teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak
komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan
akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat;
hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan
kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga
jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit,
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. 

Diperlukan suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan


mewujudkan masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang
dapat menyediakan akses universal terhadap informasi kepada
masyarakat luas secara adil dan merata, meningkatkan koordinasi dan
pendayagunaan informasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia,
meningkatkan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi, termasuk
penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukungnya;
mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan dan
pengembangan teknologi informasi
VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Hani Handoko.(2003). “Keunggulan Kompetetitif Melalui manajemen


Sumber Daya Manusia” dalam Paradigma Baru Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta : Amara Books
2. Muhadjir, Noeng. (2000). Kebijakan dan Perencanaan Sosial,
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Rake Sarasin
3. Pendidikan Berwawasan Global (artikel). Diakses tanggal 12 Mei
2007, dari:
http://www.geocities.com/pakguruonline/pradigma_pdd_
ms_depn, 
4. Rokhman, Wahibur. (2003). “Pemberdayaan dan Komitmen: Upaya
Mencapai Kesuksesan Organisasi dalam Menghadapi Persaingan
Global” dalam Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : Amara Books
5. Reformasi Pendidikan (artikel). Diakses tanggal 12 Mei 2007, dari :
http://www.geocities. com/pakguruonline/ wacana.

Anda mungkin juga menyukai