Anda di halaman 1dari 68

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENDAPAT MATERI

PELAJARAN DENGAN PEMBERIAN TUGAS DISERTAI ALUR


PENYELESAIAN DAN TANPA ALUR PENYELESAIAN PADA POKOK
BAHASAN SUDUT DAN PETA MATA ANGIN SISWA KELAS I SLTP
FRANSISKUS SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2003/2004

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:
Nama : Dwiana Retno Warsitaningrum
NIM : 4114971676
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

i
Abstrak

Dwiana Retno Warsitaningrum. 4114971676. 2006. Perbedaan Hasil Balajar


Siswa Yang Mendapat Materi Pelajaran Dengan Pemberian Tugas Disertai Alur
Penyelesaian Dan Tanpa Alur Penyelesaian Pada Pokok Bahasan Sudut dan
Peta Mata Angin Siswa Kelas 1 SLTP Fransiskus Semarang tahun Pelajaran
2003/2004. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Matematika
Universitas Negeri Semarang.
Teknik mengajar yang digunakan oleh guru bertujuan untuk memberikan
motivasi kepada para siswa untuk belajar, salah satunya memberikan motivasi
belajar bidang studi matematika, dimana hal ini sangat dibutuhkan mengingat
bidang studi matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit dan banyak
dihindari oleh sebagian besar siswa.
Salah satu metode mengajar yang dilakukan dewasa ini adalah memberikan
tugas kokurikuler yaitu tugas yang diberikan di luar jam pelajaran formal di
sekolah. Namun dari hasil pengamatan, penulis melihat bahwa tugas kokurikuler
ternyata tidak memberikan hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa tidak
termotivasi untuk mengerjakan tugas kokurikuler, salah satu penyebab tidak
termotivasinya siswa adalah siswa yang merasa kesulitan untuk mengerjakan soal-
soal yang diberikan dan mereka tidak mempunyai orang yang bisa membantunya.
Pada penelitian ini akan dicoba salah satu teknik memberikan motivasi
kepada siswa dengan memberikan materi pelajaran matematika dengan
pemberian tugas disertai alur penyelesaiannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat materi pelajaran
dengan pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan pemberian tugas tanpa alur
penyelesaian pada pokok bahasan sudut dan peta mata angin siswa kelas 1 SLTP
Fransiskus Semarang tahun pelajaran 2003/2004.
Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan hasil belajar siswa yang
mendapat materi pelajaran dengan pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan
tanpa alur penyelesaian pada pokok bahasan sudut dan peta mata angin siswa
kelas 1 SLTP Fransiskus Semarang tahun pelajaran 2003/2004.
Penelitian ini berbentuk eksperimen pengajaran yang mengambil lokasi di
SLTP Fransiskus Semarang, dengan populasi 141 orang siswa, terdiri dari empat
kelas yaitu kelas 1A, 1B, 1C, 1D. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
class random sampling, dan terpilih kelas 1D sebagai kelompok eksperimen, 1B
sebagai kelompok kontrol dan 1A sebagai kelompok uji coba instrumen.
Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes, kemudian data yang
diperoleh diolah dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian yang dilakukan
memperoleh thitung = 4,0950, dari hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan ttabel
dengan taraf signifikansinya 5 % dan dk=n1 + n2 – 2 = 69, diperoleh ttabel = 2,00
Dari hasil yang diperoleh ternyata thitung > ttabel , ini menunjukkan bahwa
hipotesis alternative diterima. Dengan kesimpulan kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan berupa pemberian materi pelajaran dengan tugas yang disertai
alur penyelesaian mempunyai perbedaan hasil belajar yang signifikan dibanding
dengan kelompok kontrol.

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi “ Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Mendapat Materi Pelajaran Dengan

Pemberian Tugas Disertai Alur Penyelesaian Dan Pemberian Tugas Tanpa Alur

Penyelesaian Pada Pokok Bahasan Sudut Dan Peta Mata Angin Siswa Kelas 1

SLTP Fransiskus Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004” ini telah disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Februari 2006

Semarang, 15 Februari 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Suparyan Drs. Supriyono, MSi


NIP. 130935364 NIP. 130815345

iii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Mendapat Materi Pelajaran Dengan


Pemberian Tugas Disertai Alur Penyelesaian Dan Pemberian Tugas Tanpa Alur
Penyelesaian Pada Pokok Bahasan Sudut Dan Peta Mata Angin Siswa Kelas 1
SLTP Fransiskus Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Februari 2006

Panitia Ujian

Ketua Sekertaris

Drs. Kasmadi Imam S.MS Drs. Supriyono, MSi


NIP.130781011 NIP.130815345

Pembimbing Utama Penguji I

Drs. Suparyan Dra. Endang Retno, MPd


NIP.130935364 NIP.130935363

Pembimbing Pendamping Penguji II

Drs. Supriyono, MSi Drs. Suparyan


NIP. 130815345 NIP.130935364

Penguji III

Drs. Supriyono, MSi


NIP. 130815345

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Berbahagialah orang yang memperleh ilmu pengetahuan karena

keuntungannya melebihi perak, hasilnya melebihi emas, dan harganya

melebihi intan permata. Sekalipun ada emas dan intan permata banyak, tetapi

yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahakan kepada

1. Ayah dan Ibuku yang tercinta

2. Saudara-saudariku terkasih : Mbak

evi, Robert, Febri

3. Suamiku tercinta : Mas Didik I

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasihNya penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat materi pelajaran
dengan pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan tanpa alur penyelesaian
pada pokok bahasan sudut dan peta mata angin siswa kelas 1 SLTP Fransiskus
Semarang tahun pelajaran 2003/2004.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. DR. H. Ari Tri Soegito,S.H,M.M sebagai Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Kasmadi Iman S,M.S sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
3. Drs Suparyan sebagai pembimbing yang telah memberikan dorongan,
masukan dan saran dalam pembuatan skripsi ini
4. Drs Supriyono, Msi sebagai pembimbing yang telah memberikan dorongan,
masukan dan saran dalam pembuatan skripsi ini.
5. Drs Eko Djumino sebagai Kepala SLTP Fransiskus yang telah memberikan
ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SLTP Fransiskus Semarang.
6. Bapak dan Ibu guru SLTP Fransiskus Semarang yang telah membantu dan
memberi dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun untuk perbaikan
skripsi ini. Selanjutnya penulis juga berharap semoga skripsi ini berguna bagi
semua pembaca.

Semarang, Februari 2006

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….….. i
HALAMAN ABSTRAK ………. ………………………………………….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……..…………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ..………………………………………….….. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………. ……………………………………… ix
DARTAR TABEL …………………………...……………………………… xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ………………………………… 1
B. Penegasan Istilah ………………………………………… 4
C. Permasalahan …………………………………………… 5
D. Tujuan Penelitian ……………………………………….. 5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………. 6
F. Sistematika Skripsi ……………………………………… 7
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ………………………………………… 8
B. Hipotesis Penelitian ……………………………………. 26
BAB III : METODE PENELITIAN
B. Populasi dan Sampel …………………………………… 27
C. Variabel Penelitian …………………………………….. 27
D. Metode Pengumpulan Data ……………………………. 28
E. Metode Analisis Data …………………………………. 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………….. 40
B. Pembahasan ……………………………………………43

vii
Halaman
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………… 44
B. Saran …………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 45
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. 46
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. 91

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Pengajaran ……………………………………………………. 46

2. Tugas Kokurikuler Dengan Disertai Alur Penyelesaian ……………….. 55

3. Kisi-kisi Penyusunan Soal Tes Uji Coba Instrumen Penelitian ………... 59

4. Soal Tes Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………………….. 61

5. Lembar Jawab Uji Coba Instumen Penelitian …………………………. 66

6. Kunci Jawaban Tes Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………. 67

7. Kisi-kisi Penyusunan Tes Instrumen Penelitian ………………………… 68

8. Soal Tes Instrumen Penelitian ………………………………………….. 72

9. Lembar Jawab Soal Instrumen Penelitian ………………………………. 74

10. Kunci Jawaban Tes Instrumen Penelitian ………………………………. 75

11. a. Daftar Siswa Kelompok Uji Coba ……………………………………. 76

b. Daftar Siswa Kelompok Kontrol ……………………………………. 77

c. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen ……………………………….. 78

12. Validitas, Reliabilitas, Analisis Tingkat kesukaran, Analisis Daya

Pembeda Instrumen Penelitian …………………………………………. 79

13. Rekapitulasi Analisis Validitas Butir Soal ……………………………... 80

14. Perhitungan Reliabilitas Soal …………………………………………… 81

15. Rekapitulasi Taraf Kesukaran Soal ……………………………………... 82

16. Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ……………………………………….. 83

17. Daftar Nilai Kelompok Kontrol ………………………………………… 84

ix
Halaman

18. Daftar Nilai Kelompok Eksperimen …………………………………… 85

19. Uji Kesamaan (Matching) ……………………………………………… 86

20. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol dan Eksperimen …………….. 87

21. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol ………………………………. 88

22. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen …………………………… 89

23. Uji Beda (Uji t) …………………………………………………………. 90

x
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel Harga Kritis produck Moment ………………………………… 91

2. Nilai Persentil untuk Distribusi F …………………………………….. 92

3. Nilai Persentil Untuk Distibusi t ……………………………………… 96

4. Nilai Persentil untuk Distribusi χ 2 ………………………………….. 97

5. Luas Daerah Di Bawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 ke z …… 98

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tugas guru yang cukup sulit adalah memberikan motivasi kepada

siswa untuk belajar mata pelajaran tertentu. Apalagi guru harus bisa memberikan

motivasi kepada siswa yang telah mempunyai persepsi atau anggapan bahwa

mata pelajaran tertentu adalah sulit, bahkan ada siswa yang merasakan ketakutan

tersendiri jika menghadapi mata pelajaran tertentu tersebut.

Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan tugas mengajar

menunjukkan bahwa khususnya pelajaran matematika merupakan mata pelajaran

yang sukar dipelajari dan dianggap sulit oleh siswa. Padahal matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada hampir seluruh jenjang

pendidikan dan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

GBPP matematika (1994:1) menyebutkan bahwa tujuan umum

diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah

adalah sebagai berikut:

1. mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di

dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat,

jujur, efisien dan efektif;


2

2. mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan

sikap serta juga memberi tekanan pada keterampilan dalam penerapan

matematika.

Dengan memperhatikan bahwa mata pelajaran matematika harus diberikan

di jenjang pendidikan dasar dan menengah dan juga dengan memperhatikan

tujuan umum pendidikan matematika maka seorang guru harus dapat membuat

siswa mau untuk belajar matematika dan dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Inilah yang dikatakan tugas yang berat karena guru harus mampu

memotivasi siswa untuk mau belajar matematika.

Guru hendaknya semaksimal mungkin dapat membuat siswa mempunyai

motivasi belajar atau seorang guru harus mampu membuat siswa merasa senang

dengan materi pelajaran yang diberikan. Salah satu bentuk motivasi yang bisa

diberikan oleh guru adalah menumbuhkan hasrat dan minat untuk belajar sehingga

proses belajar akan berjalan dengan lancar, misalnya guru memotivasi siswa

dalam menyelesaikan soal-soal yang dianggap sulit dan sebagainya. Guru juga

menjadi fasilitator dalam arti mampu memberi cara atau metode yang termudah

dalam memahami mata pelajaran, juga mampu memberi tantangan secara

intelektual berupa soal-soal yang mengacu kepada pelajaran yang sedang

berlangsung dengan tetap memperhatikan keterjangkauan kemampuan siswa.


3

Di dalam sebuah kelas pada kenyataannya guru dihadapkan pada kondisi

siswa yang merupakan kumpulan dari individu yang heterogen artinya mereka

mempunyai perbedaan individual dalam proses belajar mengajar. Melihat dari

kondisi siswa yang demikian maka seorang guru membutuhkan waktu yang cukup

banyak untuk dapat memberikan upaya optimal bagi siswa. Karena waktu didalam

kegiatan intrakurikuler yang dirasakan kurang, maka perlu dilakukan beberapa

cara. Salah satunya dengan pemberian tugas di luar kegiatan intrakurikuler, yaitu

pemberian tugas kokurikuler atau sering disebut sebagai tugas rumah.

Tugas kokurikuler merupakan salah satu kegiatan belajar yang sudah

ditetapkan dalam kurikulum 1994 untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran

sehingga dapat memperbaiki prestasi belajar siswa. Demikian juga dalam

kurikulum 2004 atau yang sering disebut kurikulum berbasis kompetensi,

disebutkan bahwa tugas kokurikuler merupakan salah satu kegiatan penunjang

bagi siswa diluar kegiatan di dalam sekolah untuk mencoba menerapkan ilmu

yang telah diperoleh di sekolah untuk memperoleh hasil belajar yang lebih

optimal. Namun ada beberapa persoalan sehingga tugas kokurikuler kurang

memiliki arti yang maksimal bagi siswa, dengan kata lain kurang diharapkan oleh

siswa.

Dari pengamatan yang dilakukan di sekolah tempat penelitian, dapat

dikatakan tugas kokurikuler terkadang menjadi beban bagi seorang siswa.

Sebagian siswa jarang mengerjakan tugas kokurikuler. Bahkan ada yang hanya

sekedar menyalin pekerjaan siswa lain yang telah mengerjakan. Dari penjelasan

siswa diketahui bahwa mereka tidak mengerjakan karena merasa sulit dan tidak
4

mempunyai seseorang di rumah yang dapat membantu mereka menyelesaikan,

karena mengalami kesulitan tersebut maka keinginan mereka untuk

mengerjakanpun hilang.

Melihat dari kondisi peserta didiknya yang demikian maka penulis mencoba

memberikan cara untuk memotivasi siswanya. Cara yang dilakukan adalah dengan

memberikan tugas rumah namun disertai dengan algoritma penyelesaian, dalam

arti alur penyelesaiannya diberikan. Dengan jalan ini diharapkan siswa termotivasi

untuk menyelesaikan tugas rumahnya, sehingga pada akhirnya tugas kokurikuler

dapat benar-benar menjadi salah satu sarana untuk menunjang tercapainya tujuan

pengajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana tugas kokurikuler dengan disertai alur

penyelesaian ini efektif mendukung tujuan pengajaran terhadap siswa maka

penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan hasil belajar siswa

yang mendapat materi pelajaran dengan pemberian tugas disertai alur

penyelesaian dan pemberian tugas tanpa alur penyelesaian pada pokok bahasan

Sudut dan Peta Mata Angin siswa kelas 1 semester 2 SLTP Fransiskus Semarang

Tahun pelajaran 2003/2004.”

B. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas permasalahan dan mewujudkan kesatuan pikir, cara

pandang dan anggapan tentang judul penelitian ini, perlu ditegaskan istilah-istilah

yang ada. Berikut ini diberikan batasan-batasan istilah yang digunakan:

1. hasil belajar
5

hasil berarti sesuatu yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI,1994:104). Sedangkan

belajar berarti sesuatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan (Slameto, 1998:4). Jadi hasil belajar adalah

suatu yang telah dicapai dari kegiatan belajar.

2. tugas

tugas yang dimaksud disini adalah tugas kokurikuler atau tugas rumah.

Tugas kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan melalui pemberian

tugas-tugas dan dilakukan di luar jam pelajaran intrakurikuler (Sardiman,

1990: 5)

3. alur penyelesaian

alur penyelesaian yang dimaksud disini adalah langkah-langkah atau

metode yang tersusun untuk menyelesaian soal-soal.

4. sudut dan peta mata angin

sudut dan peta mata angin adalah salah satu pokok bahasan matematika

siswa kelas 1 semester 2 yang akan diteliti oleh penulis.

C. Permasalahan

Dari uraian yang telah disampaikan oleh penulis maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

mendapat materi pelajaran dengan pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan

tanpa alur penyelesaian siswa kelas 1 semester 2 SLTP Fransiskus Semarang

tahun pelajaran 2003/2004.


6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui

perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat materi pelajaran dengan

pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan tanpa alur penyelesaian siswa

kelas 1 semester 2 SLTP Fransiskus Semarang tahun pelajaran 2003/2004.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui ada perbedaan hasil belajar

siswa yang mendapat materi pelajaran dengan disertai alur penyelesaian dan tanpa

alur penyelesaian siswa kelas 1 semester 2 SLTP Fransiskus tahun pelajaran

2003/2004 sehingga metode ini bisa digunakan untuk membantu siswa untuk

memperoleh hasil yang optimal.

F. Sistematika Skripsi

Secara garis besar sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi

ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti skripsi dan

bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, halaman abstrak,

halaman pengesahan. Halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,

daftar lampiran.

Pada bagian inti skripsi dijabarkan dalam lima bab yaitu: Bab I

Pendahuluan, yang membicarakan tentang alasan pemilihan judul, penegasan

istilah, permasalahan, tujuan penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II


7

landasan teori yang berisi tentang tinjauan pustaka tentang teori belajar, tugas

kokurikuler, materi sudut dan peta mata angin, dan hipotesis penelitian. Bab III

Metode penelitian yang berisi tentang populasi dan sample penelitian, variabel

penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrument, tingkat

kesukaran soal, daya pembeda dan metode analisis data. Bab IV Hasil penelitian

dan pembahasan, dan Bab V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

Pada bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-

lampiran skripsi.
8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Untuk itu akan

dibahas terlebih dahulu pengertian hasil dan belajar.

a. Hasil

Hasil adalah sesuatu yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya. (Tim penyusun KBBI, 1994: 104)

b. Belajar

1) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapat dilanjutkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan

pengetahuan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada

pada diri individu yang sedang belajar. (Nana Sujana, 1989: 5).

2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagaimana hasil perjalanan individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang

dihasilkan dari belajar adalah:

a) perubahan yang terjadi secara sadar

b) perubahan dalam belajar bersifat kontinu


9

c) perubahan dalam belajar bersifat positif

d) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e) perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah

f) perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah

laku

(Slameto, 1998: 4).

3) Menurut Skinner (Muhibbin Syah, 1995: 89) belajar adalah suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progresif. Timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya

hubungan antar stimulus (rangsangan) dengan respon (tanggapan,

reaksi).

4) Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinggaa perbuatannya

berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. (Ngalim

Purwanto, 1998: 85).

Belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap

berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan

atau pengalaman yang terorganisasi. Dalam hal ini tidaklah semua

perolehan yang baru pada tingkah laku dapat disebut belajar. Untuk dapat

disebut belajar maka perolehan sesuatu yang baru pada tingkah laku harus

memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1) hasil belajar sebagai pencapaian tujuan belajar


10

2) hasil belajar harus sebagai buah dari proses yang disadari

3) hasil belajar harus sebagai produk dari proses latihan

latihan adalah pengulangan-pengulangan dari suatu proses tindakan

sebagai respon atau reaksi terhadap rangsangan yang kurang lebih

sama dalam rangka memperoleh kemampuan bertindak.

4) hasil belajar harus merupakan tindak tanduk yang berfungsi efektif

dalam kurun waktu tertentu

5) hasi-hasil belajar harus berfungsi operasional dan potensial yaitu

merupakan tindak tanduk yang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku yang dialami dengan serangkaian

kegiatan. Belajar menhasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga

hal yaitu: aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap/perilaku) dan

aspek psikomotorik (keterampilan).

c. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang telah dicapai sebagai hasil dari proses

belajar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar matematika akan berhasil dengan baik jika proses belajar

mengajarnya juga berjalan dengan baik. Dalam hal ini melibatkan intelektual

peserta didik secara optimal, serta mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi

belajarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan

menjadi dua yaitu:


11

a. faktor dari dalam (internal)

1) kondisi fisiologis

2) kondisi psikologis diantaranya: kecerdasan, bakat, minat, motivasi,

emosi, kemampuan kognitif

b. faktor dari luar (eksternal)

1) faktor lingkungan: lingkungan sosial, lingkungan alami

2) factor instrumental : kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru

dan tenaga pengajar.

Dari beberapa faktor di atas faktor internal siswa memiliki peranan yang

besar, salah satunya adalah motivasi. Motivasi perlu di tumbuh kembangkan

secara baik di dalam dunia pendidikan. Motivasi yang mempunyai daya

penggerak yang cukup besar biasanya adalah motivasi yang bersifat instrinsik.

Menurut Mc. Donald (Sardiman,1990:73) motivasi ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan. Motivasi

mengandung tiga elemen penting, yaitu:

a. Mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia. Karena menyangkut energi manusia, maka penampakannya

menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi

yang dapat menentukan tingkah laku manusia.


12

c. Motivasi akan dirangsang adanya tujuan. Tujuan ini muncul karena

adanya kebutuhan baik kebutuhan yang muncul dari dalam seseorang

maupun yang muncul akibat rangsangan dari luar seseorang.

Motivasi mempengaruhi kegiatan seseorang, sehubungan dengan hal ini

maka motivasi mempunyai tiga fungsi:

a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut. (Sardiman,1990:84)

Di dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan motivasi kepada siswa

berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan

sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai jantungnya proses belajar. Begiti

pentingnya motivasi dalam belajar maka tugas guru yang pertama dan terpenting

adalah membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari siswa. Biasanya

siswa yang rajin akan memiliki motivasi yang kuat sehingga dia belajar dengan

tekun. Sebaliknya siswa yang malas tidak memiliki motivasi dalam belajar, dalam

hal ini guru perlu mengetahui dan menyelidiki mengapa seorang siswa berbuat
13

demikian. Siswa yang malas harus diberi rangsangan atau dibangkitkan

kemauannya untuk belajar. Guru berperan selaku motifator, pemberi semangat

agar motif-motif positif pada siswa dapat dibangkitkan, ditingkatkan dan

dikembangkan.

Ada dua jenis motivasi, yaitu:

a. Motivasi yang timbul dari dalam diri anak (instrinsik)

Motivasi instrinsik dapat dilakukan dengan cara menggairahkan perasaan

ingin tahu anak, keinginan untuk mencoba dan hasrat untuk sukses.

b. Motivasi yang timbul dari luar anak (ekstrinsik)

Motivasi ini dapat dilakukan dengan memberi ganjaran, hukuman atau

penugasan untuk berbagai kebaikan. (Moh Uzer Usman,1993:88)

Ada beberapa cara dan bentuk untuk menumbuhkan moativasi dalam

kegiatan belajar di sekolah yaitu:

a. memberi angka

angka dalam hal ini sebagai simbul dari nilai kegiatan belajarnya.

b. hadiah

hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi bagi anak yang senang dan

berbakat

c. saingan atau kompetisi

saingan digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa

secara kelompok maupun individual

d. ego-involvement
14

menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras dengan

mempertaruhkan harga diri

e. memberi ulangan

memberi ulangan merupakan cara guru untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa, karena ulangan maka siswa akan giat belajar

f. mengetahui hasil

dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk giat belajar.

g. pujian

pujian adalah bentuk “reinforcement” yang positif dan sekaligus

merupakan pujian motivasi yang baik, pujian perlu diberikan kepada siswa

yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.

h. hukuman

hukuman sebagai “reinforcement” yang positif tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi

i. hasrat untuk belajar

hasrat untuk belajar yang ada pada diri anak didik itu memang merupakan

motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih

baik

j. minat

minat merupakan alat motivasi yang pokok, proses belajar akan berjalan

lancar kalau disertai niat


15

k. tujuan yang diakui

rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan

alat motivasi yang sangat penting, sebab dengan memahami tujuan yang

harus dicapai akan menimbulkan gairah untuk terus belajar.

(Sardiman,1990:91)

3. Matematika di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan

masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan. Matematika juga berkenaan

dengan fakta-fakta kuantitatif, tentang ruang dan bentuk. (Sujono, 1988: 4)

Sebagai pengetahuan matematika tersusun dari rangkaian pengertian-

pengertian (konsep), dan rangkaian pernyataan–pernyataan (hukum, sifat,

teorema, dalil, prinsip). Untuk efisiensi ungkapan (pembahasan) tentang

pengartian dan pernyataan itu, matematikaa juga menciptakan lambang-lambang,

nama-nama, istilah-istilah, perjanjian-perjanjian (disebut fakta). Sedangkan untuk

penerapan dari pengertian dan pernyataan tadi matematika menyusun

operasi/pengerjaan dan prosedurnya. Selain itu matematika juga menyajikan

lukisan-lukisan yaitu penggambaran dari suatu bangun secara tepat memenuhi

aturan yang disyaratkan.

Matematika yang diajarkan di sekolah mempunyai peran:

a. untuk mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-

perubahan di dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah, melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat, obyektif,

kreatif, efektif dan diperhitungkan secara analisis sintesis;


16

b. untuk mempersiapkan anak didik agar mempergunakan matematika secara

fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu

pengetahuan. (Erman Suherman dan Udin S. Winoto Putro, 1992: 134)

Peran matematika tersebut di atas diwujudkan dalam kegiatan belajar

mengajar, oleh sebab itu bagai setiap guru matematika haruslah mengkaitkan

materi pelajaran matematika yang diberikan dengan tujuan proses belajar

mengajarnya dengan memperhatikan apakah metode yang dipakai sudah efektif

dan efisien.

4. Tugas Kokurikuler dan Alur Penyelesaian

Matematika diakui penting tetapi sulit dipelajari. Waktu yang di sediakan

untuk bidang studi matematika di tingkat SLTP hanya 6 jam setiap minggunya,

sedangkan bahan yang harus diselesaikan cukup banyak, maka tugas kokurikuler

menjadi sangat perlu dioptimalkan oleh guru.

Kegiatan kokurikuler yang dilakukan di luar jam pelajaran secara teratur

hasilnya ikut menentukan nilai bagi setiap mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler

meliputi:

a. melakukan penelitian

b. mempelajari dan merangkum buku

c. membuat karangan

d. mengerjakan tugas-tugas rumah dan sebagainya.

Kegiatan semacam ini dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan

guru, kebutuhan siswa dengan memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang
17

ada secara optimal. Oleh karena itu menurut Roestiyah guru dalam memberikan

tugas/pekerjaan rumah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. sepadan dengan kekuatan/kemampuan anak

b. harus ada kontrol

c. jangan diberi yang baru sebelum yang lama selesai

d. harus dinilai dan diberi penghargaan

e. memberi kesempatan kerja pada setiap anak

f. untuk latihan kemampuan kadang-kadang perlu diberi soal yang disukai

anak. (Roestiyah N.K, 1986: 60)

Dalam pemberian tugas kokurikuler guru harus selalu melihat situasi dan

kondisi dari siswanya. Namun pada kenyataannya guru dihadapkan pada

persoalan kelas yang heterogen artinya kelas yang mempunyai siswa dengan

kemampuan yang bermacam-macam, sehingga guru sebagai pengajar haluslah

lebih selektif dalam memberikan tugas-tugas kepada siswa.

Salah satu kendala yang dihadapi seorang guru adalah menumbuhkan

motivasi belajar bagi siswa secara khusus dalam penumbuhan minat belajar.

Minat untuk mengerjakan sebuah tugas akan menjadi sangat besar artinya

terhadap makna atau arti dari tugas itu diberikan.

Dari beberapa pengamatan menunjukkan ada beberapa hal yang

menyebabkan siswa tidak memiliki minat untuk mengerjakan tugas kokurikuler

antara lain:

a. soal-soal yang terlalu banyak


18

b. soal-soal tugas yang terlalu sulit dan siswa tidak mempunyai seseorang

yang dapat membantunya.

c. guru yang sering bahkan tidak pernah membahas dan memberi nilai tugas

yang diberikan. (Budiharjo, 2004:4)

Salah satu metode yang akan di uji cobakan untuk menumbuhkan minat

bagi siswa untuk mau mengerjakan tugas kokurikuler adalah dengan memberikan

tugas kokurikuler yang disertai alur penyelesaian. Alur penyelesaian berarti

langkah-langkah atau metode yang tersusun untuk menyelesaikan soal-soal.

(Budiharjo,2004:6)

Dengan metode ini diharapkan siswa mempunyai gambaran untuk

menyelesaian soal-soal tugas yang diterimanya, dengan mempunyai gambaran

siswa tertarik untuk mencoba menyelesaikan soal-soal tugas yang diterimanya.

5. Tinjauan Materi Sudut dan Peta Mata Angin

a. Pengertian Sudut dan Nama Sudut

1) pengertian sudut

Sudut adalah pertemuan dua buah sinar garis yang memiliki titik

pangkal yang sama (berimpit)

A C
19

Sudut diatas dibentuk oleh sinar AB ( AB ) dan sinar AC ( AC )

dengan titik pangkalnya adalah A, istilah-istilah yang terdapat

pada suatu sudut adalah:

a) garis AC dan AB disebut kaki sudut

b) titik A disebut titik sudut

c) daerah yang diarsir disebut daerah sudut yang selanjutnya

disebut besar sudut

2) memberi nama sudut

B C

Memberi nama sudut dapat ditulis dengan dua cara yaitu:

a) dengan satu huruf, yaitu sudut B ditulis ∠ B

b) dengan tiga huruf, yaitu sudut ABC ditulis ∠ ABC

b. Sudut sebagai jarak putar

1) Besar sudut satu putaran penuh adalah 3600

2) Besar sudut lurus adalah 1800

3) Besar sudut siku-siku adalah 900

c. Jenis-jenis sudut

1) sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 00 dan 900

2) sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 900

3) sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 900 dan 1800

4) sudut lurus adalah sudut yang besarnya 1800


20

5) sudut refleks adalah sudut yang besarnya antara 1800 dan 3600

6) sudut satu putaran penuh adalah sudut yang besarnya 3600

d. Peta Mata Angin

Besar sudut terkecil antara dua mata angin yang berdekatan adalah:

1) jika peta mata angin dibagi menjadi 8 arah mata angin maka besar

sudut terkecil yang dibentuknya adalah 450

2) jika peta mata angin dibagi menjadi 16 arah peta mata angin maka

besar sudut terkecil yang dibentuk adalah 22,50

BL U TL

B T

BD TG
S

e. Jurusan Tiga Angka

Sebagai pedoman untuk jurusan tiga angka adalah arah Utara yang

dinyatakan dengan 0000 . Untuk menyatakan besar sudut jurusan tiga

angka menggunakan aturan sebagai berikut:

1). Besar sadut dihitung dimulai dari arah Utara, kemudian berputar

searah dengan perputaran jarum jam.

2). Besar sudutnya dinyatakan dengan tiga angka, misalnya besar

suatu sudut 800 maka jurusan tiga angkanya adalah 0800

3). Besar sudutnya harus kurang dari 3600, sebab 3600 sama dengan

arah Utara yang jurusan tiga angkanya 0000


21

Jika jurusan tiga angka letak kota P dari Q diketahui a0, maka jurusan

tiga angka letak kota Q dari kota P, dapat ditentukan tanpa membuat

gambar atau sketsa, yaitu dengan cara:

1) Jika a < 1800 , maka jurusan tiga angka letak kota Q dari P adalah

(a + 180)0

2) Jika a > 1800, maka jurusan tiga angka letak kota Q dari P adalah

(a - 180)0

Contoh soal:

1) Tentukan Jurusan tiga angka untuk arah Timur Laut!

Penyelesaian:

Jurusan tiga angka untuk arah Timur Laut adalah 0450

U TL

045

2) jurusan tiga angka kota A dari kota B adalah 0850, tentukan

jurusan tiga angka kota B dari kota A!

Penyelesaian:

Jika jurusan tiga angka kota A dari B = 0850 maka Jurusan tiga

angka kota B dari kota A = 0850 + 1800 = 2650

0850 A

B 2650
22

3) Jurusan tiga angka kota P dari kota Q adalah 2000, tentukan

Jurusan tiga angka kota Q dari kota P!

Penyelesaian:

Jika Jurusan tiga angka kota P dari kota Q = 2000 maka jurusan

tiga angka kota Q dari P = 2000 - 1800 = 0200

P 2000

200

f. Hubungan Antar Sudut

1) Sudut-sudut yang saling berpelurus

Jumlah dua sudut yang saling berrpelurus (bersuplemen) adalah

1800 C

D x0 y0 A
B

Dari gambar diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

∠ ABC dan ∠ CBD merupakan sudut-sudut yang saling

berpelurus

∠ CBD merupakan pelurus dari ∠ ABC, atau


23

∠ ABC merupakan pelurus dari ∠ CBD.

∠ ABC + ∠ CBD = 1800

x0 + y0 = 1800

2) Sudut-sudut yang saling berpenyiku

Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) adalah

900

x0

y0

B C

∠ ABD dan ∠ DBC merupakan sudut yang saling berpenyiku.

∠ ABD merupakan penyiku ∠ DBC atau,

∠ DBC merupakan penyiku ∠ ABD.

∠ ABD + ∠ DBC = 900

x0 + y0 = 900

3) Sudut-sudut yang saling bertolak belakang

Dua sudut yang saling bertolak berlakang sama besar.

C B

A D
24

∠ AED bertolak belakang dengan ∠ BEC.

Maka ∠ AED = ∠ BEC.

∠ AEC bertolak belakang dengan ∠ BED.

Maka ∠ AEC = ∠ BED.

Contoh soal:

1). Suatu sudut besarnya 650

a. Tentukan penyikunya !

b. Tentukan pelurusnya !

Penyelesaian:

a. penyiku dari 650 = 900 - 650 = 250

b. pelurus dari 650 = 1800 - 650 = 1150

2). Suatu sudut besarnya dua kali penyikunya, tentukan besar sudut

itu !

penyelesaian:

Misalnya besarnya sudut itu = x0,

maka penyikunya = (900 - x0)

Diperoleh persamaan: x0 = 2 (90 - x)0

⇔ x0 = 1800 - 2x0

⇔ x0 + 2x0 = 1800

⇔ 3x0 = 1800

⇔ x0 = 1800 / 3

⇔ x = 600

Jadi besar sudut itu adalah 600


25

g. Gambar berskala, sudut elevasi dan sudut depresi

1) Pengertian Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta (gambar) dengan jarak

sebenarnya. Skala 1 : 50.000 artinya tiap-tiap 1 cm pada gambar

mewakili jarak sebenarnya 50.000 cm atau 500 cm.

2) Pengertian sudut elevasi dan sudut depresi

a) sudut elevasi

adalah sudut yang dibentuk oleh arah horisontal dengan arah

pandangan mata pengamat ke arah atas

sudut elevasi

b) sudut depresi

adalah sudut yang dibentuk oleh arah horisontal dengan arah

pandangan mata pengamat ke arah bawah

sudut depresi

contoh soal:

Sudut elevasi puncak sebuah menara dari suatu tempat yang berjarak

200m dari kaki menara adalah 320.


26

3) buatlah gambar skala dengan skala 1cm mewakili 40m !

4) ukurlah tinggi menara !

5) hitunglah tinggi menara yang sebenarnya !

Penyelesaian :

a.

3 cm

320
5 cm

b. tinggi menara pada gambar 3cm

c. 1cm pada gambar mewakili 40m, jadi tinggi menara yang

sebenarnya adalah 3 x 40m = 120 m

B. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dituliskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat materi pelajaran dengan

pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan tanpa alur penyelesaian pada

pokok bahasan sudut dan peta mata angin siswa kelas 1 semester 2 SLTP

Fransiskus Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004


27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SLTP

Fransiskus Semarang, yang berjumlah 141 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik class

random sampling.

Adapun langkah-langkah penentuan sample sebagai berikut:

a. dari populasi yang terdiri dari 4 kelas yaitu:

1A terdiri dari 34 siswa

1B terdiri dari 35 siswa

1C terdiri dari 36 siswa

1D terdiri dari 36 siswa

ksrena dari keempat kelas yang ada di SLTP Fransiskus merupakan

kelas dengan kemampuan siswa yang relatif sama maka untuk

pengambilan data dipilih 3 kelas secara acak dengan membuat undian

dan terpilih kelas 1A, 1C dan 1D.

b. dari tiga kelas yang terpilih diadakan pengundian untuk menentukan

kelompok eksperimen, kelompok kontrol dan kelompok uji coba.


28

Berdasarkan pengundian terpilih 1D sebagai kelompok eksperimen,

1B sebagai kelompok kontrol dan 1A sebagai kelompok uji coba.

B. Variabel Penelitian

1. variabel bebas

- nilai tes dengan materi disertai tugas dengan alur penyelesaian

- nilai tes dengan materi disertai tugas tanpa alur penyelesaian

2. variabel terikat

hasil belajar siswa

C. Metode Pengambilan Data

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama

siswa dan nilai tes sumatif semester 1. Data tersebut digunakan untuk

mengadakan matching terhadap kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan antara 2

kelompok tersebut sebelum diadakan perlakuan.

2. Metode tes

Tes digunakan untuk mendapatkan nilai hasil belajar matematika setelah

diadakan perbedaan perlakuan. Data ini digunakan untuk mengetahui

ada dan tidaknya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen setelah diadakan perlakuan yang berbeda.

Bentuk tes yang digunakan adalah tes obyektif dengan pertimbangan:

a. hasil pemeriksaan bersifat obyektif


29

b. ruang lingkup materi yang diujikan lebih menyeluruh sehingga

cukup representatif mewakili materi yang telah dipelajari

siswa

c. jawaban yang benar sudah tertentu dan pasti

d. pemeriksaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat

e. ketidakmampuan tes dalam bagian-bagian tertentu pada sebuah

konsep/ topik lebih mudah dikenali secara langsung dari

jawaban butir soal yang salah.

(Erman Suherman, 1993; 75-76)

Soal tes yang diberikan telah diuji cobakan dan dianalisis serta sudah

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

3. Analisis Perangkat Tes

a. analisis validitas

untuk mengetahui apakah butir soal valid atau tidak valid sebagai

instrumen penelitian maka untuk menghitung koefisien validitas

digunakan rumus korelasi product moment

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X 2
][
− (∑ X ) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 ]
keterangan:

rxy = koefisien validitas butir soal

N = banyak siswa peserta tes

X = jumlah skor item

Y = jumlak skor total


30

rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis produk moment.

Dikatakan valid jika rhitung ≤ rtabel

(Suharsimi Arikunto, 1998:162)

b. Analisis Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas dalam penelitian digunakan tes

tunggal dengan teknik non belah dua dari Kuder dan Richardson

(K-R 20) yaitu :

⎡ n ⎤ ⎡ St − ∑ pi qi ⎤
2

r11 = ⎢ ⎥⎢ ⎥
⎣ n − 1⎦ ⎣⎢ S2 ⎦⎥

S 2t =
∑(X i − X )2
n −1

Dengan:

n = banyak sampel

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

qi = proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

jadi qi = 1 - pi

St2 = varians skor total

(Erman Suherman, 1993: 160)

Hasil perhitungan r11 diperoleh di konsultasikan dengan rtabel

product moment dengan taraf signifikansi 5%.

Jika r11 > rtabel maka soal instrumen tersebut reliabel.

(Suharsimi Arikunto, 1993; 155)

Berdasarkan lampiran XIV diperoleh r11 = 0,8516


31

sedangkan rtabel = 0,339.

Dalam hal ini r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa

perangkat tes yang telah dibuat adalah reliabel.

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Item yang baik adalah item yang tidak terlalu sukar dan tidak

terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa

untuk mempertinggi usaha dalam menyelesaikannya. Sebaliknya

soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan

tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar

jangkauannya.

(Suharsimi Arikunto, 1989: 206)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas ditetapkan bahwa tingkat

kesukaran yang baik adalah pada interval 25% - 75% . Item

yang mempunyai tingkat kesukaran lebih dari 75% soal tersebut

terlalu mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran

adalah sebagai berikut:

B
P=
JS

Dengan:

P = Tingkat kesukaran soal

B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar item tersebut

JS = Banyak siswa yang mengikuti tes

Dengan kriteria:

0,00 ≤ P < 0,30 : soal dikatakan sukar


32

0,30 ≤ P < 0,70 : soal dikatakan sedang

0,70 ≤ P ≤ 1,00 : soal dikatakan mudah

(Suharsimi Arikunto, 1989: 210)

Dari uji coba yang dilakukan hasilnya terdapat 15 item

dikategorikan mudah (item nomor: 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 17, 25,

28, 29, 30, 33) 19 item dikategorikan sedang (item nomor: 4, 10,

11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 31, 32, 34, 35)

dan 1 item dikategorikan sukar (item nomor 21).

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran XV.

d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

Untuk menghitung daya pembeda soal rumus yang digunakan

sebagai berikut:

BA BB
DP = − = PA − PB
JA JB

Dengan:

DP = daya pembeda soal

JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas

JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

bawah

BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

atas menjawab item tertentu dengan benar


33

BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

bawah dan menjawab item tertentu dengan benar.

PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item

tertentu dengan benar

PB = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab item

tertenti dengan benar

Kategori yang digunakan adalah:

0,00 - 0,20 : jelek

0,20 - 0,40 : cukup

0,40 - 0,70 : baik

0, 70 - 1,00 : baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 1998: 213)

Daya pembeda yang bernilai negatif tidak baik dan soal harus

direvisi atau diganti. Perangkat tes yang diuji cobakan ditinjau

dari daya pembeda soal, item yang baik adalah item yang

mempunyai daya pembeda lebih dari 0,20.

Dari hasil uji coba yang dilakukan ternyata ada 11 item yang

memiliki daya pembeda jelek (item nomor 2, 5, 5, 8, 9, 13, 14,

15, 26, 27, 33), 8 item yang memiliki daya pembeda cukup

(item nomor 1, 3, 12, 18, 19, 21, 30, 34) dan 16 item yang

memiliki daya pembeda baik (item nomor 4, 7, 10, 11, 16, 17,

20, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 35).
34

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

XVI.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Tahap Awal

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian “Mached Group

Designs” atau disingkat dengan pola M-G, yang bertitik tolak pada

group matching. Sebelum suatu eksperimen dilakukan, terlebih dahulu

diadakan matching antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

diseimbangkan lebih dahulu sehingga dua-duanya berangkat dari titik

tolak yang sama.

(Sutrisno Hadi, 1998: 475)

Group matching dilakukan dengan jalan:

a. mean matching

Untuk uji mean matching diperlukan data nilai tes sumatif

semester 1 dari lekompok eksperimen dan kelompok kontrol,

kemudian masing-masing dihitung dari meannya. Dari hasil

perhitungan mean untuk kedua kelompok tersebut dibandingkan

apabila menunjukkan nilai yang sama maka kedua kelompok

tersebut dikatakan tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan.

Namun kesamaan kedua nilai mean ini tidak semata-mata

menunjukkan bahwa variabilitas kedua kelompok tersebut juga

sama. Untuk itu perlu dilanjutkan dengan uji yang kedua.


35

b. Variance Matching

Hal ini untuk menguji apakah kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang telah ditetapkan berasal dari populasi yang

variansinya relative sama.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Vb
F( nb −1)( nk −1) =
Vt

dengan,

Vb = variansi yang lebih besar

Vk = variansi yang lebih kecil

nb = banyakn ya subyek yang variansinya lebih besar

nk = banyaknya subyek yang variansinya lebih kecil

( Sutrisno Hadi, 1998: 477 )

Dari Fhitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan

Ftabel yang mempunyai dk pembilang sebesar (nb – 1) dan dk

penyebut (nk – 1) serta taraf signifikansi α = 5%.

Dalam hal ini apabila Fhitung < Ftabel maka berarti kelompok

ekperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang relative sama.

b. t-matching
36

Dalam hal ini untuk menuji apakah kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang telah ditetapkan memiliki perbedaan yang

signifikan.

Rumus yang digunakan untuk menguji adalah sebagai berikut:

Me − Mk
t=
2
SDme + SDmk
2

Se2
2
SDme =
ne − 1

S k2
2
SDmk =
nk − 1

dengan.

Me = rata-rata nilai kelompok eksperimen

Mk = rata-rata nilai kelompok kontrol

ne = banyaknya anggota kelompok eksperimen

nk = banyaknya anggota kelompok kontrol

Se2 = variansi dari kelompok eksperimen

S k2 = variansi dari kelompok kontrol

Dari thitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan ttabel

yang memiliki derajad kebebasan dk = ne + nk - 2 dan taraf

signifikansi α = 5%.

Dalam hal ini jika thitung < ttabel maka kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang ditetapkan tidak berbedaa secara

signifikan.
37

(Sutrisno Hadi, 1998)

Berkaitan dengan penggunaan rumus t-test maka perlu uji coba

normalitas untuk mengetahui distribusi dari populasi penelitian.

Rumus yang digunakan:

(Oi − Ei ) 2
k
χ =∑
2

i =1 Ei

dengan’

Ei = frekuensi yang diharapkan

Oi = frekuensi hasil pengamatan

i = 1, 2, 3, … , k

Dari χ2 hitung yang didapatkan dikonsultasikan dengan χ2 tabel

dengan derajat kebebasan dk = banyaknya interval dikurangi tiga

dan taraf signifikansi α = 5%. Apabila dari hasil perhitungan

didapatkan χ2hitung < χ2tabel maka data yang diuji adalah

berdistribusi normal.

2. Analisis Tahap Akhir

a. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian adalah

sebagai berikut:

Ho : μ1 ≤ μ2 , nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih

rendah dari pada nilai rata-rata kelompok

kontrol.
38

H1 : μ1 > μ2 . nilai rata-rata kelompok ekperimen lebih

tinggi dari pada nilai rata-rata kelompok

kontrol

Dalam hal ini uji statistik yang digunakan adalah uji statistik

student-t untuk satu pihak (pihak kanan)

Rumus yang digunakan:

X1 − X 2
t=
1 1
S +
n2 n2

(n1 − 1) S12 + (n2 − 1) S 22


S = 2

n1 + n2 − 2

dengan,

X1 = nilai postest kelompok kontrol

X2 = nilai postest kelompok eksperimen

X 1 = rata-rata nilai postest kelompok kontrol

X 2 = rata-rata nilai postest kelompok eksperimen

S12 = variansi nilai postest kelompok kontrol

S12 = variansi nilai postest kelompok eksperimen

n1 = banyaknya siswa kelompok kontrol

n2 = banyaknya siswa kelompok eksperimen

(Sudjana, 1989: 239)

∑X i
X = i =1

N
39

N ∑ X i2 − (∑ X )i2
Si2 =
N ( N − 1)

Dengan,

X = rata-rata nilai

Si2 = variansi dari nilai yang diperoleh subyek

Xi = nilai yang diperoleh oleh subyek

N = banyaknya subyek

i = 1, 2, 3, … , n

Dari thitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan ttabel

yang memiliki derajat kebebasan dk = N1 + N2 - 2 dan taraf

signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian adalah tolak hipotesis nol

jika thitung > ttabel atau dapat dikatakan bahwa kelompok

eksperimen hasil belajar bidang studi matematikanya lebih baik

dibendingkan dengan hasil belajar matematika kelompok kontrol.


40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Awal

a. Hasil matching antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1) Mean Matching

Hasil perhitungan yang dilakukan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh M e = 5,9472

dan M k = 5,9400 ( Lihat daftar lampiran XVI ). Dari hasil

perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata antara kedua

kelompok tidak ada perbedaan secara signifikan.

2) Varian Matching

Dari hasil perhitungan yang dilakukan ( lampiran XVI )

didapatkan Fhitung = 1,5614, dengan taraf signifikansi

α = 5% , dk pembilang = 35 dan dk penyebut = 34

didapatkan Ftabel = 1,78. Dalam hal ini Fhitung < Ftabel maka

dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol berasal dari populasi yang memiliki

variansi tidak berbeda secara signifikan.

3) t-matching.
41

Dari hasil perhitungan yang dilakukan (lampiran XVI)

didapatkan thitung = 0,0133 dengan taraf signifikansi =

α = 5% dan derajat kebebasan dk = 69, didapatkan ttabel =

2,00. Dalam hal ini thitung < ttabel maka dapat disimpukan

bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

memiliki perbedaan secara siknifikan.

b. Menguji normalitas terhadap obyek penelitian

Untuk menguji normakitas digunakan data nilai t-test dari kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Pelaksanaan post test untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tanggal 10 April

2004 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran XV.

1) Uji normalitas terhadap sampel penelitian

Dari hasil perhitungan yang dilakukan (lampiran XVII)

didapatkan χ 2 hitung = 7,3499 . χ 2 hitung yang diperoleh

kemudian dikonsultasikan dengan χ 2 table yang memiliki

derajat kebebasan dk = 3 dan taraf signifikansi α = 5%

yaitu 7,81. Ternyata χ 2


hitung 〈χ 2
tabel maka dapat

disimpulkan bahwa sampel yang telah ditetapkan

berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Dari perhitungan yang dilakukan (Lampiran XVIII)

didapatkan χ 2 hitung = 3,6192 yang kemudian dikonsultasikan


42

dengan χ 2tabel yang memiliki derajat kebebasan dk = 3 dan

taraf signifikansi α = 5% yaitu 7,81. Ternyata

χ 2 hitung 〈 χ 2tabel maka dapat disimpulkan bahwa kelompok

kontrol yang telah ditetapkan berdistribusi normal.

3) Uji normalitas Kelompok Eksperimen

Dari hasil perhitungan yang dilakukan (lampiran XIX)

didapatkan χ 2 hitung = 6,3568.χ 2 hitung yang diperoleh

dikonsultasikan dengan χ 2tabel yang memiliki derajat

kebebasan dk = 3 dan taraf signifikansi α = 5% yaitu 7,81.

Ternyata χ 2 hitung 〈 χ 2tabel maka dapat disimpukan bahwa

kelompok eksperimen yang ditetapkan berdistribusi normal.

2. Hasil Penelitian Akhir.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan ( lampiran XX) diperoleh hasil

thitung = 4,0950. Dari hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan ttabel

dengan dk = 69 dan taraf signifikansinya α = 5% yaitu ttabel = 1,99.

Dari perhitungan ternyata thitung > ttabel maka hipotesis alternative

yang ditetapkan diterina. Dengan perkataan lain disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa pemberian tugas

yang disertai alur penyelesaian ada perbedaan yang signifikan hasil

belajarnya dibending dengan kelompok control untuk pokok bahasan

sudut dan peta mata angin pada siswa kelas 1 SLTP Fransiskus

Semarang tahun pelajaran 2003/2004.


43

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari analisis hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Dari uji-t yang telah dilakukan diperoleh perbedaan yang signifikan

antara hasil belajar siswa yang mendapat materi pelajaran dengan

pemberian tugas disertai alur penyelesaian dibandingkan dengan hasil

belajar siswa yang diberi tugas saja.

2. Terdapat kecenderungan rata-rata nilai bidang studi matematika pokok

bahasan sudut dan peta mata angin pada siswa kelompok eksperimen

lebih baik debandingkan dengan nilai siswa pada kelompok kontrol.

Dari hasil penelitian tersebut, maka permasalahan yang ada dapat

terselesaikan yaitu ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat

materi pelajaran dengan pemberian tugas disertai alur penyelesaian dan

tanpa alur penyelesaian siswa kelas 1 semester 2 SLTP Fransiskus

Semarang tahun pelajaran 2003/2004.

Dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, siswa pada kelompok

eksperimen lebih aktif. Dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

oleh guru saling ada kerja sama antara siswa yang satu dengan siswa yang

lain, sehingga kemampuan siswa dalam kelas itu seimbang. Proses Kegiatan

Belajar Mengajar dalam kelas menjadi hidup dan ada hubungan yang

komunikatif antara siswa dan guru khususnya dalam menghadapi soal-soal

yang sukar. Timbul motivasi dan percaya diri pada setiap siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru sehingga akan

meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika.


44

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data yang telah diambil diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen

(thitung) adalah 4,0950 dan ttabel adalah 2,00 maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

Nilai thitung > ttabel atau nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari

pada nilai rata-rata kelompok kontrol, sehingga ada perbedaan hasil belajar

antara siswa yang mendapat materi pelajaran dengan pemberian tugas

disertai alur penyelesaian dan tanpa alur penyelesian pada siswa kelas 1

semester 2 SLTP Fransiskus Semarang tahun pelajaran 2003/2004.

B. Saran

Melihat dari hasil belajar siswa SLTP Fransiskus Semarang tahun pelajaran

2003/2004 pada pokok bahasan Sudut dan Peta Mata Angin, ternyata nilai

rata-rata siswa yang memperoleh materi pelajaran dengan pemberian tugas

disertai alur penyelesaian lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat materi

pelajaran dengan pemberian tugas tanpa disertai alur penyelesaian. Oleh

karena itu di dalam proses belajar mengajar matematika sebaiknya

senantiasa memberi tugas yang disertai alur penyelesaian, hal ini dapat

digunakan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk

memperoleh hasil yang optimal.


45

DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo. 2004. Makalah pengembangan Silabus Dan Pembelajaran


Matematika. Semarang.

Cholik Adinawan,Sugiono. 1999. Seribu Pena Matematika SLTP Kelas 1. Jakarta:


Airlangga.

Depdikbud. 1993. Kurikulum pendidikan Dasar dan Garis-garis Besar Program


Pengajaran (GBPP) SLTP Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Depdikbud.

Dinas Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Matematika


SMP. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional.

Erman Suherman. 1992. Sistem Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka,


Depdikbud.

Herman Hudoyo. 1990. Sistem Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang Pres.

Karso. 1993. Dasar-dasar Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Moh. Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

RuseffendiRT. 1998. Pengantar Kepada Perubahan Yang Mengembangkan


Kompetisinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Suyanto. 2000. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang Diberi
Tugas Kokurikuler Yang Dikoreksi Secara Individual Dengan Siswa Yang
Diberi Tugas Kokurikuler Yang Dibahas Secara Klasikal Pada Pokok
Bahasan Sudut Kelas 1 Catur Wulan 3 SLTP Negeri 1 Tulis Batang Tahun
Pelajaran 1999/200. Skripsi. Semarang

Tim Penyusun. 2004. LKS Prestasi Matematika Untuk SLTP Kelas 1 Semester 2.
Klaten.
46
55

Lampiran II

TUGAS KOKURIKULER

Pertemuan 1

1. Dari sebuah kubus ABCD.EFGH tentukan:

a. semua rusuk yang arahnya horisontal

b. semua rusuk yang arahnya vertikal

c. rusuk-rusuk yang tegak lurus AB di A

d. rusuk-rusuk yang tegak lurus DH di H

Alur Penyelesaian:

i. Gambarlah sebuah kubus !

ii. Beri nama dengan kubus ABCD.EFGH !

iii. Tentukan semua rusuk pada kubus yang horisontal (artinya sejajar

dengan bidang gambar atau rusuk mendatar) !

iv. Tentukan semua rusuk pada kubus yang vertikal (artinya tegak lurus

dengan bidang gambar atau rusuk tegak) !

v. Tentukan semua rusuk yang tegak lurus rusuk AB di A !

vi. Tentukan semua rusuk yang tegak lurus rusuk DH di H !

2. Nyatakan jenis sudut ½ putaran penuh !

Alur Penyelesaian :

i. Tentukan besar sudut satu putaran penuh !

ii. Dengan mengetahui besar sudut satu putaran penuh tentukan besar

sudut ½ putaran penuh !


56

3. Dengan memperhatikan permukaan sebuah jam, jenis sudut manakah yang

dijalani jarum panjang panjang sebuah jam jika jarum itu bergerak dari angka

12 ke angka 4 !

Alur Penyelesaian :

i. Gambar permukaan sebuah jam !

ii. Buatlah jarum panjang sebuah jam di angka 12 !

iii. Buatlah jarum panjang sebuah jam di angka 4 !

iv. Tentukan berapa menit jarum panjang itu bergerak dari angka 12 ke

angka 4 !

v. Jika 1 jam = 60 menit = 3600 , berapa sudut yang ditempuh jarum

sebuah jam selama 1 menit ?

vi. Tentukan sudut yang dibentuk jarum panjang sebuah jam yang

bergerak dari angka 12 ke angka 4 !

vii. Dari besar sudut yang telah diketahui, tentukan jenis sudut yang

terbentuk !

Pertemuan 2

1. Tentukan jurusan tiga angka pesawat yang terbang ke arah tengggara !

Alur Penyelesaian :

i. Gambarlah sebuah peta mata angin !

ii. Tentukan arah tenggara dan arah utara dari peta mata angin !

iii. Tentukan besar sudut antara arah tenggara dan arah utara yang

terbentuk !
57

2. Rumah Pak Amat berada disebelah barat rumah Pak Amir, tentukan jurusan

tiga angka rumah Pak Amat dari rumah Pak Amir !

Alur Penyelesaian :

i. Buatlah arah peta mata angin !

ii. Buatlah sketsa letak rumah Pak Amir !

iii. Buatlah sketsa letak rumah pak Amat dari rumah Pak Amir !

iv. Buatlah arah utara dari rumah Pak Amir !

v. Tentukan besar sudut yang terbentuk dari arah utara rumah Pak Amir

ke rumah Pak Amat !

vi. Nyatakanlah sudut yang terbentuk dalam jurusan tiga angka !

Pertemuan 3

- Kota P terletak pada jurusan 2200 dari kota Q, tentukan jurusan tiga angka

kota Q dari kota P !

Alur Penyelesaian :

i. Tentukan sketsa letak kota Q, dan buat arah utara dari kota Q

ii. Dengan busur derajat tentukan sketsa letak kota P dari kota Q (sejauh

2200) !

iii. Tentukan arah utara dari kota Q !

iv. Tentukan besar sudut yang dihitung dari arah utara kota P ke

perpotongan sudut kota P dari Q !


58

Pertemuan 4

- Pada gambar di samping hitunglah besar

ABC jika CBD = 650 !

Alur Penyelesaian :

i. Tentukan besar ABD (Ingat materi jenis-jenis sudut) !

ii. Tentukan besar ABC jika CBD + ABC = ABD

Pertemuan 5

- Pilot sebuah helikopter yang sedang terbang melihat suatu tanda di tanah

dengan sudut depresi 350, jika jarak tanda tadi dengan titik di tanah yang

berada di bawah helikopter adalah 400m, maka hitunglah kira-kira berapa

ketinggian helikopter tersebut !

Alur Penyelesaian :

i. Buatlah skala yang mungkin dari soal tersebut, misal 1 cm mewakili

100m sehingga 400m dapat mewakili 400 / 100 = 4 cm.

ii. Gambarlah garis AD dengan skala yang telah dibuat (titik D adalah

suatu titik di bawah helikopter dan titik A adalah tanda yang ada di

tanah)

iii. Buatlah sudut di A yang besarnya 350 dan sudut di D yang besarnya

900, sehingga kaki-kaki sudutnya berpotongan di B !

iv. Ukurlah panjang BD !

v. Dengan skala yang telah dibuat hitunglah ketinggian helikopter

sebenarnya !
59
59

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL TES INSTRUMEN PENELITIAN

POKOK BAHASAN : SUDUT DAN PETA MATA ANGIN


KELAS/SEMESTER : I/2
TAHUN PELAJARAN : 2003/2004

NO TPU URAIAN MATERI INDIKATOR AS JML NO.


PE SOAL SOAL
K
1. Siswa mampu 1) Dua garis yang saling tegak 1) Siswa dapat menunjukkan dua garis C2 1 1
menggambarkan lurus pada kubus dan balok yang aling tegak lurus pada kubus
sudut satuan tertentu atau balok
dan mampu 2) Menunjukkan arah vertikal dan 2) Siswa dapat menemukan arah C1 1 2
menggunakan lebih arah horisontal vertikal dan arah horisontal pada
lanjut baik pada peta kubus dan balok
mata angin maupun 3) Besar sudut sebagai jarak putar 3) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 3,4
jurusan tiga angka. jika diketahui jarak putarnya
4) Penentuan besar suatu sudut 4) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 5,6
jika diketahui jarak putarnya setengah putaran
setengah putaran
5) Penentuan besar suatu sudut 5) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 7,8
jika diketahui jarak putarnya seperempat putaran
seperempat putaran
6) Pemberian nama sudut dengan 6) Siswa dapat menentukan nama sudut C2 1 9
tiga huruf atau satu huruf dengan tiga angka
7) Jenis-jenis sudut yaitu sudut 7) Siswa dapat menentukan jenis sudut C3 2 10, 11
lancip, sudut siku-siku, sudut jika diketahui besarnya
tumpul, sudut lurus dan sudut
refleks
8) Penentuan besar sudut antara 8) Siswa dapat menentukan besar sudut C1 2 12,13
dua mata angin antara dua arah mata angin
9) Pengertian jurusan tiga angka 9) Siswa dapat menyebutkan suatu arah C3 2 14,15
60

dengan jurusan tiga angka


10) Menggambar arah letak suatu 10) Siswa dapat menggambarkan arah C3 2 16,17
tempat dari tempat lain dengan letaksuatu tempat dari tempat lain
jurusan tiga angka dengan jurusan tiga angka
11) Menentukan jurusan tiga angka 11) Siswa dapat menentukan jurusan tiga C3 2 18,19
tempat A dari B jika diketahui angka tempat A dari B jika diketahui
jurusan tiga angka dari tempat jurusan tiga angka tempat B dari A
A ke tempat B
12) Menentukan besar suatu sudut 12) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 20,21
putar dari suatu arah ke arah putar suatu arah ke arah lain
lain
13) Hubungan sudut-sudut yang 13) Siswa dapat menentukan pasangan C2 2 22,23
saling berpelurus sudut yang saling berpelurus
14) Hubungan sudut-sudut yang 14) Siswa dapat menentukan pasangan C2 2 24,25
saling berpenyiku sudut yang aling berpenyiku
15) Hubungan sudut-sudut yang 15) Siswa dapat menentukan pasangan C2 2 26,27
bertolak belakang sudut yang saling bertolak belakang
16) Sudut-sudut yang saling16) Siswa dapat menentukan besarnya C2 2 28,29
berpelurus jumlahnya 1800 sudut pelurus dari sudut A jika
besarnya sudut A diketahui
17) Sudut-sudut yang saling 17) Siswa dapat menentukan besarnya C2 2 30,31
berpenyiku jumlahnya 900 sudut penyiku dari sudut A jika
besarnya sudut A diketahui
18) Sepasang sudut yang bertolak 18) Siswa dapat menentukan besarnya C3 2 32,33
belakang sama besar sudut A yang bertolak belakang
dengan sudut B jika besarnya sudut B
diketahui
19) Pengertian skala 19)Siswa dapat menentukan skala C3 2 34,35
gambar jika diketahui ukuran
sebenarnya dan ukuran pada gambar
61
68

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL TES INSTRUMEN PENELITIAN

POKOK BAHASAN : SUDUT DAN PETA MATA ANGIN


KELAS/SEMESTER : I/2
TAHUN PELAJARAN : 2003/2004

NO TPU URAIAN MATERI INDIKATOR AS JML NO.


PE SOAL SOAL
K
1. Siswa mampu 1) Dua garis yang saling tegak 1) Siswa dapat menunjukkan dua garis C2 1 1
menggambarkan lurus pada kubus dan balok yang aling tegak lurus pada kubus
sudut satuan tertentu atau balok
dan mampu 2) Besar sudut sebagai jarak putar 2) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 2, 3
menggunakan lebih jika diketahui jarak putarnya
lanjut baik pada peta 3) Penentuan besar suatu sudut 3) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 1 4
mata angin maupun jika diketahui jarak putarnya setengah putaran
jurusan tiga angka. setengah putaran
4) Penentuan besar suatu sudut 4) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 1 5
jika diketahui jarak putarnya seperempat putaran
seperempat putaran
5) Jenis-jenis sudut yaitu sudut 5) Siswa dapat menentukan jenis sudut C3 2 6, 7
lancip, sudut siku-siku, sudut jika diketahui besarnya
tumpul, sudut lurus dan sudut
refleks
6) Penentuan besar sudut antara 6) Siswa dapat menentukan besar sudut C1 1 8
dua mata angin antara dua arah mata angin
7) Pengertian jurusan tiga angka 7) Siswa dapat menyebutkan suatu arah C3 1 9
dengan jurusan tiga angka
69

8) Menggambar arah letak suatu 8) Siswa dapat menggambarkan arah C2 2 10, 11


tempat dari tempat lain dengan letaksuatu tempat dari tempat lain
jurusan tiga angka dengan jurusan tiga angka
9) Menentukan jurusan tiga angka 9) Siswa dapat menentukan jurusan tiga C3 1 12
tempat A dari B jika diketahui angka tempat A dari B jika diketahui
jurusan tiga angka dari tempat jurusan tiga angka tempat B dari A
A ke tempat B
10) Menentukan besar suatu sudut 10) Siswa dapat menentukan besar sudut C3 2 13, 14
putar dari suatu arah ke arah putar suatu arah ke arah lain
lain
11) Hubungan sudut-sudut yang 11) Siswa dapat menentukan pasangan C2 2 15, 16
saling berpelurus sudut yang saling berpelurus
12) Hubungan sudut-sudut yang 12) Siswa dapat menentukan pasangan C2 2 17, 18
saling berpenyiku sudut yang aling berpenyiku
13) Sudut-sudut yang saling13) Siswa dapat menentukan besarnya C2 2 19, 20
berpelurus jumlahnya 1800 sudut pelurus dari sudut A jika
besarnya sudut A diketahui
14) Sudut-sudut yang saling 14) Siswa dapat menentukan besarnya C3 2 21, 22
berpenyiku jumlahnya 900 sudut penyiku dari sudut A jika
besarnya sudut A diketahui
15) Sepasang sudut yang bertolak 15) Siswa dapat menentukan besarnya C3 1 23
belakang sama besar sudut A yang bertolak belakang
dengan sudut B jika besarnya sudut B
diketahui
16) Pengertian skala 16)Siswa dapat menentukan skala C3 2 24, 25
gambar jika diketahui ukuran
sebenarnya dan ukuran pada gambar
70

Anda mungkin juga menyukai